Anda di halaman 1dari 3

http://myosc.blogspot.

com/

Bekal Ke Kebun Ayah

Seperti biasanya aku mengantar makanan untuk ayah yang pekerjaan kesehariannya sebagai petani
dengan berkebun karet, berladang dan bartani padi.

Aku anak bungsu dari empat bersaudara. Beda usiaku dengan kakakku di atasku ada 7 tahun. Ketiga
kakakku ada laki-laki. Aku satu-satunya anak perempuan. Aku sangat dimanja oleh Emak, kakak-
kakakku terlebih ayahku. Sejak kecil, aku sudah duduk di pangkuan ayahku, bahkan setelah aku SMP
dan SMU.

Tiga bulan lalu, aku menikah dalam usia 18 tahun sebulan setamat SMU. Suamiku tinggal bersama
kami, karena kakakku semua usdah menikah dan punya rumah sendiri di desa kami. Janjiku dengan
suamiku, aku mau menikah, asal tetap tinggalbersama ayahku. Suamiku bekerja sebagai supir truk.
Dia dua kali seminggu pulang ke rumah.

Kusandarkan sepedaku pada tiang gubuk di kebun itu. Sepi. Hanya pakaian ayah tergantung di
dinding gubuk. Pasti ayah berada di kolam di ujung kabun, pikirku. Setelah meletakkan rantang, aku
menuju kolam.

Ayahku keluar dari kolam dengan basah. Celana pendek terbuat dari kain putih jauh di atas lutut juga
basah. Amboiii... aku melihat kontol ayahku membayang jelas di balik celana pendeknya yang basah.
Aku langsung bernafsu. Tapi...

Ayahku tinggi dengan otot-otot tubuhnya yang kuat. Kulihat jelas kontol ayah yang panjang dan besar,
hitam dan berurat. Bagaimana kalau kontol ayah hidup, dalam pikirku.

Aku teringat, terutama setelah aku SMP, aku selalu naik ke pangkuan ayahku. Tak lama aku duduk,
aku merasakan ada yang mencolek-colek pantat dan memeku. Ayah jika di rumah dan sore atau
malam hari hanya memakai sarung saja. Aku sangat senang, kalau ada benda yang seperti
mencolek-colek memek dan pantatku. Jika benda itu semakin keras dan colekannya semakin keras,
serta ayahku memelukku dengan kuat, aku merasa senang sekali.

Biasanya aku juga memeluk ayah dan menyandarkan kepalaku di dada ayah. Jika kakak-kakakku dan
ibuku melihat kemanjaanku, mereka slealu mengejekku dan aku diam saja. Lama kelamaan pelukan
ayahku meregang dan aku disuruhnya turun. Setelah aku menikah, aku baru mengetahui dan sadar,
kalau yang mencolek-colek memeku saat dipangkuan ayah, adalah kontolnya dan aku merasa
senang. Hanya itu.

"Kita ke gubuk. Sudah bawa makanan, kan nDuk?" kata ayah.

Aku menganguk. Tapi memekkku terasa seperti basah. Kami ke gubuk. Ayah duduk di lantai gubuk
kami dan aku langsung ke perigi di belakang gubuk melihat memekku yang basah. Di hatiku, aku ingin
disetubuhi ayah. Melihat kontol ayah yang mati saja begitu panjang dan besar, bagaimana kalau
hidup. Pasti mengasikkan. Itu yang ada dalam otakku.

Kuselipkan celana dlamku di pohon perdu. Aku menemui ayah di gubuk. Ayah masih merokok. Siang
itu sepi sekali. Hanya ada suara burung bersiul-ciul dan mencicit di pohon karet, menambah suasana
semakin sunyi. Aku menaiki pangkuan ayah. Kedua kaki ayah (seperti biasanya) aku naik ke
pahanya. Pasti ayah merasakan kalau bulu memekku menyentuh kedua pahanya. Aku merasa
memekku di atas kontol ayah, walau masih dilapisi oleh celana pendek tipisnya.

http://myosc.blogspot.com/
http://myosc.blogspot.com/

"Kamu sudah menikah tapi masih manja, nDuk" kata ayah.

AKu diam saja. Kupeluk ayahku. Terasa olehku benda yang selama ini mencolek-colek memekku
mengeras. Dengan cepat kuturunkan celana ayah yang berkaret. Segera kutuntun kontol ayah. Benar.
Kontol ayah besar sekali. Hitam, panjang dan berurat. Kontol itu sudah menyentuh lubang memekku.
Aku menekan tubuhku agar kontol ayah segera masuk. Seperti baut dan mur, kontol ayah pas sekali
dalam lubang memekku. Seperti tiada yang longgar. Memekku yang sudah basah menelan kontol
ayahku. Terasa sangat hangat sekali.

Ayah diam saja. Dibuangnya puntuk rokoknya yang belum habis. Kutarik dan kucucukkan memekku
ke kontol ayahku.

"Paaakkk!" desahku.

Ayahku diam saja. Dia hanya mengelus-elus punggungku dan sebelah lagi mengelus tengkukku.
Kupeluk tengkuk ayahku dengan kedua tanganku.

"Paaakkk..." desisku lagi. Ayah tetap diam.

Tangan ayahku membelai-bnelai pantatku. Leherku diciumnya. Aku merasa senang sekali dan nikmat.
Kini ayah mulai memegang keda pantatku dengan kedua tangannya. Ayah memaju-mundurkan
pantatku. AKu semakin senang, karean kontol ayah mulai cepat maju-mundur dalam memekku.

"Paaaakkkkk..." desisku.

Ayah tetap diam, hanya tangannya yang kekar saja yang semakin memaju mundurkan pantatku,
sampai akhirnya ayah memelukku kuat-kuat dan menakan pantatku maju ke depan, hinga ujung
kontol ayah terasa menghunjam-hunjuam paling dala di memekku. Aku merasa sesuatu yang panas
menyemprot-nyemprot di dalam rahimku.

Ayah memelukku kuat sekali demikian juga aku. Tak lama, kontol ayah keluar dari memekku. Aku
diturunkannya dari pangkuannya setelah mencium pipiku. Ayah ke perigi untuk cebok, kemudian aku
ikuti. Kami pun makan bersama di gubuk itu.

Usai makan, ayah mengajakku ke kolam agar aku mencuci rantang dan piring. Sisa nasi biar dimakan
oleh ikan-ikan. Aku m encuci rantang dan piring. Kemudian aku ke bawah pohon rindang di tepui
kolam dan merebahkan tubuhku pada bangku yang terbuat dari empat buah bambu yang diikat,
sepanjang dua meter. Ayah melanjutkan pekerjaannya menutupi lubang-lubang kolam, agar air tetap
tingi dan ikan tak keluar. Aku pun tertidur.

Aku merasa nimat sekali. Tiba-tiba aku terbangun. Ternyata, tetekku yang tidak seberapa besar,
dalam isapan bibir ayahku dan memekku dibelai-belai.

"Paaaak..." desahku sembari menutup kembali mataku.

Lidah ayah jongkok di tanah dan aku masih tertidur di bangku-bangku bambu. Lidah ayah sudah
menjilati memekku. AKu benar-benar merasakan nikmat luar biasa. Tak sampai hati rasanya
membiarkan ayah menjilati memekku. Tapi nikmat yang luar biasa itu membuatr aku tak kuasa
melarang ayah. Itilku dijilat terus, sampai aku mengelinjang.

"Paaaaaakkkkkk....." desahku.

http://myosc.blogspot.com/
http://myosc.blogspot.com/

Ayah melepas jilatannya. Ayah sudah duduk di bangku mengangkangi ke empat bambu itu, dan
kedua kakiku sudah mengangkangi kedua kaki ayah. Kedau kakiku berada di atas kedua paha
ayahku. Perlahan ayah menempelkan ujung kontolnya ke lubang memekku. Ayah menekan kontolnya
di memekku yang basa dan licin. Ah... luar biasa nikmatnya. Setelah kontol ayah penuh dalam
memekku, kuulurkan kedua tanganku ke ayahku.
"Aku dipangku paaaakkk..." kataku.

Ayahku cepat menarik kedua tanganku dan melingkarkannya ke tengkuknya. AKu berada dalam
pangkuan ayah. Aku memeluk pinggang ayah dengan kedua kakiku. Ayah mulai menaikkan braku
dan tetekku dielus-elusnya. Dan... ah nimat sekali, saat bibir ayah mengisapisap tetekku dan sebelah
tangannya membelai-belai punggungku. Begitu indahnya terasa dunia. Aku sudah tidak sungkan lagi.
Kuliuk-liukkan pingulku di atas kontol ayahku. Aku memeluk tengkuknya, saat ayahku suda menjilati
leherku.

"Paaaakkk... enaaak.... pak..." kataku.

L:agi-lagi ayahku hanya diam dan memelukku sembari terus menjilati leherku. Sebelah tangannya
menekan kuat-kuat pantatku agar kontolnya tertelan habis di lubang memekku. AKu senang sekali,
saat ujung kontol ayahku berada di ujung paling jauh di dalam memekku. Pantatku diputar-putar ayah,
hinga unjung kontolnya memutar-mutar di dalam ujung memekku.

"Paaakkkk..." desisku merasa nimmat luar biasa.

Ayah memelukku kuat sekali dan cairan kental itu lepas beberapa kali di dalam memekku. Aku
menggigit leher ayah dan memeluknya kuat, karea aku juga benar-benar puas. Kami terus berpelukan
sampai kontol ayah melemas dan lepas dari memekku.

Hari sudah mahgrib, saat aku dan ayah cebok pakai air kolam. Kami kembali ke gubuk. AKu ke poho
perdu mengambil celana dalamku yang tersangkut di sana da memakainya. Ayah memakai celan
panjangnya. Aku dibonceng ayah pulang ke rumah. Dalam perjalanan kami diam tak bersuara.

Di rumah setelah ayah mandi dan berpasasan denganku, ayah hanya tersenyum manis dan kubalas
senyuman manisnya itu. Kami di meja makan, makan bertiga dengan ibu dan ayah menceritakan
pada ibu, bagaimaa aku membantunya membersihkan kolam. Ayah meminta kepad ibu, agar besok
sejak pukul 10 aku sudah ada di kebun karet mengantarkan nasi agar aku bis aikut membantunya. Ibu
setuju. Ayah senang dan aku pun gembira, karean besok, pukul 10.00 pagi aku sudah bersama ayah
di kebun karet

http://myosc.blogspot.com/

Anda mungkin juga menyukai