Anda di halaman 1dari 2

SEJARAH ARSITEKTUR MASJID AL-IRSYAD

Di Kota Baru Parahyangan, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, terdapat


sebuah objek religi yang dinamai Masjid Al-Irsyad, karya seorang arsitek bernama Ridwan
Kamil. Masjid ini terletak di sebelah Al-Irsyad Satya Islamic School yang berafilasi dengan AlIrsyad Singapore. Masjid yang berdiri di atas lahan seluas 1 Ha ini memiliki luas bangunan
sebesar 1700 m2 dengan luas selasar 800 m2 diharapkan dapat menampung sekitar 1500 jamaah.
Untuk pembangunannya, masjid ini menghabiskan biaya sekitar Rp 7 miliar.
Masjid AL-Irsyad ini mulai dibangun pada tanggal 7 September 2009 dan diresmikan
pada 27 Agustus 2010. Ide yang menginspirasi pembuatan masjid ini adalah Kabah yang ada di
Masjidil Haram, yang berbentuk kubus sederhana namun memiliki daya tarik yang luar biasa.
Selain sebagai tempat beribadah, masjid ini pun memiliki fungsi lain yaitu situs pendidikan dan
wisata bagi warga di dalam kawasan Bandung, luar Bandung, bahkan hingga mancanegara.
Sebagai salah satu tempat peribadatan umat muslim di Indonesia, ternyata masjid ini
telah mendapatkan penghargaan dari National Frame Building Association sebagai 5 besar
Building of The Year 2010. Perhelatan akbar yang diadakan oleh para arsitek di seluruh dunia
ini menempatkan Masjid Al-Irsyad dalam kategori religious architecture. Selain itu, dalam ajang
penghargaan ini, Masjid Al-Irsyad menjadi satu-satunya tempat peribadatan umat muslim yang
bersaing dengan tempat peribadatan agama lain.
Lalu, sebenarnya apa keistimewaan dari Masjid Al-Irsyad dibandingkan dengan ratusan
tempat peribadatan lainnya? Sepintas, bangunan masjid ini memang terlihat memiliki perbedaan
yang cukup mencolok dibandingkan bangunan masjid kebanyakan. Hal ini terlihat pada tidak
adanya kubah pada masjid ini, karena konsep dasar masjid ini terinspirasi dari Kabah. Masjid ini
memiliki tiga unsur warna utama yang digunakan di seluruh bagiannya, yaitu hitam, putih, dan
abu-abu. Warna-warna sederhana inilah yang menambah kesan elegan, modern, dan sederhana
pada masjid ini.
Dengan bentuk dasar bangunan kotak dan warna dasar abu-abu, masjid ini menampilkan
keindahan eksterior yang mendalam dengan terdapatnya lafaz Arab yang terbaca debagai dua
kalimat tauhid, Laailaha Ilallah Muhammad Rasulullah, yang artinya Tiada Tuhan Selain Allah
dan Muhammad adalah utusan Allah. Kekuatan desain Masjid Al-Irsyad tampak pada embedding
teks kaligrafi Arab dengan jenis tulisan khat kufi yang berbentuk dua kalimat tauhid yang terbaca

pada tiga sisi bangunan dalam bentuk susunan batu bata, yang dirancang sebagai kaligrafi tiga
dimensi raksasa.
Masjid Al-Irsyad memiliki konsep yang memanfaatkan sinar matahari melalui penerapan
pembangunan dinding-dindingnya. Desain arah kiblat dituangkan dengan suguhan pemandangan
alam yang indah di depannya. Jadi, di masjid ini kita akan mendapati mihrab yang tidak
dikelilingi oleh dinding-dinding pembatas seperti pada masjid kebanyakan dan dari tempat inilah
kita dapat menikmati semburat matahari saat senja yang masuk dari bagian tak berdinding
tersebut.. Selain itu, tempat khatib pun dirancang dengan unik, yaitu berada di atas air jernih
yang dihiasi ikan warna-warni. Tepat di atas air tersebut juga terdapat bola berukuran besar yang
bertuliskan kaligrafi lafaz Allah SWT.
Di bagian dalam masjid ini, tidak didapati tiang-tiang penyangga berukuran besar seperti
masjid pada umumnya, yang menimbulkan kesan sangat luas di dalamnya. Hamparan alat sholat
pun tidak tergelar penuh menutupi alas masjid ini, namun di setiap tepi sisi masjid ini diwarnai
dengan aksen bebatuan putih. Dengan banyaknya celah pada dinding masjid, membuat sirkulasi
udara meningkat dan menimbulkan hawa yang sangat sejuk meski tanpa menggunakan kipas
atau AC.
Selain itu, pada siang hari masjid ini menggunakan sumber cahaya dari sinar matahari
secara penuh, sedangkan pada malam harinya sumber pencahayaannya berasal dari 99 lampu
yang pada masing-masing lampunya bertuliskan nama-nama baik Allah atau Asmaul Husna.
Pancaran lampu-lampu ini pun menambah keindahan dari Masjid Al-Irsyad, baik dari dalam
masjid itu sendiri maupun luar masjid dengan keluarnya sinar lampu melalui celah-celah dinding
yang membentuk kalimat tauhid.
Tampilan luar di sekeliling masjid ini ditata dengan filosofis Kabah dimana lanckap dan
ruang-ruang terbuka di sekitarnya didesain membentuk susunan garis melingkar yang melingkari
masjid ini. Desain melingkar ini terisnpirasi oleh konep tawaf di Makkah, yaitu mengelilingi
Kabah.
o Penyusun resume
: Chika Novinda
o NIM
: I0216017
o Sumber artikel
: Rachmawati, Melida Atifa.2011.
https://www.academia.edu/10028130/MASJID_AL_IRSYAD_SATYA_DI_KOTA_BARU_
PARAHYANGAN_DAN_SELASAR_SUNARYO_ART_SPACE_DI_BANDUNG_Progra
m_Studi_Desain_Interior. Diakses pada tanggal 21 September 2016 pukul 16.35 WIB.

Anda mungkin juga menyukai