Anda di halaman 1dari 13

Stensilan Tjap Tjoean 2000

C.I.C.I

Cerita menyakitkan ini kualami satu setengah bulan yang lalu, yang menimpaku dan kakak
perempuanku yang berusia 23 tahun, ia memiliki wajah yang manis dengan rambut panjang
sebahu, tubuhnya tidak terlalu tinggi (157 cm) tetapi sangat proporsional dengan kulit putih
mulus, yang mungkin disebabkan faktor keturunan karena kami memang keturunan Chinese.
Ia tinggal di kota yang berbeda denganku, pada suatu hari dia datang ke kota tempatku kuliah
untuk berlibur setelah kelulusannya, ia berencana berlibur selama satu bulan dan tinggal di
rumah kontrakanku.

Pada suatu hari aku mengantarnya berbelanja ke mall hingga malam, kemudian setelah
makan malam, iseng-iseng kami menonton film di bioskop. Waktu telah menunjukkan pukul
10 malam lebih saat bioskop bubar, saat kami berjalan pulang ke rumah kontrakanku, kami
melewati jalan yang sepi, aku sudah memiliki rasa khawatir saat melihat di ujung gang
tampak banyak sekelompok pemuda, ada yang bermain gitar, menyanyi, dan main kartu.

Aku dan ciciku berjalan cepat melewati mereka, salah seorang dari mereka mulai iseng
bersiul, "Halo, berdua.. mau maen kartu bareng nggak?" aku menggeleng dengan sopan
sambil terus berjalan, tiba-tiba di depan kami telah menghadang seorang pemuda bertubuh
besar dan tegap, berkulit gelap dan tampak sangar, "Loe nggak kasih salam sama gue, heh?"

Aku lalu mencoba mengajak berbicara secara baik-baik sambil berharap ada orang yang
lewat, tetapi tanpa kusangka pemuda itu meninju rahangku sehingga aku terjatuh, aku
berusaha bangkit dan mencari kayu untuk membela diri, namun di saat yang bersamaan
tendangan beruntun bersarang di kepala dan badanku, kudengar jeritan ciciku, sebelum dunia
serasa gelap gulita.

Aku terbangun dengan kepala pening dan mengingat-ngingat apa yang terjadi, tanganku
rasanya nyeri sekali, sesaat kemudian aku sadar ternyata tanganku terikat ke atas pada papan
yang melintang dengan tali tambang yang kuat, aku tergantung di situ cukup tinggi, aku
melihat ke bawah, dan melihat kakiku yang juga terikat tidak mencapai lantai, aku tersentak
kaget menyadari tergantung dalam keadaan telanjang bulat, tanpa busana sama sekali.

Lalu kudengar erangan dan rintihan wanita, yang rasa-rasanya aku mengenali suara itu, saat
pandanganku mulai jernih, aku melihat ternyata aku tidak sendiri di ruangan itu, di tengah
ruangan ada meja kecil, dan di atas meja tersebut tampak sesosok tubuh gadis berkulit putih
dalam keadaan tubuh nyaris telanjang bulat, hanya tersisa BH yang menutup payudaranya
yang membukit indah, tali kutangnya telah terlepas sehingga semrawut dan menampakkan
sebagian besar kulit putih mulus yang menggunung itu. Tangan gadis itu terikat di belakang
punggung, meja kecil itu hanya dapat menampung punggung gadis itu, sehingga kepala gadis
itu jatuh menengadah. Di depan gadis itu tampak seorang pemuda bugil sedang memeluk
kedua paha gadis itu yang tersandar di pundak kiri kanannya, sambil membuat gerakan maju
mundur. Suara rintihan yang kudengar berasal dari gadis itu, samar-samar masih dapat
kudengar, "Ooohh... amppunnnn... akkhh... ooohhh... jangann... jangannn... oh.. sakit.."

Darahku tersirap menyadari bahwa suara itu sangat mirip ciciku, atau memangkah gadis yang
sedang diperkosa itu ciciku? Aku tidak pernah melihat ciciku telanjang, tapi tubuh indah di
atas meja itu memang seperti postur tubuh ciciku. Setelah beberapa saat pandanganku
semakin jelas, tampaklah bahwa gadis itu memang ciciku! Sweater, kaos dalam, celana jeans,
dan celana dalam ciciku tampak berserakan di lantai. Aku melihat perkosaan itu dengan

TJAP-TJOEAN : tjap.tjoean@yahoo.com Page 1


Stensilan Tjap Tjoean 2000
marah, namun aku tak berdaya menolong karena menolong diri sendiri saja aku tidak mampu,
dan entah mengapa, setelah beberapa saat melihat ciciku yang tak berdaya dalam keadaan
nyaris bugil, tak dapat ditahan batang kemaluan pelan-pelan menegang keras.

Pria yang sedang memperkosa ciciku terus memompa batang kemaluannya masuk ke dalam
liang kemaluan ciciku. Tampak ciciku berusaha mengatupkan pahanya namun pria itu
melebarkan kaki ciciku sehingga berbentuk huruf V, dan terus memompa masuk dengan
buas, kemudian tangannya menyentakkan BH ciciku dengan kasar dan tampaklah bukit
kembar ciciku terpentang bebas, membusung menantang dan sangat menggairahkan, bahkan
dalam posisi dada yang agak tertarik karena kepala ciciku yang menengadah ke bawah.
Payudara itu masih tampak montok dan padat, pemerkosa itu terus memompa sambil
tangannya meremas-remas payudara ciciku itu.

Tiba-tiba pintu terbuka, dan muncul sekitar 3 pemuda yang berpakaian lengkap, mereka
tertawa-tawa melihat temannya sedang memperkosa ciciku, salah satu melihat padaku dan
berkata, "Eh, lihat.. pacarnya sudah bangun!" semua mata pemuda itu tertuju padaku, "Eh...
liat tuh! dia ngaceng juga... mau ngentot pacarnya... tapi keduluan, si Doel sudah duluan
jebolin keperawanan pacarnya, hahaha...!"

Pemuda bugil yang sedang memperkosa ciciku, yang dipanggil Doel itu, menyeringai. Lalu
ketiga pemuda yang baru datang itu mendekatiku, "Hei bangsat! Itu pacar kamu kan!" Aku
diam saja, lalu satu tinju mendarat di perutku hingga perutku perih rasanya, "Kamu bisu ya?
cewek itu pacar kamu bukan?" Terpaksa aku menjawab lirih dan menjelaskan kami saudara
kandung.

"Oh.. kakak kamu toh... Hm.. kepengen nggak kamu ngentot kakak sendiri? Di liat dari
kontol elo sih.. elo pingin.. hahaha..." Aku marah sekali, saat itu kemaluanku telah lemas
kembali karena birahiku yang tak sengaja muncul tadi telah hilang. Doel rupanya telah selesai
memperkosa ciciku, ia lalu menuntun ciciku yang tampak sudah lemah ke tempat kami, "Ini
nih... gue mau liat kakak adik ngentotan!" katanya tertawa, kemudian ciciku ditampar dengan
kuat, hingga ciciku menangis, "Elo harus kulum tuh peler adik elo, cepat! Kalo nggak gua
potong peler adik elo dan pentil susu elo!" Doel lalu melepaskan ikatan tangan ciciku dan
mendorong ciciku ke arahku, dengan terpaksa ciciku mendekatiku yang masih tergantung,
kemudian dengan ragu-ragu mulutnya menyentuh ujung batang kemaluanku, walau hanya
tersentuh sedikit, aku tak dapat menahan dan batang kemaluanku perlahan-lahan menegang,
"Ayo makan tuh peler! cepat!" Seorang pemuda mengeluarkan pisau lipat dari sakunya
dengan sikap mengancam, terpaksa ciciku mulai mengulum kemaluanku dan
menggerakkannya maju mundur, sehingga batang kemaluanku mengacung dengan keras
sepanjang 12 cm.

"Ayo masukin batangnya ke dalam mulut sampai habis! jangan keluarin dari mulut kamu
sampai gua perintahin!" Dengan ketakutan ciciku mengulum batang kemaluanku dalam-
dalam dan menggerakkannya maju mundur, sehingga mulutnya yang mungil tampak penuh
dan sesekali pipinya menggembung oleh kepala kemaluanku, tak berapa lama aku tak tahan
lagi dan orgasme, ciciku tampak kaget merasakan cairan kental dan hangat berkali-kali
menyemprot kerongkongannya, namun ia tidak berani melepaskan mulutnya dari batang
kemaluanku, ia berusaha membuang spermaku walau telah banyak tertelan olehnya, beberapa
tetes spermaku keluar mengalir dari bibirnya.

"Wah, adik elo payah banget! sudah kontolnya kecil, cepat keluar lagi!" pemuda-pemuda itu

TJAP-TJOEAN : tjap.tjoean@yahoo.com Page 2


Stensilan Tjap Tjoean 2000
mengejekku lalu mereka mendekat dan menjambak rambut ciciku, "Elo harus liat gimana
caranya!" kata salah seorang pemuda sambil menyeringai padaku. Mereka lalu membuka
baju hingga bugil, keempat pemuda yang telah telanjang bulat itu lalu menelungkupkan
ciciku di atas meja, sehingga payudara ciciku menempel di atas meja dan ciciku dalam posisi
menungging, kemudian dengan buas mereka mulai memperkosa ciciku secara bergantian,
sehingga ciciku menjerit-jerit dan melolong histeris, batang kemaluan mereka rata-rata besar
dan panjang, sekitar 16 cm lebih, dan secara bergantian kemaluan-kemaluan itu mengaduk-
aduk liang kemaluan ciciku yang semakin lama semakin lemas. Ciciku disenggamai
bergantian oleh mereka berempat dengan posisi gaya anjing tersebut, kemudian mereka juga
menyetubuhi ciciku di atas kursi.

Sambil memperkosa ciciku, mereka sesekali mengejekku. "Hei.. elo tau nggak kakak elo ini
sebenarnya keenakan dientot sama kita-kita, buktinya memek dia basah banget nih! " kata
pemuda yang dipanggil dengan nama Anto, ia berkemaluan paling besar dan panjang di
antara mereka berempat, saat itu ia sedang mengerjai ciciku. Tangan ciciku kembali diikat di
belakang punggung, Anto duduk di atas kursi sementara ciciku di atas pangkuannya dengan
paha mengangkang dan posisi berhadapan. Dengan posisi duduk, buah dada ciciku tampak
sangat menggairahkan, apalagi dengan tubuhnya yang ramping, tampak buah dadanya
tergantung indah, padat dan berisi. Lelaki yang memperkosa ciciku itu meremas-remas kedua
belah payudara ciciku dengan bernafsu, kadang ia mendempetkan kedua buah dada itu lekat-
lekat sehingga belahan payudara ciciku terbentuk indah di hadapannya. Pemuda itu terus
memperkosa ciciku dengan brutal sehingga tubuh ciciku tergoyang-goyang. Ciciku hanya
dapat merintih-rintih dalam keadaan antara sadar dan tidak.

Sambil terus memompa ciciku, ia tertawa-tawa disaksikan teman-temannya yang tidak sabar
menanti giliran, "Elo mau bukti kakak elo ini keenakan? perhatikan baik-baik nih!" ejeknya
lagi padaku. Lalu tiba-tiba pemuda itu berhenti memompa ciciku, secara refleks ciciku
melenguh dan mulai menggerak-gerakan pantatnya sendiri agar tetap dikocok oleh kemaluan
pemuda itu, "Hahaha... elo liat kan? Kakak elo ini yang minta dientot tuh!" Pemuda itu
tertawa sambil memeluk tubuh ciciku, tangannya mengelus-ngelus punggung putih mulus
ciciku sementara buah dada ciciku yang kenyal terjepit di dadanya yang berbulu. Rupanya
ciciku mendengar perkataan itu, wajah ciciku tampak memerah karena malu dan marah, lalu
tubuhnya diam tak bereaksi, pemuda itu menjadi marah dan menarik kuat-kuat kedua buah
dada ciciku. Satu ditarik ke atas dan satu ditarik ke bawah bergantian dengan keras sehingga
ciciku menjerit-jerit kesakitan, "Dasar cewek munafik...! keenakan aja sok menderita! Gua
bikin elo orgasme dan elo nggak bisa bohong bahwa elo keenakan minta diperkosa!" Dengan
bernafsu kembali pemuda itu memperkosa ciciku, sesekali ia kembali menghentikan
pompaannya, dan secara refleks kembali ciciku ganti menggoyangkan pantatnya maju
mundur, selama beberapa saat hingga ciciku sadar dan dapat mengendalikan tubuhnya. Hal
itu terjadi berkali-kali, bahkan saat pemuda itu mendorong tubuh ciciku hingga batang
kemaluannya keluar dari liang kemaluan ciciku. Secara refleks diluar kemauan ciciku sendiri.

Tubuh ciciku kembali merapat sehingga batang kemaluan itu kembali terbenam ke dalam
liang senggamanya sambil kaki ciciku melipat erat seolah-olah takut lepas. Pemuda itu
semakin lama tampak semakin ganas memperkosa ciciku, hingga selang beberapa saat
tampak tubuh ciciku berkelonjotan dan menegang, kedua kakinya mengacung lurus dengan
otot paha dan betisnya mengejang, jari-jari kakinya menutup, dan nafas ciciku tak teratur
sambil terus merintih keras dan panjang, "Ohhh... Akkkhhh... Ooohhh...!" pemuda itu
semakin mempercepat gerakannya hingga akhirnya membuat ciciku merintih panjang,
"Ohhh... " seluruh tubuh ciciku menegang dan menggelinjang selama beberapa detik dan aku

TJAP-TJOEAN : tjap.tjoean@yahoo.com Page 3


Stensilan Tjap Tjoean 2000
sadar bahwa ciciku sedang mengalami orgasme dahsyat dan kenikmatan luar biasa. Setelah
berkelonjotan sesaat, tubuh ciciku tumbang dengan lemas di pelukan pemerkosanya. Pemuda
itu masih terus memompa ciciku yang telah lemas sambil nyengir senang dan berkata,
"Hehe.. elo liat kakak elo ini... dia demen ngentotan juga kok... hahahaha...!"

Tiba-tiba pintu kembali terbuka, dan alangkah kagetnya aku melihat begitu banyak pemuda
yang masuk, sekitar 10 orang lebih, termasuk salah seorangnya adalah pria besar tegap yang
menghajarku. Tanpa banyak bicara mereka ikut menikmati tubuh ciciku, masing-masing
pemuda itu memperkosa ciciku dengan posisi yang bervariasi. Rasanya semua posisi yang
pernah kulihat di film biru telah mereka praktekkan semua pada ciciku. Khusus giliran
pemuda berbadan besar yang dipanggil John itu memperkosa, ciciku tampak sangat
menderita karena batang kemaluan John benar-benar besar dan panjang, kutaksir lebih dari
20 cm. Dalam waktu singkat tubuh telanjang bulat ciciku telah mengkilap basah oleh keringat
dan sperma.

Entah berapa lama ciciku diperkosa hingga pingsan berkali-kali, namun mereka selalu
menyadarkan ciciku lagi dengan menampar dan menyiramnya dengan air, lalu kembali
memperkosa dengan brutal. Aku menutup mata tak ingin melihat penderitaan ciciku, tiba-tiba
kurasakan batang kemaluanku terasa hangat dan dikocok-kocok, aku membuka mataku dan
tampaklah seorang pemuda sedang melakukan oral seks padaku. Aku memandang jijik dan
berontak tanpa hasil, tapi mau tak mau batang kemaluanku menegang juga dirangsang seperti
itu. Cukup lama pria itu melumat kemaluanku hingga akhirnya aku mengalami ejakulasi,
spermaku ditelan seluruhnya oleh pria itu.

Lalu ikatanku dilepas, aku dipaksa menungging di atas meja tepat bersebelahan dengan
ciciku yang menangis dengan air mata yang telah habis, tampak ciciku sedang disodomi, lalu
tiba-tiba kurasakan tangan-tangan kasar berusaha membuka lubang pantatku, dan serasa
benda yang besar berusaha mendobrak masuk, aku menjerit kesakitan saat benda itu mulai
terbenam ke dalam anusku, pinggulku dipegang oleh tangan yang kokoh, dan mulailah aku
diperkosa juga. kemaluanku yang telah loyo terlempar-lempar ke berbagai arah oleh
dorongan pria di belakangku, di sebelahku ciciku juga tengah diperkosa, payudara ciciku
yang padat dan ranum tampak bergoyang-goyang keras, sesekali pria di belakangku meraih
batang kemaluanku, meremas dan menarik batang kemaluanku dengan kuat, pria di belakang
ciciku tanpa bosan-bosannya meremas-remas dan menarik-narik buah dada ciciku dengan
brutal, bagaikan memerah susu sapi. Aku dan ciciku hanya dapat menjerit dan menangis
menahan penderitaan itu.
Akhirnya aku dibiarkan jatuh ke lantai setelah disodomi dua pemuda, lalu mereka kembali
beramai-ramai memompa ciciku, total pria yang memperkosa ciciku itu paling sedikit ada 15
orang. Aku terkapar tak berdaya di lantai menahan rasa sakit pada anusku, sambil melihat
dengan mata kepala sendiri bagaimana ciciku diperkosa habis-habisan.

Kini ciciku diletakkan di atas lantai beralas tikar, pemuda yang sedang menggilir ciciku
melebarkan kaki ciciku sehingga membentuk seperti kaki kodok, dengan posisi itu ia
menghujamkan batang kemaluannya yang panjang dan besar keluar masuk dengan cepat dan
keras ke dalam liang kemaluan ciciku. Sementara salah satu pria memaksa ciciku mengulum
batang kemaluannya, sehingga mulut ciciku yang mungil penuh dengan batang kemaluan
besar itu, kemudian pemuda yang memperkosa ciciku berganti posisi, ia menduduki tubuh
ciciku lalu meletakkan batang kemaluannya yang panjang di antara dua bukit kembar ciciku.
Tangannya mendempetkan buah dada ciciku hingga menjepit batang kemaluannya yang
kemudian dimaju-mundurkan. Selang beberapa saat dari batang kemaluannya menyembur

TJAP-TJOEAN : tjap.tjoean@yahoo.com Page 4


Stensilan Tjap Tjoean 2000
sperma yang menyemprot wajah dan leher ciciku, kemudian sisa-sisa spermanya dioleskan
pada kedua buah susu ciciku.

Aku menutup mataku agar tidak melihat penderitaan ciciku, tapi masih saja kudengar rintihan
ciciku yang semakin lama semakin lemah, gerombolan pemuda itu tak henti-hentinya
mengucapkan kata-kata kotor. "Ayo Brul... entot cewek ini sampai mampus! Bombardir
memeknya sampai ambrol... ayo tarik toketnya... cabut jembutnya!" Tiba-tiba aku merasa
tubuhku ditendang dengan keras hingga terlentang, kulihat dua pemuda gay yang tadi
memperkosaku mengelilingiku, "Hm... ayo kita kerjain adiknya, hahaha..." pemuda itu
berkata sambil meludahi wajahku, lalu aku dipaksa mengulum batang kemaluan salah satu
pemuda itu, dengan rasa mual terpaksa kukulum juga batang kemaluan itu. Ingin rasanya
kugigit batang kemaluan bajingan itu tapi aku takut mereka tidak segan-segan membunuh
kami. Sementara aku merasakan batang kemaluanku dikocok-kocok oleh mulut pria yang
satunya lagi, mereka mulai ingin menyodomiku lagi saat tiba-tiba pimpinan mereka John
mendekat, "Sekarang giliran elo menikmati kakak elo ini... elo kan sudah banyak belajar dari
tadi! Hahaha..." lalu tubuh ciciku yang telah lemah lunglai dicampakkan ke atas tubuhku, aku
memeluk tubuh ciciku yang telanjang bulat, sambil membelai rambutnya aku berbisik,
"Tabah ya.. Ci..." walaupun aku sendiri sangat ketakutan, ciciku hanya dapat mengangguk
lemah sambil menangis sesunggukan.

"Hei! kalian tunggu apa? ayo ngentotan! kita pingin liat nih... yang cewek di atas!" seru John
sambil mengacungkan parang yang membuat kami ketakutan, ciciku lalu menurut dan
memasukkan liang kewanitaannya ke dalam batang kemaluanku yang memang telah
menegang keras saat aku memeluk ciciku dan buah dada ciciku yang walaupun lengket oleh
sperma, tapi terasa kenyal dan hangat menekan dadaku. Aku serasa berada di awang-awang
saat batang kemaluanku menembus kemaluan ciciku yang beberapa jam lalu masih perawan,
seluruh batang kemaluanku terbenam ke liang kemaluan yang sempit itu dan aku merasa
batang kemaluanku dijepit dengan kenikmatan yang tiada taranya.

"Ayo kamu goyang adik elo selama dua menit! Setelah itu angkat memek kamu, adik elo
harus masih ngaceng kontolnya, kalo cepat keluar, mending kita potong dan masak kontolnya
buat makanan ayam!"
Ciciku lalu mulai menggoyangkan pinggulnya naik turun, aku tak dapat menahan sensasi
yang tak pernah kurasakan itu, dan baru beberapa detik ciciku memompa, aku telah
mengalami ejakulasi dan spermaku menyemprot keluar, tidak terlalu banyak karena aku telah
mengalami orgasme tadi. Ciciku juga merasakan aku ejakulasi, ia kini menggoyangkan
pinggulnya maju mundur agar tidak ketahuan aku telah orgasme. Ciciku menggunakan
rambut kemaluannya yang lebat membantu untuk mengelap cairan spermaku yang meleleh
keluar dari liang kewanitaannya. Sementara batang kemaluanku yang masih berada di dalam
kemaluan ciciku perlahan mulai mengecil.

Selang dua menit, John berkata keras, "Eh.. Non, angkat memek elo! Kita mau liat kontol
adik elo masih ngaceng nggak.. jangan-jangan elo pura-pura doang, ngaduk-ngaduk kontol
yang sudah loyo!".
Ciciku menggeleng sambil menangis, "Nggakk... dia masih tegang, benar... sumpah..." ciciku
berusaha melindungiku.
"Angkat memek elo gua bilang!" bentak John menggelegar.
Ciciku tetap membuat gerakan maju-mundur sambil berkata, "Jangan... saya tidak bohong...
ini masih tegang..." Si John dengan kasar lalu mendorong tubuh ciciku hingga jatuh, ia
tertawa melihat batang kemaluanku telah jatuh lemas, "Hahaha.. dasar banci! Kamu masih

TJAP-TJOEAN : tjap.tjoean@yahoo.com Page 5


Stensilan Tjap Tjoean 2000
suka berlindung di bawah ketiak kakak cewek elo ya? Tapi elo masih harus muasin kakak
elo... ayo kocok dan cuci memek dia sama tangan elo!"

Aku dipaksa merangkak mendekati ciciku, ciciku diperintahkan terlentang dan


mengangkangkan kedua pahanya, lalu aku dipaksa memasukkan jariku ke dalam lubang
kemaluan ciciku dan mengocoknya, "Hei.. goblok.. kalo cuma satu jari mana puas kakak
elo!" Aku lalu memasukkan dua jariku ke dalam liang kemaluan ciciku, lalu atas perintah
mereka kukocok-kocok liang kemaluan ciciku itu dengan kuat dan cepat, sehingga ciciku
merintih-rintih dan kedua pahanya tampak bergetar menahan sensasi yang kutimbulkan.
Memandang ciciku yang tidak berdaya itu. Perlahan kembali batang kemaluanku mengacung.
"Nah.. elo ngaceng lagi akhirnya... ayo sekarang dua-duanya ngentotan yang panas!" Aku
lalu memeluk ciciku sambil sesekali meremas perlahan buah dadanya, lalu aku kembali
berbisik, "Maaf ya Ci..." ciciku hanya menatap kosong sambil mengangguk pelan.

"Heh! Ini bukan acara ngentot gaya kura-kura! elo berdua... ayo bercinta yang panas, kalo
tidak gua bikin bakpao pantat-pantat elo!" Dengan ketakutan akhirnya aku dan ciciku
menurut, kami lalu bergumul dengan panas di atas lantai papan itu dalam keadaan sama-sama
telanjang bulat, saling merangkul dan berciuman, tanganku sesekali meremas buah dada
ciciku. Sementara tangan ciciku melingkari batang kemaluanku dan mengocoknya, tak
pernah kubayangkan aku akan melakukan hal ini pada kakak kandungku sendiri.

Kawanan itu tertawa senang melihat kami kakak beradik bergulat dalam keadaan telanjang
bulat di atas lantai, "Hei..! ini bukan film bisu! Kalian ucapin kata-kata merangsang!
Cepat..!" Terpaksa kami menurutinya, "Ohh.. saya jilat susu kakak ya? Hmmpphh... saya
remas-remas ya?" kataku sambil mengulum puting susu ciciku dan meremas-remasnya.
"Goblok! elo maen sinetron ya? ngentotan aja kata-katanya sok sopan! Dasar tolol... dan yang
cewek, kalo elo diam aja nanti toket elo gua cabut dari tempatnya dan pentil susu elo gue
goreng!"

Dengan ketakutan kami menurutinya, sambil terus bergumul dan saling memompa, kami
terus mengucapkan serentetan kata-kata tanpa berpikir lagi, karena ngeri melihat parang John
yang mengacung ke arah kami jika kami tidak bersuara. "Oh... gue entot elo, susu elo enak..
mantap... gue entot seharian ya, Ci?" Tanpa berpikir kukeluarkan kata-kata itu, sementara
ciciku juga menimpali tanpa berpikir, "Ahh... anu elo... panjang... masukkin yang dalam...
lebih cepat... ohh..." Mereka semua tertawa-tawa, John rupanya telah sangat terangsang
melihat ciciku, ia mendekat dan menjambak rambut ciciku dan menarik ciciku ke dalam
pelukannya, "Elo liat baik-baik goblok, gimana caranya ngentot cewek!" katanya padaku.

Tubuh ciciku lalu diangkatnya dengan mudah, dengan posisi berdiri ia menggendong ciciku
dengan mengangkat pantat ciciku, terpaksa ciciku memeluk leher John yang tinggi kekar agar
ia tidak terjatuh ke belakang, lalu dengan buas John memompa batang kemaluannya yang
luar biasa panjang dan besar masuk ke dalam liang kemaluan ciciku. John yang besar setinggi
180 cm lebih itu memompa ciciku yang setinggi 157 cm dengan posisi itu dengan mudah.
Batang kemaluannya dengan deras amblas keluar masuk ke dalam kemaluan ciciku sehingga
tubuh ciciku terguncang hebat, buah dadanya terhentak-hentak naik turun. Tak berapa lama
tubuh ciciku kembali menggelinjang dan ototnya menegang, diringi dengan rintihan panjang
ciciku kembali mengalami orgasme hebat. John tidak berhenti dan belum mengalami
ejakulasi, pompaannya semakin bertambah kuat. Ciciku semakin lama tampak semakin lelah
dan lemah, sementara batang kemaluan John semakin hebat saja mengaduk liang
kemaluannya dalam posisi berdiri. Akhirnya tanpa dapat dicegah tubuh ciciku jatuh lunglai

TJAP-TJOEAN : tjap.tjoean@yahoo.com Page 6


Stensilan Tjap Tjoean 2000
ke belakang, pelukannya pada leher John lepas, John membiarkan tubuh ciciku jatuh tetapi ia
tetap memegang kokoh pinggul ciciku yang sedang digoyang habis-habisan, sehingga ciciku
terjuntai tak berdaya. Tangan dan rambutnya menyentuh lantai sementara tubuhnya masih
tetap digendong dan liang kemaluannya disodok-sodok dengan kejam dan buas.

John melakukannya sambil berjalan dan tertawa-tawa, sehingga ciciku ikut terseret kemana ia
melangkah. Setelah puas mengocok ciciku dengan posisi itu, John lalu mengangkat pinggul
ciciku naik hingga ke dada. Tubuh ciciku kembali terangkat dengan kepala di bawah,
sehingga batang kemaluan John membentur-bentur punggung mulus ciciku. John yang
mempunyai tenaga besar itu kembali menaikkan pinggul ciciku hingga kemaluan ciciku
terhidang di depan mulutnya, dengan rakus ia melumat habis kemaluan ciciku dengan
mulutnya. Kemudian ia memutar tubuh ciciku sehingga kini wajah ciciku ditampar-tampar
oleh batang kemaluannya yang besar dan sangat keras. John kembali melumat kemaluan
ciciku dengan penuh nafsu, jari-jari tangannya juga menyodok-nyodok anus ciciku yang
masih terjuntai pingsan, dengan posisi ini akhirnya John berejakulasi, spermanya dengan
deras membanjiri wajah ciciku hingga ke rambut, dan menetes-netes ke lantai papan.

Setelah itu kembali ciciku digilir oleh teman-teman John yang lain, tidak perduli ciciku telah
pingsan dan tidak dapat bangun lagi walaupun ditampar dengan kuat dan disiram dengan air.
Setelah puas, mereka lalu mencampakkan kami ke lantai, menunggu ciciku sadar kembali,
lalu mereka beramai-ramai mengelilingi kami dan mengencingi tubuh kami, bahkan aku
dipaksa minum air kencing mereka, sementara John memaksa ciciku mengulum batang
kemaluannya, lalu ia mengencingi ciciku dengan cara seperti itu dan memerintahkan ciciku
menelan semua air kencingnya.

Akhirnya setelah puas lalu mereka menyekap kami, memberi sedikit makan dan minum dan
baru melepas kami pada saat tengah malam tanpa memberi kami pakaian, terpaksa kami
berjalan kaki tertatih-tatih pulang ke rumah kontrakanku yang berjarak sekitar 200 meter dari
situ dengan keadaan telanjang bulat. Kami mengendap-ngendap hingga akhirnya sampai,
kami merasa lega, rahasia ini tetap kami pendam, selain mereka mengancam jika melapor
polisi maka kami akan dibunuh, kami juga malu menceritakan pengalaman pahit ini. Yang
penting kami telah lepas dari mimpi buruk itu, sehari setelah kejadian itu aku langsung
pindah rumah kontrakan ke tempat yang lebih jauh dan kami merasa bebas dari bajingan-
bajingan itu. Namun ternyata kami salah mengira, kejadian malam itu barulah awalnya,
karena kejadian yang akan menimpa ciciku kemudian jauh lebih brutal lagi.

Jam telah menunjukkan pukul 10 pagi kurang 3 menit, aku terikat erat dalam keadaan babak
belur dan telanjang bulat di sebuah kursi, saat itu aku sedang berada di sebuah gudang yang
besar, di sekelilingku segerombolan pemuda berandalan tampak sedang berkumpul, kuhitung
jumlah mereka semua ada 38 orang, rata-rata berusia sekitar 25 tahun dan tampak seperti
pengangguran, beberapa di antaranya bahkan masih mengenakan seragam SMA.

Sudah semalaman aku terikat di kursi ini, masih membekas kejadian tadi malam saat
seseorang mengetuk pintu rumah kontrakanku, aku membukanya dan alangkah terkejutnya
karena tamu tak diundang itu adalah John, pria besar yang bersama-sama kawanannya
memperkosa ciciku dua minggu yang lalu, tentu saja kedatangannya tidak bermaksud baik,
aku langsung hendak menutup pintu tapi John langsung meninjuku, aku tak berdaya
menghadapinya, dan babak belur dihajar olehnya, ia lalu mengobrak-abrik rumah untuk
mencari ciciku, untunglah ciciku kebetulan sedang menginap di rumah teman, kemudian aku
diseret keluar dimana sebuah mobil telah menunggu, mobil tersebut langsung meluncur

TJAP-TJOEAN : tjap.tjoean@yahoo.com Page 7


Stensilan Tjap Tjoean 2000
menuju gudang ini, di sini aku ditelanjangi hingga bugil dan dihajar oleh mereka, tidak ada
saksi mata yang melihat, sebelum meninggalkan rumah, John menuliskan besar-besar alamat
gudang ini dan sebuah surat yang ditujukan untuk ciciku:
"Datang ke alamat ini pada pukul 10 pagi! atau adik elo bakal gua kirim ke elo dalam
keadaan tercincang-cincang! Jangan lapor polisi, adik elo nggak bakal selamat kalo polisi
tau! Datang dengan taksi ke daerah ini, ada sebuah gudang tua berwarna coklat, masuk ke
dalam dan elo dan adik elo bakalan masih tetap hidup! Elo musti pakai kutang dan celana
dalam doang saat masuk gudang itu, jangan lupa satu tali kutang elo diturunin! lepaskan baju
elo di luar dan masukkan ke dalam tong sampah! Kalo tidak tanggung sendiri akibatnya...!"

Aku meneguk ludah, berharap ciciku tidak akan datang, dan melapor pada polisi, dan
harapanku itu tampaknya terkabul karena hingga jam 10 lewat 10 menit tidak ada tanda-tanda
kedatangan ciciku. Biarpun aku takut menghadapi mereka, tapi aku berharap mereka tidak
akan membunuhku karena tidak ada gunanya bagi mereka.

Tiba-tiba aku terkejut mendengar suara pintu gudang mendecit karena dibuka oleh seseorang,
semua mata tertuju pada pintu itu, aku berharap itu adalah polisi, tetapi yang kulihat sungguh
membuatku kaget, ciciku masuk sendirian dengan tubuh gemetar karena ketakutan, ciciku
hanya mengenakan BH dan celana dalam berwarna pink sehingga lekuk tubuhnya yang indah
dan putih mulus terlihat jelas, apalagi tampak tali BH sebelah kanan ciciku telah diturunkan
sesuai dengan perintah John, ciciku tersentak kaget melihat begitu banyak gerombolan
berandalan itu, ia menjerit dan dari sudut matanya mengalir air mata saat melihatku yang
terikat bugil dan babak belur, ciciku berdiri mematung dan menggigit bibirnya dengan tabah,
sementara semua berandalan itu menatap tubuh ciciku yang indah sambil meneguk ludah,
John yang pertama membuka suara, "Hahaha... kita ketemu lagi, dan pesta kita pasti lebih
meriah sekarang! kalo elo nurutin kita, elo bakalan ikut enjoy! sekarang tutup pintu itu dan
mendekat kemari, kita semua mau liat body kamu yang seksi itu!"

Ciciku menutup pintu, lalu mendekat dengan takut-takut dan tubuh yang semakin gemetaran,
para berandalan itu mengelilinginya sambil bersuit-suit melihat tubuh ciciku sambil
berkomentar, "Benar juga John, cewek ini pasti lezat buangeet! Hahaha.."
"Wah.. ternyata dia benar-benar sayang saudara ya? hahaha..." gumam teman-teman John.
"Bukan gitu... dia ke sini memang pingin diperkosa, tuh buktinya dia datang cuma pakai
kutang sama celdam! udah gitu BH-nya juga sudah mau terlepas tuh, toketnya nggak sabar
pingin dipijit rupanya! Haha... " timpal John sambil tertawa.
"Sekarang elo harus pemanasan, ayo lompat-lompat di tempat dan jangan berhenti sampai
gua suruh!" John membentak ciciku dan mengeluarkan sebilah belati.
"Ini nggak bakalan gua pakai kecuali elo nggak nurut!"

Ciciku mulai menangis tersedu-sedu, tapi ia menuruti perintah John dan mulai melompat-
lompat kecil di tempat, sehingga buah dadanya yang padat dan masih tertutup BH tampak
terhentak-hentak. "Lompat lebih tinggi supaya tetek elo itu lebih sexy goyangnya!" kata John
sambil tertawa, ciciku menurutinya dan buah dadanya terguncang-guncang semakin kuat,
sehingga posisi BH-nya semakin turun dan puting susu kanannya samar-samar mulai terlihat.
"Wah... susunya minta keluar tuh!" gumam para berandalan itu.

John lalu mendekat, tangannya memegang tali kutang ciciku yang masih melompat-lompat,
dengan sekali renggut BH itu terlepas dari tubuh ciciku, ciciku terjatuh ke lantai papan karena
tubuhnya tertarik, ia tersungkur dalam keadaan telanjang dada, buah dadanya tampak
tergantung indah, padat berisi dan sangat ranum. John dengan tidak sabar merenggut celana

TJAP-TJOEAN : tjap.tjoean@yahoo.com Page 8


Stensilan Tjap Tjoean 2000
dalam ciciku, sehingga ciciku jatuh terduduk dalam keadaan telanjang bulat, John
memerintahkan ciciku berdiri, lalu John meremas-remas bongkahan pantat ciciku yang
kenyal, tampak garis vertikal kemaluan ciciku yang sedikit membukit, kemaluan ciciku
tampak mulus tanpa rambut sehelai pun, rupanya setelah diperkosa dua minggu lalu, ciciku
lalu mencukur rambut kemaluannya.

"Wahh.. memeknya botak hahaha.. bagus.. sebelum ke sini dia sudah siap-siap bersihin
memeknya!" kawanan itu tertawa dan mengejek ciciku. John lalu berkata pada kawanan
gerombolan itu, "Ingat, entar kita garap gantian, satu-satu sesuai nomor yang tadi elo dapat!
Yang dapat nomor terakhir nggak usah nyesal, gua yakin cewek ini masih kuat biar dientot
sampai besok pagi! Sekarang gue duluan! gua mau nikmati cewek ini di udara terbuka! Elo
tunggu saja di sini, kalo keluar semua nanti ada yang lihat!"

John lalu menggandeng ciciku keluar, di luar gudang ini memang sepi dan hanya sesekali ada
mobil lewat. John membawa keluar ciciku sambil tertawa-tawa sementara yang lain
menunggu. Setelah beberapa menit menunggu, tiba-tiba dari luar terdengar jeritan ciciku,
"Akkhhh... Ohhh! Akkkhhh..!" aku merasa John mulai memperkosa ciciku dengan ganas
seperti yang dilakukannya tempo hari. Jeritan itu terus terdengar sayup-sayup dan semakin
lama semakin lemah, hingga akhirnya hilang. Aku menunggu dengan berdebar-debar
sementara kawanan bajingan di dalam gudang tampak ikut menunggu dengan tidak sabar,
dan hanya dapat meneguk ludah sambil membayangkan dapat segera menyetubuhi ciciku.
Setelah 30 menit, John muncul dengan bertelanjang bulat, sambil mengangkat ciciku yang
memeluk leher John agar tidak jatuh ke belakang karena John hanya memegangi pantat
ciciku dengan kuat, posisi yang sama ini juga dilakukan John saat memperkosa ciciku dua
minggu lalu, tampak kemaluan John masih menyodok-nyodok dengan brutal liang kemaluan
ciciku sambil berjalan, menyebabkan tubuh ciciku terguncang dan ciciku merintih-rintih
dengan suara parau. Di hadapanku dan gerombolan bajingan itu, John terus memompa ciciku,
tiba-tiba tampak tubuh ciciku bergetar hebat dan tubuhnya menggelinjang, kaki ciciku
terangkat dan tampak otot paha dan betisnya mengencang tegang sambil dari mulut ciciku
terdengar suara, "Ohhh..." yang panjang, ciciku mengalami orgasme yang hebat di pelukan
John, si John terbahak-bahak saat tubuh ciciku tampak lemas setelah orgasme, John
mengejekku, "Dulu elo liat kakak elo ini sampai pingsan gue entot, gue berani tarohan kakak
elo ini nggak lebih kuat dibanding dulu!" John terus mengocok dengan brutal, dan benar saja,
pelukan ciciku pada leher John terlepas dan kembali kejadian dua minggu lalu terulang, tubuh
ciciku terjuntai jatuh, namun John masih terus menyodok kuat batang kemaluannya ke dalam
liang senggama ciciku, dengan kejam ia terus mengsenggamai ciciku yang telah jatuh
pingsan.

Akhirnya John orgasme, dan menumpahkan banyak sperma ke atas wajah dan payudara
ciciku, sehingga wajah ciciku mandi sperma. Ia tertawa puas, "Hahaha... enak buanget ini
cewek...!" Kemudian anak buah John mengambil 4 buah gelas berukuran cukup besar,
mereka rupanya ingin mengumpulkan sperma mereka ke dalam gelas-gelas tersebut, entah
untuk tujuan apa. Perkosaan itu terus berlanjut dengan brutal, kini tangan ciciku diikat di atas
sebuah palang yang dapat diatur tingginya, lelaki yang mendapat giliran memperkosa ciciku
mengatur tinggi palang sehingga posisi liang kemaluan ciciku tepat berada di depan
kemaluannya, karena tubuh lelaki itu yang cukup tinggi, maka kaki ciciku tidak menyentuh
lantai dan terpaksa tergantung dengan tangan terikat ke atas, ciciku tersadar dan menangis
menahan perih pada tangannya, sementara lelaki itu mengangkat paha kanan ciciku dan mulai
memasukkan batang kemaluannya yang besar dan panjang ke dalam liang kemaluan ciciku,
dan mulailah ia mengocok ciciku tanpa ampun sambil tangan kanannya memegangi paha

TJAP-TJOEAN : tjap.tjoean@yahoo.com Page 9


Stensilan Tjap Tjoean 2000
ciciku agar tetap terangkat, tangan kirinya dengan buas meremas dan memijat kedua buah
dada ciciku bergantian, puting susu ciciku sesekali dicubit dengan keras, ciciku hanya dapat
merintih-rintih dengan lemah, setelah puas dengan posisi itu.

Kini ciciku diikat pada kakinya dan digantung dengan kepala di bawah. Dalam keadaan tubuh
ciciku yang terbalik itu, lelaki itu lalu memaksa ciciku menghisap-hisap batang kemaluannya
sementara ia memperkosa liang kemaluan ciciku menggunakan jari-jarinya, tidak puas
dengan hanya memasukkan jarinya, ia juga mengocok liang kemaluan ciciku menggunakan
botol kecap berukuran kecil, setelah itu ia mengikat tangan ciciku di belakang punggung,
ciciku dibaringkan di kasur yang telah disiapkan di lantai, lalu dengan buas tubuh telanjang
bulat ciciku itu diperkosa habis-habisan oleh lelaki itu hingga orgasme dan menyemprotkan
spermanya ke buah dada ciciku, lalu ia juga mengumpulkan spermanya ke dalam gelas-gelas
yang kosong tadi.

Tak terasa sudah 14 orang yang memperkosa ciciku dengan buas, sudah tiga gelas yang
penuh dengan sperma, ciciku telah pingsan berkali-kali, namun selalu disadarkan lagi dan
kembali diperkosa dengan luar biasa brutal. Aku merinding membayangkan masih ada 24
pria lagi yang menunggu giliran, ketika tiba-tiba pintu gudang terbuka dan masuk
bergerombolan 6 pemuda berandalan lain, ternyata mereka juga ingin mendapat bagian
memperkosa ciciku, John membagikan mereka nomor urut pada sebuah kertas, sehingga total
pria yang akan menyetubuhi ciciku berjumlah 44 orang!

Giliran berikutnya tiga lelaki sekaligus maju, ciciku yang bertelanjang bulat di kasur
dikerumuni oleh tiga lelaki yang masing-masing batang kemaluannya yang besar dan panjang
telah berdenyut-denyut melihat tubuh sempurna ciciku, lelaki pertama langsung
menancapkan batang kemaluannya ke kemaluan ciciku dan memompa keluar masuk dengan
brutal, lelaki kedua memompa mulut ciciku dengan batang kemaluannya, sementara lelaki
ketiga dengan rakus menyedot-nyedot kedua buah dada ciciku yang ranum bergantian kiri
dan kanan, seperti anak kecil yang sedang menyusu, sambil tangannya tak henti-hentinya
meremas-remas dan memuntir payudara ciciku. Mereka lalu saling berganti posisi,
mengalami perkosaan seperti ini, dimana kemaluan dan mulutnya dipompa serta harus
menyusui tiga lelaki, tak dapat dihindari kembali tubuh telanjang bulat ciciku mengejang-
ngejang tanda orgasme sementara dari mulut ciciku yang penuh dengan batang kemaluan
mengeluarkan suara lirih, "Ohhh..."

Setelah ketiga orang itu puas, berikutnya dua orang pria bertubuh besar maju bersamaan,
ciciku yang lemas diangkat pada ketiaknya oleh seorang pria hingga payudara ciciku tepat
berada di depan mulutnya, karena tingginya tubuh pria itu, kaki ciciku terangkat dari lantai,
dengan posisi itu pria tersebut menetek pada buah dada ciciku dengan ganas, pria satunya tak
mau ketinggalan, kedua bongkah pantat ciciku yang kenyal dan bundar diremas-remas
sementara mulut dan lidahnya mengaduk-aduk anus ciciku, sesekali tangannya mengusap-
ngusap paha dan punggung ciciku, bahkan beberapa kali dengan kasar ia menjambak rambut
ciciku sehingga kepala ciciku menengadah sambil buah dadanya tetap dihisap dan disedot
dengan buas, bahkan sesekali pentil susunya ditarik kuat dengan gigi.

Setelah puas dengan posisi itu, lalu tubuh telanjang bulat ciciku diapit oleh dua tubuh mereka
di atas kasur, lelaki yang di bawah memompa liang anus ciciku, sementara yang di atas
memperkosa liang kemaluan ciciku tanpa belas kasihan, ciciku megap-megap saat wajahnya
harus menempel pada dada pria yang besar dan berbulu itu, pemandangan mengenaskan itu
juga di shoot oleh salah seorang pemuda yang membawa kamera, "Hehe.. elo jangan macam-

TJAP-TJOEAN : tjap.tjoean@yahoo.com Page 10


Stensilan Tjap Tjoean 2000
macam, entar film yang kamu bintangin ini gua edarkan ke seluruh dunia, pasti jadi box
office! haha.." tawa John diikuti teman-temannya. Kedua pria yang memompa ciciku
kemudian berejakulasi hampir bersamaan, mereka kemudian menampung sperma mereka ke
dalam gelas.

Pemerkosa selanjutnya mengikat tangan ciciku ke belakang punggung walaupun ciciku sudah
tidak berdaya, lelaki ini adalah Anto, yang ikut memperkosa ciciku dua minggu lalu, ciciku
kemudian didudukkan pada sebuah kursi, sementara Anto berdiri di belakang ciciku sambil
tangannya bermain-main di atas buah dada ciciku dan meremas-remasnya dengan buas.
Kemudian pria itu berjongkok di depan ciciku dan menjilati bibir kemaluan ciciku dengan
rakus, ia juga memasukkan dua jarinya ke liang kewanitaan ciciku dan mengocok-ngocok
kemaluan ciciku itu tanpa ampun. Kegiatannya membuat kemaluan ciciku menjadi sangat
basah, barulah kemudian batang kemaluan Anto memompa ciciku dengan lancar, tampak
batang kemaluan itu basah berkilat oleh cairan kewanitaan ciciku. Ciciku terengah-engah
seolah kehabisan nafas, lalu Anto menindih ciciku di atas kasur, ia menyodok-nyodokkan
batang kemaluannya dengan buas hingga mengguncang-guncang tubuh ciciku yang telanjang
bulat, sesekali ia menghentikan aktifitasnya, namun secara refleks tubuh ciciku yang
terangsang hebat menggoyang-goyangkan pantatnya naik turun agar kemaluannya terus
dikocok oleh kemaluan Anto sambil mendesah dan terengah-engah, akhirnya Anto orgasme,
ia mencabut batang kemaluannya dan menyemburkan spermanya di dalam mulut ciciku yang
terpaksa harus menelan seluruh cairan kental itu.

Berikutnya seorang pria besar dengan batang kemaluan yang luar biasa besar dan panjang,
sekitar 27 cm menggantikan posisi Anto, dikarenakan batang kemaluannya yang sungguh
besar dan panjang, ia mengalami kesulitan memasukkan seluruhnya ke dalam liang kemaluan
ciciku, maka ia hanya memompa hingga setengah batang kemaluannya saja yang masuk,
namun gerakannya sangat cepat dan deras, batang kemaluan kuda itu membuat liang
kemaluan ciciku yang sempit harus terbuka lebar, namun dikarenakan liang kemaluan ciciku
telah sangat becek, batang kemaluan itu dapat masuk dan memompa dengan ganas.

Merasakan benda raksasa itu keluar masuk ke liang kemaluannya, ciciku mengejang-ngejang
dan seluruh tubuhnya menggelinjang, suaranya parau saat merintih panjang, "Akkhhh..."
setelah orgasme dengan hebat, tubuh telanjang bulat ciciku terkapar lemas lunglai sementara
kedua belah pahanya masih sesekali bergetar merasakan sisa-sisa kenikmatan. Namun pria
dengan kemaluan raksasa itu baru mulai, dengan kejam ia memaksakan batang kemaluannya
masuk amblas seluruhnya ke dalam liang rahim ciciku, "Arrggghhh!" ciciku terbelalak dan
melengking kuat merasakan sakit yang luar biasa, batang kemaluan pria itu adalah benda
terbesar dan terpanjang yang pernah masuk ke liang kemaluannya, namun pria itu tidak
mengenal kasihan dan dengan brutal terus memompa batang kejantanannya keluar masuk,
testisnya yang besar juga menampar-nampar selangkangan ciciku, ciciku menangis sekuatnya
dan menjerit-jerit dengan sisa tenaganya, tubuhnya terus terguncang hebat setiap kali batang
kemaluan raksasa itu memasuki liang kemaluannya, "Hehe.. enakkan, heh? elo harus
bersyukur karena kontol gue ini belum nembus sampai mulut elo! hahaha.." pria itu terus
memperkosa sambil mengejek, tangannya yang besar meremas gumpalan buah dada ciciku,
tak berapa lama ciciku terkulai pingsan tak sanggup menahan pemerkosa yang sungguh brutal
itu. Saat ejakulasi pria itu menyemburkan sperma yang sangat banyak membasahi wajah,
buah dada hingga perut ciciku, ia lalu mengelap spermanya ke wajah dan seluruh permukaan
tubuh ciciku yang terlentang tak berdaya.

Berikutnya giliran dua orang pria, mereka membawa dua buah ember besar berisi air, lalu

TJAP-TJOEAN : tjap.tjoean@yahoo.com Page 11


Stensilan Tjap Tjoean 2000
disiramkan seember air ke sekujur tubuh ciciku yang pingsan, ciciku tersadar sambil megap-
megap, kemudian mereka memaksa ciciku menungging dengan bertumpu pada sebuah meja,
ember berisi air itupun diletakkan di atas meja tersebut, kemudian mulailah salah satu pria itu
memompa ciciku dari belakang sambil meremas-remas bongkahan pantat ciciku yang kenyal,
pria satunya menyiksa ciciku dengan membenamkan kepala ciciku ke ember berisi air
berkali-kali sehingga ciciku nyaris kehabisan nafas, setelah puas menyiksa ciciku dengan cara
itu, ia kembali menyiram tubuh telanjang bulat ciciku dengan sisa air yang tersisa, "Supaya
mulus lagi, nggak lengket-lengket sama peju elu orang!" katanya sambil tertawa.

Ciciku terus dipompa dengan ganas hingga buah dadanya yang tergantung indah bergoyang-
goyang, pria yang menyiksa ciciku menjambak rambut ciciku agar wajah ciciku menengadah,
dengan demikian buah dada ciciku yang terlempar-lempar terlihat jelas, kawanan bajingan itu
memberi semangat temannya agar memompa lebih keras karena mereka menikmati goyangan
payudara ciciku tersebut, sambil menjambak rambut ciciku dengan tangan kiri, tangan kanan
pria itu tak tinggal diam, ia meremas-remas dan sesekali membetot-betot buah dada montok
ciciku itu bagaikan memeras susu sapi, sehingga ciciku mengerang kesakitan, kemudian pria
itu duduk di atas meja dan memasukkan batang kemaluannya yang besar dan panjang ke
mulut ciciku, sambil menggerak-gerakkan kepala ciciku maju mundur sehingga batang
kemaluannya mengocok-ngocok mulut mungil ciciku yang dipaksa menganga mulutnya
selebar-lebarnya hingga pria itu berejakulasi di dalam mulut ciciku.

Kemudian ciciku dibaringkan tengkurap di atas kasur, dengan kejam pria yang tadi menyiram
ciciku memperkosa anus ciciku, sementara pria satunya memaksa ciciku mengulum batang
kemaluannya, hingga akhirnya mereka berdua ejakulasi dan menyemprotkannya ke wajah,
punggung, dan pantat ciciku, sebagian mereka tumpahkan di dalam gelas.

Pria berikutnya juga memperkosa ciciku dengan kejam, ia menutup kepala ciciku dengan
kantung plastik transparan lalu menyodok ciciku dari belakang dengan brutal, tampak ciciku
tersedak-sedak kehabisan nafas, untunglah sebelum ciciku lebih menderita pria itu telah
ejakulasi, ia menyemprotkan spermanya di lantai kemudian menarik lepas plastik yang
menutupi kepala ciciku, ciciku lalu dipaksa menjilati dan menelan sperma di lantai hingga
bersih.

Empat gelas yang berisi sperma itu telah penuh, ciciku dipaksa meminum satu gelas sampai
habis, gelas kedua digunakan untuk keramas dengan menumpahkannya ke atas rambut ciciku,
kemudian paha ciciku dipaksa membuka selebar-lebarnya hingga tampak liang kemaluan
ciciku yang seperti gua kecil, perlahan-lahan sperma pada gelas ketiga ditumpahkan ke dalam
liang rahim ciciku hingga habis, hal ini dilakukan perlahan sambil mengocok-ngocok liang
senggama ciciku agar sperma tersebut masuk seluruhnya, sperma pada gelas terakhir
dioleskan ke setiap senti dari tubuh ciciku yang telanjang bulat hingga merata, mereka lalu
melepaskanku dan menyuruhku untuk menciumi seluruh tubuh ciciku, kulakukan itu dengan
perasaan campur aduk. Tubuh ciciku lengket-lengket oleh sperma hingga tidak ada lagi
bagian tubuhnya yang dapat diusap dengan mulus, biarpun demikian batang kemaluanku
menegang dengan keras, lalu mereka menyuruhku untuk memperkosa ciciku dan
menumpahkan spermaku ke dalam liang senggama ciciku.

Ciciku terus diperkosa nonstop hingga digarap oleh peserta terakhir, ia tak dapat bangun lagi
saat pria terakhir selesai memompanya dengan ganas, kekejaman mereka yang terakhir
adalah menggantung kami berdua dengan tangan terikat ke atas, lalu kemaluan ciciku
disumpal dengan lilin besar, mereka tertawa-tawa melihat lilin yang menyumbat kemaluan

TJAP-TJOEAN : tjap.tjoean@yahoo.com Page 12


Stensilan Tjap Tjoean 2000
ciciku itu, "Sekarang elo berdua punya titit! hahaha.. malah yang punya cewek lebih
panjang!"

Kemudian dalam keadaan tergantung dan lilin yang masih menyumbat kemaluan ciciku, kami
dicambuk dengan sabuk kulit, mereka memecut seluruh tubuhku, sedangkan ciciku hanya
dipecut di bagian punggung dan pantat, "Susu elo sayang kalo dicambuk, kan besok-besok
kita masih mau netek!" kata mereka pada ciciku sambil tertawa-tawa.

Setelah itu mereka melepaskan kami, dan sebelum memasukkan kami ke dalam bagasi mobil,
mereka kembali mengencingi kami beramai-ramai. Dengan mobil itu kami dibawa kembali
ke rumah kontrakan, saat itu hari telah menjelang subuh dan sedang hujan lebat, mereka
menurunkan kami dalam jarak 100 meter dari rumah dan menyuruh kami berjalan ke rumah
dalam keadaan telanjang bulat, terpaksa aku menggendong ciciku yang sudah sangat lemah
dan telanjang bulat ditengah-tengah hujan, diiringi tawa mengejek mereka dari belakang,
sebelum mereka pergi, sayup-sayup masih kudengar teriakan mereka kepadaku, "Ini belum
selesai kawan! lain kali kakak elo itu bakal ngerasain yang jauh lebih eennaakk lagi! Suruh
dia nyiapin memeknya buat nampung lebih banyak kontol! haha.. hahaha..." dan mobil itu
melaju menjauh, aku berharap kali ini adalah terakhir kali kami berurusan dengan mereka.
Namun entah mengapa aku memiliki perasaan buruk, bahwa mereka terus membayangi kami,
khususnya ciciku, dan akan kembali suatu waktu.

TAMAT

TJAP-TJOEAN : tjap.tjoean@yahoo.com Page 13

Anda mungkin juga menyukai