205 291 1 SM PDF
205 291 1 SM PDF
A. Judul
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI POST OPEN REDUKSI INTERNAL FIKSASI FRAKTUR
OLEKRANON DEKSTRA DENGAN PEMASANGAN SCREW
B. Identitas Penulis
1. Nama Lengkap
2. Jenis Kelamin
3. NPP
4. Disiplin Ilmu
5. Pangkat/Golongan
6. Jabatan Fungsional/Struktural
7. Fakultas/Jurusan
Abstrak
Fraktur adalah rusaknya kontinuitas tulang atau terpisahnya kontinuitas tulang normal
yang terjadi karena stress berlebihan pada tulang, juga merupakan terputusnya kontinuitas
jaringan dan tulang rawan yang pada umumnya disebabkan oleh ruda paksa secara mendadak.
Pada fraktur olekranon biasanya sering kali terjadi akibat trauma langsung dimana orang sering
kali terjatuh atau mengalami kecelakaan dan bentuk perpatahannya adalah transvers ( Apply,
1995). Pada kasus ini akan menimbulkan permasalahan impairment diantaranya ada nyeri diam,
nyeri tekan dan gerak pada siku kanan, keterbatasan lingkup gerak sendi siku sebelah kanan,
penurunan kekuatan otot dan penurunan kemampuan aktivitas fungsional. Untuk penanganan
yang efektif dan efisien dilakukan suatu pemeriksaan nyeri dengan VDS ( verbal Deskriptif Scale
), kekuatan otot dengan MMT ( Manual Muscle Testing), lingkup gerak sendi dengan
goneometer, serta kemampuan fungsional dengan indeks ADL. Adapun tujuan yang ingin
dicapai yaitu mengurangi spasme, mengurangi oedem, mengurangi nyeri, meningkatkan
kekuatan otot, meningkatkan lingkup gerak sendi, dan meningkatkan aktifitas fungsional. Dalam
membantu mengatasi masalah tersebut dalam pelaksanaan fisioterapi dapat menggunakan
modalitas berupa Infra Merah ( IR ), dan Terapi Latihan. Setelah dilakukan beberapa kali
tindakan terapi didapatkan hasil berupa nyeri berkurang, lingkup gerak sendi siku bertambah,
peningkatan kekuatan otot Flexor-extensor elbow dekstra dan pronator-supinator elbow dekstra,
berkurangnya oedem atau bengkak pada siku kanan, berkurangnya spasme otot, dan
meningkatnya aktifitas fungsional.
Kata kunci : Fraktur olekranon dekstra, infra merah, terapi latihan
(preventif ),
bersifat
dan
dengan
menyeluruh,
berkesinambungan.
kemajuan
zaman
perkembangan
tekhnologi
Bersamaan
yang
ilmu
yang
terpadu
dirasakan
dan
pengetahuan
dan
Fraktur
juga
langsung
dirasakan
akan
olekranon
atau
dapat
tidak
langsung.
Fraktur
olekranon
semakin
akan
anggota
Akibat salah
kerja
yang
IPTEK
sendiri.
Proses
terjadinya
akibat
memperburuk keadaan.
kecelakaan
masyarakat
itu
mendapatkan
baik
dari
dialami
badan
tidak
secara
berkembangnya
yang
terjadi
tersebut
dapat
komplikasi
Pada
dengan
fraktur
pemasangan
yang
dapat
olekranon
dekstra
screw,
maka
dari
nyeri
gerak
maupun
nyeri
secara
otomatis
mengimobilisasi
berlangsung
lama
akan
Pada
kondisi
tersebut
fisioterapi
penting
dan
fraktur
olekranon
mempunyai
tanggung
jawab
dalam
gerak
peranan
meningkatkan
pada siku
sendi,
kondisi
fraktur
olekranon
modalitas
kanan
pengertian
sebagai
penggambaran
atau
kanan,
dekstra.
Instrumen
kasusuadalah
penelitian
proses
dalam
pemilihan
dan
a. Prosedur
adanya
gangguan
pengambilan
aktifitas
data
atau
penelitian mencakup :
a.
pemeriksaan
fisik
bertujuan
mengetahui keadaan
konsep
secara
sederhana
dapat
diberi
fisik
pasien
untuk
yang
anamnesis
pasien,
permasalahan
keadaan pasien.
perkembangan
langsung
pasien
dengan
selama
diberiakn
yang
Proses
untuk
2).
periodik
pemeriksaan laboratorium.
berikutnya.
dengan
dan
post
operatif
fracture
Dari
data
perkembangan
utnuk
terapi.
kasus
mengetahui
ada.
yang
sudah
digunakan untuk
dievaluasi
dan
diperoleh
perbandingan
untuk
mengetahui
olekranon dekstra.
Pemeriksaan
yaitu
dilakukan
untuk
pasien,
sehingga
adalah
dasar
untuk
proses
ini
assessment
yang
fisioterapi
mempunyai
memperkuat
fisioterapi.
Manual
b. Menentukan Diagnosa
antara
lain
penyakit
Muscle
ini
Testing
meliputi
MMT
),
sekarang,
beberapa
umum.
adanya
2. Pemeriksaan fisik
Dalam
riwayat
Pemeriksaan
diagnose
pemeriksaan
penurunan
fisioterapi
kekuatan
yaitu
otot
pada
meliputi
gerak dasar.
c. Tujuan Fisioterapi
3. Pemeriksaan spesifik
ini
permasalahan
nyeri
gerak
aktif
pasif
siku
kanan,
mengurangi
oedem
pada
siku
kanan,
mengurangi
spasme
otot
siku
kanan,
meningkatkan
keterbatasan
aktifitas
fungsional.
d. Penatalaksanaan Fisioterapi
selama
peredaran
dilakukan
sirkulasi
darah,
mengurangi
terapi
dan
meliputi
setelah
terapi
evaluasi
nyeri
2. Terapi latihan
palpasi.
Nyeri
gerak
pasif
6
T2
T3
T4
T5
Nyeri
gerak
aktif
4
Nyeri
tekan
2
T6
fleksi
ekstensi pronasi
3
3
3
4
4
4
3
3
3
3
4
4
supinas
i
4
4
4
4
5
5
4
4
4
4
5
5
2. Tindak
T1
T2
T3
T4
T5
T5
aktif
pasif
sagital
rotasi
sagital
0-0-80
85-0-80 0-0-95
0-0-80
85-0-80 40-0-98
0-0-85
85-0-80 0-0-105
0-0-88
85-0-80 2-0-110
0-0-97
85-0-80 2-0-115
0-0-115
85-0-80 3-0-121
Tabel 3.4. Antropometri
Patokan
Epicon
dylus
5cm
proksi
mal
10cm
proksi
mal
5cm
distal
10
distal
T1
26
T2
26
T3
26
T4
26
Berpak
aian
Mandi
Berhias
Menyik
at gigi
Menyia
pkan
minum
Mengg
unakan
kran
makan
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
2
2
1
2
2
1
1
lanjut
setelah
dilakukan
T5
26
T6
26
menentukan
progran
terapi
26,
5
26,5
28
28
26,
5
26,
5
26
28
28
28
26
Pada kondisi fraktur olekranon dekstra
28
25,
5
25
25,5
25
25,
5
25
25,
5
25
25
25
sebelumnya tidak lepas dari komplikasi yang
25
25
T1
T2
T3
T4
T5
T6
fungsional.
Adapun
permasalahan
yang
adanya
spasme,
(3)
adanya
Kesimpulan
Pada
olekranon
kasus
dekstra
post
dapat
operasi
dialami
fraktur
oleh
reduksi
yang
tepat,
mobilisasi
dapat
Bloch,
Bernard.
1986.
Fracture
and
Yogyakarta.
Testing
Examination.
Company. Philadelphia
spasme,
(3)
mengurangi
meningkatkan
kekuatan
meningkatkan
LGS,
(6)
Techneque
of
W.B.
Manual
Sounders
bengkak,
(4)
otot,
(5)
meningkatkan
aktifitas fungsional.
Jakarta.
Daftar Pustaka
Lokomotor
Philadelphia.
Assessment
or
Geriatric
and
Patient.
Mosby. Philadelphia.
Mc. Rae, Ronald. 1994. Practical fracture
Treatment.
Third
Edition.
ELBS,
United Kingdom.
Moore, Keit L 2002. Anatomi Klinis Dasar.
Edisi I. Penerbit Hipokrates. Jakarta.
N.J.
Aston.
1996.
Traumatologik
Kapita
dan
Selekta
Orthophaedik.
Pada
Nyeri
).
Surakarta.
Pletzer, Warner. 1997. Atlas Berwarna dan
Tesk
Anatomi
Manusia
Sistem
Musculoskeletal
dan