Anda di halaman 1dari 10

RAHAYU DWI JAYANTI

D500130138

TUGAS PENGENDALIAN PROSES


Simulasi pengendalian dengan Simulink Visual Turning
Model yang disimulasikan adalah sebagai berikut:

1.

Pengubahan Parameter Pengendali Proporsional


SP = 4
I=0
P = 0.5

Kelas A

RAHAYU DWI JAYANTI

SP = 4
I=0
P = 0.75

D500130138

Kelas A

RAHAYU DWI JAYANTI

SP = 4
I=0
P=1

SP = 4
I=0
P = 1.25

D500130138

Kelas A

RAHAYU DWI JAYANTI

D500130138

Kelas A

SP = 4
I=0
P = 1.5

Ketika P terlalu rendah (P = 0.5 dengan Set Point (SP) = 4 serta I = 0), maka respon
yang dihasilkan tidak terlalu baik karena kurva yang dihasilkan tidak bisa mencapai Set
Point.
Ketika P terlalu tinggi (P = 1.5 dengan Set Point (SP) = 4 serta I = 0), maka respon yang
dihasilkan tidak terlalu baik karena kurva yang dihasilkan telah melewati batas Set
Point.
Maka P yang baik adalah pada saat (P = 1.25 dengan Set Point (SP) = 4 serta I = 0),
karena kurva yang diperoleh dapat tepat mencapai Set Point. Sehingga, P ini yang
digunakan untuk simulasi selanjutnya.
2.

Pengubahan Parameter Integrator

RAHAYU DWI JAYANTI

SP = 4
P = 1.25
I = 0.001

SP = 4
P = 1.25
I = 0.01

D500130138

Kelas A

RAHAYU DWI JAYANTI

D500130138

Kelas A

SP = 4
P = 1.25
I = 0.1

Ketika I terlalu rendah (I = 0.001 dengan P = 1.25 serta SP = 4), maka respon yang
dihasilkan yaitu waktu yang dibutuhkan untuk mencapai Set Point lebih lama serta
control terhadap faktor redaman gelombang atau error steady state lebih sulit untuk
dicapai.
Ketika I terlalu tinggi (I = 0.1 dengan P = 1.25 serta SP = 4), maka respon yang
dihasilkan yaitu waktu yang diperlukan untuk mencapai Set Point lebih cepat, namun
Set Point telah terlampaui serta control terhadap faktor redaman atau error steady state
lebih sulit untuk dikendalikan.
Maka I yang baik yaitu pada saat (I = 0.01 dengan P = 1.25 dengan Set Point (SP) = 4),
karena respon yang dihasilkan yaitu waktu yang dibutuhkan untuk mencapai Set Point
lebih cepat serta control terhadap faktor redaman atau error steady state lebih kecil.
Sehingga, I ini digunakan untuk simulasi selanjutnya.
3.

Pengaruh Pengubahan Parameter Derivatif

RAHAYU DWI JAYANTI

SP = 4
P = 1.25
I = 0.01
D = 0.5

SP = 4
P = 1.25
I = 0.01
D = 0.75

D500130138

Kelas A

RAHAYU DWI JAYANTI

SP = 4
P = 1.25
I = 0.01
D=1

SP = 4
P = 1.25
I = 0.01
D = 1.25

D500130138

Kelas A

RAHAYU DWI JAYANTI

D500130138

Kelas A

SP = 4
P = 1.25
I = 0.01
D = 1.5

Ketika D terlalu rendah (D = 0.5 dengan P = 1.25 ; I = 0.001 serta SP = 4), pada
dasarnya semakin rendah nilai D maka waktu yang diperlukan untuk mencapai Set Point
lebih cepat, namun dengan penambahan control I maka respon yang diperoleh yaitu
butuh waktu yang lebih lama untuk mencapai Set Point karena I akan mengontrol faktor
redaman atau error steady state agar lebih kecil dan teratur.
Ketika D telalu tinggi (D = 1.5 dengan P = 1.25 ; I = 0.001 serta SP = 4), pada dasarnya
semakin tinggi nilai D maka waktu yang diperlukan untuk mencapai Set Point lebih
lambat serta faktor redaman atau error steady state yang diperoleh lebih banyak
sehingga dibutuhkan control I untuk mengontrol faktor redaman atau error steady state
agar lebih teratur. Namun, respon yang ditunjukkan oleh grafik tersebut kurang baik,
karena dengan semakin tinggi nilai D maka grafik yang diperoleh akan melampaui Set
Point.
Sehingga nilai P, I dan D yang terbaik untuk menentukan kondisi kurva yang lebih cepat
untuk mencapai Set Point serta menghasilkan faktor redaman atau error steady state

RAHAYU DWI JAYANTI

D500130138

Kelas A

yang lebih stabil yaitu pada kondisi P = 1.25 ; I = 0.01 ; D = 1.25 serta Set Point (SP) =
4

Anda mungkin juga menyukai