Anda di halaman 1dari 3

Transjogja, Kini dan Nanti

Siang tadi, aku dan temenku, achbar, melakukan survey tugas kuliah
perencanaan transportasi publik. Kami mendapatkan lokus pengamatan
transjogja jalur 1B. Ini, untuk pertama kalinya aku pakai transjogja
semenjak ada transjogja berwarna biru. Ya, armada baru transjogja yang
menjadi udara segar, harapan baru bagi orang-orang yang bergantung
dengan transjogja. Bersih, tidak bau bukan berarti harum ya, dingin, dan
pintu yang masih berjalan normal.
Selama perjalanan berlangsung, ada seorang ibu kira-kira berusia 4050

tahun

yang

nampaknya

beliau

menjadi

tourguide,

berceletuk

Biasanya dari bandara ke rumah cuman setengah jam kalau naik motor,
tapi kalau naik transjogja bisa 2-3 jam, diajak muter sek. Kemudian
ditanggapi dengan seorang ibu ya usianya kurang lebih sama Saya
biasanya tinggal nyebrang aja kalau ke rumah, tapi karena gak berani jadi
saya naik transjogja, ya gak papa dibawa muter, yang penting sampe dan
selamet. Benar adanya apa yang dikatakan beliau-beliau, penumpang
diajak city tour dulu. Tapi mungkin, itu yang terbaik buat operator,
pemerintah, dan masyarakat yang telah diperhitungkan berasal darimana
orang yang akan melakukan berpergian dan menuju kemana orang yang
melakukan berpergian.
Sampai suatu saat tiba di Halte Gembira Loka, supir dan crew keluar
untuk ganti shift. 7 menit menunggu, supir bus shift baru masuk kedalam
bus dan langsung menuju kemudi. Bus jalan? Belum, supir menunggu
crew untuk membantu dia dalam operasional penumpang. Selama 5-10
menit, supir dan crew sebelumnya gelisah karena crew shift baru belum
kunjung datang. Mondar-mandir sembari menelpon crew dan kantor,
hingga akhirnya kami diminta keluar dulu, menunggu di Halte karena bus
belakang yang mau memasuki halte sedang menunggu untuk membawa
penumpang baru.
Batin saya sembari ketawa Baru aja dipuji-puji armada baru, lah kok
gini.

Sembari menunggu, ada bus datang dan Jalur 1B, iya jalur kami,
penumpang yang menunggu. Eh buru-buru masuk, ternyata bus Jalur 1B
juga sedang ada masalah dan isi bus penuh banget dengan seragam putih
abu-abu, sampai sampai ada yang berdiri melebihi pegangan tangan yang
disediakan. Oke, halte akan terasa sesak dengan aroma gado-gado.
Syukurnya, keadaan itu cuman berlangsung 1-2 menit hingga akhirnya
datang bus jalur 2A yang membawa seragam putih abu-abu melanjutkan
tujuannya.
Saya batin Hmm, armada baru masih belum diimbangi dengan
manajemen yang baik ya. Seharusnya, jika keadaan seperti tadi, kantor
sudah menyiapkan cadangan agar waktu penumpang tidak terbuang siasia. Secara professional, menyalahkan crew bisa aja sih tapi lebih baik
berhunudzan aja lah ya, mungkin ada sesuatu yang membuat dia tidak
bisa hadir
30 menit menunggu di halte gembira loka gak kurang gak lebih,
akhirnya si crew datang, entah ini crew yang seharusnya atau bukan yang
penting kami lanjut perjalanan. Dan selama menunggu itu, aku takjub
penumpang tidak ada yang nggerutu, komentar buruknya pelayanan
ataupun kalimat-kalimat negatif terhadap transjogja. Woo ada apa ini?
Apa ini pengaruh lingkungan jogja yang ramah? sehingga kurang etis
rasanya jika marah-marah. Syukur deh kalau begitu.
Sepanjang sisa perjalanan menuju Halte Dr. Yap, aku bosan jika hanya
duduk dan capture jarak dan waktu tempuh antar halte serta kecepatan
bus. Iseng-iseng, aku mendekati crew dan bertanya apa yang sedang aku
liat didepan mataku, Tap Card. Mas, itu bedanya huruf U, S, P, dan B apa
ya dan kenapa yang U angkanya 0? tanyaku. Oh itu, kalau U itu Umum,
S itu Single trip, P itu Pelajar, B itu Bank. Dan yang U itu kosong soalnya
itu program baru pemerintah yang akan datang. Jadi Bus Transjogja
kedepannya akan menggunakan tap card sepenuhnya, ntar penjaga di
halte-halte bakal gak ada lagi jawab masnya. Oalah ya ya mas jawabku
yang lalu aku lanjutkan bertanya Terus mas, kan dulu kalau gak salah
halte portable itu penumpang gak boleh langsung naik, tapi kok tadi saya

lihat ada yang bisa naik ya mas? Ya itu kebijakan baru pemerintah untuk
menuju tahap pemakaian kartu. Jadi kedepannya, penumpang bisa
langsung naik darimana saja, asalkan dari halte baik portable maupun
bukan jawab masnya
Dan pada akhirnya, aku dan temenku, menghabiskan waktu 2 jam 30
menit selama di bus untuk mengamati jalur 1B.

Anda mungkin juga menyukai