Anda di halaman 1dari 5

- Pengertian Konsep editing dan turunannya ( termasuk sejarah)

Konsep adalah :

1. Rancangan atau buram surat dan sebagainya,


2. Ide atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkret: satu istilah dapat
mengandung dua -- yang berbeda,
3. Gambaran mental dari objek, proses, atau apa pun yang ada di luar bahasa, yang
digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal,
4. Konsep adalah abstrak, entitas mental yang universal yang menunjuk pada kategori atau
kelas dari suatu entitas, kejadian atau hubungan,
5. Konsep adalah abstraksi suatu ide atau gambaran mental, yang dinyatakan dalam suatu
kata atau simbol,
6. Konsep adalah suatu arti yang mewakili sejumlah objek yang mempunyai ciri-ciri yang
sama,
7. Konsep diartikan juga sebagai suatu abstraksi dari ciri-ciri sesuatu yang mempermudah
komunikasi antar manusia dan memungkinkan manusia untuk berpikir, 8. Pengertian
konsep yang lain adalah sesuatu yang umum atau representasi intelektual yang abstrak
dari situasi, objek atau peristiwa, suatu akal pikiran, suatu ide atau gambaran mental,
8. Gambaran mental dari objek, proses, pendapat (paham), rancangan (cita-cita) yang
dipikirkan,

Konsep editing adalah merupakan abstraksi dari suatu gambaran ide yang akan digunakan dalam
refrensi editing nanti, (atau menurut Kant yang dikutip oleh Harifudin Cawidu yaitu gambaran
yang bersifat)

umum atau abstrak tentang sesuatu

Pengertian Editing :

 Editing adalah tindakan menyusun klip-klip gambar dan suara ke dalam suatu cerita yang
teratur.
 Editing adalah Editing adalah proses penyambungan gambar dari banyak shot tunggal
sehingga menjadi kesatuan cerita yang utuh.
 Editor Film Orang yang mengambil sekumpulan gambar dan materi suara, dan mengulas,
memurnikan, memodifikasi, menghilangkan, dan merangkai gambar-gambar dan
komponen-komponen suara ke dalam bentuk atau kisah baru yang dapat diterima.
 Editor menyusun shot-shot tersebut sehingga menjadi sebuah scene, kemudian dari
penyusunan scene-scene tersebut akan tercipta sequence sehingga pada akhirnya akan
tercipta sebuah film yang utuh. Ibarat menulis sebuah cerita, sebuah shot bisa dikatakan
sebuah kata, scene adalah kalimat, sequence adalah paragraph. Sebuah cerita akan utuh
bilah terdapat semua unsur tersebut, begitu juga dengan film.
 Seorang editor dituntut untuk membuat keputusan setiap saat. Dia menentukan shot mana
yang akan dipakai, berapa lama shot itu akan dipakai, kapan sebuah shot harus dipotong,
bagaimana urutan shot yang disusun, dan sebagainya. Untuk membantu menentukan
keputusan-keputusan tersebut, ada tiga hal yang perlu diperhatikan. Antara lain:
 a. fungsional, menentukan sebuah shot berdasarkan fungsinya. Sebuah shot lebar
(Wide Shot) mempunyai fungsi yang berbeda dengan shot padat (Close Shot).
Untuk menekankan sesuatu biasanya digunakan shot padat.
 b. proposional, menempatkan sebuah shot sesuai dengan proporsinya.
 Ada 2 teknik editing, pertama adalah linear editing, kedua adalah non-linear editing.
Linear editing adalah teknik editing dengan menyusun gambar satu per satu secara
berurutan dari awal hingga akhir, sedandainya terjadi kesalahan dalam menyusun
gambar, proses editing harus diulang kembali. Teknik ini menggunakan peralatan A/B
roll. Sedangkan non-linear editing adalah teknik editing dengan menyusun gambar secara
acak (tidak berurutan), teknik editing seperti ini tidak mengharuskan proses editing
berjalan dari gambar paling awal hingga paling akhir. Editor bisa memulainya dari
tengah, akhir, atau dari mana saja. Teknik ini menggunakan peralatan teknologi
komputer.Yaitu :
 Linear Editing
Editing dengan menyusun gambar satu per satu secara berurutan dari awal hingga
akhir (seperti membentuk sebuah garis lurus tanpa putus). Sehingga seandainya
terjadi kesalahan dalam menyusun gambar, kita harus mengulang kembali proses
editing yang telah kita lakukan. Editing dengan proses seperti ini biasanya
dilakukan dengan media video.
 2. Non-Linear Editing (NLE)
Editing dengan menyusun gambar secara acak (tidak berurutan). Dengan editng
seperti ini, kita tidak lagi harus memulai editing dari awal dan berurutan hingga
akhir. Kita bisa saja memulainya dari tengah, akhir, atau darimana pun.
Tergantung dari materi mana yang telah siap terlebih dahulu. Dengan editing ini
juga, memungkinkan kita untuk merubah susunan dan panjang gambar yang telah
kita buat sebelumnya. Editing dengan proses seperti ini hanya mungkin dilakukan
pada media seluloid dan tekhnologi digital (komputer). Karena editing dengan
media film sudah sangat jarang digunakan dan pemakaian komputer untuk editing
semakin sering kita temui, maka Non Linear Editing identik dengan Digital Video
Editing. Editing yang akan kita gunakan adalah Non-Linear Editing

- Aspek Rasio : 1x1, 4x3 SD (1.33:1), 1.66:1 (European), 16x9 HD (1.78:1), 1.85:1
(Widescreen), 2.40:1 (anamorphic/CinemaScope)

- Transisi shot : Cut, dissolve, wipe, fade in & out

- Unsur dalam shot : Manusia atau subjek lainnya, ruang, waktu, peristiwa dramatik, suara.

- 3 faktor pengontrol shot : Fungsional, Stuktural, Proposional.

- Faktor mendasar dalam editing : Peralatan yang digunakan jenis projek dan genre tingkat
manipulasi penonton faktor lain

- Menilai Materi Rekaman/memilih shot terbaik untuk editin lewat : Fokus, Pembingkaian dan
komposisi, Exposure dan keseimbangan warna, Screen Direction/Arah Layar, Aturan 180derajat/
Axis of Action, Matching angles, Matching eyeline, Performa dari aktor, Kualitas suara,
Mengenali semua materi Produksi.

- Memahami Digital Media Files : Metadata, Digital video containers files, Digital audio
containers files, Codec, Transcode/convert, ScanLinem - interlaced/progressive, Color sampling
- 4:4:4/4:2:2/4:2:0, Data rata.

- Tahapan Prosedur Kerja Editing : Acquisition>Organization>Review &


Selection>Assembly>Rought Cut>Fine Cut>Picture Lock>Finishing>Mastering & Delivery
- Realism : Sequence Shot (Lumierre Brothers), Cutting to Continuity (George Melles).

- Classicism : Classical Cutting (D.W Griffith),

- Formalism : Thematic montage (D.W Griffith), Abstract Cutting (Hans Ritcher).

- Temporal adalah waktu dan spasial adalah ruang

- Alternatif editing adalah diskontinuitas temporal dan spasial,

- Sequence Shot : Aksi yang direkam dalam pengambilan terus menerus, tanpa adanya
pemotongan,

- Cutting to continuity : Perubahan waktu dan ruang dari aksi yang selesai,

- Classical Cutting : Menafsirkan suatu aksi dengan menekankan rincian tertentu atas lainnya,

- Thematic Montage : Menekankan asosiasi ide, terlepas dari kontinuitas waktu dan ruang,

- Abstract Cutting : Kontinuitas antara shot tidak ada hubungannya dengan cerita, tetapi
ditentukan oleh pertimbangan murni subjektif atau formal,

Montage Soviet & Tradisi Formalisme

Lev Kuleshov :

- Kuleshov effect, Ide-ide dalam sinema diciptakan dengan menghubungkan bersama- sama
detail fragmen untuk menghasilkan aksi yang terpadu. Detail ini dapat benar-benar tidak
berhubungan dalam kehidupan nyata,

- Sebuah shot tidak dapat berdiri sendiri, namun membutuhkan shot lain agar memiliki makna,

V.I. PUDOVKIN

- Constructive Editing : Sebuah film seharusnya dapat melibatkan emosi penonton (penonton tidak
hanya sekedar mendapatkan informasi), namun juga aspek emosinya turut dibangun (konstruktif).

- Editing bukan sekedar metode kreatif, namun merupakan pondasi dari seni film (the foundation of film
art is editing).

Eisenstein
- Editing harus dialektis: Konflik dua shot (tesis dan antitesis) menghasilkan gagasan yang sama sekali
baru (sintesis). Jadi, dalam hal film, konflik antara shot A dan shot B bukan AB (Kuleshov dan Pudovkin),
tetapi faktor kualitatif baru - C (Eisenstein)

- Shot seharusnya tidak sekedar disambung dengan shot lain, namun harus dibenturkan / dikonflikkan
(montage attraction) yang akan menghasilkan makna yang sama sekali baru.

- Esenstein : Metric Montage, Rhytmic Montage, Tonal Montage, Overtonal Montage, Intelectual
Montage,

- Montage Sequence : Rangkaian susunan gambar yang memperlihatkan suatu peristiwa atau kejadian
yang terjadi dari waktu ke waktu tetapi diringkas menjadi satu episode waktu yang singkat dalam film.
Hal ini biasanya menggunakan

musik untuk menjadi panduan dalam editingnya.

- contoh adegan dalam konsepnya di cantumin

- menurut bordwel, konsep editing seorang pembuat film butuh konsep c, untuk dapat
menyatukan shot itu menjadi sebuah peristiwa bahkan menjadi sebuah film utuh, diharapkan
penonton bisa memahami ruang dan waktu dalam konsep C

- Montage adalah

- continuity berfungsi untuk agar penonton mendapatkan setiap informasi didalam shot dengan
mudah

- alternatif to continuity adalah agar penonton berpikir informasi apa yang ingin disampaikan

- syaratnya continuity editing

- cari syarat continuity eediting

- dalam tiap penyambungan dampaknya editing ketika berkedip tapi penonton tidak
ternotice/tidak mengetahuinya

Anda mungkin juga menyukai