Anda di halaman 1dari 4

( AMALAN ) KEUTAMAAN 12 AMAL IBADAH DIHARI JUMAT - 1.

Disunnahkan pada shalat


Shubuh di hari Jum'at, imam membaca surat al-Sajdah al-Insan secara sempurna. Hal ini
sebagaimana yang telah dikerjakan Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam, karenanya jangan memotong
sebagiannya seperti yang banyak dilakukan oleh para imam shalat.
Diriwayatkan dari Ibnu 'Abbas radliyallah 'anhuma, Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam membaca
dalam shalat Fajar (Shubuh) hari Jum'at: Aliif Laam Miim Tanziil (Surat al-Sajdah) pada rakaat
pertama dan pada rakaat kedua membaca Surat al-Insan." (HR. Bukhari dan Muslim serta yang
lainnya)
2. Disunnahkan memperbanyak membaca shalawat untuk Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Hal
ini berdasarkan hadits Aus bin Aus Radhiyallahu 'Anhu, dari Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam,
beliau bersabda:



"Sesungguhnya di antara hari kalian yang paling afdhal adalah hari Jum'at. Pada hari itu Adam
diciptakan dan diwafatkan, dan pada hari itu juga ditiup sangkakala dan akan terjadi kematian
seluruh makhluk. Oleh karena itu perbanyaklah shalawat di hari Jum'at, karena shalawat akan
disampaikan kepadaku."
Para shahabat berkata: "Ya Rasulallah, bagaimana shalawat kami atasmu akan disampaikan
padamu sedangkan kelak engkau telah lebur dengan tanah?"
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam menjawab: "Sesungguhnya Allah mengharamkan bumi
memakan jasad para Nabi." (HR. Abu Dawud, Nasai, Ibnu Majah, Ahmad, dan al Hakim dengan
sanad yang shahih)
3. Disunnahkan membaca surat al-Kahfi pada hari Jum'at berdasarkan hadits Abu Sa'id al-Khudri
Radhiyallahu 'Anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:

"Barangsiapa membaca surat al-Kahfi pada malam Jumat, maka dipancarkan untuknya Allah
Subhanahu wa Ta'ala akan menyinarinya dengan cahaya antara dia dan Baitul 'atiq." (Sunan AdDarimi, no. 3273. Juga diriwayatkan al-Nasai dan Al-Hakim serta dishahihkan oleh Al-Albani dalam
Shahih Al-Jami' al-Shaghir, no. 736)
4. Melaksanakan shalat Jum'at bagi laki-laki muslim, merdeka, mukallaf, dan tinggal di negerinya.
Atas mereka shalat Jum'at hukumnya wajib. Sementara bagi budak, wanita, anak kecil dan musafir,
maka shalat Jum'at tidak wajib atas mereka. Namun, jika mereka menghadirinya, maka tidak apaapa dan sudah gugur kewajiban Dzuhurnya. Dan kewajiban menghadiri shalat Jum'at menjadi
gugur disebabkan beberapa sebab, di antaranya sakit dan rasa takut. (Lihat: Syarh al-Mumti': 5/724)
5. Mandi besar pada hari Jum'at juga termasuk tuntunan Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Beliau
bersabda,

"Apabila salah seorang kalian berangkat shalat Jum'at hendaklah dia mandi." (HR. Muslim)

6. Memakai minyak wangi, bersiwak, dan mengenakan pakaian terbagusnya merupakan adab
menghadiri shalat Jum'at yang kudu diperhatikan oleh seorang muslim. Dari Abu Darda'
Radhiyallahu 'Anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:




"Siapa mandi pada hari Jum'at, lalu memakai pakaiannya (yang bagus) dan memakai wewangian,
jika punya. Kemudian berjalan menuju shalat Jum'at dengan tenang, tidak menggeser seseorang
dan tidak menyakitinya, lalu melaksanakan shalat semampunya, kemudian menunggu hingga imam
beranjak keluar, maka akan diampuni dosanya di antara dua Jum'at." (HR. Ahmad dalam
Musnadnya dan dishahihkan Ibnu Khuzaimah)
Dari Abu Sa'id al-Khudri Radhiyallahu 'Anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,


"Mandi hari Jum'at itu wajib bagi setiap orang yang bermimpi. Begitu pula dengan bersiwak dan
memakai wewangian jika mampu melaksanaknnya (jika ada)." (Muttafaq 'alaih; al-Bukhari dan
Muslim)
7. Disunnahkan berangkat lebih pagi (lebih awal) saat menghadiri shalat Jum'at. Sunnah ini
hamper-hampir saja mati dan tidak pernah terlihat lagi.



"Barangsiapa mandi di hari Jumat seperti mandi janabah, kemudian datang di waktu yang
pertama, ia seperti berkurban seekor unta. Barangsiapa yang datang di waktu yang kedua, maka ia
seperti berkurban seekor sapi. Barangsiapa yang datang di waktu yang ketiga, ia seperti berkurban
seekor kambing gibas. Barangsiapa yang datang di waktu yang keempat, ia seperti berkurban seekor
ayam. Dan barangsiapa yang datang di waktu yang kelima, maka ia seperti berkurban sebutir telur.
Apabila imam telah keluar (dan memulai khutbah), malaikat hadir dan ikut mendengarkan dzikir
(khutbah). (HR. Muttafaq 'alaih)
dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

"Apabila hari Jum'at tiba, pada pintu-pintu masjid terdapat para Malaikat yang mencatat urutan
orang datang, yang pertama dicatat pertama. Jika imam duduk, merekapun menutup buku catatan,
dan ikut mendengarkan khutbah." (HR. Bukhari dan Muslim)
8. Saat menunggu imam datang, seorang muslim yang menghadiri shalat jum'at dianjurkan untuk
menyibukkan diri dengan shalat, dzikir ataupun membaca Al-Qur'an.
9. Wajib mendengarkan khutbah yang disampaikan imam dengan seksama, tidak boleh sibuk
sendiri sehingga tidak memperhatikannya. Akibatnya, Jum'atannya akan sia-sia.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam
bersabda:

"Jika engkau berkata pada temanmu pada hari Jum'at, "Diamlah!", sewaktu imam berkhutbah,
berarti kemu telah berbuat sia-sia." (Muttafaq 'Alaih, lafadz milik al Bukhari)
Makna laghauta, menurut Imam al Shan'ani dalam Subulus Salam, ". . . makna yang paling
mendekati kebenaran adalah pendapat Ibnul Muniir, yaitu yang tidak memiliki nilai baik. Adapula
yang mengatakan, (maknanya) batal keutamaan (pahala-pahala) Jumatmu dan nilainya seperti
shalat Dhuhur.
Dalam hadits lain, beliau Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:


"Barangsiapa bermain-main krikil, maka sia-sialah Jum'atnya." (HR. Muslim)
Imam an Nawawi rahimahullah menjelaskan dalam Syarh Shahih Muslim, "dalam hadits tersebut
terdapat larangan memegang-megang krikil dan lainnya dari hal yang tak berguna pada waktu
khutbah. Di dalamnya terdapat isyarat agar menghadapkan hati dan anggota badan untuk
mendengarkan khutbah. Sedangkan makna lagha (perbuatan sia-sia) adalah perbuatan batil yang
tercela dan hilang pahalanya."
laghauta : yaitu yang tidak memiliki nilai baik. Adapula yang mengatakan, (maknanya) batal
keutamaan (pahala-pahala) Jumatmu dan nilainya seperti shalat Dhuhur.
10. Pada saat masuk masjid, didapati imam sudah naik mimbar menyampaikan khutbah, maka
tetap disunnahkan untuk shalat dua rakaat yang ringan sebelum ia duduk. Hal ini didasarkan
kepada hadits Jabir bin Abdillah Radhiyallahu 'Anhu, yang menceritakan: Bahwa Sulaik alGhathafani datang ke masjid pada hari Jum'at saat Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam berkhutbah.
Sulaik langsung duduk, maka Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, "Jika salah seorang
kalian mendatangi shalat Jum'at, dan (mendapati) imam sedang khutbah, maka hendaknya ia shalat
dua rakaat lalu baru duduk." (HR. Muslim)
11. Jika sudah selesai melaksanakan shalat Jum'at, disunnahkan mengerjakan shalat sunnah
sesudahnya. Di sebagian riwayat disebutkan, Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam shalat sesudah
Jum'at sebanyak dua rakaat, (Muttafaq' alaih). Dan terdapat dalam riwayat lain, beliau Shallallahu
'Alaihi Wasallam memerintahkan kepada orang yang melaksanakan shalat sesudah Jum'at
sebanyak empat rakaat, (HR. Muslim)
Ishaq rahimahullah berkata, "Jika ia shalat (sunnah ba'da Jum'at) di masjid maka ia shalat empat
rakaat. Dan jika melaksanakannya di rumahnya, maka ia shalat dua rakaat."
Abu Bakar al-Atsram berkata, "Kedua-duanya boleh." (al-Hadaiq, Ibnul Jauzsi: 2/183)
"Jika ia shalat (sunnah ba'da Jum'at) di masjid maka ia shalat empat rakaat. Dan jika
melaksanakannya di rumahnya, maka ia shalat dua rakaat."
12. Memperbanyak doa di penghujung hari Jum'at, karena termasuk waktu mustajab untuk
dikabulkannya doa. Diriwayatkan oleh Abu Hurairah Radliyallah 'Anhu, dia bercerita: "Abu Qasim
(Rasululah) Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:

"Sesungguhnya pada hari Jum'at itu terdapat satu waktu yang tidaklah seorang hamba muslim
berdiri berdoa memohon kebaikan kepada Allah bertepatan pada saat itu, melainkan Dia akan
mengabulkannya." Lalu beliau mengisyaratkan dengan tangannya, yang kami pahami, untuk
menunjukkan masanya yang tidak lama (sangat singkat)." (Muttafaq 'Alaih)

Anda mungkin juga menyukai