Anda di halaman 1dari 10

http://dardiantoro.multiply.

com/journal/item/25/pre-eklamsi_dan_eklamsi
Hari ini saya coba menjenguk keluarga Hendry, bayi mereka yang cantik masih berada di
inkubator dengan dukungan alat2 dan pantauan yang terus menerus. Saya coba
menanyakan penyebabnya dan mendapat penjelasan bahwa kasus ini bernama eklamsi.
Apa itu ekalmsi? eklamsi adalah kejang akibat pre-eklamsi, tindakan yang mungkin
dilakukan adalah meyelamatkan ibu dan bayinya, biasanya bayi yang lahir dengan kasus
ini akan lahir dengan berat badan rendah atau kurang gizi.
Pre-eklamsi dijelaskan oleh sebuah teori yang dikeluarkan oleh Dr Haig "pre-eklamsi
adalah bentuk ekstrem dari strategi yang umum digunakan oleh semua janin. Dalam hal
ini, janin meningkatkan tekanan darah si ibu untuk mendorong lebih banyak darah ke
arah plasenta yang umumnya bertekanan rendah.
Dalam hal ini, pre-eklamsi berkaitan erat dengan jumlah substansi yang diinjeksikan
janin ke aliran darah si ibu. Karena itu, pre-eklamsi baru terjadi jika si janin terlalu
banyak menginjeksikan substansi ke aliran darah si ibu.
Mengapa si janin melakukan hal itu, Dr Haig mengatakan, si janin terpaksa melakukan
hal itu, kemungkinan karena kesulitan mendapatkan makanan. Dengan kata lain,
makanan si janin kurang tercukupi."
Teori ini dilengkapi oleh "Teori Dr Haig menarik perhatian Dr Ananth Karumanchi dan
para koleganya dari Sekolah Medis Harvard. Mereka berhasil membuktikan kebenaran
teori Dr Haig. Karumanchi dan kolega menemukan penyebab pre-eklamsi. Dikatakan,
pre-eklamsi terjadi ketika si ibu terlalu banyak mendapatkan asupan protein sangat
tinggi yang disebut (mudah larut) fms (sfms) seperti tirosin kinase 1 atau sFlt1 atau yang
sejenis itu.
Teori itu dibuktikan pula melalui laboratorium lain yang berakhir dengan kesimpulan
membenarkan. Dalam penelitian lebih lanjut, Karumanchi mengindikasikan bahwa
protein sangat tinggi itu berpengaruh pada kemampuan si ibu dalam memperbaiki
kerusakan-kerusakan kecil di pembuluh darahnya.
Seiring dengan semakin banyaknya kerusakan pembuluh darah, tekanan darah pun
meningkat. Seperti dugaan Dr Haig, protein tinggi itu diproduksi oleh janin, bukan si
ibu."
Bagaimana tanda-tanda yang harus diwaspadai untuk mencegah hal ini, Setiap wanita
hamil yang mempunyai tekanan darah 140/90, akan mengalami edema (bengkak) pada
wajah dan tangan. Albuminuri plus 1 atau lebih, atau yang tekanan darahnya naik 30 mm
Hgsystolic dan 15 mm Hg diastolicbisa diangap preeklamsi. Pasien yang memiliki
tekanan darah 150/110 dengan edema yang jelas, atau albuminuri dapat dikatakan
mengalami preeklamsi berat.

Pengobatan yang ditujukan untuk menyelamatkan ibu dan si jabang bayi, yaitu dengan
rawat jalan, dan istirahat yang cukup, serta dengan pemeriksaan rutin dokter setiap dua
hari sekali. Jika kondisinya membaik, kehamilan dapat diteruskan sampai mendekati
term. Sesudah minggu ke 34 dan 35, kebanyakan pasien dengan preeklamsi harus segera
melahirkan.
Sedangkan datangnya eklamsi biasanya di dahului oleh timbulnya gejala kaburnya
penglihatan, kebingungan, nyeri, pendarahan, dan observasi denyut nadi janin.
Untuk pencegahan terjadinya kasus ini seringlah mengontrol kehamilan dan hal-hal yang
diperiksa adalah : tekanan darah, pengukuran berat badan, pemeriksaan urine,
pemeriksaan fisik, menanyakan keluhan dsb
Dan yang terakhir adalah doa ...semoga ibu dan bayi diberikan kekuatan menghadapi
cobaan ini.
sumber:
kaltimpos
kompas
medicastore.com
Tag: eklamsi

http://3rr0rists.net/medical/pre-eklamsi.html

Pengertian
Pre eklampsia adalah kumpulan gejala yang timbul pada ibu hamil, bersalin dan dalam
masa nifas yang terdiri dari trias : hipertensi, proteinuri, dan edema.
Etiologi
Pre-eklamsi dijelaskan oleh sebuah teori yang dikeluarkan oleh Dr Haig pre-eklamsi
adalah bentuk ekstrem dari strategi yang umum digunakan oleh semua janin. Dalam hal
ini, janin meningkatkan tekanan darah si ibu untuk mendorong lebih banyak darah ke
arah plasenta yang umumnya bertekanan rendah.
Dalam hal ini, pre-eklamsi berkaitan erat dengan jumlah substansi yang diinjeksikan
janin ke aliran darah si ibu. Karena itu, pre-eklamsi baru terjadi jika si janin terlalu
banyak menginjeksikan substansi ke aliran darah si ibu.
Mengapa si janin melakukan hal itu, Dr Haig mengatakan, si janin terpaksa melakukan
hal itu, kemungkinan karena kesulitan mendapatkan makanan. Dengan kata lain,
makanan si janin kurang tercukupi.
Teori ini dilengkapi oleh Teori Dr Haig menarik perhatian Dr Ananth Karumanchi dan
para koleganya dari Sekolah Medis Harvard. Mereka berhasil membuktikan kebenaran
teori Dr Haig. Karumanchi dan kolega menemukan penyebab pre-eklamsi. Dikatakan,
pre-eklamsi terjadi ketika si ibu terlalu banyak mendapatkan asupan protein sangat tinggi
yang disebut (mudah larut) fms (sfms) seperti tirosin kinase 1 atau sFlt1 atau yang sejenis
itu.
Teori itu dibuktikan pula melalui laboratorium lain yang berakhir dengan kesimpulan
membenarkan. Dalam penelitian lebih lanjut, Karumanchi mengindikasikan bahwa
protein sangat tinggi itu berpengaruh pada kemampuan si ibu dalam memperbaiki
kerusakan-kerusakan kecil di pembuluh darahnya.
Seiring dengan semakin banyaknya kerusakan pembuluh darah, tekanan darah pun
meningkat. Seperti dugaan Dr Haig, protein tinggi itu diproduksi oleh janin, bukan si
ibu.
Klasifikasi
Pre Eklamsi dibagi menjadi 2 golongan, yaitu:
(1) Pre-eklamsi ringan, bila disertai keadaan sebagai berikut:

(a) Tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih yang diukur pada posisi berbaring
terlentang; atau kenaikan diastolik 15 mmHg atau lebih; atau kenaikan sistolik 30 mmHg
atau lebih. Cara pengukuran sekurang-kurangnya pada 2 kali pemeriksaan dengan jarak
periksa 1 jam, sebaiknya 6 jam.
(b) Edema umum, kaki, jari tangan, dan muka; atau kenaikan beratbadan 1 kg atau lebih
per minggu.
(c) Proteinuria kwantitatif 0,3 gr atau lebih per liter; kwalitatif 1 + atau 2 + pada urin
kateter atau midstream.
(2) Pre-eklamsi berat, bila disertai keadaan sebagai berikut:
(a) Tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih.
(b) Proteinuria 5 gr atau lebih per liter.
(c) Oliguria, yaitu jumlah urin kurang dari 500 cc per 24 jam.
(d) Adanya gangguan serebral, gangguan visus, dan rasa nyeri di epigastrium.
(e) Terdapat edema paru dan sianosis.
Frekuensi
Ada yang melaporkan angka kejadian sebanyak 6% dari seluruh kehamilan, dan 12%
pada kehamilan primigravida. Menurut beberapa penulis lain frekuensi dilaporkan sekitar
3-10%. Lebih banyak dijumpai pada primigravida daripada multigravida, terutama primigravida usia muda. Faktor-faktor predisposisi untuk terjadinya pre-eklamsi adalah
molaludatidosa, diabetes melitus, kehamilan ganda, hidrops fetalis, obesitas, dan umur
yang lebih dari 35 tahun.
Manifestasi klinik
Biasanya tanda-tanda pre eklampsia timbul dalam urutan : pertambahan berat badan yang
berlebihan, diikuti edema, hipertensi, dan akhirnya proteinuria. Pada pre eklampsia
ringan tidak ditemukan gejala gejala subyektif. Pada pre eklampsia berat didapatkan
sakit kepala di daerah prontal, diplopia, penglihatan kabur, nyeri di daerah epigastrium,
mual atau muntah. Gejala gejala ini sering ditemukan pada pre eklampsia yang
meningkat dan merupakan petunjuk bahwa eklampsia akan timbul.
Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan:
(1) Gambaran klinik: pertambahan berat badan yang berlebihan, edema, hipertensi, dan
timbul proteinuria.

Gejala subjektif: sakit kepala di daerah frontal, nyeri epigastrium; gangguan visus:
penglihatan kabur, skotoma, diplopia; mual dan muntah. Gangguan serebral lainnya:
oyong, refleks meningkat, dan tidak tenang.
(2) Pemeriksaan: tekanan darah tinggi, refleks meningkat, dan proteinuria pada
pemeriksaan laboratorium.
Penatalaksanaan
(a) Pencegahan

Pemeriksaan antenatal yang teratur dan bermutu serta teliti, mengenali tandatanda sedini mungkin (pre-eklamsi ringan), lalu diberikan pengobatan yang cukup
supaya penyakit tidak menjadi lebih berat.
Harus selalu waspada terhadap kemungkinan terjadinya pre-eklamsi kalau ada
faktor-faktor predisposisi.
Berikan penerangan tentang manfaat istirahat dan tidur, ketenangan, serta
pentingnya mengatur diit rendah garam, lemak, serta karbohidrat dan tinggi
protein, juga menjaga kenaikan berat badan yang berlebihan.

(b) Penanganan
Tujuan utama penanganan adalah:

Untuk mencegah terjadinya pre-eklamsi dan eklamsi


Hendaknya janin lahir hidup
Trauma pada janin seminimal mungkin.

Pre-eklamsi ringan
Pengobatan hanya bersifat simtomatis dan selain rawat inap, maka penderita dapat
dirawat jalan dengan skema periksa ulang yang lebih sering, misalnya 2 kali seminggu.
Penanganan pada penderita rawat jalan atau rawat inap adalah dengan istirahat di tempat
tidur, diit rendah garam, dan berikan obat-obatan seperti Valium tablet 5 mg dosis 3 kali
sehari atau fenobarbital tablet 30 mg dengan dosis 3 kali 1 sehari. Diuretika dan obat
antihipertensi tidak dianjurkan, karena obat ini tidak begitu bermafaat, bahkan bisa
menutupi tanda dan gejala pre-eklamsi berat. Dengan cara di atas biasanya pre-eklamsi
ringan jadi tenang dan hilang, ibu hamil dapat dipulangkan dan diperiksa ulang lebih
sering dari biasa. Bila gejala masih menetap, penderita tetap dirawat inap. Monitor
keadaan janin: kadar estriol urin, lakukan amnioskopi, dan ultrasografi, dan sebagainya.
Bila keadaan mengizinkan, barulah dilakukan induksi partus pada usia kehamilan minggu
37 keatas.
Jika kehamilan <37 minggu, clan tidak ada tanda-tanda perbaikan, lakukan penilaian 2
kali seminggu secara rawat jalan:

Pantau tekanan darah, proteinuria, refleks, dan kondisi janin


Lebih banyak istirahat
Diet biasa.
Tidak perlu diberi obat-obatan
Jika rawat jalan tidak mungkin, rawat di rumah sakit:

diet biasa

pantau tekanan darah 2 x sehari, proteinuria 1 x sehari

tidak perlu obat-obatan

tidak perlu diuretik, kecuali jika terdapat edema paru, dekompensasi kordis atau
gagal ginjal akut
-

jika tekanan diastolik turun sampai normal pasien dapat dipulangkan:

nasehatkan untuk istirahat dan perhatikan tanda-tanda preeklampsia berat


kontrol 2 kali seminggu
jika tekanan diastolik naik lagi > rawat kembali;
jika tidak ada tanda-tanda perbaikan -> tetap dirawat;

jika terdapat tanda-tanda pertumbuhan janin terhambat, pertimbangkan terminasi


kehamilan;
-

jika proteinuria meningkat, tangani sebagai preeklampsia berat.

Jika kehamilan > 37 minggu, pertimbangkan terminasi:

Jika serviks matang, lakukan induksi dengan oksitosin 5 IU dalam 500 ml


dekstrose IV 10 tetes/menit atau dengan prostaglandin
Jika serviks belum matang, berikan prostaglandin, misoprostil atau kateter Foley
atauterminasi dengan secsio cesarea

Antihipertensi:

Obat pilihan adalah hidralazin, yang diberikan 5 mg IV pelan-pelan selama 5


menit sampai tekanan darah turun
Jika perlu, pemberian hidralazin dapat diulang setiap jam, atau 12,5 mg IM setiap
2 jam
Jika hidralazin tidak tersedia dapat diberikan

Nifedipin 5 mg sublingual. Jika respon tidak baik setelah 10 menit, beri tambahan 5
mg sublingual

Labetolol 10 mg IV, yang jika respon tidak baik setelah 10 menit, diberikan lagi
labetolol 20 mg IV.
Obat hipertensi yang dapat digunakan pada pre eklamsi:
-

Metildopa dengan dosis 3 x 125 mg/hari sampai 3 x 500 mg/hari

Klonidin dengan dosis 3 x 0,1 mg/hari

Pindolol dengan dosis 1 x 5 mg/hari sampai 3 x 10 mg/hari.

Prazosin dengan dosis 3 x 1mg/hari sampai 3 x 5 mg/hari

Hidralazin dengan dosis 4 x 25 mg/hari

Nefedipin dengan dosis 3 x 10 mg/hari

http://tokoonlin-e.com/preeklamsia-bidan-kebidanan-toko-online/

Pengertian
- Pre.eklamsia adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, udema dan
proteinuria yang timbul karena kehamilan. (Buku kebidanan, Sarwono)
- Pre.eklamsia adalah penyakit pada wanita hamil dengan gejala kejang pada
kehamilan (google)
- Pre.eklamsia adalah penyakit pada saat kehamilan yang disebabkan hipertensi
yang tinggi (google)
* Etiologi
Etiologi penyakit ini sampai sekarang belum diketahui dengan pasti banyak
teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli yang mencoba menerangkan
penyebabnya. Oleh karena itu disebut Penyakit Teori namun belum ada yang
memberikan jawaban yang memuaskan. Teori yang dipakai sekarang sebagai
penyebab pre.eklamsia adalah teori Iskemia Plasenta Namun teori ini belum
dapat menerangkan semua hal tentang penyakit ini.

* Patofisiologi
Pada pre.eklamsia terjadi spasme pembuluh darah disertai dengan retensi
garam pada air. Pada biopis tunggal ditemukan spasme hebat anteriologi
glomerulus pada beberapa kasus, lumen arteriola sedemikian sempitnya
sehingga hanya dapat dilalui oleh satu sel darah merah jadi jika semua arteriola
dalam tubuh mengalami spasme maka tekanan darah akan naik sebagai usaha
mengatasi kenaikan tekanan perifer agar oksigenasi jaringan dapat dipenuhi.
Sedangkan kenaikan berat badan dan udema yang disebabkan oleh penimbunan
air yang berlebihan dalam ruangan interstisial belum diketahui sebabnya
mungkin karena retensi air dengan garam proteinuria disebabkan oleh spasme
arteriola sehingga terjadi perubahan pada glomerulus.
Perubahan-perubahan pada organ
- Otot
- Plasenta dan rahim
- Ginjal
- Paru-paru
- Mata
- Keseimbangan air dan elektrolit
* Gambaran Klinik
Biasanya tanda-tanda pre.eklamsia timbul dalam urutan :
Pertambahan berat badan yang berlebihan diikuti oedema, hipertensi dam
akhirnya proteinuria. Pada pre.eklamsia ringan ditemukan gejala-gejala
subyektif. Pada pre.eklamsia berat didapatkan sakit kepala di daerah prontal,
skotoma, diplopsia, penglihatan kabur, nyeri di daerah epigastrum, mual atau
muntah-muntah. Gejala-gejala ini sering ditemukan pada pre.eklamsia yang
meningkat dan merupakan petunjuk bahwa eklamsi akan timbul. Tekanan
darah pun meningkat lebih tinggi, udema menjadi lebih umum dan proteinuria
bertambah.
* Diagnosis
Diagnosis dini harus diutamakan bila diinginkan angka morbiditas dan
mortalitas rendah bagi ibu dan anaknya walaupun terjadinya pre.eklamsia

sukar dicegah. Namun pre.eklamsia berat dan eklamsia ringan biasanya dapat
dihindarkan dengan mengenal secara dini penyakit itu dan dengan penanganan
secara tepat.
Pada umumnya diagnosis pre.eklamsia didasarkan atas adanya 2 dari tanda
utama : hipertensi, udema, dan proteinuria. Hal ini memang berguna untuk
kepentingan statistik tetapi dapat merugikan penderita karena tiap tanda dapat
merupakan bahaya meskipun ditemukan tersendiri . Adanya satu tanda harus
menimbulkan kewaspadaan . Apalagi cepatnya penyakit tersebut tidak dapar
diramalkan dan bila eklamsi terjadi maka diagnosis bagi ibu maupun janin
menjadi jauh lebih buruk oleh karena itu harus ditangani dengan sungguhsungguh.
Diagnosis diferensial anatara pre.eklamsi dengan hipertensi menahun atau
penyakit ginjal tidak jarang menimbulkan kesukaan . Pada hipertensi menahun
atau penyakit ginjal tidak jarang menimbulkan kesukaan . Pada hipertensi
menahun adanya tekanan darah yang meninggi sebelum hamil pada kehamilan
muda atau 6 post partum akan sangat berguna untuk membuat diagnosis.
Penatalaksanaan
a. Pencegahan
- Pemeriksaan antenatal yang teratur dan bermutu serta teliti, mengenali
tanda-tanda sedini mungkin (Pre.eklamsi ringan ) lalu diberikan
pengobatan yang cukup supaya penyakit tidak menjadi lebih berat .
- Harus selalu waspada terhadap kemungkinan terjadinya pre-eklamsia
kalau ada faktor-faktor predisposisi.
- Berikan penerangan tentang manfaat istirahat dan tidur / ketenangan ,
serta pentingnya mengatur diit rendah rendah garam, lemak, serta
karbohidrat yang tinggi protein juga menjaga kenaikan berat badan yang
berlebihan.
6. Penanganan
Tujuan
1. Untuk mencegah terjadinya pre.eklamsi dan eklamsi
2. Hendaknya janin lahir hidup

3. Trauma pada janin seminimal mungkin

Anda mungkin juga menyukai