Anda di halaman 1dari 17

L. 9 NO.

I TAHUN 20I5

ISS N 197-B3BX

BWANffi
JURNAL BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAEMH

I
PE N E RAPAN

PROG

RAM PATEN ( PELAYANAN AD M I N ISTRASI TE RPAD U)


KECAMATAN DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

ANALISIS YURIDIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN BENCANA KEBAKARAN


PADA PEMUKIMAN DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

SEDIMENTASI PADA BEBERAPA SUNGAI DALAM DAS

MAHAKAM DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

DAMPAK KEBIJAKAN ARSITEKTUR PERBANKAN INDONESIA TERHADAP


STABILITAS PERBANKAN DI INDONESIA

TAN BIOTEKNOLOGI JERAMI PADI UNTUK PAKAN


TERNAK SAPI POTONG

ENTASI PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 26

TAHUN 2OO7 TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT


DI KUTAI KARTANEGARA

MEDIA PEMBELAJARAN KIMIA KOMBINASI


TIMEDIA DAN LABORATORIUM DISMAN 2 TENGGARONG

Kutai Kartanegara
Timur

J u *a1

rrilll

ba.i

:. D :. c

a. i dn ll e L,i:' :
GTPDT\G TT,\}I

\,oi
.,,,

,:. ,

,,

Q&f-TlQ ]51

ir

:)

\o

r15::g D a_ejq!

29lr

Tahun

::r:tr,r,r.tll:rgNc*npnru PRoGRAM PATEN (PELAYANAN ADMINISTRASITERPADU KECAMATAN)


....",:..:::,:::l:a:

:r

,::,,,:1,::l':r:'i

.,.

.',:

Dl KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

,;.':

Hal.4

.rl,

ANALISIS YURIDIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN BENCANA KEBAKARAN PADA

PEMUKIMAN DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

.:,,''

Hal. 23
KAJIAN ANALISIS SEDIMENTASI PADA BEBERAPA SUNGAI DALAM DAS
MAHAKAM DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

Hal. 39
DAM PAK KEBIJAKAN ARSITEKTU R PERBANKAN

DON ESIA TERHADAP STABILITAS

PERBANKAN DI INDONESIA

Hal. 54
ANALISIS PEMANFAATAN BIOTEKNOLOGI JERAMI PADI UNTUK PAKAN TERNAK SAPI
POTONG

Hal. 62
KAJIAN IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 25 TAHUN 2OO7
TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT DI KUTAI KARTANEGARA

Hal.73
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KIMIA KOMBINASI MULTIMEDIA DAN
LABORATORIUM DI SMAN 2 TENGGARONG

Hal.85

Se

!r

kreto ri

Ere

GB'ry
tr
)}

KAJTAN ANALtsts

sEDIMENTASI

PADA BEBERAPA SUNGAI DALAM DAS MAHAKAM

fb

DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA


5u jimantl dan Mutiara Kartika Dewi2)
1)Dosen FakultasTeknik Unikarta Tenggarong Kabupaten Kutai Kartanegara

2)Peneliti Balitbangda Kabupaten Kutai Kartanegara


Email : sujimankasnadi6yahoo.co.id

ABSTRACT

this study was to: o) Determine of the pollution in the environment around of the
Mahokom River. b) Determine of the extent to which soit fertitity around the Mahakom River. c) To knowing the
sedimentotion rqte continuously which decreqse the corrying capocity of the fishery resources in the Mahokom
The purpose

of

River.

wqter and sediments of the river in both districts, nomely Tenggarong


Sample wos pick up in the Greot Mosque Tenggarong, Loa Kulu and Jemboyan estuory. Then
onolyzed in o laborotory wster quotity ond streom sediments. ln oddition, secondory doto collection were
obtained from previous dota sources as well os doto: BPS, BAPPEDA, dato from the Deportment of.Marine and
Fisheries, os well os other supporting data are available in the district concerned.
The results showed that the level of quolity of the Tenggarong river is medium polluted with the
pollution rate of -20.85, Mahokqm River lightly polluted with the results pollution levels of -9.89 and a
moderotely pottuted of river lemboyon with results pollution rote of -25.79. The fertility of the soil in the river
streqm area Tenggarong with the pH 6.45 (neutral), KTK wos 11.21 m/1009r (low), 90.33 bose soturotion
(very high), qluminum saturation of 3.72 (very low), nitrogen phosphor and potossium 0 , 1"0% (very low). Soil
(low), 93.33 bose saturation
fertility in the Mqhakom river basin pH 7.09 (neutrol), KTK wos of 6.25 m/1009r
potassium
phosphor
content of 0'15 % (low). The
ond
(very
nitrogen
!ow),
0
(very high), aluminum saturqtion
(neutral),
m / 1009r (ow), 97.27
pH
wos
12.20
KTK
7.29
areo
Jemboyan
stream
river
fertility of the soil in the
potassium
phosphor
(very
0.08 % (very
ond
low),
nitrogen
0
(very
saturation
high),
otuminum
base saturotion
tons
River
89.90
tons
doy,
Mahakam
os
13.17
os
much
load
/ day and
River
sediment
/
tow). White Tenggarong
This reseorch is done by sampting

qnd

Loo Kulu.

river jombayan 774.58 tons

/ daY

Keywords: sedimentation, water quality, soil fertility, pollution environment,


mahokam river
ABSTRAK

penelitian ini bertujuan : a) Mengetahui sejauh mana tingkat terjadinya pencemaran di lingkungan
sekitar perairan Sungai Mahakam. b) Mengetahuisejauh mana tingkat kesuburan tanah disekitar Daerah Aliran
Sungai Mahakam. c) Mengetahui tingkat sedimentasi yang terjadi secara terus menerus yang berdampak
pada menurunnya ilaya dukung sumberdaya perikanan di perairan Sungai Mahakam.
Penelitian ini dilakukan dengan cara pengambilan sampel air dan sedimen sungai di kedua kecamatan,
yaitu Tenggarong dan Loa Kulu. Pengambilan dilakukan di dekat mesjid Besar Kota Tenggarong, di Loa Kulu dan
di Muara SungaiJembayan. Kemudian dianalisis di laboratorium kualitas air sungai dan sedimen sungai. Selain
itu juga melakukan pengambilan data sekunder yang diperoleh dari sumber data sebef umnya seperti halnya
data: BpS, data BAPPEDA, data Dinas Kelautan dan Perikanan, serta data pendukung lainnya yang tersedia di
kecamatan yang bersa ngkutan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kualitas Sungai Tenggarong tercemar sedang dengan hasil
tingkat pecemaran sebesar -20,85, Sungai Mahakam tercemar ringan dengan hasil tingkat pecemaran sebesar
-9,89 dan Sungai jembayan tercemar sedang dengan hasil tingkat pecemaran sebesar -25,79. Kesuburan

Gerbang Etam [39]

Ianah di DAS Tergga'ong oH 6,45 (netral), KTK i1,21 m/100gr (rendah), kejenuhan basa 90,33(sangat tinggi),
ke.lenuhan a uminium 3,72 (sangat rendah), k;rdungan nitrogen fosfor dan kalium 0,10 % (sangat rendah).
Kesuburan tanah di DAS Mahakam pH 7,09 (netral), KTK 6,25 m/L00gr (rendah), kejenuhan basa 93,33(sangat
trnggi), kejenuhan aluminium 0 (sangat rendah), kandungan nitrogen fosfor dan kalium 0,15 % (rendah).
Kesuburan tanah di DAS Jembaya n pH 7,29 (netral), Kf K 12,20 m/1009r (rendah), kejenuhan basa 97,27 (sangat
trnggi), kejenuhan aluminium 0 (sangat rendah), kandungan nitrogen fosfordan kalium 0,08% (sangat rendah).
Sedangkan beban sedimentasi Sungai Tenggarong sebanyak t3,I7 tonlhari, Sungai mahakam 89,90 ton/hari
dan sungai jambayan t7 4,58 ton/hari.
Kata Kunci : sedimentasi, kualitas air, kesuburan tanah, pencemaran lingkungan, sungai mahakam

PENDAHULUAN

yang dilakukan oleh

t.1.

Kartanegara, bahwa hasil tangkapan ikan para

Latar Belakang

Sebagian besar Daerah

BALITBANGDA Kutai

Aliran

petani-nelayan telah jauh menurun saat itu,

Sungai Mahakam Daerah memiliki dengan

apalagi jika dibandingkan dengan periode

kemiringan datar sampai landai. DAS


Mahakam merupakan pusat dari kegiatan
banyak pihak, mulai dari sektor industri,

7 - 8 tahun yang lalu. Bahkan para nelayan


yang tadinya menggantungkan hidupnya dari

pertanian, kehutanan,

sementara menjadi petani, tukang, dan

pertambangan,

hingga pusat kegiatan ekonomi masyaraka

hasil tangkapan ikan, harus beralih profesi


peoagang.

Penurunan kualitas dan perubahan warna

(Wati ningsih, R. 2009).

Berdasarkan potensi pertambangan

air Sungai Mahakam belakangan ini

yang

yang ada di Kutai Kartanegara berdasarkan

biasanya hanya sedikit keruh, malah sekarang

data hasil penelitian sumberdaya alam tahun

menjadi merah kecokelatan. lmbas

di

dari

Kutai Kartanegara terdapat

kondisi air Sungai Mahakam saat ini membuat

(867) Kuasa Pertambangan, dengan luas


izin yang ada mencapai 1.457.529,39 ha

penurunan kualitas produksi sehingga air yang

201-2 bahwa

yang

alur produksinya, air sungai disedot melalui


sejumlah prasarana intake untuk diteruskan

batubara

ke Instalasi Pengolahan Air (lPA) milik PDAM.

atau sekitar 53,25 % dari luas wilayah Kutai


Kartanegara.

disebabkan

Ada beberapa dampak

oleh penambangan

antara lain; (a) perusakan bentuk lahan,


terbentuknya cekungan-cekungan besar
bekas galian tambang, rusaknya vegetasi
yang tumbuh di atasnya. Selain itu, terjadinya

erosi dan sedimentasi yang berdampak pada


pencemaran lingku ngan perairan. Sedimentasi
be rd asa rka

n asil pe
h

ne

litia

Ba

sampai ke keran warga menjadi keruh, Dalam

lit ba ngd a

pada tahun 2012 diketahui setinggi

4 cm/

tahun (Riset Balitbangda Kukar,

2012).

(Berita PDAM 6 Feb 2014).

L.2.

Tujuan Penelitian

1) Mengetahui sejauh mana tingkat


terjadinya pencemaran di lingkungan
sekitar perairan Sungai Mahakam.

2) Mengetahui sejauh mana tingkat


kesuburan tanah di sekitar Daerah Aliran
Sungai Mahakam.

3) Mengetahui tingkat sedimentasi

Juga, terjadinya penurunan produktivitas


tanah, munculnya mineral bersifat racun,
kemasaman tanah cukup tinggi, dan daya

terjadi

menyimpan air rendah.

Sungai Mahakam.

Saat dilakukan Fokus Grup Dikskusi


di daerah Kota Bangun pada tahun 2013
taorn:no

FT2m t4t ll

yang

secara terus menerus yang


berdampak pada menurunnya daya

dukung sumberdaya perikanan di perairan

METODOLOGI PENELITIAN

t.L.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Kegiatan penelitian dilakukan

di2 (dua)

kecamatan yang posisinya berada di daerah

Mahakam Tengah yakni; kecamatan Loa


Kulu dan Kecamatan Tenggarong. Pemilihan
kecamatan ini berdasarkan aspirasi yang
berkembang di wilayah ini terjadi fenomena

di

di Kabupaten Kutai
Kartanegara ini terdiri dari data primer dan
data sekunder. Data primer bersumber dari
DAS Sungai Mahakam

hasil survei langsung di lokasi studi dan hasil


analisis laboratorium Hutan Troois Universitas

Mulawarman Samarinda.

menurunnya kualitas lingkungan. Waktu

Data sekunder diperoleh dari instansi-

penelitian dilakukan selam 3 (tiga) bulan yakni

instansi terkait di Kabupaten Kutai Kartanegara

dimulai pada bulan Juni 2014 s/d Agustus

seperti Kantor Kecamatan dan Desa

201,4.

Kelurahan, Bappeda, Dinas Pertambangan dan

L.2.

Teknik Pengumpulan Data.

Energi, Dinas Pertanian, Dinas perkebunan,

Penelitian ini dapat dilakukan dengan

dan dinas/instansi lainnya dalam

berbagai cara pengambilan sampel, adalah

SKPD Kabupaten Kutai Kartanegara.

sebagai berikut

Teknik pengumpulan data.

1)

di

lingkup

Dalam pengumpulan data, penulis

Pengambilan sampel air dan sedimen


Yaitu

menggunakan berbagai teknik pengumpulan

Tenggarong dan Loa Kulu. Pengambilan


Kota

data. Teknik pengumpulan data dilakukan


dengan cara pengambilan sampel air dan

Tenggarong, di Loa Kulu dan di Muara

tanah ditiga lokasi yaitu di SungaiTenggarong,

SungaiJembayan.

Sungai Mahakam dan SungaiJembayan, serta

Jenis data yang diperoleh antara lain;

studi literatur.

(a) data hasil analisis

Teknik Pengolahan Data

sungai

dilakukan

2)

atau

kedua kecamatan,

di dekat mesjid Besar

laboratorium

kualitas air sungai dan sedimen sungai.

Dalam studi ini menggunakan metode

(b) data sekunder meruPakan data


yang diperoleh dari sumber data

deskriptif. Analisis deskriptif (Deskriftive


Analysis) diartikan sebagai analisis untuk
menjelaskan dan menggambarkan suatu

sebelumnya seperti halnya data:

BPS,

ptif

data BAPPEDA, data Dinas Kelautan


dan Perikanan, serta data pendukung
lainnya yang tersedia di kecamatan

dilakukan dengan cara mengumpulkan


berbagai informasi terkait menurunnya

yang bersangkutan.

kualitas lingkungan.

kond isi da ri objek ya ng

kaji. Anal isis deskri

adalah

Observasi lapangan dilakukan untuk


mencocokkan beberapa data yang diperoleh

di Kutai Kartanegara yakni sebanyak 2

dari hasil studi literatur denga'n kenyataan

kecamatan, yang hampir seluruh kecamatan

yang terjadi di lapangan.

memiliki areal penangkapan ikan..Sedangkan

a. Data

2.3 Populasidan Sample

Populasi pada penelitian

ini

sample yang akan diambil dalam kegiatan


penelitian ini adalah 2 kecamatan yakni :

kualitatif dan kuantitatif akan


dianalisa melalui pendekatan isi dan
kedalaman menterjemahkan suatu

Kecamatan Tenggarong dan loa kulu.

fenomena berdasarkan

2.4 Metode Analisis Data

persentase.

b.

Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam

penelitian Kajian Pencemaran

Lingkungan

Sedangkan

standar

data kuantitatif akan

dikategorikan, diklasifikasi dan diolah


sebagai dasar pengukuran dan analisis

Gerbang Etam [41]

untuk memberikan penjelasan dan


penilaian terkait dengan dampak
penambangan batubara diwilayah

meru pa

ka

n a na I isis deskri ptif i nterpretive da ri

data yang diperoleh. Cara pengumpulannya


dilakukan dengan observasi dan wawancara

Kutai Kartanegara baik yang bersifat

0engan menggunakan checklist

pengem0angan

sosia l-ekonom

peman0u wawancara.

masyarakat maupun

yang

bersifat

ancaman kerusakan lingkungan.

Beban sedimen diukur dengan menghitung


besarnya sedimentasi yang terjadi dengan
menggunaKan rumus

Qs=0,0864xexC
Dimana : Qs = Beban sedimen (ton/hari)

C = Rata-rata sedimen (mg/liter)


Q = Debit aliran air (m3/detik)
Analisis Deskriptif lnterpretatif
Analisis ini dilakukan terutama untur

bidang social dan pemerintahan. Bidang ini

HASIL PENELITIAN

3.1 KondisiAir Das Mahakam


A. Sungai Tenggarong

L Kondisi Fisika, Kimia, Kandungan Logam,


Mikrobiologi dan Kimia
organik Sungai Tenggarong
Kondisi Fisika, Kimia, Kandungan Logam,

Mikrobiologi dan Kimia organik Sungai


Tenggarong. Pengambilan sampel dilakukan
di dekat Masjid Agung Tenggarong dengan
posisi geografis 00" 25' 06,4,, Lintang Selatan
dan l_16" 59' 22,2" Bujur Timur. pada saat

raira n Sunga i r, enggarong

Keterangan : BDL : Bawah Deteksi Limit.


Baku Mutu berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) Provinsi Kalimantan
Timur No. 02 tahun
2011 tentang Pengelolaan Kuaritas Air dan pengendarian pencemaran

Air

Gerbang Etam [42]

sebagai

baku mutu air (hasil pengukuran < baku

pengukuran jam 13 0O dengan debit sungaim

mutu) maka diberi skor 0'

sebesar 5 meter perdetik. HasilAnalisis Kondist


Fisika, kimia, dan Kandungan Logam Perairarr

2.

Sungai Tenggarong dapat dilihat pada Tabel 1'

2. Status Mutu

Perairan SungaiTenggarong

Jika hasil pengukuran tidak memenuhi


nilai baku mutu air (hasil pengukuran
> baku mutu), maka diberi skor sepertt
Tabel 4 berikut

Pemberian skor berdasarkan hasil


perbandingan antara hasil analisis parameter

kualitas air dengan nilai baku mutu air:

1". Jika hasil pengukuran memenuhi nilai

Mutu Air
Tabel 2. Penentuan Sistem Nilai Untuk Menetukan Status

Da12 motar

JUmlan

<10

Nilai

210

Kimia

Bioloei

-4

-6
-6

Maksimum
Minimum
Qrir-Retr
:

ika
1

ata-R ete

Sumber : Canter, 1977. Catatan

is

Maksimum
Minimum
R

1)

-z
-2

_1)

-1 Q
-6
alr
mutu
penentuan
status
untuk
yang
digunakan
parameter
Jumlah

Tabel 3. Status Mutu Perairan Sungai Tenggarong

antan Timur No' 02 tahun 201L


Air
tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran

Gerbang Etam [43]

B. Sungai Mahakam

2. Status Mutu

1..

Pemberian skor berdasarkan hasil


penbandingan antara hasil analisis parameter

Kondisi Fisika, Kimia, dan Kandungan

Logam Sungai Mahakam.

Kondisi Fisika, Kimia, Kandungan Logam,

Kimia

Perairan Sungai Mahakam

kualitas air dengan nilai baku mutu air

3.

Tenggarong. Pengambilan sampel dilakukan

Jika hasil pengukuran memenuhi nilai


baku mutu air (hasil pengukuran < baku

di dekat Kecamatan loa Kulu Tepatnya

mutu) maka diberi skor 0.

Mikrobiologi dan

organik Sungai

seoutar makam muslimin Loa Kulu, dengan

4. lika hasil pengukuran tidak memenuhi

posisi geografis 00o 25' 06,4" Lintang Selatan

nilai baku mutu air (hasil pengukuran


> baku mutu), maka diberi skor seperti

dan

l-l-6" 59' 22,2" Buiur Timur. Pada saat

pengukuran iam 1'4 00 dengan debit sungai

Tabel 5.

sebesar 2,5 meter perdetik' Hasil Analisis


Kondisi Fisika, kimia, dan Kandungan Logam
Perairan Sungai Tenggarong dapat dilihat
oada Tabel 4..

Tabel 4. Hasil Analisis Kondisi Fisika, kimia, dan Kandungan Logam Perairan Sungai Mahakam

Provinsi Kalimantan
an Peraturan
Keterangan : Baku Mutu be
Air
Pencemaran
Pengendalian
dan
tentang Pengelolaan Kualitas Air

Gerbang Etam [44]

imur No. 02 ta

Tabel 5. Status Mutu Perairan Sungai Mahakam

-9rgJ

TERCEMAR

Keterangan

Baku Mutu berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) Provinsi Kalimantan Timur No. 02 tahun 2011
tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air

C. SungaiJembayan

1.

Kondisi Fisika, Kimia, dan Kandungan

dengan posisi geografis 00" 25' 06,4" Lintang


Selatan dan l-L6" 59' 22,2" Bujur Timur. Pada

Logam Sungai Jembayan

organik Sungai

saat pengukuran jam 14 00 dengan debit


sungaim sebesar 7 meter perdetik. Hasil

Tenggarong. Pengambilan sampel dilakukan

Analisis Kondisi Fisika, kimia, dan Kandungan

di

Logam Perairan Sungai Tenggarong dapat

Kondisi Fisika, Kimia, Kandungan Logam,

Mikrobiologi dan

Kimia

Desa Jembayan Tepatnya Muara Sungai

Jembayan dibawah Jembatan Jembayan,

dilihat oada Tabel

6.

Gerbang Etam [45]

Tabel 5, Hasil Anallsis Kondisi Fisika, kimia, dan Kandungan Logam Perairan SungaiJembayan

kan Peraturan
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air

2. Status Mutu Perairan SungaiJembayan


Pemberian skor berdasarkan hasil
penbandingan antara hasil analisis parameter
kualitas air dengan nilai baku mutu air

5.
6.

Kalimantan Timur No.

4.2 KondisiTanah DAS Mahakam

t.
a)

Sifat kimia tanah


pH Tanah

Dalam kehidupan tanaman pH tanah

Jika hasil pengukuran memenuhi nilai


baku mutu air (hasil pengukuran < baku

sangat menentukan terhadap indikator subur

mutu) maka diberi skor 0.

sudah barang tentu akan memberikan daya

Jika hasil pengukuran tidak memenuhi


nilai baku mutu air (hasil pengukuran
> baku mutu), maka diberi skor seperti

dukung yang tinggi terhadap pertumbuhan

Tabel

dan tidak suburnya tanah. Tanah yang subur

tanaman.

Mengingat

pH tanah ini

sangat

besar peranannya dalam menentukan status

kesuburan tanah, maka d.alam kaitannya


dengan studi ini bahwa pH tanah di daerah
studi termasuk dalam katagorisangat masam
hingga masam (pH 4,3-4,8) (Tabel

S). Untuk

tujuan budidaya dengan kondisi pH demikian,

Gerbang Etam [46]

Tabel 7. Status Mutu Perairan SungaiJembayan

-)\ 7q
runtlMan

feieiingin:Baku Mutu berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) Provinsi Kalimantan Timur

No.

tahun 2011" tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air

tanaman tidak dapat tumbuh dengan baik dan produksi yang dihasilkan cenderung rendah. Untuk
memperbaiki kondisi pHini dapat dilakukanpengapuran.
Tabel 8. pH Tanah Di Lokasi Penelitian
Sampel

pH

Status

6,45
7,09
7.29

Netral
Netral
Netral

Lokasi
DAS S Tenesarons
DAS S MAHAKAM
DAS S JEMBAYAN

atorium

sast Hu

Le

unmu

pH tanah-menunjukan perimbangan konsentrasi kation hidrogen (H.) dan anion hidroksida


(OH ) dalam tanah. Tanah yang tinggi kandungan kation H* maka dikatagorikan sebagaitanah masam.

Sedangkan tanah yang tinggi kandungan anion OH-, maka dikatagorikan sebagai tanah basa. Tanah
dengan pH < 5,5 atau > 7, unsur hara makro (N,

P, K,

Ca, Mg, Na, dan S) dan mikro (Cu, Zn, Mn, B, Fe.

dll.) tidak tersedia secara optimal, karena sebagian unsur hara ada yang mengalami fiksasi (terikat).
pH tanah merupakan salah satu sifat kimia tanah yang peranannya sangat besar dalam

menentukan status kesuburan tanah. Dari hasil analisis tanah yang diambil dari areal studi,
menunjukkan bahwa reaksi tanah tergolong sangat masam hingga agak masam dengan pH tanah

Gerbang Etam [47]

budidaya

Tabel

dengan kondisi pH demikian, tanaman tidak


dapat tumbuh dengan baik dan produksi yang

2008

berkisar 4,3

5.6' Untuk tujuan

KB Tanah Di Lokasi Studi Tahun

10.

DAS

Tenggarong

dihasilkan cenderung rendah.

Kapasitas Tukar Kotion (KTK) suatu tanah

merupakan gambaran dari kemampuan misel


tanah untuk mempertukarkan kation-kation

dalam tanah, komponen sifat


ini berperanan terhadap kemampuan tanah

Status

qn ??

Sangat

Tengga rong

DAS

Jembayan

Tinooi
ngat
Tinqsi

Sa

DAS S
MAHAKAM

Mahakam

Tukar Kation (KaPasitas KTK)

KB

Lokasi

Sampel

q1 )7

JEMBAYAN

Sangat

Tinooi

atorium Pusat Studi Reboisasi Hutan


Troois Lembab Unmul, 20014

kimia tanah

untuk mengikat unsur hara. Dari hasil analisis


menunjukkan bahwa KTK tanah di areal studi
vaitu rendah.

Kejenuhan basa (KB) tanah adalah


salah satu sifat kimia tanah dalam tanah
yang menunjukan besarnya jumlah kation
basa yang terserap pada komplek pertukaran
dalam tanah. Kondisi kejenuhan basa (KB) dari

Tabel 9. KTK Tanah Di Lokasi Penelitian


Samp

Lokasi
DAS

DAS

DAS

KTK

Status KTK

lml1OO prl

Trne h

tT,7I

Rendah
Rendah

t2,20

AI
tum
r
Troois Lembab Unmul, 20014

Rendah
sl

KaPasitas Tukar Kation meruPaKan

tanah di areal studi memperlihatkan kisaran


dari rendah hingga sangat tinggi. Rendahnya
KB ini dapat diperbaiki melalui pemberian
bahan organik dan PengaPuran.

b)

Kejenuhan Almunium

tersebut dikatagorikan masam,

gambaran umum mengenai kemampuan misel


tanah dalam mempertukarkan kation dalam

rendah sebaliknYa'

tanah, baik kation basa maupun kation asam'


Tanah yang mempunyai KTK tinggi berarti

Tabel 11.

tanah tersebut mempunyai kemampuan dalam


memoertahankan terjadinya pencucian unsur
hara. Sedangkan apabila KTK tanahnya rendah
maka akan bersifat sebaliknYa.

Kejenuhan Basa (KB)


Kejenuhan Basaditentukan oleh jumlah kation
basa dan reaksi tanah (pH). Hubungan KB
dengan pH pada umumnya berkorelasi positil

yakni apabila pH tanah semakin tinggi maka


kejenuhan basa juga semakin tinggi, begitu
pula sebaliknya.

Al

meruPakan indikator
dalam menentukan masam dan tidaknya
suatu tanah. Kejenuhan Al tinggi maka tanah
Kejenuhan

apabila

KB Tanah Di Lokasi Studi Tahun

2008
Samp

Titik
Pengamatan

Almunium

Status
Kejenuhan

loal

Almrrnirrm

KeJenunan

Sangat

DAS S

Rendah

Tenggarong
DAS S
MAHAKAM
DAS

Sa

Sangat

Rendah

JEMBAYAN

aboratorium Pusat Stu

ngat

Rendah

st

Tropis Lembab Unmul, 20014

Tinggi rendahnYa

kemasaman

tanah potensial ditunjukkan dengan tingkat


kelarutan ion Al di dalam tanah. Kejenuhan
Al merupakan indikator dalam menentukan
ootensi kemasaman suatu tanah. Kejenuhan

Gerbang Etam [48]

L
besar untuk memiliki pH rendah, karena pada

rekomendasi pemupukkan lahan-lahan


pertanian di Indonesia, yang dikenal dengan

proses disosiasi keberadaan Al yang tinggi

istilah pupuk NPK. Unsur hara N, P dan

akan menyebabkan meningkatnya sumbangan

besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan


tanaman, baik untuk pertumbuhan vegetatif

Al tinggi maka tanah tersebut akan berpotensi

kelarutan ion H+ sebagai penyebab utama

sangat

racun bagi tanaman, sehingga umumnya pada

maupun generatif. Berkaitan dengan hasil


sampling di lapangan memperlihatkan bahwa
kandungan Nitrogen tanah di areal studi

tanah-tanah yang memiliki kejenuhan Al tinggi,

termasuk dalam katagori yang sangat rendah

pertumbuhan tanaman menjadi terhambat.

hingga rendah. Kandungan Fosfor tanah dan

meningkatnya kemasaman tanah. Kejenuhan Al


yang tinggi di dalam tanah juga dapat menjadi

Berdasarkan hasil analisis contoh

kalium tanah pada beberapa sampel tanah

tanah lokasi studi, memperlihatkan bahwa


kejenuhan Al pada kondisi existing termasuk

menujukkan status sangat rendah sampai


sangat tinggi, seperti ditunjukan pada tabel

kategori sangat rendah hingga sangat tinggi.

berikut:

c)

Kandungan Nitrogen, Fosfordan Kalium


Tanah

Samp

Berkaitan dengan hasil studi lapangan

memperlihatkan bahwa kandungan nitrogen

di daerah

studi termasuk dalam

Titik
Pengamatan
DAS

Tenggarong
DAS S
MAHAKAM

kalium sangat rendah. Kandungan

DAS S

P tersedia

tanah lapisan atas lebih tinggi dibanding tanah

lapisan bawah. Hal ini menandakan bahwa


P

JEMBAYAN

Trnrh

15,10

Rendah

1.9,20

Renda h

10,75

Sa ngat
Rendah

:L
atorium Pusat Studi Reboisasi Hutan
Tropis Lembab Unmul. 20014

terutama berasal dari bahan organic

sehingga terakumulasi pada lapisan atas dan


Samp

sebagian kecil dari pelapukan batuan.

Titik
Pengamatan
DAS

Studi Tahun 2008


Titik
Pengamatan

Nitrogen
Total (%)

Tengga rong

Tabel 12. Kandungan Nitrogen di Lokasi

Samp

Status
Nitrogen

katagori

sangat rendah, fosfor sedang hingga tinggi dan

sumber

Phospor
Total(%)

DAS S
MAHAKAM

Status
Nitrogen

DAS S

JEMBAYAN
DAS

Tengga

rong

DAS S
MAHAKAM
DAS S

JEMBAYAN

Sangat

0,10

Renda h

0,15

Renda h
Sa

0,08

ngat

Renda h

Hutan
Tropis Lembab Unmul. 20014

Nitrogen, Fosfor dan

Kalium

merupakan unsur hara yang sangat penting


keberadaanya

di dalam tanah.

Ketiga unsur

ini merupakan komponen yang utama dalam

Kalium
Total (%)
155,50

85,41.

r31,,37

Status
Nitrogen
Trnrh
Rendah
Sangat
Renda h
Sa

ngat

Renda h

oer
boratorium Pusat Studi Reboisasi
Tropis Lembab Unmul, 2001-4

d)

Kandungan Bahan OrganikTanah

Dalam studi ini memperlihatkan


bahwa kandungan Carbon Organiknya
termasuk dalam katagori sangat rendah
(Tabel 13), karena masih 'banyak terdapat
akumulasi seresah yang belum terdekomposisi

sempurna. Tingginya kation organik


memberi konsekuensi terhadap tingginya

ini

KTK

tanah.

Gerbang Etam [49]

Tabel 13. Kandungan Bahan Organik di

1)

Lokasi Studi Tahun 2008


Samp

Status

Titik

Kandungan

Pengamatan

C-Organik

C-Organik
Trnrh

)q7

Seda ng

DAS 5

Tenggarong
DAS S
MAHAKAM
DAS

4,5r

Ti

IF I\/I RAVA

Kesuburan tanah meruoakan resultonte

dari beberapa faktor komponen kimia tanah.


Peningkatan harkat masing-masing komponen

kimia akan berdampak positif atau negative

nggi

terhadap harkat kesuburan tanah. Beberapa


komponen kimia yang menjadi faktor positif

Rendah
NI

Laboratorium

tan

Kesuburan Tanah

bagi kesuburan tanah adalah Kapasitas Tukar

Tropis Lembab Unmul, 2001"4

Kation (KTK), Kejenuhan Basa (KB), kandungan

fosfortanah, kandungan Kalium dan C-organik

Bahan organik meruPakan komPonen


kimia yang penting di dalam koloid tanah.

dalam tanah. Artinya semakin tinggi harkat


dari komponen-komponen tersebut, berakibat

Komponen ini berperan dalam beberapa hal


yakni pembentukan agregat tanah, sumber

semakin tinggi harkat kesuburan suatu tanah.

a) Kriteria Penilaian Harkat Kesuburan

hara potensial bagi tanah, pembentukan pori-

Tanah

pori tanah, salah satu bagian dari kompleks


pertukaran kation dan anion dalam tanah,
sebagai media bagi kehidupan mikrobiologi
tanah dan beberapa peranan penting lainnya

komponen utama dalam penilaian harkat

di dalam tanah. Pengamatan kandungan bahan

kesuburan tanah adalah

organik tanah pada sampel-sampel tanah dari

Tukar Kation (KTK), Kejenuhan Basa (KB),


kandungan PrO, dan kandungan KrO dalam

Beberapa sifat kimia tanah yang dijadikan

areal studi menunjukan bahwa kandungan


C-organik tanah berkisar 0,73

tanah, seperti pada tabel

1',52 % yang

Organik, Kapasitas

termasuk sangat rendah sampai rendah.


Berikut data kandungan C-organik tanah dari
areal studi, seperti pada tabel berikut : Sumber
: PPT Bogor, 1983.

Tabel 14. Kriteria Penilaian Status Kimia Tanah


Komponen Kimia
Tanah
C

Organik (%)

Total (%)

Sangat
Rendah

Rendah

Sedang

Tinggi

Sangat
Ti nooi

2,0

2,01-3,00

3,01- 5,00

> 5.00

- 0,20

0,21"-0,50

0,51,

- 0,75

> 0,75

< 1,0

L,0

< 0,01

o,ro
A

Pros (ppm)

_-l

8-10

11-15

>15
>60

K,O (mgl100 gr)

<L0

10-20

2t-40

(me/100 gr)

<5

5-16

t4-24

41-60
25-40

KB (%)

<20

20-35

36

-50

5t-70

>70

Kejenuhan AL %

<10

L0-20

2t-30

3L-60

>60

KTK

pH (HrO)

Sa ngat
Masam

zAF

Gerbang Etam [50]

Masam

Agak
Masam

( A-6

Netral
q

Agak
Alkalis

>40

lka lis

> 8,5

L
Tabel 15, Sifat Kimia Tanah Yang Digunakan Dalam Penetapan Tingkat Kesuburan Tanah
Komponen Kimia

No.

Kapasitas Tukar Kation


1

Satuan

Tanah

(KTK)

me/100

Kejenuhan Basa (KB)

Fosfat (PrOr)

mgl100 g

Kalium (KrO)

Organik

Harkat

>25

Tinggi

-25
5-L6

Rendah

<5

Sangat Rendah

17
g

mg/100

Kandungan

>50

Tineei

3s-50

Seda ng

<35
>40

Renda h

20-40

Seda ng

<20

Renda h

Tinssi

>40

Tinggi

20-40

Seda ng

<20

Renda h

>3

Tinggi

2-3

Seda ng

<2

Renda h

Sumber:

Seda ng

PPT Bogor 1983

Selanjutnya dari beberapa kombinasi komponen kimia tanah tersebut dapat


ditetapkan harkat kesuburan suatu tanah dengan kriteria yang disajikan pada tabel berikut:
Tabel 16. Kombinasi Beberapa Sifat Tanah Dan Penetapan Harkat Kesuburan Tanah
Harkat Kesuburan Tanah

i Tanoa Rendah

PPT Bogor 1983.

Gerbang Etam [51]

b)

Kesuburan Tanah di Areal Studi

menggunakan rumus (Asdak, 2007):

Berkaitan dengan kondisi tanah dari

areal studi memperlihatkan

keadaan

komponen kimia tanah pada masing-masing


sempel tanah dengan kedalaman 0

60 cm

adalah : Kandungan KTK seluruhnya rendah,

dari rendah sampai


dengan sangat tinggi, Kandungan Kalium
Tanah (KrO) dari tinggi sampai dengan
sangat tinggi, kandungan fosfor tanah (PrOu)
seluruhnya sangat rendah dan kandungan
Kandungan Basa (KB)

Qs=0,0854xQxC
Dimana

sedimen tersuspensi dari aliran


sungai (ton/hari)

Qs

a = debit aliran sungai (m3/det)


C - rata-rata kandungan

bahan

sediment didalam air sungai (mg/ltr)

Berdasarkan hasil analisa contoh


air sungai yang diambil dari lima titik
pengamatan, yaitu

Sungai Mahakam,

sampai dengan rendah. Dengan demikian

Sungai Tenggarong, dan Sungai


Jembayani, diketahuinya debit aliran

dapat diperkirakan harkat kesuburan tanah

sungai dan kandungan bahan sedimen

dari masing-masing areal pengamatan sampel

maka dapat diperhitungkan besarnya


beban sedimen yang terbawa aliran

C-organik tanah berkisar dari sangat rendah

tanah di areal studi seperti di


tabel berikut

sajikan pada

Tabel 17. Status Kesuburan Tanah Lahan diWilayah Studi

DAS S JEMBAYAN

Sumber
: Sumber : Hasil Analisis
Tanah di Lab. Kimia dan Kesuburan Tanah 2007 dan
Lab. PPHT Unmul, 2012.
1.3 Tingkat Sedimentasi
Penampakan kondisi air sungai secara

sungai pada

masing

masing titik

pengamatan seperti perhitungan berikut:

umum pada lokasi penelitian yaitu di Sungan


mahakam, Sungai Tenggarong dan Sungai
Jembayan menunjukkan warna agak coklat

dan keruh. Hal ini menjadi indikasi bahwa

Qs=0,0864xQxC
:0,0864 x 10,89 x 14

l3,IJ tonlhari

tingkat erodibilitas yang terjadi pada kawasan

brt.r.
Beban sedimentasi suatu sungai

tersebut berada di bawah ambang

:Qs=0,0864xQxC
0,0864 x 45,24 x23 :89,90 torVhari

sangat dipengaruhi oleh besarnya debit aliran

dan kandungan bahan sedimen dalam air


sungai bersangkutan. Pendekatan matematis

dapat dilakukan untuk pendugaan besarnya

beban sedimentasi suatu sungai dengan

Gerbang Etam [52]

: Qs=0,0864xQxC
0,0864 x35,45 x 5l :'174,58 tonlhari

ringan dan Sungai jembayan tercemar

Widodo, S. 2005. Batubara, Produk Strategis


yang Harus Jadi Prioritas untuk
Industri Nasional. http://www.
soosle.com. Diakses pada tanggal 08
Maret 20L0. Bogor.

seoa ng.

Zulkifl imansyah. 2007 . Dampak Pertambangan

4. Kesimpulan.

1.

Kualitas Sungai Tenggarong tercemar

sedanc. Suncai Mahakam tercemar

2.

Beban sedimentasi Sungai Tenggarong

Terhadap Lingkungan Hidup. htlo:/ /


www. zulkieflimansvah.com/inl
d a m pa k-perta m ba nga n-terh ada plingkunean-hidup.html. Diakses pada

sebanyak 13,!7 tonlhari, Sungai

tanggal 05 Juni 2010

Kesuburan tanah di lokasistudi

tergolong rendah.

3.

mahakam 89,90 ton/hari dan sungai

jambayan

17

4,58 ton/hari

"Gerbang Etam"
DAFTAR PUSTAKA

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah


Kabupaten Kutai Kartanegara. 2012.
Kutai dalam Angka. Bappeda Kutai
Ka rta

negara. Tengga rong.

Pusat Penelitian dan

Pengembangan

(Puslitbang) Teknologi Mineral dan


Batubara. Departemen ESDM. 2006.

Batubara Indonesia.

Deoartemen

ESDM. Jakarta

Sitorus, S.R.P. 2000.

Pengembangan
Sumberdaya Tanah Berkelanjutan.

Jurusan Tanah. Fakultas oertanian


Institut Pertanian Bogor (lPB). Bogor.
Soemarwoto. 2005. Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan. Gadjah Mada University
Press. Yogyakarta.

Suhala,

1995. Teknologi Pertambangan di


lndonesia. Pusat Penelitian dan

Pengembangan Teknologi Mineral dan


Batubara, Bandung.
Suhala, S, A. F. Yoesoef dan Muta'alim. 1995.
Teknologi Pertambangan Indonesia.
Pusat Penelitian dan Pengembangan
Teknologi Mineral, Direktorat Jenderal
Pertamba-ngan Umum Departemen
Pertambangan dan Energi. Jakarta.

[UU]

Undang-Undang Nomor 32 tahun


2009 Tentang Pengendalian dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup.


Wardana, W A. 2004. Dampak Pencemaran
Lingkungan. Dengan Kata Sambutan
Menteri Lingkungan Hidup/Kepala
BAPEDAL (Edisi Revisi). Penerbit Andi.
Yogyakarta

Gerbang Etam [53]

Anda mungkin juga menyukai