Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN
1.1

Latar belakang
Dari berbagai cabang ilmu tumbuhan yang sekarang telah berdiri
sendiri adalah anatomi tumbuhan. Menurut definisinya, anatomi tumbuhan
tidak hanya merugikan bentuk dan susunan jaringan pada tumbuhan saja
tetapi juga bertugas menentukan fungsi masing-masing jaringan dari
tumbuhan tersebut, karena ada beberapa jaringan penyusun yaitu dasar,
jaringan penyokong dan jaringan pengangkut. Jaringan parenkim (dasar)
merupakan jaringan yang kaya akan ruang antar sel, palisade. Jaringan
penguat merupakan jaringan yang mengangkut unsur hara dan hasil
fotosintesis, untuk tumbuhan tersebut. Jaringan tersebut merupakan
jaringan dewasa pada tumbuhan. (Plantamor,2014)
Jaringan pengangkut adalah jaringan yang berguna untuk
transportasi hasil asimilasi dari daun keseluruh bagian tumbuhan dan
pengangkutan air serta garam-garam mineral. Fungsi jaringan pengangkut
adalah untuk mengangkut zat-zat mineral (unsur hara dan air) yang diserap
oleh akar dari tanah. Selain itu, jaringan pengangkut juga sebagai
pengangkut zat-zat makanan hasil fotosintesis untuk disalurkan ke bagianbagian lain berdasarkan bentuk dan sifatnya, jaringan pengangkut pada
tumbuhan dibedakan menjadi jaringan xilem dan floem (Kimball, 1992).
Suatu sifat fisiologi yang hanya dimiliki oleh tumbuhan ialah
kemampuannya untuk menggunakan zat karbon dari udara untuk diubah
menjadi bahan organik serta diasimilasikan di dalam tubuh tanaman.
Peristiwa ini hanya berlangsung jika ada cukup cahaya dan oleh karena itu
maka asimilasi zat karbon disebut juga fotosintesis. (Dwidjoseputro,
1994).
Latar belakang dilakukan praktikum dan penyusun laporan ini
untuk mengetahui jaringan-jaringan epidermis, floem, xylem dan sel-sel
parenkim yang terdapat pada tumbuhan seperti jaringan daun, batanng,
kulit dan buah.

1.2

Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan dalam praktikum ini yaitu mengetahui
dan mengenal jaringan-jaringan pada tumbuhan serta fungsinya.
1. Melihat beberapa macam bentuk jaringan dasar
2. Melihat beberapa jaringan penguat pada tumbuhan
3. Melihat bermacam-macam jaringan penyusun berkas penguat (ikatan
pembuluh) dan susunan berkas pengangkut tersebut pada tumbuhan
4. Melihat struktur jaringan sekresi dan kelenjar tumbuhan

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1

Jaringan Dasar (parenkim)


Jaringan parenkim merupakan suatu jaringan yang berbentuk dari
sel-sel hidup, dengan struktur morfologi serta fisiologi yang bervariasi dan
masih melakukan segala kegiatan proses fisiologis. Jaringan parenkim
disebut juga jaringan dasar karena dijumpai hampir disetiap bagian
tumbuhan. Contohnya pada batang dan akar, parenkim dijumpai sebagai
empulur batang. Pada daun, parenkim merupakan mesofil daun yang
kadang terdiferensiasi menjadi jaringan tiang dan jaringan bunga karang,

parenkim dijumpai sebagai parenkim penyimpanan cadangan makanan


pada buah dan biji. (Anonim, 1995 ).
Berdasarkan fungsinya, parenkim dibedakan menjadi beberapa
macam :
1. Parenkim asimilasi, yaitu parenkim yang bertugas melakukan
proses pembuatan zat-zat makanan, terletak di bagian
tumbuhan berwarna hijau
2. Parenkim penimbun, berfungsi sebagai jaringan penyimpanan
cadangan makanan sebagai larutan dalam vakuola berbentuk
partikel padat atau cairan dalam sitoplasma.
3. Parenkim air, dijumpai pada tumbuhan hidup di daerah kering
(xerofit), tumbuhan epifit dan tumbuhan sukulen sebagai
penimbun air untuk menghadapi masa kering.
4. Parenkim udara dijumpai pada alat pengapung tumbuhan.
Parenkim udara dapat pula dijumpai pada tangkai daun Canna
SP sebagai tempat penyimpanan udara.
5. Parenkim angkut terdapat pada jaringan pengangkut yang selselnya berbentuk memanjang menurut arah pengangkutnya.

2.2

Jaringan Penguat
Tumbuhan mempunyai jaringan penguat atau penunjang. Ada dua
macam jaringan penguat yang menyusun tumbuhan yaitu kolenkima dan
sklerenkima. Sel kolenkima merupakan sel hidup, dinding selnya
mengandung selulosa, pektin dan hemiselulosa. Kolenkim pada pada
umumnya terletak dibawah epidermis batang, tangkai daun, tangkai bunga
dan ibu tulang daun. Kolenkima jarang terdapat pada akar. Kolenkima
berbeda dengan perenkim kerena dinding sel kolenkim menebal.
Penebalan dinding kolenkima tidak merata diseluruh sel, misalnya hanya
pada sudut-sudut sel sehingga disebut kolenkima sudut. Pada jaringan
kolenkima berfungsi sebagai penyokong pada bagian tumbuhan muda
yang sedang tumbuh dan pada tumbuuhan basah (herba). (A.Fahn, 1992)

Jaringan sklerenkim adalah jaringan penyokong yang terdpat pada


organ tubuh yang telah terdiri dari sel-sel mati yang dindingnya sangat
tebal, kuat dan mengandung lignin. Jaringan sklerenkima berfungsi
sebagai penguat. Menurut bentuknya, sklerenkima dibagi menjadi dua,
yaitu serat dan sel batu. Serat atau serabut sklerenkima berbentuk seperti
benang panjang. Sel batu atau sklereid bermacam-macam bentuknya.
Disebut sel batu karena dinding selnya kereas, misalnya pada tempurung
kelapa. (A.fahn, 1992).
2.3

Jaringan Pengangkut
Jaringan pengangkut hanya terdapat pada tumbuhan tingkat tinggi.
Jaringan ini berfungsi mengangkut air, garam mineral dan hasil
fotosintesis. Sel-sel jaringan pengangkut berupa pembuluh atau seperti
pipa, sehingga jaringan ini disebut jaringan pembuluh. Xilem dan floem
berdampingan membentuk ikatan berkas pembuluh. Jaringan pengangkut
terdiri dari jaringan pembuluh kayu (xylem) dan jaringan pembuluh tapis
(floem). Pada tumbuhan dikotil, xylem berada disebelah dalam dan floem
berada di sebelah luar. Xilem tersusun dari sel-sel memanjang yang telah
mati. Dinding selnya mengeras dan tersusun dari selulosa.
Jaringan pengangkut yang lain adalah pembuluh tapis (floem).
Floem terdiri dari sel-sel hidup dan berdinding tipis. Floem merupakan
bagian dari kulit kayu. Fungsinya adalah untuk mengangkut zat-zat
makanan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh tubuh tumbuhan. Pada
tumbuhan tertentu terdapat seraput floem atau serat yang mengandung
lignin. Serabut-serabut ini dapat digunakan sebagai tali dan tekstil.
(Anonim, 1992).

BAB III
METODOLOGI
3.1

Waktu dan tempat


Adapun waktu dan tempat di laksanakannya praktikum sebagai berikut:
Hari/tanggal : Senin, 9 mei 2016
Waktu `
: 14.00 Sampai 16.00 WITA
Tempat
: Laboratorium Fitokimia Farmakognosi STIFA PELITA MAS
PALU

3.2

Alat dan Bahan


A. Alat
Adapun alat yang akan di gunakan dalam praktikum sebagai berikut:
1. Mikroskop
2. Silet atau cutter
3. Kaca objek dan penutup
B. Bahan
Adapun bahan yang akan di gunakan dalam praktikum sebagai berikut:
1. Air
2. Canna indica (bunga tasbih)
3. Nymphaea capansis (teratai)
4. Apium graviolens (seledri)

5.
6.
7.
8.
9.

3.3

Pisum sativum (kacang ercis)


Helainthus annus (bunga matahari)
Zea mayz (jagung)
Citrus sp (jeruk)
Pinus markussi (pinus)

Prosedur kerja
Adapun prosedur kerja dari praktikum yang di lakukan sebagai berikut:

3.3.1.

Cara kerja Canna indica


1. Memotong secara melintang tulang daun
2. Melihat sel-sel parenkim dengan bentuk seperti batang
3. Menggunakan media air dan perbesaran sedang
3.3.2 Cara kerja Nymphaea capensis
1. Memotong melintang tangkai daun teratai
2. Melihat parenkim dangan rongga besar (aerenkim) dan asterosklerenkim
(kristal bentuk bintang)
3. Menggunakan media air dengan perbesaran sedang.
3.3.3

Cara kerja Apium graviolens


1. Memotong penampang melintang tangkai daun seledri
2. Melihat sklereida bentuk memanjang silindris
3. Menggunakan media air dan Perbesaran sedang/kuat

3.3.4

Cara kerja Pisum sativum


1. Memotong melintang kulit buah kacang ercis
2. Melihat sklereida bentuk memanjang silindris
3. menggunakan media air dan perbesaran sedang/kuat

3.3.5

Cara kerja Helianthus annus


1. Memotong melintang batang bunga matahari
2. Melihat berkas pengangkut tipe kolateral terbuka
3. Menggunakan media aniline sulfat dan perbesaran sedang

3.3.6

Cara kerja Zea mays


1. Memotong melintang batang jagung
2. Melihat berkas pengangkut tipe kolateral tertutup

3. Menggunakan media aniline sulfat dan perbesaran sedang


3.3.7

Cara kerja Citrus SP


1. Memotong membujur kulit buah jeruk
2. Melihat kelenjar minyak tipe schizo-lysigen
3. Menggunakan media air dan perbesaran sedang

3.3.8

Cara kerja Pinus merkusii


1. Memotong melintang batang/daun pinus
2. Melihat saluran/kelenjar/damar yang merupakan tipe schizogen
3. Menggunakan media air dan perbesaran sedang

Anda mungkin juga menyukai