= fc x P (PS)
= 1,0 x 105,84
Pd
= 105,84 kW
Momen puntir (T) dapat dicari dengan persamaan (pers 2.2 halaman 21)
Pd
= 9,74 x 105 n1
105,84 kW
= 9,74 x 105 6000 rpm
= 17.181,36 kg. mm
Untuk bahan poros diambil baja carbon (JIS G 450 1) S 35 C, dengan kekuatan
tarik b = 52 kg/mm2 (tabel 2.1 halaman 20)
Maka tegangan puntir bahan dicari dengan persamaan (pers 2.3 halaman 21)
a
b
= Sf 1 x Sf 2
Dimana :
sf1
sf2
38
maka:
52 kg/mm2
6,0 x 3,0
= 2,89 kg/mm2
Diameter poros (ds) dapat dihitung dengan persamaan (pers 2.6 halaman 22)
ds
5,1
a k t . C b . T
1/3
Dimana :
Kt
Cb
ds
5,1
Maka :
1/3
= 44,97 mm
Sehingga diameter poros yang diambil adalah ds = 46 mm.
Jika diameter bantalan sebuah poros direncanakan sebesar Db=48 mm. Maka jarijari fillet dihitung dengan persamaan (2.9 halaman 22)
D b - Ds
r
(mm)
maka :
r
48 - 46
2 mm
=
= 1 mm
Maka alur pasak, tinggi pasak dan fillet dapat dihitung dengan persamaan
1. Alur pasak (b)
ds
= 4
46
= 4
= 11.5 mm
2. Tinggi pasak (h) dapat dihitung dengan persamaan (2.11 halaman 23)
h
ds
= 8
46
= 8
= 5,75 mm
3. Fillet pasak (c) dapat dihitung dengan persamaan (2.12 halaman 23)
c
h
= b
5,75
= 11.5
= 0,5 mm
Maka faktor konsentrasi tegangan () untuk pembebanan puntir statis dari
suatu poros bulat dengan alur pasak persegi yang diberi fillet (r), dapat dihitung
dengan berpedoman pada gambar diagram (2.16 halaman 24)
r
ds
=
1
46
0,021
40
Maka faktor konsentrasi tegangan untuk pembebanan puntir statis dari suatu
poros bulat dengan pengecilan diameter yang diberi fillet 1,6
T
g
ds 3
16
5,1 x 17.181,36 kg . mm
46 mm 3
5,1 T
3
= ds
= 0,90 kg/mm2
Perbandingan tegangan geser yang terjadi selama mengalami faktor konsentrasi
tegangan dari poros didapat dari persamaan (pers 2.15 halaman 25)
ta x Sf 2
g x Kt x Cb
2,89 x3,0
2,9
2,99
a x Sf 2
2,7
x kt x cb, maka pengujian baik.
fcP
n1
41
1,0 x 105,84 kW
6000rpm
T = 9,74 x 105
T= 17.181,36 kg. mm
Besar tekanan pada permukaan bidang gesek ( f ) dihitung dengan persamaan
(pers 2.17 halaman 25)
D1 D 2
rm
0,8 1 D 2
4
= 0,45 D2
Diameter luar (D2) dihitung dengan persamaan ( 2.20 halaman 26)
T
= . F . rm
D2
17.181,36
0,0007
= 290,7 mm
42
= 0,8 . D2
= 0,8 x 290,7 mm
= 232,56 mm
Luas plat gesek (A) dihitung dengan persamaan ( 2.18 halaman 26)
= 4 (D22 D12)
3,14
= 4 ( (290,7)2 (232,56)2
= 23.881,53 mm2
Besar tekanan pada permukaan plat gesek (F) dihitung dengan persamaan
(2.17 halaman 25)
F
= A . Pa
= 23.881,53 mm2 x 0,02 kg/ mm2
= 477,63 kg
Momen Puntir
Momen puntir ( T ) dari daya penggerak mula dihitung dengan persamaan
Fc. P
= 974 n1 (kg.m)
=
974
1,0 x105,84
6000 (kg.m)
= 17.18 kg.m
Momen beban saat start dihitung dengan persamaan (2.28 halaman 22)
Tl1 T
T12
Dimana :
43
T12
merupakan momen maksimum pada saat kecepatan penuh. Efek total roda
gaya terhadap poros kopling adalah GD2 = 3 kg m2 (pers 2.26 hal 27)
Kecepatan relatif (putaran penuh) pada poros kopling (nr) dihitung
974
1,0 x105.84
5000
= 20,61 kg.m
Maka :
nr = n1 n2
= 6000 5000
=1000 rpm
Bila jangka waktu penghubung (dari saat kopling dihubungkan hingga
kedua poros mencapai putaran yang sama) adalah te = 0,1 5 (s) diambil 0,7
(waktu penghubung rencana).
Faktor untuk keamanan kopling tetap diambil f = 1
Maka momen percepatan yang diperlukan mencapai jangka waktu penghubung
yang direncanakan adalah (Ta) dihitumg dengan persamaan (pers 2.25
halaman 21)
Maka :
GD 2 .n1
Ta = 375t e + Tl1 (kg.m)
Sehingga :
GD 2 .n r
Ta = 375t e + Tl1
44
3 x 6000
23,42
= 375 x 0,7
= 89,18 kg.m
Untuk momen berat yang digunakan dari permulaan maka dipilih kopling dengan
kapasitas momen gesek dinamis (Tdo) dalam daerah berikut :
T do > Ta . f
T do = 90 kg . m > 89,18 kg . m
b
Kerja Penghubung
Kerja penghubung (E) dapat dihitung dengan (pers 2.29 hal 28)
E
GD 2 . nr 2
Tdo
= 7160 . T do - T ( kg . m/hb )
90
3 x 1000 2
= 7160 x 90 20,61
= 543,43 kg.m/hb
Bila jumlah penghubung tiap menit N = 4 hb/menit dan kerja penghubung yang
diizinkan adalah Ea ( kg.m/hb ).
Maka :
E < Ea
45
3 x 1000
= 375(90 20,61)
tae= 0,11 s
tae < te (pers 2.32 hal 22)
d
Perhitungan Panas
Pada saat terjadi penghubungan, maka poros pada kopling akan panas akibat
gesekan, sehingga temperatur permukaan plat gesek biasanya naik sampai 200 0C
dalam sesaat. Namun untuk seluruh kopling umumnya dijaga agar suhunya tidak
lebih dari 800C.
Jika harga penghubung untuk satu kali pelayanan direncanakan lebih kecil dari
pada penghubung yang diizinkan, maka pada dasarnya pemeriksaan temperatur
tidak diperlukan lagi
e
Nml
L3
= E .w
210
7
= 543,43 x8,5 x 10
= 454.643,86 hb
46
N ml
Nmd = N 1
454.643,86
= 131.400
= 3,45 tahun = 3.5 tahun
4
47
Gaya tekan pada pegas (F) dihitung dengan persamaan (pers 2.36 halaman 31)
F = (D22 D12) Pa
= (290,7 mm)2 (232,56 mm)2) x 0,02 kg/mm2
= 477,63 kg
Maka gaya tekan (W1) untuk masing-masing pegas adalah
W1
F
= n1
W1
477,6
6
=
= 79,6 kg
Tegangan geser (g) dapat dihitung dengan persamaan (pers 2.39 halaman 32)
g = 0,8 x a
= 0,8 x 6000 kg/cm2
= 4800 kg/cm2
Faktor tegangan dari Wahl (K) dihitung dengan persamaan (pers 2.40 halaman 33)
4 . C -1
0,615
K = 4.C 4 + C
Harga C diambil 4
4 . 4 -1
0,615
= 4.4 4 + 4
= 1,404
Diameter kawat pegas (d) dihitung dengan persamaan (pers 2.42 halaman 33)
8 D WL
2
g = K . d . d
Wl
8
d2 = K . c . g (pers 2.43 hal 33)
Maka :
K
d
8 W1
c
g
1,404 x
=
8
79,6 kg
x4x
4800 kg/cm 2
48
= 0,48 cm
= 4.8 mm
Diameter lingkaran pegas (D) dihitung dengan persamaan (pers 2.44 halaman 33)
D=8xd
= 8 x 0,48cm
= 3,8 cm
= 38 mm
Lendutan pegas () dihitung dengan persamaan (pers 2.45 halaman 34)
8 n 3 D 3 W1
d4 G
=
Dimana G adalah modulus geser
Maka :
8 x 4 x (38) 3 x 79,6kg
4
3
2
= (4,8) x 8 .10 kg/mm
= 32,9 mm
Konstanta pegas (k) dihitung dengan persamaan (pers 2.46 halaman 34)
G . d4
3
K = 8 . n3 . D
Maka :
8.10 3 kg/mm 2 x 4,8mm
8 x 4 x (38 3
K=
= 2,41 kg/mm
Panjang lilitan pegas (H) dihitung dengan persamaan (pers 2.47 halaman 34)
4
<4
Diambil
H/D
<2D
< 2 x 38 mm
49
< 76 mm
Gaya tekan pada pegas (F) dihitung dengan persamaan (pers 2.36 halaman 31)
F = 4 (D22 D12) Pa
50
4 . 4 -1
0,615
= 4.4 4 + 4
= 1,4
Diameter kawat pegas (d) dihitung dengan persamaan (pers 2.42 halaman 33)
8 D W1
2
g = K . d . d
Wl
8
d2 = K . c . g (pers 2.43 hal 33)
Maka :
K
d=
8 W1
c
g
1,4 x
=
8
119,40 kg
x4x
4800 kg/cm 2
= 0,58 cm
= 5,8 mm
Diameter lingkaran pegas (D) dihitung dengan persamaan (per 2.44 halaman 33)
D=8xd
= 8 x 0,58 cm
= 4,6 cm
= 46 mm
Lendutan pegas () dihitung dengan persamaan (pers 2.45 halaman 34)
8 n 3 D 3 W1
d4 G
=
Dimana G adalah modulus geser
8 x 4 x (46) 3 x 119,40 kg
4
3
Maka : = (5,8) x 8 . 10 kg/mm
51
= 41,1 mm
Konstanta pegas (K) dihiutng dengan persamaan (pers 2.46 halaman 34)
G . d4
3
K = 8 . n3 . D
8.10 3 kg/mm 2 x 5,8 mm
8 x 2 (46 mm 3
K=
= 5,8 kg/cm
Panjang lilitan pegas (H) dihitung dengan persamaan (pers 2.47 halaman 34)
Untuk pemakaian umum H/D tidak boleh lebih dari 4
Maka :
H/D
<4
Diambil
H/D
<2D
< 2 x 4,6 cm
< 9,2 cm
< 92 mm
52
Tegangan tarik izin (t) dihitung dengan persamaan (2.48 halaman 36)
Maka : t
b
sf 1 sf 2
3700kg / cm 2
6 3,0
=
= 205,5 kg/cm2
Tegangan geser izin (g) dihitung dengan persamaan (2.49 halaman 36)
g = 0,18 x t
= 0,18 x 205,5 kg/cm2
= 37 kg/cm2
Jarak dan banyaknya paku kelling yang direncanakan adalah sebagai berikut :
TABEL. 2.8 Perencanaan Paku Keling
Baris
I
Jumlah paku
16
R (cm)
10
II
16
III
16
IV
Jadi besar gaya yang dialami oleh setiap baris paku kelling adalah :
a
= 16 buah
= 10 cm
Gaya tekan paku keling dihitung dengan persamaan (2.50 halaman 37)
T
=Pxr
Maka :
53
T
= r ( pers 2.51 hal 31)
1718,13 kg.cm
10 cm
=
= 171,81 kg
P tiap paku keling dihitung dengan persamaan (2.52 halaman 37)
P1
p
n pk
171,81
= 16 kg
= 10,73 kg
Maka diameter paku pada baris pertama ( D1 ) dihitung dengan persamaan (pers
2.53 halaman 37)
D1
P x4
x g
10,73 kg x 4
x37 kg / cm 2
= 0,60 cm
= 6 mm
b
= 16 buah
= 9 cm
Gaya tekan paku keling dihitung dengan persamaan (2.50 halaman 37)
T
=Pxr
T
= r (pers 2.51 hal 31)
1718,13 kg.cm
9 cm
=
= 190,90 kg
54
P2
p
n pk
190,90
= 16 kg
= 11,93 kg
Diameter paku keling pada baris kedua ( D2 ) dihitung dengan persamaan (pers
2.53 halaman 37)
D2
Px4
t x g
11,93 x 4
x 37
= 0,64 cm
= 6,4 mm
= 16 buah
= 8 cm
Gaya tekan paku keling dihitung dengan persamaan (pers 2.50 halaman 37)
T
=Pxr
Maka :
P
T
= r (pers 2.51 hal 31)
1718,13 kg.cm
8 cm
=
= 214,76 kg
P tiap paku keling dihitung dengan persamaan (2.52 halaman 31)
55
P3
p
n pk
214,76
= 16 kg
= 13,42 kg
Maka diameter paku keling pada baris ketiga ( D3 ) dihitung dengan
persamaan (2.53 halaman 31)
D3
Px4
t x g
13,42 x 4
x 37
= 0,67 cm
= 6,7 mm
d
= 6 buah
= 6 cm
Gaya tekan paku keling (P) dihitung dengan persamaan (2.50 halaman 31)
T
=Pxr
Maka :
T
P = r (pers 2.51 hal 31)
1718,13 kg.cm
6 cm
=
= 286,35 kg
P tiap paku keling dihitung dengan persamaan (2.52 halaman 31)
56
P4
p
n pk
286,35
6
=
kg
= 47,72 kg
Maka diameter paku keling pada baris keempat dihitung dengan persamaan
(2.53 halaman 31)
D4
Px4
t x g
47,72 x 4
x 37
= 0,80 cm
= 8 mm
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Dari hasil perhitungan dan perencanaan didapat daya-daya dan spesifikasi
dari kopling gesek. Untuk kendaraan jenis NISSAN X-TRAIL
dengan daya
sebesar 144 PS (105,84 kW) dan putaran 6000 rpm adalah sebagai berikut:
1
: 17.181,36 kg.mm
: 46 mm
: 48 mm
57
: 232,56 mm
: 290,7 mm
: 23.881,53 mm
: + 3.5 Tahun
Pegas kejut
Jumlah pegas
: 6 buah
: 6 buah
: 4 buah
: 4,8 mm
: 38 mm
Lendutan
: 32,9 mm
: 76 mm
Pegas tekan
a
Jumlah pegas
: 4 buah
: 4 buah
: 2 buah
: 5,8 mm
: 46 mm
Lendutan
: 41,1 mm
g.
: 92 mm
10 Paku keling
a
Jumlah paku
: 16 buah
r1
: 100 mm
Diameter paku
: 6 mm
: 10,73 kg
Jumlah paku
: 16 buah
r2
: 90 mm
Diameter paku
: 6,4 mm
58
: 11,93 kg
Jumlah paku
: 16 buah
r3
: 80 mm
Diameter paku
: 6,7 mm
: 13,42 kg
Jumlah paku
: 6 buah
r4
: 60 mm
Diameter paku
: 8 mm
: 47,72 kg
4.2 Saran
Untuk lebih menyempurnakan isi dari tugas perencanaan ini penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun serta tanggapan dari
kalangan Mahasiswa Teknik Mesin umum nya dan semua pihak yang akan
menggunakan tugas ini khusus nya.
Adapun saran yang dapat dikemukakan dalam perencanaan kopling gesek
ini adalah sebagai berikut :
1.
59
3.
DAFTAR PUSTAKA
60
61
62
63