Anda di halaman 1dari 5

KLASIFIKASI TANIN

Tanin
Tanin merupakan zat organik yang sangat kompleks dan terdiri dari senyawa
fenolik. Istilah tanin pertama sekali diaplikasikan pada tahun 1796 oleh Seguil. Tanin terdiri
dari sekelompok zat zat kompleks terdapat secara meluas dalam dunia tumbuh
tumbuhan, antara lain terdapat pada bagian kulit kayu, batang, daun dan buah buahan.
Ada beberapa jenis tumbuh tumbuhan atau tanaman yang dapat menghasilkan tanin,
antara lain : tanaman pinang, tanaman akasia, gabus, bakau, pinus dan gambir. Tanin juga
yang dihasilkan dari tumbuh tumbuhan mempunyai ukuran partikel dengan range besar.
Tanin ini disebut juga asam tanat, galotanin atau asam galotanat.

Kegunaan Tanin
1. Sebagai pelindung pada tumbuhan pada saat

massa pertumbuhan bagian tertentu

pada tanaman .
2.

Sebagai anti hama bagi tanaman shingga mencegah serangga dan fungi 3.

Digunakan dalam proses metabolisme pada bagian tertentu tanaman.


4. Pada industri farmasi tanin digunakan sebagai anti septik pada jaringan luka, misalnya
luka bakar yaitu dengan cara mengendapkan protein. Selain itu tanin juga digunakan
untuk campuran obat cacing dan anti kanker.
5. Pada industri kulit tanin banyak dipergunakan karena kemampuannya mengikat
bermacam

macam

protein

sehinggga

dapat

mencegah

kulit

dari proses

pembusukkan.
6.

Tanin juga dipergunakan pada industri pembuatan tinta dan cat karena dapat
memberikan warna biru tua atau hijau kehitam hitaman dengan kombinasi kombinasi
tertentu.

7.

Tanin

dapat

berperan

sebagai

antidotum

mengeluarkan asam tamak yang tidak terlarut

(keracunan

alkaloid)

dengan

cara

8. Pada industri minuman tanin juga digunakan untuk pengendapan serat serat organik
pada minuman anggur atau bir.
Spesifikasi Produk
Tanin juga dinamakan asam tanat dan asam galotanat, ada yang tidak berwarna tetapi
ada juga yang berwarna kuning atau cokelat. Berikut adalah sifat sifat dari tanin :
1. Memiliki rumus molekul C76H52O46 2.
Memiliki berat molekul 1701.22
3. Tanin dapat diidentifikasi dengan kromatografi
o
4. Merupakan padatan berwarna kuning atau kecoklatan 5. Memiliki titik leleh 305 C
o
6. Memiliki titik didih 1271 C
7. Merupakan senyawa yang sukar dipisahkan
o
8. Kelarutan dalam etanol 0,82gr dalam 1 ml (70 C) 9.
o
Kelarutan dalam air 0,656 gr dalam 1ml (70 C)
Produk yang dijual dibagi menjadi beberapa kuantitas/ukuran, seperti yang
terlihat pada table 2.1.
Pinang
Nama latin dari tanaman pinang adalah Areca catechu Linn, dalam bahasa India,
pinang dinamakan supari dan pan-supari untuk sirih pinang, tetapi dalam bahasa
Malaya dinamakan adakka atau adekku, di Sri Langka dikenal nama puva, di Thailand
dinamakan makdan masyrakat Cina mengenal dengan nama nama pin lang. Tanaman
pinang merupakan tumbuhan tropis maupun sub tropis, ditanam untuk mendapatkan buahnya
dan karena keindahannya, digunakan seb gai tanaman hias
Pinang umumnya ditanam di pekarangan, di taman-taman atau dibudidayakan,
kadang tumbuh liar di tepi sungai dan tempat-tempat lain, dapat ditemukan dari 1-1.400
m dpl. Pohon berbatang langsing, tumbuh tegak, tinggi 10-30 m, diameter 15-20 cm, tidak
bercabang dengan bekas daun yang lepas. Daun majemuk menyirip tumbuh berkumpul di
ujung batang membentuk roset batang. Pelepah daun berbentuk tabung, panjang 80 cm,
tangkai daun pendek. Panjang helaian daun 1-1,8 m, anak daun mempunyai panjang 85
cm, lebar 5 cm, dengan ujung sobek dan bergigi. Kepala bunga dengan panjang yang
mudah rontok, keluar dari bawah roset daun, panjang sekitar 75 cm, dengan tangkai
pendek bercabang rangkap. Ada 1 bunga betina pada pangkal, di atasnya banyak bunga
jantan tersusun dalam 2. Bunga jantan panjang 4 mm, putih kuning, benang sari 6. Bunga

betina panjang sekitar 1,5 cm, hijau. Buahnya


bulat telur

memanjang, panjang 3,5-7 cm, dinding buah berserabut, bila masak

warnanya merah orange. Biji satu, bentuknya seperti kerucut pendek dengan ujung
membulat, pangkal agak datar dengan suatu lekukan dangkal, panjang 15-30 mm,
permukaan luar berwarna kecoklatan sampai coklat kemerahan, agak berlekuk-lekuk
menyerupai jala dengan warna yang lebih muda, perbanyakan dengan biji.
Klasifikasi Pinang
Pinang berdasarkan bentuk biji dan ciri ciri khas lainnya dapat dibagi atas dua
golongan:
a. Pinang Putih
Jenis ini dianggap paling baik karna jika dimakan atau dikunyah mengeluarkan aroma
seperti nasi yang baru dimasak. Buah pinang ini mempunyai warna kuning sampai
kuning jingga dan besarnya seperti telur itik. Jenis Banyak dijumpai di daerah
Kabupaten Deli Serdang dan Simalungun.
b. Pinang Hitam
Buah pinang ini mempunyai ukuran lebih kecil dari pinang putih dan selalu
dipetik ketika masih hijau. Jenis ini banyak terdapat didaerah kabupaten
Labuhan Batu dan Nanggro Aceh Darussalam. Biji pinang ini banyak diekspor ke
Cina dan India (Tampubolon,1982).
Luas perkebunan

rakyat

untuk

tanaman

pinang

di

Indonesia

menunjang

kegiatan eksport, data luas perkebunan dapat dilihat pada table 2.3
Di Indonesia buah pinang selain ekspor, digunakan juga untuk ramuan sirih,
Ekstraksi Dengan Pelarut Air
Senyawa tanin dapat dipisahkan dari senyawa senyawa kimia yang terdapat dalam
buah pinang melalui proses ekstraksi. Proses ekstraksi dapat dilakukan dengan
o
menggunakan pelarut air dengan kondisi suhu 70 sampai 80 C.Proses ektraksi tanin buah
pinang dengan pelarut air pernah dilakukan dengan waktu proses ekstraksi 5-8 jam
diperoleh kadar tanin 15% dengan angka kelarutan pada air yaitu 0,656 gr/ml. Untuk
pelarut air tanin yang dihasilkan relative mudah berjamur karena adanya kandungan air
yang cukup tinggi dalam produk.
Ekstraksi Dengan Pelarut Etanol
Senyawa tanin dapat dipisahkan dari senyawa senyawa kimia yang terdapat dalam
buah pinang melalui proses ekstraksi. Proses ekstraksi dapat dilakukan dengan

o
menggunakan pelarut etanol 96% dengan kondisi suhu 70 sampai 80 C. Proses
ektraksi tanin buah pinang dengan pelarut etanol 96% pernah dilakukan dengan waktu proses
ekstraksi 5-8 jam diperoleh kadar tanin 20-27%.
Proses ekstraksi tanin dari bij pinang juga telah dilakukan oleh Tampubolon,
dengan menggunakan pelarut air dan etanol 96%. Data yang diperoleh untuk pelarut etanol
96% diperoleh kadar tanin 26,6% dengan suhu divariasikan dari 40,50, dan 60
o

Cdan waktu yang diperlukan juga divariasikan. Sedangkan untuk pelarut air tanin yang

dihasilkan relative mudah berjamur karena adanya kandungan air yang cukup tinggi
dalam produk. Ukuran buah pinang mempengaruhi kadar tanin buah pinang, makin besar
buah pinang makin tinggi kadar ekstrak dan tanin.
Hasil

penelitian

mengungkapkan

cara

ekstraksi

tanin

dari

buah

pinang

menggunakan etanol menghasilkan kadar tanin yang lebih tinggi dari cara ekstraksi
menggunakan air.

TANIN SIFAT-SIFAT DAN KEGUNAANNYA


Tanin adalah senyawa fenol yang memiliki berat molekul 500-3000 daltons (Da).
Tanin diklasifikasi atas dua kelompok atas dasar tipe struktur dan aktivitasnya terhadap
senyawa hidrolitik,yaitutanin terkondensasi (condensed tannin) dan tanin yang dapat
dihidrolisis (hyrolyzable tannin) (Hagerman, 2002).
Tanin hidrolisis adalah tanin pada pemanasan dengan asam klorida atau asam sulfat
menghasilkan asam galat atau asam elagat. Tanin terkondensasi adalah tanin pada pemanasan
dengan asam klorida menghasilkan phlobaphenes seperti phloroglucinol (Browning, 1966).
Kulit kayu Rhizophora apiculata yang diekstrak dengan air panas mengandung 2040% tannin mentah yang terdiri dari 10-25 % tannin terhidrolisis dan 10-15 % tannin
terkondensasi. Kedua jenis tanin ini mampu bertindak balas dengan ion ferrik menghasilkan
komplek ferrik-tannat yang stabil ( Noordin, 2001).
Tanin dapat dijumpai pada hampir semua jenis tumbuhan, baik tumbuhan tingkat
tinggi maupun tingkat rendah dengan kadar dan kualitas yang berbeda-beda. Sumber tanin
antara lain diperoleh dari jenis bakau-bakauan atau jenis-jenis dari tumbuhan seperti akasia
(Acacia sp), ekaliptus (Eucalyptus sp), pinus (Pinus sp) dan sebagainya. Tanin selama ini
banyak digunakan sebagai bahan perekat tipe eksterior, yang terutama terdapat pada bagian
kulit kayu. Tanin memiliki sifat antara lain dapat larut dalam air atau alkohol karena tanin

banyak mengandung fenol yang memiliki gugus OH, dapat mengikat logam berat, serta
adanya zat yang bersifat anti rayap dan jamur (Carter et al., 1978).
SIFAT-SIFAT DAN KEGUNAAN
Menurut (Browning, 1966) tanin memiliki beberapa sifat yaitu sebagai berikut:
1.

Dalam air membentuk larutan koloidal yang bereaksi asam dan sepat .

2.

Mengendapkan larutan gelatin dan larutan alkaloid.

3.

Tidak dapat mengkristal.

4.

Larutan alkali mampu mengoksidasi oksigen.

5.

Mengendapkan protein dari larutannya dan bersenyawa dengan protein tersebut sehingga
tidak dipengaruhi oleh enzim protiolitik.
Tanin memiliki beberapa kegunaan ( Nadjeeb, 2009 ) diantara lain yaitu:

1.

Sebagai pelindung pada tumbuhan pada saat masa pertumbuhan bagian tertentu pada
tanaman, misalnya buah yang belum matang, pada saat matang taninya hilang.

2.

Sebagai anti hama bagi tanaman sehingga mencegah serangga dan fungi.

3.

Digunakan dalam proses metabolisme pada bagian tertentu tanaman.

4.

Efek terapinya sebagai adstrigensia pada jaringan hidup misalnya pada gastrointestinal dan
pada kulit.

5.

Efek terapi yang lain sebagai anti septic pada jaringan luka, misalnya luka bakar, dengan
cara mengendapkan protein.

6.

Sebagai pengawet dan penyamak kulit.

7.

Reagensia di Laboratorium untuk deteksi gelatin, protein dan alkaloid.


8. Sebagai antidotum (keracunan alkaloid) dengan cara mengeluarkan asam tamak yang
tidak larut.

Anda mungkin juga menyukai