Anda di halaman 1dari 8

Materi Konsep Penyutradaraan

Sebuah produksi film/video adalah sebuah proses kreatif yang kompleks,


dimana orang dan peralatan berinteraksi untuk dapat menghasilkan
penyampaian pesan (ide, gagasan dan konsep) kepada audiensnya.

Kemampuan seorang sutradara yang baik, terasah dari berbagai hasil


pengalaman, bakat, latar intelektualitas, latar budaya, latar sosial serta
kesediaannya untuk belajar dari berbagai ide, tema dan kearifannya untuk
kemudian diekspresikannya kedalam bahasa gambar melalui media
film/video.

Seorang sutradara akan terlibat dalam hampir semua tahapan produksi


film/video (praproduksi, produksi, pascaproduksi).

Komunikator Sarana&Materi Komunikan

Sutradara Film/video & Penonton


(penyampaian pesan) Bahasa gambar (penerima pesan)

Tujuan Harapan

Memberi informasi Mengerti


Memberi pendidikan Bersedia belajar
Menghibur Menikmati
Melakukan persuasi Memutuskan yes/no

Seorang Sutradara adalah :


- Orang yang mengkoordinasi semua usaha yang berkaitan dengan
proses penciptaan kreatif (sutradara mengkoordinasikan crew,
pemain dalam pengoperasian fasilitastehnik dalam pelaksanaan
proses produksi)
- Penanggung jawab tertinggi dalam merealisasikan pekerjaan
transformasi naskah skenario (dalam bentuk tulisan) menjadi pesan-
pesan gambar dan suara yang efektif.
Tugas Sutradara adalah :
- Menterjemahkan isi naskah (dalam bentuk tulisan) untuk diciptakan
visualisasinya berdasarkan skenario untuk dijadikan bentuk
film/video dengan isi pesan (ide, gagasan dan konsep) tertentu.

Beberapa aspek pendekatan sutradara dalam desain produksi dan aspek-


aspek ini akan membantu memperjelas, meningkatkan arti dan memberi
interpretasi kepada penontonnya;
- Metode produksi
- Cara visualisasi
- Cara pengambilan gambar
- Gerakan kamera
- Cara transisi gambar
- PendekatanPencahayaan
- Pendekatan karakter warna
- Casting

Aspek-aspek diatas dekat sekali dengan gaya dari masing-masing sutradara.


Gaya sendiri merupakan sesuatu yang sangat personal, masing-masing
sutradara memiliki caranya sendiri dalam mentransfer nilai-nilai emosional,
intelektual, nilai estetik, nilai kreatifitasnya didalam setiap karyanya.
Kesemua itu membentuk karakternya sendiri.

Sebagai koordinator penciptaan seorang sutradara memerlukan staf dan


crew dari berbagai ‘profesi produksi’ (Penata Kamera, Artistik, Editor, dll);
semua staf dan crew ini membantu dalam proses penciptaan kreatif tersebut,
sebaliknya sutradara harus mengerti dasar-dasar dari masing-masing
keahlian staf dan crewnya.
Sutradara akan selalu berpikir lewat gambar.
Dua proses berpikir visual:
1. Visualisasi (Visualization), proses menterjemahkan gagasan dan
kata-kata kedalam bentuk gambar-gambar (statis).
2. Mengungkapkan gambar bergerak (Picturization), proses bertutur
dengan gambar bergerak; yaitu menggerakkan gambar dengan
memberikan penekanan pada gambar agar dapat menuturkan arti-arti
tertentu.

Hal yang harus kita ingat dalam tehnik film cerita adalah bagaimana
melakukan ‘placing on the stage’/unsur-unsur visual dalam film[Mise Un
Scene] bagi subjek dalam film kita.Yaitu bagaimana membuat adegan
[Master Scene, Blocking dan cam Angle], memecah shot [Decoupace Shot]
dan merangkainya kembali menjadi suatu pemahaman yang baru kembali.

Movement.
Gerakan = Subject Movement, Camera Movement, Combined Movement.

Film yang baik selayaknya dipresentasikan tentu saja tidak dalam keadaan
diam. Untuk itulah dibutuhkan gerak/perpindahan yang
tentusajaakanmemperlihatkankewajaranrealitadanmenjadibagiandari acting
itu sendiri.

Subject movement, perpindahan posisi ‘S’ dalam sebuah komposisi ke titik


posisi yang baru berdampak pada perubahan karakter gambarnya
(Size/Type shot)

- Walk In --- Mendekat (besar)


- Walk Out --- Menjauh (kecil)

Camera movement, gerakan yang terjadi oleh kamera yang mengarah pada
‘S’, yang berdampak padakarak tergambar (size shot dank omposisi) yang
baru sehingga menjadi lebih menarik, variatif dengan motivasi mengikuti
irama dan kecepatan cerita.

- PAN (horizontal)
- TILT (vertical)
- Truck (dolly)
Combined movement, perpaduan gerakan perpindahan ‘S’ ketitik posisi
yang baru, yang di ikuti oleh pergerakan kamera yang tidak hanya
berakibat pada perubahan ‘S’ dalam komposisi gambar yang ada, tetapi
juga merupakan perpindahan titik perhatian kekarakter ‘S’ yang baru.

Pada combined movement yang menjadi catatan penting adalah:


- Pemecahan shot yang efektif
- Koreografi yang menarik
- Lebih dekat dan lebih ‘real’
- Melibatkan emosi penonton
Macam gerakan:
- Follow shot, kamera mengikuti gerakan ‘S’
- Mengikuti ‘S’, kemudian menemukan ‘S’ baru, dan ‘S’ utama keluar
- Mengikuti ‘S’, supaya ‘S’ lain dapat masuk

Continuity.
Kontiniti = Kesinambungan

Film adalah urutan gambar dan suara yang kontinyu dari rangkaian
peristiwa dalam ruang dan waktu tertentu.
Film naratif dibangun dari serangkaian gambar dalam sequence, scene dan
shot.

Aspek kontiniti menjadi penting karena menjawab pertanyaan agar film


bertutur secara berurutan baik secara teknik editing dan kamera, maupun
dalam pendekatan logika penceritaan (kesinambungan rangkaian cerita
secara utuh tentang opening, isi, dan ending cerita baik dalam karakter,
ruang cerita serta waktu sebagai setting penceritaan).

Maka dengan kontiniti akan membentuk penggambaran yang wajar dan


realistic.

Kontiniti dilakukan pada:


- Tehnik pengambilan gambar (yang terencana)
- Tehnik Editing
Compotition
Komposisi = Penempatan ‘S’

Komposisi adalah sebuah proses mengaturisi frame (bingkai), yaitu


mengatur tata letak ‘S’ (penempatan benda-benda) kedalam sebuah frame
(bingkai) pemotretan.

Komposisi yang baik selain akan menarik perhatian, tentu juga akan
memberi nilai bertutur yang lebih kepada penonton filmnya.
Beberapa aturan komposisi:
- Peraturan sepertiga, sebuah komposisi yang menitik ‘S’ tidak
ditempatkan pada pusat geometris dari bingkai imbang simetris.
- Jangan dimasukan daerah yang lebih dari yang diperlukan untuk
mengisahkan cerita (masukan daerah yang sangat penting saja).
Dalam point ini perlihatkanlah apa yang harus diperlihatkan,
usahakan ‘S’ tidak mengambang didalam frame dan bukan berarti
FS menjadi tidak diperlukan.
- Keseimbangan frame (aspek head room dan looking room)
- Buatlah komposisi yang mampu membuat kedalaman (dimensi) shot.
- Berlatih membuat LS.
Pada prinsipnya Sutradara akan terlibat secara langsung dan terus menerus
terhadap tiga tahapan produksi.

PraProduksi Produksi Pasca Produksi

Terlibat secara intens Melakukan Koordinasi Bersama editor


terhadap diskusi (memimpin) memberikan masukan
dengan Produser dan pelaksanaan Produksi terhadap struktur film
penulis skenario dan menjadi guide
sebagai bahan acuan Bekerjasama secara bagi editor terhadap
klarifikasi ide. intensive dengan penyelesaian film.
semua crew yang
Melakukan Analisa terlibat. Design Narasi
Skenario
Melakukan Interview. Design Musik.
Mendesign Produksi
dalam hal approaching Kenali ‘S’ (open
metode produksi. social relationship).

Menentukan crew
yang terlibat.

Production meeting.

Hunting Location.

Breakdown Skenario.

Breakdown Schedule.

Analisa Skenario.
Tujuannya adalah :
- Menangkap maksud dan tujuan pembuatan (ide/tema/isi) Skenario.
- Menganalisa Struktur (kontruksi) Skenario, antara lain:
 Mengelaborasi setiap kata dan kalimat
 Berfikir Visual
 Opening, Middle, Ending
 Pola Penyampaian Materi
 Dramatik Content (Surprise danSuspence)
 Scene, karakter, lokasi, properti, art, dsb.
Approaching (pendekatan produksi)

Adalah menelaah materis kenario, kemudian memili himplementa siapa


yang paling memungkinkan agar produksi ini terlaksana. Dalam

Approaching ini dipertimbangkan:


- Metoda Produksi (JenisKamera, Jumlah Kamera)
- Cara Visualisasi (Animasi, CompuGrapic)
- Camera Movement & Angle Cam
- Tone Color (warna)
- Spesifikasi teknis (Jimmy Jib, Dolly, Steady Cam)

Breakdown.
Dalam proses ini yang dilakukan adalah:
- Klasifikasi Scene/Peristiwa/Lokasi
- Management waktu.
Beberapa Tehnik Interview:
- Cari yang terbaik, yang paling penting yang berkaitan dengan
narasumber
- Bertanyalah sebanyak dan sebisa mungkin
- Memiliki pengatuhan dasar tentang materi
- Buat pertanyaan yang
memilikidimensi/perspektifdarikedalamanmateri
- Arahkan pada fakta
- Dapatkan personal stories (humanis, tragis, dll)
- Beri penjelasan terhadap S maksud dari tujuan anda dengan wwcrini
- Usahakan ada kontak mata
- Menyimaklah dengan baik ketika wwcr dan no verbal [tidak
bersuara]
- Katakan pada S untuk tidak takut salah
- Siaplah untuk menyela dan meminta untuk S mengulang atas
jawaban yang terlalu bertele-tele
- Mulailah dari yang ringan
- Bersikaplah natural
- Gunakan bahasa yang dimengerti
- Ketika wwcr berlangsung, jangan sibuk dengan pertanyaan lain
- Atur pertanyaan dengan intensitas emosi tinggi saat S tidak lagi
terintimidasi kehadiran kamera
- Mulai pertanyaan dengan hal-hal yang nyata
- Pancing S untukmengekspresikan kondisi kehidupannya
- Hargai kesunyian [jika ini menyangkut hal yang sensitive &
emosional]
- Akhiri wwcr dengan baik

Wawancara sebagai Live Action


- mendapatkan ekspresi spontan
- ajak S dilokasi kegiatan
- gunakan tehnik pengambilan Handheld
- bercerita pengalaman nyata
- buatlah juga pertanyaan-pertanyaan yang spontan

Anda mungkin juga menyukai