PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Otitis eksterna adalah suatu inflamasi dari kulit pada liang
telinga luar, biasanya berhubungan dengan infeksi bakteri dan atau
infeksi jamur dari kulit yang lembab. Banyak faktor berperan,
seperti trauma ketika mengorek telinga, perubahan lapisan kulit
superfisial, pintu masuk untuk infeksi dapat terjadi, membuat
bakteri otitis eksterna penyebab terbanyak penyakit pada liang
telinga luar. Kondisi sistemik seperti anemia dan kelainan endokrin
terutama diabetes dan banyak jenis dari dermatitis seperti
seboroika, psoriasis dan eksema kemungkinan mengurangi
resistensi
terhadap
infeksi
pada
liang
telinga
luar
yang
otitis
eksterna
dapat
dilakukan
dengan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
(hairspray).
Kadang-kadang
anting-anting
juga
faktor-faktor
yang
saling
berkaitan
hingga
beberapa
individu
dengan
munculnya
reaksi
Bakteri.
Bakteri yang umumnya menyebabkan otitis eksterna akut
difusa
adalah
Pseudomonasaeruginosa,
Proteus
mirabilis,
infeksi
yang
ringan
atau
tidak
mengalami
10. Biasanya jika daun telinga ditarik atau kulit didepan saluran
telinga ditekan akan timbul nyeri.
11. Dengan menggunakan otoskop, kulit pada saluran telinga
tampak merah, membengkak dan penuh dengan nanah dan selsel kulit yang mati. (Anonymus, 2011)
12. Nyeri spontan timbul saat membuka mulut (sendi temporoman
dibularis) (Suparyanto, 2012)
D. Komplikasi
1. Perikondritis dan kondritis.
Perikondritis, inflamasi dari perikondrium, dan kondritis ,
inflamasi dari kartilago, merupakan komplikasi dari infeksi
pada liang telinga luar atau hasil dari trauma yang tidak
disengaja atau trauma akibat pembedahan pada daun telinga.
Gambaran klinis rasa nyeri, dan penderita sering mengeluhkan
rasa gatal yang hebat di dalam liang telinga. Seiring
berjalannya waktu, kulit pada daerah yang terinfeksi menjadi
krusta dengan debris, dan melibatkan kartilago. Dapat
menyebabkan pembengkakan dan kemerahan pada liang
telinga.
2. Selulitis.
Selulitis dari telinga secara khas merupakan hasil dari
perluasan otitis eksterna atau luka tusuk. Selulitis berbeda
dengan perikondritis oleh pembengkakan yang minimal.
Manifestasi selulitis sebagai eritema pada telinga. Pengobatan
selulitis dengan antibiotik anti staphylococcal sistemik.
3. Erisipelas.
Erisipelas adalah infeksi yang disebabkan oleh Streptococcus
pada kulit yang menyebabkan kemerahan, edema dan erupsi
dengan batas tepi yang jelas. Daun telinga menjadi merah dan
bengkak dan penyebaran infeksi ke dalam kulit dari wajah
edema
epitel
skuamosa.
Keadaan
ini
Pengeluaran Zat
Pirogen Endogen
Menghasilkan
Mediator Kimia (bradikinin, serotonin, histamin)
Hipertermi
Kurang Pengetahuan
Cemas
Hipotalamus
Media Oblogata
Korteks Serebri
Nyeri
Nyeri
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
a. Jumlah leukosit
Jumlah leukosit biasanya normal atau sedikit meninggi
b. Laju endap darah
Laju endap darah meningkat bervariasi dengan rata-rata 87
mm/jam. Laju endap darah dapat digunakan untuk
mendukung diagnosis klinik dari otitis eksternal akut atau
keganasan
c.
pada
telinga
yang
tidak
menyebabkan
d.
glukosanya
Kultur dan tes sensivitas dari liang telinga
Kultur dari drainase telinga perlu dilakukan sebelum
pemberian antibiotic. Organisme penyebab utama otitis
eksterna maligna adalah P. Aeruginosa (95 %). Organisme
ini
anaerobik,
gram
negatif.
Spesies
pseudomonas
yaitu
eksotoksin
A,
kolagenase,
elastase)
dapat
untuk
menentukan
adanya
1.
Penatalaksanaan Keperawatan
1. Bersihkan semua debris dan nanah di dalam telinga dengan
menggunakan ujung pengisap yang kecil.
2. Liang telinga dioleskan aluminum subasetat 0,025% atau
alkohol.
3. Atur posisi pasien pada telinga yang sakit untuk berbaring
pada salah satu sisi tubuhnya. Kemudian berikan beberapa
tetes larutan antibioka dimasukkan ke dalam liang telinga dan
dipasang sumbatan kapas ke dalam telinga. Berikan sebanyak
4 atau 5 tetes kedalam telinga setiap 4 jam untuk 48 jam
pertama, setelah telinga diperiksa kembali.
4. Tetesan antibiotika diberikan selama 3 hari selama 1 minggu.
5. Apabila terdapat benjolan masukkan secara hati-hati gumpalan
kapas tipis 5 7,5 cm, dan ditekan hati-hati kedalam liang
telinga dengan forseps bayonet atau forseps buaya. Ujung
dalam gumpalan ini harus sedikit mungkin ke membran
timpani dan ujung luarnya harus menonjol keluar dari liang
telinga. Gumpalan tersebut harus dibasahi dengab larutan
antibiotika setiap 3- 4 jam, setelah kapas tersebut dibasahi
pasang sumbatan kapas ditelinga
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. K DENGAN PENYAKIT OTITIS
EKSTERNA DI RUANG MAWAR RS PELITA SEHAT SURAKARTA
Tn.K mengatakan keluar cairan pada telinga sejak 2 minggu yang lalu disertai
dengan nyeri yang hilang timbul. Hal itu dialami karna telinga Tn.K kemasukan
air pada saat berenang dilaut. Tn.K senang berenang di laut pada saat subuh
menjelang pagi hari. Tn.K juga sering mengorek-ngorek telinganya sejak
telingnya kemasukan air laut. Tn.K juga mengeluh pada saat telinganya terasa
sangat gatal, kulit telinganya terkelupas. Tn.K melakukan hal tersebut karena
telinganya terasa penuh dan kadang terasa nyeri. Beberapa hari setelah telinganya
kemasukan air, Tn.K mengalami demam. Tn.K merasa cemas akan telinganya,
apakah dia bisa sembuh seperti semula atau akan ada perubahan pada
pendengarannya .
Tanggal Masuk RS
Tanggal Pengkajian
Metode Pengkajian
: Autoanamnesa
I.
IDENTITAS
1. IDENTITAS PASIEN
Nama
Umur/jenis kelamin
Status
Pendidikan
Pekerjaan
Agama
Alamat
Dx Medis
2. IDENTITAS KELUARGA
: Tn. K
: 21 tahun/Laki-laki
: Belum Menikah
: SMA
: Wiraswasta
: Islam
: Mojosongo, Surakarta
:
Otitis Eksterna
Nama
Umur/jenis kelamin
Status
Pendidikan
Pekerjaan
Agama
Alamat
II.
: Ny. A
: 60 tahun/ Perempuan
: Ibu
: SMA
: Wiraswasta
: Islam
: Mojosongo, Surakarta
RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan Utama
:
Terasa nyeri dan gatal dibagian telinga kanan dalam.
2. Riwayat Kesehatan Sekarang :
Klien mengatakan keluar cairan pada telinga kanan 2 sejak minggu
yang lalu disertai dengan nyeri yang hilang timbul.
3. Riwayat Kesehatan Dahulu
:
Pasien mengatakan belum pernah menderita penyakit ini sebelumnya,
dan belum pernah MRS.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga :
Tidak ada yang mengalami riwayat penyakit yang sama dengan klien.
GENOGRAM
III.
Frekuensi
Sebelum Sakit
Selama Sakit
Klien makan sehari 3x Klien makan sehari 3x
sehari,
Jenis
Porsi
Keluhan
minum
6-7 sehari,
gelas/hari
Makanan dan Minuman
1 Porsi
Tidak ada keluhan
minum
gelas/hari
Makanan dan Minuman
1 Porsi
Tidak ada keluhan
Antropometri
BB :58 kg TB : 168cm
=
IMT : BB
58kg
2
TB (m)
(1,68)2
=
48kg = 20,5 (Normal)
2,82
Nilai normal IMT laki-laki = 20,1 25,0
3. Pola Eliminasi
a. BAB
Sebelum Sakit
6-7
Selama Sakit
Frekuensi
Kosentrasi
Jumlah
Warna
Keluhan
Klien
BAB
normal
2x/hari
Lembek, tidak ada darah
300gr
Normal
Tidak ada keluhan
b. BAK
Sebelum Sakit
Sesudah Sakit
Kemampuan
0
1
2
3
4
0
1
2
3
4
Makan
Frekuensi
Sebelum Sakit
Selama Sakit
Klien BAK normal 6x Klien BAK normal 6x
Jumlah Urine
sehari
240cc/BAK
sehari
240cc/BAK
Warna
Keluhan
Normal
Tidak ada keluhan
Normal
Tidak ada keluhan
Mandi
Toileting
Berpakaian
Mobilisasi
Ambulasi
proposional.
Pasien dapat beradaptasi dengan keadaan tubuhnya yang
sekarang.
d. Citra diri
- Pasien tidak ingin merubah bentuk tubuh.
- Pasien tidak merasa berbeda dengan orang lain.
- Pasien sangat percaya diri.
8. Pola Seksual dan Reproduksi
Pasien belum menikah dan belum pernah berhubungan seksual
sebelumnya.
9. Pola Peran dan Hubungan
Peran pasien dalam keluarga adalah sebagai anak pertama yang
bekerja wirawasta dan pasien selalu menurut dengan orang tua,
sedangkan di masyarakat pasien juga aktif dalam organisasi didesa,
musik
untuk
menghilangkan
setresnya.
: Pasien merasa jenuh selama dirumah sakit.
Selama sakit
Output
a. minuman 900cc
analisa
Intek 2100cc
b. infuse 1000cc
b. drainage 250cc
Output 2020cc
Total 80cc
PEMERIKSAAN FISIK
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran
: Baik
c. TTV
: TD : 100/80 mmhg
RR : 22x/menit
T
: 38,2C
N
: 74x/menit
2. Pemeriksaan Head To Toe
a. Kepala
- Bentuk Kepala : Bulat/Mesocephal, Simetris
- Kulit kepala
: Terlihat kotor, tidak ada luka
- Rambut
: Bersih, potongan pendek, tidak ada
kutu, rambut lurus, warna hitam,
tidak ada uban.
b. Muka
- Mata
c.
d.
e.
f.
g.
3/3
ROM kanan dan kiri
RL 20 tpm.
: Tidak ada
: Akral terasa panas
: Tidak ada
Bawah
-
V.
: Tidak ada
: Akral terasa panas
: Tidak ada
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan THT
Pemeriksaan Telinga
a.
Pemeriksaan telinga
c.
(Telinga kiri)
Uji Rinne
:
Klien mengatakan Suara lebih besar saat ditempelkan di tulang
mastoid dibandingkan di depan telinga (Bone Conduction >
d.
(Hantaran
tulang
mastoid
pemeriksa)
Inspeksi :
Inspeksi liang telinga, perhatikan adanya cairan atau bau,
pembengkakan pada MAE, warna kulit telinga, apakah
terdapat benda asing, peradangan, tumor. Inspeksi dapat
VI.
TERAPI MEDIS
1. Akilen tetes Telinga 5ml : Akilen di indikasikan untuk OMSK dan
Otitis Eksterna biasanya efek samping
yang dialami pasien yaitu mual,
berkurangnya pendengaran, seborrhea,
tinnitus.
2. Ambroxol (3 x 1)
: Ambroxol yang berefek mukokinetik dan
sekretolitik, dapat mengeluarkan lendir
yang kental dan lengket dari saluran
pernapasan dan mengurangi staknasi
cairan sekresi
3. Cetirizine (1 x 1)
: Antihistamin potensial yang memiliki efek
sedasi (kantuk) ringan dengan sifat
tembahan anti alergi, khususnya alergi
rhinitis.
Cetirizine
di
HCL
mampu
VII.
ANALISA DATA
Nama : Tn. K
Umur : 21 Tahun
No. CM
Dx. Medis
PROBLEM
ETIOLOGI
Nyeri Akut
Proses Inflamasi
Gangguan
Penurunan
Persepsi
Pendengaran
O
1
DATA FOKUS
DS :
- Klien mengatakan nyeri
DO :
Klien
nampak
: 5076
: Otitis Eksterna
meringis
kesakitan
2
DS :
- - Klien mengatakan
pendengarannya menurun
- Klien mengatakan
telinganya terasa penuh
Sensori
Pendengara
n
DO :
- - Uji Weber
:
Lateralisasi ke telinga yang
sakit
- - Uji Rinne
: BC>AC
3
-
- Uji Schwabach
Memanjang
DS :
Klien
demam
mengeluh
beberapa
telinganya
Hypertermi
hari
setelah
kemasukan
air
laut
D DO :
Klien nampak demam
TD: 100/80 mmhg
RR: 52x/menit
T: 38,2C
Akral teraba panas, pasien
lemah,bibir kering
Proses Inflamasi
DS :
Cemas
Ketidakefektifan
Koping
ketika
dikorek
dengan cottonbud
DO :
1. Klien nampak
khawatir/cemas
2. Klien bertanya-tanya
mengapa kulit telinganya
terkelupas
VIII.
IX.
RENCANA KEPERAWATAN
Nama : Tn. K
Umur : 21 Tahun
Dx
No. CM
Dx. Medis
: 5076
: Otitis Eksterna
Hasil
Nyeri akut b.d NOC :
(client satisfaction :
proses
pain management
inflamasi
3016)
Setelah
dilakukan
Paraf
NIC :
(pain management
1400)
1. observasi reaksi non
verbal
dari
ketidak
(4)
2. memberikan
informasi tentang
pilihan untuk
manajemen nyeri (4)
3. memonitor skala
Gangguan
untuk
mengetahui
respon
nyeri
5. memberikan
pasien obat untuk rasa
nyeri
NIC : ( Insision Site Care
)
Setelah
3740 )
dilakukan 1. monitor TTV
2. anjurkan pasien
tidakan keperawatan
minum sedikit tapi
selama 3 X 24 jam sering
3. beri kompres air
diharapkan pasien
hangat
tidak mengalami
4. anjurkan pasien
hipertermi lagi
menggunakan
pakaian
dengan KHD :
Suhu tubuh : 36,5 yang tipis dan
pemberian antipiretik
140/90 mmHg (5),
Nadi : 60/100 X per
menit (5), RR : 16 20
X per menit.
Cemas b.d
ketidakefektifa
n koping
NOC :
NIC:
( Anxiety Level 1211 ) (Coping
Enhancement
1. menderita (4)
5230 )
2. sifat mudah marah
1. menggunakan
(4)
pendekan tenang
3. rasa gelisah dan
dan meyakinkan
khawatir (4)
2. berikan
4. masalah perilaku
informasi faktual
(4)
mengenai diagnosis
5. serangan panik (4)
terapi
dan prognosis
3. mencegah atau tidak
mengambil
keputusan ketika
penderita berada
dalam keadaan
stress
X.
IMPLEMENTASI
Nama : Tn. K
Umur : 21 Tahun
Hari/tgl/ja
No
m
Jum,at
Dx
I
17/06/16
09.00
No. CM
Dx. Medis
: 5076
: Otitis Eksterna
Implementasi
Respon
1. Mengkaji sakit
nyeri
1. S = Klien
Paraf
mengatakan nyeri
O= Klien meringis
kesakitan
II
2. Mengkaji
gangguan
2.
pendengaran
mengatakan
pendengarannya
menurun dan
klien
III
3.Monitoring
TTV
kebingungan
3.
Klien
mengatakan badannya
masih demam
O = T: 38,2C, TD:
IV
100/80 mmhg
4. Manajemen
koping
RR: 22x/menit
N : 74x/menit
4.
mengatakan
akan
13.00
cemas
penyakit
dirasakan
klien
dan
yang
kulit
telinganya terkelupas
5. Memberikan
Obat untuk rasa ketika dikorek
nyeri (Ambrooxol O
dan Citirizine)
klien
terlihat
II
5.
6. membersihkan
area sekitar luka
menggunakan lidi
kapas steril
mengatakan
klien
sudah
meminum
obat
yang
telah
diberikan tetapi
masih merasa
III
nyeri
7. Memberikan
kompres air
hangat
klien
masih
mencoba
mengorek-
orek telinga
6.
mengatakan
8. Menganjurkan
klien untuk
mengunakan
pakaian yang tipis
klien
nyeri
ketika lukanya
dibersihkan
O = klien merintih
kesakitan ketika
IV
lukanya dibersihkan
9. mencegah atau
tidak mengambil
7.
S
=
klien
keputusan ketika
mengatakan badannya
penderita berada
dalam
keadaan masih demam/panas
stress
O = TTV
TD :
100/80mmhg,
T : 38,2C,
RR : 24x/menit,
N : 76x/menit
8.
mengatakan
klien
sudah
klien
sudah
menggunakan pakaian
yang tipis tanpa lengan
dan menyerap keringat
9.
klien
mengatakan bahwa ia
cemas dengan
penyakitnya
O = klien
Sabtu
18/06/16
08.00
1. mengontrol
lingkungan yang
dapat
mempengaruhi
nyeri ( suhu,
pencahayaan,
II
kebisingan )
2.
terlihat
merasa
cemas dan
bingung dengan
sakit yang diderita
1.
S
=
klien
mengatakan
nyaman
berada di lingkungan
sekarang
O = klien
terlihat
nyaman
meneteskan
mengatakan
nyeri
berkurang
3. mengkaji TTV
klien
setelah
diteteskan akilen
O = klien terlihat mulai
membaik
3.
klien
mengatakan badannya
masih
panas
atau
4. berkolaborasi
pemberian
demam
O = TD : 100/70
antipiretik
mmHg
RR : 20 x per menit
Nadi : 74 x per menit
Suhu : 38c
paracetamol
500mg
4.
IV
mengatakan
klien
sudah
mengenai
diagnosis
panas
O =
klien
sudah
meminum paracetamol,
suhu 38c dan akral
I
masih teraba
panas
13.00
6. mengkaji kultur
yang
mempengaruhi
II
respon nyeri
5.
klien
mengatakan bahwa ia
mengerti apa yang
disampaikan
perawat,dan
tenang
O
III
sedikit
klien
mendengarkan dengan
7. membersihkan
daerah
sekitar baik
dan
sedikit
luka dengan solusi bingung
pembersihan yang
tepat
6.
S
=
klien
mengatakan
8. berkolaborasi
pemberian
antipiretik
IV
paracetamol
500mg
mengorek
sering
orek
klien
mengatakan
9. menggunakan
pendekatan tenang nyeri dan gatal
O = klien
dan meyakinkan
masih
tentang nyeri
masih
mengorek-ngorek
telinganya
8.
klien
mengatakan badannya
N
RR
:
:
klien
mengatakan bahwa ia
mengerti tentang apa
yang disampaikan dan
merasa tenang
O = klien terlihat sudah
tenang
Minggu
19/06/16
08.00
1.
menggunakan 1.
terapiutik
klien
mengetahui
sudah
lumayan
II
telinganya lagi.
2. memonitor
tanda-tanda/gejala
2.
infeksi luka
mengatakan telinganya
klien
III
3. mengobservasi
ttv
kulit
sudah
tidak
klien
mengatakan badannya
Nadi : 80x/menit, RR :
20x/menit.
Suhu
37,5C
1.
klien
mengatakan
II
bahwa
didalam
telinga sudah
mengering/membaik
III
2.
klien
mengatakan telinganya
3. mengkaji TTV
sudah
tidak
terasa
penuh,
dan
pendengarannya sudah
membaik
O = luka
telinga
didalam
klien
sudah
klien
mengatakan badannya
sudah tidak demam lagi
O
=
TD
:
120/80mmHg, Nadi :
80x/menit,
RR
XI.
CATATAN KEPERAWATAN
Nama : Tn. K
No.CM
: 5076
Umur : 21 Tahun
Dx. Medis
: Otitis Eksterna
No. Dx Hari/tgl/jam
I
Jumat
EVALUASI
S : klien mengatakan sudah minum obat
17/06/16
Jam 14.00
dan gatal
O : klien masih merintih kesakitan dan
mencoba mengorek-orek telinga
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
1. kotrol lingkungan yang dapat
mempengaruhi
nyeri
(suhu,
kebisingan, pencahayaan)
2. kaji kultur yang mempengaruhi nyeri
3. observasi reaksi non verbal dan
ketidaknyamanan
4. gunakan komunikasi terapiutik untuk
mengetahui pengalaman pasien nyeri
5. memberi obat rasa nyeri
II
S : klien mengatakan nyeri ketika lukanya
dibersihkan
O : klien merintih kesakitan ketika lukanya
dibersihkan
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
1. membersihkan daerah diseluruh luka
dengan solusi pembersihan yang tepat
2. membersihkan daerah luka
paraf
Sabtu
18/06/16
nyeri
(suhu,
kebisingan, pencahayaan)
2. kaji kultur yang mempengaruhi nyeri
3. observasi reaksi non verbal dan
ketidaknyamanan
4. gunakan komunikasi terapiutik untuk
mengetahui pengalaman pasien nyeri
5. memberi obat rasa nyeri
II
III
Minggu
19/06/16
Jam 14.00
II
III
lagi
O : TD : 120/80mmHg, Nadi : 80x/menit,
RR : 18x/menit, suhu : 37C
A : masalah teratasi
P: hentikan intervensi
Disusun Oleh :
Kelompok 4
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
(S15072)
(S15073)
(S15074)
(S15075)
(S15076)
(S15077)
(S15078)
(S15079)