Lecture
Thanatology
Otopsi Forensik &
Ekshumasi
Asphyxial Death
Examination of Scene of
Incident
Sudden Death
Dysbarism & Barotrauma
Death Related to Sexual
Violence
Forensic Laboratory
Examination
Praktikum
Toxicology Practical Work
Expert Witness
Thanatology
Berdasarkan kuliah : dr. Yudha Nurhantari, Ph.D, Sp.F
by: Sarah Pujiasri
A.Medicolegal
System (MIS)/Sistem
Medikolegal
Investigative
Investigasi
Pola
kematian
:
menjelaskan
bagaimana suatu kausa kematian terjadi
; alami (bisa karena lanjut usia),
pembunuhan, bunuh diri, kecelakaan,
tidak terduga
*sudah
kemerahan
klorat
mempengaruhi
terjadinya
Pemeriksaan luar
Pemeriksaan dilakukan dari ujung rambut
kepala s/d kaki, tujuannya:
1. Menentukan identitas
2. Memastikan keamanan pengelolaan
jenazah
3. Memeriksa benda2 di sktr jenazah ( 1
3 dlm rangka identifikasi )
4. Menilai keadaan umum jenazah
5. Mencari tanda kematian sekunder
6. Mencari
tanda
kekerasan/kelainan/patologis
Teknik pemeriksaan luar:
Periksa apa adanya, menyeluruh
(mis.penutup, kain, selimut, pakaian,
dll)
Lepaskan seluruh penutup, periksa
menyeluruh keadaan tubuh, ukuran2
tubuh, tanda kematian sekunder
Periksa bagian per bagian secara teliti.
Jangan lupa, timbang berat badan dan
ukur panjang badan
Pemeriksaan kepala
Bentuk
Keadaan Umum ( utuh, hancur )
Rambut + Kulit kepala
Keadaan wajah (kelainan, luka2, tanda2
kekerasan, keluar cairan dari hidung
dan mulut)
Telinga (daun telinga, liang telinga,
keluar cairan ?)
Teraba derik/retak tulang ?
Pemeriksaan leher
Perhatikan bentuk leher, jejas jerat,
luka-luka/tanda kekerasan lainnya
Raba dan tentukan, adakah cerai sendi,
patah tulang leher
Pemeriksaan dada dan perut
Perhatikan bentuk dada, kesimetrisan.
Tanda2 kekerasan: tusukan, bacokan,
luka tembak, memar, raba adanya
retak iga/retak tulang dada.
Perhatikan bentuk perut, bandingkan
tinggi perut dg dada, tanda kekerasan,
keadaan umbilikus ( pada kasus orok ).
Pemeriksaan pelvis (ini penting untuk
kasus sexual abuse)
Perhatikan daerah pubis, apakah
simetris?
Jenis kelamin dan keutuhannya, sekret,
tanda kekerasan seksual?
Keadaan perineum, utuh/robek?
Keadaan anus, bentuknya, keluar
feses?
Pemeriksaan ekstremitas
Perhatikan bentuk umum, ada fraktur
terbuka? Pada posisi anatomis:
simetris? Untuk menilai adanya
fraktur tertutup dan cerai sendi.
Lakukan perabaan/manipulasi untuk
memastikan
adanya
fraktur/cerai
sendi.
Jika ada tanda kekerasan, amati dan
nilai distribusinya: Mis.:luka2 tangkis
pada extensor ekstremitas atas, memar
3. Kemungkinan
cara
kematian
korban.
Cara kematian adalah bagaimana suatu
sebab kematian mengenai/sampai pada
korban. Bisa alamiah mis. penyakit
atau non-alamiah mis. Pembunuhan,
bunuh diri, dll.
Ada 4 kategori cara kematian:
- Alamiah: Penyebab mayoritas kematian
individu. termasuk antara lain karena
penyakit, mis ada riwayat sakit jantung,
dll. Otopsi klinik akan membuktikan
adanya penyakit tersebut.
- Kecelakaan: Terjadi akibat keadaan
yang tak disengaja. Dapat terjadi di tempat
kerja, di rumah, dll.
ASPHYXIAL DEATH
By: Nuardi
Definisi
Asfiksi merupakan kondisi dimana sel atau
organ kekurangan O2. Secara etimologi,
asfiksi berarti tidak adanya pulsasi. Dalam
konteks hukum, asfiksi berarti mati lemas
karena kekurangan oksigen. Asfiksi bisa
parsial (hipoksia) atau total (anoksia).
Penyebab asfiksi
3. Keracunan
Fase asfiksi
3. Choking
1. Penyakit alamiah
2. Trauma mekanis
4. Mechanical Asphyxia
Kondisi ini disebabkan oleh adanya tekanan
dari luar tubuh yang mengganggu pernapasan.
Asfiksi mekanis dibedakan menjadi 3 tipe:
1. Traumatic asphyxia: adanya benda berat
yang menekan dada/ perut
2. Positional asphyxia: dimana tubuh terjebak
di ruang sempit. Misalnya pada kasus
kecelakaan mobil yang pengemudinya terjepit
setir mobil
3. Riot-crush atau human pile death:
contohnya pada kasus demonstrasi atau nonton
konser, dimana penontonnya rusuh dan saling
menginjak
sehingga
dada
penonton
kemungkinan juga terinjak.
5. Traumatic Asphyxia Combined With
Smothering
Tipe asfiksi
SUFFOCATION
6. Suffocating Gases
1. Entrapment/environmental suffocation
tersebut dapat
lingkungan.
mengurangi
kadar
O2
STRANGULATION
Ditandai dengan adanya sumbatan vasa dan
jalan nafas di leher sebagai hasil dari
penekanan langsung pada daerah tersebut.
Terdaapat 3 bentuk strangulation, diantaranya:
1. Hanging (Gantung diri)
Pada kasus gantung diri, terdapat penekanan
leher karena jeratan/ikatan tali yang
Homicide hanging
Suicide hanging
2. Ligature Strangulation
Berbeda dari kasus bunuh diri diatas, pada
ligature strangulation terdapat tekanan yang
kuat di leher karena korban dijerat oleh pelaku
dan bukan karena pengaruh berat badan.
Ditemukan pada kasus pembunuhan
3. Manual Strangulation
Ditemukan pada kasus pencekikan dimana
tangan pelaku menekan struktur leher. Pada
PRINSIP PEMERIKSAAN
sedapat mungkin tidak mengubah, merusak
keadaan di tempat kejadian agar bukti-bukti
tidak hilang atau menjadi kabur
TIM TKP
sabhara,
reserse,
dokumentasi/fotografi
dactiloscopy
dokter
para medis
sering kali ditanbah dengan pamong desa
Pemeriksaan tkp sebagai tim hasilnya adalah
BAP. Dalam BAP, ada kolom untuk
pemeriksaan medis, disitulah bagian kita. Jgn
pernah mau menandanangani BAP yang
kosong.
DASAR HUKUM
IDENTIFIKASI LANJUTAN
Sperma ada atau tidak
sperma kering atau tidak -> secara
visual dengan sinar UV
Sperma basah : bau seperti bunga
akasia,
bentuk
bercak
dengan
pinggiran yang lebih tebal daripada
tengah bercak
Air ludah, bekas gigitan -> bisa
tentukan golongan darah
Rambut
Pengambilan darah :
di dinding kering (dikerok),
jika pada pakaian (digunting)
darah basah/segar masukan termos es --- kirim ke lab kriminologi
Sudah. Sekian. Maaf kalo telat, cari slide ini gak ketemu2. Semoga sukses. Lekas belajar ya nak.
Sudden Death
dr. Yudha Nurhantari, Ph.D, Sp.F
Kanatamiyoura
Mati mendadak adalah kematian yang tidak
disangka-sangka biasanya dikarenakan adanya
penyakit kronis terminal atau orang dengan
usia lanjut.
Macam-macam kematian yakni:
Instant death : langsung meninggal
seketika. Misalnya pada sindroma cafe
(makan-makan terus terjadi kejang, sudah
dilakukan resusitasi tapi tidak tertolong),
serangan jantung lama sehingga dapat
terjadi ventrikular aritmia.
Sudden but not instant : misal ketika
terkena angina pectoris susah nafas,
lemah, keringat dinginm mual, pusing
muntah dan untuk kejadian ini ada waktu
beberapa jam untuk menuju ke kematian.
Tidak semua kematian sudden death akan
masuk ke kasus forensik. Ketika ada pasien
dengan nyeri dada merasa susah nafas dan
pada EKG tampak miokard infark serta
adanya peningkatan cardiac enzym dan
akhirnya meninggal, karena sudah dapat
ditegakan diagnosis penyakitnya maka tidak
masuk ke ranah forensik. Kecuali jika pada
pasien ini tidak sempat dilakukan EKG dan
pemeriksaan cardiac enzym maka diperlukan
penegakan diagnosis penyebab kematian
dengan memasukkan kasus ini ke forensik.
Pada 10 tahun yang lalu kejadian sudden death
di sarjito berkisar 250 kasus/tahun. Dan pada 4
tahun terakhir ini berkisar 100-150
kasus/tahun. Sedangkan kasus kecelakaan lalu
lintas terjadi penurunan. Kalau pada populasi
dewasa
muda
kematian
mendadak
dikarenakan toksikologi (alkohol, narkoba).
Polisi menyerahkan mayat ke forensik untuk
mengetahu
kewajaran
meninggalnya
seseorang. Apakah memang dia meninggal
karena natural death atau karena campur
tangan manusia(dibunuh/bunuh diri).
Di Indonesia pasien yang pulang dari RS
sebelum benar2 sembuh dan dilakukan
penanganan ideal untuk pasien atau pasien
yang pulang atas permintaanya sendiri apabila
meninggal di rumah maka tidak dilakukan
otopsi, sedangkan di luar negeri pada kasus
yang sama seperti diatas tetap akan dilakukan
otopsi.
ada juga sudden death related to disease
1. Cardiovascular Disease
2. Death due to intracranial lesion
3. Urogenital and gastrointestinal Tracts
4. Tumor
5. Exercise and climate
6. Psychiatric Patients
Cardiovascular Disease
Paling sering menyebabkan kematian di
amerika. Angka kejadiannya berkisar 300.000400.000 kasus/tahun. Biasanya terjadi di pagi
hari karena peningkatan aktivitas nervus
simpatik di pagi hari sehingga menyebabkan
cardiac arrhytmia.
Coronary atherosclerosis
dengan
penyakit
Telinga
adalah
suatu
rongga
yang
dihubungkan dengan dunia luar melalui tuba
eustachius. Pilek, rinitis alergi, serta berbagai
variasi anatomis individual, semuanya
merupakan predisposisi terhadap disfungsi
tuba eustachius. Ujung tuba di bagian telinga
tengah akan selalu terbuka, karena terdiri dari
massa yang keras/tulang. Sebaliknya ujung
tuba di bagian pharynx akan selalu tertutup
karena terdiri dari jaringan lunak, yaitu
mukosa pharynx yang sewaktu-waktu akan
terbuka di saat menelan. Perbedaan anatomi
antara kedua ujung tuba ini mengakibatkan
udara lebih mudah mengalir keluar daripada
masuk kedalam cavum tympani. Hal inilah
yang menyebabkan kejadian barotitis lebih
banyak dialami pada saat menurun dari pada
saat naik.
Ketika tekanan meningkat misalnya saat
menyelam atau pesawat turun tadi, tekanan ini
menyebabkan tuba eustachius menutup dan
mencegah penyamaan tekanan melalui
membran timpani, sehingga menimbulkan rasa
sakit. Sehingga untuk membuka tuba, kita
biasanya mencoba mengunyah dan menelan
atau menguap (m.tensor veli palatini berperan
membuka tuba eustachius). Jika manuver ini
gagal, barulah kita lakukan Valsalva
maneuver, dilakukan dengan cara menutup
airway (menutup hidung/mulut) sambil
menghembuskan nafas/ekshalasi (jadi kayak
mau mompa balon, tapi hidung sama mulut
ditutup).
Dengan menurunnya tekanan lingkungan,
udara dalam telinga tengah akan mengembang
dan secara pasif akan keluar melalui tuba
eustakius. Dengan meningkatnya tekanan
lingkungan, udara dalam telinga tengah dan
dalam tuba eustakius menjadi tertekan. Hal ini
cenderung menyebabkan penciutan tuba
eustakiusJ. ika tekanan antar rongga telinga
tengah dengan lingkungan sangatlah besar
(90-100 mmHg), bagian kartilago akan
menciut dan jika tidak ditambah udara, maka
struktur telinga tengah bisa rusak. Terjadi
rangkaian kerusakan, mula-mula membrana
timpani tertarik kedalam Retraksi
menyebabkan membrana dan pecahnya
pembuluh-pembuluh darah kecil sehingga
tampak gambaran injeksi dan bula hemoragik
kadang mukosa telinga tengah juga akan
berdilatasi
dan
pecah,
menimbulkan
hemotapimum kemudian, tekanan dapat
menyebabkan ruptur membrana timpani.
Terjadi retraksi dan menyebabkan pembuluh
darah kecil pecah dan bisa menyebabkan
ruptur membran timpani.
b. Sinus Paranasalis
Sinus yang paling sering terganggu adalah
sinus maksilaris dan sinus frontalis, sedangkan
sinus ethmoidalis dan sinus sphenoidalis
jarang terganggu. Sewaktu di permukaan laut,
tekanan udara di sinus maxilaris sama dengan
di rongga hidung/di udara luar sekitar tubuh,
yaitu 760 mmHg. Bila kemudian orang ini kita
bawa ke ketinggian tertentu, maka akan terjadi
perbedaan tekanan di dalam rongga sinus dan
di rongga hidung. Bila kecepatan naik dari
pesawat demikian besar, maka karena
sempitnya lubang muara sinus itu, aliran udara
yang terjadi tidak akan dapat mencapai
keseimbangan tekanan, berarti tekanan di
dalam rongga sinus lebih tinggi daripada di
rongga hidung, dengan akibat terjadinya
penekanan terhadap mukosa sinus. Inilah yang
mengakibatkan timbulnya rasa sakit dan
inflamasi, yang disebut Barosinusitis. Hal
yang sebaliknya akan terjadi pada waktu
pesawat menurun.
Semakin kecil muara sinus itu, makin besar
kemungkinan terjadinya barosinusitis. Jadi
pada seseorang yang menderita sakit di
saluran
pernafasan
bagian
atas,
pembengkakan/penebalan
mukosa
mengakibatkan penyempitan muara sinus,
sehingga akan mengalami kesulitan dalam
mencapai keseimbangan tekanan.
c. Gigi
Barodontalgia adalah suatu fenomena dimana
seseorang mengalami sakit gigi pada saat
berada pada ketinggian misalnya saat terbang
atau menyelam pada kedalaman tertentu di
bawah laut. bila terdapat peningkatan volume
gas di dalam rongga gigi, jaringan keras gigi
tidak ikut berekspansi untuk menyesuaikan
dengan tekanan luar, sehingga gas menekan
dan menstimulasi syaraf gigi. Hal ini terjadi
pada gigi pulpitis (karies dalam), dimana
terjadi pembusukan gigi oleh bakteri yang
menghasilkan gas. Selain itu gas yang terjebak
juga dapat terbentuk di bawah tambalan yang
kurang baik/rapi/mengalami kebocoran
Sebenarnya ketiga ini tidak selalu bersifat
fatal, tetapi, rasa sakit dan disabilitas yang
disebabkan justru mengganggu si penyelam
dan menyebabkan tenggelam (ini yang justru
menyebabkan kematian).
a. Lung Squeeze
Catatan Kuliah
DEATH RELATED TO SEXUAL VIOLENCE
dr Beta Ahlam Gizela, sp F
by denise cece
Pembunuhan akibat kekerasan seksual
kebanyakan
akibat
:
pressure
on
neck
head
injury
- stabbing / penusukan jarang
Pada otopsi, spt otopsi pd umumnya, cari
sebab, mekanisme, cara, dan waktu kematian,
serta identitas korban, dan kl memungkinkan
identitas pelaku juga. Px yg dilakukan
meliputi px general, dan px spesifik pada area
perineum. Px internal (open vagina) juga dapat
wajib!
kalau pasien dan dr berlawanan jenis,
sebaiknya didampingi perawat. Untuk
pemeriksaan di anogenital, ulangi
informed consent lagi
2. Anamnesis
kdg perlu dibantu psikolog
3. Outer
clothing
Pasien diminta berdiri diatas alas,
kemudian membuka pakaian luarnya dan
lsg dijatuhkan ke alas tersebut. Alas
kemudian dilpat dan dibungkus bersama
dgn pakaiannya. Ini untuk mencari adanya
kemungkinan rontokan rambut atau debris
lain baik dari korban maupun pelaku.
Kemudian pakaian dalam dimasukkan ke
dalam kantong-kantong yg berbeda dan
diberi tanda
4. Siapkan
alat-alat
Untuk yg belum menikah/masih perawan
gunakan speculum small pederson. Tp ini
berlaku di US, di Indonesia gak boleh
masuk2in speculum pd yg msh virgin.
Lakukan pemeriksaan dgn cara lain.
5. Pengumpulan debris dari kuku jari,
rambut, dan sela-sela jari
6. Px external : memar, bekas bercak sperma
kalau bercak udah kering, tetesi dengan
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
Dokumentasi
bite
mark
gunakan penggaris spy tampak jelas
ukurannya. Juga buat cetakan gigi.
Done.
Label
Identity
Medical record number
Kind of sample
Date and time of sampling
Sealed (Segel)
Documentation (Berita Acara)
Catatan Praktikum
TOXICOLOGY PRACTICAL WORK : ARSEN, CYANIDA, ALCOHOL
by denise cece
1. Arsen
A. Alat dan Bahan
- Kertas saring yang dicelupkan
mercury chloride
- Petri dish
- Pinset
- Kertas dan kapas yang dicelup asetat
pb
- Tabung reaksi
- Pipet ukur dan suctionnya
- Tabung Erlenmeyer
- Zinc granule
- Larutan Cuprum Sulfat
- H2SO4 - 4N
- sampel
B. Prosedur
Metode yang digunakan adalah metode
Sanger Black
- Masukkan kertas PB asetat pada pipa
sanger black 1
- Tambahkan kapas
- Masukkan kertas Pb asetat pada pipa
sanger black 2
- Tambahkan kapas
- Rangkai kedua pipa sanger black
- Masukkan kertas merkuri chloride
pada pipa udara, ujung kertasnya
disisakan di luar
- Sambungkan dengan rangkaian pipa
sanger black
- Ambil 3 butir granul zinc, masukkan
dalam tabung reaksi
- Masukkan cuprum sulfat, rendam 3-5
menit
- Tunggu sampai bereaksi (berubah
warna menjadi hitam)
- Masukkan butiran Zn kedalam
erlenmeyer
- Masukkan 2 cc sampel
- Masukkan 2 cc H2SO4
- Tutup rapat, kocok.
C. Hasil
Praktikum
Expert Witness
oleh : Helvina Vika Etami
Wokay, sekarang kita akan membicarakan saksi ahli (bahasa Inggrisnya expert witness :p).
Sebenarnya, ada apa saja sih komponen-komponen saat siding di pengadilan? Itu tergantung apakah
pidana atau perdata ya. Kalau pada pidana terdapat : panitera, hakim, JPU (jaksa nih), pengacara,
terdakwa, expert witness. Kalau pada perdata komponennya hamper sama, hanya saja tidak ada
JPU. Berikut bagan tempat duduk dari masing-masing komponen.
PANITERA
HAKIM
PENGACARA
JPU
PENONTON
Sorry klo bagannya rada nggak rapi,
kursinya lagi goyah. Saat praktikum, kita
bermain peran (role play), ada yang jadi
hakim, pengacara, terdakwa, JPU, expert
witness. Tujuannya adalah untuk mengetahui
apa tugas expert witness/ saksi ahli
sesungguhnya. Jadi, disini, saksi ahli lah yang
3.
paling banyak berbicara.
POJOK HSC
Selamat datang teman-teman di termin 2 forensik, itu artinya kita sudah ada di penghujung blok,
artinya lagi, kita bentar lagi lulus nih, nggak terasa ya teman-teman, kayaknya kapan tu barusan ikut
tes masuk trus bentar lagi mau wisuda. Tapi sebelum wisuda masih banyak rintangan ni, kayak ujian
blok 4.3, pendadaran, OSCE compre, trus masih ada yudisium, sumpah koas, dll. Meskipun begitu
jangan putus semangat ya kawan-kawan, harus tetap semangat :D. Terimakasih buat Sarah, Ira, Vera,
Yusuf, Andy, Tari, Karis, Chenie, Agi, Cece, Ipul, Sita, dan Vika yang telah berkenan untuk
membuat HSC forensik. Semoga HSC tetap selalu di hati, selalu dinanti. Oke, sambil melestarikan
tradisi HSC di tiap pojok HSC ada cerita humornya, meri kita tengok sebentar, atau lama juga boleh.
Orang
Amerika,
Jepang,
suparman?
Bu guru: tidak tahu.
udin: kalau mas sumarno tahu tidak bu?
Bu guru: tidak tahu, emang siapa mereka??
udin: lha itu dia bu kenalan-kenalan udin,
lagian saya tidak pernah kenalan dengan
thomas dan james di tanya, ya jelas saya tidak
tahu bu.
Bu guru: ......????!!!!!////!!..
jempol didekatkan ke telinga sedangkan jari
kelingking kebibirnya, "Oh maaf, saya terima
telepon dulu, tangan saya sudah berisi chips,
saya dapat menerima dan berbicara melalui 2
jari saya tanpa menggunakan HP" kata si
Jepang.
Melihat semua itu, orang Indonesia mulai
gugup, Apa yang bisa saya tunjukkan untuk
mengalahkan orang orang ini? pikirnya.
Karena stress, keinginannya untuk buang air
besar tidak tertahankan lagi.
Usai buang air, dia kembali lagi ke ruang
sauna, tetapi karena tidak biasa membasuh
bokongnya dengan kertas toilet, seuntai kertas
toilet masih berjuntai di belahan bokongnya.
Dengan keheranan orang Jepang dan orang
Amerika menunjuk ke untaian kertas 'sisa' tsb
dan berkata: "Kertas apa itu yang tergantung
dibokong anda...?"
"Oh maaf, saya baru terima Fax.." jawab
orang Indonesia tersebut.
Kejahatan Saat Tahun Baru
Hari ini adalah Tahun Baru dan hakim sedang
dalam suasana hati yang gembira saat ia
bertanya kepada tahanan,
"Anda dituntut karena tuduhan apa?"
"Melakukan belanja Tahun Baru terlalu awal",
jawab terdakwa.
"Itu bukan suatu pelanggaran", kata hakim.
"Seberapa awal anda melakukan belanja?"
"Sebelum toko dibuka Pak Hakim."
"Lalu dimana
letak salahnya
Jaksa
Penuntut???" tanya hakim itu
Jaksa Penuntut melongo dengan wajah tak
percaya...
Pesan Karet
Pada suatu hari, saat janjian berkencan,
pacarku telah mengirim sebuah pesan singkat:
"5 menit kemudian aku akan tiba. Kalau
belum juga tiba, maka pesan singkat ini harap
dibaca sekali lagi, oke?"