Anda di halaman 1dari 17

2

LAPORAN
ANTARA
Penyusunan Kebijakan
dan Strategi Perwujudan
dan Pengelolaan
Kawasan Strategis
Nasional

2015

Laporan Pendahuluan

BAB 2

KEBIJAKAN TERKAIT

2.1 Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional


Dalam tinjauan kebijakan terkait dengan kegiatan ini adalah adanya pembangunan
wilayah secara nasional. Pembangunan wilayah secara nasional selain dilaksanakan
secara sektoral, juga dilaksanakan secara spasial (keruangan). Perencanaan ruang
menjadi salah satu bagian penting dari keseluruhan sistem perencanaan
pembangunan nasional, karena pada dasarnya seluruh kegiatan pembangunan
nasional dilaksanakan dalam satu wadah keruangan. Sehingga bila ruang sebagai
wadah/tempat bagi terselenggaranya pembangunan nasional tidak direncanakan
penataannya, maka akan timbul berbagai permasalahan pembangunan dan
lingkungan. Untuk itulah maka kebijakan perencanaan pembangunan nasional juga
harus memiliki landasan dan instrumen yang kokoh untuk mengatur tata ruang
nasional, agar rencana pembangunan sektoral dapat didukung dengan penyediaan
ruang-ruang pembangunan yang memiliki kesesuaian dengan pengembangan sektor
pembangunannya. UU No 26 Tahun 2007 menjadi landasan yang kuat bagi langkahlangkah penataan ruang nasional yang dibutuhkan dalam pembangunan. Undangundang penataan ruang tersebut kemudian dilengkapi dengan Peraturan Pemerintah
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) yaitu PP No. 26 Tahun 2008
tentang RTRWN sebagai instrumen yang mengatur penataan ruang nasional.

Berdasarkan PP No. 26 tahun 2008, Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
adalah arahan kebijakan dan strategi pemanfaatan ruang wilayah negara. PP ini
mengamanatkan disusunnya RTR Kawasan Strategis Nasional (KSN) yang merupakan
rencana rinci sebagai perangkat operasional dari RTRWN. PP ini telah menetapkan 76
KSN yang terdiri dari lima sudut kepentingan, yaitu 1) pertahanan dan keamanan, 2)

Penyusunan Kebijakan dan Strategi Perwujudan dan Pengelolaan Kawasan Strategis Nasional

II | 1

Laporan Pendahuluan

pertumbuhan ekonomi, 3) sosial budaya, 4) pendayagunaan sumberdaya alam


dan/atau teknologi tinggi, dan 5) fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.

Kegiatan penataan ruang terdiri dari 3 (tiga) kegiatan yang saling terkait, yaitu
perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang
dengan produk rencana tata ruang berupa Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang
secara hirarki terdiri dari Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN), Rencana
Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) dan Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten/Kota (RTRW Kab/Kota). Kegiatan rencana tata ruang tersebut harus dapat
terangkum di dalam suatu rencana pembangunan sebagai acuan di dalam
implementasi perencanaan pembangunan berkelanjutan di wilayah Indonesia.

2.1.1 Sistem Perkotaan Nasional


Penetapan sistem perkotaan nasional merupakan bagian dari Rencana Struktur Ruang
Wilayah Nasional yang ditetapkan dalam RTRWN. Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun
2008 tentang RTRWN menyebutkan bahwa sistem perkotaan nasional terdiri dari PKN
(Pusat Kegiatan Nasional), PKW (Pusat Kegiatan Wilayah) dan PKL (Pusat Kegiatan
Lokal). Selain sistem perkotaan nasional, juga dikembangkan PKSN untuk mendorong
perkembangan kawasan perbatasan negara.

PKN dan PKW merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan ditetapkan berdasarkan
Peraturan Pemerintah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, demikian juga
dengan PKSN. Sedangkan PKL ditetapkan dengan Peraturan Daerah tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Provinsi berdasarkan usulan Pemerintah Kabupaten/Kota.
Gambaran sistem perkotaan nasional yang berada dalam lingkup wilayah kegiatan
Penyusunan Kebijakan dan Strategi Perwujudan dan Pengelolaan KSN yaitu:

Penyusunan Kebijakan dan Strategi Perwujudan dan Pengelolaan Kawasan Strategis Nasional

II | 2

Laporan Pendahuluan

Tabel 2.1
Kebijakan Sistem Perkotaan Nasional Berdasarkan RTRWN

PROVINSI
SUMATERA
UTARA
Kawasan Danau
Toba &
Sekitarnya

KEPULAUAN
RIAU
Kawasan Batam,
Bintan dan
Karimun

JAWA TENGAH
Kawasan
Borobudur dan
sekitarnya

NUSA
TENGGARA
TIMUR
Kawasan
Perbatasan
Negara NTTTimor Leste

PKN

PKW

Tebing Tinggi
(II/C/1)
Sidikalang (II/B)
P. Siantar
(I/C/1)
Balige (II/C/1)
Rantau Prapat
(II/C/1)
KisaraII/C/1)
Gunung Sitoli
(II/C/1,(I/D/1)
P.Sidempuan
(II/C/1) -Sibolga
(II/C/1).
Batam (I/C/3)
Tanjung Pinang
(II/C/1)
Terempa (II/B) Daik Lingga (II/B)
Dabo P. Singkep
(II/B)
Tanjung Balai
Karimun (II/C/1)
Surakarta (I/C/1) Boyolali (II/B)
Kawasan
Klaten (II/C/1)
Perkotaan
Salatiga (II/C/1)
Semarang
Tegal (II/C/1)
Kendal - Demak Pekalongan (I/C/ 1)
Ungaran Kudus (I/C/1)
Purwodadi
Cepu (II/C/ 1)
(Kedungsepur)
Magelang (I/C/1)
(I/C/3)
Wonosobo (II/C/1)
Cilacap (I/C/ 1)
Kebumen (II/C/1)
Kupang (I/C/1)
Soe (II/B)
Kefamenanu (II/B)
Ende (I/C/1)
Maumere (II/C/1)
Waingapu (II/C/1)
Ruteng (II/C/ 1)
Labuan Bajo (I/C/1)

PKSN

Kawasan Perkotaan
Medan-Binjai-Deli
Serdang-Karo
(Mebidangro)
(I/C/3).

Batam
(I/A/1)
Ranai (I/A/2)

Atambua
(I/A/2)
Kalabahi
(I/A/2)
Kefamenanu
(I/A/2)

Sumber: PP No. 26 Tahun 2008 Tentang RTRWN

Penyusunan Kebijakan dan Strategi Perwujudan dan Pengelolaan Kawasan Strategis Nasional

II | 3

Laporan Pendahuluan
Keterangan:
I IV : Tahapan Pengembangan
A
: Percepatan Pengembangan kota-kota utama kawasan Perbatasan
A/1 : Pengembangan/Peningkatan fungsi
A/2 : Pengembangan Baru
A/3 : Revitalisasi kota-kota yang telah berfungsi
B : Mendorong Pengembangan Kota-Kota Sentra Produksi Yang Berbasis Otonomi Daerah
C : Revitalisasi dan Percepatan Pengembangan Kota-Kota Pusat Pertumbuhan Nasional
C/1 : Pengembangan/Peningkatan fungsi
C/2 : Pengembangan Baru
C/3 : Revitalisasi kota-kota yang telah berfungsi
D
: Pengendalian Kota-kota Berbasis Mitigasi Bencana
D/ 1 : Rehabilitasi kota akibat bencana alam
D/2 : Pengendalian perkembangan kota-kota berbasis Mitigasi Bencana

2.1.2 Kawasan Andalan


Pengertian Kawasan andalan sebagaimana yang tercantum di dalam Rencana Tata
Ruang Wilayah Nasional adalah bagian dari kawasan budi daya, baik di ruang darat
maupun

ruang

laut

yang

pengembangannya

diarahkan

untuk

mendorong

pertumbuhan ekonomi bagi kawasan tersebut dan kawasan di sekitarnya. Kawasan


andalan terdiri dari kawasan andalan darat dan kawasan andalan laut.

Lingkup wilayah kegiatan Penyusunan Kebijakan dan Strategi Perwujudan dan


Pengelolaan KSN yang masuk dalam penetapan Kawasan Andalan Nasional
sebagaimana di sebutkan dalam RTRWN dapat dilihat pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2
Alokasi Kebijakan Kawasan Andalan Nasional Berdasarkan RTRWN

PROVINSI/KSN
SUMATERA UTARA
Kawasan Danau Toba &
Sekitarnya
KEPULAUAN RIAU
Kawasan Batam, Bintan
dan Karimun

JAWA TENGAH
Kawasan Borobudur dan

KAWASAN ANDALAN

SEKTOR UNGGULAN

Toba Asahan (IIV/


A/1)

Wilayah Sungai
Strategis Nasional

Kawasan Zona Batam


Tanjung Pinang
dan Sekitarnya
- (II/G/2)
- (I/E/2)
- (I/D/2)
- (II/F/2)
Kawasan Borobudur
dan Sekitarnya

Kelautan
Pariwisata
Industri
Perikanan

Pariwisata

Penyusunan Kebijakan dan Strategi Perwujudan dan Pengelolaan Kawasan Strategis Nasional

II | 4

Laporan Pendahuluan

sekitarnya
NUSA TENGGARA TIMUR
Kawasan Perbatasan
Negara NTT-Timor Leste

- (I/E/2)
Kawasan Kupang dan
Sekitarnya
- (IV/A/2)
- (II/D/2)
- (I/E/2)
- (I/G/2)
- (III/C/2)

Pertanian
Industri
Pariwisata
Perikanan laut
Pertambangan

Sumber: PP No. 26 Tahun 2008 Tentang RTRWN


Keterangan:
I IV :Tahapan Pengembangan
A
: Pengembangan dan Pengendalian Kawasan Andalan untuk Sektor Pertanian
A/1 : Pengendalian Kawasan Andalan untuk Pertanian Pangan Abadi
A/2 : Pengembangan Kawasan Andalan untuk Pertanian
B
: Rehabilitasi dan Pengembangan Kawasan Andalan untuk Perkebunan
B/1 : Rehabilitasi Kawasan Andalan untuk Perkebunan
B/2 : Pengembangan Kawasan Andalan untuk Perkebunan
C
: Rehabilitasi dan Pengembangan Kawasan Andalan untuk sektor Pertambangan
C/1 : Rehabilitasi Kawasan Andalan untuk Pertambangan
C/2 : Pengembangan Kawasan Andalan untuk Pertambangan
D
: Rehabilitasi dan Pengembangan Kawasan Andalan untuk industri pengolahan
D/1 : Rehabilitasi Kawasan Andalan untuk Industri Pengolahan
D/2 : Pengembangan Kawasan Andalan untuk Industri Pengolahan
E
: Rehabilitasi dan Pengembangan Kawasan Andalan untuk sektor Pariwisata
E/1 : Rehabilitasi Kawasan Andalan untuk Pariwisata
E/2 : Pengembangan Kawasan Andalan untuk Pariwisata
F
: Rehabilitasi dan Pengembangan Kawasan Andalan untuk sektor Perikanan
F/1 : Rehabilitasi Kawasan Andalan untuk Perikanan
F/2 : Pengembangan Kawasan Andalan untuk Perikanan
G
: Rehabilitasi dan Pengembangan Kawasan Andalan untuk sektor Kelautan
G/1 : Rehabilitasi Kawasan Andalan untuk Kelautan
G/2 : Pengembangan Kawasan Andalan untuk Kelautan
H
: Rehabilitasi dan Pengembangan Kawasan Andalan untuk Kehutanan
H/1 : Rehabilitasi Kawasan Andalan untuk Kehutanan
H/2 : Pengembangan Kawasan Andalan untuk Kehutanan

2.1.3 Kawasan Strategis Nasional


Kawasan Strategis Nasional ditetapkan dalam substansi RTRWN didasarkan untuk
kepentingan sebagai berikut:
a. Pertahanan dan keamanan;
b. Pertumbuhan ekonomi;
c. Sosial dan budaya;
d. Pendayagunaan sumber daya alam atau teknologi tinggi;
e. Fungsi dan daya dukung lingkungan.

Penyusunan Kebijakan dan Strategi Perwujudan dan Pengelolaan Kawasan Strategis Nasional

II | 5

Laporan Pendahuluan

Secara lokasional lingkup Kawasan Strategis Nasional yang masuk dalam kegiatan
Penyusunan Kebijakan dan Strategi Perwujudan dan Pengelolaan KSN dapat dilihat
pada Tabel 2.3.

Tabel 2.3
Alokasi Kebijakan Kawasan Strategis Nasional Berdasarkan RTRWN

PROVINSI
Sumatera Utara

Kepulauan Riau
Jawa Tengah
Nusa Tenggara
Timur

KAWASAN STRATEGIS
NASIONAL

SUDUT
KEPENTINGAN

Kawasan Danau Toba &


Sekitarnya

Fungsi dan daya


dukung `lingkungan
hidup
Kawasan Batam, Bintan dan Pertumbuhan
Karimun
ekonomi
Kawasan Borobudur dan
Sosial Budaya
sekitarnya
Kawasan Perbatasan
Pertahanan dan
Negara NTT-Timor Leste
keamanan

Sumber: PP No. 26 Tahun 2008 Tentang RTRWN


Keterangan:
I IV : Tahapan Pengembangan
A
: Rehabilitasi dan Pengembangan Kawasan Strategis Nasional Dengan Sudut Kepentingan
Ekonomi
A/1 : Rehabilitasi/Revitalisasi Kawasan
A/2 : Pengembangan/Peningkatan kualitas kawasan
B
: Rehabilitasi dan Pengembangan Kawasan Strategis Nasional Dengan Sudut Kepentingan
Lingkungan Hidup
B/1 : Rehabilitasi/Revitalisasi Kawasan
B/2 : Pengembangan/Peningkatan kualitas kawasan
C
: Rehabilitasi dan Pengembangan Kawasan Strategis Nasional Dengan Sudut Kepentingan Sosial
Budaya
C/1 : Rehabilitasi/Revitalisasi Kawasan
C/2 : Pengembangan/Peningkatan kualitas kawasan
D
: Rehabilitasi dan Pengembangan Kawasan Strategis Nasional Dengan Sudut Kepentingan
Pendayagunaan Sumberdaya alam dan Teknologi Tinggi
D/1 : Rehabilitasi/Revitalisasi Kawasan
D/2 : Pengembangan/Peningkatan kualitas kawasan
E
: Rehabilitasi dan Pengembangan Kawasan strategis nasional dengan Sudut Kepentingan
Pertahanan dan Keamanan
E/1 : Rehabilitasi/Revitalisasi Kawasan
E/2 : Pengembangan/Peningkatan kualitas kawasan

Penyusunan Kebijakan dan Strategi Perwujudan dan Pengelolaan Kawasan Strategis Nasional

II | 6

Laporan Pendahuluan

2.2 RPJM NASIONAL 2015 2019


Isu utama pembangunan wilayah nasional saat ini adalah masih besarnya kesenjangan
antar wilayah, khususnya kesenjangan pembangunan antara Kawasan Barat Indonesia
(KBI) dan Kawasan Timur Indonesia (KTI). Sehubungan dengan hal tersebut, arah
kebijakan utama pembangunan wilayah nasional difokuskan untuk mempercepat
pengurangan kesenjangan pembangunan antar wilayah. Oleh karena itu, diperlukan
arah pengembangan wilayah yang dapat mendorong transformasi dan akselerasi
pembangunan wilayah KTI, yaitu Sulawesi, Kalimantan, Maluku, Nusa Tenggara dan
Papua, dengan tetap menjaga momentum pertumbuhan di Wilayah Jawa-Bali dan
Sumatera.

Pengembangan wilayah didasarkan pada pembagian 7 (tujuh) wilayah pembangunan,


yaitu: Wilayah Sumatera, Wilayah Jawa-Bali, Wilayah Nusa Tenggara, Wilayah
Kalimantan, Wilayah Sulawesi, Wilayah Maluku dan Wilayah Papua. Rencana Tata
Ruang Wilayah Nasional dan Rencana Tata Ruang Wilayah Pulau menjadi acuan utama
dalam pengendalian tata ruang, serta pencegahan dampak negatif terhadap
lingkungan akibat pemanfaatan ruang.

Terkait dengan kegiatan Penyusunan Kebijakan dan Strategi Perwujudan dan


Pengelolaan KSN di Kawasan Strategis Nasional Kawasan Danau Toba dan Sekitarnya,
Kawasan Batam, Bintan dan Karimun, Kawasan Borobudur dan Sekitarnya serta
Kawasan Perbatasan Negara Nusa Tenggara Timur-Timor Leste, maka arah
pengembangan wilayah Sumatera, Wilayah Jawa Bali dan Wilayah Nusa Tenggara
adalah sebagai berikut:

Penyusunan Kebijakan dan Strategi Perwujudan dan Pengelolaan Kawasan Strategis Nasional

II | 7

Laporan Antara

Tabel 2.4
Arah Pengembangan Wilayah Nasional (Sumatera, Jawa Bali, Nusa Tenggara)
di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015 - 2019

01. ARAH PENGEMBANGAN WILAYAH SUMATERA


TEMA: Salah satu pintu gerbang Indonesia dalam perdagangan internasional dan lumbung energi nasional, diarahkan untuk pengembangan hilirisasi
komoditas batu bara, serta industri berbasis komoditas kelapa sawit, karet, timah, bauksit, dan kaolin.
TUJUAN: Mendorong percepatan dan perluasan pembangunan Wilayah Sumatera dengan menekankan keunggulan dan potensi daerah, melalui: (a)
pengembangan hilirisasi komoditas batu bara, serta pengembangan industri berbasis komoditas kelapa sawit, karet, timah, bauksit, dan kaolin; (b)
penyediaan infrastruktur wilayah; (c) peningkatan SDM dan ilmu dan teknologi secara terus menerus.
KEBIJAKAN
Pengembangan
Kawasan Strategis

Pengembangan
Kawasan Perkotaan dan
Perdesaan

STRATEGI
Pengembangan Potensi Ekonomi Wilayah di Koridor Ekonomi Sumatera
Percepatan Penguatan Konektivitas
Penguatan Kemampuan SDM dan IPTEK
Penguatan Regulasi bagi Peningkatan Iklim Investasi dan Iklim Usaha
Kawasan Perkotaan
Perwujudan Sistem Perkotaan Nasional (SPN)
Percepatan pemenuhan Standar Pelayanan Perkotaan (SPP) untuk mewujudkan kota layak huni yang aman dan nyaman pada
kawasan metropolitan dan kota sedang di luar Jawa termasuk kawasan perbatasan, kepulauan, dan pesisir
Perwujudan Kota Hijau yang Berketahanan Iklim dan Adaptif terhadap Bencana
Perwujudan Kota Cerdas dan Daya Saing Kota
Meningkatkan Kapasitas Tata Kelola Pembangunan Perkotaan
Kawasan Perdesaan
Pemenuhan Standar Pelayanan Minimum sesuai dengan kondisi geografis Desa
Penanggulangan kemiskinan dan pengembangan usaha ekonomi Desa
Pembangunan Sumber Daya Manusia, Keberdayaan, dan Modal Sosial Budaya Masyarakat Desa
Perwujudan Tata Kelola Pemerintahan Desa yang Baik
Pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup berkelanjutan, penataan ruang kawasan perdesaan, serta mewujudkan

Penyusunan Kebijakan dan Strategi Perwujudan dan Pengelolaan Kawasan Strategis Nasional

II | 8

Laporan Antara

Pengembangan Daerah
Tertinggal dan Kawasan
Perbatasan

Penanggulangan
Bencana

kemandirian pangan
Pengembangan ekonomi kawasan perdesaan untuk mendorong keterkaitan desa-kota
Peningkatan Keterkaitan Kota dan Desa di Wilayah Sumatera
Perwujudan Konektivitas antar Kota Sedang dan Kota Kecil, dan antar Kota Kecil dan Desa, serta antar Pulau
Perwujudan keterkaitan antara kegiatan ekonomi hulu dan hilir desa-kota melalui pengembangan klaster khususnya
agropolitan, minapolitan, pariwisata, dan transmigrasi
Peningkatan Kapasitas Tata Kelola, Kelembagaan, dan Masyarakat dalam Peningkatan Keterkaitan Kota-Desa
Pengembangan Daerah Tertinggal
Pemenuhan Pelayanan Publik Dasar
Pengembangan Ekonomi Lokal
Penguatan Konektivitas dan Sislognas
Penguatan Kemampuan SDM dan IPTEK
Penguatan Regulasi dan Insentif
Pembinaan Daerah Tertinggal Terentaskan
Pengembangan Kawasan Perdesaan dan Transmigrasi
Pengembangan Kawasan Perbatasan
Penguatan pengelolaan dan fasilitasi penegasan, pemeliharaan dan pengamanan kawasan perbatasan Sumatera
Pengembangan Ekonomi Lokal
Penguatan Konektivitas dan Sislognas
Penguatan Kemampuan SDM dan Iptek
Penguatan Regulasi dan Insentif
Internalisasi pengurangan risiko bencana dalam kerangka pembangunan berkelanjutan,
Penurunan tingkat kerentanan terhadap bencana
Peningkatan kapasitas aparatur dan masyarakat

02. ARAH PENGEMBANGAN WILAYAH JAWA - BALI


TEMA: Lumbung pangan nasional dan pendorong sektor industri dan jasa nasional dengan pengembangan industri makanan-minuman, tekstil, otomotif,
alutsista, telematika, kimia, alumina dan besi baja; salahsatu pintu gerbang destinasi wisata terbaik dunia dengan pengembangan ekonomi kreatif; serta
percepatan pembangunan ekonomi berbasis maritim (kelautan) melalui pengembangan industri perkapalan dan pariwisata bahari.
TUJUAN: Mendorong percepatan dan perluasan pembangunan Wilayah Jawa-Bali dengan menekankan keunggulan dan potensi daerah, melalui: (a)
pengembangan produksi sektor pertanian pangan, khususnya padi, pengembangan industri makanan-minuman, tekstil, peralatan transportasi, telematika,
kimia, alumina dan besi baja, serta pengembangan industri pariwisata dan ekonomi kreatif; (b) penyediaan infrastruktur wilayah, (c) peningkatan SDM dan
Penyusunan Kebijakan dan Strategi Perwujudan dan Pengelolaan Kawasan Strategis Nasional

II | 9

Laporan Antara

ilmu dan teknologi secara terus menerus.


KEBIJAKAN
Pengembangan
Kawasan Strategis

Pengembangan
Kawasan Perkotaan dan
Perdesaan

Pengembangan Daerah
Tertinggal dan Kawasan
Perbatasan

STRATEGI
Pengembangan Potensi Ekonomi Wilayah di Koridor Ekonomi Jawa - Bali
Percepatan Penguatan Konektivitas
Penguatan Kemampuan SDM dan IPTEK
Penguatan Regulasi bagi Peningkatan Iklim Investasi dan Iklim Usaha
Kawasan Perkotaan
Perwujudan Sistem Perkotaan Nasional (SPN)
Percepatan pemenuhan Standar Pelayanan Perkotaan (SPP) untuk mewujudkan kota layak huni yang aman dan nyaman pada
kawasan metropolitan dan kota sedang di luar Jawa termasuk kawasan perbatasan, kepulauan, dan pesisir
Perwujudan Kota Hijau yang Berketahanan Iklim dan Adaptif terhadap Bencana
Perwujudan Kota Cerdas dan Daya Saing Kota
Meningkatkan Kapasitas Tata Kelola Pembangunan Perkotaan
Kawasan Perdesaan
Pemenuhan Standar Pelayanan Minimum sesuai dengan kondisi geografis Desa
Penanggulangan kemiskinan dan pengembangan usaha ekonomi Desa
Pembangunan Sumber Daya Manusia, Keberdayaan, dan Modal Sosial Budaya Masyarakat Desa
Perwujudan Tata Kelola Pemerintahan Desa yang Baik
Pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup berkelanjutan, penataan ruang kawasan perdesaan, serta mewujudkan
kemandirian pangan
Pengembangan ekonomi kawasan perdesaan untuk mendorong keterkaitan desa-kota
Peningkatan Keterkaitan Kota dan Desa di Wilayah Jawa - Bali
Perwujudan Konektivitas antar Kota Sedang dan Kota Kecil, dan antar Kota Kecil dan Desa, serta antar Pulau
Perwujudan keterkaitan antara kegiatan ekonomi hulu dan hilir desa-kota melalui pengembangan klaster khususnya
agropolitan, minapolitan, pariwisata, dan transmigrasi
Peningkatan Kapasitas Tata Kelola, Kelembagaan, dan Masyarakat dalam Peningkatan Keterkaitan Kota-Desa
Pengembangan Daerah Tertinggal
Pemenuhan Pelayanan Publik Dasar
Pengembangan Ekonomi Lokal
Penguatan Konektivitas dan Sislognas
Penguatan Kemampuan SDM dan IPTEK

Penyusunan Kebijakan dan Strategi Perwujudan dan Pengelolaan Kawasan Strategis Nasional

II | 10

Laporan Antara

Penanggulangan
Bencana

Penguatan Regulasi dan Insentif


Pembinaan Daerah Tertinggal Terentaskan
Pengembangan Kawasan Perdesaan dan Transmigrasi
Internalisasi pengurangan risiko bencana dalam kerangka pembangunan berkelanjutan,
Penurunan tingkat kerentanan terhadap bencana
Peningkatan kapasitas aparatur dan masyarakat

03. ARAH PENGEMBANGAN WILAYAH KEPULAUAN NUSA TENGGARA


TEMA: Pembangunan Wilayah Nusa Tenggara sebagai "pintu gerbang pariwisata ekologis melalui pengembangan industri Meeting, Incentive, Convetion,
Exhibition (MICE); penopang pangan nasional dengan percepatan pembangunan perekonomian berbasis maritim (kelautan) melalui pengembangan industri
perikanan, garam, dan rumput laut; pengembangan industri berbasis peternakan terutama sapi, jagung; serta pengembangan industri mangan, dan
tembaga.
TUJUAN: Mendorong percepatan dan perluasan pembangunan Wilayah Nusa Tenggara dengan menekankan keunggulan dan potensi daerah, melalui: (a)
pengembangan pariwisata ekologis, serta pengembangan industri berbasis komoditas peternakan terutama sapi, garam, rumput laut, jagung, mangan, dan
tembaga, (b) penyediaan infrastruktur wilayah, (c) peningkatan SDM dan ilmu dan teknologi secara terus menerus.
KEBIJAKAN
Pengembangan
Kawasan Strategis

Pengembangan
Kawasan Perkotaan dan
Perdesaan

STRATEGI
Pengembangan Potensi Ekonomi Wilayah di Koridor Ekonomi Nusa Tenggara
Percepatan Penguatan Konektivitas
Penguatan Kemampuan SDM dan IPTEK
Penguatan Regulasi bagi Peningkatan Iklim Investasi dan Iklim Usaha
Kawasan Perkotaan
Perwujudan Sistem Perkotaan Nasional (SPN)
Percepatan pemenuhan Standar Pelayanan Perkotaan (SPP) untuk mewujudkan kota layak huni yang aman dan nyaman pada
kawasan metropolitan dan kota sedang di luar Jawa termasuk kawasan perbatasan, kepulauan, dan pesisir
Perwujudan Kota Hijau yang Berketahanan Iklim dan Adaptif terhadap Bencana
Perwujudan Kota Cerdas dan Daya Saing Kota
Kebijakan untuk Meningkatkan Kapasitas Tata Kelola Pembangunan Perkotaan
Kawasan Perdesaan
Pemenuhan Standar Pelayanan Minimum sesuai dengan kondisi geografis Desa
Penanggulangan kemiskinan dan pengembangan usaha ekonomi Desa

Penyusunan Kebijakan dan Strategi Perwujudan dan Pengelolaan Kawasan Strategis Nasional

II | 11

Laporan Antara

Pengembangan Daerah
Tertinggal dan Kawasan
Perbatasan

Penanggulangan
Bencana

Pembangunan Sumber Daya Manusia, Keberdayaan, dan Modal Sosial Budaya Masyarakat Desa
Perwujudan Tata Kelola Pemerintahan Desa yang Baik
Pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup berkelanjutan, penataan ruang kawasan perdesaan, serta mewujudkan
kemandirian pangan
Pengembangan ekonomi kawasan perdesaan untuk mendorong keterkaitan desa-kota
Peningkatan Keterkaitan Kota dan Desa di Wilayah Nusa Tenggara
Perwujudan Konektivitas antar Kota Sedang dan Kota Kecil, dan antar Kota Kecil dan Desa, serta antar Pulau
Perwujudan keterkaitan antara kegiatan ekonomi hulu dan hilir desa-kota melalui pengembangan klaster khususnya
agropolitan, minapolitan, pariwisata, dan transmigrasi
Peningkatan Kapasitas Tata Kelola, Kelembagaan, dan Masyarakat dalam Peningkatan Keterkaitan Kota-Desa
Pengembangan Daerah Tertinggal
Pemenuhan Pelayanan Publik Dasar
Pengembangan Ekonomi Lokal
Penguatan Konektivitas dan Sislognas
Penguatan Kemampuan SDM dan IPTEK
Penguatan Regulasi dan Insentif
Pembinaan Daerah Tertinggal Terentaskan
Pengembangan Kawasan Perdesaan dan Transmigrasi
Pengembangan Kawasan Perbatasan
Penguatan pengelolaan dan fasilitasi penegasan, pemeliharaan dan pengamanan kawasan perbatasan Nusa Tenggara
Pengembangan Ekonomi Lokal
Penguatan Konektivitas dan Sislognas
Penguatan Kemampuan SDM dan Iptek
Penguatan Regulasi dan Insentif
Internalisasi pengurangan risiko bencana dalam kerangka pembangunan berkelanjutan,
Penurunan tingkat kerentanan terhadap bencana
Peningkatan kapasitas aparatur dan masyarakat

Penyusunan Kebijakan dan Strategi Perwujudan dan Pengelolaan Kawasan Strategis Nasional

II | 12

Laporan Antara

2.3

Nawa Cita

Didalam arahan Perpres No. 60 Tahun 2016, Sasaran Nawa Cita Dalam Dimensi Pembangunan di Wilayah Pulau Sumatera dan Kepulauan
Nusa Tenggara ditetapkan sebagai:

Tabel 2.5
Sasaran Nawa Cita dalam Dimensi Pembangunan
di Wilayah Pulau Sumatera, Kepulauan Nusa Tenggara dan Pulau Jawa

SASARAN RKP 2016


INDIKATOR SASARAN
Maritim dan Kelautan
Jumlah Pengembangan Pelabuhan pada 24
Lokasi untuk Tol Laut
Dermaga Penyeberangan
Lokasi Kapal Penyeberangan Komplemen Tol
Laut
Pariwisata dan Industri
Jumlah pengembangan bandar udara baru
Perpanjangan runway/pelebaran
Runway/pelebaran taxiway
Pembangunan Terminal Baru/Perluasan
Terminal/Rehabilitasi terminal
Pembangunan dan penyediaan air baku

NUSA TENGGARA
TIMUR

SUMATERA

JAWA TENGAH

Tenau Kupang

Batu Ampar-Batam

Raijua, Wairian

Tanjung Pinang

Kabir-Patar

Waingapu

Sabu, Waingapu

Rote Ndao, Belu,


Alor, Kupang,
Sumba

Simalungun, Humhas,
Toba Samosir

Pengembangan Kawasan Perbatasan


Penyusunan Kebijakan dan Strategi Perwujudan dan Pengelolaan Kawasan Strategis Nasional

II | 13

Laporan Antara

Pengembangan Pusat Ekonomi Perbatasan

1 PKSN (Atambua),
3 PLBN (Motaain,
Motamasin, Wini),
*5 lokasi (Naibenu,
Tasifeto Barat,
Malaka Barat, Alor
Selatan, Alor Barat
Daya
Peningkatan keamanan dan kesejahteraan
3 pulau (Batek,
masyarakat perbatasan
Rote,
Raijua)
Jumlah Bandar Udara yang dikembangkan di
4 lokasi bandara
daerah perbatasan
(Haliwen, DCSaudale Rote,
Mali, Tardamu
Sabu)
Penanggulangan Bencana dan Pengurangan Risiko Bencana
Jumlah Kabupaten/Kota beresiko tinggi yang
indeks risiko bencananya menurun
Alor, Belu
Pembangunan Kawasan Perkotaan
Peningkatan kapasitas kota otonom sedang di
luar Pulau Jawa Bali sebagai kota
Kupang
berkelanjutan
Pembangunan Pusat-Pusat Pertumbuhan Ekonomi di Luar Jawa
Operasional Kawasan Perdagangan Bebas dan
Pelabuhan Bebas (KPBPB)
Sumber: Perpres No. 60 Tahun 2015

Penyusunan Kebijakan dan Strategi Perwujudan dan Pengelolaan Kawasan Strategis Nasional

1 PKSN (Ranai) * 12
Lokasi (Batam Kota,
Lubuk Raja, Nongsa,
Bintan Utara, Serasan,
Bunguran Barat, Midai,
Jemaja, Jemaja Timur,
Merai, Tebing, Karimun)

Karo dan Simalungun


(KSN Danau Toba) dan
Batam, Bintan, Karimun

6 kabupaten/ kota
(KotaSemarang,
Kendal, Demak,
Cilacap, Kebumen, dan
Magelang)

Tanjung Pinang

Batam, Bintan, Karimun

II | 14

Laporan Antara

2.4 Rencana Tata Ruang Pulau


Didalam arahan Rencana Tata Ruang Pulau Sumatera, Rencana Tata Ruang Pulau Jawa
dan Rencana Tata Ruang Pulau Bali Nusa Tenggara Kawasan Strategis Nasional
Kawasan Danau Toba dan Sekitarnya, Kawasan Batam, Bintan dan Karimun, Kawasan
Borobudur dan Sekitarnya serta Kawasan Perbatasan Negara Nusa Tenggara Timur
Timor Leste di tetapkan sebagai:
Tabel 2.6
Alokasi Fungsi dan Penetapaan Kawasan Strategis Nasional
di dalam Rencana Tata Ruang Pulau

KAWASAN STRATEGIS
NASIONAL

RTR PULAU

FUNGSI
PENETAPAN

INDIKASI PROGRAM
STRATEGIS
Mengembangkan jaringan
transportasi danau di Danau
Toba.
Penghutanan kembali
kawasan lindung Danau
Toba.
Mempertahankan kondisi
Danau Toba dari ancaman
degradasi kualitas
Lingkungan.
Mengembangkan fasilitas
akomodasi wisata alam
berskala internasional
dengan memanfaatkan
keindahan panorama Danau
Toba.
Mengembangkan jaringan
transportasi laut antarnegara melalui Pelabuhan
Batu Ampar-Batam.
Pengelolaan ruang Kawasan
Andalan Zona Batam dengan
prioritas tinggi.
Pengembangan Kawasan
Andalan Laut Batam dsk
dengan prioritas sedang.
Menyiapkan padu serasi
pemanfaatan ruang
kawasan Zona BatamTanjung Pinang dsk dengan

Kawasan Danau Toba &


Sekitarnya

RTR Pulau
Sumatera

Kawasan Hutan
Lindung

Kawasan Batam, Bintan


dan Karimun

RTR Pulau
Sumatera

Kawasan
Andalan Darat
Batam
Tanjung Pinang
dan Sekitarnya

Penyusunan Kebijakan dan Strategi Perwujudan dan Pengelolaan Kawasan Strategis Nasional

II | 15

Laporan Antara

KAWASAN STRATEGIS
NASIONAL

RTR PULAU

Kawasan Borobudur dan


sekitarnya

RTR Pulau
Jawa

Kawasan Perbatasan
Negara NTT-Timor Leste

RTR Pulau Bali


Nusa
Tenggara

FUNGSI
PENETAPAN

Kawasan
Andalan Darat
Borobudur dan
Sekitarnya
Kawasan
Andalan Darat
Kupang dan
Sekitarnya

INDIKASI PROGRAM
STRATEGIS
kawasan perbatasan di
wilayah Singapura.
Pengelolaan ruang pada
Kawasan Cagar Budaya
Candi Borobudur sebagai
Warisan Budaya Dunia.
Mengelola kawasan
perbatasan darat dengan
Timor Leste dan Kawasan
perbatasan laut dengan
Timor Leste dan Australia
sebagai beranda depan
Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Pengembangan PKSN di
Kepulauan Nusa Tenggara di
kawasan perbatasan negara
merupakan upaya untuk
mendorong perkembangan
kota Atambua dan Kupang.

Sumber: Perpres Rencana Tata Ruang Pulau Sumatera-Jawa-Nusa Tenggara

Penyusunan Kebijakan dan Strategi Perwujudan dan Pengelolaan Kawasan Strategis Nasional

II | 16

Anda mungkin juga menyukai