ANGGOTA KELOMPOK:
TEORI ARSITEKTUR 2
DOSEN PEMBIMBING: Ir. Maya Andria N., M.Eng.
PENGERTIAN ARSITEKTUR POST-MODERN
Arsitektur
Post Modern merupakan perkembangan gaya
bangunan setelah kejenuhan terhadap arsitektur modern yang
dianggap monoton dan kurang mewakili keragaman ide para
arsitek pada masa itu.
CONTOH BANGUNAN
Double Coding merupakan istilah tentang perpaduan dari 2 gaya atau style,
misalnya Arsitektur Vernakular dengan arsitektur yang lainnya.
Double Coding pada Gedung Bank Bukopin Cabang Surakarta nampak dari
fasadnya, yakni dari atap dan kolomnya. Bagian atapnya menerapkan aliran
Arsitektur Vernakular sedangkan bagian kolomnya menerapkan arsitektur
modern.
Atap vernakular
Jendela kolonial
2) Sematik
Sematik yaitu menentukan gambaran
keseluruhan yang tercipta dalam
ingatan seseorang saat mendengar
rangkaian serangkaian kata atau kalimat
yang diucapkan orang lain. Jencks
berpendapat sejak dulu masyarakat
sudah mempunyai prototype bangunan
yang berkaitan dengan penggunaannya.
Bagian yang ada pada Bank Bukopin
solo ini dapat disebut dengan aliran
sematik. Salah satu hal yang dapat
mengingatkan bangunan bank bukopin
ini adalah bagian dinding dan jendela
yang biasanya terdapat pada
bangunan-bangunan kolonial yang lain
seperti BI Solo yang lama. Kemudian
pada bagian atap yang terlihat sebagai
atap joglo juga mengingatkan dengan
rumah joglo yang berada daerah sekitar
solo.
3)Metafora;
Metafora ialah suatu kiasan yang dihasilkan setelah kata-kata
dirangkaikan. Dalam arsitektur dapat dijumpai bentuk-bentuk alam yang
fungsional diambil sabagai tanda atau simbol tertentu.
Pada Bank Bukopin kota solo ini memiliki ornamen yang diambil dari alam
yaitu berupa daun yang menjadi nilai estetika pada tampak depan
bangunan. Kemudian terdapat tanaman yang berada di bagian bawah
atap.
Kebudayaan dibagi menjadi dua
yaitu kebudayaan generic dan
kebudayaan diferensial.
Banyak kebudayaan yang masuk di
Indonesia karena letak Indonesia
yang sangat strategis.
Arsitektur Post-Modern mudah
beradaptasi dengan lingkungan
Indonesia karena arsitektur post-
modern ini bersifat fleksibel
sehingga mudah diaplikasikan pada
bangunan.
Contoh bangunan yang ada
Indonesia salah satunya adalah
Bank Bukopin yang berada di Kota
Surakarta tepatnya di Jalan Slamet
Riyadi No. 373.
Kebudayaan generic merupakan
kebudayaan yang historic atau dengan
kata lain diturunkan oleh suatu budaya.
Pengertian yang lain mengatakan bahwa
kebudayaan tersebut diwariskan dari
generasi ke generasi baik dari
kekerabatan maupun dari lingkungan
sekitarnya.
Penerapan kebudayaan generic pada
bagian atap bangunan yang berupa atap
joglo. Karena konteks bangunan ini yang
berada di wilayah Surakarta maka
bangunan ini mengambil atau
menerapkan kebudayaan jawa yang
memang terkenal dan sangat kental di
wilayah Surakarta.
Terdapat dua masa bangunan yaitu pada
bagian yang menyerupai kanopi atau
bangunan yang bermasa kecil dan
bangunan bermasa besar. Kedua
bangunan tersebut menggunakan desain
atap yang sama yaitu atap joglo.
Kemudian untuk kebudayaan diferensial yaitu
kebudayaan yang dihasilkan dari interaksi dengan
dunia luar atau kebudayaan yang dipelajari dari
pengalaman serta melalui berbagai pertemuan dan
kontak dengan kebudayaan lain.
Seperti pada contoh sebelumnya atap joglo ini
digunakan pada bangunan bank bukopin ini
padahal masa bangunan berbentuk persegi dan
terbentuk masa yang solid atau tidak terlihat
rangka-rangka. Kemudian bangunan ini memiliki
kolom bagian depan berupa dua pilar yang
bentuknya seperti bentuk pilar pada bangunan
Yunani atau Romawi yang difungsikan sebagai
estetik bangunan.
Bangunan ini pada dasarnya mengambil gaya
arsitektur kolonial pada bentuk bangunan
kemudian ditambahkan gaya tradisional jawa yang
diterapkan pada atap bangunan tersebut. Dalam
hal ini adanya perpaduan gaya kolonial dan gaya
tradisional jawa membuat bangunan ini unik dan
mencirikan gaya arsitektur Post-Modern.
historical
https://ndalempoerwahadiningratan.files.wordpress.com/201
2/06/bank-bukopin-small