Anda di halaman 1dari 16

KONDUKTOR

Konduktor (penghantar) : suatu bahan yang dapat menghantarkan arus listrik.


Sifat terpenting konduktor:
-

sifat daya hantar listrik (electrical conductivity) yang tinggi, atau

tahanan jenis (resistivity) yang rendah

Konduktivitas maupun resistivitas besarnya tergantung pada struktur internal


dari bahan penghantar tersebut.
Sifat-sifat lain yang harus dimiliki oleh konduktor :
-

daya hantar panas (thermal conductivity) atau sifat-sifat termis dan


sifat-sifat

mekanis

lain

seperti

kekuatan

tarik/tekan

atau

kemampuannya dalam menahan tegangan tarik dan sebagainya.


Tabel 1. Tahanan jenis beberapa bahan listrik
Nama bahan
Aluminium
Tembaga Lunak
Tembaga Keras
Emas
Besi Murni
Perak
Timah

Tahanan jenis pada 0o C

Tahanan jenis pada 20o C

( mm2/m)

( mm2/m)

0,026
0,01589
0,016
0,0222
0,0885
0,0151
0,105

0,0287
0,01742
0,0177
0,0236
0,0995
0,01629
0,115

I. Pengaruh perubahan temperatur terhadap nilai tahanan (resistansi).


a. Bahan Murni
1

Rt2 = Rt1 [1 + ( t 2 t1 ) ]
dimana:
Rt2

= tahanan dari bahan pada temperatur t2 ()

Rt1

= tahanan dari bahan pada temperatur t1 ()

t1

= temperatur permulaan yang rendah (oC)

t2

= temperatur yang lebih tinggi (oC)

= koefisien suhu tahanan pada masa konstan (/oC)

Untuk perhitungan yang lebih teliti, harga , bisa digunakan persamaan


berikut :
1 =

1
1
+ ( t 20 )

dimana:
= koefisien suhu tahanan pada temperatur standar 20o C
1 = koefisien suhu tahanan pada temperatur to C

a
a
0

R1

R0
0

f
d
f
y
x

T(0C)

Gambar 1. Pertambahan harga tahanan listrik sebagai fungsi dari


temperatur
b. Bahan campuran

Pertambahan harga/nilai tahanan listrik pada bahan campuran apabila


suhu dinaikkan adalah relatif kecil dan tidak teratur. Contohnya pada bahan
Eureka (konstantan), yaitu campuran 60% Cu dan 40% Ni), karena
pertambahan nilai resistansi yang kecil, maka sering diabaikan.
II. Efek Kulit (Skin Effect)
Skin Effect adalah gejala ketidaksama-rataan arus yang mengalir dalam
suatu pengantar yang dialiri arus bolak-balik. Hal ini disebabkan karena

adanya frekuensi pada arus yang mengalir tersebut.

1111

Gambar
2.

Kerapatan arus pada suatu penghantar dialiri arus AC


Arus bolak-balik (AC) yang mengalir pada penghantar, akan menimbulkan
fluksi ().
Fluksi ini akan menimbulkan induktansi diri (self inductance) dan akan
membangkitkan tegangan :
L=

d
di

dan

d
dt

Didapat :
1< 2 dan L1>L2, dari sini didapat hubungan; i akan sebanding dengan
sehingga :
3

i1<i2 dan

1< 2.

Menurut Maxwell dan Rayleight, perbandingan antara tahanan skin effect (Rs)
terhadap tahanan arus searah (R) adalah :
Rs
1 m2
= 1 +
R
12 4

1 m2

180 4

Sedangkan perbandingan antara reaktansi skin effect (As) terhadap reaktansi


arus searah (A) adalah :
As
1 m2

=1
A
24 4

12 m 2
+

4320 4

dimana :
m= 8

R f l 10 9
R

f = frekuensi (Hz)
l = panjang saluran (m)
Di dalam pemakaian praktisnya rumus-rumus di atas menjadi :
m = 0,3 f A

Sedangkan rumus Rs secara empiris adalah :


1/ 2

m2
1 +
+1

48

Rs =R

Rs = R
+ 0,26
2 2

, untuk m = 0 s/d 3

, untuk m diatas 3

Cara mengatasi Skin Effect :


Frekuensi kerja diturunkan

Diameter penghantar diperkecil atau menggunakan penghantar serabut

III. Jenis-jenis penampang bahan penghantar

Penampang bahan penghantar umumnya dibuat dalam berbagai bentuk.


Sesuai dengan tujuan penggunaannya. Berdasarkan bentuknya, bahan
penghantar dibedakan antara lain :

(a)

(b)

(c)

(d)

(e)

Gambar 3. Penampang bahan penghantar


(a) bulat
(b) segi empat tipis
(c) segi empat tebal
(d) kanal
(e) stranded (berlilit atau serabut)
Berdasarkan susunan kawat/penampang, dibedakan antara lain :
Kawat pejal

Kawat berongga

Kawat berlilit

Kawat

serabut
Berdasarkan susunan/struktur material :
Kawat/ bahan dari logam murni

Kawat/ bahan dari logam campuran (alloy)

Kawat/ bahan dari logam paduan

IV. Klasifikasi Bahan Konduktor


Menurut bentuknya/wujudnya, bahan konduktor dapat dibagi dalam 3 jenis,
yakni:
a. Bahan konduktor berbentuk padat
b. Bahan konduktor berbentuk cair
c. Bahan konduktor berbentuk gas
1. Tembaga (Cu)
Sifat-sifat elektris bahan tembaga dapat dilihat pada tabel 1.
Daya hantar panasnya 0,93 kal/cm sec oC.
Daya tahan tembaga terhadap korosi sangat besar.
Titik leburnya 1080 0C.
Kekuatan menahan gaya tarik/tekan cukup tinggi, yaitu sekitar 40-50
kgf/mm2
Tidak rapuh (artinya dapat dibengkokan tetapi tidak mudah putus/patah).
Penggunaan tembaga antara lain:

sebagai bahan penghantar pada inti kabel, kumparan-kumparan

trafo, generator dan motor, serta jaringan listrik karena bahan tembaga
mempunyai konduktifitas yang cukup tinggi.

sebagai alat/bahan pengukur temperatur (pada termokopel)


Tembaga keras (hard drawn copper), digunakan apabila

diperlukan untuk menahan tegangan tarik/tekan yang tinggi dan tahan


terhadap medan keras.

Tembaga lunak (analed copper), digunakan apabila dipentingkan

sifat lenturnya.

Dicampur dengan bahan lain (banyak kita jumpai di pasaran )


-

tahanan jenisnya akan turun,

supaya sifat-sifat mekanisnya dapat ditingkatkan sesuai


kebutuhan atau untuk keperluan tertentu.

2. Aluminium (Al)
Sifat elektris : lihat tabel 1.
Sifat-sifat fisik yang lain :

Daya hantar panasnya = 0,5 kal/cm sec oC

Daya tahan terhadap korosi lebih besar daripada tembaga.

Massa jenisnya 3 kali lebih kecil daripada masa jenis tembaga.

Aluminium tidak baik untuk dipatri, akan tetapi dapat dilas.

Titik leburnya 660o C

Sifat-sifat mekanis :

kekuatan menahan tegangan tarik/tekan lebih rendah daripada tembaga


yaitu 15-23 kgf/mm2 akan tetapi aluminium mudah dikerjakan,
dibengkokkan atau dipress.

Sehingga aluminium banyak dipakai antara lain :

Sebagai penutup pada transistor, karena mempunyai daya hantar panas

yang cukup tinggi.

Sebagai bahan pelindung pada bagian-bagian peralatan yang tidak

boleh terkena gelombang elektromagnetik, karena aluminium termasuk


bahan yang magnetis.

Sebagai bahan yang digunakan pada kumparan transformator arus,

rotor dsb. karena pengerjaannya mudah.


Karena kemampuan menahan tegangan tariknya tidak terlalu besar, maka bila
diperkuat atau dipadukan

dengan bahan/kawat baja (baja mempunyai

tegangan tarik 46 s/d 380 kgf/mm2) akan diperoleh kawat atau bahan yang
disebut dengan istilah ACSR (Aluminium Cable Stell Reinforce).

3. Bahan campuran
a. Kuningan (Brass)

Campuran antara tembaga (Cu) dan seng (Zn).

Warnanya kuning,

Tegangan tarik maksimum : 23 s/d 40 kgf/mm2

Harganya lebih murah dibandingkan dengan bahan tembaga murni

Mudah dikerjakan walaupun dalam keadaan dingin

Kurang cocok bila dipakai dalam udara terbuka

Titik leburya 900o C.

Kurang tepat dipakai sebagai konduktor karena konduktivitasnya


rendah, tetapi cocok dipergunakan sebagai media gelombang UHF
(microwave).

b. Perunggu (Bronze)

Campuran antara tembaga (Cu) dan timah (Sn).

Tahanan jenisnya lebih besar daripada bahan kuningan

Titik leburnya 10400 C, tegangan tariknya 20 s/d 40 kgf/mm2

Mempunyai daya tahan yang baik terhadap korosi.

Sebagai penghantar/konduktor biasanya dipakai untuk hantaranhantaran yang halus, misalnya untuk kawat telegraf, telepon, dan
sebagainya.

V. Bahan tahanan (resistor)


Bahan tahanan (resistor) adalah suatu bahan listrik yang dapat menyalurkan
arus listrik, akan tetapi mempunyai tahanan listrik (resistivitas) yang tinggi
atau konduktivitasnya rendah.
Contoh bahan tahanan adalah sebagai berikut:
1. Wolfram
Wolfram termasuk jenis logam yang sangat berat
Berwarna putih keabu-abuan
Mempunyai titik cair tertinggi diantara logam-logam padat
Sifat-sifatnya :

Sifat mekanis: tegangan tarik maksimum : 590.000 psi

Modulus elastisitas : 10.106 psi

Titik cair : 3.390o C

Titik didih : 5.930o C

Konduktivitas termis : 0,4 cal/cm sec oC

Koefisien muai panjang : 4,5x10-6

Sifat kimia : pada suhu 20000 C, 1001 gram wolfram murni dapat

bersenyawa dengan O2 membentuk WO2 dan WO3.

Sifat elektris : tahanan jenisnya mendekati linier terhadap perubahan

temperatur.

Magnetic susceptibility, Xm, : 6,8x10-5 (termasuk bahan magnetik)

Penggunaan wolfram :

sebagai filament lampu pijar, campuran bahan kontak, elektroda gas mulia,
dan bagian-bagian dari tabung elektroda.
2. Timbel/timah hitam (Pb)
Di pasaran banyak dijumpai sebagai timbel dan berupa lempengan 3x1,5 m
atau 10x2,5 m dengan tebal kira-kira 0,3-12 mm.
Sifat-sifatnya antara lain :
Sangat lunak dan mudah dikerjakan

Mempunyai berat jenis/ massa jenis yang tinggi

Titik leburnya rendah 300o C

Tahanan jenisnya 7%-nya tahanan jenis tembaga

Tegangan tariknya rendah


Penggunaannya antara lain sebagai elektroda akumulator, pembungkus kabel,
campuran solder, dan untuk bahan pembuat sekering.

VI. Thermistor

Thermistor berasal dari kata thermally sensitive resistor.

Thermistor adalah suatu jenis tahanan yang peka terhadap perubahan


temperatur atau memiliki harga koefisien suhu tahanan () yang tinggi

Ditemukan oleh Michael Faraday berdasarkan () negatif dari silver


sulfida pada tahun 1833.

(a)

(b)

Gambar 4. Simbol dari Thermistor

10

(a) Thermistor dengan pemanas langsung


(b) Thermistor dengan pemanas tidak langsung

Thermistor pada umumnya didasarkan pada a negative temperature coefisien


(NTC), atau ada pula yang berdasarkan pada a positive temperature
coefisien (PTC).
Penggunaannya :

Basic

Thermistor

Circuit

Measuring

Micro

Wave Meter

Gas Analyzer

Thermometer

Thermal

For Motor

Half

Bridge

Basic Four Arm

Bridge Type Thermometer

Control

Two

Thermistor

Protection

Pilot Or Flame Alarm

Thermometer

Voltage Regulation

Remote Control

Measurement

Audio

Anemometer

(Umeter)

Flow Meter

Audio Expander

Vacuum Gauge

Pilot Lamp Protection

Altimeter

Crystal

Rf Power Meter

Stabilization

Temperature

Compressor

Oscillator

11

VII. Corona
Gejala corona, yang dapat mengakibatkan gangguan pada komunikasi

radio (radio interference) dan daya hilang (power losses) corona.


Masalah isolasi pada kawat penghantar.
Masalah isolasi pada peralatan listrik.
Masalah keamanan terhadap manusia, hewan atau barang.
1. Proses terjadinya corona
Bila ada 2 kawat penghantar yang sejajar (berpenampang kecil bila
dibandingkan dengan jarak antara kedua kawat tersebut) diberi tegangan
listrik bolak-balik, maka corona dapat terjadi dan bila tegangan listrik tersebut
dinaikkan secara bertahap, maka corona pun akan naik secara bertahap.
a.

Secara visual

Pertama-tama kawat kelihatan bercahaya, mengeluarkan suara yang


mendesis (hissing) dan berbau ozon (O3). Warna cahaya tersebut makin lama
makin jelas kelihatan, cahaya semakin bertambah terang apabila tegangan
listriknya dinaikkan terus dan akhirnya akan terjadi busur api. Corona
mengeluarkan panas dengan terjadinya power losses dan hal ini dapat diukur
dengan Watt-meter.
Bila udara disekitar konduktor tersebut dalam keadaan lembab, maka
corona ini dapat menghasilkan asam nitrogin (Nitrous Acid), hal ini akan

12

mempengaruhi power losses, atau dengan perkataan lain kehilangan dayanya


lebih besar.
Apabila tegangan listriknya merupakan tegangan searah, pada kawat
positip pada jaringan, akan kelihatan dalam bentuk cahaya yang uniform
(seragam) pada seluruh kawat, sedangkan untuk kawat nolnya (ground),
corona hanya terjadi pada tempat-tempat tertentu saja (Spooty).
b.

Secara fisis

Corona terjadi karena adanya ionisasi dalam udara disekitar konduktor,


selain itu molekul udara disekitar penghantar/konduktor tersebut kehilangan
elektron. Dengan lepasnya elektron dan ionisasi ini dan disertai adanya medan
listrik, maka elektron -elektron bebas tersebut akan mengalami gaya, sehingga
gerakannya dipercepat. Akibatnya elektron ini akan mengalami tabrakan
dengan molekul lain sehingga akan menimbulkan ion-ion dan elektron
-elektron baru.
Proses ini berjalan terus-menerus, sehingga jumlah ion dan elektron
bebas menjadi berlipat ganda (bila gradien potensialnya cukup besar). Ionisasi
udara dapat mengakibatkan redistribusi tegangan dan bila redistribusi ini
besarnya sedemikian rupa sehingga gradien udara (tegangan listrik) diantara
dua kawat lebih besar daripada gradien udara normal, maka akan terjadi
loncatan bunga api.
Bila hanya sebagian saja dari udara antara dua kawat yang terionisasikan,
maka corona merupakan sampul yang mengelilingi kawat tersebut. Gradien
tegangan listrik seragam yang dapat menimbulkan ionisasi kumulatif di udara
normal (25oC, 760 mmHg) adalah 30 kV/cm.

13

2. Kerugian daya corona


Kerugian daya corona menurut PEEK dinyatakan sebagai berikut:
Pk =

244

(f

+ 25 )V

r
(V Vd ) 210 5
D

kWatt/km

dimana:
=

0,392 b
273 + T

f = frekuensi (Hz)

D = jarak antar kawat (cm)

r = jari-jari kawat (cm)

V = tegangan fasa (kV rms)


Vd= tegangan distribusi kritis (kV
rms)

Rumus di atas berlaku untuk satu konduktor saja. Penerapan secara


praktisnya, umumnya digunakan rumus sebagai berikut:
Vd = 21,1.m0 .r. ln

D
r

dimana :
mo = factor tak tentu (irregular factor)
= 1,00 untuk konduktor yang permukaannya halus
= 0,93-0,98 untuk penghantar kasar
= 0,83-0,87 untuk kawat berlilit 7
14

= 0,80-0,85 untuk kawat berlilit 15, 37 dan 61


Untuk mengurangi masalah corona, maka perlu diperhitungkan masalah:
Jari-jari konduktor
Perbandingan antara jarak konduktor dengan jari-jari konduktor

Faktor permukaan

15

Anda mungkin juga menyukai