Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Secara umum, kondisi geologi Pulau Sulawesi sangat kompleks, hal ini
disebabkan oleh pertemuan antara 3 lempeng aktif utama dunia yaitu Lempeng
Hindia - Australia, Lempeng Benua Eurasia dan Lempeng Samudra Pasifik
(Hamilton, 1979; Hutchison, 1989 dalam Sidarto, 2013). Berdasarkan sifat geologi
regionalnya, Pulau Sulawesi dapat dibagi ke dalam mandala mandala geologi
tersendiri. Salah satu mandala geologi yang berada di Pulau Sulawesi adalah mandala
geologi Sulawesi Barat atau busur Sulawesi Barat atau lajur Sulawesi Barat yang
disebut sebagai volcanic arc. Mandala ini dicirikan oleh endapan gunungapi Tersier
dan batuan pluton di bagian tengah dan utaranya. Oleh sebab itu, maka mandala ini
sering disebut pula sebagai Busur Vulkano Plutonik Tersier (Sukamto dan Ratman,
2013). Mandala ini merupakan jalur zona magmatik yang diindikasikan mengandung
logam mulia.
Salah satu daerah yang mengandung logam mulia berada daerah Sangkaropi
berada pada lengan selatan barat Pulau Sulawesi, yang terletak di dekat Kota
Rantepao, Toraja Utara. Daerah mineralisasi Kuroko dan endapan zeolit yang
terdistribusi di daerah Sangkaropi dan Rumanga adalah salah satu daerah prospek
(konsesi) sulfida masif milik PT. Aneka Tambang..
Dari yang diketahui berdasarkan hasil studi global, endapan mineral
Sangkaropi berhubungan dengan mineralisasi tipe Kuroko di Jepang, yang
dinamakan sulfida masif tipe-Kuroko, yang merupakan tubuh-tubuh bijih sulfida
masif dalam busur kepulauan modern, di Kuroko, timur laut Jepang. Semua endapan
1

tersebut berasosiasi dengan batuan volkanik yang dominan klastik-dasitik atau


sebagian kecil andesitik.
Endapan Bijih yang ada didaerah Sangkaropi merupakan endapan polimetalik
Cu-Pb-Zn yang menunjukkan hubungan genetik yang sangat kuat dengan
volkanisme-asam bawah laut berumur Miosen, dalam tufa hijau. Berdasarkan studi
stratigrafi-volkanik dan paleontologi, diketahui bahwa volkanisme-asam bawah laut
tersebut berhubungan dengan mineralisasi Kuroko di daerah Sangkaropi.
Endapan bijih di daerah Sangkaropi diperkirakan merupakan tipe Kuroko
(bijih hitam), yang merupakan campuran mineral-mineral sfalerit, galena, barit,
kalkopirit, tetrahedrit, dan pirit. Genesisnya adalah terjadinya sirkulasi konveksi
panas dari air laut yang masuk ke batuan volkanik (yang panas). Tingkat kelarutan
gipsum menurun dengan bertambahnya temperatur, mengakibatkan terpresipitasinya
gipsum dan anhidrit secara langsung dari air laut.
Pembagian zona-zona alterasi pada batuan sangat membantu dan penting
artinya dalam suatu eksplorasi endapan mineral, yang berperan dalam penentuan
bentuk endapan serta mineral-mineral yang terdapat pada daerah tersebut. Hal ini
dipandang penting tidak semata untuk kepentingan ilmiah, tetapi juga dalam upaya
penemuan cadangan baru dengan pendekatan konsep dan model geologi.
Berdasarkan hal diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian tugas
akhir dengan judul Studi Karakteristik dan Mineralogi Endapan Bijih di Daerah
Sangkaropi Kecamatan Sadan Balusu Kabupaten Toraja Utara Provinsi Sulawesi
Selatan. Dengan harapan Informasi yang diperoleh, diharapkan dapat memberikan

suatu gambaran tentang kondisi Endapan mineral logam yang ada pada daerah
penelitian.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas dapat dirumuskan masalah dalam penelitian
mineralogi endapan bijih disangkaropi adalah sebagai berikut :
1. Jenis mineral bijih apa saja yang terkandung pada daerah Sangkaropi.
2. Bagaimana tekstur mineral bijih pada daerah Sangkaropi.
3. Bagaimana paragenesa mineral bijih pada daerah Sangkaropi.
1.3 Batasan Masalah
Penelitian ini memiliki batasan masalah pada identifikasi jenis dan tekstur
mineral bijih, pada daerah Sangkaropi Kecamatan Sadan Balusu Kabupaten Toraja
Utara Provinsi Sulawesi Selatan pada sayatan poles dengan menggunakan analisis
mineragrafi.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk :
1. Menganalisis jenis mineral bijih yang ada pada daerah sangkaropi dengan
menggunakan sayatan poles pada analisis mineragrafi.
2. Menganalisis tekstur khusus mineral bijih pada

sayatan

poles

menggunakan analisis mineragrafi.


3. Menginterpretasi paragenesa mineral bijih yang ada pada daerah
Sangkaropi.

1.5 Letak, Waktu dan Kesampaian Daerah


Secara administratif,daerah penelitian termasuk dalam daerah Sangkaropi
Kecamatan Sadan Balusu Kabupaten Toraja Utara Provinsi Sulawesi Selatan
(Gambar 1.1).

Secara geografis terletak antara 119o55 120o00 BT (Bujur Timur) dan 2o50
2o55 Lintang Selatan (LS). Daerah Penelitian terpetakan dalam Peta Rupa Bumi
Indonesia sekala 1 : 50.000 Lembar Rantepao nomor 2013 32 yang diterbitkan oleh
Bakosurtanal Cibinong, Bogor edisi I 1991 . Daerah penelitian terletak sebelah
Utara dari Kota Makassar dapat ditempuh dalam waktu 7-8 jam dari Kota
Makassar ke Kota Toraja Utara menggunakan jalur darat dengan jarak tempuh sekitar
400 km menggunakan kendaraan roda dua atau roda empat. Lama penelitian
dilakukan selama 6 bulan dengan waktu penelitian Maret-September 2016.

Gambar 1.1 Peta Tunjuk Lokasi Daerah Penelitian

1.6

Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini secara umum bagi masyarakat luas adalah sebagai

referensi untuk penelitian mengenai karakteristik dan mineralogi endapan bijih dan
mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai kondisi geologi dan potensi
daerah setempat untuk dijadikan sebagai referensi bagi pihak- pihak yang terkait
dengan ilmu geologi. Secara khusus bagi penulis, penelitian ini bermanfaat dalam
menginterpretasi atau mengurutkan genesa pembentukan mineral bijih yang ada pada
daerah Sangkaropi.

Anda mungkin juga menyukai