Anda di halaman 1dari 11

2.

1 Profil Perusahaan
2.2 Analisis MEPI
2.2.1 Measurement
Menurut Herman (2006), suatu perusahaan juga perlu mengetahui pada tingkat produktivitas
mana perusahaan tersebut beroperasi agar dapat membandingkan-nya dengan produktivitas yang
telah ditetapkan oleh manajemen. Dari hasil pengukuran dan evaluasi produktivitas akan
diperoleh informasi mengenai tingkat efisensi yang berhasil dicapai oleh perusahaan dalam
melakukan aktivitasnya sehingga perusahaan dapat meningkatkan produktivitasnya dan berdaya
saing dari produk yang dihasilkan.
Pabrik Gula Kebon Agung Malang merupakan pabrik yang menghasilkan produk yakni gula,
dengan bahan baku utama tebu dan bahan penunjang antara lain kapur, air imbibisi dan
sebagainya. Produktivitas suatu perusahaan juga di-pengaruhi oleh waste (limbah) yang
dihasilkan.
Penentuan variabel produktivitas input dan output dalam pengukuran produktivitas pada
penelitian ini adalah :
a) Input yang digunakan diantaranya adalah

Biaya material (meliputi: bahan baku, bahan pembantu, dan pengemas)

Biaya depresiasi (meliputi: biaya yang dikeluarkan dipengaruhi oleh lamanya jam
kerja mesin)

Biaya tenaga kerja (meliputi: lama jam kerja dan jam lembur dari tenaga kerja)

Biaya energi (meliputi: data biaya energi listrik diperoleh dari tagihan pln dan data
perawatan)

Biaya perawatan (meliputi: biaya perawatan mesin).

b) Output yaitu nilai jual gula dengan satuan rupiah/bulan dan nilai jual tetes (mollase)
dengan satuan rupiah/bulan.
2.2.1.1

Perhitungan Indeks Produktivitas Parsial

Perhitungan indeks produktivitas parsial dilakukan pada variabel input dan output yang akan
dijelaskan pada subbab berikut ini.

1. Produktivitas Material
Pada kasus PG Kebon Agung Malang yang tergolong bahan baku adalah bahan mentah,
bahan pembantu, dan pengemas. Perhitungan indeks produktivitas parsial material misal pada
bulan Februari 2012 adalah:

Hasil masing-masing bulan:

2. Produktivitas Tenaga Kerja


Pada PG Kebon Agung Malang tenaga kerja yang digunakan dalam pengukuran
produktivitas adalah tenaga kerja yang bekerja pada bagian unit produksi. Perhitungan indeks
produktivitas parsial tenaga kerja misal pada bulan februari 2012 adalah:

Hasil dari masing-masing bulan:

3. Produktivitas Depresiasi
Pada kasus PG Kebon Agung Malang modal tetapnya berupa mesin dan peralatan pada unit
produksi. Produktivitas depresiasi adalah perbandingan antara nilai output dengan nilai input
depresiasi mesin. Perhitungan indeks produktivitas parsial depresiasi misal pada bulan Februari
2012 adalah sebagai berikut:

Hasil dari masing-masing bulan:

4. Produktivitas Energi
Pada PG Kebon Agung Malang, energi yang digunakan untuk menjalankan mesin dan
peralatan adalah energi listrik. Perhitungan indeks produktivitas parsial energi misal pada bulan
februari 2012 adalah:

Hasil dari masing-masing bulan:

5. Produktivitas Perawatan
Produktivitas perawatan adalah perbandingan antara nilai output dengan nilai perawatan.
Perhitungan indeks produktivitas parsial input perawatan misal pada bulan Februari 2012 adalah:

Hasil dari masing-masing bulan:

Total produktivitas misal pada Februari 2012


TP = Total output/Total input
TP= 103.429.125,92 /( 81.000.438,72 + 15.312.129,81 + 931.488,98 + 2.236.389,75 +
977.295,52)
TP= 1.0295784
Total Output
Produk yang dihasilkan oleh PG Kebon Agung Malang adalah gula serta tetes yang di jual
secara dilelang keperusahaan lain, misalnya pabrik Molindo, Ajinomoto, Miwon dan sebagainya.
Penjualan tetes yang di PG Kebon Agung Malang menggunakan satuan per 1 kg. Berikut adalah
perhitungan indeks produktivitas total output.

2.2.2 Evaluation
Evaluasi adalah fase berikutnya setelah pengukuran produktivitas dilakukan.Tujuan evaluasi
ialah mendapatkan informasi yang akurat tentang tingkat kemajuan perusahaan pada saat ini
relatif terhadap kemajuan yang dicapai dalam periode sebelumnya ditinjau dari sudut capaian
produktivitas. Menurut penelitian yang dilakukan Mishra (2008:20), ukuran-ukuran produktivitas
perusahaan secara lebih nyata menggambarkan kinerja manajemen dibandingkan dengan ukuranukuran finansial seperti profitabilitas, rentabilitas, return on investment, return on asset, dan
analisis rasio-rasio lainnya.
Evaluasi produktivitas pada dasarnya dilakukan untuk mendapatkan kepastian/jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan berikut:

Dimana posisi perusahaan saat ini (where the company is standing now)
Sumberdaya apayang bermasalah pengelolaannya
Unit kerja mana yang bermasalah
Unit kerja mana yang dapat dijadikan benchmark dalam perusahaan
Mengapa terjadi masalah (faktor-faktor apa yang menyebabkan masalah)
Apa usul-usul perbaikan
Evaluasi hasil yang didapatkan dari pengukuran tiap input adalah untuk mengetahui

perubahan tiap input dalam mempengaruh pencapaian produktivitas perusahaan. Berikut ini akan
dilakukan evaluasi berdasrkan pengukuran yang sudah dilakukan sebelumnya. Evaluasi
produktivitas dilakukan dengan menggunakan indeks produktivitas yang akan diplot ke dalam
grafik garis untuk mengetahui bagaimana trend untuk periode tahun 2012 sampai dengan 2013.

1. Produktivitas material
Berikut ini adalah grafik trend dari indeks produktivitas material atau bahan baku dari tahun
2012 sampai dengan 2013.

Terjadinya penurunan produktivitas terjadi pada awal tahun 2012 hal ini menurut
manajemen PG Kebon Agung disebabkan rendemen (kandungan gula) tebu pada bulan agustus
turun 2% yang rata-rata pada bulan sebelumnya 10% sehingga menyebabkan kualitas bahan
baku menurun yang berdampak pada output yang dihasikan.
2. Produktivitas Tenaga Kerja
Berikut ini adalah grafik trend dari indeks produktivitas tenaga kerja dari tahun 2012 sampai
dengan 2013.

Hasil pengukuran tingkat indeks produktivitas tenaga kerja yang fluktuatif disebabkan oleh
ketidakseragaman jumlah gaji dengan tingkat output yang diperoleh. Menurut manajemen PG
Kebon Agung banyaknya tenaga kerja yang datang terlambat kerja berakibat pada pemotongan
gaji sehingga biaya tenaga kerja per bulannya berfluktuatif.
3. Produktivitas Depresiasi

Berikut ini adalah grafik trend dari indeks produktivitas deperesiasi dari tahun 2012 sampai
dengan 2013.

Terlihat bahwa indeks produktivitas yang rendah di bawah standar (100) yaitu bulan Agustus
2012 dan Juli 2013. Penurunan disebabkan rendahnya aktivitas produksi dan rendahnya volume
penjualan produk pada periode tersebut. Sedangkan peningkatan indeks produktivitas juga
dipengaruhi oleh volume penjualan produk yang cukup tinggi linier dengan jam kerja mesin.
4. Produktivitas Energi
Berikut ini adalah grafik trend dari indeks produktivitas energi yang digunakan dari tahun
2012 sampai dengan 2013.

Terdapat hasil perhitungan indeks yang dibawah rata-rata pada bulan Januari hingga Agustus
tahun 2012 disebabkan hasil penjualan output yang kurang maksimal karena biaya energi sesuai
dengan penggunaan biaya material. Penyebab sama terjadi pada bulan Juli dan Agustus tahun
2013 juga terdapat indeks di bawah rata-rata disebabkan oleh faktor yang sama yaitu penjualan
output yang kurang maksimal.

5. Produktivitas Perawatan
Berikut ini adalah grafik trend dari indeks produktivitas perawatan yang dilakukan dari
tahun 2012 sampai dengan 2013.

Hasil pengukuran indeks produktivitas perawatan yang tidak konsisten disebabkan oleh
perawatan mesin yang tidak terjadwal. Perawatan mesin yang tidak terjadwal akan menyebabkan
mesin mudah mengalami kerusakan yang berakibat pada kenaikan biaya perawatan per bulannya.
6. Total output
Berikut adalah trend perubahan total output produk yang diproduksi oleh PG Kebon Agung.

Menurut manajemen PG Kebon Agung Malang kontribusi tetes adalah sebesar 21% dari
output total tahun 2010 dan 2011, sedangkan kontribusi tetes pada tahun 2012 dan 2013 sebagian
besar telah memenuhi kriteria yaitu di bawah 21%. Menurut Widowati (2003), secara umum
pemrosesan gula tetes yang dihasilkan sekitar 15 16% dengan kadar brix 85 92. Tetes yang di
hasilkan oleh Pabrik Gula Kebon Agung di atas 48%, sedangkan secara umum tetes yang di
hasilkan seharusnya 15 - 16%. Hal ini menunjukkan bahan baku tetes di Pabrik Gula masih
mempunyai kadar brix yang terlalu rendah. Produksi tetes yang terlalu tinggi tidak akan memberi
kontribusi output yang tinggi (hanya rata-rata 21%). Untuk meningkatkan produktivitas total

output, Pabrik Gula hendaknya meningkatkan kualitas bahan baku agar tetes yang di hasilkan
dapat di kurangi dengan pengecekan dan pengontrolan kadar air, serta kadar brix pada tebu.
Dari perhitungan di atas didapatkan rata-rata indeks produktivitas parsial indeks
produktivitas depresiasi rata-rata sebesar 149,8; indeks produktivitas material rata-rata sebesar
117,5; indeks produktivitas tenaga kerja sebesar rata-rata 147,1; indeks produktivitas energi ratarata sebesar 128,9;

dan indeks perawatan sebesar 90,7. Dari hasil perhitungan indeks

produktivitas yang dilakukan indeks terendah adalah indeks produktivitas perawatan. Hal ini
berarti diperlukan untuk menignkatkan produktivitas pada perawatan atau input yang berupa
mesin agar dapat mencapai tingkat indeks 100. Akan tetapi, hasil perhitungan indeks
produktivitas total diperoleh sebesar 100. Hal ini berarti tingkat produktivitas pada bagian
produksi gula dan tetes di PG Kebon Agung Malang pada tahun 2012 dan tahun 2013 tergolong
baik.

Anda mungkin juga menyukai