Anda di halaman 1dari 5

DAAR-EL KUTUB

TAHUN AJARAN 2011 2012

Saum
Saum atau puasa dalam islam (Arab: )secara bahasa artinya menahan atau mencegah.
Menurut syariat agama Islam artinya menahan diri dari makan dan minum serta segala perbuatan
yang bisa membatalkan puasa, mulai dari terbit fajar hinggalah terbenam matahari, dengan syarat
tertentu, untuk meningkatkan ketakwaan seorang muslim. Perintah puasa difirmankan
oleh Allah pada Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 183.
Berpuasa merupakan salah satu dari lima Rukun Islam. Terdapat puasa wajib dan puasa sunnah,
namun tata caranya tetap sama.

Perintah dalam Al Quran


Perintah berpuasa dari Allah terdapat dalam Al-Quran di surat Al-Baqarah ayat 183.

"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana


diwajibkan atas umat-umat sebelum kamu, agar kamu bertakwa."

Hikmah Puasa
Ibadah shaum Ramadhan yang diwajibkan Allah kepada setiap mumin adalah ibadah yang
ditujukan untuk menghamba kepada Allah seperti yang tertera dalam QS. Al- Baqarah/2: 183.
Hikmah dari ibadah shaum itu sendiri adalah melatih manusia untuk sabar dalam menjalani hidup.
Maksud dari sabar yang tertera dalam al-Quran adalah gigih dan ulet seperti yang dimaksud
dalam QS. Ali Imran/3: 146. Di antara hikmah dan faedah puasa selain untuk menjadi orang yang
bertakwa adalah sebagai berikut;

1.
a.
b.
c.
d.

Untuk pendidikan/latihan rohani


Mendidik jiwa agar dapat menguasai diri
Mendidik nafsu agar tidak senantiasa dimanjakan dan dituruti
Mendidik jiwa untuk dapat memegang amanat dengan sebik-baiknya
Mendidik kesabaran dan ketabahan

2.

Untuk perbaikan pergaulan

3.
4.

Orang yang berpuasa akan merasakan segala kesusahan fakir miskin yang
banyak menderita kelaparan dan kekurangan. Dengan demikian akan timbul rasa
suka menolong kepada orang-orang yang menderita.
Untuk kesehatan
Sebagai rasa syukur atas segala nikmat Allah

Jenis-jenis Puasa
1.
a.
b.
c.

Puasa yang hukumnya wajib


Puasa Ramadan
Puasa karena nazar
Puasa kifarat atau denda

2.
a.
b.

Puasa yang hukumnya sunah


Puasa 6 hari di bulan Syawal selain hari raya Idul Fitri.
Puasa Arafah pada tanggal 9 Dzulhijah bagi orang-orang yang tidak menunaikan
ibadah haji.
Puasa Tarwiyah pada tanggal 8 Dzulhijah bagi orang-orang yang tidak
menunaikan ibadah haji.
Puasa Senin dan Kamis
Puasa Daud (sehari puasa, sehari tidak), bertujuan untuk meneladani puasanya
Nabi Daud As.
Puasa 'Asyura (pada bulan muharram), dilakukan pada tanggal 10
Puasa 3 hari pada pertengahan bulan (menurut kalender islam)(Yaumul Bidh),
tanggal 13, 14, dan 15
Puasa Sya'ban (Nisfu Sya'ban) pada awal pertengahan bulan Sya'ban.
Puasa bulan Haram (Asyhurul Hurum) yaitu bulan Dzulkaidah, Dzulhijjah,
Muharram dan Rajab.

c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.

Syarat-syarat Puasa
1.
a.
b.
c.

Syarat wajib puasa

Beragama Islam
Berakal sehat
Baligh (sudah cukup umur)

d.
2.

Mampu melaksanakannya

Syarat sah puasa

a.
b.
c.
d.

Islam (tidak murtad)


Mummayiz (dapat membedakan yang baik dan yang buruk)
Suci dari haid dan nifas (khusus bagi wanita)
Mengetahui waktu diterimanya puasa

Rukun puasa
1.
2.

Niat
Meninggalkan segala hal yang membatalkan puasa dari terbit fajar hingga
terbenam matahari

Waktu haram puasa


Umat Islam diharamkan berpuasa pada waktu-waktu berikut ini:

Hari Raya Idul Fitri (1 Syawal)


Hari Raya Idul Adha (10 Zulhijjah)
Hari-hari Tasyrik (11, 12, dan 13 Zulhijjah)
Hari Syak (30 Syaban)
Puasa Selamanya

Hal-hal yang membatalkan puasa


Puasa akan batal jika;

1.

Masuknya benda (seperti nasi, air, asap rokok dan sebagainya) ke dalam
rongga badan dengan disengaja.

2.

Muntah dengan disengaja.

3.

Bersetubuh.

4.

Keluar mani (Istimna' ) dengan disengaja.

5.

Haid (datang bulan) dan Nifas (melahirkan anak)

6.

Hilang akal (gila atau pingsan).

7.

Murtad (keluar dari agama Islam).

Orang yang boleh tidak berpuasa


Berikut ini adalah orang yang boleh untuk meninggalkan puasa wajib (puasa Ramadhan)

Yang wajib qadha' saja


Orang-orang yang tersebut di bawah ini, boleh tidak berpuasa, tetapi wajib qadha', artinya wajib
mengganti puasanya di hari lain, sebanyak hari yang ditinggalkan. Yaitu sebagai berikut :

1.

Orang yang sakit, yang ada harapan untuk sembuh.

2.

Orang yang bepergian jauh (musafir) sedikitnya 81 km.

3.

Orang yang hamil, yang khawatir akan keadaannya atau bayi yang
dikandungnya.

4.

Orang yang sedang menyusui anak, yang khawatir akan keadaannya atau
anaknya.

5.

Orang yang sedang haid (datang bulan), melahirkan anak dan nifas.

6.

Orang yang batal puasanya dengan suatu hal yang membatalkannya selain
bersetubuh.

Yang tidak wajib qadha', tetapi wajib fidyah


Orang-orang di bawah ini tidak wajib qadha' (menggantikan puasa di hari lain), tetapi wajib
membayar fidyah, yaitu memberi makan orang miskin setiap hari yang ia tidak berpuasa, berupa
bahan makanan pokok sebanyak 1 mud (576 gram).

1.

Orang yang sakit yang tidak ada harapan akan sembuhnya.

2.

Orang tua yang sangat lemah dan tidak kuat lagi berpuasa.

Yang wajib qadha' dan Kifarat


Orang yang membatalkan puasa wajibnya dengan bersetubuh, wajib melakukan kifarat dan qadha'.
Kifarat ialah Memerdekakan hamba sahaya yang mukmin. Jika tidak ada hamba sahaya yang
mukmin maka wajib berpuasa dua bulan berturut-turut (selain qadha' menggantikan hari yang
ditinggalkan), jika tidak bisa, wajib memberi makan 60 orang miskin, masing-masing sebanyak 1
mud (576 kg) berupa bahan makanan pokok.

Yang lebih utama saat dalam perjalanan


1.

Tetap berpuasa jika mampu

2.

Berbuka puasa jika tidak mampu

3.

Memilih antara tetap berpuasa atau berbuka puasa

Tingkatan Puasa
Imam Abu Hamid al-Ghazali dalam bukunya Ihya al-'Ulumuddin telah membagi puasa ke dalam 3
tingkatan:

Puasanya orang awam (shaum al-'umum): menahan diri dari perkara-

perkara yang membatalkan puasa seperti makan dan minum.


Puasanya orang khusus (shaum al-khusus): Selain menahan diri dari

perkara yang membatalkan puasa juga turut berpuasa dari panca indera dan
seluruh badan dari segala bentuk dosa.
Puasanya orang istimewa, super khusus (shaum khusus al-khusus):
Selain menahan diri dari perkara yang membatalkan puasa dan juga berpuasa
dari panca indera dan seluruh badan dari segala bentuk dosa juga turut
berpuasa 'hati nurani', yaitu tidak memikirkan soal keduniaan

Pembagian di atas memberikan umat Islam ruang untuk berpikir dan menelaah di tingkat manakah
mereka berada.

Anda mungkin juga menyukai