Anda di halaman 1dari 6

BUAT IKLAN KOMERSIAL

KRITERIA :
1. PRODUK MAKANAN LOKAL ATAU MINUMAN LOKAL
2. BUATLAH ALUR CERITA YANG TERDIRI DARI
A. PREMIS
B. SINOPSIS
C. PLOT/TREATMENT 1 Minggu 17 Oktober 2017
D. NASKAH
E. STORYBOARD = 1 minggu 24 Oktober 2017
F. SHOOTING = 1 minggu 3 November 2017
3. Tim terdiri 4 siswa dimana gabungan 2 kelompok sebelumnya.
4. Durasi maksimal 3 menit minimal2 menit termasuk
- Bumper 15 detik
3 detik identitas sekolah
After effect
5 detik identitas pembuat
3 detik IKlan Komersial
- isi iklan 90 detik
- judul produk , slogan dan dubber 10 detik
Misal :
After effect
Judul Produk : Donat Ikhawan
Slogan : Rasa mantap dan bikin semriwing.
CLAPPERBOARD
Pengoperasian pencatat adegan
 Pengenalan clapperboard
Clapperboard berasal dari kata “clap” karena saat diketukan akan mengeluarkan suara
“clap” seperti orang yang bertepuk tangan.

Benda ini digunakan dalam setiap kali rekaman film, video, atau TV untuk kemudahan
video editing dan juga penyelarasan suara dengan video. Penggunaannya biasanya diiringi
dengan pernyataan dari kru film tentang detail adegan yang akan diambil, sembari
mengayunkan clapperboard ke depan kamera.

Fungsi clapperboard disini untuk menangani proses penyelarasan atau sinkronisasi.


Bagian bawah clapperboard biasanya berupa papan yang digunakan untuk menuliskan
adegan dengan angka. Informasi ini membantu mengidentifikasi pengambilan gambar
selama proses editing. Begitu tape recorder dan kamera berputar, operator clapperboard
menempatkan clapperboard di depan kamera sehingga kamera dapat melihat, membaca
adegannya. Dari situlah baru seorang director dapat mengucapkan “ACTION” untuk
pengambilan suara dan gambar sekaligus.

Judul Film : mencatat judul film di bagian atas clapper board, Untuk memudahkan
penyimpanan dan pemindahan data dan supaya tak tertukar dengan project-project lain
Slate : urutan nomor gambar tersebut di ambil, jika ada nomor 376 di dalam kolom slate, itu
artinya gambar tersebut adalah gambar ke 376 yang diambil selama syuting
Scene : Kolom ini menjelaskan scene berapa yang sedang diambil. Kolom ini akan diisi
sesuai naskah.
Shot : Setiap scene terdiri dari pecahan-pecahan shot. Jumlahnya tentu beragam
tergantung kebutuhan sutradara
Take : Setiap shot akan diambil berulang-ulang sampai sutradara merasa cukup puas
dengan yang diambil. Jadi, selama sutradara belum merasa puas dengan shot yang
sedang direkam, maka jumlah take akan bertambah terus
Nama Sutradara : Nama sutradara dicatat untuk informasi saat post-production.
Nama DOP (Director of Photography) : Nama DOP juga dicatat untuk informasi saat
post-production.
Tanggal Syuting : Biasanya film pendek diambil selama 3-4 hari, mungkin kurang mungkin
lebih
Card : Di era digital, medium perekaman banyak menggunakan kartu, mulai dari SD Card,
CF Card, hingga SSD. Satu kartu hanya bisa merekam jumlah shot tertentu, maka selama
syuting kita akan berhadapan dengan banyak sekali kartu. Maka, penting untuk
mencatatnya di clapperboard, agar pendataan akan semakin mudah.
Day / Nite : Kadang adegan malam tidak selalu diambil malam hari, sebaliknya adegan
siang mungkin saja direkam malam hari. Oleh karena itu, penting pula mencatat apakah
adegan tersebut memang berlatar malam atau siang sesuai dengan naskah.
 Teknik pengoperasian clapperboard
Seorang yang bertugas mencatat informasi di clapper board disebut clapper.
Ia akan bekerjasama dengan Pencatat Adegan / Penanggungjawab Naskah / Script
Supervisor untuk mendata kesinambungan gambar. Informasi yang ditulis di
clapperboard akan dicatat oleh Pencatat Adegan dalam secarik kertas, untuk
memudahkan penyunting gambar / editor dalam bekerja di post-production.

Cara membacanya, pertama-tama Astrada akan memberikan perintah “SLATE IN”.

Jika kamu seorang clapper maka waspadalah dengan kalimat ini. Maka peganglah

clapper board ke depan kamera. Bukalah bagian clapnya jika suara direkam di adegan

tersebut, sebaliknya tutup bagian clapnya jika suara tidak direkam.


Setelah itu, tunggu aba-aba dari asisten sutradara yang akan mengatakan “SOUND”.

Setelah aba-aba itu, maka perekam suara atau sound recordist akan berterika “SPEED!”

atau “ROLL!” yang mengartikan bahwa alat perekam suara sudah berputar.

Setelah mendengar itu, maka bacalah informasi sesuai dengan yang ada dalam slate

tersebut, mulai dari slate, scene, shot, dan take. Sebagai contoh: “Slate 231, Scene 8,

Shot 1, Take 1”. Nah, jika yang sedang direkam adalah take 2 dan seterusnya, maka

cukup membaca: “Slate 231, Take 2!”.

Setelah itu, tunggulah aba-aba dari asisten sutradara, “CAMERA?!”. Setelah aba-aba ini,

operator kamera juga akan menjawab “SPEED!” atau “ROLL!” yang mengartikan bahwa

kamera sudah merekam.

Setelah aba-aba itu, tutuplah dan tepuklah clapper board tersebut sehingga berbunyi.

Jangan buru-buru keluar dari jangkauan kamera dan biarkan kamera merekam clapper

board yang tertutup kurang lebih 1 detik. Setelah itu, keluar dan sembunyilah agar kamu

tidak merusak adegan yang akan di rekam.

Asisten sutradara akan memberi aba-aba “ACTION!” yang mengartikan bahwa pemain

boleh memulai adegan.

END SLATE

End Slate digunakan jika angle pembuka adegan tidak mungkin disisipi clapper board.

Atau jika ada momen yang butuh segera direkam secara cepat. Prinsipnya sama

dengan sebelumnya, namun End Slate dibaca justru setelah adegan selesai dilakukan.

Biasanya asisten sutradara akan memberikan aba-aba End Slate yang mengartikan

bahwa clapper board baru akan ditepuk di akhir adegan. Perhatikan aba-aba ini dan

bersiaplah dengan aba-aba “CUT!” dari sutradara.


Setelah sutradara memberi aba-aba “CUT!”, maka segeralah masukan clapper board ke

dalam frame dalam keadaan terbalik dan tepukan clapper board tersebut. Setelah itu,

bacalah informasi yang ada di clapper board seperti biasa.

SINKRONISASI

Saat post-production, editor atau penyunting gambar akan mencari gambar yang ia

butuhkan sesuai dengan informasi di clapper board dan laporan oleh script supervisor.

Misalnya script supervisor mencatat bahwa sang sutradara menyukai “Slate 231, Scene

8, Shot 1, Take 1”. Maka editor akan mencari footage tersebut sesuai dengan

informasinya.

Nah, setelah itu, penyunting gambar akan mencari file suara Slate 231. Ia akan mencari

titik peak dari file suara yang direkam. Ini dengan logika suara dan gambar direkam

terpisah ya, sebagaimana hampir semua film merekam suara dan gambar dengan alat

yang berbeda dan terpisah.

Setelah itu, kedua titik tersebut digabungkan dan dimasukan ke dalam timeline. Alhasil,

suara dan gambar pun menyatu dan siap untuk ditata dan dikelola. Jadi sekarang sudah

paham dong cara kerja clapper board? Dan sekarang make sense juga dong istilah

‘menikah’ tadi? Jika ada pertanyaan atau komentar langsung saja ya ditulis di kolom

komentar di bawah ini!

http://studioantelope.com/cara-menggunakan-clapper-board/

Anda mungkin juga menyukai