PENDAHULUAN
1.1
1.
2.
3.
4.
1.2
Tujuan Percobaan
Menjelaskan pengaruh variabel terhadap produk fraksionasi biomassa.
Menghitung neraca massa pada sistem fraksionasi biomassa.
Menghitung yield sistem fraksionasi biomassa.
Menghitung persentase recovery lignin.
Defenisi Biomassa
Biomassa merupakan limbah dan residu pertanian, kehutanan yang dapat
terutama membentuk CO. Diluar partikel, CO akan bereaksi lebih lanjut membentuk
CO2. Pembakaran akan menyisakan material berupa abu (Untoro, 2010).
Selama proses karbonisasi, gas-gas yang bisa terbakar seperti CO, CH4, H2,
formaldehid, methana, asam formiat dan asam asetat serta gasgas yang tidak bisa
terbakar seperti CO2, H2O dan tar cair dilepaskan. Gas-gas yang dilepaskan pada
proses ini mempunyai nilai kalor yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan
kalor pada proses karbonisasi (Untoro, 2010).
1.3 Batang Jagung
Tanaman jagung merupakan salah satu tanaman yang dapat dimanfaatkan
sebagai sumber bioetanol. Biomassa batang jagung merupakan sampah yang sejauh
ini masih belum banyak dimanfaatkan menjadi produk yang memiliki nilai tambah
(added value). Batang jagung yang termasuk biomassa mengandung lignoselulosa
sangat dimungkinkan untuk dimanfaatkan menjadi bioetanol karena memiliki
kandungan selulosa yang cukup banyak (Muniroh, 2011).
1.4
Kimiawi Lignoselulosa
1.4.1 Selulosa
Selulosa merupakan polimer dengan rumus kimia (C6H10O5)n. Dalam hal ini n
adalah jumlah pengulangan unit gula atau derajat polimerisasi yang harganya
pemecahan rantai selulosa secara hidrolisis. Pemecahan rantai selulosa ini dapat
terhalang oleh lignin dan hemiselulosa yang ada di sekitar selulosa. Namun laju
hidrolisis selulosa akan meningkat seiring kenaikan temperatur dan tekanan. Selulosa
secara alami diikat oleh hemiselulosa dan dilindungi oleh lignin. Adanya ikatan eter
sel yang tak larut dengan klor dioksida. Struktur molekul lignin sangat berbeda bila
dibandingkan dengan polisakarida, karena terdiri dari sistem aromatik yang tersusun
atas unit-unit fenil propane. Sifat-sifat lignin yaitu tidak larut dalam air dan asam
mineral kuat, larut dalam pelarut organik, dan larutan alkali encer. Lignin yang terikut
dalam produk pulp menurunkan kekuatan kertas dan menyebabkan kertas menguning.
Pulp akan mempunyai sifat fisik atau kekuatan yang baik apabila mengandung sedikit
lignin. Hal ini karena lignin bersifat menolak air dan kaku sehingga menyulitkan
dalam proses penggilingan (Azhary, 2010).
Unit-unit pembentuk lignin terdiri dari p-koumaril alkohol, koniferil alkohol,
dan sinapil alkohol yang merupakansenyawa induk pembentuk makromolekul lignin
dan terikat satusama lain baik dengan ikatan ester maupun dengan ikatan karbon
seperti yang ditampilkan dalam Gambar 1.4.
bagian batang yang paling rendah, paling tinggi dan paling dalam untuk cabang kayu
lunak, kulit, dan kayu tekan.
Lignin berbentuk non-kristal, mempunyai daya absorpsi yang kuat dan di alam
bersifat thermoplastic, sangat stabil, sulit dipisahkan dan mempunyai bentuk yang
bermacam-macam sehingga struktur lignin pada tanaman bermacam-macam. Lignin
pada tanaman dapat dibagi menjadi 3 tipe:
1. Lignin dari kayu lunak (Gymnospermae).
2. Lignin dari kayu keras (Angiospermae dycotyle).
3. Lignin dari rumput-rumputan, bambu, dan palmae (Angiospermae monocotyle).
Kadar kandungan lignin pada tumbuhan sangat bervariasi. Pada spesies kayu
kandungan lignin berkisar antara 20-40%. Lignin menyebabkan pulp berwarna gelap.
Pada proses pembuatan pulp, kadar lignin harus rendah. Apabila kadar lignin pada
tanaman tinggi, maka zat pemutih yang ditambahkan pada proses bleaching akan
cukup banyak. Pulp akan mempunyai sifat fisik yang baik apabila mengandung
sedikit lignin. Hal ini dikarenakan lignin bersifat menolak air dan kaku, sehingga
menyulitkan dalam proses penggilingan. Kadar lignin pulp pada bahan baku kayu 2035%, sedangkan pada bahan baku non kayu kadarnya lebih kecil lagi.
Pada industri pulp dan kertas, lignin dipisahkan dari selulosa untuk
menghasilkan pulp. Lignin memberikan pengaruh yang kurang baik terhadap pulp,
yaitu warna maupun sifat fisik pulp, lamanya waktu penggilingan pulp berbanding
terbalik dengan jumlah lignin yang dikandung oleh pulp. Apabila pulp mengandung
kadar lignin tinggi akan sukar digiling dan menghasilkan lembaran dengan kekuatan
rendah.
Pada proses pembuatan pulp akan terjadi delignifikasi (penyisihan lignin).
Reaksi ini terjadi dengan cara mengubah polimer lignin menjadi monomer-monomer
penyusunannya dan melarutkannya ke dalam larutan pemasak, Selain terjadi reaksi
pemutusan polimer, dalam pembuatan pulp juga terjadi reaksi repolimerisasi lignin
yang telah larut.
1.5 Fraksionasi Biomassa
Dehidrasi
Furfural
Hidrogenolisis
Glikol
Silitol
Gula Hemiselulosa
Hidrogenasi
Sorbitol
Ragi Torula
Hemiselulosa
Fermentasi
Gliserol
Aseton
Etanol
Kertas
Biomassa (lignoselulosa))
Selulosa
Serat
Bahan Kimia selulosa
Film
Bahan Peledak
Polimer
Bahan Bakar
Fenol
Vanilin
Fenol
Dispersan
utama dari jaringan tumbuhan (selulosa, hemiselulosa dan lignin) dalam bentuk yang
lebih baik.
1.6.1 Proses Acetosolv
Penggunaan asam asetat sebagai pelarut organik disebut dengan proses
acetosolv. Asam asetat merupakan salah satu asam karboksilat paling sederhana,
setelah asam format. Larutan asam asetat dalam air merupakan sebuah asam lemah,
artinya hanya terdisosiasi sebagian menjadi ion H+ dan CH3COO-. Asam asetat
merupakan pereaksi kimia dan bahan baku industri yang penting. Konsentrasi asam
asetat yang digunakan berkisar antara 50%-95% dengan ataupun tanpa katalis.
Kelebihan utama asam asetat sebagai pelarut organik dalam proses organosolv
adalah proses pemasakan dapat dilangsungkan pada suhu dan tekanan rendah maupun
tinggi, harganya murah, serta dapat diselenggarakan dengan ataupun tanpa bantuan
katalis. Media asam asetat dengan ataupun tanpa katalis dapat memisahkan dengan
selektif selulosa, hemiselulosa dan lignin dari berbagai biomasaa, baik kayu maupun
non-kayu. Beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas pulp pada proses acetosolv
adalah konsentrasi asam asetat, jenis dan konsentrasi katalis, suhu, nisbah cairan
terhadap padatan dan waktu pemasakan.
1.6.3Proses Milox
Proses milox merupakan proses pemasakan tiga tahap yang terdiri dari
pemasakan dengan asam formiat - asam performiat - asam formiat. Proses ini
menghasilkan pulp dengan bilangan kappa sangat rendah, yaitu 7-11 yang
memungkinkan proses pemutihan pulp hanya dengan peroksida dan atau ozon.