Potensi perikanan tangkap Indonesia cukuplah besar, namun belum tereksploitasi secara optimal. Hal tersebut diakibatkan rendahnya penggunaan teknologi yang memudahkan dalam penangkapan oleh nelayan tangkap. Upaya memperoleh hasil tangkap yang lebih besar dapat menggunakan teknologi akustik seperti echosounder untuk mengetahui letak dari fish schooling. Teknologi akustik bawah air merupakan metode yang sangat efektif untuk kegiatan eksplorasi dan eksploitasi sumberdaya perikanan. Teknologi ini memiliki keunggulan yang dapat digunakan untuk mendeteksi sumberdaya hayati laut termasuk pendugaan densitas dan keberadaan ikan secara langsung, relatif lebih akurat, cepat dan tidak merusak lingkungan. Acoustic System mulai dikenal dan populer dengan istilah SONAR (Sound Navigation And Ranging). Pada dekade 70-an barulah secara intensif diterapkan dalam pendeteksian dan pendugaan stok ikan, yakni dengan dikembangkannya analog echo integrator dan echo counter. Kemudian setelah diketemukan Digital Echo Integrator, Dual Beam Acoustic System, Split Beam Acoustic System, Quasi Ideal Beam System dan aneka Echo Processor canggih lainnya. Dalam memudahkan dalam proses pendeteksian sumberdaya kelautan, teknologi hidroakustik digunakan. Teknologi hidroakustik sebagai instrumen alat bantu penangkapan ikan untuk peningkatan produktivitas unit penangkapan dan pendapatan nelayan. Metode ini menggunakan sistem pemancar yang memancarkan sinyal akustik secara vertikal disebut Echosounder, sedangkan yang memancarkan sinyal akustik secara horizontal disebut sonar. Penggunaan Echosounder disebut dengan echosounding. Echosounding adalah teknik untuk mengukur kedalaman air dengan memancarkan pulsa-pulsa yang teratur dari permukaan air dan kemudian pantulan gema (echo) yang datang dari dasar laut tersebut didengar kembali.
I.2 Tujuan
Mendeskripsikan ukuran ikan berdasarkan data target strength.
I.3 Manfaat
Kita dapat mendeskripsikan ukuran ikan berdasarkan data target strength.