Buk Apri Makalah Pencernaan
Buk Apri Makalah Pencernaan
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat
rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan makalah dengan judul asuhan
keperawatan pankreatitis dapat kami selesaikan sengan jadwal yang telah direncanakan.
Terdorong oleh rasa ingin tahu, kemauan, kerjasama dan kerjakeras, kami serahkan
seluruh upaya demi mewujudkan keinginan ini.
Makalah ini kami buat untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan untuk
melengkapi dan menyempurnakan suatu mata kuliah.
Penulis menyadari dalam menyusun makalah ini masih banyak kekurangan dan
kesalahan baik cara penulisan ataupun penyusunanya. Oleh karena itu kami, mohon maaf
dan
sangat
mengharapkan masukan
yang
sifatnya
membangun
demi
untuk
BAB I
PENDAHULUAN
.1 Latar Belakang
Pankreas adalah kelenjar rasemosa besar dan memanjang yang terletak melintang
dibelakang lambung. Diantara limpa dan duodenum. Sekresi eksternalnya mengandung
enzim pencernaan. Sekresi internal pangkreas mengandung enzim pencernaan. Insulin
dihasilkan oleh sel-sel beta dan sekresi lainnya glukagon dihasilkan oleh sel-sel alfa. Sel alfa,
beta dan delta membentuk kumpulan disebut pulau langershand.
Pankereas merupakan suatu organ yang mempunyai fungsi endokrin dan eksokrin,
dan kedua fungsi ini saling berhubungan. Fungsi eksokrin yang utama adalah untuk
memfasilitasi proses pencernaan melalui sekresi enzim-enzim ke dalam duodenum
proksimal. Sekretin dan kolesistokinin pankreozimin (CCC-PZ) merupakan hormon traktus
gastrointestinal yang membantu dalam mencerna zat-zat makanan dengan mengendalikan
sekret pangkreas. Sekresi enzim pankreas yang normal berkisar dari 1500-2500 mm / hari.
Pankreatitis adalah penyakit peradangan serius yang akut atau kronis. Pankreatitis
merujuk pada peradangan, edema, dan necrosis yang terjadi sebagai akibat pencernaan-diri
pankreas oleh enzim yang biasanya dikeluarkannya.
Pankreatitis akut ditandai dengan serangan peradangan dan edema tunggal atau
berulang-ulang. Kecuali dalam kasus pankreatitis yang disebabkan alkohol, pankreas kembali
normal setelah diobati, dan pasien tidak mengalami lanjutan yang menetap. Kecanduan
alkohol merupakan penyebab paling umum timbulnya pankreatitis.
Pankreatitis kronis menyebabkan kerusakan pankreas yang proggresif dan permanen
karena jaringan normal digantikan oleh jaringan fibrosa. Kondisi kronis ini bisa terjadi
setelah pankreatitis akut atau terjadi sendiri. Penyebab paling umum pada orang dewasa
adalah kecanduan alkohol. Pada anak-anak, penyebab umumnya adalah kista fibrosis.
Kondisi ini menyebabkan insufisiensi enzim-enzim pankreas secara kronis.
Dalam makalah ini penulis akan membahas secara ringkas tentang konsep dasar
penyakity pankreatitis akut dan kronis serta konsep dasar asuhan keperawatan pancreatitis
dan selanjutnya contoh asuhan keperawatan pada pasien dengan pancreatitis akut.
.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Konsep Dasar Penyakit Pankreatitis aku dan kronis?
2. Bagaimana Asuhan Keperawatan yang diberikan pada pasien dengan penyakit
pankreatitis?
3. Bagaiaman contoh asuhan keperawatan pada pasien pancreatitis akut?
.3 Tujuan
Tujuan penyusunan makalah ini adalah agar mahasiswa dan mahasiswi khususnya di
stikes yarsi mataram dapat mengetahui dan mampu memahami serta mengaplikasikan ilmu
yang diperoleh tentang konsep dasar penyakit pankretitis akut dan kronik serta memberikan
asuhan keperawatan sesuai dengan ilmunya di lahan praktik nantinya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
.1 Pengertian Pankereatitis
d. Infeksi
Infeksi virus telah dapat dihubungkan dengan pankreatitis akut khususnya
gondongan dan infeksi sackie, peningkatan sepintas amylase serum bukanlah merupakan
hal yang luar biasa.
e. Trauma
menyebabkan
hiperlipidemia.
Jenis
pankreatitis
cenderung
lebih
parah
tumor hadir adalah sekitar 14%. Pankreasneoplasma kistik, seperti intraductal papillarymucinous neoplasma (IPMN),musinosa cystadenoma, atau cystadenoma serosa, juga dapat
menyebabkan pankreatitis. Racun Paparan insektisida organofosfat dapat menyebabkan
pankreatitis
akut.
Scorpiondan
gigitan
ular
mungkin
juga
penyebab,
di
Trinidad,
sengatan kalajengking Tityus trinitatis adalah penyebab paling umum dari pankreatitis
akut.Hiperstimulasi sekresi eksokrin pankreas tampaknya menjadi mekanisme kerja dalam kedua
kasus.
k. Kelainan perkembangan pancreas
Pankreas berkembang dari 2 tunas yang berasal dari saluran pencernaan dariembrio
berkembang. Ada 2 kelainan perkembangan umumnya terkait dengan pankreatitis: pankreas
divisum dan pankreas annular.Pankreas divisum adalah kegagalan saluran pankreas dorsal dan
ventral untukmemadukan selama embriogenesis. Mungkin varian anatomi normal, terjadi
padasekitar 5% dari populasi (lihat gambar di bawah), dalam banyak kasus, hal itumungkin
benar-benar melindungi terhadap batu empedu pankreatitis. Tampaknyakehadiran papila minor
pulmonalis dan saluran atresia Santorini merupakan factor risiko tambahan yang bersama-sama
berkontribusi pada pengembangan pankreatitis akut melalui mekanisme obstruktif (meskipun hal
ini kontroversial).Pankreas divisum terkait dengan minor papilla ste Pancreas divisum terkait
dengan minor papilla stenosis menyebabkan pankreatitis berulang. Karena pancreas divisum
relatif umum pada populasi umum, yang terbaik adalah dianggap sebagai varian dari anatomi
normal dan tidak harus sebagai penyebab pankreatitis. Dalam hal ini, perhatikan kontur bulat
dari saluran yang berdekatan dengan kanula.
Penampilan ini telah disebut Santorinicele. Punggung saluran obstruksi alirankeluar
adalah kemungkinan penyebab pankreatitis ketika Santorinicele hadir danterkait dengan papilla
kecil yang mengakomodasi hanya kawat panduan.Pankreatitis berulang berhubungan dengan
pankreas pankreatitis diRecurrent berhubungan dengan pankreas divisum di pria tua.
Pancreatogram dari salurandorsal menunjukkan stenosis distal dengan pankreatitis kronis hulu.
Setelahstenosis itu melebar dan stented, nyeri diselesaikan dan pasien membaik secaraklinis
selama 1 tahun pertukaran stent triwulanan. Tindak lanjut CT scan menunjukkan resolusi massa
inflamasi. Meskipun biopsi duktal dan sitologi yang berulang kali negatif, rasa sakit dan
pankreatitis kembali ketika stent telah dihapus. Pasien mengembangkan obstruksi aliran keluar
duodenum dan dikirim keoperasi, prosedur Whipple mengungkapkan adeno karsinoma
periampula (dari papila minor).Pankreas annular merupakan anomali kongenital biasa di mana
sebuah band dari jaringan pankreas mengelilingi bagian kedua duodenum. Biasanya, hal itu tidak
menimbulkan gejala sampai di kemudian hari. Kondisi ini merupakan penyebab yang jarang dari
pankreatitis akut, mungkin melalui mekanisme obstruktif. Sfingter Oddi disfungsi dapat
menyebabkan pankreatitis akut dengan menyebabkan peningkatan tekanan duktal pankreas.
Namun, peran pankreatitisdisebabkan oleh disfungsi seperti pada pasien tanpa tekanan sfingter
ditinggikan pada manometri masih controversial.
.3 Klasifikasi
1. Pankreatitis akut
Terdapat dua bentuk anatomis utama yakni pankreatitis akut intertisial dan
pankreatitis akut tipe nekrosis hemoragik. Manifestasi klinisnya dapat sama, kedua
bentuk tersebut dapat pula berakibat fatal.pemeriksaan pencitraan kini dapat secara tepat
membedakan kedua bentuk tersebut
a) Pankreatitis akut intertisial
Secara makroskopik pankreas membengkak secara difus dan tampak pucat .
tidak didapatkan nekrosis atau perdarahan atau bila ada, minimal sekali.secara
makroskopik, daerah intertisial melebar karena adanya edema ektra selular, disertai
sebaran sel-sel leukosit polimorfonuklear. Saluran pankreas dapat terisi dengan
bahan-bahan purulen. Tidak didapatkan destruksi asinus.
b) Pankreatitis akut tipe nekrosis hemoragik
Secara makroskopik tampak nekrosis jaringan pankreas disertai dengan
perdarahan dan inflamasi.Tanda utama adalah adanya nekrosis lemak pada jaringanjaringan ditepi pankreas, nekrosis arenkim dan pembuluh-pembuluh darah sehingga
mengakibatkan perdarahan dan dapat mengisi ruangan retroperitoneal. Bila penyakit
berlanjut, dapat timbul abses atau daerah-daerah nekrosis yang berdinding,yang subur
untuk timbulnya bakteri sehingga dapat menimbulkan abses purulan. Gambaran
mikroskopis adalah adanya nekrosis lemak dan jaringan pankreaas, kantong-kantong
infiltrat yang meradang dan berdarah ditemukan tersebar pada jaringan yang rusak
dan jaringan yang mati. Pembuluh-pembuluh darah didalam dan disekitar daerah
intensitas maksimumnya dalam beberapa menit. Nyeri biasanya berat dan menetap
selama berhari-hari. Bahkan dosis besar dari suntikan narkotikpun sering tidak dapat
mengurangi rasa nyeri ini. Batuk, gerakan yang kasar dan pernafasan yang dalam,
bisa membuat nyeri semakin memburuk. Duduk tegak dan bersandar ke depan bisa
membantu meringankan rasa nyeri.
b) mual dan muntah
Sebagian besar penderita merasakan mual dan ingin muntah.
Penderita
pankreatitis akut karena alkoholisme, bisa tidak menunjukkan gejala lainnya, selain
nyeri yang tidak terlalu hebat.
c) Sedangkan penderita lainnya akan terlihat sangat sakit, berkeringat
d) denyut nadinya cepat (100-140 denyut per menit) dan
.5 patofisiologi
Pertama, fase awal yang disebabkan efek sistemik pelepasan mediator inflamasi,
disebut
sindrom
respons
inflamasi
sistemik
atau systemic
inflamatory
response
syndrome (SIRS) yang berlangsung sekitar 72 jam. Gambaran klinisnya menyerupai sepsis,
tetapi tidak ada bukti-bukti infeksi. Alkohol diperkirakan dapat menyebabkan defek primer
berupa presipitasi protein (enzim yang mengental) di dalam duktus, atrofi difus sel asinun,
fibrosis yang menimbulkan dilatasi duktus, atrofi difus sel inus , fibrosis dan akhirnya
kalsifikasi sebagian menyumbat protein tersebut. Efek toksik langsung alcohol pada pankreas
mengakibatkan pancreatitis (ditemukan pada klien yang mengonsumsi alcohol dalam jangka
waktu yang lama).
Inflamasi kronis pankreas menyebabkan destruksi sekresi sel pankreas sel pankreas
Etiologi
yang menyebabkan maldigestif dan malabsorbsi protein dan lemak dan mungkin sel beta
Kurang
terpajan
info& salah
interpretasi
pulau Ansietas
Langerhans
yang
menyebabkan
diabetes
melitus.
Ketika penggantian
Mengiritasi
Pnkreas sel oleh jaringan
Kedua, fase lanjut merupakan kegagalan sistem pertahanan tubuh alami yang
Eksu
menyebabkan
keterlibatan
sampai
kegagalan
multiorgan, yang
biasanya dimulai
ngsang Ujung
ujung
sarafTek. Pd
Peningkatan
Kapsul
Pankreas
Obstruksi
Duktus
Pankreatikus
Meningkatkan
metabolisme
tubuhpada awal
minggu kedua. Kegagalan fungsi salah satu organ merupakan penanda beratnya penyakit dan
buruknya faktor prognosis.
Ke Retr
As. Lambung meningkat
Suhu tubuh meningkat
Mual, Muntah
Kehilangan Enzim pencernaan & Insulin
Ke Hipotalamus
Hipertermi
Ke Korteks Cerebri
.6 PATHWAY
Nyeri Akut
gaktivkan Norephineprin
Kelemahan Fisik
Pasien Terjaga
Intoleransi Aktivitas
.7 Komplikasi
Komplikasi yang sering muncul adalah:
Kebanyakan komplikasi-komplikasi dari pulmonary edema mungkin timbul dari
komplikasi-komplikasi yang berhubungan dengan penyebab yang mendasarinya. Lebih
spesifik, pulmonaryedema dapat menyebabkan pengoksigenan darah yang dikompromikan
secara parah oleh paru- paru. Pengoksigenan yang buruk (hypoxia) dapat secara potensial
Kardiovaskuler
: syok hipotensif, depresi miokardial (MDF)
Ginjal
: gagal ginjal akut
Hematologi
: koagulasi intravaskuler diseminata
Metabolic
: hipokalsemia, metabolic asidosis
Gastrointestinal
: abses pancreas, pendarahan gastrointestinal
Kista pankreas: kista dapat terjadi karena terkumpulnya cairan di sekeliling pankreas
kalkuli
intraduktal
baik
pada
duktus
pankreatikus
mayor
maupun
minor.Kalsifikasi ini paling sering ditemukan pada pankreatitis alkohol tetapi juga
terlihat pada bentuk herediter dan tropis.
b. Pemeriksaan barium
Pada traktus gastrointestinal dapat memberikan informasi yang penting pada
penanganan pasien pankreatitis kronik. Keterlibatan esophagus dan obstruksi
biasanya disebabkabkan oleh ekstensi mediastinal oleh pseudokista. Pembesaran
pankreas dapat menekan gaster. Varises gaster sebagai dampak sekunder thrombosis
vena splenika dapat memberikan gambaran yang sama.
c. Ultrasonografi
Digunakan sebagai modalitas awal pada pasien dengan gambaran nyeri perut
atas, dapat menentukan penyebab pankreatitis kronik ( penyakit hati alkoholik,
penyakit kalkuli) dan menilai komplikasi penyakit (mis. pseudokista, ascites,
obstruksi vena portal/splenika).
d. CT Scan
CT sangat baik untuk pencitraan retroperitoneum, dan bermanfaat
membedakan pankreatitis kronik dengan karsinoma pankreas. Perubahan yang dapat
ditampilkan pada CT Scan berupa dilatasi duktus pankreatikus mayor, kalsifikasi,
perubahan ukuran, bentuk, dan kontur, pseudokista, dan perubahan pada duktus bilier.
CT Scan lebih sensitif dibandingkan foto polos dan ultrasonografi dalam pencitraan
kalsifikasi.Tetapi kelemahannya, tidak bisa mendeteksi perubahan awal pankreatitis
kronis dan menentukan tingkat kelainan duktus.
e. Endoscopic Retrograde Cholangio Pancreatography (ERCP)
mukosa, yang dipertahankan oleh normal enterik di villi adalah salah satu faktor
utama mekanisme perlindungan saluran cerna. Kegagalan barier intestinal dan juga
pertumbuhan bakteri yang sangat besar akibat perubahan motilitas tersebut dan
imunosupresi akan meningkatkan kontaminasi pankreas oleh translokasi bakteri pada
pasien pankreatitis akut berat. Pemberian antibiotika profilaksis pada pankreatitis
nekrotika akut masih kontroversial. Salah satu keberatannya adalah meningkatnya
resistensi mikroba dan risiko meningkatnya infeksi nosokomial akibat organisme
nonenterik. melaporkan pemberian antibiotika awal pada pasien yang mengalami
nekrosis pankreas akut dengan cefuroxime 4,5 g/hari dibandingkan dengan plasebo
dapat menurunkan mortalitas dan risiko sepsis (p=0,01). Untuk efektivitas
pengobatan antibiotika yang diberika adalah antibiotika broad spectrum yang dapat
menembus barier sehingga mencapai tempat infeksi, seperti metronidazole,
cefotaxime, piperacillin, mezlocillin,ofloxacin, and ciprofloxacin. Apabila diberikan
secara profilaktik disarankan lama pemberian berkisar antara 7-14 hari. Pemeriksaan
aspirasi jarum halus yang dipandu dengan USG/CT scan sebaiknya dilakukan untuk
membedakan nekrosis pankreas akut bersifat steril atau terinfeksi dan melakukan
kultur dan sensitivitas sebagai pedoman pemberian antibiotika yang tepat. Aspirasi
jarum halus relatif aman dan memberikan hasil yang akurat, dengan tingkat
sensitivitas dan spesifisitas untuk menegakkan nekrosis pankreas terinfeksi sebesar
masing masing 90% dan 96%.
a. Tindakan Bedah
Tindakan segera untuk eksplorasi bedah pada umumnya tidak dilakukan, kecuali pada
kasus-kasus berat di mana terdapat:
b. Perburukan sirkulasi dan fungsi paru sesudah beberapa hari terapi intensif.
c. Pada kasus pankreatitis hemoragik nekrosis yang disertai dengan rejatan yang sukar
d.
e.
f.
g.
h.
diatasi.
Timbulnya sepsis.
Gangguan fungsi ginjal yang progresif.
Tanda-tanda peritonitis.
Bendungan dari infeksi saluran empedu.
Perdarahan intestinal yang berat.
Tindakan bedah juga dapat dilakukan sesudah penyakit berjalan beberapa waktu
(kebanyakan sesudah 2-3 minggu perawatan intensif) bilamana timbul penyulit seperti
pembentukan pseudokista atau abses, pembentukan fistel, ileus karena obstruksi pada
duodenum atau kolon, pada perdarahan hebat retroperitoneal atau intestinal.
Obat-obatan Sejumlah obat diteliti efikasinya dalam mencegah komplikasi
pankreas diantaranya adalah:
a.
b.
c.
d.
dari pankreas ke usus halus, akan mengurangi rasa nyeri pada sekitar 70- 80%
penderita. Jika salurannya tidak melebar, sebagian dari pankreas mungkin harus
diangkat. Bila kepala pankreas terkena, bagian ini diangkat bersamaan dengan usus
dua belas jari. Pembedahan ini dapat mengurangi nyeri pada 60-80% penderita.
Dengan meminum tablet atau kapsul yang mengandung ekstrak enzim pankreas pada
saat makan, dapat membuat tinja menjadi kurang berlemak dan memperbaiki
penyerapan makanan, tapi masalah ini jarang dapat teratasi. Bila perlu, larutan antasid
atau penghambat H2 dapat diminum bersamaan dengan enzim pankreas. Dengan
pengobatan tersebut, berat badan penderita biasanya akan meningkat, buang air
besarnya menjadi lebih jarang, tidak lagi terdapat tetesan minyak pada tinjanya dan
secara umum akan merasa lebih baik. Jika pengobatan diatas tidak efektif, penderita
dapat mencoba mengurangi asupan lemak. Mungkin juga dibutuhkan tambahan
vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E dan K).
BAB III
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PANKREATITIS
.1 PENGKAJIAN
a. Biodata
Pada biodata diperoleh data tentang nama, umur, jenis kelamin, tempat tinggal,
pekerjaan, pendidikan dan status perkawinan. Dimana beberapa faktor tersebut dapat
menempatkan klien pada resiko pada pankreatitis akut.
b. Keluhan Utama
Penderita biasanya mengeluh perut terasa sakit dan panas terbakar pada abdomen
sampai tembus ke punggung, terutama daerah epigastrik
c. Riwayat Penyakit Sekarang
Perjalanan penyakit ini biasanya dimulai dari rasa tidak enak di perut, rasa perih
sehingga kadang orang awam menganggapnya sebagai gangguan lambung. Rasa perih itu
kemudian berubah cepat menjadi rasa terbakar dan sakit pada abdomen terutama
epigastrik.
d.
dengan penyakit pankreatitis yang parah dapat mengalami asites, ikterik dan
teraba massa abdomen (Huddak & Gallo, 1996).
Sistem cardiovascular
Efek sistemik lainnya dari pelepasan kedalam sirkulasi adalah vasodilatasi
perifer yang pada gilirannya dapat menyebabkan hipotensi dan syok.
Penurunan perfusi pankreas dapat menyebabkan penurunan faktor depresan
miokardial (MDF). Faktor depresan miokardial diketahui dapat menurunkan
kontraktilitas jantung. Seluruh organ tubuh kemudian terganggu
Sistem sirkulasi
Resusitasi cairan dini dan agresif diduga dapat mencegah pelepasan MDF.
Aktivasi tripsin diketahui dapat mengakibatkan abnormalitas dalam koagulitas
darah dan lisis bekuan. Koagulasi intravaskular diseminata dengan keterkaitan
dengan gangguan perdarahan selanjutnya dapat mempengaruhi keseimbangan
Sistem respirasi
Pelepasan enzim-enzim lain (contoh fosfolipase) diduga banyak menyebabkan
komplikasi pulmonal yang berhubungan dengan pankretitis akut. Ini termasuk
hipoksemia arterial, atelektasis, efusi pleural, pneumonia, gagal nafas akut dan
sindroma distress pernafasan akut
Sistem metablisme
Komplikasi metabolik dari pankreatitis akut termasuk hipokalsemia dan
hiperlipidemia yang diduga berhubungan dengan daerah nekrosis lemak
disekitar daerah pankreas yang meradang. Hiperglikemia dapat timbul dan
disebabkan oleh respon terhadap stress. Kerusakan sel-sel inset langerhans
menyebabkan hiperglikemia refraktori. Asidosis metabolik dapat diakibatkan
oleh hipoperfusi dan aktivasi hipermetabolik anaerob
Sistem urinary
Oliguria, azotemia atau trombosis vena renalis bisa menyebabkan gagal ginjal
Sistem neurologi
Kaji perubahan tingkah laku dan sensori yang dapat berhubungan dengan
penggunaan alkohol atau indikasi hipoksia yang disertai syok
Sistem integument
2. Membran mukosa kering, kulit dingin dan lembab, sianosis yang dapat
mencerminkan dehidrasi ringan sampai sedang akibat muntah atau
sindrom kebocoran kapiler. Perubahan warna keunguan pada panggul
(tanda turney grey) atau pada area periumbilikus (tanda cullen) terjadi
pada nekrosis hemoragik yang luas
.2 DIAGNOSA KEPERWATAN
a. Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi
b. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan mual muntah
c. Defisit volume cairan berhubungan dengan diaphoresis, mual, muntah
d. Pola pernafasan yang tidak efektif berhubungan imobilisasi
akibat
rasa
Rencana keperawatan
Tujuan dan Kriteria
Hasil
Intervensi
Pain Level,
Lakukan
pain
komprehensif
Posisi
level
DO:
untuk
nyeri
menahan Setelah
tinfakan
Gangguan
nyeri
termasuk
secara
lokasi,
comfort
pengkajian
control,
DS:
-
NIC :
dilakukan
keperawatan
reaksi
nonverbal
dari
ketidaknyamanan
Bantu
pasien
dan
keluarga
untuk
lingkungan
mempengaruhi
nyeri
yang
dapat
seperti
suhu
nyeri,
Fokus
menggunakan
tehnik
menentukan intervensi
nonfarmakologi
untuk
mengurangi
nyeri,
berpikir,
mencari bantuan)
(penurunan
menyempit
persepsi
penurunan
mampu
Observasi
hangat/ dingin
interaksi
-
menggunakan
Tingkatkan istirahat
contoh
manajemen nyeri
jalan-jalan,
orang
lain
aktivitas,
(skala,
berkurang
intensitas,
aktivitas berulang-ulang)
frekuensi
nyeri)
diaphoresis,
Menyatakan
perubahan
dan
tanda
rasa
berkurang
pupil)
Perubahan
dalam
autonomic
tonus
otot
bahwa
dan/atau
Melaporkan
dan lingkungan)
menemui
orang
dengan
Tingkah
laku
ekspresif
(contoh
gelisah,
merintih,
Tanda
vital
dan
dalam
rentang normal
Tidak
mengalami
gangguan tidur
menangis,
Diagnosa Keperawatan/
Masalah Kolaborasi
Rencana keperawatan
Tujuan dan Kriteria
Hasil
antisipasi
Intervensi
Nutrisi
kurang
kebutuhan
dari NOC:
mual muntah
Berhubungan dengan :
Kolaborasi
dengan
ahli
gizi
untuk
Adequacy of nutrient
Nutritional Status :
makan
DO:
-Diare
-Rontok rambut yang
berlebih
-Kurang nafsu makan
-Bising usus berlebih
-Konjungtiva pucat
-Denyut nadi lemah
Total
iron
capacity
Jumlah limfosit
pucat,
kemerahan,
dan
dengan
dokter
tentang
adanya
edema,
hiperemik,
Diagnosa Keperawatan/
Masalah Kolaborasi
Rencana keperawatan
Tujuan dan Kriteria
Intervensi
Hasil
Defisit volume cairan
NOC:
NIC :
berhubungan dengan
Fluid balance
Hydration
DS :
Nutritional
-Haus
DO:
Status
Setelah
-Membran mukosa/kulit
teratasi
-Temperatur tubuh
dengan
cairan
osmolalitas
BJ urine normal,
Tekanan darah, nadi,
tubuh
diperlukan
kriteria hasil:
suhu
dan
keperawatan
intake
dilakukan
tindakan
cairan
catatan
Pertahankan
dalam
batas normal
Tidak ada tanda tanda
(BUN
urin,
Hmt
albumin,
total
protein )
Berikan
penggantian
nasogatrik
meningkat
-Kehilangan berat badan
secara tiba-tiba
dehidrasi,
turgor
Elastisitas
kulit
baik,
membran
mukosa
-HMT meningkat
-Kelemahan
Orientasi
terhadap
Jumlah
dan
pernapasan
irama
dalam
batas normal
Elektrolit, Hb, Hmt
dalam batas normal
pH urin dalam batas
normal
Intake
oral
intravena adekuat
dan
8 jam
Diagnosa Keperawatan/
Masalah Kolaborasi
Rencana keperawatan
Tujuan dan Kriteria
Intervensi
Hasil
Pola pernafasan yang tidak NOC:
efektif
imobilisasi
nyeri
NIC:
akibat
rasa
Ventilation
ventilasi
status
Airway patency
DS:
Setelah dilakukan
- Dyspnea
tindakan keperawatan
- Nafas pendek
selama ..pasien
DO:
- Penurunan tekanan
inspirasi/ekspirasi
tambahan
menunjukkan keefektifan
pola nafas, dibuktikan
pernafasan tambahan
- Orthopnea
- Pernafasan pursed-lip
- Tahap ekspirasi berlangsung
sangat lama
- Penurunan kapasitas vital
sianosis
dyspneu
-..
.
Berikan bronkodilator :
dan
(mampu
hipoventilasi
jalan
- Respirasi: < 11 24 x /mnt Menunjukkan
nafas yang paten (klien Monitor adanya kecemasan pasien
tidak merasa tercekik,
terhadap oksigenasi
tentang
ada
suara
nafas
abnormal)
Tanda
tehnik
relaksasi
untuk
Tanda
Diagnosa Keperawatan/
Masalah Kolaborasi
Rencana keperawatan
Tujuan dan Kriteria
Intervensi
Hasil
Resiko infeksi berhubungan NOC :
NIC :
Knowledge : Infection
control
tangan
setiap
sebelum
dan
Risk control
Setelah
dilakukan
keperawatan
tindakan
kriteria hasil:
Klien bebas dari tanda
dan gejala infeksi
Menunjukkan
kemampuan
mencegah
untuk
timbulnya
infeksi
Jumlah leukosit dalam
batas normal
alat pelindung
sesuai dengan petunjuk umum
Gunakan
kateter
intermiten
untuk
Berikan
terapi
antibiotik:.................................
Menunjukkan perilaku
hidup sehat
Status
gastrointestinal,
genitourinaria
dalam
batas normal
Kaji
suhu
badan
pada
pasien
Rencana keperawatan
Tujuan dan Kriteria
Intervensi
Hasil
Defisit pengetahuan tentang NOC:
NIC :
kondisi,
prognosis
kebutuhan pengobatan
keluarga
tindakan keperawatan
menunjukkan
kriteria hasil:
Pasien dan keluarga
menyatakan
pemahaman tentang
penyakit, kondisi,
Sediakan
informasi
pada
pasien
pengetahuan tentang
proses penyakit dengan
Setelah dilakukan
selama . pasien
tepat
mampu melaksanakan
prosedur yang
dijelaskan secara
benar
Diskusikan
pilihan
terapi
penanganan
mampu menjelaskan
dengan
diindikasikan
dijelaskan perawat/tim
kesehatan lainnya
cara
yang
tepat
.4 Implemetasi
impelentasi adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana yang sudah
disusun secara matang dan terperinci. Implementasi biasanya dilakukan setelah perencanaaan
sudah dianggap fix. berikat ane akan sedikit info tentang pengertian implentasi menurut para
ahli. semoga info tentang pengertian implementasi menurut para ahli bisa bermanfaat.
.5 Evaluasi
atau
atau
Format SOAPIER lebih tepat digunakan apabila rencana pasien ada yang akan dirubah dan proses
evaluasi mulai dilakukan.
S
: Subjective
O : Objective
A : Analisis
: Planning
: Implementation
Bagaimana dilakukan
: Evaluation
R : Revised
NO.
HARI/TG
DX
EVALUASI
non verbal
Ajarkan latihan teknik relaksas dan distraksi
kembali
E : nyeri berkurang
R : tingkatkan latihan relaksasi
PARAF
BAB III
PENUTUP
.1 kesimpulan
Pankreas merupakan organ yang istimewa karena mempunyai dua fungsi sekaligus
yaitu eksokrin dan endokrin. Kerusakan yang diawali pada sel asini unit eksokrin
mengakibatkan terjadinya pankreatitis baik akut yang dapat normal kembali fungsi
pankreasnya
maupun
pankreatitis
kronik
dengan
kerusakan
permanen.
Dalam
penatalaksanaannya yang penting untuk pankreatitis akut adalah mengatasi nyeri perut,
manajemen penggantian cairan, dan pemberian nutrisi pendukung. Selain itu Juga diberikan
antibiotika untuk profilaksis pada pankreatitis nekrosis. Terapi intervensi dengan endoskopi
maupun bedah juga perlu dilakukan pada kondisi tertentu. Pada pankreatitis kronik tritmen
ditujukan untuk mengatasi nyeri kronik, malabsorpsi, dan diabetes.
.2 Saran
Dengan adanya pembuatan makalah ini di harapkan mahasiswa dapat memahami penyakit
Pankreatitis dan juga dapat mengerti bagaimana asuhan keperawatan yang di lakukan pada
pasien dengan penyakit sehingga mempermudah kita nantinya di lapangan. Untuk menangani
pasien dengan pankreatitis, perawat diharapkan mampu memahami secara keseluruhan baik
konsep medis maupun konsep keperawatan sehingga pasien dengan pankreatitis dapat
tertolog segera. Perawat sangat perlu memahami tindakan-tindakan dan penaganan secara
darurat pada pasien dengan pankreatitis
Daftar Pustaka
Nurman A dkk. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I. Edisi IV. Jakarta : balai penerbit
FKUI
Price SA, Wilson LM. 2005. Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit. Jakarta : EGC.
Mitchell, Richard N. 2008.Buku Saku Dasar Patologis Penyakit. Jakarta : EGC.
Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. (Edisi 8). Jakarta :EGC.