Anda di halaman 1dari 116

Indonesia Port Corporation III

Lapor an T ahunan 2009

Identitas Perusahaan
Nama Perusahaan
Alamat Kantor Pusat
Telpon
Faksimili
e-Mail
Home Page
Pembentukan Perusahaan

Kepemilikan
Bidang Usaha
Cabang/Anak Perusahaan/
Perusahaan Patungan

Kantor Perwakilan

Laporan Tahunan 2009

:
:
:
:
:
:
:

PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero)


Jl.Perak Timur Nomor: 610 Surabaya (60165) PO BOX. 1123
031-3298631 - 37
031-3295204 207
pelabuhan3@pp3.co.id
htpp//:www.pp3.co.id
Akta Notaris Imas Fatimah, SH Nomor 5 tanggal 1 Desember 1992
dan telah diubah terakhir dengan Akta Perubahan Nomor 3 tanggal
15 Agustus 2008 yang dibuat dihadapan Notaris Agus Sudiono
Kuntjoro, SH.
: 100 % Pemerintah Indonesia
: Penyelenggaraan Jasa Kepelabuhanan
: Mengelola 43 Pelabuhan, melalui 18 cabang Pelabuhan dan 16
pelabuhan kawasan, serta 3 Anak Perusahaan dan 3 perusahaan
patungan
: Mediterania Palace Residence,
Jl. Landasan Pacu Utara Selatan
Blok A.1 Kav. No. 2 Kebon Kosong
Kemayoran Jakarta Pusat
Telp. (021) 30044589, 30044590, 30044591
Fax. (021) 30044566 30044567
Email : perwakilan_pelindo3@yahoo.com

PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero)

Sambutan
Komisaris Utama
Kondisi perekonomian global hingga pada tahun 2009
sebenarnya mengalami perlambatan yang lebih besar dari
yang diperkirakan. Hal ini menyebabkan banyak lembaga riset
ekonomi menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonominya
seluruh negara. Hampir semua perekonomian Negara-negara
maju (Amerika Serikat, Eropa, Jepang) diyakini mengalami
kontraksi ekonomi (partumbuhan ekonomi negatif) pada
tahun 2009. Namun sementara banyak pihak yg masih
mempercayai bahwa dampak krisis ekonomi relatif dapat
dinetralisir oleh Negara Emerging Markets seperti China,
India termasuk Indonesia. Negara-negara ini diperkirakan
tidak sampai mengalami pertumbuhan ekonomi negatif,
namun hanya mengalami perlambatan ekonomi (slow
down)
Namun demikian ditengah krisis global dan
ketidakpastian dunia usaha yang terjadi, stabilitas ekonomi
makro dan fundamental ekonomi Indonesia masih tetap
terjaga. Hal ini dapat dilihat pada pergerakan nilai tukar
rupiah yang cenderung menguat, tingkat inasi yang relatif
terkendali, dan suku bunga yang cenderung menurun.
Banyak pengamat berpendapat bahwa kondisi ekonomi di
Indonesia lebih baik dari negara ASEAN yang lain dimana
dampak krisis global secara nyata memukul sendi-sendi
perekonomian.
Dengan kerja keras dan semangat meningkatkan level of
service ditambah dengan upaya semaksimal mungkin peran
penting pelabuhan yang memiliki fungsi strategis dalam
perekonomian nasional, perusahaan berhasil mencatatkan
prestasi baik di tahun 2009. Dengan rasa bangga, kami atas
nama Dewan Komisaris mengucapkan selamat kepada
Direksi beserta jajarannya berkat kerja keras dan kerjasama
antara manajemen dan pegawai dalam menjalankan
perusahaan yang menghasilkan kinerja operasi yang baik
dan memberikan keuntungan bagi perusahaan walaupun
kondisi ekonomi global masih belum stabil.

Dengan seluruh capaian yang gemilang di tahun 2009,


Dewan Komisaris berharap agar peningkatan tersebut
tidak terbatas pada kinerja keuangan saja, tapi juga dari
sisi pelayanan terutama kepuasan pelanggan (customer
satisfaction). Hal ini berarti tingkat keuntungan yang
dihasilkan perusahaan diiringi juga dengan peningkatan
pelayanan yang lebih baik dan esiensi lagi sehingga para
pengguna jasa Pelabuhan dapat menerima pelayanan yang
lebih optimal.
Seluruh peningkatan tersebut semakin terasa penting
mengingat tantangan di tahun mendatang jauh lebih berat.
Oleh karena itu Dewan Komisaris menghimbau kepada
segenap jajaran perusahaan agar bersama-sama berusaha
lebih keras lagi dan kita gali terus berbagai potensi yang
dimiliki perusahaan agar target-target usaha dapat tercapai.
Dalam rangka mengejar target-target perusahaan,
Dewan Komisaris juga menghimbau agar program-program
yang khususnya terkait dengan investasi perusahaan segera
direalisasikan setelah melalui proses kajian yang matang
dan penghitungan manajemen risiko yang cermat sehingga
segala risiko bisnis yang merugikan perusahaan yang
mungkin akan timbul bisa diantisipasi atau dihindari. Dewan
Komisaris yakin, dengan langkah yang tepat dan cepat
perusahaan akan dapat bersaing dan berkembang jauh lebih
baik kedepan.
Akhirnya, ijinkanlah sekali lagi mengucapkan terimakasih
dan menyampaikan apresiasi yang dalam kepada Direksi
beserta jajarannya atas capaian prestasi pada tahun 2009,
dan pemegang saham yang telah memberikan kepercayaan
kepada kami, selaku Dewan Komisaris. Atas dukungan
dan arahan yang diberikan kepada kami sehingga Dewan
Komisaris beserta jajaran Direksi Pelabuhan Indonesia III
mampu melaksanakan dan mewujudkan target-target yang
telah ditetapkan.

Komisaris Utama

MUDJITO
Indonesia Port Corporation III

Lapor an T ahunan 2009

Laporan
Direktur Utama
Seluruh aspek kegiatan dan pengelolaan PT.Pelabuhan
Indonesia III (Persero) sebagai sub sistem kegiatan ekonomi sangat
dipengaruhi oleh situasi dan perkembangan yang terjadi pada
kondisi perekonomian dan perdagangan secara keseluruhan di
luar maupun di dalam negeri.
Kondisi perekonomian dan perdagangan dunia secara umum
pada tahun 2009 kurang begitu menggembirakan, dimana
krisis global telah mempengaruhi pertumbuhan aspek ekonomi,
industri dan perdagangan yang terjadi sejak tahun 2007.
Mengantisipasi hal tersebut, manajemen PT.Pelabuhan
Indonesia III (Persero) telah melaksanakan beberapa langkah
dan kebijakan strategis yang teraplikasi dalam berbagai kegiatan
antara lain, rekongurasi Pelabuhan Tanjung Perak melalui
pembangunan fasilitas di Terminal Nilam Timur sebagai dermaga
multipurpose, pembangunan lapangan penumpukan petikemas di
TPKS Semarang, penataan Terminal Petikemas Trisakti Banjarmasin
dan pengadaan 2 (dua) unit kapal Tunda untuk Pelabuhan Tanjung
Perak dan Pelabuhan Tanjung Emas. Sedangkan untuk menunjang
kegiatan bongkar muat petikemas telah dilakukan pengadaan
3 (tiga) unit used Container Crane Diesel on board untuk di
Pelabuhan Tanjung Perak, 2 (dua) Ruber Tyred Gantry untuk di
Pelabuhan Tanjung Emas, serta menerapkan apilkasi manajemen
resiko dan sosialisasi kebijakan serta petunjuk teknik manajemen
risiko korporat.
Strategi manajemen yang telah dilaksanakan pada tahun
sebelumnya tetap terus dilakukan secara berkesinambungan dan
semakin dimantapkan dalam pelaksanaannya. Strategi tersebut
meliputi restrukturisasi, revitalisasi dan protisasi pada berbagai
bidang sumber daya manusia, bidang hukum, data informasi dan
pengawasan.
Perkembangan
perusahaan
tahun
2009
cukup
menggembirakan, hal ini tercermin dari kinerja keuangan dengan
pencapaian target di atas anggaran yaitu:
- Laba sebelum pajak terealisasi Rp. 976,67 miiliar atau 99% dari
anggaran yang ditetapkan sebesar Rp. 984,99 miliar.
- Pencapaian laba tersebut diperoleh dari pendapatan usaha
yang terealisasi Rp. 2.501,59 miliar atau 101% diatas anggaran,
sedangkan biaya usaha terealisasi Rp. 1.524,92 miliar atau
102% di atas anggaran.

Laba bersih terealisasi sebesar Rp 527,59 miliar atau 93% di


atas anggaran.

Sementara itu bidang operasional dapat kami sampaikan


sebagai berikut:
- Kunjungan kapal terealisasikan 72.480 unit dan 210.528.930
GT, atau masing-masing 94% dan 96% dari anggaran.
- Arus Barang terealisasi 111.091.013 Ton dan 6.091.417 M3,
sehingga untuk satuan Ton terealisasikan 93% di atas
anggaran dan untuk M3 terealisasikan 85% dari anggaran.
- Arus Petikemas terealisasikan 2.468.310 Boks dan 2.989.653
Teus atau masing-maisng 104% dan 103% dari anggaran.
- Arus Penumpang terealisasikan 2.930.935 orang atau
mencapai 106% dari anggaran yang ditetapkan, arus
penumpang dalam negeri terjadi peningkatan pada saat
libur bersama nasional.
- Arus Hewan terealisasikan 158.673 ekor atau 118% dari
anggaran.
Dengan dukungan dari para Pemegang Saham dan
Pembinaan Dewan Komisaris yang diikukti oleh usaha dan kerja
keras seluruh jajaran PT.Pelabuhan Indonesia III (Persero), maka
perusahaan mampu mempertahankan kategori perusahaan
yang sehat dengan nilaiAA pada tahun 2009.
Oleh karena itu, pada kesempatan baik ini adalah tepat
apabila Direksi atas nama jajaran PT.Pelabuhan Indonesia III
(Persero) menyampaikan penghargaan dan rasa terima kasih
yang sebesar-besarnya atas perhatian, dorongan serta bantuan
yang kami terima dari pemegang saham, Kantor Kementerian
BUMN, Departemen Perhubungan, Gabungan Importir Nasional
Indonesia (GINSI), Assosiasi Perusahaan Bongkar Muat Indonesia
(APBMI), Indonesian National Shipp-owner Association (INSA)
dan Instansi pemerintah maupun swasta lainnya yang terkait.
Kami mengharap kiranya laporan tahunan ini dapat
merupakan informasi yang bermanfaat bagi mitra kerja dan
pengguna jasa maupun investor dan calon investor dalam
meningkatkan kemitraan dan usaha dengan PT.Pelabuhan
Indonesia III (Pesero) di masa mendatang.
Semoga Allah SWT memberikan perlindungan dan kekuatan
kepada kita semua.

PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero)


Direktur Utama

Laporan Tahunan 2009

Ir. DJARWO SURJANTO, Dipl. HE

PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero)

Catatan Penting 2009

Arus Kunjungan Kapal terealisasikan 72.480 Unit dan


210.528.930 GT, atau masing-masing 94 % dan 96 %
dari anggaran.

Investasi tahun 2009 terealisasi sebesar Rp. 547,41 miliar


atau mencapai 73,58% dibandingkan dengan anggaran
tahun 2009 sebesar Rp. 743,93 miliar. Sedangkan untuk
program telah direalisasikan 267 program atau tercapai
85,3% dari target tahun 2009 sebanyak 314 program.

Sumber Daya Manusia Jumlah pegawai pada 31


Desember 2009 sebanyak 2.348 orang, jika dibandingkan
dengan posisi pada 31 Desember 2008 sebanyak 2.426
orang, maka berkurang sebanyak 78 orang.

Tingkat Kesehatan Perusahaan tahun 2009 adalah


SEHAT dengan nilai AA sesuai penilaian berdasarkan
Keputusan Menteri BUMN Republik Indonesia Nomor:
100/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002 dengan skor 87,10.

Arus Barang terealisasikan 110.911.013 Ton dan


6.091.417 M3, sehingga untuk satuan Ton terealisasikan
93 % dari anggaran dan untuk M3 terealisasikan 85 %
dari anggaran.

Arus Penumpang terealisasikan 2.930.935 orang atau


mencapai 106 % dari anggaran 2.766.181 orang.

Arus Petikemas terealisasikan sebesar 2.468.310 Boks


dan 2.989.653 Teus atau 104 % di atas anggaran dalam
satuan boks dan tercapai 103 % di atas anggaran dalam
Teus.

Indonesia Port Corporation III

Lapor an T ahunan 2009

Permasalahan Strategis yang Dihadapi


Selama tahun 2009, terdapat beberapa permasalahan
strategis yang dihadapi oleh manajemen, yaitu:
a. Permasalahan hukum yang terkait dengan tanah HPL
di lingkungan PT. Pelabuhan Indonesia III (PERSERO),
baik dengan pihak instansi pemerintah, TNI, swasta,
perorangan maupun dengan BUMN antara lain PT. KAI,
PT. Pertamina dan PT. Perkebunan Nusantara.
b. Ketidakpastian kedalaman alur pelayaran barat
Surabaya, dan perlunya pendalaman alur merupakan
keluhan perusahaan pelayaran dan menjadi hambatan
perkembangan bisnis di Jawa Timur dan Kawasan
Indonesia Timur.

Laporan Tahunan 2009

c. PT. Tanjung Mas Sentosa Jaya menunjuk PT. Sarana


Mitra Global yang akan membangun lahan untuk depo
petikemas seluas + 3,2 Ha milik TNI-AL (KODIKAL),
dengan menggunakan Jalan Tanjung Emas Surabaya
(berhimpitan dengan KODIKAL). Selain itu, PT. Sarana
Mitra Global juga mengembangkan lahan perairan
pelabuhan (melakukan reklamasi) seluas + 150 Ha serta
membangun dermaga yang akan berhimpitan dengan
PT. TPS.
d. Pengembangan Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
terganggu dengan adanya ijin reklamasiyang diberikan
kepada PT. Sinar Centra Cipta.
PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero)

Program Kerja
Manajemen

Implementasi pengoperasian Terminal multi purpose di


Nilam Timur
Dalam proses redesain dan pelelangan pengembangan
Terminal multi purpose di Teluk Lamong
Penataan pelabuhan Basirih-Banjarmasin untuk
pengembangan usaha bongkar muat (B/M)
Menyiapkan dan menetapkan kontrak layanan dengan
pelanggan untuk mengoptimalkan mutu layanan.
Pengoperasian terminal Petikemas di Pelabuhan
Banjarmasin dan terminal Multipurpose di Pelabuhan
Kumai (Bumiharjo), Sampit (Bagendang) dan Tanjung
Perak (Nilam Timur).
Implementasi aplikasi petikemas pada Cabang
Banjarmasin dan Terminal Nilam Cabang Tanjung
Perak.
Implementasi I.P telephone untuk seluruh cabang
Menyusun program pengelolaan aset perusahaan

Indonesia Port Corporation III

sesuai hasil clearence Asset yang telah dilaksanakan


Menerapkan Activity Based Costing pada segmen
pelayanan Kapal cabang Tanjung Perak.
Penerapan Key Performance Indicator (KPI) dan
implementasi aplikasi KPI level corporate dan KPI
cabang
Peningkatan
kompetensi
dan
profesionalisme
SDM berbasis jasa usaha terminal dan berorientasi
pelanggan
Kerjasama pengoperasioan deep water oating
terminal di Taboneo Banjarmasin, yaitu MoU dengan PT
Indonesia Multipurpose Terminal.
Membebaskan tanah di pelabuhan Tanjung Intan
Cilacap, yang dikuasi oleh PT (persero) Perusahaan
Perdagangan Indonesia, untuk jasa pendukung
kegiatan bongkar muat.

Lapor an T ahunan 2009

Visi & Misi

Dalam rangka meningkatkan daya saing perusahaan sejalan dengan diterapkannya Undang-undang Pelayaran yang
baru, manajemen Pelindo III merubah visi dan misi perusahaannya, yaitu:

Visi

Menjadi Pelaku Penyediaan Jasa Kepelabuhanan Yang Prima, Berkomitmen Memacu Integrasi Logistik Nasional.

Misi
1.
2.
3.
4.

Menjamin penyediaan jasa pelayanan prima melampaui standar yang berlaku secara konsisten;
Memacu kesinambungan daya saing industri nasional melalui biaya logistik yang kompetitif;
Memenuhi harapan semua stakeholders melalui prinsip kesetaraan dan tata kelola perusahaan yang baik (GCG);
Mendukung perolehan devisa negara dengan memperlancar arus perdagangan.

Laporan Tahunan 2009

PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero)

Bidang Usaha
Perusahaan
Sesuai dengan anggaran dasar Perseroan,
Bidang Usaha Pelindo III adalah menyediakan
dan mengusahakan jasa kepelabuhanan untuk
menunjang kelancaran angkutan laut dalam
rangka menunjang pelaksanaan pembangunan
nasional, yang meliputi pengusahaan:
1) Kolam-kolam pelabuhan dan perairan untuk
lalu lintas dan tempat berlabuhnya kapal;
2) Jasa-jasa yang berhubungan dengan
pemanduan (pilotage)
dan penundaan
kapal;
3) Dermaga dan fasilitas lain untuk bertambat,
bongkar muat barang termasuk hewan, dan
fasilitas naik turunnya penumpang;
4) Gudang-gudang dan tempat penimbunan
barang-barang angkutan bandar, alat
bongkar muat, serta peralatan pelabuhan;
5) Tanah untuk berbagi bangunan dan
lapangan, industri dan gedung-gedung/
bangunan yang berhubungan dengan
kepentingan kelancaran angkutan laut;
6) Penyediaan listrik, bahan bakar minyak, air
minum dan instalasi limbah pembuangan;
7) Jasa terminal, kegiatan konsolidasi dan
distribusi barang termasuk hewan;
8) Pendidikan dan pelatihan yang berkaitan
dengan kepelabuhan;
9) Jasa pelayanan kesehatan;
10) Jasa transportasi laut;
11) Jasa persewaan fasilitas dan peralatan di
bidang pelabuhan;
12) Jasa perbaikan fasilitas dan peralatan
pelabuhan;
13) Properti di daerah lingkungan pelabuhan;
14) Kawasan industri di daerah lingkungan
pelabuhan;
15) Kawasan wisata di daerah lingkungan
pelabuhan;
16) Depo petikemas;
17) Jasa konsultan di bidang kepelabuhanan;
18) Jasa Komunikasi dan informasi di bidang
kepelabuhanan;
19) Jasa konstruksi di bidang pelabuhan.

Indonesia Port Corporation III

Lapor an T ahunan 2009

Wilayah Kerja
PT (PERSERO) Pelabuhan Indonesia III berkedudukan
di Surabaya, memiliki 18 kantor cabang yang mengelola
43 pelabuhan tersebar di 7 (tujuh) propinsi, yaitu :
1. Propinsi Jawa Timur
a. Pelabuhan Tanjung Perak-Surabaya;
b. Pelabuhan Gresik;
c. Pelabuhan Tanjung Wangi-Banyuwangi;
d. Pelabuhan Tanjung Tembaga-Probolinggo;
2. Propinsi Jawa Tengah
a. Pelabuhan Tanjung Emas-Semarang;
b. Pelabuhan Tanjung Intan-Cilacap;
c. Pelabuhan Tegal.

10

Laporan Tahunan 2009

3. Propinsi Bali
a. Pelabuhan Benoa;
b. Pelabuhan Celukan Bawang.
4. Propinsi Nusa Tenggara Barat
a.
Pelabuhan Lembar;
b.
Pelabuhan Bima.
5. Propinsi Nusa Tenggara Timur
a.
Pelabuhan Tenau-Kupang;
b.
Pelabuhan Maumere.

PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero)

6. Propinsi Kalimantan Selatan


a. Pelabuhan Banjarmasin;
b. Pelabuhan Kotabaru.
7. Propinsi Kalimantan Tengah
a. Pelabuhan Sampit;
b. Pelabuhan Kumai;
c. Pelabuhan Pulang Pisau.

Indonesia Port Corporation III

LapoLaporan
r an T ahunan
Tahunan2009
2009

11

Tata Kelola Perusahaan (Corporate Governance)


Aspek penerapan GCG dinilai atas organ perusahaan,
baik organ utama maupun organ pendukung yang terdiri
atas :

A.

Komisaris

Aspek governance yang terkait dengan penerapan GCG


oleh Komisaris dinilai berdasarkan 12 (dua belas) indikator
yang mencerminkan compliance dan best practices
penerapan GCG.
Pembagian tugas Komisaris telah disusun dan
dituangkan dalam dokumen Program Kerja Dewan
Komisaris PT Pelindo III (Persero) tahun 2009 yang disahkan
Komisaris Utama pada tanggal 23 Januari 2008.
Dalam surat keputusan tersebut diuraikan pembagian
tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris sebagai
berikut :
Mudjito (Komisaris Utama) membidangi kinerja
operasional, pengusahaan dan pelayanan jasa.
Arie Soelendro (anggota) membidangi masalah
keuangan
dan
pendanaan
serta
rencana
pengembangan.
Iskandar Abubakar (anggota) membidangi masalah
privatisasi dan pengawasan pembangunan.
Gumilang Hardjakoesoema (anggota) membidangi
masalah investasi dan audit serta teknik dan informasi.
Herman Hidayat (anggota) membidangi masalah
hukum, organisasi dan manajemen serta sumber daya
manusia.
Rencana kegiatan dan program Komisaris tersebut
meliputi sasaran, kebijakan, program kerja dan target
yang diharapkan, kunjungan kerja ke cabang perusahaan,
kegiatan rapat (rutin bulanan untuk internal dan insidentil,
rapat koordinasi dengan Direksi) serta kebutuhan anggaran
biaya Komisaris. Program kerja dimaksud telah disampaikan
kepada RUPS melalui forum RUPS Pengesahan RKAP.

B.

Komite Audit

Anggota Komite Audit diangkat dengan keputusan


Komisaris Utama Nomor : 029/SK/V/DK.P.III-2009 tanggal 1
Mei 2009 tentang Pembentukan dan Pengangkatan Komite

12

Laporan Tahunan 2009

Audit PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) terhitung mulai


tanggal 1 Mei 2009.
Aspek governance yang terkait dengan penerapan
GCG oleh Komite Komisaris dinilai berdasarkan 7 (Tujuh)
indikator yang mencerminkan compliance dan best
practices penerapan GCG.
Komite Audit yang diangkat melalui keputusan
dimaksud telah memiliki pengetahuan dan pengalaman
kerja yang cukup di bidang tugas masing-masing.
Adapun susunan anggota Komite Audit adalah sebagai
berikut :
Iskandar Abubakar sebagai Ketua merangkap Anggota.
Agus Joko Pramono sebagai Anggota merangkap Sekretaris.
Mulyono Herlambang sebagai Anggota.
Susunan Komite Audit tersebut telah memenuhi
Keputusan Ketua Bapepam Nomor : 29/PM/2004 tanggal 24
September 2004, yaitu minimum satu anggota Komite Audit
yang memiliki kompetensi dan pengalaman mendalam
di bidang keuangan dan akuntansi, Komite Lainnya sesuai
dengan bidang yang menjadi tugasnya.

C.

Direksi

Pengangkatan Direksi Pelindo III (Persero) periode


2009-2014 didasarkan pada Keputusan Menteri BUMN
selaku RUPS Nomor : KEP-109/MBU/2009 tanggal 8 Mei
2009, dengan susunan sebagai berikut :
Direktur Utama : Djarwo Surjanto
Direktur Operasi dan Teknik : Faris Assagaf
Direktur Keuangan : Wahyu Suparyono
Direktur Personalia dan Umum : A. Edy Hidayat N.
Direktur Komersial dan Pengembangan Usaha : Husein
Latief
Uraian tugas dan tanggung jawab para pejabat
manajemen di bawah Direksi telah ditetapkan dengan
Peraturan Direksi Nomor : PER.25/OS.0101/P.III-2009 tanggal
23 Juli 2009 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja
Kantor Pusat.
Aspek penerapan GCG pada organ Direksi diukur dengan
menggunakan 8 (delapan) indikator dengan 35 (tiga puluh
lima) parameter yang mencerminkan compliance dan best
PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero)

practice penerapan GCG.


Kedelapan indikator tersebut adalah :
1. Kesempatan pembelajaran bagi Direksi;
2. Kejelasan fungsi, pembagian tugas, tanggung jawab
dan otoritas;
3. Peran Direksi dalam perencanaan perusahaan;
4. Peran Direksi dalam pemenuhan target kinerja
perusahaan;
5. Kontrol terhadap implementasi rencana kebijakan
perusahaan;
6. Tindakan Direksi terhadap (potensi) benturan
kepentingan;
7. Keterbukaan informasi;
8. Pelaksanaan pertemuan rutin.
Berdasarkan hasil assesment yang dilakukan terhadap
capaian indikator dan parameter di atas, dapat disimpulkan
bahwa penerapan kedelapan indikator GCG mencapai skor
21,93 dari skor maksimal 27 atau 81,24%.

D.

Satuan Pengawasan Intern

Posisi Satuan Pengawasan Intern (SPI) di dalam struktur


organisasi berada langsung di bawah Direktur Utama. SPI
telah memiliki kewenangan yang cukup untuk menjalankan
tugasnya serta memiliki akses komunikasi yang memadai
dengan Direksi dan jajaran manajemen serta dengan
Komisaris atau Komite Audit.
Kualitas personil yang ditugaskan di SPI sesuai dengan
kebutuhan untuk pelaksanaan tugas SPI. Hal ini terlihat dari
Kepala SPI memiliki latar belakang pendidikan S 1 Akuntansi
dan pelatihan-pelatihan audit, personil SPI memiliki latar
belakang pendidikan sesuai kualikasi yang telah mengikuti
diklat-diklat Audit Operasional, Dasar-dasar Audit, Audit
Intern, EDP Audit, Audit Kecurangan dan lain lain.
SPI memiliki pedoman audit, mekanisme kerja dan
supervisi di dalam organisasi SPI yang dituangkan dalam
Keputusan Direksi Nomor : KEP.21/PW-01/P.III-2005 tanggal
11 Oktober 2005 tentang Pelaksanaan Pengawasan Intern
di Lingkungan PT Pelindo III (Persero).

Indonesia Port Corporation III

E.

Sekretaris Perusahaan

Aspek governance yang terkait dengan penerapan


GCG oleh Sekretaris Perusahaan dinilai berdasarkan
2 (dua) indikator yang mencerminkan compliance
dan best practices penerapan GCG. Kedua Indikator
tersebut adalah :
1. Sekretaris Perusahaan dilengkapi dengan faktorfaktor pendukung keberhasilan pelaksanaan
tugasnya;
2. Sekretaris perusahaan menjalankan fungsinya.
Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan terhadap
penerapan kedua indikator dengan 6 (enam) parameter,
dapat disimpulkan bahwa penerapan kedua indikator
tersebut mencapai skor 2,72 dari skor maksimal 3 atau
90,67%.

Lapor an T ahunan 2009

13

Simpulan dan Rekomendasi


A. Simpulan Hasil Assessment

Kami telah melakukan Evaluasi penerapan GCG pada


PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) tahun 2009 yang
mencakup 5 (lima) aspek pengujian. Penerapan perangkat
GCG adalah tanggung jawab manajemen perusahaan.
Tanggung jawab kami terletak pada hasil penilaian atas
penerapan tersebut.
Evaluasi terhadap penerapan GCG pada PT Pelabuhan
Indonesia III (Persero) dilaksanakan berdasarkan metode
dan prosedur evaluasi yang dikembangkan oleh Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) bersama
Kementerian BUMN sesuai kesepakatan tanggal 19
Oktober 2006. Metode dan prosedur tersebut mencakup
penggunaan indikator dan parameter untuk mengukur
penerapan GCG, dengan standar yang dikembangkan
terus menerus oleh Tim Corporate Governance BPKP
bekerja sama dengan Tim Monitoring Pengelolaan GCG

Kementerian BUMN untuk mengakomodasi perkembangan


best practices di bidang corporate governance.
Aspek yang dinilai terangkum dalam 50 (lima puluh)
indikator dan 160 (seratus enam puluh) parameter, namun
yang dapat diterapkan pada PT.Pelabuhan Indonesia III
(Persero) sebanyak 50 indikator dengan 151 parameter.
Adapun aspek penerapan GCG yang dinilai mencakup
: Hak dan Tanggung Jawab Pemegang Saham/RUPS,
Kebijakan GCG, Penerapan GCG atas organ Komisaris,
Komite Komisaris, Direksi, Satuan Pengawas Intern (SPI) dan
Sekretaris Perusahaan, Pengungkapan Informasi (Disclosure)
dan Komitmen.
Dari hasil evaluasi, penerapan GCG pada PT Pelabuhan
Indonesia III (Persero) mencapai skor aktual 82,59 dari skor
maksimal 100 atau 82,59%.

Capaian skor tersebut merupakan gabungan capaian skor aktual


dari berbagai aspek governance yang mencakup :

ASPEK PENGUJIAN / INDIKATOR

14

Bobot
Maksimal

Capaian
Bobot Aktual

Persentase
(%)

6,43

71,45%

Hak dan Tanggung Jawab Pemegang


Saham/RUPS
II Kebijakan GCG
III Penerapan GCG
A. Komisaris

7,43

92,80%

27

23,57

87,30%

B. Komite Komisaris
C. Direksi
D. S P I
E. Sekretaris Perusahaan
Jumlah III
IV Pengungkapan Informasi (Disclosure)
V Komitmen
TOTAL

6
27
3
3
66
7
10
100

5,62
21,93
2,60
2,72
56,44
4,21
8,08
82,59

93,71%
81,24%
86,53%
90,67%
85,52%
60,09%
80,84%
82,59%

Laporan Tahunan 2009

PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero)

Dibandingkan dengan praktik ideal penerapan GCG


(best practices) dalam bentuk indikator dan parameter
evaluasi GCG, kondisi penerapan pada PT Pelabuhan
Indonesia III (Persero) belum sepenuhnya compliance
pada peraturan yang berlaku dan mencapai best practices
pada penerapan GCG sehingga memerlukan upaya-upaya
perbaikan.
Dari lima aspek pengujian terhadap penerapan GCG
PT Pelabuhan Indonesia III (Persero), persentase capaian
tertinggi ada pada aspek kebijakan GCG sebesar 92,80%
dan yang terendah pada aspek Pengungkapan Informasi
(Disclosure) sebesar 60,09%.
Uraian hasil evaluasi penerapan GCG pada PT Pelabuhan
Indonesia III (Persero) yang menunjukkan pemenuhan
masing-masing indikator dan mencerminkan compliance
dan mencapai best practices penerapan GCG sebagai
berikut :

1. Aspek Hak Dan Tanggung Jawab


Pemegang Saham/RUPS
Aspek governance yang terkait dengan hak dan
tanggung jawab Pemegang Saham/RUPS dinilai berdasarkan
10 (sepuluh) indikator yang mencerminkan compliance
dan best practices penerapan GCG. Indikator yang terkait
dengan aspek Hak dan Tanggung Jawab Pemegang Saham/
RUPS adalah (i) Hal-hal yang perlu mendapat persetujuan/
keputusan Pemegang Saham/RUPS; (ii) Transparansi dalam
proses pemilihan Komisaris dan Direksi; (iii) Konsultasi
dengan instansi terkait (antara lain DPR, Departemen tehnis,
Pemerintah); (iv) Peran Pemegang Saham dalam merespon
pasar; (v) Pelaksanaan RUPS berdasarkan atas ketentuan
yang ada; (vi) Pengangkatan anggota Komisaris; (vii)
Penilaian terhadap Komisaris; (viii) Pengangkatan anggota
Direksi; (ix) Penilaian terhadap Direksi; ix) Sistem insentif
untuk Direksi dan Komisaris.
Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan terhadap
penerapan kesepuluh indikator dengan 31 parameter,
dapat disimpulkan bahwa penerapan kesepuluh indikator
tersebut mencapai skor 6,43 dari skor maksimal 9 atau
71,45%.
Tingkat pemenuhan untuk masing-masing indikator
dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Indikator yang tingkat pemenuhannya sudah


baik, nampak dalam pelaksanaan praktik
sebagai berikut :
Indonesia Port Corporation III

1) Hal-hal yang perlu mendapat persetujuan/pengesahan


Pemegang Saham/RUPS.
a) Pemegang Saham/RUPS telah menyetujui semua
transaksi penting sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
Pemenuhan praktik tersebut antara lain terlihat
pada adanya : persetujuan RUPS atas pelaksanaan
program persiapan retrukturisasi BUMN pelabuhan
ke dalam bentuk holding company, pembayaran
desit solvabilitas/PSL sebesar Rp.102.749.299.987,
penghapusan aktiva tetap yang dituangkan dalam
risalah RUPS Nomor : RIS-01/D3.MBU/2009 tanggal
28 Januari 2009 dan adanya persetujuan pemberian
pinjaman kepada PT AMBAPERS oleh Pemegang
saham melalui surat Menteri Negara BUMN Nomor :
S-176/MBU/2009 tanggal 13 Maret 2009.
b) RUPS
memberikan pengesahan RJPP yang
disampaikan oleh Direksi.
Permintaan pengesahan Rencana Jangka Panjang
Perusahaan (RJPP) Tahun 2009-2013 diajukan
oleh Direksi ke Menteri Negara BUMN dengan
surat Direksi Nomor : PR.01/01/PIII-2009 tanggal
27 Pebruari 2009 dan mendapat persetujuan dari
Menteri Negara BUMN melalui surat Nomor : S-281/
MBU/2009 tanggal 1 Mei 2009.
c) RUPS mengesahkan Laporan dan perhitungan
tahunan serta pembagian laba bersih Perusahaan.
Pemegang Saham telah mengesahkan laporan
dan perhitungan tahunan tahun buku 2009 melalui
RUPS tahunan yang diselenggarakan pada tanggal
19 Juni 2009, sesuai Risalah RUPS Nomor : RIS-34/
D3.MBU/2009. Disamping itu RUPS tersebut juga
menyetujui dan menetapkan penggunaan laba
bersih perusahaan.
d) RUPS menetapkan Auditor Eksternal.
RUPS telah menetapkan auditor independen
Kantor Akuntan Publik (KAP) S.Manan, Wahyudi &
Rekan untuk melaksanakan pemeriksaan (general
audit) Laporan Keuangan, evaluasi Kinerja dan
PKBL, serta audit kepatuhan tahun 2009 sesuai
Risalah RUPS Nomor : RIS-34/D3.MBU/2009 tanggal
19 Juni 2009.
e) RUPS menetapkan gaji Direksi dan Komisaris sesuai
ketentuan.
RUPS Pengesahan Laporan dan Perhitungan
Tahunan tanggal 19 Juni 2009 menetapkan
gaji untuk Dewan Komisaris dan Direksi tahun
buku 2009 yaitu: gaji Direktur Utama sebesar Rp
61.000.000 per bulan, sedangkan gaji Anggota
Lapor an T ahunan 2009

15

Direksi lain serta honor Komisaris Utama, Anggota


Komisaris masing masing sebesar 90%, 40%, 36%
dari gaji Direktur Utama. Penetapan gaji tersebut
berdasar pada Peraturan Menteri Negara BUMN
nomor 2/MBU/2009.

Dalam merespon perubahan pasar, secara umum tidak


terlihat adanya campur tangan Pemegang Saham
dalam kegiatan operasional perusahaan yang menjadi
tanggung jawab Direksi dan Komisaris sesuai ketentuan
yang berlaku dan Anggaran Dasar.

2) Transparansi dalam proses pemilihan Komisaris dan


Direksi.
a) Proses pengangkatan Komisaris dilakukan secara
transparan melalui sistim t and proper test sesuai
sistim yang ditetapkan.
Komisaris yang ada adalah untuk periode 20072011, dalam tahun 2009 terdapat penambahan satu
orang anggota Komisaris. Proses pengangkatan
Komisaris belum ditetapkan sistem/mekanisme t
and proper test, namun dalam pelaksanaanya telah
melalui penjaringan dari daftar/data base yang ada
di Kementerian BUMN, dan dilakukan wawancara
terhadap calon komisaris oleh Kementerian BUMN.
Prol Komisaris telah dipublikasikan melalui website Perusahaan (htpp//www.pp3.co.id)

5) Pelaksanaan RUPS berdasarkan atas ketentuan yang


ada.
a) RUPS dilaksanakan tepat waktu.
Secara formal RUPS pengesahan RKAP tahun 2009
dilaksanakan tanggal 28 Januari 2009, tidak melebihi
waktu yang ditentukan (30 hari setelah tahun
buku berjalan), walau secara substansi masih perlu
perbaikan.
RUPS pengesahan perhitungan dan laporan tahunan
tahun 2008 telah dilaksanakan tanggal 19 Juni
2009, telah sesuai pasal 21 Anggaran Dasar yang
menentukan RUPS tahunan mengenai laporan
tahunan dan perhitungan tahunan diadakan paling
lambat dalam bulan Juni setelah penutupan tahun
buku yang bersangkutan.

b) Proses pengangkatan Direksi dilakukan secara


transparan melalui sistim t and proper test
sesuai sistim yang ditetapkan.
Proses pengangkatan Direksi telah dilakukan
melalui penjaringan calon Direksi (Long list),
diantaranya adalah seluruh manajemen kunci PT
Pelindo III (Persero) yang berada satu level di bawah
Direksi dan melalui mekanisme t and proper
test oleh Kementerian BUMN. Prol Direksi telah
dipublikasikan melalui web-site Perusahaan (htpp//
www.pp3.co.id)

b) Panggilan RUPS memuat agenda yang berisi semua


hal penting untuk diputuskan sesuai dengan
ketentuan yang ada.
Setiap akan dilaksanakan RUPS, Direksi telah
membuat undangan rapat yang ditujukan kepada
Komisaris dan Pemegang Saham. Undangan RUPS
antara lain memuat hari/tanggal rapat, waktu, tempat
pelaksanaan dan agenda rapat.

3) Perusahaan melaksanakan konsultasi dengan pihakpihak terkait untuk hal-hal yang berdampak secara
signikan bagi perusahaan.
Perusahaan telah melakukan konsultasi sebelum
memutuskan menaikkan tarif jasa kepelabuhanan di
cabang-cabang. Proses yang dilaksanakan diawali dengan
pendekatan dan sosialisasi oleh cabang-cabang kepada
asosiasi pengguna jasa dan mengkonsultasikannya
kepada jajaran Departemen setempat (Administratur
Pelabuhan), setelah dicapai kesepakatan yang
dituangkan dalam berita acara kesepakatan cabang
mengusulkan kenaikan tarif ke Direksi. Persetujuan
Direksi diberikan setelah mengkonsultasikannya dengan
Departemen Perhubungan.
4) Peran Pemegang Saham dalam merespon pasar.

16

Laporan Tahunan 2009

c) Pengambilan keputusan RUPS dilaksanakan melalui


prosedur yang adil dan transparan.
Prosedur Pengambilan Keputusan RUPS telah
diatur dalam Anggaran Dasar perusahaan, dan
telah dilaksanakan dalam RUPS yang dilaksanakan.
Pengambilan keputusan RUPS dilaksanakan dengan
memperhatikan kehadiran Kuasa Pemegang Saham
yang dibuktikan dengan Surat Penunjukan sebagai
Kuasa Pemegang Saham. Proses keputusan diambil
melalui proses pembahasan oleh Pemegang Saham.
Hal ini ditunjukkan dalam Risalah RUPS memuat
tanggapan dan pertanyaan terhadap usulan suatu
agenda rapat. Seluruh keputusan rapat dituangkan
dalam risalah RUPS yang telah ditandatangani oleh
Kuasa Pemegang Saham, Komisaris Utama dan
Direktur Utama.
d) Risalah RUPS memuat dinamika rapat.
Dalam Risalah setiap pelaksanaan RUPS telah memuat
PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero)

dinamika rapat. Hal ini ditunjukkan dengan;


telah mencantumkan dasar penyelenggaraan,
daftar hadir, ringkasan jalannya rapat, keputusan
rapat, pengarahan pemegang saham, dan dalam
salah satu keputusan yang dinyatakan dalam
Risalah rapat adalah bahwa Notulen rapat teknis
maupun Pra RUPS, yang menunjukkan adanya
proses pembahasan (Tanya jawab atas materi
rapat oleh peserta rapat) merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Risalah RUPS tersebut.

di PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero), satu orang


sebelumnya menjabat General Manajer di PT
Pelabuhan Indonesia II (Persero) dan dua orang
merupakan Direksi lama yang diangkat kembali.
Kualikasi Direksi yang ada juga telah sesuai
dengan jenis usaha perusahaan dan mencakup
penguasaan bidang lainnya yang relevan dengan
tugas maupun tanggungjawabnya, hal ini terlihat
dari latar belakang pendidikan dan pekerjaan
anggota Direksi.

6) Pengangkatan anggota Komisaris.


a) Komposisi dan kualikasi Komisaris ditetapkan
RUPS sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Dewan Komisaris terdiri dari 6 (enam) orang,
masing-masing telah memiliki pendidikan
yang memadai, serta pengalaman kerja dan
pengetahuan/keahlian
yang
sesuai
untuk
melaksanakan tugasnya. Selain itu, komposisi
Dewan Komisaris juga mencakup penguasaan
bidang lainnya seperti Hukum, Keuangan dan
Akuntansi.

c) RUPS menetapkan paling sedikit 20% dari anggota


Direksi harus berasal dari kalangan di luar BUMN.
Komposisi Direksi PT Pelabuhan Indonesia III
(Persero) berasal dari : dua Direksi PT Pelindo III
(Persero), dua Direksi dari PT Pelindo IV (Persero),
dan satu Direksi dari PT Pelindo II (Persero).

b) RUPS menetapkan paling sedikit 20% dari anggota


Komisaris berasal dari kalangan di luar BUMN dan
Pemerintah.
Dari enam Komisaris yang ada, dua diantaranya
berasal dari kalangan di luar BUMN yaitu saudara
Mudjito merupakan purnawirawan Wakil Kepala
Staf Angkatan Laut (Wakasal) dan saudara Arie
Sulendro pensiunan/mantan Kepala BPKP.
7) Pengangkatan anggota Direksi.
a) RUPS menetapkan sistem penilaian kepatutan dan
kelayakan (t and proper test) bagi calon anggota
Direksi.
Sistem penilaian kelayakan dan kepatutan (t
and proper test) bagi calon anggota Direksi telah
ditetapkan dengan Keputusan Menteri BUMN
Nomor : KEP-104/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002
tentang Penilaian calon anggota Direksi Badan
Usaha Milik Negara yaitu melalui pengujian
Kelayakan dan Kepatutan (Fit and Proper Test)
b) Komposisi dan kualikasi Direksi ditetapkan RUPS
sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Lima anggota Direksi telah memiliki pengalaman/
pengetahuan sesuai dengan jenis usaha PT
Pelabuhan Indonesia III (Persero), karena dua
orang sebelumnya telah menjabat sebagai Direksi
Indonesia Port Corporation III

d) RUPS menetapkan aturan perangkapan jabatan


Komisaris bagi Direksi.
Aturan perangkapan jabatan Komisaris bagi
Direksi telah ditetapkan dalam Anggaran Dasar
Perusahaan yang menyatakan bahwa para anggota
direksi tidak boleh merangkap jabatan anggota
Direksi atau Komisaris pada BUMN atau anggota
Direksi perusahaan swasta atau jabatan lain yang
berhubungan dengan pengelolaan perusahaan,
jabatan struktural dan fungsional dalam instansi/
lembaga Pemerintah Pusat dan/atau daerah,
pengurus partai politik dan/atau calon anggota
legislatif, calon kepala daerah/wakil kepala daerah
serta jabatan lain yang dapat menimbulkan
benturan kepentingan dan/atau yang bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
8) Penilaian terhadap Direksi.
Pemegang Saham telah melakukan penilaian kinerja
Direksi secara kolegial (board) dalam RUPS Persetujuan
Laporan Tahunan, Pengesahan Perhitungan Tahunan
dan Penggunaan Laba Bersih Tahun Buku 2008 dan
hasil penilaian kinerja tersebut tertuang dalam Risalah
RUPS, dengan memberikan pelunasan dan pembebasan
sepenuhnya (acquit et decharge) kepada Direksi atas
pengurusan yang telah dijalankan dalam tahun buku
2008 yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2008.
9) Sistem insentif untuk Direksi dan Komisaris.
a) RUPS menetapkan sistem insentif untuk Komisaris
dan Direksi.
Lapor an T ahunan 2009

17

RUPS telah menetapkan sistem Insentif Komisaris


dan Direksi berbasis kinerja yaitu dengan Peraturan
Menteri Negara BUMN Nomor : PER- 2/MBU/2009
tanggal 27 April 2009 tentang Pedoman Penetapan
Penghasilan Direksi, Dewan Komisaris, dan Dewan
Pengawas Badan Usaha Milik Negara, Bab VII Tantiem
dan Insentif Kinerja. Pasal 29 (1) BUMN dapat
memberikan Tantiem kepada anggota direksi, dewan
komisaris dan dewan pengawas, dalam hal BUMN
memperoleh keuntungan pada tahun bersangkutan.
Pasal 29 (4) Persero dapat memberikan Tantiem
kepada anggota direksi dan dewan komisaris
dalam hal persero mengalami peningkatan kinerja,
walau persero masih mengalami kerugian dalam
tahun bersangkutan atau akumulasi rugi dari
tahun sebelumnya. Pasal 30 Perhitungan Tantiem
dan Insentif didasarkan pada pertimbangan antara
lain pencapaian ukuran kinerja kunci, dan atau
pencapaian tingkat kesehatan perusahaan dengan
tingkat capaian di atas 70%.
b) RUPS menerapkan sistem insentif untuk Komisaris
dan Direksi.
RUPS Persetujuan Laporan Tahunan, Pengesahan
Perhitungan Tahunan dan Penggunaan Laba Bersih
Tahun Buku 2008 tanggal 19 Juni 2009 Nomor : RIS34/D3.MBU/2009 antara lain menetapkan tantiem
Direksi, Komisaris dan Sekretaris Komisaris sebesar
Rp 3.500.000.000,00, dengan komposisi sebagai
berikut : Direktur Utama : 100%, Anggota Direksi :
90% , Komisaris Utama : 40%, Anggota Komisaris
: 36% dan Sekretaris Komisaris : 15% dari tantiem
Direktur Utama.
Berdasarkan Laporan Hasil Evaluasi atas kinerja PT
Pelindo III (Persero) oleh KAP S.Manan, Wahyudi &
Rekan Nomor Lap.021/MW.05.A/2009 24 Maret 2009.
Tingkat Kesehatan Perusahaan Sehat (AA) dengan
skor : 88,70 (Berdasar Kep-100/MBU/2002), capaian
KPI Kontrak Manajemen yang ditandatangani
bersama Kuasa PS, Komisaris, dan Direksi pada
tanggal 28 Agustus 2008, sesuai Laporan BPKP Jawa
Timur Nomor : LHE- 10969/PW13/4/2009 tanggal
16 Juni 2009 mencapai 90,66%, maka pemberian
tantiem telah memenuhi/sesuai dengan Peraturan
Menteri Negara BUMN PER-2/MBU/2009 yaitu
capaian kinerja di atas 70%.

b. Indikator pada aspek hak dan tanggung jawab


Pemegang Saham yang penerapannya masih
memerlukan perbaikan/penyempurnaan,
18

Laporan Tahunan 2009

terinci sebagai berikut :


1) Hal-hal yang perlu mendapat persetujuan/keputusan
Pemegang Saham/RUPS.
a) RUPS belum memberikan pengesahan RKAP yang
disampaikan oleh Direksi sesuai ketentuan.
Risalah RUPS pengesahan RKAP tahun 2009 Nomor
: Ris- 01/D3.MBU/2009 tanggal 28 Januari 2009
belum menggambarkan proses yang transparan
atau tidak menggambarkan proses yang terjadi
sebagai berikut :
Usulan RKAP tahun 2009 dikirim ke Pemegang
Saham tanggal 29 Oktober 2008 dengan surat
Nomor : KU.0101/17/P.III-2008, selanjutnya dalam
rangka memenuhi Surat Menteri Negara BUMN
tentang Shareholder Aspiration, Direksi mengajukan
usulan penyesuaian RKAP tahun 2009 melalui surat
Nomor : PU.03/09/P.III-2009 tanggal 25 Februari
2009, perubahan dikarenakan adanya penyesuaian
asumsi dasar karena mengantisipasi dampak krisis
ekonomi global, berlakunya PP Nomor 6 tahun
2009 tanggal 16 Januari 2009 tentang jenis dan tarif
atas jenis PNBP yang berlaku pada Departemen
Perhubungan dan Surat Dirjen Perhubungan Laut
Nomor : KN.42/1/1/DJPL-09 tanggal 11 Februari
2009. Terhadap usulan penyesuaian RKAP yang
disampaikan Direksi tanggal 25 Februari 2009
tidak ada tanggapan Pemegang Saham. Usulan
penyesuaian tersebut digunakan sebagai isi RKAP
2009, namun ketetapannya tetap menggunakan
RIS. 01/D3.MBU/2009 tanggal 28 Januari 2009.
b) Penunjukan Komisaris dan Direksi diputuskan oleh
RUPS belum sepenuhnya sesuai peraturan yang
berlaku.
Penunjukan Direksi di tahun 2009 telah diputuskan
oleh RUPS sesuai peraturan yang berlaku, namun
dalam penunjukan Komisaris belum sepenuhnya
dilaksanakan sesuai ketentuan sebagai berikut :
Dalam tahun 2009 RUPS dengan Keputusan
Menteri Negara BUMN Nomor : KEP-25/MBU/2009
tanggal 2 Februari 2009 telah mengangkat satu
anggota Komisaris baru (Sdr. Arie Soelendro),
sehingga jumlah Komisaris PT Pelindo III (Persero)
menjadi enam orang. Sementara itu salah satu
Anggota Komisaris (Sdr. Tursandi Alwi) sehubungan
jabatannya di Kesekretariatan Wakil Presiden sejak
tahun 2008 sudah tidak dapat melaksanakan tugas/
kewajibannya sebagai anggota komisaris PT. Pelindo
III (Persero). Hal ini kurang sesuai dengan; Anggaran
Dasar yang menyatakan bahwa Anggota Komisaris
PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero)

sewaktu waktu dapat diberhentikan berdasarkan


keputusan RUPS dengan menyebutkan alasannya
dan pemberhentian dilakukan apabila berdasar
kenyataan, anggota Komisaris bersangkutan antara
lain tidak melaksanakan tugasnya dengan baik;
Code of Corporate Governance (Pedoman Tata
Kelola Perusahaan) antara lain menyatakan bahwa
Komisaris sebanyak banyaknya 5 (lima) orang dan
tidak melebihi jumlah Direksi.
Agar RUPS dapat menetapkan hal hal yang perlu
mendapat persetujuan Pemegang Saham lebih
sesuai ketentuan kami menyarankan Pemegang
Saham agar :
(1) Risalah RUPS Pengesahan atas RKAP disusun
sesuai proses yang terjadi;
(2) Penunjukan/penetapan
Komisaris
sesuai
Anggaran Dasar dan Code of Corporate
Governance
(Pedoman
Tata
Kelola
Perusahaan).
2) Peran Pemegang Saham dalam Merespon Pasar.
RUPS belum sepenuhnya memberi tanggapan atas
usulan Perusahaan dalam merespon perubahan pasar
yaitu Pemegang Saham belum memberi tanggapan
atas surat Direksi Nomor : PU.03/09/P.III-2009 tanggal
25 Februari 2009 tentang Penyesuaian Shareholder
Aspiration yang berisi usulan perubahan/penyesuaian
asumsi ekonomi dan target dalam RKAP 2009.
Untuk lebih meningkatkan peran Pemegang Saham
kami merekomendasikan agar Memberi tanggapan
secara formal atas usulan perubahan RKAP yang
diajukan Direksi.
3) Pengangkatan Anggota Komisaris.
a) RUPS belum menetapkan sistem penilaian
kepatutan dan kelayakan (t and proper test) bagi
calon anggota Komisaris .
b) Belum ada penetapan perangkapan jabatan
Komisaris bagi anggota Komisaris
Menurut Anggaran Dasar PT Pelindo III (Persero)
Komisaris tidak boleh merangkap jabatan sebagai
anggotadireksipadaBUMN,BUMD,BadanUsahaMilik
Swasta, jabatan lainnya sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan, pengurus partai
politik dan calon anggota legeslatif dan/atau calon
kepala daerah/wakil kepala daerah, jabatan lain
yang dapat menimbulkan benturan kepentingan.
Namun demikian RUPS belum menetapkan secara
khusus maksimum jabatan Komisaris yang boleh
Indonesia Port Corporation III

dipegang oleh seorang anggota Komisaris termasuk


jabatan yang menimbulkan benturan kepentingan.
Agar penerapan indikator ini mencapai/mendekati
best practices kami sarankan kepada Pemegang
Saham untuk :
(1) Menetapkan Sistem penilaian kepatuhan
dan kelayakan (t and proper test) bagi calon
anggota Komisaris;
(2) Menetapkan aturan mengenai jabatan rangkap
Komisaris sebagai Anggota Komisaris pada
perusahaan lain.
4) Penilaian Terhadap Komisaris.
RUPS belum menetapkan sistem penilaian capaian
kinerja anggota Komisaris baik secara kolegial maupun
individual dan
tidak melakukan penilaian kinerja
Komisaris sesuai sistem yang ada baik secara kolegial
maupun individual.
Agar penerapan indikator ini mencapai/mendekati
best practices, kami sarankan Pemegang Saham untuk
menetapkan sistem dan melaksanakan penilaian capaian
kinerja anggota Komisaris baik secara kolegial maupun
individual.

5) Penilaian terhadap Direksi.


Perbaikan yang diperlukan pada indikator ini adalah
RUPS telah menetapkan sistem penilaian kinerja Direksi
secara kolegial melalui penandatanganan KPI Kontrak
Manajemen namun belum menetapkan sistem penilaian
kinerja Direksi secara individual dan belum melakukan
penilaian kinerja masing masing Direksi.
Agar penerapan indikator ini mencapai/mendekati
best practices, kami sarankan Pemegang Saham untuk
menetapkan sistem dan melaksanaan penilaian capaian
kinerja anggota Direksi secara individual.

2. Aspek Kebijakan GCG


Aspek governance yang terkait dengan Kebijakan GCG
dinilai berdasarkan 2 (dua) indikator yang mencerminkan
compliance dan best practices penerapan GCG. Indikator yang
terkait dengan aspek Kebijakan GCG adalah (i) Ketersediaan
pedoman/kebijakan GCG; (ii) Muatan pedoman/kebijakan
GCG.
Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan terhadap
penerapan kedua indikator dengan 13 (tiga belas) parameter,
dapat disimpulkan bahwa penerapan kedua indikator
tersebut mencapai skor 7,42 dari skor maksimal 8 atau
Lapor an T ahunan 2009

19

92,80%.
Tingkat pemenuhan untuk masing-masing indikator
dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Indikator pada aspek kebijakan GCG yang tingkat
pemenuhannya sudah baik, nampak dalam
pelaksanaan praktik sebagai berikut :
1) Ketersediaan pedoman/kebijakan GCG.
PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) sudah memiliki
kebijakan berkaitan dengan GCG, antara lain :
a) Pedoman Good Corporate Governance (Code of
Corporate Governance).
b) Pedoman Perilaku (Code of Conduct).
c) Commitee Audit Charter.
d) Internal Audit Charter.
e) Kebijakan Manajemen Risiko, yang diatur dalam
Peraturan Direksi Nomor : Per-11/PS.0503/P.III-2007
tentang Kebijakan dan Sistem Manajemen Risiko
Korporat di Lingkungan PT.Pelindo III (Persero).
f) Kebijakan Teknologi Informasi, yang ditetapkan
dengan Keputusan Direksi Nomor : KEP.09.1/PR.03/
P.III-2008 tanggal 15 Desember 2008 tentang Master
Plan Teknologi Informasi PT.Pelabuhan Indonesia III
(Persero).
g) Kebijakan mengenai hak-hak dan kewajiban
karyawan, seperti dituangkan dalam PKB tahun
2007 antara PT Pelindo III (Persero) dengan
Serikat Pegawai PT Pelindo III (Persero) Nomor
: HK.0501/5.1/P.III-2007 dan Nomor : 132.A/DPP.
SPPI.III/XII-2007 tanggal 12 Desember 2007 yang
ditandatangani oleh Direktur Utama dan Ketua
Umum Dewan Pimpinan Pusat SPPI III. PKB adalah
bentuk kesepakatan antara pengusaha dengan
SPPI yang memuat syarat kerja, hak dan kewajiban
masing-masing pihak dalam hubungan industrial
untuk menciptakan keserasian, keselarasan dan
keseimbangan kerja. Selain itu juga terdapat aturan
mengenai pembinaan mutasi pegawai, Dewan
Pertimbangan jabatan, penilaian karya pegawai,
pengukuran kompetensi oleh pihak independen
dan survey kepuasan pegawai. Program
pengembangan keahlian bagi pegawai tertuang
dalam RKAP 2009 dan sistem reward berdasarkan
kinerja dan masa kerja telah diatur dalam penilaian
karya pegawai.
h) Kebijakan mengenai hak-hak konsumen, terkait
keamanan, keselamatan dan kesehatan konsumen.
Perusahaan telah menerapkan 5R sebagai
implementasi tata nilai perusahaan yang pada
dasarnya merupakan proses perubahan sikap
dengan menerapkan penataan dan kebersihan

20

Laporan Tahunan 2009

lingkungan kerja perusahaan. 5R terdiri dari ringkas,


rapi, resik, rawat dan rajin. Perusahaan juga telah
memiliki SOP pengendalian kualitas produk dan jasa
yang dihasilkan melalui penerapan ISO 9001:2000,
ISO 14000, Sertikasi ISPS Code. Perusahaan
juga memiliki prosedur pengukuran analisa dan
kepuasan pelanggan (P-MT-01) untuk mengetahui
apakah produk dan layanan yang diberikan
sudah memenuhi persyaratan pelanggan, sebagai
bahan masukan dalam tinjauan manajemen dan
memenuhi persyaratan mutu.
Selain itu, kantor cabang Tanjung Emas Semarang
telah menerima sertikat sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja seperti tertuang
dalam Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi RI No Kep.02/MEN/2007 tanggal 2
Januari 2007. Demikian juga, kantor cabang Tanjung
Perak juga menerima penghargaan sertikat dan
bendera SMK3 sesuai dengan SK Menakertrans No
Kep.01/MEN/2005 tanggal 3 Januari 2005.
i) Kebijakan mengenai hak-hak dan kewajiban
pemasok yang dituangkan dalam halaman 124 Bab.
XII tentang Kontrak pada Peraturan Direksi Nomor
: PER.33/IG.0201/P.III-2009 tanggal 1 Oktober 2009
tentang Tata Cara Pengadaan Barang dan Jasa di
lingkungan PT (Persero) Pelindo III. Selain itu hak
dan kewajiban kepada pemasok (rekanan) diatur
dalam perjanjian kontrak kerja (pasal-pasalnya).
j) Kebijakan
mengenai tanggung jawab sosial
perusahaan berupa kebijakan Program Kemitraan
dan Bina Lingkungan (PKBL) seperti tertuang dalam
RKAP PKBL tahun 2009.
2) Muatan Pedoman/kebijakan GCG :
a) Pedoman GCG atau Code of Corporate Governance
telah memuat :
(1) Hak, kewenangan dan tanggung jawab
Pemegang Saham/RUPS.
(2) Hak dan kewajiban, tugas serta tanggung
jawab setiap organ perusahaan lainnya.
(3) Pengaturan benturan kepentingan, terkait
dengan jabatan rangkap, kepemilikan saham
dan hal lain yang berpotensi menimbulkan
benturan kepentingan ditingkat Direksi dan
Komisaris.
b) Code of Conduct atau Pedoman Perilaku telah
memuat :
(1) Nilai-nilai perusahaan.
(2) Benturan kepentingan diantaranya yang
PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero)

(3)
(4)
(5)
(6)

(7)

(8)

terkait dengan perilaku insan perusahaan serta


mekanisme penanganan dan pelaporan.
Larangan suap.
Pengaturan hadiah.
Kepedulian terhadap lingkungan, kesehatan
dan keselamatan kerja.
Kesempatan yang sama untuk mendapatkan
pekerjaan, promosi dan pemberhentian
(termasuk lingkungan yang bebas dari segala
bentuk tekanan).
Etika yang terkait dengan Stakeholders lainnya,
misalnya masyarakat, pegawai, pemasok,
pelanggan, dan kreditur (termasuk perlindungan
terhadap hak-hak mereka).
Mekanisme penegakan Code of Conduct
termasuk pelaporan atas pelanggaran

b. Indikator pada Aspek Kebijakan GCG


yang
penerapannya
masih memerlukan perbaikan/
penyempurnaan, terinci sebagai berikut :
1) Ketersediaan pedoman/kebijakan GCG.
Secara umum pedoman/kebijakan GCG yang ditetapkan
telah memadai, namun Perusahaan belum menetapkan
kebijakan sistem pengendalian intern sebagaimana
ditetapkan dalam Surat Keputusan Menteri Negara
BUMN Nomor : 117/2002.
Perusahaan telah memiliki sistem Pengendalian internal,
namun kebijakan sistem pengendalian intern yang
terintegrasi belum dinyatakan secara tertulis dalam
suatu dokumen (Pedoman Tata Kelola atau Internal
Audit Charter), sistem pengendalian intern yang ada bila
dikelompokan dalam komponen pengendalian intern
menurut COSO sebagai berikut :
a) Lingkungan Pengendalian
diantaranya tercermin pada telah ditetapkannya
Pedoman Etika dan Perilaku serta Pedoman Tata
Kelola Perusahaan sebagai perwujudan atas
integritas dan nilai etika serta komitmen terhadap
kompetensi, adanya struktur organisasi uraian
tugas dan pemberian wewenang dan tanggung
jawab yaitu melalui Peraturan Direksi Nomor :
PER.25/05.0101/P.III-2009, kebijakan pengelolaan
SDM yang tertuang dalam Pedoman Tata Kelola
Perusahaan dan Peraturan Direksi lain sebagai
aturan pelaksanaannya (seperti : penggajian, pola
karier dan lain-lain).
b) Penilaian Risiko
Perusahaan telah menetapkan kebijakan manajemen
risiko dan telah dilakukan identikasi dan analisa
Indonesia Port Corporation III

risiko yang meliputi identikasi risiko, mitigasi


risiko dan peringkatan risiko untuk Kantor Pusat,
Tanjung Perak, Tanjung Emas, TPKS, Tanjung Intan,
Banjarmasin dan Unit Perkapalan. Evaluasi Dewan
Komisaris menyatakan perlu perbaikan kebijakan
manajemen risiko yang akan diterapkan dalam
kontek operasional, pengendalian dan strategik.
c) Aktivitas Pengendalian
Perusahaan telah menetapkan prosedur tetap/
SOP (Standart Operating Prosedur) untuk aktivitas
usahanya
termasuk
didalamnya
prosedur
pengadaan barang dan jasa, dan sistem dan
prosedur akuntansi, dalam rangka pengendalian
mutu
ditetapkan
kebijakan
manajemen
pengendalian mutu ( ISO). Melalui Satuan
Pengawasan Intern (SPI), perusahaan melakukan
pemeriksaan atas pelaksanaan kegiatan untuk
memastikan kesesuaiannya dengan kebijakan,
sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan.
d) Informasi dan komuniksi
Perusahaan telah memiliki kebijakan teknologi
informasi, Sistim informasi yang telah dikembangkan
SIUK (Sistem Informasi Usaha dan Keuangan)
dan Sistem Informasi Kepegawaian, berdasar
hasil evaluasi Komisaris, teknologi informasi di
bidang SDM masih perlu disempurnakan untuk
menunjang administrasi SDM di kantor pusat
dan cabang. Demikian juga untuk SIUK perlu
disempurnakan untuk dapat dimanfaatkan sebagai
sistem pengumpulan data kinerja untuk menjamin
akurasi pelaporan capaian kinerja.
e) Monitoring
Merupakan proses untuk menilai kualitas kinerja
sistem pengendalian internal : monitoring
berkesinambungan, evaluasi terpisah, pelaporan
kelemahan. Perusahaan belum melaksanakan hal
ini. Pelaksanaan monitoring SPI belum dilakukan
secara khusus, demikian juga pelaporannya.
Berdasar hasil wawancara dengan Direktur Utama,
audit SPI pada pelaksanaannya telah mencakup hal
itu, namun dalam laporan yang diterbitkan tidak
ada pengungkapan tentang penilaian atas sistem
pengendalian intern.
Agar penerapan indikator ini lebih mencapai/
mendekati best practices kami sarankan kepada
Direksi untuk menetapkan kebijakan sistem
pengendalian internal perusahaan yang meliputi
Lapor an T ahunan 2009

21

unsur lingkungan pengendalian, pengkajian dan


pengelolaan risiko, aktitas pengendalian, sistem
informasi dan komunikasi dan monitoring dalam
satu dokumen.
2) Muatan pedoman Kebijakan GCG
Pedoman perilaku didalamnya belum memuat
pengaturan
donasi/sumbangan
dan
pengaturan
imbalan.
Untuk itu kami sarankan kepada Direksi untuk
menyempurnakan
Pedoman
Perilaku
dengan
menambahkan
didalamnya
pengaturan
donasi/
sumbangan dan pengaturan imbalan.

3. Aspek Penerapan GCG


Aspek penerapan GCG dinilai atas organ perusahaan,
baik organ utama maupun organ pendukung yang terdiri
dari : Komisaris, Komite Audit, Direksi, SPI dan Sekretaris
Perusahaan dengan menggunakan 32 indikator. Hasil
assessment yang dilakukan terhadap penerapan ke-32
indikator dengan 94 parameter tersebut menunjukkan
bahwa penerapan ke-tiga puluh dua indikator tersebut
termasuk kategori baik dengan capaian skor aktual 56,44
dari skor maksimal 66 atau 85,52%.
Adapun rincian hasil assessment untuk masing-masing
organ perusahaan disajikan sebagai berikut:

a. Komisaris
Aspek governance yang terkait dengan penerapan
GCG oleh Komisaris dinilai berdasarkan 12 (dua belas)
indikator yang mencerminkan compliance dan best
practices penerapan GCG. Indikator yang terkait
dengan aspek penerapan GCG oleh Komisaris adalah
(i) Kesempatan pembelajaran bagi Komisaris, (ii)
Kejelasan fungsi, pembagian tugas, tanggung jawab
dan otoritas, (iii) Persetujuan Komisaris atas asumsi dan
rencana pencapaian dalam RJPP dan RKAP, (iv) Arahan
Komisaris terhadap Direksi atas implementasi rencana
dan kebijakan perusahaan, (v) Kontrol Komisaris atas
implementasi rencana dan kebijakan perusahaan,
(vi) Akses bagi Komisaris atas informasi perusahaan,
(vii) Peran Komisaris atas pemilihan calon anggota
Direksi, (viii) Tindakan Komisaris terhadap (potensi)
benturan kepentingan yang menyangkut dirinya, (ix)
Keterbukaan informasi, (x) Pemantauan efektivitas
praktik Good Corporate Governance, (xi) Pertemuan
rutin dan dokumentasi pelaksanaan kegiatan Komisaris,
(xii) Peran Sekretaris Komisaris
Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan terhadap

22

Laporan Tahunan 2009

penerapan kedua belas indikator dengan 35 (tiga puluh


lima) parameter, dapat disimpulkan bahwa penerapan
kedua belas indikator tersebut mencapai skor 23,57
dari skor maksimal 27 atau 87,30%.
Tingkat pemenuhan untuk masing-masing indikator
dapat dijelaskan sebagai berikut :
1) Indikator pada aspek penerapan GCG oleh Komisaris
yang tingkat pemenuhannya sudah baik, nampak
dalam pelaksanaan praktik sebagai berikut :
a) Kesempatan pembelajaran bagi Komisaris.
Kesempatan pembelajaran bagi Komisaris yang
telah dilaksanakan dengan baik terlihat pada
praktik Komisaris telah menyusun/memiliki dan
melaksanakan program pengenalan untuk anggota
Komisaris yang diberikan kepada Komisaris Utama
pada awal menjabat. Materi yang diberikan
antara lain meliputi Anggaran Dasar PT Pelindo
III (Persero), Implementasi keamanan fasilitas
pelabuhan di lingkungan PT Pelindo III (Persero),
Potensi kerjasama pembangunan pelabuhan yang
akan datang, GCG dan panduan GCG, selayang
pandang dan gambaran umun PT Pelindo III
(Persero). Demikian juga untuk Komisaris baru
(penambahan satu orang Komisaris di Tahun 2009)
telah memperoleh program pengenalan, walaupun
pelaksanaannya belum terdokumenkan.
b) Kejelasan fungsi, pembagian tugas, tanggung
jawab dan otoritas.
Kejelasan fungsi, pembagian tugas, tanggung
jawab dan otoritas yang telah sesuai dengan best
practices penerapan GCG terlihat pada :
(1) Dewan Komisaris telah memiliki mekanisme
pengambilan
keputusan
dalam
rapat
Komisaris.
(2) Komisaris telah menetapkan pembagian tugas
di antara anggota Komisaris yang dituangkan
dalam Surat Keputusan Dewan Komisaris
PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Nomor :
003/SK/DK.P.III/2009 tanggal 23 Januari 2009
tentang penetapan tugas dan tanggung jawab
Dewan Komisaris PT Pelabuhan Indonesia III
(Persero)
(3) Komisaris menyusun rencana kerja yang memuat
sasaran/target yang ingin dicapai di tahun
2009 yang disahkan Komisaris Utama tanggal
23 Januari 2009 dan mengkomunikasikan
hasilnya kepada pemegang saham.
PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero)

c) Persetujuan Komisaris atas asumsi dan rencana


pencapaian dalam RJPP dan RKAP.
Praktik yang telah sesuai dengan best practices
penerapan GCG terlihat pada :
(1) Komisaris telah memberikan masukan pada
saat penyusunan RJPP dan RKAP.
Masukan Komisaris atas usulan RJPP 20092013 dilakukan dalam rapat koordinasi dengan
Direksi dan dalam pembahasan pembahasan
di tahun 2008. Untuk penyusunan RKAP tahun
2010 Komisaris telah memberikan masukan
dalam rapat koordinasi dengan Direksi tanggal
27 Oktober 2009.
(2) Komisaris menyetujui RJPP dan RKAP.
Persetujuan Komisaris atas RJPP diberikan
dengan ikut menandatangani Dokumen
RJPP 2009-2013 yang ditetapkan. Persetujuan
Komisaris atas RKAP 2009 diberikan dalam
rapat pembahasan usulan RKAP 2009 tanggal
25 November 2008, walau tanggal
persetujuan belum sesuai dengan ketentuan
maksimal dua bulan sebelum tahun buku
berakhir (30 Oktober 2008).
d) Arahan Komisaris terhadap Direksi atas
implementasi rencana dan kebijakan perusahaan.
Praktik yang telah sesuai dengan best practices
penerapan GCG terlihat pada :
(1) Komisaris mengkaji kelayakan visi dan
misi korporasi serta memberi masukan
perbaikannya yang dilakukan dalam rapat
koordinasi dengan Direksi yang membahas
RJPP 2009-2013 di tahun 2008.
(2) Komisaris memberikan arahan dan masukan
tentang
manajemen
risiko
korporasi,
Komisaris telah mereviu kebijakan dan strategi
Manajemen Resiko, serta memberi masukan
arahan Manajemen Resiko kepada Direksi,
namun Komisaris belum mengidentikasi
resiko korporasi yang tinggi.
(3) Komisaris mengefektifkan komunikasi (tertulis/
tidak tertulis) dengan Direksi dan jajarannya
dalam rangka pelaksanaan tugas Komisaris.
Komunikasi Komisaris dengan Direksi di
luar rapat telah berjalan efektif. Media yang
digunakan meliputi telepon, email, dan
faksimile serta kegiatan olah raga bersama.
(4) Komisaris melakukan otorisasi atas transaksi
atau tindakan yang memerlukan persetujuan
Indonesia Port Corporation III

Komisaris.
(5) Komisaris (berdasarkan usul dari Komite
Audit) mengajukan calon Auditor Eksternal
Kantor Akuntan Publik S. Manan, Wahyudi &
Rekan kepada RUPS, untuk melakukan Audit
Laporan Keuangan 2009, evaluasi kinerja dan
PKBL, serta audit kepatuhan. Dalam usulan
telah mencatumkan alasan pencalonan namun
belum memuat besarnya honorarium.
(6) Komisaris
berpartisipasi
aktif
dalam
meningkatkan citra perusahaan melalui media
pertemuan asosiasi yang berskala nasional
maupun regional, pertemuan dengan pihak
ke tiga atau pengguna jasa, dan kunjungan ke
cabang cabang.
e) Kontrol Komisaris terhadap Direksi atas
implementasi rencana dan kebijakan perusahaan.
Praktik yang telah sesuai dengan best practices
penerapan GCG terlihat pada :
(1) Komisaris telah mengawasi dan memantau
(control and monitor) kepatuhan Direksi dalam
menjalankan peraturan perundangan yang
berlaku.
Komisaris telah memantau kegiatan Direksi dan
melaporkan kepada Pemegang saham melalui
Laporan Evaluasi Pengendalian. Pemantauan
dan pembahasan kepatuhan Direksi dilakukan
dalam bentuk rapat-rapat yang hasilnya
disampaikan kepada Direksi, Komisaris juga
telah memantau dan membahas kepatuhan
Direksi atas peraturan yang dilakukan melalui
forum rapat internal dan gabungan dengan
Direksi secara berkala.
(2) Komisaris telah mengawasi dan memantau
(control and monitor) kepatuhan Direksi dalam
menjalankan korporasi sesuai dengan Kontrak
Manajemen, RJPP dan RKAP.
Komisaris
mengawasi
dan
memantau
kepatuhan Direksi menjalankan korporasi
sesuai Kontrak Manajemen, RKAP dan RJPP
melalui reviu terhadap laporan manajemen
bulanan/triwulanan yang dikirim Direksi
dan dengan usulan/arahan dalam forum
rapat gabungan. Pengawasan Komisaris juga
dilakukan dengan memberi penugasan khusus
kepada Komite Audit diantaranya melakukan
evaluasi atas kerjasama usaha pembangunan
dan pengelolaan air limbah dengan mitra kerja
di Benoa dan kerjasama usaha pengembangan
Lapor an T ahunan 2009

23

Pelabuhan Mekar Putih di Pulau Laut, dan telah


dilakukan pembahasan atas hasil evaluasi
tersebut. Komisaris telah menyampaikan
hasil pengawasannya kepada Pemegang
Saham pada saat RUPS Persetujuan Laporan
Tahunan, Pengesahan Perhitungan Tahunan
dan penggunaan Laba Bersih Tahun Buku 2008
tanggal 19 Juni 2009.
(3) Komisaris menilai Direksi yang menyangkut
tingkat
keberhasilan
mereka
dalam
menjalankan korporasi dan melaporkannya
kepada Pemegang Saham.
Komisaris menilai kinerja Direksi berdasarkan
laporan manajemen bulanan yang disampaikan
berkala kepada Komisaris, penilaian meliputi
pencapaian target dan kendala kendala
yang dihadapi dalam mencapai target. Hasil
penilaian disampaikan dalam forum rapat
gabungan maupun usulan atau reviu laporan
manajemen. Komisaris juga telah menilai
pelaksanaan efektivitas pengendalian internal
perusahaan yang diterapkan oleh Direksi dan
hasil penilaian telah disampaikan kepada
Pemegang Saham.
f) Akses bagi Komisaris atas informasi Perusahaan.
Praktik yang telah sesuai dengan best practices
penerapan GCG terlihat pada Komisaris
telah bertindak aktif menggunakan hak dan
wewenangnya untuk mendapatkan informasi
mengenai perusahaan yang dibutuhkan untuk
pelaksanaan tugasnya, termasuk mengundang
Direksi/manajemen dalam rapat Komisaris atau
menggunakan Komite Komisaris, dan Direksi
telah memberikan informasi dengan baik kepada
Komisaris.
g) Peran Komisaris dalam pemilihan calon anggota
Direksi.
Komisaris telah memiliki kriteria dalam mengusulkan
calon anggota Direksi kepada Pemegang Saham.
Hal ini terlihat pada praktik sebagai berikut :
Dari hasil wawancara dengan Komisaris, terdapat
4 kriteria utama yaitu kompetensi, personality,
knowledge dan experience. Untuk proses
pergantian Direksi Tahun 2009 Perusahaan telah
mengajukan longlist kepada Pemegang Saham
dan Komisaris telah menyampaikan usulan short
list kepada Pemegang Saham setelah longlist
dievaluasi dengan penilaian atas 4 aspek tersebut.

24

Laporan Tahunan 2009

Yang paling diutamakan oleh Komisaris dalam


penilaian tersebut adalah masalah personality.
h) Tindakan Komisaris terhadap (potensi) benturan
kepentingan yang menyangkut dirinya.
Praktik yang telah sesuai dengan best practices
penerapan GCG terlihat pada Komisaris telah
menandatangani pernyataan tidak memiliki
benturan kepentingan antara kepentingan pribadi/
keluarga, jabatan lain, atau golongan dengan
kepentingan perusahan pada awal pengangkatan.
Menurut hasil kuesioner Komisaris, sampai saat ini
tidak ada potensi benturan kepentingan.
i) Pemantauan efektivitas praktik Good Corporate
Governance.
Praktik yang telah sesuai dengan best practices
penerapan GCG terlihat pada Komisaris telah
memantau penerapan prinsip-prinsip GCG atau
memastikan pelaksanaan assessment penerapan
GCG antara lain dengan aktif menanyakan,
membahas, dan mengevaluasi prinsip-prinsip
GCG dalam aktivitas operasional (misal : bidang
pengadaan), mempelajari dan membahas hasil
assessment penerapan GCG tahun 2008 yang
dilakukan oleh BPKP Perwakilan Jawa Timur
dengan nilai 80,79 %, serta mengkaji laporan
manajemen yang terkait dengan penerapan GCG
di Perusahaan.
j) Pertemuan rutin dan dokumentasi pelaksanaan
kegiatan Komisaris.
Praktik yang telah sesuai dengan best practices
penerapan GCG terlihat pada :
(1) Jumlah rapat-rapat Komisaris memenuhi
ketentuan yaitu selama tahun 2009 telah
diselenggarakan rapat sebanyak 12 kali yang
telah sesuai ketentuan dalam Anggaran Dasar
Perusahaan.
(2) Komisaris telah menetapkan tata tertib rapat
dan melaksanakannya. Ketetapan tata tertib
rapat Komisaris tertuang dalam Anggaran
Dasar pasal 16, dalam Buku Panduan GCG
bagian III huruf H, dan Surat Keputusan Dewan
Komisaris.
(3) Dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari
terhitung sejak tanggal pengiriman risalah
rapat, setiap anggota Komisaris yang hadir
dan/atau diwakili dalam rapat menyampaikan
persetujuan atau keberatannya dan/atau usul
PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero)

perbaikannya atas risalah rapat.


k) Peran Sekretaris Komisaris.
Praktik yang telah sesuai dengan best practices
penerapan GCG terlihat pada :
(1) Sekretariat Komisaris memiliki uraian tugas yang
jelas yaitu Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat
Dewan Komisaris Pelindo III (Persero) diatur
dalam Keputusan Dewan Komisaris Pelindo
III (Persero) Nomor : KP.58/VIII/K/DK.P.III/99
tanggal 27 Agustus 2007, yang antara lain
mengatur tugas dan tanggungjawab Sekretaris,
urusan tata usaha, urusan penyiapan naskah
dan urusan rumah tangga dan perjalanan. Para
staf dan pejabatnya ditetapkan dalam Surat
Keputusan Dewan Komisaris Nomor : 047/SK/
VII/DK.P.III-2009 tanggal 1 Juli 2009, terdiri dari
Setyo Puji Hartono sebagai urusan penyiap
naskah, Gatot Suratmin sebagai urusan rumah
tangga dan perjalanan, Giyana sebagai staf
urusan rumah tangga dan perjalanan dan
Mardiana sebagai staf kesekretariatan dan tata
naskah dengan masa tugas 2 tahun.
(2) Sekretariat Komisaris melakukan administrasi
dan penyimpanan dokumen Komisaris yang
terlihat pada praktek bahwa Sekretaris Komisaris
mempunyai fasilitas penyimpanan dokumen
Komisaris dan telah mengadministrasikan
dokumen Komisaris dengan tertib.
(3) Sekretaris Komisaris telah menyiapkan
undangan rapat dan menghadiri rapat
Komisaris serta menyiapkan risalah rapat.
2) Indikator pada aspek penerapan GCG oleh Komisaris
yang penerapannya masih memerlukan perbaikan/
penyempurnaan, terinci sebagai berikut :
a) Kesempatan pembelajaran bagi Komisaris.
Penyelenggaraan
program
pengembangan
(knowledge dan skill) bagi Komisaris belum memadai
yaitu tidak terdapat program pengembangan bagi
Komisaris yang tertuang dalam RKAP 2009. Dalam
RKAP hanya mencantumkan biaya pendidikan
dan pengembangan SDM (biaya umum sebesar
Rp 11.254.583.000,-) secara umum, tidak terdapat
rincian lebih lanjut. Walau dalam agenda kerja
Komisaris tahun 2009 terdapat kunjungan kerja/
studi banding ke luar negeri untuk memperoleh
masukan informasi tentang kemajuan sistem
pengelolaan kepelabuhan secara global dan
Komisaris telah pernah mengikuti program
Indonesia Port Corporation III

pengembangan antara lain : Assessment Penerapan


GCG pada BUMN di Jakarta tanggal 27 Juli 2009
(Sdr. Mudjito), Diskusi Panel oleh Forum Humas
BUMN di Jakarta tanggal 12 Oktober 2009 (Sdr.
Mudjito), Workshop Business ethics Challenges
Behind Opportunities tanggal 10 Desember 2009
(Sdr. Mudjito dan Sdr. Arie Soelendro), workshop
yg diadakan oleh CLDI di Jakarta tanggal 13 s.d. 14
Oktober 2009 (Sdr. Arie Soelendro, Sdr. Gumilang
Hardja Koesoema dan Sdr. Herman Hidayat).
Terkait dengan penerapan GCG yang belum
sepenuhnya sesuai dengan best practices
tersebut, direkomendasikan kepada Komisaris
agar merencanakan
program pengembangan
knowledge and skill bagi Komisaris yang secara
sistematis dan terstruktur dalam program kerja
Komisaris dan dimasukkan/dituangkan dalam
RKAP.
b) Arahan Komisaris terhadap Direksi atas
implementasi
rencana
dan
kebijakan
perusahaan.
Kelemahan yang masih dijumpai pada indikator ini
pada praktek sebagai berikut :
(1) Komisaris telah memberikan arahan dan
masukan tentang sistem teknologi informasi
yang digunakan korporasi yang disampaikan
dalam Evaluasi Dewan Komisaris atas Kinerja
Pengendalian Internal Perusahaan, yaitu : (i)
Teknologi informasi dibidang pengelolaan
SDM perlu diadakan penyempurnaan untuk
menunjang administrasi SDM baik di kantor
pusat maupun di kantor cabang; (ii) Di bidang
TI diharapkan agar kegiatan diprioritaskan
kepada usaha untuk meningkatkan pelayanan
dan pendapatan. Namun, arahan yang
diberikan belum berdasarkan pada hasil reviu
atas Laporan Kinerja Teknologi Informasi
karena Komisaris belum mendapatkan
Laporan tentang kinerja teknologi informasi
dari Direksi.
(2) Komisaris belum sepenuhnya menindaklanjuti
semua hal-hal penting yang perlu mendapat
perhatian/persetujuan Komisaris secara tepat
waktu, relevan dan akurat.
Komisaris telah menindaklanjuti semua hal
yang perlu persetujuan Komisaris sebagaimana
diatur dalam anggaran dasar perusahaan
secara tepat waktu, relevan dan akurat, seperti
: persetujuan kerjasama, persetujuan RKAP,
Lapor an T ahunan 2009

25

persetujuan KPI dan persetujuan pemberian


pinjaman, dan arahan atau masukan atas
materi yang perlu mendapat persetujuan
Komisaris tersebut telah disampaikan kepada
Direksi secara tertulis. Namun, demikian untuk
masalah penting di luar yang telah ditetapkan
dalam anggaran dasar belum ditetapkan
kriterianya.
Atas kelemahan tersebut kami rekomendasikan
kepada Komisaris untuk :
(1) Mendorong Direksi menyusun laporan
tentang kinerja teknologi informasi dan
meminta untuk mengirimkan ke Dewan
Komisaris.
(2) Bersama Direksi menyusun dan menetapkan
kriteria
hal/masalah
penting
yang
perlu mendapat perhatian/persetujuan
Komisaris diluar yang telah ditetapkan
dalam anggaran dasar perusahaan.
c) Keterbukaan informasi
Dalam indikator keterbukaan informasi hal yang
belum sesuai dengan praktik GCG adalah Komisaris
belum memberikan informasi yang relevan kepada
Pemegang Saham dan Stakeholders lainnya
berdasarkan ketentuan yang berlaku dalam
kewenangannya. Hal ini terlihat pada praktik
bahwa Komisaris memberikan laporan berkala
kepada Pemegang Saham baru berupa evaluasi
Dewan Komisaris atas kinerja pengendalian
internal perusahaan PT Pelindo III (Persero) yang
disampaikan bersamaan dengan RUPS Persetujuan
Laporan Tahunan, Pengesahan Perhitungan
Tahunan dan Penggunaan Laba Bersih Tahun
Buku 2008. Belum ada kriteria mengenai informasi
yang dapat diberikan oleh Komisaris kepada
Stakeholders lainnya, sehingga Komisaris tidak
dapat memberikan informasi kepada Stakeholders
lainnya (di luar Pemegang Saham).
Atas kelemahan ini kami rekomendasikan kepada
Komisaris, agar bersama Direksi merumuskan
dan menetapkan kriteria mengenai informasi
yang dapat disampaikan oleh Komisaris kepada
Stakeholders di luar Pemegang Saham.
d) Pemantauan efektivitas praktik Good Corporate
Governance
Komisaris belum melakukan penilaian terhadap
kinerja Komisaris yang dilakukan oleh Komisaris

26

Laporan Tahunan 2009

atau Komite Komisaris (self assessment).


Atas kelemahan ini kami rekomendasikan kepada
Komisaris untuk merumuskan dan mengusulkan ke
RUPS kriteria penilaian terhadap Kinerja komisaris,
dan melakukan penilaian sendiri (self assessment)
berdasar kriteria tersebut.
e) Pertemuan rutin dan dokumentasi pelaksanaan
kegiatan Komisaris
Pada indikator ini kelemahan dijumpai pada praktek
berikut ini :
(1) Kehadiran Anggota Komisaris dalam rapatrapat tahun 2009 kurang memadai, yaitu
rata-rata 62,50% dari jumlah anggota Dewan
Komisaris.
(2) Risalah rapat belum seluruhnya mencantumkan
dinamika rapat, yaitu dari 12 kali rapat, notulen
yang mencantumkan dinamika rapat hanya 7
notulen rapat atau 58%.
(3) Di dalam setiap rapat Komisaris belum
dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaan
keputusan rapat sebelumnya, yaitu dari 12
risalah rapat Komisaris tidak ada satupun
yang mencantumkan evaluasi pelaksanaan
keputusan hasil rapat sebelumnya atau tindak
lanjut hasil rapat sebelumnya.
Terhadap kelemahan-kelemahan tersebut di atas
kami rekomendasikan kepada Dewan Komisaris
untuk :
(1) Meningkatkan tingkat kehadiran dalam setiap
rapat Dewan Komisaris.
(2) Memerintahkan Sekretaris Komisaris untuk
selalu mencantumkan dinamika rapat dalam
setiap risalah rapat Dewan Komisaris.
(3) Dalam setiap rapat Dewan Komisaris
diagendakan pada awal rapat membahas
evaluasi atas pelaksanaan keputusan rapat
sebelumnya dan memerintahkan Sekretaris
Komisaris untuk memasukkan hasilnya ke
dalam risalah rapat, sehingga dapat dijadikan
bahan monitoring.

b. Komite Komisaris
Aspek governance yang terkait dengan penerapan
GCG oleh Komite Komisaris dinilai berdasarkan 7
(Tujuh) indikator yang mencerminkan compliance dan
best practices penerapan GCG. Indikator yang terkait
dengan aspek penerapan GCG oleh Komite Komisaris
adalah (i) Keberadaan Komite Komisaris sesuai
peraturan perundangan yang berlaku, (ii) Keanggotaan
PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero)

yang mendukung pelaksanaan fungsi Komite, (iii)


Independensi dari masing-masing komite Komisaris,
(iv) Kerangka acuan pelaksanaan tugas, (v) Aktivitas
masing-masing Komite Komisaris, (vi) Pelaksanaan
pertemuan rutin, (vii) Pelaporan kepada Komisaris,
Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan terhadap
penerapan ketujuh indikator dengan 11 (sebelas)
parameter, dapat disimpulkan bahwa penerapan
ketujuh indikator tersebut mencapai skor 5,62 dari skor
maksimal 6 atau 93,71%.
Tingkat pemenuhan untuk masing-masing indikator
dapat dijelaskan sebagai berikut :
1) Indikator pada aspek penerapan GCG oleh Komite
Komisaris yang tingkat pemenuhannya sudah baik,
nampak dalam pelaksanaan praktik sebagai berikut:
a) Keberadaan Komite Komisaris sesuai peraturan
perundangan yang berlaku.
Korporasi telah memiliki Komite-Komite Komisaris
sebagaimana
ditentukan
oleh
peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan atau
kebutuhan perusahaan, yaitu Komite Audit,
sedangkan Komite yang lain belum dibentuk,
tugas yang seharusnya dijalankan oleh KomiteKomite tersebut dilaksanakan oleh Komisaris sesuai
pembagian tugas Komisaris.
Anggota Komite Audit diangkat dengan melalui
Keputusan Komisaris Utama Nomor : 029.1/
SK/V/DK.P.III/2009 tanggal 1 Mei 2009 tentang
Pembentukan dan Pengangkatan Komite Audit
PT Pelindo III (Persero) terhitung mulai tanggal 23
Pebruari 2009.
b) Keanggotaan yang mendukung pelaksanaan
fungsi Komite.
Anggota Komite telah memiliki pengetahuan dan
pengalaman kerja yang cukup di bidang tugas
masing-masing,
Susunan Anggota Komite Audit adalah sebagai
berikut :
(1) Ir Iskandar Abubakar, MSc : Ketua merangkap
Anggota (Komisaris lulusan Teknik Industri)
(2) Agus Joko Pramono, Ak : Anggota merangkap
Sekretaris
(3) Mulyono Herlambang : Anggota (purnawirawan
TNI AL)
Susunan Komite Audit tersebut telah memenuhi
Keputusan Ketua Bapepam Nomor : 29/PM/2004
tanggal 24 September 2004, yaitu minimum satu
Indonesia Port Corporation III

Anggota Komite Audit yang memiliki kompetensi


dan pengalaman mendalam di bidang keuangan
dan akuntansi, komite lainnya sesuai dengan
bidang yang menjadi tugasnya.
c) Independensi dari masing-masing komite
Komisaris.
Anggota Komite berasal dari pihak di luar korporasi
dan tidak mempunyai kaitan dengan manajemen,
kaitan kepemilikan dan dengan kegiatan usaha
korporasi. Hal ini tercermin dari kondisi sebagai
berikut : Ketua Komite merangkap Anggota Ir.
Iskandar Abubakar, MSc dari Anggota Komisaris, dan
dua orang anggota Komite Audit lainnya berasal
dari luar perusahaan, yaitu Agus Joko Pramono dari
D.IV Akuntansi STAN, Magister Akuntansi UGM dan
Mulyono Herlambang dari Purnawirawan TNI AU.
d) Kerangka acuan pelaksanaan tugas
(1) Setiap Komite telah memiliki job description
yang jelas.
Pembagian tugas antara Anggota Komite Audit
telah ditetapkan dalam Komite Audit Charter
yang disahkan oleh Komisaris Utama tanggal
10 Desember 2008.
(2) Ketua maupun Anggota Komite diangkat dan
diberhentikan oleh Komisaris dan dilaporkan
kepada Pemegang Saham/RUPS.
Ketua dan Anggota Komite diangkat melalui
Keputusan Komisaris yang ditandatangani
oleh Komisaris Utama dan ditembuskan
kepada Menteri Negara BUMN dan Deputi
Menteri Negara BUMN Bidang Usaha Logistik
dan Pariwisata sebagai laporan.
(3) Ketua Komite dipilih dari anggota Komisaris.
Ketua Komite Audit Ir Iskandar Abubakar, MSc
merupakan salah satu anggota Komisaris.
e) Aktivitas masing-masing Komite Komisaris
(Komite Audit)
(1) Komite Audit telah memastikan efektivitas
sistem
pengendalian
manajemen
dan
efektivitas pelaksanaan tugas auditor eksternal
dan SPI serta tugas lainnya sesuai ketentuan
peraturan
perundangan
yang
berlaku,
yang ditunjukkan dalam membuat laporan
pelaksanaan tugas Tahun 2009 yang antara lain
berisi reviu pengendalian intern perusahaan,
request for proposal dan TOR auditor eksternal,
rencana auditor eksternal, serta laporan SPI
Lapor an T ahunan 2009

27

dan auditor eksternal dan memantau tindak


lanjutnya. Komite Audit telah mereviu PKPT
SPI walau tidak dinyatakan dalam Laporan
tersebut.
(2) Pertemuan berkala intern Anggota Komite
Audit dan pertemuan Komite Audit dengan
SPI telah dilaksanakan, yaitu:Pertemuan
intern Komite Audit selama tahun 2009 hanya
dilakukan sebanyak 5 kali dengan tingkat
kehadiran 100%,.pertemuan Komdit dengan
SPI sebanyak 7 kali, Walau atas pertemuan
tersebut belum ada penetapan secara formal
mengenai jadwal pertemuan oleh Ketua
Komite Audit.
2) Indikator pada aspek penerapan GCG oleh Komite
Komisaris yang penerapannya masih memerlukan
perbaikan/penyempurnaan, terinci sebagai berikut:
a) Pelaksanaan Pertemuan Rutin
(1) Jadwal dan pokok-pokok agenda pertemuan
Komite telah ditetapkan setiap awal tahun,
namun belum sepenuhnya dilaksanakan.
Komite Audit telah menyusun program kerja
untuk tahun 2009 yang memuat antara lain :
pembahasan dengan Kantor Akuntan Publik
bulan Januari Maret 2009, pembahasan
dengan SPI setiap 2 bulan, pembahasan
Pedoman Pengelolaan Perusahaan dengan
Manajemen (Jadual Prememori), pembahasan
periodik dengan manajemen (setiap 3 bulan),
pertemuan internal Komdit (setiap bulan) dan
tugas khusus lainnya (Prememori).
Namun demikian pelaksanaan program
kerja tersebut belum 100%, dan tidak ada
evaluasi ataupun analisis mengenai tidak
dilaksanakannya rencana kerja tersebut.
(2) Komite membuat risalah rapat, namun belum
mencantumkan dinamika rapat.
Rapat Komite selama tahun 2009 dilaksanakan
sebanyak 7 kali, yaitu tanggal 10 Januari 2009,
26 Februari 2009, 4 Maret 2009, 8 April 2009, 6
Mei 2009, 30 September 2009 dan 4 Desember
2009. Atas rapat yang dilaksanakan tersebut
telah dibuat risalah rapat/notulennya, namun
hanya memuat kesimpulan saja. Risalah rapat
tidak mencantumkan dinamika rapat, tidak
membahas tinjauan atas tindak lanjut hasil
rapat sebelumnya dan tidak ditandatangani
peserta rapat. Dalam setiap rapat juga belum

28

Laporan Tahunan 2009

dibuat daftar hadir.


Untuk itu kami rekomendasikan kepada
Komisaris agar memerintahkan Komite Audit :
(1) Dimasa mendatang melaksanakan seluruh
program kerja yang telah ditetapkan, dan
bila pelaksanaan tidak dapat 100% dari
target (program Kerja) agar dibuat evaluasi/
analisis penyebabnya.
(2) Dalam setiap risalah rapat memuat
dinamika rapat dan tinjauan atas tindak
lanjut hasil rapat sebelumnya, serta
ditandatangani setiap peserta rapat disertai
dengan disertai daftar hadirnya.

c. Direksi
Aspek governance yang terkait dengan penerapan GCG
oleh Direksi dinilai berdasarkan 8 (delapan) indikator
yang mencerminkan compliance dan best practices
penerapan GCG. Indikator yang terkait dengan aspek
penerapan GCG oleh Direksi adalah (i) Kesempatan
pembelajaran bagi Direksi; (ii) Kejelasan fungsi,
pembagian tugas, tanggung jawab dan otoritas; (iii)
Peran Direksi dalam perencanaan perusahaan; (iv) Peran
Direksi dalam pemenuhan target kinerja perusahaan;
(v) Kontrol terhadap implementasi rencana kebijakan
perusahaan; (vi) Tindakan Direksi terhadap (potensi)
benturan kepentingan; (vii) Keterbukaan informasi;
(viii) Pelaksanaan pertemuan rutin. Berdasarkan hasil
evaluasi yang dilakukan terhadap penerapan kedelapan
indikator dengan 35 (tiga puluh lima) parameter, dapat
disimpulkan bahwa penerapan kedelapan indikator
tersebut mencapai skor 21,93 dari skor maksimal 27
atau 81,24%.
Tingkat pemenuhan untuk masing-masing indikator
dapat dijelaskan sebagai berikut :
1) Indikator pada aspek penerapan GCG oleh Direksi
yang tingkat pemenuhannya sudah baik, nampak
dalam pelaksanaan praktik sebagai berikut :
a) Kejelasan fungsi, pembagian tugas, tanggung
jawab dan otoritas ditingkat Direksi terlihat
dari:
(1) Struktur organisasi yang telah ditetapkan
sesuai dengan strategi perusahaan, seperti
dituangkan dalam Peraturan Direksi Nomor :
PER.25/OS.0101/P.III-2009 tanggal 23 Juli 2009
tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja
Sementara Kantor Pusat PT Pelindo III (Persero).
Struktur organisasi telah sesuai dengan
PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero)

strategi perusahaan dalam upaya menghadapi


perubahan sehubungan berlakunya Undang
Undang Pelayaran Nomor 17 Tahun 2008 yang
menyebabkan perubahan fungsi menjadi port
terminal operator.
(2) Uraian tugas dan tanggungjawab Direksi serta
manajemen di level bawahnya telah ditetapkan
dengan Peraturan Direksi Nomor : PER.25/
OS.0101/P.III-2009 tanggal 23 Juli 2009 seperti
tersebut di atas.
3) Direksi telah menempatkan pejabat-pejabat
perusahaan yang sesuai dengan kualikasi
yang ditetapkan dalam pedoman kualikasi
(spesikasi).
Penempatan pegawai didasarkan pada pedoman
kualikasi/kompetensi
dan
kinerja
sesuai
Keputusan Direksi Nomor : KEP.21/KP.2.08/PIII-99
tanggal
6 Mei 1999 tentang Penilaian Karya
Pegawai (PKP). Unsur-unsur yang dinilai dalam PKP
tersebut adalah 2 hal, yaitu penilaian individu dan
penilaian kelompok. Penilaian individu yang dinilai
adalah hasil kerja, kepemimpinan, ketrampilan
kerja, kerjasama, disiplin dan peningkatan potensi.
Sedangkan unsur penilaian kelompok yang
dinilai adalah laba dan rugi perusahaan, kinerja
operasi jasa kepelabuhanan, kesiapan fasilitas
dan peralatan pelabuhan, mutu pelayanan jasa
perusahaan, kepuasan pelanggan jasa perusahaan,
produktivitas pegawai dan ketetapan pelaporan
usaha.
Hasil kuesioner menunjukkan 85% responden
menyatakan bahwa pejabat yang ditempatkan
oleh Direksi telah sesuai dengan kualikasi dan
kompetensi.
b) Peran Direksi dalam perencanaan perusahaan
telah dilaksanakan, dalam praktik sebagai
berikut :
(1) Direksi telah menyerahkan Rencana Jangka
Panjang Perusahaan (RJPP) Tahun 2009-2013
kepada Komisaris dan Pemegang Saham. RJPP
tersebut telah memuat :
(a) Evaluasi pelaksanaan RJPP sebelumnya.
(b) Posisi perusahaan saat ini yaitu berada pada
kuadran II dengan posisi (2,81; 3,30) yang
dapat diartikan: kondisi internal perusahaan
relative masih mempunyai kelemahan
namun dari kondisi eksternal maka
perusahaan masih mempunyai peluang
Indonesia Port Corporation III

yang cukup untuk mendukung eksistensi


usaha serta upaya pengembangan usaha
di masa mendatang (analisis SWOT )
(c) Asumsi yang dipakai dalam penyusunan
RJPP yaitu: asumsi ekonomi makro,
pertumbuhan pendapatan dan biaya,
proyeksi arus kas dan pinjaman, pembagian
laba, proyeksi neraca, asumsi bersifat
kualitatif
(d) menetapkan sasaran, strategi, kebijakan
dan program kerja RJPP.
Sasaran yang ditetapkan meliputi:
(i) keberlangsungan
pertumbuhan
perusahaan dan peningkatan kualitas
pelayanan
serta
penguatan
posisi
persaingan perusahaan;
(ii) Terwujudnya organisasi yang sesuai dengan
fungsi operator terminal pelabuhan.
Strategi :
(i) Pengembangan
terminal
petikemas,
terminal curah kering, terminal curah cair,
terminal multipurpose;
(ii) Pembentukan SBU di bidang peralatan,
trucking, IT, bungkering BBM dan usaha lain
yang terkait dengan usaha logistik;
(iii) Rekongurasi dan redesign organisasi pada
beberapa cabang pelabuhan.
Kebijakan yang ditetapkan meliputi :
(i) Kebijakan
pembiayaan
keuangan
perusahaan;
(ii) Kebijakan parenting (pembinaan kantor
pusat atas unit bisnis/cabang pelabuhan).
(2) Direksi telah menyusun RKAP yang merupakan
penjabaran dari RJPP.
(3) Direksi telah menyerahkan RKAP kepada
Komisaris dan Pemegang Saham yang memuat
sekurang-kurangnya hal-hal yang diatur dalam
ketentuan, yaitu antara lain :
(a) Rencana kerja yang dirinci atas misi, sasaran,
strategi, kebijakan dan program kerja.
(b) Direksi menyerahkan RKAP kepada
Komisaris/Pemagang Saham yang memuat
sekurang-kurangnya hal-hal yang diatur
dalam ketentuan anggaran perusahaan
yang dirinci atas setiap program kegiatan.
(c) Proyeksi keuangan perusahaan.
Lapor an T ahunan 2009

29

(d) Hal lain yang memerlukan keputusan


RUPS.
(4) Direksi
menetapkan
kebijakan-kebijakan
operasional dan standard operasional baku
untuk menjalankan rencana-rencana aksi guna
menerapkan strategi perusahaan
Kebijakan operasional dan standar operasional
baku yang ditetapkan antara lain : Sistem
Satu Atap Pelayanan Kapal dan Barang
(PPSA), Sistem dan Prosedur Operasional
Pelayanan Jasa Kapal dan B/M Barang, Sistem
dan Prosedur Perencanaan dan Penetapan
Pelayanan Kapal dan B/M Barang melalui PPSA,
Sistem dan Prosedur Pelayanan Curah Kering di
Terminal Batubara dan lain lain. Hasil kuesioner
menunjukkan bahwa
98% responden
menyatakan Direksi telah menetapkan
kebijakan dan standar operasional baku yang
memadai untuk menjalankan aksi, dengan
tingkat kecukupan mencapai 85%.
(5) Direksi mengidentikasi setiap peluang bisnis.
Identikasi peluang bisnis dan resiko yang
dilakukan meliputi :
(a) Rencana kerjasama pembangunan dan
pengoperasian dermaga (jetty) curah cair di
Terminal Nilam Utara di Pelabuhan Tanjung
Perak Surabaya.
(b) Rencana
pembangunan
konversi
terminal konvensional menjadi terminal
multipurpose di Nilam Timur di Pelabuhan
Tanjung Perak Surabaya.
(c) Rencana kerjasama pelayanan jasa peti
kemas Jogja Inland Port (dry port) di
Kabupaten Bantul DIY.
(d) Rencana
pengembangan
pelabuhan
Benoa.
(e) Rencana kerjasama pengelolaan air bersih
dan limbah cair di Pelabuhan Benoa-Bali.
(f) Rencana
kerjasama
pengoperasian
kegiatan Ship to Ship Terminal di Lokasi
Perairan Taboneo Banjarmasin.
(g) Rencana pengembangan Terminal Batubara
di Lokasi Marabahan Banjarmasin.
(h) Rencana
pengembangan
kerjasama
pengembangan,
pembangunan
dan
pengoperasian Pelabuhan Mekar Putih
Propvinsi Kalimantan Selatan.
(6) Direksi memiliki rencana suksesi bagi manajer/

30

Laporan Tahunan 2009

pejabat kunci (key managers) korporasi dengan


dasar yang dapat dipertanggungjawabkan dan
melaporkannya ke Komisaris.
Sebagai dasar penetapan rencana suksesi
pejabat kunci didasarkan pada pola karir yang
dibakukan, yaitu terdapat pada Perjanjian Kerja
Sama antara PT Pelindo III (Persero) dengan
Serikat Pegawai Pelindo Nomor :HK.0501/5.1/
P.III-2007, Nomor : 132.A/DPP.SPPI.III/XII2007 tanggal 12 Desember 2007; Keputusan
Direksi PT Pelabuhan Indonesia III (Persero)
Nomor : Kep.23/KP.1.01/P.III-2000 tanggal 19
Juli 2000 tentang Pembinaan Karir Pegawai
PT.Pelabuhan Indonesia III (Persero); Keputusan
Direksi PT.Pelindo III (Persero) Nomor : Kep.9.1/
KP.1.01/P.III-2002 tanggal 2 Mei 2002 tentang
Penyempurnaan Pasal 5 Keputusan Direksi PT
Pelindo III (Persero) Nomor : Kep.23/KP.1.01/P.III2000 tanggal 19 Juli 2000 tentang Pembinaan
Karir Pegawai PT Pelabuhan Indonesia III
(Persero).
Perusahaan telah memiliki list/daftar kompetensi
karyawan berdasarkan assessment kompetensi
yang dilakukan bekerjasama dengan Dinas Psikologi
Angkatan Laut. Rencana suksesi telah disampaikan
kepada Komisaris dalam rapat Komisaris dan
Direksi.
c) Peran Direksi dalam pemenuhan target kinerja
perusahaan :
Dalam praktek yang telah dilakukan sebagai
berikut:
(1) Direksi menetapkan sistem pengukuran kinerja
perusahaan.
Perusahaan telah memiliki indikator kinerja
yang mengukur capaian strategi yang telah
ditetapkan, berupa kontrak manajemen tahun
2009 yang ditandatangani bersama antara
Pemegang Saham, Komisaris dan Direksi.
Indikator kinerja yang ditetapkan tersebut telah
berimbang antara indikator kinerja keuangan
dan non keuangan.
(2) Direksi menetapkan indikator kinerja sampai
tingkat unit kerja.
Perusahaan telah menetapkan Key Perfomance
Indicators (KPI) corporate, indikator kinerja
tingkat unit kerja ditetapkan melalui Kontrak
Manajemen antara Direksi dengan General
Manajer/pimpinan unit kerja yang pada
dasarnya merupakan ketetapan kinerja yang
PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

harus dicapai unit kerja/cabang-cabang.


Indikator kinerja yang ditetapkan tersebut
telah mendukung pencapaian sasaran strategis
perusahaan.
Direksi melakukan analisis terhadap capaian
kinerja perusahaan.
Dalam dokumen KPI taksasi tahun 2009,
Perusahaan telah melakukan pengukuran
realisasi/capaian
kinerjanya
dan
telah
melakukan identikasi penyebab gap-gap yang
ada, walau masih perlu dilakukan analisis secara
komprehensif, yaitu dengan menambah ulasan
mengenai implikasi operasional dan strategis
dan alternatif saran untuk mengurangi/
menghilangkan penyebab tersebut.
Direksi mengambil keputusan melalui analisis
yang memadai.
Hal ini terlihat diantaranya dalam risalah
rapat tentang peduli bencana dan perubahan
terhadap peraturan dana pensiun tanggal
6 oktober 2009 yang dihadiri oleh Diektur
Utama, Direktur Operasi dan Tehnik, Direktur
Keuangan serta Direktur Personalia dan Umum
terlihat adanya data-data yang mendukung
dalam pengambilan keputusan perubahan
pengelolaan penyediaan dana jaminan paska
kerja.
Direksi menerapkan sistem tentang teknologi
informasi sesuai dengan kebijakan yang telah
ditetapkan.
Perusahaan telah memiliki Master Plan
penerapan Informasi Tehnologi (IT), dan
telah dilaksanakannya, sehingga menunjang
pelaksanaan administrasi dan operasional
pelayanan di pelabuhan, walaupun laporan
perkembangan pencapaian penerapan IT
dibanding master plannya belum disusun.
Direksi melaksanakan sistem peningkatan
mutu produk dan pelayanan yang terlihat
pada praktek perusahaan menerapkan sistem
pengendalian mutu produk dan layanan
dengan sistem ISO. Tiap tahun pelaksanaan/
implementasinya telah dilakukan audit oleh
pihak eksternal. Untuk tahun 2009 temuan
audit ISO 9001:200 sebanyak 94 temuan dan
ISO 14001:2004 sebanyak 27 temuan.
Direksi melaksanakan pengadaan barang dan
jasa sesuai aturan yang berlaku.
Laporan Pengadaan Barang dan Jasa Tahun
2009 telah dibuat dengan Nota Dinas Nomor

Indonesia Port Corporation III

: 05/PBJ/I-2010 tanggal 12 Januari 2010 yang


ditandatangani Kepala Biro Pengadaan Barang
dan Jasa. Audit terhadap pengadaan barang
dan jasa dilakukan oleh Satuan Pengawasan
Intern pada saat melakukan audit unit kerja.
SPI belum melakukan audit tersendiri terhadap
pengadaan barang dan Jasa serta masih perlu
melakukan reviu terhadap sistem pengendalian
intern pada sistem pengadaan barang dan
Jasa.
d) Kontrol terhadap
implementasi rencana
kebijakan perusahaan :
Direksi telah melakukan upaya melakukan kontrol
terhadap
implementasi
rencana
kebijakan
perusahaan, yaitu dengan :
(1) Direksi melaporkan pelaksanaan sistem
manajemen kinerja kepada Komisaris.
PT Pelindo III (Persero) telah memiliki dan
menerapkan sistem manajemen kinerja, yaitu
visi, misi dan tujuan perusahaan telah ditetapkan.
PT Pelindo III (Persero) juga telah menetapkan
target kinerja jangka panjang yang tercantum
dalam RJPP. Untuk target kinerja jangka pendek
tiap tahun ditetapkan dalam KPI Corporate
yang telah dijabarkan dalam target kinerja
unit yang tertuang dalam kontrak manajemen
antara Direksi dengan pimpinan unit (General
Manajer), cascading ke dalam KPI Individu baru
dilakukan pada cabang kelas satu. Mekanisme
pengukuran kinerja telah dilaksanakan pada
masing-masing unit kerja, sehingga tiap
periodik dapat dilaporkan capaian kinerjanya,
tiap tahun Perusahaan telah menyusun
laporan KPI Corporate dan telah dilakukan
evaluasi oleh pihak ekstern yang hasilnya
digunakan untuk penyusunan perencanaan
kinerja tahun berikutnya. Walaupun demikian
upaya penyempurnaan perlu dilakukan karena
pada dasarnya manajemen kinerja merupakan
suatu proses pengelolaan kinerja organisasi
untuk mencapai tujuan yang ditetapkan
secara berjenjang antara Direksi dan Komisaris
dengan Pemilik Modal, antara pimpinan unit
kerja dengan Direksi, dan seterusnya hingga
pada level karyawan/pelaksana.
(2) Direksi menindak lanjuti hasil pemeriksaan
baik SPI maupun auditor eksternal.
Tindak lanjut hasil pemeriksaan SPI dan auditor
eksternal telah dilakukan oleh unit kerja, jika
Lapor an T ahunan 2009

31

terdapat rekomendasi yang berhubungan


dengan Direksi, maka tindak lanjut tetap
menjadi tanggung jawab unit kerja yang
bersangkutan. Terdapat dari 151 temuan
hasil pemeriksaan tahun 2009 yang telah
ditindaklanjuti sebanyak 37 temuan dan 114
temuan masih dalam proses penyelesaian.
Perkembangan tindak lanjut hasil pemeriksaan
telah disampaikan kepada Komisaris melalui
Komite Audit dalam forum rapat rutin yang
diantaranya membahas hasil audit dan tindak
lanjut hasil temuan Satuan Pengawasan Intern.
e) Tindakan Direksi terhadap (potensi) benturan
kepentingan :
Tindakan Direksi yang telah dilakukan terhadap
potensi benturan kepentingan antara lain dengan :
(1) Menerapkan kebijakan penanganan benturan
kepentingan mengacu pada Bab II Peraturan
Direksi PT Pelindo III (Persero) Nomor : PER.01/
PM.01/PIII-210 tentang Pedoman Etika dan
Perilaku (Code of Conduct) di lingkungan
PT.Pelabuhan Indonesia III (Persero), dan
melaksanakan dengan konsisten.
(2) Direksi telahz menandatangani pernyataan
tidak memiliki benturan kepentingan.
Surat pernyataan Direksi tidak memiliki
benturan kepentingan antara kepentingan
pribadi/keluarga, jabatan lain, atau golongan
dengan kepentingan perusahan telah dibuat
dan diperbaharui setiap tahun, yaitu Direktur
Utama dengan surat pernyataan Nomor
: HK.01/02/P.III-2009, Direktur Komersiil
dan Pengembangan Usaha dengan Surat
Pernyataan Nomor : HK.01/06/P.III-2009, Direktur
Operasi dan Tehnik Surat Pernyataan Nomor :
HK.01/03/PIII-2009, Direktur Keuangan dengan
Surat Pernyataan Nomor : HK.01/04/P.III-2009,
Direktur Personalia dan Umum dengan Surat
Pernyataan Nomor : HK.01/05/P.III-2009.
(3) Menetapkan mekanisme untuk mencegah
pengambilan keuntungan pribadi bagi Direksi
dan Senior Manajer, yaitu dalam Code of
Conduct telah diatur untuk mencegah benturan
kepentingan dalam pengadaan, maka insan PT
Pelindo III (Persero) tidak boleh terlibat dalam
kegiatan pengadaan bila yang bersangkutan
dan keluarganya memiliki saham/kepentingan
nansial dalam perusahaan rekanan dan
adanya pengungkapan kepemilikan saham

32

Laporan Tahunan 2009

oleh Komisaris, Direksi beserta keluarga.


Hasil kuesioner terhadap jajaran SPI, Sekretaris
Perusahaan, Senior Manajer, Asisten Senior Manajer,
General Manajer, Manajer dan Asisten Manajer
sebanyak 89,69% menyatakan Direksi telah
cukup menetapkan mekanisme untuk mencegah
pengambilan keuntungan pribadi bagi Direksi,
Senior Manajer, General Manajer dan Manajer.
f) Keterbukaan informasi :
Upaya yang telah dilakukan diantaranya Direksi
telah melaporkan informasi-informasi yang relevan
kepada Pemegang Saham dan Komisaris, berupa
laporan manajemen triwulanan dan tahunan, serta
laporan tahunan (annual report) 2008.
g) Pelaksanaan pertemuan rutin :
(1) Anggota Direksi hadir pada rapat Komisaris
dengan Direksi maupun rapat Direksi.
Jumlah rapat dan kehadiran Direksi telah
memadai, yaitu selama tahun 2009 dilakukan
16 kali rapat dengan dihadiri seluruh Anggota
Direksi.
(2) Direksi menetapkan tata tertib rapat Direksi
dan melaksanakannya.
Tata tertib rapat direksi tercantum dalam
Pedoman GCG Bagian III Proses Corporate
Governance Bagian H Nomor 3 Rapat Direksi,
dan sesuai PP Nomor 40 tahun 2007 Pasal
33-37, yang berbunyi antara lain : Pasal 33 (3)
Dalam setiap rapat Direksi harus dibuat risalah
rapat yang ditandatangani oleh ketua rapat
Direksi dan oleh salah seorang anggota Direksi
yang ditunjuk oleh dan dari antara mereka
yang hadir, yang berisi hal-hal yang dibicarakan
dan
diputuskan
termasuk
pernyataan
ketidaksetujuan anggota Direksi.
Dari risalah rapat yang ada terlihat bahwa
Direksi telah melaksanakan tata tertib dalam
setiap rapat.
(3) Dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari
terhitung sejak tanggal pengiriman risalah
rapat, setiap anggota Direksi yang hadir dan/
atau diwakili dalam rapat menyampaikan
persetujuan atau keberatannya dan/atau usul
perbaikannya atas risalah rapat. Ketentuan
tersebut telah dilaksanakan, yaitu persetujuan
hasil keputusan rapat langsung pada tanggal
rapat diadakan. Hal ini terlihat dari adanya
tanda tangan seluruh Direksi yang menyetujui
PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero)

hasil keputusan rapat yang tertuang dalam


risalah rapat.
2) Indikator pada aspek penerapan GCG oleh Direksi
yang penerapannya masih memerlukan perbaikan/
penyempurnaan, terinci sebagai berikut :
a) Kesempatan pembelajaran bagi Direksi.
Penerapan kesempatan pembelajaran bagi Direksi
yang belum sepenuhnya sesuai dengan best
practices adalah sebagai berikut :
(1) Program pengenalan belum sepenuhnya
dilaksanakan bagi anggota Direksi yang baru.
Pedoman pengenalan bagi Direksi terdapat
pada Pedoman Tata Kelola Perusahaan (Code
of CG) perusahaan. Program pengenalan
dilaksanakan, namun tidak terstruktur. Hal
ini disimpulkan dari hasil kuesioner Direktur
Utama dan Direktur Operasi dan Tehnik yang
menyatakan bahwa program pengenalan
telah dilaksanakan tetapi tidak terdapat
dokumenentasi dari kegiatan tersebut.
(2) Perusahaan belum menyediakan program
pengembangan (knowledge dan skill) bagi
Direksi.
Di RKAP 2009, belum terlihat kebijakan
maupun rencana perusahaan tentang program
pengembangan (knowledge dan skill) bagi
Direksi, walaupun telah melaksanakannya
melalui workshop atau seminar yang tidak
direncanakan sebelumnya antara lain :
(a) Seminar Nasional Pengendalian Biaya Kesehatan
Karyawan BUMN dan Swasta (Employee Health
Cost Control) tanggal 15-16 Desember 2009 di
Hotel Melia, Nusa Dua Bali a.n. A. Edy Hidayat N.
(Direktur Personalia dan Umum).
(b) Seminar assessment GCG pada BUMN di
Bali a.n. Husein Latief (Direktur Komersial dan
Pengembangan Usaha)
(c) Workshop mendesain struktur gaji tanggal 24-25
Nopember 2009 a.n. A. Edy Hidayat N. (Direktur
Personalia dan Umum).
Terkait dengan penerapan GCG yang belum
sepenuhnya sesuai dengan best practices tersebut,
direkomendasikan kepada Direksi agar :
(1) Melaksanakan program pengenalan pada
setiap anggota Direksi yang baru dengan lebih
terstruktur.
(2) Menyusun program pengembangan bagi
Direksi dan menetapkan dalam RKAP.
Indonesia Port Corporation III

b) Peran Direksi dalam pemenuhan target kinerja


perusahaan.
Penerapan peran Direksi dalam pemenuhan target
kinerja perusahaan yang belum sepenuhnya sesuai
dengan best practices adalah sebagai berikut :
(1) Direksi belum memberi asersi mengenai
penerapan pengendalian internal secara
efektif.
Dalam laporan tahunan maupun laporan
manajemen dan dokumen lain tidak dijumpai
adanya asersi Direksi terhadap pengendalian
internal. Seharusnya tiap tahun Direksi memberi
asersi mengenai penerapan pengendalian
internal secara efektif berdasar hasil riviu Sistem
Pengendalian Internal oleh Satuan Pengawas
Intern.
(2) Direksi
belum menerapkan manajemen
risiko sesuai dengan kebijakan yang telah
ditetapkan.
Kebijakan Manajemen Risiko tertuang dalam
Peraturan Direksi PT Pelindo III (Persero) Nomor
: Per.11/PS.0503/P.III-2007 tanggal 9 Juli 2007
tentang Kebijakan dan Sistem Manajemen
Risiko Korporat di Lingkungan PT (Persero)
Pelindo III. Dalam penerapannya, identikasi
risiko dan pembuatan peta risiko dilakukan
hanya pada kategori usaha, operasional dan
asset pada Kantor Pusat, Pelabuhan Tanjung
Perak, Pelabuhan Tanjung Emas, Terminal Peti
Kemas Semarang, Pelabuhan Tanjung Intan,
Pelabuhan Banjarmasin dan Unit Perkapalan.
Seharusnya identikasi dan pembuatan
peta risiko disusun pada seluruh unit kerja
perusahaan dan dengan kategori identikasi
risiko sesuai kebijakan yang meliputi : Risiko
Bisnis, Risiko Operasional, Risiko Keuangan,
Risiko SDM, Risiko Asset, Risiko Properti, Risiko
Teknis dan Teknologi, Risiko Legal, Risiko
Stratejik, Risiko Keselamatan, Keamanan dan
Lingkungan (K2L) dan Risiko Reputasi.
Terkait dengan penerapan GCG yang belum
sepenuhnya sesuai dengan best practices tersebut,
direkomendasikan kepada Direksi agar :
(1) Memberi
asersi
mengenai
penerapan
pengendalian internal secara efektif, yang
didasarkan hasil reviu oleh Satuan Pengawasan
Intern atau pihak luar yang kompeten.
(2) Meningkatkan penerapkan manajemen risiko
sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan,
Lapor an T ahunan 2009

33

yaitu dengan menerapkannya pada seluruh


unit kerja dan mencakup kategori identikasi
risiko sesuai kebijakan yang meliputi : Risiko
Bisnis, Risiko Operasional, Risiko Keuangan,
Risiko SDM, Risiko Asset, Risiko Properti, Risiko
Teknis dan Teknologi, Risiko Legal, Risiko
Stratejik, Risiko Keselamatan, Keamanan dan
Lingkungan (K2L), dan Risiko Reputasi.
c) Kontrol terhadap implementasi rencana
kebijakan perusahaan.
Penerapan kontrol Direksi terhadap implementasi
rencana kebijakan perusahaan yang belum
sepenuhnya sesuai dengan best practices adalah
sebagai berikut :
(1) Direksi belum melaporkan pelaksanaan
manajemen risiko kepada Komisaris
(2) Laporan pelaksanaan sistem teknologi
informasi kepada Komisaris belum cukup
memadai, yaitu:
Direksi melaporkan pelaksanaan teknologi
informasi kepada Komisaris melalui Laporan
Manajemen Triwulan III, namun hanya berupa
perbandingan antara rencana kerja dan
realisasi/taksasi. Tidak terdapat laporan khusus
tentang pelaksanaan IT yang minimal meliputi:
(a) Persentase penggunaan kapasitas.
(b) Pelaksanaan
pengembangan
sesuai
dengan strategi tahunan,lingkungan dan
target yang ditetapkan.
(c) Pelaksanaan sistem SDM untuk mendukung
teknologi informasi, seperti : program
pengembangan kapasitas SDM sesuai
database.
(d) Teknologi informasi pendukung.
Terkait dengan penerapan GCG yang belum
sepenuhnya sesuai dengan best practices tersebut,
direkomendasikan kepada Direksi agar :
(1) Melaporkan pelaksanaan manajemen risiko
kepada Komisaris.
(2) Membuat laporan khusus tentang pelaksanaan
teknologi informasi yang minimal meliputi :
(a) Persentase penggunaan kapasitas;
(b) Pelaksanaan pengembangan sesuai dengan
strategi tahunan,lingkungan, dan target yang
ditetapkan;
(c) Pelaksanaan sistem SDM untuk mendukung
teknologi
informasi,
seperti;
program

34

Laporan Tahunan 2009

pengembangan
kapasitas
SDM
database;
(d) Teknologi informasi pendukung;
dan mengirimkannya ke Komisaris.

sesuai

d) Keterbukaan informasi.
Penerapan keterbukaan informasi yang belum
sepenuhnya sesuai dengan best practices adalah:
(1) Direksi belum sepenuhnya menyampaikan
informasi-informasi yang relevan kepada
stakeholders lainnya.
Dalam rangka penyampaian informasi
perusahaan kepada stakeholder lainnya PT
Pelindo III (Persero) telah menggunakan media
situs www.bumn-ri.com dan www.pp3.co.id,
namun informasi yang telah disampaikan
belum memuat data mengenai supplier dan
rekanan, RKAP dan belum memperbaharui
Laporan Kinerja Finansialnya. Hal ini belum
sesuai dengan SE Menteri BUMN Nomor :
SE-03/MBU/2005 tanggal 20 Mei 2005 hal
kelengkapan data BUMN di web presence
www.bumn-ri.com.
(2) Direksi belum memberikan perlakukan yang
sama (fairness) dalam memberikan informasi
kepada Pemegang Saham, Komisaris dan
stakeholders lainnya. Hal ini ditunjukkan
dengan belum lengkapnya dan tidak
diperbaharuinya informasi perusahaan dalam
Website Perusahaan sebagaimana diuraikan di
atas.
Terkait dengan penerapan GCG yang belum
sepenuhnya sesuai dengan best practices tersebut,
direkomendasikan kepada Direksi agar :
(1) Melengkapi informasi tentang perusahaan
yang telah disampaikan dalam website dengan
memuat data mengenai supplier dan rekanan,
RKAP, serta memperbaharui informasi laporan
kinerja nansialnya, sesuai dengan SE Menteri
BUMN Nomor : SE-03/MBU/2005 tanggal 20
Mei 2005 hal kelengkapan data BUMN di web
presence www.bumn-ri.com.
(2) Memberikan perlakukan yang sama (fairness)
dalam
memberikan
informasi
kepada
Pemegang Saham, Komisaris dan stakeholders
lainnya.
e) Pelaksanaan pertemuan rutin.
Penerapan pelaksanaan pertemuan rutin Direksi
yang belum sepenuhnya sesuai dengan best
PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero)

practices adalah :
(1) Belum seluruh risalah rapat Direksi
mencantumkan dinamika rapat.
(2) Direksi belum melakukan evaluasi terhadap
pelaksanaan keputusan hasil rapat sebelumnya
yang ditunjukkan dalam risalah rapat.
Terkait dengan penerapan GCG yang belum
sepenuhnya sesuai dengan best practices tersebut,
direkomendasikan kepada Direksi agar :
(1) Mencantumkan dinamika rapat dalam seluruh
risalah rapat Direksi.
(2) Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan
keputusan hasil rapat sebelumnya yang
ditunjukkan dalam risalah rapat.

latar belakang pendidikan sesuai kualikasi


yang telah mengikuti diklat-diklat Audit
Operasional, Dasar-dasar Audit, Audit Intern,
EDP Audit, Audit Kecurangan, dan lain lain.
Dari hasil kuesioner Direksi pada umumnya
berpendapat positif atas kualitas personil SPI
dinilai cukup baik.
(3) SPI memiliki pedoman audit, mekanisme kerja
dan supervisi di dalam organisasi SPI yang
dituangkan dalam Keputusan Direksi Nomor
: KEP.21/PW-01/P.III-2005 tanggal 11 Oktober
2005 tentang Pelaksanaan Pengawasan Intern
di Lingkungan PT Pelindo III (Persero). Dari hasil
kuesioner, pedoman audit, mekanisme kerja
dan supervisi tersebut telah memadai.

d. SPI (Satuan Pengawasan Intern)


Aspek governance yang terkait dengan penerapan
GCG oleh SPI dinilai berdasarkan 3 (tiga) indikator
yang mencerminkan compliance dan best practices
penerapan GCG. Indikator yang terkait dengan aspek
penerapan GCG oleh SPI adalah (i) Ketersediaan
informasi perusahaan kepada
Stakeholders; (ii)
Kemudahan akses Stakeholders terhadap kebijakan dan
praktik GCG dan (iii) Kelengkapan penyajian Laporan
Tahunan.
Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan terhadap
penerapan ketiga indikator dengan 9 (sembilan)
parameter, dapat disimpulkan bahwa penerapan
ketiga indikator tersebut mencapai skor 2,60 dari skor
maksimal 3 atau 86,53%.
Tingkat pemenuhan untuk masing-masing indikator
dapat dijelaskan sebagai berikut :
1) Indikator pada aspek penerapan GCG oleh SPI yang
tingkat pemenuhannya sudah baik, nampak dalam
pelaksanaan praktik sebagai berikut :
a) SPI dilengkapi dengan faktor-faktor pendukung
keberhasilan pelaksanaan tugasnya.
(1) Posisi SPI di dalam struktur organisasi berada
langsung di bawah Direktur Utama. SPI telah
mempunyai kewenangan yang cukup untuk
menjalankan tugasnya serta memiliki akses
komunikasi yang memadai dengan Direksi dan
jajaran manajemen serta dengan Komisaris
atau Komite Audit.
(2) Kualitas personil yang ditugaskan di SPI sesuai
dengan kebutuhan untuk pelaksanaan tugas
SPI. Hal ini terlihat dari Kepala SPI memiliki
latar belakang pendidikan S 1 Akuntansi dan
pelatihan-pelatihan audit, personil SPI memiliki
Indonesia Port Corporation III

b) SPI menjalankan perannya sebagai pengawas


dan evaluator antara lain :
(1) SPI melaksanakan audit sesuai program
kerja tahunan yang sudah ditetapkan
meliputi kegiatan audit kepatuhan, esiensi
dan efektitas, serta mendeteksi indikasi
kecurangan seperti telah dilaporkan dalam
laporan SPI tahun 2009.
(2) SPI telah melaporkan pelaksanaan tugasnya
kepada Direktur Utama dengan tembusan
kepada Komite Audit. Pelaporan hasil kegiatan
SPI kepada Komisaris melalui Komite Audit
dilaksanakan dalam rapat koordinasi antara
SPI dan Komite audit yang membahas temuan
hasil audit SPI.
(3) SPI telah memantau pelaksanaan tindak lanjut
yang dituangkan dalam hasil monitoring
tindak lanjut temuan hasil audit SPI serta telah
menilai kecukupan pelaksanaan tindak lanjut
dalam laporan hasil audit dengan menguraikan
temuan atas audit yang lalu.

c) SPI menjalankan perannya sebagai mitra


strategis (strategic partner) manajemen.
Hal ini terlihat pada praktek SPI memberikan
masukan tentang upaya pencapaian strategi
bisnis perusahaan yang ditunjukkan dalam
laporan audit terpadu telah terdapat rekomendasi
perbaikan terhadap kegiatan operasional yang
merupakan hasil dari evaluasi/penilaian terhadap
tujuan program dan kegiatan operasional sejalan
dengan tujuan organisasi dan dari hasil kuesioner
menunjukkan hal yang sama.
Lapor an T ahunan 2009

35

2) Indikator pada aspek penerapan GCG oleh SPI


yang penerapannya masih memerlukan perbaikan/
penyempurnaan, terinci sebagai berikut :
a) SPI menjalankan perannya sebagai pengawas
dan evaluator.
Penerapan peran SPI sebagai pengawas dan
evaluator yang belum sepenuhnya sesuai dengan
best practices, SPI belum melaksanakan kegiatankegiatan pengujian keandalan sistem pengendalian
internal korporasi, yang ditunjukkan dengan
belum adanya laporan hasil riviu keandalan sistem
pengendalian intern perusahaan. Dalam LHA yang
diterbitkan tidak terlihat adanya evaluasi kecukupan
dan efektivitas sistem pengendalian intern, walau
hasil kuesioner 84% responden menyatakan SPI
telah memberi masukan perbaikan pengendalian
intern.
Terkait dengan penerapan GCG yang belum
sepenuhnya sesuai dengan best practices tersebut,
direkomendasikan agar :
SPI melakukan pengujian keandalan pengendalian
intern dan menuangkan hasilnya dalam laporan
tersendiri ataupun dalam LHA rutin yang
dilaksanakan.
b) SPI belum sepenuhnya menjalankan peran
sebagai mitra strategis (strategic partner)
manajemen,
yaitu belum adanya Laporan yang menunjukkan
adanya evaluasi terhadap manajemen resiko dan
penilaian efektivitas manajemen resiko.
Terkait dengan hal ini kami rekomendasikan kepada
Direksi untuk memerintahkan SPI melakukan
evaluasi terhadap manajemen resiko dan menilai
efektivitasnya, serta melaporkan hasilnya kepada
Direksi.

e. Sekretaris Perusahaan
Aspek governance yang terkait dengan penerapan GCG
oleh Sekretaris Perusahaan dinilai berdasarkan 2 (dua)
indikator yang mencerminkan compliance dan best
practices penerapan GCG. Indikator yang terkait dengan
aspek penerapan GCG oleh Sekretaris Perusahaan
adalah (i) Sekretaris Perusahaan dilengkapi dengan
faktor-faktor pendukung keberhasilan pelaksanaan
tugasnya; (ii) Sekretaris Perusahaan menjalankan
fungsinya.
Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan terhadap
penerapan kedua indikator dengan 6 (enam) parameter,

36

Laporan Tahunan 2009

dapat disimpulkan bahwa penerapan kedua indikator


tersebut mencapai skor 2,72 dari skor maksimal 3 atau
90,67%.
Tingkat pemenuhan untuk masing-masing indikator
dapat dijelaskan sebagai berikut :
1) Indikator pada aspek penerapan GCG oleh Sekretaris
Perusahaan yang tingkat pemenuhannya sudah
baik, nampak dalam pelaksanaan praktik sebagai
berikut :
a) Sekretaris Perusahaan dilengkapi dengan
faktor-faktor
pendukung
keberhasilan
pelaksanaan tugasnya.
(1) Sekretaris Perusahaan memiliki kualikasi yang
memadai, baik kualikasi akademik maupun
pengalaman di bidang yang relevan.
(2) Struktur organisasi Sekretaris Perusahaan
sesuai dengan kebutuhan untuk pelaksanaan
tugasnya, yang terlihat pada kondisi posisi
Sekretaris
Perusahaan
dalam
Struktur
Organisasi berada di bawah Direksi. Uraian
tugas telah mencakup fungsi sebagai pejabat
penghubung dan komunikasi, yaitu sebagai
pelaksanaan program kerja di bidang humas
dan
hubungan
internasional
termasuk
pembentukan citra perusahaan yang positif,
pelaksanaan seleksi dan rekomendasi jenis
informasi perusahaan yang relevan bagi
mass media termasuk kegiatan press release,
sebagai penghubung kepentingan dinas anak
perusahaan dengan perusahaan induk untuk
kelancaran pelaksanaan tugas dan mewakili
Direksi dalam tugas tugas pertemuan dengan
lembaga/instansi terkait.
b) Sekretaris Perusahaan menjalankan fungsinya.
(1) Sekretaris Perusahaan memberikan informasi
yang materil dan relevan kepada stakeholders,
yaitu
dengan
menyampaikan
laporan
manajemen disampaikan kepada Pemegang
Saham dan Komisaris, serta laporan tahunan
(annual report) 2008 telah diterbitkan dan
disampaikan ke Pemegang Saham dan
Komisaris oleh Kantor Perwakilan Jakarta
sesuai surat pengantar Nomor : TR.0101/34.1/
P.III-2009, serta kepada Stakeholders lainya
melalui media ketika mengikuti pameran.
(2) Sekretaris Perusahaan menjalankan tugas
sebagai pejabat penghubung, yaitu telah
mengkoordinasikan rapat Direksi, rapat Direksi
PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero)

dengan Dewan Komisaris, RUPS dan kegiatan


lain dengan Stakeholder melalui membuat
dan mengirim undangan , penyelenggara
pelaksanaan rapat dan membuat risalah rapat.
(3) Sekretaris perusahaan menjalankan fungsi
pelaksanaan dan pendokumentasian RUPS
dan rapat Direksi, yaitu telah menatausahakan
serta menyimpan dokumen perusahaan seperti
Daftar Pemilik Modal, Daftar Khusus dan Risalah
Rapat Direksi maupun RUPS

a) Korporasi telah menyediakan media untuk


mengkomunikaskan Pedoman Perilaku kepada
Stakeholders di luar perusahaan (pelanggan,
pemasok, mitra bisnis), yaitu melalui
pencantuman dalam website perusahaan
htpp//:www.p3.co.id.
b) Perusahaan menyediakan media yang tepat
untuk pengungkapan informasi terkait
penerapan GCG bagi Stakeholders, yaitu melalui
majalah Dermaga dan website perusahaan
htpp//:www.pp3.co.id.

2) Indikator pada aspek penerapan GCG oleh


Sekretaris Perusahaan yang penerapannya masih
memerlukan perbaikan/penyempurnaan, terinci
sebagai berikut:
Sekretaris Perusahaan belum sepenuhnya menjalankan
fungsinya, yaitu Sekretaris Perusahaan belum
melaporkan pelaksanaan tugasnya kepada Direksi
secara berkala.
Terkait dengan penerapan GCG yang belum
sepenuhnya sesuai dengan best practices tersebut,
kami rekomendasikan agar Sekretaris Perusahaan
secara berkala melaporkan pelaksanaan tugasnya
kepada Direksi.

2) Kelengkapan penyajian laporan tahunan.


Laporan Tahunan 2008 telah menyajikan upaya
penerapan praktik GCG di lingkungan perusahaan,
yaitu :
a) Visi dan Misi perusahaan.
b) Komposisi Pemegang Saham.
c) Prol Komisaris dan Direksi.
d) Uraian mengenai organ pendukung.
e) Upaya ikut menjaga keseimbangan sosial dan
lingkungan.
f) Prol umum dan gambaran singkat
perusahaan.
g) Sistim Manajemen Risiko.
h) Laporan keuangan audited.
i) Kinerja perusahaan.
j) Uraian mengenai jaminan perusahaan atas hak
Stakeholders.
k) Hasil assessment oleh pihak independen.

4. Aspek Pengungkapan Informasi


(Disclosure)

Penerapan GCG pada aspek pengungkapan informasi


(disclosure) diukur dengan menggunakan 3 (tiga)
indikator yang pemenuhannya mencerminkan best
practices penerapan GCG. Ketiga indikator tersebut
adalah : (i) Ketersediaan informasi perusahaan kepada
Stakeholders; (ii) Kemudahan akses Stakeholders
terhadap kebijakan dan praktik GCG dan (iii)
Kelengkapan penyajian laporan tahunan.
Berdasarkan hasil assessment yang dilakukan terhadap
penerapan ketiga indikator dengan 9 parameter,
dapat disimpulkan bahwa penerapan ketiga indikator
tersebut masuk dalam kategori cukup, dengan capaian
skor 4,21 dari skor maksimal 7 atau 60,09%.
Tingkat pemenuhan untuk masing-masing indikator
dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Indikator yang tingkat pemenuhannya sudah baik,


dalam arti memenuhi/mendekati best practices
penerapan GCG, nampak dalam pelaksanaan
praktik sebagai berikut :
1) Kemudahan akses Stakeholders terhadap kebijakan
dan praktik GCG.
Indonesia Port Corporation III

b. Indikator yang penerapannya masih memerlukan


perbaikan/penyempurnaan, terinci sebagai berikut:
1) Ketersediaan informasi perusahaan kepada
Stakeholders.
Informasi-informasi yang terkait dengan penerapan
GCG telah disampaikan kepada Pemegang Saham
dan Komisaris melalui laporan tahunan (annual
report) 2008, namun belum dikomunikasikan
kepada Stakeholders lainnya, informasi penerapan
GCG kepada Stakeholders selain pemegang saham
dan komisaris dalam website perusahaan baru
sebatas informasi bahwa perusahaan berkomitmen
terhadap GCG.
Atas hal tersebut kami rekomendasikan kepada
Direksi agar melengkapi informasi penerapan GCG
yang dimuat dalam website perusahaan.
2) Kemudahan akses Stakeholders terhadap kebijakan
dan praktik GCG perlu ditingkatkan, yaitu :
Korporasi belum mempublikasikan laporan
Lapor an T ahunan 2009

37

tahunan kepada publik, yaitu laporan tahunan


2008 belum dipublikasikan baik melalui surat kabar
harian berskala nasional maupun mencantumkan
dalam website perusahaan.
Kami rekomendasikan kepada Direksi agar
mempublikasikan
laporan
tahunan
kepada
Stakeholders di luar perusahaan. Melalui surat
kabar harian berskala nasional atau melalui website
perusahaan.
3) Kelengkapan penyajian laporan tahunan perlu
ditambah laporan tahunan perusahaan belum
menyajikan informasi mengenai :
a) Strategi dan tujuan perusahaan.
b) Jumlah rapat dan kehadiran masing-masing
anggota pada rapat Komisaris, rapat Direksi,
dan rapat gabungan Komisaris dengan Direksi.
c) Jumlah remunerasi bagi masing-masing
anggota Komisaris dan Direksi yang tetap dan
variabel.
d) Uraian Komisaris Independen.
e) Pengungkapan memadai atas kasus-kasus
material dan signikan perusahaan.
f) Transaksi dengan pihak luar yang secara
material/ signikan mempengaruhi kinerja
perusahaan serta transaksi dengan pihak yang
teraliasi.
g) Pengungkapan kepemilikan saham oleh
Komisaris dan Direksi beserta keluarganya
pada perusahaan lain.
Kami rekomendasikan kepada Direksi agar
mengungkapkan hal tersebut dalam Laporan
Tahunan perusahaan.

5. Aspek Komitmen

Penerapan GCG pada aspek komitmen perusahaan


diukur dengan menggunakan 3 (tiga) indikator
yang pemenuhannya mencerminkan best practices
penerapan GCG. Ketiga indikator tersebut adalah : (i)
Penandatanganan pedoman/kebijakan; (ii) Pelaksanaan
aturan corporate governance; dan (iii) Kepatuhan
perusahaan terhadap peraturan yang berlaku.
Berdasarkan hasil assessment yang dilakukan terhadap
penerapan ketiga indikator dengan 8 parameter,
dapat disimpulkan bahwa penerapan ketiga indikator
tersebut masuk dalam kategori baik dengan capaian
skor 8,08 dari skor maksimal 10 atau 80,84%.
Tingkat pemenuhan untuk masing-masing indikator
dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Indikator yang tingkat pemenuhannya sudah baik,

38

Laporan Tahunan 2009

dalam arti memenuhi/mendekati best practices


penerapan GCG, nampak dalam pelaksanaan
praktik sebagai berikut :
1) Penandatanganan pedoman/kebijakan.
Praktek yang telah sesuai/mendekati best praktice
dalam indikator ini adalah kontrak manajemen
tahunan (tahun 2009) telah ditandatangani oleh
Direksi, Komisaris dan Pemegang Saham pada
tanggal 4 Maret 2009.
2) Kepatuhan perusahaan terhadap peraturan yang
berlaku.
Korporasi
telah
menjalankan
peraturan
perundangan yang berlaku dari Pemerintah Pusat
dan Daerah yang terkait dengan bidang usaha
korporasi. Kondisi ini terlihat dari laporan triwulan
III tahun 2009 yang mengungkapkan tidak ada
masalah tuntutan atau sanksi atas pelanggaran
pada peraturan Pemerintah Pusat maupun Daerah.
Permasalahan yang ada diantaranya permasalahan
hukum terkait dengan tanah HPL di Lingkungan
PT Pelindo III (Persero) baik dengan instansi
pemerintah, swasta, perorangan maupun BUMN
(PT KAI, PT. Pertamina dan PT PN). Demikian juga
dalam Laporan Auditor Independen Nomor :
Lap 018/MW.05.A/III/2009 menyatakan hal yang
sama. Hasil kuesioner kepada Supervisor, Asisten
Manajer, Manajer, General Manajer, Senior Manajer
dan Asisten Senior Manajer menyatakan 96,70%
menyatakan tidak ada sanksi atau tuntutan atas
pelanggaran aturan Pemerintah yang dihadapi
perusahaan, 4,3% menyatakan ada, namun
tidak dapat menyebutkan permasalahan yang
dimaksud.
b. Indikator yang penerapannya masih memerlukan
perbaikan/penyempurnaan, terinci sebagai berikut:
1) Penandatanganan pedoman/kebijakan.
Praktek yang masih belum sesuai dengan dengan
best practice untuk indikator ini adalah pernyataan
kepatuhan terhadap code of conduct/pedoman
perilaku belum ditandatangani oleh setiap insan
perusahaan. Kondisi ini dapat dijelaskan sebagai
berikut : Peraturan Pedoman Etika dan Perilaku
ditetapkan dengan peraturan Direksi Nomor
: PER.01/PM.01/P.III-2010 tanggal 13 Januari
2010 yang sebelumnya berupa buku saku yang
ditandatangani oleh Direktur Utama Sdr..Suprihat.
Hasil kuesioner terhadap Supervisor, Manajer,
Asisten Senior Manajer, Senior Manajer dan General
Manajer sebanyak 365 orang hanya 56,70%
PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero)

2)
a)

b)

c)

yang menyatakan
telah menandatangani, dan
hanya 29,80% menyatakan pernyataan tersebut
diperbaharui secara periodik.
Atas praktek yang belum sesuai best practice
penerapan GCG tersebut kami rekomendasikan
agar Direksi memerintahkan Sekretaris Perusahaan
untuk memprogramkan kegiatan agar setiap insan di
PT Pelindo III (Persero) menanda tangani kepatuhan
pada aturan perilaku dan memperbaharuinya setiap
tahun.
Pelaksanaan aturan Corporate Governance.
Perusahaan telah membentuk atau menunjuk Tim
yang menangani ketaatan aturan GCG, namun
di tahun 2009 belum melaporkannya kepada
Komisaris dan Direksi.
Peraturan Direksi Nomor : PER.25/05.0101/P.III/2009 tanggal 23 Juli 2009 tentang Struktur
Organisasi dan Tata Kerja Sementara Kantor Pusat
PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) menetapkan
Sekretaris Perusahaan untuk merencanakan,
mengkoordinasikan,
mengendalikan
dan
melaporkan kegiatan : pelaksanaan pengendalian
(monitoring, pengawasan, evaluasi dan pelaporan)
dan
pengadministrasian
Good
Corporate
Governance di lingkungan perusahaan, namun
sampai berakhirnya assessment ini belum ada
laporan kegiatannya.
Pedoman
corporate
governance
telah
dikomunikasikan, namun belum sepenuhnya
dipahami oleh seluruh jajaran korporasi.
Sosisalisasi pedoman GCG telah dilaksanakan di
tahun 2008 untuk level Manajer. Kegiatan sosialisasi
untuk karyawan di bawah Manajer, dibebankan
kepada Manajer yang bersangkutan. Hasil Kuesioner
kepada Supervisor, Asisten Manajer, Manajer,
General Manajer, Asisten Senior Manajer dan Senior
Manajer sebanyak 377 orang, sebanyak 296 atau
78,51% menyatakan GCG telah dikomunikasikan
dan dipahami oleh jajaran di unit masing-masing,
rata-rata tingkat pemahaman dengan skala likert 15, mencapai 3,5 lebih dari cukup, namun belum baik
atau mencapai 75%.
Pedoman perilaku telah dikomunikasikan, namun
belum dipahami oleh seluruh jajaran korporasi.
Pedoman Etika dan Perilaku di Lingkungan PT Pelindo
III (Persero) secara formal belum disosialisasikan,
namun perusahaan telah mempublikasikannya
dalam website www.pp3.co.id. walau tidak seluruh
jajaran/pegawai mengaksesnya. Hal ini terlihat dari
hasil kuesioner kepada Supervisor yang ditanya

Indonesia Port Corporation III

tentang apakah mereka telah mengetahui dan


memahami code of conduct/aturan perilaku
baru 124 orang atau 60,49% dari 205 supervisor
menyatakan telah mengetahui dan memahami.
d) Perusahaan memberikan reward and punishment
atas penerapan pedoman perilaku.
Perusahaan belum memberikan reward kepada
karyawan karena ketaatan pada pedoman perilaku,
namun telah memberikan sebagai penghargaan
atas masa kerja yang telah dilaluinya seperti :
pemberian penghargaan purna bhakti kepada
Pegawai PT Pelindo III (Persero) diberikan
dalam bentuk piagam penghargaan dan uang
penghargaan purna bakti saat berhenti sebagai
karyawan, penghargaan pengabdian, penghargaan
berupa ongkos naik haji bagi pegawai yang telah
memasuki masa kerja 20 tahun, dan tantiem/jasa
produksi berdasar kinerja unit.
Punishment yang diberikan perusahaan diatur
dalam PKB dan Keputusan Direksi Nomor : 46/
KP.208/P.III-96 tentang Peraturan Disiplin Pegawai PT
Pelabuhan Indonesia III (Pesero) berupa peringatan
lisan, peringatan tertulis, mutasi pegawai ke bagian
lain.
Terkait dengan penerapan GCG yang belum
sepenuhnya sesuai dengan best practices tersebut,
kami rekomendasikan kepada Direksi agar :
a) Memerintahkan tim/fungsi yang menangani
ketaatan aturan GCG untuk melakukan monitoring
dan melaporkan hasilnya .
b) Memerintahkan Manajer di unit, Senior Manajer
di Kantor Pusat untuk secara berkala memberikan
pemahaman tentang GCG kepada jajaran
dibawahnya.
c) Memerintahkan Sekretaris Perusahaan untuk
melaksanakan program sosialisasi atas pedoman
perilaku perusahaan.
d) Merancang dan menerapkan pemberian reward
kepada karyawan berdasar
ketaatan terhadap
pedoman perilaku.

Lapor an T ahunan 2009

39

40

Laporan Tahunan 2009

PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero)

Organisasi

(Dewan Komisaris & Direksi)

Indonesia Port Corporation III

Lapor an T ahunan 2009

41

Prol Komisaris
Prol Dewan Komisaris
Susunan Dewan komisaris PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero) yang ditetapkan berdasarkan Surat keputusan Menteri
badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia Nomor : KEP-218//MBU/2007 tanggal 5 Oktober 2007 dan KEP-259/MBU/2007
tanggal 8 November 2007

Lulusan Akademi Angkatan Laut Tahun 1970 dengan pangkat terakhir Laksamana
Madya TNI AL dan Mantan Wakil Kepala Staf Angkatan Laut serta menjadi Komisaris Utama
PT.(Persero) Pelabuhan Indonesia III sejak 5 Oktober 2007 dan sejak Tahun 2002 hingga saat
ini masih menjadi Ketua Pengawas Yayasan Bhakti Jala Kanya.

MUDJITO
Komisaris Utama

Menjadi Anggota Komisaris PT. pelabuhan Indonesia III (Persero) dilantik sebagai Dewan
Komisaris berdasarkan Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor : KEP-259/MBU/2007 tanggal
8 November 2007, lulusan S1 Teknik Industri di Universitas Sumatra Utara dan S2 Jurusan
Transportasi IMP College London tersebut saat ini masih menjabat sebagai Direktur Jenderal
Perhubungan Darat
ISKANDARABUBAKAR
Komisaris

Alumnus fakultas Teknik Elektro Institut Teknologi Bandung Tahun 1984 dan lulusan
University of Pittsburgh, USA dilantik sebagai Dewan Komisaris PT.(Persero) Pelabuhan
Indonesia III berdasarkan Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor : KEP-259//MBU/2007
tanggal 8 November 2007 dan saat ini menjabat sebagai Staf Ahli Menteri Bidang
Pengembangan Investasi Kementerian BUMN.
GUMILANG HARDJAKOESOEMA
Komisaris

42

Laporan Tahunan 2009

PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero)

Alumnus dari Fakultas Hukum Universitas Indonesia Tahun 1987 ini dilantik sebagai
Dewan Komisaris PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero) berdasarkan Surat Keputusan Menteri
BUMN Nomor : KEP-259/MBU/2007 tanggal 8 November 2007,saat ini masih menjabat
sebagai Kepala Biro Hukum dan Humas kementerian BUMN.

HERMAN HIDAYAT
Komisaris

Menjadi anggota komisarir PT Pelabuhan Indonesia III (persero) dilantik sebagai dewan
komisaris berdasarkan Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor: KEP-25/MBU/2009 tanggal
2 Pebruari 2009. selain sebagai komisarid PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) juga staf
pengajar Pasca Sarjana Universitas Indonesia

ARIE SOELENDRO
Komisaris

Indonesia Port Corporation III

Lapor an T ahunan 2009

43

Prol Direksi
Direktur Utama
CURRICULUM VITAE
Nama
NIIP
Alamat
Kota
No. Telepon
Tempat/ Tgl. Lahir
Jenis Kelamin
Agama
Status Perkawinan
Golongan Darah
Tinggi / Berat Badan
Jabatan Terakhir

: Ir. DJARWO SURJANTO, Dipl. HE


: 452110572
: Jl. Haji Bau no.17
: Makasar
:
: Bandung, 12 November 1952
: Laki-laki
: Islam
: Kawin/4 anak
: Gol. Darah O
: 167 cm / 68 Kg
: Direktur Utama
Kantor Pusat
TMT Calon Pegawai : 1 Desember 1977
Hobby
: Olah Raga

Ir. DJARWO SURJANTO, Dipl. HE


Direktur Utama

Pendidikan Formal
:
1. Sekolah Dasar- Tahun 1965 SD Santa Maria Cimahi
2. Sekolah Menengah Pertama- Tahun 1968 SMP Negeri 1 Cimahi
3. Sekolah Menengah atas Paspal- Tahun 1971 SMA Negeri IV- Bandung
4. Sarjana/ S1 Teknik Sipil/ Perencanaan Tahun 1977 ITB Bandung
5. Pasca Sarjana/ S2 Hydraulic Engineering Tahun 1980 Int. Course in Hydraulic Engineering- Deft, Netherlands
Riwayat Pendidikan Subtansial
1. Seminar Financial Contact
2. Penataran P4 Type A
3. Penataran Dynamika Kelompok
4. Penyuluhan PP10 & PP15, Th.1979, PP.30 Th 1980
5. Lokakarya Manajemen Keuangan Pejabat Non Keuangan
6. Lokakarya Maslah Korosi Maritim
7. Management training For Planning Personel
8. Corporate Planing Course
9. Penataran PMT
10. Penataran Pengawasan Melekat
11. Country Seminar on Procurement (ADB)
12. Coastal Zone Management Course
13. Port Operator and Management Course
14. Project implementation Management
15. Penataran P4 Pejabat Eseleon II angkatan XI

44

Laporan Tahunan 2009

- Singapore
- Medan
- Medan
- Medan
- Jakarta
- Jakarta
- Jakarta
- Jakarta
- Jakarta
- Ujung
- Jakarta
- Belanda
- Finlandia
- Philipines
- Jakarta

01/04/1978 - 15/04/1978
10/11/1980 - 26/11/1980
27/11/1980 - 29/11/1990
01/12/1980 - 02/12/1980
06/09/1982 - 11/09/1982
04/11/1982 - 06/11/1982
24/09/1984 -20/10/19984
14/07/1987 - 25/07/1987
19/09/1988 - 24/09/1988
14/11/1988 15/11/1988
30/07/1990 - 03/08/1990
01/03/1991 01/04/1991
19/08/1991 30/08/1991
19/08/1991 30/08/1991
21/11/1995 20/11/1995

PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero)

Riwayat Jabatan
1. Staf Subdit Bang & Peralayan Pelb. Ditpelpeng DJPL (99) Unit Kerja Dirjan Perla
2. Staff divisi Tehnik BPP Belawan Kanwilhubla I (99) Unit Kerja BPP Belawan
3. Kadin Pernc & Perkemb Pelabuhan BPP Kelas I Belawan (99) Unit Kerja BPP Belawan
4. Pj. Kepala Devisi Teknik BPP Bitung Kanwihubla VII (99) Unit kerja BPP Bitung
5. Kasubdit Perencanaan Perumpel IV (99) Unit Kerja Perumpel
6. Staf Kusus Bid. Bantuan Luar negeri Perumpel IV (99) Unit Kerja Perumpel IV
7. Kepala Bagian Rembangsi Pelabuhan IV (99) Unit Kerja Pelabuhan IV
8. Direktur Teknik Pelabuhan Indonesia III (2) Unit Kerja Kantor Pusat
9. Direktur Teknik Pelabuhan Indonesia III (2) Unit Kerja Kantor Pusat
10. Staf Ahli Dir. Utama Pl.III diperbantuakan pada Pl. IV Unit Kerja Kantor Pusat
11. Direktur Utama (1) Unit Kerja Kantor Pusat
Riwayat Pangkat
1. IIIc Ahli Teknik
2. IIIa Penata Muda Perusahaan
3. IIIa Penata Muda Perusahaan
4. IIIb Penata Muda Tk 1 Perusahaan
5. IIIc Penata Perusahaan
6. IIId Penata Tk 1 Perusahaan
7. Via Pembina Perusahaan
8. Iva Pembina Perusahaan
9. IVb Pembina Tk 1 Perusahaan
10. IVb Pembina Tk 1Perusahaan
11. IVc Pembina Utama Muda Perusahaan
12. IVb Pembina Tk 1 Perusahaan
13. IVc Pembina Utama Muda Perusahaan
14. IVc Pembina Utama Muda Perusahaan
15. IVd Pembina Utama Madya Perusahaan
16. IVd Pembina Utama Madya Perusahaan
17. IVd Pembina Utama Madya Perusahaan
18. IVe Pembina Utama Perusahaan

01/06/1977
01/01/1978
10/07/1980
02/03/1981
15/06/1984
09/06/1989
30/04/1993
12/01/1995
02/07/1998
01/05/2002
11/05/2009

Pengangkatan Calon Pegawai


Penyesuaian Gaji PGP Pelb 19
Pengangkatan Pegawai Penuh
Kenaikan Pangkat
Kenaikan Pangkat
01/01/1989
Kenaikan Pangkat
Penyesuaian Gaji Pokok
Kenaikan Pangkat
Kenaikan Gaji Berkala
Kenaikan Pangkat
01/06/1999
Penyesuaian Gaji Pokok
KGB
KP
KGB
BERKALA
Berdasarkan SE Meneg BUMN

01/12/1977
02/12/1977
01/06/1979
01/04/1982
01/07/1986
01/01/1993
01/04/1993
01/01/1987
01/06/1997
01/01/1999
01/10/1999
01/06/2001
01/01/2003
01/06/2003
01/06/2005
01/11/2005

Riwayat Kunjungn Ke Luar Negeri


1. Singapore
Seminar Financial Contract
2. Delf/ Belanda
International Course in Hydrolic Engineering
3. Delft/ Belanda
International Seminar On Costal Zone Management
4. Findland
Port Operator And Management Course
5. Philippines
Project Implementation Management Seminar

TMT 01/04/1978
TMT 24/10/1979
TMT 01/03/1991
TMT 06/05/1991
TMT 19/08/1991

Riwayat Organisasi
1. MENWA MAHAWARWAN
2. MENWA MAHAWARWAN
3. Persatuan Insinyur Indonesia
4. Persatuan Insinyur Indonesia

S/D
S/D
S/D
S/D

Indonesia Port Corporation III

Anggota
Anggota
Anggota
Anggota

TMT 01/01/1972
TMT 01/01/1972
TMT 01/01/1979
TMT 01/01/1979

01/01/1975
01/01/1975
01/01/1979
01/01/1979

Lapor an T ahunan 2009

45

Direktur Operasi
CURRICULUM VITAE
Nama
NPP
Alamat
Kota
No. Telepon
Tempat/ Tgl. Lahir
Jenis Kelamin
Agama
Status Pernikahan
Golongan Darah
Tinggi/ Berat Badan
Jabatan Terakhir

:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:

Drs. FARIS ASSAGAF


251000001
Jl. Tanjung Sadari No. 86A
Surabaya

Ternate, 19 November 1951


Laki-Laki
Islam
Kawin/ 3 Anak
Tidah Tahu
/
Direktur Operasi dan Teknik
Kantor Pusat
TMT Calon Pegawai : 1 Februari 1980
Hobby
:

Drs. FARIS ASSAGAF


Direktur Operasi

Pendidikan Formal :
1. Sekolah Dasar Tahun 1963 SDN Raya Kristus TERNATE
2. Sekolah Menengah Pertama Tahun 1957 SMPN 1 Ternate TERNATE
3. Sekolah Lanjutan Atas Tahun 1970 SMAN 1 Ternate TERNATE
4. Sarjana/S1 Ekonomi Umum Tahun 1978 Universitas Hasanuddin UJUNG PANDANG
Riwayat Pendidikan Subtansial
1. Improvement Port Performance I UNCTAD Jakarta
2. RoRo, Conyainer Term Management and Opert, West Fanders
3. Kursus Pemasaran LPM-UI
4. Port Pricing - Le Havre
5. Port Management
6. Improvement Port Performance II UNCTAD
7. Sminar Port Development Program
8. Seminar Port Tarif - Bangkok
9. Pend Analisa Keuangan untk Pjbt. Non Keuangan
10. International Maritime & Port Seeverity Converence
11. Workshop Knowledge and Charge Management

- Jakarta
- Belgia.
- Jakarta
- Perancis
- Delt Belanda
- Jakarta
- Jakarta
- Thailand
- Jakarta
- Jakarta
- Surabaya

Riwayat Jabatan
1. Staf Sub Bag Sispro Ditjen Perhubungan Laut (99) Unit Ditjen Perla
2. Pj. Kasie Usaha Terminal Perum Pelabuhan II (99) Unit Kerja Perumpel
3. Kasie Pemasaran Subdit Pelayanan Jasa Perumpel II (99) Unit Kerja Perumpel II
4. Kasie Pemasaran Dit. Usaha Perumpel II (99) Unit Kerja Perumpel II
5. Kasie Hubungan Masyarakat Perumpel II (99) Unit Kerja Pelabuhan II
6. Kepala Seksi Hubungan Masyarakat Pelabuhan II (99) Unit Kerja Pelabuhan II
7. Kacab. Pelabuhan Cirebon PT. Pelab Indonesia II (99) Unit Kerja Perumpel II
8. Kasubdit Manajer Bina Usaha PT.Pelab Indonesia II (99) Unit Kerja Pelabuhan II
9. Senior Manager Bina Usaha PT. Pelab Indonesia II (4) Unit Kerja Pelabuhan II

46

Laporan Tahunan 2009

01/01/1984 -01/02/1984
01/01/1985 - 01/01/1986
01/01/1987 - 15/01/1987
01/01/1988 - 01/02/1988
01/01/1989 - 01/02/1989
01/01/1990 - 15/01/1990
01/01/1991 - 15/01/1991
01/01/1991 -01/02/1991
01/01/1995 - 15/01/1995
04/08/2004 - 05/08/2004
18/05/2005 - 18/05/2005

01/02/1980
28/06/1984
13/04/1988
01/04/1991
10/12/1992
01/04/1993
05/12/1994
23/10/1996
10/02/1999
PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero)

10. Direktur Personalia dan Umum PT.Pelindo IV (2)Unit Kerja Pelabuhan IV


11. Direktur Operasi Pelabuhan Indonesia III (2) Unit Kerja Kantor Pusat
12. Direktur Operasi dan Teknik (2) Unit Kerja Kantor Pusat
Riwayat Pangkat
1. IIIa Penata Muda
2. IIIb Penata Muda Tk 1
3. IIIc Penata
4. IIId Penata Tk I Perusahaan
5. IV Pembina Perusahaan
6. IVb Pembina Tk 1 Perusahaan
7. IVe Pembina Usaha Pelabuhan

01/02/1990
01/04/1984
01/04/1988
01/07/1992
01/01/1997
01/01/2001
01/11/2005

Riwayat Kunjungan Ke Luar Negeri


1. Belgium
Pendidikan RoRo Container Term Managmt and Opert, West Fl
2. France
Pendidikan Port Pricing
3. Belanda
Pendidikan Port Management

Indonesia Port Corporation III

31/12/2002
19/03/2004
11/05/2009

TMT 01/01/1985
TMT 01/01/1988
TMT 01/01/1989

Lapor an T ahunan 2009

47

Direktur Operasi
CURRICULUM VITAE
Nama
NIPP
Alamat
Kota
No . Telepon
Tempat / Tgl Lahir
Jenis Kelamin
Agama
Status perkawinan
Golongan darah
Tinggi / berat badan
Jabatan terakhir
TMT Calon Pegawai
Hoby

:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:

WAHYU SUPARYONO R, AK MM
3.591003526
Jatisari Permai IV Nomor G 35
Sidoarjo
Magelang , 17 Oktober 1959
Laki - laki
Islam
Kawin / 3 anak
GolDarah B
165 cm / 70 kg
Direktur Keuangan Kantor Pusat
1 Desember 1981
Membaca , Olah Raga

WAHYU SUPARYONO R, AK MM
Direktur Operasi

Pendidikan Formal :
1. Sekolah Dasar - Tahun 1972 SD Negeri Nomor 8 - Magelang
2. Sekolah Menengah Ekonomi Pertama - Tahun 1975 - SMEP Negeri - Magelang
3. Sekolah Menengah Ekonomi Atas jurusana Tata Buku - tahun 1979SMEA Negeri - Magelang
4. Sarjana Muda / D.III Akutansi - Tahun 1982 Sekaloh Tinggi Akutansi Negara - Jakarta
5. Program D.IV / Akutansi - Tahun 1990 Sekolah Tinggi Akutansi Negara - Jakarta
6. Pasca Sarjana / S2 Manajemen - Tahun 1997 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi IPWI - Jakarta
Riwayat Pendidikan Perjenjangan
1. Latihan Prajabatan Tingkat II
Riwayat Pendidikan Substansial
1. Tata Buku Tingkat A - IPersiapan Pertama
2. Tata Buku Tingkat A - II Persiapan Kedua
3. Tata Buku Tingkat - B
4. Penataran P4
5. English language Training
6. Lokakarya penyidikan
7. Pelatihan Pengenalan Komputer bagi Auditor
8. Pendidikan Dan pelatihan pemeriksaan khusus
9. Port Finance Porgramme of International Port Training
10. Training for Trainers
11. Audit Training and Intership Program -Graduate School
12. Workshop knowledge and change management

02/08/1982-03/09/1982

- Magelang
- Magelang
- Jakarta
- Jakarta
- Yogyakarta
- Jakarta
- Jakarta
- Jakarta
- Le Havre France
- Surabaya
- Washigton DC
- Surabaya

RIWAYAT JABATAN
1. Staf Sekretariat Ditjen Pengawasan Keuangan Negara (99) Unit Kerja Badan Pengawas
2. Staf pada Kantor Akutan Negara Denpasar (99) Unit Kerja BPKP Prop. Bali
3. Staf pada Perwakilan BPKP Prop. Bali Denpasar (99) Unit Kerja BPKP Prop. Bali

48

Laporan Tahunan 2009

23/08/1975 - 24/08/1975
23/05/1977 - 24/05/1977
20/12/1978 - 22/12/1978
20/08/1982 - 27/08/1982
18/05/1992 - 14/08/1992
13/11/1995 - 16/11/1995
22/04/1996 - 25/04/1996
03/12/1996 - 13/12/1996
29/05/2000 - 09/06/2000
11/07/2001 - 13/07/2001
14/09/2002 - 10/12/2002
18/05/2005 - 18/05/2005

01/12/1981
01/04/1983
01/04/1985
PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero)

4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.

Staf pada Biro Kepegawaian & Organisasi BPKP (99) Unit Kerja Badan Pengawas Keuangan
Staf pada Deputi Bidang Pengawasan Khusus (99) Unit Kerja Badan Pengawas Keuangan
Auditor Ahli Pratama (99) Unit Kerja Badan Pengawas Keuangan
Pemberhentian Dh Sbg. Pns Atas Permintaan Sendiri
Staf Muda I (7) Unit Kerja Kanor Pusat
Kepala seksi Anggaran (6) Unit Kerja Kantor Pusat
Asisten Senior Manager Pengembangan Usaha (6)Unit Kerja Kantor Pusat
Asisten Senior Manajer Bina Usaha (6) Unit Kerja Kantor Pusat
Senior Manajer Akutansi Keuangan (4) Unit Kerja kantor Pusat
Staf Utama II kanpus P.III d/t Direktur Keuangan P.III (4) Unit Kerja kantor Pusat
Direktur keuangan Pelabuhan Indonesia III (2) Unit Kerja Kantor Pusat
Direktur Keuangan (2) Unit Kerja Kantor Pusat

Riwayat Pangkat
1. II/a Pengatur Muda
2. II/a Pengatur Muda
3. II/b
4. II/a
Pengatur Muda
5. II/c
Pengatur
6. II/c
Pengatur
7. II/d
8. II/d
9. III/a
10. III/b Penata Muda Tk. I
11. III/b Penata Muda Tk . I
12. III/b Penata Muda Tk. I
13. III/b Penata Muda Tk. I Perusahaan
14. III/b Penata Muda Tk. I Perusahaan
15. III/c Penata Perusahaan
16. III/c Penata Perusahaan
17. III/c Penata Perusahaan
18. III/d Penata Tk. I Perusahaan
19. III/d Penata Tk. I Perusahaan
20. IV/a Pembina Perusahaan
21. IV/a Pembina Perusahaan
22. IV/b Pembina Tk. I Perusahaan
23. IV/e Pembina Utama Perusahaan
24. IV/e Pembina Utama Perusahaan

Pengatur Muda Tk.I

Pengatur Tk . I
Pengatur Tk . I
Penata Muda

Pemberhentian Dari PNS


Pengangkatan Pegwai Pelabuhan
Kenaikan Pangkat
Penyesuaan gaji Pokok
KP

BERKALA
Berdasarkan SE Meneg BUMN No

01/08/1987
01/01/1991
01/10/1996
30/04/1997
01/05/1997
02/05/1997
23/09/1997
01/02/2000
05/11/2001
18/03/2004
19/03/2004
11/05/2009

01/12/1981
01/04/1983
01/04/1983
01/06/1983
01/04/1985
01/08/1987
01/04/1989
01/01/1991
01/04/1991
01/04/1995
01/04/1997
30/04/1997
01/05/1997
01/04/1999
01/07/1999
01/10/1999
01/04/2001
01/07/2001
01/04/2003
01/07/2003
01/04/2005
01/07/2005
01/11/2005
01/05/2007

Riwayat Kunjungan Ke Luar Negeri


1. United States Of America
Short Course Audit Training And Intern Ship Program
2. United States Of America
Pendidikan Audit Training and Intership Progam - Graduate

TMT. 14/09/1992
TMT. 14/09/2002

Riwayat Penghargaan
1. Presiden Republik Indonesia

TMT. 21/04/1997

Indonesia Port Corporation III

Lapor an T ahunan 2009

49

Direktur Personalia dan Umum


CURRICULUM VITAE
Nama
NIPP
Alamat
Kota
No . Telepon
Tempat /Tgl Lahir
Jenis Kelamin
Agama
Status Perkawinan
Golongan Darah
Tinggi / berat badan
Jabatan Terakhir

: Dr.Drs . A . EDY HIDAYAT NURJAMAN , MM


: 3.560702763
: JL.Ikan Mungsing XIV / 3 Surabaya
: Surabaya
: 031-3537410
: Sumedang , 4 Juli 1956
: laki - laki
: Islam
: Kawin / 3 anak
: Gol . Darah O
: 165 cm / 59 kg
: Direktur Personalia Dan Umum
Kantor Pusat
TMT Calon Pegawai : 1 Februari 1976
Hoby
:-

Dr.Drs . A . EDY HIDAYAT


NURJAMAN , MM

Pendidikan Formal
1. Sekolah Dasar - Tahun 1968 SD Negeri I Panjingkiran - Sumedang
2. Sekolah Menengah Ekonomi Pertama - Tahun 1971 SMEP Negeri - Sumedang
3. Sekolah Menengah Ekomoni Atas Jurusan Tata Buku - Tahun 1974 SMEA Negeri - Sumedang
4. Sarjana Muda / D.III Ekonomi Keuangan & Perusahaan - tahun 1981 Universitas Jayabaya - Jakarta
5. Sarjana Muda / D.III Akutansi -Tahun 1981 Akademi Accounting Jayabaya - DKI Jakarta
6. Sarjana / S1 ekonomi Magajemen - Tahun 1986 Universitas Krisna Dwipayana - Jakarta
7. Pasca Sarjana / S2 Magister Manajemen - Tahun 1996 Universitas Airlangga - Surabaya
8. Doktor / S3 Ekonomi Umum - Tahun 2007 Universitas Airlangga - Surabaya

Riwayat Pendidikan Substansial


1. Tata Buku A
- Jakarta
2. Pendidikan Staf Administrasi Keuangan Pelabuhan
- Jogyakarta
3. Tata Buku B
- Jakarta
4. Penataran Bandaharawan A
- Jakarta
5. Penataran Auditing dan Internal Kontrol
- Jakarta
6. Penataran Tingkat Instansi Pusat Tipe B
- Jakarta
7. Teknik Penyusunan Anggaran Perusahan
- Jakarta
8. Penyuluhan Perpajakan
- Jakarta
9. Pelatihan Fasilitator PMT / GKM
- Gresik
10. Port Management Singapore
11. Inhouse Training Restrukurisasi & Privatisasi BUMN - Tretes - Pasuruan
12. Menanggulangi Tuduhan Korupsi
Terhadap Pejabat BUMN Swasta
- Jakarta
13. Seminar Nas Reposisi & Restrukturisasi BUMN
Otonomi Daerah
- Yogyakarta
14. Pelatihan Dinamika Organisasi
- Bandung

50

Laporan Tahunan 2009

01/11/1976 - 11/12/1976
06/05/1977 - 12/05/1977
02/07/1979 - 20/07/1979
18/02/1980 - 06/03/1980
08/10/1983 - 11/10/1983
24/03/1984 - 30/03/1984
19/01/1089 - 25/01/1989
18/11/1998 - 20/11/1998
07/03/1999 - 12/03/1999
02/02/2000 - 02/02/2000
24/02/2000 - 25/02/2000
PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero)

15. Seminar Nasional Pengembangan Infrastruktur


Maritim di Indonesia
16. Manajemen Arsip yang Esien dan di Era Digital
17. Aplikasi ABB , ABM , ABC dengan topic
Manajemen dengan Kekuatan Fakta
18. Scorecard Based Job Description
19. Scorecard Based Job Description
20. Planning For Sustainable Development - Prigen
21. Strategic Business Management

- Bandung
- Surabaya

31/08/2000 - 01/09/2000
14/09/2000 - 14/09/2000

- Prigen
- Jakarta
- Jakarta
- Pasuruan
- Surabaya

02/03/2001 - 03/03/2001
17/04/2001 - 18/04/2001
17/04/2001 - 18/04/2001
01/02/2002 - 01/02/2002
17/06/2003 - 18/06/2003

RIWAYAT JABATAN
1. Staf Ditjenhubla Jakarta ( 99 ) Unit Kerja Ditjen Perla
2. Staf BPP Tg.Perak (99) Unit Kerja Cabang Tg.Perak
3. Kasi Anggaran Pendapatan Perumpel III (99) Uit Kerja Kantor Pusat
4. Kasi Pembukuan Umum Perumpel III (99) Unit Kerja Kantor Pusat
5. Kasi Akuntasi Umum Perumpel III (99) Unit Kerja Kantor Pusat
6. Kepala Seksi Anggaran (6) Unit Kerja Kantor Pusat
7. Kepala Sub Direktorat Administrasi Keuangan (4)
Unit Kerja kantor Pusat
8. Kepala Satuan Pengawas Intern (3) Unit Kerja Kantor Pusat
9. Kepala Satuan Pengawasan Intern (3) Unit Kerja Kantor Pusat
10. Kepala Biro Perencanan dan Sistem Informasi (3)
Unit Kerja Kantor Pusat
11. Staf Utama I pada PI.III diperbantukan pada PI . IV (3)
Unit Kerja kantor Pusat
12. Direktur Personalia dan Umum (2) Unit Kerja Kantor Pusat
Riwayat Pangkat
1. II/a Pengatur Muda Pengangkatan calon Pegawai
2. II/a Pengatur Muda
3. II/b Pengatur Muda tk.I
4. II/c Penatur Perusahaan
5. III/a Penata Penyesuaian Ijasah
Muda Perusahaan
6. III/b Penata Muda
Tk. I Perusahaan
7. III/c Penata Perusahaan
8. III/d Penata Tk. I
Perusahaan
9. IV/a Pembina Perusahaan
10. IV/a Pembina Perusahaan
11. III/d Penata Tk. I
Perusahaan
12. III/d Penata Tk. I
Perusahaan
13. III/d Penata Tk.I
Perusahaan
14. IV/a Pembina Perusahaan

Indonesia Port Corporation III

05/07/1975
11/07/1984
14/08/1984
08/03/1985
10/03/1994
13/02/1993
10/03/1994
29/11/1996
28/04/1997
28/12/1999
27/05/2004
11/05/2009

01/02/1976
Pegawai Penuh
Kenaikan Pangkat
Kenaikan Pangkat
01/07/1987

01/04/1997
01/04/1980
01/10/1983

Kenaikan Pangkat

01/07/1991

Kenaikan Pangkat
Kenaikan Pangkat Lokal

01/07/1995
04/03/1997

Kenaikan Pangkat Lokal


Penyesuaian Gaji Pokok
Kenaikan Pangkat

05/03/1997
01/04/1997
01/07/1998

Kenaikan Gaji Berkala

01/02/1999

Penyesuaian Gaji Pokok

01/10/1999

KP

01/07/2000

Lapor an T ahunan 2009

51

15. IV/a Pembina Perusahaan


16. IV/b Pembina
Tk. I Perusahaan
17. IV/b Pembina
Tk. I Perusahaan
18. IV/b Pembina
Tk.I Perusahaan
19. IV/e Pembina
Utama Perusahaan
20. IV/c Pembina Utama
Muda Perusahaan

KP

01/02/2001
01/07/2002

BERKALA

01/02/2003

BERKALA

01/02/2005

Berdasarkan SE Meneg BUMN No

01/11/2005

01/07/2006

Riwayat Kunjungan Ke Luar Negeri


1. Singapore Diklat Port Management and Operation TMT. 01/01/1989
2. Singapore
Diklat Management Operation

52

Laporan Tahunan 2009

TMT. 02/12/1989

PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero)

Direktur Pemasaran
dan Pengembangan Usaha

Husein Latief, Ir., Dipl. HE,M.Sc.

CURRICULUM VITAE
1.

Nama

Husein Latief, Ir., Dipl. HE,M.Sc.

2.

Telepon

HP.:0812-713-6733 Rumah Jakarta 62-21-8647257


Rumah Bandar Lampung 62-721-481210, Kantor 62-721-31146,
e-mail : 1. Husein_ltf@indo.net.id, Fax :62-721-31155
2. husein_latief@yahoo.com

3.

Pekerjaan Terakhir

2007- Sekarang

General Manager
PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia II
Cababang Panjang

4.

Pekerjaan 10 Tahun
Terakhir

2005 -Januari 2007

General Manager
PT.Persero Pelabuhan Indonesia II
Cabang Palembang
PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia II,
Kantor Pusat
Senior Manager Bina Usaha
PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia II
Pempro Penyiapan Kawasan Industri
& Perdagangan pelabuhan Bojonegoro
PT.(Persero) Pelabuhan Indonesia III
Pimpro Pembangunan Pelabuhan
Bojonegoro
PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia II
Kepala Biro Perencanaan & Pengembangan
Usaha

2002- Juli 2004

1999-2002

1998-1999

1995-1998

5.

Tempat & Tanggal Lahir

Solo, 15 Juni 1958

6.

Status Perkawinan

Menikah sejak
Nama Istri
Pekerjaan Istri
Pendidikan istri
Jumlah Anak

Indonesia Port Corporation III

Tahun 1983
Nur Wiwik Widayati
Ibu Rumah Tangga
Akademi Bahasa Asing (ABA)
Jurusan Bahasa Inggris
2 (dua) Anak Laki-laki

Lapor an T ahunan 2009

53

Pendidikan Formal

1989
1988

1989
1976
1973
1970
8.

Pendidikan Non Formal

2008
2005

2004

2003

2001
1996
1994
1990
1990
9

Aktivitas Organisasi

1997
1999-2003
1998-2008

54

Laporan Tahunan 2009

IHE Delft, The Netherlands


S2, Master of Science.
IHE Delft, The Netherlands
Diploma Hidraulic Engineering, S2
(Lulus Dengan Predikat Distinction).
Institut Teknologi Bandung
S1. Teknik Sipil
Sekolah Menegah Atas IPA/PASPAL
Probolinggo
Sekolah Menegah Pertama Probolinggo
Sekolah Dasar Bangil
THE JAKARTA CONSULTING GROUP
Holding Company Management
ESQ Nasional Angkatan 32
Pada Leader ship training Centre,
Instruktur Ari Ginanjar Agustian di Jakarta
PT. Dunamis
The Habit Leadership Training,
Training
JICA
Workshop on The Public Private
Partnership in Indonesia Ports, di Jepang
Manajemen Qolbu Pondok Pesantren Darul
Tauhid- Bandung
Penataran P4 Type A, di Jakarta
Pengawasan Melekat di Jakarta
Singapore Port Institute
Port Management & Operation, di Singapura
Singapore Port Institute
Managing Container Terminal, di Singapura
Anggota Pengurus Staff Betawi SERASI
Ketua Departeman Pemberdayaan Ekonomi Umat
Dewan Masjid Indonesia
Ketua Paguyuban YUANGGA

PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero)

10.

Riwayat Pekerjaan

2007- Sekarang

2005-2007

2002- Juli 2004

1999-2002

1998-1999
1993-1995

1992-1993

11

Aktivitas Keahlian

1990-1999
1980-1983

12.

Alamat

Indonesia Port Corporation III

General Manager
PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia II Cabang
Panjang
General Manager
PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia II Cabang
Palembang
PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia II
Kantor Pusat
Senior Manager Bina Usaha
PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia II
Pempro Penyiapan Kawasan Industri &
Perdagangn Pelabuhan Bojonegoro
PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia II
Pempro Pembangunan Pelabuhan Bojonegoro
PT. (Persero)Pelabuhan Indonesia II
Kepala Seksi Perencanaan Usaha pada
Direktorat Usaha
PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia II
Kepala Dinas Pelayanan Pelanggan pada Unit
Usaha Terminal Peti Kemas Pelabuhan
Tanjung Priok
Dosen Fakultas Teknik Sipil
Universitas Kristen Indonesia
Asisten Dosen pada Laboratorium Hidraulika
Department Tehnik Sipil ITB

Rumah :
1. Jakarta
Jl. H. Amar II No. 50 RT.06 RW.08 Duren Sawit Pondok Kelapa
Jakarta Timur Kode Pos 13450
2. Bandar Lampung
Jl Gatot Subroto No.337 Panjang Bandar Lampung Kode Pos 35241

Lapor an T ahunan 2009

55

56

Laporan Tahunan 2009

PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero)

Indonesia Port Corporation III

Lapor an T ahunan 2009

57

Lintasan Peristiwa 2009

Januari
Kunjungan Sekjen Perhubungan Laut
di kantor pusat Pelindo III, 12 Januari 2009

Peletakan Lunas pekerjaan pengadaan 2(dua) unit


kapal tunda daya 2x1500 HP TYPE SRP untuk Pel. Cab.
Perak. jakarta 6 Januari 2009

Peresmian Gedung Administrasi oleh Istri


Direktur Utama Pelindo III. Ibu Suprihat,
Surabaya, 5 Januari 2009

Peresmian pengoperasian alur baru Ambang Barito


Banjarmasin, 8 Januari 2009

Serah Terima Jabatan Pejabat Struktural


di lingkungan Pelindo III, 31 Januari 2009

58

Laporan Tahunan 2009

PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero)

Februari
Serah Terima Jabatan Komisaris RS PHC, 3 Pebruari 2009

Serah terima Jabatan Pejabat Struktural PT Pelindo III Unit


Perkapalan, 17 Pebruari 2009

Maret
Kunjungan Kerja Bupati Lombok Barat,
di Kantor Pusat PT Pelindo III Surabaya, 4 MARET 2009

April
Penandatanganan MOU dengan PT Madura Industrial Sea
Port City, Surabaya, 21 april 2009

Rapat Kerja PT.Pelabuhan Indonesia I, II, III dan IV (PERSERO)


di JW Marriot Hotel Surabaya 23-24 April 2009

Indonesia Port Corporation III

Lapor an T ahunan 2009

59

Serah terima Jabatan Pejabat Struktural PT Pelindo III, 30


April 2009

Sosialisasi Key Performance Indicators (KPI) di Kantor Pusat


PT PElindo III Surabaya, 28 APRIL 2009

Mei
Kunjungan Kerja DPR-RI KOMISI 6 di Kantor Pusat Pelindo III,
Surabaya, 14 MEI 2009

Pembahasan Finalisasi Rencana Jangka Panjang


Perusahaan (RJPP) tahun 2009, 6-8 Mei 2009 di Kantor
Pusat Pelindo III Surabayaa

Penandatanganan Kerjasama Bidang Hukum Perdata dan


Tata Usaha Negara PT Pelindo III dengan Kejaksaaan Tinggi
Jawa Timur, Surabaya, 8 Mei 2009.

60

Laporan Tahunan 2009

PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero)

Serah Terima Jabatan Direksi PT Pelabuhan Indonesia III


(Persero), Surabaya, 20 Mei 2009

Kunjungan Menteri BUMN, Sofyan Djalil ke Dermaga


Multipurpose Nilam Timur Pelabuhan Tanjung Perak,
Surabaya, 10 juni 2009

Juni
Pelatihan pengoperasian aplikasi SI-SDM dilingkungan PT
Pelabuhan Indonesia III (Persero), Prigen, Juni 2009

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Berlian Jasa


Terminal Indonesia (BJTI) Anak Perusahaan Pelindo III,
Surabaya, 17 Juni 2009

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Rumah Sakit


PHC Surabaya, anak Perusahaan Pelindo III, Surabaya, 18
Juni 2009

Indonesia Port Corporation III

Lapor an T ahunan 2009

61

Serah Terima Kapal Tunda KT BIMA 306 dari PT Daya


Radar Utama kepada PT Pelabuhan Indonesia III (Persero),
Tanjung Perak, Surabaya, 22 Juni 2009

Juli
BAPOR Gathering 2009 di Surabaya, 24 Juli 2009

Rapat Dinas PT Pelabuhan Indonesia III (persero) di Kantor


Pusat. Surabaya, 22 - 24 Juli 2009

Agustus
Pembekalan dan Ujian Pra Jabatan Pelamar Lulus Seleksi
Tingkat II Tahun 2009 di Lingkungan PT Pelabuhan
Indonesia III (Persero). Prigen, 3 - 10 Agustus 2009

penandatanganan MOU dengan Kajati Kalimantan Selatan,


Surabaya 10 Agustus 2009

62

Laporan Tahunan 2009

PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero)

Press Conference, Development and Promotion Surabaya


as Cruise Destination. Pelabuhan Tanjung Perak, oleh
Direktur Pemasaran dan Pengembangan Usaha, Surabaya,
15 Agustus 2009

Seminar Development and Promotion Surabaya as Cruise


Destination. di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, 15
Agustus 2009

Serah Terima asset PT. Rukindo kepada PT Pelindo III


(Persero). Surabaya, 4 Agustus 2009

September
Penyerahan Bantuan Sembako, oleh Direksi Pelindo III
Surabaya, 15 Sept 2009

Serah Terima Kapal Pandu Antasena 306 & 315 di Kantor


Pusat Pelindo III Surabaya, 14 September 2009

Indonesia Port Corporation III

Lapor an T ahunan 2009

63

Kunjungan Gubernur Jawa Timur ke Terminal Penumpang


Gapura Surya Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya dalam
rangka pantauan Arus Mudik Lebaran, Surabaya, 17
September 2009

Kunjungan Menteri Perdagangan, Mari Elka Pangestu dan


Wakil Gubernur Jawa Timur di Terminal Jamrud Pelabuhan
Tanjung Perak.
Surabaya, 9 September 2009

Kunjungan Menteri Perhubungan, Jusman Syai Djamal,


ke Terminal Penumpang Gapura Surya Pelabuhan Tanjung
Perak Surabaya dalam rangka pantauan arus mudik lebaran,
Surabaya, 24 September 2009

Jumpa Pers Direksi Pelindo III


Surabaya, 9 September 2009

Oktober
Pelatihan Managerial Competency Enchancement (MCE) di
Surabaya, 19 - 24 Oktober 2009

64

Laporan Tahunan 2009

PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero)

Nopember
Pelantikan dan Serah Terima Pejabat Struktural Lingkungan
Pelindo III Kantor Pusat. Surabaya, 12 Nopember 2009

Penandatanganan MOU antara PT KAI dan PT Pelindo III


dalam hal handling Petikemas di pelabuhan
Surabaya 4 Nopember 2009

Desember
Penyerahan Bantuan Program Bina Lingkungan (PKBL)
Wilayah Jawa Timur Tahap II, Surabaya 29 Desember 2009

Rapat Kerja anggota Komisi VI DPR-RI dengan beberapa


BUMN di Kantor Pusat Pelindo III.
Surabaya, 7 Desember 2009

Rapat Pra-RUPS dengan Asdep BUMN di Surabaya, 17


Desember 2009

Indonesia Port Corporation III

Lapor an T ahunan 2009

65

Kebijakan Pengelolaan Risiko


Dengan semakin meningkatnya kegiatan usaha
maka risiko yang dihadapi pun akan semakin meningkat.
Peningkatan dapat terjadi pada frekuensi kejadian, ataupun
besarnya dampak kerugian yang diakibatkan oleh suatu
kejadian yang tidak diharapkan.
Sesuai dengan kebijakan Pemerintah mengenai Good
Corporate Governance (GCG), Pelabuhan Indonesia III
tentunya dituntut untuk dapat mengelola semua risiko
yang dihadapi dalam melakukan kegiatan usaha.
Pada kegiatan usaha Pelabuhan Indonesia III melekat
risiko sebagai berikut
1. Risiko Bisnis (Risiko Usaha) adalah risiko kerugian
langsung atau tidak langsung yang terkait dengan
potensi penyimpangan yang tidak diprakirakan
dalam lingkungan yang kompetitif dari kegiatan
pengembangan dan bisnis (usaha) jasa-jasa pelayanan
kepelabuhanan yang dilaksanakan oleh perusahaan
dan kondisi ekonomi, hinterland dan kebijakan
Pemerintah, baik yang disebabkan oleh faktor internal
maupun oleh faktor eksternal perusahaan.
2. Risiko Operasional adalah risiko kerugian langsung
atau tidak langsung yang terkait dengan potensi
penyimpangan hasil dari kegiatan administrasi
dan pelayanan jasa-jasa kepelabuhanan, kerjasama
pelayanan, pengoperasian dan pemeliharaan fasilitas
dan fasilitas peralatan pelabuhan serta system
informasi computer, yang antara lain disebabkan
adanya ketidakmemadainya atau ketidakcukupan
sumber daya, kesalahan manusia, ketidaksiapan atau
kegagalan proses eksternal (front ofce), kegagalan
system dan prosedur eksternal serta kebijakan yang
tidak berjalan, baik karena factor internal maupun oleh
factor eksternal perusahaan.
3. Risiko Keuangan adalah risiko kerugian yang terkait
dengan potensi penyimpangan hasil dari transaksi
dan instrument keuangan (suku bunga, nilai tukar,
komoditas dan ekuitas) maupun dari pengelolaan
keuangan perusahaan (likuiditas, akuntasi, kredit dan
pinjaman serta permodalan, piutang dan pajak) yang

66

Laporan Tahunan 2009

disebabkan oleh faktor eksternal perusahaan.


4. Risiko Sumber Daya Manusia (SDM) adalah risiko
kerugian langsung atau tidak langsung yang terkait
dengan potensi penyimpangan hasil karyawan
perusahaan, tenaga kerja outsourching, kebijakan
pejabat perusahaan dan penunjang perusahaan, yang
antara lain disebabkan adanya ketidakmemadainya
atau ketidakcukupan sumber daya manusia secara
individu maupun kelompok, ketidaksiapan atau
kegagalan proses penunjang perusahaan (system dan
prosedur, struktur organisasi serta administrasi kantor,
kerumah-tanggaan dan dokumentasi perusahaan)
yang disebakan oleh faktor internal maupun faktor
eksternal perusahaan.
5. Risiko Asset adalah kerugian langsung atau tidak
langsung yang terkait dengan potensi penyimpangan
hasil dari asset berwujud (selain tanah, perairan dan
bangunan gedung yang disewakan), asset
tidak
berwujud, risiko kejadian (peritiwa) dan asuransi
sehingga menimbulkan
kemungkinan kehilangan
nilai atau kerugian apabila asset berwujud dan tidak
berwujud tersebut menghadapi risiko yang disebakan
oleh faktor internal maupun oleh faktor eksternal
perusahaan.
6.

Risiko Properti adalah risiko kerugian langsung


atau tidak langsung yang terkait dengan potensi
penyimpangan hasil berkenaan dengan asset tanah,
perairan dan bangunan-bangunan yang disewakan
sehingga menimbulkan kemungkinan kehilangan nilai
atau kerugian apabila property yang bersangkutan
menghadapi risiko yang disebakan oleh faktor internal
maupun oleh faktor eksternal perusahaan.

7. Risiko Teknis dan Teknologi adalah risiko kerugian


langsung atau tidak langsung yang terkait dengan
potensi penyimpangan hasil karena perkembangan
teknologi yang digunakan tidak tepat guna atau tidak
sesuai lagi dengan kondisi dan situasi terkini maupun
berupa penyimpangan karena aspek-aspek teknis
yang melekat pada infrastrutur dan atau suprastruktur
perusahaan tidak sesuai dengan kondisi dan situasi
PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero)

yang dihadapi yang disebabkan oleh faktor internal


maupun oleh faktor eksternal perusahaan.
8. Risiko Legal adalah risiko kerugian langsung atau tidak
langsung yang terkait dengan potensi penyimpangan
hasil karena adanya permasalahan hokum, ketiadaan
atau kelemahan peraturan dan perundang-undangan
yang mendukung maupun potensi penyimpangan
hasil karena adanya kondisi dan situasi politik yang
berkembang pada tingkat lokal, regional maupun
nasional yang disebabkan oleh faktor internal maupun
eksternal perusahaan.

9. Risiko Strategik adalah risiko kerugian langsung


atau tidak langsung yang terkait dengan potensi
penyimpangan hasil perusahaan maupun bersifat
strategis karena perusahaan melakukan transaksi
strategis (investasi, kerjasama usaha, pembuatan anak
perusahaan, merger, akusisi, divestasi, privatisasi, go
public, likuidasi, aliasi strategis, obliglasi dll) maupun
potensi penyimpangan hasil karena adanya proyek,
pengadaan barang dan jasa yang disebabkan oleh
faktor internal maupun eksternal perusahaan.
10. Risiko Keselamatan, Keamanan dan lingkungan (K2L)
adalah risiko kerugian langsung atau tidak langsung
yang terkait dengan potensi penyimpangan hasil
berkenaan dengan aspek keselamatan, kesehatan dan
keamanan maupun lingkungan hidup (polusi dll) dari
semua sumber daya perusahaan yang terlibat dalam
proses pelaksanaan kegiatan penyelenggaraan jasajasa pelayanan kepelabuhanan, yang disebakan oleh
faktor internal maupun eksternal perusahaan.
11. Risiko reputasi adalah risiko kerugian langsung
atau tidak langsung yang terkait dengan potensi
penyimpangan reputasi atau nama baik perusahaan
yang antara lain disebakan oleh penerimaan lingkungan
eksternal (Stakeholder, masyarakat, dll) yang rendah,
bahkan bisa terjadinya penolakan, yang diantaranya
dalam bentuk publikasi negative, persepsi negative
terhadap perusahaan maupun hubungan komunikasi
kelembagaan yang berkurang harmonis, yang
disebabkan oleh faktor internal maupun eksternal.
Dalam hasil studi manajemen risiko Keuangan dan legal
Indonesia Port Corporation III

dapat diterima, hanya untuk memastikan bahwa seluruh


risiko korporat dapat dikelola maka perlu dibuatkan system
manajemen risiko yang efektif dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
1. Setiap Pimpinan Unit Kerja struktural pada setiap
tingkatan organisasi di lingkungkan Perusahaan, baik
di Kantor Pusat maupun di Cabang atas UPP adalah
pemilik risiko dari risiko suatu yang melekat sesuai
dengan tugas dan fungsi serta tanggung jawab dan
wewenangnya masing-masing, dengan klasikasi atau
peringkat (strata) sebagai berikut:
a. Tingkat Korporat (Perusahaan)
b. Tingkat Kantor Pusat
- Tingkat Direktorat (Direktur sesuai bidang
tugasnya)
- Tingkat Sub Direktorat/ Biro atau yang setingkat
(Senior Manajer/ Kabiro/CS)
- Tingkat Sub-sub Direktorat atau yang setingkat
(Asisten Senior Manajer/ Askaro)
c. Tingkat Cabang/ Unit Pengusahaan Perusahaan
(UPP)
- Tingkat Divisi atau yang setingkat (Manajer)
- Tingkat Dinas atau yang setingkat (Asisten
Manajer)
- Tingkat Sub Dinas atau yang setingkat
(Supervisor)
2. Kepemilikan risiko sebagaimana tersebut pada ayat (1)
pasal ini, harus terbagi habis sampai dengan Unit Kerja
terkecil (setingkat Asisten Senior Manajer pada Kantor
Pusat dan setingkat Supervisor pada cabang UPP)
menurut jenjang struktur organisasi sesuai dengan
tanggung jawab dan wewenang serta tugas dan
fungsinya masing-masing.
3. Semua tingkatan manajemen pada setiap jenjang
organisasi di lingkungan PT. Pelabuhan Indonesia
III (Persero) (Kantor Pusat dan Cabang/ UPP) sampai
dengan Unit Kerja terkecil (Asisten Senior Manajer
pada Kantor Pusat, dan Supervisor pada Cabang/ UPP)
bertanggung jawab penuh dalam mengelola risiko
pada Unit kerja yang menjadi tanggung jawabnya
termasuk dalam rangka implementasi menejaman
risiko sesuai dengan arah Kebijakan Perusahaan pada
Tujuan Penerapan Manajemen Risiko.

Lapor an T ahunan 2009

67

Sumber Daya Manusia (SDM)


Competency Based Human
Resource Management

Dalam rangka mendukung arah strategis


perkembangan perusahaan telah dilaksanakan embrio
manajemen SDM berbasis kompetensi. Tahapan
yang telah dilakukan adalah penyusunan kamus
kompetensi sebagai pedoman untuk mengetahui
prol kompetensi jabatan (Job Prole). Kemudian
berdasarkan kamus kompetensi tersebut disusun alat
ukur untuk mengetahui level kompetensi yang dimiliki
oleh pegawai (Employee Prole), dan gap antara Job
Prole dan Employee Prole. Alat ukur ini disebut
Behavior Symptom Test (BST) dan telah dibuat dalam

68

Laporan Tahunan 2009

bentuk aplikasi berbasis komputer yang terintegrasi dengan


sistem informasi yang lain.

Talent Mapping

Menyadari bahwa setiap pegawai adalah unik dengan


talent yang berbeda-beda, maka dalam rangka pengembangan
SDM telah dilakukan Talent Mapping untuk pejabat struktural
dengan kelas jabatan tertentu. Hasil mapping itu sendiri selain
digunakan untuk pengembangan pegawai yang bersangkutan,
juga untuk mengetahui kongurasi SDM pelabuhan sehingga
dapat menjadi salah satu instrument yang digunakan untuk
meningkatkan kinerja pegawai yang bermuara pada kinerja
perusahaan.
PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero)

Pendidikan dan
Pelatihan (Diklat)

Seiring dengan corporate vision and mission,


yakni membentuk SDM yang kompeten,
berkinerja unggul, dan berbudipekerti luhur,
maka program diklat didasarkan pada fundamen
tersebut. Selain diklat yang bersifat meningkatkan
kemampuan teknis (hard competency), diklat
yang bertujuan mengasah kemampuan non
teknis (soft competency) juga menjadi perhatian
penuh manajemen. Beberapa pegawai juga
mendapatkan biaya perusahaan untuk pendidikan
yang berstrata. Diklat di luar negeri juga telah
dilaksanakan, baik yang bersifat biaya perusahaan
maupun beasiswa (Korea, Singapore). Dengan
telah dilaksanakannya mapping kompetensi dan
talent, memudahkan focus dan prioritas bidang
diklat yang dilaksanakan.

Pembinaan Mental
Pegawai

Peningkatan kualitas SDM yang mengarah


pada peningkatan kinerja SDM juga dilaksanakan
melalui pembinaan mental pegawai. Komitmen
untuk melaksanakan pembinaan mental pegawai
dimaksud, selain melalui kegiatan rutin pembinaan
mental pegawai, juga telah diberangkatkan
sebanyak 25 orang pegawai untuk menunaikan
ibadah haji.

Kesehatan Pegawai

Fasilitas kesehatan bagi pegawai dilakukan


bekerjasama dengan Rumah Sakit PHC khusus
untuk daerah Surabaya, Gresik dan Sidoarjo,
sedangkan untuk Cabang / UPP lainnya
bekerjasama dengan rumah sakit setempat atau
menunjuk dokter umum.

Perjanjian Kerja Bersama


(PKB)

Sebagai sarana yang menjamin hubungan


industrial antara manajemen PT. Pelabuhan
Indonesia III (PERSERO) dengan Serikat Pegawai
Indonesia Port Corporation III

Lapor an T ahunan 2009

69

Pelabuhan Indonesia III maka telah dilakukan pembaharuan perjanjian kerja bersama. PKB ini merupakan penyempurnaan
dan pembaharuan dari PKB sebelumnya yang sudah habis masa berlakunya disesuaikan dengan perkembangan terkini dan
tuntutan masa depan. Keberadaan dari PKB ini juga bertujuan untuk menyatukan visi manajemen dan visi serikat pekerja
agar terwujud perusahaan yang lebih sehat, esien, efektif, produktif dan berdaya saing tinggi serta dapat mensejahterakan
keseluruhan pegawai/pekerja dan keluarganya.

Komposisi Pegawai berdasarkan tingkat pendidikan

Jumlah pegawai berdasarkan realisasi tahun 2008 sebanyak 2.426 orang dan realisasi tahun 2009 menjadi 2.348 orang.
Realisasi tahun 2008 untuk SDM dengan tingkat pendidikan pasca sarjana (S-2) sebanyak 182 orang dan realisasi tahun
2009 sebanyak 180 orang, sarjana (S-1) realisasi tahun 2008 sebanyak 812 orang dan realisasi tahun 2009 sebanyak 859
orang. Adapun realisasi SDM tahun 2008 dan tahun 2009 berdasarkan tingkat pendidikan selengkapnya dapat dilihat pada
tabel dibawah ini :
No.

URAIAN

DESCRIPTION

2008

2009

Doctorate

Doktor (S-3)

Magister / Pasca Sarjana (S-2)

182

179

Post Graduate

Sarjana (S-1)

812

859

Bachelor / Under Graduate

Sarjana Muda ( D3)

258

288

Diploma

Sekolah Lanjutan Atas (SLA)

966

862

Senior High School

Sekolah Lanjutan Pertama (SLP)

145

109

Junior High School

Sekolah Dasar (SD)

63

50

Elementary

2426

2348

JUMLAH

70

Tahun

Laporan Tahunan 2009

PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero)

KEGIATAN USAHA
2009

Indonesia Port Corporation III

Lapor an T ahunan 2009

71

Pelayanan dan Produksi Jasa Pelabuhan


Corporate
a. Arus Kapal
Tahun 2009, arus kapal terealisasi 72.480 unit dan
210.528.930 GT atau turun 3% dalam unit dan
meningkat 2% dalam GT dari tahun 2008. Hal ini
disebabkan menurunnya kunjungan kapal general
cargo, kapal curah kering, kapal tongkang dan kapal
penumpang sesuai dengan penurunanan arus barang,
komoditi curah kering dan penumpang, namun dari GT
kapal menunjukkan adanya perubahan ukuran kapal
menjadi lebih besar .
b. Arus Barang
Tahun 2009, arus barang terealisasi 117.002.430 Ton/
M3 atau turun 4% dari tahun 2008. Hal ini disebabkan
berkurangnya kegiatan B/M komoditi curah kering,
khususnya batubara, pupuk dan semen serta komoditi
kayu log, plywood dan kayu olahan.
c. Arus Petikemas
Tahun 2009, arus petikemas terealisasi 2.468.310 Box
dan 2.989.653 TEUs atau meningkat 3% dalam Box
dan 2% dalam TEUs dari tahun 2008. Peningkatan

arus petikemas di dermaga konvensional disebabkan


adanya kecenderungan perubahan pola angkutan dari
kemasan cargo ke petikemas khususnya pada Cabang
Pelabuhan Tanjung Perak dengan beroperasinya
Terminal Multipurpose Nilam Timur, Tenau Kupang dan
dibukanya route baru di Pelabuhan Lembar.
d. Arus Penumpang
Tahun 2009, arus penumpang terealisasi 2.930.935 orang
atau menurun 12% dari tahun 2008. Hal ini disebabkan
adanya penurunan arus penumpang dalam negeri,
terutama pada Cabang Tanjung Perak, Tanjung Emas,
Banjarmasin, Gresik, Tanjung Wangi, Benoa, Sampit dan
Kupang sesuai dengan berkurangnya kunjungan kapal
penumpang.
e. Arus Hewan
Tahun 2009, arus hewan hanya terealisasi 158.673 ekor
atau menurun 9% dari tahun 2008. Hal ini disebabkan
menurunnya arus hewan dalam negeri, khususnya sapi
bibit melalui Pelabuhan Tenau Kupang dan Bima yang
akan dikirim ke Kalimantan.

Arus Kunjungan Kapal, Barang, Petikemas, Penumpang Dan Hewan


PT. (PERSERO) PELABUHAN INDONESIA III
NO

URAIAN

SATUAN

1
I

2. Kapal Dalam Negeri

JUMLAH ARUS KAPAL

2008

2009

(%)

6 = 5 :4

Unit

5.816

5.672

98

GT

90.075.974

87.537.355

97

Unit

69.002

66.808

97

GT

116.248.721

122.991.575

106

Unit

74.818

72.480

97

GT

206.324.695

210.528.930

102

Ton

66.179.349

66.697.444

101

M3

720.682

642.253

89

ARUS BARANG
1. Perdagangan Luar negeri

72

KECEND

ARUS KAPAL
1. Kapal Luar Negeri

II

REALISASI

Laporan Tahunan 2009

PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero)

2. Perdagangan Dalam negeri


JUMLAH ARUS BARANG
III

ARUS PETIKEMAS

IV

ARUS PENUMPANG

Ton

49.379.504

44.213.569

90

M3

5.509.374

5.449.164

99

Ton

115.558.853

110.911.013

96

M3

6.230.056

6.091.417

98

Box

2.388.827

2.468.310

103

Teus

2.931.166

2.989.653

102

Orang

3.322.516

2.930.935

88

II. TG. PERAK


Tahun 2009, untuk arus kapal terealisasi 15.064 unit dan
63.248.150 GT atau relatif sama dalam satuan unit dan
meningkat 2% dalam satuan GT karena meningkatnya
kunjungan Kapal Petikemas, Kapal Curah Kering dan
Kapal Curah Cair.
Arus barang terealisasi 13.221.345 Ton/M3 atau
menurun 9% dari tahun 2008 karena berkurangnya
jumlah barang terutama General Cargo dan Curah
Kering.

Arus Petikemas terealisasi 2.270.020 TEUs atau


meningkat 4% dari tahun 2008 karena meningkatnya
arus petikemas di terutama setelah beroperasinya
Terminal Multipurpose Nilam Timur.
Arus penumpang terealisasi
937.797 orang atau
menurun 19% dari tahun 2008.

Arus Kunjungan Kapal, Barang, Petikemas, Penumpang Dan Hewan


Pelabuhan Tg. Perak
NO

URAIAN

SATUAN

2008

2009

(%)

6 = 5 :4

Unit

2.346

2.435

104

GT

28.961.362

29.522.768

102

Unit

13.053

12.629

97

GT

33.047.098

33.725.382

102

Unit

15.399

15.064

98

GT

62.008.460

63.248.150

102

1. Perdagangan Luar negeri

Ton

6.747.409

5.541.713

82

M3

209.351

246.476

118

2. Perdagangan Dalam negeri

Ton

5.553.851

5.384.642

97

M3

1.971.248

2.048.514

104

Ton

12.301.260

10.926.355

89

M3

2.180.599

2.294.990

105

Box

1.817.242

1.912.301

105

Teus

2.190.464

2.270.020

104

2. Kapal Dalam Negeri


JUMLAH ARUS KAPAL
ARUS BARANG

JUMLAH ARUS BARANG


III

KECEND

ARUS KAPAL
1. Kapal Luar Negeri

II

REALISASI

ARUS PETIKEMAS

IV

ARUS PENUMPANG

Orang

1.154.780

937.797

81

ARUS HEWAN

Ekor

48.442

43.319

89

Indonesia Port Corporation III

Lapor an T ahunan 2009

73

III. TG. EMAS


Tahun 2009, untuk arus kapal terealisasi 3.899 unit dan
17.106.637 GT atau menurun 3% dalam satuan unit dan
0,5% dalam satuan GT dari tahun 2008.
Arus barang terealisasi 4.716.147 Ton/M3 atau
meningkat 11% dari tahun 2008 karena meningkatnya
impor biji gandum, gula pasir serta ekspor tetes/
molases dan CPO beserta turunannya.

Arus Petikemas terealisasi 356.755 TEUs atau menurun


5% dari tahun 2008 karena menurunnya petikemas
ekspor di Terminal Petikemas Semarang (TPKS).
Sedangkan, arus penumpang terealisasi 383.835 orang
atau menurun 4% dari tahun 2008, karena berkurangnya
penumpang dari Semarang dengan tujuan luar Jawa.

Arus Kunjungan Kapal, Barang, Petikemas, Penumpang Dan Hewan


Pelabuhan Tg. Emas
NO

URAIAN

SATUAN

2008

2009

(%)

6 = 5 :4

Unit

709

711

100

GT

9.379.606

9.411.335

100

Unit

3.293

3.188

97

GT

7.810.727

7.695.302

99

Unit

4.002

3.899

97

GT

17.190.333

17.106.637

100

1. Perdagangan Luar negeri

Ton

751.825

863.512

115

M3

31.331

21.464

69

2. Perdagangan Dalam negeri

Ton

2.563.057

2.913.125

114

M3

886.034

918.046

104

Ton

3.314.882

3.776.637

114

M3

917.365

939.510

102

Box

232.667

219.596

94

Teus

374.476

356.755

95
96

2. Kapal Dalam Negeri


JUMLAH ARUS KAPAL
ARUS BARANG

JUMLAH ARUS BARANG


III

KECEND

ARUS KAPAL
1. Kapal Luar Negeri

II

REALISASI

ARUS PETIKEMAS

IV

ARUS PENUMPANG

Orang

399.917

383.835

ARUS HEWAN

Ekor

17

IV. TG. INTAN


Tahun 2009, untuk arus kapal terealisasi 2.140 unit dan
21.152.539 GT atau meningkat 24% dalam satuan unit
dan 17% dalam GT dari tahun 2008.
Arus barang terealisasi 7.621.632 Ton atau meningkat
15% dari tahun 2008 karena meningkatnya
pembongkaran batubara dan pupuk urea serta ekspor
semen curah.

74

Laporan Tahunan 2009

Arus hewan terealisasi 36.460 ekor atau meningkat


19% dari tahun 2008 karena peningkatan permintaan
hewan potong di Propinsi Jawa Tengah dan Jawa Barat
menjelang peringatan hari-hari besar (Idul Fitri, Idul
Adha dan Natal).

PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero)

Arus Kunjungan Kapal, Barang, Petikemas, Penumpang Dan Hewan


Pelabuhan Tg. Intan
NO

URAIAN

SATUAN

2008

2009

(%)

6 = 5 :4

1. Kapal Luar Negeri

Unit

245

258

GT

6.997.907

7.966.950

114

2. Kapal Dalam Negeri

Unit

1.478

1.882

127

GT

11.085.973

13.185.589

119

Unit

1.723

2.140

124

GT

18.083.880

21.152.539

117

105

Ton

941.056

1.249.930

133

M3

Ton

5.659.987

6.371.702

M3

Ton

6.601.043

7.621.632

M3

Box

Teus

ARUS BARANG
1. Perdagangan Luar negeri
2. Perdagangan Dalam negeri
JUMLAH ARUS BARANG

III

KECEND

ARUS KAPAL

JUMLAH ARUS KAPAL


II

REALISASI

ARUS PETIKEMAS

IV

ARUS PENUMPANG

Orang

ARUS HEWAN

Ekor

30.667

36.460

113
115

119

V. GRESIK
Tahun 2009, untuk arus kapal terealisasi 5.770 unit dan
7.278.868 GT atau meningkat 4% dalam satuan unit dan
162% dalam satuan GT dari tahun 2008.
Arus barang terealisasi 6.121.661 Ton/M3 atau
meningkat 5% dari tahun 2008 karena meningkatnya

kegiatan pembongkaran secara langsung barang2 off


shore, curah kering dan pembongkaran log.
Arus penumpang terealisasi 132.374 orang atau
mennurun 10% dari tahun 2008.

Arus Kunjungan Kapal, Barang, Petikemas, Penumpang Dan Hewan


Pelabuhan Gresik
NO

URAIAN

SATUAN

REALISASI

KECEND

2008

2009

(%)

6 = 5 :4

GT

61.977

587.154

947

2. Kapal Dalam Negeri

Unit

5.512

5.712

104

GT

2.712.435

6.691.714

247

JUMLAH ARUS KAPAL

Unit

5.552

5.770

104

GT

2.774.412

7.278.868

262

Indonesia Port Corporation III

Lapor an T ahunan 2009

75

II

ARUS BARANG
1. Perdagangan Luar negeri
2. Perdagangan Dalam negeri
JUMLAH ARUS BARANG

III

ARUS PETIKEMAS

Ton

111.712

78.651

70

M3

4.426

Ton

5.171.048

5.454.656

105

M3

568.395

588.354

104

Ton

5.282.760

5.533.307

105

M3

572.821

588.354

103

Box

Teus

IV

ARUS PENUMPANG

Orang

146.540

132.374

90

ARUS HEWAN

Ekor

2.419

3.764

156

VI. TEGAL
Tahun 2009, untuk arus kapal terealisasi 729 unit dan 234.363 GT atau meningkat 17% dalam satuan unit dan 67%
dalam satuan GT dari tahun 2008 karena adanya peningkatan kunjungan kapal-kapal lokal dengan tujuan docking.
Arus barang terealisasi 70.486 Ton/M3 atau menaik 10% dari tahun 2008.

Arus Kunjungan Kapal, Barang, Petikemas, Penumpang Dan Hewan


Pelabuhan Tegal
NO

URAIAN

SATUAN

2. Kapal Dalam Negeri


JUMLAH ARUS KAPAL
II

KECEND

2008

2009

(%)

6 = 5 :4

GT

Unit

625

729

117

GT

140.753

234.363

167

Unit

625

729

117

GT

140.753

234.363

167

Ton

M3

Ton

62.670

67.405

108

M3

1.187

3.081

260

JUMLAH ARUS BARANG

Ton

62.670

67.405

108

M3

1.187

3.081

260

ARUS PETIKEMAS

Box

Teus

ARUS BARANG
1. Perdagangan Luar negeri
2. Perdagangan Dalam negeri

III

76

REALISASI

IV

ARUS PENUMPANG

Orang

ARUS HEWAN

Ekor

Laporan Tahunan 2009

PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero)

VII. BANJARMASIN
Tahun 2009, untuk arus kapal terealisasi 12.848 unit dan
56.525.108 GT atau menurun 9% dalam unit dan 2%
dalam GT dari tahun 2008.
Arus barang terealisasi 41.185.415 Ton/M3 atau
menurun 7% dari tahun 2008 hal ini disebabkan
berkurangnya barang dengan komoditi batubara
akibat berlakunya PERDA Provinsi Kalsel No.3 Tahun

2008 tentang Pengaturan Penggunaan Jalan Umum


dan Jalan Khusus untuk Angkutan Tambang dan Hasil
Perusahaan Perkebunan.
Arus Petikemas terealisasi 244.617 TEUs atau menurun
2% dari tahun 2008.
Sedangkan, arus penumpang terealisasi 216.135 orang
atau menurun 22% dari tahun 2008.

Arus Kunjungan Kapal, Barang, Petikemas, Penumpang Dan Hewan


Pelabuhan Banjarmasin
NO

URAIAN

SATUAN

2. Kapal Dalam Negeri


JUMLAH ARUS KAPAL

2008

2009

(%)

6 = 5 :4

Unit

1.157

1.037

90

GT

25.785.862

24.757.921

96

Unit

12.975

11.811

91

GT

32.075.659

31.767.187

99

Unit

14.132

12.848

91

GT

57.861.521

56.525.108

98

Ton

34.670.594

37.995.461

110

M3

313.279

189.605

61

Ton

8.508.198

2.556.869

30

M3

563.322

443.480

79

Ton

43.178.792

40.552.330

94

M3

876.601

633.085

72

Box

233.226

225.757

97

Teus

250.371

244.617

98

ARUS BARANG
1. Perdagangan Luar negeri
2. Perdagangan Dalam negeri
JUMLAH ARUS BARANG

III

KECEND

ARUS KAPAL
1. Kapal Luar Negeri

II

REALISASI

ARUS PETIKEMAS

IV

ARUS PENUMPANG

Orang

278.831

216.135

78

ARUS HEWAN

Ekor

16.791

12.960

77

Indonesia Port Corporation III

Lapor an T ahunan 2009

77

VIII. KOTABARU
Tahun 2009, untuk arus kapal terealisasi 7.375 unit dan
22.404.313 GT atau menurun 8% dalam unit dan 16%
dalam GT dari tahun 2008.
Arus barang terealisasi 33.270.159 Ton/M3 atau
menurun 7% dari tahun 2008 karena menurunnya
arus kunjungan kapal mother vessel pada kegiatan
pemuatan batubara di Pelabuhan Mekarputih akibat
berkurangnya supply batubara dari PT.Adaro yang
kegiatannya beralih ke Taboneo.

Arus petikemas terealisasi 9.420 TEUs atau menurun 2%


dari tahun 2008 karena menurunnya kegiatan bongkar
muat petikemas di Pelabuhan Batulicin.
Sedangkan arus penumpang di Pelabuhan Batulicin
terealisasi 171.163 orang atau meningkat 8% dari tahun
2008.

Arus Kunjungan Kapal, Barang, Petikemas, Penumpang Dan Hewan


Pelabuhan Kotabaru
NO

URAIAN

SATUAN

2. Kapal Dalam Negeri


JUMLAH ARUS KAPAL
II

KECEND

2008

2009

(%)

6 = 5 :4

GT

15.593.039

11.648.802

75

Unit

7.491

6.934

93

GT

11.170.337

10.755.511

96

Unit

8.057

7.375

92

GT

26.763.376

22.404.313

84

Ton

19.976.088

18.052.822

90

M3

Ton

15.880.204

15.212.601

96

M3

40.046

4.736

12

Ton

35.856.292

33.265.423

93

M3

40.046

4.736

12

Box

9.641

9.420

98

Teus

9.641

9.420

98
108

ARUS BARANG
1. Perdagangan Luar negeri
2. Perdagangan Dalam negeri
JUMLAH ARUS BARANG

III

REALISASI

ARUS PETIKEMAS

IV

ARUS PENUMPANG

Orang

158.257

171.163

ARUS HEWAN

Ekor

IX. SAMPIT
Tahun 2009, untuk arus kapal terealisasi 4.302 unit dan
5.238.550 GT atau meningkat 2% dalam satuan unit dan
4% dalam satuan GT dari tahun 2008.
Arus barang terealisasi 4.218.872 Ton/M3 atau
meningkat 2% dari tahun 2008 Hal ini disebabkan
adanya peningkatan kunjungan kapal pada kegiatan
bongkar muat komoditi CPO, pupuk, inti sawit, semen,
bijibesi.

78

Laporan Tahunan 2009

Arus petikemas terealisasi 27.238 TEUs atau meningkat


5% dari tahun 2008 karena adanya perubahan pola
angkutan dari kemasan cargo ke petikemas.
Sedangkan, arus penumpang terealisasi 208.482 orang
atau menurun 22% dari tahun 2008 .

PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero)

Arus Kunjungan Kapal, Barang, Petikemas, Penumpang Dan Hewan


Pelabuhan Sampit
NO

URAIAN

KECEND

2008

2009

(%)

6 = 5 :4

1.832.029

1.744.310

95

Unit

4.017

4.170

104

GT

3.200.717

3.494.240

109

Unit

4.212

4.302

102

GT

5.032.746

5.238.550

104

1. Perdagangan Luar negeri

Ton

2.790.547

2.557.691

92

M3

570

4.995

876

2. Perdagangan Dalam negeri

Ton

833.835

1.157.806

139

M3

525.787

498.380

95

Ton

3.624.382

3.715.497

103

M3

526.357

503.375

96

Box

25.438

26.838

106

Teus

25.894

27.238

105
78

JUMLAH ARUS KAPAL


ARUS BARANG

JUMLAH ARUS BARANG


III

REALISASI

GT
2. Kapal Dalam Negeri

II

SATUAN

ARUS PETIKEMAS

IV

ARUS PENUMPANG

Orang

266.440

208.482

ARUS HEWAN

Ekor

195

X. KUMAI
Tahun 2009, untuk arus kapal terealisasi 3.114 unit dan 3.689.475 GT atau menurun 12% dalam satuan unit dan
meningkat 8% dalam satuan GT dari tahun 2008.
Arus barang terealisasi 2.633.398 Ton/M3 atau meningkat 4% dari tahun 2008 hal ini disebabkan meningkatnya arus
ekspor komoditi CPO beserta turunannya.
Arus petikemas terealisasi 8.301 TEUs atau menurun 4% dari tahun 2008.
Arus penumpang terealisasi 226.374 orang atau meningkat 5% dari tahun 2008.

Arus Kunjungan Kapal, Barang, Petikemas, Penumpang Dan Hewan


Pelabuhan Kumai
NO

URAIAN

SATUAN

2. Kapal Dalam Negeri


JUMLAH ARUS KAPAL

Indonesia Port Corporation III

REALISASI

KECEND

2008

2009

(%)

6 = 5 :4

GT

776.055

1.024.578

132

Unit

3.396

2.888

85

GT

2.653.904

2.664.897

100

Unit

3.548

3.114

88

GT

3.429.959

3.689.475

108

Lapor an T ahunan 2009

79

II

ARUS BARANG
1. Perdagangan Luar negeri
2. Perdagangan Dalam negeri
JUMLAH ARUS BARANG

III

ARUS PETIKEMAS

Ton

164.335

347.952

212

M3

161.725

179.713

111

Ton

1.950.256

1.898.360

97

M3

257.700

207.373

80

Ton

2.114.591

2.246.312

106

M3

419.425

387.086

92

Box

8.564

8.301

97

Teus

8.650

8.301

96
105

IV

ARUS PENUMPANG

Orang

215.394

226.374

ARUS HEWAN

Ekor

XI. PROBOLINGGO
Tahun 2009, untuk arus kapal terealisasi 2.438 unit dan 197.457 GT atau menurun 20% dalam unit dan 17% dalam
satuan GT dari tahun 2008.
Arus barang terealisasi 284.129 Ton/M3 atau menurun 2% dari tahun 2008 karena berkurangnya kegiatan bongkar
kayu olahan dan beralih ke angkutan petikemas untuk komoditi plywood.

Arus Kunjungan Kapal, Barang, Petikemas, Penumpang Dan Hewan


Pelabuhan Probolinggo
NO

URAIAN

2009

(%)

6 = 5 :4
-

Unit

3.037

2.438

80

GT

213.800

197.457

92

Unit

3.044

2.438

80

GT

227.780

197.457

87

1. Perdagangan Luar negeri

Ton

M3

2. Perdagangan Dalam negeri

Ton

55.072

53.980

98

M3

234.144

230.149

98

Ton

55.072

53.980

98

M3

234.144

230.149

98

Box

Teus

ARUS BARANG

JUMLAH ARUS BARANG

80

2008

KECEND

13.980

JUMLAH ARUS KAPAL

III

REALISASI

GT
2. Kapal Dalam Negeri

II

SATUAN

ARUS PETIKEMAS

IV

ARUS PENUMPANG

Orang

ARUS HEWAN

Ekor

Laporan Tahunan 2009

PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero)

XII. TG. WANGI


Tahun 2009, untuk arus kapal terealisasi 1.253 unit dan 2.023.088 GT atau menurun 4% dalam satuan unit dan 20%
dalam satuan GT dari tahun 2008.
Arus barang terealisasi 897.798 Ton atau menurun 15% dari tahun 2008 karena berkurangnya kegiatan bongkar muat
jenis barang general cargo dan barang curah kering.
Sedangkan, arus penumpang terealisasi 8.438 orang atau menurun 14% dari tahun 2008.

Arus Kunjungan Kapal, Barang, Petikemas, Penumpang Dan Hewan


Pelabuhan Tg. Wangi
NO

URAIAN

SATUAN

2. Kapal Dalam Negeri


JUMLAH ARUS KAPAL
II

KECEND

2008

2009

(%)

6 = 5 :4

GT

14.286

36.346

254

Unit

1.295

1.244

96

GT

2.513.525

1.986.742

79

Unit

1.302

1.253

96

GT

2.527.811

2.023.088

80

Ton

8.002

3.813

48

M3

Ton

1.044.993

893.985

M3

Ton

1.052.995

897.798

M3

Box

Teus

ARUS BARANG
1. Perdagangan Luar negeri
2. Perdagangan Dalam negeri
JUMLAH ARUS BARANG

III

REALISASI

ARUS PETIKEMAS

IV

ARUS PENUMPANG

Orang

9.812

8.438

ARUS HEWAN

Ekor

XIII. BENOA
Tahun 2009, untuk arus kapal terealisasi 6.688 unit dan
2.987.626 GT atau meningkat 3% dalam satuan unit dan
10% dalam satuan GT dari tahun 2008.
Arus barang terealisasi 156.126 Ton/M3 atau menurun
6% dari tahun 2008 karena menurunnya bongkaran
pasir dari kubu karangasem.

Indonesia Port Corporation III

86
85

86
-

Arus petikemas terealisasi 26.300 TEUs atau menurun


24% dari tahun 2008 karena menurunnya kegiatan B/M
petikemas terutama pengiriman barang kerajinan dan
ikan tuna.
Arus penumpang terealisasi 279.686 orang atau
menurun 5% dari tahun 2008 karena berkurangnya
kunjungan penumpang dalam negeri.

Lapor an T ahunan 2009

81

Arus Kunjungan Kapal, Barang, Petikemas, Penumpang Dan Hewan


Pelabuhan Benoa
NO

URAIAN

KECEND

2008

2009

(%)

6 = 5 :4

311.793

461.528

148

Unit

6.230

6.425

103

GT

2.409.454

2.526.098

105

Unit

6.464

6.688

103

GT

2.721.247

2.987.626

110

1. Perdagangan Luar negeri

Ton

M3

2. Perdagangan Dalam negeri

Ton

166.381

156.126

M3

Ton

166.381

156.126

M3

Box

24.912

19.152

77

Teus

34.529

26.300

76
95

JUMLAH ARUS KAPAL


ARUS BARANG

JUMLAH ARUS BARANG


III

REALISASI

GT
2. Kapal Dalam Negeri

II

SATUAN

ARUS PETIKEMAS

IV

ARUS PENUMPANG

Orang

293.312

279.686

ARUS HEWAN

Ekor

94
94
-

XIV. TENAU KUPANG


Tahun 2009, untuk arus kapal terealisasi 2.261 unit dan
3.209.110 GT atau meningkat 2% dalam satuan unit dan
10 % dalam satuan GT dari tahun 2008.
Arus barang terealisasi 552.719 Ton/M3 atau menurun
6% dari tahun 2008.

Arus petikemas terealisasi 46.610 TEUs atau meningkat


25% dari tahun 2008 karena beralihnya moda angkutan
cargo ke petikemas.
Arus penumpang terealisasi 168.557 orang atau
menurun 28% dari tahun 2008.

Arus Kunjungan Kapal, Barang, Petikemas, Penumpang Dan Hewan


Pelabuhan Tenau Kupang
NO

URAIAN

SATUAN

2. Kapal Dalam Negeri


JUMLAH ARUS KAPAL

82

Laporan Tahunan 2009

REALISASI

KECEND

2008

2009

(%)

6 = 5 :4

GT

289.906

259.789

90

Unit

2.079

2.171

104

GT

2.627.489

2.949.321

112

Unit

2.206

2.261

102

GT

2.917.395

3.209.110

110

PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero)

II

ARUS BARANG
1. Perdagangan Luar negeri
2. Perdagangan Dalam negeri
JUMLAH ARUS BARANG

III

ARUS PETIKEMAS

Ton

M3

Ton

383.675

348.352

91

M3

204.264

204.367

100

Ton

383.675

348.352

91

M3

204.264

204.367

100

Box

37.137

46.553

125

Teus

37.141

46.610

125

IV

ARUS PENUMPANG

Orang

233.932

168.557

72

ARUS HEWAN

Ekor

36.857

41.286

112

XV. LEMBAR
Tahun 2009, untuk arus kapal terealisasi 1.633 unit dan
1.772.371 GT atau meningkat 2% dalam satuan unit dari
tahun 2008.
Arus barang terealisasi 735.104 Ton/M3 atau
meningkat 40% dari tahun 2008 karena meningkatnya
pembongkaran pupuk curah, semen in bag dan pupuk
in bag.

Akhir Tahun 2009 Petikemas mulai masuk di Pelabuhan


Lembar sebanyak 392 TEUs.
Sedangkan, Arus penumpang terealisasi 24.063 orang
atau meningkat 40% dari tahun 2008.

Arus Kunjungan Kapal, Barang, Petikemas, Penumpang Dan Hewan


Pelabuhan Lembar
NO

URAIAN

SATUAN

2. Kapal Dalam Negeri


JUMLAH ARUS KAPAL
II

KECEND

2008

2009

(%)

6 = 5 :4

GT

47.281

110.448

234

Unit

1.579

1.630

103

GT

1.734.521

1.661.923

96

Unit

1.597

1.633

102

GT

1.781.802

1.772.371

99

Ton

7.992

1.000

13

M3

Ton

581.457

710.822

122

M3

38.550

23.282

60

Ton

589.449

711.822

121

M3

38.550

23.282

60

ARUS BARANG
1. Perdagangan Luar negeri
2. Perdagangan Dalam negeri
JUMLAH ARUS BARANG

III

REALISASI

ARUS PETIKEMAS

Box

392

Teus

392

IV

ARUS PENUMPANG

Orang

17.145

24.063

140

ARUS HEWAN

Ekor

9.639

5.599

58

Indonesia Port Corporation III

Lapor an T ahunan 2009

83

XVI. CELUKAN BAWANG


Tahun 2009, untuk arus kapal hanya terealisasi 239 unit dan 372.016 GT atau menurun 31% dalam satuan unit dan 7%
dalam satuan GT dari tahun 2008.
Arus barang terealisasi 570.165 Ton/M3 atau menurun 4% dari tahun 2008 karena menurunnya kunjungan kapal cargo
muat semen in bag.

Arus Kunjungan Kapal, Barang, Petikemas, Penumpang Dan Hewan


Pelabuhan Celukan Bawang
NO

URAIAN

SATUAN

JUMLAH ARUS KAPAL


II

KECEND
2009

(%)

6 = 5 :4

Unit

346

239

69

GT

398.032

372.016

93

Ton

M3

Ton

528.098

528.229

100

M3

63.711

41.936

66

Ton

528.098

528.229

100

M3

63.711

41.936

66

Box

Teus

ARUS BARANG
1. Perdagangan Luar negeri
2. Perdagangan Dalam negeri
JUMLAH ARUS BARANG

III

REALISASI
2008

ARUS PETIKEMAS

IV

ARUS PENUMPANG

Orang

ARUS HEWAN

Ekor

XVII.

BIMA

Tahun 2009, untuk arus kapal terealisasi 1.804 unit dan


1.373.140 GT atau meningkat 3% dalam satuan unit dan
29% dalam satuan GT dari tahun 2008.
Arus barang terealisasi 510.513 Ton/M3 atau meningkat
22% dari tahun 2008 karena meningkatnya kegiatan

bongkar muat hasil pertanian di Kabupaten Bima dan


Sumbawa Besar.
Sedangkan, arus penumpang terealisasi 46.373 orang
atau meningkat 3% dari tahun 2008.

Arus Kunjungan Kapal, Barang, Petikemas, Penumpang Dan Hewan


Pelabuhan Bima
NO

URAIAN

SATUAN

2. Kapal Dalam Negeri


JUMLAH ARUS KAPAL

84

Laporan Tahunan 2009

REALISASI

KECEND

2008

2009

(%)

6 = 5 :4

GT

8.664

2.953

34

Unit

1.740

1.803

104

GT

1.053.992

1.370.187

130

Unit

1.743

1.804

103

GT

1.062.656

1.373.140

129

PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero)

II

ARUS BARANG
1. Perdagangan Luar negeri
2. Perdagangan Dalam negeri
JUMLAH ARUS BARANG

III

ARUS PETIKEMAS

Ton

9.789

4.899

50

M3

Ton

343.953

378.702

110

M3

63.572

126.912

200

Ton

353.742

383.601

108

M3

63.572

126.912

200

Box

Teus

IV

ARUS PENUMPANG

Orang

44.927

46.373

103

ARUS HEWAN

Ekor

28.992

15.285

53

XVIII.

MAUMERE

Tahun 2009, untuk arus kapal hanya terealisasi 923 unit dan 1.716.119 GT atau masing-masing menurun 7% dalam unit
dan 22% dalam GT kapal dari tahun 2008.
Arus barang terealisasi 236.761 Ton/M3 atau meningkat 29% dari tahun 2008 karena adanya kenaikan permintaan
kebutuhan proyek pemerintah seperti semen serta beras.
Sedangkan, Arus penumpang terealisasi 127.658 orang atau meningkat 24% dari tahun 2008.

Arus Kunjungan Kapal, Barang, Petikemas, Penumpang Dan Hewan


Pelabuhan Maumere
NO

URAIAN

SATUAN

II

KECEND

2008

2009

(%)

6 = 5 :4

GT

1.402.532

1.716.119

122

Ton

M3

2. Perdagangan Dalam negeri

Ton

92.769

126.207

136

M3

91.414

110.554

121

JUMLAH ARUS BARANG

Ton

92.769

126.207

136

M3

91.414

110.554

121

Box

Teus

ARUS BARANG
1. Perdagangan Luar negeri

III

REALISASI

ARUS PETIKEMAS

IV

ARUS PENUMPANG

Orang

103.229

127.658

ARUS HEWAN

Ekor

Indonesia Port Corporation III

124
-

Lapor an T ahunan 2009

85

86

Laporan Tahunan 2009

PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero)

Profil Pelabuhan

Indonesia Port Corporation III

Lapor an T ahunan 2009

87

TG. PERAK

Tahun 2008, untuk arus kapal terealisasi 15.399 unit


dan 62.008.460 GT atau relatif sama dalam satuan unit
dan meningkat 5% dalam satuan GT karena meningkatnya
kunjungan Kapal General Cargo, Kapal Curah Kering,
Tanker BBM dan Kapal Penumpang. Arus barang terealisasi
14.481.859 Ton/M3 atau meningkat 4% dari tahun 2007
karena meningkatnya jumlah barang impor terumata steel
product, raw sugar dan pupuk. Arus Petikemas terealisasi

2.190.464 TEUs atau meningkat 7% dari tahun 2007 karena


meningkatnya arus petikemas di Termial Mirah, Terminal
Jamrud Selatan, Terminal Berlian yang dihandling PT.BJTI
dan petikemas domestik di PT.TPS. Sedangkan, arus
penumpang terealisasi 1.154.780 orang atau meningkat
10% dari tahun 2007 sesuai dengan peningkatan kunjungan
kapal penumpang dan kapal jenis Ro-Ro.

TG. EMAS

Tahun 2008, untuk arus kapal terealisasi 4.002 unit


dan 17.190.333 GT atau menurun 1% dalam satuan unit
dan 3% dalam satuan GT dari tahun 2007. Arus barang
terealisasi 4.232.247 Ton/M3 atau meningkat 4% dari tahun
2007 karena meningkatnya ekspor tetes/molases, CPO
beserta turunannya, bongkar batubara dan pasir kwarsa.
Arus Petikemas terealisasi 374.476 TEUs atau menurun
3% dari tahun 2007 karena menurunnya petikemas impor
di Terminal Petikemas Semarang (TPKS). Sedangkan, arus
penumpang terealisasi 399.917 orang atau meningkat 7%
dari tahun 2007, karena meningkatnya jumlah penumpang
dalam negeri dengan tujuan Pontianak dan Sampit.

88

Laporan Tahunan 2009

PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero)

TG. INTAN

Tahun 2008, untuk arus kapal terealisasi 1.723 unit dan


18.083.880 GT atau sama dalam satuan unit dan menurun
10% dalam GT dari tahun 2007. Arus barang terealisasi
6.601.043 Ton atau meningkat 8% dari tahun 2007 karena

meningkatnya ekspor semen curah, klinker dan impor raw


sugar. Arus hewan terealisasi 30.667 ekor atau meningkat
12% dari tahun 2007 karena peningkatan permintaan hewan
potong di Propinsi Jawa Tengah menjelang peringatan harihari besar (Idul Fitri, Idul Adha dan Natal).

GRESIK

Tahun 2008, untuk arus kapal terealisasi 5.552 unit


dan 2.774.412 GT atau meningkat 4% dalam satuan unit
dan 16% dalam satuan GT dari tahun 2007. Arus barang
terealisasi 5.855.581 Ton/M3 atau meningkat 1% dari tahun
2007 karena meningkatnya kegiatan pembongkaran bag
cargo, general cargo, curah cair non BBM dan curah kering
serta kegiatan pemuatan general cargo. Sedangkan, arus
penumpang terealisasi 146.540 orang atau meningkat 10%
dari tahun 2007.

Indonesia Port Corporation III

Lapor an T ahunan 2009

89

TEGAL

Tahun 2008, untuk arus kapal terealisasi 625 unit


dan 140.753 GT atau menurun 4% dalam satuan unit
dan meningkat 117% dalam satuan GT dari tahun 2007
karena adanya peningkatan kunjungan kapal-kapal yang
menunggu docking. Arus barang terealisasi 63.857 Ton/M3
atau menurun 3% dari tahun 2007.

BANJARMASIN

Tahun 2008, untuk arus kapal terealisasi 12.905 unit


dan 57.489.556 GT atau meningkat 2% dalam unit dan
18% dalam GT dari tahun 2007. Arus barang terealisasi
43.864.849 Ton/M3 atau meningkat 40% dari tahun 2007.
Arus Petikemas terealisasi 250.371 TEUs atau meningkat
12% dari tahun 2007. Hal ini disebabkan meningkatnya
komoditi curah kering baik untuk ekspor maupun untuk
perdagangan dalam negeri dan adanya perubahan pola
angkutan dari kemasan cargo ke petikemas. Sedangkan,
arus penumpang terealisasi 278.831 orang atau relatif sama
dengan tahun 2007.

90

Laporan Tahunan 2009

PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero)

KOTABARU

Tahun 2008, untuk arus kapal terealisasi 8.057 unit dan


26.763.376 GT atau meningkat 2% dalam unit dan menurun
12% dalam GT dari tahun 2007. Arus barang terealisasi
35.896.338 Ton/M3 atau menurun 13% dari tahun 2007
karena menurunnya arus kunjungan kapal mother vessel
pada kegiatan pemuatan batubara di Pelabuhan Mekarputih
akibat berkurangnya supply batubara dari PT.Adaro yang

SAMPIT

kegiatannya beralih ke Taboneo dan tidak tercapainya


kegiatan pemuatan batubara di DUKS PT.Arutmin Indonesia
(Tg.Pemancingan). Arus petikemas terealisasi 9.641 TEUs atau
menurun 14% dari tahun 2007 karena menurunnya kegiatan
bongkar muat petikemas di Pelabuhan Batulicin, Sedangkan
arus penumpang di Pelabuhan Batulicin terealisasi 158.257
orang atau meningkat 68% dari tahun 2007.

Tahun 2008, untuk arus kapal terealisasi 4.212 unit dan 5.032.746 GT
atau meningkat 21% dalam satuan unit dan 47% dalam satuan GT dari
tahun 2007. Arus barang terealisasi 4.150.739 Ton/M3 atau meningkat 60%
dari tahun 2007. Arus petikemas terealisasi 25.894 TEUs atau meningkat
24% dari tahun 2007. Hal ini disebabkan adanya peningkatan kunjungan
kapal pada kegiatan bongkar muat komoditi CPO, pupuk, inti sawit, semen,
bijibesi dan adanya perubahan pola angkutan dari kemasan cargo ke
Indonesia Port Corporation III

petikemas. Sedangkan, arus penumpang


terealisasi 266.440 orang atau meningkat
17% dari tahun 2007 karena adanya tenagatenaga kerja yang didatangkan dari Jawa
untuk dipekerjakan pada perkebunan
kelapa sawit.
Lapor an T ahunan 2009

91

KUMAI

Tahun 2008, untuk arus kapal terealisasi 3.548


unit dan 3.429.959 GT atau meningkat 5% dalam
satuan unit dan 17% dalam satuan GT dari tahun
2007. Arus barang terealisasi 2.534.016 Ton/M3 atau
meningkat 16% dari tahun 2007 dan arus petikemas
terealisasi 8.650 TEUs atau meningkat 27% dari tahun
2007. Hal ini disebabkan meningkatnya arus ekspor
komoditi CPO beserta turunannya, komoditi bijibesi
dan moda angkutan petikemas. Arus penumpang
terealisasi 215.394 orang atau meningkat 14% dari
tahun 2007.

PULANG PISAU

Tahun 2008, untuk arus kapal terealisasi 1.227


unit dan 371.965 GT atau meningkat 12% dalam
satuan unit dan 25% dalam satuan GT dari tahun
2007 dan arus barang terealisasi 190.544 Ton/
M3 atau meningkat 62% dari tahun 2007 karena
meningkatnya kunjungan kapal perintis bongkar
semen, pasir, batu splite di daerah Jabiren dan
kapal tanker milik Pertamina untuk penyaluran
BBM ke daerah pedalaman.

92

Laporan Tahunan 2009

PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero)

PROBOLINGGO

Tahun 2008, untuk arus kapal terealisasi 3.044 unit dan 227.780 GT atau
menurun 32% dalam satuan GT dari tahun 2007. Arus barang terealisasi
289.216 Ton/M3 atau menurun 40% dari tahun 2007 karena berkurangnya
kunjungan kapal asing muat plywood yang kegiatannya beralih ke angkutan
petikemas.

TG. WANGI

Tahun 2008, untuk arus kapal terealisasi 1.302 unit dan 2.527.811
GT atau meningkat 28% dalam satuan unit dan 13% dalam satuan
GT dari tahun 2007. Arus barang terealisasi 1.052.995 Ton atau
meningkat 61% dari tahun 2007 karena meningkatnya kegiatan
bongkar muat jenis barang bag cargo (semen dan beras) dan barang
curah cair non-BBM (minyak sawit dan aspal curah). Sedangkan, arus
penumpang terealisasi 9.812 orang atau menurun 5% dari tahun
2007.
Indonesia Port Corporation III

Lapor an T ahunan 2009

93

BENOA

Tahun 2008, untuk arus kapal terealisasi 6.464 unit dan


2.721.247 GT atau menurun 2% dalam satuan unit dan 8%
dalam satuan GT dari tahun 2007. Arus barang terealisasi
166.381 Ton/M3 atau menurun 41% dari tahun 2007
karena menurunnya bongkaran pasir dari karangasem.
Arus petikemas terealisasi 34.529 TEUs atau menurun 8%
dari tahun 2007 karena menurunnya pengiriman barang
kerajinan dan ikan tuna. Arus penumpang terealisasi
293.312 orang atau meningkat 12% dari tahun 2007 karena
peningkatan jumlah kunjungan wisatawan dalam negeri ke
propinsi Bali.

TENAU KUPANG

Tahun 2008, untuk arus kapal terealisasi 2.206 unit dan


2.917.395 GT atau menurun 13% dalam satuan unit dan 5
% dalam satuan GT dari tahun 2007. Arus barang terealisasi
587.939 Ton/M3 atau menurun 8% dari tahun 2007 dan arus
petikemas terealisasi 37.141 TEUs atau meningkat 51% dari
tahun 2007 karena mulai beralihnya moda angkutan cargo
ke petikemas. Arus penumpang terealisasi 233.932 orang
atau meningkat 24% dari tahun 2007.

94

Laporan Tahunan 2009

PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero)

LEMBAR

Tahun 2008, untuk arus kapal terealisasi 1.597 unit dan


1.781.802 GT atau meningkat 2% dalam satuan unit dari
tahun 2007. Arus barang terealisasi 627.999 Ton/M3 atau
meningkat 19% dari tahun 2007 karena meningkatnya
pembongkaran pupuk curah, semen in bag dan adanya
pemuatan pupuk in bag tujuan Badas dan Bima. Sedangkan,
Arus penumpang terealisasi 17.145 orang atau meningkat
10% dari tahun 2007.

CELUKAN BAWANG

Tahun 2008, untuk arus kapal hanya terealisasi 346 unit


dan 398.032 GT atau menurun 6% dalam satuan unit dan
3% dalam satuan GT dari tahun 2007. Arus barang terealisasi
Indonesia Port Corporation III

591.809 Ton/M3 atau menurun 6% dari tahun 2007 karena


menurunnya kunjungan kapal cargo muat semen in bag.

Lapor an T ahunan 2009

95

BIMA

Tahun 2008, untuk arus kapal terealisasi 1.743 unit dan


1.062.656 GT atau meningkat 2% dalam satuan unit dari
tahun 2007. Arus barang terealisasi 417.314 Ton/M3 atau
meningkat 22% dari tahun 2007 karena meningkatnya

kegiatan bongkar muat hasil pertanian di Kabupaten


Bima dan Sumbawa Besar. Sedangkan, arus penumpang
terealisasi 44.927 orang atau meningkat 17% dari tahun
2007.

MAUMERE

Tahun 2008, untuk arus kapal hanya terealisasi 866 unit dan 1.402.532
GT atau masing-masing menurun 6% dalam unit dan GT kapal dari
tahun 2007. Arus barang terealisasi 184.183 Ton/M3 atau meningkat 3%
dari tahun 2007 karena semakin optimalnya muatan kapal Ro-Ro akibat
adanya kecenderungan beralihnya pola distribusi barang dengan kapal
cargo ke kapal Ro-Ro. Sedangkan, Arus penumpang terealisasi 103.229
orang atau meningkat 37% dari tahun 2007.

96

Laporan Tahunan 2009

PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero)

Anak Perusahaan
& Joint Venture Company

Indonesia Port Corporation III

Lapor an T ahunan 2009

97

Anak Perusahaan & Joint Venture Company


Sampai dengan akhir tahun 2006, PT. Pelabuhan Indonesia III (PERSERO) memiliki 3 Anak Perusahaan dan 3 Perusahaan
Patungan, dengan komposisi penyertaan sebagai berikut:
49,00%
PT. Terminal Petikemas Surabaya (PT.TPS)
50,50% PT. Portek Indonesia
40,00%
PT. Rumah Sakit PHC Surabaya (PT.RSPS)
95,70% PT. Lamin Aspalindo Tiga

PT.
Ambang
Barito
Nusapersada
40,00%
PT. Berlian Jasa Terminal Indonesia (PT.BJTI) 95,00%

A. PT. Terminal Petikemas Surabaya


1) Kepemilikan Saham

2) Pengurus

98

Laporan Tahunan 2009

: 50,50% Pelabuhan Indonesia III


0,50% Koperasi Pegawai Pelabuhan Indonesia III
49,00% P&O Port Ltd. Pty.
: Komisaris Utama
- Irnanda Laksanawan
Anggota Komisaris
-1. Suprihat
-2. Sudarman
-3. Glen C. Hilton
-4. Kenet Low
Direktur Utama
- Mohammad Zaini
Wakil Direktur Utama - Sanjay Mehta
Direktur Operasi
- Sesedharan V
Direktur Keuangan
- Hj. Nur Syamsiah
Direktur Teknik
- Adam Lestariono

PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero)

Bidang Usaha:
Pelayanan Jasa Kepelabuhanan meliputi:
1) Penyediaan dan pelaksanaan pengusahaan jasa
pelayanan operasi kapal, operasi lapangan dan operasi
gudang serta penyediaan dan pengusahaan jasa
tambat, dermaga, penumpukan petikemas dan air bagi
kapal-kapal petikemas yang bertambat di Terminal
Petikemas;
2) Perencanaan
dan
pengembangan,
pelaksanaan
pengelolaan, pengusahaan dan pemasaran usaha jasa
baru, rupa-rupa usaha (penyewaan gudang, pas dan

parkir) serta usaha jasa-jasa lainnya yang berkaitan


dengan terminal petikemas;
3) Pelaksanaan
penyediaan,
pengoperasian
dan
pemeliharaan fasilitas dan peralatan bongkar muat
petikemas;
4) Perencanaan dan pengelolaan keuangan logistik untuk
terminal petikemas;
5) Pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan
kegiatan terminal petikemas.

B. PT. RUMAH SAKIT PHC SURABAYA (PT. RSPS)


1) Kepemilikan Saham
2) Pengurus

: 95,7% PT.(Persero) Pelabuhan Indonesia III


: 4,3% Koperasi Pegawai Pelabuhan Indonesia III
: Komisaris Utama
: Faris Assagaf
Anggota Komisaris
: 1. Sueb Zaenal
2. Sudiro Samirono
Direktur Utama
: Widorini Soenarjo
Direktur Administrasi
: Sidiq Suparman
Direktur Medik
: Nunung Nugroho

Bidang Usaha, meliputi


1) Pelayanan Kesehatan;
2) Pendidikan dan Pelatihan Kesehatan;
3) Pelayanan Jasa Konsultan Manajemen Kesehatan.
Indonesia Port Corporation III

Lapor an T ahunan 2009

99

C. PT. BERLIAN JASA TERMINAL INDONESIA (PT. BJTI)


1) Kepemilikan Saham
2) Pengurus

: 95 % PT.(PERSERO) Pelabuhan Indonesia III


5 % Koperasi Pegawai Pelabuhan Indonesia III
Komisaris Utama
: Robert H. Sianipar
Anggota Komisaris
: Suryawan F.A
Direktur Utama
: Rahmat Satria
Direktur
: Prayitno

Bidang Usaha PT. BJTI Meliputi:


1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)

100

Jasa terminal bongkar muat barang (curah cair, curah kering dan general cargo) dan petikemas;
Jasa penumpukan barang dan petikemas serta depo petikemas;
Konsolidasi, distribusi dan pengangkutan barang (trucking), serta multi moda transpor;
Ekspedisi Muatan Kapal Laut (EMKL) atau Freight forwarding;
Jasa terminal kapal roll on-roll off ;
Jasa terminal bahan bakar minyak kapal dan supplai bahan bakar kapal;
Usaha penunjang lainnya.

Laporan Tahunan 2009

PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero)

D. PT. PORTEK INDONESIA


1) Kepemilikan Saham
2) Pengurus

: 49% PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero)


: 51% PT. Portek System Equipment Pte. Ltd.
: Komisaris Utama
: Adji Pamungkas
Anggota Komisaris
: Tok Soon Chong
President Director
: Won Kwee Sang
Vice President Director : Adi Hardono

Bidang Usaha PT. Portek Indonesia


Meliputi:
1) Penerapan manajemen bisnis dalam hal
pemeliharaan dan penyewaan alat-alat
bongkar muat dan alat fasilitas lainnya
2) Penyediaan,
pemasangan
dan
pengoperasian alat B/M batubara dan alat
B/M barang curah lainnya;
3) Menyediakan,
menyewakan
dan
mengoperasikan kapal tunda dan kapal
lainnya;
4) Menyediakan informasi teknologi untuk
pelayanan terminal;
5) Pembangunan,
perbaikan
dan
pemeliharaan kapal serta penyediaan alat
apung;
6) Pengoperasian terminal serbaguna.

Indonesia Port Corporation III

Lapor an T ahunan 2009

101

PT. AMBANG BARITO NUSAPERSADA


1) Kepemilikan Saham
2) Pengurus

: 40% PT. Pelabuhan Indonesia III (PERSERO)


60% PD. Bangun Banua.
: Komisaris Utama : Sudarman
Anggota Komisaris : H.A. Zacky Hazie
Direktur Utama
: Irhamsyah
Direktur
: H. Hairillah

Bidang Usaha PT. Ambang Barito Nusapersada, meliputi:


1) Pengerukan alur sungai, muara sungai dan muara laut;
2) Pembuatan bendungan berikut pemeliharaan dan perawatannya;
3) Pengelolaan alur pelayaran.

102

Laporan Tahunan 2009

PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero)

Indonesia Port Corporation III

Lapor an T ahunan 2009

103

Hal-hal strategis tahun 2009


a. PT. Terminal Petikemas Surabaya
(PT. TPS)
1) Bidang Security

Adanya perahu-perahu yang melakukan transaksi


dengan kapal-kapal yang sandar di dermaga
internasional.
Adanya
tindakan
orang-orang
yang
tidak
bertanggungjawab baik di dermaga maupun di
lapangan penumpukan yang melakukan pencurian
lock dan isi petikemas.
Sering terjadi gangguan CCTV akibat perluasan area
TPS dan penempatan yang kurang tepat.
Perlu adanya pos pantau seiring dengan bertambahnya
kepadatan kegiatan dan penambahan area.
Peralatan keamanan khususnya pintu putar/turn stille
dan portal gate telah habis masa garansinya dari PT.
Indolok Bhakti Utama.

2) Bidang Terminal Operation


Adanya penurunan throughput akibat krisis global dan
belum adanya kerjasama untuk optimasi CFS. Selain itu,
ketidakpastian dalamnya alur pelayaran barat Surabaya
dan perlunya pendalaman alur merupakan suatu hambatan
perkembangan bisnis di Surabaya dan sekitarnya, sehingga
mengakibatkan kehilangan kesempatan untuk peningkatan
volume pelayanan kapal.

b. PT. Berlian Jasa Terminal Indonesia


(PT. BJTI)
1) Kendala operasional di Satui dimana akses jalan utama
menuju lokasi rusak dan tingginya biaya handling
batubara dibandingkan dengan kompetitor yang ada.
2) Container yard PT. BJTI terbatas sehingga operasional
terganggu karena sering terjadi waiting cargo.
3) Terbatasnya alat bongkar muat jenis Harbour Mobile
Crane sehingga mengakibatkan poduktitas bongkar
muat menjadi rendah.

104

Laporan Tahunan 2009

PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero)

Indonesia Port Corporation III

Lapor an T ahunan 2009

105

Corporate Social Responsibility (CSR)


A. Program Kemitraan
1. Realisasi dana yang tersedia untuk program kemitraan
tahun 2009 sebesar Rp 22.963.810.022,- atau 127%
dari realisasi sumber dana tahun 2008 sebesar Rp.
17.977.702.328,- hal ini disebabkan naiknya penerimaan
dari alokasi penyisihan laba perusahaan, tetapi jika
dibandingkan dengan anggaran tahun 2009 hanya
tercapai 83,95%
2. Realisasi penyaluran pinjaman tahun 2009 sebesar Rp.
11.528.500.000,- atau 91,23% dari realisasi penyaluran
pinjaman tahun 2008 sebesar Rp. 12.636.500.000,hal ini disebabkan karena salah satu cabang tidak

106

Laporan Tahunan 2009

menyalurkan pinjaman, tetapi jika dibandingkan


dengan anggaran tahun 2009 maka tercapai 104,80%
3. Realisasi hibah tahun 2009 sebesar Rp 2.142.088.350,atau 112,76% dari realisasi hibah tahun 2008 sebesar
Rp 1.899.623.975,- hal ini sejalan dengan tujuan
perusahaan untuk selalu meningkatkan pembinaan
kepada mitra binaan melalui diklat dan pameran, dan
jika dibandingkan dengan anggaran tahun 2009 maka
tercapai 107,10%
4. Tahun 2008 menyalurkan pinjaman kepada 648 mitra
binaan, sedangkan tahun 2009 menyalurkan pinjaman
kepada 642 mitra binaan
PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero)

B. Program Bina Lingkungan


1. Realisasi dana yang tersedia untuk program
bina lingkungan tahun 2009 sebesar Rp.
11.618.175.355,- atau 70,82% dari realisasi sumber
dana tahun 2008 sebesar Rp. 16.404.686.723,- hal
ini disebabkan besarnya penyaluran bantuan bina
lingkungan tahun 2008, dan jika dibandingkan
dengan anggaran tahun 2009 hanya tercapai
82%
2. Realisasi penggunaan dana untuk Program Bina
Lingkungan tahun 2009 sebesar Rp 7.215.907.000,atau 66,13% dari realisasi penggunaan dana
tahun 2008 sebesar Rp. 10.912.505.525,- hal ini
disebabkan turunnya jumlah proposal yang
masuk, dan jika dibandingkan dengan anggaran
tahun 2009 hanya tercapai 90%.
3. Realisasi penyaluran bantuan bina lingkungan
tahun 2009 meliputi 5 (lima) objek penyaluran
yaitu bantuan korban bencana alam, bantuan
pendidikan dan pelatihan, bantuan peningkatan
kesehatan, bantuan pengembangan prasarana
dan sarana umum serta bantuan sarana ibadah.

Indonesia Port Corporation III

Lapor an T ahunan 2009

107

108

Laporan Tahunan 2009

PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero)

Laporan Keuangan

Indonesia Port Corporation III

Lapor an T ahunan 2009

109

PT PELABUHAN INDONESIA III (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN

NERACA KONSOLIDASIAN

Per 31 Desember 2009 dan 2008 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali dinyatakan lain)
Catatan

2009

2008

ASET
ASET LANCAR
Kas dan setara kas 3
f, 5
Piutang usaha (setelah dikurangi penyisihan
piutang ragu-ragu senilai 19.303.092 dan
26.375.143 untuk 2009 dan 2008)
3g, 6
Piutang lain-lain (setelah dikurangi penyisihan
piutang ragu-ragu senilai 223.244 dan
603.832 untuk 2009 dan 2008)
3g, 7
Persediaan (setelah dikurangi penyisihan
senilai 1.318.707 dan 2.093.181 untuk
2009 dan 2008
3h, 8
Uang muka kontraktor 9
Uang muka biaya
10
Uang muka pajak 3
q, 11a
Pendapatan yang masih akan diterima
12
Uang muka dividen 1
3

Jumlah aset lancar


ASET TIDAK LANCAR
Penyertaan
Aset tetap (setelah dikurangi akumulasi
penyusutan senilai 1.183.586.587dan
1.043.105.140 untuk 2009 dan 2008)
Aset lain-lain:
Aset dalam konstruksi 3
Aset tidak berwujud 1
Biaya yang ditangguhkan 3
Aset lainnya 1

14

1.152.288.376

1.323.810.279

89.476.869

165.266.417

47.501.588

41.095.294

5.573.985
14.115.105
36.522.124
66.523.454
26.787.866
20.000.000

4.456.436
31.348.378
38.042.085
2.214.235
27.007.818
-

1.558.789.367

1.633.240.942

14.715.575

22.013.716

3j, 15

.529.703.170

2.126.685.256

k, 16
7
l, 18
9

9
1

245.025.459
.130.767
83.406.029
18.953.942

476.452.214
3.273.887
128.506.372
44.548.274

Jumlah aset tidak lancar

3.000.934.942

2.801.479.719

JUMLAH ASET

4.559.724.309

4.434.720.661

Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian tak
terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
110

Laporan Tahunan 2009

PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero)

PT PELABUHAN INDONESIA III (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN

NERACA KONSOLIDASIAN

Per 31 Desember 2009 dan 2008 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali dinyatakan lain)
KEWAJIBAN DAN EKUITAS
KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
Hutang usaha
Hutang jangka panjang jatuh tempo:
Hutang bank
Hutang kepada pemerintah
Lainnya
Hutang reduksi pendapatan
Uang persekot/ panjar
Uang titipan
Hutang pajak 3
Hutang dana pensiun 3
Pendapatan diterima dimuka
Biaya yang masih harus dibayar
Hutang lancar lain-lain 3

Catatan

3n, 20

2009

21
22
23
24
25
26
q, 11b
o,27
28
29
0

Jumlah kewajiban jangka pendek


KEWAJIBAN PAJAK TANGGUHAN 3

q, 11f

2008

07.651.746

220.046.307

2.106.000
2.945.737
1.415.722
1.511.150
9.966.076
41.031.333
79.330.377
1.697.128
29.676.016
218.766.815
186.566

2.106.000
3.868.464
15.876
5.662.648
52.072.389
88.220.370
919.943
27.097.714
170.379.907
14.736.934

496.284.666

585.126.552

81.014.470

89.635.065

KEWAJIBAN JANGKA PANJANG


Setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam setahun:
Hutang bank
21
Hutang kepada pemerintah
22
Lainnya
23
Pendapatan diterima dimuka jangka panjang 31
Uang jaminan
32
Kewajiban imbalan pasca kerja
33

4.033.000
5.074.279
4.141.748
144.869.924
1.149.079
419.765.117

Jumlah kewajiban jangka panjang

579.033.147

574.171.563

261.692.882

267.048.207

EKUITAS
Modal saham:
Modal dasar: 3.200.000 dan 2.100.000
lembar; nominal Rp1.000 per lembar;
ditempatkan dan disetor 809.222 dan 525.000
lembar pada tahun 2009 dan 2008 3
5
Tambahan modal disetor
36
Saldo laba yang dicadangkan
37
Saldo laba yang belum dicadangkan

809.222.000
209.842.924
1.595.040.518
527.593.702

809.222.000
225.242.646
1.367.917.924
516.356.704

Jumlah ekuitas

3.141.699.144

2.918.739.274

JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS

4.559.724.309

4.434.720.661

HAK MINORITAS PIHAK KETIGA


PADA ANAK PERUSAHAAN 3

b, 3i, 34

6.139.000
.865.186
33.783
118.736.285
954.504
441.442.805

Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian tak
terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
Indonesia Port Corporation III

Lapor an T ahunan 2009

111

PT PELABUHAN INDONESIA III (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN

LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASIAN


UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 DAN 2008
(Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali dinyatakan lain)
Catatan

2009

2008

PENDAPATAN
REDUKSI PENDAPATAN 3

3p,38
p,38

2.530.832.461
(29.241.998)

2.406.553.043
(18.681.200)

PENDAPATAN BERSIH
BEBAN USAHA

3p,39

2.501.590.463
1.528.807.818

2.387.871.843
1.537.099.994

972.782.645

850.771.849

95.723.261
(110.476.197)

197.252.508
(27.964.412)

(14.752.936)

169.288.096

958.029.709
(1.987.675)

1.020.059.945
(2.176.912)

956.042.034

1.017.883.033

(239.496.133)

(305.567.443)

716.545.901

712.315.590

(188.952.199)

(195.958.886)

527.593.702

516.356.704

LABA USAHA
PENDAPATAN/ (BEBAN) DILUAR USAHA
Pendapatan diluar usaha 3
p,40
Beban diluar usaha
3p,41
Laba (rugi) sebelum beban bunga
Beban bunga pinjaman

3p,42

LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN


PAJAK PENGHASILAN:

3q,11d, 11g

LABA BERSIH SEBELUM HAK


MINORITAS
BAGIAN DARI PEMILIK SAHAM
MINORITAS 3
LABA BERSIH

c,34

Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian tak
terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan

112

Laporan Tahunan 2009

PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero)

PT PELABUHAN INDONESIA III (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN

LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN


UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 DAN 2008
(Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali dinyatakan lain)

Saldo 31 Desember 2007


Laba bersih tahun berjalan
Tambahan Modal
Pemerintah RI dan
konversi cadangan
menjadi modal disetor

Modal saham

M odal Disetor
Lainnya

525.000.000

84.222.000

06.637.800

(284.221.867)

Penerimaan hibah pada


tahun berjalan

adangan
Umum

Saldo laba

1.063.672.876

455.315.825

(133)

Jumlah

Saldo 31 Desember 2008


Laba bersih tahun berjalan

58.361.096

809.222.000

25.242.646

45.884.085

16.356.704

204.892.000)

Dana kemitraan dan bina


lingkungan

1.367.917.924

16.356.704
27.593.702

527.593.702
(

246.914.739)

20.576.228)

(15.399.722)

207.863

07.863

84.050

09.842.924

2.918.739.274

(15.399.722)

8.361.096

248.865.737)

809.222.000

Kelebihan cadangan tantiem


tahun 2008

(4.539.740)

48.865.737

Koreksi modal disetor


lainnya BPYBDS atas
hasil audit BPKP

(204.892.000)

4.539.740)

(246.914.739)

Saldo 31 Desember 2009

516.356.704

(245.884.085)

Dividen

Sisa tantiem ke cadangan


modal BJTI
Koreksi cadangan
berdasarkan hasil
Clearance Assets

.550.626.501

2.826.713

Dana kemitraan dan bina


lingkungan
Pemulihan cadangan dari
TPP yang dicadangkan
tahun 2005 (lihat catatan
3n dan 37)

Pembentukan cadangan

2.826.713

Dividen
Pembentukan cadangan

(22.235.056)

1.595.040.518

20.576.228)

84.050
(22.235.056)

27.593.702

3.141.699.144

Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian tak
terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan
Indonesia Port Corporation III

Lapor an T ahunan 2009

113

PT PELABUHAN INDONESIA III (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN

LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN


UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 DAN 2008
(Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali dinyatakan lain)
2009

2008

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI


Penerimaan
Pendapatan tunai
Piutang usaha
Uper/ uang panjar
Pendapatan yang diterima di muka
Hutang usaha
Uang titipan
Piutang pegawai
Piutang lain-lain untuk eksploitasi
Pendapatan jasa giro
Pendapatan diterima dimuka jangka panjang
Pendapatan YMAD
Penerimaan aktivitas operasi lainnya
Pendapatan bunga

1.073.195.673
1.324.101.693
121.151.213
4
42.492
1
85.180.684
135.399.028
1
00
-

Jumlah penerimaan
Pengeluaran :
Beban tunai
Uang muka
Persediaan
Hutang usaha
Biaya yang dibayar di muka
Piutang lain-lain untuk eksploitasi
Angsuran pajak penghasilan badan
Hutang pajak lainnya
Pajak penghasilan badan
Hutang PPN Keluaran
Hutang dana pensiun
Hutang dana PUKK
Hutang reduksi pendapatan
Hutang lancar lainnya
Uang jaminan
Penempatan deposito
Biaya yang masih harus dibayar
Pendapatan diterima dimuka jgk panjang
Pengeluaran aktivitas operasi lainnya
Jumlah pengeluaran
Arus kas dari aktivitas operasi

8
1
6
7
6
1
5
-

1
5

1 .669.389.415
762.834.446
78.130.895
522.791

157.688.607
5.520.591
51.760.464
506.653.008
54.169
517.059.998
4.283.199.370

2.839.470.884

3.247.751.227

81.389.697
10.670.548
12.481.256
1.314.468
4.883.964
31.444
117.399.939
19.120.619
65.544.100
119.632.547
67.240

1.058.057.321
61.800.508
14.389.680
11.416.413
46.762.209
61.501.831
.104.735
151.361.146
76.237.315
556.060
2.825.071
.021

567.347
822.602
932.328
215.257.519
2.642.683
75.010.623

1
-

257.936.396
375.607.168

2.368.868.924

2.127.556.875

470.601.960

1.120.194.352

Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian tak
terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan

114

Laporan Tahunan 2009

PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero)

PT PELABUHAN INDONESIA III (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN

LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN


UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 DAN 2008
(Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali dinyatakan lain)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Penerimaan
Pendapatan jasa giro dan bunga deposito
Hasil penjualan aktiva tetap

0.524.397
1.561.330

48.016.498
1.159.974

Jumlah penerimaan

2.085.726

49.176.472

Pengeluaran :
Piutang lain-lain untuk investasi
Beban yang ditangguhkan
Piutang kontraktor
Pembelian aktiva tetap
Aktiva tetap dalam konstruksi
Hutang usaha untuk investasi
Pengeluaran aktivitas investasi lainnya

Jumlah pengeluaran
Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas
investasi

3.986.757
2.649.617
2.215.508
24.895.957
129.529.588
82.870.685
9.262.815

11.034.154
12.517.237
8.649.591
141.333.829
47.899.221
276.741.828

335.410.927

938.175.860

(253.325.201)

(488.999.388)

52.814

490.607

389.251.477

321.041.092
163.717.301

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PEMBIAYAAN


Penerimaan :
Pinjaman pihak ketiga
Pengeluaran :
Pembayaran hutang dividen
Pembayaran hutang kepada pihak Ke-3
Pembayaran hutang kepada pemerintah
Pembayaran hutang jangka panjang
Jumlah pengeluaran

389.251.477

484.758.393

Jumlah kas bersih yang berasal dari aktivitas


pembiayaan

(388.798.663)

(484.267.786)

KENAIKAN/ (PENURUNAN) KAS DAN SETARA KAS


KAS DAN SETARA KAS PADA AWAL TAHUN

(171.521.904)
1.323.810.279

146.927.179
1.176.883.100

KAS DAN SETARA KAS PADA AKHIR TAHUN

1.152.288.376

1.323.810.279

Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian tak
terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan
Indonesia Port Corporation III

Lapor an T ahunan 2009

115

116

Laporan Tahunan 2009

PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero)

Anda mungkin juga menyukai