DERET
2, 4, 8, 16, 32,
ii. 1,
iii.
2 4 8 16
, ,
,
...
3 9 27 81
(1.1)
Bilangan di atas disusun membentuk baris dan dikenal sebagai barisan geometri. Bila bilangan
tersebut dijumlahkan, sebagai contoh,
1
2
4
8
16
...
3
9
27
81
(1.2)
maka bilangan tersebut dikatakan membentuk deret. Karena penjumlahan dilakukan terus
menerus tanpa hanti (dinyatakan oleh tiga titik dibelakangnya) maka deret tersebut disebut
deret tak-hingga (infinite series). Kemudian, karena deret (1.2) dapat ditulis sebagai
a + ar + ar2 + ar3 +
dalam hal ini a = 1 dan r =
(1.3)
2
maka deret disebut deret geometri.
3
(1.4a)
1 rn
1 r
(1.4b)
Jika n , maka
Sn
S = nlim
(1.5)
DERET 1
Dan deret hanya akan mempunyai jumlah (berhingga) jika dan hanya jika
1.
1 + 4 + 9 + 16 +
ii.
1
2
3
4
...
2
4
8
16
iii.
x2
x3
x4
...
2
3
4
(1.6)
Jelas bahwa deret-deret (1.6) tidak dapat diungkapkan dalam bentuk deret geometri seperti
(1.3). Secara umum, deret-deret tersebut ditulis sebagai :
a1 a 2 a 3 ... a n
(1.7a)
a
n 1
(1.7b)
Dalam notasi (1.7a) atau (1.7b), deret-deret (1.6) berturut-turut memberikan a n = n2, an =
dan an = (-1)n+1
n
2n
xn
. Jadi, sebagai contoh,
n
1
2
3
4
... =
2
4
8
16
n 1
n
2n
(1.8)
(1.9)
Yang disebut jumlah parsial. Sedangkan jumlah keseluruhan S diberikan sebagaimana
persamaan(1.5),
Sn
S = nlim
(1.10)
dan disebut jumlah dari deret. Jika S ada yaitu berupa satu nilai tertentu maka deret dikatakan
konvergen, dan jika tidak, deret dikatakan divergen. Didefinisikan juga sisa R n (yaitu sisa
setelah n-suku),
Rn = S - S n
(1.11)
DERET 2
Contoh 1.1 :
Selidiki jumlah S dari deret contoh (i) pada persamaan (1.6)
Jawab :
Deret
1 + 4 + 9 + 16 + =
n 1
(1)
n 1
n 1
jadi an = ( 1) n 1 . Sedangkan jumlahnya bisa nol atau satu; karena itu S tidak ada dan
deretnya divergen.
Persoalan utama tentang deret adalah konvergensi dari deret.
1.3 UJI KONVERGENSI
Ada empat cara untuk menentukan konvergensi suatu deret. Cara-cara tersebut adalah :
a. Uji / Test Pendahuluan
Uji pendahuluan ini menyatakan bahwa suatu deret
a1 a 2 a 3 ... a n +
adalah divergen jika suku tak-hingga deret tidak menuju nol. Dengan kata lain,
a n 0 maka deret divergen.
jika nlim
(1.12)
Contoh 1.3 :
Tentukan konvergensi deret pada persamaan (1.6i)
Jawab :
Dari contoh 1.,
an = n2, maka
DERET 3
lim a n lim n 2 0
n
karena itu deret divergen (seperti yang telah dibahas pada contoh 1.)
Contoh 1.4 :
Tentukan konvergensi deret :
1
1
1
1
...
2
3
4
n 1
1
n
Jawab :
an =
1
, sehingga
n
lim
1
1
0
n
Deret
n 0
konvergen jika
dn
n 0
hingga.
Contoh 1.5 :
Tentukan konvergensi deret pada contoh 4., menggunakan uji integral.
Jawab :
Karena an =
1
,
n
Maka
an d n
n 0
n 0
dn
ln n
n
ln
adalah divergen.
Dalam proses integrasi batas integrasi yang digunakan hanya batas atas ( ).
DERET 4
Contoh 1.6 :
n
n 1
n
4
Jawab :
an
n0
n
, maka
n 4
2
n dn
1
n2 4
2
du
u
u 4
1
ln u
2
u 4
1
ln ( n 2 4)
2
n 0
n 2
1
ln n
Jawab :
an
n 0
1
ln n
, maka
dn
?
ln n
lim
n
1
0
ln n
a n bn
divergen dan
a n bn
konvergen dan
maka
maka
divergen. Jika
sebaliknnya yang terjadi maka uji banding tidak dapat memberi kesimpulan apa-apa.
Sebagai contoh, kita selidiki konvergensi deret
membandingkannya terhadap deret
ln n
n2
n2
1
n
ln n
yang divergen,
1
1
1
...
ln 2
ln 3
ln 4
1
1
1
1
...
n
2
3
4
1
1
n
divergen maka
1
ln n
divergen.
a n 1
an
(1.13)
lim n
(1.14)
1, deret konvergen
1, deret tidak tahu
1, deret divergen
(1.15)
Contoh 1.8 :
Tentukan konvergensi deret pada persamaan (1.6ii)
Jawab :
an
n
n 1
a n 1 n 1 , sehingga
n dan
2
2
DERET 6
dan
n 1 n
1
: n
n 1
2
2
2
lim
n
Jadi deret
n 1
n
1 n 1
1
n 1
1
lim
1
n
2
n
2
n
2
n
adalah konvergen.
2n
Contoh 1.9 :
10 n 1
( n !)
n 1
Jawab :
10 ( n 1) 1
10 n 1
a
dan
n 1
( n !) 2
(( n 1) !) 2
an
sehingga
10 ( n 1) 1
10 n 1
:
((n 1) !) 2 ( n !) 2
10
(n 1) 2
dan
10
0 1
( n 1) 2
lim
1
2
1
3
1
4
1
5
...
( 1) n 1
...
n
(1.16)
Contoh 1.10 :
Tentukan konvergensi deret pada persamaan (1.16)
Jawab :
an
( 1) n 1
n
dan a n
1
,
n
DERET 7
jelas bahwa
1
1
n 1
n
dan
1
0
n
lim
n
a
n 0
x n a 0 a1 x a 2 x 2 a 3 x 3 ...
(1.17a)
atau
a
n 0
( x b) n a 0 a1 ( x b) a 2 ( x b) 2 a 3 ( x b) 3 ...
(1.17b)
dengan an dan b konstanta. Sebagai contoh :
i. 1
x
x2
x3
( 1) n
...
...
2
4
8
2n
ii. x
x2
x3
x4
( 1) n 1 x n
...
...
2
3
4
n
(1.18)
iii. 1
( x 2)
2
( x 2) 2
3
( x 2) 3
4
...
( x 2) n
n 1
...
DERET 8
Deret pada persamaan (1.17a) merupakan keadaan khusus dari deret pada persamaan (1.17b)
dengan b=0.
Sebagaimana masalah utama deret konstan, masalah utama deret pangkat juga tentang
konvergensi tetapi karena ekspansi dilakukan terhadap variabel x, maka persoalannya adalah
penentuan daerah konvergensi (interval of convergence). Cara yang digunakan untuk daerah
konvergensi tersebut adalah uji rasio.
Contoh 1.11 :
Tentukan daerah konvergensi dari deret pada persamaan (1.18ii).
Jawab :
Suku ke-n daret, a n
(1) n 1 x n
n
( 1) n 2 x n 1
n 1
Sehingga,
n
( 1) n 2 x n 1 ( 1) n 1 x n
:
n 1
n
n
x
n 1
dan
lim
n
n
x x
n 1
1.
-1 < x < 1. Selanjutnya, menentukan konvergensi pada ujung-ujung daerah konvergen yaitu
pada x = 1.
Jika x = 1, maka deret pada persamaan (1.18ii) menjadi menjadi
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
... (1
...)
2
3
4
2
3
4
yang
divergen.
Akhirnya, daerah konvergen deret adalah -1 < x 1.
Contoh 1.12 :
DERET 9
( x 1) n
2n
n 1
Jawab :
( x 1) n
an
2n
dan a n 1
( x 1) n 1
2 n 1
sehingga,
n
( x 1) n 1
( x 1) n
:
2 n 1
2n
( x 1)
(karena tidak bergantung n).
2
1 atau
x 1 2
atau 1 x 3
n 1
( x 1) n
2n
n 1
(3 1) n
1 1 1 ... yang divergen.
2n
n 1
( 2) n
2n
(1)
n 1
(1.19)
Misal, uraian ini juga berlaku di x = 0, maka a 0 = 1; Selanjutnya, jika didiferensiasi sekali
diperoleh
sin x a1 2a 2 x 3a 3 x 2 ...
Jika x = 0,
0 a1
D E R E T 10
1 2a 2
Pada x = 0
maka
a2
1
2
1
4!
x2
x4
x6
x8
...
2!
4!
6!
8!
(1.20)
Generalisasi prosedur di atas memberi bentuk umum
f ( x)
f n ( x)
n 0
x 0
n!
f ( 0) f ' ( x )
xn
x 0
f ' ' ( x)
2!
x 0
x2
x 0
3!
x 3 ...
(1.21)
Deret ini disebut deret Mc Laurin atau deret Taylor di sekitar (titik) asal.
Ekspansi f(x) di sekitar x = b, diberikan oleh :
f ( x ) f (b) f ' ( x)
f n ( x)
n0
n!
x b
x b
( x b)
f ' ' ( x)
2!
x b
( x b) 2
x b
( x b) 3 ...
( x b) n
(1.22)
yang disebut deret Taylor. Di sekitar x = b.
Contoh 1.13 :
Ungkapkan ex dalam deret.
D E R E T 11
Jawab :
Karena diferensial n kali terhadap ex memberikan ex kembali dan pada x = 0, e0 = 1,
Maka
( x)
x 0
1.
Karena itu,
ex 1 x
x2
x3
x4
...
2!
3!
4!
(1.23)
dengan daerah konvergensi ditentukan seperti sebelumnya. Dari persamaan (1.23) tampak
bahwa
an
xn
,
n!
maka
x
n 1
sehingga 0 untuk semua x. Hal ini berarti deret pada persamaan (1.23) konvergen untuk
semua x.
Berikut ini disajikan beberapa bentuk deret fungsi yang populer :
i. sin x x
x3
x5
x7
...
3!
5!
7!
; untuk semua x
ii. cos x 1
x2
x4
x6
...
2!
4!
6!
; untuk semua x
iii. e x 1 x
x2
x3
...
2!
3!
x2
x3
x4
...
2
3
4
n(n 1) 2
n(n 1)(n 2) 3
1 nx
x
x ...
2!
3!
iv. ln (1 x) x
v. (1 x ) n
(1.24)
; untuk semua x
; 1 x 1
; x 1
Deret terakhir adalah deret binomial dengan n real sembarang, positif atau negatif.
1.6 PEMAKAIAN DERET UNTUK KOMPUTASI NUMERIK
Persoalan utama perhitungan pendekatan (aproksimasi) adalah menyangkut keabsahan
nilai aproksimasi tersebut terhadap nilai sesungguhnya. Untuk hal itu diperkenalkan konsep
sisa Rn(x) sebagai selisih antara nilai fungsi dan jumlah dari n+1 suku dari deret Taylor :
Rn ( x ) f ( x )
1
1
( x b) 2 f ' ' (b) ...
( x b) n f n (b)
2!
n!
(1.25)
D E R E T 12
(1.26)
n 1
(c )( x b) n 1
(n 1) !
(1.27)
1
1
( x b) 2 f ' ' (b) ....
( x b) n f n (b)
2!
n!
(1.28)
maka persamaan (1.25) menjadi
Rn ( x ) f ( x ) Pn ( x )
(1.28a)
f n ( x ) Pn ( x ) Rn ( x )
(1.28b)
atau
Jika Pn(x) dipakai untuk menaksir f(x) dan kesalahan atas taksiran adalah > 0, berarti
Pn ( x) f ( x) Pn ( x)
(1.29b)
Contoh 1.14 :
Hitung cos (33,6)o sampai suku ke-4, hitung juga besar kesalahannya.
Jawab :
Deret Taylor dari cos x,
Cosx cos b ( x b) sin b
1
1
( x b) 2 cos b
( x b) 3 sin b
2!
3!
3,6
, sehingga
180
50
D E R E T 13
50
sin 30 0
cos 30 0
3! 50
sin 30 0
1 1
1 1
3
50 2
2 ! 50 2
3! 50 2
0,8660254 0,03142857 0,001710842 0,00002
0,832905988
1
2
2 ! 50
0,8329
4 ! 50
R3 (33,6 0 )
dengan
33,6
180
4 ! 50
0,000003
Contoh 1.15 :
Hitung
Jawab :
Jika f(x) = ex, maka menggunakan uraian pada persamaan (1.24iii)
ex 1 x
x2
x3
...
2 ! 3!
atau
e x 1 x
x2
x3
...
2 ! 3!
x2
x3
( x) n
...
2!
3!
n!
Rn ( x) 0,00005,
diinginkan
Rn ( 12 )
e
x n 1
( n 1) !
n 1
; 0 x
maka
1
1
n 1
0,00005
e (n 1) !
2 (n 1) !
1
1
1
1
1
2
2!2 2
3!3 3
4!2 4
5! 2 5
1
1
1
1
1
1
2
8
48
384
3840
0,625 0,0208333 0,00260417 0,0002604
0,6065
Pn ( 12 ) 1
D E R E T 15