KSN - Bab 2 Kebijakan Terkait
KSN - Bab 2 Kebijakan Terkait
LAPORAN
ANTARA
Penyusunan Kebijakan
dan Strategi Perwujudan
dan Pengelolaan
Kawasan Strategis
Nasional
2015
Laporan Pendahuluan
BAB 2
KEBIJAKAN TERKAIT
Berdasarkan PP No. 26 tahun 2008, Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
adalah arahan kebijakan dan strategi pemanfaatan ruang wilayah negara. PP ini
mengamanatkan disusunnya RTR Kawasan Strategis Nasional (KSN) yang merupakan
rencana rinci sebagai perangkat operasional dari RTRWN. PP ini telah menetapkan 76
KSN yang terdiri dari lima sudut kepentingan, yaitu 1) pertahanan dan keamanan, 2)
Penyusunan Kebijakan dan Strategi Perwujudan dan Pengelolaan Kawasan Strategis Nasional
II | 1
Laporan Pendahuluan
Kegiatan penataan ruang terdiri dari 3 (tiga) kegiatan yang saling terkait, yaitu
perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang
dengan produk rencana tata ruang berupa Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang
secara hirarki terdiri dari Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN), Rencana
Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) dan Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten/Kota (RTRW Kab/Kota). Kegiatan rencana tata ruang tersebut harus dapat
terangkum di dalam suatu rencana pembangunan sebagai acuan di dalam
implementasi perencanaan pembangunan berkelanjutan di wilayah Indonesia.
PKN dan PKW merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan ditetapkan berdasarkan
Peraturan Pemerintah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, demikian juga
dengan PKSN. Sedangkan PKL ditetapkan dengan Peraturan Daerah tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Provinsi berdasarkan usulan Pemerintah Kabupaten/Kota.
Gambaran sistem perkotaan nasional yang berada dalam lingkup wilayah kegiatan
Penyusunan Kebijakan dan Strategi Perwujudan dan Pengelolaan KSN yaitu:
Penyusunan Kebijakan dan Strategi Perwujudan dan Pengelolaan Kawasan Strategis Nasional
II | 2
Laporan Pendahuluan
Tabel 2.1
Kebijakan Sistem Perkotaan Nasional Berdasarkan RTRWN
PROVINSI
SUMATERA
UTARA
Kawasan Danau
Toba &
Sekitarnya
KEPULAUAN
RIAU
Kawasan Batam,
Bintan dan
Karimun
JAWA TENGAH
Kawasan
Borobudur dan
sekitarnya
NUSA
TENGGARA
TIMUR
Kawasan
Perbatasan
Negara NTTTimor Leste
PKN
PKW
Tebing Tinggi
(II/C/1)
Sidikalang (II/B)
P. Siantar
(I/C/1)
Balige (II/C/1)
Rantau Prapat
(II/C/1)
KisaraII/C/1)
Gunung Sitoli
(II/C/1,(I/D/1)
P.Sidempuan
(II/C/1) -Sibolga
(II/C/1).
Batam (I/C/3)
Tanjung Pinang
(II/C/1)
Terempa (II/B) Daik Lingga (II/B)
Dabo P. Singkep
(II/B)
Tanjung Balai
Karimun (II/C/1)
Surakarta (I/C/1) Boyolali (II/B)
Kawasan
Klaten (II/C/1)
Perkotaan
Salatiga (II/C/1)
Semarang
Tegal (II/C/1)
Kendal - Demak Pekalongan (I/C/ 1)
Ungaran Kudus (I/C/1)
Purwodadi
Cepu (II/C/ 1)
(Kedungsepur)
Magelang (I/C/1)
(I/C/3)
Wonosobo (II/C/1)
Cilacap (I/C/ 1)
Kebumen (II/C/1)
Kupang (I/C/1)
Soe (II/B)
Kefamenanu (II/B)
Ende (I/C/1)
Maumere (II/C/1)
Waingapu (II/C/1)
Ruteng (II/C/ 1)
Labuan Bajo (I/C/1)
PKSN
Kawasan Perkotaan
Medan-Binjai-Deli
Serdang-Karo
(Mebidangro)
(I/C/3).
Batam
(I/A/1)
Ranai (I/A/2)
Atambua
(I/A/2)
Kalabahi
(I/A/2)
Kefamenanu
(I/A/2)
Penyusunan Kebijakan dan Strategi Perwujudan dan Pengelolaan Kawasan Strategis Nasional
II | 3
Laporan Pendahuluan
Keterangan:
I IV : Tahapan Pengembangan
A
: Percepatan Pengembangan kota-kota utama kawasan Perbatasan
A/1 : Pengembangan/Peningkatan fungsi
A/2 : Pengembangan Baru
A/3 : Revitalisasi kota-kota yang telah berfungsi
B : Mendorong Pengembangan Kota-Kota Sentra Produksi Yang Berbasis Otonomi Daerah
C : Revitalisasi dan Percepatan Pengembangan Kota-Kota Pusat Pertumbuhan Nasional
C/1 : Pengembangan/Peningkatan fungsi
C/2 : Pengembangan Baru
C/3 : Revitalisasi kota-kota yang telah berfungsi
D
: Pengendalian Kota-kota Berbasis Mitigasi Bencana
D/ 1 : Rehabilitasi kota akibat bencana alam
D/2 : Pengendalian perkembangan kota-kota berbasis Mitigasi Bencana
ruang
laut
yang
pengembangannya
diarahkan
untuk
mendorong
Tabel 2.2
Alokasi Kebijakan Kawasan Andalan Nasional Berdasarkan RTRWN
PROVINSI/KSN
SUMATERA UTARA
Kawasan Danau Toba &
Sekitarnya
KEPULAUAN RIAU
Kawasan Batam, Bintan
dan Karimun
JAWA TENGAH
Kawasan Borobudur dan
KAWASAN ANDALAN
SEKTOR UNGGULAN
Wilayah Sungai
Strategis Nasional
Kelautan
Pariwisata
Industri
Perikanan
Pariwisata
Penyusunan Kebijakan dan Strategi Perwujudan dan Pengelolaan Kawasan Strategis Nasional
II | 4
Laporan Pendahuluan
sekitarnya
NUSA TENGGARA TIMUR
Kawasan Perbatasan
Negara NTT-Timor Leste
- (I/E/2)
Kawasan Kupang dan
Sekitarnya
- (IV/A/2)
- (II/D/2)
- (I/E/2)
- (I/G/2)
- (III/C/2)
Pertanian
Industri
Pariwisata
Perikanan laut
Pertambangan
Penyusunan Kebijakan dan Strategi Perwujudan dan Pengelolaan Kawasan Strategis Nasional
II | 5
Laporan Pendahuluan
Secara lokasional lingkup Kawasan Strategis Nasional yang masuk dalam kegiatan
Penyusunan Kebijakan dan Strategi Perwujudan dan Pengelolaan KSN dapat dilihat
pada Tabel 2.3.
Tabel 2.3
Alokasi Kebijakan Kawasan Strategis Nasional Berdasarkan RTRWN
PROVINSI
Sumatera Utara
Kepulauan Riau
Jawa Tengah
Nusa Tenggara
Timur
KAWASAN STRATEGIS
NASIONAL
SUDUT
KEPENTINGAN
Penyusunan Kebijakan dan Strategi Perwujudan dan Pengelolaan Kawasan Strategis Nasional
II | 6
Laporan Pendahuluan
Penyusunan Kebijakan dan Strategi Perwujudan dan Pengelolaan Kawasan Strategis Nasional
II | 7
Laporan Antara
Tabel 2.4
Arah Pengembangan Wilayah Nasional (Sumatera, Jawa Bali, Nusa Tenggara)
di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015 - 2019
Pengembangan
Kawasan Perkotaan dan
Perdesaan
STRATEGI
Pengembangan Potensi Ekonomi Wilayah di Koridor Ekonomi Sumatera
Percepatan Penguatan Konektivitas
Penguatan Kemampuan SDM dan IPTEK
Penguatan Regulasi bagi Peningkatan Iklim Investasi dan Iklim Usaha
Kawasan Perkotaan
Perwujudan Sistem Perkotaan Nasional (SPN)
Percepatan pemenuhan Standar Pelayanan Perkotaan (SPP) untuk mewujudkan kota layak huni yang aman dan nyaman pada
kawasan metropolitan dan kota sedang di luar Jawa termasuk kawasan perbatasan, kepulauan, dan pesisir
Perwujudan Kota Hijau yang Berketahanan Iklim dan Adaptif terhadap Bencana
Perwujudan Kota Cerdas dan Daya Saing Kota
Meningkatkan Kapasitas Tata Kelola Pembangunan Perkotaan
Kawasan Perdesaan
Pemenuhan Standar Pelayanan Minimum sesuai dengan kondisi geografis Desa
Penanggulangan kemiskinan dan pengembangan usaha ekonomi Desa
Pembangunan Sumber Daya Manusia, Keberdayaan, dan Modal Sosial Budaya Masyarakat Desa
Perwujudan Tata Kelola Pemerintahan Desa yang Baik
Pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup berkelanjutan, penataan ruang kawasan perdesaan, serta mewujudkan
Penyusunan Kebijakan dan Strategi Perwujudan dan Pengelolaan Kawasan Strategis Nasional
II | 8
Laporan Antara
Pengembangan Daerah
Tertinggal dan Kawasan
Perbatasan
Penanggulangan
Bencana
kemandirian pangan
Pengembangan ekonomi kawasan perdesaan untuk mendorong keterkaitan desa-kota
Peningkatan Keterkaitan Kota dan Desa di Wilayah Sumatera
Perwujudan Konektivitas antar Kota Sedang dan Kota Kecil, dan antar Kota Kecil dan Desa, serta antar Pulau
Perwujudan keterkaitan antara kegiatan ekonomi hulu dan hilir desa-kota melalui pengembangan klaster khususnya
agropolitan, minapolitan, pariwisata, dan transmigrasi
Peningkatan Kapasitas Tata Kelola, Kelembagaan, dan Masyarakat dalam Peningkatan Keterkaitan Kota-Desa
Pengembangan Daerah Tertinggal
Pemenuhan Pelayanan Publik Dasar
Pengembangan Ekonomi Lokal
Penguatan Konektivitas dan Sislognas
Penguatan Kemampuan SDM dan IPTEK
Penguatan Regulasi dan Insentif
Pembinaan Daerah Tertinggal Terentaskan
Pengembangan Kawasan Perdesaan dan Transmigrasi
Pengembangan Kawasan Perbatasan
Penguatan pengelolaan dan fasilitasi penegasan, pemeliharaan dan pengamanan kawasan perbatasan Sumatera
Pengembangan Ekonomi Lokal
Penguatan Konektivitas dan Sislognas
Penguatan Kemampuan SDM dan Iptek
Penguatan Regulasi dan Insentif
Internalisasi pengurangan risiko bencana dalam kerangka pembangunan berkelanjutan,
Penurunan tingkat kerentanan terhadap bencana
Peningkatan kapasitas aparatur dan masyarakat
II | 9
Laporan Antara
Pengembangan
Kawasan Perkotaan dan
Perdesaan
Pengembangan Daerah
Tertinggal dan Kawasan
Perbatasan
STRATEGI
Pengembangan Potensi Ekonomi Wilayah di Koridor Ekonomi Jawa - Bali
Percepatan Penguatan Konektivitas
Penguatan Kemampuan SDM dan IPTEK
Penguatan Regulasi bagi Peningkatan Iklim Investasi dan Iklim Usaha
Kawasan Perkotaan
Perwujudan Sistem Perkotaan Nasional (SPN)
Percepatan pemenuhan Standar Pelayanan Perkotaan (SPP) untuk mewujudkan kota layak huni yang aman dan nyaman pada
kawasan metropolitan dan kota sedang di luar Jawa termasuk kawasan perbatasan, kepulauan, dan pesisir
Perwujudan Kota Hijau yang Berketahanan Iklim dan Adaptif terhadap Bencana
Perwujudan Kota Cerdas dan Daya Saing Kota
Meningkatkan Kapasitas Tata Kelola Pembangunan Perkotaan
Kawasan Perdesaan
Pemenuhan Standar Pelayanan Minimum sesuai dengan kondisi geografis Desa
Penanggulangan kemiskinan dan pengembangan usaha ekonomi Desa
Pembangunan Sumber Daya Manusia, Keberdayaan, dan Modal Sosial Budaya Masyarakat Desa
Perwujudan Tata Kelola Pemerintahan Desa yang Baik
Pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup berkelanjutan, penataan ruang kawasan perdesaan, serta mewujudkan
kemandirian pangan
Pengembangan ekonomi kawasan perdesaan untuk mendorong keterkaitan desa-kota
Peningkatan Keterkaitan Kota dan Desa di Wilayah Jawa - Bali
Perwujudan Konektivitas antar Kota Sedang dan Kota Kecil, dan antar Kota Kecil dan Desa, serta antar Pulau
Perwujudan keterkaitan antara kegiatan ekonomi hulu dan hilir desa-kota melalui pengembangan klaster khususnya
agropolitan, minapolitan, pariwisata, dan transmigrasi
Peningkatan Kapasitas Tata Kelola, Kelembagaan, dan Masyarakat dalam Peningkatan Keterkaitan Kota-Desa
Pengembangan Daerah Tertinggal
Pemenuhan Pelayanan Publik Dasar
Pengembangan Ekonomi Lokal
Penguatan Konektivitas dan Sislognas
Penguatan Kemampuan SDM dan IPTEK
Penyusunan Kebijakan dan Strategi Perwujudan dan Pengelolaan Kawasan Strategis Nasional
II | 10
Laporan Antara
Penanggulangan
Bencana
Pengembangan
Kawasan Perkotaan dan
Perdesaan
STRATEGI
Pengembangan Potensi Ekonomi Wilayah di Koridor Ekonomi Nusa Tenggara
Percepatan Penguatan Konektivitas
Penguatan Kemampuan SDM dan IPTEK
Penguatan Regulasi bagi Peningkatan Iklim Investasi dan Iklim Usaha
Kawasan Perkotaan
Perwujudan Sistem Perkotaan Nasional (SPN)
Percepatan pemenuhan Standar Pelayanan Perkotaan (SPP) untuk mewujudkan kota layak huni yang aman dan nyaman pada
kawasan metropolitan dan kota sedang di luar Jawa termasuk kawasan perbatasan, kepulauan, dan pesisir
Perwujudan Kota Hijau yang Berketahanan Iklim dan Adaptif terhadap Bencana
Perwujudan Kota Cerdas dan Daya Saing Kota
Kebijakan untuk Meningkatkan Kapasitas Tata Kelola Pembangunan Perkotaan
Kawasan Perdesaan
Pemenuhan Standar Pelayanan Minimum sesuai dengan kondisi geografis Desa
Penanggulangan kemiskinan dan pengembangan usaha ekonomi Desa
Penyusunan Kebijakan dan Strategi Perwujudan dan Pengelolaan Kawasan Strategis Nasional
II | 11
Laporan Antara
Pengembangan Daerah
Tertinggal dan Kawasan
Perbatasan
Penanggulangan
Bencana
Pembangunan Sumber Daya Manusia, Keberdayaan, dan Modal Sosial Budaya Masyarakat Desa
Perwujudan Tata Kelola Pemerintahan Desa yang Baik
Pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup berkelanjutan, penataan ruang kawasan perdesaan, serta mewujudkan
kemandirian pangan
Pengembangan ekonomi kawasan perdesaan untuk mendorong keterkaitan desa-kota
Peningkatan Keterkaitan Kota dan Desa di Wilayah Nusa Tenggara
Perwujudan Konektivitas antar Kota Sedang dan Kota Kecil, dan antar Kota Kecil dan Desa, serta antar Pulau
Perwujudan keterkaitan antara kegiatan ekonomi hulu dan hilir desa-kota melalui pengembangan klaster khususnya
agropolitan, minapolitan, pariwisata, dan transmigrasi
Peningkatan Kapasitas Tata Kelola, Kelembagaan, dan Masyarakat dalam Peningkatan Keterkaitan Kota-Desa
Pengembangan Daerah Tertinggal
Pemenuhan Pelayanan Publik Dasar
Pengembangan Ekonomi Lokal
Penguatan Konektivitas dan Sislognas
Penguatan Kemampuan SDM dan IPTEK
Penguatan Regulasi dan Insentif
Pembinaan Daerah Tertinggal Terentaskan
Pengembangan Kawasan Perdesaan dan Transmigrasi
Pengembangan Kawasan Perbatasan
Penguatan pengelolaan dan fasilitasi penegasan, pemeliharaan dan pengamanan kawasan perbatasan Nusa Tenggara
Pengembangan Ekonomi Lokal
Penguatan Konektivitas dan Sislognas
Penguatan Kemampuan SDM dan Iptek
Penguatan Regulasi dan Insentif
Internalisasi pengurangan risiko bencana dalam kerangka pembangunan berkelanjutan,
Penurunan tingkat kerentanan terhadap bencana
Peningkatan kapasitas aparatur dan masyarakat
Penyusunan Kebijakan dan Strategi Perwujudan dan Pengelolaan Kawasan Strategis Nasional
II | 12
Laporan Antara
2.3
Nawa Cita
Didalam arahan Perpres No. 60 Tahun 2016, Sasaran Nawa Cita Dalam Dimensi Pembangunan di Wilayah Pulau Sumatera dan Kepulauan
Nusa Tenggara ditetapkan sebagai:
Tabel 2.5
Sasaran Nawa Cita dalam Dimensi Pembangunan
di Wilayah Pulau Sumatera, Kepulauan Nusa Tenggara dan Pulau Jawa
NUSA TENGGARA
TIMUR
SUMATERA
JAWA TENGAH
Tenau Kupang
Batu Ampar-Batam
Raijua, Wairian
Tanjung Pinang
Kabir-Patar
Waingapu
Sabu, Waingapu
Simalungun, Humhas,
Toba Samosir
II | 13
Laporan Antara
1 PKSN (Atambua),
3 PLBN (Motaain,
Motamasin, Wini),
*5 lokasi (Naibenu,
Tasifeto Barat,
Malaka Barat, Alor
Selatan, Alor Barat
Daya
Peningkatan keamanan dan kesejahteraan
3 pulau (Batek,
masyarakat perbatasan
Rote,
Raijua)
Jumlah Bandar Udara yang dikembangkan di
4 lokasi bandara
daerah perbatasan
(Haliwen, DCSaudale Rote,
Mali, Tardamu
Sabu)
Penanggulangan Bencana dan Pengurangan Risiko Bencana
Jumlah Kabupaten/Kota beresiko tinggi yang
indeks risiko bencananya menurun
Alor, Belu
Pembangunan Kawasan Perkotaan
Peningkatan kapasitas kota otonom sedang di
luar Pulau Jawa Bali sebagai kota
Kupang
berkelanjutan
Pembangunan Pusat-Pusat Pertumbuhan Ekonomi di Luar Jawa
Operasional Kawasan Perdagangan Bebas dan
Pelabuhan Bebas (KPBPB)
Sumber: Perpres No. 60 Tahun 2015
Penyusunan Kebijakan dan Strategi Perwujudan dan Pengelolaan Kawasan Strategis Nasional
1 PKSN (Ranai) * 12
Lokasi (Batam Kota,
Lubuk Raja, Nongsa,
Bintan Utara, Serasan,
Bunguran Barat, Midai,
Jemaja, Jemaja Timur,
Merai, Tebing, Karimun)
6 kabupaten/ kota
(KotaSemarang,
Kendal, Demak,
Cilacap, Kebumen, dan
Magelang)
Tanjung Pinang
II | 14
Laporan Antara
KAWASAN STRATEGIS
NASIONAL
RTR PULAU
FUNGSI
PENETAPAN
INDIKASI PROGRAM
STRATEGIS
Mengembangkan jaringan
transportasi danau di Danau
Toba.
Penghutanan kembali
kawasan lindung Danau
Toba.
Mempertahankan kondisi
Danau Toba dari ancaman
degradasi kualitas
Lingkungan.
Mengembangkan fasilitas
akomodasi wisata alam
berskala internasional
dengan memanfaatkan
keindahan panorama Danau
Toba.
Mengembangkan jaringan
transportasi laut antarnegara melalui Pelabuhan
Batu Ampar-Batam.
Pengelolaan ruang Kawasan
Andalan Zona Batam dengan
prioritas tinggi.
Pengembangan Kawasan
Andalan Laut Batam dsk
dengan prioritas sedang.
Menyiapkan padu serasi
pemanfaatan ruang
kawasan Zona BatamTanjung Pinang dsk dengan
RTR Pulau
Sumatera
Kawasan Hutan
Lindung
RTR Pulau
Sumatera
Kawasan
Andalan Darat
Batam
Tanjung Pinang
dan Sekitarnya
Penyusunan Kebijakan dan Strategi Perwujudan dan Pengelolaan Kawasan Strategis Nasional
II | 15
Laporan Antara
KAWASAN STRATEGIS
NASIONAL
RTR PULAU
RTR Pulau
Jawa
Kawasan Perbatasan
Negara NTT-Timor Leste
FUNGSI
PENETAPAN
Kawasan
Andalan Darat
Borobudur dan
Sekitarnya
Kawasan
Andalan Darat
Kupang dan
Sekitarnya
INDIKASI PROGRAM
STRATEGIS
kawasan perbatasan di
wilayah Singapura.
Pengelolaan ruang pada
Kawasan Cagar Budaya
Candi Borobudur sebagai
Warisan Budaya Dunia.
Mengelola kawasan
perbatasan darat dengan
Timor Leste dan Kawasan
perbatasan laut dengan
Timor Leste dan Australia
sebagai beranda depan
Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Pengembangan PKSN di
Kepulauan Nusa Tenggara di
kawasan perbatasan negara
merupakan upaya untuk
mendorong perkembangan
kota Atambua dan Kupang.
Penyusunan Kebijakan dan Strategi Perwujudan dan Pengelolaan Kawasan Strategis Nasional
II | 16