Tyas Marina
P0502140471
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pencemaran udara atau sering kita dengar dengan istilah polusi udara
menurut Akhmad (2000) diartikan sebagai adanya bahan-bahan atau zat-zat
asing di dalam udara yang menyebabkan perubahan susunan atau komposisi
udara dari keadaan normalnya. Pencemaran udara disebabkan oleh berbagai
macam zat kimia, baik berdampak langsung maupun tidak langsung yang
semakin lama akan semakin mengganggu kehidupan manusia, hewan dan
tumbuhan. Kualitas udara sangat dipengaruhi oleh besar dan jenis sumber
pencemar yang ada seperti dari kegiatan industri, kegiatan transportasi dan lainlain.
Masing-masing sumber pencemar yang berbeda-beda baik jumlah, jenis,
dan pengaruhnya bagi kehidupan. Pencemar udara yang terjadi sangat
ditentukan oleh kualitas bahan bakar yang digunakan, teknologi serta
pengawasan yang dilakukan. . Menurut UU RI No.23 tahun 1997, pencemaran
lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi,
dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia
sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan
lingkungan hidup tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya. Sebagian
besar pencemaran lingkungan disebabkan oleh adanya limbah yang dibuang ke
lingkungan hingga daya dukungnya terlampaui.
Logam berat merupakan pencemar lingkungan yang utama dan sebagian
besar bersifat toksik meskipun dalam konsentrasi yang rendah. Pencemaran
logam berat berlangsung sangat cepat sejak dimulainya revolusi industri
(Nriagu, 1979). Sumber utama pencemaran oleh logam berat disebabkan oleh
pembakaran bahan bakar fossil, pertambangan dan peleburan bijih logam,
limbah domestik, pupuk, pestisida dan lain-lain. Umumnya, logam berat yang
menyebabkan pencemaran adalah Cd, Cr, Cu, Hg, Pb dan Zn.
Di antara logam berat toksik yang mencemari tanah, Pb merupakan
pencemar utama karena memiliki distribusi/penyebaran yang luas dan penyebab
utama pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan (Cunningham and
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kromatografi Gas
Kromatografi gas termasuk dalam salah satu alat analisa (analisa kualitatif
dan analisa kuantitatif), kromatografi gas dijajarkan sebagai cara analisa yang
dapat digunakan untuk menganalisa senyawa-senyawa organic. Kita telah
mengetahui bahwa ada dua jenis kromatografi gas, yatiu kromatografi gas padat
(KGP), dan kromatografi gas cair (KGC). Dalam kedua hal ini sebagai fasa
bergerak adalah gas (hingga keduanya disebut kromatografi gas), tetapi fasa
diamnya berbeda. Meskipun kedua cara tersebut mempunyai banya
persamaan.perbedaan antara keduanya adalah cara kerjanya
Pada kromatografi gas padat (KGP) terdapat adsorbsi dan pada
kromatografi gas cair (KGC) terdapat partisi (larutan). Kromatografi ga padat
(KGP) digunakan sebelum tahun 1800 untuk memurnikan gas. Metode ini
awalnya kurang berkembang. Penemuan jenis-jenis padatan baru sebagi hasil
riset memperluas penggunaan metode ini. Kelemahan metode ini mirip dengan
kromatografi cair padat. Sedangkan kromatografi gas cair sering disebut oleh
para pakar kimia organic sebagai kromatografi fasa uap. Pertama kali
dikenalkan oleh James dan Martin pada tahun 1952. metode ini paling banyak
digunakan karena efisien, serba guna, cepat dan peka. Cuplikan dengan ukuran
beberapa microgram sampel dengan ukuran 10 gram masih dapat dideteksi.
Sayangnya komponen cuplikan harus mempunyai tekanan beberapa torr pada
suhu kolom.
dalam minyak
bumi.
Karena
bersifat
karsinogenik,
maka
air
dengan
aroma
seperti pengencer
cat dan
berbau
harum
seperti benzena. Toluena adalah suatu senyawa tidak berwarna cairan berbau
aromatic yang khas dimanatidak setajam benzena. Asal kata toluena diambil
darisebuah resin alami, kata tolu, merupakan sebuah namadari sebuah kota kecil
di Colombia, Amerika Selatan.Toluena ditemukan antara produk degradasi
dengan cara pemanasan resin tersebut. Toluena dikenal juga sebagai metil
benzena ataupun fenilmetana yaitu cairan bening tak berwarna yang tidak larut
dalam air dengan aroma seperti pengencer cat dan berbau harum
seperti benzena.
Toluena adalah hidrokarbon aromatik yangdigunakan secara luas dalam
stok umpan industri dan juga sebagai bahan pelarut bagi industri lainnya.Seperti
pelarut-pelarut lainnya, toluena jugadigunakan sebagai obat inhalan oleh karena
sifatnyayang memabukkan. Toluena juga mudah sekaliterbakar. (Wikipedia,
pembuatan
bersamadengan
TNT
benzene,
tersebut.Toluena
xylene,
dan
secara
senyawa
umum
diproduksi
aromatik
C9dengan
bahan mentah dalam produksi bahan-bahan plastik, alkyd resin dan bahan gelas
yang terbuat dari polyester, isomer p-xylene dimanfaatkan dalam pembuatan
serat polyester dan film sedangkan isomer m-xylene digunakan untuk membuat
asam isoftalat, polyester dan resin alkyd. Dalam jumlah kecil, xylene ditemukan
dalam bahan bakar pesawat terbang, minyak tanah dan asap rokok.
Pajanan xylene dapat terjadi melalui jalur inhalasi, ingesti (tertelan),
kontak mata dan dalam beberapa kasus yang jarang terjadi xylene juga diserap
dalam jumlah kecil di kulit. Pada waktu terhirup, xylene akan diserap dengan
sangat cepat. Konsentrasi xylene di bawah 200 ppm akan mengiritasi mata dan
selaput lendir, sedangkan pada konsentrasi yang tinggi xylene menimbulkan
efek narkotik. Pajanan terhadap konsentrasi tinggi uap xylene yang berlangsung
akut dapat menyebabkan gangguan fungsi dan pembengkakan paru serta
pendarahan. Pajanan xylene yang berlangsung terus menerus dapat menekan
sistem syaraf pusat, anemia, pendarahan jaringan, pembesaran hati, kematian
jaringan hati dan neprosis. Kontak berulang kali antara kulit dan xylene
menyebabkan kulit kering dan dermatitis.
2.5 Pencemaran Udara
Udara merupakan atmosfer yang berada di sekeliling bumi yang
fungsinya sangat penting bagi kehidupan manusia di dunia ini. Dalam udara
terdapat oksigen untuk bernafas, karbondioksida untuk proses fotosintesis oleh
klorofil daun dan ozon untuk menahan sinar ultraviolet.
Pencemaran udara diartikan hadirnya satu atau beberapa kontaminan di
dalam udara atmosfer di luar, antara lain oleh debu, busa, gas, kabut, bau
bauan, asap atau uap dalam kuantitas yang banyak, dengan berbagai sifat
maupun lama berlangsungnya di udara tersebut, hingga menimbulkan gangguan
terhadap kehidupan manusia, tumbuhtumbuhan atau binatang maupun benda,
atau tanpa alasan jelas sudah dapat mempengaruhi kelestarian organisme
maupun benda. Pencemaran udara juga adalah bertambahnya bahan atau
substrat fisik atau kimia ke dalam lingkungan udara normal yang mencapai
sejumlah tertentu, sehingga dapat dideteksi oleh manusia (yang dapat dihitung
dan diukur) serta dapat memberikan efek pada manusia, binatang, vegetasi dan
material
Menurut Peraturan Pemerintah RI No.41 tahun 1999, pencemaran udara
adalah masuknya atau dimasukkannya zat, energi, dan/atau komponen lain ke
dalam udara ambien oleh kegiatan manusia, sehingga mutu udara ambien turun
sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan udara ambien tidak dapat
memenuhi fungsinya.
2.5.1
1. Sumber alamiah
Beberapa kegiatan alam bisa menyebabkan pencemaran udara seperti
kegiatan gunung berapi, kebakaran hutan, petir, kegiatan mikroorganisme dan
lainlain. Bahan pencemar yang dihasilkan umumnya asap, debu, grit dan gas
gas ( CO dan NO).
2. Sumber buatan manusia
Ada beberapa polutan/bahan pencemar yang dapat menyebabkan
pencemaran udara, antara lain:
1. Karbon monoksida (CO)
2. Nitrogen dioksida (NO2)
3. Sulfur dioksida (SO2)
4. Partikulat (asap atau jelaga)
5. Hidrokarbon (HC)
6. Chlorofluorocarbon (CFC)
7. Timbal (Pb)
8. Karbon dioksida (CO2)
Efek atau dampak negatif umum pencemaran udara terhadap kehidupan
manusia, antara lain:
(golena),
pompa vakum
Tabung penjerap diletakkan dalam kondisi vertikal selama sampling
Flow, waktu dan atau volume udara diukur secara akurat. Sample
diambil dengan flow rate 1 L/menit atau kurang. Volume sample yang
diambil sebaiknya dilakukan sesuai dengan threshold limit value.
b. Diffusive Sampler
2.3
Uji TCLP Logam Pb dan Cd
3.2.1 Preparasi Sample
IV HASIL PEMBAHASAN
Penentuan kadar Benzen-Toluen-Xylene di udara dilakukan dengan
menggunakan alat Kromatografi Gas (GC). Data yang diperoleh dari
pengukuran dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Data Area Sampel, Standard an Blanko
Senyawa
Area Sampel
Area Standar
Benzene
Toluen
Ortho Xylene
Meta Xylene
Para Xylene
Blanko (CS2)
6321
5582
21205
23398
6500
-
225706
332653
3576
167609
3083
-
Data Lapang :
Flow
= 0.8 L/menit
T
= 27.05 0C
Area
Blanko
1611
Konsentrasi
larutan standar
1000 mg/L
900 mg/L
900 mg/L
1611
= 12 menit
rumus nya:
Area Sampel
( Area
Standar )
T 0 C+273
) x 1000
298
g/m3
=
Flow (L/menit) x t (menit)
Keterangan:
Konsentrasi standar
Volume contoh
Temperature
Flow
t
= g/ml
= ml
= oK
= liter/menit
= menit
T C+273
) x 1000
298
[Benzene]=
6,3211,611
225,7061,611
x 1,000 g /ml
x 1 ml x
27.05+ 273
x 1,000
298
Flow x T
4,710
224,095
x 1,000 g/ml x 1 ml x
27.05+ 273
x 1,000
298
4,710
224,095
x 1,000 g/ml x 1 ml x
27.05+ 273
x 1,000
298
9.6 m3
21164,10 g
9.6 m3
2204,60 g/m3
Toluena:
Area Sampel
Area Standar
T C+273
x Cons.Standar (g/ml) x Vol.Contoh (ml) x (
) x 1000
298
[Toluene ]=
Flow (L/menit) x t (menit)
5,582
332,653
x 900 g/ml x 1 ml x
27.05+ 273
x 1000
298
5,582
332,653
x 900 g/ml
x 1 ml x
300.05
1000
298 x
x 900 g x
1.007 x 1000
9,6 m3
15407.1 g
9,6 m3
1604.9 g/m3
Xylene:
Area Sampel
Area Standar
T C+273
x Cons.Standar (g/ml) x Vol.Contoh (ml) x (
) x 1000
298
[Xylene] =
Flow (L/menit) x t (menit)
=
51,103
174,268
x 900 (g /ml) x 1 ml x
27.01+273
x 1000
298
x 900 g/ml x 1 ml x
300.05
1000
298 x
9.6 m3
265,545.9
9.6 m3
= 27377,81 g /m3
Jadi konsentrasi xylene = 27377,81 g /m3 1.000 = 27,3 mg/m3
Hasil Pengujian
(mg/m3)
2,2
1,6
27,3
Nilai Ambang
Batas (NAB)
(mg/m3)
32
188
434
hasil
pengujian
didapatkan
konstentrasinya
adalah
2,2
mg/m 3,
jika
dalam jumlah dan konsentrasi yang melebihi baku mutu atau nilai ambang batas
yang diperbolehkan oleh regulasi peraturan yang berlaku di wilayah Negara
Indonesia. Senyawa Benzene (C6H6) berdasarkan SNI 19-0232-2005 tergolong
dalam senyawa A2 yang merupakan zat kimia yang diperkirakan karsinogen
untuk manusia (suspected human carcinogen).
Senyawa Toluen dengan rumus molekul C7H8 (C6H5CH3) dikenal juga
sebagai metilbenzena ataupun fenilmetana, adalah cairan bening tak berwarna
yang tak larut dalam air dengan aroma seperti pengencer cat dan berbau harum
seperti benzena.
melakukan
pekerjaan sehari-hari
mengindikasikan
pengoperasionalan
bahwa
sehari-hari
pihak
dimana
perusahan
bahan
baku
dalam
dari
kegiatan
kegiatannya
dan Xylene
C6
Konsentrasi Standar
0
1
2
3
4
5
Nilai Absorbansi
-0.0008
0.0214
0.0434
0.063
0.0864
0.1075
Y + 0,00052381
0,021603
0,0051+ 0,00052381
0,021603
= 0,2603 ppm
Nilai konsentrasi Pb yang diperbolehkan di Indonesia sesuai dengan
baku mutu pada Peraturan Pemerintah No 85 tahun 1999 ialah sebesar 5 mg/L.
Apabila dibandingkan dengan nilai baku mutu yang ada, kadar Pb yang
terkandung dalam sampel berada jauh di bawah ambang batas baku mutu. Hal
tersebut menunjukkan bahwa kandungan Pb di udara sampel masih dalam
ambang batas aman.
Tabel 4.2. Hasil Nilai Absorbansi Cd
No.
1
2
3
4
5
6
Konsentrasi Standar
0
0.1
0.2
0.4
0.6
0.8
Nilai Absorpsi
0.0003
0.0421
0.0829
0.1581
0.2389
0.307
0,15290,0035846
0,38466
= 0,3882 ppm
Apabila dilihat dari baku mutu Cd yang telah diatur pada PP 85 tahun
1999, konsentrasi Cd yag diperbolehkan adalah sebesar 1 mg/L. Kandungan
konsentrasi Cd ada sampel masih cukup jauh di bawah baku mutu yang berarti
bahwa sampel lumpur yang diteliti masih cukup aman dari pencemaran logam
Cd.
V KESIMPULAN
Praktikum uji TCLP (Toxicity Characteristic Leacing Procedure) logam
Pb dan Cd menggunkan metode AAS (atomic absorbtion spectrophotometer)
dan penentuan kadar benzene, tolene, xylena (BTX) di udara dengan metode
kromatografi gas, dapat disimpulkan
Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan yang dilakukan bahwa
hubungan antara absorbansi dengan larutan konsentrasi larutan standar Pb maka
didapatkan persamaan Y= 0,021603 Conc - 0,00052381, dengan nilai korelasi
0,998. Hal tersebut berarti bahwa setiap perubahan 1 mg/L Pb akan menambah
nilai absorbansi sebanyak 0,00052381, sedangkan hubungan antara absorbansi
dengan larutan standar Cd maka didapatkan persamaan Y = 0,38466 Conc +
0,0035846. dengan nilai korelasi sebesar 0,9996 berarti blangko standar yang
digunakan bagus Konsentrasi Pb dalam sampel adalah 0,2016 ppm dan Cd
adalah 0,35846 apabila dibandingkan dengan baku mutu menurut standar PP
No. 85 Tahun 1999 Tentang: Perubahan Atas Peraturan Pemerintah No. 18
Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun yaitu
Pb adalah 5,0 mg/L dan Cd adalah 1,0 mg/L sehingga sampel tersebut
dikategorikan belum tercemar oleh logam berat Pb dan Cd.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.amazine.co/25932/apa-itu-toluena-sifat-kegunaan-efekkesehatannya/
Peraturan Pemerintah No 85 tahun 1999 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah No. 18
Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun
SNI-19-0232-2005 tentang Nilai Ambang Batas (NAB) Udara di tempat kerja