Anda di halaman 1dari 3

Agus Wahyu Nurmaya

240110150036
BAB V
PEMBAHASAN
Praktikum kali ini, praktikan melakukan penjelasan mengenai menentukan
laju infiltrasi menggunakan persamaan Phillips dan Horton, tentu banyak hal yang
akan mempengaruhi. Misalnya yaitu waktu, volume air, penambahan air, dan
akumulatif penambahan air. Luas penampang ring infiltrometer pun juga
mempengaruhi dalam menentukan nilai konstanta dan persamaan laju infiltrasi.
Sebelumnya sudah diketahui bersama bahwa yang dimaksud dengan
Infiltrasi adalah proses meresap atau masuknya air ke dalam tanah melalui
permukaan tanah dan merupakan besarnya tebal air yang dapat meresap ke dalam
tanah dalam satuan waktu. Dalam hal ini, terdapat dua pengertian tentang
kuantitas infiltrasi, yaitu kapasitas infiltrasi (Infiltration Capacity) dan laju
infiltrasi (Infiltration rate). ). Laju infiltrasi adalah laju air yang meresap ke dalam
tanah, yang besarnya dinyatakan dalam mm/jam. Laju infiltrasi ini sangat besar
pengaruhnya di dalam rancangan-rancangan untuk cara pemberian air, periode dan
lamanya pemberian air beserta besarnya air yang harus diberikan. Kemampuan
tanah menyerap air akan semakin berkurang dengan makin bertambahnya waktu.
Pada tingkat awal kecepatan penyerapan air cukup tinggi dan pada tingkat waktu
tertentu, kecepatan penyerapan air ini akan mendekati konstan. Dalam mencari
persamaan laju infiltrasi ini digunakan beberapa metode, salah satunya adalah
dengan menggunakan Persamaan Phillip dan Horton.
Untuk mengetahui persamaan laju infiltrasi dengan menggunakan
Persamaan Phillip, dilakukanlah praktikum ini. Hal yang pertama kali dilakukan
dalam praktikum ini adalah melihat data pengukuran laju infiltrasi di petak sawah
Jatinangor pada tanggal 23 September 2009 dengan menggunakan ring
infiltrometer 50 cm. Terdapat data waktu (menit) dan volume air (cm 3). Waktu
yang digunakan adalah 0, 5, 10, 20, 30, 40, 50, 100, 120 dan 240 menit.
Sementara volume air yang tersedia adalah 0, 350, 350, 1000, 1100, 1500, 3500,
2500, 4000 dan 8000 cm3. Setelah itu, hitung besarnya penambahan air (h) pada
setiap waktunya. Penambahan air (h) ini dirumuskan sebagai perbandingan antara
volume air (cm3) dengan luas penampang infiltrometer (cm2). Luas penampang

didapatkan sebesar 196349,5408 cm2. Maka besarnya penambahan air ini dapat
dicari. Besarnya penambahan air (h) ini dinyatakan dalam satuan mm. Setelah
besarnya penambahan air (h) ini dihitung untuk setiap waktu, hitung pula
Akumulatif penambahan air yang disimbolkan dengan fp. Akumulatif penambahan
air ini dicari dengan menjumlahkan akumulatif penambahan air pada 0 menit,
yaitu 0 mm dengan besarnya penambahan air pada t = 5 menit yaitu 0,01,7825354
mm, sehingga didapatkan besarnya akumulatif penambahan air pada waktu 5
menit adalah sebesar 0,017825354 mm. Untuk mencari akumulatif penambahan
air selanjutnya sama seperti perhitungan sebelumnya sampai didapatkan besarnya
akumulatif penambahan air pada waktu 240 menit adalah sebesar 1,03387051
mm.
Setelah didapatkan akumulatif penambahan air (fp) pada setiap waktunya,
tentukan t1, t2, fp1 dan fp2. t1 adalah waktu awal yang digunakan, t2 adalah waktu
akhir yang digunakan, fp1 adalah akumulatif penambahan air awal dan fp2 adalah
akumulatif penambahan air akhir. Setelah ditentukan nilai-nilai tersebut,
masukkan ke dalam rumus Cp. rumus Cp ini digunakan untuk mencari nilai
konstanta (c) dalam menentukan persamaan laju infiltrasi dengan menggunakan
Persamaan Phillip. Nilai Cp yang didapatkan sesuai dengan hasil perhitungan
adalah -0,005371435.
Laju infiltrasi nilainya akan lebih kecil penyerapan air cukup tinggi dan
pada tingkat waktu tertentu kecepatan penyerapan atau sama dengan kapasitas
infiltrasi. Hal ini dipengaruhi oleh intensitas hujan. Jika intensitas hujan lebih
kecil dari kapasitas infiltrasi, maka laju infiltrasi akan lebih kecil juga dari
kapasitas infiltrasi. Dan jika lebih besar nilainya, maka laju infiltrasi akan sama
dengan kapasitas infiltrasi.

BAB VI
KESIMPULAN
6.1 Kesimpulan
1. Laju infiltrasi dipengaruhi oleh waktu, volume air, penambahan air, dan
akumulatif penambahan air.
2. Laju infiltrasi akan semakin berkurang dengan makin bertambahnya waktu
dan akan kembali konstan.
3. Jika intensitas hujan lebih kecil dari kapasitas infiltrasi, maka laju infiltrasi
akan lebih kecil juga dari kapasitas infiltrasi. Dan jika lebih besar nilainya,
maka laju infiltrasi akan sama dengan kapasitas infiltrasi.
4. Untuk menentukan persamaan laju infiltrasi dapat menggunakan
persamaan Phillips.
6.2 Saran
Dari praktikum yang telah dilakukan, disarankan agar :
1

Seharusnya praktikan memperlajari dan memahami materi sebelum

berlangsungnya praktikum.
Praktikan membawa peralatan penunjang praktikum seperti laptop dan

peralatan alat tulis.


Praktikan seharusnya lebih serius dan tidak bercanda saat praktikum
berlangsung agar tidak ketinggalan setiap materinya.

Anda mungkin juga menyukai