Anda di halaman 1dari 20

RADIASI

Disusun Oleh:

Retno Umbaran
NIM:1531419119115
JURUSAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS WIDYAGAMA MALANG
2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan hidayahNya penyusun dapat menyelesaikan makalah fisika modern dengan judul RADIASI
ini dengan lancar dan tanpa ada kendala yang berarti.Penyusun mengucapkan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah
ini baik secara langsung maupun tidak langsung.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah fisika modern
semester dua. Penyusun berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta sebagai acuan dalam mempelajari tentang ilmu fisika, salah satunya
radiasi.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan-kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Untuk itu,agar makalah ini lebih
berguna lagi di masa yang akan datang,maka penyusun berharap adanya kritik, saran
dan usulan dari saudara pembaca sekalian. Semoga makalah sederhana ini dapat
dipahami dan diaplikasikan bagi siapapun yang membacanya dan berguna dalam
kehidupan sehari-hari.

Penyusun

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian radiasi
B. Sumber radiasi
C. Jenis-jenis sinar radiasi
D. Radiasi Interna dan Radiasi Eksterna
E. Efek biologi radiasi
F. Efek biologi pada system jaringan dan organ
G. Penyakit akibat radiasi
BAB III PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap aktivitas yang kita lakukan atau suatu alat yang kita gunakan
membutuhkan energi. Energi yang ditimbulkan dari sebuah alat mengandung unsur unsur radiasi. Radiasi adalah setiap proses di mana energi bergerak melalui media atau
melalui ruang, dan akhirnya diserap oleh benda lain. Radiasi sangat dibutuhkan dalam
kehidupan manusia. Dalam dunia kedokteran, radiasi dimanfaatkan sebagai bahan
untuk mendiagnosa. Seperti sinar X untuk keperluan radiologi, cahaya tampak untuk
tindakan endoskopi, sinar ultraviolet untuk sterilisasi dan masih banyak yang lainnya.
Selain mempunyai manfaat seperti yang telah dipaparkan diatas, radiasi juga
memiliki beberapa efek atau dampak yang ditimbulkan bagi manusia. Tetapi manusia
jarang sekali memperhatikan dan mempedulikan dampak yang ditimbulkan oleh
adanya radiasi tersebut. Dalam makalah kali ini, akan membahas radiasi dan bahayabahaya yang ditimbulkan agar mahasiswa dan masyarakat lebih tahu tentang radiasi.
B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan radiasi?
2. Apa saja klasifikasi dan sumber radiasi?
3. Apa saja jenis-jenis sinar radiasi?
4. Apa yang dimaksud radiasi interna dan eksterna?
5. Apa efek biologi radiasi?
6. Apa efek biologi pada system jaringan dan organ ?

C. Tujuan
1. Mahasiswa menguasai konsep radiasi.
2. Mahasiswa mengetahui apa itu radiasi.
3. Mahasiswa mengetahui klasifikasi dan sumber radiasi
4. Mahasiswa dapat mengidentifikasi jenis-jenis radiasi.
5. Mahasiswa dapat mengetahui tentang radiasi interna dan eksterna.
6. Mahasiswa dapat mengetahui Efek biologi radiasi
7. Mahasiswa dapat mengetahui efek genetic, somatic, stokastik, non stokastik,
teratogenik, dan hoemesis
8. Mahasiswa dapat mengetahui efek biologi pada system jaringan dan organ.
9. Mahasiswa dapat memahami penyakit akibat radiasi.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian radiasi
Radiasi dapat diartikan sebagai energi yang dipancarkan dalam bentuk partikel atau
gelombang. Radiasi adalah pancaran energi melalui suatu materi atau ruang dalam

bentuk panas, partikel atau gelombang elektromagnetik/cahaya (foton) dari sumber


radiasi. Radiasi adalah gelombang atau partikel berenergi tinggi yang berasal dari
sumber alami atau sumber yang sengaja dibuat oleh manusia (buatan).Radiasi adalah
setiap proses di mana energi bergerak melalui media atau melalui ruang, dan akhirnya
diserap oleh benda lain.

B. Sumber radiasi
Sumber radiasi terbagi menjadi dua yaitu sumber radiasi alam, dimana sumber
radiasi alam sudah ada sejak alam semesta terbentuk, dan radiasi yang dipancarkan
oleh sumber alam ini disebut radiasi latar belakang, contoh sumber radiasi alam
adalah sumber radiasi kosmik, sumber radiasi terestrial (primordial), dan sumber
radiasi dari dalam tubuh manusia. Sumber radiasi buatan, yang baru diproduksi di
abad 20, tetapi telah memberikan paparan secara signifikan kepada manusia.
Contohnya adalah radionuklida buatan, pesawat sinar-X, reaktor nuklir, akselerator.
Ada dua sumber radiasi buatan manusia yaitu sumber radiasi pengion dan non
pengion.
C. Jenis-jenis sinar radiasi
1. Radiasi pengion
Radiasi pengion adalah jenis radiasi yang dapat menyebabkan proses ionisasi
(terbentuknya ion positif dan ion negative) apabila berinteraksi dengan sebuah materi.
Contoh radiasi yang termasuk radiasi pengion yaitu: partikel alpha, partikel beta,,
sinar gamma, sinar X dan neutron.
a. Partikel Alpha
Mempunyai ukuran (volume) dan muatan listrik positif yang besar dan tersusun
dari dua proton dan dua neutron, sehingga identik dengan inti atom helium. Daya

ionisasi partikel alpha sangat besar, kurang lebih 100 kali daya ionisasi partikel beta
dan 10.000 kali daya ionisasi sinar gamma. Karena mempunyai muatan listrik yang
besar maka partikel alpha tidak mampu menembus pori-pori kulit kita pada lapisan
yang paling luar sekalipun karena mempunyai ukuran yang besar.
b. Partikel Beta
Mempunyai ukuran dan muatan listrik lebih kecil dari partikel alpha. Daya
ionisasi di udara 1/100 kali daya ionisasi partikel alpha. Partikel beta mempunyai daya
tembus lebih besar dari partikel alpha karena ukurannya lebih kecil.
c. Sinar Gamma
Sinar gamma tidak mempunyai besaran volume dan muatan listrik sehingga
dikelompokkan kedalam gelombang elektromagnetik. Daya ionisasinya dalam
medium sangat kecil. Tidak terbelokkan oleh medan listrik yang ada disekitarnya,
sehingga daya tembusnya sangat besar dibandingkan dengan daya tembus partikel
alpha atau beta.
d. Sinar-X
Mempunyai kemiripan dengan sinar gamma, yaitu dalam hal daya jangkau pada
suatu media dan pengaruhnya oleh medan listrik. Yang membedakan antara keduanya
adalah proses terjadinya. Sinar gamma dihasilkan dari proses peluruhan zat radioaktif
yang terjadi pada inti atom, sedangkan sinar-X dihasilkan pada waktu electron
berenergi tinggi yang menumbuk suatu target logam
e. Partikel neutron
Partikel neutron mempunyai ukuran kecil dan tidak mempunyai muatan listrik,
serta memiliki daya tembus yang tinggi. Partikel neutron dapat dihasilkan dari reaksi
nuklir antara satu unsure tertentu dengan unsure lainnya.

2. Radiasi non-pengion

Radiasi non-pengion adalah jenis radiasi yang tidak akan menyebabkan efek
ionisasi apabila bereaksi dengan materi. Yang termasuk dalam jenis radiasi nonpengion antara lain adalah gelombang radio, gelombang mikro (yang digunakan
dalam microwave oven dan transmisi seluler handphone), sinar inframerah (yang
memberikan energy dalam bentuk panas), cahaya tampak, sinar ultra violet (yang
dipancarkan matahari).
a) Sinar inframerah
Inframerah adalah radiasi elektromagnetik dari panjang gelombang lebih
panjang dari cahaya tampak, tetapi lebih pendek dari radiasi gelombang radio. Sinar
inframerah memiliki karakteristik, yaitu: tidak dapat dilihat oleh manusiatidak dapat
menembus materi yang tidak tembus pandang, dapat ditimbulkan oleh komponen
yang menghasilkan panas, Panjang gelombang pada inframerah memiliki hubungan
yang berlawanan atau berbanding terbalik dengan suhu. Ketika suhu mengalami
kenaikan, maka panjang gelombang mengalami penurunan.

b) Sinar ultraviolet
Sinar ultraviolet adalah radiasi elektromagnetis terhadap panjang gelombang
yang lebih pendek dari daerah dengan sinar tampak, namun lebih panjang dari sinar-X
yang kecil.
D. Radiasi Interna dan Radiasi Eksterna
1. Radiasi interna
Radiasi interna adalah penyinaran yang berasal dari sumber radiasi yang
terletak di dalam tubuh manusia, sedang radiasi eksterna berasal dari sumber yang
terletak di luar tubuh manusia. Radiasi interna terjadi karena masuknya radionuklida
ke dalam tubuh manusia melalui pernafasan, saluran pencernaan, luka terbuka di kulit

maupun menembus kulit dan juga melalui sirkulasi darah (suntikan). Radiasi interna
yang lebih berbahaya adalah radiasi yang lebih banyak menimbulkan ionisasi di dalam
jaringan tubuh, sehingga sinar alpha lebih berbahaya dari pada sinar-X dan sinar
gamma sebagai sumber radiasi interna.
2. Radiasi eksterna
Pada radiasi eksterna, maka radiasi dapat mengenai seluruh tubuh (penyinaran
total) atau pub mengenai sebagian tubuh (penyinaran partial). Pada penyinaran ini
sinar alpha, electron yang berasal dari konversi internal, dan sinat beta yang energinya
, 65 ke -V tidak cukup kuat untuk menembus kulit. Karena itu ketiga jenis radiasi ini
tidak menimbulkan bahaya pada penyinaran luar. Sinar-X, sinar gamma, neutron dan
sinar beta yang energinya . 65 keV dapat menembus kulit dan menyinari jaringan
dalam tubuh, sehingga berbahaya sebagai sumber radiasi eksterna.

E. Efek biologi radiasi


Kemungkinan terjadinya efek biologis akibat interaksi radiasi dan jaringan
tubuh manusia (terlepas dari berat atau ringannya akibat biologis tersebut), berbanding
selaras dengan besarnya dosis radiasi yang mengenai jaringan tersebut. Semua dosis
radiasi, besar atau kecil, bisa mengakibatkan pengaruh terhadap jaringan tubuh atau
sel. Pengaruh dosis hanya diasosiasikan dengan besarnya kemungkinan bahwa akan
terjadi suatu perubahan dalam suatu sel atau jaringan yang terkena radiasi tersebut,
yang biasa disebut dengan efek stokastik. Efek stokastik ini biasanya mempunyai
kelainan dari organ yang bersifat kronis yang biasanya dihubungkan dengan terjadinya
perubahan-perubahan genetik dalam sel-sel tersebut. Selain dikenal dengan efek
stokastik, juga dikenal dengan efek deterministik atau non-stokastik, yaitu jika sel

dalam organ atau jaringan banyak yang mati atau tidak dapat lagi bereproduksi dan
berfungsi secara normal, fungsi organ akan hilang. Hilangnya fungsi itu akan semakin
parah bila jumlah sel yang menderita akibat bertambah.
Beberapa efek biologi pada tubuh manusia :
1. Efek genetik
Efek biologi dari radiasi ionisasi pada generasi yang belum lahir disebut efek
genetik. Efek ini timbul karena kerusakan molekul DNA pada sperma atau ovarium
akibat radiasi. Atau, bila radiasi berinteraksi dengan makro molekul DNA, dapat
memodifikasi struktur molekul ini dengan cara memecah kromosom atau mengubah
jumlah DNA yang terdapat dalam sel melalui perubahan informasi genetik sel. Tipe
ini dapat menimbulkan penyakit genetik yang diteruskan ke generasi berikutnya.
2. Efek somatik
Bila organisme (seperti manusia) yang terkena radiasi mengalami kerusakan
biologi sebagai akibat penyinaran, efek penyinaran tersebut diklasifikasikan sebagai
efek somatik. Efek ini tergantung pada lamanya terkena radiasi sampai pertama
timbulnya gejala kerusakan radiasi. Selanjutnya diklasifikasikan sebagai efek somatik
jangka pendek atau jangka panjang.
3. Efek stokastik
Efek stokastik adalah efek radiasi yang kebolehjadian timbulya merupakan
fungsi dosis radiasi dan diperkirakan tidak mengenal dosis ambang. Efek stokastik
memiliki ciri-ciri:
a) Tidak mengenal dosis ambang.
b) Timbul seteolah melalui masa tenang yang lama.

c) Keparahannya tidak tergantung pada dosis radiasi.


d) Tidak ada penyembuhan spontan.
Contoh : kanker, leukemia (efek somatic), dan penyakit keturunan (efek genetic)
4. Efek Non Stokastik
Efek Non Stokastik adalah efek radiasi yang kualitas keparahannya bervariasi
menurut dosis dan hanya timbul bila dosis ambang dilampaui. Efek non stokastik
memiliki ciri-ciri:
a) Mempunyai dosis ambang
b) Umumnya timbul beberapa saat setelah terkena radiasi
c) Adanya penyembuhan spontan (tergantung tingkat keparahannya)
d) Keparahannya tergantung besarnya dosis radiasi.
e) Efek non stokastik ini meliputi beberapa efek somatic seperti luka bakar, sterilitas
(kemandulan), katarak, kelainan congenital (setelah iradiasi dalam rahim).
Efek genetic adalah efek stokastik, sedangkan efek somatic dapat stokastik
(leukemia, kanker) maupun non stokastik.
5. Efek teratogenik
Efek teratogenik adalah efek timbulnya cacat bawaan, karena penyinaran yang
terjadi sewaktu janin berada dalam kandungan. Efek ini dapat berupa kematian dalam
kandungan atau kematian segera setelah bayi lahir, kemunduran pertumbuhan,
maupun kelainan bawaan, tergantung saat penyinaran terjadi. Pada usai kurang dari 15
hari umur kehailan, maka hasil konsepsi biasanya mengalami kematian. Apabila
penyinaran terjadi pada usia kehamilan antara 15 hari sampai 50 hari, maka pada

umumnya terjadi kelainan bawaan. Sedangkan penyinaran setelah usia kehamilan 50


hari dapat berakibat gangguan pertumbuhan janin dalam kandungan.

F. Efek biologi pada system jaringan dan organ


Respon dari berbagai jaringan dan organ tubuh terhadap radiasi pengion sangat
bervariasi. Selain bergantung pada sifat fisik radiasi juga bergantung pada
karakteristik biologi dari sel penyusun jaringan/organ tubuh terpajan. Tingkat
sensitivitas dari jaringan penyusun organ berbeda-beda bergantung antara lain pada
tingkatproliferasi (pembelahan) dan diferensiasi (kematangan) sel yang akhirnya akan
mempengaruhi tingkat sensitivitas dari organ terhadap pajanan radiasi. Berikut ini
adalah efek radiasi pada sebagian organ tubuh akibat pajanan radiasi eksterna (dari
luar tubuh) yang terjadi secara akut.
1. Sistem pembentukan darah
Sumsum tulang adalah organ sasaran dari sistem pembentukan darah karena
pajanan radiasi dosis tinggi akan mengakibatkan kematian dalam waktu beberapa
minggu. Hal ini disebabkan karena terjadinya penurunan jumlah sel basal pada
sumsum tulang secara tajam. Komponen sel darah terdiri dari sel darah merah
(eritrosit), sel darah putih (limfosit dan granulosit) dan sel keping darah (trombosit).
Dosis sekitar 0,5 Gy pada sumsum tulang sudah dapat menyebabkan penekanan
proses pembentukan komponen sel darah sehingga jumlahnya mengalami penurunan.
Jumlah sel limfosit menurun dalam waktu beberapa jam pasca pajanan radiasi,
sedangkan jumlah granulosit dan trombosit juga menurun tetapi dalam waktu yang

lebih lama, beberapa hari atau minggu. Sementara penurunan jumlah eritrosit terjadi
lebih lambat, beberapa minggu kemudian. Penurunan jumlah sel limfosit absolut/total
dapat digunakan untuk memperkirakan tingkat keparahan yang mungkin diderita
seseorang akibat pajanan radiasi akut.
Pada dosis yang lebih tinggi, individu terpajan mengalami kematian sebagai
akibat dari infeksi karena menurunan jumlah sel darah putih (limfosit dan granulosit)
atau dari pendarahan yang tidak dapat dihentikan karena menurunnya jumlah
trombosit.
Efek stokastik pada sumsum tulang adalah leukemia dan kanker sel darah
merah. Berdasarkan pengamatan pada para korban bom atom di Hiroshima dan
Nagasaki, leukemia merupakan efek stokastik tertunda pertama yang terjadi setelah
pajanan radiasi seluruh tubuh dengan masa laten sekitar 2 tahun dengan puncaknya
setelah 6 7 tahun.
2. Kulit
Efek deterministik pada kulit bervariasi dengan besarnya dosis. Pajanan radiasi
sekitar 2-3 Gy dapat menimbulkan efek kemerahan (eritema) sementara yang timbul
dalam waktu beberapa jam. Beberapa minggu kemudian, eritema akan kembali
muncul sebagai akibat dari hilangnya sel-sel basal pada epidermis. Dosis sekitar 3 8
Gy menyebabkan terjadinya kerontokan rambut (epilasi) dan pengelupasan kering
(deskuamasi kering) dalam waktu 3 6 minggu setelah pajanan radiasi. Pada dosis
yang lebih tinggi, 12 20 Gy, akan mengakibatkan terjadinya pengelupasan kulit
disertai dengan pelepuhan dan bernanah (blister) serta peradangan akibat infeksi pada
lapisan dalam waktu 10 minggu pemajanan radiasi dengan dosis lebih besar dari 20
Gy, sebagai akibat dari kerusakan yang parah pada pembuluh darah. Bila dosis yang di

10

terima sekitar 50 Gy, nekrosis akan terjadi dalam waktu yang lebih singkat yaitu
sekitar 3 minggu.
3. Mata
Mata terkena pajanan radiasi baik akibat dari radiasi lokal (akut atau protraksi)
maupun pajanan radiasi seluruh tubuh. Lensa mata merupakan bagian dari struktur
mata yang paling sensitif terhadap radiasi. Terjadinya kekeruhan atau hilangnya sifat
transparansi lensa mata sudah mulai dapat dideteksi setelah pajanan radiasi yang
relatif rendah yaitu sekitar 0,5 Gy dan bersifat akumulatif. Dengan demikian tidak
seperti efek deterministik pada organ lainnya, katarak tidak akan terjadi beberapa saat
setelah pajanan, tetapi setelah masa laten antara 6 bulan sampai 35 tahun, dengan
rerata sekitar 3 tahun.
4. Organ reproduksi
Efek deterministik pada organ reproduksi atau gonad adalah sterilitas atau
kemandulan. Pajanan radiasi pada testis akan mengganggu proses pembentukan sel
sperma yang akhirnya akan mempengaruhi jumlah sel sperma yang akan dihasilkan.
Dosis radiasi 0,15 Gy merupakan dosis ambang terjadinya sterilitas yang bersifat
sementara karena sudah mengakibatkan terjadinya penurunan jumlah sel sperma
selama beberapa minggu. Sedangkan dosis ambang sterilitas yang permanen
berdasarkan ICRP 60 adalah 3,5 6 Gy. Semakin besar dosis yang di terima testis,
semakin banyak jumlah penurunan sel sperma dan semakin lama waktu pulih kembali
normal, selama belum mencapai dosis ambang kemandulan permanen.
Pengaruh radiasi pada sel telur sangat bergantung pada usia. Semakin tua usia,
semakin sensitif terhadap radiasi karena semakin sedikit sel telur yang masih tersisa
dalam ovarium. Selain sterilitas, radiasi dapat menyebabkan menopuse dini sebagai
akibat dari gangguan hormonal sistem reproduksi. Dosis ambang sterilitas menurut

11

ICRP 60 adalah 2,5 6 Gy. Pada usia yang lebih muda (20-an), sterilitas permanen
terjadi pada dosis yang lebih tinggi yaitu mencapai 12 15 Gy.
Efek stokastik pada sel germinal lebih dikenal dengan efek pewarisan yang
terjadi karena mutasi pada gen atau kromosom sel pembawa keturunan (sel sperma
dan sel telur). Perubahan kode genetik akan diwariskan pada keturunan individu
terpajan. Penelitian pada hewan dan tumbuhan menunjukkan bahwa efek yang terjadi
bervariasi dari ringan hingga kehilangan fungsi atau kelainan anatomik yang parah
bahkan kematian prematur.
5. Paru
Paru dapat terkena pajanan radiasi secara eksterna dan interna. Efek
deterministik berupa pneumonitis biasanya mulai timbul setelah beberapa minggu atau
bulan. Efek utama adalah pneumonitis interstisial yang dapat diikuti dengan terjadinya
fibrosis sebagai akibat dari rusaknya sel sistim vaskularisasi kapiler dan jaringan ikat,
yang dapat berakhir dengan kematian. Kerusakan sel yang mengakibatkan terjadinya
peradangan akut paru ini biasanya terjadi pada dosis 5 15 Gy. Perkembangan tingkat
kerusakan sangat bergantung pada volume paru yang terkena radiasi dan laju dosis.
Hal ini juga dapat terjadi setelah inhalasi partikel radioaktif dengan aktivitas tinggi
dan waktu paro pendek.
Efek stokastik berupa kanker paru. Keadaan ini banyak dijumpai pada para
penambang uranium. Selama melakukan aktivitasnya, para pekerja menginhalasi gas
Radon-222 secara berkesinambungan sebagai hasil luruh dari uranium. Di dalam paru,
radon selama proses peluruhannya sampai mencapai bentuk stabil yaitu timbal, akan
melepaskan partikel alpa yang sangat berbahaya sebagai sumber pajanan radiasi
interna.
6. Sistem Pencernaan

12

Bagian dari sistim ini yang paling sensitif terhadap radiasi adalah usus halus.
Kerusakan pada saluran pencernaan menimbulkan gejala mual, muntah, diare, dan
gangguan sistem pencernaan dan penyerapan makanan. Dosis radiasi yang tinggi
dapat mengakibatkan kematian karena dehidrasi akibat muntah dan diare yang parah.
Efek stokastik yang timbul berupa kanker pada epitel saluran pencernaan.

G. Penyakit akibat radiasi


1. Radiodermatitis
Radiodermatitis adalah peradangan kulit yang terjadi akibat penyinaran local
dengan dosis tinggi. Dimulai dengan tanda kemerahan pada kulit yang terkena radiasi,
kemudian diikuti oleh masa tenang beberapa hari sampai 3 minggu baru kemudian
muncul gejala yang khas tergantung dari dosis yang diterima.
2. Katarak
Katarak terjadi pada penyinaran mata dengan dosis diatas 1,5 Gray (Gy), dengan
masa tenang antara 5 10 tahun.
3. Sterilitas (kemandulan)
Sterilitas dapat terjadi karena akibat penyinaran pada kelenjar kelamin. Efek
berupa pengurangan kesuburan sampai kemandulan. Sel sperma yang muda lebih peka
dari pada sel tua. Aktivitas pembentukan sperma dapat mulai menurun pada dosis
beberapa senti Gray (cGy).
4. Sindrom Rasiasi Akut

13

Sindrom Radiasi Akut dapat terjadi setelah penyinaran seluruh tubuh dengan
dosis lebih dari 1 Gy yang diterima secara sekaligus dengan laju dosis yang cukup
tinggi oleh radiasi yang berdaya tembus besar.
Gejala diawali dengan gejala tidak khas seperti mual dan muntah, demam, rasa
lelah, sakit kepala serta diare, kemudian diikuti masa tenang selama 2 sampai 3
minggu. Pada masa ini gejala mereda, setelah masa tenang lewat, maka timbul nyeri
perut, diare, perdarahan, anemia, infeksi bahkan kematian.

14

BAB III
PENUTUP

Radiasi adalah pancaran energi melalui suatu materi atau ruang dalam bentuk
panas, partikel atau gelombang elektromagnetik/cahaya (foton) dari sumber radiasi.
Ada beberapa contoh sumber radiasi yang kita kenal dalam kehidupan sehari hari
seperti, televisi, microwave, komputer dan lain lain.
Perpindahan kalor secara radiasi tidak memerlukan medium,karena dalam
bentuk gelombang elektromagnetik. Seperti cahaya tampak (merah, jingga, kuning,
hijau, biru, nila, ungu), inframerah, ultraviolet, ultraungu.
Dengan adanya pembahasan tentang radiasi ini diharapkan mahasiswa mampu
menerapkan ilmu tersebut dalam kehidupan bermasyarakat. Hal ini sangat penting
karena radiasi mempunyai efek yang kurang baik dalam kesehatan apabila tidak
mengerti cara penanganannya.

15

DAFTAR PUSTAKA

http://yosainto.wordpress.com/2011/11/21/efek-radiasi-bagi-tubuh/
http://www.guntara.com/2012/10/pengertian-dan-klasifikasi-radiasi.html
http://ss-radiology.blogspot.com/2008/08/efek-radiasi.html
http://yosainto.wordpress.com/2011/11/20/beberapa-penyakit-akibat-radiasi/

16

Anda mungkin juga menyukai