Anda di halaman 1dari 13

Metode dan Teknik Editing Film

Metode Editing Film


Secara umum, proses editing film dibedakan menjadi dua metode, yakni Continuity Cutting dan
Dynamic Cutting.
1 Continuity Cutting
Metode ini merupakan metode editing film yang berisi penyambungan dari dua buah adegan yang
mempunyai kesinambungan.
2 Dynamic Cutting
Metode editing film yang berisi penyambungan dari dua buah adegan yang tidak mempunyai
kesinambungan.
Teknik Editing Film
Teknik editing film dikategorikan menjadi empat jenis, yakni pararel editing, cross cutting, contras
editing, dan montase trope.
1 Pararel Editing
Yakni kalau ada dua adegan yang mempunyai persamaan waktu, harus dirangkaikan silih berganti.
2 Cross Cutting
Yakni beberapa adegan yang disilang atau penyilangan dua adegan dalam waktu tidak bersamaan.
3 Contras Editing
Yakni susunan gambar yang memperlihatkan kontradiksi dua adegan atau lebih.
4 Montase Trope
Yakni sistem editing yang mempergunakan simbol atau lambang-lambang yang menimbulkan
pemikiran pada penonton.
Tahapan Editing & Teknik Dasar Editing

Perangkat editing yang banyak digunakan televisi di Indonesia adalah menggunakan perangkat edit linear yang

bekerja dengan merekam atau memindahkan gambar dari satu kaset ke kaset yang lainnya. Gambar yang

diperoleh dari liputan di lokasi perlu dipindahkan atau direkam ke dalam kaset utama atau master tape yang

akan menjadi versi yang sudah di edit yang akan ditayangkan pada program berita. Kaset master tersebut

ditempatkan pada alat perekam (recorder) yang dilengkapi dengan monitor untuk mengetahui gambar apa yang

tengeh direkam dan sebuah alat kontrol untuk menandai batas awal dan batas akhir gambar yang direkam.

Proses editing dimulai dengan menandai bagian gambar yang akan di kopi ke master tape. Cara mengkopi

adalah dengan memberikan batas awal (mark in) dan batas akhir (mark out) pada bagian yang akan dikopi dan

setelah itu tekan tombol recorder, maka mesin perekam akan merekam bagian yang sudah ditandai itu. Cara

seperti ini diulang lagi pada setiap kali perekaman gambar yang diinginkan. Pada bagian recorder ini, editor bisa

melihat panjang cerita yang sudah diedit.

Rangkaian gambar harus disusun sedemikian rupa sehingga penonton dapat menyaksikan perjalanan

gambar(visual journey) yang menarik dan tidak membosankan. Dalam menyusun paket berita, maka gambar

pertama yang ditampilkan adalah gambar yang paling dramatis, paling menarik dan paling penting dalam upaya

menarik perhatian penonton.

Seorang penyunting gambar dalam melakukan pekerjaannya akan selalu dihadapkan pada dua hal : pertama,

durasi gambar versi edit yang dibatasi dan durasi proses edit yang juga dibatasi, yaitu oleh deadline, dimana

hasil pekerjaan editor harus siap untuk ditayangkan. Bebarapa dasar teknik editing

1. 1. Cut

Perpindahan antara gambar yang satu dengan gambar yang lain secara mendadak atau tanpa intrupsi, oleh

karena itu perlu diperhatikan komposisi serta kontinuitasnya dari gambar yang akan digabungkan atau

dihubungkan. Cut dimaksudkan untuk memberikan penjelasan dan pengembangan dari suatu kejadian.

Penjelasan berati mempertunjukan kepada penonton suatu kejadian yang sejelas-jelasnya.

Misalnya : Long Shot orang yang sedang membaca buku untuk membantu penonton untuk melihat buku apa

yang sedang dibaca, ditampilkan judul buku dengan pengambilan secara Close Up. Pengembangan berarti

mempertajam situasi kejadian. Misalnya Long Shot seorang yang sedang ditodong dengan pistol, kemudian shot
berikutnya adalah Medium Shot yaitu memperlihatkan penodong dengan pistol atau Medium Close Up wajah

orang yang sedang ditodong.


1. Fungsi Cut adalah untuk menunjukan :
2. Kesinambungan action, apabila suatu kamera tidak mampu mengikuti suatu action karena halangan objek
lain, misalnya : kita potong shot tersebut dan diganti dengan shot yang lain yang menerusjan shot
tersebut.
3. Detail objek, misalnya dari Long Shot ke Medium Close Up.
4. Perubahan tempat dan waktu, Cut dari indoor (interior) ke outdoor (exterior), misalnya : menunjukan dalam
rumah kemudian ke jalan.
5. Peningkatan atau penurunan kejadian, Cut to Close Up menunjukan peningkatan, sedangkan Cut to Long
Shot menunjukan penurunan.
1. Jenis penyambungan Cut :
2. Jump Cut, suatu pergantian shot dimana kesinambungan waktunya terputus karena lompatan dari
shot yang lain berbeda waktunya.
3. Cut In, insert suatu yang disisipkan pada shot utama dengan maksud untuk mewujudkan detai dari
shot utama.
4. Cut Away, Intercut, Reaction Cut, shot action yang menunjukan atau menggambarkan reaksi terhadap
shot utama atau shot lain yang bisa dimasukan sebagai selingan.

Selain harus memahami kontinuitas gambar, seorang editor juga harus memahami kontinuitas arah, yaitu pada

saat menghubungkan dua buah shot setiap pergerakan harus dijaga agar menuju kesuatu arah yang sama. Kalau

hal ini tidak dilakukan, maka akan melanggar suatu peraturan dasar dalam dunia pertelevisian, yaitu

melewatigaris imaginasi.

Untuk bisa memadukan gambar dengan baik, editor harus selalu memperhatikan gambar (visual) pada saat

melakukan “Cut”, yaitu :


1. Dalam melakukan cutting dari satu shot ke shot yang lain, penonton harus tidak merasakan terjadinya
perpindahan antar gambar.
2. Cut untuk memperlihatkan kepada penonton apa yang ingin dilihatnya, sehingga cutting harus dilakukan
dengan sangat cermat, hati-hati dan pada saat yang tepat.
3. Dalam cutting keputusan pertama yang harus dilakukan adalah untuk menentukan “ Apakah perlu untuk
dilakukan Cutting”.
4. pastikan bahwa shot berikut yang akan di cut mengandung sesuatu yang baru didalamnya (jangan CU à
CU orang yang sama).
5. Jangan cut dari VLS (Very Long Shot) ke sebuah BCU (Big Close Up) objek yang sama, karena penonton akan
bingung tentang apa yang ingin ditonjolkan.
6. pada saat melakukan cutting dari VLS ke MS (Medium Shot) atau MS ke CU hendaklah dirubah sudut
pengambilan gambarnya (sudut kameranya). Apabila Shooting di dalam studio dengan multi kamera, hal ini
seharusnya tidak terjadi.

Selain harus memperhatikan gambar pada saat melakukan cut, editor juga harus memahami kapan waktunya

harus melakukan cutting, sehingga tidak mengganggu konsentrasi penonton.


1. Cutting on Action
1. Cutting antara dua buah shot yang mengandung sebuah subjek yang sama, dipilih pada saat terdapat
pergerakan (duduk, berdiri, dll)
2. Reaction shot yaitu salah satu shot yang mempunyai motivasi untuk melakukan cut
3. Cutting pada titik Interest

Cutting pada sebuah shot (off kamera) yang berisikan objek yang seakan-akan dilihat oleh shot aktor

sebelumnya

1. Cutting pada “Cue” suara

Suara menjadi motivasi untu melakukan cutting, sehingga penonton (audiens) bisa langsung melihat dari mana

asal suara tersebut

1. 2. Dissolve

Pergantian antara gambar yang satu dengan gambar yang lain secara perlaha-lahan (tanpa blank). Teknik ini

dipergunakan untuk menghaluskan teknik pemindahan gambar sesuai dengan karakter dan kebutuhan sebuah

program yang diproduksi. Penggunaan dissolve ini lebih leluasa dibandingkan dengan cut.

Pada umumnya dissolve dipergunakan untuk jembatan penghubung dari shot action, pergantian tempat dan

waktu dan menunjukan hubungan yang erat antara dua shot, misalnya: pergantian dari Long Shot ke Close

Upseorang penari yang akan nampak luwes dengan menggunakan dissolve.

Scene yang nampak melompat sambungannya karena disebabkan perpindahan mendadak dari pusat

perhatian(Centre of Interest) boleh disambungkan dengan dissolve. Panjang dari dissolve dapat bermacam-

macam sesuai dengan tempo dramatik yang cocok. Macam-macam dissolve :


1. Matched Dissolve

Dimana dua scene yang berkaitan saling bersamaan dalam bentuk gerakan atau isinya dapat digunakan untuk

memberi kesan lebih lunak atau untuk mengamankan laju penuturan dengan membuat pergantian gambar tidak

begitu mendadak. Bentuk yang sama seperti bunga dengan perhiasan, kesamaan gerak seperti roda

danpropeller, kesamaan isi seperti nyala ranting dengan kebakaran hutan adalah kombinasi-kombinasi yang

baik. Pembuatan matched dissolve janganlah terlalu ganjil karena dapat mengganggu perhatian penuturan

cerita, kecuali gambar-gambarnya berasal dari cerita itu sendiri, shot-shot yang sudah cocok janganlah

dipergunakan untuk dissolve.


1. Dissolve yang di Distorsikan

Pembaruan gambar bergoncang, berteriak, bergetar, berputar dari fokus ke out fokus atau keremangan boleh

digunakan untuk menunjukan kejadian pergantian mendadak pada kesadaran pemain, retropeksi, tidak

seimbang secara mental, mabuk atau keadaan tidak normal lainnya. Dissolve serupa ini sering kali diiringi

dengan suara yang mengerikan digunakan untuk memberi tahuakan munculnya flashback.
Dissolve sebaiknya digunakan untuk menandai flashback atau fastforward, tetapi tidak selalu untuk menandai

ke cerita awal. Cara yang digunakan sekarang lebih sedikit menggunakan dissolve, yang terpenting adalah

penonton memahami apa yang sedang berlangsung. Dissolve memang tidak diperlukan jika yang diinginkan

agar penonton terkejut, atau untuk memberikan perhatian atau penekanan pada adegan tertentu seperti cerita

yang bergerak kedepan atau kebelakang.


1. Frozen Dissolve

Dissolve membeku dimana frame terakhir dari scene pertama dan frame pertama dari scene kedua membeku

selama dissolve, dimaksudkan untuk menunjukan bahwa waktu tidak berubah antara scene. Sangat variasi

pikturial yang dapat digunakan untuk disambungkan secara tepat dengan lukisan atau gambar coretan. Gambar

video yang bergerak dibekukan dan di dissolve dengan lukisan.

Untuk mendapatkan hasil dissolve yang maksimal dan tidak mengganggu konsentrasi penonton, editor harus

memahami kapan waktunya harus melakukan dissolve.


1. Dissolve dipergunakan sebagai suatu hubungan yang halus dari suatu action, pergantian tempat dan
waktu.
2. Menyatakan hubungan yang erat antara dua buah gambar
3. Untuk membuat transisi yang halus dan menarik dari long shot ke close up atau dari close up ke long
shotyang tidak mungkin dilakukan dengan cutting
1. 3. Fade

Pergantian antara gambar yang satu dengan gambar yang lainnya dengan melalui blank, fade dibagi menjadi dua

jenis, yaitu fade in dan fade out. Fade In adalah suatu shot atau visual yang bermula dari keadaan gelap

kemudian secara perlahan muncul gambar (visual) hingga normal. Sedangkan Fade Out adalah dari gambar

terang(normal) berangsur secara perlahan menjadi gelap. Biasanya fade ini digunakan secara sepasang, fade

in diikuti dengan fade out, tetapi ini bukanlah peraturan harga mati. Satu sequence, beberapa sequence atau

satu film lengkap, dapat dirangkum oleh fade. Fade dapat juga digunakan untuk memisahkan berbagai unit

cerita.Sequence yang dipisahkan oleh fade adalah mirip dengan bab pada buku atau babak pada sandiwara.

Fade antara sequence yang berlangsung di tempat yang sama dapat menunjukan berlakunya waktu, sperti dari

satu hari ke hari berikutnya atau sekian minggu atau sekian bulan kemudian. Fade dapat digunakan untuk

menunjukan beralihnya ke setting lain. Fade harus digunakan secara hemat, karena dapat menimbulkan kesan

terpotong-potong atau efek episodic, yang dapat merusak kelancaran penuturan cerita. Fade hanya boleh

digunakan pada awal dan akhir gambar, kecuali materi subjek yang terpisah-pisah tempatnya.
1. 4. Wipe
Fungsi wipe sebenarnya sama dengan fungsi dissolve. Wipe adalah efek perpindahan gambar dimana satu frame

disapu oleh frame berikutnya sehingga tampak terdorong keluar dari layar monitor dan digantikan oleh shot

berikutnya. Wipe bisa jika digunakan untuk mengawali suatu adegan.

Pola wipe dapat berkesinambungan atau terpecah menjadi sejumlah bentuk dalam bingkai umpamanya seperti

sejumlah lingkaran yang membesar dan memunculkan scene yang baru. Wipe adalah transisi secara

mekanis.Wipe sering digunakan pada program acara yang ada kaitannya dengan musik, khususnya video klip

atau film musikal, untuk film cerita transisi ini jarang digunakan.

Namun akhir-akhir ini wipe banyak dipergunakan untuk trailer sebuah film atau iklan televisi.

5. Superimpose

Yang dimaksud dengan superimpose adalah perpaduan antara dua gambar atau lebih ke dalam satu fame

gambar. Citra-citra yang ada di superimpose boleh digunakan dalam penyuntingan untuk menghubungkan dua

gagasan atau lebih. Sejumlah shot-shot yang berbeda-beda dapat ditempatkan pada layar secara sendiri-

sendiri dalam berbagai pola. Layar dapat dibagi menjadi emapt atau lebih atau citra yang dipusatkan yang

dikelilingi oleh sejumlah gambar lainnya.

Metode dan Teknik Editing Film

Metode Editing Film


Secara umum, proses editing film dibedakan menjadi dua metode, yakni :
1 Continuity Cutting
Penyambungan dari dua buah adegan yang mempunyai kesinambungan.
2 Dynamic Cutting
Penyambungan dari dua buah adegan yang tidak mempunyai kesinambungan.

Teknik Editing Film


Teknik editing film dikategorikan menjadi empat jenis, yakni :
1 Pararel Editing
dua adegan yang mempunyai persamaan waktu, dan harus dirangkaikan silih berganti.

2 Cross Cutting
beberapa adegan yang disilang atau penyilangan dua adegan dalam waktu yang tidak bersamaan.

3 Contras Editing
sebuah susunan gambar yang memperlihatkan kontradiksi dari dua adegan atau lebih.

4 Montase Trope
sistem editing yang mempergunakan simbol atau lambang-lambang yang menimbulkan pemikiran / pola
pada penonton.

Pengertian editing

Editing adalah menggabungkan beberapa hasil pengambilan gambar dan


suara dengan urutan-urutan yang benar sesuai dengan naskah atau script
, dan juga menurut panjang dan irama tertentu yang tepat dengan
keadaan ceritera, kronologis berita atau irama music
Editor : Orang yang terlatih dan terdidik untuk mengedit film dan rekaman
video
Ada dua macam Editing :

 Linear editing
Proses pasca produksi yang masih menggunakan banyak peralatan editing
professional, player, recorder, monitor, ECU (Editing Control Unit).

Ada 2 sistem kerjanya,


1. OFF LINE EDITING
Pengerjaan editing secara sekunder atau editing yang dilakukan untuk
memperoleh hasil yang masih kasar (Rough Cut). Menyusun gambar yang
dipakai dan membuang yang salah.
Cara ini biasnya dilakukan dengan menggunakanworkpoint atau
hasil duplikat dari bahan-bahan siaran yang asli dan khusus digunakan
untuk editing.
2. ON LINE EDITING
Kegiatan pasca produksi yang melalui tahapan editing (pemotongan +
penyambungan) kemudian dilanjutkan tahap mixing / langsung melalui
proses pasca produksi.
System ini dilakukan dengan cara langsung mencari edit point pada pita
original/ Assamble, oleh karena itu pemakaian editing dan mixing akan
lama prosesnya dan bertumpu pada seluruh peralatan professional
broadcast.
Juga ada 3 cara dalam Online Editing,yaitu:
a. Cut Editing + Mixing
b. AB Roll Editing + Mixing
c. Live Pasca Produksi (Edit+Mixing)
 Non Linear Editing
Proses pasca produksi yang telahh menggunakan seperangkat alat digital
sebagai alat perkam, pemotong, sekaligus untuk menggabungkan audio
video hingga hasil akhir.
Peran dan Tanggung jawab Editor
 Pra Produksi
-Seorang editor merencanakan system kerja yang akan diterapkan pada
proses pembuatan .
-menganalisa atau memahami scenario

 Produksi
-Seorang editor berperan untuk mengingatkan sutradara apabila
ada shot yang terewatkan di dalam pengambilan gambar.
-Membuat laporan time code pada proses shooting

 Pasca Produksi
-Dalam hali ini peranan seorang editor dibutuhkan untuk
menggabungkan shot hingga menjadi sebuah scene atau adegan. Peran
editor disini juga merupakan proses paling akhir dalam pembuatan suatu
karya audio visual.

TAHAP-TAHAP EDITING
1) Preview Screening
Pada tahapan ini editor telah menerima keseluruhan bahan mentah /
materi shooting berupa kaset. Kemudian ditonton bersama.

2) Capture
Di tahap ini editor melakukan pemindahan gambar atau transfer video hasil
rekaman yang masih berbentuk pita kaset ke dalam computer sehingga
menjadi bentuk digital dengan format video AVI 720x576 pixels atau
format lain yang lebih tinggi, untuk masuk kedalam tahap proses
penyuntingan gambar atau editing.

3) Logging
Seorang editor melihat catatan atau menyesuaikan shot-shotberdasarkan
laporan time code agar nantinya jug adapat memudakhkan seorang editor
untuk memilih shot-shot.

4) Assembling
Editor mulai menyusun dan menyambung setiap shot berdasarkan urutan
scene pada scenario. Tapi penyambungan yang dilakukan masih sangat
kasar dan masih menggunakan durasi yang sebenarnya.

5) Rough Cut
Editor memotong & membuang adegan-adegan yang tidak terpakai dan
merangkumnya menjadi satu alur cerita. Lalu memilih shot-shot yang
dianggap sudah mewakili scenario.

6) Fine Cut & Triming


Pada tahap ini editior mulai melakukan pemotongan dan penghalusan
gambar yang sudah tersusun baik.

Cheerio :)

Anda mungkin juga menyukai