Anda di halaman 1dari 38

Nama saya Lia, saya adalah seorang karyawati di salah satu perusahaan swasta

di Jakarta, usia saya 27 tahun. Teman teman saya bilang saya cantik, memang
kulit saya putih dengan tubuh yang sintal dan buah dada yang lumayan besar,
rambut lurus panjang sebahu dan saya mempunyai darah belanda, tapi saya
tidak peduli dengan kecantikan yang saya punyai, karena saya lahir dari
keluarga yang sangat menjunjung tinggi nilai nilai agama, makanya sampai saat
ini saya belum pernah sekalipun berhubungan badan dengan siapapun,
termasuk dengan pacar saya sendiri, saya mempunyai 2 orang sahabat yang
sangat setia.
Yang pertama, Karina, dia yang paling muda di antara kita, umurnya baru 20
tahun, asalnya dari menado. Perangainya agak tomboy, dia cantik walaupun
kulitnya agak sedikit gelap tapi dia mempunyai tubuh yang lumayan sexy.
Sahabatku yang ke dua, Aske, Menado tulen juga, umurnya sekitar 22 tahun,
dia yang paling cantik di antara kita bertiga, kulitnya putih dan bersih wajahnya
imut dan kekanak kanakan. Tapi dia sangat benci kalau dianggap masih anak
anak, makanya dia memotong rambutnya sampai sebatas leher, supaya
wajahnya terlihat lebih dewasa, tapi, dengan rambut pendeknya itu, leher
jenjangnya malah terlihat dengan jelas, menurutku dia lebih terlihat menarik
dengan rambut panjangnya. Tubuhnya sangat sexy dengan tinggi sekitar 168
dan berat 55 kg, tangannya putih mulus dan di tumbuhi dengan bulu bulu
halus, kakinya panjang dan jenjang, apalagi jika dia sedang mengenakan
pakaian yang minim dan rok pendek, dia selalu membuat banyak cowok melirik
dengan penuh nafsu ke arahnya, walaupun payudaranya agak sedikit kecil, tapi
dia memang yang paling cantik di antara kita bertiga.
Singkat cerita kami bertiga berencana berlibur ke luar kota untuk melepas
stress di kota karena selalu berkutat dengan kesibukan kami masing-masing,
kami berencana untuk menikmati suasana pantai di Anyer, dengan
pertimbangan kami tidak perlu repot-repot menyewa villa di anyer, karena
Aske mempunyai villa di sana dan kebetulan tantenya juga akan berlibur ke
sana bersama dengan saudara suaminya.
Berangkatlah kami pada hari yang telah kami tetapkan bersama dengan
menumpang opel blazer ku, tiga jam kami menempuh perjalanan JakartaAnyer, setelah lelah di perjalanan akhirnya sampailah kami di villa milik Aske
yang Aske sendiri hampir lupa tempatnya, rupanya Tante Cindy.

Tantenya Aske bersama saudaranya sudah menunggu kedatangan kami.


Tante Cindy saat itu sedang menggunakan pakaian santai, dengan atasan kaos
oblong di padu dengan rok pantai yang belahannya sampai sebatas paha. Kulit
Tante Cindy sangat putih dan mulus sama seperti Aku dan Aske, hanya saja
postur tubuh Tante Cindy lebih tinggi, wajahnya sangat cantik, hampir
menyamai kecantikan yang di miliki Aske.
"Hai, maaf telat habis tadi sempat nyasar" jawabku sekenanya menyambung
pembicaraan mereka.
Setelah ngobrol cukup lama, kami pun mulai membuat acara untuk liburan
kami di anyer ini. Saya kebagian jatah belanja bahan bahan makanan bersama
dengan saudaranya Aske.
Namanya Risna, usianya sama dengan Aske, bertubuh sintal dan padat, tapi
menurutku lebih cocok kalau di katakan montok. Kulitnya kuning langsat dan
wajahnya manis dengan rambut lurus sebatas bahu, sekilas aku melirik ka arah
dadanya, payudaranya terhitung besar untuk gadis seusia dia mungkin sekitar
36 b, sedikit lebih besar dari buah dadaku.
Setelah berbagi tugas dan berganti pakaian aku dan Risna berangkat ke pasar
terdekat untuk belanja barang-barang yang diperlukan dan semuanya harus
lengkap karena saya tidak mau bolak balik ke pasar hanya karena ada barang
yang kelupaan di beli.
Saat itu saya hanya mengenakan pakaian santai berupa rok biru sebatas paha
dan kaos blong tipis, Risna malah tampil lebih berani dengan hanya memakai
rok tipis pendek dengan t'shirt u can see merah. Dia terlihat sangat cantik
dengan pakaian seperti itu.
Waktu sudah menunjukan pukul lima saat tiba-tiba opel blazer yang ku
kemudikan oleng dan hampir menabrak pembatas jalan, untungnya aku sigap
menginjak pedal rem dan dengan perlahan kupinggirkan mobilku ke tepi jalan.
"Kenapa Kak" seru Risna agak panik.
Aku bergegas turun dari mobil, ternyata ban depan sebelah kiri kukempes, aku
sempat panik karena aku bingung bagaimana caranya mengganti ban itu
dengan hanya mengandalkan tenaga dua orang perempuan.
Pada saat itu tiba-tiba muncul dua orang laki-laki, menawarkan bantuan untuk
mengganti ban mobilku. Aku tidak punya pilihan lain selain menerima tawaran
dua orang itu karena hari sudah menjelang sore.

Selesai ban mobilku di ganti oleh mereka aku mengucapkan terima kasih
seraya berjalan ke arah pintu depan mobilku untuk mengambil uang sebagai
tanda terima kasih, saat tiba-tiba aku merasakan ada tangan kasar yang
memeluk tubuhku dan membekap mulutku, aku kaget dan berusaha berontak
tapi kurasakan tubuhku tiba-tiba lemas dan mataku berkunang kunang.
Akhirnya aku tak sadarkan diri.
Aku kaget bukan kepalang saat aku siuman dengan mata yang masih
berkunang kunang kulihat puting buah dadaku sebelah kiri sedang di kulum
dengan buas oleh salah satu orang yang menolongku tadi sementara buah
dadaku yang sebelah kanan pun tak luput dari remasan tangannya.
Posisiku terlentang dengan kedua tangan di ikat di ujung sebuah ranjang, kaos
oblong tipisku entah di mana, bra ku sudah merosot sebatas perut saat orang
itu menyingkapkan rok pendekku dan berusaha menarik celana dalamku.
"Jangan!! Lepaskan.. Jahanam kamu.!! Lepaskan.." teriakku sambil meronta
dan menangis sejadi jadinya.
"Diam kamu, gua cuma mau mencicipi kamu aja koq jangan cerewet.. kalau
tidak gua bunuh loe.." bentak orang itu sambil tetap berusaha menarik lepas
celana dalamku.
Brett.. Celana dalamku berhasil direnggutnya dengan paksa.
Kemudian orang itu membuka kedua kakiku yang aku katupkan sebagai
pertahanan terakhir dan mulai mengarahkan batang penisnya ke lubang
kemaluanku.
"Jangan pak.. Saya mohon, saya masih perawan.. Tolong lepaskan saya.."
teriaku putus asa.
"Aahh.. Jangann.. Sakitt.. Lepaskan.. Jahanamm!"
Aku berteriak panik sambil kulejang-lejangkan kakiku, tapi itu malah membuat
penisnya semakin menyeruak masuk ke dalam liang vaginaku yang belum
pernah di sentuh oleh laki-laki manapun.
Dreet.. Dreet kurasakan selaput daraku robek saat orang itu menyodokkan
kemaluannya hingga amblas seluruhnya.
"Sakitt.. Lepaskan" desahku sambil kulempar kepalaku ke kiri dan ke kanan
menahan sakit dan perih yang tak terkira yang melanda sekujur tubuhku.
"Sakitt.. Tolong.. Hentikann.." jeritku meratap
Tapi orang itu sepertinya tidak peduli dengan jeritan dan tangisanku.

Dia tetap memperkosaku, memompa vaginaku dengan ganas sambil tangannya


memegangi tanganku dan mulutnya tak henti hentinya menjilati buah dadaku
saat tiba-tiba dia berhenti dan melenguh keras, aku sadar dia akan orgasme di
dalam liang vaginaku.
"Jangan.. Jangan.. Di dalam!!" teriakku panik.
Dia memelukku sekuat-kuatnya saat kurasakan cairan spermanya memenuhi
liang rahimku hari itu aku diperkosa. Hilanglah sudah kegadisanku yang selama
ini selalu kujaga. Saat itu aku merasa sangat marah, malu dan terhina.
"Ah.." aku mendesah pelan saat pemerkosaku itu mencabut penisnya dan
pergi meninggalkanku begitu saja,
Aku mencoba bangkit dan berdiri walaupun rasa sakit dan ngilu masih terasa di
sekitar selangkanganku, akulihat bercak putih bercampur merah darah
perawanku di sekitar kemaluanku.
Rasa sakit masih mendera seluruh badanku setelah barusan diperkosa dan
dengan terhuyung huyung berjalan menuju pintu yang rupanya tidak terkunci,
aku mencoba mengintip ke arah luar dan rupanya kedua orang itu sedang
sibuk menggarap Risna.
"Gila Jack cewek yang tadi masih perawan lho, sempit banget vaginanya, yang
ini gimana?" tanya orang yang tadi memperkosaku.
"Masih perawan juga Man, nih liat darah perawannya" jawab orang yang di
panggil Man itu sambil mencabut batang penisnya dari kemaluan Risna lalu
mencelupkan jarinya dan menunjukkan jarinya yang berbercak darah.
"Tapi cewek ini belum sadar dari pingsannya nih Man" sungut orang yang di
panggil Jack.
"Sudah pompa aja terus, ntar juga sadar" kata si Man.
Sambil tangannya menggerayangi payudara Risna yang besar dan padat.
Kulihat Risna diperkosa dengan posisi terlentang, pakaiannya masih lengkap
hanya celana dalamnya saja yang menjuntai di kaki kirinya, kaosnya tersingkap
ke atas dan branya di tarik ke atas hingga payudaranya mencuat dari bawah
branya. Tubuhnya terguncang guncang, karena si Jack memompanya dengan
sangat kasar.
Tiba-tiba Risna melenguh pelan dan membuka matanya, mungkin dia sudah
mulai sadar dari pingsannya dan pasti dia akan sangat kaget karena saat ini dia
sedang diperkosa, tapi aku juga tidak mampu menolongnya, aku hanya
menontonnya saja dari balik pintu tanpa bisa berbuat apa apa.

"Ohh.. Ssakitt.. Jangann.. Lepaskan saya." rintih Risna sambil berusaha


berontak dari dekapan si Jack.
Tapi terlambat kegadisannya sudah melayang.
Tiba-tiba kulihat si Jack mendengus keras dan mempercepat pompaanya di
vagina Risna. Si Jack mencengkeram tubuh Risna dengan keras dan menusukan
batang penisnya dalam dalam ke lubang vagina Risna.
"Saakkitt.." Risna menjerit keras saat si Jack memuntahkan seluruh cairan
spermanya ke dalam liang vagina Risna.
Kulihat cairan putih kental bercampur darah berlelehan di selangkangan Risna
saat si Jack mencabut batang penisnya.
Sore itu si Jack dan si Man memperkosa kami secara bergantian, sampai aku
dan Risna kembali pingsan karena tidak tahan di gagahi oleh kedua orang itu
secara terus menerus.
Saat aku siuman rupanya aku sudah berada di jok belakang mobilku sendiri
dengan kedua tangan terikat ke belakang, tapi untungnya aku sudah memakai
pakaianku kembali, entah siapa yang mengenakannya di tubuhku, kulihat ke
samping Risna masih pingsan dengan tangan juga terikat kebelakang.
"Mau dibawa ke mana kami" tanyaku memberanikan diri.
"Mau ke villa elu, mau perkosa teman lu, tadi gua denger suaranya di HP lu,
dari suaranya kayaknya teman lu lumayan juga" jawab si Jack sambil tertawa di
ikuti oleh tawa si Man.
Aku langsung bergidik mendengar jawabannya, rupanya mereka tahu alamat
villa kami yang memang kuletakkan di atas dasbor mobilku.
Waktu sudah menjelang tengah malam saat kami tiba di depan pintu villa saat
Tante Cindy menghampiri mobil kami.
"Lu sergap dia Man" kata si Jack sambil mengeluarkan pistol dan
menodongkannya ke arahku.
Aku tidak bisa berbuat apa apa selain hanya bisa duduk dan diam.
Benar juga saat Tante Cindy sampai ke pintu samping mobilku, si Man langsung
keluar dan dengan sigap mendekap tubuh Tante Cindy dari belakang.
Sementara satu tangannya langsung membekap mulut Tante Cindy, mungkin
karena kaget Tante Cindy tidak sempat berteriak.
" Urhhgg.. Ss"

Hanya itu yang keluar dari mulut Tante Cindy saat si Man mendekap dan
menelikungnya lalu mendorong Tante Cindy ke arah pintu pagar vila kami.
"Jangan Macem macem lu, diem di sini kalau nggak gua bunuh lu" ancam si
Jack sambil menodongkan pistolnya ke arahku.
Aku hanya bisa mengangguk sambil ketakutan mendengar ancamannya itu,
lagipula seluruh tubuhku terasa sangat lemas dan selangkanganku pun masih
sangat nyeri dan ngilu akibat perkosaan yang aku alami tadi, sehingga aku tidak
mungkin melarikan diri dengan keadaan tubuhku yang demikian, apalagi kedua
tanganku pun masih terikat.
Lalu si Jack ke luar dan membantu si Man menangani Tante Cindy.
Kulihat si Jack mengikat ke dua tangan Tante Cindy ke terali pintu pagar villa,
sementara si Man menempelkan lakban di mulut Tante Cindy sambil ke dua
kakinya berusaha merenggangkan kaki Tante Cindy dari belakang.
Saat itu kulihat dari kaca belakang mobilku, Tante Cindy masih berusaha keras
meronta dan melawan sekuat tenaganya, sampai akhirnya Tante Cindy lemas
kehabisan tenaga.
Bret.. Bret.. si Man merobek bagian belakang rok pantai Tante Cindy sehingga
paha dan pantat Tante Cindy yang putih mulus terlihat jelas.
Lalu si Man memelorotkan celana dalam Tante Cindy sampai sebatas lutut dan
mulai memainkan jarinya di kemaluan Tante Cindy, sementara si Jack sibuk
menciumi leher jenjang Tante Cindy sambil tangannya meremas remas buah
dada Tante Cindy yang menyembul di antara kaos bagian atasnya yang sudah
robek besar.
Tiba-tiba tubuh Tante Cindy tersentak, kepanya terdongak ke atas dan mimik
mukanya menunjukan kesakitan yang luar biasa, rupanya si Man sudah mulai
mencobloskan batang penisnya ke dalam vagina Tante Cindy.
Tubuh Tante Cindy terguncang hebat saat si Man mulai memompa penisnya ke
luar masuk. Bibir kemaluan Tante Cindy sampai melesak masuk saat si Man
menghujamkan kemaluannya, amblas ke dalam liang vagina Tante Cindy, pasti
sangat sakit rasanya, sama seperti rasa sakit yang kurasakan saat aku diperkosa
tadi pikirku. Kulihat lelehan air mata di pipi Tante Cindy, wajahnya menyiratkan
kemarahan yang luar biasa, sepertinya Tante Cindy sangat tidak rela menerima
kenyataan kalau tubuhnya saat itu sedang di garap oleh orang yang bukan
suaminya.

"Hh.. Oughh.." tiba-tiba si Man mendengus dengan keras, sepertinya dia sudah
akan berejakulasi di dalam liang vagina Tante Cindy.
"Jangann.." jerit Tante Cindy lirih, sambil berusaha menarik tubuhnya ke arah
depan.
Tapi si Man malah menarik sisa sisa rok pantai Tante Cindy yang masih
melingkari pinggulnya ke arah belakang, sehingga membuat pinggul Tante
Cindy yang putih mulus itu juga ikut tertarik ke belakang, otomatis batang
penis si Man malah makin terbenam di liang vaginanya
"Tidakk..!!" jerit Tante Cindy saat si Man menyemburkan cairan spermanya ke
dalam liang vagina Tante Cindy.
Tante Cindy pasti sangat terhina karena diperlakukan seperti itu oleh si Man.
Tapi itu belum berakhir karena sedetik kemudian si Jack langsung
menghujamkan batang kemaluannya di dalam vagina Tante Cindy, yang
membuat tubuh Tante Cindy kembali terguncang guncang karena diperkosa
oleh si Jack,
Aku kembali panik saat si Man menghampiriku, membuka pintu mobil dan
menarikku keluar, sekilas kulihat Risna masih tergolek pingsan saat si Man
berusaha mendekapku dengan kasar.
"Jangann.. Jangan perkosa saya lagi, saya sudah tidak kuatt. Lepaskan saya"
seruku, saat si Man menjabak rambutku dan menyeretku memasuki villa.
"Siapa yang mau perkosa lu, sekarang lu tunjukin dimana teman-teman lu yang
lain" teriak si Man, sambil melepaskan tali yang mengikat kedua tanganku.
Aku agak lega mendengarnya sebab paling tidak aku tidak akan diperkosa lagi.
Dengan rambut dijambak dan punggungku ditodong pistol, terpaksa aku
menuruti kemauannya.
Dengan selangkangan yang masih ngilu dan sakit, aku berjalan menuju kamar
yang ku tahu itu kamar pribadi Aske. Dengan perlahan kubuka pintu kamar itu
yang rupanya tidak di kunci oleh Aske, kamarnya masih terang benderang dan
kulihat Aske sedang tidur di ranjangnya dengan posisi terlentang, kakinya yang
jenjang terjuntai ke bawah, rok pendek coklat yang di kenakannya tadi siang
masih menempel di tubuhnya dan agak sedikit tersingkap sampai sebatas
pangkal paha kirinya, memperlihatkan sebagian kaki dan pahanya yang putih
mulus. Sementara kemeja putih yang di kenakan Aske juga tersingkap di sedikit
di bagian atasnya, karena 2 kancing atasnya terbuka, sehingga buah dada Aske
yang tertutup bra hitam itu tampak sedikit terlihat, mengintip dari balik kemeja
putihnya, apalagi dengan posisi tidur Aske yang terlentang seperti itu, dengan
ke dua tangannya yang membuka ke arah samping, semakin membuat
payudaranya terlihat membusung ke atas.

Kasihan Aske, mungkin dia kelelahan karena menunggu aku dan Risna sehingga
dia ketiduran dan lupa berganti pakaian serta mematikan lampu pikirku.
Aku menoleh ke belakang dan kulihat si Man tak berkedip melihat kemolekan
tubuh Aske yang sangat menantang itu, beberapa kali dia menelan ludahnya
sendiri.
Gawatt..!! sepertinya pemerkosa ini kembali terangsang, pikirku.
Kasihan Aske kalau dia harus mengalami perkosaan seperti yang aku alami,
gumanku dalam hati.
Dan parahnya lagi Aske tidak tahu kalau sebentar lagi kejadian yang
mengerikan akan menimpa dirinya.. Aku harus berbuat sesuatu..!! pikirku
sambil berusaha memberanikan diri.
"Lu harus bantuin gua menyetubuhi teman lu itu kalau nggak awas.." bisik si
Man pelan tapi dengan nada mengancam.
"Jangann..!! Jangan perkosa dia.. Dia masih terlalu kecil.. Lebih baik lu garap aja
lagi gua.. Sepuas lu..!!" seruku berusaha menghalangi niatnya.
Walaupun sebenarnya aku juga tidak rela di setubuhi dan di garap lagi oleh si
Man.
"Elu mau mampus..!!" bentak si Man sambil mengacungkan pistolnya ke arah
kepalaku..
"Kalau lu nggak bantuin gua.. Gua ledakin kepala lu..!!" sambung si Man
dengan nada geram.
Tubuhku lemas saat kurasakan ujung laras pistol si Man menempel di
keningku, akhirnya aku hanya bisa mengangguk lemah dan menuruti semua
kemauannya, tanpa bisa melakukan perlawanan.
Lalu si Man beranjak pelan mendekati Aske yang masih tertidur dengan lelap,
sejenak si Man memandangi kemolekan dan kemulusan tubuh Aske yang
menantang, menyapukan pandangannya yang penuh nafsu mulai dari wajah
Aske yang cantik, lehernya yang jenjang, buah dadanya, pahanya, sampai ke
kaki Aske yang kecil dan indah. Aku merasa jijik melihat cara si Man
memandangi tubuh Aske dengan pandangan yang begitu mesum.
Aske masih belum bangun dari tidurnya saat si Man berlutut di antara ke dua
kaki Aske, lalu dengan pelan dan lembut si Man mulai merenggangkan ke dua
belah kaki Aske setelah sebelumnya menyingkapkan bagian depan rok coklat
yang di kenakan Aske ke arah atas, sehingga pahanya yang putih mulus terlihat
dengan jelas.

Si Man makin melotot saat melihat vagina Aske yang di tumbuhi bulu bulu
halus tampak membayang dari balik celana dalam hitam dan tipis yang
menempel di selangkangan Aske, lalu si Man mengangkat kaki kanan Aske dan
meletakkanya di atas pundaknya sendiri.
Sekarang posisi kepala si Man sudah berada di antara kedua paha Aske, lalu
dengan tak sabar si Man mulai menciumi dan menjilati paha Aske yang putih
mulus itu, sambil tangannya berusaha menyibakkan celana dalam hitam Aske
ke arah pinggir sehingga vagina Aske yang di tumbuhi bulu bulu halus terlihat
dengan jelas. Sementara tangan si Man yang satunya sudah mulai membuka
bibir kemaluan Aske memperlihatkan liang vaginanya yang kemerahan dan
perawan, sekarang mulutnya sudah berada di bagian luar bibir vagina Aske,
lidahnya menjilati liang vagina Aske dengan bernafsunya.
"Aahh.." Aske mendesah tapi belum sadar dari tidurnya.
Tapi tiba-tiba Aske tersentak dan langsung tersadar saat si Man mulai
memasukkan jarinya ke dalam vagina Aske.
"Siiapaa kamu.. Lepaskan saya.. Toloonng..!!" jerit Aske kaget dan ketakutan
sambil mencoba beringsut berusaha menjauhkan tubuhnya dari si pemerkosa.
Saat itu juga si Man dengan sigap berdiri dan langsung memeluk tubuh Aske
dengan erat, sambil tangan yang satunya lagi tetap mengerjai vagina Aske.
"Kamu sini pegangin tangannya..!!" Bentak si Man kepadaku.
Karena ketakutan kupatuhi saja perintah si Man, lagipula memang tidak ada
kesempatan buat menolong Aske. Aku duduk di atas ranjang, kuletakkan
kepala Aske di atas pangkuannya dan aku pegang ke dua tangan Aske dengan
kuat.
"Jangan Kak Lia.. Tolonng..!!" jerit Aske putus asa
Sementara si Man makin buas menggerayangi tubuh Aske.
Sekarang dia menciumi leher jenjang Aske yang putih mulus, membetot
kemeja putih yang di kenakan Aske dengan kasar sehingga kancingnya lepas
semua, lalu si Man menjilati buah dada Aske yang masih tertutup bra.
Dan tiba-tiba si Man menarik lepas bra yang di kenakan Aske sehingga buah
dadanya menyembul keluar.
"Toketnya nggak sebesar punya lu Li, tapi kenceng banget" seru si Man
kepadaku.
Aku hanya diam saja. Tidak tega melihat Aske diperlakukan seperti itu.
Sementara si Man mulai mengulum payudara Aske dengan buasnya,
sementara tangan yang satunya memilin milin putingnya yang kemerahan,
sambil lidahnya terus menjilatinya dengan penuh nafsu.

"Jangann.. Ouhh.. Lepasskann.." jerit Aske dengan suara parau, sambil terus
berusaha berontak.
Tiba-tiba si Man berdiri, membuka resleting celananya dan mengeluarkan
batang penisnya yang hitam dan besar.
"Sekarang gua jejelin vagina lu dengan ini..!! Dan lu harus tetep pegangin dia
Li.." bentak si Man ke arahku.
Karena ketakutan aku malah makin mempererat peganganku ke kedua tangan
Aske yang masih berusaha berontak ingin melepaskan diri.
"Jangann.. Lepaskan saya.." teriak Aske panik sambil mengatupkan kedua
kakinya yang jenjang itu sekuat kuatnya
Tanpa pikir panjang si Man langsung berdiri di antara kedua kaki Aske yang
menjuntai ke bawah, memegangnya dan berusaha merenggangkan kedua kaki
mulus Aske yang terus melejang lejang.
Akhirnya si Man berhasil merenggangkan ke dua kaki Aske dan memposisikan
tubuhnya di antara kedua pangkal paha Aske, sambil sebelah tangannya
kembali menyibakkan celana dalam Aske ke arah pinggir.
Sekarang selangkangan Aske terbuka lebar, siap untuk di tembus batang
kemaluan si Man yang besar, dan memang sekarang si Man sudah
menempelkan kemaluannya di bibir vagina Aske.
"Jangann.. Tolonng.. Jangan di masukinn.. Kak Lia.. Tolong Aske kak..!!" jerit
Aske histeris sambil berusaha menggoyangkan pinggulnya ke kiri dan ke kanan,
berusaha mengelakan vaginanya dari batang penis si Man.
Tapi usahanya sia sia, karena ujung kemaluan si Man sudah berada di bibir
vaginanya dan siap menerobos masuk. Aske menjerit, menangis dan meronta
sejadi jadinya.
"Gila sempit banget nih cewek" guman si Man sambil terus mendorong batang
penisnya dengan perlahan melewati sela-sela celana dalam Aske.
Seperempat sudah penis si Man masuk ke dalam vagina Aske.
Rontaan Aske semakin kencang, matanya membeliak dan mulutnya megap
megap seperti orang kehabisan nafas, saat si Man mulai mendorongkan lagi
batang penisnya, tapi rontaan Aske malah makin membenamkan batang penis
si Man ke dalam liang vaginanya yang kering kerontang itu.

Tiba-tiba Aske berhenti meronta, badannya melenting, dadanya terangkat ke


atas dan kepalanya mendongak, matanya semakin membeliak dan mulutnya
membentuk huruf O, menahan sakit yang luar biasa, saat batang penis si Man
sudah masuk setengahnya, rupanya batang penis si Man sudah mengenai
selaput dara Aske.
"Sakitt.. Jangann.. Tolong Kak Lia.. Sshh.. Jangan teruskan.." jerit Aske.
Melihat itu si Man bukannya menghentikan sodokannya malah langsung
menghujamkan batang penisnya sekuat kuatnya, dengan satu kali sodokan,
amblaslah seluruh kemaluan si Man ke dalam liang vagina Aske, sekaligus
menjebol keperawanan Aske.
Dret.. Dret kurasakan getaran terenggutnya kegadisan Aske saat itu.
"Sakitt.. Keluarkan itu dari sana.. Tolong Kak Lia." jerit Aske kesakitan.
Mendengar jerit tangis Aske si Man malah semakin bernafsu dan mulai
memompa liang vagina Aske yang masih sempit itu dengan kasar, sehingga
Aske makin kesakitan, tubuhnya terguncang guncang maju mundur dan buah
dadanya ikut bergetar akibat pompaan si Man yang ganas.
Terus terang aku mulai terangsang saat si Man mulai memompa batang
penisnya maju mundur di dalam vagina Aske yang masih sangat sempit itu.
Tanpa sadar kulepaskan sebelah tanganku yang memegang tangan Aske dan
mulai memainkan jariku di vaginaku sendiri.
"Sshh.. Buka paha mu, Ke.. Biar nggak terlalu sakit" bisikku setengah mendesah
sambil kubelai rambutnya.
Aske tidak menjawab hanya terengah engah sambil melemparkan kepalanya
ke kiri dan ke kanan menahan sakit yang luar biasa, sementara si Man terus
menyodokan batang penisnya dan memompa vagina Aske sambil satu
tangannya terus meremas remas buah dada Aske.
Tiba-tiba si Man menghentikan pompaannya dan membenamkan batang
penisnya dalam dalam ke liang vagina Aske, lalu tangannya memegang dan
mengangkat kedua kaki jenjang Aske dan memposisikannya di atas pundak kiri
kanannya. Dengan posisi ini penis si Man bisa masuk seluruhnya ke dalam
kemaluan Aske. Kemudian pantatnya mulai maju mundur lagi di antara
selangkangan Aske sambil sesekali mencabut dan memasukkan kembali batang
penisnya sehingga bibir vagina Aske tampak melesak dan tertarik mengikuti
irama pompaan batang penis si Man yang membuat Aske makin menjerit jerit
kesakitan, tapi jeritan Aske tampaknya malah membuat si Man makin
bersemangat menggagahi tubuh mulus Aske.

Akupun juga semakin cepat mempermainkan jariku di vaginaku sendiri sampai


akhirnya aku merasakan seluruh tubuhku menegang.
"Oohh.. Sshh.."
Aku telah mencapai orgasme saat tiba-tiba si Man menyodokan penisnya
dengan sangat keras tiga kali berturut turut dan seluruh tubuhnya menegang
dengan hebat sambil tangannya mencengkeram buah dada Aske dengan kuat,
rupanya si Man sudah akan berejakulasi.
"Ahh.. Sakit..!!" Aske kembali menjerit kesakitan.
"Jangan.. Jangan dikeluarin di dalam.. Nanti dia hamil.." teriakku sambil
berusaha menarik tubuh Aske ke atas, berharap supaya batang penis si Man
terlepas dari lubang vagina Aske dan spermanya tidak sampai masuk ke dalam
liang rahimnya.
Gerakanku yang tiba-tiba itu membuat batang penis si Man tertarik setengah
keluar dari vagina Aske.
Merasa batang penisnya akan terlepas dari liang vagina Aske, si Man buru-buru
mencekal rok coklat yang masih melilit di pinggang Aske dan menariknya ke
arah tubuhnya, sehingga pinggul Aske juga ikut tertarik ke belakang, lalu si
Man kembali menyodokan batang kemaluannya beberapa kali dan
menghujamkannya ke dalam liang kemaluan Aske sehingga kini batang
penisnya terbenam seluruhnya di dalam vagina Aske.
Tiba-tiba si Man mengejang beberapa kali dan menyemburkan spermanya ke
dalam liang vagina Aske, lalu menghentakkan pantatnya sekali lagi sehingga
seluruh spermanya keluar membanjiri liang rahim Aske.
"Tidakk..!!" lolongan Aske memenuhi seluruh ruang kamarnya.
Si Man masih sempat menyodokkan batang penisnya beberapa kali sebelum
akhirnya mencabut kemaluannya dari vagina Aske.
Tampak cairan sperma si Man berlelehan di antara liang vagina dan
selangkangan Aske, bercampur dengan darah perawan.
Lalu si Man beranjak keluar kamar, meninggalkan kami begitu saja sambil
tertawa puas.
Sementara Aske masih terlentang di atas tempat tidurnya dengan pakaian yang
terbuka dan acak acakan, matanya nanar menatap kosong ke arah langit langit
kamarnya, sepertinya dia sangat syok, tak menyangka kalau kegadisannya
telah dibobol oleh orang yang tak di kenal, kemejanya kusut dan berantakan,
branya entah terlempar ke mana, rok coklatnya masih tersingkap sebatas
perut.

Hanya celana dalamnya yang masih menempel di selangkangannya, itupun


posisinya agak tersingkap ke samping dengan noda sperma dan darah perawan
yang menempel di sekitar celana dalam hitam dan bibir vaginanya.
Aske sepertinya sudah tidak lagi mempedulikan keadaan dirinya, dia hanya bisa
menangis sesenggukan menyesali nasibnya yang tragis hari itu.
Aku lalu beranjak turun dari ranjang dan berjalan ke pintu, mencoba melihat
apakah kami bisa melarikan diri dari villa ini, tapi pemandangan di ruang tamu
makin membuatku putus asa. Aku lihat Tante Cindy dan Risna di ikat ke dua
tangannya dan di dudukan di salah satu sofa yang ada di ruang tamu.
Sementara si Jack sedang sibuk menggagahi Karina dengan posisi si Jack duduk
dan memangku tubuh Karina yang sintal sambil kedua tangannya memegang
pinggul Karina dari belakang. Tampak batang penis si Jack keluar masuk
menerobos vagina Karina yang saat itu masih menggunakan rok dan
kemejanya, hanya saja roknya sudah terangkat sebatas perut dan kemeja
bagian atasnya sudah terbuka sehingga salah satu buah dadanya tampak
menyembul ke luar dari sela sela branya.
Tapi tampaknya Karina sangat menikmati perkosaan tersebut.
Karina tidak berontak sedikitpun, bahkan malah Karina yang aktif menaik
turunkan pantatnya, mulutnya mendesah desah tak karuan sambil tangannya
menjambak dan meremas-remas rambutnya sendiri.
Tiba-tiba si Jack menggeram dan menurunkan pinggul Karina sehingga
membenamkan seluruh batang kemaluannya di dalam vagina Karina.
Sementara Karina makin giat memutar-mutarkan pantatnya di atas pangkuan
si Jack, tampaknya mereka telah mencapai orgasme. Tampak sperma si Jack
berlelehan di antara bibir vagina Karina dan batang penis si Jack yang masih
terbenam di kemaluannya.
Malam itu Aku, Risna, Karina, Tante Cindy dan si Cantik Aske kembali diperkosa
dan digagahi secara bergiliran oleh mereka. Aku merasakan vaginaku sempat
diterobos oleh batang penis si Man, sementara kulihat Aske juga sedang di
kerjai oleh si Jack dengan posisi menungging tepat di samping si Man yang
sedang menggagahi aku. Sampai akhirnya aku pingsan karena kelelahan, entah
sudah berapa kali kami diperkosa oleh mereka malam itu.
Esok paginya kami pulang ke Jakarta dengan rasa sakit di seluruh tubuh dan
kenangan yang mengerikan yang membuat kami kehilangan kegadisan dan
kehormatan sebagai seorang wanita.. Andai hari itu kami tidak liburan..!!

Setahun sudah kejadian yang tragis itu lewat dan kini aku sudah mulai bisa
melupakan bayang-bayang peristiwa itu, aku sudah kembali ceria dan sudah
mau bergaul dengan lingkungan di sekitarku.
Aaku masih bekerja di tempat yang sama seperti setahun yang lalu, walaupun
aku masih agak syok dengan kejadian setahun yang lalu, tapi aku tetap
merawat diriku sendiri, teman-teman kantorku bilang, sekarang aku terlihat
makin cantik dan seksi, memang aku merasa bangga dengan kecantikan yang
kumiliki, kulit yang putih mulus, payudara yang besar dan tubuh yang seksi.
Aku ingin selalu terlihat cantik, walaupun kenyataannya aku sudah tidak
perawan lagi akibat perkosaan yang kualami setahun yang lalu.
Saat ini Aske pun bekerja di kantorku, aku sengaja merekomendasikan Aske ke
atasanku agar dia di terima bekerja di kantorku, supaya aku mempunyai teman
untuk ngobrol dan berbagi cerita, walaupun begitu, kami tidak lagi pernah
membicarakan peristiwa yang tragis itu.
"Ke.. Ada karyawan baru lho.. Di kantor kita" ujarku pada Aske yang saat itu
sedang membereskan meja kerjanya.
"o.. Ya.. Cewek.. Cowok..?" tanya Aske
"Ada dua orang Ke.. Dan semuanya cewek, kita yang ditugasin ngasih training
kerja ke mereka hari ini.." jawabku, sambil memperhatikan Aske yang hari ini
terlihat sangat cantik dengan pakaian kerjanya.
AAske saat ini mengenakan rok span pendek warna biru dengan blus putih dan
blazer senada roknya, dia juga melingkari lehernya yang jenjang dengan syal
kecil berwarna biru muda, Aske memang sangat cantik, apalagi rambutnya
sekarang sudah panjang.
"Kapan mulainya Kak Lia..?" tanya Aske lagi, sambil mengenakan sepatu hak
tingginya.
"Ya sekarang non.. Cepetan siap siap.." seruku.
Singkat cerita, kami sudah bertemu dan berkenalan dengan kedua pegawai
baru itu. yang pertama namanya Alfa, usianya 28 tahun sama dengan usiaku.
Wajahnya lumayan cantik dengan rambut ikal sebahu, Alfa berkacamata, tapi
itu malah membuat wajahnya semakin menarik, tingginya sama denganku,
sekitar 165 cm, tubuhnya padat berisi. Saat ini Alfa mengenakan rok putih
pendek dan kemeja biru, khas pakaian kerja.

Pegawai yang kedua, Susan, wajahnya biasa biasa aja dan kulitnya sedikit
gelap, tapi bentuk tubuhnya.. Ya ampun.. Seksi banget, postur tubuh Susan
lumayan tinggi dengan kaki yang jenjang dan pinggul yang kecil, dibalut rok
pendek berwarna hitam, benar benar seksi, apalagi buah dadanya juga
termasuk besar untuk gadis se usianya, seperti hendak menyembul keluar dari
blus hitamnya yang ketat.
Saat itu kami ditugaskan untuk memantau proyek pembangunan gedung yang
dikerjakan oleh perusahaan kami, jaraknya lumayan jauh, sehingga kami harus
segera berangkat.
Waktu sudah menunjukan jam 11 siang saat kami tiba di proyek pembangunan
itu, dan kami langsung menemui dua orang pimpinan proyek di situ, namanya
bapak Alex dan Paul, sebelumnya aku memang sudah membuat janji dengan
mereka.
"Kita makan siang dulu yuk.." ajak Pak Alex kepada kami.
"Astaga..!! Sudah jam 12 rupanya.." seruku.
Aku memang tidak sadar karena asyik membicarakan pekerjaan dengan
mereka.
"Iya nih Kak Lia.. Kita kan sudah laper.. Iyakan.." seru Aske sambil melihat ke
arah Alfa dan Susan, yang langsung di sambut oleh anggukan kepala mereka
berdua.
Akhirnya kami berlima pergi ke restoran pilihan Pak Alex.
"Gimana..? Enak kan makanan di sini.. Saya biasa makan siang di sini dengan
Pak Paul" komentar Pak Alex.
"Iya.. Makanan disini nggak bikin bosen" sambung Pak Paul sambil terus
mengunyah makanannya.
"Wah pinter juga nih Pak Alex milih tempat makan.." jawabku sambil
meminum jus jeruk kesukaanku.
Sementara Aske, Alfa dan Susan masih tetap sibuk menikmati makanan
mereka masing masing.
Tapi tiba tiba aku merasa kepalaku pusing dan mataku berkunang kunang
setelah meminum jus jeruk tadi.
"Permisi.. Saya mau ke toilet dulu.." ujarku sambil mencoba berdiri dan
berjalan ke arah toilet

Tapi rupanya aku sudah tidak kuat lagi menahan pusing yang menyerang
kepalaku. Aku langsung ambruk, beruntung Pak Alex dengan sigap langsung
menangkap tubuhku agar aku tidak jatuh ke lantai.
Aku masih sempat mendengar Pak Alex memanggil namaku sebelum akhirnya
aku tak sadarkan diri.
".. Oughh.."
Aku mulai siuman dari pingsanku, tapi aku merasakan tubuhku kelu dan pegal,
rupanya kedua tanganku terikat ke sebuah tiang yang berada di belakangku
dan mulutku di plester dengan lakban. Rupanya saat ini aku berada dalam
sebuah ruangan yang mirip gudang atau bengkel yang entah berada di daerah
mana, dalam keadaan masih setengah sadar samar-samar aku melihat di
depanku, Paul dan Alex sedang menggumuli tubuh Susan yang masih pingsan
di atas kap mobil kijang perusahaanku.
Seketika itu juga aku terkesiap, darahku seperti berhenti mengalir dan
jantungku pun seperti berhenti berdetak, aku terbayang kembali kejadian
setahun yang lalu saat kami diperkosa oleh orang orang yang tidak kami kenal.
Saat itu tampak kulihat Paul sedang merobek blus hitam Susan dengan pisau,
lalu memotong bra nya sehingga buah dada Susan yang besar langsung
mencuat ke luar. Paul tampak sangat bernafsu sekali memandangi payudara
Susan yang sudah terbuka itu.
"Gila Lex.. Toketnya gede banget..!!" seru Paul kepada Alex sambil mulai
meremas dan menciumi buah dada Susan.
Tapi saat itu Alex tidak menjawab karena sedang sibuk menciumi kemaluan
Susan yang sudah terbuka lebar, saat itu tubuh Susan sudah benar benar
dalam keadaan bugil. Tiba tiba Alex berdiri dan menurunkan resleting
celananya sendiri, lalu mengeluarkan batang penisnya, kemudian Alex
memposisikan tubuhnya di antara selangkangan Susan, dan mulai
menempelkan dan menggesek gesekan kemaluannya di bibir vagina Susan.
"Gua sudah nggak tahan lagi ni Ul.." gumam Alex sambil berusaha
memasukkan kemaluannya ke dalam liang vagina Susan yang sempit itu.
Seketika itu juga Susan langsung terbangun karena merasakan sakit yang
bukan kepalang di kemaluannya.
"Apa yang kalian lakukan.. Hentikann.. Tolonngg..!!" jerit Susan ketakutan
sambil meronta ronta.
Tapi dengan sigap Paul langsung memegang ke dua tangan Susan dan
membekap bibir gadis itu dengan mulutnya sendiri, sehingga Susan tidak dapat
menjerit jerit lagi.

Susan makin meronta dan melejang lejangkan tubuhnya saat Alex mulai
mendorongkan lagi penisnya ke dalam liang vagina Susan.
Sementara Paul masih sibuk mengulum bibir gadis itu, menggigitnya dan
memainkan lidahnya di dalam mulut Susan.
Seperempat sudah penis Alex menyeruak masuk di dalam vagina Susan.
Saat tiba-tiba tubuhnya menegang, dia langsung mencabut batang penisnya,
mengocoknya sebentar lalu menyemprotkan cairan spermanya ke atas perut
Susan. Alex sudah orgasme sebelum sempat menerobos keperawanan Susan.
"Gila.. Nih cewek.. Sempit banget.. Gua sampai nggak tahan.. Gantian elu deh
Ul.." ujar Alex sambil bertukar posisi dengan Paul.
"Pasti bisa gua perawanin nih cewek.." jawab Paul yang mulai mengarahkan
batang kemaluannya ke bibir vagina Susan.
"Jahanam kaliann.. Lepaskan saya.. Lepaskann..!! Bajingan kalian..!!" jerit
Susan.
Saat tiba tiba dari dalam mobil terdengar teriakan minta tolong.
Alex dan Paul saling berpandangan, seketika mereka langsung menghentikan
kegiatannya, Alex langsung menampar wajah Susan dengan keras sehingga
Susan kembali tak sadarkan diri. Sementara Paul langsung menuju pintu depan
mobil, membukanya dan langsung menarik tubuh Alfa yang rupanya sudah
siuman dari pingsannya.
"Brengsek lu.. Gangguin orang lagi seneng aja" bentak Paul sambil menjambak
rambut Alfa dan mencengkeram krah bajunya.
Kemudian menyeretnya ke arah sebuah meja kayu yang berada di pojok
ruangan.
"Hentikann.. Mau di apakan saya..!! jerit Alfa sambil meronta ronta.
Tapi sial bagi Alfa rontaan dan lejangan kakinya justru membuat roknya
tersingkap lebar, memperlihatkan paha dan selangkangannya yang putih
mulus. Melihat pemandangan yang merangsang itu, Alex bangkit lagi nafsu
birahinya, dia langsung mendatangi Alfa yang saat itu sudah di hempaskan oleh
Paul ke atas meja. Alfa masih berusaha berontak saat Alex dengan sigap
menyergap dan menindih tubuh Alfa, sementara tangannya dengan ganas
berusaha melucuti kemeja biru yang dikenakannya. Alex dengan kasar menarik
dan merobek robek kemeja yang dikenakan Alfa sehingga kancing kemejanya
bermentalan kemana mana.

"Jangann.. Tolong.. Lepaskan saya.. Hentikann..!!" jerit Alfa sambil tangannya


berusaha menutupi payudaranya yang terbuka saat Alex merenggut branya
dan mencampakannya ke lantai.
Alex yang sudah diliputi oleh nafsu bejadnya kemudian menepiskan kedua
tangan Alfa dan terlihatlah payudaranya yang padat itu menyembul ke atas
dengan puting susunya yang berwarna coklat muda.
"Ohh.. Ss.. Jangann.. Ss.. Hentikann.. Saya tidak mau.. Lepaskan saya.." jerit
Alfa dengan suara parau, ketika Alex mulai menciumi buah dadanya.
Sementara tangan kanannya aktif bermain diselangkangan Alfa.
Tiba tiba Alfa tersentak dan kembali menjerit saat Alex dengan kasar merobek
roknya dan berusaha merenggut celana dalamnya.
"Jangann.. Jangann perkosa saya.. Lepasskann..!!" jerit Alfa sambil menangis
dan meronta sejadi jadinya.
Kedua tangannya berusaha memukul dan mencakari wajah Alex, sementara
kedua kakinya menendang kesana kemari berusaha menyingkirkan tubuh Alex
yang menindihnya, sambil mulutnya tetap menjerit-jerit minta tolong.
Merasa kesal dengan kelakuan Alfa yang tidak mau menyerah itu, Alex
langsung melayangkan tangannya ke wajah Alfa.
"Brengsek lu, mau main kasar sama gua hah..!!" bentak Alex sambil
mendaratkan tamparannya di wajah Alfa.
Plak.. Plak.. Tangan Alex yang kasar mendarat dua kali di pipi kiri Alfa yang
langsung membuatnya berhenti menjerit.
Kemudian bukk.. Satu tonjokkan keras menyusul di pipi kanannya membuat
gadis itu langsung pingsan seketika.
Sementara itu Paul sedang sibuk mengerjai diriku, mulutnya berusaha
menciumi bibirku, dan tangannya dengan kasar menggerayangi dan meremas
remas payudaraku, aku hanya bisa memalingkan wajahku menghindari
terkaman mulutnya yang berusaha mencium bibirku.
"Bajingan kau Paul.. Lepasskan aku.. Atau aku laporkan ke polisi..!!" Bentakku
dengan marah..
"Silahkan.. kalau lu mau mampuss..!!" balas Paul dengan nada mengancam,
sambil terus berusaha menciumi bibirku.
"Oke.. Sekarang lu pilih, elu kulum punya gua, atau lu gua perkosa" bentak Paul
yang membuatku langsung terkesiap dan merinding mendengar tantangannya
itu.
"Gua setuju, kalau elu bisa muasin Paul dalam 10 menit, gua nggak jadi perkosa
teman lu ini.." sambung Alex dari pojok ruangan.

Sekilas aku melirik ke arah Alex yang masih menggumuli tubuh Alfa.
Saat itu Alfa masih pingsan, kondisi gadis itu sungguh mengenaskan, kaca
matanya terlepas dan pakaiannya sudah compang camping, rok putihnya robek
besar di sana-sini, sementara celana dalamnya menggantung di betis sebelah
kirinya. Aku terperangah saat kulihat Alex mulai merenggangkan kedua belah
kaki jenjang Alfa yang masih mengenakan sepatu hak tingginya itu dan
meletakkannya diatas pundak kiri kanannya, sambil tangannya memain
mainkan batang kemaluannya di bibir kemaluan Alfa.
"Biadab kalian.. Bangsat.. Binatang..!!" makiku disela sela gelak tawa mereka
berdua..
"Gimana..? Elu setuju nggak Li..?" seru Alex.
Sementara Paul terus menertawaiku penuh kemenangan..
Jahanam mereka.. Tapi aku tidak punya pilihan lain.. Dari pada diperkosa oleh
mereka.. Pikirku ketakutan..
"Oke.. Oke.. Ssaaya.. Turutin kemauan kalian.." jawabku panik saat kulihat Alex
mulai memasukkan batang penisnya ke dalam liang kemaluan Alfa.
"Tapi kalian harus janji.. Melepaskan kami semua..!!" seruku tergagap.
"Liaa.. Liaa.. Lu nggak usah takut kita ini orang yang tepat janji.." balas Paul
sambil melepaskan ikatan kedua tanganku.
Aku masih mengusap kedua pergelangan tanganku yang terasa kaku akibat
kelamaan di ikat. Saat Paul dengan tergesa-gesa membuka celana panjangnya
dan mengeluarkan batang kemaluannya.
"Cepetan Li.. Waktu terus berjalan.. Nasib teman-teman lu ada di elu" teriak
Alex.
Saat itu perasaanku sangat galau dan bimbang, bercampur dengan ketakutan
yang luar biasa, seumur hidup aku belum pernah melakukan perbuatan seperti
itu, mengoral kemaluan laki laki, tapi biarlah, demi kebebasan teman-temanku.
Walaupun aku merasa sangat terhina di perlakukan seperti itu oleh mereka
berdua.
Tiba tiba Paul dengan kasar menarikku dan memaksaku untuk berlutut di
depan selangkangannya kemudian dia mendorongkan wajahku ke arahnya
sehingga penisnya mengenai bibirku, dengan gemetar kugenggam batang
penis si keparat itu, dan mulai kukocok dengan perlahan sambil memalingkan
wajahku menahan perasaan jijik.

Tapi rupanya Paul kurang puas, dia lalu menjambak rambutku, sambil satu
tangannya memasukan batang kemaluannya dengan paksa ke mulutku yang
kecil.
"Uurrghh.." aku gelagapan menerima penisnya di mulutku.
"Aahh.. Liaa.. Puasin gua.. kalau nggak.. Ntar elu gua perkosa.. Sshh.. Enak
banget Liaa.." desah Paul meracau sambil memaju mundurkan pantatnya
mengocok batang penisnya didalam mulutku.
"Cepet.. Lia.. Waktunya sudah hampir habis lho" ujar Alex menakutiku.
Sambil mendorongkan kemaluannya ke dalam vagina Alfa sehingga kepala
penisnya terbenam di dalam liang kemaluan gadis itu.
Aku makin panik..!!
Di tengah tengah keputusasaanku aku mencoba memaju-mundurkan kepalaku
sendiri mengoral kemaluan Paul, sementara tangan kananku mengocok batang
penisnya, berharap dia cepat-cepat mencapai orgasme.
Aku sudah sangat jijik dan hampir muntah, ketika tiba tiba Paul menjambak
dan meremas rambutku dengan keras lalu menarik kepalaku ke arah
selangkangannya.
"Sshh.. Liaa..!!"
Paul menyebut namaku, sambil membenamkan seluruh batang penisnya ke
dalam mulutku, sementara tangannya makin keras menarik kepalaku sehingga
batang penisnya makin menyeruak masuk sampai ke batas tenggorokanku.
Aku merasakan cairan hangat menyemprot dan memenuhi rongga mulutku,
sebagian langsung masuk melalui kerongkonganku tanpa bisa kucegah.
Paul masih sempat menyentakkan kemaluannya beberapa kali,
sebelum akhirnya mengeluarkan batang penisnya dari mulutku.
Aku langsung terbatuk, nafasku tersengal-sengal berusaha bernafas dengan
lega. Aku merasakan sisa sisa cairan spermanya yang hangat keluar dari sela
sela bibirku lalu jatuh di atas rok spanku. Saat itu aku masih dalam posisi duduk
bersimpuh dengan kedua tangan kuletakan di lantai, menopang tubuhku yang
masih lemas karena perlakuan Paul yang beringas itu.
"Oke.. Saya sudah turuti kemauan kalian.. Sekarang.. Lepaskan kami semua.."
seruku menagih janji mereka.
"Oke.. Oke gua bebasin elu semua.. Tapi setelah inii..!!" seru Alex sambil
menghujamkan kemaluannya ke dalam liang vagina Alfa dan terus
mendorongnya sampai terbenam seluruhnya di dalam lubang kemaluan gadis
itu.

"Ugghh.."
Alfa yang masih pingsan itu sempat melenguh pelan saat penis Alex dengan
paksa menyeruak masuk membobol keperawanannya, bibir vaginanya sampai
ikut melesak masuk tertarik oleh batang kemaluan Alex.
"Jahanam.. kalian.. Biadab..!! Lepaskan diaa.. kalian sudah janjii..!!" teriakku
sangat marah karena telah di perdaya oleh mereka.
Seketika aku berdiri dan langsung menyerbu ke arah Alex yang saat itu sedang
asyik menaik turunkan tubuhnya di atas tubuh Alfa.
Ingin sekali aku membunuh bajingan itu sekarang juga, tapi tiba-tiba tubuhku
tertarik ke arah samping. Rupanya Paul dengan sigap telah menarik tanganku,
dan langsung memelukku dari belakang. Aku berusaha meronta dengan sekuat
tenaga melepaskan pelukannya, tapi Paul malah mendorongku sehingga kami
berdua terjatuh di atas meja, tepat di depan Alex yang sedang menggagahi
tubuh Alfa. Sekarang posisi tubuhku jadi tengkurap sementara Paul terus
menindihku sehingga aku sulit menggerakan tubuhku.
"Lepaskann.. Jahanam..!!" jeritku sambil memaki saat kurasakan tangan Paul
mulai menggerayangi dan meremas remas buah pantatku.
Kakinya berusaha merenggangkan kakiku sementara tangannya mulai masuk
ke selangkanganku, mengusap usap bibir vaginaku dari balik celana dalam yang
kukenakan. Aku kembali menjerit histeris saat Paul dengan kasar
menyingkapkan celana dalamku ke arah pinggir dan mulai memasukkan jarinya
ke dalam liang kemaluanku.
"Sshh.. Hentikann.. Ssakitt.. Perihh.." rintihku sambil berusaha meronta saat
Paul mulai mengocok jarinya di dalam lubang vaginaku.
Tiba tiba Paul mengeluarkan jarinya dari dalam kemaluanku, tangannya
langsung menjambak rambutku dan menariknya ke belakang, membuat
tubuhku ikut terangkat ke atas, sementara tangan satunya merengkuh tubuhku
sambil tetap menarik rambutku, sehingga posisiku jadi merangkak
membelakangi tubuhnya.
"Hentikann.. Sakitt.." jeritku sambil tanganku berusaha menggapai tangannya
yang menjambak rambutku.
Tapi tangannya malah makin keras mencengkeram rambutku sementara
tangan yang satunya langsung menyingkapkan rok spanku dengan kasar ke
arah atas, kemudian Paul memelorotkan celana dalamku sampai sebatas lutut.
"Jangann.. Jangan.. Perkosa saya..!!" aku kembali menjerit panik.

"Maaf Lia.. Gua nggak tahan Liat tubuh molek lu.." gumam Paul sambil mulai
memainkan kemaluannya di vaginaku, menggesekannya dan sesekali memutar
mutarkannya di bibir kemaluanku.
"Liaa.. Elu cantik sekali.. Gua masukin sekarang ya.." bisik Paul sambil
mendorongkan batang penisnya ke dalam liang vaginaku.
Aku hanya bisa memejamkan mata dan menangis saat kurasakan kemaluan
Paul amblas seluruhnya, terbenam ke dalam liang kemaluanku.
"Ougghh.. Ohh.. Sakitt.. Sshh.. Lepasskann..!!"
Aku merintih pelan berusaha menutupi hasrat birahi yang bergejolak dalam
tubuhku, saat Paul mulai memompa tubuhku, menyentak nyentakkan penisnya
di dalam vaginaku, sehingga membuat tubuhku menggerinjal dan berguncang
maju mundur mengikuti irama pompaannya
Sementara tangannya dengan kasar merobek-robek kemeja yang ku kenakan,
menarik lepas braku dan melemparkannya ke lantai.
Kemudian Paul mulai meremas remas buah dadaku sambil pantatnya tetap
bergerak maju-mundur memompa vaginaku.
"Ohh.. Sshh.. Lepasskann.. Jangann.. Shh.." desahku pelan saat Paul
menyetubuhiku dari belakang.
Saat ini posisiku tepat menghadap ke arah Alex yang masih sibuk menggarap
tubuh mulus Alfa. Penisnya menghujam keluar masuk di dalam lubang
kemaluan Alfa, membuat bibir vaginanya berwarna kemerahan akibat terus
menerus di gesek oleh kemaluan Alex, buah dadanya tampak menggeletar
geletar mengikuti gunjangan tubuhnya yang sedang di genjot oleh Alex.
Kulihat Alfa mulai membuka matanya dengan perlahan, dia tampak sangat
kaget saat itu, raut mukanya menunjukkan ketakutan dan kesakitan yang luar
biasa.
"Jangan.. Ssakitt.. Ouhh.. Periihh.. Lepaskann..!!" seru Alfa sambil menangis
dan meronta ronta.
Tapi Alex malah memompanya dengan semakin cepat dan kasar, batang
penisnya tampak keluar masuk dengan cepat di dalam vagina Alfa, sementara
tubuhnya menghimpit dan menindih tubuh Alfa yang terlentang itu sambil
mulutnya berusaha untuk menciumi bibir tipis gadis itu.
"Toll.. Ongg.. Ssu.. Dd. Ahh.. Lepass.. Kann" jerit Alfa dengan nafas tersengal
sengal.
Aku sangat kasihan melihat keadaan dirinya, tapi aku juga tidak mampu
menolongnya, karena saat ini aku juga sedang diperkosa.

Aku menjulurkan tanganku menggapai tangannya dan menggenggamnya


dengan erat, berusaha mengurangi penderitaannya.
Aku masih menggenggam tangan Alfa dengan erat saat kurasakan tubuhku
makin terguncang dengan hebat, sementara kudengar Paul menggumam
pelan.
"Liaa.. Gua keluar.."
Sambil tangannya mencengkeram pinggulku dan menyentak nyentakan
pantatnya, membuat batang penisnya makin dalam tertanam di liang vaginaku.
"Ughh.. Keluarkan penismu.. Keluarkann penismuu.. Jangan di dalaam..!!"
jeritku panik.
Tapi Paul malah makin dalam menghujamkan batang penisnya ke dalam liang
kemaluanku. Aku hanya bisa menangis dan memejamkan mata, merasakan
kepedihan yang amat sangat, saat kurasakan cairan hangat menyembur dan
memenuhi liang rahimku.
"Sorry Li.. Abis tanggung.." sahut Paul tersenyum penuh kemenangan sambil
mencabut kemaluannya dari liang vaginaku.
Sementara aku masih menggenggam tangan Alfa saat Alex mulai memacu
tubuh gadis itu dengan cepat dan kemudian menghentakkan penisnya dengan
kasar di dalam liang vagina Alfa. Tubuh Alfa melenting ke atas, matanya
membeliak dan wajahnya tampak merasakan sakit yang amat sangat,
bersamaan dengan itu tubuh Alex mengejang, berejakulasi dan memuntahkan
cairan spermanya di dalam liang vagina Alfa.
"Tidaakk..!!" jerit Alfa histeris
Saat cairan sperma Alex memenuhi liang rahimnya, tangannya makin kencang
menggenggam tanganku sampai akhirnya melemah.
Tubuhnya lemas, dia tidak bisa lagi menjerit dan meronta, Alfa hanya bisa
menangis tersedu menyesali tragedi yang menimpa dirinya.
Alex tertawa puas sambil mencabut kemaluannya dari vagina Alfa.
"Ughh.." Alfa merintih lirih saat kemaluan Alex terlepas dari kemaluannya.
Tampak cairan sperma dan darah perawan Alfa meleleh ke luar dari sela sela
bibir vaginanya.
Tubuhku sudah sangat lemas saat Paul mengikat kedua pergelangan tanganku,
kemudian mengikat kedua belah kakiku ke kaki meja, sehingga posisiku kini
terbaring tengkurap dengan kedua belah kaki terpentang lebar karena Paul
mengikat kaki kiri dan kananku di kaki meja yang berlainan, lalu Paul
mengambil meja yang lain dan mengikat di sebelah meja tempatku berbaring.

Beberapa saat kemudian Alex membaringkan tubuh bugil Susan yang masih
pingsan ke atas meja di sebelah kananku, tubuhnya di baringkan terlentang
dengan posisi kedua kakinya menjuntai ke lantai.
Aku menoleh ke kiri saat ku lihat Paul sedang membaringkan tubuh Aske yang
masih pingsan itu ke atas meja di sebelah kiriku, dan mengikat kedua belah
kaki Aske ke kaki meja, posisinya terlentang dengan kedua kaki terpentang
sehingga selangkangannya terbuka dengan lebar.
"Putih banget nih cewek" gumam Paul sambil matanya memelototi paha Aske
yang putih mulus.
Kemudian dia mengeluarkan pisau lipat dari saku celananya dan mulai
merobek blus putih yang dikenakan Aske, lalu meyelipkan pisaunya ke belahan
bra Aske dan memotongnya hingga putus.
Kini tubuh bagian atas Aske tampak terbuka lebar, memperlihatkan buah
dadanya yang putih mulus dengan putingnya yang coklat kemerahan.
Lalu Paul mengarahkan pisaunya ke sela-sela rok span biru yang dikenakan
Aske dan mulai merobeknya dari atas hingga bawah, kemudian memotong
celana dalam gadis itu dan mencampakkannya ke lantai.
Kini tubuh Aske benar-benar telanjang, hanya tinggal syal birunya saja yang
masih melingkar di leher jenjangnya, selangkangannya tampak terbuka lebar
memperlihatkan kemaluannya yang di tumbuhi bulu bulu halus di sekitarnya.
Paul berjongkok di sisi gadis itu dan mulai meraba raba bagian vital Aske.
Mulutnya menciumi dan mengulum bibir Aske yang ranum itu, sementara
tangannya meremas remas buah dada Aske sambil sesekali tangannya memilin
milin puting gadis itu.
Tiba tiba kudengar Susan menjerit jerit ketakutan, rupanya dia sudah siuman
dari pingsannya.
Saat itu Susan sedang di kerjai oleh Alex.
Mungkin Alex masih penasaran karena tadi gagal membobol kegadisan Susan
pikirku.
Nafas Susan telihat tersengal-sengal, matanya membeliak, sementara
mulutnya tidak berhenti menjerit-jerit.
"Jangann.. Jangan.. Liaa.. Tolong Susan Li.. Sakiitt..!!" jerit Susan sambil
tubuhnya meronta berusaha melepaskan diri dari himpitan Alex yang saat itu
sedang berusaha memasukkan kemaluannya ke dalam vagina Susan.
Setengah sudah penis Alex melesak masuk ke dalam liang vagina Susan.

"Gila luh, punya lu emang benar benar sempit.." ujar Alex sambil terus
mendorongkan batang penisnya, membuat Susan makin mengerang kesakitan.
Susan berusaha menarik tubuhnya sendiri ke atas supaya batang penis Alex
bisa terlepas dari kemaluannya, tapi rupanya Alex sudah sangat bernafsu,
ditariknya pinggang Susan ke arah tubuhnya, lalu Alex menghentakkan
pantatnya ke arah depan. Dengan sekali hujam amblaslah kemaluannya ke
dalam lubang kemaluan Susan.
"Tidak..!! Lepasskan sayaa.. Tolongg..!!" jerit Susan melolong kesakitan.
Tubuhnya melenting ke atas dan tangannya mencengkeram bibir meja dengan
keras. Tubuhnya mulai terguncang guncang dengan keras saat Alex mulai
memompakan batang penisnya ke dalam kemaluan Susan sambil tangannya
meremas-remas payudara Susan dengan kasar.
Gadis itu memalingkan mukanya ke arahku, sepertinya dia tidak sudi menatap
wajah orang yang sedang memperkosanya itu. Susan menatapku air matanya
menetes dari matanya yang sayu, rambutnya yang panjang tergerai tidak
karuan, sebagian menutupi wajahnya.
"Sshh.. Liaa.. Sakiitt" gumam Susan lirih sambil menatap ke arahku dengan
pandangan yang nanar dan putus asa.
Sepertinya Susan masih tidak percaya kalau saat ini kegadisannya telah
terenggut. Sesekali matanya terpejam menahan sakit.
Saat Alex terus menghujamkan batang penisnya dan memompanya dengan
kasar.
Sementara di sebelah kiriku, Paul masih sibuk menggerayangi tubuh mulus
Aske, melumat bibirnya, mengulum dan sesekali menggigit puting buah
dadanya. Lalu Paul berdiri dan memposisikan tubuhnya di antara selangkangan
Aske, mengeluarkan kemaluannya dan mulai mengesek-gesekannya ke bibir
kemaluan gadis itu.
"Dari dulu gua sudah ingin nidurin luh, makanya jangan sombong, gua jebol
vagina lu sekarang..!!" gumam Paul sambil memandangi wajah Aske yang
cantik.
Lalu Paul meludahi telapak tangannya sendiri dan mengurapinya ke kepala
penisnya. Kemudian dia mulai mengarahkan batang kemaluannya yang sudah
licin itu ke dalam vagina Aske dan mendorongnya dengan perlahan.
Batang penis Paul masuk sedikit demi sedikit sampai akhirnya amblas
seluruhnya ke dalam liang kewanitaan Aske.

Raut muka Paul tampak menunjukkan kenikmatan yang luar biasa, saat seluruh
batang penisnya terbenam di liang kemaluan gadis itu, matanya sampai
terpejam sementara tangannya menarik syal yang melilit di leher jenjang Aske.
"Oughh.. Ssakitt.." gumam Aske mulai tersadar dari pingsannya.
Aske kaget bukan kepalang saat sadar ada yang menindih tubuhnya.
Gadis itu berusaha sekuat tenaga mendorong tubuh Paul yang menindih
tubuhnya, tapi terlambat, batang penis Paul sudah menyeruak masuk dan
terbenam seluruhnya ke dalam liang kemaluannya yang memang sudah tidak
perawan lagi.
"Aahh.. Perihh.. Kak.. Liaa..!!" keluh Aske sambil memalingkan wajahnya ke
arahku saat Paul mulai memompa tubuhnya.
Tubuh Aske berguncang beberapa kali sebelum akhirnya Paul menghentikan
pompaannya.
"Payah lu Ke.. Cantik cantik tapi sudah jebol.." sungut Paul kecewa sambil
melepaskan batang penisnya dari dalam liang kemaluan gadis itu.
"Ouhh.." Aske mendesah pelan sambil memejamkan matanya saat penis Paul
terlepas dari vaginanya.
"Lex, gantian dong.. Gua juga ingin ngerasain cewek item manis yang seksi itu"
ujar Paul sambil menghampiri Alex.
"oke.." sahut Alex setuju, lalu melepaskan batang kemaluannya dari vagina
Susan.
Sekarang gantian Paul yang memompa tubuh Susan.
Dia menaikan kedua kaki gadis itu ke atas pundaknya dan mulai memaju
mundurkan pantatnya, membuat Susan makin menjerit jerit kesakitan karena
Paul memompanya dengan sangat kasar. Tiba tiba aku merasakan tubuhku
terdorong ke depan dan selangkanganku terasa sakit, rupanya saat ini Alex
sedang berusaha memasukkan batang penisnya ke dalam liang vaginaku.
"Ouhh.. Jangaann.. Sakitt..!!" aku melenguh pelan saat Alex menghujamkan
batang kemaluannya dan mulai memompa vaginaku.
Beberapa saat kemudian Alex melepaskan penisnya dari kemaluanku dan
berjalan menghampiri tubuh Aske yang saat itu kembali menjerit jerit
ketakutan. Tapi rupanya Alex sudah tidak peduli, dia langsung menyergap
tubuh Aske dan memasukkan batang penisnya dengan paksa ke dalam liang
vagina gadis itu, kemudian mulai memompanya sambil tangannya memegangi
pinggang Aske

"Oughh.. Perihh.. Sshh.. Sakiitt.. Kak.. Liaa.. Aske diperkosa lagi.. Kak.. Sshh"
ucap Aske lirih menatapku sambil menangis.
"Ahh.." aku terpekik pelan saat tangan Alex hinggap di selangkanganku dan
mulai memasukan jarinya ke dalam liang vaginaku.
Aku berusaha menggeser tubuhku, menjauhkan kemaluanku dari tangannya,
tapi sia sia karena saat ini kedua tangan dan kakiku terikat dengan erat.
Aku hanya bisa menangis dan tertunduk tak berdaya saat Alex menyetubuhi
Aske sambil mengocok liang vaginaku dengan jarinya.
Hari itu kami di perkosa secara bergiliran oleh mereka, bergantian mereka
menggarap tubuhku, tubuh Aske, Susan dan sesekali mereka juga menyetubuhi
tubuh Alfa yang saat itu sudah kembali pingsan karena tidak kuat menahan
sakit yang mendera kemaluannya.
Aku sudah sangat lemah saat kudengar Alex menggeram di sebelahku.
Tubuhnya bergetar hebat, dia menghentakan pantatnya ke arah depan,
menghujamkan seluruh batang penisnya di dalam liang kewanitaan Aske,
sementara kedua tangannya mencengkeram rambut Aske.
"Jangan.. Lepaskan.. Jangan.. didalam..!!" jerit Aske lemah dan putus asa.
Kepalanya tertunduk dan tangannya memukul-mukul permukaan meja saat
Alex memuntahkan seluruh cairan spermanya ke dalam liang rahim Aske.
Bersamaan dengan itu kudengar Susan menjerit histeris.
Rupanya Paul juga sudah berejakulasi di dalam liang vaginanya, cairan putih
kental bercampur dengan darah perawan Susan tampak berlelehan di sekitar
bibir kemaluannya saat Paul mencabut batang penisnya dari liang vagina gadis
itu.
Susan masih menangis sesenggukan saat tiba tiba dari arah luar terdengar
bunyi gaduh. Alex yang saat itu masih membetulkan letak celananya
berpandangan dengan Paul. Seketika mereka berlari memburu ke arah
datangnya suara gaduh tersebut.
Sesaat kemudian terdengar jeritan seorang perempuan disertai dengan
bentakkan Paul beberapa kali sebelum mereka kembali masuk ke ruangan
sambil menyeret tubuh seorang gadis yang saat itu meronta ronta berusaha
melepaskan diri.
"Lepaskan.. Lepaskan.." jerit gadis itu.
Paul dengan reflek membekap mulut gadis itu sambil memeluknya dari
belakang, sementara Alex sibuk membongkar dan menumpahkan semua isi tas
gadis itu lalu memeriksa barang barangnya satu persatu.

"Namanya Melanie Ul.. Umurnya baru 24 tahun" ujar Alex menunjukan


selembar KTP kepada Paul.
"Ngapain lu disini..?" bentak Paul sambil tangannya melepaskan bekapannya
dari mulut Melanie.
"Uff.. Tolong.. Lepaskan saya.. Ssaya hanya lewat.." jawab Melanie ketakutan.
"Bohong Ul.. Dia pasti sudah Liat perbuatan kita tadi.." potong Alex.
"Terus gimana dong Lex..?" tanya Paul.
"Ya sudah kita perkosa aja sekalian..!! Lagi pula sayang kalau cewek secantik ini
kita lepasin.." seru Alex.
Melanie langsung menjerit ketakutan mendengar perkataan Alex.
Tubuhnya kembali meronta ronta berusaha melepaskan diri dari dekapan Paul.
"Percuma teriak-teriak, nggak akan ada yang denger suara lu di sini.." seru Paul
sambil tetap memeluk tubuh Melanie dari belakang, sementara satu
tangannya mulai meremas remas buah dada gadis itu.
"Jangann.. Lepaskan.. Saya.. Saya.. Mohoon.. Saya masih perawan.. Jangan..
Perkosa sayaa.. Tolongg..!!" jerit Melanie makin ketakutan.
Sambil kedua tangannya berusaha melepaskan dekapan tangan Paul dari
tubuhnya.
"Tapi cepetan Ul, entar kita ketinggalan pesawat" ujar Alex kepada Paul yang
saat sedang menciumi leher dan pundak gadis itu.
Rupanya mereka berdua sudah berencana untuk memperkosa kami dan
sekarang mungkin mereka hendak kabur ke luar kota atau bahkan ke luar
negeri.. Bajingan mereka.. Pikirku dengan perasaan geram.
"Ya sudah.. Langsung lu jebol aja Lex.." jawab Paul.
Lalu tangannya bergerak cepat merobek kaos yang dikenakan oleh Melanie,
kemudian merenggut branya hingga terlepas sambil tangan yang satunya tetap
memeluk tubuh Melanie dari belakang. Sementara Alex dengan beringas
berusaha melucuti celana jeans yang dikenakan oleh Melanie,
memelorotkannya dan menariknya hingga terlepas dari kedua kakinya,
sehingga saat ini Melanie hanya tinggal mengenakan celana dalamnya saja.
Tubuh mulusnya sudah terbuka saat Alex mengangkat kedua belah kaki gadis
itu sebatas pinggangnya dan memposisikan tubuhnya diantara selangkangan
Melanie, sekarang posisi tubuh Melanie tampak menggantung di antara tubuh
Paul dan Alex. Melanie menjerit jerit dan mulai menangis saat Alex
menyingkapkan celana dalamnya ke arah samping dan mulai menghujamkan
batang penisnya ke liang vagina Melanie yang kering kerontang itu.

"Jangan.. Jangan.. Perkosa saya..!!" pinta Melanie memelas sambil meronta


berusaha melepaskan tubuhnya dari dekapan Paul.
Kepalanya menggeleng ke kiri dan ke kanan sehingga rambut panjangnya yang
menjuntai ke bawah itu ikut tersibak.
"Cepetan lex.. Abis itu gantian gua.." ujar Paul sambil tetap menopang tubuh
Melanie.
"Iya.. Tapi sempit banget nih cewek.." jawab Alex sambil terus mendorongkan
penisnya ke dalam liang kewanitaan Melanie.
Membuat gadis itu makin menjerit dan meronta kesakitan, kakinya melejang
lejang berusah lepas dari cengkeraman tangan Alex, sementara kedua
tangannya menggapai dan meraih leher Paul berusaha mencari posisi untuk
mendorongkan tubuhnya, tapi semuanya itu sia sia karena tenaga Alex dan
Paul lebih kuat dari tenaganya.
"Arghh.. Saakitt.. Lepaskann.. Sakitt..!!" jerit Melanie parau, lalu menggigit
bibirnya sendiri.
Mmatanya membeliak menahan sakit yang mendera selangkangannya, seluruh
urat-uratnya menegang, kepalanya terdongak dan tubuhnya melenting ke atas
sambil kedua tangannya makin erat merangkul leher Paul.
Saat Alex berhasil menghujamkan seluruh batang penisnya dan
membenamkannya dalam-dalam ke liang vaginanya.
"Periihh.." rintih Melanie pelan sambil menangis meratapi kegadisannya yang
telah direnggut paksa oleh Alex.
Tubuh Melanie terguncang-guncang dengan keras, membuat buah dadanya
yang indah dan besar itu juga ikut menggeletar saat Alex memompanya
dengan kasar. Batang penisnya tampak bergerak maju mundur bergesekan
dengan celana dalam Melanie yang tersingkap ke samping.
Tiba tiba tubuh Alex menegang, dia melepaskan kedua tangannya dari kaki
Melanie dan langsung merengkuh pinggang gadis itu, kemudian menariknya ke
atas dan mendesakkan tubuhnya sendiri ke arah selangkangan Melanie supaya
batang penisnya dapat melesak dan terbenam lebih dalam di liang vagina gadis
itu. Alex mendengus keras saat penisnya memuncratkan seluruh cairan
spermanya ke dalam liang kewanitaan Melanie.
Melanie hanya melenguh pelan saat merasakan cairan sperma Alex memenuhi
liang rahimnya, darah perawan Melanie tampak menetes dari bibir
kemaluannya saat Alex mencabut batang penisnya dan bertukar posisi dengan
Paul yang sudah bernafsu untuk menggagahi tubuh telanjang Melanie.

Paul masih sempat merobek celana dalam gadis itu dan melemparkannya ke
arah Aske sebelum dia mulai memperkosa dan menyetubuhi tubuh indah
Melanie..
Akhirnya mereka berdua pergi meninggalkan kami dengan tawa penuh
kemenangan, saat itu kami benar-benar tidak berdaya, kami hanya bisa
menyesali peristiwa naas ini, menangis dan berpelukan satu sama lain,
berharap semoga kami tidak sampai hamil akibat perbuatan mereka.
Dalam hati aku memaki dan menyumpahi mereka, mudah mudahan suatu saat
kelak, anak, istri atau keluarga mereka akan merasakan bagaimana sakitnya
diperkosa..

Waktu sudah menunjukkan pukul 7 pagi saat aku terbangun dari tidurku yang
lelap, aku masih enggan untuk bangkit dari tempat tidurku meskipun dering
jam weker terus mengganggu telingaku.
"Uhh..!!"
Akhirnya aku bangkit juga dari tempat tidur, mengumpulkan tenagaku dan
berjalan menuju kamar mandi.
Hari ini adalah hari Sabtu, aku belum mempunyai rencana untuk menikmati
Weekend ini.
"Enaknya ngapain yach hari ini" pikirku mencari ide sambil menggosok gigi.
Usai gosok gigi dan mencuci muka aku berjalan ke meja riasku, masih belum
menemukan ide.
Kutatap wajahku dari cermin riasku.
"Lia.. Lia.. Kenapa kamu belum punya kekasih?" gumamku sambil termenung di
depan cermin.
Kubuka kancing gaun tidurku satu persatu sampai terbuka seluruhnya,
kupandangi buah dadaku sendiri yang tersembul dengan puting yang coklat
kemerahan, aku memang punya kebiasaan tidak pernah memakai bra saat
tidur. Kuremas dua gunung kembarku itu dengan ke dua tanganku, sambil
mataku tetap memandangi cermin.
" Hmm.. Lumayan besar dan sekal" gumamku.
Buah dadaku memang berukuran lumayan besar hingga aku harus selalu
mengenakan bra ukuran 36 B. Aku berdiri sambil terus mengagumi diriku
sendiri dari cermin riasku. Aku cukup tinggi untuk ukuran wanita indonesia,
sekitar 167 cm dan berat badan 45 kg.

Akupun memiliki kulit yang putih mulus, tubuh yang seksi dan wajah yang
cantik. Tapi kenapa sampai saat ini aku masih takut untuk punya pasangan
hidup. Harus ku akui, aku masih sangat trauma dengan kejadian pemerkosaan
yang aku alami beberapa waktu yang silam.
"Huh.. Masa bodo amat" pikirku.
Cukup lama aku mematut diriku di depan cermin. Kuraba perutku yang mulus
dan ramping, lalu kuturunkan tanganku ke bagian selangkangan.
Kuelus vaginaku yang ditumbuhi bulu bulu halus..
"Ohh.."
Hasrat birahiku melonjak menjalari seluruh tubuhku.
Kumain mainkan dengan jariku hingga cairan kewanitaanku membasahi bibir
vaginaku.
Aku sudah tidak bisa mengontrol tanganku lagi saat itu.
Dengan posisi masih tetap berdiri, kunaikkan sebelah kakiku ke atas meja rias,
lalu aku mulai memasukan salah satu jariku ke dalam lubang kemaluanku
sendiri dengan perlahan.. Sangat pelan..
Sambil tetap memandangi tubuh telanjangku dari cermin di depanku, aku
mulai memaju mundurkan jariku, ku kocok di dalam lubang vaginaku dengan
lembut, makin lama makin cepat dan lebih cepat lagi.
Cairan kewanitaanku makin membanjiri seluruh dinding liang vaginaku.
"Sshh.. Oughh.. Nikmat sekali.." tubuhku menggeletar hebat.
"Sshh.. Ohh.." aku mendesah panjang.
Mataku terpejam, merasakan getaran kenikmatan yang menjalari sekujur
tubuhku
10 menit aku melakukan masturbasi sebelum akhirnya tubuhku menegang.
"Ahh.." aku melenguh pelan saat telah mencapai orgasme
Aku puas gumamku menatap cermin.
Kubuka laci meja riasku, mencari tissue untuk menyeka keringat yang
membasahi wajahku. Tiba tiba selembar foto terjatuh, kuambil foto itu.
Aku tertegun sesaat sambil memandangi foto itu, foto saat aku dan Aske
sedang merayakan ulang tahunnya di perusahaan tempat kami bekerja dulu.
"Aske.. Bagaimana hidupmu sekarang..?" tanyaku dalam hati.
Aku jadi teringat kejadian 8 bulan yang lalu, saat kami di perkosa dan di gagahi
oleh Alex dan Paul.

Setelah kejadian itu Aske langsung mengundurkan diri dari perusahaan,


sepertinya dia mengalami trauma berat. Dia tidak mau di hubungi oleh
siapapun, termasuk olehku. Berkali kali aku mencoba menelepon dan
mendatangi rumahnya, tapi dia selalu mengelak dan berusaha untuk tidak
menemuiku. Kami kehilangan komunikasi sampai dengan saat ini.
Tiba tiba aku merasa sangat kangen kepada sahabatku itu, aku meraih
handphoneku dan mencoba menghubunginya, berharap Aske tidak mengganti
nomor HP-nya.
"Hallo..!!" terdengar suara riang dan renyah dari ujung sana.
"Hai Aske apa kabar?" seruku gembira, karena dia belum mengganti nomor
HPnya.
Satu jam kami mengobrol dan saling melepas kangen, akhirnya kami sepakat
untuk bertemu sore hari ini di sebuah restoran di kawasan Jakarta Selatan.
Hampir jam 6 sore dan kami sudah ngobrol cukup lama saat Aske memohon
aku untuk ikut dengannya menghadiri acara pesta seorang rekanan kerjanya.
"Kak Lia, kut yaa..Aske mohon please.." pinta Aske dengan gaya kekanakannya.
Akhirnya aku mengangguk mengiyakan.
"Ya sudahlah.. Aku juga tidak punya acara hari ini" jawabku yang langsung di
sambut dengan sorak riang Aske.
Acara itu sendiri diselenggarakan di sebuah hotel berbintang di kawasan
Jakarta Pusat. Aske saat itu mengenakan gaun pesta panjang warna hitam
dengan motif ukiran cina. Aske terlihat makin cantik dengan gaun itu, apalagi
gaun itu lumayan ketat sehingga memperlihatkan bentuk tubuhnya yang seksi.
Sementara akupun mengenakan gaun biru panjang tanpa lengan dengan
selendang biru muda transparan yang aku lingkarkan di pundakku.
"Haii.. Gimana, sudah beres semua?" tanya Aske ke beberapa orang laki-laki
yang ada di depan lobi hotel.
"Beres Bu.. Semuanya lancar" jawab seorang dari mereka.
Terus terang aku tidak mengerti dengan pembicaraan mereka, tapi pasti
berkaitan dengan acara pesta, kan Aske event organizernya.. pikirku.
Sebelumnya Aske memang bercerita bahwa saat ini kegiatannya adalah
menjadi event organizer untuk acara para konglomerat.
Kami sudah berada di dalam hall hotel tersebut, dan kami ikut hanyut dalam
suasana pesta yang berkesan aristokrat, ada sekitar kurang lebih 60 orang laki
laki dan perempuan yang berada di ruangan besar ini.

Mereka sibuk dengan kegiatannya masing-masing, makan, minum, ngobrol dan


lain lain sambil diiringi alunan musik yang lembut, maklum, rata-rata mereka
sudah berusia kurang lebih 40 tahunan.
Kusapukan pandanganku ke sekitar ruangan besar itu, sambil meminum
segelas wine. Aske memang pintar mengemas acara pesta, semuanya tampak
sangat mewah dan terorganisir pikirku. Lalu Aske menyempatkan diri
mengenalkanku ke beberapa orang yang kebetulan lewat di depan kami.
"Selamat malam nona Aske.." tegur seorang laki-laki paruh baya.
"Eh Pak Yos.. Maaf saya datang agak telat.. Kenalkan ini teman kepercayaan
saya." jawab Aske sambil tersenyum ramah kepada laki laki itu yang ternyata
adalah si empunya acara pesta tersebut.
"Lia.." ujarku mengenalkan diri sambil mengulurkan tangan.
"Kamu cantik sekali Lia.." jawab Pak Yos memujiku sambil tersenyum ramah.
Aku langsung mengucapkan terima kasih atas pujiannya tersebut.
Saat itu seorang laki-laki datang ke arah kami.
"Hallo, selamat malam semua, acara utamanya sudah akan di mulai, silahkan
ambil tempat masing masing.." sapa orang itu sambil tersenyum.
"Ini Pak Pri. Dia penanggung jawab acara ini" ujar Pak Yos sambil
mempersilakan kami mengikutinya.
Kami duduk di salah satu meja dan menyaksikan dan mendengarkan lagu lagu
yang dinyanyikan oleh beberapa penyanyi yang cukup terkenal.
Aku masih duduk sambil memegang gelas wine, kepalaku sudah terasa agak
berat dan pusing akibat terlalu banyak menenggak minuman tersebut.
Tak lama kemudian aku pun permisi untuk ke toilet.
"Ke.. Aku ke toilet dulu yach.." ujarku sambil berdiri.
"Aske temenin deh.." jawab Aske menawarkan diri.
Aske sibuk merapikan gaunnya. Sementara aku masih memperhatikan wajahku
di depan cermin toilet. Kepalaku terasa makin berat akibat pengaruh wine
tersebut.
"Aduh.. Kayaknya aku kebanyakan minum wine nih, Ke.." ujarku setengah
menyesal kepada Aske.
Kami sudah akan ke luar dari toilet saat tiba tiba muncul dua orang laki-laki dan
langsung masuk ke dalam ruangan toilet, kebetulan saat itu memang hanya
kami berdua yang berada di toilet tersebut.

"Eh.. Bapak-Bapak salah masuk.." ujarku bingung.


Karena yang masuk itu Pak Pri dan Pak Yos. Sementara Aske hanya diam saja
sambil tersenyum ke arah mereka.
"Tenang Lia.. Kita cuma mau mencicipi tubuh kamu yang seksi itu kok" ujar Pak
Pri sambil mendekatiku dan berusaha meraih tubuhku.
Sementara Pak Yos mengunci pintu toilet dari dalam, seketika itu juga aku
tersurut mundur berusaha mengelak dari terkaman Pak Pri.
Hingga akhirnya tubuhku tertahan oleh washtafel yang berada di belakangku.
"Apa apaan ini.. Aske.. Hentikan mereka..!!" jeritku sambil berusaha
mendorong tubuh Pak Pri yang saat itu sudah mendekap dan menggumuli
tubuhku, sementara tangannya sibuk berusaha menyingkapkan belahan
gaunku.
Saat itu aku memang mengenakan gaun panjang yang belahannya sampai ke
pangkal pahaku. Tak lama setelah itu, Pak Yos dan Aske mendekatiku, mereka
membalikan tubuhku dengan paksa hingga posisiku tengkurap di atas
washtafel.
"Hentikan.. Aske.. Mau apa kalian..!!" jeritku sambil berusaha meronta dari
himpitan tubuh Pak Pri yang menindihku dari atas.
Sementara Pak Yos memegangi kedua tanganku dengan erat sambil berusaha
menciumi bibirku.
"Mmh.. Jangann.. Mmhh.. Hentikan.. Aske..!!" jeritku di sela sela mulut Pak Yos
yang sedang mengulum bibirku.
Saat kurasakan jari Aske mulai membuka resleting gaunku.
Lidah Pak Yos masih bermain-main di dalam mulutku saat Aske yang di bantu
Pak Pri berusaha melepaskan gaunku, mereka menariknya dengan paksa
melewati kedua tanganku, sehingga gaun bagian atasku merosot hingga
sebatas perut.
"Bajingan kalian.. Brengsek..!!" teriakku sambil terus berontak dari himpitan ke
tiga orang itu.
Tapi sepertinya mereka sudah tidak peduli dengan jeritanku.
Aske malah sudah melepaskan braku yang tanpa tali, sehingga kini buah
dadaku terbuka dan menggantung tanpa penutup apapun.
Aku melenguh pelan, menahan sakit saat Pak Yos mulai meremas remas buah
dadaku dengan kasar. Mulutnya mulai mengulum bibirku kembali sambil
sesekali menggigit bibirku yang mungil. Sementara Aske menjambak rambutku
dan menariknya ke atas sehingga kepalaku menjadi terdongak dan tidak dapat
mengelak dari mulut Pak Yos yang sedang mengulum bibirku dengan beringas.

"Jangann.. Jangann.. Lakukan itu.. Lepaskan saya.. Biadab kamu Aske.." jeritku
panik saat Pak Pri mulai melolosi celana dalamku.
Aku berusaha menendangkan kakiku saat kurasakan celana dalamku ditarik
paksa melewati lututku, betisku dan akhirnya lepas dari ke dua kakiku.
Kemudian Pak Pri mulai memposisikan tubuhnya tepat di belakang tubuhku.
Aku tidak dapat melihatnya karena posisi tubuhku masih menelungkup
sementara Pak Yos memegangiku dengan erat, tapi aku bisa mendengar Pak
Pri menurunkan resleting celananya, dan mulai memain-mainkan ujung
kemaluannya di bibir vaginaku.
"Jangan.. Perkosa saya.. Saya mohon.." keluhku lemah sambil memejamkan
mataku.
Aku mulai menangis saat itu, sementara Pak Yos masih saja menciumi seluruh
wajah dan leherku sambil satu tangannya meremas remas buah dadaku.
Dia sepertinya sama sekali tidak merasa iba melihatku menangis.
Aku mendengar Pak Pri mulai mendesah sambil sesekali melenguh panjang,
tapi aku tidak merasakan sesuatu menyentuh bagian selangkanganku, merasa
penasaran, kupaksakan kepalaku menoleh ke arah samping.
"Astaga.. Aske kamu sudah gila..!!" seruku saat kulihat Aske sedang mengoral
batang penis Pak Pri sambil sesekali mengocoknya dengan tangannya yang
mungil itu.
Aske hanya menoleh dan tersenyum ke arahku, sepertinya dia sangat
menikmati permainan itu. Rambutnya yang panjang sampai tersibak saat Aske
menaikturunkan kepalanya dengan cepat, mengocok kemaluan Pak Pri di
dalam mulutnya. Aku makin terperangah saat kulihat Aske berjongkok
membelakangi tubuh Pak Pri yang duduk di atas lantai, lalu Aske menyibakkan
belahan gaun hitamnya dan menyingkapkan celana dalamnya.
Kemudian tangannya memegang batang penis Pak Pri dan membimbingnya
masuk ke dalam liang vaginannya, sementara Pak Pri memegang pinggang Aske
yang saat itu sedang menurunkan tubuhnya dengan perlahan di atas pangkuan
Pak Pri.
"Ahh.. Sshh.." Aske mendesah panjang saat batang penis Pak Pri amblas
seluruhnya ke dalam liang kemaluannya.
Aske sempat menaik turunkan tubuhnya beberapa kali, lalu tiba tiba dia berdiri
dan menghampiriku.
"Kak Lia nggak perlu takut.. Enak kok.." ujar Aske sambil tertawa kecil dan
membelai rambutku.

Ingin rasanya kutampar wajah Aske saat itu juga, tapi tanganku masih di
pegangi dengan erat oleh Pak Yos.
"Jangan.. Jangan.. Dimasukin.. Sakitt..!! Hentikan..!!" jeritku saat kurasakan
liang vaginaku mulai dijejali oleh batang kemaluan Pak Pri,
Rupanya saat itu Pak Pri sudah berada di belakangku, dia menyingkapkan
gaunku dan mulai berusaha memasukkan kemaluannya ke dalam lubang
vaginaku.
"Sakitt.. Lepaskan..!!" jeritku parau
Aku mencoba menggerakkan pantatku ke kiri dan ke kanan saat batang
kemaluannya mulai menyeruak masuk. Aku berusaha mengelakkan batang
penisnya dari vaginaku, tapi gerakanku tertahan karena dengan sigap Pak Pri
memegang dan menahan pinggulku. Sementara Aske membimbing batang
penis Pak Pri dengan tangannya dan mengarahkannya masuk ke dalam liang
kemaluanku.
"Arghh.. Sakitt.. Ouhh..!!" aku melenguh lemah menahan sakit saat kemaluan
Pak Pri menghunjam masuk menggesek seluruh dinding liang vagin aku.
Dan aku kembali menjerit saat Pak Pri mendorongkan tubuhnya membuat
seluruh batang penisnya tertanam di dalam lubang kemaluanku.
"Lepaskan.. Perihh..!!" gumamku lirih saat Pak Pri mulai memompa vaginaku.
Makin lama gerakannya semakin cepat, sehingga tubuhku pun ikut terguncang
guncang mengikuti gerakan tubuh Pak Pri yang bergerak maju mundur.
Aku merasakan batang penisnya seperti menggerus gerus dinding vaginaku
saat kemaluannya bergerak maju mundur, sehingga menimbulkan rasa perih
dan sakit di seluruh liang kemaluanku.
"Benar kan Aske bilang.. Walaupun sudah tidak perawan lagi tapi dia masih
sempit kan Pak..!!" ujar Aske kepada Pak Pri.
Pak Pri hanya melenguh, tidak menjawab komentar Aske.
Aku memang sudah tidak perawan lagi akibat pemerkosaan yang aku alami
dulu, tapi sejak kejadian itu aku tidak pernah lagi berhubungan badan dengan
siapapun, paling paling aku hanya melakukan masturbasi, sehingga vaginaku
masih tetap sempit dan terasa sakit saat batang penis Pak Pri menerobos
masuk ke dalam lubang kemaluanku.
Pak Pri masih terus memompa vaginaku, sementara aku hanya bisa pasrah dan
menangis merasakan sakit dan perih saat kemaluanku di obrak abrik oleh
batang penis Pak Pri.

Tubuhku sudah sangat lemah saat Pak Yos mulai melepaskan pegangan
tangannya dari ke dua tanganku dan mulai menggumuli tubuh Aske.
Ku lihat Pak Yos sudah melepaskan gaun yang di kenakan Aske,
menelanjanginya lalu meremas remas buah dadanya sambil menciumi bibir
Aske. Aske pun langsung membalasnya dengan sangat bernafsu, akhirnya
mereka pun bersetubuh di samping tubuhku yang sedang di perkosa oleh Pak
Pri
"Keparat Aske.. Dia sengaja menyerahkanku ke orang orang biadab ini" pikirku.
Tiba tiba kudengar Pak Pri mendengus keras sambil menghentakkan pantatnya
dengan keras ke arah depan sambil tangannya mencengkeram pinggangku
dengan erat. Aku sudah tidak dapat meronta lagi saat itu, aku hanya bisa
menangis dan memejamkan mata saat Pak Pri mengeluarkan seluruh cairan
spermanya di dalam lubang vaginaku. Kurasakan cairan hangat menyembur,
mengisi dan membanjiri liang kewanitaanku.
"Terima kasih Lia.. Rasanya nikmat sekali menggagahi kamu.." ujar Pak Pri
sambil tertawa penuh kemenangan.
Bersamaan dengan itu kulihat Aske tiba tiba menghentikan aktivitasnya.
Dia melepaskan batang penis Pak Yos dari liang vaginanya dan menyuruh Pak
Yos mengambil posisi di belakang tubuhku, lalu Aske mengoral dan mengocok
kemaluan Pak Yos. Kemudian Aske mengarahkan batang penis Pak Yos ke liang
vaginaku sambil tetap mengocoknya dengan cepat sampai Pak Yos mencapai
orgasme, membuat seluruh cairan spermanya menyembur keluar dan
membasahi bibir kemaluanku.
Aku merasa malu dan amat terhina di perlakukan seperti itu oleh mereka.
Aku memandang Aske dengan perasaan sangat marah.
"Kejam sekali kamu Ke..!! Kamu sengaja mau membuat Kak Lia hamil..?"
seruku geram.
"Saya memang dendam sama kamu.. Kak Lia..!! dulu.. Waktu saya di perkosa,
Kak Lia tidak berusaha menolong saya" ujar Aske ketus.
"Tapi.. Aske.. Saat itu Kak Lia juga di perkosa..!!" jawabku bingung sambil
berusaha berdiri.
Tapi tiba tiba Pak Yos menyergapku dari belakang, dia memelukku dan
membalikan tubuhku sehingga posisiku menjadi terlentang menghadap
tubuhnya.
Pak Yos dengan sigap langsung menindihku sambil tangannya berusaha
memasukan batang penisnya ke dalam liang vaginaku yang telah basah oleh
cairan sperma Pak Pri dan spermanya.

"Jangann..!!" jeritku.
Saat liang kemaluanku kembali di terobos dengan paksa..
Sementara itu Aske tampak tertawa puas melihat aku kembali di perkosa oleh
mereka. Sudah beberapa kali Pak Pri dan Pak Yos bergantian menggarap
tubuhku. Sampai akhirnya mereka puas dan meninggalkanku sambil tertawa
penuh kemenangan karena berhasil mengerjai tubuhku.
Aske sempat melirik dan tersenyum ke arahku sebelum akhirnya dia pun ke
luar mengikuti kedua orang itu.
Aku masih tergolek lemas di atas washtafel toilet. Seluruh tubuhku terasa
pegal dan sakit, tapi aku tetap mencoba untuk berdiri walaupun rasa perih dan
ngilu masih mendera di sekitar selangkanganku. Kuraih braku yang teronggok
di samping washtafel dan mengenakannya sambil membetulkan gaun bagian
atasku yang tadi dilolosi oleh mereka.
Aku telah membersihkan cairan sperma Pak Pri dan Pak Yos yang melekat di
sekitar selangkanganku, lalu mengenakan celana dalamku kembali.
Tiba tiba seorang office boy masuk dan kemudian memaksaku untuk melayani
nafsu bejatnya, aku sudah tidak punya kekuatan lagi untuk menolaknya.
Aku hanya bisa diam dan pasrah saat office boy itu menghunjamkan batang
penisnya dan mulai memompa liang vaginaku dengan kasar.
Hari itu aku di perkosa oleh tiga orang termasuk oleh office boy itu yang
ternyata mengaku kalau dia di suruh oleh mereka.
Semua perlakuan keji itu memang telah di rencanakan oleh Aske, tapi aku
masih tidak mengerti kenapa Aske tega menjebakku seperti itu, dan tentu saja
aku sangat tidak terima dengan semua perbuatannya.

Anda mungkin juga menyukai