Tujuan Harapan
Hal yang harus kita ingat dalam tehnik film cerita adalah bagaimana
melakukan ‘placing on the stage’/unsur-unsur visual dalam film[Mise Un
Scene] bagi subjek dalam film kita.Yaitu bagaimana membuat adegan
[Master Scene, Blocking dan cam Angle], memecah shot [Decoupace Shot]
dan merangkainya kembali menjadi suatu pemahaman yang baru kembali.
Movement.
Gerakan = Subject Movement, Camera Movement, Combined Movement.
Film yang baik selayaknya dipresentasikan tentu saja tidak dalam keadaan
diam. Untuk itulah dibutuhkan gerak/perpindahan yang
tentusajaakanmemperlihatkankewajaranrealitadanmenjadibagiandari acting
itu sendiri.
Camera movement, gerakan yang terjadi oleh kamera yang mengarah pada
‘S’, yang berdampak padakarak tergambar (size shot dank omposisi) yang
baru sehingga menjadi lebih menarik, variatif dengan motivasi mengikuti
irama dan kecepatan cerita.
- PAN (horizontal)
- TILT (vertical)
- Truck (dolly)
Combined movement, perpaduan gerakan perpindahan ‘S’ ketitik posisi
yang baru, yang di ikuti oleh pergerakan kamera yang tidak hanya
berakibat pada perubahan ‘S’ dalam komposisi gambar yang ada, tetapi
juga merupakan perpindahan titik perhatian kekarakter ‘S’ yang baru.
Continuity.
Kontiniti = Kesinambungan
Film adalah urutan gambar dan suara yang kontinyu dari rangkaian
peristiwa dalam ruang dan waktu tertentu.
Film naratif dibangun dari serangkaian gambar dalam sequence, scene dan
shot.
Komposisi yang baik selain akan menarik perhatian, tentu juga akan
memberi nilai bertutur yang lebih kepada penonton filmnya.
Beberapa aturan komposisi:
- Peraturan sepertiga, sebuah komposisi yang menitik ‘S’ tidak
ditempatkan pada pusat geometris dari bingkai imbang simetris.
- Jangan dimasukan daerah yang lebih dari yang diperlukan untuk
mengisahkan cerita (masukan daerah yang sangat penting saja).
Dalam point ini perlihatkanlah apa yang harus diperlihatkan,
usahakan ‘S’ tidak mengambang didalam frame dan bukan berarti
FS menjadi tidak diperlukan.
- Keseimbangan frame (aspek head room dan looking room)
- Buatlah komposisi yang mampu membuat kedalaman (dimensi) shot.
- Berlatih membuat LS.
Pada prinsipnya Sutradara akan terlibat secara langsung dan terus menerus
terhadap tiga tahapan produksi.
Menentukan crew
yang terlibat.
Production meeting.
Hunting Location.
Breakdown Skenario.
Breakdown Schedule.
Analisa Skenario.
Tujuannya adalah :
- Menangkap maksud dan tujuan pembuatan (ide/tema/isi) Skenario.
- Menganalisa Struktur (kontruksi) Skenario, antara lain:
Mengelaborasi setiap kata dan kalimat
Berfikir Visual
Opening, Middle, Ending
Pola Penyampaian Materi
Dramatik Content (Surprise danSuspence)
Scene, karakter, lokasi, properti, art, dsb.
Approaching (pendekatan produksi)
Breakdown.
Dalam proses ini yang dilakukan adalah:
- Klasifikasi Scene/Peristiwa/Lokasi
- Management waktu.
Beberapa Tehnik Interview:
- Cari yang terbaik, yang paling penting yang berkaitan dengan
narasumber
- Bertanyalah sebanyak dan sebisa mungkin
- Memiliki pengatuhan dasar tentang materi
- Buat pertanyaan yang
memilikidimensi/perspektifdarikedalamanmateri
- Arahkan pada fakta
- Dapatkan personal stories (humanis, tragis, dll)
- Beri penjelasan terhadap S maksud dari tujuan anda dengan wwcrini
- Usahakan ada kontak mata
- Menyimaklah dengan baik ketika wwcr dan no verbal [tidak
bersuara]
- Katakan pada S untuk tidak takut salah
- Siaplah untuk menyela dan meminta untuk S mengulang atas
jawaban yang terlalu bertele-tele
- Mulailah dari yang ringan
- Bersikaplah natural
- Gunakan bahasa yang dimengerti
- Ketika wwcr berlangsung, jangan sibuk dengan pertanyaan lain
- Atur pertanyaan dengan intensitas emosi tinggi saat S tidak lagi
terintimidasi kehadiran kamera
- Mulai pertanyaan dengan hal-hal yang nyata
- Pancing S untukmengekspresikan kondisi kehidupannya
- Hargai kesunyian [jika ini menyangkut hal yang sensitive &
emosional]
- Akhiri wwcr dengan baik