Anda di halaman 1dari 26

makalah perubahan anatomi dan fisiolog ibu hamil meliputi BB dan IMT, darah

dan pembekuan darah, sistem pernafasan, sistem persyarafan.

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses kehamilan sampai kelahiran merupakan rangkaian dalam satu kesatuan yang
dimulai dari konsepsi, nidasi, pengenalan adaptasi ibu terhadap nidasi, pemeliharaan kehamilan,
perubahan endokrin sebagai persiapan menyongsong kelahiran bayi dan persalinan dengan
kesiapan untuk memelihara bayi. Dalam menjalani proses kehamilan tersebut, ibu hamil
mengalami perubahan- perubahan anatomi dan fisiologi pada tubuhnya sesuai dengan usia
kehamilannya. Mulai dari trimester I, sampai dengan trimester III kehamilan. Perubahanperubahan anatomi dan adaptasi fisiologi tersebut diantaranya adalah perubahan Berat Badan dan
Indeks Massa Tubuh, Darah dan Pembekuan Darah, Sistem Pernafasan dan Sistem Persyarafan.
Selama perubahan-perubahan yang sifatnya masih fisiologis atau memang normal terjadi dalam
proses kehamilan berlangsung ringan dan tak mengganggu aktivitas, dianggap normal.
Sebaliknya bila gejala-gejala tersebut mulai berlebihan dan menyebabkan masalah dalam
kehidupan sehari-hari, seperti mengganggu aktivitas bukan hal yang normal lagi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja perubahan anatomi dan adaptasi fisiologi ibu hamil Trimester I, II, III pada Berat
Badan dan Indeks Massa Tubuh?
2. Apa saja perubahan anatomi dan adaptasi fisiologi ibu hamil pada Trimester I, II,III pada darah
dan pembekuan darah?
3. Apa saja perubahan anatomi dan adaptasi fisiologi ibu hamil pada Trimester I, II, III pada sistem
pernafasan?
4. Apa saja perubahan anatomi dan adaptasi fisiologi ibu hamil pada Trimester I, II, III pada sistem
persyarafan?

C. Tujuan
1. Mengetahui perubahan anatomi dan adaptasi fisiologi ibu hamil Trimester I, II, III pada Berat
Badan dan Indeks Massa Tubuh
2. Mengetahui perubahan anatomi dan adaptasi fisiologi ibu hamil pada Trimester I, II,III pada
darah dan pembekuan darah
3. Mengetahui perubahan anatomi dan adaptasi fisiologi ibu hamil pada Trimester I, II, III pada
sistem pernafasan
4. Mengetahui perubahan anatomi dan adaptasi fisiologi ibu hamil pada Trimester I, II, III pada
sistem persyarafan

BAB II
PEMBAHASAN

A. BERAT BADAN DAN INDEKS MASSA TUBUH


Peningkatan berat badan optimal untuk rata-rata kehamilan adalah 12,5 kg, 9 kg diperoleh
pada 20 minggu terakhir. Berat badan yang optimal ini berkaitan dengan resiko komplikasi
terendah selama kehamilan dan persalinan serta berat badan bayi lahir rendah.
Banyak faktor yang mempengaruhi peningkatan berat badan. Tingkat edema,laju
metabolik, asupan diet, muntah atau diare, merokok, jumlah cairan amniotik dan ukuran janin,
semuanya harus diperhitungan. Usia maternal, ukuran tubuh prekehamilan, paratis, rasetenisitas, hipertensi, dan diabetes juga mempengaruhi pola peningkatan berat badan maternal.
Peningkatan berat badan yang tepat bagi setiap ibu hamil saat ini didasarkan pada indeks
masa tubuh prekehamilan (body mass index) yang mengambarkan perbandingan berat badannya
lebih sedikit daripada ibu yang memasuki kehamilan dengan berat badan sehat.
1. Trimester I

Seorang wanita yang sedang hamil sudah mengalami penambahan berat badan,
namun penambahan tersebut masih tergolong rendah, kira-kira 1-2 kg. karena pada masa ini saat
dimana otak, alat kelamin, dan panca indra janin sedang dibentuk.
2. Trimester II
Seorang wanita hamil akan mengalami kenaikan berat badan yang lebih banyak
dibandingkan pada saat trimester I, karena pada trimester II ini pertumbuhan janin juga semakin
besar. Dan sebagian besar penambahan berat badan selama masa kehamilan berasal dari uterus
dan isi-isinya. Pada trimester II ini seorang wanita yang sedang hamil akan mengalami
penambahan berat badan kira kira 0,35 0,4 kg per minggu. Kenaikan berat badan yang baik
memang secara bertahap dan kontinyu. Bisa jadi catatan bahwa adanya penambahan berat badan
yang berlebih dan secara cepat bisa jadi indikasi awal keracunan kehanilan atau diabetes.
3. Trimester III
Terjadi kenaikan berat badan sekitar 5,5 kg, penambahan BB dari mulai awal kehamilan sampai
akhir kehamilan adalah 11 12 kg. Kemungkinan penambahan BB hingga maksimal 12,5 kg adalah :
Jaringan dan Cairan

Berat badan (kg)

Janin

3-4

Plasenta

0,6

Cairan amnion

0,8

Peningkatan berat uterus

0,9

Peningkatan berat payudara

0,4

Peningkatan volume darah

1,5

Cairan ekstra seluler

1,4

Lemak
Total

3,5
12,5 kg

Rumus berat badan ideal untuk ibu hamil yaitu sebagai berikut :
BBIH adalah Berat Badan Ideal Ibu Hamil yang akan dicari.
BBI = ( TB 110) jika TB diatas 160 cm
(TB 105 ) jika TB dibawah 160 cm.

Berat badan ideal ini merupakan pengembangan dari (TB-100) oleh Broca untuk orang
Eropa dan disesuaikan oleh Katsura untuk orang Indonesia.
UH adalah Umur kehamilan dalam minggu,
Diambil perminggu agar kontrol faktor resiko penambahan berat badan dapat dengan
dini diketahui. 0,35 adalah Tambahan berat badan kg per minggunya 350-400 gram diambil nilai
terendah 350 gram atau 0,35 kg. Dasarnya diambil nilai terendah adalah penambahan berat
badan lebih ditekankan pada kualitas (mutu) bukan pada kuantitas (banyaknya).
Berikut ini contoh menghitung berat badan ideal ibu hamil, ada tiga contoh. Yaitu:
1. Contoh Pertama
Berat Badan Ideal jika Berat Badan Nyata = Berat Badan Ideal
Diketahui :
Seorang ibu dengan TB = 162 cm, BB sebelum hamil 53 kg, umur kehamilan 30 minggu.
Ditanya : Berapa BBI Ibu hamil tersebut ?
Di jawab : BBI sebelum hamil = 162 -110 = 52 kg (dikurangi 110
karena TB > 160 cm
BBI Hamil = 52+ (30 x 0,35) = 52 + 10,5 kg = 62,5 kg
Jadi berat badan ideal ibu hamil tersebut adalah 62,5 kg atau ada tambahan
sebesar 9.5 kg dari berat badan sebelum hamil.
2. Contoh Kedua
Diketahui

Berat Badan Ideal jika Berat Badan Nyata 10 % > Berat Badan Ideal. Seorang ibu dengan TB =
162 cm, BB sebelum hamil 57 kg, umur kehamilan 30 minggu.
Ditanya

: Berapa BBI Ibu hamil tersebut ?

Di jawab

: BBI sebelum hamil = 162 -110 = 52 kg (dikurangi 110

karena TB > 160 cm


BBI Hamil = 52+ (30 x 0,35) = 52 + 10,5 kg = 62,5 kg
Jadi berat badan ideal ibu hamil tersebut adalah 62,5 kg atau ada tambahan
sebesar 5,5 kg atau (62,5 57) dari berat badan sebelum hamil.

3. Contoh Ketiga
Diketahui

Berat Badan Ideal jika Berat Badan Nyata 10% < Berat Badan Ideal. Seorang ibu dengan TB =
162 cm, BB sebelum hamil 47 kg, umur kehamilan 30 minggu.
Di Tanya

: Berapa BBI Ibu hamil tersebut ?

Di jawab

: BBI sebelum hamil = 162 -110 = 52 kg (dikurangi 110

karena TB > 160 cm


BBI Hamil = 52+ (30 x 0,35) = 52 + 10,5 kg = 62,5 kg
Jadi berat badan ideal ibu hamil tersebut adalah 62,5 kg atau ada tambahan
sebesar 15,5 kg atau (62,5 47) dari berat badan sebelum hamil.
Penghitungan berat badan berdasarkan indeks massa tubuh :
IMT

Dimana

Contoh

BB / (TB)2

: IMT = Indeks masa tubuh


BB

= Berat badan (kg)

TB

= Tinggi badan (m)

Diketahui : BB 50 kg
TB 160 kg
Ditanya

: IMT ?

Dijawab : IMT = 50/(160/100)2 = 50/2,56 = 19,53


B.

KATEGORI

IMT

REKOMENDASI

Rendah

<19,8

12,5 18

Normal

19,8 26

11,5 16

Tinggi

26 29

7 - 11,5

Obesitas

>29

Gemeli
DARAH DAN PEMBEKUAN DARAH

16 20,5

Darah mengangkut oksigen, karbondioksida, nutrisi dan hasil metabolisme ke seluruh


tubuh. Selain itu darah juga berfungsi sebagai alat keseimbangan asam basa, perlindungan dari
infeksi, dan merupakan pemelihara suhu tubuh.
Darah terdiri dua komponen yaitu plasma (55%) dan sel-sel darah (45%). Plasma
mengandung air, protein plasma, dan elektrolit. Sel-sel darah terdiri dari eritrosit (99%), leukosit
dan trombosit.
Volume darah merupakan kombinasi dari volume plasma dan volume sel darah merah.
Peningkatan volume darah selama kehamilan berkisar 30-50% dan bahkan bisa lebih pada
kehamilan ganda. Peningkatan volume darah berhubungan dengan peningkatan CO mulai
kehamilan 6 minggu. Peningkatan volume darah juga berhubungan dengan mekanisme
hormonal.
Peningkatan volume plasma yaitu sekitar 50%, hal ini dimaksudkan untuk memenuhi
kebutuhan metabolisme ibu dan janin. Peningkatan ini erat hubungannya dengan berat badan
bayi. Ibu dengan kehamilan ganda akan mengalami peningkatan volume plasma yang lebih besar
daripada ibu dengan kehamilan biasa.
Volume plasma meningkat pada minggu ke-6 kehamilan Sehingga terjadi pengenceran
darah (hemodilusi) dengan puncaknya pada umur kehamilan 32 34 mg. Serum darah (volume
darah) bertambah 25 30 % dan sel darah bertambah 20 %. Massa sel darah merah terus naik
sepanjang kehamilan. Hemotokrit meningkat dari TM I TM III.
Peredaran darah dipengaruhi oleh faktor :
1. Meningkatnya kebutuhan sirkulasi darah sehingga dapat memenuhi kebutuhan perkembangan
dan pertumbuhan dalam rahim.
2. Terjadi hubungan langsung antara arteri & vena pada sirkulasi retro plasenter.
3. Pengaruh Hormon Progesteron dan estrogen.
4. Volume darah : Meningkat, jumlah serum lebih besar dari pertambahan sel darah, sehingga
terjadi pengenceran darah (haemodilusi).
5. Sel darah
Sel darah meningkat 20 %, Protein darah dalam bentuk albumin dan gammaglobulin menurun
pada TM I.

Sel Darah Putih


Jumlah Peripheral WBC makin meningkat dengan cepat selama kehamilan. Selama
trimester pertama rata-rata jumlah WBC adalah sekitar 9500/mm3 meningkat menjadi rata-rata
20-30.000/ mm3 pada saat at term. Jumlah ini menurun dengan cepat setelah persalinan dan
kembali ke kadar sebelum hamil pada akhir minggu pertama pasca persalinan. Adanya
hemodilusi maka LED sangat meningkat ( 4 x dari angka normal )
Pembekuan/Koagulasi
Perubahan pada kadar fibrinogen, faktor-faktor pembekuan dan pleteles selama
kehamilan berakibat pada peningkatan kapasitas untuk pembekuan, dengan akibat peningkatan
risiko terjadinya DIC (Disseminated Intravascular Coagulation) seperti yang terjadi pada
komplikasi-komplikasi antara lain molahidatidosa dan abrupsiv plasenta/solusio plasenta.
CONTOH KASUS :
Ibu Herni mengalami pusing, lemah, letih dan lesu. Ketika dites Hb-nya ternyata rendah
yaitu 9, ibu herni mengalami anemia ringan. Hal ini terjadi karena volume darah bertambah,
tetapi penambahan plasmanya jauh lebih besar dari volume eritrosit sehingga konsentrasi
hemoglobin dalam darah menjadi lebih rendah. Ini merupakan adaptasi fisiologi ibu hamil pada
darah.
C. SISTEM PERNAFASAN
Kehamilan mempengaruhi perubahan sistem pernafasan pada volume paru-paru dan
ventilasi. Perubahan anatomi dan fisiologi sistem pernapasan selama kehamilan diperlukan untuk
memenuhi peningkatan metabolisme dan kebutuhan oksigen bagi tubuh ibu dan janin. Perubahan
tersebut terjadi karena pengaruh hormonal dan biokimia.
Relaksasi otot dan kartilago toraks menjadikan bentuk dada berubah. Diafragma menjadi
lebih naik sampai 4 cm dan diameter melintang dada menjadi 2cm. Perubahan ini menyebabkan
perubahan sistem pernapasan yang tadinya pernapasan perut menjadi pernapasan dada oleh
karena itu diperlukan perubahan letak diafragma selama kehamilan.
Kapasitas inspirasi meningkat progresif selama kehamilan selain itu volume tidal
meningkat sampai 40%. Peningkatan volume tidal ini menyebabkan peningkatan ventilasi

pernapasan permenit yaitu jumlah udara yang masuk dalam satu menit. Karena pertukaran udara
selama kehamilan meningkat oleh karena itu, ibu hamil dianjurkan untuk nafas dalam daripada
nafas cepat. Pada akhir kehamilan, ventilasi pernapasan permenit meningkat 40%. Perubahan ini
mengakibatkan resiko hiperventilasi pada ibu. Walaupun hiperventilasi secara normal
menyebabkan alkalosis, hal ini tidak diakibatkan adanya peningkatan kompensasi ekskresi
bikarbonat di ginjal. Namun hiperventilasi ini disebabkan oleh efek progesteron secara langsung
di pusat pernapasan. Ibu hamil mungkin merasa cemas akan terjadinya dyspnoe.
Adaptasi ventilasi dan struktural selama masa hamil bertujuan menyediakan kebutuhan
ibu dan janin. .Kebutuhan oksigen ibu meningkat sebagai respons terhadap percepatan laju
metabolik dan peningkatan kebutuhan oksigen jaringan uterus dan payudara. Janin
membutuhkan oksigen dan suatu cara untuk membuang karbon dioksida.
Peningkatan kadar estrogen menyebabkan ligamen pada kerangka iga berelaksasi
sehingga ekspansi rongga dada meningkat. Karena rahim membesar, panjang paru-paru
berkurang. Diameter transversal kerangka toraks meningkat sekitar 2 cm dan lingkaran kerangka
iga meningkat 5 sampai 7 cm (Cunningham, dkk., 1993). Besar sudut kostal, yang pada masa
sebelum. hamil sekitar 68, meningkat menjadi sekitar 103 pada trimester ketiga. Kerangka iga
bagian bawah tampak melebar. Setelah melahirkan, rongga dada mungkin tidak kembali ke
keadaan sebelum hamil (Seidel, dkk., 1995).
Tinggi diafragma bergeser sebesar 4 cm selama masa hamil. Dengan semakin tuanya
kehamilan dan seiring pembesaran uterus ke rongga abdomen, pernapasan dada menggantikan
pernapasan perut dan penurunan diafragma saat inspirasi menjadi semakin sulit.
Peningkatan vaskularisasi, yang merupakan respons terhadap peningkatan kadar
estrogen, juga terjadi pada traktus pernapasan atas. Karena kapiler membesar, terbentuklah
edema dan hiperemia di hidung, faring, laring, trakea, dan bronkus. Kongesti di dalam jaringan
traktus respiratorius menyebabkan timbulnya beberapa kondisi yang umum terlihat selama masa
hamil. Kondisi-kondisi ini meliputi sumbatan pada hidung dan sinus, hidung berdarah
(epistaksis), perubahan suara, dan respons peradangan yang menyolok bahkan terhadap infeksi
pernapasan bagian atas yang ringan sekalipun. Peningkatan vaskularitas juga membuat membran
timpani dan tuba eustaki bengkak, menimbulkan gejala kerusakan pendengaran, nyeri pada
telinga, atau rasa penuh di telinga.
CONTOH KASUS :

Ibu Rina merasa lebih banyak menggunakan pernafasan dada, dan sulit inspirasi
pernafasan serta pusing saat napas pendek yang biasanya terjadi ketika duduk di bawah. Hal ini
merupakan bentuk adaptasi anatomi dan fisiologi ibu hamil pada sistem pernafasan.
D. SISTEM PERSYARAFAN
Perubahan fisiologis spesifik akibat kehamilan dapat terjadi timbulnya gejala
neurologis dan neuromuskular sebagai berikut:
1. Kompresi syaraf panggul atau statis vaskular akibat pembesaran uterus dapat menyebabkan
perubahan sensori di tungkai bawah.
2. Lordosis dorsolumbal dapat menyebabkan nyeri akibat tarikan pada syaraf atau kompresi akar
syaraf.
3. Edema yang melibatkan syaraf perifer dapat menyebabkan carpal tunned syndrome selama
trimester akhir kehamilan.
4. Akroestesia (rasa gatal di tangan) yang timbul akibat posisi tubuh yang membungkuk berkaitan
dengan tarikan pada segmen fleksus barkialis.
5. Nyeri kepala akibat ketegangan umum timbul saat ibu merasa cemas dan tidak pasti tentang
kehamilannya. Nyeri kepala dapat juga dihubungkan dengan gangguan penglihatan, seperti
kesalahan refraksi, sinusitis atau migran
6. Nyeri kepala ringan, rasa ingin pingsan dan bahkan pingsan (sinkop) sering terjadi pada awal
kehamilan. Ketidakstabilan vasomotor hipotensi postural atau hipoglikemi mungkin keadaaan
yang bertanggung jawab atas keadaan ini.
7. Hipokalsemia dapat menyebabkan timbulnya masalah neuromuscular, seperti kram otot atau
tetanus.
8. Saraf pelvik yang menekan / vasculas tetap disebabkan oleh perbesaran uterus yang merupakan
hasil perubahan sensori pada kaki.
9. Pembengkakan melibat kan saraf pherifera gejala lubang antara persendian sampai lengan &
tangan selama 3 mgg terakhir kehamilan. Pembengkakan yang menekan saraf median dibawah
ligmen persendian antara lengan & tangan.
10. Gelaja pharethesia ( terbakar / gatal karna kekacauan sistem saraf sensori ) & rasa sakit pada
tangan yang menyebar sampai siku. tangan yang dominan biasa nya berpengaruh.
11. Acroesthesia ( kaku & gatal pada tangan ) di sebabkan oleh stoop-snouldered sikap menerima
oleh beberapa wanita selama kehamilan pada kondisi ini dihunbungkan dengan penarikan pada
segmen dari brachial plexus yaitu nervus plexus yang berasal dari percabangan ventral empat

nervus spinalis servikalis terakhir dengan nervus spinalis torakalis pertama, memecah menjadi
beberapa nervus utama bahu, dada & lengan
12. Tekanan sakit kepala datang bersama kecemasan, sinusitis, kunang2, letih, lesu, dan pingsan
adalah umum terjadi selama kehamilan
13. Hypocalcemia (penurunan kalsium darah yang kurang dari normal) dekarenakan persyarafan otot
seperti kejang otot / tetanus
Beberapa hal yang dirasakan ibu hamil diantaranya :
a. Pusing dan kunang-kunang
Pusing dan perasaan seperti melihat kunang-kunang disebabkan oleh hipotensi
supine syndrome (vena cava sindrom). Hal ini terjadi karena ketidakstabilan vasomotor dan
hipotensi postural khususnya setelah duduk atau berdiri dengan periode yang lama. Hipotensi
postural bisa jadi karena kekurangan volume darah sementara.
b. Meralgia Paresthetica (kesakitan, mati rasa, berkeringat, terasa gatal di daerah paha), bisa
disebabkan oleh tekanan uterus pada saraf kutan lateral femoral.
c. Sindrom Karpel Tunel
Sindrom ini bisa menimbulkan perasaan terbakar, gatal dan sakit di tangan
(biasanya di jempol dan 3 jari pertama) sakitnya bisa sampai ke pergelangan tangan, naik ke
lengan bagian bawah, dan kadang-kadang sampai ke pundak, leher dan dada. Sindrom ini
menyebabkan luka pada pergelangan tangan sehingga menyebabkan inflamasi dan penyempitan
di saraf tengah yang menjalar ke telapak tangan.
d. Kejang kaki mendadak
Biasanya terjadi dengan menarik kontraksi otot betis secara berulang. Hal ini
terjadi karena ibu sedang istirahat atau bangun tidur. Kejang ini dikarenakan rendahnya serum
ion kalsium dan meningkatnya fosfat atau ketidakcukupan intake kalsium. Ketika itu terjadi
seharusnya ibu melenturkan atau meluruskan kaki atau berdiri. Ibu tidak dianjurkan untuk
memijat kakinya karena mungkin saja rasa sakit itu berasal dari tromboplebitis.
CONTOH KASUS :
Ibu Susan mengeluhkan masalah nyeri kepala, gangguan penglihatan dan gangguan pemusatan
perhatian, konsentrasi dan memori selama kehamilan. Hal ini terjadi karena adanya perubahan
anatomi dan adaptasi fisiologi pada sistem syaraf.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pada setiap kehamilan akan terjadi perubahan-perubahan anatomi sesuai tingkat usia
kehamilan ibu hamil tersebut. Perubahan tersebut dimulai pada trimester awal sampai trimester
terakhir.
Perubahan-perubahan anatomi yang terjadi pada ibu hamil diantaranya meliputi Berat
Badan dan Indeks Massa Tubuh, Darah dan Pembekuan Darah, Sistem Pernafasan dan Sistem
Persyarafan yang berkembang sesuai dengan kondisi janin yang ada di kandungan ibu.
a. Pada Berat Badan dan Indeks Massa Tubuh
Peningkatan berat badan optimal untuk rata-rata kehamilan adalah 12,5 kg, 9 kg
diperoleh pada 20 minggu terakhir. Berat badan yang optimal ini berkaitan dengan resiko
komplikasi terendah selama kehamilan dan persalinan serta berat badan bayi lahir rendah.
Penambahan berat badan dari awal kehamilan sampai akhir kehamilan adalah 6,5 16 kg.
b. Darah dan Pembekuan Darah
Peningkatan volume darah selama kehamilan berkisar 30-50% dan bahkan bisa lebih
pada kehamilan ganda. Peningkatan volume darah berhubungan dengan peningkatan CO mulai
kehamilan 6 minggu. Peningkatan volume darah juga berhubungan dengan mekanisme
hormonal. Peningkatan volume plasma yaitu sekitar 50%, hal ini dimaksudkan untuk memenuhi
kebutuhan metabolisme ibu dan janin. Peningkatan ini erat hubungannya dengan berat badan
bayi. Ibu dengan kehamilan ganda akan mengalami peningkatan volume plasma yang lebih besar
daripada ibu dengan kehamilan biasa.

c. Sistem Pernafasan
Sistem respirasi terjadi perubahan guna dapat memenuhi kebutuhan O2. Karena
pembesaran uterus terutama pada bulan-bulan terakhir kehamilan dan kebutuhan oksigen yang
meningkat 20 % untuk metabolisme janin. Oleh karena diafragmanya tidak dapat bergerak

bebas menyebabkan bagian thorax juga melebar kesisi luar. Dorongan rahim yang membesar
terjadi desakan diafragma. Terjadi desakan rahim dan kebutuhan O2 meningkat, ibu hamil akan
bernafas lebih cepat 20 25 % dari biasanya.
d. Sistem Persyarafan
Perubahan fisiologis spesifik akibat kehamilan dapat terjadi timbulnya gejala neurologis
dan neuromuskular berikut:
1. Kompresi syaraf panggul atau statis vaskular akibat pembesaran uterus dapat menyebabkan
perubahan sensori di tungkai bawah.
2. Lordosis dorsolumbal dapat menyebabkan nyeri akibat tarikan pada syaraf atau kompresi akar
syaraf.
3. Edema yang melibatkan syaraf perifer dapat menyebabkan carpal tunned syndrome selama
trimester akhir kehamilan.
4. Akroestesia (rasa gatal di tangan) yang timbul akibat posisi tubuh yang membungkuk berkaitan
dengan tarikan pada segmen fleksus barkialis.
B. SARAN
Sebaiknya ibu hamil bersiap dalam menghadapi perubahan anatomi dan fisiologis
terkait dengan kehamilannya. Selain itu juga, sebaiknya bidan memberi konseling kepada ibu
bahwa perubahan yang terjadi selama masa kehamilan adalah hal yang lumrah dan hanya bersifat
sementara.
DAFTAR PUSTAKA

Dewi,Vivian Nani Lia, Tri Sunarsih. 2011. Asuhan Kehamilan untuk Kebidanan. Jakarta : Salemba
Medika.
Kusmiati, Yuni dkk. (2009). Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta : Fitramaya
Maryunani, Anik. 2010. Biologi Reproduksi dalam Kebidanan. Jakarta : Trans Info Media
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC

Pantikawati, Ika dan Saryono. 2010. Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Yogyakarta: Nuha Medika.
Pearce, E. 2009. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta : Gramedia.
Prawirohardjo, Sarwono. 2011. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT. Bina Pustaka.
Tiran, Denise. 2005. Kamus Saku Bidan. Jakarta : EGC
Yeyeh, Ai dkk. 2009. Asuhan Kebidanan 1(kehamilan), Jakarta : Trans Info media

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses kehamilan sampai kelahiran merupakan rangkaian dalam satu kesatuan yang
dimulai dari konsepsi, nidasi, pengenalan adaptasi ibu terhadap nidasi, pemeliharaan kehamilan,
perubahan endokrin sebagai persiapan menyongsong kelahiran bayi dan persalinan dengan
kesiapan untuk memelihara bayi. Dalam menjalani proses kehamilan tersebut, ibu hamil
mengalami perubahan- perubahan anatomi dan fisiologi pada tubuhnya sesuai dengan usia
kehamilannya. Mulai dari trimester I, sampai dengan trimester III kehamilan. Perubahan-

perubahan anatomi dan adaptasi fisiologi tersebut diantaranya adalah perubahan Berat Badan dan
Indeks Massa Tubuh, Darah dan Pembekuan Darah, Sistem Pernafasan dan Sistem Persyarafan.
Selama perubahan-perubahan yang sifatnya masih fisiologis atau memang normal terjadi dalam
proses kehamilan berlangsung ringan dan tak mengganggu aktivitas, dianggap normal.
Sebaliknya bila gejala-gejala tersebut mulai berlebihan dan menyebabkan masalah dalam
kehidupan sehari-hari, seperti mengganggu aktivitas bukan hal yang normal lagi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja perubahan anatomi dan adaptasi fisiologi ibu hamil Trimester I, II, III pada Berat
Badan dan Indeks Massa Tubuh?
2. Apa saja perubahan anatomi dan adaptasi fisiologi ibu hamil pada Trimester I, II,III pada darah
dan pembekuan darah?
3. Apa saja perubahan anatomi dan adaptasi fisiologi ibu hamil pada Trimester I, II, III pada sistem
pernafasan?
4. Apa saja perubahan anatomi dan adaptasi fisiologi ibu hamil pada Trimester I, II, III pada sistem
persyarafan?

C. Tujuan
1. Mengetahui perubahan anatomi dan adaptasi fisiologi ibu hamil Trimester I, II, III pada Berat
Badan dan Indeks Massa Tubuh
2. Mengetahui perubahan anatomi dan adaptasi fisiologi ibu hamil pada Trimester I, II,III pada
darah dan pembekuan darah
3. Mengetahui perubahan anatomi dan adaptasi fisiologi ibu hamil pada Trimester I, II, III pada
sistem pernafasan
4. Mengetahui perubahan anatomi dan adaptasi fisiologi ibu hamil pada Trimester I, II, III pada
sistem persyarafan

BAB II
PEMBAHASAN

A. BERAT BADAN DAN INDEKS MASSA TUBUH


Peningkatan berat badan optimal untuk rata-rata kehamilan adalah 12,5 kg, 9 kg diperoleh
pada 20 minggu terakhir. Berat badan yang optimal ini berkaitan dengan resiko komplikasi
terendah selama kehamilan dan persalinan serta berat badan bayi lahir rendah.
Banyak faktor yang mempengaruhi peningkatan berat badan. Tingkat edema,laju
metabolik, asupan diet, muntah atau diare, merokok, jumlah cairan amniotik dan ukuran janin,
semuanya harus diperhitungan. Usia maternal, ukuran tubuh prekehamilan, paratis, rasetenisitas, hipertensi, dan diabetes juga mempengaruhi pola peningkatan berat badan maternal.

Peningkatan berat badan yang tepat bagi setiap ibu hamil saat ini didasarkan pada indeks
masa tubuh prekehamilan (body mass index) yang mengambarkan perbandingan berat badannya
lebih sedikit daripada ibu yang memasuki kehamilan dengan berat badan sehat.
1. Trimester I
Seorang wanita yang sedang hamil sudah mengalami penambahan berat badan,
namun penambahan tersebut masih tergolong rendah, kira-kira 1-2 kg. karena pada masa ini saat
dimana otak, alat kelamin, dan panca indra janin sedang dibentuk.
2. Trimester II
Seorang wanita hamil akan mengalami kenaikan berat badan yang lebih banyak
dibandingkan pada saat trimester I, karena pada trimester II ini pertumbuhan janin juga semakin
besar. Dan sebagian besar penambahan berat badan selama masa kehamilan berasal dari uterus
dan isi-isinya. Pada trimester II ini seorang wanita yang sedang hamil akan mengalami
penambahan berat badan kira kira 0,35 0,4 kg per minggu. Kenaikan berat badan yang baik
memang secara bertahap dan kontinyu. Bisa jadi catatan bahwa adanya penambahan berat badan
yang berlebih dan secara cepat bisa jadi indikasi awal keracunan kehanilan atau diabetes.
3. Trimester III
Terjadi kenaikan berat badan sekitar 5,5 kg, penambahan BB dari mulai awal kehamilan sampai
akhir kehamilan adalah 11 12 kg. Kemungkinan penambahan BB hingga maksimal 12,5 kg adalah :
Jaringan dan Cairan

Berat badan (kg)

Janin

3-4

Plasenta

0,6

Cairan amnion

0,8

Peningkatan berat uterus

0,9

Peningkatan berat payudara

0,4

Peningkatan volume darah

1,5

Cairan ekstra seluler

1,4

Lemak
Total

3,5
12,5 kg

Rumus berat badan ideal untuk ibu hamil yaitu sebagai berikut :

BBIH adalah Berat Badan Ideal Ibu Hamil yang akan dicari.
BBI = ( TB 110) jika TB diatas 160 cm
(TB 105 ) jika TB dibawah 160 cm.
Berat badan ideal ini merupakan pengembangan dari (TB-100) oleh Broca untuk orang
Eropa dan disesuaikan oleh Katsura untuk orang Indonesia.
UH adalah Umur kehamilan dalam minggu,
Diambil perminggu agar kontrol faktor resiko penambahan berat badan dapat dengan
dini diketahui. 0,35 adalah Tambahan berat badan kg per minggunya 350-400 gram diambil nilai
terendah 350 gram atau 0,35 kg. Dasarnya diambil nilai terendah adalah penambahan berat
badan lebih ditekankan pada kualitas (mutu) bukan pada kuantitas (banyaknya).
Berikut ini contoh menghitung berat badan ideal ibu hamil, ada tiga contoh. Yaitu:
1. Contoh Pertama
Berat Badan Ideal jika Berat Badan Nyata = Berat Badan Ideal
Diketahui :
Seorang ibu dengan TB = 162 cm, BB sebelum hamil 53 kg, umur kehamilan 30 minggu.
Ditanya : Berapa BBI Ibu hamil tersebut ?
Di jawab : BBI sebelum hamil = 162 -110 = 52 kg (dikurangi 110
karena TB > 160 cm
BBI Hamil = 52+ (30 x 0,35) = 52 + 10,5 kg = 62,5 kg
Jadi berat badan ideal ibu hamil tersebut adalah 62,5 kg atau ada tambahan
sebesar 9.5 kg dari berat badan sebelum hamil.
2. Contoh Kedua
Diketahui

Berat Badan Ideal jika Berat Badan Nyata 10 % > Berat Badan Ideal. Seorang ibu dengan TB =
162 cm, BB sebelum hamil 57 kg, umur kehamilan 30 minggu.
Ditanya

: Berapa BBI Ibu hamil tersebut ?

Di jawab

: BBI sebelum hamil = 162 -110 = 52 kg (dikurangi 110

karena TB > 160 cm


BBI Hamil = 52+ (30 x 0,35) = 52 + 10,5 kg = 62,5 kg

Jadi berat badan ideal ibu hamil tersebut adalah 62,5 kg atau ada tambahan
sebesar 5,5 kg atau (62,5 57) dari berat badan sebelum hamil.

3. Contoh Ketiga
Diketahui

Berat Badan Ideal jika Berat Badan Nyata 10% < Berat Badan Ideal. Seorang ibu dengan TB =
162 cm, BB sebelum hamil 47 kg, umur kehamilan 30 minggu.
Di Tanya

: Berapa BBI Ibu hamil tersebut ?

Di jawab

: BBI sebelum hamil = 162 -110 = 52 kg (dikurangi 110

karena TB > 160 cm


BBI Hamil = 52+ (30 x 0,35) = 52 + 10,5 kg = 62,5 kg
Jadi berat badan ideal ibu hamil tersebut adalah 62,5 kg atau ada tambahan
sebesar 15,5 kg atau (62,5 47) dari berat badan sebelum hamil.
Penghitungan berat badan berdasarkan indeks massa tubuh :
IMT
Dimana

Contoh

BB / (TB)2

: IMT = Indeks masa tubuh


BB

= Berat badan (kg)

TB

= Tinggi badan (m)

Diketahui : BB 50 kg
TB 160 kg
Ditanya

: IMT ?

Dijawab : IMT = 50/(160/100)2 = 50/2,56 = 19,53


KATEGORI

IMT

REKOMENDASI

Rendah

<19,8

12,5 18

Normal

19,8 26

11,5 16

Tinggi

26 29

7 - 11,5

Obesitas

>29

Gemeli

16 20,5

B. DARAH DAN PEMBEKUAN DARAH


Darah mengangkut oksigen, karbondioksida, nutrisi dan hasil metabolisme ke seluruh
tubuh. Selain itu darah juga berfungsi sebagai alat keseimbangan asam basa, perlindungan dari
infeksi, dan merupakan pemelihara suhu tubuh.
Darah terdiri dua komponen yaitu plasma (55%) dan sel-sel darah (45%). Plasma
mengandung air, protein plasma, dan elektrolit. Sel-sel darah terdiri dari eritrosit (99%), leukosit
dan trombosit.
Volume darah merupakan kombinasi dari volume plasma dan volume sel darah merah.
Peningkatan volume darah selama kehamilan berkisar 30-50% dan bahkan bisa lebih pada
kehamilan ganda. Peningkatan volume darah berhubungan dengan peningkatan CO mulai
kehamilan 6 minggu. Peningkatan volume darah juga berhubungan dengan mekanisme
hormonal.
Peningkatan volume plasma yaitu sekitar 50%, hal ini dimaksudkan untuk memenuhi
kebutuhan metabolisme ibu dan janin. Peningkatan ini erat hubungannya dengan berat badan
bayi. Ibu dengan kehamilan ganda akan mengalami peningkatan volume plasma yang lebih besar
daripada ibu dengan kehamilan biasa.
Volume plasma meningkat pada minggu ke-6 kehamilan Sehingga terjadi pengenceran
darah (hemodilusi) dengan puncaknya pada umur kehamilan 32 34 mg. Serum darah (volume
darah) bertambah 25 30 % dan sel darah bertambah 20 %. Massa sel darah merah terus naik
sepanjang kehamilan. Hemotokrit meningkat dari TM I TM III.
Peredaran darah dipengaruhi oleh faktor :
1. Meningkatnya kebutuhan sirkulasi darah sehingga dapat memenuhi kebutuhan perkembangan
dan pertumbuhan dalam rahim.
2. Terjadi hubungan langsung antara arteri & vena pada sirkulasi retro plasenter.
3. Pengaruh Hormon Progesteron dan estrogen.
4. Volume darah : Meningkat, jumlah serum lebih besar dari pertambahan sel darah, sehingga
terjadi pengenceran darah (haemodilusi).
5. Sel darah
Sel darah meningkat 20 %, Protein darah dalam bentuk albumin dan gammaglobulin menurun
pada TM I.

Sel Darah Putih


Jumlah Peripheral WBC makin meningkat dengan cepat selama kehamilan. Selama
trimester pertama rata-rata jumlah WBC adalah sekitar 9500/mm3 meningkat menjadi rata-rata
20-30.000/ mm3 pada saat at term. Jumlah ini menurun dengan cepat setelah persalinan dan
kembali ke kadar sebelum hamil pada akhir minggu pertama pasca persalinan. Adanya
hemodilusi maka LED sangat meningkat ( 4 x dari angka normal )
Pembekuan/Koagulasi
Perubahan pada kadar fibrinogen, faktor-faktor pembekuan dan pleteles selama
kehamilan berakibat pada peningkatan kapasitas untuk pembekuan, dengan akibat peningkatan
risiko terjadinya DIC (Disseminated Intravascular Coagulation) seperti yang terjadi pada
komplikasi-komplikasi antara lain molahidatidosa dan abrupsiv plasenta/solusio plasenta.
CONTOH KASUS :
Ibu Herni mengalami pusing, lemah, letih dan lesu. Ketika dites Hb-nya ternyata rendah
yaitu 9, ibu herni mengalami anemia ringan. Hal ini terjadi karena volume darah bertambah,
tetapi penambahan plasmanya jauh lebih besar dari volume eritrosit sehingga konsentrasi
hemoglobin dalam darah menjadi lebih rendah. Ini merupakan adaptasi fisiologi ibu hamil pada
darah.

C. SISTEM PERNAFASAN
Kehamilan mempengaruhi perubahan sistem pernafasan pada volume paru-paru dan
ventilasi. Perubahan anatomi dan fisiologi sistem pernapasan selama kehamilan diperlukan untuk
memenuhi peningkatan metabolisme dan kebutuhan oksigen bagi tubuh ibu dan janin. Perubahan
tersebut terjadi karena pengaruh hormonal dan biokimia.
Relaksasi otot dan kartilago toraks menjadikan bentuk dada berubah. Diafragma menjadi
lebih naik sampai 4 cm dan diameter melintang dada menjadi 2cm. Perubahan ini menyebabkan

perubahan sistem pernapasan yang tadinya pernapasan perut menjadi pernapasan dada oleh
karena itu diperlukan perubahan letak diafragma selama kehamilan.
Kapasitas inspirasi meningkat progresif selama kehamilan selain itu volume tidal
meningkat sampai 40%. Peningkatan volume tidal ini menyebabkan peningkatan ventilasi
pernapasan permenit yaitu jumlah udara yang masuk dalam satu menit. Karena pertukaran udara
selama kehamilan meningkat oleh karena itu, ibu hamil dianjurkan untuk nafas dalam daripada
nafas cepat. Pada akhir kehamilan, ventilasi pernapasan permenit meningkat 40%. Perubahan ini
mengakibatkan resiko hiperventilasi pada ibu. Walaupun hiperventilasi secara normal
menyebabkan alkalosis, hal ini tidak diakibatkan adanya peningkatan kompensasi ekskresi
bikarbonat di ginjal. Namun hiperventilasi ini disebabkan oleh efek progesteron secara langsung
di pusat pernapasan. Ibu hamil mungkin merasa cemas akan terjadinya dyspnoe.
Adaptasi ventilasi dan struktural selama masa hamil bertujuan menyediakan kebutuhan
ibu dan janin. .Kebutuhan oksigen ibu meningkat sebagai respons terhadap percepatan laju
metabolik dan peningkatan kebutuhan oksigen jaringan uterus dan payudara. Janin
membutuhkan oksigen dan suatu cara untuk membuang karbon dioksida.
Peningkatan kadar estrogen menyebabkan ligamen pada kerangka iga berelaksasi
sehingga ekspansi rongga dada meningkat. Karena rahim membesar, panjang paru-paru
berkurang. Diameter transversal kerangka toraks meningkat sekitar 2 cm dan lingkaran kerangka
iga meningkat 5 sampai 7 cm (Cunningham, dkk., 1993). Besar sudut kostal, yang pada masa
sebelum. hamil sekitar 68, meningkat menjadi sekitar 103 pada trimester ketiga. Kerangka iga
bagian bawah tampak melebar. Setelah melahirkan, rongga dada mungkin tidak kembali ke
keadaan sebelum hamil (Seidel, dkk., 1995).
Tinggi diafragma bergeser sebesar 4 cm selama masa hamil. Dengan semakin tuanya
kehamilan dan seiring pembesaran uterus ke rongga abdomen, pernapasan dada menggantikan
pernapasan perut dan penurunan diafragma saat inspirasi menjadi semakin sulit.
Peningkatan vaskularisasi, yang merupakan respons terhadap peningkatan kadar
estrogen, juga terjadi pada traktus pernapasan atas. Karena kapiler membesar, terbentuklah
edema dan hiperemia di hidung, faring, laring, trakea, dan bronkus. Kongesti di dalam jaringan
traktus respiratorius menyebabkan timbulnya beberapa kondisi yang umum terlihat selama masa
hamil. Kondisi-kondisi ini meliputi sumbatan pada hidung dan sinus, hidung berdarah
(epistaksis), perubahan suara, dan respons peradangan yang menyolok bahkan terhadap infeksi
pernapasan bagian atas yang ringan sekalipun. Peningkatan vaskularitas juga membuat membran

timpani dan tuba eustaki bengkak, menimbulkan gejala kerusakan pendengaran, nyeri pada
telinga, atau rasa penuh di telinga.
CONTOH KASUS :
Ibu Rina merasa lebih banyak menggunakan pernafasan dada, dan sulit inspirasi
pernafasan serta pusing saat napas pendek yang biasanya terjadi ketika duduk di bawah. Hal ini
merupakan bentuk adaptasi anatomi dan fisiologi ibu hamil pada sistem pernafasan.
D. SISTEM PERSYARAFAN
Perubahan fisiologis spesifik akibat kehamilan dapat terjadi timbulnya gejala
neurologis dan neuromuskular sebagai berikut:
1. Kompresi syaraf panggul atau statis vaskular akibat pembesaran uterus dapat menyebabkan
perubahan sensori di tungkai bawah.
2. Lordosis dorsolumbal dapat menyebabkan nyeri akibat tarikan pada syaraf atau kompresi akar
syaraf.
3. Edema yang melibatkan syaraf perifer dapat menyebabkan carpal tunned syndrome selama
trimester akhir kehamilan.
4. Akroestesia (rasa gatal di tangan) yang timbul akibat posisi tubuh yang membungkuk berkaitan
dengan tarikan pada segmen fleksus barkialis.
5. Nyeri kepala akibat ketegangan umum timbul saat ibu merasa cemas dan tidak pasti tentang
kehamilannya. Nyeri kepala dapat juga dihubungkan dengan gangguan penglihatan, seperti
kesalahan refraksi, sinusitis atau migran
6. Nyeri kepala ringan, rasa ingin pingsan dan bahkan pingsan (sinkop) sering terjadi pada awal
kehamilan. Ketidakstabilan vasomotor hipotensi postural atau hipoglikemi mungkin keadaaan
yang bertanggung jawab atas keadaan ini.
7. Hipokalsemia dapat menyebabkan timbulnya masalah neuromuscular, seperti kram otot atau
tetanus.
8. Saraf pelvik yang menekan / vasculas tetap disebabkan oleh perbesaran uterus yang merupakan
hasil perubahan sensori pada kaki.
9. Pembengkakan melibat kan saraf pherifera gejala lubang antara persendian sampai lengan &
tangan selama 3 mgg terakhir kehamilan. Pembengkakan yang menekan saraf median dibawah
ligmen persendian antara lengan & tangan.

10. Gelaja pharethesia ( terbakar / gatal karna kekacauan sistem saraf sensori ) & rasa sakit pada
tangan yang menyebar sampai siku. tangan yang dominan biasa nya berpengaruh.
11. Acroesthesia ( kaku & gatal pada tangan ) di sebabkan oleh stoop-snouldered sikap menerima
oleh beberapa wanita selama kehamilan pada kondisi ini dihunbungkan dengan penarikan pada
segmen dari brachial plexus yaitu nervus plexus yang berasal dari percabangan ventral empat
nervus spinalis servikalis terakhir dengan nervus spinalis torakalis pertama, memecah menjadi
beberapa nervus utama bahu, dada & lengan
12. Tekanan sakit kepala datang bersama kecemasan, sinusitis, kunang2, letih, lesu, dan pingsan
adalah umum terjadi selama kehamilan
13. Hypocalcemia (penurunan kalsium darah yang kurang dari normal) dekarenakan persyarafan otot
seperti kejang otot / tetanus
Beberapa hal yang dirasakan ibu hamil diantaranya :
a. Pusing dan kunang-kunang
Pusing dan perasaan seperti melihat kunang-kunang disebabkan oleh hipotensi
supine syndrome (vena cava sindrom). Hal ini terjadi karena ketidakstabilan vasomotor dan
hipotensi postural khususnya setelah duduk atau berdiri dengan periode yang lama. Hipotensi
postural bisa jadi karena kekurangan volume darah sementara.
b. Meralgia Paresthetica (kesakitan, mati rasa, berkeringat, terasa gatal di daerah paha), bisa
disebabkan oleh tekanan uterus pada saraf kutan lateral femoral.
c. Sindrom Karpel Tunel
Sindrom ini bisa menimbulkan perasaan terbakar, gatal dan sakit di tangan
(biasanya di jempol dan 3 jari pertama) sakitnya bisa sampai ke pergelangan tangan, naik ke
lengan bagian bawah, dan kadang-kadang sampai ke pundak, leher dan dada. Sindrom ini
menyebabkan luka pada pergelangan tangan sehingga menyebabkan inflamasi dan penyempitan
di saraf tengah yang menjalar ke telapak tangan.
d. Kejang kaki mendadak
Biasanya terjadi dengan menarik kontraksi otot betis secara berulang. Hal ini
terjadi karena ibu sedang istirahat atau bangun tidur. Kejang ini dikarenakan rendahnya serum
ion kalsium dan meningkatnya fosfat atau ketidakcukupan intake kalsium. Ketika itu terjadi
seharusnya ibu melenturkan atau meluruskan kaki atau berdiri. Ibu tidak dianjurkan untuk
memijat kakinya karena mungkin saja rasa sakit itu berasal dari tromboplebitis.
CONTOH KASUS :

Ibu Susan mengeluhkan masalah nyeri kepala, gangguan penglihatan dan gangguan pemusatan
perhatian, konsentrasi dan memori selama kehamilan. Hal ini terjadi karena adanya perubahan
anatomi dan adaptasi fisiologi pada sistem syaraf.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pada setiap kehamilan akan terjadi perubahan-perubahan anatomi sesuai tingkat usia
kehamilan ibu hamil tersebut. Perubahan tersebut dimulai pada trimester awal sampai trimester
terakhir.
Perubahan-perubahan anatomi yang terjadi pada ibu hamil diantaranya meliputi Berat
Badan dan Indeks Massa Tubuh, Darah dan Pembekuan Darah, Sistem Pernafasan dan Sistem
Persyarafan yang berkembang sesuai dengan kondisi janin yang ada di kandungan ibu.
a. Pada Berat Badan dan Indeks Massa Tubuh
Peningkatan berat badan optimal untuk rata-rata kehamilan adalah 12,5 kg, 9 kg
diperoleh pada 20 minggu terakhir. Berat badan yang optimal ini berkaitan dengan resiko
komplikasi terendah selama kehamilan dan persalinan serta berat badan bayi lahir rendah.
Penambahan berat badan dari awal kehamilan sampai akhir kehamilan adalah 6,5 16 kg.
b. Darah dan Pembekuan Darah
Peningkatan volume darah selama kehamilan berkisar 30-50% dan bahkan bisa lebih
pada kehamilan ganda. Peningkatan volume darah berhubungan dengan peningkatan CO mulai
kehamilan 6 minggu. Peningkatan volume darah juga berhubungan dengan mekanisme
shormonal. Peningkatan volume plasma yaitu sekitar 50%, hal ini dimaksudkan untuk memenuhi
kebutuhan metabolisme ibu dan janin. Peningkatan ini erat hubungannya dengan berat badan
bayi. Ibu dengan kehamilan ganda akan mengalami peningkatan volume plasma yang lebih besar
daripada ibu dengan kehamilan biasa.

c. Sistem Pernafasan
Sistem respirasi terjadi perubahan guna dapat memenuhi kebutuhan O2. Karena
pembesaran uterus terutama pada bulan-bulan terakhir kehamilan dan kebutuhan oksigen yang
meningkat 20 % untuk metabolisme janin. Oleh karena diafragmanya tidak dapat bergerak
bebas menyebabkan bagian thorax juga melebar kesisi luar. Dorongan rahim yang membesar
terjadi desakan diafragma. Terjadi desakan rahim dan kebutuhan O2 meningkat, ibu hamil akan
bernafas lebih cepat 20 25 % dari biasanya.
d. Sistem Persyarafan
Perubahan fisiologis spesifik akibat kehamilan dapat terjadi timbulnya gejala neurologis
dan neuromuskular berikut:
1. Kompresi syaraf panggul atau statis vaskular akibat pembesaran uterus dapat menyebabkan
perubahan sensori di tungkai bawah.
2. Lordosis dorsolumbal dapat menyebabkan nyeri akibat tarikan pada syaraf atau kompresi akar
syaraf.
3. Edema yang melibatkan syaraf perifer dapat menyebabkan carpal tunned syndrome selama
trimester akhir kehamilan.
4. Akroestesia (rasa gatal di tangan) yang timbul akibat posisi tubuh yang membungkuk berkaitan
dengan tarikan pada segmen fleksus barkialis.
B. SARAN
Sebaiknya ibu hamil bersiap dalam menghadapi perubahan anatomi dan fisiologis
terkait dengan kehamilannya. Selain itu juga, sebaiknya bidan memberi konseling kepada ibu
bahwa perubahan yang terjadi selama masa kehamilan adalah hal yang lumrah dan hanya bersifat
sementara.

DAFTAR PUSTAKA

Dewi,Vivian Nani Lia, Tri Sunarsih. 2011. Asuhan Kehamilan untuk Kebidanan. Jakarta : Salemba
Medika.
Kusmiati, Yuni dkk. (2009). Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta : Fitramaya
Maryunani, Anik. 2010. Biologi Reproduksi dalam Kebidanan. Jakarta : Trans Info Media
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC
Pantikawati, Ika dan Saryono. 2010. Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Yogyakarta: Nuha Medika.
Pearce, E. 2009. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta : Gramedia.
Prawirohardjo, Sarwono. 2011. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT. Bina Pustaka.
Tiran, Denise. 2005. Kamus Saku Bidan. Jakarta : EGC
Yeyeh, Ai dkk. 2009. Asuhan Kebidanan 1(kehamilan), Jakarta : Trans Info media

Anda mungkin juga menyukai