Anda di halaman 1dari 14

MELAKUKAN KOMUNIKASI YANG BAIK

DENGAN SUTRADARA DAN REKAN KERJA


SERTA MENGENALI RUANG KERJA
J.591200.004.01
( Bagian 1 )

MUHAMAD ALI IKHSANUDIN


19901209 202204 1 001
PASCA PRODUKSI
• Pengertian Umum tentang editing.
Sesuatu yang sangat penting sekali artinya yang diberikan oleh seorang editor
adalah unutk menyusun keseluruhan film.

Menurut Joseph M Bogs, film tak ubahnya bagaikan sebuah teta teki jigsaw ( teka
teki menyusun potongan-potongan gambar) yang ruwet, sampai menjadi satu
kesatuan yang terdiri dari berbagai ragam komponen visual dan unsur suara.

Sutradara besar Rusia Pudovkin berpendapat bahwa editing adalah dasar dari
seni film.Menurut Pudovkin yang mengatakan film di shot adalah “salah”, Film
tidak di shot tapi dibangun dari potongan-potongan seluloid yang terpisah-pisah
yang merupakan bahan ramuannya.

Alfred Hitchcock memperkuat kedua pendapat diatas bahwa, layar harus dapat
bicara dalam bahasanya sendiri yang dibentuk baru dan itu tidak akan mungkin
bisa dilakukan kecuali setiap adegan diperlakukan sebagai sepotong bahan baku
yang harus dipecah-pecah, dipreteli sebelum dapat dijalin disatukan menjadi
sebuah pola yang ekspresif.
Menurut undang-undang perfilman, editor adalah karyawan film dan televisi
profesional yang bertindak sebagai penyunting rekaman gambar (shot) dan
rekaman suara pendukung (off line) untuk menjadi rangkaian penuturan
sinematik sampai siap cetak (on line) sebagai sebuah karya film.

Terlepas dari berbagai pendapat tentang editing, secara sederhana editing


penyuntingan film adalah usaha merapikan dan membuat sebuah tayangan
film lebih berguna. Penyuntingan dapat dilakukan jika bahan dasarnya
berupa shot (stock shot) dan unsur pendukung suara. Selain itu, dalam
kegiatan editing seorang editor harus betul-betul mampu merekontruksi
(menata ulang) kembali potongan-potongan gambar yang diambil.

Karena begitu pentingnya proses editing, maka peranan editor hampir


dapat disamakan dengan peranan sutradara. Pekerjaan penyuntingan
harus dengan kepekaan artistik, persepsi artistik dan pertimbangan estetik,
dengan rasa keterlibatan yang serius dalam subjek film dan dengan
memberikan pengertian yang jelas tentang tujuan yang diinginkan oleh
seorang sutradara.
Tugas dan Kewajiban Editor.

• Tahap Persiapan
• Menganalisa skenario dan berkonsultasi dengan sutradara untuk
mencapai penyesuaian penafsiran atas skenario dan prinsip-prinsip
dasar mengenai penyuntingan film.
• Memilih shot yang dipakai (OK) dan yang tidak (NG) atau masih
perlu dipilih (Choose) sesuai dengan catatan shooting report atau
penjelasan langsung sutradara.
• Melakukan penyuntingan pendahuluan untuk mendapatkan
penyesuaian konkrit atas konsep dasar editing yang diinginkan
bersama sutradara.
• Menyiapkan bahan gambar yang siap dipergunakan untuk
pengisian suara/ rekaman susulan (post Synchronizing).
• Menyusun daftar gambar yang memerlukan efek suara lengkap
dengan penjelasan mengenai macam gambar, nomor reel, informasi
panjang film dalam feet dan panjang (footage) gamabr (code
number/ time code)
• Tahap Pengerjaan/ Pembuatan.
• Berkonsultasi dengan sutradara dan penata suara
mengenai editing suara.
• Menyusun daftar jalur suara (cue Sheet) lengkap dengan
ukuran panjangnya, yang akan digunakan sebagai
pedoman mixing.
• Berkonsultasi dengan penata suara dalam melakukan
rekaman untuk melayani kebutuhan segala sesuatunya
atas gambar yang digunakan serta memberikan gagasan-
gagasan perekaman tersebut dalam hubungan dengan
penyuntingan.
• bertanggung jawab sepenuhnya atas keselamatan semua
materi gambar dan suara yang diterimanya untuk
penyuntingan.
• Hak-Hak Editor.
• Mengajukan usul kepada sutradara untuk mengubah urutan
penuturan dari yang terdapat dalam skenario guna
mendapatkan konstruksi yang lebih baik.
• Mengajukan usul kepada sutradara untuk menambah bahan
materi gambar maupun suara yang kurang.
• Mengajukan koreksi kepada sutradara atas konsep pengadaan
unsur suara atas dasar kepentingan penyuntingan.
• Memilih ruang editing (editing room) yang akan digunakan dan
mendapatkan sarana kerja dan pembantu (asisten) yang
dibutuhkan berdasarkan kewajaran.
• Didengar pendapatnya atas perubahan penyuntingan pada copy
edar (release copy).
• Tanggung jawab Editor.
• Satuan dasar yang dipakai seorang editor adalah SHOT.
• Dengan jalan menyambung serentetan shot sehingga
keseluruhannya mengkomunikasikan suatu peran atau action
yang utuh yang berlangsung pada suatu tempat di suatu saat,
disini editor telah membentuk apa yang disebut dengan SCENE.
• Editor kemudian menyambung serentetan adegan (scene)
hingga membentuk suatu kesatuan yang disebut runtunan
(SQUENCE), yang merupakan bagian penting dari struktur
dramatik sebuah film.
• Seorang editor harus berhasil melakukan setiap fungsi
sebagai berikut:
• Selektifitas (pemilihan)
Memilih shot terbaik diantara sejumlah pengambilan
gambar (take) yang dibuat oleh sutradara. Memilih bagian yang
memiliki efek visual dan suara yang paling kuat, efektif atau
penting dan membuang hasil shot yang buruk, yang tidak perlu
atau tidak penting.
• Keterpaduan (coherence) dan Kesinambungan (continuity)
Editor juga bertanggung jawab untuk menyambung
potongan-potongan gambar hingga menjadi sesuatu yang padu
dan berkesinambungan.
• Transisi
Peralihan potongan gambar satu ke gambar berikutnya untuk
memberikan sambungan yang jelas antara bagian-bagian terpenting.
Transisi akan memberikan efek terhadap tempo film dan sifat transisi
yang terjadi. Beberapa efek transisi yang sering digunakan yaitu:
• Wife
Sebuah gambar baru dipisahkan dari gambar sebelumnya
oleh sebuah garis horisonta, vertikal atau diagonal yang
bergerak melintas layar untuk mendorong gambar yang ada
diluar layar.
• Flipframe
Seluruh bingkai gambar seakan-akan terbalik dan
mengungkapkan adegan baru, sehingga kita memperoleh efek
seperti orang membalik halaman buku.
• Dissolve
Perpaduan bertahap dari akhir sebuah shot ke dalam awal
hot berikutnya, yang dihasilkan dengan jalan mendempetkan
(super impose) sebuah fade-out kedalam fade-in yang sama
panjang, atau dengan mendempetkan adegan yang satu ke
adegan yang lainnya.
• Fading
Fade-out Fade-in, gambar terakhir dari sekwen pertama
perlahan-lahan tenggelam dalam kegelapan untuk sesaat kemudian
disusul dengan semakij terangnya gambar sekwen berikutnya.
• Cut to Cut
Sambungan langsung dari satu gambar ke gambar
berikutnya.
• Irama-irama, tempo dan pengendali waktu
Irama adalah hasil dari gabungan berbagai faktor yang terpisah-
pisah, objek secara fisik yang bergerak di layar, gerakan kamera,
musik, irama dialog dan flot film itu sendiri, kesemua ini diramu
menjadi sebuah irama yang berpadu menjadi satu bagian yang utuh.
Irama yang diciptakan akan mempengaruhi tempo film. Film dapat
bergerak dengan cepat atau lambat, ini semua dibangun
berdasarkan alur cerita yang telah dikemas.
• Penambahan waktu
Editing yang terampil dapat mengembangkan konsep waktu dengan
memasukan sejumlah shot detail yang saling berhubungan dalam
sebuah sekwen.

Misalnya adengan seseorang akan memasuki rumah, shot pertama


kedatangan seseorang, lalu membuka kunci pintu dengan shot
extrem close up ditangan, kemuadian secara perlahan mengangkat
gagang pintu, menggerakannya dan membuka pintu secara
perllahan. Contoh diatas memberikan gambaran bahwa
penambahan waktu ini merupakan satu cara untuk memperkuat
kesan dramatik sebuah film memperlambat adegan dengan
menambahkan detail actionnya.
• Pengurangan waktu
Memperpendek waktu kejadian yang berlangsung menjadi lebih
pendek, dengan cara memilh beberapa kejadian penting saja yang
akan ditampilkan. Contohnya kejadian dalam sebuah perjalanan dari
pagi hingga sore, di edit menjadi beberapa menit saja.

• Penjajaran Kreatif
Editor terpanggil untuk berkomunikasi secara kreatif dalam sebuah
film. Dengan memberikan simbol-simbol atau perlambangan visual
sebenarnya, ini disebut juga montage. Montage dibangun dari
gambar-gambar terpisah yang menghasilkan sebuah gambaran
dengan sebagian melalui keterpaduan dan penjajarannya akan
membangkitkan kesadaran dan perasaan penonton.
Terima Kasih

14

Anda mungkin juga menyukai