Tujuan dokumentasi TKP adalah untuk menciptakan rekaman visual yang
memungkinkan melihat kembali TKP secara akurat. Untuk itu digunakan kamera baik digital maupun dengan film, sketsa, dan peralatan lain yang mendukung. Dokumentasi berlangsung selama penelusuran kedua (second walk-through) mengikuti jalur yang sama dengan penelusuran sebelumnya (initial walk-through). Jika petugas yang memeriksa TKP lebih dari seorang, salah satunya dapat mengambil foto, yang lainnya membuat sketsa, membuat catatan mendetail dan melakukan penelusuran dengan video. Jika hanya seorang, semua pekerjaan ini dilakukan sendiri.11 Pada tahap ini dibuat sketsa awal dari TKP. Sifatnya boleh saja kasar, digambar dengan tangan pada kertas kosong dalam buku catatan. Dalam sketsa ini hendaknya dimasukkan hal-hal seperti lokasi semua pintu, jendela, perabotan, korban, dan apa saja yang dianggap perlu didokumentasikan. Sketsa TKP biasanya dibuat seolah-olah seseorang melihat lurus ke bawah (overhead sketch) atau ke atas (elevation sketch), dan harus dengan jelas menentukan perimeter TKP. Selanjutnya sketsa tersebut dapat dipetakan ke dalam bagian-bagian yang bersesuaian (mis.kamar, lorong, perabotan). Namun pengukuran terhadap kondisi yang sebenarnya tidak boleh diabaikan dalam pembuatan sketsa untuk memberikan hasil yang proporsional. Bila perlu dilakukan pengukuran dua kali dari dua sudut yang berbeda untuk memastikan ketepatannya.4,1