OLEH :
IKASARI OKTARIA PUTRI
PO71240 08562
PEKANBARU
2011
ABSTRAK
Dari hasil penelitian dari 541 ibu hamil dapat diketahui 81,15% tidak
mengalami hiperemesis gravidarum, 64,32% berumur 20 35 tahun, 54,53% pada
ibu Multigravida, dan diketahui bahwa tidak terdapat hubungan umur dan gravida
terhadap kejadian hiperemesis gravidarum.
Dari hasil penelitian tersebut disarankan kepada tenaga kesehatan hendaknya
meningkatkan dalam memberikan penyuluhan kepada masyarakat khususnya ibu
hamil mengenai masalah-masalah dalam kehamilan seperti hiperemesis gravidarum
yang dapat membahayakan keselamatan ibu maupun janin.
Kata kunci
Referensi
: 22 Buku ( 20002011 )
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena berkat
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan karya
tulis ilmiah dengan judul: Hubungan Umur Dan Gravida Terhadap Kejadian
Hiperemesis Gravidarum Ibu Pada Ibu Hamil Di Ruang Camar III RSUD
Arifin Achmad Pekanbaru Tahun 2010.
Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini penulis menghadapi banyak
kesulitan, tetapi berkat bimbingan, pengarahan, dan bantuan dari semua pihak, karya
tulis ilmiah ini dapat diselesaikan. Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis
menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya Kepada yang terhormat:
1. Bapak R.Sakhnan, SKM, M.Kes, Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes Riau.
2. Kepala Rekam Medik RSUD Arrifin Achmad Pekanbaru
3. Kepala Ruangan Camar III RSUD Arifin Achmad Pekanbaru
4.
5. Ibu Okta Vitriani, Amd.Keb, SKM dan Ibu Yanti, Amd.Keb, SST, Pembimbing
proposal penelitian yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan dan
masukan kepada penulis dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
6. Ibu Salmiati, Amd.Keb, SST dan Ibu Melly Wardanis, Amd.Keb, SKM, Penguji
karya tulis ilmiah yang telah memberikan banyak saran kepada penulis dalam
menyelasaikan karya tulis ilmiah ini
7.
Keluarga besarku khususnya Ayah, Bunda dan Adik-adikku yang tak hentihentinya memberikan dukungan, semangat dan doa kepada penulis.
8. Sahabat-sahabat seperjuangan yang telah memberikan dorongan, motivasi,
dan masukan kepada penulis dalam menyelesaikan proposal ini.
Penulis sudah berusaha untuk menjadi yang terbaik, oleh karena itu kritik dan
saran sangat penulis harapkan dalam mencapai kesempurnaan karya tulis ilmiah ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih. Semoga karya tulis ilmiah ini dapat
diterima dan bermanfaat bagi pembaca seluruhnya. Amin.
Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAK.............................................................................................................. i
LEMBAR PERSETUJUAN.........................................................................
ii
KATA PENGANTAR...................................................................................
iii
DAFTAR ISI..................................................................................................
vii
2.2. Umur...........................................................................................
13
2.3. Gravida........................................................................................
15
17
17
3.3. Hipotesis.....................................................................................
18
19
19
19
20
20
20
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Daftar Ibu hamil yang bermasalah diruang Camar III (Obstetri &
Ginekologi) RSUD Arifin Achmad Pekanbaru Tahun 2010
Lampiran 6
Lampiran 7
Daftar Checklist
DAFTAR TABEL
Halaman
16
25
Tabel 5.2 Distribusi ibu hamil berdasarkan umur di RSUD Arifin Achmad Tahun
2010 ..............................................................
26
26
27
28
DAFTAR SKEMA
Halaman
Skema 3.1 Kerangka Konsep.................................................................
16
DAFTAR SINGKATAN
AKB
AKI
SDKI
WHO
DAFTAR ISTILAH
Apatis
Apendisitis
Asidosis
Dehidrasi
Diplopia
Gangguan
koordinasi
bayangan
otot
kedua
mata,
sehingga
identik.
Embrio
Ensefalopati
Gestasi
: Kehamilan
Gestosis
Hepatitis
: Radang hati
Hipokloremia
: Kekurangan klorida
Hipoproteinemia
Hipotalamus
Hipotensi
Hipovitaminosis
: Kekurangan vitamin
Hipovolemia
Impuls
Ketonemia
Ketosis
Konstipasi
Motorik
: Penyebab gerakan
Nekrosis
Nigtagmus
: Gerak bola mata kian kemari yang terdiri atas 2 fase, fase
cepat dan fase lambat
Obesitas
Oksidasi
Oliguria
Pankreatitis
Pielititis
Pielnefritis
Sentilobuler
Somnolen
Takikardi
Trofoblastik
Vornitus
: Muntah
BAB 1
PENDAHULUAN
penurunan
berat
badan
dan
dehidrasi,
yang
menyebabkan
Dari uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang
Hubungan Umur dan Gravida Terhadap Kejadian Hiperemesis Gravidarum
Pada Ibu hamil di Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Pekanbaru
Tahun 2010.
Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan umur dan
gravida terhadap kejadian hiperemesis gravidarum pada ibu hamil di RSUD Arifin
Achmad Pekanbaru Tahun 2010.
1.3.2
1.
Tujuan Khusus
1.4.2
1.4.3
Bagi Peneliti
Dapat menambah pengetahuan dan wawasan yang sangat berguna khusus nya
dalam melakukan penelitian tentang hiperemesis gravidarum.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan sehingga
terkendali
selama
masa
hamil,
yang
menyebabkan
dehidrasi.
menurun, dehidrasi, dan terdapat aseton dalam urin bahkan seperti gejala penyakit
apendisitis, pielititis, dan sebagainya (Saifuddin, 2010).
2.1.2
Etiologi
Etiologi hiperemesis gravidarum masih belum diketahui. Beberapa teori
2.
Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik serta
resistensi yang menurun dari pihak ibu terhadap perubahan ini merupakan
faktor organik.
3.
4.
Faktor faktor predisposisi lain meliputi usia kurang dari 20 tahun, obesitas,
gestasi multi janin dan penyakit trofoblastik (Wiknjosastro, 2007).
2.1.3 Patologi
Bedah mayat pada wanita yang meninggal akibat hiperemesis gravidarum
menunjukkan kelainan-kelainan pada berbagai alat dalam tubuh, yang juga dapat
ditemukan pada malnutirsi oleh bermacam sebab.
1.
separuh
penderita
yang
meninggal
karena
hiperemesis
gravidarum
Jantung. Jantung menjadi lebih kecil daripada biasa dan beratnya atrofi, ini
sejalan dengan lama nya penyakit, kadang-kadang ditemukan perdarahan subendokardial.
3.
4.
Ginjal. Ginjal tampak pucat dan degenerasi lemak dapat ditemukan pada tubuli
kontorti (Wiknjosastro, 2007).
2.1.4
Patofisiologi
Perasaan mual akibat kadar estrogen meningkat. Mual dan muntah terus-
2.1.5
hiperemesis gravidarum tidak ada, tetapi bila keadaan umum penderita terpengaruh,
penderita, ibu merasa lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan menurun dan
merasa nyeri pada epigastrium. Nadi meningkat sekitar 100 per menit, tekanan darah
sistolik menurun, turgor kulit mengurang, lidah mengering dan mata cekung.
2.
Tingkat II. Penderita tampak lebih lemah dan apatis, turgor kulit lebih
mengurang, lidah mengering dan nampak kotor, nadi kecil dan cepat, suhu kadangkadang naik dan mata sedikit ikterik. Berat badan turun dan mata cekung. Tensi
turun, hemokontriksi, oliguria, dan konstipasi. Aseton dapat tercium dalam hawa
penapasan, karena mempunyai aroma yang khas dan dapat pula ditemukan dalam
kencing.
3.
Tingkat III. Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun
dari somnolen sampai koma, nadi kecil dan cepat, suhu meningkat dan tensi
menurun. Komplikasi fatal terjadi pada susunan saraf yang dikenal sebagai
enselopati Wernicke, dengan gejala : nigtagmus, diplopia dan perubahan mental.
Keadaan ini adalah akibat sangat kekurangan zat makanan, termasuk vitamin B
kompleks. Timbulnya ikterus menunjukkan adanya payah hati (Wiknjosastro, 2007).
2.1.6
Diagnosis
Diagnosis hiperemesis gravidarum biasanya tidak sukar. Harus ditentukan
adanya kehamilan muda dan muntah yang terus menerus, sehingga mempengaruhi
keadaan umum. Namun demikian harus dipikirkan kehamilan muda dengan penyakit
pielnefritis, hepatitis, ulkus ventrikuli dan tumor serebri yang dapat pula memberikan
gejala muntah (Wiknjosastro, 2007).
Pencegahan
Prinsip pencegahan adalah mengobati emesis agar tidak terjadi hiperemesis.
1.
2.
3.
2.1.8
Penatalaksanaan
Bila pencegahan tidak berhasil, maka diperlukan pengobatan, yaitu ;
1.
Penderita diisolasi dalam kamar yang tenang dan cerah dengan pertukaran udara
yang baik. Kalori diberikan secara parenteral dengan glukosa 5 % dalam cairan
fisiologis sebanyak 2-3 liter sehari
2.
3.
Bila selama 24 jam penderita tidak muntah dan keadaan umum bertambah baik,
coba berikan minuman dan makan sedikit demi sedikit ditambah
4.
5.
6.
7.
2.1.9
Prognosis
Dengan penanganan yang baik prognosis hiperemesis gravidarum sangat
memuaskan. Penyakit ini biasanya dapat membatasi diri, namun demikian pada
tingkatan yang berat, penyakit ini dapat mengancam jiwa ibu dan janin
(Wiknjosastro, 2007).
2.2 Umur
Umur adalah lamanya hidup yang dihitung sejak lahir sampai saat ini. Umur
merupakan periode terhadap pola-pola kehidupan yang baru, semakin bertambahnya
umur akan mencapai usia reproduksi (Notoatmodjo, 2003).
Umur ibu mempunyai pengaruh yang erat dengan perkembangan alat
reproduksi. Hal ini berkaitan dengan keadaan fisiknya dari organ tubuh ibu di dalam
menerima kehadiran dan mendukung perkembangan janin. Seorang wanita
memasuki usia perkawinan atau mengakhiri fase tertentu dalam kehidupannya yaitu
umur repoduksi (Yunita, 2005).
Kehamilan dikatakan beresiko tinggi adalah kurang dari 20 tahun dan diatas
35 tahun. Usia dibawah 20 tahun bukan masa yang baik untuk hamil karena organorgan reproduksi belum sempurna, hal ini tentu menyulitkan proses kehamilan dan
atau malah tidak menginginkan kehamilannya lagi sehingga akan merasa sedemikian
tertekan dan menimbulkan stres pada ibu. Stres mempengaruhi hipotalamus dan
memberi rangsangan pada pusat muntah otak sehingga terjadi kontraksi otot
abdominal dan otot dada yang disertai dengan penurunan diafragma menyebabkan
tingginya tekanan dalam lambung, tekanan yang tinggi dalam lambung memaksa ibu
untuk menarik nafas dalam-dalam sehingga membuat sfingter esophagus bagian atas
terbuka dan sfingter bagian bawah berelaksasi inilah yang memicu mual dan muntah
(www.Bkkbn.co.id).
2.3 Gravida
Gravida berkaitan dengan kehamilan atau wanita hamil, gravida adalah
jumlah kehamilan (lengkap atau tidak lengkap) yang
perempuan, gravida diikuti oleh angka romawi atau diawali dengan bahasa latin
(Primi, multi) yang menunjukkan jumlah kehamilan (Ramali, 2003).
Primigravida adalah seorang wanita yang baru pertama kali hamil, sedangkan
Multigravida adalah seorang wanita yang telah beberapa kali hamil (Ramali, 2003).
Sekitar 60-80 % primigravida dan 40-60 % multigravida mengalami mual dan
muntah, namun gejala ini menjadi lebih berat hanya pada 1 dari 1.000 kehamilan,
Walaupun kebanyakan kasus ringan dan dengan seiring waktu, satu dari setiap 1000
wanita hamil akan menjalani rawat inap, kondisi ini sering terjadi pada wanita
primigravida dan cenderung terjadi lagi pada kehamilan berikutnya (Mansjoer,
2000).
Kejadian hiperemesis gravidarum lebih sering dialami oleh primigravida
daripada multigravida, hal ini berhubungan dengan tingkat kestresan dan usia si ibu