Anda di halaman 1dari 2

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini sebagai berikut.
1. Ketimpangan (gini rasio) di Koridor Ekonomi Sulawesi dalam kurun waktu
2007-2012 memiliki tren linear dan kuadratik, namun koefisien kemampuan
model yang sangat rendah R square = 0.081 dan 0.278 menegaskan ketimpangan
di Koridor Ekonomi Sulawesi tidak dipengaruhi oleh PDRB perkapita dan
hipotesis kurva U terbalik Kuznets bahwa pertumbuhan ekonomi yang
direpresentasikan oleh PDRB perkapita yang tinggi pasti dikuti ketimpangan
yang tinggi pula (trade off) tidak terbukti. Terdapat 3 (tiga) provinsi meliputi
Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selatan memiliki tren menaik
antara ketimpangan (gini rasio) dengan PDRB per kapita. Tiga provinsi
lainnya, yakni Sulawesi Tenggara, Gorontalo dan Sulawesi Barat tidak
memiliki pola tren yang jelas.
2. Ketimpangan (gini rasio) di Koridor Ekonomi Sulawesi dalam kurun waktu
2007-2012 tidak dipengaruhi oleh PDRB perkapita (PDRBK), Pertumbuhan
Ekonomi (PE), Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan Impor yang
tentunya temuan empiris ini tidak mendukung hipotesis Kuznets tentang
pembangunan ekonomi.
3. Ketimpangan (gini rasio) di Koridor Ekonomi Sulawesi dipengaruhi oleh
dampak globalisasi melalui Penanaman Modal Asing (PMA) yang semestinya
investasi dimaksud diharapkan dapat menaikkan kesejahteraan masyarakat di
56

57

Koridor Ekonomi Sulawesi. Dengan kata lain, globalisasi melalui aliran


kapital berperan memperparah ketimpangan yang ada di Koridor Ekonomi
Sulawesi, namun jika ekspor ditingkatkan, maka berdampak sebaliknya
menurunkan ketimpangan di Koridor Ekonomi Sulawesi.

5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, ada beberapa saran atau masukan yang
dapat dipertimbangkan oleh pemangku kepentingan di Koridor Ekonomi
Sulawesi. Saran ini diharapkan dapat membantu percepatan dan perluasan
pembangunan di Koridor Ekonomi Sulawesi meliputi.
1. Pemerintah provinsi di Koridor Ekonomi Sulawesi sangat diharapkan untuk
fokus mengawal Penanaman Modal Asing (PMA) yang masuk di Koridor
Ekonomi

Sulawesi

melalui

kebijakan

yang

dapat

mendistribusikan

pendapatan secara merata kepada masyarakat Sulawesi, mengarahkan


Penanaman Modal Asing (PMA) pada daerah tertinggal seperti Gorontalo dan
Sulawesi Barat, serta melindungi hak-hak masyarakat dan kelestarian sumber
daya alam yang ada dalam membangun ekonomi di Koridor Ekonomi
Sulawesi.
2. Pengembangan ekspor berbasis sumber daya lokal yang menitikberatkan pada
pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) harus digenjot untuk mengurangi
ketimpangan di Koridor Ekonomi Sulawesi.

Anda mungkin juga menyukai