Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengembangan karier bidan merupakan kondisi yang menunjukkan adanya
peningkatan jenjang jabatan dan jenjang pangkat bagi seorang pegawai pada suatu
organisasi dalam jalur karier yang telah ditetapkan dalam organisasi.
Pengembangan karier bidan meliputi karier fungsional dan karier struktur.
Pada saat ini pengembangan karier bidan secara fungsional telah disiapkan dengan
jabatan fungsional bagi bidan, serta melalui pendidikan berkelanjutan baik secara
formal maupun non formal yang hasil akhirnya akan meningkatkan kemampuan
professional bidan dalam melaksanakan fungsinya.
Fungsi bidan nantinya sebagai pelaksana (pendidik, peneliti, bidan coordinator
dan bidan penyedia). Sedangkan karier bidan dalam jabatan structural tergantung
dimana bidan bertugas apakah di Rumah sakit, puskesmas, bidan di desa, atau
instansi swasta.
Karier tersebut dapat dicapai oleh bidan di tiap tatanan pelayanan kebidanan/
kesehatan sesuai dengan tingkat kemampuan, kesempatan, dan kebijakan yang
ada.
B.

Rumusan Masalah
Apa yang menjadi prinsip dari pengembangan karier bidan.
Bagaimana proses pendidikan berkelanjutan bidan.
Apa yang dimaksud dengan job fungsional.
Bagaimana Peran, fungsi, dan tanggung jawab dalam pengembangan karir
bidan.

C. Tujuan
Untuk lebih mengetahui, mempelajari, dan memahami prinsip yang
mempengaruhi dalam proses pengembangan bidan.

BAB II
PEMBAHASAN
PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN KARIR BIDAN
Pengembangan karir bidan adalah perjalanan pekerjaan seseorang dalam
organisasi sejak diterima dan berakhir pada saat tidak lagi bekerja diorganisasi
tersebut dan prinsip pengembangan karir bidan merupakan kondisi yang
menunjukan adanya peningkatan jenjang jabatan dan pangkat bagi seorang
pegawai negeri pada suatu organisasi dalam jalur karir yang telah di tetapkan
dalam organisasinya.
Berikut beberapa yang menjadi prinsip pengembangan bidan :
A. Pendidikan Berkelanjutan
Pengertian Pendidikan Berkelanjutan
Pendidikan

Berkelanjutan

adalah

Suatu

usaha

untuk

meningkatkan

kemampuan teknis, hubungan antar manusia dan moral bidan sesuai dengan
kebutuhan pekerjaan / pelayanan dan standar yang telah ditentukan oleh konsil
melalui pendidikan formal dan non formal. Dalam mengantisipasi tingkat
kebutuhan masyarakat yang semakin bermutu terhadap pelayanan kebidanan,
perubahan perubahan yang cepat dalam pemerintahan maupun dalam
masyarakat dan perkembangan IPTEK serta persaingan yang ketat di era global
ini diperlukan tenaga kesehatan khususnya tenaga bidan yang berkualitas baik
tingkat pengetahuan, ketrampilan dan sikap profesionalisme.
Pengembangan

pendidikan

kebidanan

seyogyanya

dirancang

secara

berkesinambungan, berjenjang dan berlanjut sesuai dengan prinsip belajar seumur


hidup bagi bidan yang mengabdi ditengah tengah masyarakat. Pendidikan yang
berkelanjutan ini bertujuan untuk mempertahankan profesionalisme bidan baik
melalui pendidikan formal, maupun pendidikan non formal.
Visi dan Misi
1. Visi Pendidikan Berkelanjutan

Visi Pendidikan Berkelanjutan adalah pada tahun 2010 seluruh bidan telah
menerapkan pelayanan yang sesuai standart praktik bidan internasional dan dasar
pendidikan minimal Diploma III kebidanan.
2.

Misi Pendidikan Berkelanjutan

Misi pendidikan berkelanjutan, mencakup:


a. Mengembangkan pendidikan berkelanjutan berbentuk sistem.
b. Membentuk unit pendidikan bidan di tingkat pusat, provinsi, daerah,
kabupaten, dan cabang.
c. Membentuk tim pelaksana pendidikan berkelanjutan.
d. Mengadakan jaringan dan bekerjasama dengan pihak terkait.
Tujuan dan Sasaran
1. Tujuan Pendidikan Berkelanjutan
Tujuan pendidikan berkelanjutan kebidanan yaitu:
a. Pemenuhan standart
Organisasi profesi bidan telah menentukan standart kemampuan bidan
yang harus dikuasai melalui pendidikan berkelanjutan. Bidan yang telah lulus
program pendidikan kebidanan tersebut wajib melakukan registrasi pada
organisasi profesi bidan untuk mendapatkan izin memberi pelayanan
kebidanan kapada pasien.
b. Meningkatkan produktivitas kerja
Bidan akan dipacu untuk terus meningkatkan jenjang pendidikan mereka
sehingga pengetahuan dan keterampilan (technical skill) bidan akan lebih
berkualitas. Hal ini akan meningkatkan produktivitas kerja bidan dalam
memberi pelayanan pada klien.
c. Efisiensi
Pendidikan bidan yang berkelanjutan akan melahirkan bidan yang
kompeten dibidangnya sehingga meningkatkan efisiensi kerja bidan dalam
memeberi pelayanan yang terbaik bagi klien.
d. Meningkatkan kualitas pelayanan
Pendidikan bidan yang berkelanjutan akan memicu daya saing di kalangan
profesi kebidanan agar terus meningkatkan kulitasnya dalam memberi
pelayanan kepada klien. Pelayanan kebidanan yang berkualitas akan menarik
konsumen.

e. Meningkatkan moral
Melalui pendidikan bidan yang berkelanjutan tidak hanya pengetahuan dan
keterampilan bidan dalam memberi pelayanan yang menjadi perhatian, tetapi
moralitas dan etika seorang bidan juga ditingkatkan untuk menjamin kualitas
bidan yang profesional.
f. Meningkatkan karier
Peluang peningkatan karier akan semakin besar seiring peningkatan
kualitas pelayanan, performa dan prestasi kerja. Semua ini ditunjang oleh
pendidikan bidan yang berkualitas.
g. Meningkatkan kemampuan konseptual
Kemampuan intelektual dan konseptual bidan dalam menangani kasus
pasien akan terasah sehingga bidan dapat memberi asuhan kebidanan dengan
tepat.
h. Meningkatkan keterampilan kepemimpinan (leadership skill)
Bidan akan memiliki kemampuan kepemimpinan yang baik sebagai
seorang manajer, bidan dibekali keterampilan untuk dapat berhubungan
dengan orang lain (human relation) dan bekerjasama dengan sejawat serta
multidisiplin lainnya guna memberi pelayanan yang berkualitas bagi klien.
i. Imbalan (Kompensasi)
Asuhan bidan yang berkualitas akan menarik konsumen dan meningkatkan
penghargaan atas pelayanan yang diberikan.
j. Meningkatkan kepuasan konsumen
Kepuasan konsumen akan meningkat seiring dengan peningkatan kualitas
pelayanan kebidanan.
2. Sasaran dalam pendidikan Berkelanjutan
a) Bidan praktik swasta
b) Bidan berstatus pegawai negeri
c) Tenakes lainnya
d) Kader kesehatan
e) Dukun beranak
f) Masyarakat umum

Jenis dan Karakteristik Pendidikan Berkelanjutan


1. Jenis Pendidikan Berkelanjutan
a. Pendidikan Formal
Pendidikan Formal dirancang dan diselenggarakan oleh pemerintah dan
swasta dengan dukungan IBI adalah Program D III dan D IV Kebidanan.
Pemerintah juga menyediakan dana bagi bidan (disektor pemerintah) untuk
tugas belajar ke luar negeri. IBI juga mengupayakan adanya badan-badan
swasta dalam dan luar negeri untuk program jangka pendek dan kerjasama
dengan Universitas di dalam negeri.
b. Non Formal
Pendidikan Non Formal telah dilaksanakan melalui program pelatihan,
magang, seminar atau lokakarya dan program non formal lainnya yang
merupakan

kerjasama

antara

IBI

dan

lembaga

Internasional

yang

dilaksanakan di berbagai propinsi. IBI juga telah mengembangkan suatu


program mentorship dimana bidan senior membimbing bidan junior dalam
konteks profesionalisme kebidanan.
Skema pola pengembangan pendidikan kebidanan
2.

Karakteristik

Pendidikan

Berkelanjutan
Pendidikan
berkelanjutan bidan
sebagai
sistem

memiliki karakteristik

sebagai berikut :
a. Komprehensif
Sistem pendidikan berkelanjutan harus dapat mencakup seluruh anggota
profesi bidan.
b. Berdasarkan analisis kebutuhan

Sistem pendidikan

berkelanjutan

menyelenggarakan

pendidikan

yang

berhubungan dengan tugas (job related) dan relevan dengan kebutuhan


masyarakat terhadap pelayanan kesehatan.
c. Berkelanjutan
Sistem pendidikan

berkelanjutan

menyelenggarakan

pendidikan

yang

berkesinambungan dan berkembang.


d. Terkoordinasi secara internal
Sistem pendidikan berkelanjutan bekerjasama dengan institusi pendidikan
dalam memanfaaatkan berbagai sumber daya dan mengelola berbagai program
pendidikan berkelanjutan.
e. Berkaitan dengan sistem lainnya
Sistem pendidikan berkelanjutan memiliki tiga (3) aspek subsistem yang
merupakan bagian dari sistem-sistem yang lain di luar sistem pendidikan yang
berkelanjutan. Ketiga aspek tersebut adalah :
Perencanaan tenaga kesehatan (health manpower planning).
Produksi tenaga kesehatan (health manpower production).
Manajemen tenaga kesehatan (health manpower management).
B. Job Fungsional
Job fungsional (jabatan fungsional) merupakan kedudukan yang menunjukkan
tugas, kewajiban, hak serta wewenang pegawai negeri sipil yang dalam
melaksanakan tugasnya diperlukan keahlian tertentu serta kenaikan pangkatnya
menggunakan angka kredit. Jenis jabatan fungsional dibidang kesehatan:
Dokter
Bidan
Sanitarian
Dokter gigi
Apoteker
Perawat gigi
Perawat
Epidemiolog
Nutrisioni

Jabatan dapat ditinjau dari dua aspek, yaitu jabatan structural dan

jabatan fungsional.

Jabatan structural : jabatan yang secara jelas tertera dalam struktur dan

diatur berjenjang dalam suatu organisasi.


Jabatan fungsional : jabatan yang ditinjau serta dihargai dari aspek
fungsinya yang vital dalam kehidupan masyarakat dan negara.

Selain fungsi dan perannya yang vital dalam kehidupan

masyarakat, jabatan fungsional juga berorientasi kualitatif. Seseorang yang


memiliki jabatan fungsional berhak untuk mendapatkan tunjangan
fungsional. Dalam konteks ini, dapat dilihat bahwa jabatan bidan
merupakan jabatan fungsional profesional sehingga berhak mendapat
tunjangan fungsional.

C. Prinsip pengembangan karir bidan dikaitkan dengan peran, fungsi


dan tanggung jawab bidan.

Dalam melaksanakan profesinya bidan mempunyai peran dan

fungsi sebagai pelaksana, pengelola, pendidik,dan peneliti.


1. Pelaksana

Sebagai pelaksana, bidan memiliki tiga kategori tugas, yaitu tugas

mandiri, kolaborasi dan ketergantungan.


a. Tugas Mandiri

Tugas mandiri bidan, yaitu:

1) Menetapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidananyang


diberikan.
2) Memberikan pelayanan dasar pranikah pada anak remaja dan wanita
dengan melibatkan mereka sebagai klien.
3) Memberikan asuhan kebidanan kepada klien selama kehamilan normal.
4) Memberikan asuhan kebidanan kepada klien dalam masa persalinan
dengan melibatkan klien atau keluarga.
5) Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir.
6) Memberikan asuhan kebidanan pada klien dalam masa nifas dengan
melibatkan klien atau keluarga.
7) Memberikan asuhan kebidanan pada wanita usia subur yang membutuhkan
pelayanan keluarga berencana.

8) Memberikan asuhan kebidanan kepada wanita dengan gangguan sistem


reproduksi dan wanita dalam masa klimakterium serta menopouse.
9) Memberikan asuhan kebidanan kepada bayi dan balita dengan melibatkan
keluarga.

b. Tugas Kolaborasi

Tugas-tugas kolaborasi (kerja sama) bidan, yaitu :

1) Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai


fungsi kolaborasi dengan melibatkan klien atau keluarga.
2) Memberikan asuhan kebidanan kepada ibu hamil dengan resiko tinggi dan
pertolongan pertamam pada kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan
kolaborasi.
3) Memberikan asuhan kebidanan kepada ibu dalam masa persalinan dengan
resiko

tinggi

serta

keadaan

kegawatdaruratan

yang

memerlukan

pertolongan pertama dengan tindakan kolaborasi dengan melibatkan klien


atau keluarga.
4) Memberikan asuhan kebidanan kepada ibu dalam masa nifas dengan
resiko tinggi serta pertolongan pertama dalam keadaan kegawatdaruratan
yang memerlukan tindakan kolaborasi bersama klien dan keluarga.
5) Memberikan asuhan kebidanan kepada bayi baru lahir dengan resiko
tinggi serta pertolongan pertama dalam keadaan kegawatdaruratan yang
memerlukan tindakan kolaborasi bersama klien dan keluarga.
6) Memberikan asuhan kebidanan kepada balita dengan resiko tinggi serta
pertolongan pertama dalam keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan
tindakan kolaborasi bersama klien dan keluarga.

c. Tugas Ketergantungan

Tugas ketergantungan yaitu :

1) Menetapkan manajemen kebidanan kepada setiap asuhan kebidanan sesuai


dengan fungsi keterlibatan klien dengan keluarga.
2) Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada kasus
kehamilan dengan resiko tinggi serta kegawatdaruratan.
3) Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada masa
persalinan dengan penyulit tertentu dengan melibatkan klien atau keluarga.

4) Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada ibu


masa nifas yang disertai penyulit tertentu dan kegawatdaruratan dengan
melibatkan klien dan keluarga.
5) Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan kelainan
tertentu dan kegawatdaruratan yang memerlukan konsultasi dan rujukan
dengan melibatkan keluarga.
6) Memberikan asuhan kebidanan pada anak balita dengan kelainan tertentu
dan kegawatdaruratan yang memerlukan konsultasi dan rujukan dengan
melibatkan klien atau keluarga.

2. Pengelola

Sebagai pengelola bidan memiliki dua tugas, yaitu tugas

pengembangan pelayanan dasar kesehatan dan tugas partisipasi dalam tim.


a. Bidan bertugas mengembangkan pelayanan dasar kesehatan, terutama
pelayanan kebidanan untuk individu, keluarga, kelompok khusus dan
masyarakat di wilayah kerja dengan melibatkan masyarakat atau klien.
b. Bidan berpartisipasi dalam tim untuk melaksanakan program kesehatan
dan sektor lain di wilayah kerjanya melalui peningkatan kemampuan
dukun bayi, kader kesehatan, serta tenaga kesehatan lain yang berada di
bawah bimbingan dalam wilayah kerjanya.

3. Pendidik

Sebagai pendidik bidan memiliki dua tugas, yaitu sebagai pendidik

dan penyuluh keehatan bagi klien serta pelatih dan pembimbing kader.
a. Bidan memberi pendidikan dan penyuluhan kesehatan kepada klien
(individu, keluarga, kelompok, serta masyarakat) tentang penanggulangan
masalah kesehatan, khususnya yang berhubungan dengan kesehatan ibu,
anak dan keluarga berencana.
b. melatih dan membimbing kader, peserta didik kebidanan dan keperawatan
serta membina dukun di wilayah atau tempat kerjanya.

4. Peneliti atau Investigator

Bidan melakukan investigasi atau penelitian terapan dalam bidang

kesehatan baik secara mandiri maupun berkelompok.


dalam

Sebagai tenaga yang profesional, bidan memiliki tanggung jawab


melaksanakan

tugasnya.

Seorang

bidan

harus

dapat

mempertahankan tanggung jawabnya bila terjadi gugatan terhadap


tindakan yang dilakukannya.
a. Tanggung Jawab Terhadap Peraturan

Tugas dan kewenangan bidan serta ketentuan yang berkaitan

dengan kegiatan praktik bidan diatur di dalam peraturan atau keputusan

Menteri Kesehatan.
Kegiatan praktik bidan dikontrak oleh peraturan tersebut. Bidan harus
dapatmempertanggungjawabkan tugas dan kegiatan yang dilakukannya
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

b. Tanggung Jawab Terhadap Pengembangan Kompetensi

Setiap bidan memiliki tanggung jawab memelihara kemampuan

profesionalnya. Oleh karena itu, bidan harus slalu meningkatkan


pengetahuan dan keterampilannya dengan mengikuti pelatihan, pendidikan
berkelanjutan, seminar serta pertemuan ilmiah lainnya.
c. Tanggung Jawab Terhadap Dokumentasi

Setiap bidan diharuskan mendokumentasikan setiap tinadakan yang

diberikan kepada klien sebagai bahan laporan kepada atasan dan dapat
dipertanggung jawabkan bila terjadi gugatan.
d. Tanggung Jawab Terhadap Keluarga yang Dilayani

Tanggung jawab bidan tidak hanya pada KIA, tetapi juga

menyangkut kesehatan keluarga. Bidan harus dapat mengidentifikasi


masalah dan kebutuhan keluarga serta pelayanan yang tepat. Pelayanan
kesehatan keluarga merupakan kondisi yang diperlukan ibu untuk rasa
aman, kepuasan dan kebahagiaan selama masa kehamilan. Sehingga bidan
harus mengerahkan kemampuan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan
perilakunya dalam memberikan pelayanan kesehatan keluarga.
e. Tanggung Jawab Terhadap Profesi

Bidan harus ikut serta dalam kegiatan organisasi kebidanan. Untuk

mengembangkan kemampuan profesinya, bidan harus mencari informasi


mengenai perkembangan ilmu kebidanan.

f. Tanggung Jawab Terhadap Masyarakat

Bidan merupakan anggota masyarakat yang turut bertanggung

jawab dalam memecahkan masalah kesehatan masyarakat baik secara


mandiri maupun bersama tenaga kesehatan lain.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Prinsip pengembangan karier bidan dipengaruhi oleh beberapa hal
yakni pendidikan berkelanjutan,jabatan fungsional.sebagai pelayan
masyarakat kita harus memperhatikan perkembangan apa yang terjadi di
masyarakat.karena Pengembangan karir bidan secara fungsional telah
disiapkan dengan jabatan fungsional bagi bidan,serta melaluis pendidikan
berkelanjutan baik secara formal maupun non formal yang hasil akhirnya
akan meningkatkan kemampuan profesional bidan dalam melaksanakan
fungsinya. Job fungsional seorang bidan berorientasi pada kualitas dan
tingkat jenjang pendidikan berkelanjutan.
B. SARAN

Seorang bidan sebaiknya terus berusaha untuk


mengembangkan karir agar kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan
semakin baik. Pengembangan karir bidan ada beberapa jalur yang masingmasing mempunyai cara dan aturan-aturan yang berbeda. Seorang bidan
akan mendapatkan suatu pengakuan dari lembaga yang membinanya
dalam mengembangkan karirnya dan harus mengikuti perkembangan
IPTEK dan menambah ilmu pengetahuannya melalui pendidikan formal
atau non formal.

DAFTAR PUSTAKA

Ahriani, Eka, Nini.2015.Pengembangan Karir Bidan.

Soepardan, suryani.2008.Konsep Kebidanan.Jakarta:EGC


Hidayat,Asri,Mufdillah.2008.Catatan Kuliah Konsep Kebidanan Plus
Materi Bidan Delima.Yogyakarta:Mitra Cendekia Press
http://kti-akbid.blogspot.co.id/2011/03/makalah-prinsip-perkembangankarir.html
http://6tyawibowo.blogspot.co.id/2010/07/prinsip-pengembangan-karirbidan.html

Anda mungkin juga menyukai