Anda di halaman 1dari 18

1 Pemetaan Bathymetri

Batimetri (dari bahasa Yunani: , berarti kedalaman, dan , berarti


ukuran) adalah ilmu yang mempelajari kedalaman di bawah air dan studi tentang
tiga dimensi lantai samudra atau danau. Sebuah peta batimetri umumnya
menampilkan relief lantai atau dataran dengan garis-garis kontur (contour lines)
yang disebut kontor kedalaman (depth contours atau isobath), dan dapat memiliki
informasi tambahan berupa informasi navigasi permukaan.
Awalnya, batimetri mengacu kepada pengukuran kedalaman samudra. Teknik-teknik
awal batimetri menggunakan tali berat terukur atau kabel yang diturunkan dari sisi
kapal. Keterbatasan utama teknik ini adalah hanya dapat melakukan satu
pengukuran dalam satu waktu sehingga dianggap tidak efisien. Teknik tersebut juga
menjadi subjek terhadap pergerakan kapal dan arus.
PROSES PEMETAAN BATIMETRI
Pemetaan batimetri secara umum dapat menggunakan dua metode dasar, yaitu:
1 . Metode Akustik
Metode akustik merupakan proses-proses pendeteksian target di laut dengan
mempertimbangkan proses-proses perambatan suara; karakteristik suara
(frekuensi, pulsa, intensitas); faktor lingkungan / medium; kondisi target dan
lainnya. Aplikasi metode ini dibagi menjadi 2, yaitu sistem akustik pasif dan sistem
akustik aktif. Salah satu aplikasi dari sistem aplikasi aktif yaitu Sonar yang
digunakan untuk penentuan batimetri. Sonar (Sound Navigation And Ranging)
berupa sinyal akustik yang diemisikan dan refleksi yang diterima dari objek dalam
air (seperti ikan atau kapal selam) atau dari dasar laut. Bila gelombang akustik
bergerak vertikal ke dasar laut dan kembali, waktu yang diperlukan digunakan
untuk mengukur kedalaman air, jika c juga diketahui (dari pengukuran langsung
atau dari data temperatur, salinitas dan tekanan). Ini adalah prinsip echo-sounder
yang sekarang umum digunakan oleh kapal-kapal sebagai bantuan navigasi. Echosounder komersil mempunyai lebar sinar 30-45 derajat vertikal tetapi untuk aplikasi
khusus (seperti pelacakan ikan atau kapal selam atau studi lanjut dasar laut) lebar
sinar yang digunakan kurang 5 derajat dan arahnya dapat divariasikan. Walaupun
menunjukkan pengaruh temperatur, salinitas dan tekanan pada laju bunyi dalam air
laut (1500 ms-1) relatif kecil dan sedikit perubahan dapat menyebabkan kesalahan
pengukuran kedalaman dan kesalahan sudut akan menambah keburukan resolusi.
Teknik echo-sounding untuk menentukan kedalaman dan pemetaan dasar laut
bertambah maju dengan berkembangnya peralatan sonar seperti SeaBeam dan
Hydrosweep yang merupakan sistem echo-sounding multi-beam yang menentukan
kedalaman air di sepanjang swath lantai laut di bawah kapal penarik, menghasilkan
peta-peta batimetri yang sangat detail. Sidescan imaging system, sperti GLORIA
(Geological Long Range Inclined Asdic), SeaMARC, dan TOBI (Towed Oceand Bottom
Instrument) menghasilkan fotografi aerial yang sama atau citra-citra radar,
menggunakan bunyi atau microwave. Echo-sounding banyak juga digunakan oleh
nelayan karena ikan menghasilkan echo, dan kawanan ikan atau hewan lain dapat
dikenali sebagai lapisan-lapisan sebaran dalam kolom air [Supangat, 2003].

Teknologi akustik bawah air biasa disebut hydroacoustic atau underwater acoustics
yang semula ditujukan untuk kepentingan militer telah berkembang dengan sangat
pesat dalam menunjang kegiatan non-militer. Dengan teknologi mutahir, teknologi
akustik bawah air dapat digunakan untuk kegiatan penelitian, survey kelautan dan
perikanan baik laut wilayah pesisir maupun laut lepas termasuk laut dalam bahkan
dapat digunakan diperairan dengan kedalaman sampai dengan 6000 meter.
Teknologi akustik bawah air dapat digunakan untuk mendeteksi sumberdaya hayati
dan non-hayati baik termasuk survey populasi ikan yang relatif lebih akurat, cepat
dan tidak merusak lingkungan dibandingkan dengan teknik lain seperti metode
statistik dan perhitungan pendaratan ikan di pelabuhan (fish landing data).

2 Pemetaan Gravitasi
Lalu apa yang dimaksud dengan metode gravitasi dan apa saja yang terkandung
dalamnya?
Perkembangan di bidang eksplorasi gravitasi telah signifikan dari Galileo ke
adaptasi terbaru dari sistem navigasi inersia. kesemimbangan torsi ke gravitimeter
adalah salah satu saat yang paling menarik dalam eksplorasi geofisika,. Gravity
meter telah dibuat untuk beroperasi jauh di bawah air, di permukaan laut, di udara,
dan di lubang bor. keakuratan akhir umumnya dibatasi oleh kesalahan dalam data
posisi bukan presisi instrumen gravitasi. Pencapaian presisi microgal (beberapa
bagian per miliar) merupakan salah satu perkembangan teknik paling luar biasa.
Interpretasi hampir terus kecepatan dengan pengembangan instrumen, namun
laporan pada metode dan keberhasilan serius ( setidaknya 10 tahun) dalam
literatur. Masalah ambiguitas berkaitan dengan distribusi massa telah jelas
dilaporkan, bagaimanapun, adalah tidak cukup diperlakukan untuk pemisahan
anomali. Meskipun demikian, banyak makalah berhubungan dengan resolusi
anomali yang tersebar di seluruh literatur, dari operator cincin untuk transformasi
Fourier cepat. Banyak diskusi juga ada di depan dan perhitungan invers, tetapi
sedikit perhatian telah diberikan dalam literatur untuk interpretasi praktis, terutama
dalam integrasi gravitasi dengan data geofisika seismik, magnetik, dan bor.
Metde Gravitasi di definisikan sebagai pengukuran medan gravitasi di serangkaian
lokasi yang berbeda atas suatu daerah tertentu. Tujuan dari metode eksplorasi ini
adalah untuk mengetahui distribusi kepadatan dan jenis batuan.
Dalam metode gravitasi, dikenal juga metode sinyal analitik. Metode sinyal analitik,
yang dikenal juga sebagai metode gradien total, sebagaimana didefinisikan di sini
menghasilkan jenis tertentu gravitasi dihitung atau perangkat tambahan peta
anomali magnetik digunakan untuk menentukan dalam arti peta tepi (batas) geologi
densitas anomali atau distribusi magnetisasi. Di bidang eksplorasi aplikasi potensial,
sinyal analitik istilah longgar mengacu pada modulus dihitung dari gravitasi atau
medan magnet anomali tiga ruang yang saling ortogonal (x, y, z) istilah derivatif.
Dipetakan maxima (pegunungan dan puncak) pada sinyal analitik dihitung dari peta
anomali gravitasi atau magnetik menemukan sumber anomali tepi tubuh dan sudut
(misalnya, batas kesalahan basement blok, kontak litologi basement, sesar / geser

zona, beku dan diapirs garam, dll .). maxima sinyal analitis memiliki sifat yang
berguna yang mereka terjadi secara langsung di atas kesalahan dan kontak, tanpa
kemiringan struktural yang dapat hadir, dan independen dari arah induksi dan /
atau badan magnetizations remanen. ekstensi Berbagai metode sinyal analitik
(sebagaimana didefinisikan di sini) ada. Sebagai contoh, beberapa ekstensi untuk
metode ini termasuk sebagai parameter tambahan dipecahkan tubuh kedalaman
sumber anomali (s).
Estimasi Kedalaman otomatis
Berbagai teknik, yang meliputi dekonvolusi Werner, metode Euler, metode Naudys,
metode Phillips, dan metode sinyal analitik, yang menganalisis profil digital magnet
metode sinyal analitik atau peta untuk mendapatkan estimasi kedalaman sumber
tubuh tanpa identifikasi pengguna tertentu kunci bagian dari anomali. Hal ini
bertentangan dengan profil teknik seperti metode Peters (setengah-lereng) atau
metode Vacquiers (kemiringan lurus) yang dapat diimplementasikan sebagai
program komputer interaktif namun memerlukan identifikasi titik-titik khusus pada
anomali.
Bouguer Gravity Field
Medan gravitasi yang diperoleh setelah lintang, elevasi, Bouguer, dan koreksi
medan telah diterapkan pada (diamati atau mentah) data pengukuran gravitasi.
Bouguer (bernama setelah Pierre Bouguer, sebuah geodesist Prancis) medan
gravitasi sering tercatat sebagai Bouguer sederhana untuk bidang gravitasi
sebelum mengajukan permohonan koreksi daerah atau Bouguer lengkap untuk
bidang gravitasi setelah menerapkan medan (dan kadang-kadang kelengkungan)
koreksi.
Kepadatan adalah massa per satuan volume, dinyatakan dalam gram per
sentimeter kubik. Rock atau pembentukan kepadatan biasanya diukur baik sebagai
bulk kepadatan jenuh atau kepadatan butir. Untuk interpretasi gravitasi, kontras
antara kerapatan curah batuan kepentingan utama karena perbedaan ini
bertanggung jawab untuk bidang gravitasi anomali.
kepadatan massal Rock telah terbukti bervariasi sebagai fungsi dari umur geologi,
litologi dan kedalaman penguburan. Rock kepadatan biasanya berkisar dari 1,9
g/cm3 hingga 3,0 g/cm3.
Kontras densitas
Kepadatan satu unit batuan relatif terhadap yang lain. Kepadatan kontras dapat
bersifat positif atau negatif. Misalnya, jika Rock A = 2,30 g/cm3 dan Rock B = 2,40
g/cm3 maka kontras densitas batuan A relatif terhadap B adalah -0,10 g/cm3.
Sebaliknya, kontras densitas relatif Rock relatif B untuk Rock adalah 0,10 g/cm3.
Anomali gravitasi disebabkan oleh kepadatan kontras dalam sedimen bagian bumi,
kerak-kerak dan sub dapat dianalisis dan ditafsirkan sebagai litologi dan / atau
anomali struktural.
Kepadatan-Depth Fungsi
Hubungan antara perubahan kepadatan dengan perubahan secara mendalam. Di
banyak daerah di dunia dengan bagian klastik tebal peningkatan kerapatan dengan
meningkatnya kedalaman telah terbukti terutama fungsi dari pemadatan. Namun,

umur, litologi dan porositas juga dapat mempengaruhi hubungan. Hubungan itu
penting dalam pemodelan gravitasi karena gravitasi anomali dapat disebabkan oleh
perubahan bergradasi pada kepadatan daripada kontras densitas yang relatif
mendadak, seperti yang mungkin terjadi di sebuah kesalahan, kontak, atau
ketidakselarasan.
Kepadatan Model
Sebuah model geologi di mana lapisan atau badan dari satuan batuan yang
diberikan akan diganti dengan lapisan equi-kerapatan atau badan. Lapisan equidensity atau badan mungkin atau mungkin tidak sesuai dengan formasi geologi
yang spesifik.
Kedalaman slicing
Secara umum, penggunaan filter linier untuk mengisolasi (berdasarkan kriteria
panjang gelombang) anomali kontribusi ke peta yang berasal dari sumber badan
dalam berbagai kedalaman tertentu. Berbagai teknik digunakan untuk
melaksanakan isolasi.
Tanggul Model
Lihat Prism. deskripsi model Dike meliputi lebar, sempit, tipis, vertikal, dan
cenderung.
Koreksi Ketinggian
Jumlah udara bebas dan koreksi Bouguer untuk diamati atau mentah gravitasi.
Koreksi Bouguer membutuhkan estimasi densitas bulk untuk menghitung dan
menghilangkan efek gravitasi massa bawah permukaan antara titik pengukuran
gravitasi dan sebuah datum.
Free-Gravity Lapangan udara
Medan gravitasi setelah koreksi udara bebas. Koreksi ini diterapkan untuk diamati
atau mentah pembacaan gravitasi untuk mengoreksi perubahan gravitasi karena
perbedaan elevasi stasiun gravitasi relatif terhadap datum elevasi (biasanya
permukaan laut). Perubahan gravitasi dengan ketinggian berbanding terbalik
dengan perubahan jarak antara pusat meteran itu massa (elevasi meter) dan pusat
massa bumi.
Gravity Unit
Sebuah unit yang digunakan dengan pengukuran percepatan gravitasi. Disingkat
g.u. Pengukuran gravitasi unit sebelumnya banyak digunakan, tapi pengukuran di
milligals sekarang lebih umum. 1,0 milligal 10 unit gravitasi =
Gradiometer
Sebuah perangkat atau set perangkat yang mengukur nilai sebuah lapangan di
setidaknya dua titik yang berbeda dalam ruang pada saat yang sama. gradien
adalah perbedaan nilai bidang per satuan jarak antara sensor. Dengan mengukur
gradien medans (yaitu, turunan pertama atau tingkat perubahan dengan jarak),
total bidang itu sendiri dapat dihitung dengan berbagai tingkat akurasi. Untuk
bidang potensial, arah pengukuran relatif terhadap bumi adalah penting. Apakah
gradien yang sedang diukur horizontal, vertikal, dan dalam kasus magnet, apa
orientasi relatif terhadap medan magnet bumi? Bahkan dengan kesulitan-kesulitan
ini mungkin, hanya mengukur gradien memiliki keuntungan dari menghilangkan

sinyal non-geologi lapangan, seperti ketika mengukur gravitasi, yang diperkenalkan


oleh percepatan normal pesawat survei.
High Density Basement
Yang paling signifikan tebal unit kepadatan tinggi (s) dalam bagian geologi suatu
wilayah, yang memberikan kontras densitas besar positif. Batu-batu di atas kontras
densitas utama biasanya sedimen lebih muda dan / atau volkanik, biasanya
memiliki kepadatan mulai dari sekitar 1,9 g/cm3 menjadi 2,6 g/cm3. Mereka di
bawah kontras densitas besar biasanya lebih tua sedimen, vulkanik dan / atau batu
kristal, biasanya memiliki kepadatan mulai dari 2,6 g/cm3 hingga 3,0 g/cm3.
basement kepadatan tinggi mungkin atau mungkin tidak setara dengan kristal dan /
atau ruang bawah tanah magnetik.
Inverse Modeling
Teknik dimana kepadatan 2D atau 3D,, kerentanan, atau geometrik (geologi) model
dihitung untuk memenuhi (membalikkan) sebuah gravitasi diamati diberikan atau
medan magnet.
Milligal (mGal)
Unit digunakan dengan pengukuran percepatan gravitasi.
1 Gal = 1 cm/sec2
1 Gal = 1,000 milligals
1 mGal 10 unit gravitasi =N
Tingkat homogenitas dalam persamaan Euler, diinterpretasikan secara fisik sebagai
tingkat jatuh-off dengan jarak dan geofisika sebagai struktural indeks (SI). Nilai
bervariasi 1-3 menurut magnetik atau sumber gravitasi geometri tubuh.
Teramati Gravity Field
Istilah gravitasi diamati juga sering digunakan sebagai pengganti gravitasi
mentah atau gravitasi diukur. Salah, tetapi sering, peta istilah gravitasi diamati
mungkin diposting di peta berikut: Bouguer, bebas udara, regional atau medan
gravitasi sisa.
Pseudogravity
Perkiraan medan gravitasi berasal dari medan magnet yang diukur pada, atau
berubah menjadi, kutub magnet. Proses ini memerlukan konversi dari nilai
kerentanan terhadap nilai-nilai kepadatan dan integrasi vertikal data magnetik.
Baku Gravity
Juga disebut diukur gravitasi, atau gravitasi diamati. Medan gravitasi diukur pada
stasiun gravitasi sebelum lintang, bebas udara, atau koreksi Bouguer daerah
diterapkan.
Regional Gravity Field
Komponen gelombang panjang yang biasanya dihubungkan dengan variasi densitas
Bouguer lapangan gravitasi dianggap lebih dari bunga eksplorasi umum; (misalnya,
komponen gravitasi karena variasi kepadatan kerak atau undulations dari kerak /
mantel antarmuka). Sebuah daerah subjektif sering dapat dirancang untuk
meningkatkan anomali sisa bunga primer.
Sisa Gravity Field

Komponen panjang gelombang lebih pendek dari bidang Bouguer disebabkan


kepadatan gravitasi kontras densitas tinggi dalam ruang bawah tanah dan / atau
overburden kepadatan rendah. Anomali di bidang sisa biasanya kepentingan
eksplorasi.
Sebuah residu pertama adalah bidang yang diperoleh dengan mengurangkan
perbedaan medan gravitasi regional dari medan gravitasi Bouguer.
Tiga Dimensi (3D) Model
Sebuah jaringan atau jaringan nilai-nilai yang model permukaan geologi
direpresentasikan sebagai permukaan (gravitasi) atau kontras kerentanan (magnet).
Output dari model ke depan didasarkan pada gravitasi dihitung atau efek magnetik
permukaan input tertentu. Output dari model yang dicari adalah geometri yang
sesuai (tetapi non-unik) permukaan dihitung dengan membalik gravitasi masukan
atau medan magnet.

3 Pemetaan Geomagnetik
Dalam metode geomagnetik ini, bumi diyakini sebagai batang magnet raksasa dimana medan
magnet utama bumi dihasilkan. Kerak bumi menghasilkan medan magnet jauh lebih kecil
daripada medan utama magnet yang dihasilkan bumi secara keseluruhan. Teramatinya
medan magnet pada bagian bumi tertentu, biasanya disebut anomali magnetik yang
dipengaruhi suseptibilitas batuan tersebut dan remanen magnetiknya. Berdasarkan pada
anomali magnetik batuan ini, pendugaan sebaran batuan yang dipetakan baik secara lateral
maupun vertikal.
Eksplorasi menggunakan metode magnetik, pada dasarnya terdiri atas tiga tahap :
akuisisi data lapangan, processing, interpretasi. Setiap tahap terdiri dari beberapa perlakuan
atau kegiatan. Pada tahap akuisisi, dilakukan penentuan titik pengamatan dan pengukuran
dengan satu atau dua alat. Untuk koreksi data pengukuran dilakukan pada tahap processing.
Koreksi pada metode magnetik terdiri atas koreksi harian (diurnal), koreksi
topografi (terrain) dan koreksi lainnya. Sedangkan untuk interpretasi dari hasil pengolahan
data dengan menggunakan software diperoleh peta anomali magnetik.
Metode ini didasarkan pada perbedaan tingkat magnetisasi suatu batuan yang
diinduksi oleh medan magnet bumi. Hal ini terjadi sebagai akibat adanya perbedaan sifat
kemagnetan suatu material. Kemampuan untuk termagnetisasi tergantung dari suseptibilitas
magnetik masing-masing batuan. Harga suseptibilitas ini sangat penting di dalam pencarian
benda anomali karena sifat yang khas untuk setiap jenis mineral atau mineral logam.
Harganya akan semakin besar bila jumlah kandungan mineral magnetik pada batuan
semakin banyak.
Pengukuran magnetik dilakukan pada lintasan ukur yang tersedia dengan interval
antar titik ukur 10 m dan jarak lintasan 40 m. Batuan dengan kandungan mineral-mineral
tertentu dapat dikenali dengan baik dalam eksplorasi geomagnet yang dimunculkan sebagai
anomali yang diperoleh merupakan hasil distorsi pada medan magnetik yang diakibatkan
oleh material magnetik kerak bumi atau mungkin juga bagian atas mantel.
Metode magnetik memiliki kesamaan latar belakang fisika denga metode
gravitasi, kedua metode sama-sama berdasarkan kepada teori potensial, sehingga keduanya
sering disebut sebagai metode potensial. Namun demikian, ditinjau ari segi besaran fisika
yang terlibat, keduanya mempunyai perbedaan yang mendasar. Dalam magnetik harus

mempertimbangkan variasi arah dan besaran vektor magnetisasi, sedangkan dalam gravitasi
hanya ditinjau variasi besar vektor percepatan gravitasi. Data pengamatan magnetik lebih
menunjukkan sifat residual kompleks. Dengan demikian, metode magnetik memiliki variasi
terhadap waktu lebih besar. Pengukuran intensitas medan magnetik bisa dilakukan melalui
darat, laut dan udara. Metode magnetik sering digunakan dalam eksplorasi pendahuluan
minyak bumi, panas bumi, dan batuan mineral serta bisa diterapkan pada pencarian prospek
benda-benda arkeologi.
Medan Magnet Bumi
Medan magnet bumi terkarakterisasi oleh parameter fisis atau disebut juga
elemen medan magnet bumi (gambar I), yang dapat diukur yaitu meliputi arah dan intensitas
kemagnetannya. Parameter fisis tersebut meliputi :
Deklinasi (D), yaitu sudut antara utara magnetik dengan komponen horizontal yang
dihitung dari utara menuju timur
Inklinasi(I), yaitu sudut antara medan magnetik total dengan bidang horizontal yang
dihitung dari bidang horizontal menuju bidang vertikal ke bawah.
Intensitas Horizontal (H), yaitu besar dari medan magnetik total pada bidang horizontal.
Medan magnetik total (F), yaitu besar dari vektor medan magnetik total.

Gambar I. Tiga Elemen medan magnet bumi

1.

Medan magnet utama bumi berubah terhadap waktu. Untuk menyeragamkan nilainilai medan utama magnet bumi, dibuat standar nilai yang disebut International
Geomagnetics Reference Field (IGRF) yang diperbaharui setiap 5 tahun sekali. Nilai-nilai
IGRF tersebut diperoleh dari hasil pengukuran rata-rata pada daerah luasan sekitar 1 juta
km2 yang dilakukan dalam waktu satu tahun.
Medan magnet bumi terdiri dari 3 bagian :
Medan magnet utama (main field)
Medan magnet utama dapat didefinisikan sebagai medan rata-rata hasil pengukuran
dalam jangka waktu yang cukup lama mencakup daerah dengan luas lebih
dari 106 km2..

2.

3.

Medan magnet luar (external field)


Pengaruh medan magnet luar berasal dari pengaruh luar bumi yang merupakan hasil
ionisasi di atmosfer yang ditimbulkan oleh sinar ultraviolet dari matahari. Karena sumber
medan luar ini berhubungan dengan arus listrik yang mengalir dalam lapisan terionisasi di
atmosfer, maka perubahan medan ini terhadap waktu jauh lebih cepat.
Medan magnet anomali
Medan magnet anomali sering juga disebut medan magnet lokal (crustal field).
Medan magnet ini dihasilkan oleh batuan yang mengandung mineral bermagnet seperti
magnetite (
), titanomagnetite (
) dan lain-lain yang berada di kerak bumi.
Dalam survei dengan metode magnetik yang menjadi target dari pengukuran adalah
variasi medan magnetik yang terukur di permukaan (anomali magnetik). Secara garis besar
anomali medan magnetik disebabkan oleh medan magnetik remanen dan medan magnetik
induksi. Medan magnet remanen mempunyai peranan yang besar terhadap magnetisasi
batuan yaitu pada besar dan arah medan magnetiknya serta berkaitan dengan peristiwa
kemagnetan sebelumnya sehingga sangat rumit untuk diamati. Anomali yang diperoleh dari
survei merupakan hasil gabungan medan magnetik remanen dan induksi, bila arah medan
magnet remanen sama dengan arah medan magnet induksi maka anomalinya bertambah
besar. Demikian pula sebaliknya. Dalam survei magnetik, efek medan remanen akan
diabaikan apabila anomali medan magnetik kurang dari 25 % medan magnet utama bumi
(Telford, 1976), sehingga dalam pengukuran medan magnet berlaku :
dengan :

: medan magnet total bumi


: medan magnet utama bumi
: medan magnet luar
: medan magnet anomali

b. Metode Pengukuran Data Geomagnetik


Dalam melakukan pengukuran geomagnetik, peralatan paling utama yang
digunakan adalah magnetometer. Peralatan ini digunakan untuk mengukur kuat medan
magnetik di lokasi survei. Salah satu jenisnya adalah Proton Precission
Magnetometer (PPM) yang digunakan untuk mengukur nilai kuat medan magnetik total.
Peralatan lain yang bersifat pendukung di dalam survei magnetik adalahGlobal Positioning
System (GPS). Peralatan ini digunaka untuk mengukur posisi titik pengukuran yang meliputi
bujur, lintang, ketinggian, dan waktu. GPS ini dalam penentuan posisi suatu titik lokasi
menggunakan bantuan satelit. Penggunaan sinyal satelit karena sinyal satelit menjangkau
daerah yang sangat luas dan tidak terganggu oleh gunung, bukit, lembah dan jurang.
Beberapa peralatan penunjang lain yang sering digunakan di dalam survei
magnetik, antara lain (Sehan, 2001) :
a. Kompas geologi, untuk mengetahui arah utara dan selatan dari medan magnet bumi.
b. Peta topografi, untuk menentukan rute perjalanan dan letak titik pengukuran pada saat
survei magnetik di lokasi
c. Sarana transportasi

d. Buku kerja, untuk mencatat data-data selama pengambilan data


e. PC atau laptop dengan software seperti Surfer, Matlab, Mag2DC, dan lain-lain.
Pengukuran data medan magnetik di lapangan dilakukan menggunakan peralatan
PPM, yang merupakan portable magnetometer. Data yang dicatat selama proses pengukuran
adalah hari, tanggal, waktu, kuat medan magnetik, kondisi cuaca dan lingkungan.
Tabel 2. Contoh form untuk mencatat data hasil pengukuran
Waktu
Posisi Geografis
Stasiun
No
Pengukuran
Tgl.
Jam
Bujur
Lintang
Tinggi
1
2

Kuat
Medan

Keadaan
Lokasi

Dalam melakukan akuisisi data magnetik yang pertama


dilakukan adalah menentukan base station dan membuat station - station
pengukuran (usahakan membentuk grid - grid). Ukuran gridnya
disesuaikan dengan luasnya lokasi pengukuran, kemudian dilakukan
pengukuran medan magnet di station - station pengukuran di setiap
lintasan, pada saat yang bersamaan pula dilakukan pengukuran variasi
harian di base station.
Pengaksesan Data IGRF
IGRF singkatan dati The International Geomagnetic Reference Field. Merupakan
medan acuan geomagnetik intenasional. Pada dasarnya nilai IGRF merupakan nilai kuat
medan magnetik utama bumi (H0). Nilai IGRF termasuk nilai yang ikut terukur pada saat
kita melakukan pengukuran medan magnetik di permukaan bumi, yang merupakan
komponen paling besar dalam survei geomagnetik, sehingga perlu dilakukan koreksi untuk
menghilangkannya. Koreksi nilai IGRF terhadap data medan magnetik hasil pengukuran
dilakukan karena nilai yang menjadi terget survei magnetik adalan anomali medan magnetik
(Hr0).
Nilai IGRF yang diperoleh dikoreksikan terhadap data kuat medan magnetik total
dari hasil pengukuran di setiap stasiun atau titik lokasi pengukuran. Meskipun nilai IGRF
tidak menjadi target survei, namun nilai ini bersama-sama dengan nilai sudut inklinasi dan
sudut deklinasi sangat diperlukan pada saat memasukkan pemodelan dan interpretasi.
c. Pengolahan Data Geomagnetik
Untuk memperoleh nilai anomali medan magnetik yang diinginkan, maka
dilakukan koreksi terhadap data medan magnetik total hasil pengukuran pada setiap titik
lokasi atau stasiun pengukuran, yang mencakup koreksi harian, IGRF dan topografi.
1. Koreksi Harian
Koreksi harian (diurnal correction) merupakan penyimpangan nilai medan
magnetik bumi akibat adanya perbedaan waktu dan efek radiasi matahari dalam satu
hari.
Waktu yang dimaksudkan harus mengacu atau sesuai dengan waktu
pengukuran data medan magnetik di setiap titik lokasi (stasiun pengukuran) yang

akan dikoreksi. Apabila nilai variasi harian negatif, maka koreksi harian dilakukan
dengan cara menambahkan nilai variasi harian yang terekan pada waktu tertentu
terhadap data medan magnetik yang akan dikoreksi. Sebaliknya apabila variasi
harian bernilai positif, maka koreksinya dilakukan dengan cara mengurangkan nilai
variasi harian yang terekan pada waktu tertentu terhadap data medan magnetik yang
akan dikoreksi, datap dituliskan dalam persamaan
H = Htotal Hharian
2.

Koreksi IGRF
Data hasil pengukuran medan magnetik pada dasarnya adalah konstribusi
dari tiga komponen dasar, yaitu medan magnetik utama bumi, medan magnetik luar
dan medan anomali. Nilai medan magnetik utama tidak lain adalah niali IGRF. Jika
nilai medan magnetik utama dihilangkan dengan koreksi harian, maka kontribusi
medan magnetik utama dihilangkan dengan koreksi IGRF. Koreksi IGRFdapat
dilakukan dengan cara mengurangkan nilai IGRF terhadap nilai medan magnetik
total yang telah terkoreksi harian pada setiap titik pengukuran pada posisi geografis
yang sesuai. Persamaan koreksinya (setelah dikoreksi harian) dapat dituliskan
sebagai berikut :
H = Htotal Hharian H0
Dimana H0 = IGRF

3.

Koreksi Topografi
Koreksi topografi dilakukan jika pengaruh topografi dalam survei
megnetik sangat kuat. Koreksi topografi dalam survei geomagnetik tidak mempunyai
aturan yang jelas. Salah satu metode untuk menentukan nilai koreksinya adalah
dengan membangun suatu model topografi menggunakan pemodelan beberapa
prisma segiempat (Suryanto, 1988). Ketika melakukan pemodelan, nilai suseptibilitas
magnetik (k) batuan topografi harus diketahui, sehingga model topografi yang dibuat,
menghasilkan nilai anomali medan magnetik (Htop) sesuai dengan fakta. Selanjutnya
persamaan koreksinya (setelah dilakukan koreski harian dan IGRF) dapat dituliska
sebagai

H = Htotal Hharian H0 - Htop


Setelah semua koreksi dikenakan pada data-data medan magnetik yang terukur dilapangan,
maka diperoleh data anomali medan magnetik total di topogafi. Untuk mengetahui pola
anomali yang diperoleh, yang akan digunakan sebagai dasar dalam pendugaan model
struktur geologi bawah permukaan yang mungkin, maka data anomali harus disajikan dalam
bentuk peta kontur. Peta kontur terdiri dari garis-garis kontur yang menghubungkan titiktitik yang memiliki nilai anomali sama, yang diukur dar suatu bidang pembanding tertentu.
Reduksi ke Bidang Datar
Untuk mempermudah proses pengolahan dan interpretasi data magnetik, maka
data anomali medan magnetik total yang masih tersebar di topografi harus direduksi atau
dibawa ke bidang datar. Proses transformasi ini mutlak dilakukan, karena proses pengolahan

data berikutnya mensyaratkan input anomali medan magnetik yang terdistribusi pada biang
datar.
Beberapa teknik untuk mentransformasi data anomali medan magnetik ke bidang
datar, antara lain : teknik sumber ekivalen (equivalent source), lapisan ekivalen (equivalent
layer) dan pendekatan deret Taylor (Taylor series approximaion), dimana setiap teknik
mempunyai kelebihan dan kekurangan (Blakely, 1995).
Pengangkatan ke Atas
Pengangkatan ke atas atau upward continuation merupakan proses transformasi
data medan potensial dari suatu bidang datar ke bidang datar lainnya yang lebih tinggi. Pada
pengolahan data geomagnetik, proses ini dapat berfungsi sebagai filter tapis rendah, yaitu
unutk menghilangkan suatu mereduksi efek magnetik lokal yang berasal dari berbagai
sumber benda magnetik yang tersebar di permukaan topografi yang tidak terkait dengan
survei. Proses pengangkatan tidak boleh terlalu tinggi, karena ini dapat mereduksi anomali
magnetik lokal yang bersumber dari benda magnetik atau struktur geologi yang menjadi
target survei magnetik ini.
Koreksi Efek Regional
Dalam banyak kasus, data anomali medan magnetik yang menjadi target survei
selalu bersuperposisi atau bercampur dengan anomali magnetik lain yang berasal dari
sumber yang sangat dalam dan luas di bawah permukaan bumi. Anomali magnetik ini
disebut sebagai anomali magnetik regional (Breiner, 1973). Untuk menginterpretasi anomali
medan magnetik yang menjadi target survei, maka dilakukan koreksi efek regional, yang
bertujuan untuk menghilangkan efek anomali magnetik regioanl dari data anomali medan
magnetik hasil pengukuran.
Salah satu metode yang dapat digunakan untuk memperoleh anomali regional
adalah pengangakatan ke atas hingga pada ketinggian-ketinggian tertentu, dimana peta
kontur anomali yang dihasilkan sudah cenderung tetap dan tidak mengalami perubahan pola
lagi ketika dilakukan pengangkatan yang lebih tinggi.
d. Interpretasi Data Geomagnetk
Secara umum interpretasi data geomagnetik terbagi menjadi dua, yaitu
interpretasi kualitatif dan kuantitatif. Interpretasi kualitatif didasarkan pada pola kontur
anomali medan magnetik yang bersumber dari distribusi benda-benda termagnetisasi atau
struktur geologi bawah permukaan bumi. Selanjutnya pola anomali medan magnetik yang
dihasilkan ditafsirkan berdasarkan informasi geologi setempat dalam bentuk distribusi benda
magnetik atau struktur geologi, yang dijadikan dasar pendugaan terhadap keadaan geologi
yang sebenarnya.
Interpretasi kuantitatif bertujuan untuk menentukan bentuk atau model dan
kedalaman benda anomali atau strukutr geologi melalui pemodelan matematis. Untuk
melakukan interpretasi kuantitatif, ada beberapa cara dimana antara satu dengan lainnya
mungkin berbeda, tergantung dari bentuk anomali yang diperoleh, sasaran yang dicapai dan
ketelitian hasil pengukuran. Beberapa pemodelan yang biasa digunakan yaitu pemodelan
dua setengah dimensi dan pemodelan tiga dimensi.
D. PENUTUP

Prinsip kerja pendugaan geolistrik adalah mengukur tahanan jenis (resistivity) dengan
mengalirkan arus listrik kedalam batuan atau tanah melalui elektroda arus (current electrode),
kemudian arus diterima oleh elektroda potensial. Beda potensial antara dua elektroda tersebut
diukur dengan volt meter dan dari harga pengukuran tersebut dapat dihitung tahanan jenis semua
batuan dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Anonim, 1992 dan Todd, 1980)

adalah tahanan jenis, 2 konstanta, V beda potensial, I kuat arus dan a adalah jarak elektroda
Metoda magnetik adalah suatu metoda pengolahan data potensial untuk mendapatkan gambaran bawah
permukaan bumi atau benda dengan karakteristik magnetik tertentu. Metode ini didasarkan pada
pengukuran intensitas medan magnet yang dimiliki batuan. Sifat magnet ini ada karena pengaruh dari
medan magnet bumi pada waktu pembentukan batuan tersebut. Kemampuan untuk termagnetisasi
tergantung dari susceptibilitas magnetik masing-masing batuan. Benda-benda tersebut dapat berupa
gejala struktur bawah permukaan ataupun batuan yang bersifat magnetik. Umumnya eksplorasi
geomagnet merupakan preliminary survey untuk menentukan bentuk geometri dari cebkan, bentuk
basement, intrusi dan patahan.

4 Metode Seismik

Pada saat bertemu dengan bidang perlapisan yang berfungsi sebagai reflektor, akan
memantul kembali ke permukaan dan kemudian akan dideteksi geophone yang
terekam di permukaan bumi. Di dalam eksplorasi seismik dikenal 2 macam metode,
yaitu metode seismik bias (refraksi) dan metode seismik pantul (refleksi).
Seismik bias (refraksi)
Seismik refraksi dihitung berdasarkan waktu jalar gelombang pada
tanah/batuan dari posisi sumber ke penerima pada berbagai jarak tertentu.
Parameter jarak (offset) dan waktu jalar dihubungkan oleh cepat rambat gelombang
dalam medium. Kecepatan tersebut dikontrol oleh sekelompok konstanta fisis yang
ada di dalam material dan dikenal sebagai parameter elastisitas batuan.
Pengamatan refraksi membutuhkan lokasi sumber dan penerima yang kecil,
sehingga relatif murah dalam pengambilan datanya. Prosesing refraksi relatif simpel
dilakukan kecuali proses filtering untuk memperkuat sinyal first break yang dibaca.
Seismik bias hanya bekerja jika kecepatan gelombang meningkat sebagai fungsi
kedalaman dan biasanya diinterpretasikan dalam bentuk lapisan-lapisan. Seismik
bias hanya menggunakan waktu tiba sebagai fungsi jarak (offset) yang dalam
pengukuran yang regional, membutuhkan offset yang lebih lebar.
2.Seismik Pantul (refleksi)
Metode seismik refleksi merupakan metode geofisika yang umumnya dipakai
untuk penyelidikan hidrokarbon. Dalam seismik refleksi, analisis dikonsentrasikan
pada energi yang diterima setelah getaran awal diterapkan. Secara umum, sinyal
yang dicari adalah gelombang-gelombang yang terpantulkan dari semua interface
antar lapisan di bawah permukaan. Struktur bawah permukaan dapat cukup

kompleks, tetapi analisis yang dilakukan masih sama dengan seismik refraksi, yaitu
analisis berdasar kontras parameter elastisitas medium. Pengukuran seismik refleksi
menggunakan offset yang lebih kecil sehingga dapat bekerja bagaimanapun
perubahan kecepatan sebagai fungsi kedalaman. Seismik refleksi mampu melihat
struktur yang lebih kompleks.
Metode ini memberikan informasi paling akurat terhadap gambaran atau model
geologi bawah permukaan. Pada umumnya metode seismik ini terbagi atas tiga
tahapan utama, yaitu pengumpulan data seismik (kegiatan untuk memperoleh data
dari lapangan yang disurvei), pengolahan data seismik (menghasilkan penampang
seismik yang mewakili daerah bawah permukaan yang siap untuk
diinterpretasikan), dan interpretasi data seismik (untuk memperkirakan keadaan
geologi di bawah permukaan dan juga untuk memperkirakan material batuan di
bawah permukaan).
Metode seismik refleksi banyak dimanfaatkan untuk keperluan eksplorasi seperti
perminyakan, penentuan sumber gempa ataupun mendeteksi struktur lapisan
tanah. Eksplorasi seismik refleksi dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu
eksplorasi prospek dangkal (untuk eksplorasi batubara dan bahan tambang
lainnya), dan eksplorasi prospek dalam (untuk eksplorasi daerah prospek
hidrokarbon yakni minyak dan gas bumi). Keduanya menuntut resolusi dan akurasi
yang berbeda begitu pula dengan teknik lapangannya. Selain kedua ekplorasi
seismik tadi, metode ini juga banyak dilakukan untuk keperluan eksplorasi
hidrokarbon dan geologi teknik di laut. Pada umumnya alat seismik refleksi yang
digunakan untuk eksplorasi hidrokarbon memiliki kemampuan penetrasi yang
sangat dalam (mencapai ribuan meter), sedangkan alat yang digunakan untuk
tujuan geologi teknik mempunyai tingkat penetrasi yang dangkal (hanya beberapa
puluh meter) dengan tingkat resolusi yang tinggi.
Dalam kegiatan akusisi seismik dapat membawa dampak negatif karena
hewan memiliki pendengaran yang sensitif, dan beberapa ilmuan percaya
gelombang yang di timbulkan oleh air gun dapat menggangu binatang atau bahkan
merusak telinga mereka. Survei seismik juga dapat merusak proses reproduksi,
fungsi pendengaran dan efek merusak lainnya untuk spesies laut yang sangat
sangat menguntungkan, dan menimbulkan efek yang berpotensi fatal bagi mamalia
laut. Sehingga sering kali saat melakukan survei seismik ini apabila dilaporkan
terdapat mamalia laut, maka tembakan air gun dihentikan untuk sementara. Karena
kita juga tidak ingin keberadaan gelombang seismik ini merusak habitat hewan laut
yang ada di dalamnya.
Metode seismik merupakan salah satu bagian dari seismologi eksplorasi yang dikelompokkan dalam
metode geofisika aktif, dimana pengukuran dilakukan dengan menggunakan sumber seismic (palu,
ledakan, dll). Setelah usikan diberikan, terjadi gerakan gelombang di dalam medium (tanah/batuan) yang
memenuhi hukum-hukum elastisitas ke segala arah dan mengalami pemantulan ataupun pembiasan
akibat munculnya perbedaan kecepatan. Kemudian, pada suatu jarak tertentu, gerakan partikel tersebut

di rekam sebagai fungsi waktu. Berdasar data rekaman inilah dapat diperkirakan bentuk
lapisan/struktur di dalam tanah.
Eksperimen seismik aktif pertama kali dilakukan pada tahun 1845 oleh Robert Mallet, yang oleh
kebanyakan orang dikenal sebagai bapak seismologi instrumentasi. Mallet mengukur waktu transmisi
gelombang seismik, yang dikenal sebagai gelombang permukaan, yang dibangkitkan oleh sebuah ledakan.
Mallet meletakkan sebuah wadah kecil berisi merkuri pada beberapa jarak dari sumber ledakan dan
mencatat waktu yang diperlukan oleh merkuri untuk be-riak. Pada tahun 1909, Andrija Mohorovicic
menggunakan waktu jalar dari sumber gempa bumi untuk eksperimennya dan menemukan keberadaan
bidang batas antara mantel dan kerak bumi yang sekarang disebut sebagai Moho.
Pemakaian awal observasi seismik untuk eksplorasi minyak dan mineral dimulai pada tahun 1920an.
Teknik seismik refraksi digunakan secara intemsif di Iran untuk membatasi struktur yang mengandung
minyak. Tetapi, sekarang seismik refleksi merupakan metode terbaik yang digunakan di dalam eksplorasi
minyak bumi. Metode ini pertama kali didemonstrasikan di Oklahoma pada tahun 1921.
Seismik bias dihitung berdasarkan waktu jalar gelombang pada tanah/batuan dari posisi sumber ke
penerima pada berbagai jarak tertentu. Pada metode ini, gelombang yang terjadi setelah usikan pertama
(first break) diabaikan, sehingga sebenarnya hanya data first break saja yang dibutuhkan. Parameter
jarak (offset) dan waktu jalar dihubungkan oleh sepat rambat gelombang dalam medium. Kecepatan
tersebut dikontrol oleh sekelompok konstanta fisis yang ada di dalam material dan dikenal
sebagai parameter elastisitas.
Sedangkan dalam seismik pantul, analisis dikonsentrasikan pada energi yang diterima setelah getaran
awal diterapkan. Secara umum, sinyal yang dicari adalah gelombang-gelombang yang terpantulkan dari
semua interface antar lapisan di bawah permukaan. Analisis yang dipergunakan dapat disamakan dengan
echo sounding pada teknologi bawah air, kapal, dan sistem radar. Informasi tentang medium juga dapat
diekstrak dari bentuk dan amplitudo gelombang pantul yang direkam. Struktur bawah permukaan dapat
cukup kompleks, tetapi analisis yang dilakukan masih sama dengan seismik bias, yaitu analisis berdasar
kontras parameter elastisitas medium.
Perbandingan metode seismik dengan metode geofisika lainnya
Apabila dibandingkan dengan metode-metode gefisika lainnya, metode seismik memiliki beberapa
keunggulan dan kelemahan, yaitu:
Metode Seismik
Keunggulan

Kelemahan

Dapat mendeteksi variasi baik lateral maupun kedalaman dalam


parameter fisis yang relevan, yaitu kecepatan seismik.

Banyaknya data yang dikumpulkan


dalam sebuah survei akan sangat
besar jika diinginkan data yang baik

Dapat menghasilkan citra kenampakan struktur di bawah permukan

Dapat dipergunakan untuk membatasi kenampakan stratigrafi dan


beberapa kenampakan pengendapan.

Perolehan data sangat mahal baik


akuisisi dan logistik dibandingkan
dengan metode geofisika lainnya.
Reduksi dan prosesing
membutuhkan banyak waktu,
membutuhkan komputer mahal dan
ahli-ahli yang banyak.

Respon pada penjalaran gelombang seismik bergantung dari densitas Peralatan yang diperlukan dalam
batuan dan konstanta elastisitas lainnya. Sehingga, setiap perubahan akuisisi umumnya lebih mahal dari
konstanta tersebut (porositas, permeabilitas, kompaksi, dll) pada
metode geofisika lainnya.

prinsipnya dapat diketahui dari metode seismik.


Memungkinkan untuk deteksi langsung terhadap keberadaan
hidrokarbon

Deteksi langsung terhadap


kontaminan, misalnya pembuangan
limbah, tidak dapat dilakukan.

Berdasar kelemahan dan keunggulannya, maka metode seismik sangat baik digunakan jika dapat
diperkirakan bahwa terdapat kontras kecepatan pada target yang diinginkan. Namun, mengingat bahwa
suatu survei geofisika disamping keunggulan metode juga harus memperhatikan sisi ekonomisnya, maka
pemilihan metode-metode yang cocok dari segi ekonomis dan target menjadi sangat penting.
Perbandingan Seismik Bias dan Pantul
Keunggulan dan kelemahan metode seismik bias dan pantul adalah sebagai berikut.
Metode Bias
Keunggulan

Metode Pantul
Kelamahan

Keunggulan

Kelemahan

Pengamatan refraksi
membutuhkan lokasi
sumber dan penerima yang
kecil, sehingga relatif
murah dalam pengambilan
datanya

Karena lokasi sumber dan


penerima yang cukup lebar
untuk memberikan citra
bawah permukaan yang lebih
baik, maka biaya akuisisi
menjadi lebih mahal.

Prosesing refraksi relatif


simpel dilakukan kecuali
proses filtering untuk
memperkuat sinyal first
berak yang dibaca.

Prosesing seismik refleksi


memerluakn komputer yang
lebih mahal, dan sistem data
base yang jauh lebih handal.

Karena pengambilan data


dan lokasi yang cukup kecil,
maka pengembangan
model untuk interpretasi
tidak terlalu sulit dilakukan
seperti metode geofisika
lainnya.

Karena banyaknya data yang


direkam, pengetahuan
terhadap database harus kuat,
diperlukan juga beberapa
asumsi tentang model yang
kompleks dan interpretasi
membutuhkan personal yang
cukup ahli.
Dalam pengukuran yang
regional , Seismik refraksi Pengukuran seismik
membutuhkan offset yang pantul menggunakan
lebih lebar.
offset yang lebih kecil
Seismik pantul dapat
Seismik bias hanya
bekerja
bekerja jika kecepatan
bagaimanapun
gelombang meningkat
perubahan kecepatan
sebagai fungsi kedalaman. sebagai fungsi
kedalaman

Seismik bias biasanya


diinterpretasikan dalam
bentuk lapisan-lapisan.
Masing-masing lapisan
memiliki dip dan
topografi.
Seismik bias hanya
menggunakan waktu tiba
sebagai fungsi jarak
(offset)

Seismik pantul lebih


mampu melihat
struktur yang lebih
kompleks

Seismik pantul
merekan dan
menggunakan semua
medan gelombang
yang terekam.

Model yang dibuat


Bawah permukaan
didesain untuk
dapat tergambar
menghasilkan waktu jalar
secara langsung dari
teramati.
data terukur
Berdasar perbedaan-perbedaan tersebut, teknik refleksi lebih mampu menghasilkan data pengamatan
yang dapat diinterpretasikan (interpretable). Seperti telah dinyatakan sebelumnya, bagaimanapun juga
teknik refleksi membutuhkan biaya yang lebih besar. Biaya tersebut biasanya sangat signifikan secara
ekonomis.
Karena survey refleksi membutuhkan biaya lebih besar daripada survey refraksi, maka sebagai
konsekuensinya survey refraksi lebih senang digunakan untuk lingkup sempit/kecil. Misalnya digunakan
dalam mendukung analisis lingkungan atau geologi teknik. Sedangkan survey refleksi digunakan dalam
eksplorasi minyak bumi.

ALL
1. Metode gravitasi (metode gayaberat)
Metode gravitasi merupakan metode geofisika yang didasarkan pada pengukuran
variasi medan gravitasi. Pengukuran ini dapat dilakukan dipermukaan bumi, di kapal
maupundiudara. Dalam metode ini yang dipelajari adalah variasi medan gravitasi
akibat variasi rapat massa batuan di bawah permukaan sehingga dalam
pelaksanaannya yang diselidiki adalah perbedaan medan gravitasi dari suatu titik
observasi terhadap titik observasi lainnya. Metode gravitasi umumnya digunakan
dalam eksplorasi jebakan minyak (oil trap). Disamping itu metode ini juga banyak
dipakai dalam eksplorasi mineral dan lainnya. Prinsip pada metode ini mempunyai
kemampuan dalam membedakan rapat massa suatu material terhadaplingkungan
sekitarnya. Dengan demikian struktur bawah permukaan dapat diketahui.
Pengetahuan tentang struktur bawah permukaan ini penting untuk perencanaan
langkah-langkah eksplorasi baik minyak maupun meneral lainnya.

2.Metode Magnetik
Metode magnetik didasarkan pada pengukuran variasi intensitas medan magnetik
di permukaan bumi yang disebabkan oleh adanya variasi distribusi benda
termagnetisasi di bawah permukaan bumi. Variasi yang terukur (anomali) berada
dalam latar belakang medan yang relatif besar. Variasi intensitas medan magnetik
yang terukur kemudian ditafsirkandalam bentuk distribusi bahan magnetik di bawah
permukaan, yang kemudian dijadikan dasar bagi pendugaan keadaan geologi yang
mungkin. Metode magnetik memiliki kesamaan latar belakang fisika dengan
metode gravitasi, kedua metode sama-sama berdasarkan kepada teori potensial,
sehngga keduanya sering disebut sebagai metoda potensial. Namun demikian,
ditinjau dari segi besaran fisika yang terlibat, keduanya mempunyai perbedaan
yangmendasar. Dalam magnetik harus mempertimbangkan variasi arah dan besar
vektor magnetisasi. sedangkan dalam gravitasi hanya ditinjau variasi besar vektor
percepatan gravitasi. Data pengamatan magnetik lebih menunjukan sifat residual
yang kompleks. Dengan demikian, metode magnetik memiliki variasi terhadap
waktu jauh lebih besar.Pengukuran intensitas medan magnetik bisa dilakukan
melalui darat, laut dan udara. Metodemagnetik sering digunakan dalam eksplorasi
pendahuluan minyak bumi, panas bumi, dan batuan mineral serta serta bisa
diterapkan pada pencarian prospeksi benda-benda arkeologi.
3. Metode seismik
Metode seismik didasarkan pada gelombang yang menjalar baik refleksi maupun
refraksi. Ada beberapa anggapan mengenai medium dan gelombang dinyatakan
sebagai berikut :
a. Anggapan yang dipakai untuk medium bawah permukaan bumi antara lain :
Medium bumi dianggap berlapis-lapis dan tiap lapisan menjalarkan gelombang
seismik dengan kecepatan berbeda.
Makin bertambahnya kedalaman batuan lapisan bumi makin kompak.
b. Anggapan yang dipakai untuk penjalaran gelombang seismik adalah :
Panjang gelombang seismik.
Gelombang seismik dipandang sebagai sinar seismik yang memenuhi hukum
Snellius dan prinsip Huygens.
Pada batas antar lapisan, gelombang seismik menjalar dengan kecepatan
gelombang padalapisan di bawahnya.
Kecepatan gelombang bertambah dengan bertambahnya kedalaman. Metode
seismik sering digunakan dalam eksplorasi hidrokarbon, batubara, pencarian air
tanah (ground water), kedalaman serta karakterisasi permukaan batuan dasar

(characterization bedrock surface), pemetaan patahan dan stratigrafi lainnya


dbawah permukaan dan aplikasi geoteknik.

Anda mungkin juga menyukai