PENDAHULUAN
1
Latar belakang
Barit merupakan sumberdaya alam yang proses pembentukannya memerlukan waktu jutaan
tahun dan sifat utamanya tidak terbarukan . Mineral dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku dalam
industry /produksi . Dalam hal demikian mineral lebih dikenal sebagai bahan galian ,
Pada umumnya, barit (BaSO4) mengandung campuran unsur Cr, Ca, Pb, dan Ra, yang
senyawanyamempunyai bentuk kristal yang sama. Barit juga terbentuk sebagai vein, dimana Kristal
barium sulfat terbentuk akibat presipitasi dari air panas subterranean. Sumber lainnya adalah produk
sampingan dari penambangan bijih timbal, seng, perak, dan logam lain. Penambangan barit secara
komersial terdapat di USA, China, India, dan beberapa negara lain. Unsur pengotor barit adalah besi
oksida, lempung, dan unsur organik, yang semuanya dapat memberikan beragam warna pada warna
kristal barit murni adalah putih atau abu-abu. Sebagai unsur Barium (Ba), barit juga dijumpai sangat
terbatas mengandung feldspar (3% BaO), plagioklas (7,3% BaO), muskovit (9,9% BaO), dan biotit
(6-8% BaO). Kerak bumi rata-rata mengandung unsur barium sekitar 0,05%. Barit juga dijumpai
sebagai mineral ikutan (gangue mineral) terutama pada cebakan logam sulfida, seperti timah.Sebagian
besar produksi barit dunia digunakan dalam industri perminyakan.Mineral barit banyak digunakan
untuk kepentingan lumpur dalam pemboran minyak dan gas bumi.Pemakaian ini mencapai sekitar 8590% dari produksi barit secara keseluruhan. Sisanya digunakan sebagai bahan baku dalam industri
kimia
barium,
sebagai
bahan
pengisi
dan
pengembang
(filler
dan
extender).
Pengolahan barit sangat banyak jenisnya, pengolahan yang bertujuan untuk meningkatkan mutu dan
berbagai nilai seperti dengan konsentrat , mutu fisik, mutu bentuk, dan penampilan. Dalam makalah
ini akan dibahas tentang genesa barit, cara penambangan, pengolahan, Penyebarannya, pemanfaatan
dan kegunaan dan pemasaran barit .
2
Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam pembuatan makalah ini adalah mengenai bagaimana genesa
pembentukan mineral barite, keterdapatana mineral barite, bagaimana metode dalam penambangan
mineral barite, alat-alat yang digunakan, serta bagaimana proses pengolahan barite serta prospek
pengembangan mineral barite.
3
BAB II
KETERDAPATAN BAHAN GALIAN
2.1. Lokas Penyebaran
Penyebaran barit di Indonesia antara lain:
1 Jawa Barat , Cikondang, Kec.Cineam, Kab.Tasikmalaya ( Berupa urat-urat pada celah-celah
2
3
4
pada celah-celah batuan andesite, ditandai dengan penampakan warna coklat tua )
Jawa Tengah, Durensari, Bagelen, Kab. Purworejo ( Seperti terdapat di plampang )
Kalimantan Barat, Desa Lanjut, Kec.Kedawang, Kab.Pontianak ( Berupa urat-urat atau
pengisian pada reakahan-rekahan silicified limestone dengan komposisi BaSO4=96,5 98,5%
putih atau tak berwarna, dan merupakan sumber utama dari barium.Baryte dan Celestinemembentuk
larutan padat (BaSr) SO4.
Deskripsi Fisik Mineral Barite
Klasifikasi Kimia
Sulfate
Warna
Goresan
Putih
Kilap
Cerat
Belahan
Kekerasan
2.5 - 3.5
Berat Jenis
4.5
Sifat Lainnya
Komposisi Kimia
Sistem Kristal
Orthorhombik
Barit merupakan sumberdaya alam yang proses pembentukannya memerlukan waktu jutaan
tahun dan sifat utamanya tidak terbarukan . Mineral dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku dalam
industry /produksi . Dalam hal demikian mineral lebih dikenal sebagai bahan galian ,
Pada umumnya, barit (BaSO4) mengandung campuran unsur Cr, Ca, Pb, dan Ra, yang
senyawanyamempunyai bentuk kristal yang sama. Barit juga terbentuk sebagai vein, dimana Kristal
barium sulfat terbentuk akibat presipitasi dari air panas subterranean. Sumber lainnya adalah produk
sampingan dari penambangan bijih timbal, seng, perak, dan logam lain. Penambangan barit secara
komersial terdapat di USA, China, India, dan beberapa negara lain.
BAB III
4
EKSPLORASI
3.1. EKSPLORASI
Jenis cebakan
Mesomatik
Residu
Sedimen Vulkanik
Eksogen
Cara terbentuk
Bentuk cebakan
EKSPLORASI
Ditujukan untuk mengetahui penyebaran, kedalaman, besar cadangan, serta sifat kimia dan
fisik dari cebakan barit. Tahap Kegiatan Eksplorasi :
1.Pemetaan :Dengan sistem poligon tertutup. Pola yang dibuat yaitu: Peta Topografi, Peta Geologi,
Peta Situasi.
2. Pembuatan Sumur Uji :Bertujuan untuk mengetahui penyebaran cebakan barit
3. Pemboran Inti
4. Pemercontohan :bertujuan untuk mengetahui kadar cebakan barit, sifat fisik dan kimia barit.
METODE PENAMBANGAN
2.3. Teknik Penambangan
Penambangan cebakan barit dapat dilakukan secara tambang terbuka, maupun tambang
bawah tanah. Pemilihan Sistem penambangan bergantung pada jenis cebakan, topografi daerah
setempat serta ukuran sifat fisik dan kimia cebakan dari lapisan tanah penutupnya Sebagian besar
barit diproduksi berasal dari tambang terbuka baik ditambang dengan sistem open pit maupun sistem
kuari.
Pada umumnya barit terakumulasi pada retakan-retakan ataupun patahan . Oleh sebab itu
penambangan System Gophering juga sangat mungkin dilakukan tetapi harus sangat hati-hati karena
terjadinya runtuhan tanah akan sangat ugnkin terjadi .
Palu
Sekop
Linggis
diproses dengan jig untuk selanjutnya dikonsentrasi dengan cara floatasi .Hasilnya
dikeringkan untuk selanjutnya dibuat dalam bentuk tepung.
a
Proses Washing
Pada proses ini mineral barit akan dicuci didalam mesin washing machine terlebih dahulu
karena mineral barit habisdari tambang biasanya dalam kondisi tidak baik atau kotor.
Proses Penghancuran
Pada proses ini mineral barit yang sudah dicuci akan melalui proses penghancuran didalam
mesin yang bernama impact crusher untuk mendapatkan ukuran yang di inginkan .
Proses Penghalusan
Pada Proses ini mineral yang sudah dihancurkan akan memasuki mesin Fine Powder Mill .
Didalam mesin itu mineral tadi akan dihaluskan untuk menjadi bubuk. Bubuk barite atau yang
familiar disebut barite powder.
Gelas merupakan bahan yang dapat ditembus oleh cahaya tampak dan sinar infra merah,
tetapi tidak oleh sinar ultraviolet.
Transparan, tahan terhadap serangan kimia, kecuali hidrogen fluorida. Karena itulah kaca
banyak dipakai untuk peralatan laboratorium.
Secara umum dan ringkas reaksi pembentukan kaca adalah sebagai berikut :
Na2CO3
CaCO3
Na2SO4 +
III.
a.
+
+
aSiO2
bSiO2
cSiO2 +
>
>
C
Na2O.aSiO2
CaO.bSiO2
Na2O.cSiO2 + SO2
+
CO2
+
CO2
SO2 + CO
Pada dasarnya, bahan baku pembuatan kaca atau gelas terdiri atas 3 jenis bahan yang masing-masing
memiliki peranan pada kualitas dan hasil akhir dari produk gelas secara keseluruhan. Ketiga jenis
tersebut adalah :
1.
berwarna putih keabu-abuan atau kebiru-biruan, kekerasan 3,5 4, berifat pejal, berat jenis 2,8
2,9, berbutir halus-kasar, mudah menyerap air, mudah dihancurkan.
feldspar, dengan rumus molekul R2O.Al2O3.6SiO2 di mana R2O mewakili Na2O atau K2O atau
gabungan keduanya.
Feldspar adalah nama kelompok mineral yang terdiri atas potassium, sodium dan kalsium
alumino silikat. Pada umumnya kelompok ini terbentuk oleh proses pneumatolitis dan
hidrotermal yang membentuk urat pegmatit. Felspar ditemukan pada batuan beku, batuan
erupsi dan metamorfosa, baik bersifat asam maupun basa. Felspar mempunyai nilai kekesaran
6 6,5 skala Mosh, berat jenis 2,4 2,8, warna dari putih keabu-abuan, merah jambu, coklat,
kuning dan hijau. Felspar adalah mineral alumina anhidrat silikat yang berasosiasi dengan
unsure Kalium (K), Natrium (Na) dan Calsium (Ca) dalam perbandingan yang beragam. Mutu
felspar ditentukan oleh kandungan oksida kimia K2O dan Na2O yang relative tinggi diatas 6%,
oksida Fe2O3 dan TiO2 .
cullet, merupakan pecahan-pecahan kaca atau kaca yang berasal dari produk tak lolos quality
control. Cullet berfungsi untuk menurunkan temperatur leleh dari bahan baku. Cullet yang
diumpankan sebanyak 25% dari total bahan baku.
2.
Bahan stabilizer
Bahan stabilizer merupakan bahan yang mampu menurunkan kelarutan di dalam air, tahan
terhadap serangan bahan kimia lain termasuk materi-materi lain yang terdapat di atmosfer.
Contoh bahan stabiliser yang biasa dipakai di industry gelas adalah :
Kalsium Karbonat atau Limestone, membuat produk akhir menjadi tidak larut di dalam air.
Barium Karbonat, meningkatkan berat spesifik dan indeks bias.
Timbal Oksida, membuat produk menjadi transparan, mengkilat, dan memiliki indeks bias yang
tinggi.
Seng Oksida, membuat gelas tahan terhadap panas yang mendadak, memperbaiki sifat-sifat fisik
dan mekanik, dan meningkatkan indeks bias.
Aluminium oksida
Aluminium oksida adalah sebuah senyawa kimia dari aluamiumm dan oksigen, dengan rumus
kimia Al2O3 dan nama mineralnya adalah alumina. Disini alumunium oksida berfungsi untuk
meningkatkan viskositas gelas, kekuatan fisik dan ketahanan terhadap bahan kimia.
Komponen sekunder
Refining agent, menghilangkan gelembung-gelembung gas pada saat pelelehan bahan baku. Bahan
yang biasa digunakan sebagai refining agent pada industri gelas adalah sodium nitrat dan sodium
sulfat atau arsen oksida (As2O3).
10
Penghilang warna (decolorant), menghilangkan warna yang biasanya diakibatkan oleh kehadiran
senyawa besi oksida yang masuk bersama bahan baku. Bahan penghilang warna yang digunakan
adalah mangan dioksida (MnO2), logam selenium (Se), atau nikel oksida (NiO).
Pewarna (colorant), digunakan untuk membuat gelas khusus sesuai dengan warna yang
dikehendaki.
Opacifiers. Bahan yang digunakan sebagai opacifier adalah fluorite (CaF2), kriolit (Na3AlF6),
sodium fluorosilika (Na2SiF6), timah phospat, seng phospat (Zn3(PO4)2), dan kalsium phospat
(Ca3(PO4)2). Opacifiers adalah zat yang ditambahkan untuk membuat kaca atau gelas bersifat buram
atau tidak dapat ditembus gelombang elektromagnetik, walaupun kacaatau gelas tersebut transparan.
2.7. REKLAMASI
Reklamasi tambang pada dasarnya adalah usaha untuk memperbaiki kondisi lahan setelah
aktivitas penambangan selesai.Seperti yang sudah dimahfumi bahwa sifat dasar dari industri tambang
adalah destruktif karena aktivitasnya yang melakukan penggalian dan merubah bentang lahan,
perubahan iklim mikro hingga ke kondisi fisik lingkungan. Selain itu, industri pertambangan juga
menimbulkan dampak positif sebagai sumber devisa negara, pendapatan asli daerah, penciptaan lahan
kerja, perubahan ekonomi hingga bertindak sebagai development agen bagi daerahnya.
menciptakan keadaan yang jauh lebih baik dibandingkan dengan keadaan sebelumnya pertambangan,
kerusakan lingkungan hidup, dan sebagainya.
Reklamasi Memberikan Perbaikan Fisik dan Non Fisik serta Menjaga Fungsi Hidroorologis
Untuk meningkatkan kemampuan daya dukung tanah atau lebih baik lagi jika mampu
menjadikan seperti kondisi awal, ada teknologi sederhana pemberian nutrisi tanah.Nutrisi in berupa
bahan organik, serasah, amelioran, penanaman tumbuhan keras seperti jengjeng, sengon, rasamala dan
lainya.
Kemudian untuk minimisasi dampak negatif dari aktivitas pertambangan, pada UndangUndang Nomor 11 Tahun 1967 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pertambangan Pasal 30 dituliskan
bahwa setiap pemegang kuasa pertambangan diwajibkan untuk mengembalikan tanah sedemikian
rupa sehingga tidak menimbulkan bahaya penyakit atau bahaya lainnya, antara lain melalui kegiatan
reklamasi.00
12
pemegang Kuasa Pertambangan diwajibkan mengembalikan tanah sedemikian rupa sehingga tidak
menimbulkan bahaya bagi masyarakat sekitarnya.
2.
Pasal 46 ayat (4) dan (5) Peraturan Pemerintah Nomor 75 Tahun 2001 tentang Perubahan Kedua
Reklamasi wajib dilakukan paling lambat 1 (satu) bulan setelah tidak ada kegiatan usaha
(overburden),
timbunan
bahan
baku/produksi,
jalur
transportasi,
pabrik/instalasi
13
BAB IV
PEMANFAATAN DAN PEMASARAN
Pemanfaatan
Tepung barit dimanfaatkan sebagai bahan cat, industri karet, kaca atau gelas, kertas dan
plastik .Tepung barit juga dimanfaatkan atau digunakan untuk lumpur pemboran minyak dan gas
(untuk mengangkat cutting dari dasar lubang bor ke atas lubang bor).Dalam hal pemakaian demikian
barit yang sudah dipakai dapat dimanfaatkan kembali (dengan sistem sirkulasi). Karena berat jenis
barit cukup baik untuk bahan tambahan dalam membangun reaktor atom . Barit dicampur dengan
fenol formal dehid, silikat, asbes, dan arang kemudian digerus halus akan diperoleh semen fenolik
yang mempunyai daya tahan yang besar terhadap berbagai bahan kimia.
15
Pemasaran
Pabrik untuk mengolah menjadi bubuk barit berada di Shanghai, Tiongkok . Dan untuk di
Indonesia sendiri belum ada pabrik yang mengolah barit menjadi bubuk atau produk jadi . Barit yang
sudah di washing kemudian langsung di ekspor ke luar negeri seperti Tiongkok dan Amerika Serikat .
Konsumsi barit rata-rata di negara Indonesia pada tahun 1997 2003 adalah 51,785,00 Ton ,
Lalu ekspor mentah keluar negri Indonesia 19,550,76 Ton dan Impor bubuk barit jadi adalah
83,869,31 Ton. Harga = US $ 165-328 / Ton pada tahun 2005
a. Harga Barite setelah dimanfaatkan
Harga barite setelah dimanfaatkan dijual seharga Rp. 181.700,00/Lbs (sak) (diupdate 15 April
2016).
b. Harga Barite sebelum dimanfaatkan
Barit dijual seharga Rp.1.000,00/kg sebelum diolah menjadi bubuk/serbuk yang siap dipakai.
BAB III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
1
2
3
Barite merupakan hasil dari proses hidrotermal tingkat menengah sampai bawah .
Barite biasanya berasosiasi timbal, perak, sulfide dan antimonite .
Penyebaran mineral barite di Indonesia berada di Kalimantan Barat, Yogyakarta, Jawa
Menjadi Bubuk.
Kegunaan mineral barite salah satu contohnya adalah Untuk mengangkat cutting dari dasar
lubang bor ke atas lubang bor
16
Prospek pengembangan barite di Indonesia Konsumsi barit rata-rata di Negara Indonesia pada
tahun 1997 2003 adalah 51,785,00 Ton , Lalu ekspor mentah keluar negri Indonesia
19,550,76 Ton dan Impor bubuk barit jadi adalah 83,869,31 Ton
3.2
1
Saran
Peran pemerintah dalam kegiatan pengolahan barite sangat diperlukan karena saat ini
Indonesia sangat banyak mengimpor bubuk barite dari luar negeri .
17