Anda di halaman 1dari 39

Kimia Dasar, I Nyoman Candra

Bab I
Ilmu Kimia, Pengukuran dan Materi
Kompetensi Dasar
Mampu menerapkan konsep dasar metode ilmiah, pengukuran, materi dan energi, sifat materi
unsur senyawa dan campuran dan pemisahan campuran.

I.1 Ilmu Kimia


Pernahkah kita memikirkan tentang persitiwa alam yang terjadi di sekitar kita?.
Terkadang muncul di dalam benak kita berbagai pertanyaan tentang penyebab peristiwa yang
terjadi di alam ini. Misalnya, mengapa kalau kita meletakan besi di ruang terbuka dan dalam
kondisi lembab lama-kelamaan akan menjadi berkarat?. Apa yang menyebabkan makanan
menjadi basi?. Bagaimana terbentuknya rasa manis pada tape dari ketan yang kondisi awalnya
tidak berasa?, dan masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan yang membuat kita heran.
Berbagai pertanyaan tentang peristiwa yang terjadi di alam semesta ini dapat dijelaskan
secara teoritis sesuai dengan batas kemampuan manusia. Fenomena-fenomena tersebut dapat
dijelaskan dari segi Ilmu Kimia. Perisiwa-peritiwa yang telah kita sebutkan itu merupakan
peristiwa-peristiwa kimia, walaupun kita juga dapat meninjaunya dari disiplin ilmu yang lain.
Mungkin kebanyakan dari kita sudah familiar dengan kata Kimia. Tetapi masih banyak
yang belum mengerti tentang Kimia itu sendiri. Kalau mendengar kata Kimia banyak yang
membayangkannya

dengan

bahan-bahan

kimia

yang

berbahaya

dan

beracun

atau

mengidentikannya dengan reaksi-reaksi zat yang menimbulkan fenomena yang khas seperti
timbulnya ledakan dan perubahan warna yang mencolok. Bahkan ada yang mengidentikan kimia
dengan bom. Sebenarnya anggapan ini hanyalah bagian kecil dari cakupan kimia.
Ilmu Kimia merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam. Kimia berasal dari Bahasa
Yunani "alkimia". Ilmu Kimia dapat kita artikan sebagai Cabang dari Ilmu Pengetahuan Alam
yang mempelajari sifat-sifat dan kondisi materi yaitu komposisi dan struktur materi serta
perubahan-perubahan yang terjadi pada materi tersebut.
Untuk lebih memahami cakupan Ilmu Kimia tersebut, kita juga perlu memahami istilah
materi, komposisi, dan struktur materi. Materi merupakan segala sesuatu di alam semesta ini

Page 1

Kimia Dasar, I Nyoman Candra


yang memiliki masa dan menempati ruang. Istilah materi secara detail akan dijelaskan pada
bagian berikutnya.
Istilah komposisi menyatakan jenis dan jumlah komponen yang menyusun suatu materi.
Kita bisa mengambil suatu contoh untuk zat air. Air tersusun atas unsur Hidrogen dan Oksigen.
Jumlah atom Hidrogen yang menyusun air adalah 2 buah dan jumlah atom Oksigennya 1.
perbandingan masa antar Hidrogen dan Oksigen dalam air adalah 2 : 16 atau 1 : 8.
Sedangkan istilah struktur menyatakan susunan/letak/posisi komponen-komponen
penyusun materi. Suatu senyawa tersusun atas atom-atom penyusun dengan penataan yang
spesifik. Penataan ini memungkinkan terbentuknya geometri molekul dalam bentuk 3 dimensi.
Dari pernyataan tersebut, sekarang kita dapat mengetahui bahwa cakupan Kimia tidak
sesempit yang kita bayangkan selama ini. Setiap hari kita selalu berhubungan dengan kimia.
Badan kita, makanan yang kita makan, dan lingkungan kita adalah zat kimia. Segala sesuatu
yang ada di alam ini adalah zat kimia. Sehingga kita bisa menyatakan bahwa Everything is
Chemistry.
Karena setiap hari kita selalu berhubungan dengan zat kimia, sudah semestinya kita harus
mempelajari Ilmu Kimia untuk menjelaskan fenomena-fenomena yang terjadi di alam ini.
Sayangnya antusiasme kita dalam belajar kimia bukan karena rasa keingintahuan kita atau bukan
karena kita adalah makhluk yang haus akan informasi, tetapi lebih karena tuntutan kurikulum
yang mewajibkan kita belajar kimia.
Seperti yang sudah dinyatakan bahwa kita tidak bisa lepas dari kimia. Tidak
mengherankan apabila disiplin ilmu lain juga mempelajari kimia, dan harusnya memang seperti
itu. Biologi, Fisika dan ilmu terapan seperti Farmasi, Kedokteran, Teknik, Pertanian dan lain-lain
memerlukan pemahaman tentang kimia dalam mengkaji bidang tersebut. Karena peranannya ini,
maka kimia disebut sebagai Central Sciences. Meskipun begitu, dalam mempelajari kimia,
kita juga tidak bisa lepas dari disiplin ilmu lainnya karena semua ilmu itu saling terkait.

I.2 Metode Ilmiah (Scientific Method)


Akhir-akhir ini, perkembangan ilmu pengetahuan telah berkembang dengan pesat. Para
ilmuwan telah berjasa dalam mengungkapkan jawaban atas permasalahan-permasalahan yang
sebelumnya masih menjadi tanda tanya. Dalam mencari jawaban atas permasalahan, seorang
ilmuwan bisa saja melakukan pendekatan yang berbeda dengan pendekatan yang dilakukan

Page 2

Kimia Dasar, I Nyoman Candra


ilmuwan lain terhadap suatu permasalahan yang sama. Meskipun demikian, terdapat pedoman
umum dalam pendekatan suatu permasalahan yang kita sebut dengan Metode Ilmiah.
Dalam melakukan pendekatan permasalahan dengan Metode Ilmiah terdapat beberapa
langkah yang dilalui yaitu :
1. Observasi (Pengamatan)  masalah
2. merumuskan Hipotesis (dugaan sementara)
3. melakukan percobaan
4. menarik kesimpulan
5. Publikasi
Metode ilmiah diawali dengan adanya suatu permasalahan yang ditemui dari pengamatan
atau observasi. Permasalahan yang ditemui didukung oleh informasi dan data-data yang ada.
Dari data-data dan informasi yang mempertegas permasalahan tersebut, dicoba untuk membuat
dugaan sementara yang disebut dengan Hipotesis. Selanjutnya kita mendesain suatu eksperimen
untuk membuktikan hipotesis yang kita ajukan. Dari sejumlah observasi dan eksperimen, kita
bisa membuat suatu pernyataan tunggal atau suatu persamaan yang dikenal dengan Hukum
Ilmiah. Suatu hukum ilmiah merupakan pernyataan ringkas secara verbal atau suatu persamaan
matematika sebagai kesimpulan dari beberapa observasi dan eksperimen. Dari eksperimen yang
telah kita lakukan, kita menganalisis dan membandingkan hasil yang diperoleh dengan hipotesis
yang kita ajukan berdasarkan hukum-hukum yang berlaku. Setelah dilakukan analisis, sampailah
pada tahap penarikan kesimpulan yang selanjutnya dapat melahirkan suatu Teori. Suatu teori
merupakan penjelasan prinsip umum terhadap penomena tertentu dengan mempertimbangkan
alasan dan fakta yang mendukungnya. Hasil yang diperoleh tidak akan bermanfaat apabila tidak
diinformasikan pada publik, sehingga perlunya adanya Publikasi. Hal ini untuk mendorong
pengembangan ilmu pengetahuan.

I.3 Pengukuran
Dalam mempelajari zat atau materi, kita perlu mengetahui sifat-sifatnya, sehingga kita
perlu menentukannya melalui pengukuran. Di dalam Fisika, mengukur mengandung pengertian
suatu kegiatan yang bertujuan untuk membandingkan suatu besaran dengan suatu satuan.
Besaran merupakan sesuatu yang memiliki nilai dan satuan. Sedangkan satuan adalah suatu
pembanding dalam pengukuran.

Page 3

Kimia Dasar, I Nyoman Candra


Di tinjau dari satuannya, besaran dibedakan menjadi 2 yaitu : besaran pokok dan
besaran turunan. Besaran pokok yaitu besaran yang satuannya didefinisikan sendiri. Misalnya
panjang, masa, waktu, arus listrik, temperatur, banyaknya zat, dan intensitas cahaya. Sedangkan
besaran turunan adalah Besaran yang satuanya diturunkan dari besaran pokok. Misalnya : luas,
masa jenis, energi dan lain-lain.
Jumlah total angka yang diperoleh pada pengukuran disebut angka signifikan. Misalnya
hasil pengukuran panjang suatu benda adalah 1,25m. Hasil pengukuran ini mengandung 3 angka
signifikan.
Beberapa aturan dalam menentukan angka signifikan :
1. Semua bilangan bukan nol adalah angka signifikan. Misal 8,257 memiliki 4 angka signifikan.
2. Semua bilangan nol yang terletak di antara bilangan bukan nol adalah angka signifikan.
Misal 5,0897 memiliki 5 angka signifikan.
3. Bilangan nol yang terletak di sebelah kiri suatu bilangan, bukan angka signifikan. Misalnya
0,0075 memiliki 2 angka signifikan yaitu 7 dan 5.
4. Bilangan nol yang terletak di sebelah kanan suatu bilangan, mungkin merupakan angka
signifikan, mungkin juga bukan. Misalnya hasil suatu pengukuran berat benda adalah
25800gr. Nilai ini bisa mengandung 3 angka signifikan, bisa juga 5. Di katakan kemungkinan
mengandung 3 angka signifikan karena kemungkinan hasil pengukuran tidak tepat 25800gr.
Mungkin berada pada rentang 25751gr sampai 25849gr. Untuk meyakinkan bahwa nilai
25800 mengandung 3 angka signifikan, maka perlu dituliskan dalam notasi eksponensial
yaitu 2,58.104 gr.
Apabila nilai yang terukur tepat 25800gr, maka juga harus dituliskan dengan notasi
eksponensial 2,5800.104gr, sehingga jumlah angka signifikannya tidak meragukan yaitu 5.

Angka signifikan terdiri dari angka pasti (certain) dan angka perkiraan (estimate).
Nilai 1,25 mengandung 2 angka pasti (1 dan 2) dan 1 angka perkiraan (5). Nilai perkiraan ini
merupakan angka ketidakpastian. Hal ini disebabkan keterbatasan suatu alat yang digunakan
dalam pengukuran dan perbedaan seseorang dalam melakukan pengukuran. Nilai pengukuran
panjang suatu benda menggunakan mistar akan berbeda dengan nilai pengukuran dengan
menggunakan jangka sorong, atau nilai berat suatu zat yang ditimbang dengan neraca analtik
oleh seseorang akan berbeda dengan nilai berat zat tersebut yang ditimbang oleh orang lain

Page 4

Kimia Dasar, I Nyoman Candra


Hasil pengukuran yang kita peroleh biasanya dipakai untuk menghitung besaran lainnya.
Dalam perhitungan ini kita harus hati-hati supaya hasil yang kita peroleh tidak mengandung
angka pasti yang lebih banyak daripada hasil yang kita inginkan. Misalnya pada perhitungan
dengan kalkulator. Hasil perhitungan dengan kalkulator mengandung jumlah angka pasti yang
lebih besar daripada data yang dioperasikan.
Beberapa aturan dalam menentukan angka signifikan dalam perhitungan yaitu :
1. Pada pengalian dan pembagian : jumlah angka signifikan hasil pengalian dan pembagian
adalah sama dengan jumlah angka signifikan paling sedikit dari data yang dioperasikan.
Contoh latihan I.1 :
Tentukan volume suatu wadah dengan jumlah angka signifikan yang benar apabila diketahu
panjang benda = 2,34 cm., lebar benda 2,2478cm dan tinggi benda 1,1cm.

Penyelesaian :
Angka signifikan yang paling sedikit adalah 2 yaitu pada data tinggi, sehingga hasilnya harus
mengandung 2 angka signifikan.
Volume = p x l x t
= 1,34cm x 2,2478cm x 2,1cm
= 6,3 cm3 (mengandung
2. Penjumlahan dan pengurangan
Jumlah angka di belakang koma hasil penjumlahan dan pengurangan adalah sama dengan
jumlah angka di belakang koma yang paling sedikit dari suatu data yang dioperasikan.
Contoh latihan I.2 :
Tentukan hasil penjumlahan dari 2,3231; 3,21 dan 4,211!

Penyelesaian :
2,3231
3,21
4,211
9,7441
Jumlah angka di belakang koma yang paling sedikit adalah 2 (pada 3,21) maka hasil
penjumlahan harus mengandung 2 angka di belakang koma yaitu
9,74

Page 5

Kimia Dasar, I Nyoman Candra


3. Pembulatan
Untuk memperoleh hasil seperti pada aturan 1 dan 2, kita perlu melakukan pembulatan.
Adapun aturan dalam pembulatan yaitu :
Bila jawaban kita berakhir dengan angka yang lebih besar dari 5, maka angka didepannya
dibulatkan dengan menjumlahkan angka tersebut dengan 1. Misalnya hasil yang kita
peroleh adalah 3,237 dan harus mengandung 3 angka signifikan, maka nilai tersebut
harus dibulatkan menjadi 3,24.
Bila jawaban kita berakhir pada angka yang lebih kecil 5, maka angka di depannya tidak
perlu ditambah 1. Misalnya hasil perhitungan adalah 4,134 dan harus mengandung 1
angka di belakang koma, maka hasil tersebut menjadi 4,1.
Bila jawaban kita berakhir dengan angka 5, maka angka di depannya dibulatkan dengan
menjumlahkannya dengan 1 apabila angka di depannya ini ganjil, dan tidak perlu
dijumlahkan dengan 1 apabila angka di depannya genap. Misal 8,65 bisa dibulatkan
menjadi 8,6; dan nilai 8,75 bisa dibulatkan menjadi 8,8.

Telah dinyatakan bahwa pengukuran yang dilakukan oleh seseorang tidak menghasilkan nilai
yang tepat sesuai dengan nilai sebenarnya, tetapi bisa mendekati nilai tersebut. Seberapa dekat
hasil suatu pengukuran dengan nilai yang sesungguhnya disebut dengan Akurasi. Sedangkan
tingkat kedekatan suatu hasil pengukuran dengan pengukuran sebelum atau sesudahnya disebut
Presisi.

Gambar 1 tingkat akurasi dan presisi suatu pengukuran, (a)Akurasi dan presisi
bagus, (b)Akurasi jelek, presisi bagus, (c) Akurasi dan presisi jelek

Page 6

Kimia Dasar, I Nyoman Candra


I.4 Materi dan energi
Materi
Materi adalah segala sesuatu yang memiliki masa dan menempati ruang. Istilah masa
berbeda dengan berat, namun seringkali kita menyamakannya. Masa menyatakan ukuran
kuantitas terkait dengan komponen-komponen materi tersebut. Masa suatu materi di mana-mana
adalah tetap, tidak bergantung pada tempatnya. Sedangkan berat adalah suatu gaya yang dialami
suatu materi karena adanya percepatan gravitasi. Nilai percepatan gravitasi berbeda-beda sesuai
dengan tempatnya oleh karena itu berat suatu materi juga berbeda-beda tergantung pada
tempatnya. Percepatan gravitasi di bulan lebih kecil dibandingkan percepatan gravitasi di bumi,
sehingga berat benda di bulan lebih ringan dibandingkan berat benda di bumi.
Hubungan antara masa dan berat dapat dinyatakan sebagai berikut :
W = m.g

W adalah gaya yang dialami benda (berat benda) dalam satuan Newton (N) atau satuan gaya
yang lain.
m adalah masa benda satuannya kg atau satuan masa yang lain
g adalah percepatan gravitasi dalam satuan m/s2 atau satuan percepatan yang lain.

Energi
Istilah energi sudah tidak asing lagi bagi kita dan sudah kita pakai sehari-hari. Kita sering
mengucapkan tidak punya energi apabila kita belum makan. Bahkan untuk saat ini dunia pada
umumnya dan Indonesia khusunya sedang mengalami krisis energi. Apakah sebenarnya energi
tersebut?. Apakah sesederhana yang sering kita sebutkan sehari-hari. Begitu luasnya cakupan
dan pembahasan tentang energi sehingga dalam kimia dibahas tersendiri dalam cakupan bidang
sendiri yaitu Termodinamika.
Secara sederhana, energi didefinisikan sebagai kemampuan untuk melakukan usaha. Ada
beberapa bentuk energi yang kita kenal yaitu energi potensial, energi kinetik, energi listrik,
energi cahaya, energi panas, dan energi nuklir. Sesuai dengan bunyi hukum kekekalan energi
bahwa energi tidak bisa diciptakan dan tidak bisa dimusnahkan, maka suatu bentuk energi
sebenarnya berasal dari bentuk energi yang lain.

Page 7

Kimia Dasar, I Nyoman Candra


Setiap perubahan materi selalu diikuti oleh perubahan bentuk energi. Jadi erat kaitannya
antara materi dan energi. Hubungan ini dirumuskan dalam persamaan einstein sebagai berikut :

E = m.c2
E adalah energi dalam satuan Joule atau satuan energi yang lain.
m adalah masa zat/materi dalam satuan kg atau satuan masa lainnya.
c adalah kecepatan cahaya yang nilai 3.108 m/s.

I.5 Sifat materi


Sifat-sifat suatu materi bergantung pada komposisi penyusun materi tersebut. Sifat materi
meliputi sifat fisika dan sifat Kimia. Sifat fisika suatu materi dapat diukur dan ditentukan tanpa
mengubah komposisi atau identitas materi tersebut. Contoh sifat fisika adalah titik didih, titik
lebur, densitas (kerapatan), warna, kekentalan dan lain-lain. Sifat kimia terkait dengan perubahan
kimia. Perubahan kimia merupakan perubahan suatu materi menjadi materi lain di mana materi
yang terbentuk tidak bisa berubah kembali menjadi materi asalnya secara alami. Contoh
perubahan kimia adalah kertas yang dibakar, proses pembuatan tape dan masih banyak lagi
perubahan yang lain. Sifat kimia suatu materi yang terkait dengan perubahan kimia misalnya
kestabilan suatu zat yang terkait dengan reaktifitasnya.
Tabel 1 : Sifat Fisika dan Kimia Materi

SIFAT FISIKA
kualitatif
Keadaan fisik
warna
Bau
Bentuk kristal
kelunakan
Daya tahan
Kekerasan
kecerahan

Kuantitatif
Titik lebur
Titik didih
Kerapatan
Kelarutan
Daya hantar listrik
Daya hantar panas

SIFAT KIMIA
Reaktifitas terhadap air
Reaktifitas terhadap udara
Reaktifitas terhadap Oksigen murni
Reaktifitas terhadap asam
Raktifitas terhadap zat murni
Kemudahan untuk terbakar
Toksisitas
dekomposisi

Semua sifat-sifat materi yang dapat diukur digolongkan menjadi dua yaitu sifat ekstensif
dan sifat intensif. Sifat ekstensif merupakan sifat materi yang tergantung pada kuantitasnya.
Misalnya masa dua buah benda merupakan penjumlahan masa benda pertama dan masa benda
kedua. Sedangkan sifat intensif adalah sifat materi yang tidak bergantung pada jumlah

Page 8

Kimia Dasar, I Nyoman Candra


materinya. Misalnya titik didih 1 gelas air dengan titik didih 10 gelas air adalah sama yaitu
100oC.
Sifat suatu materi juga bisa di kenali dari wujudnya. Ada 3 wujud materi yang kita kenal
yaitu :
1. Gas,
Yang memiliki ciri :
Jarak antar partikel berjauhan dan tidak teratur.
Daya tarik antar partikel sangat lemah
Memenuhi ruangan yang ditempati
Bentuknya sesuai dengan wadahnya
Mudah ditekan (dikompres)
2. Cair
Ciri-cirinya :
Jarak antar partikelnya lebih dekat dan susunannya lebih teratur dibandingkan partikel
gas.
Daya tarik antarpartikelnya lebih kuat dibandingkan partikel gas.
Bentuknya sesuai dengan wadah yang ditempatinya
Tidak bisa dikompres

3. Padat
Ciri-cirinya :
Jarak antarpartikelnya berdekatan dan susunannya teratur.
Daya tarik antarpartikelnya sangat kuat.
Bentuknya tetap tidak bergantung wadahnya
Tidak bisa dikompres.
Materi dapat mengalami perubahan yaitu menjadi gas, cair dan padat.

Page 9

Kimia Dasar, I Nyoman Candra

PADAT

CAIR
2
3

5
6

GAS
Keterangan :
1. Melebur
2. Membeku
3. Menyublim
4. Deposisi
5. Mengembun
6. menguap

Gambar 2 : Perubahan Wujud


I.6 Unsur, senyawa dan campuran
Unsur adalah Materi/Zat yang tidak dapat diuraikan menjadi zat yang lebih
sederhana.Tiap unsur hanya dibangun oleh satu jenis atom. Misalnya unsur Oksigen (O2), unsur
Hidrogen (H2), unsur Karbon (C), dan lain-lain.
Senyawa adalah Zat yang dibangun oleh dua unsur atau lebih unsur dengan perbandingan
tertentu.Misalnya : H2O, CO2, H2SO4 dan lain-lain. Senyawa merupakan suatu molekul. Molekul
digolongkan menjadi molekul unsur dan molekul senyawa. Disebut molekul unsur apabila unsur
yang membentuk molekul tersebut, jenisnya sama. Misalnya H2, O2, S8 merupakan molekul
unsur. Sedangkan disebut molekul senyawa (senyawa saja) apabila unsur yang membentuk
molekul tersebut, berbeda.
Campuran adalah Gabungan dua atau lebih zat tunggal dengan perbandingan sembarang.
Campuran ada 2 macam yaitu :
1. Campuran Homogen (LARUTAN) adalah Penggabungan dua zat tunggal atau lebih yang
semua partikel menyebar merata sehingga membentuk satu fase. Contohnya Etanol dalam air
2. Campuran Heterogen adalah Penggabungan dua zat tunggal atau lebih yang tidak menyebar
merata pada semua bagian, sehingga masih dapat dibedakan komponen-komponennya.
Contohnya : Minyak dengan air, Pasir dengan air
Klasifikasi materi

Page
10

Kimia Dasar, I Nyoman Candra

Materi
tidak

Ya
Apakah seragam
di semua bagian
Homogen

Campuran
Heterogen
tidak

Bisakah dipisahkan
dengan alat secara
fisik

Zat murni

tidak

Ya

Campuran
Homogen
(larutan)

Bisakah didekomposisikan
menjadi zat lain melalui
proses kimia

Ya

unsur

senyawa
Gambar 3 Klasifikasi Materi

I.7 Pemisahan campuran


Pemisahan campuran intinya adalah memisahkan komponen-kompoen yang menyusun suatu
campuran berdasarkan perbedaan sifat-sifat komponen-komponen tersebut, bergantung atas
Jenis, Wujud, dan sifat komponen yang terkandung di dalamnya. Ada beberapa teknik
pemisahan campuran diantaranya :
1. Destilasi, yaitu teknik pemisahan yang didasarkan atas perbedaan titik didih komponenkomponen penyusun campuran. Misalnya pemisahan campuran antara teh dengan air,
pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi, dan masih banyak lagi campuran yang bisa dipisahkan
secara destilasi. Suatu campuran lebih mudah dipisahkan apabila komponen-komponen
penyusun campuran tersebut memiliki perbedaan titik didih yang cukup signifikan.

Page
11

Kimia Dasar, I Nyoman Candra


2. Rekristalisasi yaitu pemisahan yang didasarkan atas perbedaan titik beku komponenkomponen campuran. Contoh pemisahan secara kristalisasi yaitu pemisahan campuran garam
KNO3 dengan KCl.
3. Ekstraksi yaitu teknik pemisahan campuran yang didasarkan perbedaan kelarutan
komponen-komponen campuran dalam pelarut yang berbeda
4. Kromatografi, yaitu Pemisahan Campuran yang didasarkan perbedaan interaksi komponenkomponen campuran di dalam fase diam dan fase gerak.

Latihan Soal-soal
1. Sesuai dengan pengetahuan anda seputar kimia, sebutkan lima hal di mana kimia atau proses
kimia mempengaruhi kehidupan anda!.
2. Gambarkan dalam bentuk diagram yang menunjukan hubungan antara ilmu pengetahuan,
teknologi, sosial dan lingkungan!
3. Tentukan berapa jumlah angka signifikan dari nilai berikut! :
a)

24.7 kg

b) 0.247 01 L
c)

8.930 105 km

d) 0.0003 mL
4. Jelaskan apa perbedaan antara presisi dan akurasi!
5. Lengkapi perhitungan berikut dengan jumlah angka signifikan yang tepat!
a)

5.672 g + 92.21 g

b) 32.34 km 93.1 km
c)

11.2 g 92 mL

6. Kelompokan persitiwa berikut ke dalam perubahan kimia atau perubahan fisika!, jelaskan
dengan alasan anda!.
a) Tanaman yang tumbuh dari bibit yang kita tanam dan kita pelihara
b) Keringat yang menguap untuk menjaga suhu tubuh sama dengan suhu lingkungan
c) Tubuh kita mencerna makanan untuk menghasilkan energi yang kita butuhkan
d) Bunga es yang terbentuk pada sisi lemari es.

Page
12

Kimia Dasar, I Nyoman Candra


7. Tuliskan tiga campuran yang biasa anda gunakan
a) Jelaskan bagaimana anda mengetahui bahwa zat tersebut adalah campuran!
b) Kelompokan tiap campuran tersebut ke dalam campuran homogen dan campuran
heterogen!
8. Kelompokan zat berikut menjadi zat murni atau campuran, apabila campuran tentukan
apakah campuran homogen atau heterogen!
a) Udara
b) Juice tomat
c) Kristal iodin
d) Pasir+air
9. Sarankan suatu metode untuk memisahkan tiap-tiap campuran berikut !
a) Gula dan pasir
b) Besi dengan sulfur
10. Suatu padatan zat putih A dipanaskan secara kuat dengan keberadaan Oksigen. Zat ini
terdekomposisi menjadi zat baru B yang berwarna putih dan gas C. gas ini memiliki sifat
yang sama dengan gas yang dihasilkan ketika karbon dibakar dengan Oksigen berlebih.
Berdasarkan informasi tersebut, dapatkah kita menentukan apakah padatan A, padatan B dan
gas C adalah unsur atau senyawa?. Jelaskan kesimpulan anda untuk tiap-tiap zat!

Page
13

Kimia Dasar, I Nyoman Candra

Bab I I
STOKIOMETRI
Kompetensi Dasar
Mampu menjelaskan Hukum Dasar Kimia
Menerapkan konsep stoikiometri dalam perhitungan Kimia

Istilah stoikiometri berasal dari bahasa Yunani yaitu stoicheon yang artinya unsur dan
metron yang berarti mengukur. Dari asal katanya ini stokiometri dapat diartikan sebagai bidang
ilmu kimia yang membahas hubungan kuantitatif antara zat-zat yang terlibat dalam reaksi kimia.
Stokiometri sangat berperanan penting dalam mempelajari ilmu kimia secara kuantitatif.
Perhitungan-perhitungan yang terkait kuantitas materi dalam reaksi harus didasarkan atas
stokiometri. Peranan stokiometri yang tampak nyata adalah perhitungan konsentrasi suatu materi
di alam ini. Misalkan penghitungan konsentrasi logam-logam berat di dalam air, penghitungan
persen hasil (rendemen) suatu zat, pembuatan larutan dengan konsentrasi tertentu dan masih
banyak lagi.

II. 1 Hukum Dasar Kimia


Pembahasan tentang stokiometri ini diawali dengan pembahasan tentang Hukum Dasar
Kimia. Ini penting kita ketahui sebagai dasar kita mempelajari kimia. Terkait dengan
stokiometri, hukum dasar yang akan kita pelajari di sini adalah : hukum kekekalan massa, hukum
perbandingan tetap, dan hukum perbandingan berganda,

II.1.1. Hukum kekekalan massa


Hukum kekekalan masa disebut juga hukum hukum lavoisier karena hukum ini pertama
kali dikemukan oleh Antoine Lavoiser. Hukum kekalan masa menyatakan bahwa pada reaksi
kimia, masa zat pereaksi sama dengan masa zat hasil reaksi.
Misalnya : Pada reaksi pembentukan molekul air.
Gas Hidrogen + Gas Oksigen  Air

Page
14

Kimia Dasar, I Nyoman Candra


Masa Gas Oksigen ditambah masa Gas Hidrogen sama dengan masa air yang terbentuk. Apabila
masa hidrogen yang bereaksi 2 gram dan oksigen 16 gram, maka masa air yang terbentuk adalah
18 gram.

Penyimpangan
Hukum kekekalan masa pada mulanya dapat diterima, tetapi kemudian timbul keraguan
untuk reaksi-reaksi yang bersifat eksoterm (melepas kalor) dan endoterm (menerima kalor). Hal
ini dapat kita ketahui dari persamaan hubungan masa dengan energi yang dinyatakan oleh Albert
Einstein yaitu :

E = m.C2

dengan : C adalah kecepatan cahaya yaitu 3.108


m/s.

Ini artinya perubahan masa suatu materi akan menimbulkan sejumlah energi tertentu. Atau
perubahan masa akan menimbulkan perubahan energi.
Tetapi, menurut perhitungan, perubahan energi yang menyertai perubahan masa, sangat kecil
sekali.
Hukum kekekalan masa merupakan dasar dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang
terkait perhitungan-perhitungan dalam reaksi kimia.
II.1.2. Hukum Perbandingan Tetap
Hukum

perbandingan

tetap

disebut

juga

Hukum

Proust

(nama

ahli

kimia

kewarganegaraan Prancis). Hukum ini menyatakan bahwa :


"Perbandingan massa unsur-unsur dalam tiap-tiap senyawa adalah tetap"
Menurut hukum ini, unsur-unsur yang membangun suatu senyawa berada dalam perbandingan
tertentu dan selalu tetap.
Contoh : Oksigen bergabung dengan Hidrogen membentuk air dengan perbandingan masa
oksigen terhadap masa hidrogen adalah 8 : 1. perbandingan ini selalu tetap asalkan molekulnya
air.

Page
15

Kimia Dasar, I Nyoman Candra


Penyimpangan
Setelah diteliti untuk beberapa senyawa, ternyata perbandingan masa unsur-unsur yang
membentuk suatu senyawa, tidak selalu tetap. Kadang kita menjumpai perbandingan unsur-unsur
yang membentuk suatu senyawa berada dalam perbandingan acak.
Contoh peristiwa ini dapat kita lihat pada dua kasus berikut :
1. Pada senyawa kristal Titanium Oksida.
Pada kondisi normal senyawa Kristal ini tersusun dari atom Ti dan O secara selang seling
dengan perbandingan 1 : 1. Tetapi pada kondisi tertentu, perbandingannya bukan 1 : 1.
Terkadang ada beberapa atom Ti yang hilang, terkadang ada beberapa atom O yang hilang.
Hal ini menyebabkan perbandingan Ti dengan O menjadi tidak tetap.
2. Senyawa dengan unsur berisotop
Perbandingan masa unsur yang membentuk suatu senyawa juga bisa tidak tetap karena
terdapat unsur yang memiliki isotop.
Isotop adalah unsur yang memiliki nomor atom sama tetapi nomor masa yang berbeda.
Misalnya unsur C memiliki dua isotop yaitu 12C dan 13C.

Kita lihat pada pembentukan molekul Karbonmonoksida


Untuk 12C

Untuk

13

Karbon + Oksigen  Karbonmonoksida


12 gr

16

28 gr

13 gr

16

29 gr

Untuk senyawa Karbonmonoksida dengan unsur

12

C perbandingan masa Karbon terhadap

Oksigen adalah 12 : 16 atau 3 : 4, sedangkan Untuk senyawa Karbonmonoksida dengan


unsur 13C, perbandingan masa Karbon terhadap masa Oksigen adalah 13 : 16.
Sebenarnya fenomena untuk senyawa berisotop ini bukan penyimpangan karena untuk isotop
tertentu masih mematuhi aturan hukum perbandingan tetap.

Page
16

Kimia Dasar, I Nyoman Candra


II.1.3. Hukum Perbandingan Berganda
Hukum perbandingan berganda ini kadang-kadang disebut juga Hukum Dalton (nama
seorang ahli kimia Inggris)Dalton mengemukan hukum perbandingan berganda ini berdasarkan
pengamatan yang dilakukan terhadap nilai-nilai perbandingan yang di hasilkan oleh Proust.
Hukum Perbandingan Berganda menyatakan bahwa : Apabila suatu unsur dengan unsur
tertentu dapat membentuk lebih dari satu senyawa, maka perbandingan masa suatu unsur tersebut
pada senyawa I terhadap masa suatu unsur tersebut pada senyawa II, merupakan bilangan bulat
dan sederhana.

Contoh latihan II.1 :


Karbon dan Oksigen dapat membentuk lebih dari satu senyawa yaitu Karbondioksida
(Senyawa I) dan Karbonmonoksida (senyawa II). Tunjukan apakah peristiwa ini sesuai
dengan hukum perbandingan berganda

Penyelesaian
Perbandingan Karbon dengan Oksigen pada senyawa I adalah 1 : 1,33.
Perbandingan Karbon dengan Oksigen pada senyawa II adalah 1 : 2,67

Perbandingan Oksigen pada senyawa I dengan Oksigen pada Senyawa II adalah 1,33 : 2,67 atau
1:2

II.2 Teori Atom Dalton


Sebelum kita masuk ke Hukum berikutnya yaitu Hukum Penyatuan Volum dan Hukum
Avogadro, ada baiknya kita memulainya dengan Teori Atom yang dikemukan oleh Dalton. Teori
tentang atom yang dikemukan oleh Dalton adalah sebagai berikut :
-

Setiap unsur dibangun oleh partikel yang paling kecil yang disebut atom.

Semua atom dari unsur kimia tertentu adalah identik, dan atom dari unsur yang berbeda juga
berbeda serta memiliki sifat yang berbeda (termasuk masa yang berbeda)

Pada reaksi kimia, atom suatu unsur tidak akan berubah menjadi atom tipe lain, selama reaksi
kimia, atom tersebut tidak diciptakan atau dimusnahkan.

Senyawa akan terbentuk ketika atom dari satu atau lebih unsur bergabung, senyawa yang

Page
17

Kimia Dasar, I Nyoman Candra


terbentuk selalu memiliki bilangan relatif dan jenis atom yang sama.

Bila kita bandingkan dengan teori atom modern, Hukum Dalton ini ternyata kurang tepat.
Atom bukanlah partikel yang paling kecil. Ternyata ada partikel yang lebih kecil lagi yang
menyusun atom yaitu proton, elektron dan neutron. Kurang tepatnya Hulum Dalton juga terlihat
setelah ditemukan adanya atom yang sama tetapi memiliki masa yang berbeda (isotop).

II.3 Hukum Penyatuan Volume, Dan Hukum Avogadro


Hukum penyatuan Volume dan Hukum Avogadro merupakan Hukum yang sangat
berperan dalam menjelaskan kondisi gas.

II.3.1 Hukum Penyatuan Volume


Hukum ini dikemukakan oleh Gay-Lussac. Gay-Lussac melakukan pengamatan terhadap
nilai perbandingan volume gas-gas yang direaksikannya. Hasil pengamatan inilah yang
selanjutnya dirumuskan dalam Hukum Penyatuan Volume.
Hukum Penyatuan Volume menyatakan bahwa Volume gas-gas yang terlibat dalam suatu
reaksi kimia pada suhu dan tekanan yang sama, berbanding sebagai bilangan bulat dan
sederhana.
Contohnya :
Perbandingan volume gas Nitrogen, Hidrogen dan Amonia Pada pembentukan Gas
amonia dari Gas Nitrogen dan Oksigen adalah : 3 : 1 : 2.

II.3.2 Hukum Avogardo


Hukum Avogadro menyatakan bahwa pada suhu (T) dan tekanan yang sama,
semua gas yang volumenya (V) sama, mempunyai jumlah partikel (N) yang sama.

Pada T dan P tetap, V ~ Jumlah Partikel

V = n x konstanta

Page
18

Kimia Dasar, I Nyoman Candra


n = jumlah mol gas tersebut.
V1
Atau

N1
=

V2

N2

Contoh latihan II.2 :


Pada suhu 25oC dan tekanan 1 atm, suatu gas dengan volume 1 L memiliki jumlah
partikel 2,69.1022 buah partikel. Berapakah jumlah partikel gas tersebut pada kondisi suhu 25oC,
tekanan 1 atm dan volume 2 L?

Penyelesaian :
Pada P dan T sama, jumlah partikel sebanding dengan volumenya
1L gas memiliki jumlah partikel 2,69. 1022. maka 2L gas tersebut mengandung 2 x 2,69.1022 =
5,38 . 1022 partikel.

Untuk gas, hubungan antara Tekanan dengan Volume gas dinyatakan dalam suatu hukum
yang dikenal dengan Hukum Boyle yang menyatakan :

Volume suatu gas yang dijaga pada temperatur tetap, berbanding terbalik dengan Tekanannya
V = konstanta x

1
P

atau

P.V = konstan

Sedangkan hubungan antara temperatur dengan volume gas ditemukan oleh ilmuwan
Prancis, Jacques Charles yang menyatakan :

Volume sejumlah gas tertentu yang dijaga pada tekanan tetap, berbanding lurus dengan
temperatur absolutnya

V = konstanta x T

atau

V
= kons tan
T

Page
19

Kimia Dasar, I Nyoman Candra

Pengabungan persamaan V = n.konstanta, P.V = konstanta, dan

V
= konstanta menghasilkan
T

suatu persamaan gas yang kita kenal dengan persamaan gas ideal yang dirumuskan sebagai
berikut :

P.V = n.R.T
di mana R adalah tetapan gas yang nilai 0,0821

Liter .atmosfer
mol .Kelvin

II.4 Massa Atom Relatif


Masa atom relatif dari unsur yang berbeda dinyatakan dengan masa atomnya. Masa atom
suatu unsur menunjukan seberapa berat rata-rata 1 atom suatu unsur yang dibandingkan dengan
suatu atom unsur yang lain.
Masa suatu atom sangat kecil sekali sehingga bila kita menggunakan satuan masa yang
umum

kita

pakai,

kita

akan

terlibat

dengan

angka

yang

agak

banyak.

Untuk

menyederhanakannya, maka digunakan satuan untuk masa atom yang disebut dengan Atomics
Mass Unit (amu) atau dalam Bahasa Indonesianya Satuan Masa Atom (sma).
1 amu = 1,66054.10-24 gr dan 1 gr = 6,02214. 1023 amu
Amu di definisikan dengan menentukan secara tepat masa isotop 12C sebesar 12 amu.

Masa atom relatif didefisikan sebagai perbandingan masa 1 satu atom terhadap masa
atom standar. Pada awalnya, atom standar yang dipakai adalah Hidrogen mengingat unsur ini
adalah atom yang paling ringan. Kemudian diganti dengan Oksigen karena keberadaannya yang
cukup banyak di bumi. Setelah itu diketahui bahwa Oksigen memiliki 3 isotop yaitu 16O, 17O dan
18

O sehingga atom Oksigen tidak bisa dipakai, karena syarat atom atandar adalah stabil dan

murni. Akhirnya dipakai 12C sebagai atom standar.


Sehingga masa atom relatif suatu unsur (ArX) dinyatakan sebagai perbandingan masa 1 atom X
terhadap 1/12 masa 12C.

Page
20

Kimia Dasar, I Nyoman Candra

Masa 1 atom X
Ar X =
1/12 masa atom C-12
Sebagian unsur yang berada di alam berada dalam campuran isotopnya. Masa Atom
Relatif merupakan rerata semua isotop sesuai dengan perbandingan jumlahnya. Kita dapat
menentukan rerata masa atom suatu unsur dengan menggunakan masa istopnya ini dan
kelimpahannya.
Ar = %kelimpahan istop 1 x masa isotop 1 + %kelimpahan istop 2 x masa isotop 2 + dst

Contoh latihan II.3 :


Unsur karbon di alam memiliki 2 istop yaitu 12C dan 13C. Masa isotop 12C dan 13C berturut-turut
tepatnya adalah 12 sma dan 13, 00335 sma. Kelimpahan isotop

12

C adalah 98,892%, dan

kelipahan 13C adalah 1,108%. Hitunglah masa atom rata-ratanya (Ar).

Penyelesaian :
Ar = 98,892%(12 sma) + 1,108% (13, 00335 sma) = 12,01 sma.

II.5 Masa Molekul Relatif


Masa molekul relatif (Mr) merupakan perbandingan masa molekul dengan masa standar :
Masa 1 molekul X
MrX =
1/12 masa atom C-12
Masa molekul relatif suatu molekul dapat dihitung dari masa atom relatif dari tiap-tiap atom
penyusun molekul tersebut.

Contoh latihan II.4:

Page
21

Kimia Dasar, I Nyoman Candra


Hitunglah masa molekul relatif (Mr) dari senyawa A2B. Bila diketaui Ar A = 5 sma dan Ar B =
20 sma
Penyelesaian :
Mr A2B = 2(Ar A) + Ar B = 2(5 sma) + 20sma = 30 sma.

II.6 Konsep mol


Satuan mol dipakai untuk menyatakan kuantitas materi. Satuan ini dipakai untuk
menghindari pemakaian angka yang terlalu besar.
Mol dari suatu zat menyatakan banyaknya zat tersebut yang mengandung 6,03.1023
satuan.
1 mol materi = 6,03.1023 partikel
Bilangan 6,03.1023 dikenal dengan bilangan Avogadro (N)
Suatu mol tidak hanya menggambarkan jumlah partikel tertentu, tetapi juga menentukan
masa suatu zat. Umumnya, masa molar, M, dalam gram per mol, adalah sama dengan masa dari
rumus kimianya.
Tabel 2 : Masa rumus dan Masa molar
Rumus Masa rumus Masa molar, M
O

16,00 sma

16,00 g/mol

O2

32,00 sma

32,00 g/mol

H2O

18,02 sma

18,02 g/mol

NaCl

58,44 sma

58,44 g/mol

Hubungan umum masa dengan mol dapat dinyatakan :


m=Mxn
di mana m adalah masa dalam gram, M adalah masa molar dalam gram/mol dan n adalah jumlah
zat dalam mol.
Dengan menggunakan persamaan gas ideal, volume 1 mol gas pada keadaan standar (P =
1 atm, T = 273K) dapat dihitung :

P.V = n.R.T

Page
22

Kimia Dasar, I Nyoman Candra


V =

n.R.T 1mol .0,0821( L. Atm ) /( mol .K ).273 K


=
22,4 Liter
P
1atm

Hubungan antara mol dengan volume gas ideal, masa, dan jumlah partikel dapat diringkas
sebagai berikut :
dikali M

dikali N
Jumlah
Partikel

Jumlah
mol

Masa (gram)
dibagi M

dibagi N
Dibagi 22,4

Dikali 22,4

Keterangan :
M = masa molar
N = bilangan Avogadro =
6,03.1023

Volum gas
ideal pada STP
(Liter)

Gambar 4 : Hubungan Mol dengan masa, jumlah partikel dan volum gas

Contoh latihan II.5 :


a. Berapa masa (dalam gr) 2,5 . 10-3 mol Al2(SO4)3?.
b. Berapa mol ion klorida di dalam 0,075 gram AlCl3?.
c. Berapa masa (dalam gr) 7,7.1020 molekul kafein, C8H10N4O2?.
d. Berapa masa molar kolesterol apa bila 0,00105 mol kolesterol masanya 0,406 gr?
Penyelesaian :
a.        
Masa molar Al2(SO4)3 adalah 342
Masa Al2(SO4)3 = 2,5 . 10-3 x 342
= 0,855 gr
b. 1 mol AlCl3 menghasilkan 3 mol ion klorida.
 


Mol AlCl3 =     

Masa molar AlCl3 = 133,5

Page
23

Kimia Dasar, I Nyoman Candra


Mol AlCl3 =

,
,

 0,00056 

Mol ion klorida = 3 x 0,00056 = 0,00168 mol


c. Mol kafein =

,. !
",. 

= 1,277.10-3 mol.

Masa kafein = mol kafein x masa molar kafein


Masa molar kafein = 8(12) + 10(1) + 4 (14) + 2 (16)
= 96 + 10 + 56 + 32
= 194
Masa kefein = 1,277.10-3 x 194
= 0,247 gr.


d. Mol =   
Masa molar =



,#"

= ,
= 386,7 gr.

II.7 Rumus Kimia


Rumus Kimia atom suatu unsur dinyatakan dengan lambang atom dari unsur tersebut.
Molekul merupakan gabungan dua atom atau lebih suatu unsur. Rumus Kimia suatu molekul
dapat dinyatakan dalam dua bentuk yaitu Rumus Molekul dan Rumus Empirik. Rumus suatu
senyawa dapat digunakan untuk menentukan persen masa unsur yang terdapat pada dalam
senyawa tersebut.

II.7.1 Rumus Molekul


Rumus Molekul menyatakan jenis dan jumlah atom-atom unsur di dalam satu molekul.
Misalnya air tersusun atas 2 atom Hidrogen dan 1 atom O maka rumus molekulnya bisa
dituliskan dengan H2O.
II.7.2 Rumus Empiris
Rumus empiris menyatakan perbandingan atom-atom unsur penyusun molekul dalam
perbandingan yang sederhana.

Page
24

Kimia Dasar, I Nyoman Candra


Tabel 3 : Rumus molekul dan rumus empiris
Molekul
Air
Hidrogen Peroksida
Glukosa
Metana

Rumus Molekul
H2O
H2O2
C6H12O6
CH4

Rumus Empiris
(H2O)n*
(HO)n
(CH2O)n
(CH4)n

*n merupakan bilangan bulat yang menyatakan jumlah atom suatu unsur yang terdapat dalam
mlekul

Contoh latihan II.6:


Tentukan rumus empiris dari senyawa yang mengandung 21,6% natrium, 33,3% klorin dan
45,1% oksigen. Bila diketahui Ar Na = 23, Cl = 35,5 dan O = 16

Penyelesaian :
Kita anggap masa senyawa adalah 100gr, sehingga masa Na, klorin dan oksigen berturut-turut
adalah 21,6; 33,3 dan 45,1 gram.
Perbandingan mol Na : Cl : O adalah :
21,6 33,3 45,1
:
:
23 35,5 16
0,939 : 0,938 : 2,818
1:1:3
Jadi rumus empiris senyawa tersebut adalah NaClO3.
Contoh latihan II.7:
Suatu sampel seberat 1,5 gr senyawa yang hanya mengandung C, H dan O dibakar sampai habis
dengan oksigen, yang menghasilkan 1,738 gr CO2 dan 0,711 gr H2O. Tentukan rumus
empirisnya!.
Penyelesaian :
Misalkan rumus empiris senyawa tersebut adalah : CxHyOz, yang ketika di bakar dengan oksigen
akan menghasilkan CO2 dan H2O.
CxHyOz + O2  CO2 + H2O
Pertama kita cari masa C, H dan O.
Masa C pada CxHyOz sama dengan masa C pada CO2.

Page
25

Kimia Dasar, I Nyoman Candra


Masa C pada CO2 =

)
##

1,738  0,474 gr

Masa H pada CxHyOz sama dengan masa H pada H2O.


)

Masa H pada H2O = , 0,711  0,079 .


Masa O = 1,5 0,474-0,079 = 0,947
Perbandingan mol C : H : O adalah
0,474 0,079 0,947
:
:
12
1
16
0,04 : 0,08 : 0,06
1 : 2 : 1,5
2:4:3
Jadi rumus empiris senyawa tersebut adalah C2H4O3.
Untuk senyawa-senyawa tertentu seperti senyawa ionik yang terbentuk dari ion positif dan
negatif, atom-atom unsur penyusunnya memiliki jumlah yang tidak terbatas.

Misal KCl :
KCl merupakan senyawa garam yang terbentuk dari ion K+ dan Cl-. Perbandingan ion K+ dan
Cl- dalam KCl adalah 1 : 1 sehingga Rumus empirisnya adalah (KCl)n. Tetapi karena jumlah
ion K+ dan Cl- yang menyusun KCl tidak terhingga, maka n nya juga tidak terhingga
sehingga hanya dituliskan KCl
Untuk mengetahui letak/posisi atom-atom suatu unsur dalam suatu molekul, maka kita
bisa menggambarkan struktur dari molekul tersebut. Misalnya Struktur H2O adalah sebagai
berikut.
O
H

Tiap-tiap molekul memiliki struktur tertentu dalam bentuk 3 dimensi. Tetapi untuk
mempermudah menggambarkannya, biasanya cuma digambar dalam bentuk 2 dimensi.
Suatu atom dapat melepaskan atau menangkap elektron membentuk suatu ion positif atau
ion negatif. Penulisan rumus kimia ion tersebut dituliskan lambang atomnya dan dituliskan
muatannya. Misal Natrium melepaskan satu elektron m. Penulisan rumus Kimianya Na+.
II.7.3 Penamaan Senyawa Anorganik
Senyawa dengan suatu rumus molekul memiliki aturan penamaan.

Page
26

Kimia Dasar, I Nyoman Candra


1. Untuk senyawa yang terbentuk dari unsur logam dengan non logam, pemberian namanya
didahului dengan nama unsur logam tersebut kemudian diikuti nama unsur non logam yang
diakhiri ida.
Contoh :
KCl terdiri dari unsur logam (Kalium) dan unsur non logam (Klor) sehingga namanya
Kalium Klorida
2. Untuk senyawa yang terbentuk dari unsur non logam dengan unsur non logam, pemberian
namanya adalah dengan menyebutkan nama unsur non logam pertama kemudian unsur non
logam kedua dan diakhiri -ida. Penyebutan nama unsur non logam ini diawali penyebutan
jumlah atom dari unsur non logam tersebut.
Contoh :
Nama CO2 adalah karbon dioksida (bila unsur non logam yang pertama hanya terdiri dari 1
atom, penyebutannya tidak diawali kata mono).
3. Pemberian nama suatu ion baik itu ion suatu atom maupun ion poliatom, penamaannya
didahului dengan kata ion kemudian diikuti nama atom atau poliatom ion tersebut.
Contoh : Nama Mg2+ adalah : ion Magnesium
Nama untuk SO42- adalah ion Sulfat
4. Senyawa yang terbentuk dari ion positif dan ion negatif, penamaannya adalah dengan
menyebutkan nama ion positif kemudian diikuti nama ion negatif.
Contoh : Nama NaNO3 adalah : Natrium Nitrat

Beberapa contoh ion positif dan ion negatif baik yang satu atom maupun poliatom adalah
sebagai berikut :

Page
27

Kimia Dasar, I Nyoman Candra


Tabel 4 : ion positif dan ion negatif
Ion positif Nama ion
Al3+
Aluminium
+
NH4
Amonium
2+
Ba
Barium
Fe2+
Besi (II)
Fe3+
Besi (III)
H+
Hidrogen(asam)
+
K
Kalium
Ca2+
Kalsium
Co3+
Kobalt(III)
3+
Cr
Kromium (III)
Li+
Litium
Mg2+
Magnesium
Na+
Natrium
Ni3+
Nikel (III)
Ag+
Perak
Zn2+
Seng
2+
Sr
Stronsium
Cu2+
Tembaga (II)
2+
Sn
Timah (II)
Sn4+
Timah (IV)
2+
Pb
Timbel (II)
Pb4+
Timbel (IV)

Ion negatif
AsO42AsO32CH3COOBrCr2O72PO43PO33FOHClOICO32ClO3ClClO2CrO42NO3NO2ClO4CNSiO32SO42SO32-

Nama ion
Arsenat
Arsenit
Asetat
Bromida
Dikromat
Fosfat
Fosfit
Fluorida
Hidroksida
Hipoklorit
Iodida
Karbonat
Klorat
Klorida
Klorit
Kromat
Nitrat
Nitrit
Perklorat
Sianida
Silikat
Sulfat
Sulfit

II.8 Persamaan Reaksi


Secara garis besar reaksi kimia dapat dibedakan menjadi :
1. Reaksi Metatesis yaitu reaksi yang tidak menyebabkan perubahan bilangan oksidasi (reaksi
kimia biasa). Reaksi dapat dibedakan menjadi :
Reaksi penggabungan. Reaksi ini disebut juga reaksi sintesis.
Contoh : A+ + B-  AB
Reaksi Substitusi yaitu reaksi penggantian atom suatu unsur yang menyusun senyawa
dengan atom unsur lain.
Contoh :
(a) AB + C-  AC + B(b) AB + CD  AD + CB
Reaksi disosiasi yaitu reaksi pelepasan satu atau lebih atom yang menyusun senyawa.

Page
28

Kimia Dasar, I Nyoman Candra


Contoh :
AB  A+ + B2. Reaksi Redoks
Reaksi redoks juga bisa berupa reaksi penggabungan, Substitusi dan disosiasi, tetapi dalam
reaksi redoks ditandai dengan adanya perubahan bilangan oksidasi..
Ca(s) + 2H+(aq)  Ca2+(aq) + H2(g)
Bilangan oksidasi Ca berubah dari 0 menjadi +2. sedangkan bilangan oksidasi H berubah dari
+1 menjadi 0.
Perubahan bilangan oksidasi ini disebabkan adanya pelepasan dan penangkapan elektron.
Spesies yang mengalami Oksidasi disebut dengan Reduktor dan spesies yang mengalami
reduksi disebut dengan Oksidator.
Terkadang ada juga spesies yang bisa berperan sebagai oksidator sekaligus Reduktor. Reaksi
Redoks semacam ini disebut reaksi Autoredoks.
Cl2  Cl- + ClO3Bilangan oksidasi berubah dari 0 menjadi -1 pada Cl- dan +5 pada ClO3Suatu pereaksi (reaktan) adalah zat apa saja yang mula-mula terdapat dan kemudian diubah
selama suatu reaksi kimia. Hasil reaksi (Produk) merupakan zat apa saja yang dihasilkan selama
reaksi kimia. Persamaan berimbang menunjukan rumus reaktan, anak panah dan rumus produk.
Sebelum menuliskan persamaan reaksi, kita harus dapat menuliskan lambang unsur, dan rumus
molekul baik rumus molekul unsur maupun rumus molekul senyawa.
Unsur yang hanya terdiri dari satu atom yang stabil di alam disebut monoatom misalnya He,
Ne, Fe dan lain-lain.
Molekul yang terdiri dari 2 atom baik yang jenisnya sama (molekl unsur) maupun jenis beda
(molekul senyawa) disebut dwiatom. Misal H2, HCl, Cl2, HF, dan lain-lain.
Molekul yang terdiri dari 3 atom disebut triatom. H2O, NH2-, CO2, dan lain-lain.
Dan molekul yang terdiri dari 4 atom disebut tetraatom misalnya : NH3, H2O2 dan lain-lain.
Dan seterusnya.
Pengetahuan tentang rumus unsur yang stabil di alam (apakah dia berada dalam bentuk
monoatom, diatom dst), sangat membantu dalam menuliskan persamaan reaksi.
Contoh reaksi pembentukan air :

Page
29

Kimia Dasar, I Nyoman Candra


2H2 + O2  2H2O
2H + O  H2O
Pada reaksi 2H2 + O2

(Benar)
(Salah)

2H2O, unsur H2 dan O2 disebut dengan Reaktan dan H2O

disebut produk. Sedangkan angka yang berada di depan reaktan maupun produk disebut
koefisien reaksi. Bila koefisien reaksinya adalah 1, maka angka 1 tidak perlu ditulis. Persamaan
reaksi dikatakan setara apabila jenis, jumlah dan jumlah muatan atom reaktan sama dengan jenis,
jumlah dan jumlah muatan atom produk. Dalam persamaan reaksi, kondisi/wujud reaktan dan
produk sebaiknya dituliskan. Penulisan wujud zat ini dilakukan dengan menggunakan hurup
yang dituliskan di belakang agak ke bawah dari reaktan maupun produk. Hurup yang digunakan
yaitu :
s (singkatan dari solid) untuk zat yang berwujud padat.
l (singkatan dari liquid) untuk zat yang berwujud cair
g (singkatan dari gas) untuk zat yang berwujud gas
aq (singkatan dari aqueous) untuk zat yang berupa larutan berair.

Penyelesaian Persamaan Berimbang Reaksi Metatesis


Dalam menyetarakan persamaan reaksi, jenis atom, jumlah atom, dan muatan di sebelah kiri
harus sama dengan jenis atom, jumlah atom, dan muatan di kanan anak panah.

Contoh latihan II.9 :


Tentukan nilai koefisien reaksi, x, y dan z pada persamaan reaksi berikut
xNH4NO3(s)

yN2O(g) + zH2O

Jumlah dan jenis atom di sebelah kiri tanda panah harus sama dengan jumlah dan jenis atom di
sebelah kanan.
Untuk atom N :
2x = 2y
x=y
Untuk atom H
4x = 2z
z = 2x
Jika kita ambil x = 1, maka y = 1 dan z = 2
Sehingga persamaan reaksinya menjadi :
NH4NO3(s)
N2O(g) + 2H2O
Penyelesaian Persamaan Berimbang Reaksi Redoks

Page
30

Kimia Dasar, I Nyoman Candra


Reaksi redoks dapat berlangsung pada suasana asam, netral dan basa. Persamaan reaksi
redoks dapat diselesaikan dengan metode bilangan oksidasi dan metode setengah reaksi.
Penyelesaian persamaan reaksi redoks untuk reaksi yang sederhana dapat dilakukan dengan
menggunakan metode bilangan oksidasi. Sedangakan untuk reaksi redoks yang agak rumit dapat
diselesaikan dengan metode setengah reaksi.

Penyelesaian persamaan reaksi redoks dengan metode bilangan oksidasi


Pada penyelesaian persamaan reaksi redoks dengan metode bilangan oksidasi, ditentukan berapa
perubahan bilangan oksidasi spesies yang mengalami perubahan bilangan oksidasi , sehingga
dapat ditentukan berapa jumlah elektron yang dilepas atau ditangkap.

Contoh latihan II.10 :


selesaikan persamaan redoks berikut ini dengan menggunakan metode bilangan oksidasi dalam
suasana asam.
Menangkap 2 e

Fe2+ + NO3-  Fe3+ + NO2Melepas 1 e

Penyelesaian :
Bilangan oksidasi Fe2+ adalah +2 dan bilangan oksidasi Fe3+ adalah +3 ini berarti

terjadi

pelepasan 1 elektron.
Bilangan oksidasi NO3- adalah +3 dan bilangan oksidasi NO2- adalah +3 ini berarti terjadi
penangkapan 2 elektron.
Agar jumlah elektron yang dilepas dan diterima sama, maka Fe2+ dan Fe3+ dikalikan 2.
2Fe2+ + NO3-  2Fe3+ + NO2Jumlah muatan di sisi kiri adalah +3 dan di sisi kanan adalah +5. penyetaraan muatan dilakukan
dengan menambahkan H+ bila suasana asam. Bila suasana basa, setelah penambahan H+ dan
muatan telah setara, dilakukan penambahan OH-. Untuk contoh ini, reaksi berlangsung pada
suasana asam, sehingga perlu ditambahkan H+ sebanyak 2 kali pada sisi kiri.

Page
31

Kimia Dasar, I Nyoman Candra


2Fe2+ + NO3- + 2H+  2Fe3+ + NO2Untuk menyetarakan jumlah H-nya, di sisi kanan ditambahkan H2O.
2Fe2+ + NO3- + 2H+  2Fe3+ + NO2- + H2O
Penyelesaian persamaan reaksi redoks dengan metode setengah reaksi.
Pada penyetaraan dengan menggunakan metode setengah reaksi, reaksi dibagi dua yaitu reaksi
yang mengalami reduksi dan reaksi yang mengalami oksidasi. Masing-masing reaksi
diselesaikan. Jumlah elektron yang terlibat disamakan.

Contoh latihan II.11:


Selesaikan persamaan reaksi redoks berikut ini dengan menggunakan metode setengah reaksi
dalam suasana basa.
NO2- + Al  NH3 + Al(OH)4Penyelesaian :
 Pertama kita pisahkan bagian reaksi oksidasi dan bagian reaksi reduksi.
NO2-  NH3
Al  Al(OH)4

(reduksi)
-

(Oksidasi)

 Masing-masing bagian tersebut disetarakan


Jumlah atom O dan H di setarakan dengan H2O, kemudian H+
7H+ + NO2-  NH3 + 2H2O
4H2O + Al  Al(OH)4- + 4H+
Jumlah muatan disetarakan dengan penambahan elektron.
6e + 7H+ + NO2-  NH3 + 2H2O
4H2O + Al  Al(OH)4- + 4H+ + 3e
Karena reaksi berlangsung pada suasana basa, maka dilakukan penambahan OH- pada
kedua sisi sebanyak jumlah H+.
7OH- + 6e + 7H+ + NO2-  NH3 + 2H2O + 7OH4OH- + 4H2O + Al  Al(OH)4- + 4H+ + 3e + 4OHKemudian disederhanakan yaitu OH- ditambah H+ menjadi H2O.
7H2O + 6e + NO2-  NH3 + 2H2O + 7OH4OH- + 4H2O + Al  Al(OH)4- + 3e + 4H2O
Jumlah H2O di sebelah kiri dan kanan bisa saling meniadakan.

Page
32

Kimia Dasar, I Nyoman Candra


5H2O + 6e + NO2-  NH3 + 7OH- (persamaan 1)
4OH- + Al  Al(OH)4- + 3e (persamaan 2)
 Jumlah elektron yang terlibat pada kedua persamaan harus sama, sehingga persamaan
kedua dikali 2.
5H2O + 6e + NO2- NH3 + 7OH8OH- + 2Al  2Al(OH)4- + 6e
dijumlahkan : NO2- + 2Al + 5H2O + OH-  NH3 + 2Al(OH)4
Sehingga diperoleh penyelesaian persamaan NO2- + Al  NH3 + Al(OH)4- adalah
NO2- + 2Al + 5H2O + OH-  NH3 + 2Al(OH)4
II.9 Perhitungan Kimia
Penentuan kuantitas zat dalam reaksi
Dalam persamaan reaksi, jumlah zat yang bereaksi dan hasil reaksi, setara dengan jumlah
mol zat yang bereaksi ataupun zat hasil reaksi. Koefisien reaksi dalam persamaan reaksi
menyatakan perbandingan mol zat-zat yang bereaksi ataupun zat hasil reaksi.
pA + qB  rC + sD
ini artinya p mol zat A bereaksi dengan q mol zat B membentuk r mol zat C dan s mol zat D.
Bila kita bandingkan dari zat A maka :
mol zat B = (q/p) x mol zat A
mol zat C = (r/p) x mol zat A
mol zat D = (s/p) x mol zat A.

Contoh latihan II.13:


Apabila 5,4 gram logam alumunium direaksikan dengan asam klorida encer berlebih sesuai
reaksi:
2 Al (s) + 6 HCl (aq) 2 AlCl3 (aq) + 3 H2 (g)
Berapa gram aluminium klorida (diketahui (Ar = 27, Ar Cl = 35,5) yang dihasilkan.

Page
33

Kimia Dasar, I Nyoman Candra


Penyelesaian
Perbandingan jumlah mol zat yang terlibat dalam reaksi, sesuai dengan perbandingan koefisien
reaksinya.
Jumlah mol logam Aluminium =
Jumlah mol AlCl3 =

5,4
= 0,2mol
27

2
x 0,2 = 0,2 mol .
2

Masa AlCl3 = jumlah mol x masa molar AlCl3


= 0,2 x 133,5 = 26,7 gr
Jadi masa AlCl3 yang dihasilkan adalah 26,7 gr.

Pereaksi Pembatas
Maksud Pereaksi pembatas adalah bahwa kuantitas pereaksi yang paling sedikit menjadi
pembatas pereaksi lain ataupun pembatas zat hasil reaksi.
Misal : CH4 yang tersedia adalah 1 mol. Sedangkan O2 jumlahnya berlebih.
CH4(g) + 2O2(g)  CO2(g) + 2H2O(g)
Meskipun jumlah O2 berlebih, tetapi jumlah O2 yang bereaksi hanya 2 mol. Dikatakan bahwa
CH4 adalah pereaksi pembatas.
Atau
Bila CH4 yang tersedia 1 mol dan O2 yang tersedia juga 1 mol, maka CH4 yang bereaksi hanya
mol. Dalam hal ini O2 dikatakan pereaksi pembatas
Contoh latihan II.14 :
Silikon Karbida umumnya dikenal dengan Karborondum. Zat ini dibuat dengan mereaksikan
SiO2 dengan C pada suhu tinggi menurut persamaan :
SiO2(s) + 3C(s)  SiC(s) + 2CO(g)
Apabila 3gr SiO2 dan 4,5 C direaksikan,
a) Mana yang berperan sebagai reaktan pembatas dan mana reaktan berlebih
b) Berapa gram SiC yang dapat dihasilkan?(diketahui Ar Si = 28, O=16 dan C=12)

Page
34

Kimia Dasar, I Nyoman Candra


Penyelesaian :
Masa molar SiO2 = 28 + 2(16) = 60
Jumlah mol SiO2 awal =
Jumlah mol C awal =

3
= 0,05mol
60

4,5
= 0,375 mol
12

a) Secara umum penentuan reaktan pembatas dapat dilakukan dengan coba-coba.


Reaksi :

SiO2(s) + 3C(s)  SiC(s) + 2CO(g)

Awal :

0,05mol

0,375mol

Asumsi 1
Misalkan bila kita anggap C yang habis bereaksi, maka SiO2 yang bereaksi adalah:
1
x 0,375 = 0,125 mol
3

Ini tidak mungkin karena jumlah mol SiO2 hanya 0,05mol.

Asumsi 2
Bila kita anggap SiO2 yang habis bereaksi, maka jumlah mol C yang bereaksi adalah:
3
x 0,05 = 0,15 mol
1

Ini mungkin karena jumlah mol C yang tersedia adalah 0,375mol.


Jadi reaktan pembatasnya adalah SiO2 dan reaktan yang berlebih adalah C.
b)
Reaksi :

SiO2(s) + 3C(s)  SiC(s) + 2CO(g)

Awal :

0,05mol

0,375mol

Bereaksi

0,05mol

0,15mol

0,05mol

0,1mol

0,255mol

0,05mol

0,1mol

Akhir

SiC yang dihasilkan = 0,05mol = 0,05 x 40 = 2gram.

Page
35

Kimia Dasar, I Nyoman Candra

Latihan Soal-Soal
1. Seorang ahli kimia menemukan bahwa 30,82gr Nitrogen akan bereaksi dengan 17,6gr;
35,20gr; 70,40gr; atau 88,00gr Oksigen untuk membentuk empat senyawa berbeda.
a) Hitunglah masa Oksigen tiap gram Nitrogen dalam tiap-tiap senyawa!
b) Bagaimana bagian (a) mendukung teori atom Dalton.
2. Dalam serangkaian penelitian, seorang ahli kimia membuat tiga senyawa berbeda yang hanya
mengandung iodin dan fluorin dan menentukan masa tiap-tiap unsur di dalam tiap-tiap
senyawa.
senyawa Masa iodin (gr) Masa fluorin (gr)
1

4,75

3,56

7,64

3,43

9,41

9,86

Hitunglah masa fluorin tiap gram iodin dalam setiap senyawa!


3. Tuliskan rumus kimia untuk : (a) Ion klorit, (b) Ion klorida, (c) Ion klorat, (d) Ion perklorat,
(e) hipoklorit!
4. Berilah nama senyawa ionik brikut : (a)AlF3, (b)Fe(OH)2, (c)Cu(NO3)2, (d) Ba(ClO4)2,
(e)Li3PO4, (f)Hg2S, (g)Ca(C2H3O2)2, (h)Cr2(CO3)3, (i)K2CrO4
5. Tuliskan rumus kimia untuk senyawa berikut : (a) Tembaga (I) Oksida, (b) Kalium
peroksida, (c) Aluminium hidroksida, (d) Seng nitrat, (e) Merkurium (I) bromida, (f) Besi
(III) karbonat, (g) Natrium Hipobromida
6. Magnesium tiga isotop yang eksis di alam yaitu
78,99%,

25

24

Mg (23,9385 amu) dengan kelimpahan

Mg (24, 986 amu) dengan kelimpahan 10,00% dan yang isotop ketiga dengan

kelimpahan 11,01%. Apabila masa atom magnesium adalah 24,305 amu, hitunglah masa
isotop yang ketiga!
7. Berapakah masa molar dari : (a) Hg2Cl2, (b) C4H8O2, (c) CF2Cl2
8. Berapa gram tiap mol masing-masing zat berikut : (a) Ti, (b) Br2, (c) Hg, (d) H2O
9. Berapa mol tiap gram tiap zat berikut ini : (a) Cr, (b) Cl2, (c) Au, (d)NH3
10. Berapa gram tiap unsur penyusun yang dikandung oleh 1 mol senyawa berikut : (a) CH4,
(b)Ca3P2, (c) Fe3O3 dan berapa banyak atom tiap unsur penyusun yang dikandung oleh
jumlah yang sama dari tiap senyawa tersebut?

Page
36

Kimia Dasar, I Nyoman Candra


11. Hitunglah jumlah mol dari : (a) 24,5 g H2SO4, (b) 4,00 g 02?
12. (a) Berapa mol Cd dan N yang dikandung dalam 132,4 g Cd(NO3)2.4H20, (b) Berapa
molekul air hidrasi dalam jumlah molekul tersebut?
13. Berapa mol Fe dan S yang dikandung dalam (a) mol FeS2 (pirit)? (b) 1 kg FeS2? (c) Berapa
kilogram S yang dikandung oleh 1 kg FeS2
14. Rumus molekul alisin, suatu penyebab bau khas pada bawang putih, adalah C6H10OS2.(a)
berapakah masa molar alisin?, (b) berapa mol alisin di dalam 5 mg zat ini?, (c) berapa banyak
molekul alisin di dalam 5 mg zat ini?, (d) berapa banyak atom S di dalam 5 mg alisin?.
15. Konsentrasi Vinil Klorida, C2H3Cl yang diperbolehkan di atmosfer, di dalam tanaman kimia
adalah 2,0 . 10-6 gr/Lt.(a) berapa mol vinil klorida di dalam tiap Lt jumlah tersebut?, berapa
banyak molekul per liternya?
16. Alkohol sinamat sebagian besar digunakan untuk parfum, sabun, dan kosmetik. Rumus
molekulnya adalah C9H10O.
a) Hitunglah persen komposisi masa C, H, dan O dalam alkohol sinamat!
b) Berapa banyak molekul alkohol sinamat yang terkandung dalam sampel dengan masa
0,469gr.
17. (a)Analisis pembakaran toluen, suatu pelarut organik menghasilkan 5,86mg CO2, dan 1,37mg
H2O. Apabila senyawa hanya mengandung karbon dan hidrogen, tentukan rumus
empirisnya!, (b) mentol tersusun atas C,H dan O. Suatu sampel 0,1005gr mentol dibakar
menghasilkan 0,2829 gr CO2 dan 0,1159 gr H2O.Tentukan rumus empirisnya!.Apabila
senyawa memiliki masa molar 156 gr/mol, tentukan rumus molekulnya!.
18. Tentukan rumus empiris tiap senyawa berikut apabila sampel mengandung (a) 0,013mol C,
0,0390mol H, dan 0,00065mol O; (b) 11,66 gr besi dan 5,01 gr Oksigen; (c)40,0%C, 6,7%H
dan 53,3%O dalam persen masa.
19. Bau khas nanas disebabkan oleh etil butirat, suatu senyawa yang mengandung karbon,
hidrogen, dan oksigen. Pembakaran 2,78mg etil butirat menghasilkan 6,32 mg CO2 dan 2,58
mg H2O.tentukan rumus empirisnya; (b) Nikotin, suatu komponen tembakau tersusun atas C,
H dan N. suatu sampel 5,250 mg nikotin dibakar menghasilkan 14, 242 mg CO2 dan 4,083
mg H2O. tentukan rumus empiris snikotin ini!. Apabila nikotin memiliki masa molar 160
gr/mol, tentukan rumus molekulnya!.

Page
37

Kimia Dasar, I Nyoman Candra


20. Soda api, suatu senyawa yang digunakan membuat air keras untuk mencuci pakaian adalah
suatu Hidrat yaitu sejumlah tertentu molekul air yang dikandung di dalam struktur padatan .
Rumusnya dapat dituliskan sebagai Na2CO3.xH2O, di mana x adalah jumlah mol H2O per
mol Na2CO3. Ketika 2,558 gr sampel soda api dipanaskan pada 125oC, semua air hidrasi
hilang, menyisakan 0,948 gr Na2CO3. Tentukan nilai x!
21. Tentukan bilangan oksidasi unsur yang digarisbawahi berikut : (a) O2, (b) PH4, (c)
K4P2O7,(d)ICl, (e) Ca(ClO2)2, (f) Rb4Na[HV10O28], (g) HOCl, (h) UO22+, (i)Co2S3, (j) O2F2
22. Setarakan persamaan reaksi berikut :
a) Sn + SnC14  2SnCl2
b) KHC8H4O4 + KOH  K2C8H4O4 + H2O
c) Ba(OH)2 + AICl3  Al(OH)3 + BaC12
d) C2H2C14 + Ca(OH)2  C2HC13 + CaC12 + H2O
e) (NH4)2Cr2O7  N2 + Cr2O3 + H2O
f) Zn3Sb2 + H2O  Zn(OH)2 + SbH3
23. Setarakan persamaan reaksi redoks berikut dengan metode bilangan oksidasi :
a)

CUO + NH3  N2 + H2O + Cu

b)

Ag2SO4 + AsH3 + H2O  Ag + As2O3 + H2SO4

c)

KC1O3 + H2SO4  KHS04 + O2 + C1O2 + 2H2O

d)

I2 + HNO3  HIO3 + NO2 + H2O

e)

KBr + H2SO4  K2SO4 + Br2 + SO2 + H2O

f)

P2H4 PH3 + P4H2

24. Lengkapi dan setarakan persamaan dasar reaksi redoks berikut dengan metode setengah
reaksi :
a)

Zn + As2O3  AsH3

(suasana asam)

b)

C1O2 + O22-  ClO2-,

(suasana basa)

c)

P  PH3 + H2PO2-;

(suasana asam)

d)

Zn + ReO4  Re

(suasana asam)

25. (a) Hitunglah molaritas larutan yang mengandung 0,0345 mol NH4Cl di dalam 400 mL
larutan!; (b) berapa mol HNO3 yang tedapat di dalam 35 mL larutan asam nitrat?; (c) Berapa
mililiter larutan KOH 1,5 M yang dibutuhkan untuk mendapatkan 0,125 mol KOH.

Page
38

Kimia Dasar, I Nyoman Candra


26. Hitunglah (a) jumlah gram zat terlarut di dalam 0,25 L KBr 0,15 M; (b) konsentrasi molar
larutan yang mengandung 4,75 gr Ca(NO3)2 di dalam 0,2 L; (c) Volume Na3PO4 0,15M
(dalam mL) yang mengandung 5 gr zat terlarut.
27. Berapakah air yang harus ditambahkan untuk mendapatkan larutan AgNO3 16mg per mL dari
larutan AgNO3 40mg per mL.
28. Berapakah volume akhir larutan BaCl2 untuk menghasilkan konsentrasi Ba2+ 20 mg per mL
dari larutan BaCl2 0,5 M.
29. Suatu larutan mengandung 75 mg NaCl per mL.berapakah volumenya bila diencerkan untuk
mendapatkan konsentrasi NaCl 15 mg per mL?.
30. Hitunglah masa HCl dalam 5 mL larutan HCl (densitas 1,19 gr/mL) yang mengandung 37,23
% HCl (b/b)
31. Dalam proses Mond untuk memurnikan nikel, Nikel karbonil yang volatil, Ni(CO)4
dihasilkan dari reaksi berikut :
Ni + 4CO  Ni(CO)4
Berapa banyak CO (dalam kg) yang digunakan di dalam menguapkan tiap kg nikel?
32. Ketika tembaga dipanaskan dengan belerang berlebih, Cu2S dibentuk. Berapa gram Cu2S
yang dihasilkan apabila 100 gr tembaga dipanaskan dengan belerang?
33. Proses termit adalah proses yang menarik sebagai metode pengelasan besi :
2A1+ Fe2O3  2Fe + A12O3
Hitunglah jumlah aluminium maksimum yang dapat dicampur dengan 500gr besi (III) oksida
untuk membentuk muatan termit yang menghasilkan besi murni.
34. Suatu campuran 1 ton CS2 dan 2 ton Cl2 direaksikan dalam suatu tabung reaksi yang panas.
Reaksi yang berlangsung adalah :
CS2 + 3C12  CC14 + S2C12
a. berapa banyak CCl4 yang dapat dibuat dengan reaksi tuntas reaktan pembatas?,
b. zat manakah yang berlebih dan berapa jumlahnya?

Page
39

Anda mungkin juga menyukai