Anda di halaman 1dari 35

ASUHAN KEPERAWATAN PANKREATITIS

Nama anggota kelompok 5


1.
2.
3.
4.
5.

Neno Jawanta Sari


Lale Eka Budiani
Harumi Rayi Pangestika
Trans utami Risky
Safar Wadi

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2015

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat
rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan makalah dengan judul asuhan
keperawatan pankreatitis dapat kami selesaikan sengan jadwal yang telah direncanakan.
Terdorong oleh rasa ingin tahu, kemauan, kerjasama dan kerjakeras, kami serahkan
seluruh upaya demi mewujudkan keinginan ini.
Makalah ini kami buat untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan untuk
melengkapi dan menyempurnakan suatu mata kuliah.
Penulis menyadari dalam menyusun makalah ini masih banyak kekurangan dan
kesalahan baik cara penulisan ataupun penyusunanya. Oleh karena itu kami, mohon maaf
dan

sangat

mengharapkan masukan

yang

sifatnya

membangun

demi

untuk

kesempurnaan makalah ini.


Penulis menyadari pula, bahwa selesainya makalah ini tidak lepas dari sukungan
serta bantuan baik berupa moral maupun material dari semua pihak terkait. Oleh kerena
itu, dengan segala kerendahan hati kami mengucapkan terima kasih banyak kepada
Dosen pembimbing dan rekan mahasiswa yang memberikan masukan dan petunjuk serta
saran-saran yang baik.

Mataram, 27 Oktober 2015


penyusun

BAB I

PENDAHULUAN
.1 Latar Belakang
Pankreas adalah kelenjar rasemosa besar dan memanjang yang terletak melintang
dibelakang lambung. Diantara limpa dan duodenum. Sekresi eksternalnya mengandung
enzim pencernaan. Sekresi internal pangkreas mengandung enzim pencernaan. Insulin
dihasilkan oleh sel-sel beta dan sekresi lainnya glukagon dihasilkan oleh sel-sel alfa. Sel alfa,
beta dan delta membentuk kumpulan disebut pulau langershand.
Pankereas merupakan suatu organ yang mempunyai fungsi endokrin dan eksokrin,
dan kedua fungsi ini saling berhubungan. Fungsi eksokrin yang utama adalah untuk
memfasilitasi proses pencernaan melalui sekresi enzim-enzim ke dalam duodenum
proksimal. Sekretin dan kolesistokinin pankreozimin (CCC-PZ) merupakan hormon traktus
gastrointestinal yang membantu dalam mencerna zat-zat makanan dengan mengendalikan
sekret pangkreas. Sekresi enzim pankreas yang normal berkisar dari 1500-2500 mm / hari.
Pankreatitis adalah penyakit peradangan serius yang akut atau kronis. Pankreatitis
merujuk pada peradangan, edema, dan necrosis yang terjadi sebagai akibat pencernaan-diri
pankreas oleh enzim yang biasanya dikeluarkannya.
Pankreatitis akut ditandai dengan serangan peradangan dan edema tunggal atau
berulang-ulang. Kecuali dalam kasus pankreatitis yang disebabkan alkohol, pankreas kembali
normal setelah diobati, dan pasien tidak mengalami lanjutan yang menetap. Kecanduan
alkohol merupakan penyebab paling umum timbulnya pankreatitis.
Pankreatitis kronis menyebabkan kerusakan pankreas yang proggresif dan permanen
karena jaringan normal digantikan oleh jaringan fibrosa. Kondisi kronis ini bisa terjadi
setelah pankreatitis akut atau terjadi sendiri. Penyebab paling umum pada orang dewasa
adalah kecanduan alkohol. Pada anak-anak, penyebab umumnya adalah kista fibrosis.
Kondisi ini menyebabkan insufisiensi enzim-enzim pankreas secara kronis.
Dalam makalah ini penulis akan membahas secara ringkas tentang konsep dasar
penyakity pankreatitis akut dan kronis serta konsep dasar asuhan keperawatan pancreatitis
dan selanjutnya contoh asuhan keperawatan pada pasien dengan pancreatitis akut.

.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Konsep Dasar Penyakit Pankreatitis aku dan kronis?
2. Bagaimana Asuhan Keperawatan yang diberikan pada pasien dengan penyakit
pankreatitis?
3. Bagaiaman contoh asuhan keperawatan pada pasien pancreatitis akut?
.3 Tujuan
Tujuan penyusunan makalah ini adalah agar mahasiswa dan mahasiswi khususnya di
stikes yarsi mataram dapat mengetahui dan mampu memahami serta mengaplikasikan ilmu
yang diperoleh tentang konsep dasar penyakit pankretitis akut dan kronik serta memberikan
asuhan keperawatan sesuai dengan ilmunya di lahan praktik nantinya.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
.1 Pengertian Pankereatitis

Pankreatitis (inflamasi pankreas) merupakan penyakit yang serius pada pankreas


dengan intensitas yang dapat berkisar mulai dari kelainan yang relatif ringan dan sembuh
sendiri hingga penyakit yang berjalan dengan cepat dan fatal yang tidak bereaksi terhadap
berbagai pengobatan.
Pankreatitis akut adalah inflamasi pankreas yang biasanya terjadi akibat alkoholisme
dan penyakit saluran empedu seperti kolelitiasis dan kolesistisis
Pankreatitis kronik merupakan inflamasi pada pankreas yang ditandai dengan
kehancuran anatomis dan fungsional yang progresif pada pankreas.
.2 Etiologi
a. Alkohol
Alcohol menembah kosentrasi protein dalam cairan pancreas dan mengakibatkan
endapan yang merupakan inti untuk terjadinya kalsifikasi yang selanjutnya menyebabkan
tekanan intraduktal lebih tinggi.
b. Batu Empedu
Pada sepertiga sampai dua pertiga pasien, pankreatitis disertai dengan adanya batu
empedu yang diduga menyebabkan trauma sewaktu pasae batu, atau menyebabkan
sumbatan.
c. Obat-obatan
Sejumlah obat-obatan telah terlibat dalam berkembangnya pankreatitis akut tetapi
tidak satu pun yang terbukti menyebabkan penyakit ini.

d. Infeksi
Infeksi virus telah dapat dihubungkan dengan pankreatitis akut khususnya
gondongan dan infeksi sackie, peningkatan sepintas amylase serum bukanlah merupakan
hal yang luar biasa.
e. Trauma

Trauma kecelakaan merupakan penyebab mekanik yang penting bagi pankreatitis


(terutama truma tumpul abdomen). Trauma besar juga merupakan sebab yang bermakna
bagi peradangan akut dan pankreatitis yang timbul setelah tindakan pada lambung dan
saluran empedu dalam persentase kecil kasus. Biasanya cedera tidak terlihat pada waktu
pembedahan dan mungkin akibat truma tumpul atau tajam.
f. Kelainan pembuluh darah
Faktor pembuluh darah, seperti iskemia atau vaskulitis, dapat memainkan
perandalam menyebabkan pankreatitis akut. Vaskulitis dapat mempengaruhi pasienuntuk
iskemia pankreas, terutama pada mereka dengan polyarteritis nodosa danlupus
eritematosus sistemik.
g. Pankreatitis autoimun
Pankreatitis autoimun, badan yang relatif baru dijelaskan, merupakan penyebabyang
sangat langka pankreatitis akut (prevalensi, 0,82 per 100.000 orang). Ketikahal itu terjadi
menyebabkan pankreatitis akut, biasanya pada orang muda (sekitar40 tahun) yang juga
menderita penyakit inflamasi usus. Patogenesis tidak jelas.
h. Hiperkalsemia
Hiperkalsemia dari setiap penyebab dapat menyebabkan pankreatitis akut. Penyebab
meliputi hiperparatiroidisme, dosis berlebihan vitamin D, hiperkalsemiahypocalciuric keluarga,
dan nutrisi parenteral total (TPN). Penggunaan rutin kimiaserum otomatis telah memungkinkan
deteksi dini dan mengurangi frekuensihiperkalsemia mewujudkan sebagai pankreatitis.
i. Hipertrigliseridemia
Pankreatitis klinis yang signifikan biasanya tidak terjadi sampai level trigliseridaserum
seseorang mencapai 1000 mg / dL. Hal ini terkait dengan tipe I dan tipe V hiperlipidemia.
Meskipun pandangan ini agak kontroversial, pihak yang paling percaya bahwa hubungan
tersebut disebabkan oleh kekacauan yang mendasaridalam metabolisme lemak daripada dengan
pankreatitis

menyebabkan

hiperlipidemia.

Jenis

pankreatitis

cenderung

lebih

parah

daripada alkohol atau penyakit batu empedu.


j. Tumor
Obstruksi sistem duktal pankreas oleh pankreas duktal karsinoma, karsinomaampullary,
islet sel tumor, pseudotumor solid pankreas, sarkoma, limfoma,cholangiocarcinoma, atau
metastasis tumor dapat menyebabkan pankreatitis akut.Kesempatan pankreatitis terjadi ketika

tumor hadir adalah sekitar 14%. Pankreasneoplasma kistik, seperti intraductal papillarymucinous neoplasma (IPMN),musinosa cystadenoma, atau cystadenoma serosa, juga dapat
menyebabkan pankreatitis. Racun Paparan insektisida organofosfat dapat menyebabkan
pankreatitis

akut.

Scorpiondan

gigitan

ular

mungkin

juga

penyebab,

di

Trinidad,

sengatan kalajengking Tityus trinitatis adalah penyebab paling umum dari pankreatitis
akut.Hiperstimulasi sekresi eksokrin pankreas tampaknya menjadi mekanisme kerja dalam kedua
kasus.
k. Kelainan perkembangan pancreas
Pankreas berkembang dari 2 tunas yang berasal dari saluran pencernaan dariembrio
berkembang. Ada 2 kelainan perkembangan umumnya terkait dengan pankreatitis: pankreas
divisum dan pankreas annular.Pankreas divisum adalah kegagalan saluran pankreas dorsal dan
ventral untukmemadukan selama embriogenesis. Mungkin varian anatomi normal, terjadi
padasekitar 5% dari populasi (lihat gambar di bawah), dalam banyak kasus, hal itumungkin
benar-benar melindungi terhadap batu empedu pankreatitis. Tampaknyakehadiran papila minor
pulmonalis dan saluran atresia Santorini merupakan factor risiko tambahan yang bersama-sama
berkontribusi pada pengembangan pankreatitis akut melalui mekanisme obstruktif (meskipun hal
ini kontroversial).Pankreas divisum terkait dengan minor papilla ste Pancreas divisum terkait
dengan minor papilla stenosis menyebabkan pankreatitis berulang. Karena pancreas divisum
relatif umum pada populasi umum, yang terbaik adalah dianggap sebagai varian dari anatomi
normal dan tidak harus sebagai penyebab pankreatitis. Dalam hal ini, perhatikan kontur bulat
dari saluran yang berdekatan dengan kanula.
Penampilan ini telah disebut Santorinicele. Punggung saluran obstruksi alirankeluar
adalah kemungkinan penyebab pankreatitis ketika Santorinicele hadir danterkait dengan papilla
kecil yang mengakomodasi hanya kawat panduan.Pankreatitis berulang berhubungan dengan
pankreas pankreatitis diRecurrent berhubungan dengan pankreas divisum di pria tua.
Pancreatogram dari salurandorsal menunjukkan stenosis distal dengan pankreatitis kronis hulu.
Setelahstenosis itu melebar dan stented, nyeri diselesaikan dan pasien membaik secaraklinis
selama 1 tahun pertukaran stent triwulanan. Tindak lanjut CT scan menunjukkan resolusi massa
inflamasi. Meskipun biopsi duktal dan sitologi yang berulang kali negatif, rasa sakit dan
pankreatitis kembali ketika stent telah dihapus. Pasien mengembangkan obstruksi aliran keluar
duodenum dan dikirim keoperasi, prosedur Whipple mengungkapkan adeno karsinoma
periampula (dari papila minor).Pankreas annular merupakan anomali kongenital biasa di mana

sebuah band dari jaringan pankreas mengelilingi bagian kedua duodenum. Biasanya, hal itu tidak
menimbulkan gejala sampai di kemudian hari. Kondisi ini merupakan penyebab yang jarang dari
pankreatitis akut, mungkin melalui mekanisme obstruktif. Sfingter Oddi disfungsi dapat
menyebabkan pankreatitis akut dengan menyebabkan peningkatan tekanan duktal pankreas.
Namun, peran pankreatitisdisebabkan oleh disfungsi seperti pada pasien tanpa tekanan sfingter
ditinggikan pada manometri masih controversial.
.3 Klasifikasi
1. Pankreatitis akut
Terdapat dua bentuk anatomis utama yakni pankreatitis akut intertisial dan
pankreatitis akut tipe nekrosis hemoragik. Manifestasi klinisnya dapat sama, kedua
bentuk tersebut dapat pula berakibat fatal.pemeriksaan pencitraan kini dapat secara tepat
membedakan kedua bentuk tersebut
a) Pankreatitis akut intertisial
Secara makroskopik pankreas membengkak secara difus dan tampak pucat .
tidak didapatkan nekrosis atau perdarahan atau bila ada, minimal sekali.secara
makroskopik, daerah intertisial melebar karena adanya edema ektra selular, disertai
sebaran sel-sel leukosit polimorfonuklear. Saluran pankreas dapat terisi dengan
bahan-bahan purulen. Tidak didapatkan destruksi asinus.
b) Pankreatitis akut tipe nekrosis hemoragik
Secara makroskopik tampak nekrosis jaringan pankreas disertai dengan
perdarahan dan inflamasi.Tanda utama adalah adanya nekrosis lemak pada jaringanjaringan ditepi pankreas, nekrosis arenkim dan pembuluh-pembuluh darah sehingga
mengakibatkan perdarahan dan dapat mengisi ruangan retroperitoneal. Bila penyakit
berlanjut, dapat timbul abses atau daerah-daerah nekrosis yang berdinding,yang subur
untuk timbulnya bakteri sehingga dapat menimbulkan abses purulan. Gambaran
mikroskopis adalah adanya nekrosis lemak dan jaringan pankreaas, kantong-kantong
infiltrat yang meradang dan berdarah ditemukan tersebar pada jaringan yang rusak
dan jaringan yang mati. Pembuluh-pembuluh darah didalam dan disekitar daerah

yang nekrotik menunjukkan kerusakan mulai dari inflamasi peri vaskular,vaskulitis


dan trombosis pembuluh-pembuluh darah.
2. Pankreatitis kronis
Pankreatitis kronis ditandai oleh destruksi progresif kelenjer disertai penggantian
jaringan fibrosis yang menyebabkan terbentuknya striktur dan kalsifikasi.faktor
etiologinya sama dengan pankreatitis akut. Perjalanan klinis dapat berupa serangan nyeri
akut berulang, masa pankreas fungsional yang makin berkurang atau berkembang secara
perlahan. Pankreatitis kronis dapat terjadi setelah pankreatitis akut, tapi pada beberapa
pasien timbul secara perlahan.
.4 Manifestasi Klinis
1. Pankreatitis Akut
a) nyeri
Hampir setiap penderita mengalami nyeri yang hebat di perut atas bagian
tengah, dibawah tulang dada (sternum).
Nyeri sering menjalar ke punggung. Kadang nyeri pertama bisa dirasakan di
perut bagian bawah.

Nyeri ini biasanya timbul secara tiba-tiba dan mencapai

intensitas maksimumnya dalam beberapa menit. Nyeri biasanya berat dan menetap
selama berhari-hari. Bahkan dosis besar dari suntikan narkotikpun sering tidak dapat
mengurangi rasa nyeri ini. Batuk, gerakan yang kasar dan pernafasan yang dalam,
bisa membuat nyeri semakin memburuk. Duduk tegak dan bersandar ke depan bisa
membantu meringankan rasa nyeri.
b) mual dan muntah
Sebagian besar penderita merasakan mual dan ingin muntah.

Penderita

pankreatitis akut karena alkoholisme, bisa tidak menunjukkan gejala lainnya, selain
nyeri yang tidak terlalu hebat.
c) Sedangkan penderita lainnya akan terlihat sangat sakit, berkeringat
d) denyut nadinya cepat (100-140 denyut per menit) dan

e) pernafasannya cepat dan dangkal.


f) Pada awalnya, suhu tubuh bisa normal, namun meningkat dalam beberapa jam sampai
37,8-38,8? Celsius.
g) Tekanan darah bisa tinggi atau rendah, namun cenderung turun jika orang tersebut
berdiri dan bisa menyebabkan pingsan.
h) Kadang-kadang bagian putih mata (sklera) tampak kekuningan.
i) 20% penderita pankreatitis akut mengalami beberapa pembengkakan pada perut
bagian atas. Pembengkakan ini bisa terjadi karena terhentinya pergerakan isi lambung
dan usus (keadaan yang disebut ileus gastrointestina atau karena pankreas yang
meradang tersebut membesar dan mendorong lambung ke depan.
j) Bisa juga terjadi pengumpulan cairan dalam rongga perut (asites). Pada pankreatitis
akut yang berat (pankreatitis nekrotisasi), tekanan darah bisa turun, mungkin
menyebabkan syok. Pankreatitis akut yang berat bisa berakibat fatal.
2. Pankreatitis Kronik
a) Nyeri yang hebat di daerah abdomen bagian atas dan punggun disetai muntah
b) Penurunan berat badan merupakan masalah utama pada pankreatitis kronik. Lebih
dari 75 % pasien mengalami penurunan berat badan yang bermakna yang biasanya
disebabkan oleh penurunan asupan makanan akibat anoreksia atau perasaan takut
bahwa makan akan maemicu serangan berikutnya
c) Malabsorbsi terjadi kemudian pada penyakit tersebut ketika fungsi pankreas masih
tersisi 10 %
d) Defekasi menjadi sering dan feses menjadi berbuih serta berbau busuk karena
gangguan pencernaan lemak yang menyebabakan feses banyak mengandung
lemak. Keadaan ini dinamakan steatore.
e) Dengan berlanjut proses penyakit. Kalsifiaksi pada kelenjar pankreas dan
terbentuknya batu kalsium di dalam saluran kelenjar dapat terjadi

.5 patofisiologi
Pertama, fase awal yang disebabkan efek sistemik pelepasan mediator inflamasi,
disebut

sindrom

respons

inflamasi

sistemik

atau systemic

inflamatory

response

syndrome (SIRS) yang berlangsung sekitar 72 jam. Gambaran klinisnya menyerupai sepsis,
tetapi tidak ada bukti-bukti infeksi. Alkohol diperkirakan dapat menyebabkan defek primer
berupa presipitasi protein (enzim yang mengental) di dalam duktus, atrofi difus sel asinun,
fibrosis yang menimbulkan dilatasi duktus, atrofi difus sel inus , fibrosis dan akhirnya
kalsifikasi sebagian menyumbat protein tersebut. Efek toksik langsung alcohol pada pankreas
mengakibatkan pancreatitis (ditemukan pada klien yang mengonsumsi alcohol dalam jangka
waktu yang lama).
Inflamasi kronis pankreas menyebabkan destruksi sekresi sel pankreas sel pankreas
Etiologi

yang menyebabkan maldigestif dan malabsorbsi protein dan lemak dan mungkin sel beta
Kurang
terpajan
info& salah
interpretasi
pulau Ansietas
Langerhans
yang
menyebabkan
diabetes
melitus.
Ketika penggantian
Mengiritasi
Pnkreas sel oleh jaringan

fibrosa mengakibatkan sumbatan pankreas, saluran empedu, dan duodenum.


Terjadi Inflamasi

Kedua, fase lanjut merupakan kegagalan sistem pertahanan tubuh alami yang

Eksu

menyebabkan
keterlibatan
sampai
kegagalan
multiorgan, yang
biasanya dimulai
ngsang Ujung
ujung
sarafTek. Pd
Peningkatan
Kapsul
Pankreas
Obstruksi
Duktus
Pankreatikus
Meningkatkan
metabolisme
tubuhpada awal
minggu kedua. Kegagalan fungsi salah satu organ merupakan penanda beratnya penyakit dan
buruknya faktor prognosis.

an pelepasa mediator kimia nyeri

Ke Retr
As. Lambung meningkat
Suhu tubuh meningkat

Mual, Muntah
Kehilangan Enzim pencernaan & Insulin

Ke Hipotalamus

Hipertermi

Asupan nutrisi Kurang

Ke Korteks Cerebri

Kehilangan Cairan Berlebih

.6 PATHWAY

Kebutuhan Nutrisi Kurang dari kebutuhan

Nyeri Akut

Defisit Volume Cairan

rangsang Saraf Otonom


Energi Menurun

gaktivkan Norephineprin

eningkatkan kerja RAS

Kelemahan Fisik

Pasien Terjaga

Gangguan Istirahat Tidur

Intoleransi Aktivitas

.7 Komplikasi
Komplikasi yang sering muncul adalah:
Kebanyakan komplikasi-komplikasi dari pulmonary edema mungkin timbul dari
komplikasi-komplikasi yang berhubungan dengan penyebab yang mendasarinya. Lebih
spesifik, pulmonaryedema dapat menyebabkan pengoksigenan darah yang dikompromikan
secara parah oleh paru- paru. Pengoksigenan yang buruk (hypoxia) dapat secara potensial

menjurus pada pengantaranoksigen yang berkurang ke organ-organ tubuh yang berbeda,


seperti otak.
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Kardiovaskuler
: syok hipotensif, depresi miokardial (MDF)
Ginjal
: gagal ginjal akut
Hematologi
: koagulasi intravaskuler diseminata
Metabolic
: hipokalsemia, metabolic asidosis
Gastrointestinal
: abses pancreas, pendarahan gastrointestinal
Kista pankreas: kista dapat terjadi karena terkumpulnya cairan di sekeliling pankreas

akibat nekrosis pankreas.


g. Diabetes militus: nekrosis pada pankreas juga dapat mengenai sel-sel pualau langerhans
pankreas sehingga terjadi penurunan insulin.
.8 Pemeriksaan Penunjang
1. Tes Laboratorium
a. Pemeriksaan seri GI atas : sering menunjukkan bukti pembesaran pankreas/inflamasi.
b. Amilase serum : meningkat karena obstruksi aliran normal enzim pankreas (kadar
normal tidak menyingkirkan penyakit).
c. Amilase urine : meningkat dalam 2-3 hari setelah serangan.
d. Lipase serum : biasanya meningkat bersama amilase, tetapi tetap tinggi lebih lama.
e. Bilirubin serum : terjadi pengikatan umum (mungkin disebabkan oleh penyakit hati
alkoholik atau penekanan duktus koledokus).
f. Fosfatase Alkaline : biasanya meningkat bila pankreatitis disertai oleh penyakit bilier.
g. Albumin dan protein serum dapat meningkat (meningkatkan permeabilitas kapiler
dan transudasi cairan kearea ekstrasel).
h. Kalsium serum : hipokalsemi dapat terlihat dalam 2-3 hari setelah timbul penyakit
(biasanya menunjukkan nekrosis lemak dan dapat disertai nekrosis pankreas).
i. Kalium : hipokalemia dapat terjadi karena kehilangan dari gaster; hiperkalemia dapat
terjadi sekunder terhadap nekrosis jaringan, asidosis, insufisiensi ginjal.
j. Trigliserida : kadar dapat melebihi 1700 mg/dl dan mungkin agen penyebab
pankreatitis akut.
k. LDH/AST (SGOT) : mungkin meningkat lebih dari 15x normal karena gangguan
bilier dalam hati.
l. Darah lengkap : SDM 10.000-25.000 terjadi pada 80% pasien. Hb mungkin menurun
karena perdarahan. Ht biasanya meningkat (hemokonsentrasi) sehubungan dengan
muntah atau dari efusi cairan kedalam pankreas atau area retroperitoneal.
m. Glukosa serum : meningkat sementara umum terjadi khususnya selama serangan awal
atau akut. Hiperglikemi lanjut menunjukkan adanya kerusakan sel beta dan nekrosis
pankreas dan tanda aprognosis buruk. Urine analisa; amilase, mioglobin, hematuria
dan proteinuria mungkin ada (kerusakan glomerolus).

n. Feses : peningkatan kandungan lemak (seatoreal) menunjukkan gagal pencernaan


2.

lemak dan protein (Dongoes, 2000).


imaging test
a. Foto polos abdomen
Foto rontgen memperlihatkan kalsifikasi pankreas pada 25 59 % pasien
yang merupakan patognomonik pada pankreatitis kronik. Kalsifikasi primer muncul
pada

kalkuli

intraduktal

baik

pada

duktus

pankreatikus

mayor

maupun

minor.Kalsifikasi ini paling sering ditemukan pada pankreatitis alkohol tetapi juga
terlihat pada bentuk herediter dan tropis.
b. Pemeriksaan barium
Pada traktus gastrointestinal dapat memberikan informasi yang penting pada
penanganan pasien pankreatitis kronik. Keterlibatan esophagus dan obstruksi
biasanya disebabkabkan oleh ekstensi mediastinal oleh pseudokista. Pembesaran
pankreas dapat menekan gaster. Varises gaster sebagai dampak sekunder thrombosis
vena splenika dapat memberikan gambaran yang sama.
c. Ultrasonografi
Digunakan sebagai modalitas awal pada pasien dengan gambaran nyeri perut
atas, dapat menentukan penyebab pankreatitis kronik ( penyakit hati alkoholik,
penyakit kalkuli) dan menilai komplikasi penyakit (mis. pseudokista, ascites,
obstruksi vena portal/splenika).
d. CT Scan
CT sangat baik untuk pencitraan retroperitoneum, dan bermanfaat
membedakan pankreatitis kronik dengan karsinoma pankreas. Perubahan yang dapat
ditampilkan pada CT Scan berupa dilatasi duktus pankreatikus mayor, kalsifikasi,
perubahan ukuran, bentuk, dan kontur, pseudokista, dan perubahan pada duktus bilier.
CT Scan lebih sensitif dibandingkan foto polos dan ultrasonografi dalam pencitraan
kalsifikasi.Tetapi kelemahannya, tidak bisa mendeteksi perubahan awal pankreatitis
kronis dan menentukan tingkat kelainan duktus.
e. Endoscopic Retrograde Cholangio Pancreatography (ERCP)

Kegunaan terpenting ERCP adalah untuk menilai kelainan stuktur seperti


stenosis saluran, batu, dan kista. ERCP hanya digunakan untuk diagnostic karena
komplikasi yang di timbulkannya. ERCP tehnik sinar X yang menunjukan struktur
dari saluran empedu dan saluran pankreas) biasanya dilakukan hanya jika
penyebabnya adalah batu empedu pada saluran empedu yang besar. Endoskopi
dimasukkan melalui mulut pasien dan masuk ke dalam usus halus lalu menuju ke
sfingter Oddi. Kemudian disuntikkan zat warna radioopak ke dalam saluran tersebut.
Zat warna ini terlihat pada foto rontgen. Bila pada rontgen tampak batu empedu, bisa
dikeluarkan dengan menggunakan endoskop
f. Magnetic resonance imaging (MRI)
MRI khususnya MR cholangiopancreatography (MRCP), adalah suatu teknik
noninvasif. MRCP memberikan karakteristik gambaran kelainan pada duktus
pankreatikus dan obstruksi yang disebabkan pankreatitis kronik seperti kolelitiasis,
serta mengevaluasi kelainan parenkim.Kelainan duktus pankreatikus pada pankreatitis
kronik dengan MRCP berdasarkan pada kriteria Cambridge.
.9 Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan pankreatitis akut bersifat simtomatik dan ditujukan untuk mencegah atau
mengatasi komplikasi.Semua asupan per oral harus dihentikan untuk menghambat
stimulasi dan sekresi pankreas.Pelaksanaan TPN (total parental nutrition) pada
pankreatitis akut biasanya menjadi bagian terapi yang penting, khusus pada pasien
dengan keadaan umum yang buruk, sebagai akibat dari stres metabolik yang menyertai
pankreatitis akut. Pemasangan NGT dengan pengisapan (suction) isi lambung dapat
dilakukan untuk meredakan gejala mual dan muntah, mengurangi distensi abdomen yang
nyeri dan ileus paralitik serta untuk mengeluarkan asam klorida.
a. Penanganan Nyeri. Pemberian obat pereda nyeri yang adekuat merupakan tindakan
yang esensial dalam perjalanan penyakit pankreatitis akut karena akan mengurangi
rasa nyeri dan kegelisahan yang dapat menstimulasi sekresi pankreas.
b. Perawatan Intensif. Koreksi terhadap kehilangan cairan serta darah dan kadar albumin
yang rendah diperlukan untuk mempertahankan volume cairan serta mencegah gagal
ginjal akut.

c. Perawatan Respiratorius. Perawatan respiratorius yang agresif diperlukan karena


risiko untuk terjadinya elevasi diafragma, infiltrasi serta efusi dalam paru dan
atelektasis cenderung tinggi.
Drainase Bilier. Pemasangan drainase bilier dalam duktus pankreatikus melalui
endoskopi telah dilakukan dengan keberhasilan yang terbatas. Terapi ini akan membentuk
kembali aliran pankreas dan akibatnya, akan mengurangi rasa sakit serta menaikkan berat
badan.
a. Penatalaksanaan Pasca-akut. Antasid dapat diberikan ketika gejala akut pankreatitis
mulai menghilang. Pemberian makanan makanan per oral yang rendah lemak dan
protein dimulai secara bertahap. Kafein dan alkohol tidak boleh terdapat dalam
makanan pasien.
b. Pertimbangan Gerontik. Pankreatitis akut dapat mengenai segala usia meskipun
demikian, angka mortalitas pankreatitis akut meningkat bersamaan dengan
pertambahan usia.
Pencegahan Infeksi Salah satu penyebab kematian pada pankreatitis akut berat
adalah karena pankreatitis nekrotika akut. Pankreas yang mengalami nekrosis dapat
bersifat steril atau terinfeksi. Pankreas yang terinfeksi mempunyai mortalitas lebih
tinggi (1050%) dibandingkan yang steril (10%). Risiko pankreatitis nekrotika akut
terinfeksi tergantung dari luasnya area nekrosis. Semakin luas nekrosis semakin besar
risiko infeksi. Penyebab infeksi terbanyak adalah: Echerichia coli (32%),
Enterococcus (25%), Klebsiella (15%), Staphylococcus epidermidis (15%),
Staphylococcus aureus (14%), Pseudomonas (7%) dan Candida (11%). Infeksi lebih
banyak bersifatmonomikrobial (66%) dibandingkan polimikrobial (34%). Invasi
bakterial ke jaringan pankreas dapat terjadi melalui beberapa cara: translokasi
bakterial dari colon, refluks cairan bilier melalui duodenum, penyebaran secara
hematogen atau melalui saluran limfatika. Saat ini diketahui translokasi bakteri dari
lumen saluran cerna merupakan sumber utama bakteri yang mencapai dan
menyebabkan nekrosis pankreas/abses yang merupakan salah satu bentuk komplikas
lokal. Hal ini disebabkan penurunan motilitas saluran cerna sehingga memperlama
eliminasi bakteri dan memungkinkan bakteri berproliferasi di intestin. Integritas

mukosa, yang dipertahankan oleh normal enterik di villi adalah salah satu faktor
utama mekanisme perlindungan saluran cerna. Kegagalan barier intestinal dan juga
pertumbuhan bakteri yang sangat besar akibat perubahan motilitas tersebut dan
imunosupresi akan meningkatkan kontaminasi pankreas oleh translokasi bakteri pada
pasien pankreatitis akut berat. Pemberian antibiotika profilaksis pada pankreatitis
nekrotika akut masih kontroversial. Salah satu keberatannya adalah meningkatnya
resistensi mikroba dan risiko meningkatnya infeksi nosokomial akibat organisme
nonenterik. melaporkan pemberian antibiotika awal pada pasien yang mengalami
nekrosis pankreas akut dengan cefuroxime 4,5 g/hari dibandingkan dengan plasebo
dapat menurunkan mortalitas dan risiko sepsis (p=0,01). Untuk efektivitas
pengobatan antibiotika yang diberika adalah antibiotika broad spectrum yang dapat
menembus barier sehingga mencapai tempat infeksi, seperti metronidazole,
cefotaxime, piperacillin, mezlocillin,ofloxacin, and ciprofloxacin. Apabila diberikan
secara profilaktik disarankan lama pemberian berkisar antara 7-14 hari. Pemeriksaan
aspirasi jarum halus yang dipandu dengan USG/CT scan sebaiknya dilakukan untuk
membedakan nekrosis pankreas akut bersifat steril atau terinfeksi dan melakukan
kultur dan sensitivitas sebagai pedoman pemberian antibiotika yang tepat. Aspirasi
jarum halus relatif aman dan memberikan hasil yang akurat, dengan tingkat
sensitivitas dan spesifisitas untuk menegakkan nekrosis pankreas terinfeksi sebesar
masing masing 90% dan 96%.
a. Tindakan Bedah
Tindakan segera untuk eksplorasi bedah pada umumnya tidak dilakukan, kecuali pada
kasus-kasus berat di mana terdapat:
b. Perburukan sirkulasi dan fungsi paru sesudah beberapa hari terapi intensif.
c. Pada kasus pankreatitis hemoragik nekrosis yang disertai dengan rejatan yang sukar
d.
e.
f.
g.
h.

diatasi.
Timbulnya sepsis.
Gangguan fungsi ginjal yang progresif.
Tanda-tanda peritonitis.
Bendungan dari infeksi saluran empedu.
Perdarahan intestinal yang berat.
Tindakan bedah juga dapat dilakukan sesudah penyakit berjalan beberapa waktu

(kebanyakan sesudah 2-3 minggu perawatan intensif) bilamana timbul penyulit seperti

pembentukan pseudokista atau abses, pembentukan fistel, ileus karena obstruksi pada
duodenum atau kolon, pada perdarahan hebat retroperitoneal atau intestinal.
Obat-obatan Sejumlah obat diteliti efikasinya dalam mencegah komplikasi
pankreas diantaranya adalah:
a.
b.
c.
d.

Antagonis H2, proton pump inhibitor


Protease inhibitor: gabexate, aprotinin
Platelet-activating factor antagonist: lexipafant
Somatostatin dan Octreotide

2. Manajemen Pankreatitis Kronik


a. Terapi Non farmakologi
Selama suatu serangan, yang sangat penting adalah menghindari alkohol.
Menghindari semua makanan dan hanya menerima cairan melalui infus, dapat
mengistirahatkan pankreas dan usus juga bisa mengurangi rasa nyeri. Untuk
mengurangi serangan, dianjurkan makan 4-5 kali/hari, yang mengandung sedikit
lemak dan protein, dan banyak karbohidrat. Alkohol harus tetap dihindari. Bila sakit
berlanjut, kemungkinan telah terjadi komplikasi, seperti masa peradangan di kepala
pankreas atau suatu pseudokista. Masa peradangan memerlukan terapi pembedahan.
Pseudokista yang menyebabkan nyeri sejalan dengan perkembangannya, mungkin
harus menjalani dekompresi (pengurangan penekanan). Pada pecandu alkohol yang
mengalami penyembuhan, pengangkatan sebagian pankreas dilakukan hanya pada
mereka yang dapat mengatasi diabetes yang akan terjadi setelah pembedahan
b. Terapi Farmakologi
Tetapi pereda nyeri golongan narkotik, masih sering diperlukan untuk
mengurangi rasa nyeri. Bila penderita terus menerus merasakan nyeri dan tidak ada
komplikasi, biasanya dokter menyuntikan penghambat nyeri ke saraf pankreas
sehingga rangsangannya tidak sampai ke otak.

Bila cara ini gagal, mungkin

diperlukan pembedahan. Jika saluran pankreasnya melebar, pembuatan jalan pintas

dari pankreas ke usus halus, akan mengurangi rasa nyeri pada sekitar 70- 80%
penderita. Jika salurannya tidak melebar, sebagian dari pankreas mungkin harus
diangkat. Bila kepala pankreas terkena, bagian ini diangkat bersamaan dengan usus
dua belas jari. Pembedahan ini dapat mengurangi nyeri pada 60-80% penderita.
Dengan meminum tablet atau kapsul yang mengandung ekstrak enzim pankreas pada
saat makan, dapat membuat tinja menjadi kurang berlemak dan memperbaiki
penyerapan makanan, tapi masalah ini jarang dapat teratasi. Bila perlu, larutan antasid
atau penghambat H2 dapat diminum bersamaan dengan enzim pankreas. Dengan
pengobatan tersebut, berat badan penderita biasanya akan meningkat, buang air
besarnya menjadi lebih jarang, tidak lagi terdapat tetesan minyak pada tinjanya dan
secara umum akan merasa lebih baik. Jika pengobatan diatas tidak efektif, penderita
dapat mencoba mengurangi asupan lemak. Mungkin juga dibutuhkan tambahan
vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E dan K).

BAB III
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PANKREATITIS
.1 PENGKAJIAN
a. Biodata
Pada biodata diperoleh data tentang nama, umur, jenis kelamin, tempat tinggal,
pekerjaan, pendidikan dan status perkawinan. Dimana beberapa faktor tersebut dapat
menempatkan klien pada resiko pada pankreatitis akut.
b. Keluhan Utama
Penderita biasanya mengeluh perut terasa sakit dan panas terbakar pada abdomen
sampai tembus ke punggung, terutama daerah epigastrik
c. Riwayat Penyakit Sekarang
Perjalanan penyakit ini biasanya dimulai dari rasa tidak enak di perut, rasa perih
sehingga kadang orang awam menganggapnya sebagai gangguan lambung. Rasa perih itu
kemudian berubah cepat menjadi rasa terbakar dan sakit pada abdomen terutama
epigastrik.
d.

Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat terbayak penderita adalah pecandu alkohol disusul kemudian adanya


infeksi oleh bakteri dan virus pada pankreas. Biasanya jika terjadi infeksi disertai dengan
gejala rasa tidak enak diseluruh badan dan kenaikan suhu tubuh. Kelainan yang bisa
memicu pankreatitis yaitu :

Trauma abdomen terutama pada kuadran tengah


Riwayat kelebihan lemak
Riwayat pembuluh darah dan sirkulasi yang jelek
Penyakit ulkus peptikum yang lama
Pemberian obat-obatan seperti kotikosteroid dan diuretik dalam jangka lama.

e. Riwayat Penyakit Keluarga


Kaji riwayat keluarga yang mengkonsumsi alkohol, mengidap pankreatitis dan penyakit
biliaris
f. Pola aktivitas
Klien dapat melaporkan adanya steatorea (feses berlemak), juga penurunan berat
badan, mual, muntah. Pastikan karakteristik dan frekuensi buang air. Perlu mengkaji
status nutrisi klien dan cacat faktor yang dapat menurunkan kebutuhan nutrisi.
g. Pemerikasaan fisik
1. Status penampilan kesehatan: yang sering muncul adalah rasa kesakitan yang hebat
pada abdomen
2. Tingkat kesadaran: compos mentis, letargi, stupor, koma (tergantung kondisi fisiologi
untuk melakukan kompensasi terhadap kelainan eksokrin pankreas)
3. Observasi TTV:
a) Pemeriksaan fisik
Tanda-tanda vital
Kaji adanya peningkatan temperatur, takikardi, dan penurunan tekanan darah
Demammerupakan gejala yang umum biasanya (dari 39 C). demam
berkepanjangan dapat menandakan adanya komplikasi gastrointestinal dari
penyakit seperti peritonitis, kolesistitis atau absese intra abdomen
Sistem gastrointestinal
Pada pemeriksaan fisik ditemukan nyeri abdomen. Juga terdapat distensi
abdomen bagian atas dan terdengar bunyi timpani. Bising usus menurun atau
hilang karena efek proses peradangan dan aktivitas enzim pada motilitas usus.
Hal ini memperberat ketidakseimbangan cairan pada penyakit ini. Pasien

dengan penyakit pankreatitis yang parah dapat mengalami asites, ikterik dan
teraba massa abdomen (Huddak & Gallo, 1996).
Sistem cardiovascular
Efek sistemik lainnya dari pelepasan kedalam sirkulasi adalah vasodilatasi
perifer yang pada gilirannya dapat menyebabkan hipotensi dan syok.
Penurunan perfusi pankreas dapat menyebabkan penurunan faktor depresan
miokardial (MDF). Faktor depresan miokardial diketahui dapat menurunkan
kontraktilitas jantung. Seluruh organ tubuh kemudian terganggu
Sistem sirkulasi
Resusitasi cairan dini dan agresif diduga dapat mencegah pelepasan MDF.
Aktivasi tripsin diketahui dapat mengakibatkan abnormalitas dalam koagulitas
darah dan lisis bekuan. Koagulasi intravaskular diseminata dengan keterkaitan
dengan gangguan perdarahan selanjutnya dapat mempengaruhi keseimbangan
Sistem respirasi
Pelepasan enzim-enzim lain (contoh fosfolipase) diduga banyak menyebabkan
komplikasi pulmonal yang berhubungan dengan pankretitis akut. Ini termasuk
hipoksemia arterial, atelektasis, efusi pleural, pneumonia, gagal nafas akut dan
sindroma distress pernafasan akut
Sistem metablisme
Komplikasi metabolik dari pankreatitis akut termasuk hipokalsemia dan
hiperlipidemia yang diduga berhubungan dengan daerah nekrosis lemak
disekitar daerah pankreas yang meradang. Hiperglikemia dapat timbul dan
disebabkan oleh respon terhadap stress. Kerusakan sel-sel inset langerhans
menyebabkan hiperglikemia refraktori. Asidosis metabolik dapat diakibatkan
oleh hipoperfusi dan aktivasi hipermetabolik anaerob
Sistem urinary
Oliguria, azotemia atau trombosis vena renalis bisa menyebabkan gagal ginjal
Sistem neurologi
Kaji perubahan tingkah laku dan sensori yang dapat berhubungan dengan
penggunaan alkohol atau indikasi hipoksia yang disertai syok
Sistem integument
2. Membran mukosa kering, kulit dingin dan lembab, sianosis yang dapat
mencerminkan dehidrasi ringan sampai sedang akibat muntah atau
sindrom kebocoran kapiler. Perubahan warna keunguan pada panggul

(tanda turney grey) atau pada area periumbilikus (tanda cullen) terjadi
pada nekrosis hemoragik yang luas
.2 DIAGNOSA KEPERWATAN
a. Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi
b. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan mual muntah
c. Defisit volume cairan berhubungan dengan diaphoresis, mual, muntah
d. Pola pernafasan yang tidak efektif berhubungan imobilisasi

akibat

rasa

nyeri yanghebat, infiltrat pulmoner, efusi pleura dan atelektasi.


e. Resiko infeksi berhubungan dengan imobilisasi, proses inflamasi, akumulasi cairan
f. Defisit pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan
.3 Intervensi
Diagnosa Keperawatan/
Masalah Kolaborasi

Rencana keperawatan
Tujuan dan Kriteria
Hasil

Intervensi

Nyeri berhubungan dengan NOC :


proses inflamasi

Pain Level,

Lakukan

pain

komprehensif

Laporan secara verbal

Posisi

level

DO:
untuk

nyeri

menahan Setelah
tinfakan

Tingkah laku berhati-hati

Gangguan

nyeri

termasuk

secara
lokasi,

dan faktor presipitasi

comfort

pengkajian

karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas

control,

DS:
-

NIC :

dilakukan
keperawatan

selama . Pasien tidak

(mata mengalami nyeri, dengan


sayu, tampak capek, sulit kriteria hasil:
mengontrol
atau
gerakan
kacau, Mampu
nyeri (tahu penyebab
menyeringai)
tidur

reaksi

nonverbal

dari

ketidaknyamanan
Bantu

pasien

dan

keluarga

untuk

mencari dan menemukan dukungan


Kontrol

lingkungan

mempengaruhi

nyeri

yang

dapat

seperti

suhu

ruangan, pencahayaan dan kebisingan


Kurangi faktor presipitasi nyeri

Terfokus pada diri sendiri

nyeri,

Fokus

menggunakan

tehnik

menentukan intervensi

nonfarmakologi

untuk

Ajarkan tentang teknik non farmakologi:

waktu, kerusakan proses

mengurangi

nyeri,

napas dala, relaksasi, distraksi, kompres

berpikir,

mencari bantuan)

(penurunan

menyempit
persepsi
penurunan

mampu

Observasi

Kaji tipe dan sumber nyeri untuk

hangat/ dingin

interaksi
-

Berikan analgetik untuk mengurangi


nyeri: ...

Tingkah laku distraksi,

menggunakan

Tingkatkan istirahat

contoh

manajemen nyeri

Berikan informasi tentang nyeri seperti

jalan-jalan,
orang

lain

aktivitas,

Mampu mengenali nyeri

penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan

(skala,

berkurang

intensitas,

aktivitas berulang-ulang)

frekuensi

Respon autonom (seperti

nyeri)

diaphoresis,

Menyatakan

perubahan

dan

tanda

rasa

tekanan darah, perubahan

nyaman setelah nyeri

nafas, nadi dan dilatasi

berkurang

pupil)
Perubahan
dalam

autonomic
tonus

otot

(mungkin dalam rentang


dari lemah ke kaku)
-

bahwa

nyeri berkurang dengan

dan/atau

Melaporkan

dan lingkungan)

menemui

orang

dengan

Tingkah

laku

ekspresif

(contoh

gelisah,

merintih,

Tanda

vital

dan

ketidaknyamanan dari prosedur


Monitor vital sign sebelum dan sesudah
pemberian analgesik pertama kali

dalam

rentang normal

Tidak

mengalami

gangguan tidur

menangis,

waspada, iritabel, nafas


panjang/berkeluh kesah)
-

Perubahan dalam nafsu


makan dan minum

Diagnosa Keperawatan/
Masalah Kolaborasi

Rencana keperawatan
Tujuan dan Kriteria
Hasil

antisipasi

Intervensi

Nutrisi

kurang

kebutuhan

dari NOC:

Kaji adanya alergi makanan

berhubungan aNutritional status:

mual muntah
Berhubungan dengan :

Kolaborasi

dengan

ahli

gizi

untuk

Adequacy of nutrient

menentukan jumlah kalori dan nutrisi

Nutritional Status :

yang dibutuhkan pasien

food and Fluid Intake Yakinkan


diet
yang
dimakan
cWeight Control
mengandung
tinggi
serat
untuk
memasukkan atau mencerna
Setelah dilakukan
mencegah konstipasi
nutrisi oleh karena faktor
tindakan keperawatan
Ajarkan pasien bagaimana membuat
biologis, psikologis atau
selama.nutrisi kurang
catatan makanan harian.
ekonomi.
teratasi dengan indikator: Monitor adanya penurunan BB dan gula
DS:
Albumin serum
darah
-Nyeri abdomen
Pre albumin serum
Monitor lingkungan selama makan
-Muntah
Hematokrit
Jadwalkan pengobatan
dan tindakan
-Kejang perut
tidak selama jam makan
-Rasa penuh tiba-tiba setelah Hemoglobin
Ketidakmampuan untuk

makan
DO:
-Diare
-Rontok rambut yang
berlebih
-Kurang nafsu makan
-Bising usus berlebih
-Konjungtiva pucat
-Denyut nadi lemah

Total

iron

capacity
Jumlah limfosit

binding Monitor turgor kulit


Monitor kekeringan, rambut kusam, total
protein, Hb dan kadar Ht
Monitor mual dan muntah
Monitor

pucat,

kemerahan,

dan

kekeringan jaringan konjungtiva


Monitor intake nuntrisi
Informasikan pada klien dan keluarga
tentang manfaat nutrisi
Kolaborasi

dengan

dokter

tentang

kebutuhan suplemen makanan seperti


NGT/ TPN sehingga intake cairan yang
adekuat dapat dipertahankan.
Atur posisi semi fowler atau fowler tinggi
selama makan
Kelola pemberan anti emetik:.....

Anjurkan banyak minum


Pertahankan terapi IV line
Catat

adanya

edema,

hiperemik,

hipertonik papila lidah dan cavitas oval

Diagnosa Keperawatan/
Masalah Kolaborasi

Rencana keperawatan
Tujuan dan Kriteria

Intervensi

Hasil
Defisit volume cairan

NOC:

NIC :

berhubungan dengan

Fluid balance

diaphoresis, mual, muntah

Hydration

DS :

Nutritional

-Haus
DO:

Status

Setelah

-Membran mukosa/kulit

selama.. defisit volume

-Perubahan status mental


-Konsentrasi urine
meningkat

teratasi

-Temperatur tubuh

dengan

Monitor hasil lab yang sesuai dengan


retensi

cairan

osmolalitas

BJ urine normal,
Tekanan darah, nadi,
tubuh

Monitor status hidrasi ( kelembaban

diperlukan

kriteria hasil:

suhu

dan

tekanan darah ortostatik ), jika

keperawatan

penurunan tekanan darah, Mempertahankan


penurunan
urine output sesuai
volume/tekanan nadi
dengan usia dan BB,
-Pengisian vena menurun

intake

membran mukosa, nadi adekuat,

dilakukan

tindakan

-Peningkatan denyut nadi,

Food and Fluid Intake

cairan

catatan

output yang akurat

-Penurunan turgor kulit/lidah


kering

Pertahankan

dalam

batas normal
Tidak ada tanda tanda

(BUN

urin,

Hmt

albumin,

total

protein )

Monitor vital sign setiap 15menit 1


jam

Kolaborasi pemberian cairan IV

Monitor status nutrisi

Berikan cairan oral

Berikan

penggantian

nasogatrik

meningkat
-Kehilangan berat badan
secara tiba-tiba

dehidrasi,
turgor

Elastisitas
kulit

baik,

membran

mukosa

-Penurunan urine output

lembab, tidak ada rasa

-HMT meningkat

haus yang berlebihan

-Kelemahan

sesuai output (50 100cc/jam)

Orientasi

Dorong keluarga untuk membantu


pasien makan

Kolaborasi dokter jika tanda cairan


berlebih muncul meburuk

terhadap

Atur kemungkinan tranfusi

waktu dan tempat baik

Persiapan untuk tranfusi

Pasang kateter jika perlu

Monitor intake dan urin output setiap

Jumlah

dan

pernapasan

irama
dalam

batas normal
Elektrolit, Hb, Hmt
dalam batas normal
pH urin dalam batas
normal
Intake

oral

intravena adekuat

dan

8 jam

Diagnosa Keperawatan/
Masalah Kolaborasi

Rencana keperawatan
Tujuan dan Kriteria

Intervensi

Hasil
Pola pernafasan yang tidak NOC:
efektif

Posisikan pasien untuk memaksimalkan

berhubungan Respiratory status :

imobilisasi
nyeri

NIC:

akibat

rasa

Ventilation

yanghebat, infiltrat Respiratory

pulmoner, efusi pleura dan


atelektasi.

ventilasi
status

: Pasang mayo bila perlu

Airway patency

Lakukan fisioterapi dada jika perlu

Vital sign Status

Keluarkan sekret dengan batuk atau


suction

DS:

Setelah dilakukan

Auskultasi suara nafas, catat adanya suara

- Dyspnea

tindakan keperawatan

- Nafas pendek

selama ..pasien

DO:
- Penurunan tekanan
inspirasi/ekspirasi

tambahan

menunjukkan keefektifan
pola nafas, dibuktikan

pernafasan tambahan
- Orthopnea
- Pernafasan pursed-lip
- Tahap ekspirasi berlangsung
sangat lama
- Penurunan kapasitas vital

nafas yang bersih, tidak


ada

sianosis

dyspneu

-..
.

dengan kriteria hasil:

- Penurunan pertukaran udara Mendemonstrasikan


batuk efektif dan suara
per menit
- Menggunakan otot

Berikan bronkodilator :

dan

(mampu

Berikan pelembab udara Kassa basah


NaCl Lembab
Atur intake untuk cairan mengoptimalkan
keseimbangan.
Monitor respirasi dan status O2

mengeluarkan sputum, Bersihkan mulut, hidung dan secret


trakea
mampu bernafas dg
mudah, tidakada pursed Pertahankan jalan nafas yang paten
Observasi
adanya
tanda
tanda
lips)

hipoventilasi
jalan
- Respirasi: < 11 24 x /mnt Menunjukkan
nafas yang paten (klien Monitor adanya kecemasan pasien
tidak merasa tercekik,

terhadap oksigenasi

irama nafas, frekuensi Monitor vital sign


pernafasan

dalam Informasikan pada pasien dan keluarga

rentang normal, tidak

tentang

ada

memperbaiki pola nafas.

suara

nafas

abnormal)
Tanda

tehnik

relaksasi

untuk

Ajarkan bagaimana batuk efektif

Tanda

vital Monitor pola nafas

dalam rentang normal


(tekanan darah, nadi,
pernafasan)

Diagnosa Keperawatan/
Masalah Kolaborasi

Rencana keperawatan
Tujuan dan Kriteria

Intervensi

Hasil
Resiko infeksi berhubungan NOC :

NIC :

dengan imobilisasi, proses Immune Status


inflamasi, akumulasi cairan

Knowledge : Infection
control

Pertahankan teknik aseptif


Batasi pengunjung bila perlu
Cuci

tangan

setiap

sebelum

dan

Risk control

sesudah tindakan keperawatan

Setelah

dilakukan
keperawatan

Gunakan baju, sarung tangan sebagai

selama pasien tidak


mengalami infeksi dengan

Ganti letak IV perifer dan dressing

tindakan

kriteria hasil:
Klien bebas dari tanda
dan gejala infeksi
Menunjukkan
kemampuan
mencegah

untuk
timbulnya

infeksi
Jumlah leukosit dalam
batas normal

alat pelindung
sesuai dengan petunjuk umum
Gunakan

kateter

intermiten

untuk

menurunkan infeksi kandung kencing

Tingkatkan intake nutrisi

Berikan

terapi

antibiotik:.................................

Monitor tanda dan gejala infeksi


sistemik dan lokal

Menunjukkan perilaku

Pertahankan teknik isolasi k/p


Inspeksi kulit dan membran mukosa

hidup sehat

terhadap kemerahan, panas, drainase


imun,

Status
gastrointestinal,
genitourinaria

dalam

batas normal

Monitor adanya luka


Dorong masukan cairan
Dorong istirahat
Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan
gejala infeksi

Kaji

suhu

badan

pada

pasien

neutropenia setiap 4 jam


Diagnosa Keperawatan/
Masalah Kolaborasi

Rencana keperawatan
Tujuan dan Kriteria

Intervensi

Hasil
Defisit pengetahuan tentang NOC:

NIC :

kondisi,

prognosis

kebutuhan pengobatan

dan Kowlwdge : disease


process
Kowledge : health
Behavior

DS: Menyatakan secara


verbal adanya masalah
DO: ketidakakuratan
mengikuti instruksi,
perilaku tidak sesuai

keluarga

dengan anatomi dan fisiologi, dengan

tindakan keperawatan
menunjukkan

cara yang tepat.

kriteria hasil:
Pasien dan keluarga
menyatakan
pemahaman tentang
penyakit, kondisi,

cara yang tepat

Gambarkan proses penyakit, dengan


cara yang tepat

Identifikasi kemungkinan penyebab,


dengan cara yang tepat

Sediakan

informasi

pada

pasien

tentang kondisi, dengan cara yang

prognosis dan program


pengobatan

Gambarkan tanda dan gejala yang


biasa muncul pada penyakit, dengan

pengetahuan tentang
proses penyakit dengan

Jelaskan patofisiologi dari penyakit


dan bagaimana hal ini berhubungan

Setelah dilakukan
selama . pasien

Kaji tingkat pengetahuan pasien dan

tepat

Sediakan bagi keluarga informasi

Pasien dan keluarga

tentang kemajuan pasien dengan cara


yang tepat

mampu melaksanakan
prosedur yang

dijelaskan secara
benar

Diskusikan

pilihan

terapi

penanganan

Pasien dan keluarga

Dukung pasien untuk mengeksplorasi


atau mendapatkan second opinion

mampu menjelaskan

dengan

kembali apa yang

diindikasikan

dijelaskan perawat/tim

Eksplorasi kemungkinan sumber atau

kesehatan lainnya

dukungan, dengan cara yang tepat

cara

yang

tepat

.4 Implemetasi
impelentasi adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana yang sudah
disusun secara matang dan terperinci. Implementasi biasanya dilakukan setelah perencanaaan
sudah dianggap fix. berikat ane akan sedikit info tentang pengertian implentasi menurut para
ahli. semoga info tentang pengertian implementasi menurut para ahli bisa bermanfaat.

.5 Evaluasi

atau

atau

Format SOAPIER lebih tepat digunakan apabila rencana pasien ada yang akan dirubah dan proses
evaluasi mulai dilakukan.
S

Pernyataan atau keluhan pasien

: Subjective

O : Objective

Data yang diobservasi

A : Analisis

Kesimpulan berdasarkan data objektif dan subjektif

: Planning

Apa yang dilakukan terhadap masalah

: Implementation

Bagaimana dilakukan

: Evaluation

Respons pasen terhadap tindakan keperawatan


Apakah rencana keperawatan akan dirubah

R : Revised

NO.

HARI/TG

DX

EVALUASI

S : klien Mengatakan masih sedikit nyeri


O : kesadaran CM KU: Lemah
A : Masalah nyeri teratasi sebagian
P : intervensi diteruskan
I:

Kaji keluhan nyeri,mengenai lokasi, intensitas


dan

durasi, perhatikan petunjuk verbal dan

non verbal
Ajarkan latihan teknik relaksas dan distraksi

kembali
E : nyeri berkurang
R : tingkatkan latihan relaksasi

S : S : klien mengatakan mual dan muntah berkurang


O : klien tampak nafsu makannya bertambah

PARAF

-penurunan berat badan


-penurunan turgor kullit :
-kulit berkeringat dan nafsu makan
A : masalah teratasi sebagian
P : pertahankan intervensi
Jjjj I: kaji pola makan klien dan observasi secara berkala berat
badan klien
Gj E: berat badan meningkat
R: pertahankan nutrisi

BAB III
PENUTUP

.1 kesimpulan
Pankreas merupakan organ yang istimewa karena mempunyai dua fungsi sekaligus
yaitu eksokrin dan endokrin. Kerusakan yang diawali pada sel asini unit eksokrin
mengakibatkan terjadinya pankreatitis baik akut yang dapat normal kembali fungsi
pankreasnya

maupun

pankreatitis

kronik

dengan

kerusakan

permanen.

Dalam

penatalaksanaannya yang penting untuk pankreatitis akut adalah mengatasi nyeri perut,
manajemen penggantian cairan, dan pemberian nutrisi pendukung. Selain itu Juga diberikan
antibiotika untuk profilaksis pada pankreatitis nekrosis. Terapi intervensi dengan endoskopi
maupun bedah juga perlu dilakukan pada kondisi tertentu. Pada pankreatitis kronik tritmen
ditujukan untuk mengatasi nyeri kronik, malabsorpsi, dan diabetes.
.2 Saran
Dengan adanya pembuatan makalah ini di harapkan mahasiswa dapat memahami penyakit
Pankreatitis dan juga dapat mengerti bagaimana asuhan keperawatan yang di lakukan pada
pasien dengan penyakit sehingga mempermudah kita nantinya di lapangan. Untuk menangani
pasien dengan pankreatitis, perawat diharapkan mampu memahami secara keseluruhan baik
konsep medis maupun konsep keperawatan sehingga pasien dengan pankreatitis dapat
tertolog segera. Perawat sangat perlu memahami tindakan-tindakan dan penaganan secara
darurat pada pasien dengan pankreatitis

Daftar Pustaka

Nurman A dkk. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I. Edisi IV. Jakarta : balai penerbit
FKUI
Price SA, Wilson LM. 2005. Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit. Jakarta : EGC.
Mitchell, Richard N. 2008.Buku Saku Dasar Patologis Penyakit. Jakarta : EGC.
Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. (Edisi 8). Jakarta :EGC.

https://www.scribd.com/doc/125592645/Kumpulan-Nanda-NIC-NOC (diakses pada hari kamis,


tanggal 22 Oktober 2015, jam 18.06 Wita)

Anda mungkin juga menyukai