Anda di halaman 1dari 114

Aha..

Koran baru sudah datang, kataku dalam hati melihat surat kabar pagi terbitan hari ini
tergeletak di dekat pintu pagar. Kuambil surat kabar itu. Langsung aku duduk di kursi di teras
sambil membacanya. Sebagai mahasiswa fakultas ekonomi aku sangat menyukai berita-berita
tentang perekonomian Indonesia termasuk krisis ekonomi berkepanjangan yang tengah melanda
Indonesia. Kubolak-balik halaman-halaman surat kabar. Mataku tertumbuk pada sebuah iklan
satu kolom yang cukup mencolok.
Dicari, gadis berusia 17 sampai 25 tahun. Wajah dan penampilan menarik. Bertubuh ramping.
Tinggi minimal 165 cm dengan berat yang sesuai. Dapat bergaya. Berminat untuk menjadi foto
model. Peminat diharapkan datang sendiri ke **** (edited) Agency, Jl. Cempaka Putih ****
(edited), Jakarta Pusat.
Aku bisa diterima apa nggak ya? Aku bertanya dalam hati. Memang sih, kupikir-pikir aku
memenuhi syarat-syarat yang diminta. Usiaku baru menginjak 20 tahun. Tubuhku ramping
dengan tinggi 170 cm, seimbang dengan ukuran dadaku yang di atas rata-rata wanita seusiaku.
Wajahku cantik. Teman-temanku bilang aku perpaduan antara Desy Ratnasari dan Maudy
Kusnadi. Tapi menurutku sih mereka terlalu memujiku berlebih-lebihan.
Ah, coba-coba saja aku melamar. Siapa tahu aku diterima jadi foto model. Kan lumayan buat
menambah penghasilan. Aku masuk ke dalam rumah, ke kamarku. Pakai baju apa ya enaknya?
batinku. Ah ini saja. Kukenakan blus biru muda dan celana panjang jeans belel yang cukup ketat
yang baru saja beberapa hari yang silam kubeli di Cihampelas, Bandung.
Mobil Feroza yang kukendarai memasuki jalan yang disebut dalam iklan. Ah, mana ya nomor
**** (edited)? Nah ini dia. Rumahnya sih cukup mentereng. Di halamannya terpampang papan
nama **** (edited) Agency Photo Studio & Modelling. Menerima anggota baru. Wah benar ini
tempatnya. Kuparkir mobilku di pinggir jalan. Di sana sudah banyak bertengger mobil-mobil
lain. Aku masuk ke dalam. Astaga! Di dalam sudah banyak cewek-cewek cantik. Pasti mereka
juga adalah pelamar sepertiku. Sejenak mereka memandangku ketika aku masuk. Mungkin
mereka kagum melihat kecantikan wajahku dan kemolekan tubuhku. Kucari tempat duduk yang
kosong setelah sebelumnya mendaftarkan diriku di meja pendaftaran.
Gila, hampir semua tempat duduk terisi. Nah, itu dia ada satu yang kosong di sebelah seorang
cewek yang cantik sekali, keturunan Indo. Wajahnya mirip Cindy Crawford. Kelihatannya ia
sebaya denganku. Tapi astaga, ia memakai baju yang berdada rendah alias you can see, dan rok
jeans mini yang cukup ketat, sehingga menampakkan pangkal payudaranya yang berukuran
cukup besar. Ia nampak memandangku dan tersenyum. Melihatnya aku menjadi minder. Wah,
sainganku ini top sekali. Apakah mungkin aku terpilih menjadi foto model di sini? Satu persatu
para pelamar dipanggil ke ruang pengetesan, sampai si Indo di sampingku tadi dipanggil juga.
Semua pelamar yang sudah dites keluar lewat pintu lain. Akhirnya namaku dipanggil juga.
Hanny K**** (edited) dipersilakan masuk ke dalam.
Aku pun masuk ke dalam dan disambut oleh seorang pria bertubuh agak gemuk.
Kenalkan aku Adolf, direktur sekaligus pemilik agensi ini. Siapa nama kamu tadi? Oh ya,
Hanny, nama yang bagus, sebagus orangnya. Sekarang giliran kamu dites. Coba kamu berdiri di
sana.

Aku pun menurut saja dan menuju tempat yang ditunjuk oleh Adolf, di bawah lampu sorot yang
cukup terang dan di depan sebuah kamera foto.
Coba kamu lihat-lihat contoh-contoh foto ini. Pilih lima gaya di antaranya. Aku akan mengetes
apakah kamu bisa bergaya. Jangan malu-malu, dont be shy! kata Adolf sembari memberiku
sebuah album foto. Aku melihat foto-foto di dalamnya. Ah ini sih seperti gaya foto model di
majalah-majalah! Mudah amat! Lalu aku memilih lima gaya yang menurutku bagus. Setelah itu,
jepret sana, jepret sini, lima gaya sudah aku berpose dan dipotret. Tapi Adolf belum
mempersilakan aku keluar ruangan. Dia kelihatannya seperti berpikir sejenak.
Nah, sekarang, Han. Coba kamu buka kancing-kancing bagian atas blus kamu. Nggak usah
malu. Biasa-biasa aja lah!
Kupikir tak apa-apa lah kali ini. Kubuka beberapa kancing atas blusku sehingga terlihat BH yang
kupakai. Mata Adolf sekilas berubah saat melihat pangkal payudaraku yang montok. Lalu aku
dipotret lagi dengan pose-pose yang sensual.
Nah, begitu kan yahud. Sekarang coba buka baju kamu semuanya.
Wah! Ini sih mulai kelewatan!
Ayolah, jangan malu-malu!
Sebenarnya dalam hati aku menolak. Akan tetapi biarlah, karena aku sejak kecil selalu
mengidam-idamkan ingin menjadi foto model.
Dengan perlahan-lahan kutanggalkan blus dan celana panjangku. Mata Adolf tanpa berkedip
memandangi tubuh mulusku yang hanya ditutupi oleh BH dan celana dalam. Aku sedikit
menggigil kedinginan hanya berpakaian dalam di ruangan yang ber-AC ini. Namun Adolf tidak
mengindahkannya. Ia malah menyuruhku menanggalkan busana yang masih tersisa di tubuhku.
Ah, gila ini! Tapi cueklah, hanya berdua ini! Lalu dengan membelakangi Adolf, kulepas BH-ku.
Kusilangkan tanganku di dada menutupi payudaraku.
Han, masak kamu balik badan begitu. Bagaimana aku bisa mengetesmu.
Aku membalikkan tubuh menghadap Adolf. Adolf menyuruhku menurunkan tangan yang
menutupi payudaraku. Adolf terpana menyaksikan payudaraku yang montok dan berisi dengan
puting susunya yang tinggi menantang berwarna kecoklatan segar, tanpa tertutup oleh selembar
benang pun. Aku menjadi risih pada pandangan matanya. Adolf menyuruhku melepas celana
dalamku. Ia semakin melotot melihat bagian kemaluanku yang ditumbuhi oleh rambut-rambut
halus yang masih tipis. Sekilas kulihat kemaluan di balik celana panjangnya menegang.
Nah, sekarang kamu diam di situ. Akan kuukur tubuhmu, apakah memenuhi syarat, kata Adolf
sambil mengambil meteran untuk menjahit. Pertama kali dia mengukur ukuran vital dadaku. Ia
melingkarkan meterannya melalui payudaraku. Dengan sengaja tangan Adolf menyentil puting
susuku sebelah kanan sehingga membuatku meringis kesakitan. Tapi aku diam merengut saja.
Kamu beruntung memiliki payudara yang indah seperti ini, kata Adolf sambil mencolek
belahan payudaraku.
Nah, sudah selesai sekarang. Aku merasa lega. Akhirnya selesailah pelecehan seksual yang
terpaksa kuterima ini.
Jadi saya sudah boleh keluar? tanyaku.
Eit! Siapa bilang kamu sudah boleh keluar?! Nanti dulu, manis!

Wah, kacau! Apa gerangan yang ia inginkan lagi?


Susan! Adolf memanggil seseorang.
Seorang gadis cantik keluar dari ruangan lain, telanjang bulat. Ya ampun, ternyata ia adalah
cewek Indo yang tadi duduk di sampingku di ruang tunggu. Payudaranya yang montok
bergantung indah di dadanya, seimbang dengan pinggulnya yang montok pula. Aku bertanyatanya apa arti dari semua ini.
Nah, sekarang coba kamu lihat, Hanny. Susan ini adalah satu-satunya pelamar yang berhasil
terpilih. Mengapa? Sebab ia cocok dengan profil foto model yang saya inginkan untuk proyek
kalender bugil yang akan saya edarkan di luar negeri. Kalo kamu ingin berhasil seperti Susan,
kamu harus berani seperti dia, Han, kata Adolf sambil menunjuk ke arah gadis cantik yang bugil
itu. Astaga! Batinku. Aku harus dipotret bugil. Bagaimana pandangan orang-orang terhadapku
nanti apabila foto-foto telanjangku sampai dilihat orang-orang banyak?! Tapi kan cuma
diedarkan di luar negeri?!
Baiklah, tapi kali ini aja ya, aku menyanggupinya. Akhirnya aku dipotret dalam beberapa pose.
Pose yang pertama, aku disuruh berbaring tertelentang dengan pose memanjang di atas ranjang,
dengan membuka pahaku lebar-lebar, sehingga menampakkan kemaluanku dengan jelas. Pose
kedua, aku duduk mengangkang di tepi ranjang sementara Susan menjilati liang kemaluanku.
Pose ketiga, aku dalam keadaan berdiri, sedangkan Susan dengan lidahnya yang mahir
mempermainkan puting susuku. Pose keempat, aku masih berdiri, sementara Susan berdiri di
belakangku dan berbuat seolah-oleh kami berdua sedang bersenggama. Susan berperan sebagai
seorang pria yang sedang menghujamkan batang kemaluannya ke dalam liang kewanitaanku,
sedangkan tangannya meremas-remas kedua belah payudaraku yang indah. Dan aku diminta
memejamkan mataku, seakan-akan aku sedang terbuai oleh kenikmatan yang tiada taranya.
Semua itu adalah pose-pose yang membangkitkan nafsu birahi bagi kaum pria namun amat
memuakkan bagi diriku.
Tiba-tiba kurasakan kedua belah payudaraku diremas-remas dengan lebih keras, bahkan lebih
kasar. Aku meronta-ronta kesakitan. Aku menoleh ke belakang. Astaga! Ternyata yang di
belakangku sudah bukan Susan lagi, melainkan Adolf yang sekarang tengah mempermainkan
payudaraku dengan seenaknya! Entah Susan sudah ke mana perginya.
Jangan, Pak! Jangan! Aku memberontak-berontak sebisa-bisanya. Tapi semua itu tidak ada
hasilnya. Tangan Adolf lebih kuat mendekapku kencang-kencang sampai aku hampir tidak bisa
bernafas.
Kamu memang benar-benar cantik, Hanny, kata Adolf sambil mencium tengkukku sementara
tangannya masih terus merambah kedua bukit yang membusung di dadaku.
Tiba-tiba dengan kasar, Adolf mendorongku, sehingga aku jatuh tertelentang di sofa. Melihat
tubuh mulusku yang sudah tergeletak pasrah di depannya, nafas Adolf memburu bagai dikejar
setan. Matanya melotot seperti mau meloncat keluar melihat keindahan tubuh di depannya.
Kututup payudaraku dengan tanganku, tapi Adolf menepiskannya. Betapa belahan payudaraku
sangat lembut dan merangsang ketika mulut Adolf mulai menjamahnya. Payudaraku yang putih
bersih itu memang menggiurkan. Mulut Adolf dengan buas menjilat dan melumat bagian puncak
payudaraku, lalu mengisap puting susuku bergantian, sehingga aku menggelinjang kegelian.

Nafasku ikut memburu kala tangan Adolf mulai merayap ke selangkanganku, meraba-raba
pahaku dari pangkal sampai lutut. Lalu betisku yang mulus itu.
Aku hampir-hampir tak bisa bernafas lagi ketika mulut Adolf terus mengisap dan menyedot
puting susuku. Aku meronta-ronta. Tapi Adolf terus mendesak dan melumat puting susuku yang
runcing kemerahan itu. Seumur hidupku, belum pernah aku diperlakukan sedemikian lupa oleh
lelaki manapun, dan kini aku harus menyerahkan diriku pada Adolf.
Adolf mencoba mendorong batang kemaluannya masuk ke dalam liang senggamaku yang
sempit. Ia sudah tak kuat lagi membendung nafsunya yang memuncak ketika batang
kemaluannya bergesekan dengan liang kewanitaanku yang merah terbuka. Batang kemaluan
Adolf akhirnya menghujam seluruhnya ke dalam liang kenikmatanku. Aku menjerit ketika liang
kewanitaanku diterobos oleh batang kemaluan Adolf yang tegang dan panjang. Betapa perih
ketika kepala meriam itu terus masuk ke dalam liang kewanitaanku, yang belum pernah
sekalipun merasakan jamahan laki-laki.
Aku mencoba memberontak sekuat tenaga lagi. Tapi apa daya, Adolf lebih kuat. Lagipula aku
sudah lemas, tenagaku sudah hampir habis. Terpaksa aku hanya dapat menerima dengan pasrah
digagahi oleh Adolf. Dan akhirnya, aku merasa tak kuat lagi. Setelah itu aku tak ingat apa-apa
lagi. Aku tak sadarkan diri.
Saat aku siuman, aku menyadari diriku masih tergeletak telanjang bulat di sofa dengan cairancairan kenikmatan yang ditembakkan dari batang kemaluan Adolf berhamburan di sekujur perut
dan dadaku. Sementara kulihat ruangan itu telah kosong. Segera kukenakan pakaianku kembali
dan bergegas ke luar ruangan. Kukebut Feroza-ku pulang ke rumah dan bersumpah tak akan
pernah kembali lagi ke tempat terkutuk itu!
Sumber : http://www.agus-tkj.web.id/2012/07/cerita-sex-cerita-mesum-agenmodel.html#ixzz23X0qgliq

Berikut saya sampaikan cerita pengalaman pribadi saya yang ingin dipublikasikan di topik
Berbagi Cerita.
Terima Kasih

Dewa Ardana,
Cerita ini merupakan pengalaman nyata yang hampir 30 thn aku simpan, sekarang aku berusia
49thn, berkeluarga dgn. 2 anak (masing2 sdh kuliah), pengalaman ini tidak pernah kuceritakan
ke istri dan siapapun. Tetapi karena sering membaca Cerita Dewasa, maka aku ingin
menceritakannya kepada para pembaca setia Cerita Dewasa.
Kejadian ini terjadi sekitar tahun 1980 s.d 1986 ketika aku mulai kuliah di PT swasta di
Jogjakarta. Saat itu aku Hendi (nama samaran) usia 19 thn, tinggi 168cm, berat 60Kg, postur
atletis, kulit sawo matang, wajah oval berkumis, potongan rambut bross, teman2 selalu
memiripkan aku dengan bintang film Beverly Hills Cop Freddy Murphy (film layar lebar yang
termasuk box office saat itu), setelah lulus SMA di kota Bandung (kami sekeluarga asli jawa
timur, tetapi kami 6 bersaudara lahir dan besar di kota Bandung), hijrah ke Jogjakarta tanpa ada
family sama sekali untuk mendapatkan sekolah PT swasta, karena tidak diterima di PT. Negeri
(saat itu jalur Perintis 1 4), aku diterima disalah satu PT. Swasta terkenal di Jogja, jadi aku
mencari tempat kos2an yang akhirnya dapat tempat kos dimana sebelumya rumah itu belum
pernah menerima kos2an, didaerah Baciro.
Karena rumah tsb. nampak asri banyak tanaman hias, nyaman dan sejuk, aku tertarik untuk kos
disitu walaupun tukang becak dan pemilik warung disudut simpang 3 mengatakan: itu kan
rumah Bu Wahyu, selama ini tidak terima kos2an mas, dia hanya bersama pembantunya, Pak
Wahyunya sedang tugas ke Amrik, sedangkan mbak Shinta (anak semata wayang) kuliah di
Jakarta, tapi coba aja mas, kayaknya punya 4 kamar kosong dibelakang
Aku beranikan diri mengebel rumah bu Wahyu, dan yang keluar adalah wanita setengah baya
mengenakan kain jarik jogja, usia sekitar 35-40thn, nampak wajahnya bersih berlesung pipit,
bertubuh sintal dan mungil, sehingga nampak menarik, ternyata dia adalah pembantunya bu
Wahyu: disini ga terima kos mas, tapi coba saya tanyakan ke ibu sebentar (dalam hatiku, wah..
pembatunya bersih juga dan semok bodynya he..he).
Beberapa menit kemudian keluarlah bu Wahyu, wah wah! aku terbengong kagum, ibu satu
anak ini sangat ayu cantik, kulit putih mulus, rambut panjang sepinggang diikat, tinggi sekitar
160cm dan berat sekitar 55kg, dgn tubuh sintal (semok/ bahenol) mengenakan celana jeans
ketat dan kaos puntung (tanpa lengan) ketat sehingga nampak buah dada yang super besar
(menurut saya) kenceng/ padat ukuran sekitar 36B dan ketiaknya nampak bersih tidak berambut.
Saat itu aku terbayang penyanyi dangdut/ bintang film cantik Shinta Bella, karena bu Wahyu
mirip benar dan aku pikir dia adalah bintang film tsb. Nampak bahwa usianya sekitar 30-35thn
(lebih muda dari pembantunya), tapi dalam hatiku berpikir heran, kok anaknya sudah kuliah..!?
Ntah alasan apa, bu Wahyu yang katanya tidak terima kos, langsung berkata: kebetulan dek ada
kamar kosong dibelakang, tapi jangan bulanan yaa, tante maunya per 6 bulan. Akhirnya aku

setuju kos disitu, lagian senang banget suasananya asri, sejuk dan.. ibu kosnya cantik,
bahenol pembantunya juga he..he!
Ternyata hasil ngobrol2 dengan mbok Tini (pembantu yg ternyata usianya 37th), Tante Wahyu itu
usianya sudah 46thn (lebih tua dari ibu saya yang 44th), bener2 aku kagum dengan Tante yang
bisa merawat tubuh & wajah sehingga terlihat seperti masih usia 30 tahunan, dan Pak Wahyu
(50th) tugas ke Amrik 3 thn, ini baru 6 bulan dan pernah pulang sekali saja (2 minggu). Kalau
mbak Shinta kuliah di Jakarta sdh 1 thn dan kadang2 pulang sebulan sekali (2hr saja), krn dia
selain kuliah juga nyambi kerja di TVRI.
Aku menempati kamar belakang yang terdepan, persis berbatasan dengan pintu ruang keluarga,
tetapi pintu masuk kamar tetap diluar ruangan tsb. dan tembok kamarku persis bersebelahan
dengan kamar Tante Wahyu. Di ruang keluarga nampak foto2 keluarga Tante yang memang
hanya ber 3 : Tante, Om Wahyu dan Shinta yg nampak cakep banget dengan potongan rambut
pendek (tomboy) dengan tubuh mirip Tante semok dan buah dadanya super..he..he..! Om Wahyu
nampak tinggi ganteng berkumis tipis dan kelihatan jauh lebih tua dari Tante.
Saya perhatikan dan dari cerita2 Mbok Tini, Kegiatan rutin Tante adalah fitness 3 x seminggu,
rutin ke salon luluran dan mandi susu, arisan/ kumpul2 seminggu sekali, dan shoping ke
supermarket hampir setiap 2 hari sekali. Tante kalau pergi2 sendirian menggunakan mobil
Mitsubishi Lancer, serta selalu berpakaian modis layaknya gadis2 SMA/ Mahasiswa dan
berkacamata hitam, tentu banyak laki2 yang tertarik memandang wanita secantik tante dengan
penampilan seperti itu, padahal usianya sudah 46th.
Hari2 kulalui biasa2 saja dimulai dengan kegiatan Posma (Pekan orientasi mahasiswa) dan
dilanjutkan aktif kuliah menggunakan sepeda motor bebek Honda 70cc thn 73 plat D Bandung,
sementara 3 kamar kosong disebelah kamarku belum ada penghuninya, sempat aku tanya ke
Tante: Tante apa perlu aku carikan teman yg mau kos disini, aku carikan cewek yaa biar
Tante ada temen dan aku tambah segar..he..he.., tapi Tante bilang: ga usah dulu Hen, Tante
belum biasa dirumah ini banyak orang, lagian tante sudah senang ada teman kamu yg bisa
temenin tante sehari-hari!!!.
Setelah 1 bulanan berjalan, aku melihat gelagat perilaku Tante berubah sangat perhatian
terhadapku dan smakin hari semakin tidak biasa, seperti: sering menanyakan jam kuliah dan
pulangku, dan membelikan makanan kecil maupun menyediakan makan malam, padahal aku kan
cari makan diluar, jadinya aku sering ga keluar uang makan, ..yah..lumayan..gratis..he..he..!
Mulai juga sering diajak mengantar tante dengan mobilnya (kalau aku kosong kuliah) ke
Supermarket, fitness, salon di jalan Solo dan nonton film di bioskop Mataram serta kalau hari
libur menemani ke tempat wisata Kaliurang. Aku sih senang2 aja, semuanya gratis, dan yg lebih
senang jalan dengan tante cantik bahenol dan nampak masih muda, jadi seperti sepasang kekasih

yang sedang pacaran aja..ha..ha.., habis tante sering merapatkan tubuhnya ketubuhku kalau
sedang berjalan sambil melingkarkan tangannya di lenganku.
Akhirnya karena terbiasa ngobrol2 baik dirumah maupun saat jalan, tante banyak curhat ke aku,
mengenai kehidupan sehari-harinya, bahwa dia kesepian sejak suami jauh di Amrik dan jarang
pulang, bahkan sampai menceritakan hubungan sexnya dengan suaminya, dimana Tante belum
pernah merasakan apa itu orgasme saat berhubungan intim dengan suami selama menikah 22thn,
padahal tante libidonya sangat tinggi, jadi selalu ingin berhubungan intim terus. Sejak suami
tugas Tante melampiaskam birahinya dengan masturbasi menggunakan Dildo (Penis karet
ukuran orang bule, karena pesan dari luar) hampir setiap hari di kamar, dan Tante baru bisa
merasakan namanya orgasme dengan Dildo tersebut, sehingga Tante selalu membayangkan
bagaimana rasanya orgasme oleh Penis beneran saat berhubungan intim dengan laki-laki kayak
apa sih dan terpikir ingin cari Gigolo untuk merasakan orgasme sesungguhnya, tapi Tante
takut tertular penyakit kelamin dan rahasia terbongkar, karena Gigolo adalah orang lain yang
tidak dikenal. Aku lebih banyak tertegun mendengar curhatan tante, lagian aku kan ga punya
pengalaman apa-apa, pacaran dan ciuman aja belum pernah apalagi berhubungan intim atau
ngentot, jadi aku agak kaget dan malu2 merespon curhatan Tante. Aku lebih sering mengatakan
ke Tante untuk sering komunikasi dengan suami via telephone dan tambah aktivitas sehari-hari
Suatu saat kami perjalanan ke wisata Kaliurang, sepanjang perjalanan tante mendesak aku mau
untuk berhubungan intim dengan Tante, aku sangat kaget dan takut, meskipun ingin juga sih
merasakannya kayak apa sih.., apalagi tante sudah pengalaman dan cantik bahenol seperti artis,
kebayang juga sih pengen ngentot artis he..he!
Hen, tante terus terang sudah ga tahan dengan masturbasi terus setiap hari, tante pengen
merasakan Kontol asli Hen, Tante sudah lama ga di entot kontol beneran.., aku kaget karena
tante secara blak blakan menyebut Kontol & Ngentot bikin aku terangsang..! Kamu belum
pernah ya entotan, .. Aku menggeleng pelan sambil menyetir mobil dan memandang kedepan
jangan takut ntar tante yang ajarin semuanyakamu pokoknya diam aja ntar tante yang entot
kamu, tante yakin kontolmu pasti bisa memuaskan tante dan kamu juga pasti nanti
menikmati. Aku diam saja sambil menyetir mobil dan tante mengarahkan aku agar masuk ke
villa.
Akhirnya kami ginep di villa tsb, saat baru sampai di Villa, Tante ntah bagaimana sudah
memeluk aku dan di sofa langsung mengelus2 bagian kontolku meskipun masih bercelana. Aku
kaget tapi diam saja, dan tante menciumi leher dan bibirku, aku merasakan terangsang, yg baru
pertama kualami dan kontolku langsung menegang krn dielus2 dibagian luar celana oleh tante.
Tante begitu ganasnya membuka seluruh pakaianku yg akhirnya telanjang bulat dalam posisi
telentang disofa dengan kontol mengacung ke atas cenut-cenut, sementara tante juga sdh ga
tahan, dia telanjang bulat juga yg ntah kapan membuka pakaiannya.

Aku bengong dan kagum dengan tubuh telanjang tante yg mulus putih, teteknya yang super besar
sangat kenceng dan padat bagaikan buah melon, perutnya rata, pinggangnya begitu berbentuk
lekuk serta bokongnya besar/ bongsor, nampak pahanya begitu padat berisi dan sangat putih
mulus membuat aku semakin terangsang, aku melirik keselangkangannya nampak menonjol ke
depan dengan ditumbuhi rambut2 hitam kasar yang sangat lebat merambat ke atas bagian perut
mendekati pusar semakin tipis dan sebagian rambutnya melebar ke kiri dan kanan mendekati
pangkal paha, bener2 sexy banget membuat aku sangat terangsang. Aku tidak sadar tante sudah
mengocok-ngocok kontolku dan langsung dijilatinya..aku heran kok tante ga jijik.. trus di
kulum2nya kontolku serta di isap2nya, tante menjilati pelirku dan seluruh batang dan kepala
kuya kontolku sehingga aku merem melek kenikmatan, sementara kedua tangan Tante sambil
mengelus-elus kedua pahaku, kontolmu panjang dan besar Hen, jembutnya masih tipis2 sexy
banget tante baru lihat seperti ini hampir batang kontolmu ditumbuhi jembut ouh.., ini jauh
lebih besar dari kontolnya om, huhHen keras banget kayak dildo Tantetante suka
banget..dan pasti bisa ketagihan nie, Ooh..kamu bener2 masih perjaka yaatante lihat lubang
kontolmu masih bulat sebesar ujung pensilwah..tante beruntung Hen! Sementara tante
jongkok disamping sofa sambil menghisiap-hisap kontolku, aku meremas-remas ke dua tetek
tante yg kenyal dan padat sehingga tante mendesah-desah sambil kulum2 kontolku, aku juga
semakin mengerang-ngerang kenikmatan yg belum pernah alami selama ini. Aku akhirnya
merasakan ada sesuatu yang akan mendesak keluar dari kontolku dan terasa sampai saraf
kepalaku sehingga aku merasakan suatu kenikmatan yang tiada tara, padahal baru beberapa
menit, Tante dengan begitu binalnya terus2an menaik turunkan mulutnya di sepanjang batang
kontolku serta meng hisap-hisap kepala kuyaku! Tante.tante aku ga tahan tanpengen
keluar. OughhhhCrot..crot..crot.crot muncrat begitu banyak dan keras didalam mulut
Tante, oughoughargh..argh tantetanteenak banget..ouhkouuhhh., Tante nampak
senang sekali sambil ketawa2 dan cepat2 menjilati dan menelan semua sperma yang keluar dari
lubang kontolku serta yang tercecer disepanjang batang kontolku dan spermaku dijilatinya dan
telannya sampai bersih seperti menjilati ice cream. Kenikmatan bertambah saat Tante
menghisap-hisapi kepala kuyaku dan menjilati sperma yang sudah keluarooohhhouuhhh!
Itulah pertama kali keperjakaanku direnggut oleh tante kosku, yang usianya sudah 46thn, atau 27
tahun lebih tua dariku yg layaknya sebagai ibuku. Aku benar2 lupa ingatan yang jelas saat itu
merasakan suatu kenikmatan dunia yang tiada duanya sambil melayang di awan yang selama ini
belum pernah kurasakan.
Tante ga berhenti disitu, setelah kontolku bersih dari sperma Tante tetap mengulum-ngulum
kontolku yang akhirnya ga sampai 5 menit kontolku sudah tegang kembali dan aku terangsang
lagi pengen rasanya mengeluarkan sperma lagi. Gila memang..tante bener2 pengalaman dan haus
sex.. mungkin karena beberapa bulan ga pernah merasakan kontol beneran lagi. Setelah kontolku
tegang kembali, tante langsung cepat2 duduk diatas kontolku berhadapan dengan ku dan
memegang serta memasukkan kontolku ke memeknya yg rambutnya kasar dan sangat lebat, aku
merasakan gesekan saat pertama kontolku masuk ke memeknya tante..terasa hangat dan ada
cairan licin didalam memeknya oughoughnikmat banget..tant dan akupun mulai mengerti

rasanya ngentot itu ternyata nikmat banget bagaikan melayang di awan, makanya tante bener2
menginginkannya, krn sdh lama ga dientot suaminya, Hen..kamu tenang aja..ntar kamu akan
merasakan kenikmatan yang lebih nikmat dari yang tadi.. Tante semakin mempercepat naik
turun diatas kontolku sambil meracau ga karuan apa yang dikatakandan bertriak-triak
mengerang kenikmatan, dan aku semakin merasakan gesekan memek Tante yang begitu cepat
sehingga seluruh saraf tubuhku benar2 menegang dan terasa sangat nikmat dibanding saat
kontolku dioral-oral tante tadi.
Beberapa menit kenudian tubuh tante menegang beberapa kali sambil mempercepat naik turun
diatas kontolku serta triak-triak: Henhen.Tante ga tahan..Hen..mau keluarooohh
oughh..oughHenHen..argh..arghUuuoohhhh Tante sudah.sudahArgh hen..hen
Ouhouhgouhgarrghh.aahhhshh..nikmatnya ! Aku merasakan nikmat dan kontolku
semakin merasakan hangatnya cairan mani memek Tante yang keluar berulang-ulang, jadi
kenikmatan yang tiada duanya.Aku sedikit heran juga kok kontolku tahan lama juga, mungkin
karena tadi sudah keluar sekali. Tante berhenti sejenak sambil merem menikmati klimaxnya
aouuhhh.Hen tante puas banget bisa orgasme 2 kali nie..hebat kontolmu enak banget
kontolnya Om ga ada apa-apanya, kemudian tante minta aku ganti posisi di atas, akupun
berputar sekarang posisiku diatas menyodok-nyodokkan kontolku begitu cepat di memek tante
sampai berbunyi clokclok..clok..begitu, karena memek tante sudah mengeluarkan cairan mani
orgasme ber kali2..sementara tante masih bisa mendesah-desah dan triak triak kecil
kenikmatan setiap aku menyodokkan kontolku ke memeknya. Tante nampak masih
menginginkan dientot lagi untuk mendapatkan multiorgasme yang selama ini didambakan.
Aku smakin cepet naik turunkan kontolku dan tante triak2 tdk terkontrol sambil bertriak2:
..trus..trus..trus..hen..yg cepet jgn berhenti.. ough..ough..ough hen..argh..arghhuh..huh.. hen
trus2 trus..hen entot tante yg keras henn.hen.. Ough..oughhen..hen..hen..tante sudah pengen
keluar lagi.ga tahan ga tahan..hen..jgn.stop..jgn..stop..jgn.pelantrus.yang cepet aku
smakin mempercepat sodokanku scepat cepatnya sampai tante terhentak-hentak! Hen
iya.iya..bgitu jangan berhentioughoughougharrrggghhhh.hentante.mau
keluarlagi.orgasme..argharghargoughough..hen..hen
ouuuggghhh.ouh..ouhHennnn..ough..oughough..ough nikmatnya Hen..tante puas
banget..! ouh.ouhmakasih henmakasih hentante belum pernah orgasme gini kalo
sama kontol Om..tante hanya bisa orgasme kalo dgn dildoooh. Kamu hebat hen..tante
sayang kamu..! Baru kali ini tante bisa merasakan rasanya orgasme karena sodokan
kontol.malahan bisa multiorgasme yang selama ini Tante dambakan, makasih ya sayang..tante
pengen terus tambah kalo gini. Aku berhenti sejenak memberikan kesempatan tante menikmati
fase klimax yg didapatnya, setelah beberapa detik kulanjutkan kembali aku menaik turunkan
kontolku di memek tante yg dari tadi masih menancap.
Semakin cepat kusodokan beberapa menit kemudian aku merasakan ada desakan dari dalam
kontolku yang akan keluar sehingga bisa meraih kenikmatan yang kata Tante lebih nikmat dari

yang tadi, aku sdh tidak mendengarkan apa yg diomongin Tante, dan aku semakin cepat
menyodok-nyodok memek Tante yang sudah klimax penuh cairan mani karena multiorgasme
Akh..akh..akh..tante..tanteaku pengen keluar di memek tante! Tante langsung
mengimbangi dengan gerakan memutar-mutarkan pantatnya dari bawah..sehingga setiap sodokan
kontolku bisa masuk penuh ke dalam memeknya. Ouh.ouhhenkamu belum keluar ya
hensini tante bantu keluarin.. .sekitar 2 menit kemudian aku ga tahan dan keluar..dengan
keras..crot..crot..crot oughough..tantetanteaku keluar..oughoughhaaahhh
nikmat banget tant. truskan hendi keluarkan yang banyak. Tante merasakan hangat
spermamu di dalam memek Tante..ouhgenaknya Hen. Kontolmuhebat makasih ya
hen.memek tante bisa mendapatkan semprotan sperma perjaka kontolmu..yg bikin tante
awet muda
Akhirnya kami di villa itu nginep 1 malam, dan kami entotan sepanjang hari ga henti2Tante
Wahyu bener2 ketagihan kontolku dan aku hitung2 kami entotan selama 1 hari 1 malam
sebanyak 18 kaliwuih..! Aku ga kepikiran jugakarena setiap aku ngecrot pasti di dalam
memek tantekok tante ga takut hamil yaamungkin tante sudah ada penangkalnya..anti hamil.
Selanjutnya sudah bisa diduga..hari2 dirumah kosku hanya entotan..dan entotan lagi dengan tante
Wahyu..ga bosan2 nya. Aku sdh tidak bisa menghitung lagi berapa kali aku ngentot tante
Wahyu..karena sudah menjadi makanan se hari2.. kecuali kalau Tante lagi mens. Tante selalu
minta di entot setiap pagi sebelum dan sesudah aku pulang kuliah, malempun tante minta lagi,
itupun bisa 2 s.d 3 kali. Dan itupun dilakukan di kamarnya atau di kamarku, ngumpet2 dari mbok
Tini, meskipun aku merasa Mbok Tini pasti sudah tahu, tapi kami berdua cuek aja. Toh mbok
Tini juga biasa aja dan cuek kok..!
Aku ga bisa bayangkan, aku setiap hari ngentot tante Wahyu yang usianya pantas menjadi
ibuku. , bahkan 2 tahun lebih tua dari usia ibuku, sudah bersuami dan punya anak sudah
seusiaku, serta kalau nanti tante hamil bagaimana., kan suaminya lagi di Amrikitu ga pernah
terpikir..! Tapi yang jelas sampai saat itu Tante ga pernah hamil tuh..! dan aku benar2 menikmati
dengan senang..!
Kadang aku pulang kuliah, tante sudah tidur telanjang di kamarkuaku sudah langsung
mengentotnya..rutin seperti tante Wahyu adalah istriku. Kalau malem aku lebih banyak tidur
ditempat tidur tante, jadi otomatis tinggal ngentot aja aku semakin ter gila2 ngentot juga dan
ketagihan..kalau ga ngentot rasanya kepala pusing..! Dan kadang aku yang minta tambah
berulang-ulang..Tantepun dengan senang hati melayaniku. Saat Tante menspun kalau aku yang
minta ngentot, Tante tetap melayaniku dengan meng oral2 dan hisap2 kontolku sampai muncrat
dan spermanya Tante telan habis.
Dampaknya aku ga pernah bayar uang kosku lagi (dulu aku hanya bayar 6 bulan pertama),
berikutnya ga pernah bayar sama sekali, saat aku mau bayar kos 6 bulan kedua: Henkamu

apa2an sih, Tante ikhlas ngentot sama kamu..Tante bener2 puas dan nikmat ngentot
denganmu Tante bersyukur bisa kenal kamu, jadi Tante bisa mendapatkan orgasme yang
selama ini Tante idam2kan. Kamu anggap rumah ini dan Tante adalah milikmu sendiri yang
setiap saat bisa kamu tiduri!
Tante sangat berpengalaman, setiap hari aku diberi vitamin2 dan supplement: Hen ini harus
kamu minum tiap hari yaa.. pagi siang dan sebelum tidur..nah kalau mau ngentot tante kamu
minum yang ini 1 tablet yaa.. jangan lupa lho.supaya kontolmu kuat dan tahan lama .. kalau
loyo..apa kamu ga kasihan sama tante..ntar tante sakit lho..! Tante cerita bahwa Om Wahyu
kalau disuruh minum tablet2 dari Tante ga pernah mau, makanya Tante gemes sama suaminya.
Suatu hari Om Wahyu pulang ke Jogja dari Amrik sekitar 2 minggu. Jadi Tante ga ada
kesempatan entotan dengan aku. Akupun lama2 bete ga tahan pengen ngentot tante juga..! Ntah
bagaimana..tiba2 suatu malam (om msh ada) skitar jam 01:00 dini hari tante ngetok kamarku dan
langsung masuk dalam keadaan telanjang.. nampak wajahnya sayu tapi penuh napsu birahi
dan langsung merogoh kontolku langsung dikulum-kulumnya, aku ya langsung melayani tante
tanpa terpikir ada Om Wahyu dikamarnya.. akhirnya kami entotan sepuasnya sampai 2 kali. Dan
tante tercapai orgasmenya berkali-kali juga (multiorgasme): hen.. makasih yaa.. tadi Om
ngentot tante..tapi peltu (nempel metu)..baru nyodok2 beberapa kali sudah ngecrot..pdhl tante
belum terangsang..makanya Om langsung bobo2 dan tante minta kontolmu lah yg sudah pasti
bisa kasih tante orgasme ber kali2. Makanya saat aku nyodok memek tante terasa memek tante
agak licin ada spermanya Om masih tertinggal di dalam, tapi aku cuek aja, yg penting masih bisa
dgn rutin ngentot tante.
Minggu ke dua saat Om Wahyu masih ada, suatu sore yg sepi, aku baru pulang kuliah, mbok Tini
tumben menyediakan es juice dan pisang goreng, biasanya kan tante Wahyu yg sediakan. Mbok
Tini sambil senyum2 lagi, gelagatnya tidak seperti biasa, tapi tampak Mbok Tini cantik dan
tubuhnya sintal, bikin aku terangsang juga nie he..he. Mbok kok sepi. ibu dan Bapak sedang
pergi ke rumah familynya, kan besok Bapak sdh pulang Amrik lagi. Wahaku mbayangin
besok sudah bisa secara rutin ngentot tante lagi he..he..! Tiba-tiba Mas Hendi seneng kan kalau
Bapak pulang Amrik lagi.! Aku heran apa maksud Mbok Tini..! Iya.., jadi bisa ngentotin ibu
kanMbok tahu lah..!. Aku terkejut dan tdk berkutik dengan perkataan Mbok Tini tadi..aku
hanya terdiam dan malu karena Mbok Tini ternyata sudah tahu. Iya.. lah mas Mbok tahu ibu
sama mas hampir setiap hari entotan..mbok sih seneng aja..ibu jadi bisa tersalurkan
birahinya..karena sebelum ada mas Hendi..ibu sering melamun dan di kamar sering
masturbasi..mbok sering dengar suara2 birahi ibu, lagian ibu itu birahinya tinggi banget, Bapak
ga bisa ngimbangi..kayaknya mas Hendi lah yg bisa ngimbangi..makanya ibu suka di entot
mas.. Trus aku dengan perlahan ngomong ke Mbok Tini: Jadi Mbok mau melaporkan ke Bapak
yaa,,?. Mbok Tini sambil senyum2bilang..:yah gak lah Mas rugi..!.. Aku bingung dengan
perkataan Mbok Tini: Lho kok rugi..emang ada untungnya untuk Mbok kalau ga dilaporkan?.
Mbok Tini senyum2 gelagat genit: Kan Mbok juga pengen seperti ibuMbok ini sudah

menjanda hampir 12 thn Masdan punya mbok sudah dianggurin lama..ga ada yang
pake..he..he..!, makanya mas Mbok pengen juga ngerasain kontol Mas Hendi.. Boleh kan?!,
Tolong lah Mas.. itu yang dibilang untung tadi mas..makanya Mbok ga akan lapor ke Bapak deh..
asalkan Mas mau ngentot Mbok, lagian mbok belum pernah melahirkan, jadi memek mbok
masih orisinil dibanding ibu! Gila ini mbok. Omongannya bikin merangsang aku. Aku jadi
pengen ngerasain memek yg belum melahirkan, kalau tante kan sudah punya anak 1, itupun
rasanya nikmat banget, apalagi yg masih seret kayak memek mbok, aku ngebayangai gitu.
Akhirnya kami berdua masuk kamarku dan aku melayani napsunya Mbok Tini yang menggebugebu kehausan kontol, kontolku dikulum-kulum dan diisap-isap si mbok, dan digigit2 gemes
oleh Mbok Tini: Huwaduh..Mas Hendi..mbok bener2 gemes sama kontol masguede dan
panjang bangetpunya suami mbok aja hanya setengahnyambok pengen di entot sekarang
mas.. Aku baru sodok2 sekitar 1 menit..si mbok sudah triak2 minta dicepetin dan mencapai
klimax. Mas..mas..trus..trus..cepet..cepet.. mas mbok dah mau keluaroughough
argkargkmaaassssmbok keluar..aahhh.. nikmat banget mas.. Tapi aku memang
merasakan kenikmatan yang lebih memek simbok dibandingkan memek tante, memek mbok Tini
masih sempit banget, td waktu pertama kontolku masuk ke memek si mbok, si mbok triak2
kesakitan; Akh..akh..mas..pelan2..memek mbok masih belum merekah masih sempit.. Tp
setelah merekah, aku yg kenikmatan gesekan bibir memeknya bener2..lebih nikmat dari punya
tante yang menurutku sudah enak..ternyata memek si mbok lebih nikmat, makanya akhirnya aku
juga cepet orgasme sangking nikmatnya memek di mbok, inipun spermaku kukeluarkan didalam
memek si Mbok: masmas.kalau mas ntar klimax keluarin didalam memek Mbok aja
Memek Mbok dah lama ga ngerasain semprotan sperma..pasti nikmat..!
Akhirnya hari2 kulalui dengan secara rutin ngentot tante dan Mbok Tini. Kalau Tante ga ada
dirumah, biasanya tante arisan bulanan, ke fitness dan salon, aku pasti ngentot mbok Tini, yg
selalu stand by saat Tante pergi: mastante pergi lho..sekitar 2 jam lagi biasanya baru pulang,
bgitulah he..he.., aku langsung ngentot si mbok di dapur, di meja makan, di kamarnya, kamarku
atau di di garasi, semauku saat ketemu mbok dimanapun. Aku merasakan bahwa memek mbok
Tini memang enak dan nikmat banget.
Suatu saat aku sedang gentot mbok Tini di meja makan, tiba2 Tante datang lebih cepat dan saat
itu aku sudah mencapai klimax, jadi pas tante masuk pas mbok triak2 klimax dan aku juga
orgasme, jadi sama2 triak kenikmatan mencapai klimax, jadi tante denger dan langsung mergoki
kami yang sedang entotan di meja makan. Tante tidak marah tapi cemberut dan diam sampai
malam, dan 1 malam tidak minta di entot, akhirnya besok pagi aku minta maaf, akhirnya tante
mengerti dgn alasanku bahwa aku sdh ga tahan sementara tante pergi, jadi aku ngentot mbok
Tini.
Gila juga Tante..akhirnya setiap minta di entot, ngajak mbok Tini untuk threesome, akhirnya
setiap ada kesempatan kami entotan threesome di sofa, kamar tante atau kamarku, kadang2 di

kamar mbok Tini. Setiap Threesome, aku paling suka saat kontolku dijilati tante dan mbok Tini
berebut, dan saat aku telentang si mbok naik turun diatas kontolku dengan memeknya ngentot
kontolku sementara Tante jongkok di atas kepalaku dengan memeknya aku jilati (mereka
bergantian posisinya), akhirnya terdengar suara triak2 nakal, genit dan birahi dari 2 wanita paruh
baya merasakan kenikmatan kontolku dan jilatan lidahku di memek mereka.
Begitu juga saat Mbak Shinta pulang ke Jogja (biasanya hanya 2 hari), Tante sering jalan dengan
Mbak Shinta, maka Mbok Tini saja yang rutin entotan denganku. Terpikir juga olehku pengen
ngentot Mbak Shinta yang tomboy, tapi ayu cantik tinggi dan bokongnya huh. Bongsor banget.
Ga dapet Mbak Shinta ga apa2..toh sudah rutin ngentot ibunya he..he..serta bonus mbok tini!
Waktu berjalan hampir 1 tahun, kegiatan praktikum di kampus semakin padat dan aku lebih
banyak di kampus, jadi ngentot tante & mbok lebih sering dilakukan malam hari saja. Tapi tante
sudah mengeluh: HenTante ga tahan..kamu jarang ngentot tante lagi, kamu setuju ga 3
kamar tolong dicarikan temen2 kuliahmu, biar tante ada temen kalau kamu sibuk. Begitu juga
Mbok Tini: Mas Hendi ga kasihan sama tante apa..mbok juga niegara2 Mas Hendi..Mbok
sudah ketagihan kontol Mas nietp Mas Hendi jarang dirumah..jadinya Mbok dan Tante sering
gantian pakai dildonya Tante..
Aku lama juga berpikir, kalau ada temen2ku disini kos, berarti ntar yg ngentotin tante dan mbok
Tini jadi mereka, lha aku ntar ga dipake tante lagi.!Tapi tante sudah mendesak-desak terus :
temen2mu bagaimana Hen..ada ga yg mau kos..!, jangan sampai tante ntar cari Gigolo lho Hen..
kasihan juga tante, dan aku ga rela kalau Tante harus di entotin Gigolo, trus mbok Tini ntar
ikut2an.. ga rela aku! Lebih baik di entotin temen sendiri aja..!
Akhirnya aku dapat 3 temen kampus beda Fakultas. Mereka mau karena aku ceritakan bahwa ibu
kos sama pembantunya siap untuk di entot setiap saat (aku tunjukkan photo Tante & Mbok Tini),
wah..mereka bersedia secepatnya pindah Ke kos Tante Wahyu.
Akhirnya 3 temenku sudah kos dirumah Tante Wahyu, dan sudah bisa diduga setiap hari Tante
digilir oleh mereka termasuk Mbok Tini juga minta bagian di entotin kami ber 4. Jadi Tante dan
Mbok Tini setiap hari ga pernah kosong di entot, selalu ada saja yang siap mengentot Tante dan
Mbok.
Laki-laki mana sih yang ga mau ngentot cewek gratis seperti Tante dan Mbok Tini, yang sexy,
bahenol, genit, cantik. Temen2ku jelas seneng banget bisa ngentot gratis Tante yang bahenol
cantik meskipun sudah 46thn, mereka ga peduli, yang penting mendapatkan nimat dunia dengan
Cuma2 dan suka sama suka.
Gilanya, tante pernah suatu saat minta di entot oleh kami ber 4 secara bersamaan..kami ber 4
sempat kaget juga, akhirnya kami entot Tante bersama-sama (Fivesome) bahkan jadinya Sixsome

bersama Mbok Tini, dan Tante secara rutin pengen melakukan Entotan rame2 (salome) spt itu,
bisa Threesome, Foursome, Fivesome, Sixsome, tergantung siapa yang ada dirumah. Gila
memang tante yang sudah usia 46 tahun masih haus sex dan tidak terkendali, sedangkan si Mbok
Tini yang janda juga ikut2an salome.
Dan itu berlangsung terus sampai 2 tahun, sampai saat Om Wahyu kembali ke Jogjakarta lagi.
Akhirnya dengan adanya Om Wahyu, kami ber 4 sangat jarang ngentot tante lagi, karena Tante
dilibatkan aktif mengelola usahanya Om Wahyu yang lebih banyak ditempat usahanya, kasihan
Tante pasti bte terus setiap hari, karena birahinya ga kesampaian seperti dulu lagi, kadang2
kami masih sempat ngentot tante salome, saat Om pulang malam. Yg masih bisa rutin dientot ya
Mbok Tini, dengan bangganya menjadi primadona, padahal aku perhatikan memeknya lama
kelamaan sudah dower..he..he.. kemasukan banyak kontol.! Tapi Tante tetap konsisten meminta
aku ngentot rutin setiap 2 hari sekali saat pagi subuh, Om ga pernah tahu, kami ngentot di
gudang belakang yang kebetulan ada sofa nganggur. Temen2ku dan Mbok Tini juga ga tahu.
Memasuki tahun ke 4, kami ber 4 sudah sibuk masing2 dan ke 3 temenku sudah jarang gentot
Tante, apalagi Mbok Tini. Aku yg masih sering ngentot Tante dan Mbok Tini. Ternyata Tante &
Mbok Tini tetap mengatakan kontolku yang enak dan Nikmat serta tahan lama.. hebat kan..!
Ke 3 temenku sudah bergantian pindah ke tempat kos lain, dan digantikan anak kos lain yg lebih
junior. Aku tetap kos disitu karena Tante dan Mbok Tini tetap minta aku rutin ngentot mereka
dan masih bertahan setiap ngentot pasti threesome, dan itu dilakukan saat Om Wahyu pergi.
Salah satu anak kos yang baru orangnya ganteng tinggi besar indo, Ricky namanya, Tante juga
minta di entot dia, aku bener2 cemburu deh. Habis Tante saat ada Ompun berani juga datang
kekamar si Ricky untuk entotan, pdhl Om lagi diruang TV. Tapi akhirnya si Ricky hanya
sebentar dan pindah ke tempat kos lain, mungkin ga tahan melayani Tante.
Waktu berjalan memasuki tahun ke 5, aku tetap sibuk kuliah, praktikum dan menyusun skripsi,
sementara ngentot tante dan Mbok Tini juga masih rutin meskipun ga stiap hari lagi, karena Om
Wahyu sering ada dirumah. Terlihat kecantikan dan kemolekan tante berkurang, nampak
wajahnya ga bersih lagi, tp kelihatan kuyu serta tidak bersemangat, tapi masih hot juga setiap
entotan denganku. Dan setiap entotan justru nampak kegairahan dan kecantikannya lebih
bersinar, jadi mungkin Tante memang sangat mendambakan entotan secara rutin dari laki2 yang
bisa memberikan multiorgasme, sehingga wajahnya jadi bisa lebih berseri, namun karena
keterbatasan ada Om Wahyu jadi ga kesampaian. Kasihan Tante Wahyu. Sementara aku juga
semakin bosen pengen cari wanita lain, karena aku jadi ketagihan ngentot nie walaupun masih
ada Mbok Tini, yang juga kadang2 sdh ga bergairah lagi. Karena sdh tidak rutin lagi. Aku
kepikiran pengen ngentot cewek lain selain Tante Wahyu dan Mbok Tini.

Saat aku lulus kuliah dan selesai wisuda, kedua orangtuaku datang ke Jogja dan aku kenalkan
dengan Tante & Om Wahyu. Nampak biasa2 saja sih.. padahal Tante Wahyu yang usianya lebih
tua dari ibuku, hampir setiap hari aku entot dengan suka sama suka. Ibu dan Bapakku jangan
sampai tahu itu.
Sebagai salam perpisahan, Tante bikin kejutan: Aku diundang ke kumpulan arisan temen2 Tante
Wahyu, mereka ber 5 (lima), ke 4 temen Tante usianya sekitar 40 45 thn. saat itu Tante sudah
usia 50thn masih cantik tubuhnya berisi padat (mungkin karena rajin di entot dan nelan sperma,
jadi awet muda), jadi Tante yg paling tua, tapi nampak jadi yang paling muda. Saat itu Om
Wahyu sedang dinas ke Jakarta dan Tante tidak ikut.
Kejutan itu adalah di rumah salah satu Tante tsb. aku hanya cowok sendiri berusia 24thn bersama
5 Tante2 usia diatas 40 thn. Pengamatanku, nampak ke 4 tante2 tsb adalah Tante2 yang kesepian
dan tidak pernah puas sex dengan suaminya.
Tante Wahyu menceritakan kepada 4 temannya bahwa aku adalah cowok yang sering dia
ceritakan bisa memberikan kepuasan Sex Tante Wahyu dan selalu memberikan multiorgasme
yang gak pernah didapat dari suaminya, sehingga Tante diusianya yg 50th nampak lebih muda
dibanding ke 4 temannya.
Aku bak piala bergilir yang dipindah-pindahkan ke berganti-ganti tangan. Ke 4 temen tante
Wahyu langsung mengerubuti aku serta mengelus-ngelus kontolku, akhirnya aku sudah telanjang
bulat didepan hadapan mereka yang ntah kapan merekapun sudah pada telanjang bulat. Aku
hanya berpikiran akhirnya keinginanku tercapai bisa ngentot cewek lain selain Tante Wahyu dan
Mbok Tini.. he..he..!
Akhirnya aku tidur terlentang dikarpet ruang tamu dan tante bersama-sama 4 tante lainnya
berebut menjilati kontolku serta di kulum-kulum serta di hisap2..bergantian dan berebutan,
sehingga terdengar suara2 triakan2 genit dan nakal ke 5 tante arisan tsb. Aku merasakan lama2
bergairah dan terangsang dengan melihat 5 Tante2 cantik telanjang bulat dengan tetek2 yang
besar2 padat dan memeknya ditumbuhi rambut2 kasar yang sangat lebat dan sangat
berpengalaman menerima sodokan kontol ntah siapa saja selain suaminya.
Sebelum aku ikut Tante Wahyu ke rumah arisan tsb, tante memberikan pil biru ntah apa aku tidak
tahu: Hen..ini diminum sekarang..biar kamu fit.. aku langsung meminumnya saat masih
dirumah. Rupanya ini sudah direncanakan Tante Wahyu.
Aku heran karena kontolku sudah dikulum-kulum ber jam-jam dan tante2 itu memasukan
memeknya ke kontolku naik turun diatas tubuhku bergantian 5 tante, aku belum mencapai
klimax juga, sementara tante yang lain juga minta dijilati memeknya dgn lidahku.

Jadi ke 5 tante tsb. masing2 sudah orgasme ber kali2 (multiorgasme), tapi aku belum juga,
padahal sdh hampir 5 jam. Akhirnya aku ga tahan juga dan cepat2 menarik Tante Wahyu
kutelentangkan dan aku posisi diatas menyodok2 Tante Wahyu berulang-ulang dengan
cepatnyaTante Wahyu juga triak2 kenikmatan; Iya..iya..iya..trus..trus.. hen yang cpet..jangan
stop..jangan stop hen. Ough..ough..hen..hen..hentrus..trusarghargh ..argh Ayoayo
bu Wahyu..ayo bu Wahyutrus trus yang cepet hen..hen..yang cepetBu Wahyu sudah
hamper orgasme lagi, begitu Tante 2lain memberi dukungan entotan kami ber2.!
Ough..ough..Tante..hendi dah mw kaluar tante Ok Hen Tante
juga..aaahhhkk.aaaakkhh.aaarrrgghhoughough.ooouuhhh henhenTante
sudah..tante sudah.kamuouh.! Rupanya Aku baru mau tant..belum keluar juga. Cepet2
tante mencabut kontolku dan menarik tante lain disuruh telentangBu retno..sini gantiansi
hendi hampir nie belum keluar..kasihan dia.. Ok Bu wahyulangsung bu retno telentang
ngangkang dan aku langsung memasukkan kontolku ke memek Tante retno.. ough..ough
hen..hen nikmatnya trus trus hen yg cepet..tante kenikmatan nie..malah sudah pengen
keluar..habis kontolmu enak banget..! Aku juga mau keluar Tantaakkhhaakkgghh.. tante
tante..tante..aku keluar argh..argh Tante juga Hen..kita keluar sama2.\: oughough
ough..ough..argh/argharg..arg..aakkkhhakkhhgg Crot..crot..crot..!
Ouhhh..ough..oughspermamu terasa hangat di memek tante nikmatnya Hen..makasih
ya,,Tante puas banget hari ini bisa orgasme sampai 5 kali, paling nikmat yg barusankontolmu
kapan2 tante boleh pake lagi kan..?
1 bulan terakhir sebelum aku kembali ke Bandung, ke 4 tante bergantian mencari aku untuk
ngajak ngentot dirumah mereka masing2aku digilir mereka bergantian, dan yang paling
ketagihan adalah Tante Retno yang usianya 40thn punya anak 2, suaminya kerja di Jakarta dan
seminggu sekali pulang Jogja, hampir setiap hari aku pulang kuliah Tante Retno sudah nunggu di
depan rumah kosku: Henbu Wahyu sudah kasih ijin kamu ikut dengan Tante kerumah
Tante dah ga tahan Hen..!. Kalau 3 Tante lain selama sebulan masing2 hanya 3 x ngentot
denganku. Sementara ngentot Tante Wahyu dan Mbok Tini kadang2 aja, Mbok Tini akhir2 ini
cemberut terus..cemburu kalee!
Itulah perpisahan terakhir dengan Tante Wahyu, Mbok Tini dan 4 Tante temen arisan Tante
Wahyu. Setelah itu aku langsung bekerja diluar Jawa s.d sekarang dan tidak pernah bertemu
dengan mereka lagi. Pengalaman sex bersama mereka membuat aku jadi ketagihan ngentot
meskipun aku sudah berkeluarga, yang akhirnya aku berpetualang dengan banyak wanita:
mahasiswi, karyawati, SPG, ibu rumah tangga & janda yang kenalan di mall/ via sms
chat/YM/facebook/Indonesiancupid; wanita karier partner kerja; teman kantor, istri teman/
tetangga, istri bosku, pembantu dan bahkan adik iparku sendiri. Kalau dihitung-hitung sudah ada
sekitar 37 cewek yang pernah aku entot atas dasar suka sama suka, aku tidak pernah ngentot
sama pelacur/PSK.

Pernah suatu saat secara tidak sengaja bertemu Mbak Shinta di Jakarta saat aku pindah kerja di
Jakarta, yang akhirnya bisa janji temu beberapa kali dan diakhiri dengan ngentot yang dulu
pernah aku idamkan, saat itu dia sudah bersuami dgn 3 anak, sementara aku juga dgn 2 anak
(usiaku saat itu 38thn dan Shinta 39thn, itupun dilanjutkan dgn pertemuan2 ngentot berikutnya
selama 2 tahun, itu akan aku ceritakan next time bersama petualangan sexku lainnya, bye bye..!

Halo, perkenalkan namaku Dana usia 27 tahun berasal dari Sumatra Utara. Aku sudah
berkeluarga dengan 1 anak yang masih berusia 3 tahun. Aku dan R suamiku hidup sangat
romantis dan sebenarnya keharmonisan kami sudah terbentuk sejak kami masih berteman (R
adalah rekan kerja satu kantor sampai sekarang) yang seiring berjalannya waktu kamipun
berpacaran.
Ternyata keasikan pertemanan kami setelah memasuki masa pacaran tidak mengalami perubahan
malah semakin kompak karena untuk pulang kerumah aku tidak perlu kuatir jam berapapun
karena R dengan setia siap mengantarku pulang atau kalau aku yang lembur maka R akan pulang
duluan lalu kembali ke kantor untuk menjemput. Maklumlah sekalipun posisiku dikantor masih
tergolong pegawai biasa tetapi kesibukan seolah tidak pernah berhenti dan aku sangat menikmati
pekerjaan itu.
Oh ya aku saat ini aku bekerja di bagian keuangan salah satu NGO asing yang menangani
perpajakan sehingga banyak sekali tugasku menuntut aku harus banyak menghabiskan waktu
untuk berhubungan dengan orang-orang pajak yang sudah menjadi rahasia umum sangat banyak
tuntutan. Akupun jadi terbiasa menghadapi mereka dan tak jarang untuk dapat melunakkan
hati mereka aku harus bersikap seluwes bahkan cenderung berpura-pura genit termasuk tampil
agak seronok dengan tujuan supaya tugasku dapat selesai dengan mudah. Untungnya suamiku
cukup bijaksana dan dapat memahami keberadaanku dengan memberikan kepercayaan 100%
kepadaku. Ternyata keleluasaan ini justru membawa aku kedalam situasi yang sulit hingga
akhirnya aku memasuki satu dunia yang belum pernah kukenal tapi gilanya aku jadi sulit untuk
keluar dari dunia tersebut yaitu threesome sex.
Awalnya ketika itu kantorku menjelang tutup buku dan seperti biasanya kesibukan kami di
keuangan menjadi luar biasa tingginya sampai-sampai ada beberapa rekanku yang harus pulang
kantor menjelang pagi. Aku sendiri tetap pada tugas utama yaitu merapihkan laporan-laporan

pajak dengan dibantu oleh petugas-petugas pajak. Syukurlah kali ini yang ditugasi untuk
konsolidasi ada 2 orang yang sudah tidak asing bagiku yaitu Heru (26) dan Dimas (25) sehingga
aku tidak perlu buang-buang waktu untuk beradoptasi dan menjelaskan kondisi kantorku.
Kami janjian ketemu di Hertz Chicken untuk makan siang sekaligus berdiskusi awal
menyepakati hal-hal apa yang harus dilakukan dan pembagian tugasnya. Karena sudah akrab
kamipun menyelingi diskusi dengan senda gurau dan setelah itu kami lanjutkan pekerjaan inti di
kantor mereka yang letaknya cukup jauh yaitu di Tanggerang. 3 hari pertama semua berlangsung
normal, ketika memasuki hari ke 4 volume pekerjaan semakin serius sehingga tidak terasa sudah
jam 8 malam. Sedangkan target selesai kerjaan kami hari ke 6 sudah harus dilaporkan. Akupun
jadi gelisah sendiri dan rupanya Heru menangkap gelagat itu dan mencoba membantuku mencari
solusinya.
Bukan apa-apa Her, rumahku kan jauh sekali di Bogor sedangkan jam segini aku masih di
Tanggerang
Ya udah begini saja, bagaimana kalau Mbak Muti bermalam saja di cottage dekat kantor lalu
besok pagi minta tolong suami Mbak Dana membawakan pakaian ke kantor. Tapi sekarang harus
kasih tahu dulu sama suami supaya dia tidak gelisah nungguin, usul Heru
Boleh juga, usul diterima sambutku gembira dan mengangkat tangan untuk TOSH dengan
Heru.
Segera kutelpon suamiku R yang sedang berada di luar kota untuk minta ijin dan R menyetujui
bahkan menyuruhku supaya mentuntaskan. Setelah makan malam nasi goreng di kantor akupun
minta tolong Heru mengantarku ke cottage yang dimaksud. Setiba disana ternyata tempatnya
cukup menyenangkan karena tersedia ruang tamu dan 2 kamar ditambah lagi hari itu ada rate
khusus berkenaan dengan ulang tahun cottage tersebut. Melihat itu spontan aku langsung setuju
bahkan menyesali.
Tahu begitu kita kerja disini saja lebih enak
Rupanya reaksiku ini disambut oleh Heru, kalau begitu bagaimana kalau kita melanjutkan tugas
kita disini supaya aku dan Dimas enggak perlu repot-repot karena disini kan bisa sekalian mandi
lalu tidur, mumpung kamarnya dua.. gimana Mbak?
Boleh saja, jawabku pendek tapi dalam hati menyesali spontanitasku tadi karena berarti malam
ini aku akan berada bersama 2 laki-laki dalam satu atap rumah.
Namun keraguanku pupus karena aku berusaha berpikir positif, toh kita nggak akan macammacam karena kamar kami terpisah, kalaupun terjadi apa-apa atas diriku aku bisa berteriak. Ah,
jahatnya hati ini.. kalau dilihat dari sikap dan penampilan mereka yang intelek mana mungkinlah
mereka mau berbuat macam-macam.

Tak lama kemudian Dimaspun datang dengan membawa beberapa tumpuk order dan meletakkan
di meja makan yang rencananya akan kami jadikan meja kerja. Untuk menghilangkan rasa lelah
aku memutuskan untuk berendam di kamarku yang juga dilengkapi dengan kamar mandi. Tapi
baru kusadar aku tidak membawa pakaian, untunglah aku membawa kaos mirip singlet dan
kebetulan dibalik celana panjang yang kupakai aku juga mengenakan celana sport stretch hitam
sebatas diatas lutut. Masalah lain adalah aku hanya membawa CD yang menempel.. Duh
bagaimana ya..
Akhirnya aku dapat ide untuk mencuci CD itu dan menjemur di kamar mandi dengan harapan
besok pagi sudah kering. Sebagai pengganti CD aku melapisi kemaluanku dengan panty liner
yang kutempelkan langsung di celana. Beress.. Kan?? Lalu mandilah aku dengan air panas yang
sudah kuatur sesuai selera. Usai mandi akupun berbusana seperti yang sudah aku pikirkan dan
ketika keluar kamar kulihat Heru dan Dimas sudah segar karena mereka juga sudah mandi dan
seolah sudah janjian mereka sama-sama mengenakan celana pendek, tapi bagian atasnya hanya
Heru yang mengenakan kaos singlet sedangkan Dimas bertelanjang dada saja membiarkan
dadanya yang bidang berotot dan berbulu itu terpampang membuat darahku sedikit berdesir.
Maaf Mbak Dana aku terpaksa tidak pakai apa-apa karena tadi waktu mau mandi bajuku jatuh
dari kapstok sehingga basah
Dimas berusaha menjelaskan dan menutupi rasa saltingnya karena mataku menatap tajam.
O ya, tapi sudah dijemur kan? tanyaku basa basi.
Sudah sih, jawab Dimas sambil pura-pura sibuk dengan kerjaannya lagi.
Ah, bilang aja mau pamer bulu sama Mbak Dana.. ck, ck, ck.. Di kampungnya aja segitu
banyak apalagi di kotanya.. ha, ha, ha ganggu Heru sambil melirik ke aku dan kulihat Dimas
semakin malu.
Rupanya introduksinya Heru tidak berhenti disitu karena akhirnya kami kembali bersenda gurau
yang selanjutnya topikpun beralih serius menjadi diskusi tukar pikiran seputar hal-hal yang
sangat pribadi dan kamipun tenggelam asik dalam pembicaraan tentang teknik-teknik ML. Dari
situ baru kuketahui dari kisah-kisah mereka ternyata Heru sangat piawai dalam teknik sex. Heru
terus bercerita tentang pengalamannya dengan beberapa teman gadisnya yang menurut
pengakuannya cewek-cewek itu sangat tergila-tergila dengan permainannya.
Lain halnya dengan Dimas yang lebih banyak mendengarkan tapi tanpa sadar Dimas sudah
menutupi bagian auratnya dengan bantal, mungkin malu kalau ketahuan adiknya sudah
meronta-ronta. Semula aku bertahan untuk tidak menceritakan pengalamanku, tapi karena Heru
pandai memanfaatkan suasana akhirnya kuceritakan juga apa saja yang aku dan suamiku pernah
lakukan tapi masih dalam batas yang sopan karena itu hal yang tabu untuk disampaikan kepada
orang lain apalagi lawan jenis dan bukan suami sendiri.

Lama kelamaan level cerita kamipun meningkat, aku sudah semakin berani menyampaikan hal
yang sekecil-kecilnya tentang apa saja yang masing aku dan suamiku sukai. Begitu juga dengan
Dimas yang berhasil dibuat mengaku kalau ternyata selama ini mengalami minder akibat bawaan
lahir karena memiliki penis yang sangat besar. Dengan tetap berusaha keras mengendalikan
hormon wanitaku aku berusaha untuk menghibur Dimas.
Ah, kenapa harus minder.. Justru seharusnya bangga dong. Seperti aku, maaf kata nih, aku suka
minder karena memiliki rambut yang berlebihan. kalau laki-laki seperti kamu sih nggak apa-apa,
tapi aku suka kuatir suamiku tidak menyukainya. Buktinya setiap aku memintanya untuk
mengoral selalu ditolak halus, tapi jangan salah.. Dia selalu puas dengan coitus kami
Hari semakin malam dan topik diskusi kami semakin panas dan kamipun sudah berpindah ke
sofa. Ketika kami membahas threesome sex dan entah sadar atau tidak sambil bercerita posisi
duduk sudah tak karuan.. Aku bersandar di pegangan sofa dengan kaki diatas pangkuan Heru dan
kaki sebelah berjuntai ke karpet dimana Dimas duduk dilantai sambil menikmati Heru yang
memijat betis indahku dengan bulu-bulu halus yang tumbuh rapih disitu dan Dimas memijit
telapak kakiku yang putih bersih dengan kuku dilapisi kutex transparan.
Begitu nikmat sensasi pijatan yang mereka berdua lakukan akhirnya aku merasa melayang
apalagi pijitan Heru sudah naik ke arah pahaku dan aku ingat aku hanya mengangguk dengan
mata terpejam ketika Heru dan Dimas melepaskan celana sportku dengan alasan untuk
memudahkan pemijitan dan lupa kalau itulah pertahananku terakhir. Ketika kubuka mata untuk
mencegah upaya mereka tapi ternyata terlambat karena celana itu baru saja terlepas dari ujung
kakiku.
Duh.. Kalian ini.. Aku jadi malu
Tapi mereka tidak menggubris sebab mereka sudah asik masing-masing dengan kakiku.. Dan aku
semakin bergumul dengan diri ini antara menolak dan sebaliknya.. Yang kesimpulannya aku
dengan perlahan dan sambil menggoyang-goyangkan pinggul akibat sensasi yang begitu hebat
membuka kakiku terbuka lebar-lebar dan melupakan rasa malu karena telah memamerkan bagian
dari wanita yang mestinya aku tutupi dan hanya dapat dibuka didepan suamiku. Tapi peraturan
itu seolah tidak berlaku karena dibawah selangkanganku sana dua lelaki muda sedang
menggeluti pahaku dan.. Oow mereka tiba-tiba berubah seperti hewan lapar sedang rebutan
makanan dan begitulah mereka sedang saling dorong untuk bisa melahap kemaluanku..
Dan akhirnya Dimas mengalah membiarkan Heru melahap kemaluanku dengan rakusnya,
selanjutnya giliran Dimas yang berbeda dari Heru.. Lebih lembut tapi oougghh seluruh
permukaan kemaluanku terasa dikunyah, penasaran mau tahu apa yang sedang Dimas lakukan,
kubuka mata dan kulihat mulutnya yang ditumbuhi janggut dan kumis tebal itu telah menutupi
kemaluanku membuat aku kegelian hebat serta tiba-tiba kurasakan ada sesuatu yang mendesak

dari bagian bawahku yang ternyata cairan kewanitaanku mengalir deras memenuhi rongga
kemaluanku..
Setelah puas menggeluti kemaluanku Heru mengambil handuk dan menyeka kemaluanku.. Dan
mengambil sesuatu yang ternyata krim cukur jenggot dan shaver.. Aku tahu apa yang akan Heru
lakukan tapi akibat kenikmatan oral sex itu aku seperti tidak berdaya dan tetap telentang dengan
posisi mengangkang..
Heru apa yang mau kamu lakukan??
Tapi pertanyaanku tidak digubris malah Heru memberi kode kepada Dimas yang kemudian
Dimas menghampiriku dan didepan mataku dia menurunkan celana pendeknya.. Dan wow..
Batang kemaluan Dimas ternyata sudah memuai sampai sebesar tangan bayi.. Dengan tetap
lembut Dimas menyodorkan Super Dicknya ke mulutku sehingga mulutku sekarang penuh sesak
dengan penis milik Dimas sementara dibawah sana Heru rupanya asik mencukuri kemaluanku..
Semua proses itu berlangsung kira-kira 15 menit dan ketika pekerjaan Heru selesai Dimaspun
mencabut penisnya dari mulutku.
Ketika kutengok kemaluanku sudah licin memerah.. Setelah membersihkan sofa dari bulubuluku Heru memulai tugas lainnya, penisnya yang tidak kalah besarnya dari milik Dimas segera
melompat dari celana pendeknya.. Sehingga yang terlihat sekarang 3 insan berlawanan jenis
sudah polos tidak mengenakan apa-apa terlebih aku sudah seperti bayi karena kemaluanku sudah
tidak ditumbuhi bulu lagi dan sedang digosok-gosok oleh batang kemaluan Heru sampai
cairanku keluar seolah menyatakan siap untuk menyambut penis Heru yang besar dan penuh
urat..
Sshh..
Hanya desisan itu yang keluar dari mulutku ketika kepala cendawan itu menerobos perlahan
kewanitaanku yang selama ini hanya digunakan oleh suamiku R. Secara naluri mulutku terbuka
lebar ketika kurasakan batang kemaluan Heru sudah tertanam seluruhnya di dalam liang
senggamaku.. Setelah beberapa saat didiamkan yang ada dibenakku adalah betapa sesaknya
kemaluanku dan gatalnya minta ampun sehingga tanpa sadar pinggulku bergoyang yang
disambut dengan genjotan Heru..
Selang beberapa lama Heru tiba-tiba membalikkan tubuh kami dengan penis masih tetap
tertanam sehingga sekarang aku berada diatas Heru memberiku kesempatan untuk mencari
sensasi sendiri.. Hal ini berlangsung cukup lama entah sudah berapa kali aku orgasme.. Tak lama
kurasakan bokongku ada memukul-mukul pelan, ketika kutengok ternyata Dimas sedang dalam
posisi tegak dibelakangku dan mengoleskan baby oil ke anusku.. Selanjutnya yang terjadi adalah

kenyataan 2 penis besar mereka sudah tertanam dalam tubuhku.. Luar biasa nikmatnya sampai
akhirnya merekapun ejakulasi dan menumpahkan di wajahku..
Setelah itu kami bertiga tertidur pulas dan pagi-pagi kami bangun melanjutkan pekerjaan yang
tersisa. Bedanya dengan kemarin-kemarin adalah sekarang kami bekerja tanpa sehelai
benangpun dan bila sudah mulai bosan kami selingi dengan persetubuhan.. Kadang aku melayani
sekaligus berdua, kadang satu-satu dan sementara salah satu dari mereka tetap bekerja.
Lucu memang.. Tapi itulah pengalaman dahsyat yang aku alami dan membuat aku jadi sekarang
jadi ketagihan.. Malah aku pernah melayani Heru dan Dimas ditambah 3 orang temannya yang
lain.. Luar biasa.. Benar-benar aku sudah punya dunia sendiri diluar ijin suamiku R.

Desy yang masih berumur 25 tahun tidak menyadari bahayanya bekerja sebagai kasir di sebuah
toko serba ada di Jakarta. Dengan semangat dan keinginan untuk mandiri membuat dirinya tidak
mempedulikan nasehat orang tuanya yang merasa risau melihat putriya sering mendapat giliran
jaga dari malam hingga pagi. Desy lebih memilih bekerja pada shift tersebut, karena dari saat
tengah malam sampai pagi, jarang sekali ada pembeli, sehingga Desy bisa belajar untuk
kuliahnya
siang
nanti.
Sampai akhirnya pada suatu malam, Desy mendapati dirinya ditodong oleh sepucuk pistol tepat
di depan matanya. Yang berambut Gondrong, dan yang satu lagi berkumis tebal. Mereka berdua,
menerobos masuk membuat Desy yang sedang berkonsentrasi pada bukunya terkejut.
Keluarin uangnya! perintah si Gondrong, sementara si Kumis memutuskan semua kabel video
dan telepon yang ada di toko itu. Tangan Desy gemetar berusaha membuka laci kasir yang ada di
depannya, saking takutnya kunci itu sampai terjatuh beberapa kali. Setelah beberapa saat, Desy
berhasil membuka laci itu dan memerikan semua uang yang ada di dalamnya, sebanyak 100 ribu
kepada si Gondrong, Desy tidak diperkenankan menyimpan uang lebih dari 100 ribu di laci
tersebut. Karena itu setiap kelebihannya langsung dimasukan ke lemari besi. Setelah si Gondrong
merampas uang itu, Desy langsung mundur ke belakang, ia sangat ketakutan kakinya lemas,
hampir jatuh.
Masa cuma segini?! bentak si Gondrong.

Buka lemari besinya! Sekarang! Mereka berdua menggiring Desy masuk ke kantor manajernya
dan mendorongnya hingga jatuh berlutut di hadapan lemari besi. Desy mulai menangis, ia tidak
tahu nomor kombinasi lemari besi itu, ia hanya menyelipkan uang masuk ke dalam lemari besi
melalui celah pintunya.
Cepat! bentak si Kumis, Desy merasakan pistol menempel di belakang kepalanya. Desy
berusaha untuk menjelaskan kalau ia tidak mengetahui nomor lemari besi itu. Untunglah, melihat
mata Desy yang ketakutan, mereka berdua percaya. Brengsek! Nggak sebanding sama
resikonya! Iket dia, biar dia nggak bisa manggil polisi! Desy di dudukkan di kursi manajernya
dengan tangan diikat ke belakang. Kemudian kedua kaki Desy juga diikat ke kaki kursi yang ia
duduki. si Kumis kemudian mengambil plester dan menempelkannya ke mulut Desy.
Beres! Ayo cabut!
Tunggu! Tunggu dulu cing! Liat dia, dia boleh juga ya?!.
Cepetan! Ntar ada yang tau! Kita cuma dapet 100 ribu, cepetan!.
Gue pengen liat bentar aja!.
Mata Desy terbelalak ketika si Gondrong mendekat dan menarik t-shirt merah muda yang ia
kenakan. Dengan satu tarikan keras, t-shirt itu robek membuat BH-nya terlihat. Payudara Desy
yang berukuran sedang, bergoyang-goyang karena Desy meronta-ronta dalam ikatannya.
Wow, oke banget! si Gondrong berseru kagum.
Oke, sekarang kita pergi! ajak si Kumis, tidak begitu tertarik pada Desy karena sibuk
mengawasi keadaan depan toko.
Tapi si Gondrong tidak peduli, ia sekarang meraba-raba puting susu Desy lewat BH-nya, setelah
itu ia memasukkan jarinya ke belahan payudara Desy. Dan tiba-tiba, dengan satu tarikan BH
Desy ditariknya, tubuh Desy ikut tertarik ke depan, tapi akhirnya tali BH Desy terputus dan
sekarang payudara Desy bergoyang bebas tanpa ditutupi selembar benangpun.
Jangan! teriak Desy. Tapi yang tedengar cuma suara gumaman. Terasa oleh Desy mulut si
Gondrong menghisapi puting susunya pertama yang kiri lalu sekarang pindah ke kanan.
Kemudian Desy menjerit ketika si Gondrong mengigit puting susunya.
Diem! Jangan berisik! si Gondrong menampar Desy, hingga berkunang-kunang. Desy hanya
bisa menangis.

Gue bilang diem!, sembari berkata itu si Gondrong menampar buah dada Desy, sampai sebuah
cap tangan berwarna merah terbentuk di payudara kiri Desy. Kemudian si Gondrong bergeser
dan menampar uang sebelah kanan. Desy terus menjerit-jerit dengan mulut diplester, sementara
si Gondrong terus memukuli buah dada Desy sampai akhirnya bulatan buah dada Desy berwarna
merah.
Ayo, cepetan cing!, si Kumis menarik tangan si Gondrong.
Kita musti cepet minggat dari sini! Desy bersyukur ketika melihat si Gondrong diseret keluar
ruangan oleh si Kumis. Payudaranya terasa sangat sakit, tapi Desy bersyukur ia masih hidup.
Melihat sekelilingnya, Desy berusaha menemukan sesuatu untuk membebaskan dirinya. Di meja
ada gunting, tapi ia tidak bisa bergerak sama sekali.
Hey, Roy! Tokonya kosong!.
Masa, cepetan ambil permen!.
Goblok lo, ambil bir tolol!.
Tubuh Desy menegang, mendengar suara beberapa anak-anak di bagian depan toko. Dari
suaranya ia mengetahui bahwa itu adalah anak-anak berandal yang ada di lingkungan itu. Mereka
baru berusia sekitar 12 sampai 15 tahun. Desy mengeluarkan suara minta tolong.
sstt! Lo denger nggak?!.
Cepet kembaliin semua!.
Lari, lari! Kita ketauan!.
Tiba-tiba salah seorang dari mereka menjengukkan kepalanya ke dalam kantor manajer. Ia
terperangah melihat Desy, terikat di kursi, dengan t-shirt robek membuat buah dadanya
mengacung ke arahnya.
Buset! berandal itu tampak terkejut sekali, tapi sesaat kemudian ia menyeringai.
Hei, liat nih! Ada kejutan!
Desy berusaha menjelaskan pada mereka, menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia berusaha
menjelaskan bahwa dirinya baru saja dirampok. Ia berusaha minta tolong agar mereka
memanggil polisi. Ia berusaha memohon agar mereka melepaskan dirinya dan menutupi
dadanya. Tapi yang keluar hanya suara gumanan karena mulutnya masih tertutup plester. Satu
demi satu berandalan itu masuk ke dalam kantor. Satu, kemudian dua, lalu tiga. Empat. Lima!

Lima wajah-wajah dengan senyum menyeringai sekarang mengamati tubuh Desy, yang terus
meronta-ronta berusaha menutupi tubuhnya dari pandangan mereka. Berandalan, yang berumur
sekitar 15 tahun itu terkagum-kagum dengan penemuan mereka.
Gila! Cewek nih!.
Dia telanjang!.
Tu liat susunya! susu!.
Mana, mana gue pengen liat!.
Gue pengen pegang!.
Pasti alus tuh!.
Bawahnya kayak apa ya?!.
Mereka semua berkomentar bersamaan, kegirangan menemukan Desy yang sudah terikat erat.
Kelima berandal itu maju dan merubung Desy, tangan-tangan meraih tubuh Desy. Desy tidak
tahu lagi, milik siapa tanga-tangan tersebut, semuanya berebutan mengelus pinggangnya,
meremas buah dadanya, menjambak rambutnya, seseorang menjepit dan menarik-narik puting
susunya. Kemudian, salah satu dari mereka menjilati pipinya dan memasukan ujung lidahnya ke
lubang telinga Desy.
Ayo, kita lepasin dia dari kursi! Mereka melepaskan ikatan pada kaki Desy, tapi dengan tangan
masih terikat di belakang, sambil terus meraba dan meremas tubuh Desy. Melihat ruangan kantor
itu terlalu kecil mereka menyeret Desy keluar menuju bagian depan toko. Desy meronta-ronta
ketika merasa ada yang berusaha melepaskan kancing jeansnya. Mereka menarik-narik jeans
Desy sampai akhirnya turun sampai ke lutut. Desy terus meronta-ronta, dan akhirnya mereka
berenam jatuh tersungkur ke lantai. Sebelum Desy sempat membalikkan badannya, tiba-tiba
terdengar suara lecutan, dan sesaat kemudian Desy merasakan sakit yang amat sangat di
pantatnya. Desy melihat salah seorang berandal tadi memegang sebuah ikat pinggang kulit dan
bersiap-siap mengayunkannya lagi ke pantatnya!
Bangun! Bangun! ia berteriak, kemudian mengayunkan lagi ikat pinggangnya. Sebuah garis
merah timbul di pantat Desy. Desy berusaha berguling melindungi pantatnya yang terasa sakit
sekali. Tapi berandal tadi tidak peduli, ia kembali mengayunkan ikat pinggang tadi yang
sekarang menghajar perut Desy.
Bangun! naik ke sini! berandal tadi menyapu barang-barang yang ada di atas meja layan
hingga berjatuhan ke lantai. Desy berusaha bangun tapi tidak berhasil. Lagi, sebuah pukulan

menghajar buah dadanya. Desy berguling dan berusaha berdiri dan berhasil berlutut dan berdiri.
Berandal tadi memberikan ikat pinggang tadi kepada temannya. Kalo dia gerak, pukul aja!
Langsung saja Desy mendapat pukulan di pantatnya. Berandal-berandal yang lain tertawa dan
bersorak. Mereka lalu mendorong dan menarik tubuhnya, membuat ia bergerak-gerak sehingga
mereka punya alasan lagi buat memukulnya. Berandal yang pertama tadi kembali dengan
membawa segulung plester besar. Ia mendorong Desy hingga berbaring telentang di atas meja.
Pertama ia melepaskan tangan Desy kemudian langsung mengikatnya dengan plester di sudutsudut meja, tangan Desy sekarang terikat erat dengan plester sampai ke kaki meja. Selanjutnya ia
melepaskan sepatu, jeans dan celana dalam Desy dan mengikatkan kaki-kaki Desy ke kaki-kaki
meja lainnya. Sekarang Desy berbaring telentang, telanjang bulat dengan tangan dan kaki
terbuka lebar menyerupai huruf X.
Waktu Pesta! berandal tadi lalu menurunkan celana dan celana dalamnya. Mata Desy
terbelalak melihat penisnya menggantung, setengah keras sepanjang 20 senti. Berandal tadi
memegang pinggul Desy dan menariknya hingga mendekati pinggir meja. Kemudian ia
menggosok-gosok penisnya hingga berdiri mengacung tegang.
Waktunya masuk! ia bersorak sementara teman-teman lainnya bersorak dan tertawa. Dengan
satu dorongan keras, penisnya masuk ke vagina Desy. Desy melolong kesakitan. Air mata
meleleh turun, sementara berandal tadi mulai bergerak keluar masuk. Temannya naik ke atas
meja, menduduki dada Desy, membuat Desy sulit bernafas. Kemudian ia melepaskan celananya,
mengeluarkan penisnya dari celana dalamnya. Plester di mulut Desy ditariknya hingga lepas.
Desy berusaha berteriak, tapi mulutnya langsung dimasuki oleh penis berandal yang ada di
atasnya. Langsung saja, penis tadi mengeras dan membesar bersamaan dengan keluar masuknya
penis tadi di mulut Desy. Pandangan Desy berkunang-kunang dan merasa akan pingsan, ketika
tiba-tiba mulutnya dipenuhi cairan kental, yang terasa asin dan pahit. Semprotan demi semprotan
masuk, tanpa bisa dimuntahkan oleh Desy. Desy terus menelan cairan tadi agar bisa terus
mengambil nafas.
Berandal yang duduk di atas dada Desy turun ketika kemudian, berandal yang sedang
meperkosanya di pinggir meja bergerak makin cepat. Ia memukuli perut Desy, membuat Desy
mengejang dan vaginanya berkontraksi menjepit penisnya. Ia kemudian memegang buah dada
Desy sambil terus bergerak makin cepat, ia mengerang-erang mendekati klimaks. Tangannya
meremas dan menarik buah dada Desy ketika tubuhnya bergetar dan sperma pun menyemprot
keluar, terus-menerus mengalir masuk di vagina Desy. Sementara itu berandal yang lainnya
berdiri di samping meja dan melakukan masturbasi, ketika pimpinan mereka mencapai
puncaknya mereka juga mengalami ejakulasi bersamaan. Sperma mereka menyemprot keluar
dan jatuh di muka, rambut dan dada Desy.

Desy tidak tahu apa yang terjadi selanjutnya, ketika tahu-tahu ia kembali sendirian di toko tadi,
masih terikat erat di atas meja. Ia tersadar ketika menyadari dirinya terlihat jelas, jika ada orang
lewat di depan tokonya. Desy meronta-ronta membuat buah dadanya bergoyang-goyang. Ia
menangis dan meronta berusaha melepaskan diri dari plester yang mengikatnya. Setelah
beberapa lama mencoba Desy berhasil melepaskan tangan kanannya. Kemudian ia melepaskan
tangan kirinya, kaki kanannya. Tinggal satu lagi.
Wah, wah, wah! terdengar suara laki-laki di pintu depan. Desy terkejut dan berusaha menutupi
dada dan vaginanya dengan kedua tangannya.
Tolong saya! ratap Desy.
Tolong saya Pak! Toko saya dirampok, saya diikat dan diperkosa! Tolong saya Pak, panggilkan
polisi!
Nama lu Desy kan? tanya laki-laki tadi.
Bagaimana bapak tahu nama saya? Desy bingung dan takut.
Gue Roy. Orang yang kerjaannya di toko ini lo rebut!.
Saya tidak merebut pekerjaan bapak. Saya tahu dari iklan di koran. Saya betul-betul tidak tahu
pak! Tolong saya pak!.
Gara-gara lo ngelamar ke sini gue jadi dipecat! Gue nggak heran lo diterima kalo liat bodi lo.
Desy kembali merasa ketakutan melihat Roy, seseorang yang belum pernah dilihat dan
dikenalnya tapi sudah membencinya. Desy kembali berusaha melepaskan ikatan di kaki kirinya,
membuat Raoy naik pitam. Ia menyambar tangan Desy dan menekuknya ke belakang dan
kembali diikatnya dengan plester, dan plester itu terus dilitkan sampai mengikat ke bahu, hingga
Desy betul-betul terikat erat. Ikatan itu membuat Desy kesakitan, ia menggeliat dan buah
dadanya semakin membusung keluar.
Lepaskan! Sakit! aduuhh! Saya tidak memecat bapak! Kenapa saya diikat?
Gue tadinya mau ngerampok nih toko, cuma kayaknya gue udah keduluan. Jadi gue rusak aja
deh nih toko.
Ia kemudian melepaskan ikatan kaki Desy sehingga sekarang Desy duduk di pinggir meja
dengan tangan terikat di belakang. Kemudian diikatnya lagi dengan plester.

Kemudian Roy mulai menghancurkan isi toko itu, etalase dipecahnya, rak-rak ditendang jatuh.
Kemudian Roy mulai menghancurkan kotak pendingin es krim yang ada di kanan Desy. Es krim
beterbangan dilempar oleh Roy. Beberapa di antaranya mengenai tubuh Desy, kemudian meleleh
mengalir turun, melewati punggungnya masuk ke belahan pantatnya. Di depan, es tadi mengalir
melalui belahan buah dadanya, turun ke perut dan mengalir ke vagina Desy. Rasa dingin juga
menempel di buah dada Desy, membuat putingnya mengeras san mengacung. Ketika Roy
selesai, tubuh Desy bergetar kedinginan dan lengket karena es krim yang meleleh.
Lo keliatan kedinginan! ejek Roy sambil menyentil puting susu Desy yang mengeras kaku.
Gue musti kasih lo sesuatu yang anget.
Roy kemudian mendekati wajan untuk mengoreng hot dog yang ada di tengah ruangan. Desy
melihat Roy mendekat membawa beberapa buah sosis yang berasap. Jangaann! Desy berteriak
ketika Roy membuka bibir vaginanya dan memasukan satu sosis ke dalam vaginanya yang terasa
dingin karena es tadi. Kemudian ia memasukan sosis yang kedua, dan ketiga. Sosis yang
keempat putus ketika akan dimasukan. Vagina Desy sekarang diisi oleh tiga buah sosis yang
masih berasap. Desy menangis kesakitan kerena panas yang dirasakannya.
Keliatannya nikmat! Roy tertawa.
Tapi gue lebih suka dengan mustard! Ia mengambil botol mustard dan menekan botol itu.
Cairan mustard keluar menyemprot ke vagina Desy. Desy menangis terus, melihat dirinya disiksa
dengan cara yang tak terbayangkan olehnya.
Sambil tertawa Roy melanjutkan usahanya menghancurkan isi toko itu. Desy berusaha
melepaskan diri, tapi tak berhasil. Nafasnya tersengal-sengal, ia tidak kuat menahan semua ini.
Tubuh Desy bergerak lunglai jatuh.
Hei! Kalo kerja jangan tidur! bentak Roy sambil menampar pipi Desy.
Lo tau nggak, daerah sini nggak aman jadi perlu ada alarm.
Desy meronta ketakutan melihat Roy memegang dua buah jepitan buaya. Jepitan itu bergigi
tajam dan jepitannya keras sekali. Roy mendekatkan satu jepitan ke puting susu kanan Desy,
menekannya hingga terbuka dan melepaskannya hingga menutup kembali menjepit puting susu
Desy. Desy menjerit dan melolong kesakitan, gigi jepitan tadi menancap ke puting susunya.
Kemudian Roy juga menjepit puting susu yang ada di sebelah kiri. Air mata Desy bercucuran di
pipi.
Kemudian Roy mengikatkan kawat halus di kedua jepitan tadi, mengulurnya dan kemudian
mengikatnya ke pegangan pintu masuk. Ketika pintu itu didorong Roy hingga membuka keluar,

Desy merasa jepitan tadi tertarik oleh kawat, dan membuat buah dadanya tertarik dan ia menjerit
kesakitan.
Nah, udah jadi. Lo tau kan pintu depan ini bisa buka ke dalem ama keluar, tapi bisa juga disetel
cuma bisa dibuka dengan cara ditarik bukan didorong. Jadi gue sekarang pergi dulu, terus nanti
gue pasang biar pintu itu cuma bisa dibuka kalo ditarik. Nanti kalo ada orang dateng, pas dia
dorong pintu kan nggak bisa, pasti dia coba buat narik tuh pintu, nah, pas narik itu alarmnya akan
bunyi!
Jangan! saya mohoon! mohon! jangan! jangan! ampun!
Roy tidak peduli, ia keluar dan tidak lupa memasang kunci pada pintu itu hingga sekarang pintu
tadi hanya bisa dibuka dengan ditarik. Desy menangis ketakutan, puting susunya sudah hampir
rata, dijepit. Ia meronta-ronta berusaha melepaskan ikatan. Tubuh Desy berkeringat setelah
berusaha melepaskan diri tanpa hasil. Lama kemudian terlihat sebuah bayangan di depan pintu,
Desy melihat ternyata bayangan itu milik gelandangan yang sering lewat dan meminta-minta.
Gelandangan itu melihat tubuh Desy, telanjang dengan buah dada mengacung.
Gelandang itu mendorong pintu masuk. Pintu itu tidak terbuka. Kemudian ia meraih pegangan
pintu dan mulai menariknya.
Desy berusaha menjerit Jangan! jangan! jangan buka! jangaann!, tapi gelandangan tadi tetap
menarik pintu, yang kemudian menarik kawat dan menarik jepitan yang ada di puting susunya.
Gigi-gigi yang sudah menancap di daging puting susunya tertarik, merobek puting susunya. Desy
menjerit keras sekali sebelum jatuh di atas meja. Pingsan.
Desy tersadar dan menjerit. Sekarang ia berdiri di depan meja kasir. Tangannya terikat ke atas di
rangka besi meja kasir. Sedangkan kakinya juga terikat terbuka lebar pada kaki-kaki meja kasir.
Ia merasa kesakitan. Puting susunya sekarang berwarna ungu, dan menjadi sangat sensitif. Udara
dingin saja membuat puting susunya mengacung tegang. Memar-memar menghiasi seluruh
tubuhnya, mulai pinggang, dada dan pinggulnya. Desy merasakan sepasang tangan berusaha
membuka belahan pantatnya dari belakang. Sesuatu yang dingin dan keras berusaha masuk ke
liang anusnya. Desy menoleh ke belakang, dan ia melihat gelandangan tadi berlutut di
belakangnya sedang memegang sebuah botol bir.
Jangan, ampun! Lepaskan saya pak! Saya sudah diperkosa dan dipukuli! Saya tidak tahan lagi.
Tapi Mbak, pantat Mbak kan belon. gelandangan itu berkata tidak jelas.
Jangan! Desy meronta, ketika penis gelandangan tadi mulai berusaha masuk ke anusnya.
Setelah beberapa kali usaha, gelandangan tadi menyadari penisnya tidak bisa masuk ke dalam

anus Desy. Lalu ia berlutut lagi, mengambil sebuah botol bir dari rak dan mulai mendorong dan
memutar-mutarnya masuk ke liang anus Desy.
Desy menjerit-jerit dan meronta-ronta ketika leher botol bir tadi mulai masuk dengan keadaan
masih mempunyai tutup botol yang berpinggiran tajam. Liang anus Desy tersayat-sayat ketika
gelandangan tadi memutar-mutar botol dengan harapan liang anus Desy bisa membesar.
Setelah beberapa saat, gelandangan tadi mencabut botol tadi. Tutup botol bir itu sudah dilapisi
darah dari dalam anus Desy, tapi ia tidak peduli. Gelandang itu kembali berusaha memasukan
penisnya ke dalam anus Desy yang sekarang sudah membesar karena dimasuki botol bir.
Gelandang tadi mulai bergerak kesenangan, sudah lama sekali ia tidak meniduri perempuan, ia
bergerak cepat dan keras sehingga Desy merasa dirinya akan terlepar ke depan setiap
gelandangan tadi bergerak maju. Desy terus menangis melihat dirinya disodomi oleh
gelandangan yang mungkin membawa penyakit kelamin, tapi gelandangan tadi terus bergerak
makin makin cepat, tangannya meremas buah dada Desy, membuat Desy menjerit karena puting
susunya yang terluka ikut diremas dan dipilih-pilin. Akhirnya dengan satu erangan, gelandang
tadi orgasme, dan Desy merakan cairan hangat mengalir dalam anusnya, sampai gelandangan
tadi jatuh terduduk lemas di belakang Desy.
Makasih ya Mbak! Saya puas sekali! Makasih. gelandangan tadi melepaskan ikatan Desy.
Kemudian ia mendorong Desy duduk dan kembali mengikat tangan Desy ke belakang, kemudian
mengikat kaki Desy erat-erat. Kemudian tubuh Desy didorongnya ke bawah meja kasir hingga
tidak terlihat dari luar.
Sambi terus mengumam terima kasih gelandangan tadi berjalan sempoyongan sambil membawa
beberapa botol bir keluar dari toko. Desy terus menangis, merintih merasakan sperma
gelandangan tadi mengalir keluar dari anusnya. Lama kemudian Desy jatuh pingsan kelelahan
dan shock. Ia baru tersadar ketika ditemukan oleh rekan kerjanya yang masuk pukul 6 pagi.

Sebenarnya aku tidak istimewa, wajahku juga tidak terlalu tampan, tinggi dan bentuk tubuhku
juga biasa-biasa saja. Tidak ada yang istimewa dalam diriku. Tapi entah kenapa aku banyak
disukai wanita. Bahkan ada yang terang-terangan mengajakku berkencan. Tapi aku tidak pernah

berpikir sampai ke sana. Aku belum mau pacaran. Waktu itu aku masih duduk di bangku kelas
dua SMA. Padahal hampir semua teman-temanku yang laki, sudah punya pacar. Bahkan sudah
ada yang beberapa kali ganti pacar. Tapi aku sama sekali belum punya keinginan untuk pacaran.
Walau sebenarnya banyak juga gadis-gadis yang mau jadi pacarku.
Waktu itu hari Minggu pagi. Iseng-iseng aku berjalan-jalan memakai pakaian olah raga. Padahal
aku paling malas berolah raga. Tapi entah kenapa, hari itu aku pakai baju olah raga, bahkan pakai
sepatu juga. Dari rumahku aku sengaja berjalan kaki. Sesekali berlari kecil mengikuti orangorang yang ternyata cukup banyak juga yang memanfaatkan minggu pagi untuk berolah raga
atau hanya sekedar berjalan-jalan menghirup udara yang masih bersih.
Tidak terasa sudah cukup jauh juga meninggalkan rumah. Dan kakiku sudah mulai terasa pegal.
Aku duduk beristirahat di bangku taman, memandangi orang-orang yang masih juga berolah raga
dengan segala macam tingkahnya. Tidak sedikit anak-anak yang bermain dengan gembira.
Belum lama aku duduk beristirahat, datang seorang gadis yang langsung saja duduk di
sebelahku. Hanya sedikit saja aku melirik, cukup cantik juga wajahnya. Dia mengenakan baju
kaos yang ketat tanpa lengan, dengan potongan leher yang lebar dan rendah, sehingga
memperlihatkan seluruh bahu serta sebagian punggung dan dadanya yang menonjol dalam
ukuran cukup besar. Kulitnya putih dan bersih celana pendek yang dikenakan membuat pahanya
yang putih dan padat jadi terbuka. Cukup leluasa untuk memandangnya. Aku langsung berpurapura memandang jauh ke depan, ketika dia tiba-tiba saja berpaling dan menatapku.
Lagi ada yang ditunggu?, tegurnya tiba-tiba.
Aku terkejut, tidak menyangka kalau gadis ini menegurku. Cepat-cepat aku menjawab dengan
agak gelagapan juga. Karena tidak menduga kalau dia akan menyapaku.
Tidak, Eh, kamu sendiri..?,aku balik bertanya.
Sama, aku juga sendirian, jawabnya singkat.
Aku berpaling dan menatap wajahnya yang segar dan agak kemerahan. Gadis ini bukan hanya
memiliki wajah yang cukup cantik tapi juga punya bentuk tubuh yang bisa membuat mata lelaki
tidak berkedip memandangnya. Apalagi pinggulnya yang bulat dan padat berisi. Bentuk kakinya
juga indah. Entah kenapa aku jadi tertarik memperhatikannya. Padahal biasanya aku tidak pernah
memperhatikan wanita sampai sejauh itu.
Jalan-jalan yuk, ajaknya tiba-tiba sambil bangkit berdiri.
Kemana?, tanyaku ikut berdiri.
Kemana saja, dari pada bengong di sini, sahutnya.
Tanpa menunggu jawaban lagi, dia langsung mengayunkan kakinya dengan gerakan yang indah
dan gemulai. Bergegas aku mengikuti dan mensejajarkan ayunan langkah kaki di samping
sebelah kirinya. Beberapa saat tidak ada yang bicara. Namun tiba-tiba saja aku jadi tersentak

kaget, karena tanpa diduga sama sekali, gadis itu menggandeng tanganku. Bahkan sikapnya
begitu mesra sekali. Padahal baru beberapa detik bertemu. Dan akujuga belum kenal namanya.
Dadaku seketika jadi berdebar menggemuruh tidak menentu. Kulihat tangannya begitu halus dan
lembut sekali. Dia bukan hanya menggandeng tanganku, tapi malah mengge1ayutinya. Bahkan
sesekali merebahkan kepalanya dibahuku yang cukup tegap.
Eh, nama kamu siapa?, tanyanya, memulai pembicaraan lebih dulu.
Angga, sahutku.
Akh.., kayak nama perempuan, celetuknya. Aku hanya tersenyum saja sedikit.
Kalau aku sih biasa dipanggil Ria, katanya langsung memperkenalkan diri sendiri. Padahal aku
tidak memintanya.
Nama kamu bagus, aku memuji hanya sekedar berbasa-basi saja.
Eh, boleh nggak aku panggil kamu Mas Angga?, Soalnya kamu pasti lebih tua dariku, katanya
meminta.
Aku hanya tersenyum saja. Memang kalau tidak pakai seragam Sekolah, aku kelihatan jauh lebih
dewasa. Padahal umurku saja baru tujuh belas lewat beberapa bulan. Dan aku memperkirakan
kalau gadis ini pasti seorang mahasiswi, atau karyawati yang sedang mengisi hari libur dengan
berolah raga pagi. Atau hanya sekedar berjalan-jalan sambil mencari kenalan baru.
Eh, bubur ayam disana nikmat lho. Mau nggak?, ujarnya menawarkan, sambil menunjuk
gerobak tukang bubur ayam.
Boleh, sahutku.
Kami langsung menikmati bubur ayam yang memang rasanya nikmat sekali. Apa lagi perutku
memang lagi lapar. Sambil makan, Ria banyak bercerita. Sikapnya begitu riang sekali,
membuatku jadi senang dan seperti sudah lama mengenalnya. Ria memang pandai membuat
suasana jadi akrab.
Selesai makan bubur ayam, aku dan gadis itu kembali berjalan-jalan. Sementara matahari sudah
naik cukup tinggi. Sudah tidak enak lagi berjalan di bawah siraman teriknya mentari. Aku
bermaksud mau pulang. Tanpa diduga sama sekali, justru Ria yang mengajak pulang lebih dulu.
Mobilku di parkir disana, katanya sambil menunjuk deretan mobil-mobil yang cukup
banyak terparkir.
Kamu bawa mobil?, tanyaku heran.
Iya. Soalnya rumahku kan cukup jauh. Malas kalau naik kendaraan umum, katanya beralasan.
Kamu sendiri?
Aku tidak menjawab dan hanya mengangkat bahu saja.
Ikut aku yuk, ajaknya langsung.
Belum juga aku menjawab, Ria sudah menarik tanganku dan menggandeng aku menuju ke
mobilnya. Sebuah mobil starlet warna biru muda masih mulus, dan tampaknya masih cukup

baru. Ria malah meminta aku yang mengemudi. Untungnya aku sering pinjam mobil Papa, jadi
tidak canggung lagi membawa mobil. Ria langsung menyebutkan alamat rumahnya. Dan tanpa
banyak tanya lagi, aku langsung mengantarkan gadis itu sampai ke rumahnya yang berada di
lingkungan komplek perumahan elite. sebenarnya aku mau langsung pulang. Tapi Ria menahan
dan memaksaku untuk singgah.
Ayo.., Sambil menarik tanganku, Ria memaksa dan membawaku masuk ke dalam rumahnya.
Bahkan dia langsung menarikku ke lantai atas. Aku jadi heran juga dengan sikapnya yang begitu
berani membawa laki-laki yang baru dikenalnya ke dalam kamar.
Tunggu sebentar ya, kata Ria setelah membawaku ke dalam sebuah kamar.
Dan aku yakin kalau ini pasti kamar Ria. Sementara gadis itu meninggalkanku seorang diri,
entah ke mana perginya. Tapi tidak lama dia sudah datang lagi. Dia tidak sendiri, tapi bersama
dua orang gadis lain yang sebaya dengannya. Dan gadis-gadis itu juga memiliki wajah cantik
serta tubuh yang ramping, padat dan berisi.
Aku jadi tertegun, karena mereka langsung saja menyeretku ke pembaringan. Bahkan salah
seorang langsung mengikat tanganku hingga terbaring menelentang di ranjang. Kedua kakiku
juga direntangkan dan diikat dengan tali kulit yang kuat. Aku benar-benar terkejut, tapi tidak bisa
berbuat apa-apa. Karena kejadiannya begitu cepat dan tiba-tiba sekali, hingga aku tidak sempat
lagi menyadari.
Aku dulu, Aku kan yang menemukan dan membawanya ke sini, kata Ria tiba-tiba sambil
melepaskan baju kaosnya.
Kedua bola mataku jadi terbeliak lebar. Ria bukan hanya menanggalkan bajunya, tapi dia
melucuti seluruh penutup tubuhnya. Sekujur tubuhku jadi menggigil, dadaku berdebar, dan
kedua bola mataku jadi membelalak lebar saat Ria mulai melepaskan pakaian yang dikenakannya
satu persatu sampai polos sama sekali.. Akhh tubuhnya luar biasa bagusnya.. baru kali ini aku
melihat payudara seorang gadis secara dekat, payudaranya besar dan padat. Bentuk pinggulnya
ramping dan membentuk bagai gitar yang siap dipetik, Bulu-bulu vaginanya tumbuh lebat di
sekitar kemaluannya. Sesaat kemudian Ria menghampiriku, dan merenggut semua pakaian yang
menutupi tubuhku, hingga aku henar-benar polos dalam keadaan tidak berdaya. Bukan hanya Ria
yang mendekatiku, tapi kedua gadis lainnya juga ikut mendekati sambil menanggalkan penutup
tubuhnya.
Eh, apa-apaan ini? Apa mau kalian?, aku membentak kaget.
Tapi tidak ada yang menjawab. Ria sudah menciumi wajah serta leherku dengan hembusan
napasnya yang keras dan memburu. Aku menggelinjang dan berusaha meronta. Tapi dengan
kedua tangan terikat dan kakiku juga terentang diikat, tidak mudah bagiku untuk melepaskan

diri. Sementara itu bukan hanya Ria saja yang menciumi wajah dan sekujur tubuhku, tapi kedua
gadis lainnya juga melakukan hal yang sama.
Sekujur tubuhku jadi menggeletar hebat Seperti tersengat listrik, ketika merasakan jari-jari
tangan Ria yang lentik dan halus menyambar dan langsung meremas-remas bagian batang
penisku. Seketika itu juga batang penisku tiba-tiba menggeliat-geliat dan mengeras secara
sempurna, aku tidak mampu melawan rasa kenikmatan yang kurasakan akibat penisku di kocokkocok dengan bergairah oleh Ria. Aku hanya bisa merasakan seluruh batangan penisku
berdenyut-denyut nikmat.
Aku benar-benar kewalahan dikeroyok tiga orang gadis yang sudah seperti kerasukan setan.
Gairahku memang terangsang seketika itu juga. Tapi aku juga ketakutan setengah mati. Berbagai
macam perasaan berkecamuk menjadi satu. Aku ingin meronta dan mencoba melepaskan diri,
tapi aku juga merasakan suatu kenikmatan yang biasanya hanya ada di dalam hayalan dan
mimpi-mimpiku.
Aku benar-benar tidak berdaya ketika Ria duduk di atas perutku, dan menjepit pinggangku
dengan sepasang pahanya yang padat. Sementara dua orang gadis lainnya yang kutahu bernama
Rika dan Sari terus menerus menciumi wajah, leher dan sekujur tubuhku. Bahkan mereka
melakukan sesuatu yang hampir saja membuatku tidak percaya, kalau tidak menyaksikan dengan
mata kepala sendiri.
Saat itu juga aku langsung menyadari kalau gadis-gadis ini bukan hanya menderita penyakit
hiperseks, tapi juga biseks. Mereka bisa melakukan dan mencapai kepuasan dengan lawan
jenisnya, dan juga dengan sejenisnya. Bahkan mereka juga menggunakan alat-alat untuk
mencapai kepuasan seksual. Aku jadi ngeri dan takut membayangkannya.
Sementara itu Ria semakin asyik menggerak-gerakkan tubuhnya di atas tubuhku. Meskipun ada
rasa takut dalam diriku, tetapi aku benar-benar merasakan kenikmatan yang amat sangat, baru
kali ini penisku merasakan kelembutan dan hangatnya lubang vagina seorang gadis, lembut,
rapat dan sedikit basah, Riapun merasakan kenikmatan yang sama, bahkan sesekali aku
mendengar dia merintih tertahan. Ria terus menggenjot tubuhnya dengan gerakan-gerakan yang
luar biasa cepatnya membuatku benar-benar tidak kuasa lagi menerima kenikmatan bertubi-tubi
aku berteriak tertahan. Ria yang mendengarkan teriakanku ini tiba-tiba mencabut vaginanya dan
secara cepat tangannya meraih dan menggenggam batang penisku dan melakukan gerakangerakan mengocok yang cepat, hingga tidak lebih dari beberapa detik kemudian aku merasakan
puncak kenikmatan yang luar biasa berbarengan dengan spermaku yang menyemprot dengan
derasnya. Ria terus mengocok-ngocok penisku sampai spermaku habis dan tidak bisa
menyemprot lagi tubuhku merasa ngilu dan mengejang.

Tetapi Ria rupanya tidak berhenti sampai disitu, kemudian dengan cepat dia dibantu dengan
kedua temannya menyedot seluruh spermaku yang bertebaran sampai bersih dan memulai
kembali menggenggam batang penisku erat-erat dengan genggaman tangannya sambil mulutnya
juga tidak lepas mengulum kepala penisku. Perlakuannya ini membuat penisku yang biasanya
setelah orgasme menjadi lemas kini menjadi dipaksa untuk tetap keras dan upaya Ria sekarang
benar-benar berhasil. Penisku tetap dalam keadaan keras bahkan semakin sempurna dan Ria
kembali memasukkan batangan penisku ke dalam vaginanya kembali dan dengan cepatnya Ria
menggenjot kembali vaginanya yang sudah berisikan batangan penisku.
Aku merasakan agak lain pada permainan yang kedua ini. Penisku terasa lebih kokoh, stabil dan
lebih mampu meredam kenikmatan yang kudapat. Tidak lebih dari sepuluh menit Ria
memperkosaku, tiba-tiba dia menjerit dengan tertahan dan Ria tiba-tiba menghentikan
genjotannya, matanya terpejam menahan sesuatu, aku bisa merasakan vagina Ria berdenyutdenyut dan menyedot-nyedot penisku, hingga akhirnya Ria melepaskan teriakannya saat ia
merasakan puncak kenikmatannya. Aku merasakan vagina Ria tiba-tiba lebih merapat dan
memanas, dan aku merasakan kepala penisku seperti tersiram cairan hangat yang keluar dari
vagina Ria. Saat Ria mencabut vaginanya kulihat cairan hangat mengalir dengan lumayan
banyak di batangan penisku..
Setelah Ria Baru saja mendapatkan orgasme, Ria menggelimpang di sebelah tubuhku. Setelah
mencapai kepuasan yang diinginkannya, melihat itu Sari langsung menggantikan posisinya.
Gadis ini tidak kalah liarnya. Bahkan jauh lebih buas lagi daripada Ria. Membuat batanganku
menjadi sedikit sakit dan nyeri. Hanya dalam tidak sampai satu jam, aku digilir tiga orang gadis
liar. Mereka bergelinjang kenikmatan dengan dalam keadaan tubuh polos di sekitarku, setelah
masing-masing mencapai kepuasan yang diinginkannya.
Sementara aku hanya bisa merenung tanpa dapat berbuat apa-apa. Bagaimana mungkm aku bisa
melakukan sesuatu dengan kedua tangan dan kaki terikat seperti ini?
Aku hanya bisa berharap mereka cepat-cepat melepaskan aku sehingga aku bisa pulang dan
melupakan semuanya. Tapi harapanku hanya tinggal angan-angan belaka. Mereka tidak
melepaskanku, hanya menutupi tubuhku dengan selimut. Aku malah ditinggal seorang diri di
dalam kamar ini, masih dalam keadaan telentang dengan tangan dan kaki terikat tali kulit. Aku
sudah berusaha untuk melepaskan diri. Tapi justru membuat pergelangan tangan dan kakiku jadi
sakit. Aku hanya bisa mengeluh dan berharap gadis-gadis itu akan melepaskanku.
Sungguh aku tidak menyangka sama sekali. Ternyata ketiga gadis itli tidak mau melepaskanku.
Bahkan mereka mengurung dan menyekapku di dalam kamar ini. Setiap saat mereka datang dan
memuaskan nafsu birahinya dengan cara memaksa. Bahkan mereka menggunakan obat-obatan
untuk merangsang gairahku. Sehingga aku sering kali tidak menyadari apa yang telah kulakukan
pada ketiga gadis itu. Dalam pengaruh obat perangsang, mereka melepaskan tangan dan kakiku.

Tapi setelah mereka mencapai kepuasan, kembali mengikatku di ranjang ini. Sehingga aku tidak
bisa meninggalkan ranjang dan kamar ini.
Dan secara bergantian mereka mengurus makanku. Mereka memandikanku juga di ranjang ini
dengan menggunakan handuk basah, sehingga tubuhku tetap bersih. Meskipun mereka merawat
dan memperhatikanku dengan baik, tapi dalam keadaan terbelenggu seperti ini siapa yang suka?
Berulang kali aku meminta untuk dilepaskan. Tapi mereka tidak pernah menggubris
permintaanku itu. Bahkan mereka mengancam akan membunuhku kalau berani berbuat macammacam. Aku membayangkan kalau orang tua dan saudara-saudara serta semua temanku pasti
kebingungan mencariku.
Karena sudah tiga hari aku tidak pulang akibat disekap gadis-gadis binal dan liar ini. Meskipun
mereka selalu memberiku makanan yang lezat dan bergizi, tapi hanya dalam waktu tiga hari saja
tubuhku sudah mulai kelihatan kurus. Dan aku sama sekali tidak punya tenaga lagi. Bahkan aku
sudah pasrah. Setiap saat mereka selalu memaksaku menelan obat perangsang agar aku tetap
bergairah dan bisa melayani nafsu birahinya. Aku benar-benar tersiksa. Bukan hanya fisik, tapi
juga batinku benar-benar tersiksa. Dan aku sama sekali tidak berdaya untuk melepaskan diri dari
cengkeraman gadis-gadis binal itu.
Tapi sungguh aneh. Setelah lima hari terkurung dan tersiksa di dalam kamar ini, aku tidak lagi
melihat mereka datang. Bahkan sehari semalam mereka tidak kelihatan. Aku benar-benar
ditinggal sendirian di dalam kamar ini dalam keadaan terikat dan tidak berdaya. Sementara
perutku ini terus menerus menagih karena belum diisi makanan. Aku benar-benar tersiksa lahir
dan batin.
Namun keesokan harinya, pintu kamar terbuka. Aku terkejut, karena yang datang bukan Ria,
Santi atau Rika Tapi seorang lelaki tua, bertubuh kurus. Dia langsung menghampiriku dan
membuka ikatan di tangan dan kaki. Saat itu aku sudah benar-benar lemah, sehingga tidak
mampu lagi untuk bergerak. Dan orang tua ini memintaku untuk tetap berbaring. Bahkan dia
memberikan satu stel pakaian, dan membantuku mengenakannya.
Tunggu sebentar, Bapak mau ambilkan makanan, katanya sambil berlalu meninggalkan kamar
ini.
Dan memang tidak lama kemudian dia sudah kembali lagi dengan membawa sepiring nasi
dengan lauk pauknya yang mengundang selera. Selama dua hari tidak makan, membuat nafsu
makanku jadi tinggi sekali. Sebentar saja sepiring nasi itu sudah habis berpindah ke dalam perut.
Bahkan satu teko air juga kuhabiskan. Tubuhku mulai terasa segar. Dan tenagaku berangsur
pulih.
Bapak ini siapa?, tanyaku
Saya pengurus rumah ini, sahutnya.
Lalu, ketiga gadis itu.., tanyaku lagi.

hh, Mereka memang anak-anak nakal. Maafkan mereka, Nak, katanya dengan nada sedih.
Bapak kenal dengan mereka?, tanyaku.
Bukannya kenal lagi. Saya yang mengurus mereka sejak kecil. Tapi saya tidak menyangka sama
sekali kalau mereka akan jadi binal seperti itu. Tapi untunglah, orang tua mereka telah
membawanya pergi dari sini. Mudah-mudahan saja kejadian seperti ini tidak terulang lagi,
katanya menuturkan dengan mimik wajah yang sedih.
Aku juga tidak bisa bilang apa-apa lagi. Setelah merasa tenagaku kembali pulih, aku minta diri
untuk pulang. Dan orang tua itu mengantarku sampai di depan pintu. Kebetulan sekali ada taksi
yang lewat. Aku langsung mencegat dan meminta supir taksi mengantarku pulang ke rumahku.
Di dalam perjalanan pulang, aku mencoba merenungi semua yang baru saja terjadi.
Aku benar-benar tidak mengerti, dan hampir tidak percaya. Seakan-akan semua yang terjadi
hanya mimpi belaka. Memang aku selalu menganggap semua itu hanya mimpi buruk. Dan aku
tidak berharap bisa terulang lagi. Bahkan aku berharap kejadian itu tidak sampai menimpa orang
lain. Aku selalu berdoa semoga ketiga gadis itu menyadari kesalahannya dan mau bertobat.
Karena yang mereka lakukan itu merupakan suatu kesalahan besar dan perbuatan hina yang
seharusnya tidak perlu terjadi.

Sebenarnya aku dilahirkan menjadi anak yang beruntung. Papa punya kedudukan di kantor dan
Mama seorang juru rias / ahli kecantikan terkenal. Sering jadi pembicara dimana-mana bahkan
sering menjadi perias pengantin orang-orang beken di kotaku. Sayangnya mereka semua orangorang sibuk. Kakakku, Kak Luna, usianya terpaut jauh diatasku 5 tahun. Hanya dialah tempatku
sering mengadu. Semenjak dia punya pacar, rasanya semakin jarang aku dan kakakku saling
berbagi cerita.
Saat itu aku masih SMP kelas 2, Kak Luna sudah di SMA kelas 2. Banyak teman-temanku
maupun teman kakakku naksir kepadaku. Kata mereka sih aku cantik. Walaupun aku merasa
biasa-biasa saja (Tapi dalam hati bangga lho.., he.., he..) Aku punya body bongsor dengan kulit
putih bersih. Rambut hitam lurus, mata bulat dan bibir seksi (katanya sich he.., he..). Saat itu aku
merasa bahwa payudaraku lebih besar dibandingkan teman-temanku, kadang-kadang suka malu
saat olah raga, nampak payudaraku bergoyang-goyang. Padahal sebenarnya hanya berukuran

34B saja. Salah seorang teman kakakku, Kak Agun namanya, sering sekali main ke rumah.
Bahkan kadang-kadang ikutan tidur siang segala. Cuma seringnya tidur di ruang baca, karena
sofa di situ besar dan empuk. Ruangannya ber AC, full music. Kak Agun bahkan dianggap
seperti saudara sendiri. Mama dan orang tuanya sudah kenal cukup lama.
Saat itu hari Minggu, Mama, Papa, dan Kak Luna pergi ke luar kota. Mak Yam pembantuku
pulang kampung, Pak Rebo tukang kebun sedang ke tempat saudaranya. Praktis aku sendirian di
rumah. Aku sebenarnya diajak Mama tapi aku menolak karena PR bahasa Inggrisku menumpuk.
Tiba-tiba aku mendengar bunyi derit rem. Aku melihat Kak Agun berdiri sambil menyandarkan
sepeda sportnya ke garasi. Tubuhnya yang dibalut kaos ketat nampak basah keringat.
Barusan olah raga, muter-muter, terus mampir, Mana Kak Luna?, tanyanya. Aku lalu
cerita bahwa semua orang rumah pergi keluar kota. Aku dan Kak Agun ngobrol di ruang baca
sambil nonton TV. Hanya kadang-kadang dia suka iseng, menggodaku. Tangannya seringkali
menggelitik pinggangku sehingga aku kegelian.
Aku protes, Datang-datang, bikin repot. Mending bantuin aku ngerjain PR. Eh, Kak Agun
ternyata nggak nolak, dengan seriusnya dia mengajariku, satu persatu aku selesaikan PR-ku.
Yess! Rampung!, aku menjerit kegirangan. Aku melompat dan memeluk Kak Agun, Ma kasih
Kak Agun. Nampaknya Kak Agun kaget juga, dia bahkan nyaris terjatuh di sofa.
Nah, karena kamu sudah menyelesaikan PR-mu, aku kasih hadiah kata Kak Agun.
Apa itu? Coklat?, kataku.
Bukan, tapi tutup mata dulu, kata dia. Aku agak heran tapi mungkin akan surprise terpaksa aku
menutup mata.
Tiba-tiba aku merasa kaget, karena bibirku rasanya seperti dilumat dan tubuhku terasa dipeluk
erat-erat.
Ugh, ugh, kataku sambil berusaha menekan balik tubuh Kak Agun.
Alit, nggak apa-apa, hadiah ini karena Kak Agun sayang Alit.
Rasanya aku tiba-tiba lemas sekali, belum sempat menjawab bibirku dilumat lagi. Kini aku diam
saja, aku berusaha rileks, dan lama-lama aku mulai menikmatinya. Ciuman Kak Agun begitu
lincah di bibirku membuat aku merasa terayun-ayun. Tangannya mulai memainkan rambutku,
diusap lembut dan menggelitik kupingku. Aku jadi geli, tapi yang jelas saat itu aku merasa beda.
Rasanya hati ini ada yang lain. Kembali Kak Agun mencium pipiku, kedua mataku, keningku
dan berputar-putar di sekujur wajahku. Aku hanya bisa diam dan menikmati. Rasanya saat itu
aku sudah mulai lain. Napasku satu persatu mulai memburu seiring detak jantungku yang
terpacu. Kemudian aku diangkat dan aku sempat kaget!
Kak Agun, kuat juga. Dia hanya tersenyum dan membopongku ke kamarku. Direbahkannya
aku di atas ranjang dan Kak Agun mulai lagi menciumku. Saat itu perasaanku tidak karuan antara
kepingin dan takut. Antara malu dan ragu. Ciuman Kak Agun terus menjalar hingga leherku.
Tangannya mulai memainkan payudaraku. Jangan, jangan, acch, acch, aku berusaha
menolak namun tak kuasa. Tangannya mulai menyingkap menembus ke kaos Snoopy yang

kupakai. Jari-jemarinya menari-nari di atas perut, dan meluncur ke BH. Terampil jemarinya
menerobos sela-sela BH dan menggelitik putingku. Saat itu aku benar-benar panas dingin,
napasku memburu, suaraku rasanya hanya bisa berucap dan mendesis-desis ss, ss,. Tarian
jemarinya membuatku terasa limbung, ketika dia memaksaku melepas baju, aku pun tak kuasa.
Nyaris tubuhku kini tanpa busana. Hanya CD saja yang masih terpasang rapi. Kak Agun kembali
beraksi, ciumannya semakin liar, dan jemarinya, telapak tangannya mengguncang-guncang
payudaraku, aku benar-benar sudah hanyut. Aku mendesis-desis merasakan sesuatu yang nikmat.
Aku mulai berani menjepit badannya dengan kakiku. Namun malahan membuatnya semakin liar.
Tangan Kak Agun menelusup ke CD-ku.
Aku menjerit, Jangan, jangan, aku berusaha menarik diri. Tapi Kak Agun lebih kuat.
Gesekan tangannya mengoyak-koyak helaian rambut kemaluanku yang tidak terlalu lebat. Dan
tiba aku merasa nyaris terguncang, ketika dia menyentuh sesesuatu di milikku. Aku
menggelinjang dan menahan napas, Kak Agun, ohh.., oh, aku benar-benar dibuatnya
berputar-putar. Jemarinya memainkkan clit-ku. Diusap-usap, digesek-gesek dan akhirnya aku
ditelanjangi. Aku hanya bisa pasrah saja. Tapi aku kaget ketika tiba-tiba dia berdiri dan penisnya
telah berdiri tegang. Aku ngeri, dan takut. Permainan pun dilanjutkan lagi, saat itu aku benarbenar sudah tidak kuasa lagi, aku pasrah saja, aku benar-benar tidak membalas namun aku
menikmatinya. Aku memang belum pernah merasakannya walau sebenarnya takut dan malu.
Tiba-tiba aku kaget ketika ada sesuatu yang mengganjal menusuk-nusuk milikku, Uch,
uch, aku menjerit.
Kak Agun, Jangan, ach, ch, ss, jangan.
Ketika dia membuka lebar-lebar kakiku dia memaksakan miliknya dimasukkan. Auuchh,
aku menjerit.
Achh!, Terasa dunia ini berputar saking sakitnya. Aku benar-benar sakit, dan aku bisa
merasakan ada sesuatu di dalam. Sesaat diam dan ketika mulai dinaik-turunkan aku menjerit lagi,
Auchh, auchh. Walaupun rasanya (katanya) nikmat saat itu aku merasa sakit sekali. Kak
Agun secara perlahan menarik miliknya keluar. Kemudian dia mengocok dan memuntahkan
cairan putih.
Saat itu aku hanya terdiam dan termangu, setelah menikmati cumbuan aku merasakan sakit yang
luar biasa. Betapa kagetnya aku ketika aku melihat sprei terbercak darah. Aku meringis dan
menangis sesenggukan. Saat itu Kak Agun memelukku dan menghiburku, Sudahlah Alit jangan
menangis, hadiah ini akan menjadi kenang-kenangan buat kamu. Sebenarnya aku sayang sama
kamu.
Saat itu aku memang masih polos, masih SMP, namun pengetahuan seksku masih minim. Aku
menikmati saja tapi ketika melihat darah kegadisanku di atas sprei, aku jadi bingung, takut, malu
dan sedih. Aku sebenarnya sayang sama Kak Agun tapi, (Ternyata akhirnya dia kawin dengan
cewek lain karena kecelakaan). Sejak itu aku jadi benci, benci, bencii, sama dia.

Aku masih ingat pada waktu itu tanggal 2 Maret 1998, aku mengantarkan adik iparku mengikuti
test di sebuah perusahaan di Surabaya. Pada saat adik iparku sebut saja Novi memasuki ruangan
test di perusahaan tersebut, aku dengan setia menunggu di ruang lobi perusahaan tersebut. Satu
setengah jam sudah aku menunggu selesainya Novi mengerjakan test tersebut hingga jam
menunjukkan pukul 11 siang, Novi mulai keluar dari ruangan dan menuju lobi. Aku tanya
apakah Novi bisa menjawab semua pertanyaan, dia menjawab, Bisa mas
Kalau begitu mari kita pulang pintaku. E sebelum pulang kita makan dulu, kamu kan lapar
Novi. Kemudian Novi menggangguk. Setelah beberapa saat Novi merasa badannya agak lemas,
dia bilang, Mas mungkin aku masuk angin nich, habis aku kecapekan belajar sih tadi malam.
Aku bingung harus berbuat apa, lantas aku tanya biasanya diapakan atau minum obat apa, lantas
dia bilang, Biasanya dikerokin mas Wah gimana yach kataku. Oke kalau begitu
sekarang kita cari losmen yach untuk ngerokin kamu Novi hanya mengangguk saja.
Lantas aku dan Novi mencari losmen sambil membeli minyak kayu putih untuk kerokan.
Kebetulan ada losmen sederhana, itulah yang kupilih. Setelah pesan kamar, aku dan Novi masuk
ke kamar 11 di ruang atas. Terus gimana cara mas untuk ngerokin kamu Nov, tanyaku. Tanpa
malu-malu dia lantas tiduran di kasur, sebab si Novi sudah menganggapku seperti kakak
kandungnya. Aku pun segera menghampirinya. Sini dong mas kerokin Dan astaga si Novi
buka bajunya, yang kelihatan BH-nya saja, jelas kelihatan putih dan payudaranya padat berisi.
Lantas si Novi tengkurap dan aku mulai untuk menggosokkan minyak kayu puih ke
punggungnya dan mulai mengeroki punggungnya.
Hanya beberapa kerokan saja Novi bilang, Entar mas BH-ku aku lepas sekalian yach
entar mengganggu mas ngerokin aku. Dan aku terbelalak betapa besar payudaranya dan
putingnya masih memerah, sebab dia kan masih perawan. Tanpa malu-malu aku lanjutkan untuk
mengeroki punggungnya. Setelah selesai semua aku bilang, Sudah Nov sudah selesai. Tanpa
kusadari Novi membalikkan badannya dengan telentang. Sekarang bagian dadaku mas tolong
dikerik sekalian. Aku senang bukan main. Jelas buah dadanya yang ranum padat itu tersentuh
tanganku. Aku berkali-kali berkata, Maaf dik yach aku nggak sengaja kok Nggak apaapa mas teruskan saja.

Hampir selesai kerokan dadanya, aku sudah kehilangan akal sehatku. Aku pegang payudaranya,
aku elus-elus. Si Novi hanya diam dan memejamkan matanya lantas aku ciumi buah dadanya
dan kumainkan pentilnya. Novi mendesis, Mas mas ahhahahahh Terus aku kulum
putingnya, tanganku pun nggak mau ketinggalan bergerilnya di vaginanya. Pertama dia
mengibaskan tanganku dia bilang, Jangan mas jangan mas Tapi aku nggak peduli terus
saja aku masukkan tanganku ke CD-nya, ternyata vaginanya sudah basah sekali. Lantas tanpa
diperintah oleh Novi aku buka rok dan CD-nya, dia hanya memejamkan matanya dan berkata
pelan, Yach mas Kini Novi sudah telanjang bulat tak pakai apa-apa lagi, wah putih mulus,
bulunya masih jarang maklum dia baru umur 20 tahun tamat SMA. Lantas aku mulai menciumi
vaginanya yang basah dan menjilati vaginanya sampai aku mainkan kelentitnya, dia mengerang
keenakan, Mas ahh uaa uaa mas
Dan mendesis-desis kegirangan, tangan Novi sudah gatal ingin pegang penisku saja. Lantas aku
berdiri, kubuka baju dan celanaku kemudian langsung saja Novi memegang penisku dan
mengocok penisku. Aku suruh dia untuk mengulum, dia nggak mau, Nggak mas jijik tuh,
nggak ah Novi nggak mau. Lantas kupegang dan kuarahkan penisku ke mulutnya. Jilatin
saja coba pintaku. Lantas Novi menjilati penisku, lama-kelamaan dia mau untuk mengulum
penisku, tapi pas pertama dia kulum penisku, dia mau muntah Huk.. huk aku mau muntah
mas, habis penisnya besar dan panjang nggak muat tuh mulutku. katanya. Isep lagi saja
Nov Lantas dia mulai mengulum lagi dan aku menggerayangi vaginanya yang basah. Lantas
aku rentangkan badan Novi.
Rasanya penisku sudah nggak tahan ingin merenggut keperawanan Novi. Novi mas
masukkan yah.. penis mas ke vaginamu, kataku. Novi bilang, Jangan mas aku kan masih
perawan. katanya. Aku turuti saja kemauannya, aku tidurin dia dan kugesek-gesekkan penisku
ke vaginanya. Dia merasakan ada benda tumpul menempel di vaginanya, Mas mas
jangan Aku nggak peduli, terus kugesekkan penisku ke vaginanya, lama-kelamaan aku
mencoba untuk memasukkan penisku ke vaginanya. Slep Novi menjerit, Ahk mas
jangan
Aku tetap saja meneruskan makin kusodok dan slep bles Novi menggeliat-geliat dan
meringis menahan sakitnya, Mas mas sakit tuh mas jangan Lalu Novi menangis,
Mas jangan dong Aku sudah nggak memperdulikan lagi, sudah terlanjur masuk penisku
itu.
Lantas aku mulai menggerakkan penisku maju mundur. Ah mas ah.. mas Rupanya
Novi sudah merasakan enak dan meringis-ringis kesenangan. Mas Aku terus dengan
cepatnya menggenjot penisku maju mundur. Mas.. mas Dan aku merasakan vagina Novi
mengeluarkan cairan. Rupanya dia sudah klimaks, tapi aku belum. Aku mempercepat
genjotanku. Terus mas terus mas lebih cepat lagi pinta Novi. Tak lama aku merasakan
penisku hampir mengeluarkan mani, aku cabut penisku (takut hamil sih) dan aku suruh untuk

Novi mengisapnya. Novi mengulum lagi dan terus mengulum ke atas ke bawah. Hem hem
enak mas Aku bilang, Terus Nov aku mau keluar nich Novi mempercepat kulumnya
dan cret cret maniku muncrat ke mulut Novi. Novi segera mencabut penisku dari
mulutnya dan maniku menyemprot ke pipi dan rambutnya. Ah ah Novi maafkan mas
yach aku khilaf Nov maaf yach! Nggak apa-apa mas semuanya sudah terlanjur kok
mas Lantas Novi bersandar di pangkuanku. Kuciumi lagi Novi dengan penuh kesayangan
hingga akhirnya aku dan Novi pulang dan setelah itu aku pun masih menanam cinta diam-diam
dengan Novi kalau istriku pas tidak ada di rumah.

Aku seorang cewek berumur 17 tahun dan masih kelas 2 SLTA. Diantara teman-teman, aku
mungkin paling pemalu. Aku sering naksir cowok tapi aku takut untuk memulai hubungan. Di
dalam kamar, aku sering membayang-bayangkan wajah cowok yang kutaksir, membayangkan
bagaimana kalau bercinta dengannya, berhubungan seks dengannya, sehingga hal ini sering
membuatku sangat terangsang. Akhirnya aku sering beronani dengan mengusap-usap vaginaku
yang
mungil.
Pada awalnya sih aku hanya senang mengusap-usap clitorisku sambil melihatnya lewat cermin
yang kuletakkan sedemikian rupa sehingga aku bisa memandangi vaginaku lewat kaca itu.
Mungkin karena keseringanku beronani dengan cara mengusap-usap bagian luar vagina dan
clitoris lama-kelamaan aku kurang puas jika hanya meraba clitoris, tanganku mulai merambah
daerah di bawah clitoris, meraba-raba bibir vaginaku yang mungil kemerahan dan ternyata
rasanya lebih nikmat meskipun geli sekali. Kadang-kadang bibir itu aku buka dengan tangan kiri
dan jari tangan kananku masukkan pelan-pelan ke dalam lubangnya, pada awalnya sih terasa
sakit tapi lama-kelamaan nikmat sekali, aku putar-putar jariku dalam lubang sambil sesekali aku
memasukkan dalam-dalam berusaha meraih tonjolan yang berada di ujung lubang vagina dan
rasanya selangit deh rasa-rasanya aku ingin memasukkan jari ini dan menggerakkan keluar
masuk secara cepat, terpikir olehku bagaimana rasanya kalau yang ada di dalamnya adalah
sebuah penis yang bergerak keluar masuk. Tak terbayang bagaimana rasanya. Tapi aku belum

berani melakukan hubungan seks dengan lelaki aku takut kalau hamil dan aku juga belum punya
pacar.
Karena keenakan hampir setiap hari aku beronani terkadang aku berpikir, aku hyperseks tapi
biarin deh yang penting nikmat. Karena seringnya beronani maka pada saat di kamar terkadang
aku sengaja tidak mengenakan celana dalam dan hanya mengenakan kaos dan rok atau hanya
mengenakan daster sehingga aku bebas meraba vaginaku. Sewaktu mengganggur sendirian di
kamar aku sering memandangi vaginaku lewat kaca cermin sambil membersihkannya dari
cairan-cairan atau merapikan rambut-rambut kemaluanku yang mulai panjang, bahkan aku
menyediakan waktu khusus untuk merawat vaginaku.
Suatu saat aku bangun pagi-pagi sekali dengan kondisi sangat bernafsu, memang nafsuku sangat
tinggi pada hari-hari menjelang haidku datang atau pada beberapa hari setelah haid, padahal
sebelum tidur aku telah beronani, pagi itu aku bingung mau bagaimana antara ingin memuaskan
diriku sendirian atau berhubungan seks karena malam itu aku mimpi berhubungan seks dengan
seseorang. Kemudian aku keluar kamar untuk pergi ke kamar mandi ingin pipis dulu, saat lewat
di ruang makan aku melihat pisang yang ada di atas meja makan sisa tadi malam. Tanpa pikir
panjang aku mengambil pisang itu satu dan aku bawa masuk ke kamar. aku langsung rebahan di
atas tempat tidur dan memulai beraksi. Aku meraba-raba vaginaku, sebentar saja vaginaku sudah
sangat basah, dan aku melepas daster yang kukenakan sehingga aku langsung telanjang bulat
karena aku hanya mengenakan daster. Pada saat itu aku tidak bisa menceritakan bagaimana
rasanya nafsuku benar-benar tinggi. Jari-jariku dengan liar merambah seluruh bagian vaginaku,
bahkan sampai clitorisnya aku pencet-pencet hingga nikmatnya luar biasa. Kalau biasanya hanya
satu jari yang kumasukkan ke liang vagina maka sekarang dua jari aku masukkan bersamaan dan
rasanya memang nikmat sekali sampai sampai seluruh badanku tergetar keenakan.
Kemudian kuambil pisang yang tadi aku ambil dari meja makan. Aku kupas dan kemudian
kumasukkan ke dalam vagina sambil membayangkan bahwa itu sebuah penis, saat mulai masuk
nikmat sekali kemudian setelah separuh lebih masuk dan dibiarkan di sana dalu sambil
menikmati bagaimana rasanya. Kemudian pisang itu kugerakkan keluar masuk secara pelahan,
rasanya nikmat sekali dan pisang itu aku gerakkan terus keluar masuk dengan tangan kanan
sementara tangan kiriku mengusap-usap clitorisku yang menonjol kemerah-merahan. Sambil
terus menggerakkan pisang itu aku berpikir kenapa tidak dari dulu kugunakan benda ini kalau
rasanya sangat nikmat begini, beberapa saat kemudian terasa olehku seperti ingin pipis yang
tertahan dan nikmat yang luar biasa itu tandanya aku segera akan orgasme dan benda itu aku
gerakkan dalam-dalam, ya ampun nikmatnya dan akupun orgasme dengan pisang yang sepertiga
masuk ke dalam vagina, aku sangat menikmati orgasme ini dan aku biarkan pisang itu ada di
sana dan tanganku pelan-pelan meraba-raba kedua payudaraku yang tidak pernah terjamah saat
aku onani karena aku lebih tertarik pada vaginaku, kuusap-usap putingku pelahan sambil
menikmati kenikmatan yang tiada taranya ini.

Setelah puas kutarik pisang itu pelan-pelan tapi pisang itu patah separuh dan yang separuhnya
masih ada di dalam vaginaku, setengah panik aku berusaha mengeluarkan separuh bagian pisang
itu dengan tangan tapi tak berhasil malah pisang itu makin masuk ke dalam. Aku sangat bingung
harus bagaimana, padahal hari ini aku juga harus ujian sekolah, aku langsung masuk ke kamar
mandi dan dengan selang air aku berusaha menyemprot vaginaku dengan air biar pisang itu
keluar, tapi tak berhasil juga malah bibir-bibir vaginaku menciut karena kedinginan, mau bilang
pada Mama aku malu setengah mati. Akhirnya kuputuskan untuk ke rumah sakit setelah ujian
nanti dan akupun bergegas berangkat ke sekolah. Setelah selesai berpakaian dan dandan, aku
mencoba berjalan tapi ya ampun terasa ada sesuatu yang menganjal di dalam vaginaku, maka
cara berjalankupun lucu aku tidak bisa berjalan dengan langkah biasa karena ada pisang dalam
vaginaku.
Sesampai di sekolah aku takut kalau teman-temanku tahu ada sesuatu yang tidak beres dalam
vaginaku, pelan-pelan aku jalan dengan langkah yang aneh. Sesampainya di depan kelas banyak
teman yang memperhatikan langkahku bahkan ada yang bertanya kenapa Rien kok langkahnya
kayak robot? aku diam saja sambil tersenyum kecut. lecet ya kakinya?. Untung dia menebak
dulu dan tinggal aku iyakan. Saat dudukpun aku bingung soalnya saat dipakai duduk pisang
sialan ini sangat terasa kalau mengganjal dan aku juga khawatir bagaimana kalau nanti pisang ini
keluar dan terjatuh saat aku sedang berjalan malu kan?
Akhirnya aku mengerjakan ujian dengan tidak konsen dan segera ingin pulang. Saat pulang
karena sangat tidak enak saat dipakai berjalan aku naik becak, hatiku ragu-ragu untuk ke rumah
sakit, Bagaimana nanti aku bilang pada dokter atau perawat? duh malunya! Akhirnya kuputuskan
untuk pulang saja. Sesampai di rumah aku lepas semua pakaianku, aku coba lagi mengeluarkan
pisang itu tapi ternyata sulit sekali akhirnya karena kelelahan aku tertidur dengan kondisi
telanjang dan kaki yang mengangkang karena posisi itulah yang paling nikmat.
Sore hari, aku terbangun dan berusaha lagi mengeluarkannya setelah makan siang yang
terlambat. Aku berdiri dengan setengah berjongkok sehingga vaginaku terbuka lebar dan jari
tangan kananku mencoba mengeluarkannya sementara tangan kiriku berpegangan pada tempat
tidur biar tidak jatuh. Tapi sia-sia saja usaha ini karena jari-jariku sulit menjangkaunya, akhirnya
karena setengah putus asa aku gunakan sebuah sumpit mie ayam untuk mencoba
mengeluarkannya. Dengan posisi yang sama pelan-pelan kumasukkan sumpit itu pelahan dan
setelah terasa sampai di pisang aku songkel pelan-pelan pisang itu karena terasa agak sakit.
Pelan-pelan terasa olehku kalau pisang itu akan keluar kemudian tangan kiri aku gunakan untuk
membuka bibir vaginaku biar pisang itu mudah keluar. Dan akhirnya, telepok, pisang itu
keluar dan terjatuh di antara kedua kakiku, lega sekali rasanya. Ketika aku melihat pisang yang
sudah jatuh itu aku agak geli juga benda itu bentuknya sudah tak karuan dan baunya juga sudah
tercampur dengan bau vaginaku, setengah hari dia berada di dalam vaginaku dan membuatku
kebingungan setengah mati. Kemudian aku buang pisang itu dan aku ke kamar mandi untuk
membersihkan vaginaku dari sisa-sisa pisang.

Akhirnya aku kapok menggunakan pisang untuk beronani dan kemudian aku berencana untuk
membeli sebuah dildo (penis buatan) untuk beronani. Dan aku sarankan buat teman-teman cewek
kalau kalian ingin beronani dan akan memasukkan sesuatu benda yang menyerupai penis ke
dalam vagina kalian jangan menggunakan pisang. Kalaupun akan menggunakan pisang gunakan
yang masih mentah (hijau) karena masih keras dan tidak mudah patah kemudian gunakanlah
secara pelan-pelan dan hati-hati agar tidak patah. Dan kalau cairan vaginamu sangat banyak
jangan menggunakan pisang meskipun pisang mentah karena cairan yang banyak akan
melembekkan pisang itu dan membuatnya cepat patah.

Sudah 11 tahun aku (36) dinikahi Prayitno (40). Kami dikaruniai dua orang anak yang masingmasing berusia 10 tahun dan 8 tahun. Kami tampak bahagia. Lebih-lebih secara ekonomi kami
memang berkecukupan. Karier suamiku di sebuah BUMN yang bonafide, cukup cemerlang.
Posisinyapun
bagus.
Aku dan suamiku tidak pernah bertengkar, Artinya, segala persoalan yang mewarnai kehidupan
rumah tangga kami, berhasil diatasi secepat mungkin. Aku merasa beruntung, suamiku bukan
tipe lelaki yang ingin mendominasi rumah tangganya. Dia memberiku kesempatan untuk
memberikan pendapat. Jika aku memprotes kebijakannya yang ku anggap salah, tentu dia akan
mentoleransinya. Selanjutnya, dia akan menarik kembali kebijakannya tersebut, lantas
mengubahnya sebagaimana yang ku harapkan.
Namun, tidak seorangpun tahu bahwa ada sebuah ganjalan dihatiku. Berkaitan dengan kondisi
seksualku. Jika selama ini suamiku tidak pernah mengeluh tentang pelayanan seksualku di atas
ranjang, itu bukan berarti aku mendapatkan kesan yang sama.
Benar, selama 11 tahun berkeluarga, aku nyaris tidak pernah mendapatkan orgasme. Kalaupun
dihitung, barangkali hanya belasan kali saja aku mencapai ke puncak orgasme di saat
berhubungan intim dengan suamiku.
Bahwa suamiku selalu mencapai puncaknya, memang benar. Ini lantaran aku selalu mendoktrin
diriku untuk selalu memberikan pelayanan yang memuaskan untuk suamiku. Bahwa apakah aku

puas atau tidak, itu bukan menjadi problem yang berarti bagiku. Masalahnya, aku telah memiliki
cara khusus agar mencapai orgasme dengan mudah. Tentu saja dengan caraku sendiri.
Sebenarnya sejak masa gadis, aku telah merasakan kepuasan tersendiri. Caranya, aku bermainmain dengan selang di kamar mandi. Awalnya kepuasan tersebut kuperoleh tanpa disengaja.
Suatu hari iseng-iseng aku menyemprotkan air lewat shower ke alat kemaluanku.
Tanpa ku sadari, aku merasakan kenikmatan luar biasa dari keisenganku itu, ada perasaan nikmat
yang tidak bisa ku ungkapkan dengan kata-kata dari air yang mengalir dari selang yang
menyentuh lembut bagian clitorisku. Aku merasakan diriku seperti di atas awan dan kadangkala
tubuhku berkejat-kejat ketika aku tidak mampu menahan kenikmatan yang kurasakan dari liang
kewanitaanku. Sejak itulah hampir setiap hari aku selalu bermain-main dengan selang
kesayanganku di kamar mandi. Tentu saja kebiasaanku ini tidak diketahui oleh anggota
keluargaku lainnya.
Setahun kemudian, aku tak hanya menyemprotkan air lewat selang, melainkan sudah
memasukkan selang ke dalam liang liang kewanitaanku, sekaligus menyemprotkan aliran air
dengan kecepatan rendah. Kalau sudah begini aku akan semakin betah bertahan di dalam kamar
mandi.
Kebiasaanku ini semakin lama semakin meningkat kualitasnya. Semenjak menikah aku sudah
tidak mendapatkan kepuasan dari selang berukuran sedang yang sering ku gunakan selama ini.
Aku mencoba menganti ukuran selangnya. Tentu saja berubah ke ukuran yang lebih besar. Dan,
aku kembali mendapatkan kepuasan baruku.
Suamiku tidak tahu bahwa lamanya aku di kamar mandi, bukan sekedar untuk mandi atau
mencuci tangan dan kaki saja. Sebab, aku selalu beralasan bahwa aku biasa berlama-lama untuk
mendapatkan refreshing, Aku kan sudah capek mengurus anak-anak. Jadi aku ingin
menyegarkan tubuhku dengan berlama-lama di kamar mandi, alasanku. Dan, suamiku tidak
pernah mempersoalkannya lagi.
Sampai sekarang suamiku tidak mengetahui rahasiaku ini, sekedar diketahui pembaca, aku
memancing gairah seksualku, aku sering berkhayal bersetubuh dengan lelaki yang bertubuh
kekar, berotot dan memiliki batang penis yang besar,panjang dan kokoh untuk mengawali
petualanganku di kamar mandi.
Anehnya lagi aku hanya membutuhkan waktu sekitar lima sampai dengan sepuluh menit saja
untuk mendapatkan puncak orgasme yang kuidam-idamkan. Ini jauh berbeda jika aku ingin
mendapatkan kepuasan bermain seks dengan suamiku, harus mendapatkan pemanasan lebih dari
lima belas menit, karena itu selama di kamar mandi aku bisa mendapatkan kepuasan orgasme

mencapai tiga sampai empat kali berturut-turut. Dan ini ku lakukan setiap hari, kecuali aku
sedang mengalami menstruasi.

Saya adalah seorang cewek yang tinggal di Malang. Saya lahir tanggal 25 Februari 1982.
Rambutku hitam panjang. Terus terang, Saya pernah pacaran dengan beberapa orang. Tetapi
karena
tidak
cocok,
kami
tidak
bisa
bertahan
lama.
Saya suka seks yang agak menyimpang. Ketika orang tua pada pergi ke Jepang, saya ditinggal
sendirian di rumah. Orang tua sudah berangkat. Mereka berangkat malam. Mereka pergi untuk 3
hari.
Hari pertama masih aman. Saya jalan-jalan. Tetapi memasuki hari kedua, saya sengaja bangun
agak siang. Kira-kira jam 9. Tiba-tiba pikiranku ngeres. Wah, rupanya saya kena. Saya cari
barang-barang seperti lilin, kabel, timun, wortel, tinta warna, dan minyak goreng. Hari sedang
cerah, saya pergi ke taman belakang. Di sana terdapat banyak semut. Saya melepas semua
pakaian yang saya gunakan lalu duduk di taman. Saya mengikat kabel pada tubuhku. Saya
mengikatnya dengan kencang. Kabel itu sudah terkelupas semua kulitnya, tinggal kawatnya saja.
Lalu saya telentang di taman sambil berjemur. Saya masukkan kabel ke trafo, maka tubuhku
terasa gemetar. Saya masukkan jari ke dalam liang kemaluan dan saya memainkan daging kecil
di dalamnya.
Setelah beberapa lama, terasa basah, saya lanjutkan terus. Sekarang saya memasukkan timun,
saya memasukkan dan mengeluarkannya, terasa nikmat. Lalu saya nyalakan lilin itu. Cairannya
segera membasahi tubuhku, panas. Sebagian ada yang tumpah ke daerah kemaluan, saya melepas
kabelnya.
Sekarang saya menggores tubuhku dengan tinta, saya tuang minyak goreng ke dalam liang
kewanitaan.
Nah, saat itu ada teman cowok yang datang. Dia suka sekali seks, saya suruh buka sendiri, saya
lempar kunci. Ketika dia masuk, dia langsung membuka pakaiannya. saya acuh, saya
memasukkan lilin ke dalam liang kewanitaan. Beberapa tetesan membuatku menangis. Dia
membantuku, Dia meremas bukitku, Sampai terasa sakit. Dia melilitkan kabel. Saya merasa

bukitku seret. Dia memasukkan sebuah wortel. Dia menggesek-gesekkan. Saat itu, dari dalam
liang sengama terasa ada cairan yang keluar. Panas matahari membuatku semakin terlena. Dia
melilitkan sabuk pada perutku dan membalutku dengan isolasi plastik, kecuali liang kewanitaan.
saya kesulitan bernafas. Saya diikatnya di kursi. Saya di jemur kira-kira 15 menit. Wah ketika
isolasi dibuka, tubuhku terasa panas, dan keringat mengalir seperti sungai.
Tiba-tiba dia menyodorkan alat vitalnya. Dia memasukkannya ke dalam liang senggamaku. Dia
mengocoknya. Wah, Nikmat bercampur sakit. Dalam keadaan terikat, saya meronta. Rupanya dia
kasihan. Lalu ikatan itu dilepas. Saya melepas atribut yang ada di tubuh. Karena terlalu lama
berjemur, tubuhku kelihatan berwarna-warni. Dia mendorongku ke rumput, dan saya terjatuh.
Dia memasukkan penisnya. Setelah beberapa lama, saya merasa cairan panas tumpah di dalam
liang kewanitaan. Dia mengeluarkan mani. Setelah itu, kami tertidur di taman. Kira-kira jam
14.00 saya bangun. Dia sudah pulang. Saya memasukkan wortel lagi ke dalam liang kemaluan
sampai banjir. Setelah itu saya mandi. Begitu tubuhku sudah bersih, saya melihat tubuh ini ada
bagian yang hitam dan merah dan kuning langsat. Hari itu, saya sama sekali tidak mengenakan
pakaian. Sengaja telanjang.
Malamnya, saya memanaskan lilin. Setelah lilin cair, namun tidak terlalu panas, saya
menuangkannya ke tubuhku. Lalu memasukkan jagung ke dalam liang kewanitaan. saya
melakukannya berulang kali. Di gudang ada laba-laba kecil, saya mengambilnya lalu
meletakkannya di tubuhku. Saya memegangi bukitku dan meremasnya. Terasa mengeras, saya
mengambil saus dan menuangkannya ke dalam liang kenikmatan. Terasa lekat. saya
memasukkan pisang dan mengocoknya hingga lendir mengalir membasahi selangkangan. Saya
lakukan terus hingga tertidur.
Keesokan harinya, saya bangun dengan keadaan terbungkus cairan lilin yang sudah mengeras
serta ada pisang di liang senggamaku. Saya kaget ketika liang kewanitaanku berdarah. Rupanya
hari itu hari haidku. Kemudian saya mandi dengan bersih, dan menjemput orang tua di airport.

Di tempat aku tinggal ada pembantu baru, lelaki, orangnya sepantaran aku, tinggi besar, lumayan
ganteng, malah terlalu ganteng untuk jadi pembantu, harusnya jadi cover boy. Namanya Budi.
Aku tertarik padanya karena dia type cowok idaman buatku. Aku kerap kali membayangkan

gimana kalo aku dientot olehnya, memekku dienjot kontolnya yang dari luar celananya kelihatan
menggembung, pertanda kontolnya besar.
Satu hari, aku tidak kerja sehingga dirumah seharian. Aku cuma pake daster yang mini tanpa bra,
sehingga toketku bergerak2 kalo aku jalan. Kalo papasan dengan dia, kulihat matanya lekat
menatap toketku yang bergerak2 itu, aku sih gak perduli. Siang itu gak ada siapa2 di tempat
tinggalku. Aku duduk di meja makan membaca koran setelah menyantap makan siangku. Dia
sedang ngepel di ruang makan. Aku sengaja mengangkangkan pahaku, sehingga dasterku yang
mini itu makin tersingkap ke atas dan pastinya cd ku akan bisa dilihat dengan jelas oleh dia yang
sedang ngepel itu. Aku tau bahwa dia pasti sedang melotot melihat paha dan cdku walaupun aku
tidak melihatnya karena terhalang meja makan, karena dia tidak selesai2 ngepel lantai di sekitar
meja makan itu. Aku kaget juga karena ternyata dia berani banget. Aku merasa ada rabaan di
pahaku. Paha makin kukangkangkan karena aku tau pasti dia sedang ngelus2 pahaku. Aku jadi
menggeliat2 karena rabaannya pada paha bagian dalam, Aah, erangku, karena napsuku mulai
naik. Kenapa Nes, napsu ya, katanya. Dia memang memanggil semua yang sepantaran dia di
tumah itu dengan namanya. Tanganmu nakal sih, kataku terengah. Abis kamu nantang duluan
sih. Udah tau aku lagi ngepel pake ngangkangin paha segala, jawabnya dengan tetap ngelus2
pahaku, elusannya makin lama makin naik ke atas. Kini tangannya mulai meraba dan meremes
memekku dari luar cdku, Aku semakin terangsang karena ulahnya, Aah Bud, ines jadi napsu
nih, erangku. Iya Nes, cd kamu udah basah begini. Kamu ternyata napsunya besar ya, mau
ngentot gak dengan aku, katanya terus terang. Aku terdiam mendengar ajakannya yang to the
point itu. Aku yakin kontolnya pasti udah ngaceng berat. Terasa jarinya menyusup kedalam cdku
lewat samping. Memang aku pake cd yang minim sekali sehingga dia mudah mengakses
memekku dari samping cdku. Terasa sekali jarinya mengorek2 memekku mencari itilku, setelah
ketemu langsung saja dikilik2nya. Bud, erangku. Memekku menjadi makin basah. Aku
duduknya menjadi setengah melorot sehingga dasterku makin terangkat keatas, membebaskan
selangkanganku. Dia makin nakal ulahnya, pahaku makin dikangkangkannya dan terasa
hembusan napasnya yang hangat di pahaku. Dia mulai menjilati pahaku, dari bawah bergerak
perlahan keatas sambil digigit2nya pelan. Aku menggigil menahan geli saat lidahnya menyelisuri
pahaku. Bud, kamu pinter banget ngerangsang Ines, udah biasa ngerangsang cewek ya, kataku
terengah. CD ku yang minim itu dengan mudah disingkirkan disingkirkan kesamping dan tak
lama kemudian terasa lidahnya menghunjam ke memekku yang sudah sangat basah. Aku hanya
pasrah saja atas perlakuannya, aku hanya bisa mengerang karena rangsangan pada memekku itu.
Lidahnya menyusup ke dalam memekku dan mulai bergerak keatas. Aku makin mengejang
ketika dia mulai menjilati itilku. Aah Bud, Ines sudah pengen dientot, aku mengerang saking
napsunya. Dia menghentikan aksinya, berdiri dan menarikku berdiri juga. Karena rumah sedang
sepi, dia langsung memelukku dan mencium bibirku dengan napsunya. Lidahnya menerobos
bibirku dan mencari lidahku, segera aku bereaksi yang sama sehingga lidah kami saling
membelit didalam mulutku. Pelukannya makin erat, Terasa ada sesuatu yang mengganjal
diperutku, kontolnya rupanya sudah ngaceng berat seperti dugaanku. Tangannya mulai bergerak
kebawah, meremas pantatku dari luar dasterku, sedang tangan satunya masih ketat mendekapku.

Aku menggelinjang karena remasan dipantatku dan tekanan kontolnya yang ngaceng itu makin
terasa diperutku. Aah, lenguhku sementara bibirku masih terus dikulumnya dengan penuh
napsu juga. Lidahnya kemudian dikeluarkan dari mulutku, bibirku dijilati kemudian turun ke
daguku. Tangannya bergeser dari pantatku ke arah memekku, Aah, kembali aku mengerang
ketika jarinya mulai mengilik memekku dari luar cdku. Lidahnya mengarah ke leherku,
dijilatinya sehingga aku menggeliat2 kegelian. Sementara itu jarinya sudah menyusup kembali
ke dalam cdku lewat samping dan mulai mengelus2 memekku yang sudah sangat basah itu dan
kemudian menjadikan itilku sasaran berikutnya.Digerakkannya jarinya memutar menggesek
itilku. Aku menjadi lemes dan bersender dipelukannya. Nes kekamarmu aja yuk, katanya
sambil menyeret tubuhku yang lemes itu kekamarku.
Di kamar aku didorongnya dengan keras sehingga terbaring diranjang, sementara dia mengunci
pintunya. Korden jendela ditutupnya sehingga ruangan menjadi agak gelap. Dia segera
menghampiriku, cdku ditariknya sehingga lepas dan dia mulai menggarap memekku lagi. Nes,
jembut kamu lebat sekali, gak heran napsu kamu gede banget. Dikilik sebentar aja udah basah
begini, katanya sambil mengangkangkan pahaku lagi. Jembutku disingkirkannya dan langsung
saja mulutnya menyosor memekku lagi. Bibir memekku diemutnya, lidahnya menyyusup masuk
melalui bibir memekku. Tanpa sadar aku meremes2 rambutnya. Lidahnya mulai menjilati itilku,
perutku mengejang karena menahan kenikmatan rangsangannya. Aah terus Bud, enak,
teriakku. Kepalanya kutekan sehingga menempel erat di memekku. Lidahnya makin seru saja
mengilik memek dan itilku. Cairan memekku diisepnya, itu membuatku makin melayang2.
Ketika aku udah hampir nyampe, dia menghentikan aksinya, Kenapa brenti, protesku. ines
sudah ampir nyampe. Dia membuka baju dan celannya, sekaligus dengan cdnya, benar
dugaanku. Ternyata kontolnya besar dan panjang, berdiri tegak karena sudah ngaceng berat. Aku
ditariknya bangun kemudian disuruh menelungkup dipinggir ranjang, saat itu aku masih
memakai daster miniku. Dia memposisikan dirinya dibelakangku, punggungku didorong sedikit
sehingga aku menjadi lebih nungging. Pahaku digesernya agar lebih membuka.
Aku menggelinjang ketika merasa ada menggesek2 memekku. Memekku yang sudah sangat licin
itu membantu masuknya kontol besarnya dengan lebih mudah. Kepala kontolnya sudah terjepit
di memekku. Terasa sekali kontolnya sesek mengganjal di selangkanganku. Aah, gede banget
kontolmu, erangku. Dia diam saja, malah terus mendorong kontolnya masuk pelan2. Aku
menggeletar ketika kontolnya masuk makin dalam. Nikmat banget rasanya kemasukan kontolnya
yang besar itu. Pelan2 dia menarik kontolnya keluar dan didorongnya lagi dengan pelan juga,
gerakan keluar masuk kontolnya makin cepat sehingga akhirnya dengan satu hentakan kontolnya
nancep semua di memekku. Aah, enak banget Bud kontolmu, jeritku. memekmu juga peret
banget deh Nes. baru sekali aku ngerasain memek seperet memekmu, katanya sambil
mengenjotkan kontolnya keluar masuk memekku. Huh, dengusku ketika terasa kontolnya
nancep semua di memekku, Terasa biji pelernya menempel ketat di pantatku. Memekku terasa
berdenyut meremes2 kontolnya yang nancep dalem sekali karena panjangnya. Tangannya yang
tadinya memegang pinggulku mulai menyusup kedalam dasterku dan meremes toketku dengan

gemesnya. Aku menjadi menggelinjang karenanya, sementara itu enjotan keluar masuk
kontolnya makin dipercepat. Tubuhku makin bergetar merasakan gesekan kontolnya di
memekku. Enak Bud, enjotin yang keras, aah, nikmatnya. Ines mau deh kamu entot tiap hari,
erangku gak karuan. Keluar masuknya kontolnya di memekku makin lancar karena cairan
memekku makin banyak, seakan menjadi pelumas kontolnya. Dia menelungkup dibadanku dan
mencium kudukku. Aku menjadi menggelinjang kegelian. Pinter banget dia merangsang dan
memberi aku nikmat yang luar biasa. Toketku dilepaskannya dan tangannya menarik wajahku
agar menengok ke belakang, kemudian bibirku segera diciumnya dengan napsunya. Lidahnya
kembali menyusup kedalam mulutku dan membelit lidahku. Tangannya kembali menyusup
kedalam dasterku dan meneruskan tugasnya meremes2 toketku. Sementara itu, kontolnya tetep
dienjotkan keluar masuk dengan cepat dan keras. Jembutnya yang kasar dan lebat itu berkali2
menggesek pantatku ketika kontolnya nancep semuanya di memekku. Aku menjadi mengerang
keenakan berkali2, ini menambah semangatnya untuk makin mgencar mengenjot memekku.
Pantatku mulai bergerak mengikuti irama enjotan kontolnya. Pantatku makin cepat bergerak
maju mundur menyambut enjotan kontolnya sehingga rasanya kontolnya nancep lebih dalem lagi
di memekku. Terus Bud, enjot yang keras, aah nikmat banget deh dientot kamu, erangku. Dia
makin seru saja mengenjot memekku dengan kontolnya. Aku tersentak. Perutku terasa kejang
menahan kenikmatan yang luar biasa. Bibirku kembali dilumatnya, aku membalas melumat
bibirnya juga, sementara gesekan kontolnya pada memekku tetep saja terjadi. Akhirnya aku tidak
dapat menahan rangsangan lebih lama, memekku mengejang dan Bud, Ines nyampe aah,
teriakku. Memekku berdenyut hebat mencengkeram kontolnya sehingga akhirnya, kontolnya
mengedut mengecretkan pejunya sampe 5 semburan. Terasa banget pejunya yang anget
menyembur menyirami memekku. Kontolnya terus dienjotkan keluar masuk seiring ngecretnya
pejunya. Akhirnya aku ambruk keranjang dan dia menindihku. Napasku memburu, demikian
juga napasnya. Kontolnya terlepas dari jepitan memekku sehingga terasa pejunya ikut keluar
mengalir di pahaku. Dia segera telentang diranjangku supaya tidak menindih aku. Nes, nikmat
banget deh memek kamu, peret dan empotannya kerasa banget, katanya. Kamu sudah sering
ngentot ya Bud, ahli banget bikin Ines nikmat. Kamu ngentot ama siapa aja, tanyaku. Kalo
enggak anak majikan ya istri majikan, jawabnya sambil cengar cengir. Wah nikmat banget
kamu, ada yang muasin kamu sembari kerja, jawabku sambil menelentangkan badanku
disebelahnya.
Dia bangun dan masuk kamar mandi, memang kamarku ada kamar mandi didalemnya. Terdengar
grujuan air, dia rupanya sedang membersihkan dirinya, sementara aku masih saja telentang di
ranjang menikmati sisa2 kenikmatan yang baru saja aku rasakan. Dia keluar dari kamar mandi,
dasterku yang sudah basah karena keringat dilepasnya sehingga aku terkapar telanjang bulat.
kamu napsuin deh Nes, toket kamu gede dan kenceng, mana pentilnya gede lagi. sering diemut
ya Nes, kamu nentotnya sama siapa sih, tanyanya. Aku hanya tersenyum mendengar ocehannya.
Aku paling suka liat jembut kamu, lebat banget sih. Aku paling napsu ngeliat cewek kayak
kamu ini, toketnya gede kenceng dan jembutnya lebat, nikmat banget dientotnya, katanya lagi.
Dia berbaring disebelahku dan memelukku, Nes aku pengen lagi deh, katanya. Aku kaget juga

dengernya, baru aja ngecret udah napsu lagi, tapi aku suka cowok kaya begini, udah kontolnya
gede dan panjang, kuat lagi ngentotnya. Dia mulai menciumi leherku dan lidahnya menjilati
leherku. Aku menggelinjang dan mulai terangsang juga. Bibirku segera diciumnya, lidahnya
kembali menyusup kedalam mulutku dan membelit lidahku. Sementara itu tangannya mulai
meremes2 toketku dengan gemes. Dia melepaskan bibirku tetapi lidahnya terus saja menjilati
bibirku, daguku, leherku dan akhirnya toketku. Pentilku yang sudah mengeras dijilatinya
kemudian diemutnya dengan rakus. Aku menggeliat2 karena napsuku makin memuncak juga.
Aash, kamu napsu banget sih Bud, tapi Ines suka banget, erangku. Toketku yang sebelah lagi
diremes2nya dengan gemes. Jari2nya menggeser kebawah, keperutlu, Puserku dikorek2nya
sehingga aku makin menggelinjang kegelian. Akhirnya jembutku dielus2nya, tidak lama karena
kemudian jarinya menyusup melalui jembutku mengilik2 memekku. Pahaku otomatis
kukangkangkan untuk mempermudah dia mengilik memekku. Aah, aku melenguh saking
nikmatnya. Dia membalik posisinya sehingga kepalanya ada di memekku, otomatis kontolnya
yang sudah ngaceng ada didekat mukaku. Sementara dia mengilik memek dan itilku dengan
lidahnya, kontolnya kuremes dan kukocok2, keras banget kontolnya. Kepalanya mulai kujilati
dan kuemut pelan, lidahnya makin terasa menekan2 itilku sehingga pantatku terangkat dengan
sendirinya.
Enggak lama aku mengemut kontolnya sebab dia segera membalikkan badannya dan
menelungkup diatasku, kontolnya ditancapkannya di memekku dan mulai ditekennya masuk
kedalam. Setelah nancep semua, mulai dia mengenjotkan kontolnya keluar masuk dengan cepat
da keras. Bibirku kembali dilumatnya dengan penuh napsu, sementara itu terasa banget
kontolnya mengisi seluruh ruang memekku sampe terasa sesek. Nikmat banget ngentot sama dia.
Aku menggeliat2kan pantatku mengiringi enjotan kontolnya itu. Cukup lama dia mengenjotkan
kontolnya keluar masuk, tiba2 dia berhenti dan mencabut kontolnya dari memekku. Dia turun
dari ranjang dan duduk di kursi, aku dimintanya untuk duduk dipangkuannya mengangkang
diantara kedua kakinya. Dia memelukku dengan erat. Aku sedikit berdiri supaya dia bisa
mengarahkan kontolnya yang masih ngaceng itu masuk ke memekku. Aku menurunkan badanku
sehingga sedikit2 kontolnya mulai ambles lagi di memekku. Aku menggeliat merasakan
nikmatnya kontolnya mendesak masuk memekku sampe nancep semuanya. Jembutnya
menggesek jembutku dan biji pelernya terasa menyenggol2 pantatku. Aku muali menaik
turunkan badanku mengocok kontolnya dengan memekku. Dia mengemut pentilku sementara
aku aktif bergerak naik turun. Nikmat banget, kayanya lebih nikmat dari tadi. Aah Bud, enak
banget deh, lebih nikmat dari yang tadi, erangku sambil terus menurun naikkan badanku
mengocok kontolnya yang terjepit erat di memekku. Memekku mulai berdenyut lagi meremes2
kontolnya, gerakanku makin liar, aku berusaha menancepkan kontolnya sedalam2nya di
memekku sambil mengerang2. Tangannya memegang pinggulku dan membantu agar aku terus
mengocok
kontolnya dengan memekku. Aku memeluk lehernya supaya isa tetep mengenjot kontolnya,
denyutan memekku makin terasa kuat, dia juga melenguh saking nikmatnya Nes, empotan
memekmu kerasa banget deh, mau deh aku ngentot ama kamu tiap hari. Akhirnya aku gak bisa

menahan rangsangan lebih lama dan Bud, Ines nyampe, aah, teriakku dan kemudian aku
terduduk lemas dipangkuannya.
Hebatnya dia belum ngecret juga, kayanya ronde kedua membuat dia bisa ngentot lebih lama.
Cape Nes, tanyanya tersenyum sambil terus memelukku. He eh, jawabku singkat. Pelan dia
mengangkat badanku dari pangkuannya sehingga aku berdiri, kontolnya lepas dari jepitan
memekku. Kontolnya masih keras dan berlumuran cairan memekku. Kembali aku dimintanya
nungging dipinggir ranjang, doyan banget dia dengan doggie style. aku sih oke aja dengan gaya
apa saja karena semua gaya juga nikmat buat aku. Dia menjilati kudukku sehingga aku
menggelinjang kegelian, perlahan jilatannya turun ke punggung. Terus turun ke pinggang dan
akhirnya sampe dipinggulku. Otot perutku terasa tertarik karena rangsangan jilatan itu. Mulutnya
terus menjilati, yang menjadi sasaran sekarang adalah pantatku, diciuminya dan digigitnya pelan.
Apalagi saat lidahnya mulai menyapu daerah sekitar lubang pantatku. Geli rasanya. Jilatannya
turun terus kearah memekku, kakiku dikangkangkannya supaya dia bisa menjilati memekku dari
belakang, Aku lebih menelungkup sehingga pantatku makin menungging dan memekku terlihat
jelas dari belakang. Dia menjilati memekku, sehingga kembali aku berteriak2 minta segera
dientot, Bud, nakal deh kamu, ayo dong Ines cepetan dientotnya. Dia berdiri dan
memposisikan kontolnya dibibir memekku dan dienjotkannya kedalam dengan keras sehingga
nancep semua dengan sekali enjotan. Dia mulai mengenjot memekku dengan kontolnya, makin
lama makin cepat. Aku kembali menggeliat2kan pantatku mengimbangi enjotan kontolnya
dimemekku. Jika dia mengejotkan kontolnya masuk aku mendorong pantatku kebelakang
sehingga menyambut kontolnya supaya nancep sedalam2nya di memekku. Toketku berguncang2
ketika dia mengenjot memekku. Dia merems2 toketku dan memlintir2 pentilnya sambil terus
mengenjotkan kontolnya keluar masuk. Terus Bud, nikmat banget deh, erangku lagi. Enjotan
berjalan terus, sementara itu aku mengganti gerakan pantatku dengan memutar sehingga efeknya
seperti meremes kontolnya. Dengan gerakan memutar, itilku tergesek kontolnya setiap kali dia
mengenjotkan kontolnya masuk. Denyutan memekku makin terasa keras, diapun melenguh,
Nes, nikmat banget empotan memek kamu. Akhirnya kembali aku kalah, aku nyampe lagi
dengan lenguhan panjang, Aah nikmatnya, Ines nyampeee.Otot perutku mengejang dan aku
ambruk ke ranjang karena lemesnya.
Aku ditelentangkan di ranjang dan segera dia menaiki tubuhku yang sudah terkapar karena
lemesnya. Pahaku dikangkangkannya dan segera dia menancapkan kembali kontolnya di
memekku. Kontolnya dengan mudah meluncur kedalam sehingga nancep semuanya karena
memekku masih licin karena cairan yang berhamburan ketika aku nyampe. Dia mulai
mengenjotkan lagi kontolnya keluar masuk. Hebat sekali staminanya, kayanya gak ada matinya
ni orang. Aku hanya bisa terkapar menikmati sisa kenikmatan dan rangsangan baru dari enjotan
kontolnya. Dia terus mengejotkan kontolnya dengan cepat dan keras. Dia kembali menciumi
bibirku, lherku dan dengan agak membungkukkan badan dia mengemut pentilku. Sementara itu
enjotan kontolnya tetap berlangsung dengan cepat dan keras. Aku agak sulit bergerak karena dia
agak menindih badanku, keringatku sudah bercampur aduk dengan keringatnya. Enggak tau

sudah berapa lama dia mengentoti ku sejak pertama tadi. Dia menyusupkan kedua tangannya
kepunggungku dan menciumku lagi. Kontolnya terus saja dienjotkan keluar masuk. Pertutku
mengejang lagi, aku heran juga kok aku cepet banget mau nyampe lagio dientot dia. Aku mulai
menggeliatkan pantatku, kuputar2 mengimbangi enjotan kontolnya. Memekku makin mengedut
mencengkeram kontolnya, pantatku terkadang terangkat menyambut enjotannya yang keras,
sampe akhirnya, terus Bud, yang cepet, Ines udah mau nyampe lagi, teriakku. Dia dengan
gencarnya mengenjotkan kontolnya keluar masuk dan, Aah Ines nyampe lagi, aku berteriak
keenakan. Berbarengan dengan itu terasa sekali semburan pejunya yang kuat di memekku.
Diapun ngecret dan ambruk diatas badanku. Kami sama2 terkulai lemes, lebih2 aku karena aku
udah nyampe 3 kali sebelum dia akhirnya ngecret dimemekku. Bud, kamu kuat banget deh
ngentotnya, mana lama
lagi. Nikmat banget ngentot ama kamu. Kapan kamu ngentotin Ines lagi, kataku. Dia tersenyum
mendengar sanjunganku. Kalo ada kesempatan ya aku sih mau aja ngentotin kamu. memek
kamu yang paling nikmat dari semua cewek yang pernah aku entot, jawabnya memuji. Dia
kemudian meninggalkanku terkapar telanjang karena nikmat.
Malemnya, aku sudah tertidur, terdengar garukan di pintu kamarku. Aku terbangun, Siapa
kataku lirih. Aku Nes, terdengar suara Budi, rupanya dia belum puas ngentotin aku tadi siang,
minta nambah lagi malem ini. Gak ada matinya rupanya dia. Aku bangun dan membukakan
pintu. Segera dia masuk dan memeluk tubuhku yang hanya terbalut cd minim. Nes, aku pengen
ngerasain empotan memek kamu lagi ya, boleh kan, katanya. Aku kalo tidur hanya pake cd saja
karena gerah hawanya dikamar. Dia lalu berbaring telentang di ranjang, lalu aku mulaijongkok di
atasnya dan menciumi nya, tangannya mengusap-usap punggungku. Bibirnya kukulum,
Hmmmhh hmmhhh dia mendesah-desah. Setelah puas melumat bibir dan lidahnya, aku
mulai bergerak ke bawah, menciumi dagunya, lalu lehernya. Kaosnya kusingkapkan dari bawah
lalu kuciumi dadanya. Hmmmhhh aduh Nes enak .. rintihnya. Dia terus mendesah sementara
aku mulai menciumi perutnya, lalu pusarnya, sesekali dia berteriak kecil kegelian. Akhirnya
risleting celana pendeknya kubuka, kusingkapkan cdnya, kontolnya yang sudah ngaceng berat
kupegang dan kukocok2, Ahhhhh Hhhh. Hmmhmh Ohhh Nes dia cuman bisa
mendesah doang. Kontolnya langsung kukenyot-kenyot, sementara dia meemas-remas rambutku
saking enaknya, Ehmm Ehmm Mungkin sekitar 5 menitan aku ngemut kontolnya,
kemudian aku bilang, Bud sekarang giliran kamu yach? Dia cuma tersenyum, lalu bangkit
sembari memelorotkan celana pendek dan celana dalamnya, sedangkan aku sekarang yang ganti
tiduran. Dia mulai nyiumin bibirku, aku mencoba ngelepasin kaosnya, lalu dia langsung
melepasnya dan meletakkan di sebelahnya. Dia pun mulai menciumi leherku sementara
tangannya meraba-raba toketku dan diremasnya. Hmhmhhm Hmhmhmh ganti aku yang
mendesah keenakan. Apalagi ketika dia menjilati pentilku yang tebal dan berwarna coklat tua.
Setelah puas melumat pentilku bergantian, dia mulai menjilati perutku dan ingin memelorotkan
CDku. Aku mengangkat pantatku, lalu dia memelorotkan CDku. Dia langsung menciumi
memekku dengan penuh napsu, otomatis pahaku mengangkang supaya dia bisa mudah menjilati
memek dan itilku. Ahh.. Ahhhh aku mengerang dan mendesah keras keenakan. Sesekali

kudengar slurrp slurrp dia menyedot memekku yang sudah


mulai basah itu. Ahhhh Bud Enak desahan ku semakin keras saja karena merasa
nikmat, seakan tidak peduli kalau terdengar orang di luar. Napsuku sudah sampe ubun2, dia
kutarik untuk segera menancapkan kontol besarnya di memekku yang sudah gatel sekali rasanya,
pengen digaruk pake kontol.
Pelan-pelan dia memasukkan kontolnya ke dalam memekku. dengan satu enjotan keras dia
menancapkan seluruh kontolnya dalam memekku. Uh uhhh. Ahhhhhhhnikmat banget
Bud desahku ketika dia mulai asyik menggesek-gesekkan kontolnya dalam memekku. Aku
menggoyang pinggulku seirama dengan keluar masuknya kontolnya di memekku. Dia
mempercepat gerakannya. Gak lama dienjot aku sudah merasa mau nyampe, AhBudAku
sepertinya mau ahhh dia malah mempergencar enjotan kontolnya dimemekku, Bareng
nyampenya ya Nes, aku juga dah mau ngecret, katanya terengah. Enjotan kontolnya makin
cepat saja, sampe akhirnya, Bud, Ines nyampe aah, badanku mengejang karena nikmatnya,
terasa memekknu berdenyut2 meremas kontolnya sehingga diapun menyodokkan kontolnya
dengan keras, Nes, aku ngecret aah, terasa semburan pejunya yang deres dimemekku. Dia
terkapar lemes diatas badanku, demikian pula aku. Setelah istirahat sejenak, dia mencabut
kontolnya , memakai pakaiannya dan keluar meninggalkan aku terkapar telanjang di ranjang.
Sejak itu setiap ada kesempatan, aku selalu minta dientot sama dia.

Hari ini seperti biasa aku perhatikan istriku sedang bersiap untuk berangkat kerja, sementara aku
masih berbaring. Istriku memang harus selalu berangkat pagi, tidak seperti pekerjaanku yang
tidak mengharuskan berangkat pagi. Tidak lama kemudian aku perhatikan dia berkata sesuatu,
pamitan, dan perlahan meninggalkan rumah. Sementara aku bersiap kembali untuk tidur, kembali
kudengar suara orang mendekat ke arah pintu kamar. Tetapi langsung aku teringat pasti
pembantu rumah tangga kami, Lia, yang memang mendapat perintah dari istriku untuk bersihbersih rumah sepagi mungkin, sebelum mengerjakan yang lain.
Lia ini baru berumur 17 tahun, dengan tinggi badan yang termasuk pendek namun bentuk
tubuhnya sintal. Aku hanya perhatikan hal tersebut selama ini, dan tidak pernah berfikir macam-

macam sebelumnya. Tidak berapa lama dari suara langkah yang kudengar tadi, Lia pun mulai
tampak di pintu masuk, setelah mengetuk dan meminta izin sebentar, ia pun masuk sambil
membawa sapu tanpa menunggu izin dariku. Baru pagi ini aku perhatikan pembantuku ini, not
bad at all.
Karena aku selalu tidur hanya dengan bercelana dalam, maka aku pikir akan ganggu dia. Dengan
masih pura-pura tidur, aku menggeliat ke samping hingga selimutku pun tersingkap. Sehingga
bagian bawahku sudah tidak tertutup apapun, sementara karena bangun tidur dan belum sempat
ke WC, kemaluanku sudah mengeras sejak tadi. Dengan sedikit mengintip, Lia berkali-kali
melirik kearah celana dalamku, yang didalamnya terdapat Mr. Pennyku yang sudah membesar
dan mengeras. Namun aku perhatikan dia masih terus mengerjakan pekerjaannya sambil tidak
menunjukkan perasaannya.
Setelah itu dia selesai dengan pekerjaannya dan keluar dari kamar tidur. Akupun bangun ke
kamar mandi untuk buang air kecil. Seperti biasa aku lepas celana dalamku dan kupakai handuk
lalu keluar mencari sesuatu untuk minum. Kulihat Lia masih meneruskan pekerjaannya di ruang
lain, aku rebahkan diriku di sofa depan TV ruang keluarga kami. Sejenak terlintas untuk
membuat Lia lebih dalam menguasai pelajarannya. Lalu aku berfikir, kira-kira topik apa yang
akan aku pakai, karena selama ini aku jarang sekali bicara dengan dia.
Sambil aku perhatikan Lia yang sedang sibuk, aku mengingat-ingat yang pernah istriku katakan
soal dia. Akhirnya aku ingat bahwa dia memiliki masalah bau badan. Dengan tersenyum gembira
aku panggil dia dan kuminta untuk berhenti melakukan aktivitasnya sebentar. Lia pun mendekat
dan mengambil posisi duduk di bawah. Duduknya sangat sopan, jadi tidak satupun celah untuk
melihat perangkatnya. Aku mulai saja pembicaraanku dengannya, dengan menanyakan apakah
benar dia mempunyai masalah BB. Dengan alasan tamu dan relasiku akan banyak yang datang
aku memintannya untuk lebih perhatian dengan masalahnya.
Dia hanya mengiyakan permintaanku, dan mulai berani mengatakan satu dua hal. Semakin baik
pikirku. Masih dengan topik yang sama, akupun mengajaknya ngobrol sejenak, dan mendapat
respon yang baik. Sementara dudukku dengan sengaja aku buat seolah tanpa sengaja, sehingga
Mr. Pennyku yang hanya tertutup handuk akan terlihat sepenuhnya oleh Lia. Aku perhatikan
matanya berkali-kali melirik ke arah Mr. Pennyku, yang secara tidak sengaja mulai bangun.
Lalu aku tanyakan apa boleh mencium BB-nya, sebuah pertanyaan yang cukup mengagetkannya,
selain karena pertanyaan itu cukup berani, juga karena matanya yang sedang melirik ke anu ku.
Untuk menutupi rasa malunya, diapun hanya mengangguk membolehkan.
Aku minta dia untuk mendekat, dan dari jarak sekian centimeter, aku mencoba mencium BBnya.
Akalku mulai berjalan, aku katakan tidak begitu jelas, maka dengan alasan pasti sumbernya dari
ketiaknya, maka aku minta dia untuk menunjukkan ketiaknya. Sejenak dia terdiam, mungkin
dipikirnya, apakah ini harus atau tidak. Aku kembali menyadarkannya dengan memintanya

kembali memperlihatkan ketiaknya. Melihat tatapannya aku mengerti bahwa dia tidak tahu apa
yang harus dikerjakannya untuk memenuhi permintaanku. Maka aku dengan cepat menuntunnya
agar dia tidak bingung akan apa yang harus dilakukan. Dan aku katakan, naikkan saja baju
kaosnya sehingga aku dapat memeriksa ketiaknya, dan aku katakan jangan malu, toh tidak ada
siapapun di rumah.
Perlahan diangkatnya baju kaosnya dan akupun bersorak gembira. Perlahan kulit putih mulusnya
mulai terlihat, dan lalu dadanya yang cukup besar tertutup BH sempit pun mulai terlihat. Mr.
Pennyku langsung membesar dan mengeras penuh. Setelah ketiaknya terlihat, akupun memberi
perhatian, kudekatkan hidungku terlihat bulu ketiaknya cukup lebat. Setelah dekat aku hirup
udara sekitar ketiak, baunya sangat merangsang, dan akupun semakin mendekatkan hidungku
sehingga menyentuh bulu ketiaknya. Sedikit kaget, dia menjauh dan menurunkan bajunya. Lalu
aku katakan bahwa dia harus memotong bulu ketiaknya jika ingin BBnya hilang. Dia
mengangguk dan berjanji akan mencukurnya. Sejenak aku perhatikan wajahnya yang tampak
beda, merah padam. Aku heran kenapa, setelah aku perhatikan seksama, matanya sesekali
melirik ke arah Mr. Pennyku. Ya ampun, handukku tersingkap dan Mr. Pennyku yang
membesar dan memanjang, terpampang jelas di depan matanya. Pasti tersingkap sewaktu dia
kaget tadi.
Lalu kuminta Lia kembali mendekat, dan aku katakan bahwa ini wajar terjadi, karena aku sedang
berdekatan dengan perempuan, apalagi sedang melihat yang berada di dalam bajunya. Dengan
malu dia tertunduk. Lalu aku lanjutkan, entah pikiran dari mana, tiba-tiba aku memuji badannya,
aku katakan bahwa badannya bagus dan putih. Aku juga mengatakan bahwa bibirnya bagus.
Entah keberanian dari mana, aku bangun sambil memegang tangannya, dan memintanya berdiri
berhadapan. Sejenak kami berpandangan, dan aku mulai mendekatkan bibirku pada bibirnya.
Kami berciuman cukup lama dan sangat merangsang. Aku perhatikan dia begitu bernafsu,
mungkin sudah sejak tadi pagi dia terangsang.
Tanganku yang sudah sejak tadi berada di dadanya, kuarahkan menuju tangannya, dan
menariknya menuju sofa. Kutidurkan Lia dan menindihnya dari pinggul ke bawah, sementara
tanganku berusaha membuka bajunya. Beberapa saat nampaknya kesadaran Lia bangkit dan
melakukan perlawanan, sehingga kuhentikan sambil membuka bajunya, dan aku kembali
mencium bibirnya hingga lama sekali. Begitu Lia sudah kembali mendesah, perlahan tangan
yang sejak tadi kugunakan untuk meremas dadanya, kuarahkan ke belakang untuk membuka
kaitan BHnya. Hingga terpampanglah buah dadanya yang berukuran cukup besar dengan puting
besar coklat muda.
Lumatan mulutku pada buah dadanya membuatnya sudah benar-benar terangsang, sehingga
dengan mudah tanganku menuju ke arah Veggynya yang masih bercelana dalam, sedang
tanganku yang satunya membawa tangannya untuk memegang Mr. Pennyku. Secara otomatis
tangannya meremas dan mulai naik turun pada Mr. Pennyku. Sementara aku sibuk menaikkan

roknya hingga celana dalamnya terlihat seluruhnya. Dan dengan menyibakkan celana dalamnya,
Veggynya yang basah dan sempit itupun sudah menjadi mainan bagi jari-jariku. Namun tidak
berapa lama, kurasakan pahanya menjepit tanganku, dan tangannya memegang tanganku agar
tidak bergerak dan tidak meninggalkan Veggynya. Kusadari Lia mengalami orgasme yang
pertama
Setelah mereda, kupeluk erat badannya dan berusaha tetap merangsangnya, dan benar saja,
bebrapa saat kemudian, nampak dirinya sudah kembali bergairah, hanya saja kali ini lebih berani.
Lia membuka celana dalamnya sendiri, lalu berusaha mencari dan memegang Mr. Pennyku.
Sementara secara bergantian bibir dan buah dadanya aku kulum. Dan dengan tanganku,
Veggynya kuelus-elus lagi mulai dari bulu-bulu halusnya, bibir Veggynya, hingga ke dalam,
dan daerah sekitar lubang pantatnya. Sensasinya pasti sungguh besar, sehingga tanpa sadar Lia
menggelinjang-gelinjang keras. Kesempatan ini tidak aku sia-siakan, bibirku pindah menuju
bibirnya, sementara Mr. Pennyku ku dekatkan ke bibir Veggynya, ku elus-elus sebentar, lalu
aku mulai selipkan pada bibir Veggy pembantuku ini.
Sudah seperti layaknya suami dan istri, kami seakan lupa dengan segalanya, Lia bahkan
mengerang minta Mr. Pennyku segera masuk. Karena basahnya Veggy Lia, dengan mudah
Mr. Pennyku masuk sedikit demi sedikit. Sebagai wanita yang baru pertama kali berhubungan
badan, terasa sekali otot Veggy Lia menegang dan mempersulit Mr. Pennyku untuk masuk.
Dengan membuka pahanya lebih lebar dan mendiamkan sejenak Mr. Pennyku, terasa Lia agak
rileks. Ketika itu, aku mulai memaju mundurkan Mr. Pennyku walau hanya bagian kepalanya
saja. Namun sedikit demi sedikit Mr. Pennyku masuk dan akhirnya seluruh batangku masuk ke
dalam Veggynya. Setelah aku diamkan sejenak, aku mulai bergerak keluar dan masuk, dan
sempat kulihat cairan berwarna merah muda, tanda keperawanannya telah kudapatkan.
Erangan nikmat kami berdua, terdengar sangat romantis saat itu. Lia belajar sangat cepat, dan
Veggynya terasa meremas-remas Mr. Pennyku dengan sangat lembut. Hingga belasan menit
kami bersetubuh dengan gaya yang sama, karena ku pikir nanti saja mengajarkannya gaya lain.
Mr. Pennyku sudan berdenyut-denyut tanda tak lama lagi aku akan ejakulasi. Aku tanyakan
pada Lia, apakah dia juga sudah hampir orgasme. Lia mengangguk pelan sambil terrsenyum.
Dengan aba-aba dari ku, aku mengajaknya untuk orgasme bersama. Lia semakin keras
mengelinjang, hingga akhinya aku katakan kita keluar sama-sama. Beberapa saat kemudian aku
rasakan air maniku muncrat dengan derasnya didalam Veggynya yang juga menegang karena
orgasme. Lia memeluk badanku dengan erat, lupa bahwa aku adalah majikannya, dan akupun
melupakan bahwa Lia adalah pembantuku, aku memeluk dan menciumnya dengan erat.
Dengan muka sedikit malu, Lia tetap tertidur disampingku di sofa tersebut. Kuperhatikan dengan
lega tidak ada penyesalan di wajahnya, tetapi kulihat kepuasan. Aku katakan padanya bahwa
permainannya sungguh hebat, dan mengajaknya untuk mengulang jika dia mau, dan dijawab
dengan anggukkan kecil dan senyum. Sejak saat itu, kami sering melakukan jika istriku sedang

tidak ada. Di kamar tidurku, kamar tidurnya, kamar mandi, ruang tamu, ruang makan, dapur,
garasi, bahkan dalam mobil.
Lia ikut bersama kami hingga tahunan, sampai suatu saat dia dipanggil oleh orang tuanya untuk
dikawinkan. Ia dan aku saling melepas dengan berat hati. Namun sekali waktu Lia datang
kerumahku untuk khusus bertemu denganku, setelah sebelumnya menelponku untuk janjian.
Anak satu-satunyapun menurutnya adalah anakku, karena suaminya mandul. Tapi tidak ada yang
pernah tahu..

Siang itu di sebuah rumah yang cukup asri, seorang gadis yang berambut panjang terurai dengan
raut wajah yang manis terlihat sedang menanti kedatangan seseorang. Tiba-tiba datang seorang
pemuda yang mengenakan kaos biru di padu dengan jeans warna serupa. Dia berjalan menuju
kerumah gadis yang sedang asyik duduk di depan rumahnya, si gadis sesekali mengawasi depan
rumahnya kalau-kalau yang di tunggu sudah datang atau belum.
Dengan senyum yang manis kemudian gadis itu menyapa sang pemuda yang kelihatan rapi,
harum dan segar siang itu.
Hallo Mas Adietya sayang.. sapanya dengan panggilan khas yang mesra ke padaku.
Hallo juga.. Sayang, balasku pendek.
Sudah lama yah nunggunya, lanjutku lagi.
Antara aku dan si gadis memang terlihat mesra di setiap kesempatan apa aja. Baik itu melalui
panggilan ataupun sikap terhadap masing-masing. Seperti halnya siang itu, yang kebetulan
keadaan di rumah sang gadis nampaknya sedang sepi, dia bilang ortunya lagi ke rumah
saudaranya yang pulangnya nanti sore.
Dengan masih menyimpan rasa rindu yang tertahan, aku memeluk gadis pujaanku dengan mesra,
sambil membisikan kata.
Adiet kangen banget nih sayang, bisikku di telinga nya sambil mencumbu daun telinganya.
aku juga kangen Mas sayang.. jawabnya pelan.

Kemudian kita terlibat perbincangan sesaat, yang selanjutnya aku merengkuh bahu si gadis dan
mengajaknya masuk ke dalam ruangan tamu. Di sofa kita duduk sangat dekat sekali, sampaisampai kita bisa merasakan hembusan nafas masing-masing, saat kita bertatapan wajah.
Kamu cantik sekali siang ini sayang.. kataku lembut.
Sembari tanganku meremas kedua tangannya dan kemudian aku lanjutkan untuk menarik
tubuhnya lebih rapat. Si gadis tak menjawab hanya tersipu raut wajahnya, yang di ekspresikan
dengan memelukku erat. Tanganku kemudian memegang kedua pipinya dan tak lama bibirku
sudah mengulum bibirnya yang terbuka sedikit dan bentuknya yang ranum, sembari dia
memejamkan kedua bola matanya.
Lidahku bermain di rongga mulutnya untuk memberikan perasaan yang membuat nya mendesah
sesaat setelahnya. Di balik punggungnya jemari tanganku dengan lembut masuk ke dalam kaos
warna putihnya dan mencoba membuka kaitan bra dari belakang punggungnya. Dengan dua kali
gerakan, terbukalah kaitan bra hitamnya yang berukuran 36b itu.
Jemari tanganku langsung mengelus tepian payudaranya yang begitu kenyal dan menggairahkan
itu. Dan tak lama setelah itu jariku sudah memilin putingnya yang mulai keras, yang nampaknya
dia mulai menikmati dan sudah terangsang diiringi dengan desahannya yang sensual.
Ohh.. Mas sayang.. desahnya lembut.
Sambil memilin, bibirku tak lepas dari bibirnya dan menyeruak lebih ke dalam yang sesekali
mulutku menghisap lidahnya keluar masuk. Selanjutnya dengan gerakan pelan aku membuka
kaos putihnya dan langsung mulutku menelusuri payudaranya dan berakhir di putingnya yang
menonjol kecil. Aku menjulurkan lidahku tepat di ujung payudaranya, yang membuat dia
menggelinjang dan mendesah kembali.
Ohh.. Mas sayang.. Enak sekali.
Sesaat aku menghentikan cumbuanku kepadanya dan memegang kedua pipinya kembali sambil
membisikkan kata.
Sayang.. Payudara kamu sungguh indah bentukya, bisikku lirih di telinganya.
Sang gadis hanya mengulum senyumnya yang manis sembari kembali memelukku mesra.
Dengan mesra aku mengajak si gadis berjalan ke arah kamarnya yang lumayan besar dan bersih.
Layaknya kamar seorang gadis yang tertata rapi dan aroma segar wangi bunga-bunga yang ada
ditaman depan kamarnya terhirup olehku saat memasukinya.

Tak berselang lama kemudian, aku mengangkat tubuh sexy sang gadis dan meletakkannya di atas
meja belajar yang ada di kamarnya. Sang gadis masih mengenakan celana jeansnya, kecuali
bagian atasnya yang sudah terbuka saat kita berasyik masyuk di ruang tamu. Perlahan aku
memeluk tubuh sang gadis kembali, yang aku lanjutkan dengan menjelajahi leher jenjangnya
dengan lembut.
Bibirku mencumbui setiap senti permukaan kulitnya dan berpindah sesaat ketika lidahku
mencapai belakang telinganya dan membuat tubuh sang gadis kembali bergetar pelan. Desahan
dan getaran tubuhnya menandakan kalau sang gadis sudah sangat terangsang oleh setiap
cumbuanku. Tanganku tak tinggal diam sementara bibirku mencumbui setiap titik sensitif yang
ada di tubuh sang gadis. Jemariku mulai mengarah kebawah menuju celana jeans nya dan tanpa
kesulitan aku menurunkan resliting celananya yang nampak olehku pinggiran celana dalam
warna hitamnya yang sexy.
Kemudian aku melemparkan celana jeansnya ke lantai dan seketika tanganku dengan lembut
merengkuh bongkahan pantatnya yang padat berisi. Aku mengelus kedua bongkahannya pelan
dan sesekali jariku menyelip di antara tepian celana dalamnya yag membuat bibirnya kembali
bergetar mendesah lirih.
Oh.. Mas sayang.. desahnya parau.
Bibirku yang sejak tadi bermain di atas, kemudian berpindah setelah aku merasakan cukup untuk
merangsangnya di bagian itu. Lidahku menjulur lembut ketika mencapai permukaan kulit
perutnya yang berakhir di pusarnya dan bermain sejenak yang mengakibatkan tubuhnya
menggelinjang kedepan.
Ssshh.. desisnya lirih.
Perlahan kemudian aku mulai menurunkan celana dalamnya dan aku membiarkan menggantung
di lututnya yang sexy. Kembali aku melanjutkan cumbuan yang mengarah ke tepian pangkal
pahanya dengan lembut dan sesekali aku mendengar sang gadis mendesah lagi. Aku mencium
aroma khas setelah lidahku mencapai bukitnya yang berbulu hitam dan lebat sekali, namun
cukup terawat terlihat olehku sekilas dari bentuk bulu vaginanya yang menyerupai garis segitiga.
Dan tak lama lidahku sudah menjilati bibir luar vaginanya dengan memutar ujung lidahku
lembut. Kemudian aku lanjutkan dengan menjulurkan lebih ke dalam lagi untuk mencapai bibir
dalamnya yang sudah sangat basah oleh lendir kenikmatan yang di keluarkan dari lubang
vaginanya. Tubuh sang gadis mengelinjang perlahan bersamaan dengan tersentuhnya benjolan
kecil di atas vagina miliknya oleh ujung lidahku.

Ohh.. Mas sayang jeritnya tertahan.


Aku nggak kuat Mas.. tambahnya lirih.
Yang aku lanjutkan dengan menghentikan tindakanku sesaat. Aku menurunkan tubuh sang gadis
dari atas meja, kemudian aku berdiri tepat di hadapanya yang sudah berjongkok sambil menatap
penisku yang sudah berdiri tegang sekali.
Dengan gerakan lincah bibir sang gadis langsung mengulum kepala penisku dengan lembut dan
memutar lidahnya di dalam mulutnya yang mungil dan memilin kepala penisku yang mengkilat.
Tubuhku bergetar hebat ketika menerima semua gerakan erotis mulai dari jemari tangannya yang
lembut mengelus batang penisku serta bibir dan lidahnya yang lincah menelusuri buah zakarku.
Ohh.. Sayang desahku pelan.
Rambutnya yang hitam panjang ku remas sebagai expresi dari kenikmatan yang mengalir di
sekujur tubuhku. Setelah beberapa saat sang gadis menjelajahi organ sensitifku, aku merengkuh
bahunya serta memintanya berdiri dan kembali aku mendudukkan pantatnya yang padat berisi di
tepian meja sementara salah satu kaki jenjangnya menjuntai ke lantai.
Dengan gerakan lembut aku mengangkat paha kirinya dan bertumpu pada lenganku, di saat
selanjutnya tangan kiriku memegang batang penisku yang sudah sangat tegang sekali menahan
rangsangan yang menggelora dan mengarahkannya tepat di bibir vaginanya yang sudah basah
oleh lendir birahi. Pada saat bersamaan ujung telunjukku juga mengelus belahan antara anus dan
bibir bawah vaginyanya.
Oh.. Mas sayang.. Please.. Aku enggak kuat jeritnya lirih.
Aku masih belum merespon atas jeritan lirihnya, sebaliknya aku menundukkan kepala untuk
kembali menjilati kedua payudaranya bergantian dan berakhir di puting payudara yang sebelah
kiri. Gerakanku membuatnya menggelinjang dan semakin keras desahannya terdengar.
Ohh.. Mas sayang.. Sekarang yah pintanya lirih, dengan mata yang sayup penuh nafsu.
Perlahan aku mengarahkan batang penisku tepat di belahan vaginanya dan mendorongnya
lembut.
Slepp.. irama yang di timbulkan ketika penisku sudah menyeruak bibir vaginanya.
Kembali bibir sang gadis mengeluarkan desahan sexynya.
Hekk.. Mmm.. gumamnya lirih.

Setengah dari batang penisku sudah masuk ke dalam vaginanya, yang aku padukan dengan
gerakan bibirku mengulum bibirnya yang ranum serta memilin dan memutar ujung lidahnya
lembut. Untuk menambah kenikmatan buat dirinya, aku mulai memajukan sedikit demi sedikit
sisa batang penisku ke rongga vaginanya yang paling dalam dan aku mengarahkan ujung penisku
menyentuh G-spotnya. Mulut sang gadis menggumam lirih karena mulutku juga masih
mengulum bibirnya.
Mmm.. Mmm gumamnya.
Sambil menahan nikmat, tangan sang gadis menyentuh buah zakarku dan memijitnya lembut
yang membuat tubuhku ikut mengelinjang menahan kenikmatan yang sama. Pinggulku membuat
gerakan maju mundur untuk kesekian kalinya dan sepertinya sang gadis akan mendapatkan
orgasme pertamanya ditandai dengan gerakan tangannya yang merengkuh bahuku erat dan
menggigit bibir bawahnya lirih.
Ohh.. Mas sayangg.. jeritnya bergetar.
Bersamaan dengan aliran hangat yang kurasakan di dalam, rongga vaginanya menjepit erat
batang penisku. Tangannya merengkuh bongkahan pantatku serta menariknya lebih erat lagi. Tak
lama berselang sang gadis kemudian tersenyum manis dan mengecup bibirku kembali sambil
mengucapkan kata.
Thanks yah.. Mas sayangucapnya mesra.
Aku membalasnya dengan memberikan senyum dan mengatakan.
Aku bahagia.. kalau sayang bisa menikmati semua ini ucapku kemudian.
Hanya beberapa saat setelah sang gadis mendapatkan orgasmenya, aku membalikkan tubuhnya
membelakangiku sembari kedua tanganya berpegang pada pingiran meja. Dengan pelan kutarik
pinggangnya sambil memintanya menunduk, maka nampaklah di depanku bongkahan pantatnya
yang sexy dengan belahan vaginanya yang menggairahkan.
Perlahan aku memajukan tubuhku sambil memegang batang penisku dan mengarahkannya tepat
di bibir vaginanya, sementara kaki kananku mengeser kaki kanannya untuk membuka pahanya
sedikit melebar. Dengan gerakan mantap penisku menyeruak sedikit demi sedikit membelah
vaginanya lembut.
Slepp.. masuklah setengah batang penisku ke dalam rongga vaginanya.
Sss.. sang gadis mendesah menerima desakan penisku.

Tanganku perlahan meremas payudaranya dari belakang mulai dari yang sebelah kiri dan
dilanjutkan dengan yang sebelah kanan secara bergantian. Sementara pinggulku memulai
gerakan maju mundur untuk kembali menyeruak rongga vaginanya lebih dalam.
Posisi ini menimbulkan sensasi tersendiri dimana seluruh batang penisku dapat menyentuh Gspotnya, sementara tanganku dengan bebas menjelajahi seluruh organ sensitifnya mulai dari
kedua payudara berikut putingnya dan belahan anus dan bagian tubuh lainnya.
Ohh.. Mas sayang desahnya.
Ketika ujung jemariku menyentuh lubang anusnya sambil aku berkonsentrasi memaju
mundurkan penisku. Setelah cukup beberapa saat aku menggerakan pinggulku memompa
belahan vaginanya. Dengan gerakan lembut aku menarik wajahnya mendekat, masih dalam
posisi membelakangiku aku mengulum bibirnya dan meremas kedua payudaranya lembut.
Sayang aku mau keluar nih, bisiku lirih.
Ohh.. Mas sayang aku juga mau sahutnya pelan.
Aku mempercepat gerakanku memompa vaginanya dari belakang tanpa melepas ciumanku di
bibirnya dan remasan ku di kedua payudaranya. Pada saat terakhir aku mencengkeram kedua
pinggulnya erat dan memajukan penisku lebih dalam.
Creett.. Ohh.. Sayang, jeritku kemudian.
Menyemburlah spermaku yang cukup banyak ke dalam rongga vaginanya dan beberapa tetes
meleleh keluar mengalir di kedua pahanya. Untuk beberapa saat aku mendiamkan kejadian ini
sampai akhirnya penisku mengecil dengan sendirinya di dalam vaginanya yang telah
memberikan kenikmatan yang tak bisa aku ungkapkan.
Demikianlah rasa rinduku terhadap kekasihku setelah beberapa lamanya tidak saling bertemu.

Jam sudah menunjukkan pukul 2.00 siang. Hari ini berlalu dengan sangat membosankan.
Meeting tentang implementasi software masih saja berlangsung sedari pagi tadi. Si konsultan
yang sok pinter itu masih melakukan presentasi tentang feature-feature softwarenya. Sudah penat
pikiranku mendengarnya, sehingga kadang kala aku berpikir.. Kalau saja ini semua cuma film,
aku tinggal menekan tombol fast forward saja biar cepat selesai. Aku terpaksa ikut meeting ini
karena semua board of management datang, termasuk the big boss.., my dad.
Begitu seriusnya meeting tersebut, hingga makan siangpun dilakukan di ruang meeting dengan
membeli nasi kotak. Shit! Because having lunch is my favorite time in the office.. He.. He..
Jam 3.15 selesai jugalah segala macam cobaan ini. Aku bergegas kembali ke ruanganku bersama
Lia, sekretarisku. Di lobby tampak resepsionis baru, Dian, tersenyum sambil menganggukkan
kepala tanda hormat. Kubalas senyumnya sambil memperhatikan Noni yang duduk di sebelah
Dian. Resepsionis yang satu lagi ini tampak jengah dan pura-pura tidak melihatku. Memang
akhir-akhir ini dia tampak ketakutan bila bertemu, mungkin karena sering aku pakai dia untuk
memuaskan nafsu birahiku.
Resepsionis baru Dian, adalah bekas pegawai salon langgananku. Aku rekrut dia karena memang
kantorku butuh resepsionis cadangan kalau-kalau Noni tidak masuk. Tetapi alasan utama adalah
karena bentuk fisik terutama buah dadanya yang amat mengusik nafsu kelelakianku.
Lia kembali ke mejanya, sedangkan aku masuk ke ruanganku. Sesampai di dalam, kuhempaskan
tubuhku di kursi sambil menghela nafas panjang. Kubuka laptopku untuk browsing internet guna
menghilangkan penat. Aku buka situs barely legal teens yang menampilkan ABG bule yang
cantik-cantik. Melihat gambar-gambar itu, tiba-tiba aku teringat pengalamanku beberapa tahun
yang lalu ketika aku masih kuliah di Amerika.
*****

Aku tinggal di sebuah apartemen di daerah Anaheim, California. Apartemenku ini terletak tak
jauh dari Disneyland, sehingga banyak turis yang berkunjung ke daerah itu. Aku mengambil
pasca sarjana di sebuah universitas yang tak jauh dari apartemenku. Singkat kata, lokasi
apartemenku ini strategis sekali, kemana-mana dekat.
Kadang kala di akhir pekan, bila tidak ada acara lain, aku berkunjung ke rumah sepupuku di
Long Beach. Sepupuku ini, Linda, berusia jauh lebih tua dariku, dan mempunyai anak laki-laki
remaja. Namanya Franky, berumur 17 tahun, dan waktu itu duduk di bangku SMA/high school.
Pada suatu hari, aku mendapat undangan bbq dari Linda, sepupuku itu. Kukebut Honda Civic-ku
menembus belantara highway menuju Long Beach. Tak lama, akupun sampai di rumahnya yang
mempunyai pekarangan cukup luas.
Hi.. Bert, ayo masuk Linda menyapaku.
Sombong nih udah lama nggak ke sini
Sedang sibuk nih, banyak tugas alasanku.
Memang beberapa minggu ini aku menghabiskan akhir minggu bersama-sama dengan temantemanku.
Hi.. Oom Robert Franky menyapaku.
Gimana notebook-nya sudah nggak pernah ngadat lagi khan?
Nggak Frank.. Kamu memang jago pujiku.
Franky ini memang terkenal pintar, dan hobby komputer. Notebook-ku yang rusak bisa dia
perbaiki, sedangkan saat aku bawa ke toko tempat aku membeli, aku disarankan untuk membeli
yang baru saja. Wajahnya pun ganteng, hanya saja dia agak sedikit feminin. Berkacamata, selalu
berpakaian rapi, dengan rambut kelimis disisir ke samping, membuatnya tampak smart, santun,
dan.. Anak Mami.
Ini Oom, kenalin my special friend katanya.
Agak kaget juga aku melihat gadis ABG yang muncul dari dalam. Dia gadis bule seusia Franky,
dengan tubuh yang tinggi semampai dan rambut pirang sebahu.
Hi.. I am Kirsten katanya menyapaku.
Hello.. I am Robert. Nice to meet you kataku sambil menatap matanya yang berwarna biru.
Hebat juga kamu Frank kataku menggoda. Diapun tertawa senang.
Kami pun lalu ke halaman belakang, dimana bbq diadakan. Beberapa tamu telah datang. Freddy,
suami Linda tampak sedang mempersiapkan peralatannya. Akupun kemudian berbincang basabasi dengannya.

Sepanjang acara, kadang aku lirik Kirsten, ABG bule itu. T-shirt warna hijau ketatnya
memperlihatkan tonjolan buah dadanya yang terbungkus BH. Karena ukuran buah dadanya yang
besar, saat dia berjalan, buah dadanya itupun bergoyang-goyang menggemaskan. Ditambah
dengan celana pendek jeans yang memperlihatkan pahanya yang mulus menambah indahnya
pemandangan saat itu. Celana jeans yang pendek itu kadang memperlihatkan sebagian
bongkahan pantatnya. Memang saat itu sedang musim panas, sehingga mungkin wajar saja
berpakaian minim seperti itu.
Bert, kita mau minta tolong nih. Aku dan Freddy mau ke pesta penikahan temanku di New
York. Tolong ya kamu jagain rumah sama si Franky. Tolong awasin dia supaya nggak macemmacem Linda meminta bantuanku ketika kami telah menyantap makan malam kami.
Yach OK deh.. Asal ada oleh-olehnya saja jawabku.
Beres deh.. sahut Linda sambil tertawa.
Memang perlu juga nih pergantian suasana untuk beberapa hari, pikirku.
*****
Frank.. Oom pergi dulu ke kampus. Ada tugas kelompok nih. Pulangnya agak malam, OK. Take
care, and behave
Iya Oom.. Jangan kuatir. jawabnya sambil memakan cerealnya.
Sesampai di kampus, aku pun mulai menyelesaikan tugas bersama kelompokku. Ternyata cepat
selesai juga tugas tersebut. Setelah makan siang di cafetaria, akupun kembali ke rumah
sepupuku.
Tiba di depan rumah sepupuku itu, tampak sebuah mobil lain sedang parkir di halaman rumah.
Akupun tak ambil pusing dan masuk ke ruang tamu lewat pintu belakang. Saat duduk si sofa,
tiba-tiba kudengar suara-suara mencurigakan dari dalam kamar Franky. Akupun mengendapendap menuju jendela kamarnya yang terkuak sedikit. Di dalam kulihat Kirsten sedang
menciumi Franky dengan bernafsu.
Come on open your mouth a little bit katanya sambil kemudian terus menciumi Franky yang
tampak kewalahan.
Here touch my breasts Kirsten menarik tangan Franky untuk kemudian diletakkannya di
dadanya yang terbungkus tank top warna pink.
Aku terbeliak melihat pemandangan ini, dan tiba-tiba saja akalku berjalan. Aku bergegas ke
ruanganku untuk mengambil videocam yang kugunakan kemarin untuk merekam pesta bbq. Saat
aku kembali mengintip ke kamar Franky, tampak Kirsten mengangkat tank topnya sehingga
menampakkan buah dadanya yang mulus dan ranum di depan wajah Franky.

You may kiss them.. Come on.. Suck my breasts katanya. Franky masih tampak terdiam
bengong sehingga Kirstenpun tampak tak sabar dan menarik kepalanya menuju buah dadanya.
Ahh.. Shit.. Yeah.. Suck it.. Thats right.. Ahh erangnya ketika Franky mulai menghisapi buah
dadanya yang putih mulus berputing merah muda itu.
Kemaluanku memberontak di dalam celanaku, tapi tetap aku berkonsentrasi merekam semua
adegan ini.
Now its my turn. I want to suck your cock. I want to taste Indonesian cock Kirsten berkata
seperti itu sambil berlutut di depan Franky. Dibukanya celana Franky sehingga tinggal celana
dalamnya saja yang masih tertinggal.
Kirsten mulai menjilati kemaluan Franky dari luar celana dalamnya, sambil matanya menatap
menggoda ke arah Franky.
You like that? Hmm.. You like that? erangnya menggoda.
Ohh.. tiba-tiba Franky mengejang dan tampak cairan ejakulasinya membasahi celana
dalamnya.
Shit.. Franky.. You came already? tampak Kirsten kecewa.
Youve never done this before huh?
Frankypun tertunduk lesu, sementara Kirsten dengan sedikit kesal membenahi pakaiannya dan
kembali bangkit berdiri. Saat itu aku mengambil keputusan untuk menerjang masuk ke dalam.
Pintu ternyata tidak terkunci, dan mereka tampak kaget melihat aku masuk membawa video
camera.
What the hell are you doing?!! tanyaku.
Oh anu Oom.. Nggak kok.. Anu.. Franky tampak terbata-bata tidak bisa menjawab.
It is not what it looks like. Nothing happened, sir.. Kirstenpun tampak agak sedikit ketakutan.
Hey.. I got all the proof here sahutku.
I am going to tell your Mom and your parents too, Kirsten
Please dont.. Sir tampak Kirsten mulai panik dan mencoba merayuku agar menyimpan rahasia
ini. Sementara Franky tampak pucat pasi sambil mengenakan kembali pakaiannya.
Stay here.. I want to talk with both of you kataku sambil keluar membawa videocam
meninggalkan mereka berdua. Kusimpan baik-baik barang bukti ini.

Sekembalinya ke ruangan itu, Franky dan Kirsten tampak gelisah duduk di tepi ranjang. Persis
seperti maling yang tertangkap di tayangan Buser SCTV He. He..

You wont tell anybody, will you sir? tanya Kirsten berharap.
Well.. It depends. If you let me fuck you.. I wont jawabku.
Aku memang horny sekali melihat Kirsten saat itu. Dengan rok mini dan tank top-nya, tampak
kesegaran tubuh ranum ABG bule ini.
Lho kok.. tanya Franky kaget.
Iya Frank. Oom pengen ngerasain pacarmu ini. Ngerti!! Sekalian kamu bisa belajar gimana
lelaki sejati make love. Biar nggak malu-maluin jawabku.
You want to taste real indonesian cock, dont you? You little slut kataku sambil meremasremas rambut pirang Kirsten.
Akupun lalu duduk di samping gadis remaja bule ini di ranjang. Kuremas-remas pundaknya yang
mulus.
Pindah sana.. Duduk di kursi!! perintahku pada Franky.
Kutarik wajah cantik Kirsten, dan kukulum bibirnya. Sementara tanganku meremas-remas buah
dadanya dari balik tank topnya. Pertama kali dia tak memberikan reaksi, akan tetapi setelah
beberapa lama, dia mulai mengerang nikmat.
Hmm.. Hmm erangnya ketika tanganku merogoh ke balik tanktopnya dan memilin puting buah
dadanya yang telah mengeras.
Kuangkat ke atas tank topnya sehingga buah dadanya yang tak tertutup BH mencuat menantang
di depan wajahku.
You want me to suck your breast? tanyaku.
Hmm.. Yeah.. Please sir.. jawabnya mendesah.
Ahh.. Sstt.. Oh yeah.. erangnya lagi ketika buah dadanya aku hisap sambil tanganku
memainkan puting buah dadanya yang lain.
Ini namanya nipple, Frank. Cewek biasanya suka kalau bagian ini dijilat dan dihisap. Ngerti?
kataku sambil menunjukkan cara menjilat dan menghisap puting buah dada kekasih cantiknya
ini. Sementara Kirsten makin mengerang tak karuan menerima kenikmatan yang diberikan
mulutku di dadanya.
Ok now it is your turn to suck my cock. You want it, right? tanyaku sambil berdiri
menghadapnya yang duduk di atas ranjang.
Come on open your present, you naughty girl!! perintahku lebih lanjut.
Tangan halus Kirstenpun mulai membuka retsleting celanaku. Karena tak sabar, akupun
membantunya membuka celana itu berikut celana dalamnya. Tampak kemaluanku sudah berdiri
tegak dengan gagahnya di depan wajah cantik Kirsten.

Is it big enough for you, Kirsten? tanyaku sambil meremas-remas rambut pirangnya.
Yes, sir.. Very big.. jawabnya sambil tangannya mengelus-elus kemaluanku. Matanya yang
biru indah tampak sedang mengagumi kemaluanku yang besar.
What are you waiting for? Come on suck my big Indonesian cock. Let your boyfriend watch!!
perintahku sambil sedikit mendorong kepalanya ke arah kemaluanku.
Kirstenpun mulai mengulum kemaluanku. Sesekali dijilatinya batang kemaluanku sambil
matanya menatapku menggoda.
You like it, huh? tanyaku sambil meremas remas rambutnya gemas.
Yes.. Very much, sir katanya sambil tersenyum manis.
Tangannya yang halus mengocok-ngocok kemaluanku. Dijilatinya kepala kemaluanku, dan
kemudian dikulumnya lagi senjata pamungkasku. Mulutnya yang berbibir tipis khas orang bule
tampak penuh disesaki kemaluanku. Kusibakkan rambutnya yang jatuh menutupi, sehingga
pipinya yang menonjol menghisapi kemaluanku tampak jelas tertampang di hadapan Franky.
Lihat Frank.. Cewekmu suka banget kontol Oom. Makanya kalau punya kontol yang besar..
kataku menggoda Franky.
Di atas kursi, Franky terdiam bengong melihat pacar bulenya yang cantik sedang dengan lahap
menghisapi kemaluanku. Tampak Franky mulai terangsang karena dia mulai memegang-megang
kemaluannya sendiri.
OK.. Its time to fuck you kataku sambil melepas baju yang kukenakan sehingga aku sekarang
sudah telanjang bulat.
Aku duduk di kursi di hadapan Franky dan kuminta Kirsten untuk menghampiriku. Kusuruh dia
duduk dipangkuan membelakangiku. Kuciumi pundak Kirsten yang masih mengenakan tank
topnya, dan kuraba pahanya yang putih menggairahkan itu. Sesampai di celana dalamnya,
kusibakkan celana itu ke samping sehingga tampak vaginanya yang bersih tak berbulu, merekah
mengundang. Kupermainkan jariku di vaginanya, dan kuusap-usap klitorisnya. Tubuh Kirsten
agak sedikit melonjak sambil dia mengerang-erang kenikmatan.
Yeaah.. Thats it.. Thats it desahnya sambil menggelinjang.
Ini namanya klitoris, Frank. Ini daerah paling sensitif. Catat itu! kataku. Franky tampak masih
mengusap-usap kemaluannya sendiri melihat kekasih bulenya kukerjai.
You want me to fuck you now? tanyaku pada Kirsten yang terus menerus mengerang dan
mendesah.
Please.. Please.. jawabnya.
But your boyfriend is looking kataku lagi.

I dont care. Please fuck me, sir.. Kirsten menjawab sambil meraba-raba buah dadanya sendiri.
Tanganku masih mengusap-usap kemaluan gadis remaja cantik ini sementara mulutku menciumi
pundaknya yang bersih mulus.
Franky tiba-tiba berdiri dari kursi dan menuju Kirsten. Tangannya mengusapi rambut Kirsten
sementara tangannya yang lain mulai membuka retsleting celana yang dikenakannya.
Hey!! Mau ngapain kamu? Nggak usah ikut-ikut. Balik duduk sana. Kamu lihat saja dulu!!
perintahku. Dengan menurut Frankypun kembali duduk menatap pacarnya yang sedang akan
disetubuhi Oomnya.
Kirsten mengarahkan kemaluanku ke vaginanya. Ketika dia merendahkan tubuhnya, sedikit demi
sedikit kemaluanku pun memasuki tubuhnya.
Hmm.. Oh my god.. Ohh.. erangnya ketika vaginanya disesaki kemaluanku.
You like that? tanyaku.
Kirsten tak menjawab, akan tetapi dia mulai menaik turunkan tubuhnya di atas pangkuanku.
Badannya agak aku condongkan ke belakang hingga aku dapat menciumi bibirnya, tatkala
kemaluanku memompa vagina ABG bule cantik ini. Tanganku menarik tanktopnya ke atas
sehingga buah dadanya yang berayun-ayun menggemaskan dapat aku remas sepuas hati.
Perhatikan baik-baik Franky. Begini caranya memuaskan pacarmu!! kataku di sela-sela
erangan Kirsten.
Setelah beberapa lama, aku turunkan tubuh Kirsten dari pangkuanku, dan kutarik dia menuju
ranjang. Kurebahkan tubuhku di ranjang dan Kirsten kemudian menaiki tubuhku.
I want to ride your big dick. Is it Ok, sir? tanyanya.
Yes.. Do it. Let your boyfriend watch and learn! kataku.
Kembali vagina sempit Kirsten menjepit nikmat kemaluanku. Tubuh padatnya tampak naik turun
menikmati kelelakianku, terkadang digesek-gesekkannya pantatnya maju mundur menambah
sensasi nikmat yang aku rasakan.
Oh my god.. So big.. Yes.. Yess.. Oh yess.. erang Kirsten sambil terus memompa kemaluanku.
Kulihat Franky sekarang sedang mengocok kemaluannya sendiri. Mungkin sudah tidak tahan dia
melihat pacarnya aku setubuhi.
Ohh.. I am cumming.. Yeahh.. jerit Kirsten sambil menjatuhkan tubuhnya dipelukanku.

Tampak butiran keringat membasahi keningnya. Kuusap rambutnya dan kuciumi wajahnya yang
cantik itu.
OK I want to cum in your pretty face. Suck it again perintahku.
Kirstenpun kemudian menciumi wajahku, leherku kemudian menghisap puting dadaku.
Kemudian dengan gaya menggoda, dia menjilati perutku dan terus menuju ke bawah. Tak lama
kembali mulutnya menghisapi kemaluanku dengan bernafsu.
Look at your boyfriend while you are sucking my cock!! perintahku.
Kirsten pun menoleh ke kiri ke arah Franky sementara kemaluanku masih menyesaki mulutnya.
Tangannya menyibakkan rambutnya sendiri, sehingga pacarnya dapat melihatnya dengan jelas
ketika dia mengulum kemaluanku.
Ehmm.. Ehmm.. erangnya sambil tangannya mengocok bagian bawah batang kemaluanku
yang tidak muat masuk ke dalam mulutnya.
Aku memandang Franky sambil mengelus-elus rambut pirang pacarnya yang cantik ini. Tampak
makin cepat Franky mengocok kemaluannya sendiri sambil menatap Kirsten yang sedang
menghisapi kemaluanku.
Ahh Tak lama Frankypun menjerit ketika dia mengalami orgasme. Sementara Kirsten,
pacarnya, masih menikmati kemaluanku dengan lahap.
Oh shit.. I am cumming.. jeritku.
Kirsten membuka mulutnya ketika cairan ejakulasiku tersembur keluar mengenai wajah dan
mulutnya.
*****
Mengenang kejadian itu, terasa nafsu birahiku timbul. Terlebih setelah melihat gambar di
notebookku dimana seorang laki-laki sedang dihisap kemaluannya oleh seorang wanita,
sementara dia melahap buah dada wanita yang lain dengan rakusnya.
Masih ada waktu untuk melakukan seperti itu, pikirku setelah melihat jam tanganku. Memang
sore itu aku ada janji untuk latihan driving dengan seorang teman.
Lia.. Tadi bapak sudah pulang belum? tanyaku lewat telepon pada sekretarisku.
Sudah Pak.. Sehabis meeting tadi langsung pulang jawabnya.
Kalau gitu kamu kemari sebentar. Ajak Dian juga, perintahku lebih lanjut. Memang enak
punya karyawati cantik.

Sekembalinya ke ruangan itu, Franky dan Kirsten tampak gelisah duduk di tepi ranjang. Persis
seperti maling yang tertangkap di tayangan Buser SCTV He. He..
You wont tell anybody, will you sir? tanya Kirsten berharap.
Well.. It depends. If you let me fuck you.. I wont jawabku.
Aku memang horny sekali melihat Kirsten saat itu. Dengan rok mini dan tank top-nya, tampak
kesegaran tubuh ranum ABG bule ini.
Lho kok.. tanya Franky kaget.
Iya Frank. Oom pengen ngerasain pacarmu ini. Ngerti!! Sekalian kamu bisa belajar gimana
lelaki sejati make love. Biar nggak malu-maluin jawabku.
You want to taste real indonesian cock, dont you? You little slut kataku sambil meremasremas rambut pirang Kirsten.
Akupun lalu duduk di samping gadis remaja bule ini di ranjang. Kuremas-remas pundaknya yang
mulus.
Pindah sana.. Duduk di kursi!! perintahku pada Franky.
Kutarik wajah cantik Kirsten, dan kukulum bibirnya. Sementara tanganku meremas-remas buah
dadanya dari balik tank topnya. Pertama kali dia tak memberikan reaksi, akan tetapi setelah
beberapa lama, dia mulai mengerang nikmat.
Hmm.. Hmm erangnya ketika tanganku merogoh ke balik tanktopnya dan memilin puting buah
dadanya yang telah mengeras.
Kuangkat ke atas tank topnya sehingga buah dadanya yang tak tertutup BH mencuat menantang
di depan wajahku.
You want me to suck your breast? tanyaku.
Hmm.. Yeah.. Please sir.. jawabnya mendesah.
Ahh.. Sstt.. Oh yeah.. erangnya lagi ketika buah dadanya aku hisap sambil tanganku
memainkan puting buah dadanya yang lain.
Ini namanya nipple, Frank. Cewek biasanya suka kalau bagian ini dijilat dan dihisap. Ngerti?
kataku sambil menunjukkan cara menjilat dan menghisap puting buah dada kekasih cantiknya
ini. Sementara Kirsten makin mengerang tak karuan menerima kenikmatan yang diberikan
mulutku di dadanya.
Ok now it is your turn to suck my cock. You want it, right? tanyaku sambil berdiri

menghadapnya yang duduk di atas ranjang.


Come on open your present, you naughty girl!! perintahku lebih lanjut.
Tangan halus Kirstenpun mulai membuka retsleting celanaku. Karena tak sabar, akupun
membantunya membuka celana itu berikut celana dalamnya. Tampak kemaluanku sudah berdiri
tegak dengan gagahnya di depan wajah cantik Kirsten.
Is it big enough for you, Kirsten? tanyaku sambil meremas-remas rambut pirangnya.
Yes, sir.. Very big.. jawabnya sambil tangannya mengelus-elus kemaluanku. Matanya yang
biru indah tampak sedang mengagumi kemaluanku yang besar.
What are you waiting for? Come on suck my big Indonesian cock. Let your boyfriend watch!!
perintahku sambil sedikit mendorong kepalanya ke arah kemaluanku.
Kirstenpun mulai mengulum kemaluanku. Sesekali dijilatinya batang kemaluanku sambil
matanya menatapku menggoda.
You like it, huh? tanyaku sambil meremas remas rambutnya gemas.
Yes.. Very much, sir katanya sambil tersenyum manis.
Tangannya yang halus mengocok-ngocok kemaluanku. Dijilatinya kepala kemaluanku, dan
kemudian dikulumnya lagi senjata pamungkasku. Mulutnya yang berbibir tipis khas orang bule
tampak penuh disesaki kemaluanku. Kusibakkan rambutnya yang jatuh menutupi, sehingga
pipinya yang menonjol menghisapi kemaluanku tampak jelas tertampang di hadapan Franky.
Lihat Frank.. Cewekmu suka banget kontol Oom. Makanya kalau punya kontol yang besar..
kataku menggoda Franky.
Di atas kursi, Franky terdiam bengong melihat pacar bulenya yang cantik sedang dengan lahap
menghisapi kemaluanku. Tampak Franky mulai terangsang karena dia mulai memegang-megang
kemaluannya sendiri.
OK.. Its time to fuck you kataku sambil melepas baju yang kukenakan sehingga aku sekarang
sudah telanjang bulat.
Aku duduk di kursi di hadapan Franky dan kuminta Kirsten untuk menghampiriku. Kusuruh dia
duduk dipangkuan membelakangiku. Kuciumi pundak Kirsten yang masih mengenakan tank
topnya, dan kuraba pahanya yang putih menggairahkan itu. Sesampai di celana dalamnya,
kusibakkan celana itu ke samping sehingga tampak vaginanya yang bersih tak berbulu, merekah
mengundang. Kupermainkan jariku di vaginanya, dan kuusap-usap klitorisnya. Tubuh Kirsten
agak sedikit melonjak sambil dia mengerang-erang kenikmatan.

Yeaah.. Thats it.. Thats it desahnya sambil menggelinjang.


Ini namanya klitoris, Frank. Ini daerah paling sensitif. Catat itu! kataku. Franky tampak masih
mengusap-usap kemaluannya sendiri melihat kekasih bulenya kukerjai.
You want me to fuck you now? tanyaku pada Kirsten yang terus menerus mengerang dan
mendesah.
Please.. Please.. jawabnya.
But your boyfriend is looking kataku lagi.
I dont care. Please fuck me, sir.. Kirsten menjawab sambil meraba-raba buah dadanya sendiri.
Tanganku masih mengusap-usap kemaluan gadis remaja cantik ini sementara mulutku menciumi
pundaknya yang bersih mulus.
Franky tiba-tiba berdiri dari kursi dan menuju Kirsten. Tangannya mengusapi rambut Kirsten
sementara tangannya yang lain mulai membuka retsleting celana yang dikenakannya.
Hey!! Mau ngapain kamu? Nggak usah ikut-ikut. Balik duduk sana. Kamu lihat saja dulu!!
perintahku. Dengan menurut Frankypun kembali duduk menatap pacarnya yang sedang akan
disetubuhi Oomnya.
Kirsten mengarahkan kemaluanku ke vaginanya. Ketika dia merendahkan tubuhnya, sedikit demi
sedikit kemaluanku pun memasuki tubuhnya.
Hmm.. Oh my god.. Ohh.. erangnya ketika vaginanya disesaki kemaluanku.
You like that? tanyaku.
Kirsten tak menjawab, akan tetapi dia mulai menaik turunkan tubuhnya di atas pangkuanku.
Badannya agak aku condongkan ke belakang hingga aku dapat menciumi bibirnya, tatkala
kemaluanku memompa vagina ABG bule cantik ini. Tanganku menarik tanktopnya ke atas
sehingga buah dadanya yang berayun-ayun menggemaskan dapat aku remas sepuas hati.
Perhatikan baik-baik Franky. Begini caranya memuaskan pacarmu!! kataku di sela-sela
erangan Kirsten.
Setelah beberapa lama, aku turunkan tubuh Kirsten dari pangkuanku, dan kutarik dia menuju
ranjang. Kurebahkan tubuhku di ranjang dan Kirsten kemudian menaiki tubuhku.
I want to ride your big dick. Is it Ok, sir? tanyanya.
Yes.. Do it. Let your boyfriend watch and learn! kataku.
Kembali vagina sempit Kirsten menjepit nikmat kemaluanku. Tubuh padatnya tampak naik turun
menikmati kelelakianku, terkadang digesek-gesekkannya pantatnya maju mundur menambah
sensasi nikmat yang aku rasakan.

Oh my god.. So big.. Yes.. Yess.. Oh yess.. erang Kirsten sambil terus memompa kemaluanku.
Kulihat Franky sekarang sedang mengocok kemaluannya sendiri. Mungkin sudah tidak tahan dia
melihat pacarnya aku setubuhi.
Ohh.. I am cumming.. Yeahh.. jerit Kirsten sambil menjatuhkan tubuhnya dipelukanku.
Tampak butiran keringat membasahi keningnya. Kuusap rambutnya dan kuciumi wajahnya yang
cantik itu.
OK I want to cum in your pretty face. Suck it again perintahku.
Kirstenpun kemudian menciumi wajahku, leherku kemudian menghisap puting dadaku.
Kemudian dengan gaya menggoda, dia menjilati perutku dan terus menuju ke bawah. Tak lama
kembali mulutnya menghisapi kemaluanku dengan bernafsu.
Look at your boyfriend while you are sucking my cock!! perintahku.
Kirsten pun menoleh ke kiri ke arah Franky sementara kemaluanku masih menyesaki mulutnya.
Tangannya menyibakkan rambutnya sendiri, sehingga pacarnya dapat melihatnya dengan jelas
ketika dia mengulum kemaluanku.
Ehmm.. Ehmm.. erangnya sambil tangannya mengocok bagian bawah batang kemaluanku
yang tidak muat masuk ke dalam mulutnya.
Aku memandang Franky sambil mengelus-elus rambut pirang pacarnya yang cantik ini. Tampak
makin cepat Franky mengocok kemaluannya sendiri sambil menatap Kirsten yang sedang
menghisapi kemaluanku.
Ahh Tak lama Frankypun menjerit ketika dia mengalami orgasme. Sementara Kirsten,
pacarnya, masih menikmati kemaluanku dengan lahap.
Oh shit.. I am cumming.. jeritku.
Kirsten membuka mulutnya ketika cairan ejakulasiku tersembur keluar mengenai wajah dan
mulutnya.
*****
Mengenang kejadian itu, terasa nafsu birahiku timbul. Terlebih setelah melihat gambar di
notebookku dimana seorang laki-laki sedang dihisap kemaluannya oleh seorang wanita,
sementara dia melahap buah dada wanita yang lain dengan rakusnya.

Masih ada waktu untuk melakukan seperti itu, pikirku setelah melihat jam tanganku. Memang
sore itu aku ada janji untuk latihan driving dengan seorang teman.
Lia.. Tadi bapak sudah pulang belum? tanyaku lewat telepon pada sekretarisku.
Sudah Pak.. Sehabis meeting tadi langsung pulang jawabnya.
Kalau gitu kamu kemari sebentar. Ajak Dian juga, perintahku lebih lanjut. Memang enak
punya karyawati cantik.

Aku adalah seorang karyawan di sebuah Perusahaan yang bergerak di bidang beverage. Posisiku
sudah lumayan tinggi, yaitu sebagai General Manager sehingga aku mendapatkan fasilitas
perumahan dan sebuah mobil sedan. Aku masih lajang sehingga sehabis pulang kerja hobiku
jalan-jalan cari pengalaman dan refresing.
Cerita ini berawal saat aku pulang kerja sekitar jam 11 malam, mobilku menabrak seorang anak
yang digandeng ibunya sedang menyeberang jalan. Untung saja aku cepat menginjak rem
sehingga anak itu lukanya tidak parah hanya sedikit saja dibagian pahanya. Ketika aku tawarkan
untuk ke rumah sakit, Ibu itu menolak dan katanya lukanya tidak parah.
Ya udah bu, sekarang aku antar Ibu pulang, dimana rumah Ibu?
Nggak usah den, si Mbok nggak usah diantar.
Kenapa Mbok, inikan sudah malam, nggak apa-apa Mbok aku antar ya?
Si mbok ini tidak menjawab pertanyaanku dan hanya menunduk lesu dan ketika dia mau
menjawab, dari arah ujung trotoar mencul anak kecil sambil membawa bekicot.
Ini Mbok bekicotnya, biar luka Mbak Tika cepat sembuh.
Ibu itu menerima bekicot dari gadis itu, memecahnya dibagian ujung dan mengoleskannya diluka
gadis yang ternyata namanya Tika. Tapi, Setelah selesai mengoleskan, simbok itu mengandeng
Tika dan adiknya mau pergi. Sebelum melangkah jauh, aku hadang dan berusaha untuk
mengantarnya pulang.
Simbok mau pulang.., aku antar ya Mbok, kasihan Tika jalannya pincang.
Ngaak usah den, simbok...
Kenapa Mbok, nggak sungkan-sungkan, ini kan sudah malam, kasihan Tika Mbok...
Simbok ini nggak punya rumah den, sombok cuma gelandangan.

Aku sempat benggong mendengar jawaban simbok ini, akhirnya aku putuskan untuk
mengajaknya ke rumahku walaupun hanya untuk malam ini saja. Terus terang aku kasihan
kepada mereka.
Ya sudah Mbok, kamu dan kedua anakmu itu malam ini boleh tidur dirumahku
Tapi ndoroo...
Sudahlah Mbok, ini juga kan untuk menebus kesalahanku karena menabrak Tika.
Dari informasi yang aku dapatkan didalam mobil selama perjalanan pulangp, simbok ini ternyata
ditinggak suaminya saat mengandung adiknya Tika, yang akhirnya aku ketahui namanya Intan.
Simbok ini yang ternyata namanya Inem, usianya sekitar 42 tahun, dan anaknya si Tika umurnya
14 tahun sedangkan Intan baru 11 tahun. Tika sempat lulus SD, sedangkan Intan hanya sempat
menikmati bangku SD kelas 4.
Setelah sampai dirumah, Mbok Inem dan kedua anaknya langsung aku suruh mandi dan makan
malam. Ternyata simbok, Tika dan Intan tidak membawa baju ganti sehingga setelah mandi baju
yang dipakainya ya tetap yang tadi. Padahal baju yang dipakai ketigany sudah tidak layak untuk
dipakai lagi. Simbok memakai daster yang lusuh dan sobek disana-sini sedangkan Tika dan Intan
sama saja lusuh dan penuh jahitan disana sini. Besok yang kebetulan hari minggu, aku memang
mempunyai rencana membelikan baju untuk mereka bertiga. Aku memang tipe orang yang
nggak bisa melihat ada orang lain menderita. Kata temen-temen sih, aku termasuk orang yang
memiliki jiwa sosial yang tinggi.
Tika dan juga kamu Intan makan yang banyak ya.. biar cepet gede...
Inggih Ndoro.., boleh nggak kalau Intan habiskan semuanya, karena Intan sudah 2 hari nggak
makan.
Boleh nduuk.., Intan dan Tika boleh makan sepuasnya disini.
*****
Mulai dari sinilah awal dari petualangan seksku. Setelah acara makan malam selesai, ketiganya
aku suruh tidur di kamar belakang. Sekitar jam 1 malam setelah aku selesai nonton acara TV
yang membosankan, aku menuju kekamar belakang untuk meneggok keadaan mereka. Ketika
aku masuk kekamar mereka, jantungku langsung berdeguk cepat dan keras saat aku melihat
daster Mbok Inem yang tersingkap sampai ke pinggang. Ternyata dibalik daster itu, Mbok
inemku ini memiliki paha yang betul-betul mulus dan dibalik CD nya yang lusuh dan sobek
dibagian depannya terlihat dengan jelas jembutnya yang tebal dan hitam. Pikiranku langsung
melayang dan kontolku yang masih perjaka ini langsung berontak.
Setelah agak tenang, tanganku langsung bergerilnya mengelus paha mulus Mbok inemku ini.
Setelah puas mengelus pahanya, aku mulai menjilati ujung paha dan berakhir dipangkal pahanya.
Aku sempat mau muntah ketika mulai menjilati klitorisnya. Di depan tadi kan aku sudah bilang

kalau CD Mbok ku ini sobek dibagian depan.., jadi clitnya terlihat dengan jelas. Sedangkan yang
bikin aku mau muntah adalah bau CDnya. Ya.. mungkin sudah berhari-hari tidak dicuci. Setelah
sekitar 13 menit aku jilati clitnya dan ternyata Mbok inemku ini tidak ada reaksi.. ya mungkin
terlalu capek shingga tidurnya pulas banget, aku mulai keluarkan kontolku dan mulai aku gesekgesekkan di clitnya. Aku tidak berani melapas CDnya takut dia bangun. Ya.. aku hanya berani
mengocok kontolku sambil memandangi clit dan juga teteknya. Ternyata Mbok inemku ini tidak
memakai BH sehingga puting payudaranya sempat menonjol di balik dasternya. Aku tidak berani
untuk memeras teteknya karena takut Mbok Inem akan bangun.
Sedang asyik-asyiknya aku mengocok kontolku, si Tika bangun dan melihat ke arahku. Tika
sempat mau teriak dan untung saja aku cepat menutup mulutnya dan memimta Tika untuk diam.
Setelah Tika diam, berhubung aku sudah tanggung, terus saja aku kocok kontolku. Tika yang
masih terduduk lemas karena ngantuk, tetap saja melihat tangan kiriku yang mengocok kontolku
dan tangan kananku mengusap-usap paha mulus ibunya. Sambil melakukan aktivitasku, aku
pandangi si Tika, gadis kecil yang benar-benar polos, dan aku lihat sesekali Tika melihat mataku
terus berpindah ke paha ibunya yang sedang aku elus-elus berulangkali. Setelah sekitar 8 menit
berlalu, aku tidak tahan lagi, dan akhirnya .. croot.. crrott.. croot.. ada 6 kali aku menembakkan
pejuhku ke arah clit Mbok inemku ini.
Saat aku keluarkan pejuhku, si Tika menutup matanya sambil memeluk kedua kakinya. Pada saat
itulah aku tanpa sengaja melihat pangkal pahanya dan ternyata.., tikaku ini tidak memakai CD.
Saat aku sedang melihat memeknya Tika, dia bilang..
Ndoro.. kenapa pipis di memeknya simbok. aku sendiri sempat kaget mendengarnya.
Nduuk.. itu biar ibumu tidur nyenyak...
Ndoroo.. Tika kedingingan.., Tika mau pipis.. tapi Tika takut ke kamar mandi...
Ya.. sudah Nduk.. ayo aku antar ke kamar mandi.
Tika kemudian aku ajak pipis ke toilet di kamar tidurku. Aku sendiri juga pengen pipis, terus
Tika aku suruh jongkok didepanku. Tika kemudian mengangkat roknya dan.. suur.. banyak sekali
air seni yang keluar dari memeknya. Aku sendiri hanya sedikit sekali kencingku. Setelah acara
pipisnya selesai, Tika aku gendong dan aku dudukkan di pinggir ranjangku. Lalu aku peluk dan
aku belai lembut rambut panjangnya yang sampai ke pinggang.
Ndoro.. Tika belum cebok.. nanti memeknya Tika bau lho.. Ndoro...
Nggak apa-apa Nduk.. biar nanti Ndoro yang bersihin memeknya Tika.. Tika bobok disini ya..
sama ndoromu ini...
Kemudian Tika aku angkat dan mulai aku baringkan di ranjang empukku ini. Tangganku mulai
aktif membelai rambutnya, pipinya, bibirnya.. dan juga payudaranya yang lumayan montok.
Pada saat tanganku mengelus pahanya..
Ndoro.. kenapa mengusap-usap kaki Tika yang lecet...
Oh iya Nduk.. Ndoro lupa...

Tahu sendirilah, aku memang benar-benar sudah horny untuk mencicipi Tika, gadis kecilku ini.
Bayangkan pembaca, disebelahku ada gadis 14 tahun yang begitu polos, dan dia diam saja ketika
tanganku mengelus-elus seluruh tubuhnya.
Pembaca.. gimana udah belum ngebayanginya.. udah belum..! udah yaa.. aku terusin ceritanya.
Kemudian aku jongkok diantara kakinya dan mulailah aku singkap rok yang dipakai Tika sampai
ke pinggang. Sekarang terpampanglah dihadapanku seorang gadis kecil usia 14 tahun denga bibir
kemaluan yang masih belum ditumbuhi bulu. Setelah pahanya aku kangkangkan, terpangpanglah
segaris bibir memek yang dikanan-kirinya agak mengelembung.., eh maksudku tembem. Dengan
jari telunjuk dan Ibu jari aku berusaha untuk menguak isi didalamnya. Dan ternyata.. isinya
merah muda, basah karena ada sisa pipisnya yang tadi itu lho dan juga agak mengkilap.
Tangankupun mulai mengelus memek keperawanannya, dan sesekali aku pijit, pelintir dan aku
tarik-tarik clitorisnya. Ake sendiri heran clitnya tikaku ini ukurannya nggak kalah sama ibunya.
Aduuh.. Ndoro.. memeknya Tika diapain.. Ndoro...
Tenang Nduk.. nggak apa-apa.. Ndoro mau nyembuhin luka kamu kok.. Tika diam saja yaa...
Inggiih.. Ndoro...
Setelah Tika tenang, akupun mulai menjilati memeknya dan memang ada rasa dan bau pipisnya
Tika.
Ndoro.. jangaan.. Tika malu ndoroo.. memek Tika kan bau...
Aku bahkan sempat memasukkan jariku ke liang perawannya dan mulai aku kocok-kocok
dengan pelan. Tikapun mulai menggelinjang dan mengangkat-angkat pantatnya.
Aku pun mulai menyedot memeknya Tika dengan kuat dan aku lihat Tika menggigit bibir
bawahnya sambil kepalanya digoyang kekanan kiri.
Ndoroo.. geli Ndoro.. memeknya Tika diapain sih ndoroo...
Akupun tidak peduli dengan keadaan Tika yang kakinya menendang-nendang dan tangannya
mencengkeram seprei ranjangku sampai sobek disana sini. Dan akhirnya..
Ndoroo.. sudah Ndoro.. Tika mau pii.. piis dulu Ndoro...
Dan tidak lama kemudian Ssuur.. suur.. suur..
Banyak sekali cairan hangatnya membanjiri mulutku. Aku berusaha sekuat tenaga untuk menelan
semua cairan memeknya yang mungkin baru pertama kali ini dikeluarkannya.
Setelah kujilati dan kuhisap sampai bersih, akupun tiduran disebelahnya dan kurangkul tikaku
ini.
Ndoro.. maafin Tika ya.. Tika tadi pipis di mulutnya Ndoro.. pipis Tika bau ya Ndoro...
Nggak apa-apa Nduk.. tapi Tika harus dihukum.. karena udah pipis dimulut Ndoro..
Tika mau dihukum apa saja Ndoro.. asalkan Ndoro nggak marahin Tika...
Hukumannya, Tika gantian minum pipisnya Ndoro.. mau nggak...
Iya Ndoro...

Akhirnya aku keluarkan kontolku yang sudah tegang. Begitu kontolku sudah aku keluarkan dari
CDku, Tika yang masih terlalu polos itu menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Aku lihat
wajah Tika agak memerah. Setelah aku lepaskan kedua tangannya, aku sodorkan kontolku
kedepan wajahnya dan aku suruh Tika untuk memegangnya.
Nduk.. ayo dipegang dan dielus-elus..!.
Inggih Ndoro.. tapi Tika malu Ndoro.. Tika takut Ndoro...
Nggak apa-apa Nduk.. ini nggak nggigit kok.. ini namanya kontol Nduk...
Kemudian gadis kecilku ini mulai memegang, mengurut, meremas dan kadang-kadang diurut.
Nduk.. kontolnya ndoromu ini diemut ya...
Tapi Ndoro.. Tika takut Ndoro.. Tika jijik Ndoro...
Nggak apa-apa Nduk.. diemut saja seperti saat Tika ngemut es krim.. ayo nanti Tika Ndoro
kasih es krim.. mau ya...
Benar Ndoro.. nanti Tika dikasih es krim...Iya Nduk...
Tika pun jongkok diantara pahaku dan mulai memasukkan kontolku ke mulutnya yang mungil.
Agak susah sih, bahkan kadang-kadang kontolku mengenai giginya.
Nah gitu nduuk.. diisep ya.. yaa.. ya gituu.. nduuk...
Sambil Tika mengoral kontolku, kaos lusuhnya Tika pun aku angkat dan aku lepaskan dari tubuh
mungilnya. Aku elus-elus teteknya dan kadang aku remas dengan keras.
Aku gemes banget sih sama payudaranya yang bentuknya agak meruncing itu.
Sekitar 12 menit kemudian, aku rasakan kontolku sudah berdenyut-denyut. Aku tarik kepala Tika
dan aku kocok kontolku dimulut mungilnya.. dan.. aku tekan sampai menyentuh
kerongkongannya dan akhirnya .. croot.. croot.. croot.. cruut..!
Cairan pejuhku sebagian besar tertelan oleh Tika dan hanya sedikit yang menetes keluar dari
mulutnya.
Ndoroo.. pipisnya banyak banget.. Tika sampai mau muntah...
He.. eh.. nduuk.. tapi enak kan.. pipisnya Ndoro...
Inggih Ndoro.. pipis Ndoro kental banget.. Tika sampai nggak bisa telan.. agak amis Ndoro...
Aku memang termasuk laki-laki yang suka merawat tubuhku. Hampir setiap hari aku fitnes.
Menuku setiap hari : susu khusus lelaki, madu, 6 butir telur mentah, dan juga suplemen protein
produk Amerika. Jadi ya wajar kalau spermaku kental dan agak amis.
Kemudian aku peluk bidadariku kecilku ini dan sesuai janjiku dia aku kasih es krim rasa vanilla.
Setelah habis Tika memakan es krimnya, dia aku telentangkan lagi diranjangku. Terus aku
kangkangkan lagi pahanya dan aku mulai lagi menjilati memek tembemnya. terus terang saja aku
penasaran sebelum membobol selaput daranya.
Ndoro.. mau ngapain lagi.. nanti Tika pipis lagi lho Ndoro...
Nggak apa-apa Nduk.. pipis lagi aja Nduk.. Tika mau lagi khan es krim..
Mau Ndoro...

Setelah aku siap, pahanya aku kangkangkan lagi lebih lebar, dan aku mulai memasukkan kepala
kontolku ke lubang surgawinya. Baru masuk sedikit, tikaku meringgis.
Ndoro.. memek Tika diapain.. kok sakit..
Aku sempat tarik ulur kontolku di liang memeknya. Dan setelah kurasa mantap, aku tekan
dengan keras. Aku rasakan ujung kontolku merobek selaput tipis, yang aku yakin itu adalah
selaput daranya.
Ndoorroo.. sakiit.. Langsung aku peluk Tika, kuciumi wajah dan bibir mungilnya.
Nggak apa-apa Nduk.. nanti enak kok.. Tika tenang saja ya...
Setelah kudiamkan beberapa saat, aku mulai lagi memompa memeknya dan aku lihat masih
meringis sambil menggigit bibir bawahnya.
Oohh.. ahh.. auuhh.. geli Ndoro.. ahh.. itulah yang keluar dari mulutnya Tika.
Auuhh.. oohh.., Ndoro.., periih, aahh.. gelii Ndoro.. aahh..,.
SAmbil aku terus meusuk-nusuk memeknya, aku selalu perhatikan wajah imutnya Tika. Sungguh
pemandangan yang luar biasa. Wajahnya memerah, bibirnyapun kadang-kadang menggigit bibir
bawahnya dan kalau aku lihatnya matanya terkadang hanya terlihat putihnya saja. Kedua kaki
Tika pun sudah tidak beraturan menendang kesana-kesini dan juga kedua tangannya menariknarik seprei kasurku hingga terlepas dari kaitannya.
Auuhh.. oohh.., ndoroo.., aahh.. ooh.. aahh, ndoroo...
Aku mulai rasakan ada denyutan-denyutan vaginanya di kontolku, pertanda tikaku sebentar lagi
orgasme. Kepala Tika pun mulai menengadah ke atas dan kadang-kadang badannya melengkung.
Sungguh pemandangan yang sensasional, gadis 14 tahun yang masih begitu polos, tubuhnya
mengelinjang dengan desahan-desahan yang betul-betul erotis. Aku yakin para pembaca setuju
dengan pendapatku, tapi tangannya pembaca kok megang-megang itu nya sendiri, hayo udah
terangsang ya. Aku tahu kok, nggak usah malu-malu, terusin aja sambil membaca ceritaku ini.
Oohh.. ahh.. auuhh.. geli ndoroo.. ahh..
Ndoroo.. Tika mau pipiiss.. ndoroo..
Seerr.. suurr.. suurr.., kontolku seperti disiram air hangat...
Aku peluk sebentar tikaku untuk memberikan kesempatan gadis kecilku menuntaskan
orgamesme. Setelah agak reda, aku lumat-lumat bibir mungilnya.
Maapin Tika ya Ndoro.. Tika pipis dikasurnya Ndoro...
Tika malu Ndoro.. udah gede masih ngompol di kasur...
Nggak apa-apa Nduk.. (lugu sekali gadisku ini).. Ndoro juga mau pipis di kasur kok...
Aku sendiri sudah nggak tahan. Kakinya aku angkat, lalu kuletakkan di pundakku. Dengan posisi
ini kurasakan kontolku menyentuh dinding rahimnya. Memeknya jadi becek banget, dan aku
mulai mempercepat sodokan kontolku.
Ndooro.. Tika capek.. Tika mau bobok.. ndooroo...
Iya nduuk.. Tika bobok saja yaa...

Memeek Tika periih.. ndooroo...


Kutekan keras-keras kontolku ke liang kenikmatannya dan kutarik pantatnya dan croot.. cruut..
croot.. croot.. cruut.. croot..!. Aku muntahkan pejuhku kedalam rahimnya.
Aku cabut kontolku dari memek tembemnya, terlihat lendir putih bercampur dengan darah segar
mengalir keluar dari liang kemaluannya.
Ndoro.., kenapa Ndoro pipis diperutnya Tika.., perut Tika jadi hangat Ndoro...
Iya nduuk.., biar kamu nggak kedinginan.., ayo sekarang Tika bobok ya.., sini Ndoro kelonin...
Inggih Ndoro.., sekarang Tika capek.., Tika pengen bobok...
Aku perhatikan memeknya sudah mulai melebar dan agak membelah dibandingkan sebelum aku
perawanin. Aku peluk dia dan aku cium dengan mesra Tika, si gadis kecilku. Aku dan tikapun
akhirnya tertidur dengan pulas. Nikmaat.

Maria. Itu namaku. Kedua orang tuaku meninggal karena kecelakaan ketika aku berusia 11
tahun. Saat itu, aku benar-benar sendirian. Rasa takut dan kesepian menyerang hati dan
pikiranku. Yang paling menyedihkan adalah, aku sama sekali tidak pernah dikenalkan ataupun
berjumpa dengan kerabat ayah maupun ibu. Aku tidak pernah bertanya. Selama ini aku hanya
mengenal ayah dan ibu saja. Dan itu sudah lebih dari cukup bagiku. Kami bertiga sangat bahagia.
Aku tidak ingat, bagaimana aku bisa sampai di panti asuhan itu. Yayasan Bunda Erika, aku
membacanya di sebuah papan nama di depan pintu masuk bangunan itu. Di sana, banyak anakanak yang sebaya denganku. Kehadiran mereka membuatku setidaknya lupa akan kemalangan
yang baru saja menimpaku. Tidak lamapun, aku merasa kalau aku telah menemukan rumah baru
bagiku. Enam bulan pun berlalu.
Pada suatu hari yang cerah, mendadak kami dibangunkan oleh Bunda Risa, salah satu pengurus
di tempat kami.
Ayo bangun, cepat mandi, pakai pakaian terbaik kalian, setelah itu kalian harus berkumpul di
aula. Kita akan kedatangan seseorang yang sangat istimewa, katanya sambil tersenyum hangat.
Dan aku pun bertanya, Bunda, tamu istimewanya siapa sih? Artis ya?
Mungkin ya.., kata Bunda Risa sambil tertawa kecil.
Karena dia adalah putra tunggal dari pemilik yayasan ini..

Tak kusangka, pertemuanku dengan Erik Torian bisa mengubah hidupku, seluruhnya. Saat dia
melewati barisan anak-anak yang lain, dia tiba-tiba berhenti tepat di depanku. Senyuman
misterius menghiasi wajahnya. Dengan posisi membungkuk, dia mengamati wajahku dengan
teliti. Temannya yang ikut bersamanya pun ikut memperhatikan diriku.
Ada apa Torian? Apa kau kenal dengan anak ini?, tanyanya.
Tidak, Erik masih memandangiku sambil memegang mukaku, seolah-olah aku tidak bernyawa.
Sempurna katanya dingin.
Seperti boneka..
Aku yakin sekali dia bergumam ["..boneka yang aku idam-idamkan"]
Lalu dia melepaskan wajahku dan langsung meninggalkanku begitu saja.
Sehari setelah kunjungan itu, Erik bersama temannya itu kembali mengunjungi yayasan, untuk
mengadopsi diriku.
Halo.. Maria Erik melemparkan senyum yang berbeda dari kemarin.
Mulai saat ini, aku-lah yang akan merawat dan mengurus Maria. Kamu tidak harus memanggil
aku ayah atau sebutan lainnya, panggil saja aku Erik.
Sambil mengalihkan pandangannya ke temannya, dia melanjutkan,Nah.., ini adalah temanku,
namanya Tomi.
Akupun menyunggingkan senyuman ke arah Tomi yang membalasku dengan senyuman hangat.
Aku sama sekali tidak percaya bahwa ternyata Erik tinggal sendirian di rumah megah seperti ini
dan masih berusia 24 tahun saat itu. Diam-diam, aku kagum dengan penampilan Erik dan Tomi
yang sangat menarik. Berada di tengah-tengah mereka saja sudah sangat membuatku special.
Erik sangatlah baik padaku. Dia selalu membelikan baju-baju indah dan boneka porselain untuk
dipajang dikamar tidurku. Dia sangat memanjakan aku. Tapi, dia juga bersikap disiplin. Aku
tidak diperbolehkan untuk keluar rumah selain ke sekolah tanpa dirinya.
Empat bulan berlalu, rasa sayangku terhadap Erik mulai bertambah. Hari itu, aku mulai merasa
bosan di rumah dan Erik belum pulang dari kantor. Aku pun menunggunya untuk pulang sambil
bermain Play Station di kamarku. Tepat jam 10.30 malam, aku mendengar suara pintu di sebelah
kamarku berbunyi.
Erik sudah pulang!!, pikirku senang.
Aku pun berlari keluar kamar untuk menyambutnya. Tapi, di depan kamar Erik aku berhenti.
Pintunya terbuka sedikit. Dan aku bisa tahu apa yang terjadi di dalam sana. Erik bersama seorang
wanita yang sangat cantik, berambut panjang, kulitnya pun sempurna. Aku hanya bisa terdiam
terpaku. Aku melihat Erik mulai menciumi bibir wanita itu dengan penuh nafsu. Tangannya
meraba-raba dan meremas payudara wanita itu.
Ohh..Erik

Pelan-pelan, tangan Erik menyingkap rok wanita itu dan menari-nari di sekitar pinggul dan
pahanya. Tak lama, Erik sudah habis melucuti pakaian wanita itu. Erik merebahkan wanita itu ke
tempat tidur dan menindihnya, tangan Erik bermain-main dengan tubuh wanita itu, menciuminya
dengan membabi buta, menciumi leher, menciumi payudara wanita itu sambil meremasremasnya.
Ohh..Eriik.. Aku mendengar desahan wanita itu.
Aku melihatnya. Aku tidak percaya bahwa aku menyaksikan itu semua. Tapi, aku tidak bergerak
sedikit pun. Aku tidak bisa.
Erik pun membuka resleting celananya dan mengeluarkan senjatanya, kedua kaki wanita itu
dipegang dengan tangan Erik dan Erik segera menancapkan senjatanya ke liang wanita yang
sudah basah itu dengan sangat kasar. Wanita itu mengerang dengan keras. Tanpa sadar, pipiku
sudah dibasahi oleh air mata. Hatiku terasa sakit dan ngilu. Tapi, aku tetap tidak bisa beranjak
dari sana. Aku tetap melihat perbuatan Erik tanpa berkedip sambil berlinang air mata.
Erik masih melanjutkan permainannya bersama wanita cantik itu, dia menggerakkan pinggulnya
maju dan mundur dengan sangat cepat. Teriakan kepuasan dari wanita itu pun membahana di
seluruh ruangan. Sepuluh menit setelah itu, Erik terlihat kejang sesaat sambil mengerang
tertahan. Erik pun menghela napas dan beristirahat sejenak, masih dalam rangkulan wanita itu.
Permainan berakhir.
Tapi aku masih mematung di depan kamarnya, memperhatikan Erik dari sebelah pintu yang
sedikit terbuka. Aku tidak mau bergerak juga, seolah-olah aku sengaja ingin ditemukan oleh
Erik. Benar saja, aku melihat Erik berbenah memberesi bajunya dan bergerak menuju pintu. Dia
membuka pintu dan melihat diriku mematung sambil menangis di sana. Dia memperhatikanku
sejenak dan senyuman misterius itu hadir lagi.
Dia pun membungkukkan tubuhnya,
Hey, tukang ngintip cilik. Aku nggak marah kok. Hanya saja, aku sudah mempersiapkan
hukuman yang tepat untukmu. Tapi, tidak saat ini. Ayo, aku temani kamu sampai kamu tertidur.
Kalau kamu capek, besok bolos saja.
Erik pun menggendongku yang masih terisak kekamar tidurku. Dan semalaman dia tidur sambil
memelukku dengan hangat.
Aku..aku..sayang Erik
Erik adalah milikku..hanya milikku seorang
Pikiranku berputar-putar memikirkan hal itu. Tak lama, aku pun tertidur lelap.
Hari ini adalah ulang tahunku yang ke-14. Aku senang sekali, karena Erik telah mempersiapkan
sebuah pesta ulang tahun untukku di sebuah hotel bintang 5. Ballroom hotel itu sangat indah,

Erik mempersiapkannya secara spesial. Aku pun mengenakan gaun berwarna putih yang baru
dibelikan Erik. Kata Erik, aku sangat cantik dengan baju itu, Kamu cocok sekali dengan warna
putih, sangat matching dengan warna kulitmu.. Dan lagi, sekarang.. kamu semakin cantik.
Teman-teman perempuanku juga berdecak kagum melihat penampilanku saat itu.
Kamu cantik ya Maria? Beruntung sekali kamu punya ayah angkat seperti Erik..
Kata Sara, teman baikku sambil tertawa meledek. Sara melirik ke arah Erik yang sedang duduk
di meja pojok bersama Tomi.
Hey Maria, Erik itu ganteng banget ya? Temennya juga.. ujar Sara sambil tertawa kecil.
Aku pun hanya bisa tertawa, aku pun menetujuinya. Akhir-akhir ini, kami memang jadi sering
membicarakan soal cowok. Mungkin karena puber. Tak lama, Aryo temanku yang sepertinya
suka denganku datang, sambil menyerahkan hadiah, dia mencium kedua pipiku. Tanpa sadar
pipiku bersemu merah.
Setelah pesta usai, Erik mengajakku istirahat di kamar hotel. Aku lumayan capek, tapi aku
senang. Dan setiba di kamar, aku memeluk Erik sambil mengucapkan terima kasih.
Terima kasih Erik..aku sayang sekali sama Erik..
Erik pun membalas pelukanku sejenak dan kemudian melepasnya, dan dia memegang kedua
lenganku sambil memandangku dengan serius. Aku pun merasa heran dan sedikit takut.
..Erik? Kenapa? Marah yaa? Aku..melakukan kesalahan apa?
Tanpa banyak bicara, Erik menggeretku ke tempat tidur, mencopot dasinya dan menggunakannya
untuk mengikat kedua tanganku dengan kencang. Aku memekik dan mulai menangis.
Eriik!! Sakit!! Kenapa??!!
Dia melihatku dengan pandangan marah. Kemudian berteriak,
Kenapa??!! Kenapa katamu?! Kamu itu perempuan apa??!! Masih kecil sudah kenal laki-laki!!
Sudah kuputuskan! Kamu harus di hukum atas perbuatanmu barusan dan perbuatanmu 2 tahun
yang lalu!!
Deg. Jantungku terasa berhenti mengingat kejadian itu.
Erik marah.., pikirku.
Aku pun merasa ketakutan. Aku takut dibenci. Aku tidak mau kehilangan lagi orang yang
kusayangi.
Tiba-tiba, Erik menarik gaunku dengan sangat kasar sehingga menjadi robek. Aku berteriak.
Ini akibatnya kalau jadi perempuan genit!!
Erik menariknya lagi untuk kedua kalinya, pakaian dalamku semakin terlihat. Celana dalamku
juga akan dilepasnya.
Erriik!! Jangaan!!, aku berteriak ketakutan.
Terlambat, aku sudah telanjang total. Hanya sisa-sisa gaunku-lah yang masih menyembunyikan
bagian-bagian tubuhku sedikit. Erik melihatku dengan penuh nafsu. Nafasnya terdengar berat

penuh dengan kemarahan dan birahi. Dia pun menahan tanganku yang terikat dan mendekatkan
bibirnya ke bibirku.
Aku harus menjadi orang pertama yang..
Erik tidak menyelesaikan kata-katanya dan mulai melumat bibirku dengan sedikit kasar.
Hmmphh..
Untuk pertama kalinya aku merasakan ada getaran yang aneh pada tubuhku. Sensasi yang tidak
pernah kurasakan sebelumnya.
Erik terus berlanjut menciumku, aku bisa merasakan lidahnya memijat lidahku. Aku pun
mengikuti permainannya, sedikit takut, sedikit ingin tahu. Erik mulai meremas-remas
payudaraku yang belum tumbuh seutuhnya.
Ahh..
Aku mulai menikmati getaran aneh pada diriku.
Panas..badanku terasa panas..Erik.. pikirku dalam hati.
Erik melanjutkan ciumannya ke leher dan menggigitnya sedikit, remasan tangannya di
payudaraku makin kuat.
Ahh..!! nafasku makin memburu.
Tiba-tiba Erik berhenti dan melihatku sambil tersenyum misterius.
Hmm..kamu menyukainya bukan? Ya kan, setan cilik?
Mukaku bersemu merah, tapi terlalu takut untuk berbicara, tubuhku bergetar hebat. Erik
melepaskan kemejanya dan celananya, masih memandangiku. Aku terlalu malu untuk
memandang wajahnya.
Aku rasa, kamu sudah siap untuk permainan selanjutnya..
Erik tertawa kecil, sedikit kemarahan masih tersisa pada dirinya. Erik kembali menciumiku, kali
ini dia meremas payudaraku sambil menghisapnya.
Hhh..!!
Tidak apa-apa..kalau Erik..tidak apa-apa. pikirku.
Aku memejamkan mataku erat-erat ketika Erik mulai memasukkan senjatanya ke dalam diriku.
Emm.. aku tidak berani bilang kalau aku merasa sakit.
Erik mulai tidak sabar, dan dia memasukkannya dengan kasar.
Aaahh..!!
Aku menjerit dan mulai menangis lagi. Senjatanya sudah memasuki diriku seutuhnya dan sakit
yang kurasakan itu sedikit aneh, ada kenikmatan di dalamnya. Aku mulai sedikit meronta sambil
berteriak. Tapi Erik menahanku dengan kuat. Erik menciumi diriku yang bergetar hebat dengan
sedikit paksa. Bosan dengan posisinya, Erik membalikkan posisi tubuhku menjadi telungkup.
Erriik..!! tidaak!! aku sangat malu melakukan posisi itu.
Tetapi Erik tidak peduli dan melanjutkan kembali permainannya. Setiap kali tubuh Erik
menghentak, aku menjerit sekeras-kerasnya. Erik melakukan gerakan menghentak itu secara
teratur, dan tiba-tiba aku merasakan getaran yang sangat hebat dalam diriku, aku merasakan

liangku
menyempit karena otot-otot di tubuhku menjadi tegang. Aku pun berteriak lebih keras dari
sebelumnya.
Ohh..Maria.
Aku merasakan tangan Erik meremas pinggulku dengan kuat. Tubuh Erik mengejang, dan cairan
deras pun mengalir dari liangku. Aku mendesah panjang. Tubuhku masih bergetar. Erik masih
menindihku dan mulai menciumi punggungku.
Hhhmm.. pilihanku memang selalu tepat, gumamnya.
Aku memilih untuk diam. Erik bergeser ke sampingku. Dia memandangiku yang masih berlinang
air mata. Tersenyum Erik mengecup kepalaku sambil mengelusnya.
Maria, kamu adalah milikku seorang.. tidak ada satupun yang boleh menyentuhmu tanpa seizinku.
Erik memeluk tubuhku yang kecil dengan erat.
Ya Erik..aku adalah milikmu. Aku akan melakukan apa saja yang kau perintahkan, asal kau
tidak membenciku. Aku masih terisak.
Anak bodoh.. Aku tidak akan pernah membencimu Maria..
Pelukan Erik semakin erat. Mukaku terasa panas. Dan aku segera membenamkan diriku ke
dalam pelukan Erik.
Terima kasih..Erik.

Seperti telah kuceritakan di bagian sebelumnya, Senin, Rabu dan Jumat adalah jadwalku
mengajar Sari dan Rina. Karena rumah Rina lebih dekat, maka Sari yang datang ke rumah Rina.
Ibu Rina adalah orang Menado. Bapaknya orang Batak. Kedua orang tuanya berada di Surabaya.
Dia disini tinggal berdua saja dengan kakak perempuan tertuanya yang kerja di Bank.
Mengontrak rumah mungil di daerah Cipete. Sedang kedua orang tua Sari adalah asli orang
Tasik. Keduanya cantik. Tinggi tubuhnya hampir sama. Rina orangnya putih, agak gemuk dan
sedikit banyak omong. Sedang Sari hitam manis, cenderung pendiam dan agak kurus.

Singkat cerita, setelah beberapa kali mengajar, aku tahu bahwa memang si Rina kurang bisa
konsentrasi. Konsentrasinya selalu pecah. Ada saja alasannya. Berbeda dengan Sari. Bahkan
kadang-kadang matanya menggoda nakal memandangku. Mungkin kalau tidak ada Sari, sudah
kuterkam dia. Pakaiannya pun kadang-kadang mengundang nafsuku. Celananya pendek sekali
dengan kaos oblong tanpa BH. Berbeda sekali dengan Sari. Sari memang pendiam. Kalau tidak
ditanya, dia diam saja. Jadi kalau tidak tahu, dia malu bertanya. Tetapi dari pengalamanku, aku
tahu kalau Sari ini mempunyai nafsu yang besar yang terpendam.
Suatu saat aku datang mengajar ke rumah Rina. Seperti biasa kalau jam belajar, pintu depannya
tidak dikunci, jadi aku bisa langsung masuk. Kok sepi..? Pada kemana..? Aku kebingungan, lihat
sana dan sini mencari orang di rumah itu. Aku langsung ke dapur, tidak ada siapa-siapa. Aku
memang biasa dan sudah diizinkan berkeliling rumahnya. Mau masuk kamarnya, aku takut
karena belum pernah. Lalu aku duduk di ruang tamu, sambil buka-buka buku mempersiapkan
pelajaran.
Samar-samar aku mendengar suara mendesah-desah. Aku jadi tidak konsentrasi. Kucari arah
suara itu. Ternyata dari kamarnya Rina. Kutempelkan telingaku ke pintu. Setelah yakin itu suara
Rina, kucoba memutar pegangan pintunya, ternyata tidak dikunci. Kubuka sedikit dan kuintip.
Ternyata dia sedang masturbasi di tempat tidurnya. Tangan kirinya meremas-remas susunya,
tangan kanannya masuk ke dalam roknya. Wajah dan suara desahannya membuatku terangsang.
Aku masuk pelan-pelan, dia kaget sekali melihatku. Tangannya langsung menarik kaosnya
menutupi susunya. Wajahnya merah padam karena malu.
Ehh.. ee.. Masss.. suss.., ssuuddaaahh laammaaa..? tanyanya terbata-bata.
Karena aku sudah terangsang dan sudah yakin sekali kalau dia pun mau, langsung kulumat
bibirnya. Mulanya dia kaget, tetapi tidak lama dia pun balik membalas ciumanku dengan
ganasnya. Tanganku pun langsung masuk ke dalam kaosnya, mencari bukit kembarnya. Kurabaraba, kuremas-remas kedua bukitnya bergantian. Tidak sekenyal dan sekeras punyanya Sara atau
Ketty.
Aaahhh.., Masss.., mmm.., aaahhh..! desahnya.
Karena cukup mengganggu, kuangkat lepas kaosnya. Terpampanglah kedua bukit kembarnya.
Putih bersih dengan puttingnya merah muda yang menonjol indah. Kurebahkan dia, kuciumi
kedua bukit kembarnya bergantian.
Ahhh.., Mass..! Teruuuss Masss..! Aahhh.., ooohhh Hissaaappp.., Masss..!
Langsung kukulum-kulum dan kuhisap-hisap puting susu kanannya, sedang yang kiri kuremasremas.
Aaahhh.., ooohhh.., Mass eenaaakkkk.., Mass yang keeraasss..!
Tangannya sekarang tidak mau diam, mulai memegang batang kejantananku yang sudah tegang
dari luar celanaku. Tanganku pun mulai masuk ke dalam roknya. Astaga. Dia tidak memakai

celana dalam. Kucari-cari kaitan roknya, resletingnya, lalu kuplorotkan roknya. Terpampanglah
tubuh indah putih di hadapanku. Kucium perutnya, naik lagi ke susunya begitu berulang-ulang.
Kepalanya bergolek ke kiri dan ke kanan.
Auwww.., Maasss..! Aaaddduuuhhh.., ooohhh..! dia menikmati sensasi yang kuberikan.
Kira-kira tiga menit, tiba-tiba dia bangkit. Melepas kaosku, menurunkan celana serta celana
dalamku sekalian. Aku didorongnya. Batang kejantananku yang sudah menegang langsung
berdiri di hadapannya.
Kamu nakal yaa.., berdiri tanpa izin..! katanya kepada kemaluanku.
Langsung dikocok-kocok, diurut, dipijat oleh tangannya.
Aaahhh Riiinnn.. Dari tadi keekk..! kataku protes.
Lalu dia mulai mengulum senjataku. Lalu kakinya memutar mengangkangi wajahku. Aku tahu
maksudnya. Sekarang, ada bibir kemaluan indah di hadapanku. Langsung kulahap. Kujilati
seluruh permukaan liang keperawanannya.
Sudah basah sekali ini orang..! pikirku.
Setiap aku menyentuh kelentitnya, dia berhenti menyedot batang keperkasaanku.
Lalu dia melepaskan penisku, berdiri, lalu jongkok tepat di atas alat vitalku.
Bukan main..! Masih kelas 2 SMP kok sudah begini hebat permainannya..! batinku, Umurnya
paling-paling sebaya Sara, 13 tahunan.
Dia pegang senjataku, dipaskan ke lubangnya, lalu dengan sangat perlahan dia berjongkok.
Aaahhh..! desisku saat kepala kemaluanku ditelan liang kenikmatannya.
Masih sempit. Sangat perlahan dia menurunkan pantatnya. Penetrasi ini sungguh indah. Matanya
terpejam, tangannya menekan dadaku. Dia menikmati sekali setiap gesekan demi gesekan.
Aaahhh.., ssshhhssshhh..! desahnya.
Setelah seluruh batang kemaluanku masuk, terasa olehku kepala kejantananku menyentuh
rahimnya. Didiamkan sebentar sambil dikedut-kedutkan urat kemaluannya.
Aaahhh.., Riiinnn eeennnaaakkk sseeekkkaallliii..!
Lalu perlahan-lahan dia mulai menaik-turunkan pantatnya. Susunya bergoyang-goyang indah.
Kuremas-remas keduanya.
Aa.., ah.., ahh.., ooohhh.., sshshshsh.., shhh..!
Lama-lama semakin cepat. Tidak lama kemudian dia menjepitkan kakinya ke pantatku sambil
tangannya meremas dadaku dan menekan pantatnya agar masuk lebih dalam.
Massss.., aakkkuuu.. uuuddddaaahhh aaahhh..! desahnya tidak menentu.
Syurrrr ssyyuurrr cairan hangat menyelimuti kepala batang kejantananku.
Dia rebah ke atas tubuhku. Aku yang belum sampai, langsung membalikkan badannya. Langsung
kegenjot dia secepat mungkin. Karena liang senggamanya sudah basah, maka daya cengkramnya
menurun. Sehingga aku harus lama memompanya.
Maasss.., uuuddaaahhh..! Aaakkkuuu eenggaaakkk taahhhaannn..!Adduuuhhh.. Mmass..!

Geeellii..! teriaknya.
Dia berkelojotan, susunya bergoyang-goyang. Kuremas-remas keduanya dengan kedua tanganku.
Aku tidak peduli, terus saja kugenjot.
Sampai akhirnya, Aaahhh.., Rriiinnn.. Maasss ssaammmpeee aaahhh..! desahku yang
diikuti dengan, Croottt.., croottt.., croottt.., empat kelompok cairan spermaku memuncrat di
liang senggamanya.
Aku langsung ambruk ke dadanya. Setelah reda nafasku, kupeluk dia sambil berguling ke
sebelahnya. Kucium keningnya. Kudekap dia lebih rapat. Batang keperkasaanku masih tertancap
di liang kenikmatannya.
Terima kasih ya Riinnn..!
Sama-sama Maasss..!
Riinnn.., maaf ya..? Mas mau tanya.., Tapi Rina jangan marah yaaa..?
Rina tau apa yang Mas mau tanya. Memang Rina udah sering beginian sama pacar Rina. Tapi
sudah 2 bulan ini putus, jadi Rina sering masturbasi seperti yang Mas liat tadi. jawabnya enteng
sekali.
Oooo..
Mas adalah orang kedua yang meniduri Rina setelah pacar Rina.

Mass.., Rina khan belajarnya sama Sara. Sara banyak cerita ke Rina tentang hubungan Sara sama
Mas Kata Sara, Mas hebat.., Rina jadi kepengiiiinn banget hubungan sama Mas..!
Kapan Rina pertama kali hubungan dengan pacar Rina..?
Udah lama Mas.., kira-kira waktu Rina kelas satu dulu. Rina kecolongan Mass.., tapi setelah tau
enaknya, Rina jadi ketagihan.
Ooo.
Si Sari kok enggak dateng..?
Tadi siang Aku bilang ke Dia, hari ini enggak belajar, karena Aku pengiinn banget ngentot sama
Maass.. Habis.. gatel sssiiiihh..! katanya sambil mengedut-ngedutkan liang kewanitaannya.
Penisku serasa dipijat-pijat. Kucabut, lalu keluarlah cairan kental putih dari liang senggamanya.
Lubang kenikmatannya kubersihkan dengan kaosnya, lalu batang kejantananku pun kulap.
Sekarang mau belajar..? tanyaku.
Kayaknya enggak deh Mas. Kasian khan Sari ketinggalan.
Ok deh. Mas sebetulnya juga ada perlu di rumah. Mau bantuin bapak betulin mobil orang.
Besok mau diambil.
Iya deh Mass.. Terima kasih ya..!
Lalu kucium pipinya. Aku bangkit ke kamar mandi dengan telanjang bulat sambil menenteng
pakaianku. Kamar mandinya ada di ruang tengah.Massss panggilnya saat aku akan keluar

kamarnya.Apa..?"Besok lagi. Datangnya jam tigaan aja Mass. Si Sari datangnya paling jam 4
kurang, jadi kita bisa puas-puasin dulu..!
Iyaaa deeehhh.., tenang aja. kataku sambil keluar kamar.
Begitulah setiap sebelum mengajar, aku menggarap Rina sepuasku. Begitu pula dengan Rina.
Dia nafsunya sangat besar. Tetapi kemaluannya tidak begitu menjepit. Sebenarnya itu bukanlah
masalah buatku. Sejak aku tidak bisa berhubungan dengan Sara lagi, aku cukup puas
berhubungan dengan Ketty dan Rina.
Suatu saat, ketika melihat perubahan atas sikap Sari kepadaku. Dia sering mencuri pandang ke
arahku. Aku tidak tahu sebabnya, tetapi setelah selesai belajar, saat kujalan bersama dengan Sari,
Sari bercerita kepadaku.
Mas.. Sari tahu lhooo.. Hubungan Rina sama Mas
Lho.., Sari tahu dari mana..? Apa Rina cerita..? tanyaku kaget.
Enggak. Waktu Sari datang lebih awal, kira-kira jam tiga seperempat, Sari masuk rumah Rina,
Sari denger Rina teriak-teriak di kamar, kupikir Rina khan udah putus sama pacarnya..? Lalu
Rina sama siapa..? Terus Sari intip. Eeehhh enggak taunya sama Mas Pri..!
Terus..?
Terus.., ya Sari keluar aja, takut ketahuan. Terus Sari nongkrong di tukang bakso depan. Kirakira jam empat kurang, Sari masuk lagi.
Terus..?
Yaa.., udah gitu aja..!
Hening sesaat waktu itu, kami sibuk dengan pikiran kami masing-masing.
Sari pernah enggak yaa..? batinku.
Tanya, enggak, tanya, enggak. Kalo kutanya, Dia marah enggak ya.. Ah bodo, yang penting
tanya dulu aja
Eng.., Sari pernah enggak..?
Pernah apa Mas..?
Ya.., seperti Sara atau Rina..?
Belummm Mmassss..! jawabnya malu-malu dan wajahnya merah padam.
Ternyata dia tidkak marah. Benar dugaanku, nafsunya besar juga.
Sari mau..?
Dia diam saja sambil menunduk. Pasti mau lah.
Sari udah punya pacar..?
Beluumm Mass.., abis dilarang sama Bapak Ibu.
Yaa.., jangan sampe ketahuan doonng..!
Lalu kami berpisah. Karena Sari harus naik bis ke Blok A. Sedangkan aku naik bis arah Pondok
Labu. Di bis aku berpikir, gimana caranya mendapatkan Sari.
Aku harus memanfaatkan Rina..! pikirku.

Besoknya sebelum belajar bersama, saat aku bercumbu dengan Rina, kubilang ke Rina kalau Sari
sudah tahu hubungan kita. Aku minta bantuannya untuk memancing nafsu si Sari. Tadinya aku
pikir Rina akan menolak, ternyata jalan pikiran Rina sudah sangat moderat. Dia
menyanggupinya. Karena Sari sudah tahu, untuk apa ditutup-tutupi katanya.
etika sedang belajar bersama, aku coba pancing nafsu Sari dengan cara kududuk di sebelah Rina.
Aku rangkul Rina, kucium pipinya, bibirnya dan kuraba dadanya. Rina saat itu memakai kaos
tanpa BH. Rina membalasnya. Lalu kudorong dia agar tiduran di karpet. Kami saling bergumul.
Melihat hal itu, Sari kaget juga. Dia menutupi wajahnya. Karena selama ini kami berhubungan
diam-diam. Tidak pernah secara terang-terangan. Kali itu kami berbuat seolah-olah tidak ada
orang lain selain kami berdua, untuk memancing nafsu Sari.
Perbuatan kami semakin memanas. Karena Rina sudah telanjang dada. Lalu Rina menurunkan
celana pendeknya. Dia langsung bugil karena tidak memakai celana dalam. Aku pun tidak
tinggal diam, kulepas semua pakaianku. Kugeluti dia. Lalu kami mengambil posisi 69. Rina di
atas. Kami saling menghisap.
Aaahhh.., Mmasss.., sshshshs Masss.. enaaakkk Mass.., ooohh..! desah Rina dibesarbesarkan.
Ohhh.. Riiinnn hisap yang kuaattt Riinnnn..! desahku juga.
Kulihat Sari sudah tidak menutupi wajahnya lagi.
Kira-kira lima menit saling menghisap, Rina berdiri memegang batang kemaluanku dan
mengarahkan ke liang senggamanya yang sudah tidak perawan lagi. Menurunkan pantatnya
dengan perlahan.
Bless..! langsung masuk seluruhnya.
Aaahhhh Maasss.., aaahhh.., ssshhh.., aaahhh..! desahnya.
Lalu dengan perlahan dinaik-turunkan pantatnya. Pertama-tama perlahan. Makin lama semakin
cepat.
Aahh.. ooohhh.., sh.. sh.. ooohhh Iiihhh..! erangnya.
Kulirik Sari, dia memandangi ekspresi Rina. Sepertinya dia sudah terangsang berat. Karena
wajahnya merah padam, nafasnya memburu. Tangannya memegang dadanya. Gerakan Rina
semakin tidak terkendali. Pantatnya berputar-putar sambil naik turun. Kira-kira 10 menit, aku
rasakan liang kewanitaan Rina sudah berkedut-kedut. Dia mau sampai klimakasnya. Dan
akhirnya pantatnya menghujam batang keperkasaanku dalam sekali.
Aaahhh.. Masss Akuuu sammmpppeee.. Maasss..!
Syuuurr syurrr.. kehangatan menyelimuti kepala senjataku.

Mass.., Rina khan belajarnya sama Sara. Sara banyak cerita ke Rina tentang hubungan Sara sama
Mas Kata Sara, Mas hebat.., Rina jadi kepengiiiinn banget hubungan sama Mas..!
Kapan Rina pertama kali hubungan dengan pacar Rina..?
Udah lama Mas.., kira-kira waktu Rina kelas satu dulu. Rina kecolongan Mass.., tapi setelah tau
enaknya, Rina jadi ketagihan.
Ooo.
Si Sari kok enggak dateng..?
Tadi siang Aku bilang ke Dia, hari ini enggak belajar, karena Aku pengiinn banget ngentot sama
Maass.. Habis.. gatel sssiiiihh..! katanya sambil mengedut-ngedutkan liang kewanitaannya.
Penisku serasa dipijat-pijat. Kucabut, lalu keluarlah cairan kental putih dari liang senggamanya.
Lubang kenikmatannya kubersihkan dengan kaosnya, lalu batang kejantananku pun kulap.
Sekarang mau belajar..? tanyaku.
Kayaknya enggak deh Mas. Kasian khan Sari ketinggalan.
Ok deh. Mas sebetulnya juga ada perlu di rumah. Mau bantuin bapak betulin mobil orang.
Besok mau diambil.
Iya deh Mass.. Terima kasih ya..!
Lalu kucium pipinya. Aku bangkit ke kamar mandi dengan telanjang bulat sambil menenteng
pakaianku. Kamar mandinya ada di ruang tengah.Massss panggilnya saat aku akan keluar
kamarnya.Apa..?"Besok lagi. Datangnya jam tigaan aja Mass. Si Sari datangnya paling jam 4
kurang, jadi kita bisa puas-puasin dulu..!
Iyaaa deeehhh.., tenang aja. kataku sambil keluar kamar.
Begitulah setiap sebelum mengajar, aku menggarap Rina sepuasku. Begitu pula dengan Rina.
Dia nafsunya sangat besar. Tetapi kemaluannya tidak begitu menjepit. Sebenarnya itu bukanlah
masalah buatku. Sejak aku tidak bisa berhubungan dengan Sara lagi, aku cukup puas
berhubungan dengan Ketty dan Rina.
Suatu saat, ketika melihat perubahan atas sikap Sari kepadaku. Dia sering mencuri pandang ke
arahku. Aku tidak tahu sebabnya, tetapi setelah selesai belajar, saat kujalan bersama dengan Sari,
Sari bercerita kepadaku.
Mas.. Sari tahu lhooo.. Hubungan Rina sama Mas
Lho.., Sari tahu dari mana..? Apa Rina cerita..? tanyaku kaget.
Enggak. Waktu Sari datang lebih awal, kira-kira jam tiga seperempat, Sari masuk rumah Rina,
Sari denger Rina teriak-teriak di kamar, kupikir Rina khan udah putus sama pacarnya..? Lalu
Rina sama siapa..? Terus Sari intip. Eeehhh enggak taunya sama Mas Pri..!
Terus..?
Terus.., ya Sari keluar aja, takut ketahuan. Terus Sari nongkrong di tukang bakso depan. Kirakira jam empat kurang, Sari masuk lagi.

Terus..?
Yaa.., udah gitu aja..!
Hening sesaat waktu itu, kami sibuk dengan pikiran kami masing-masing.
Sari pernah enggak yaa..? batinku.
Tanya, enggak, tanya, enggak. Kalo kutanya, Dia marah enggak ya.. Ah bodo, yang penting
tanya dulu aja
Eng.., Sari pernah enggak..?
Pernah apa Mas..?
Ya.., seperti Sara atau Rina..?
Belummm Mmassss..! jawabnya malu-malu dan wajahnya merah padam.
Ternyata dia tidkak marah. Benar dugaanku, nafsunya besar juga.
Sari mau..?
Dia diam saja sambil menunduk. Pasti mau lah.
Sari udah punya pacar..?
Beluumm Mass.., abis dilarang sama Bapak Ibu.
Yaa.., jangan sampe ketahuan doonng..!
Lalu kami berpisah. Karena Sari harus naik bis ke Blok A. Sedangkan aku naik bis arah Pondok
Labu. Di bis aku berpikir, gimana caranya mendapatkan Sari.
Aku harus memanfaatkan Rina..! pikirku.
Besoknya sebelum belajar bersama, saat aku bercumbu dengan Rina, kubilang ke Rina kalau Sari
sudah tahu hubungan kita. Aku minta bantuannya untuk memancing nafsu si Sari. Tadinya aku
pikir Rina akan menolak, ternyata jalan pikiran Rina sudah sangat moderat. Dia
menyanggupinya. Karena Sari sudah tahu, untuk apa ditutup-tutupi katanya.
etika sedang belajar bersama, aku coba pancing nafsu Sari dengan cara kududuk di sebelah Rina.
Aku rangkul Rina, kucium pipinya, bibirnya dan kuraba dadanya. Rina saat itu memakai kaos
tanpa BH. Rina membalasnya. Lalu kudorong dia agar tiduran di karpet. Kami saling bergumul.
Melihat hal itu, Sari kaget juga. Dia menutupi wajahnya. Karena selama ini kami berhubungan
diam-diam. Tidak pernah secara terang-terangan. Kali itu kami berbuat seolah-olah tidak ada
orang lain selain kami berdua, untuk memancing nafsu Sari.
Perbuatan kami semakin memanas. Karena Rina sudah telanjang dada. Lalu Rina menurunkan
celana pendeknya. Dia langsung bugil karena tidak memakai celana dalam. Aku pun tidak
tinggal diam, kulepas semua pakaianku. Kugeluti dia. Lalu kami mengambil posisi 69. Rina di
atas. Kami saling menghisap.
Aaahhh.., Mmasss.., sshshshs Masss.. enaaakkk Mass.., ooohh..! desah Rina dibesarbesarkan.

Ohhh.. Riiinnn hisap yang kuaattt Riinnnn..! desahku juga.


Kulihat Sari sudah tidak menutupi wajahnya lagi.
Kira-kira lima menit saling menghisap, Rina berdiri memegang batang kemaluanku dan
mengarahkan ke liang senggamanya yang sudah tidak perawan lagi. Menurunkan pantatnya
dengan perlahan.
Bless..! langsung masuk seluruhnya.
Aaahhhh Maasss.., aaahhh.., ssshhh.., aaahhh..! desahnya.
Lalu dengan perlahan dinaik-turunkan pantatnya. Pertama-tama perlahan. Makin lama semakin
cepat.
Aahh.. ooohhh.., sh.. sh.. ooohhh Iiihhh..! erangnya.
Kulirik Sari, dia memandangi ekspresi Rina. Sepertinya dia sudah terangsang berat. Karena
wajahnya merah padam, nafasnya memburu. Tangannya memegang dadanya. Gerakan Rina
semakin tidak terkendali. Pantatnya berputar-putar sambil naik turun. Kira-kira 10 menit, aku
rasakan liang kewanitaan Rina sudah berkedut-kedut. Dia mau sampai klimakasnya. Dan
akhirnya pantatnya menghujam batang keperkasaanku dalam sekali.
Aaahhh.. Masss Akuuu sammmpppeee.. Maasss..!
Syuuurr syurrr.. kehangatan menyelimuti kepala senjataku.

Dia langsung terguling ke sebelahku. Senjataku tercabut dari liang kenikmatannya dan
berhamburanlah cairan dari liang senggamanya ke karpet. Aku memang tidak begitu menghayati
permainan ini, karena pikiranku selalu ke Sari. Jadi pertahananku masih kuat. Aku bangkit
dengan telanjang bulat. Kuhampiri Sari. Sari kaget karena aku menghampirinya masih dengan
bertelanjang bulat. Langsung kupeluk dia. Kuciumi seluruh wajahnya. Tidak ada penolakan
darinya, tetapi juga tidak ada reaksi apa-apa. Benar-benar masih polos.
Lama-lama tangannya mulai memelukku. Dia mulai menikmatinya. Membalas ciumanku, walau
lidahnya belum bereaksi. Kuusahan semesra mungkin aku mencumbunya. Dan akhirnya
mulutnya membuka sedikit berbarengan dengan desahannya.
Aaahhh.. Maasss..! nafasnya mulai memburu.
Kumasukkan lidahku ke mulutnya. Kubelit lidahnya perlahan-lahan. Dia pun membalasnya.
Tanganku mulai meraba dadanya. Terasa putingnya sudah mengeras di bukit kembarnya yang
kecil. Kuremas-remas keduanya bergantian.
Maaasss.. oooohhhh.. Mmmasss.. shshhshshs desahnya.
Kulepas ciumanku. Kupandangi wajahnya sambil tanganku mengangkat kaosnya. Dia diam saja.
Lepas sudah kaosnya, sekarang tinggal BH mininya. Kulepaskan juga pengaitnya. Dia masih
diam saja. Akhirnya terpampanglah bukit kembarnya yang kecil lucu. Seperti biasa, untuk

menaklukan seorang perawan, tidak bisa terburu-buru. Harus sabar dan dengan kata-kata yang
tepat.
Bukan maaiinnn. Susumu bagus sekali Sar..! kataku sambil memandangi bukit kembarnya.
Warnanya tidak seputih Rina, agak coklat seperti warna kulitnya. Aku elus perlahan-lahan sekali.
Kusentuh-sentuh putingnya yang sudah menonjol. Setiap kusentuh putingnya, dia
menggelinjang.
Kutidurkan dia ke karpet. Lalu kuciumi dada kanannya, yang kiri kuremas-remas.
Aaahhh.., ssshhh.., Maaasss.., aaaddduuuhhh aaa..!
Bergantian kiri kanan. Kadang ciumanku turun ke arah perutnya, lalu naik lagi. Tangan kananku
sudah mengelus-ngelus pahanya. Dia masih memakai celana panjang katun. Kadang-kadang
kuelus-elus selangkangannya. Dia mulai membuka pahanya. Sementara itu Rina sudah pergi ke
kamar mandi. Karena kudengar suara guyuran air.
Setelah aku yakin dia sudah di puncak nafsunya, kupandangi wajahnya lagi. Wajahnya sudah
memerahkarena nafsunya. Ini saatnya. Lalu tanganku mulai membuka pengait celananya,
retsletingnya, dan menurunkan celana panjangnya sekalian dengan celana dalamnya. Tidak ada
penolakan. Bahkan dia membantunya dengan mengangkat pantatnya. Dia memandangiku sayu.
Bukit kemaluannya kecil tidak berbulu. Hampir sama dengan kepunyaan Titin dulu. Mungkin
karena sama-sama orang Sunda. Kupandangi bibir kemaluannya. Dia menutupinya dengan kedua
tangannya. Kutarik tangannya perlahan sambil kudekatkan wajahku. Mulanya tangannya
menutup agak keras, tetapi lama-lama mulai melemah. Kucium bibir kewanitaannya. Aaahhh..,
segar sekali harumnya. Kuulangi beberapa kali. Setiap kucium, pantatnya dinaikkan ke atas
sambil mendesah.
Aaahhh Masss.., mmm.. sshshshs
Batang kejantananku yang tadi sudah agak lemas, mulai mengeras lagi.
Lalu kubuka bibir kewanitaannya dengan jariku. Sudah basah. Kutelusuri seluruh liangnya
dengan jariku, lalu lidahku. Dia semakin menggelinjang. Lidahku menari-nari mencari kedelenya. Setelah dapat, kujilat-jilat dengan cepat sambil agak kutekan-tekan. Reaksinya,
gelinjangnya makin hebat, pantatnya bergoyang ke kiri dan ke kanan.
Adduuuhhh Maasss aaahhh.. ssshhh.. aaahhh..!
Kuangkat kedua kakinya, kutumpangkan ke pundakku, sehingga liang kewanitaannya semakin
membuka. Kupandangi belahan kewanitaannya. Betapa indah liangnya. Hangat dan berkedutkedut.
Saarr.., memekmu bagus betul.. Wangi lagi
Kembali kuhisap-hisap. Dia semakin keras mendesah.
Kira-kira 5 menit kemudian, pahanya menjepit leherku keras sekali. Lubang keperawanannya
berdenyut-denyut cepat sekali.

Dan, Syurrr syurrr menyemburlah cairan kenikmatannya.


Kuhirup semuanya. Manis, asin, gurih menjadi satu. Aaasshhh segarnya. Kakinya sudah
melemas.Kuturunkan kakinya, kukangkangkan pahanya. Kuarahkan batang keperkasaanku ke
liangnya sambil kupandangi wajahnya.
Boleh Sarr..? tanyaku memohon persetujuannya.
Matanya memandangku sayu, tidak bertenaga. Dia hanya mengangguk.
Pelan-pelan yaa Mass..!
Kuoles-oleskan kepala kemaluanku dengan cairan pelumas yang keluar dari liang senggamanya.
Lalu kugesek-gesekkan kepala kejantananku ke bibir kenikmatannya. Kuputar-putar sambil
menekan perlahan.

Dia langsung terguling ke sebelahku. Senjataku tercabut dari liang kenikmatannya dan
berhamburanlah cairan dari liang senggamanya ke karpet. Aku memang tidak begitu menghayati
permainan ini, karena pikiranku selalu ke Sari. Jadi pertahananku masih kuat. Aku bangkit
dengan telanjang bulat. Kuhampiri Sari. Sari kaget karena aku menghampirinya masih dengan
bertelanjang bulat. Langsung kupeluk dia. Kuciumi seluruh wajahnya. Tidak ada penolakan
darinya, tetapi juga tidak ada reaksi apa-apa. Benar-benar masih polos.
Lama-lama tangannya mulai memelukku. Dia mulai menikmatinya. Membalas ciumanku, walau
lidahnya belum bereaksi. Kuusahan semesra mungkin aku mencumbunya. Dan akhirnya
mulutnya membuka sedikit berbarengan dengan desahannya.
Aaahhh.. Maasss..! nafasnya mulai memburu.
Kumasukkan lidahku ke mulutnya. Kubelit lidahnya perlahan-lahan. Dia pun membalasnya.
Tanganku mulai meraba dadanya. Terasa putingnya sudah mengeras di bukit kembarnya yang
kecil. Kuremas-remas keduanya bergantian.
Maaasss.. oooohhhh.. Mmmasss.. shshhshshs desahnya.
Kulepas ciumanku. Kupandangi wajahnya sambil tanganku mengangkat kaosnya. Dia diam saja.
Lepas sudah kaosnya, sekarang tinggal BH mininya. Kulepaskan juga pengaitnya. Dia masih
diam saja. Akhirnya terpampanglah bukit kembarnya yang kecil lucu. Seperti biasa, untuk
menaklukan seorang perawan, tidak bisa terburu-buru. Harus sabar dan dengan kata-kata yang
tepat.
Bukan maaiinnn. Susumu bagus sekali Sar..! kataku sambil memandangi bukit kembarnya.
Warnanya tidak seputih Rina, agak coklat seperti warna kulitnya. Aku elus perlahan-lahan sekali.
Kusentuh-sentuh putingnya yang sudah menonjol. Setiap kusentuh putingnya, dia
menggelinjang.
Kutidurkan dia ke karpet. Lalu kuciumi dada kanannya, yang kiri kuremas-remas.
Aaahhh.., ssshhh.., Maaasss.., aaaddduuuhhh aaa..!

Bergantian kiri kanan. Kadang ciumanku turun ke arah perutnya, lalu naik lagi. Tangan kananku
sudah mengelus-ngelus pahanya. Dia masih memakai celana panjang katun. Kadang-kadang
kuelus-elus selangkangannya. Dia mulai membuka pahanya. Sementara itu Rina sudah pergi ke
kamar mandi. Karena kudengar suara guyuran air.
Setelah aku yakin dia sudah di puncak nafsunya, kupandangi wajahnya lagi. Wajahnya sudah
memerahkarena nafsunya. Ini saatnya. Lalu tanganku mulai membuka pengait celananya,
retsletingnya, dan menurunkan celana panjangnya sekalian dengan celana dalamnya. Tidak ada
penolakan. Bahkan dia membantunya dengan mengangkat pantatnya. Dia memandangiku sayu.
Bukit kemaluannya kecil tidak berbulu. Hampir sama dengan kepunyaan Titin dulu. Mungkin
karena sama-sama orang Sunda. Kupandangi bibir kemaluannya. Dia menutupinya dengan kedua
tangannya. Kutarik tangannya perlahan sambil kudekatkan wajahku. Mulanya tangannya
menutup agak keras, tetapi lama-lama mulai melemah. Kucium bibir kewanitaannya. Aaahhh..,
segar sekali harumnya. Kuulangi beberapa kali. Setiap kucium, pantatnya dinaikkan ke atas
sambil mendesah.
Aaahhh Masss.., mmm.. sshshshs
Batang kejantananku yang tadi sudah agak lemas, mulai mengeras lagi.
Lalu kubuka bibir kewanitaannya dengan jariku. Sudah basah. Kutelusuri seluruh liangnya
dengan jariku, lalu lidahku. Dia semakin menggelinjang. Lidahku menari-nari mencari kedelenya. Setelah dapat, kujilat-jilat dengan cepat sambil agak kutekan-tekan. Reaksinya,
gelinjangnya makin hebat, pantatnya bergoyang ke kiri dan ke kanan.
Adduuuhhh Maasss aaahhh.. ssshhh.. aaahhh..!
Kuangkat kedua kakinya, kutumpangkan ke pundakku, sehingga liang kewanitaannya semakin
membuka. Kupandangi belahan kewanitaannya. Betapa indah liangnya. Hangat dan berkedutkedut.
Saarr.., memekmu bagus betul.. Wangi lagi
Kembali kuhisap-hisap. Dia semakin keras mendesah.
Kira-kira 5 menit kemudian, pahanya menjepit leherku keras sekali. Lubang keperawanannya
berdenyut-denyut cepat sekali.
Dan, Syurrr syurrr menyemburlah cairan kenikmatannya.
Kuhirup semuanya. Manis, asin, gurih menjadi satu. Aaasshhh segarnya. Kakinya sudah
melemas.Kuturunkan kakinya, kukangkangkan pahanya. Kuarahkan batang keperkasaanku ke
liangnya sambil kupandangi wajahnya.
Boleh Sarr..? tanyaku memohon persetujuannya.
Matanya memandangku sayu, tidak bertenaga. Dia hanya mengangguk.
Pelan-pelan yaa Mass..!
Kuoles-oleskan kepala kemaluanku dengan cairan pelumas yang keluar dari liang senggamanya.

Lalu kugesek-gesekkan kepala kejantananku ke bibir kenikmatannya. Kuputar-putar sambil


menekan perlahan.

Aaahhh.. Maasss Ooohhh..! dia mendesah.


Lalu kutekan dengan amat perlahan. Kepalanya mulai masuk. Kuperhatikan kemaluannya
menggembung karena menelan kepala keperkasaanku. Ketekan sedikit lagi. Kulihat dia
menggigit bibir bawahnya. Kuangkat pantatku sedikit dengan amat perlahan. Lalu kudorong lagi.
Begitu berulang-ulang sampai dia tidak meringis.
Ayooo Masss.. aaahhh.. ooohhh.., ssshhhshshhh..!
Lalu kudorong lagi. Masuk sepertiganya. Dia meringis lagi. Kutahan sebentar, kutarik perlahan,
lalu kudorong lagi. Terasa kepala batang kejantananku mengenai selaput tipis. Nah ini dia
selaputnya.
Kok enggak dalam..? Belum masuk setengahnya udah kena..! batinku dalam hati.
Sar.., tahan sedikit yaa..!
Lalu kucium bibirnya. Kami berciuman, saling mengulum. Dan dengan tiba-tiba kutekan batang
keperkasaanku dengan keras.
Pret..! kemaluanku menabrak sesuatu yang langsung sobek.
Dia mau menjerit, tetapi karena mulutnya kusumpal, maka tidak ada suara yang keluar.
Kudiamkan sebentar kejantananku agar liang keperawanannya mau menerima benda tumpul
asing. Lalu kutarik ulur perlahan-lahan. Setelah terlihat dia tidak merasa kesakitan, kutekan lebih
dalam lagi. Kutahan lagi. Kuangkat perlahan, kutekan sedikit lagi. Begitu berulang-ulang sampai
senjataku masuk semuanya. Dia tetap tidak bisa bicara karena mulutnya kulumat. Kutahan
kemaluanku di dalam, kulepaskan ciumanku. Liang senggamanya menjepit seluruh batangku di
semua sisi. Rasanya bukan main nikmatnya.
Gimana Sar..?
Sakiittt Masss Periiihhh Mmmm..!
Tahan aja dulu, sebentar lagi ilang kok sambil kucabut sangat perlahan.
Kutekan lagi sampai menyentuk ujung rahimnya. Begitu berulang-ulang. Ketika kutarik, kulihat
kemaluan Sari agak tertarik sampai kelihatan agak menggembung, dan kalau kutekan, agak
mblesek menggelembung. Setelah 5 atau 6 kali aku turun naik, terasa agak mulai licin. Dan Sari
pun tidak terlihat kesakitan lagi.
Sar.., memekmu sempit banget. Ooohhh enak sekali Sar..! bisikku sambil mempercepat
gerakanku.
Dia sepertinya sudah merasa nikmat.
Aaahhh eennnaaakkk Masss aaahhh.. shshshshsh desahnya. Kupercepat terus.
Ah.. ah.. ahh.. ooo.. shshsh.. aaaddduuuhhh ooohhh..! pantatnya mulai bergerak
mengimbangi gerakanku. Kira-kira 5 menit, dia mulai tidak terkendali. Pantatnya bergerak liar.

Tiba-tiba dia menekuk, kedua kakinya menjepit pantatku sambil mengangkat pantatnya. Bibir
kemaluannya berkedut-kedut.
Dan, Sysurrr.. syuurrr.. dua kali kepala kejantananku disembur oleh cairan hangatnya.
Karena aku dari tadi sudah mau keluar dan kutahan-tahan, maka kupercepat gerakanku.
Masss Uuudddaaahhh.. Mmasss.. Aaaddduuhhh.. Gellii.. Maass..! teriaknya.
Aku tidak peduli. Keringatnya sudah seperti orang mandi. Kupercepat terus gerakanku, akhirnya,
Crooot cruuuttt.. tiga kali aku menembakan cairanku di liang kenikmatannya.
Lalu aku ambruk di sebelahnya.
Tiba-tiba, Plok.. plok.. plok.. terdengar suara tepukan.
Rupanya Rina sudah dari tadi memperhatikan kami berdua.
Mas hebat Sari.. selamat yaa..! katanya sambil mencium pipi Sari.
Sari hanya bisa tersenyum di sela-sela nafasnya yang masih ngos-ngosan.
Enak Sar..? tanyanya lagi.
Sari hanya bisa mengangguk lemah. Lalu aku memeluk Sari.
Sari. Terima kasih yaa..! kataku sambil mengecup pipinya.
Sari juga terima kasih Mas.. Enaakkk banget ya Mass..!
Aku bangun mengambil baju-bajuku yang berserakan. Kulihat di selangkangan Sari ada bercakbercak lendir kemerahan.
Aaaahhh Aku dapet perawan lagi..! batinku.
Lalu aku ke kamar mandi. Selesai kumandi, gantian Sari yang mandi. Setelah semua selesai,
kami hanya mengobrol saja sambil minum teh hangat yang dibuatkan Rina. Menceritakan
pengalaman yang dirasakan oleh masing. Aku lemas karena dalam 2 jam sampai 3 kali main.
Sejak saat itu, Sari selalu datang jam 3 sore. Dan sebelum belajar, kami selalu mengawalinya
dengan pelajaran biologis. Dan Rina sepertinya mengetahui dan menyadari kalau punyanya Sari
lebih oke, jadi dia mengalah selalu dapat giliran kedua. Dan mereka pun saling berbagi. Saling
mencoba dan mengajari. Aku yang dijadikan alat eksperimen mereka menurut saja. Abis enak
sih.
Setelah pembagian raport, ternyata yang nilainya naik banyak hanya Sari. Tetapi keduanya naik
kelas dengan nilai di atas rata-rata. Begitulah pengalamanku dengan gadis-gadis SMP.

Cerita pengalaman seks ditengah hujan yang lebat memang sangat membara.
Ditengah dingin cuaca, Ngeseks mesum dengan nafsu birahi yang sangat membara
dapat membuat hangat tubuh yang dingin. Dengan dewasa pengalaman seks mesum
yang lebih nikmat, suasana dingin menjadi sensasi untuk mendapatkan hal baru.
Cerita-cerita tentang ngeseks memang sangat banyak, namun ketika bercerita ngeseks
mesum dibwah hujan lebat bersama wanita cewek bugil seksi membuat birahi sangat
terpuaskan.
Payudara besar cewek yang hampir bugil itu menjadi santapan mulut pria yang sangat
berpengalaman dalam hubungan seksual. Cewek bugil seksi yang selalu
diimajinasikan oleh seorang pemuda, menjadi pemuas nafsu dikala dinging merasuk.
Tak perlu membuat jadwal pertandingan seks karena baginya adalah hasil
pertandingan seks tersebut yang tidak direkam ke video 3gp terbaru. Seperti apa
cerita dewasa mesum ini selengkapnya, baca selanjutnya.
Awan semakin gelap, mendung yang menggantung menandakan sebentar lagi akan
hujan. Pakde Marto menyuruh Surti membenahi ceret air dan rantang makanannya
kemudian mereka bergegas pulang sebelum hujan turun. Surti adalah istri Iding
keponakan Pakde Marto yang sejak kecil ikut Pakde-nya. Pakde Marto ini adalah kakak
bapaknya yang tidak mempunyai anak sendiri. Dan sesudah menikah pasangan itu
tetap mengikuti Pakde-nya yang sangat sayang pada keponakannya. Sehari-hari
mereka bahu membahu mencari sesuap nasi membantu Pakde di sawah atau Budenya
yang buka warung kecil-kecilan di rumahnya. Seperti biasanya menjelang siang Surti
mengantarkan makanan dan minuman Pakde-nya yang kerja di sawah. Hari itu
kebetulan Iding pergi ke kota untuk membeli pupuk dan bibit tanaman.
Rupanya hujan keburu turun sementara mereka masih di tengah hamparan sawah desa
yang sangat luas itu. Hujan ini luar biasa lebatnya. Disertai dengan angin yang
menggoyang keras dan nyaris merubuhkan pohon-pohon di sawah hujan kali ini
sungguh luar biasa besarnya. Sebagai petani yang telah terbiasa denagn kejadian
semacam ini dengan enteng Pakde Marto membabat daun pisang yang lebar untuk
mereka gunakan sebagai payung guna sedikit mengurangi terpaan air hujan yang jatuh
di
wajah
mereka
yang
menghambat
pandangan
mata.
Sambil memanggul cangkulnya Pakde Marto merangkul bahu Surti erat-erat agar
payung daun pisangnya benar-benar bisa melindungi mereka. Surti merasakan
kehangatan tubuh Pakde-nya. Demikian pula Pakde Marto merasakan kehangatan
tubuh Surti yang istri keponakannya itu. Jalan pematang langsung menjadi licin
sehingga mereka berdua tidak bisa bergerak cepat. Sementara pelukan mereka juga
bertambah erat karena Pakde Marto khawatir Surti jatuh dari pematang. Kadangkadang terjadi pergantian, satu saat Surti yang memeluki pinggang Pakde-nya. Tibatiba ada "setan lewat" yang melihat mereka dan langsung menyambar ke duanya.
Saat Pakde Marto memeluk bahu Surti tanpa sengaja beberapa kali menyentuh
payudaranya. Pada awalnya hal itu tidak mempengaruhi Pakde, tetapi hawa dingin
yang menyertai hujan itu ternyata mendatangkan gelisah di hatinya. Kegelisahan yang

bisa merubah perasaannya. Saat pertama kali Pakde Marto tanpa sengaja menyentuh
payudara istri keponakannya dia agak kaget, khawatir Surti menganggap dirinya
berlaku tidak sopan. Tetapi saat yang kedua kali dan kemudian dengan sadar
menyentuhnya kembali untuk yang ketiga kalinya dia tidak melihat adanya reaksi
menolak dari Surti, pikiran Pakde mulai dirasuki "setan lewat" tadi. Dan pelan-pelan
tetapi pasti kontol di balik kolornya mulai menghangat dan bangun. Toh rasa ke-imanan
Pakde Marto masih berusaha bilang "jangan" walaupun tak bisa dipungkiri bahwa
dalam hatinya dia mengharapkan sesuatu keajaiban, mungkin semacam sinyal, yang
datang
dari
Surti.
Demikian pula Surti yang merasakan beberapa kali payudaranya tersentuh, pada
awalnya dia tidak sepenuhnya menyadari. Tetapi saat tersentuh untuk yang kedua
kalinya dia mulai mengingat sentuhan yang sama yang sering dilakukan oleh suaminya
Iding. Biasanya kalau Iding menyentuh macam itu pasti ada maunya. Pikiran lugu Surti
langsung disambar "setan lewat" lagi. Adakah macam kemauan suaminya itu juga
melanda kemauan Pakde-nya di hari hujan yang dingin ini? Tetapi sebagaimana Pakde
Marto, Surti juga berusaha menepis pikiran buruknya dan berkata dalam hatinya "nggak
mungkin, ah". Walaupun dibalik sanggahannya sendiri itu bersemi di hati kecilnya,
akankah datang sebuah keajaiban yang membuat tangan Pakde-nya menyentuh
payudaranya lagi? Maka, ketika pelukkan Pakde Marto pada bahu Surti yang semakin
mengetat dan menyebabkan sentuhan ke tiga benar-benar hadir, hal itu sudah
merupakan
awal
kemenangan
sang
"setan
lewat"
tadi.
Demikian pula saat hujan yang semakin deras dan jalan yang semakin licin hingga
mengharuskan mereka menyesuaikan dan mengganti posisi pelukan agar tidak jatuh
dari pematang, pelukan Surti dari arah punggung pada pinggang dan dada Pakde-nya
mendorong lajunya bisikkan "setan lewat" tadi. Buah dada Surti yang empuk menempel
hangat di punggung dan tangan halus Surti yang menyentuh perut dan dada, membuat
kontol Pakde-nya benar-benar tidak tahu diri. Keras mencuat ke depan seperti cengkal
kayu yang menonjol pada sarung anak yang disunat. Untung Surti berada di
belakangnya sehingga gangguan teknis itu tidak terlihat olehnya. Pakde Marto mulai
mencari-cari
apa
jalan
keluarnya?
Demikian pula yang dirasakan Surti saat memeluki Pakde-nya dari belakang.
Tangannya yang ketat memeluk perut dan dada Pakde-nya membuat buah dadanya
demikian gatal saat tergosok-gosok punggung Pakde yang tidak mungkin terdiam
karena setiap langkah kaki Pakde-nya pasti akan menggoncang seluruh bagian-bagian
tubuhnya. Kegatalan macam itu menjadi terasa nikmat saat Surti mengingat bagaimana
Iding suaminya sering menggosokkan wajahnya ke payudaranya. Mudah-mudahan
Pakde-nya tidak keberatan dengan pelukannya, demikian pikiran lugu Surti. Kemudian
sang "setan lewat" kembali membisikkan ke dalam pikirannya, mudah-mudahan
rumahnya semakin menjauh dan hujannya semakin menderas, yang disusul dengan
seringai gigi taringnya karena gembira melihat usahanya telah meraih kemenangannya
secara mutlak. Sekarang tinggal menggiring Pakde dan keponakkan mantunya ini
menuju
ke
ke
sentuhan
setannya
yang
terakhir.
Hujan yang demikian hebat ini membuat jam 2 siang hari bolong itu gelap serasa
menjelang maghrib. Awan gelap masih memenuhi langit. Dan lebih seram lagi kilat dan

petir ikut menyambar-nyambar. Pikiran Pakde Marto dan Surti sekarang adalah mencari
tempat berteduh. Pakde Marto tidak kehilangan arah. Dia tahu persis kini berada di
petak sawah milik Sarmin tetangganya. Kalau dia belok sedikit ke kanan dia akan
menjumpai dangau untuk berteduh. Dan benar, begitu Pakde Marto yang dalam
pelukan Surti belok kekanan nampak bayangan kehitaman berdiri tegak di depan
jalannya. Mereka berdua memutuskan untuk berhenti dulu menunggu hujan sedikit
reda.
Surti bisa menurunkan beban gendongannya ke amben bambu yang ada di situ. Kini
mereka saling memandang. Surti memandang kaos oblong Pakde-nya yang basah
kuyup lengket di tubuhnya dan menunjukkan bayangan dadanya yang gempal berotot.
Sementara Pakde Marto melihat kebaya dan kain di tubuh Surti yang istri
keponakannya basah kuyup dan membuat bayangan tubuhnya yang sintal dengan
payudaranya yang menggembung ke depan. Dengan setengah mati Pakde Marto
berusaha menyembunyikan tonjolan kontolnya pada celana kolornya.
Pakde Marto memperkirakan jarak dangau itu ke dusunnya kira-kira "se-udut"-an,
sebuah perhitungan yang biasa dipakai orang desa mengenai jarak dekat atau jauh
diukur dari sebatang rokok yang dinyalakan (dihisap). Mungkin sekitar 6 s/d 8 menit
orang jalan kaki. Sementara itu tak bisa diharapkan akan ada orang lewat sawah ini
dalam keadaan hujan macam begini. Pandangan mata secara jelas ke depan tidak
lebih dari 5 meter, selebihnya kabut hujan yang menyelimuti seluruh hamparan sawah
itu.
Dalam usaha menghindar percikan hujan di dangau Pakde Marto dan Surti harus duduk
meringkuk ketengah amben yang relatip sangat sempit yang tersedia. Artinya seluruh
anggota tubuh harus naik ke amben sehingga mau tidak mau mereka harus kembali
berhimpitan. Dan sang "setan lewat" kembali hadir menawarkan berbagai pertimbangan
dan
keputusan.
Surti yang ditimpa hujan dan hawa dingin menggigil. Demikian juga Pakde Marto. Untuk
menunjukkan rasa iba pada istri keponakannya Pakde meraih pundak Surti dan
membagikan kehangatan tubuhnya. Dan untuk menghormati maksud baik Pakde-nya
Surti menyenderkan kepalanya pada dadanya. Walaupun pakaian mereka serba basah
tetapi saat tubuh-tubuh mereka nempel kehangatan itu terjadi juga. Dan pelukan yang
ini sudah berbeda dengan pelukan saat awal Pakde Marto membagi payung daun
pisangnya tadi. Pelukan yang sekarang ini sudah terkontaminasi secara akumulatip
oleh
campur
tangan
sang
"setan
lewat"
tadi.
Saat kepala Surti terasa pasrah bersender pada dada, jantung Pakde Marto langsung
tidak berjalan normal. Dan tonjolan di celananya membuat susah memposisikan
duduknya. Demikian pula bagi Surti. Saat Pakde-nya meraih bahunya untuk
memberikan kehangatan pada tubuhnya dia merasakan seakan Iding yang meraihnya.
Dengan wajahnya yang mendongak pasrah menatap ke wajah Pakde-nya Surti
semakin menggigil hingga kedengaran giginya yang gemelutuk beradu. Dan inilah
saatnya "sang setan" lewat melemparkan bisikan racunnya yang terakhir kepada Pakde

Marto.
"Ambil!,

Ambil!,

Ambil!,

Ambil!",

dan

Pakde

tahu

persis

maksudnya.

Seperti bunga layu yang jatuh dari tangkainya, wajah Pakde Marto langsung jatuh
merunduk. Bibirnya menjemput bibir Surti yang istri keponakkannya itu. Dan desahdesah lembut dari dua insan manusia itu, membuat seluruh rasa dingin dari baju yang
basah dan tiupan angin menderu akibat hujan lebat itu musnah seketika dari persada
Pakde Marto maupun persada Surti. Mereka kini saling melumat. Sang "setan lewat"
cepat berlalu untuk menghadap atasannya dengan laporan bahwa otomatisasi
setannya sudah ditinggal dan terpasang dalam posisi "ON" pada setiap dada
korbannya. Kini dia berhak menerima bintang kehormatan para setan.
Dan lumatan lembut menjadi pagutan liar. Kini lidah dan bibir mereka saling berebut
jilatan, isepan dan kecupan. Dan bukan hanya sebatas bibir. Jilatan, isepan dan
kecupan itu merambah dan menghujan ke segala arah. Keduanya menggelinjang
dalam gelombang dahsyat birahi. Surti menggeliatkan tubuhnya minta agar Pakde-nya
cepat merangkulnya. Pakde Marto sendiri langsung memeluki dada Surti. Wajahnya
merangsek buah dadanya. Dikenyotnya baju basah penutup buah dadanya. Surti
langsung mengerang keras-keras mengalahkan suara hujan. Kaki-kakinya menginjak
tepian amben sebagai tumpuan untuk mengangkat-angkat pantatnya sebagai sinyal
untuk Pakde-nya bahwa dia sudah menunggu tindak lanjut operasi cepat Pakde-nya.
Pakde Marto memang mau segalanya berjalan cepat. Waktu mereka tidak banyak.
Segalanya harus bisa diraih sebelum hujan reda. Dan operasi ini tidak memerlukan
prosedur formal. Kain penutup tubuh Surti cukup dia singkap dengan tangannya hingga
ke pinggang. Nonok Surti yang menggembung nampak sangat ranum dalam bayangan
jembutnya yang lembut tipis. Kelentitnya nampak ngaceng mengeras menunggu
lumatan lidahnya. Tak ada yang ditunggu, wajah Pakde Marto langsung merangsek ke
kemaluan ranum itu. Bibir dan lidahnya melumat dan menghisap seluruh perangkat
kemaluan itu. Tangan Surti menangkap kepala Pakdenya, menekannya agar lumatan
dan jilatan Pakde-nya lebih meruyak masuk ke dalam vaginanya. Cairan birahi yang
asin hangat bercampur dengan air hujan dia sedot dan telan untuk membasahi
kerongkongannya yang kering kehausan. Itil Surti dia lumat dan gigit dengan sepenuh
gemasnya. Tekanan Surti pada kepalanya berubah jadi jambakkan pada rambutnya.
Pantat Surti terus naik-naik menjemput bibir dan lidah Pakde-nya. Tetapi Pakde Marto
tidak akan mengikuti kemauan idealnya. Hitungan waktu mundurnya sudah dimulai.
Kini Pakde Marto yang sudah meninggalkan celana kolornya di rerumputan pematang
merangkak ke atas dan memeluki tubuh basah hujan Surti. Kontolnya berayun-ayun
mencari sasarannya. Paha Surti yang hangat langsung menjepit tubuh Pakde-nya
dengan nonoknya yang tepat terarah ke ujung kontol Pakde Marto. Untuk langkah
lanjutannya, mereka berdua, baik yang senior maupun yang yunior sudah terampil
dengan sendirinya. Ujung kontol Pakde Marto sudah tepat berada di lubang vagina istri
keponakannya. Mereka telah siap melakukan manuver akhir sambil menunggu hujan
reda. Dan saat mereka saling dorong, kemaluan Pakde Marto langsung amblas ditelan
vagina Surti. Sambil bibir-bibir mereka saling melumat, Pakde Sastro mengayun dan

Surti menggoyang. Kontol dan vagina Surti bertemu dalam kehangatan seksual birahi
ruang luar, ditengah derasnya hujan, tiupan angin dan kilat serta petir yang
menyambar-nyambar dengan disaksikan oleh segenap dangau yang lengkap dengan
berisik ambennya, oleh belalang yang ikut berteduh di atapnya, oleh kodok yang
bersuka ria menyambut hujan, oleh wereng yang berlindung di daunan padi yang
sedang menguning, oleh baju-baju mereka yang basah dan lengket di badan.
Pakde Marto mempercepat ayunan kontolnya pada lubang kemaluan Surti. Walaupun
dia sangat kagum sekaligus merasai nikmat yang sangat dahsyat atas penetrasi
kontolnya pada lubang vagina Surti yang serasa perawan itu, dia tetap "concern"
dengan waktu. Surti yang menikmati legitnya kontol Pakde-nya menggelinjang dengan
hebatnya. Dia juga ingin selekasnya meraih orgasmenya. Genjotan kontol Pakde-nya
yang semakin cepat pada kemaluannya mempercepat dorongan untuk orgasmenya.
Kini dia merasakan segalanya telah siap berada di ujung perjalanan. Dan dengan
jambakan tangannya pada rambut Pakde Marto, bak kuda betina yang lepas dari
kandangnya Surti memacu seluruh saraf-saraf pekanya. Kedua kakinya dia jejakkan
keras-keras pada tepian amben dangau hingga pantatnya terangkat tinggi untuk
menelan seluruh batang kontol Pakde Marto dan datanglah malaikat nikmat
merangkum seluruh otot, daging dan tulang belulang Surti. Cairan birahi Surti muncrat
melebihi derasnya hujan siang itu. Terus muncrat-muncrat yang diikuti dengan
pantatnya yang terus naik-naik menjemputi kontol Pakde Marto yang juga terus
mempercepat sodokkannya untuk mengejar kesempatan meraih orgasme secara
berbarengan
dengan
orgasme
Surti.
Dan pada saat puncratan cairan vagina Surti mulai surut kontol Pakde Marto yang
masih kencang mengayun vagina Surti tiba-tiba berkedut keras. Kedutan besar pertama
menumpahkan bermili-mili liter air mani yang kental lengket dari kantong spermanya.
Dan kedutan berikutnya merupakan kedutan pengiring yang menguras habis
kandungan sperma dari kantongnya. Sesaat kemudian bersamaan dengan surutnya
hujan mereka berdua Pakde Marto dan Surti yang istri keponakannya terengah-engah
dan rebah. Amben dangau itu nyaris terbongkar. Bambu-bambunya ada yang lepas
terjatuh. Mereka kini kegerahan dalam dinginnya sisa hujan. Keringat mereka
bercucuran rancu dengan air hujan yang membasahi sebelumnya. Pakde Marto dan
Surti telah meraih kepuasan yang sangat dahsyat. Pelan-pelan mereka bangkit dari
amben dan turun ke pematang kembali. Surti membetulkan letak kain dan kebayanya.
Pakde Marto memakai celana kolornya yang basah jatuh di pematang dan kembali
meraih cangkulnya. Langit yang cepat cerah kembali nampak biru dengan sisa awan
yang berarak menyingkir. Pohon kelapa di dusunnya nampak melambai-lambai menanti
kepulangannya. Surti dan Pakde Sastro yakin bahwa Bude maupun Iding pasti cemas
pada mereka yang tertahan hujan ini. Pakde sudah membayangkan pasti istrinya telah
memasak air untuk kopinya lengkap dengan singkong bakar kesukaannya. Dan dalam
bayangan Surti, Iding pasti telah sangat merindukannya untuk bercumbu di siang hari.
Suara kodok di sawah mengantarkan mereka pulang ke rumahnya.

Namaku Anggi, umurku 22 tahun. Aku adalah seorang mahasiswi di salah satu
perguruan tinggi negeri di Jogja. Saat ini aku sudah berada di tingkat akhir dan sedang
dalam masa penyelesaian skripsi. Sebelum aku memulai kisah yang akan menjadi kisah
indah
bagiku,
perkenankan
aku
mendeskripsikan
diriku.
Tinggiku 160 cm dengan berat 45 kg. Rambutku hitam panjang sepinggul dan lurus.
Kulitku putih bersih. Mataku bulat dengan bibir mungil dan penuh. Payudaraku tidak
terlalu
besar,
dengan
ukuran
34
B.
Sebulan yang lalu, seorang laki-laki berumur 28 tahun memintaku jadi pacarny.
Permintaan yang tak mungkin aku tolak, karena dia adalah sosok yang selalu ku
impikan. Dia seperti pangeran bagiku. Badannya yang tinggi dan atletis serta sorot
matanya
yang
tajam
selalu
membuatku
terpana.
Namanya adalah Rico, kekasih pertamaku. Rico sudah bekerja di perusahaan swasta di
Jogja. Rico sangat romantis, dia selalu bisa membawaku terbang tinggi ke dunia mimpi.
Ribuan rayuan yang mungkin terdengar gombal selalu bagai puisi di telingaku. Sejauh
ini
hubungan
kami
masih
biasa
saja.
Beberapa kali kami melakukan ciuman lembut di dalam mobil atau saat berada di
tempat sepi. Tapi lebih dari itu kami belum pernah. Sejujurnya, aku kadang
menginginkan lebih darinya. Membayangkannya saja sering membuatku masturbasi.
Hari ini (30 Maret 2010) tepat sebulan hari jadi kami. Rico dan aku ingin merayakan
hari jadi tersebut. Setelah diskusi panjang, akhirnya diputuskan weekend kita berlibur
ke
kaliurang.
Sabtu yang ku tunggu datang juga. Rico berjanji akan menjemputku pukul 07.00 WIB.
Sejak semalam rasanya aku tidak bisa tidur karena berdebar-debar. Untuk hari yang
istimewa ini, aku juga memilih pakaian yang istimewa. Aku mengenakan kaos tanpa
lengan berwarna biru dan celana jeans 3/4. Rambut panjangku hanya dijepit saja.
Karena takut nanti basah saat bermain di air terjun, aku membawa sepasang baju ganti
dan baju dalam. Tak lama kemudia Rico datang dengan mobil honda jazz putihnya.
Ahh,, Rico selalu tampak menawan di mataku. Padahal dia hanya memakai kaos hitam
dan
celana
jeans
panjang.
"Sudah siap berangkat, Nggi?" aku pun mengangguk dan segera masuk ke dalam mobil.
Perjalanan tidak memakan waktu lama karena jalanan masih cukup sepi. Sekitar 45

menit kemudian kita sampai di tempat wisata. Ternyata pintu masuk ke area wisata
masih
ditutup.
"Masih tutup, mas.. Kita jalan dulu aja ke tempat lain, gimana?" tanyaku
"Iya..
coba
lebih
ke
atas.
Siapa
tau
ada
pemandangan
bagus."
Rico segera menjalankan mobilnya. Tidak begitu banyak pemandangan menarik. Begitu
sekeliling
tampak
sepi,
Rico
memarkir
mobilnya.
"Kita nunggu di sini aja ya, sayang. Sambil makan roti coklat yang tadi aku beli. Kamu
belum
sarapan,
kan?"
"iya,
mas..
Anggi
juga
lapar"
Sambil makan roti, Rico dan aku berbincang-bincang mengenai tempat-tempat yang
akan
kami
kunjungi.
Tiba-tiba...
"Aduh Anggi sayang, udah gede kok makannya belepotan kayak anak kecil,,," ucapnya
sambil tertawa. Aku jadi malu dan mengambil tisue di dashboard. Belum sempat aku
membersihkan mukaku, Rico mendekat, "Sini, biar mas bersihin." Aku tidak berpikir
macam-macam.
Tapi Rico tidak mengambil tisue dari tanganku, namun mendekatkan bibirnya dan
menjilat coklat di sekeliling bibirku. Oooh,, udara pagi yang dingin membuatku
jantungku
berdebar
sangat
kencang.
"Nah, sudah bersih." Ucap Rico sambil tersenyum. Tapi wajahnya masih begitu dekat,
sangat dekat, hanya sekitar 1-2 cm di hadapanku. Sekuat tenaga aku mengucapkan
terima
kasih
dengan
suara
sedikit
bergetar.
Rico hanya tersenyum, kemudian dengan lembut tangan kirinya membelai pipiku,
menengadahkan daguku. Bisa ku lihat matanya yang hitam memandangku, membuatku
semakin bergetar. Aku benar-benar berusaha mengatur nafasku. Seketika, ciuman Rico
mendarat
di
bibirku.
Aku pun membalas ciumannya. Ku lingkarkan kedua tanganku di lehernya. Ku rasakan
tangan kanan Rico membelai rambutku dan tangan kirinya membelai lenganku. Tak
berapa lama, ku rasakan ciuman kami berbeda, ada gairah di sana. Sesekali Rico
menggigit bibirku dan membuatku mendesah, "uhhhh..." refleks aku memperat
pelukanku,
meminta
lebih.
Tapi Rico justru mengakhirinya, "I love you, honey" Lalu mengecup bibirku dengan
cepat dan melepaskan pelukannya. Aku berusaha tersenyum, "I love you, too". dalam
hati aku benar-benar malu, karena mendesah. Mungkin kalau aku tidak mendesah,
ciuman itu akan berlanjut lebih. Aaahh,,, bodohnya aku. Rico lalu menjalankan
mobilnya
menuju
tempat
wisata.
Kami bermain dari pagi hingga malam menjelang. Tak terasa sudah pukul 19.00 WIB.

Sebelum kembali ke kota, kami makan malam dulu di salah satu restoran. Biasa, tidak
ada makan malam hanya 1 jam. Selesai makan, ku lihat jam tanganku sudah
menunjukkan
pukul
21.30
"Waduh, mas,,, sudah jam segini. Kos Anggi dah tutup, nih. Anggi lupa pesen maw
pulang
telat.
Gimana,
ini?"
"Aduuh,, gimana, ya??
"Uuuh,,
"Udah, jangan cemas.

Ga

mungkin juga kamu tidur di kos mas."


gimana,
dong??"
Kita cari jalan keluarnya sambil jalan aja."

Selama perjalanan aku benar-benar bingung. Di mana aku tidur malam ini??
"Sayang, kita tidur di penginapan aja, ya. Daerah sini kan banyak penginapan.
Gimana?"
"Iya
deh,
mas..
dari
pada
Anggi
tidur
di
luar"
Tak lama kemudia Rico berhenti di sebuah penginapan kecil dengan harga murah. Tapi
ternyata kamar sudah penuh karena ini malam minggu dan banyak yang menginap.
Sampai ke penginapan kelima, akhirnya ada juga kamar kosong. Tapi cuma satu.
Karena sudah hampir pukul 23.00 kami memutuskan mengambil kamar tersebut.
Sampai di kamar, Rico langsung berbaring di kasur yang ukurannya bisa dibilang single
bed. Aku sendiri karena merasa badna lengket, masuk ke kamar mandi untuk ganti
baju.
Selesai
mandi,
dalam
hati
dongkol
juga.
Kalau tau nginap begini, satu kamar, aku kan bisa bawa baju dalamku yang seksi. Terus
pake baju yang seksi juga. Soalnya aku cuma bawa tank top ma celana jeans panjang.
Hilang sudah harapanku bisa merasakan keindahan bersama Rico. Selesai mandi, aku
segera keluar kamar. Tampak Rico sudah tidur. Sedih juga, liat dia udah tidur. Aku pun
naik
ke
atas
kasur
dan
membuat
dia
terbangun.
"Dah
"Iya,,
"Ga
"Di kamar

selesai
mas
bawa
mandi

ada

baju
handuk,

mandi,
kok.

ya.."

ga

ganti
Pake

baju

ma
itu lagi

mandi??"
handuk"
aja, mas"

Rico mungkin merasa gerah juga, jadi dia pun mengikuti saranku. Gantian aku yang
merasa mengantuk. Segera ku tarik selimut dan memejamkan mata tanpa berpikit apaapa. Baru beberapa saat aku terlelap, ku rasakan ada sentuhan dingin di pipiku dan
ciuman
di
mataku.
Saat aku membuka mata, tampak Rico telanjang dada. Hanya ada sehelai handuk
membalut bagian bawah. Badannya yang atletis tampak begitu jelas dan penampilannya
membuatku
menahan
nafas.

"Ngga dingin mas, ga pake baju. Cuma pake handuk" Kataku dengan senyum penuh
hasrat.
Tidak ada jawaban dari Rico. Dengan lembut dan cepat di rengkuhnya kepalaku dan
kami pun berciuman. Bukan ciuman lembut seperti biasanya. Tapi ciuman penuh
gairah. Lebih dari yang tadi pagi kami lakukan. Lidah kami saling bermain, mengisap,
"mmmm...mmm.."
Ku lingkarkan tanganku di punggungnya, ku belai punggungnya. Tangan kananku lalu
membelau dadanya yang bidang, memainkan puting susu yang kecil.
Gerakanku ternyata merangsang Rico, di peluknya aku lebih erat, ku rasakan badannya
tepat menindihku. Rico mengalihkan ciumannya, ke telingaku, "aaah,,mmm,,"
Tangannya menjelajahi badanku, menyentuh kedua gunung kembarku. Di belainya
dengan
lembut,
membuatku
mendesah
tiada
henti
"aaah,,mm,, masss,,,uhh,,," badanku sedikit menggeliat karena geli. Bisa ku rasakan
vaginaku mulai basah karena tindakan tadi. Tangan Rico, kemudian masuk ke dalam
tank
topku,
menjelajahi
punggungku.
Seakan mengerti apa yang
bibirnya penuh nafsu. Rico
kait BH lepas. Ku rasakan
langsung

dicari Rico, ku miringkan sedikit badanku dan ku lumat


pun membalas dengan penuh nafsu dan tidak ada 1 detik
tangan Nico langsung kembali ke badanku dan mmbelai
kedua
payudaraku.

"aaah,,,uhhh,,,"
"Sayang,,, tank topny dilepas, ya" ujarnya dengan nafas tersengal karena penuh gairah.
Tanpa persetujuan dariku, lepaslah tank top dan juga BHku. Bagian atasku sudah tak
berbusana. Rico langsung menikmati kedua payudaraku. Di remasnya payudaraku,,,
membuatku
menggeliat,
mendesah,
"aaah,,sss...maass,,uhhh,,,," Erangan dari mulutku tampaknya membuat Rico semakin
bernafsu, dia kemudian mengulum dan mengisap pentil payudaraku,
"aaaahh,,,,ohhh,,,,,mmmm,,," aku mengerang, mendesah, menggeliat sebagai reaksi dari
setiap
tindakannya.
Tangan kiri Rico membelai perutku dengan tangan kanan dan mulut yang masih sibuk
menikmati payudaraku yang mengeras. Ku rasakan tanga kiri Rico cukup kesulitan
membuka
celana
jeansku.
Ku naikkan pinggulku dan kedua tanganku berusaha membukan kaitan celana jeans
dengan gemetar. Susah payah celana jeans itu akhrinya terlepas juga. Tanga kiri Rico
tanpa membuang waktu langsung menyusup ke dalam celana dalamku, membelai
vaginaku yang sudah basah, "aaahh,,,maass,,aah,,teruus,,ssshh,,mmmmm"
Kurasakan Rico menekan klitorisku, "aaahh,,,," membuatku semakin mendesah dan

bergetar. Apalagi Rico masih mengisap puting payudaraku. Tidak lama kemudian ku
rasakan seluruh badanku terasa kencang, vaginaku mengalami kontraksi dan aku
menggeliat hebat, "AAAHHH,,,,,," sambil memegang pinggiran tempat tidur
menyambut
orgasme
pertamaku.
Rico tampak puas dapat membuatku merasakan orgasme. Belum selesai aku mengatur
nafas, Rico berada di antara kedua pahaku, dijilatinya kedua payudaraku, turun ke
bawah, menjilat kedua perutku. Membuatku merasa geli penuh nikmat, "Oooh,,mass,,"
Seakan tau apa yang ku inginkan, kedua tangan Rico melepas celana dalamku.
Tampakalah vaginaku yang memerah dengan sedikit rambut halus di sekitarnya. Rico
kemudian memainkan lidahnya di vaginaku. Rico menjilati, mengulum vaginaku,
membuatku menggelinjang hebat dan ku rasakan kedua kalinya, adanya kontraksi,
"aaaaahh,,,,". Aku orgasme untuk kedua kalinya. Sensasi yang sangat menyenangakan.
Rico belum puas dengan orgasmeku tadi. Setelah dia membersihkan vaginaku, bisa
kurasakan lidah Rico menerobos masuk dan menyerbu klitorisku. Nafasku semakin
memburu dan dari bibirku a terus mengalir alunan desahan kenikmtan yang tidak
pernah
ku
bayangkan
sebelumnya.
"Aahh,,

mas,,aah,,uuhh,,,

eeenaakk,,mmm,,sss"

Aku sangat menikmati oral yang diberikan Rico. Kurasakan dorongan lidah Rico lebih
dalam lagi ke dalam vaginaku, membuat cairan dari dalam vaginaku terus mengalir
tanpa
henti.
membuat Desahan yang keluar dari mulutku semakin kencang. Semakin lama Rico
memberikan rangsangan di dalam vaginaku, membuatku menggeliat dan mengerang
semakin kuat. Kurasakan lagi vaginaku berkontraksi, dan aku pun orgasme.
Setelah orgasmeku reda, Rico dengan wajahnya yang basah dan penuh gairah menindih
badanku yang sudah telanjang bulat. Rico mengulum bibir dan lidahku. Tangan kiriku
kemudian menarik handuk yang masih menutupi bagian bawahnya. Membuatku
merasakan penisnya menusuk perutku, membuatku semakin bergairah. Ciuman kami
semakin basah. Mulut kami terbuka lebar, bibir saling beradu. Lidah Rico dengan lincah
menelusuri bagian luar dari mulut dan daguku. aku pun membalas kelincahannya.
Lidahku
membasahi
mulut
dan
dagunya.
Setiap kali lidahnya menyapu permukaan kulitku, kurasakan api hasrat liarku makin
membesar. Lidah kami akhirnya bertemu. Aku makin bertambah semangat dan terus
mendesah
nikmat.
Tanganku menelusuri seluruh bagian dari punggungku. Rico membelai kepalaku dan
tangan
kirinya
meremas-remas
pantatku
yang
bulat.
"aaahh,,
mass,,,"
Rico tiba-tiba menghentikan cumbuannya, "sayang... aku mencintaimu, aku ingin kamu

seutuhnya" dan mencium lembut bibirku yang sudah basah. Aku sudah terlalu dipenuhi
gairah
karena
segala
tindakan
Rico.
Hingga rasanya bicara aku sulit. Kulingkarkan kedua lengaku di leher Rico dan kuhisap
kedua bibirnya dalam-dalam sebagai jawabanku. Aku ingin segera menanggalkan
keperawananku
dalam
pelukan
Rico.
Rico mengalihkan ciuman bibirnya keleherku yang putih, menciuminya, menjilatinya,
membuatku semakin terangsang. Kurasakan penis Rico mengusap vaginaku,
membuatku semakin bergairah, apalagi kedua payudaraku yang sudah sangat mengeras
dimainkan
oleh
Rico.
Jilatan Rico dari leherku terus kebawah hingga lidahnya menyentuh ujung puting
susuku
yang
makin
membuat
aku
mengerang
tak
karuan,
"aaahh,,,oohh,,,mmm,,aahh" .Sementara puting susuku yang satu lagi masih tetap dia
pilin
dengan
sebelah
tangannya.
Kemudian tangannya terus kebawah payudaraku dan terus hingga akhirnya menyentuh
permukaan vaginaku. Tak lama kemudian kurasakan penis Rico tenggelam di dalam
vaginaku
setelah
susah
payah
karena
vaginaku
yang
sempit.
"Uuuh,,,aarggh,,,," ku rasakan nyeri yang sangat hingga menangis.
"Sakit ya, sayang... sabar, ya.. Ntar juga hilang kok" Rico menenangkanku, sambil
mencium
mataku
yang
mengeluarkan
air
mata.
Setelah kurasakan vaginaku mulai terbiasa dengan kehadiran penis Rico, Rico
kemudian menggerakkan penisnya perlahan, keluar-masuk vaginaku. Semakin lama
gerakannya semakin cepat dan membuatku mendesah nikmat. Makin lama makin
cepat, kembali aku hilang dalam orgasmenya yang kuat dan panjang.
Tapi Rico yang tampaknya nyaris tidak dapat bertahan, semakin mempercepat
gerakannya. Aku yang baru saja orgasme merasakan vaginaku yang sudah terlalu
sensitif
berkontraksi
lagi..
"Sayaang,, aku sudah mau keluar, dikeluarin di mana?" tanya sambil terengah-engah.
"Di dalam saja, mass,," Toh, aku juga dalam masa tidak subur. jadi buat apa dikeluarin
di
luar,
pikirku.
Tak lama kemudian aku segera mengalami orgasme bersamaan dengan Rico. Ku
rasakan semburan di dalam liang vaginaku yang memberikan kenikmatan tiada tara.
Rico kemudian merebahkan diri di sampingku dan memeluk erat tubuhku. Tubuh
mungilku segera tenggelam dalam pelukannya. Tangan Rico dengan lembut membelai
rambut panjangku, "Anggi sayang... Selamanya kita bersama ya, sayang." dan ciuman
lembut,
romantis
mendarat
di
bibirku.
"Iya, mas.." ku cium bibirnya lambat tapi sesaat. kemudian ku rapatkan badanku ke

badannya. Ku lihat jam di kamar menunjukkan pukul 01.00, mataku pun sudah lelah
dan
kami
pun
tidur
dengan
pulas.
Pagi menjelang, sinar matahari masuk ke dalam kamar melalu jendela dan
membangunkanku. Ada sedikit rasa terkejut melihat wajah Rico karena baru pertama
aku
tidur
dengan
laki-laki.
Tapi teringat kejadian semalam membuatku kembali terangsang. Perlahan, ku cium bibi
Rico yang sedikit terbuka. Ternyata ciumanku membangunkan Rico yang kemudian
membalas ciumanku dengan lebih bergairah dan menggigit telingaku.
"Selamat
pagi
sayangku,
cintaku,,"
ucapnya.
"Pagi,,," ku cium lagi bibirnya dan tak lama kami pun saling mengulum bibir satu sama
lai, dan memainkan lidah, menambah kenikmatan di pagi hari. Karena ingin sedikit
iseng,
ku
lepas
ciumanku
"Aku mandi dulu, ya..." belum sempat aku berdiri, baru duduk, Rico menarik perutku,
menciuminya dengan lembut. Membuatku menahan keinginan untuk meninggalkan
tempat
tidur.
"Nanti saja sayang.." Perlahan ciuman Rico dari perut naik menuju leherku,
menjilatinya,
membuatku
mendesah
nikamat,
"aahh..mmm.."
Rico menjilati leherku dari belakang. Tangan kanannya meremas-remas payudaraku
dan tangan kirinya menekan vaginaku. Ku rasakan jarinya masuk menyusuri liang
vaginaku, memainkan klitorisku. Tak lama badanku pun menggeliat, pinggulku
terangkat,
dan
orgasme
pertama
pagi
itu
datang.
Dengan lembut Rico memangkuku. Diletakannya aku di atas kedua pahanya. Kakiku
melingkar di punggungnya. Kami pun berciuman dan Rico perlahan memasukkan
penisnya
ke
dalam
vaginaku.
Rico kemudian memompa penisnya, membuatku menggelinjang penuh nikmat. Sambil
memainkan penisnya, Rico menikmati kedua payudaraku yang mengeras.
"aaah,,aah,,aahh,," semakin lama, semakin cepat, dan aku merasakan vaginaku kembali
berkontraksi. Ku peluk kepala Rico dengan erat dan aku mengerang karena orgasme
"Aaaaaaahhhh...." yang disusul dengan Rico yang juga mencapai puncaknya.
Setelah itu kami bercumbu lagi beberapa saat kemudian baru mandi dan pulang ke kota
meninggalkan seprei kamar yang basah karena cairanku dan Rico serta bercak darah
pertanda
hilangnya
keperawananku.
Sebelum memulangkanku ke kos, kami mampir ke kos Rico untuk bercinta lagi. Sejak
saat itu, setiap akhir minggu jika tidak ada kesibukan kami pasti check in di hotel untuk
bercinta.
Kapan-kapan aku akan membagikan kisah cintaku yang lain bersama Rico tentunya.

Kalau ceritanya kurang merangsang maaf, ya.. maklum baru pertama...

http://spotmenarik.blogspot.com/2012/06/cerita-dewasa-ml-pertama-denganpacarku.html

Anda mungkin juga menyukai