4. PEKERJAAN PEMBERSIHAN
4.1 Jika memulai pekerjaan pembersihan tanaman maka pihak kontraktor bersama-sama
konsultan pengawas membicarakan terlebih dahulu dengan Kepala Dinas untuk
meminta ijin tanaman yang akan dibersihkan, hal ini terkait dengan masalah
keindahan dan penghijauan.
4.2 Semua bekas pembersihan tanaman tersebut dipindahkan ke tempat yang akan
ditunjuk kemudian.
4.3 Pekerjaan pembersihan tanaman harus hati-hati, agar tidak merusak struktur tanah
dan humus.
5. PEKERJAAN UKURAN
5.1 Pemasangan bouwplank dilaksanakan bersama-sama antara Kontrkator, Konsultan
Perencana, Konsultan Pengawas, dan Pihak Pengelola Proyek selaku Pihak Pemberi
Tugas.
6. PEKERJAAN GALIAN TANAH PONDASI
6.1 Galian tanah pondasi dilakukan dengan ukuran lebar dan dalam sesuai gambar
rencana.
6.2 Pada dasar galian tanah pondasi, harus diurug dengan pasir urug, ketebalan minimal 5
cm serta dipadatkan dengan cara menyiram dengan air hingga jenuh/padat.
6.3 Setelah urugan pasir, dasar pondasi dipasang aanstamping/batu kosong, dengan
pasangan tegak.
6.4 Pondasi adalah batu belah/batu gunung dengan adukan 1 semen : 4 pasir. Bentuk dan
ukuran sesuai dengan gambar.
7. PEKERJAAN BETON
7.1 Bahan beton yang dipakai adalah :
a. Semen Portland (PC)
Yang dipakai adalah semen (PC) jenis I menurut Peraturan Semen Portland
Indonesia Tahun 1972 (BI-8) atau British Standart No. 12.1965. Disarankan untuk
memakai semen Dalam Negeri. Semen yang tiba di lokasi harus dalam kondisi
baik, tidak pecah dan kantong semen yang asli dari pabrik. Semen harus disimpan
dalam gudang yang kedap air dan kering. Kantong semen sebaiknya tidak
ditumpuk lebih dari 10 lapis/zak.
b. Agregat (Pasir, Krikil, atau Batu Belah)
Pemakaian agregat halus maupun kasar, yaitu agregat alami, dan harus memenuhi
syarat menurut PBI (NI-2).
c. Air
Air untuk campuran dan pemeliharaan beton, harus menggunakan air bersih dan
tidak mengandung zat-zat yang dapat merusak beton.
d. Baja Tulangan
Ukuran baja tulangan memakai besi beton 12 berjumlah 4 batang, masing
sepanjang 50 cm ditanam di permukaan atas pondasi, untuk mengikat balok sloof.
7.2 Perlindungan Bahan
Beton harus dilindungi dari pengaruh panas yang berlebihan/terlalu cepat, dengan
cara menutup bidang permukaan beton tersebut. Dalam persiapan perlindungan atas
kemungkinan hujan, maka harus diperhatikan jangan sampai permukaan beton
terkikis atau rusak oleh air hujan, untuk itu jika hujan permukaan beton harus
tertutup/terlindungi. Kontraktor harus bertanggung jawab atas retaknya beton akibat
kelalain ini.
8. PEKERJAAN PASANGAN DINDING
8.1 Dinding dipasang dari pasangan papan kayu kelas I menggunakan papan 2/25/400.
8.2 Apabila papan kayu kelas I tersebut merupakan kayu yang baru, maka kayu tersebut
wajib dijemur untuk menghilangkan kadar air dan mencegah timbulnya pecah papan
ketika papan tersebut digunakan.
8.3 Papan dinding dipasang secara vertical dari bagian luar bagunan. Antara papan satu
dengan yang lain dipasang lis papan berukuran 4 cm menggunakan kayu kelas I.
8.4 Papan dinding dipaku pada rangka bangunan (tiang kolom, ring balk). Pemakuan
papan dinding pada rangka kusen memakai 3 cm bagian dari ukuran terluar kusen.
8.5 Untuk pemasangan dinding pagar pembatas menggunakan bahan papan yang sama
dengan bahan dinding bangunan tetapi tidak diberi lis antar papan. Papan pagar
dipasang dengan kemiringan 22 dengan pola yang tertera di gambar rencana.
9. PEKERJAAN KAYU DAN ATAP
9.1 Bahan kayu untuk kuda-kuda adalah kayu kelas I sedang untuk gording menggunakan
kayu kelas II. Kayu tersebut harus dengan kualitas baik, kering dan tidak cacat
(pecah-pecah).
9.2 Kusen, daun pintu dan jendela menggunakan kayu kelas I. Pekerjaan tersebut
dikerjakan sesuai dengan gambar. Terusan rangka kusen menjadi rangka dinding yang
selanjutnya ditutup papan dengan pemakuan dari arah luar.
9.3 Kuda-kuda dikerjakan menurut bentuk dan ukuran gambar rencana. Semua
sambungan pada kuda-kuda diperkuat dengan mur-baut diameter 10 mm.
9.4 Gording, memakai kayu kelas I yang penempatannya disesuaikan dengan ukuran
bahan atap yang dipakai.
9.5 Atap memakai atap seng plat BJLS 20.Pertindihan atap minimal 15 cm ke bawah dan
pemasangannya harus benar-benar rapi, lurus serta pihak kontraktor harus menjamin
hasil pekerjaan tersebut tidak bocor. Jika terjadi kebocoran, maka pihak kontraktor
wajib membongkar dan mengganti, hingga atap tersebut tidak bocor.
10. PEKERJAAN LANTAI
10.1 Lantai bengunan menggunakan papan kayu kelas I ukuran 2/25/400, dipaku diatas
gelagar kayu kelas I ukuran 5/10. Gelagar kayu yang desebutkan dipasang diatas
sloof dengan posisi yang telah tertera pada gambar.
10.3 Hasil dari pemasangan lantai papan harus benar-benar rata, rapi dan padat. Jika
terjadi kesalahan pemasangan maka akan menjadi beban pihak Kontraktor.
11. PEKERJAAN KACA DAN PENGGANTUNG
11.1 Kaca jendela dipasang dengan kaca polos tebal 5 mm. Kaca yang terpasang harus
benar-benar rapi, tidak retak, dan tertanam dalam sponing daun jendela.
11.2 Kunci tanam menggunakan kunci tanam 2 slaag
11.3 Engsel pintu dan jendela menggunakan engsel nylon ring. Pada setiap daun pintu
dipasang 3 buah engsel, sedang pada daun jendela dipasang 2 buah engsel.
11.4 Grendel dan hak angin dipasang pada setiap daun jendela, dengan ukuran dan
bentuk disesuaikan dengan jendela terpasang.
11.5 Semua bahan kunci, engsel, grendel, dan hak angin harus mendapat persetujuan
dari konsultan pengawas.
12. PEKERJAAN RANGKA PLAFOND
12.1 Rangka plafond menggunakan kayu kelas II yang permukaan bawahnya di serut
dan lurus agar lembaran plafond dapat menempel rata dan tidak bergelombang.
12.2 Celah/nat antar lembaran tripleks berupa garis lurus berwarna hitam, dengan lebar
nat 3 mm. Untuk memudahkan pekerjaan tersebut, terlebih dahulu permukaan
rangka plafond bagian bawah dicat dengan cat hitam.
12.3 Plafond menggunakan tripleks dengan ketebalan 3 mm, dipasang dengan ukuran
60
x 120 cm. Pada bagian pinggir yang bersentuhan langsung dengan dinding
tembok dipasang list plafond dari kayu profil yang dibentuk dan ukuran akan
disesuaikan kemudian. List plafond tersebut di cat warna gelap (coklat).
12.4 Seluruh rangka kayu plafond harus mempunyai hubungan yang kuat.
13. PEKERJAAN PENGECATAN
13.1 Semua dinding baik luar maupun dalam, termasuk pagar pembatas bangunan,
dicat dengan cat tembok minimal 3 kali sapuan dengan warna yang akan ditentukan
kemudian.
13.2 Bidang dinding papan yang akan dicat sebelumnya harus dibersihkan dari debu
ataupun kotoran lainnya, setelah itu tembok tersebut dapat dicat.
13.3 Plafond dicat dengan cat tembok minimal 3 kali sapuan dengan warna putih.
13.4 Bidang kayu, kusen, ventilasi, listplank dicat menie kayu hingga rata dan
meresap. Setelah kering (3x24 jam), bidang kayu yang berlubang dan tidak rata
didempul dengan dempul kayu untuk kemudian digosok dengan kertas gosok/
amplas, kemudian barulah dapat dilakukan pengecatan dengan cat kayu minimal 3
kali sapuan, warna akan ditentukan kemudian.
14. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
14.1 Pemasangan dilaksanakan sesuai dengan gambar rencana. Penambahan titik
lampu maupun stop kontak diluar gambar rencana, akan diperhitungkan kemudian
setelah mendapat persetujuan dari pihak pemberi tugas.
14.2 Typical kabel yang dipakai adalah yang memenuhi standart PLN dengan ukuran
2 x 2,5 mm.
14.3 Pemasangan stop kontak maupun saklar adalah dengan system in-bouw. Semua
bahan instalasi listrik tersebut harus mendapat persetujuan dari pihak konsultan
pengawas.