MUQODIMAH
Islam menuntut setiap pemeluknya untuk senantiasa mempelajari dan memahami
setiap ajaran-ajarannya. Tidak ada jalan lain agar dapat mempelajari dan memahami
ajaran Islam secara benar kecuali dengan ilmu, dari mulai hal yang sangat mendasar
yakni Aqidah, Syariah, Ibadah sampai kepada hal Muamalah dan Jinayah.
Adapun ilmu yang pertama dan paling mendasar adalah Ilmu Tauhid, yakni Ilmu tentang
"Laa ilaaha illallah." Sebagai mana Firman Allah SWT.
Maka ketahuilah, bahwa tidak ada Illah (sesembahan, Tuhan) selain Allah, dan
mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi dosa orang-orang mukmin, laki-laki dan
perempuan, dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat kamu tinggal."
(QS. Muhammad (47):19).
Ayat ini menunjukan bahwa Ilmu adalah jalan menuju Iman. Imam Bukhori
mencantumkan sebuah bab Ilmu sebelum ucapan dan perbuatan. Maka dari itu, Ilmu
adalah yang pertama didalam Aqidah, yang pertama dalam ucapan dan perbuatan, dan
yang pertama didalam realitas kehidupan. Dapat disimpulkan bahwa Ilmu adalah syarat
pertama diterimanya Iman dan Islamnya seorang manusia, Rosulullah SAW, bersabda :
"Barangsiapa yang mati sedangkan ia mengetahui (berilmu) bahwa sesungguhnya tiada
Illah selain Allah, maka ia pasti masuk surga." (H.R. Muslim).
Dengan demikian Islam melarang dengan keras kepada setiap pemeluknyamengikuti
sesuatu perkara tanpa dilandasi Ilmu tentangnya. Karna tanpa Ilmu adalah buta atau
gelap, orang yang buta akan mengikuti apa saja yang ditunjukan oleh orang yang
menunjukinya, karena ia tidak bisa melihat kebenaran hakiki.
Firman Allah SWT :
"Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu apa yang tidak kamu ketahui pengetahuan
tentangnya. sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan
diminta pertanggungan jawabnya." (QS. Al-Isra' (17):36)
"Dan tidaklah sama orang yang buta dengan orang melihat. Dan tidak (pula) sama
gelap gulita dengan cahaya. dan tidak (pula) sama yang teduh dengan yang panas.
Dan tidak (pula) sama orang-orang yang hidup dan orang-orang yang mati.
Sesungguhnya Allah SWT memberi pendengaran kepada siapa yang dikehendaki-nya
dan kamu sekali-kali tiada sanggup menjadikan orang yang didalam kubur dapat
mendengar." (QS. Fathir(35):19-22).
Tanpa Ilmu adalah ajaran yang berdasarkan dugaan, ajaran nenek moyang, pendapat
orang banyak, atau ajaran ulama su'.
Firman Allah SWT :
"Dan kebanyakan mereka tidak mengikuti kecuali persangkaan saja. Sesungguhnya
persangkaan itu tidak sedikitpun berguna untuk melawan kebenaran. Sesungguhnya
Allah SWT maha mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS. Yunus(10):36).
Firman Allah SWT :
"Apabila dikatakan kepada mereka: 'Marilah mengikuti apa yang diturunkan Allah SWT
dan mengikuti rosul'. mereka menjawab: 'Cukuplah bagi kami apa yang kami dapati
bapak-bapak kami mengerjakannya'. Dan apakah mereka itu akan mengikuti nenek
moyang mereka walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui (berilmu) apaapa dan tidak (pula) mendapat petunjuk?" (QS.Al-Maidah(5):104).
Firman Allah SWT :
"Dan jika kamu mengikuti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya
mereka akan menyesatkan-mu dari jalan Allah SWT, mereka tidak lain hanyalah
mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap
Allah SWT)." (QS.Al-An'am(6):116).
Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin
dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk
memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak
dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka
mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat
Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka
itulah orang-orang yang lalai. (QS. 5:104)
5. Dalam hadist at-Tirmidzi:
Ingat bahwa dunia itu dilaknat dan dilaknat pula apa-apa yang ada didalamnya
kecuali dzikrullah dan apa-apa yang menyertai dan orang alim atau yang senantiasa
belajar
METODE MENUNTUT ILMU
1. Qiraah wal kitabah.
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha
Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam [1589], Dia mengajar
kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (QS. 96:1-5)
2. At-taallum, Al-ilmu bi ttaalumi (mukhratul hadist). Ilmu itu didapat dari belajar
3. Bertanya (as-suaalu) pada ahlinya.
Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang Kami beri
wahyu kepada mereka; maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai
pengetahuan[828] jika kamu tidak mengetahui, (QS. 16:43)
KESIMPULAN
Berdasarkan penjelasan diatas ilmu yang paling asasi adalah ilmu Tauhidullah, yaitu
ilmu yang menjelaskan tentang tidak sahnya amal kecuali jika dilandasi ileh penetapan
keyakinannya bahwa hanya Allah saja yang harus diikuti, ditaati atau diibadahi.
Firman Allah:
Itulah petunjuk Allah, yang dengannya Dia memberi petunjuk kepada siapa yang
dikehendakiNya di antara hamba-hambaNya. Seandainya mereka mempersekutukan
Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan. (QS. 6:88)
Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan
ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus [1595], dan supaya mereka
mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang
lurus. (QS. 98:5)
Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan)
yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali
Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita
menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah." Jika mereka berpaling
maka katakanlah kepada mereka: "Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang
berserah diri (kepada Allah)." (QS. 3:64)
Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal saleh, baik laki-laki maupun wanita sedang
ia orang yang beriman, maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak
dianiaya walau sedikitpun. (QS.4:124)