Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN
1

Latar belakang
Barit merupakan sumberdaya alam yang proses pembentukannya memerlukan waktu jutaan

tahun dan sifat utamanya tidak terbarukan . Mineral dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku dalam
industry /produksi . Dalam hal demikian mineral lebih dikenal sebagai bahan galian ,
Pada umumnya, barit (BaSO4) mengandung campuran unsur Cr, Ca, Pb, dan Ra, yang
senyawanyamempunyai bentuk kristal yang sama. Barit juga terbentuk sebagai vein, dimana Kristal
barium sulfat terbentuk akibat presipitasi dari air panas subterranean. Sumber lainnya adalah produk
sampingan dari penambangan bijih timbal, seng, perak, dan logam lain. Penambangan barit secara
komersial terdapat di USA, China, India, dan beberapa negara lain. Unsur pengotor barit adalah besi
oksida, lempung, dan unsur organik, yang semuanya dapat memberikan beragam warna pada warna
kristal barit murni adalah putih atau abu-abu. Sebagai unsur Barium (Ba), barit juga dijumpai sangat
terbatas mengandung feldspar (3% BaO), plagioklas (7,3% BaO), muskovit (9,9% BaO), dan biotit
(6-8% BaO). Kerak bumi rata-rata mengandung unsur barium sekitar 0,05%. Barit juga dijumpai
sebagai mineral ikutan (gangue mineral) terutama pada cebakan logam sulfida, seperti timah.Sebagian
besar produksi barit dunia digunakan dalam industri perminyakan.Mineral barit banyak digunakan
untuk kepentingan lumpur dalam pemboran minyak dan gas bumi.Pemakaian ini mencapai sekitar 8590% dari produksi barit secara keseluruhan. Sisanya digunakan sebagai bahan baku dalam industri
kimia

barium,

sebagai

bahan

pengisi

dan

pengembang

(filler

dan

extender).

Pengolahan barit sangat banyak jenisnya, pengolahan yang bertujuan untuk meningkatkan mutu dan
berbagai nilai seperti dengan konsentrat , mutu fisik, mutu bentuk, dan penampilan. Dalam makalah
ini akan dibahas tentang genesa barit, cara penambangan, pengolahan, Penyebarannya, pemanfaatan
dan kegunaan dan pemasaran barit .
2

Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam pembuatan makalah ini adalah mengenai bagaimana genesa

pembentukan mineral barite, keterdapatana mineral barite, bagaimana metode dalam penambangan
mineral barite, alat-alat yang digunakan, serta bagaimana proses pengolahan barite serta prospek
pengembangan mineral barite.
3

Maksud Dan Tujuan


Untuk mengetahui genesa pembentukan cara penambangan, penyebaran, pemanfaatandan

prospek pengembangan mineral barit itu .

BAB II
KETERDAPATAN BAHAN GALIAN
2.1. Lokas Penyebaran
Penyebaran barit di Indonesia antara lain:
1 Jawa Barat , Cikondang, Kec.Cineam, Kab.Tasikmalaya ( Berupa urat-urat pada celah-celah
2

batuan tufa breksi )


Yogyakarta, KP.Plampang kukusan, Watutugu, Sermo, Kab.Kulon Progo ( Berupa urat-urat

3
4

pada celah-celah batuan andesite, ditandai dengan penampakan warna coklat tua )
Jawa Tengah, Durensari, Bagelen, Kab. Purworejo ( Seperti terdapat di plampang )
Kalimantan Barat, Desa Lanjut, Kec.Kedawang, Kab.Pontianak ( Berupa urat-urat atau
pengisian pada reakahan-rekahan silicified limestone dengan komposisi BaSO4=96,5 98,5%

. SiO2=0,9 2,2% , Fe2O3= 0,3 0,57%)


Nusa Tenggara Timur ; Tg.Merah dan Pakuoyom (P.Lomblen) Kab.Flores Timur ( Berupa
urat-urat berasosiasi batuan kuarsa pada dasit) , Kec.Riung, Kab Ngada ( Berupa urat-urat

dalam batuan tufa dasit )


Sulawesi Selatan ; Sungkanropi, Kab.Tanah Toraja ( Berasosiasi dengan bijih sulfidepada
zona rhyolite/dasit yang tersingkap)

Gambar 2.3. Penyebaran barite di Indonesi


Gambar 2.1 Peta Penyebaran Barite
Gambar 2.1. Keterdapatan mineral barite di alam
2.2. Genesa Pembentukan Barite
Barite sangat umum sebagai mineral gang pada proses hidrotermal tingkat menengah sampai
rendah. Batrit kadang-kadang berasosiasi dengan timbal, perak, sulfide, antimonite .Endapan barit
sangat mungkin berasosiasi dengan bijih emas epitermal dan merupakan salah satu mineral indeks
.Saat ini bijih emas dijumpai pula barit mengisi celah batu gamping atau dolomite (Saat ini dikenal
sebagai endapan residual type Karst). Dalam jumlah ini edikit terbentuk pada mata air panas (Hot
Springs) . Terdapat juga dalam bentuk massif pada iron manganese bearing jasper , pada celah batuan
basalt dalam bentuk kristal .Baryte, atau barit, (BaSO4) adalah mineral yang terdiri dari barium
sulfat.Kelompok baryte terdiri dari baryte, Celestine, anglesite dan anhidrit.Baryte sendiri umumnya

putih atau tak berwarna, dan merupakan sumber utama dari barium.Baryte dan Celestinemembentuk
larutan padat (BaSr) SO4.
Deskripsi Fisik Mineral Barite
Klasifikasi Kimia

Sulfate

Warna

Tidak berwarna, putih, biru terang, kuning terang,


merah terang, hijau terang

Goresan

Putih

Kilap

vitreous sampai pearly

Cerat

Transparan sampai tembus cahaya

Belahan

Sangat baik, prismatic

Kekerasan

2.5 - 3.5

Berat Jenis

4.5

Sifat Lainnya

Mempunyai berat jenis yang tinggi, belahan 3 arah


pada sudut kanan

Komposisi Kimia

barium sulfate , BaSO4

Sistem Kristal

Orthorhombik

Gambar 2.3 Mineral Barite

Gambar 2.3 Penampkan Barite di lapangan

2.3. Deskripsi Barite

Barit merupakan sumberdaya alam yang proses pembentukannya memerlukan waktu jutaan
tahun dan sifat utamanya tidak terbarukan . Mineral dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku dalam
industry /produksi . Dalam hal demikian mineral lebih dikenal sebagai bahan galian ,
Pada umumnya, barit (BaSO4) mengandung campuran unsur Cr, Ca, Pb, dan Ra, yang
senyawanyamempunyai bentuk kristal yang sama. Barit juga terbentuk sebagai vein, dimana Kristal
barium sulfat terbentuk akibat presipitasi dari air panas subterranean. Sumber lainnya adalah produk
sampingan dari penambangan bijih timbal, seng, perak, dan logam lain. Penambangan barit secara
komersial terdapat di USA, China, India, dan beberapa negara lain.

BAB III
4

EKSPLORASI
3.1. EKSPLORASI
Jenis cebakan

Mesomatik

Residu

Sedimen Vulkanik
Eksogen

Cara terbentuk

Bentuk cebakan

Intrusi larutan hidrotermal yang


bersifat asam dan alkalis
(metasomatisme)

Vein, lensa-lensa dan breksi barit

Pelapukan kimia yang disertai


dengan pengayakan

Lapisan yang terdiri atas material


lapuk (dekat permukaan) dan
bongkahan barit
Lensa-lensa (ketebalan 1,5 6
cm)

Pengisian rongga dengan cara


bereaksi dengan batuan majir
(replecement)
Pengisian rongga yang terdapat
pada batuan majir

Lensa-lensa, urat, dan pod

EKSPLORASI
Ditujukan untuk mengetahui penyebaran, kedalaman, besar cadangan, serta sifat kimia dan
fisik dari cebakan barit. Tahap Kegiatan Eksplorasi :
1.Pemetaan :Dengan sistem poligon tertutup. Pola yang dibuat yaitu: Peta Topografi, Peta Geologi,
Peta Situasi.
2. Pembuatan Sumur Uji :Bertujuan untuk mengetahui penyebaran cebakan barit
3. Pemboran Inti
4. Pemercontohan :bertujuan untuk mengetahui kadar cebakan barit, sifat fisik dan kimia barit.
METODE PENAMBANGAN
2.3. Teknik Penambangan
Penambangan cebakan barit dapat dilakukan secara tambang terbuka, maupun tambang
bawah tanah. Pemilihan Sistem penambangan bergantung pada jenis cebakan, topografi daerah
setempat serta ukuran sifat fisik dan kimia cebakan dari lapisan tanah penutupnya Sebagian besar
barit diproduksi berasal dari tambang terbuka baik ditambang dengan sistem open pit maupun sistem
kuari.
Pada umumnya barit terakumulasi pada retakan-retakan ataupun patahan . Oleh sebab itu
penambangan System Gophering juga sangat mungkin dilakukan tetapi harus sangat hati-hati karena
terjadinya runtuhan tanah akan sangat ugnkin terjadi .

Gambar 3.1Teknik Penambangan Gophering

Palu

Sekop

Linggis

Gambar 3.2Alat-alat yang dipakai untuk melakukan penambanga


2.4. Dampak yang ditimbulkan
Setiap dilakukan kegiatan penambangan pasti ada dampak yang ditimbulkan. Dampakdampak yang ditimbulkan yaitu dampak positif dan dampak negatif. Dampak negatifnya
kurang tampak karena yang kita bahas di sini adalah teknik penambangan dengan sistem
manual, yaitu hanya menggunakan palu, sekop dan linggis. Maka dampak yanng ditimbulkan
hanya berupa lubang-lubang kecil yang dapat direklamasi dengan mudah. Juga, mengurangi
kerusakan lingkungan berupa longsor atau pun kerusakan lain yang lebih parah.
2.5. Pengolahan
Barit pada umumnya dari hasi penambangan kotor dan dilekati oleh batuan yang lain.
Sehingga. Langkah awal barit ini dicuci dengan air dengan cara disemprot . Yang bersih dan
kering dapat ditumbuk dan digerus kemudian disaring dengan ukuran tertentu . Karena barit
mempunyai berat jenis yang besar (4,4) maka proses floatasi dapat menghasilkan fraksi barit
murni . Pada instalasi pengolahan yang agak modern, fraksi barit yang merupakaan hasil
pemecahan, dicuci dengan log washer, kemudian disaring, fraksi yang berukuran halus

diproses dengan jig untuk selanjutnya dikonsentrasi dengan cara floatasi .Hasilnya
dikeringkan untuk selanjutnya dibuat dalam bentuk tepung.
a

Proses Washing
Pada proses ini mineral barit akan dicuci didalam mesin washing machine terlebih dahulu
karena mineral barit habisdari tambang biasanya dalam kondisi tidak baik atau kotor.

Gambar 3.3 Proses Washing (washing machine)


b

Proses Penghancuran
Pada proses ini mineral barit yang sudah dicuci akan melalui proses penghancuran didalam
mesin yang bernama impact crusher untuk mendapatkan ukuran yang di inginkan .

Gambar 3.4 Proses penghancuran barit (impact crusher)


c

Proses Penghalusan
Pada Proses ini mineral yang sudah dihancurkan akan memasuki mesin Fine Powder Mill .
Didalam mesin itu mineral tadi akan dihaluskan untuk menjadi bubuk. Bubuk barite atau yang
familiar disebut barite powder.

Gambar 3.5 Proses penghalusan barit (Fine Powder Mill)

Gambar 3.6 Barit bubuk


2.6. Proses pengaolahan Barite dalam pembuatan Gelas/Kaca
Kaca atau gelas adalah salah satu alat rumah tangga yang bahan utama
penyusunnya adalah SiO2 dengan suhu pelelehan 2000 C. Kaca atau gelas merupakan
bahan pejal sekata, biasanya terbentuk apabila bahan cair tidak berkristal disejukkan
dengan cepat, dengan itu tidak memberikan cukup masa untuk jaringan kekisi kristal
biasa terbentuk. Kaca atau gelas termasuk kelompok vitroida atau termogel, yang
merupakan senyawa kimia dengan susunan yang kompleks. Senyawa tersebut diperoleh
dengan membekukan lelehan yang lewat dingin. Kaca atau gelas ialah produk yang
amorf dan bening dengan kekerasan dan elastisitas yang cukup, tetapi sangat rapuh.
Seperti yang telah dijelaskan di bab sebelumnya bahwa kaca atau gelas apabila
dipandang dari segi fisika merupakan zat cair yang sangat dingin. Disebut demikian
karena struktur partikel-partikel penyusunnya yang saling berjauhan seperti dalam zat
cair namun dia sendiri berwujud padat. Ini terjadi akibat proses pendinginan (cooling)
yang sangat cepat, sehingga partikel-partikel silica tidak sempat menyusun diri secara
teratur. Dari segi kimia, kaca atau adalah gabungan dari berbagai oksida anorganik
yang tidak mudah menguap, yang dihasilkan dari dekomposisi dan peleburan senyawa
alkali dan alkali tanah, pasir serta berbagai penyusun lainnya.
Kaca atau gelas merupakan bahan lutsinar, kuat, tahan hakis, lengai, dan secara
biologi merupakan bahan yang tidak aktif, yang dapat dibentuk menjadi permukaan
yang datar dan licin. Ciri-ciri ini menjadikan kaca atau gelas sebagai bahan yang
sangat berguna. Kaca atau gelas biasanya dicampur dengan bahan lain untuk mengubah
cirinya. Misalnya seperti kaca atau gelas bertimah hitam yang menyebabkan kaca atau
gelas menjadi lebih berkilauan, hal ini karena adanya peningkatan indekx pantulannya,
sementara boron ditambahkan untuk mengubah ciri termal dan elektriknya, seperti
Pyrex. Penambahan barium, juga dapat meningkatkan indeks pantulannya, dan serium
ditambahkan untuk kaca atau gelas yang menyerap tenaga infra. Logam oksida juga
ditambahkan untuk memberikan warna pada kaca atau gelas. Peningkatan soda atau
potash dapat menurunkan titik lebur, sementara mangan, ditambahkan untuk menghilangkan
warna yang tidak dikehendaki. Kaca atau gelas berwarna diperoleh dengan menambahkan
sedikit oksida logam peralihan. Misalnya, oksida mangan akan menghasilkan warna ungu,
oksida kuprum dan kromium memberikan warna hijau, dan oksida kolbalt memberikan warna
biru.

SIFAT-SIFAT KACA ATAU GELAS


Kaca atau gelas memiliki sifat-sifat yang sangat khas bila disbanding dengan keramik.
Kehasan sifat kaca ini disebabkan oleh keunikan silika (SiO 2) dan proses pembentukannya.
Beberapa sifat kaca atau gelas yang sangat umum adalah sebagai berikut :

Gelas merupakan bahan yang dapat ditembus oleh cahaya tampak dan sinar infra merah,
tetapi tidak oleh sinar ultraviolet.

Padatan amorf (short range order).

Berwujud padat tapi susunan atom-atomnya seperti pada zat cair.

Tidak memiliki titik lebur yang pasti (ada range tertentu)

Mempunyai viskositas cukup tinggi (lebih besar dari 1012 Pa.s)

Transparan, tahan terhadap serangan kimia, kecuali hidrogen fluorida. Karena itulah kaca
banyak dipakai untuk peralatan laboratorium.

Efektif sebagai isolator.

Mampu menahan vakum tetapi rapuh terhadap benturan.

Secara umum dan ringkas reaksi pembentukan kaca adalah sebagai berikut :
Na2CO3
CaCO3
Na2SO4 +
III.
a.

+
+

aSiO2
bSiO2
cSiO2 +

>
>
C

Na2O.aSiO2
CaO.bSiO2
Na2O.cSiO2 + SO2

+
CO2
+
CO2
SO2 + CO

PROSES PEMBUATAN KACA ATAU GELAS


Bahan-Bahan :

Pada dasarnya, bahan baku pembuatan kaca atau gelas terdiri atas 3 jenis bahan yang masing-masing
memiliki peranan pada kualitas dan hasil akhir dari produk gelas secara keseluruhan. Ketiga jenis
tersebut adalah :
1.

Bahan pembentuk gelas

Pasir kuarsa/silika dengan kemurnian SiO2 99.1 99.7%


Silikon (IV) oksida ialah molekul kovalen raksasa. Oleh karena itu, silicon (IV) oksida
memerlukan banyak tenaga haba untuk mengatasi setiap ikatan kovalen antara atom dalam
struktur raksasa. Maka, silicon (IV) oksida mempunyai titik lebur yang sangat tinggi, yaitu
1710 C. Dalam silicon (IV) oksida, setiap atom silicon diikat secara kovalen kepada 4 atom
oksigen dalam bentuk tetrahedron dengan sudut antara ikatan 109.5 . Unit itu diulangi secara
tidak terhingga dengan setiap atom oksigen terikat kepada 2 atom silikon untuk membentuk
molekul kovalen raksasa seperti struktur berlian.
sodium karbonat/soda abu (Na2CO3)
asam borat/borax
phosphor pentaoksida
dolomit (CaCO3.MgCO3)
Dolomit merupakan variasi batu gamping yang mengandung < 50% karbonat. Secara geologi
dolomit dapat terbentuk karena proses primer maupun sekunder. Secara sekunder dolomit
terjadi Karena proses dolomitisasi yaitu proses perubahan mineral kalsit menjadi dolomit,
selain itu dapat juga terbentuk karena diendapkan secara tersendiri sebagai endapan evaporit.
Dolomit primer berbentuk urat, yang terbentuk bersama-sama dalam jebakan bijih. Dolomit
mempunyai struktur Kristal rhombohedral yang mempunyai komposisi kimia CaMg(CaCO3)2
atau manganodolomit dan berkomposisi MgFe(CaCO3)2 atau ferrodolomit. Umumnya dolomit
9

berwarna putih keabu-abuan atau kebiru-biruan, kekerasan 3,5 4, berifat pejal, berat jenis 2,8
2,9, berbutir halus-kasar, mudah menyerap air, mudah dihancurkan.
feldspar, dengan rumus molekul R2O.Al2O3.6SiO2 di mana R2O mewakili Na2O atau K2O atau
gabungan keduanya.
Feldspar adalah nama kelompok mineral yang terdiri atas potassium, sodium dan kalsium
alumino silikat. Pada umumnya kelompok ini terbentuk oleh proses pneumatolitis dan
hidrotermal yang membentuk urat pegmatit. Felspar ditemukan pada batuan beku, batuan
erupsi dan metamorfosa, baik bersifat asam maupun basa. Felspar mempunyai nilai kekesaran
6 6,5 skala Mosh, berat jenis 2,4 2,8, warna dari putih keabu-abuan, merah jambu, coklat,
kuning dan hijau. Felspar adalah mineral alumina anhidrat silikat yang berasosiasi dengan
unsure Kalium (K), Natrium (Na) dan Calsium (Ca) dalam perbandingan yang beragam. Mutu
felspar ditentukan oleh kandungan oksida kimia K2O dan Na2O yang relative tinggi diatas 6%,
oksida Fe2O3 dan TiO2 .
cullet, merupakan pecahan-pecahan kaca atau kaca yang berasal dari produk tak lolos quality
control. Cullet berfungsi untuk menurunkan temperatur leleh dari bahan baku. Cullet yang
diumpankan sebanyak 25% dari total bahan baku.
2.

Bahan stabilizer

Bahan stabilizer merupakan bahan yang mampu menurunkan kelarutan di dalam air, tahan
terhadap serangan bahan kimia lain termasuk materi-materi lain yang terdapat di atmosfer.
Contoh bahan stabiliser yang biasa dipakai di industry gelas adalah :
Kalsium Karbonat atau Limestone, membuat produk akhir menjadi tidak larut di dalam air.
Barium Karbonat, meningkatkan berat spesifik dan indeks bias.
Timbal Oksida, membuat produk menjadi transparan, mengkilat, dan memiliki indeks bias yang
tinggi.
Seng Oksida, membuat gelas tahan terhadap panas yang mendadak, memperbaiki sifat-sifat fisik
dan mekanik, dan meningkatkan indeks bias.
Aluminium oksida
Aluminium oksida adalah sebuah senyawa kimia dari aluamiumm dan oksigen, dengan rumus
kimia Al2O3 dan nama mineralnya adalah alumina. Disini alumunium oksida berfungsi untuk
meningkatkan viskositas gelas, kekuatan fisik dan ketahanan terhadap bahan kimia.

Komponen sekunder
Refining agent, menghilangkan gelembung-gelembung gas pada saat pelelehan bahan baku. Bahan
yang biasa digunakan sebagai refining agent pada industri gelas adalah sodium nitrat dan sodium
sulfat atau arsen oksida (As2O3).

10

Penghilang warna (decolorant), menghilangkan warna yang biasanya diakibatkan oleh kehadiran
senyawa besi oksida yang masuk bersama bahan baku. Bahan penghilang warna yang digunakan
adalah mangan dioksida (MnO2), logam selenium (Se), atau nikel oksida (NiO).
Pewarna (colorant), digunakan untuk membuat gelas khusus sesuai dengan warna yang
dikehendaki.
Opacifiers. Bahan yang digunakan sebagai opacifier adalah fluorite (CaF2), kriolit (Na3AlF6),
sodium fluorosilika (Na2SiF6), timah phospat, seng phospat (Zn3(PO4)2), dan kalsium phospat
(Ca3(PO4)2). Opacifiers adalah zat yang ditambahkan untuk membuat kaca atau gelas bersifat buram
atau tidak dapat ditembus gelombang elektromagnetik, walaupun kacaatau gelas tersebut transparan.
2.7. REKLAMASI
Reklamasi tambang pada dasarnya adalah usaha untuk memperbaiki kondisi lahan setelah
aktivitas penambangan selesai.Seperti yang sudah dimahfumi bahwa sifat dasar dari industri tambang
adalah destruktif karena aktivitasnya yang melakukan penggalian dan merubah bentang lahan,
perubahan iklim mikro hingga ke kondisi fisik lingkungan. Selain itu, industri pertambangan juga
menimbulkan dampak positif sebagai sumber devisa negara, pendapatan asli daerah, penciptaan lahan
kerja, perubahan ekonomi hingga bertindak sebagai development agen bagi daerahnya.

Gambar 3.7 Bekas Tambang


Setelah aktivitas penambangan selesai, lahan harus segera direklamasi. Tujuanya untuk
menghindari kemungkinan timbulnya potensi kerusakan lain. Potensi tersebut seperti timbulnya air
asam tambang, penurunan daya dukung tanah bahkan terjadinya kerusakan lahan lebih luas.
Tujuan kegiatan reklamasi lahan tambang bertujuan untuk memperbaiki ekosistem lahan eks
tambang melalui perbaikan kesuburan tanah dan penanaman lahan di permukaan.Tujuan lainya adalah
agar mampu menjaga agar lahan tidak labil, lebih produktif dan meningkatkan produktivitas lahan eks
tambang tersebut.Akhirnya reklamasi dapat menghasilkan nilai tambah bagi lingkungan dan
11

menciptakan keadaan yang jauh lebih baik dibandingkan dengan keadaan sebelumnya pertambangan,
kerusakan lingkungan hidup, dan sebagainya.

Reklamasi Memberikan Perbaikan Fisik dan Non Fisik serta Menjaga Fungsi Hidroorologis
Untuk meningkatkan kemampuan daya dukung tanah atau lebih baik lagi jika mampu
menjadikan seperti kondisi awal, ada teknologi sederhana pemberian nutrisi tanah.Nutrisi in berupa
bahan organik, serasah, amelioran, penanaman tumbuhan keras seperti jengjeng, sengon, rasamala dan
lainya.
Kemudian untuk minimisasi dampak negatif dari aktivitas pertambangan, pada UndangUndang Nomor 11 Tahun 1967 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pertambangan Pasal 30 dituliskan
bahwa setiap pemegang kuasa pertambangan diwajibkan untuk mengembalikan tanah sedemikian
rupa sehingga tidak menimbulkan bahaya penyakit atau bahaya lainnya, antara lain melalui kegiatan
reklamasi.00

Hydroseeding, salah satu metode menaikan kesuburan tanah untuk reklamasi

12

Perusahaan pertambangan wajib untuk melakukan pemulihan kawasan bekas pertambangan


dan telah diatur dalam berbagai peraturan perundang-undangan, yaitu:
1.

Pasal 30 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1967 tentang Ketentuan Pokok Pertambangan:


Apabila selesai melakukan penambangan bahan galian pada suatu tempat pekerjaan,

pemegang Kuasa Pertambangan diwajibkan mengembalikan tanah sedemikian rupa sehingga tidak
menimbulkan bahaya bagi masyarakat sekitarnya.
2.

Pasal 46 ayat (4) dan (5) Peraturan Pemerintah Nomor 75 Tahun 2001 tentang Perubahan Kedua

Atas Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1969t:


Sebelum meninggalkan bekas wilayah Kuasa Pertambangannya, baik karena pembatalan
maupun karena hal yang lain, pemegang Kuasa Pertambangan harus terlebih dahulu melakukan
usaha-usaha pengamanan terhadap benda-benda maupun bangunan-bangunan dan keadaan tanah di
sekitarnya yang dapat membahayakan keamanan umum.
Regulasi diatas menjadi pijakan untuk melakukan perbaikan lingkungan pasca tambang
sehingga dampak kerusakan lingkungan bahkan sosial dapat diminimisasi. Prosedur teknis reklamasi
tambang hingga penutupan tambang juga telah disiapkan secara jernih oleh pemerintah.Ketentuan
reklamasi diatur dalam Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 18 Tahun 2008
tentang Reklamasi dan Penutupan Tambang.
Hal-hal yang mesti diperhatikan selama pengerjaan reklamasi adalah sebagai berikut:
1.

Reklamasi wajib dilakukan paling lambat 1 (satu) bulan setelah tidak ada kegiatan usaha

pertambangan pada lahan terganggu, yang meliputi:


a.
b.

Lahan bekas tambang


Lahan di luar bekas tambang. Lahan bekas tambang seperti timbunan tanah penutup

(overburden),

timbunan

bahan

baku/produksi,

jalur

transportasi,

pabrik/instalasi

pengolahan/pemurnian, kantor dan perumahan, pelabuhan/dermaga.


Reporting pelaksanaan reklamasi itu dilaporkan ada Menteri, Gubernur hingga Walikota atau
Bupati.Penilaian keberhasilan ditentukan oleh pemerintah.Apabila dari hasil penilaian menunjukkan
fakta terbalik maka pemerintah dapat menunjuk pihak ketigas untuk melaksanakan reklamasi.
Pelaksanaan reklamasi oleh pihak lain ini dilakukan dengan memanfaatkan Jaminan Reklamasi.

13

PETI, Apakah mereka turut mereklamasi lahan eks tambangnya..??


Reklamasi dilakukan oleh perusahaan pertambangan sesuai dengan Rencana Reklamasi,
termasuk perubahan Rencana Reklamasi, yang telah disetujui oleh Menteri, Gubernur, atau
Bupati/Walikota, sesuai dengan kewenangannya.
Reklamasi yang akan dilasanakan harus sudah tersusun dari tahap awal hingga akhir. Untuk
itu diperlukan Rencana Reklamasi yang dibuat selama 5 (lima) tahunan. Dalam laporan rencana
reklamasi ini akan tertulis tata guna lahan sebelum dan sesudah ditambang, rencana pembukaan lahan,
program reklamasi, dan rencana biaya reklamasi. Apabila lifetime tambang ternyata kurang dari 5
(lima) tahun, maka Rencana Reklamasi wajib disusun disesuaikan sesuai dengan umur tambang
tersebut. Rencana reklamasi ini harus sudah tersusun sebelum dilakukanya kegiatan produksi.

Reklamasi sebagai bentuk keberlanjutan


Secara eksplisit, dapat disimpulkan bahwa upaya reklamasi yang telah tersusun secara detail
melalui Rencana Reklamasi bahkan tertuang dalam Kajian AMDAL dan Studi Kelayakan adalah
tanggung jawab banyak pihak, bukan semata perusahaan tambang saja.Pemerintah sebagai regulator
juga berperan vital, begitupun Pemda melalui Pejabat Tingkat I dan II yang melakukan penilaian
rencana reklamasi tersebut termasuk juga monitoringnya.
14

BAB IV
PEMANFAATAN DAN PEMASARAN

Pemanfaatan
Tepung barit dimanfaatkan sebagai bahan cat, industri karet, kaca atau gelas, kertas dan

plastik .Tepung barit juga dimanfaatkan atau digunakan untuk lumpur pemboran minyak dan gas
(untuk mengangkat cutting dari dasar lubang bor ke atas lubang bor).Dalam hal pemakaian demikian
barit yang sudah dipakai dapat dimanfaatkan kembali (dengan sistem sirkulasi). Karena berat jenis
barit cukup baik untuk bahan tambahan dalam membangun reaktor atom . Barit dicampur dengan
fenol formal dehid, silikat, asbes, dan arang kemudian digerus halus akan diperoleh semen fenolik
yang mempunyai daya tahan yang besar terhadap berbagai bahan kimia.

15

Gambar4.1 Pemanfaatan bubuk barit dalam bidang perminyakan


2

Pemasaran
Pabrik untuk mengolah menjadi bubuk barit berada di Shanghai, Tiongkok . Dan untuk di

Indonesia sendiri belum ada pabrik yang mengolah barit menjadi bubuk atau produk jadi . Barit yang
sudah di washing kemudian langsung di ekspor ke luar negeri seperti Tiongkok dan Amerika Serikat .
Konsumsi barit rata-rata di negara Indonesia pada tahun 1997 2003 adalah 51,785,00 Ton ,
Lalu ekspor mentah keluar negri Indonesia 19,550,76 Ton dan Impor bubuk barit jadi adalah
83,869,31 Ton. Harga = US $ 165-328 / Ton pada tahun 2005
a. Harga Barite setelah dimanfaatkan
Harga barite setelah dimanfaatkan dijual seharga Rp. 181.700,00/Lbs (sak) (diupdate 15 April
2016).
b. Harga Barite sebelum dimanfaatkan
Barit dijual seharga Rp.1.000,00/kg sebelum diolah menjadi bubuk/serbuk yang siap dipakai.

BAB III
PENUTUP
3.1.

Kesimpulan
1
2
3

Barite merupakan hasil dari proses hidrotermal tingkat menengah sampai bawah .
Barite biasanya berasosiasi timbal, perak, sulfide dan antimonite .
Penyebaran mineral barite di Indonesia berada di Kalimantan Barat, Yogyakarta, Jawa

Tengah, Jawa Barat, Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Timur.


Teknik penambangan mineral barite biasanya memakai system Gophering dengan alat-alat

yang dipakai seperti linggis, sekop, palu dsb .


Proses pengolahan antara lain Proses Washing, Proses Penghancuran, Proses Penghalusan,

Menjadi Bubuk.
Kegunaan mineral barite salah satu contohnya adalah Untuk mengangkat cutting dari dasar
lubang bor ke atas lubang bor

16

Prospek pengembangan barite di Indonesia Konsumsi barit rata-rata di Negara Indonesia pada
tahun 1997 2003 adalah 51,785,00 Ton , Lalu ekspor mentah keluar negri Indonesia
19,550,76 Ton dan Impor bubuk barit jadi adalah 83,869,31 Ton

3.2
1

Saran
Peran pemerintah dalam kegiatan pengolahan barite sangat diperlukan karena saat ini
Indonesia sangat banyak mengimpor bubuk barite dari luar negeri .

17

Anda mungkin juga menyukai