Imran, Yuliari, Suhelda, dan Kristianto (2008:4) mengatakan bahwa dinding geser sebagai
elemen penahan gaya lateral memiliki keuntungan utama karena menyediakan
kontinuitas vertikal pada sistem lateral struktur gedung. Struktur gedung dengan dinding
geser sebagai elemen penahan gaya lateral pada umumnya memiliki performance yang
cukup baik pada saat gempa. Hal ini terbukti dari sedikitnya kegagalan yang terjadi pada
sistem struktur dinding geser di kejadian-kejadian gempa yang lalu. Beberapa kerusakan
yang terjadi akibat genpa pada umumnya berupa cracking , yang terjadi pada dasar
dinding dan juga pada bagian coupling beam , khususnya untuk sistem dinding berangkai.
Perilaku batas yang terjadi pada dinding geser dapat diklasifikasikan sebagai berikut
(Pantazopolou dan Imran, 1992) :
Flexural behavior, dimana respons yang terjadi pada dinding akibat gaya luar dibentuk
oleh mekanisme kelelehan pada tulangan yang menahan lentur. Keruntuhan jenis ini
pada umumnya bersifat daktil.
Flexural-shear behavior, dimana kelelehan yang terjadi pada tulangan yang menahan
lentur diikuti dengan kegagalan geser.
Shear behavior, dimana dinding runtuh akibat geser tanpa adanya kelelehan pada
tulangan yang menahan lentur. Perilaku batas ini bisa dibagi lagi menjadi diagonal
tension shear failure (yang dapat bersifat daktil karena keruntuhan terjadi lebih dahulu
pada baja tulangan) dandiagonal compression shear failure (yang umumnya
bersifat brittle ).
Sliding shear behavior, dimana di bawah pembebanan siklik bolak-balik, sliding
shear bisa terjadi akibat adanya flexural cracks yang terbuka lebar di dasar dinding.
Keruntuhan ini bersifat getas dan menghasilkan perilaku disipasi yang jelek.
Balok perangkai merupakan balok penghubung antara dua buah dinding geser berangkai
(coupled walls system) . Balok ini membuat dinding geser berangkai bekerja sebagai
sebuah unit dalam menahan gaya gempa.
Balok perangkai membuat struktur menjadi kaku dan dapat mendisipasi energi. Dalam
istilah internasional, balok perangkai dikenal dengan namacoupling beam atau spandrel
beam. Karena kekakuan balok perangkai yang sangat tinggi, dinding geser berperilaku
seperti dua buah kantilever bebas. Balok perangkai menyalurkan gaya geser dari satu
dinding ke dinding lainnya sehingga mengakibatkan deformasi struktur yang besar.
Struktur Dengan Coupled Shear Walls Yang Mengalami Deformasi Akibat Beban Lateral
(Sumber : Wight, James K. dan F.E. Richart (1964) : Design of Shearwall Coupling Beam
Using High Performance Fiber Reinforced Concrete, Michigan, 5.)
Pada awalnya balok perangkai didesain mempunyai tulangan yang sama dengan balok
konvensional. Namun Robert Park dan Thomas Paulay (Reinforced Concrete Structures,
1975) mengatakan dalam eksperimennya bahwa tulangan diagonal dapat menyalurkan
gaya geser lebih baik dari tulangan konvensional.
dan tegak lurus arah diagonal tersebut. Sisi sisi inti tersebut diukur dari tepi tepi
terluar tulangan transversal.
b. Setiap kelompok tulangan harus memiliki tulangan transversal dengan tahanan geser
nominal sebagai berikut.
dimana Avd = luas total tulangan dalam satu kelompok tulangan diagonal
= sudut yang dibentuk kelompok tulangan diagonal terhadap bidang horizontal
c. Ketentuan geser dalam poin b harus memenuhi ketentuan untuk tulangan transversal
dalam SNI 03-2847-2002 pasal 23.4 (4(1)) sampai 23.4(4(3)) dan ketebalan selimut beton
minimum dalam SNI 03-2847-2002 pasal 9.7
d. Setiap kelompok tulangan diagonal harus disalurkan sebagai tulangan tarik ke dalam
dinding struktural
e. Setiap kelompok tulangan diagonal harus diperhitungkan dalam menentukan kuat
lentur nominal balok perangkai
f. Tulangan dalam arah longitudinal dan transversal balok perangkai harus dipasang
dengan memenuhi luas tulangan minimum sesuai SNI 03-2847-2002 pasal 13.8(9) dan
13.8(10)
http://yohannachristiani.blogspot.co.id/2012/06/sistem-struktural-dinding-khusus.html
Bagi kita yang mempunyai pengalaman di proyek-proyek bangunan tinggi dan tahan gempa, pastinya kita sering mendengar kata shear wall /
dinding geser. Apa itu shear wall? Pada kesempatan kali ini anda akan kami ajak untuk mengenal lebih dekat tentang shear wall.
Shear Wall adalah jenis struktur dinding yang berbentuk beton bertulang yang biasanya dirancang
untuk menahan geser, gaya lateral akibat gempa bumi. Dengan adanya Shear Wall / dinding geser yang kaku pada bangunan, sebagian besar
beban gempa akan terserap oleh dinding geser tersebut.
Berdasarkan letak dan fungsinya, shear wall / dinding geser dapat diklasifikasikan dalam 3 jenis yaitu :
1.
Bearing walls adalah dinding geser yang juga mendukung sebagian besar beban gravitasi. Tembok-tembok ini juga menggunakan
dinding partisi antar apartemen yang berdekatan.
2.
Frame walls adalah dinding geser yang menahan beban lateral, dimana beban gravitasi berasal dari frame beton bertulang. Temboktembok ini dibangun diantara baris kolom.
3.
Core walls adalah dinding geser yang terletak di dalam wilayah inti pusat dalam gedung, yang biasanya diisi tangga atau poros lift.
Dinding yang terletak di kawasan inti pusat memiliki fungsi ganda dan dianggap menjadi pilihan ekonomis.
Fungsi shear wall / dinding geser ada 2, yaitu kekuatan dan kekakuan, artinya :
1. Kekuatan
Dinding geser harus memberikan kekuatan lateral yang diperlukan untuk melawan kekuatan gempa horizontal.
Ketika dinding geser cukup kuat, mereka akan mentransfer gaya horizontal ini ke elemen berikutnya dalam jalur beban di bawah
mereka, seperti dinding geser lainnya, lantai, pondasi dinding, lembaran atau footings.
2. Kekakuan
Juga, bangunan yang cukup kaku biasanya akan menderita kerusakan kurang nonstruktural
http://projectmedias.blogspot.co.id/2013/11/shear-wall-pengertian-jenis-dan.html
Pengertian shear wall pada gedung-seperti biasa pada kesempatan iniwww.jasasipil.com akan berbagi info menarik
tentang apa itu shear wall. Jika anda pernah bekerja atau mempunyai pengalaman kerja di proyek gedung bertingkat
atau high rise building tentu sudah mengenal dan memahami pengertian shear wall. Pada artikel ini akan dibahas
tentang definisi dan fungsi dari shear wall pada gedung bertingkat.
Shear wall atau lebih dikenal dengan istilah dinding geser adalah element struktur berbentuk dinding beton bertulang
yang berfungsi untuk menahan gaya geser, gaya lateral akibat gempa bumi atau gaya lainnya pada gedung bertingkat
dan bangunan tinggi. Dinding geser ini terdapat berbagai jenis di dalam gedung antara lain bearing wall, frame wall, dan
core wall. Pengertian shear wall dapat digambarkan sebagai berikut.
1. Bearing wall
Bearing wall adalah jenis dinding geser yang mempunyai fungsi lain sebagai penahan beban gravitasi.
2. Frame wall
Frame wall adalah dinding geser yang berfungsi sebagai penahan gaya lateral, geser dan pengaku pada sisi luar
bangunan. Dinding ini terletak di antara dua kolom struktur.
3. Core wall
core wall adalah jenis dinding geser yang terletak di pusat-pusat massa bangunan yang berfungsi sebagai pengaku
bangunan gedung. Biasanya core wall diletakkan pada lubang Lift yang berfungsi sebagai dinding lift sekaligus.
Letak shear wall pada bangunan gedung sangat tergantung dari beberapa faktor antara lain tingkat simetrisitas
bangunan, tinggi bangunan, dan asumsi dari perencana. Penentuan lokasi dan perhitungan shear wall tentu dilakukan
oleh perencana struktur dengan dasar-dasar perencanaan yang kuat. Shear wall pada gedung biasanya menggunakan
mutu beton di atas Fc 30 Mpa.
Dua fungsi utama dari shear wall adalah sebagai kekuatan dan sebagai pengaku. Shear wall diharapkan mampu
menahan segala beban seperti beban geser, lateral, dan sebagainya. Sedangkan fungsi shear wall sebagai pengaku
adalah menahan goyangan-goyangan yang terjadi pada bangunan akibat gempa bumi sehingga semua element struktur
mempunyai tingkat kekakuan yang sama. Jika ada salah satu elemen struktur yang tidak kaku maka akan terjadi tingkat
kerusakan pada seluruh bangunan.
2.
Pemasangan tulangan vertikal yang dicor bareng dengan pelat lantai bawahnya.
3.
4.
Untuk area basement silahkan diberi waterstop untuk mencegah masukknya air.
5.
Pemasangan bekisting pada dua sisi luar. Pada bekisting diusahakan menggunakan as drat untuk mengunci
dua bekisting agar tidak terjadi beton yang bunting.
6.
7.
Bongkar bekisting
Element shear wall mempunyai pengertian yang hampir sama dengan element struktur lainnya yaitu untuk menahan
gaya yang bekerja pada bangunan gedung. Sejauh ini penggunaan shear wall lebih banyak digunakan pada bangunan
high rise building karena semakin tinggi bangunan semakin besar gaya gempa yang bekerja. Demikian sedikit ulasan
mengenai pengertian shear wall pada gedung. Semoga bermanfaat.
http://www.jasasipil.com/2016/01/pengertian-shearwall-dan-corewall-pada.html
Artikel menarik seputar dunia Teknik Sipil kembali akan penulis bagian pada kesempatan kali ini. Pada struktur
untuk gedung bertingkat anda tentunya mengenal pekerjaan dinding geser atau Shear Wall yang mana item
pekerjaan ini merupakan sebagian struktur yang memiliki fungsi untuk menahan gaya yang terjadi pada bangunan
yang didirikan. Sebagai seorang Engineer anda haruslah memahami pengertian dan fungsi utama dari Shear
Wall / Dinding geser, terutama anda yang mengerjakan proyek high rise building dan tahan gempa karena struktur
ini merupakan struktur yang sangat penting dan harus dilakukan perencanaan yang sangat matang oleh
Konsultan.
Shear Wall atau lebih dikenal dengan istilah dinding geser adalah bagian element struktur yang dirancang
berbentuk dinding beton bertulang yang secara umum diaplikasikan pada gedung bertingkat, memiliki fungsi untuk
menahan gaya geser, gaya lateral akibat gempa bumi atau gaya lainnya yang bekerja. Shear wall pada gedung
bertingkat secara umum biasanya menggunakan mutu beton di atas Fc 30 Mpa. Penggunaan shear wall lebih
banyak digunakan pada bangunan high rise building karena semakin tinggi bangunan, semakin besar gaya angin
dan gempa yang akan bekerja.
Bearing wall : adalah jenis dinding geser yang memilikii fungsi sebagai penahan beban
gravitasi.
2.
Frame wall : adalah dinding geser yang berfungsi sebagai penahan gaya lateral, geser dan
pengaku pada sisi luar bangunan. Dinding ini terletak di antara dua kolom struktur.
3.
Core wall : adalah jenis dinding geser yang terletak di pusat-pusat massa bangunan yang
berfungsi sebagai pengaku bangunan gedung. Biasanya core wall diletakkan pada lubang Lift yang
berfungsi sebagai dinding lift sekaligus.
2.
3.
Sebagai Kekuatan : Shear wall diharapkan mampu menahan segala beban seperti beban
geser, lateral, dan sebagainya. Dinding geser harus memberikan kekuatan lateral yang diperlukan
untuk melawan kekuatan gempa horizontal. Ketika dinding geser cukup kuat, konstruksi ini akan
mentransfer gaya horizontal ke elemen berikutnya dalam jalur beban lainnya, seperti dinding geser
lainnya, lantai, pondasi dinding, lembaran atau footings.
2.
terjadi pada bangunan akibat gempa bumi sehingga semua element struktur mempunyai tingkat
kekakuan yang sama. Jika ada salah satu elemen struktur yang tidak kaku maka akan terjadi tingkat
kerusakan pada seluruh bangunan. Dinding geser juga memberikan kekakuan lateral untuk
mencegah atap atau lantai di atas dari sisi goyangan yang berlebihan.
2.
Pemasangan tulangan vertikal yang dicor bersamaan dengan pelat lantai bawahnya.
3.
4.
Pemasangan bekisting pada dua sisi luar. Pemasangan bekisting haruslah sesuai dengan
6.
Bongkar bekisting.
7.
http://www.rajashared.com/2016/05/pengertian-dan-fungsi-dinding-geser-padagedung-bertingkat.html
Haris Pradipta
5 comments
Masih berbicara mengenai bencana yang belum lama menimpa saudara kita di Padang dan
sekitarnya. Bantuanpun belum berhenti mengalir kepada para korban. Dan salah satu tempat yang memakan banyak korban masih saja
menjadi bahan perbincangan. Hotel Ambacang memang sudah menjadi puing-puing, sebenarnya tidak patut kita berkata "seharusnya
begini, seharusnya begitu" saat bencana sudah terjadi. Namun membicarakannya di sini hanya berniat agar kejadian yang telah berlalu
dapat
menjadi
pelajaran
dan
tidak
akan
terulang
pada
bangunan-bangunan
serupa.
Jika dilihat sepintas. Hotel ambacang terlihat megah pun juga terlihat kokoh karena bentuk konstruksinya mirip konstruksi candi
Borobudur, yakni melebar ke samping, tidak seperti kebanyakan hotel atau bangunan besar pada umumnya yang tinggi menantang
langit. Lalu kenapa saat hotel tersebut diguncang gempa dapat luluh lantak seperti itu? Oke, jika kita membicarakan penyebabnya
adalah skala Richter daripada gempa tersebut sangatlah besar, maka pembicaraan akan selesai sampai di sini saja. Namun coba kita
tilik
dari
sisi
konstruksi
bangunan
hotel
tersebut.
Pertama, hotel tersebut pada mulanya hanyalah pertokoan dan arena bermain (yang dulunya dikenal dengan nama Telaga Ambacang)
yang hanya terdiri 2 lantai. Saat dilakukan pemugaran pada tahun 2005 bangunan Ambacang itu menjadi 6 lantai. Apakah mungkin
bangunan yang didesain 2 lantai dipaksakan menjadi 6 lantai tanpa membongkar bangunan tersebut dari pondasinya? Dan pastinya
akan memerlukan banyak waktu dan biaya untuk membongkarnya saja. Itupun belum struktur 2 lantai yang diubah menjadi struktur 6
lantai tidak akan cukup hanya dengan mempertebal kolom dan balok yang sudah ada. Kita lihat saja contoh dari gedung yang samasama mengalami dampak gempa di Padang namun dibangun dengan prosedur yang benar, yaitu gedung Telkomsel di Jl. Khatib
Sulaeman dan gedung Sutan Khasim di Jl. Veteran. Kedua gedung ini tidak mengalami kerusakan yang berarti dan tidak sampai luluh
lantak. (detiknews.com)
Kedua, tidak adanya dinding geser (shear wall) pada bangunan ini yang mutlak menjadi penyebab utama runtuhnya hotel Ambacang.
Dapat kita lihat bahwa kerusakan struktur yang parah adalah pada kolom-kolomnya yang hancur. Padahal standar desain gedung
seharusnya saat terjadi kegagalan struktur baloklah yang seharusnya hancur terlebih dahulu dan bukannya kolom. Kita bayangkan saja,
jika sebuah konstruksi kehilangan satu kaki saja (kolom), sudah pasti konstruksi tersebut tidak lagi bisa berdiri. Lain jika sebuah
konstruksi
hanya
kehilangan
baloknya,
konstruksi
tersebut
masih
bisa
bertahan
berdiri
pada
kaki-kakinya.
Lalu apakah dinding geser itu? Perlu diingat, bahwa semakin tinggi bangunan semakin rawan bangunan tersebut dalam menahan
gaya lateral, terutama gaya gempa. Oleh karena itu pada daerah rawan gempa seperti Indonesia perlu dilakukan perencanaan yang
menyeluruh terhadap desain bangunan tahan gempa. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah memunculkan salah satu
solusi untuk meningkatkan kinerja struktur bangunan tingkat tinggi yaitu dengan pemasangan dinding geser ( shear wall) dengan
menggunakan komponen batas (boundary element) sebagai subsistem penahan beban lateral dari sistem struktur. Dinding geser
dipasang untuk menambah kekakuan struktur dan menyerap gaya geser yang besar seiring dengan semakin tingginya struktur.
Komponen batas berfungsi untuk menahan gaya vertikal dari tributrary area dinding geser, sehingga panel dinding geser dapat menjadi
lebih tipis. Pada bangunan yang sangat tinggi, lebar dinding geser yang diperlukan menjadi sangat besar sehingga dari segi arsitektural
peruntukan ruang terganggu dan segi ekonomis menjadi mahal. Salah satu cara untuk memperkecil lebar dinding geser dengan nilai
kekuatan yang sama yaitu dengan penambahan outrigger pada struktur. Outrigger berfungsi untuk memperkaku struktur, menclisipasi
gaya gempa dan menyalurkannya ke kolom-kolom struktur lainnya sehingga gaya gempa yang ditahan oleh panel dinding geser
menjadi lebih kecil. Hal inilah yang tidak terdapat pada hotel Ambacang. Disamping tidak adanya shear wall, bentuk hotel Ambacang
yang lebar memaksa kolom-kolom bangunan ini harus bekerja ekstra untuk menahan beban sendiri bangunan dan beban hidup
(penghuni hotel dan yang lain) yang ada di dalamnya, sehingga saat terjadi gempa (beban gempa) kolom-kolom sudah tidak mampu
mengimbangi
gaya
yang
terjadi
dan
kemudian
hancur
saat
balok-baloknya
masih
cukup
kuat.
Dari tulisan di atas, penulis hanya berharap khususnya kepada praktisi Teknik Sipil dan pada umumnya pada masyarakat luas untuk
lebih mementingkan aspek keselamatan manusia lebih daripada kepentingan prestisi sebuah bangunan maupun kepentingan promosi
dan lain sebagainya.
http://harispradipta.blogspot.co.id/2009/10/dinding-geser-konstruksi-tahangempa.html
Gambar dibawah ini memperlihatkan dinding geser sebagai dinding luar atau dalam, ataupun
berupa inti yang memuat ruang lift atau tangga. Susunan geometri sistem dinding geser tidak
terbatas, bentuk-bentuk dasar yang umum diperlihatkan pada lingkaran pusat. Bentuk segitiga,
persegi panjang, sudut, kanal dan flens lebar adalah contoh-contoh bentuk yang dikenal dalam
bahasa arsitektur. Sistem dinding geser pada dasarnya dapat dibagi menjadi sistem terbuka
dan tertutup. Sistem terbuka terdiri dari unsur linear tunggal atau gabungan unsur yang tidak
lengkap melingkupi ruang geometris, seperti bentuk : L, X, V, Y, T, H. Sebaliknya sistem
tertutup melingkupi ruang
geometris seperti bentuk : bujur sangkar, segitiga, persegipanjang dan bulat.
Garis pengaruh dari dinding geser tersebut tidak boleh berpotongan pada satu titik.
Dinding geser yang tidak memenuhi syarat-syarat tersebut diatas dapat menyebabkan struktur
menjadi labil, antara lain seperti terlihat pada gambar dibawah ini.
Dinding geser yang memenuhi syarat-syarat diatas tersebut akan memberikan stabilitas yang
baik pada bangunan berlantai banyak. Dinding geser yang memenuhi syaratsyarat antara lain
seperti terlihat dibawah ini.
http://bestananda.blogspot.co.id/2015/01/dinding-geser-shear-wall.html