Anda di halaman 1dari 144

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GEOMETRI

SISWA DENGAN MENGGUNAKAN TEORI VAN HIELE


Skripsi ini Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan (S. Pd)

Disusun Oleh

EVA HUZAIFAH
103017027231

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011

DEPARTEMEN AGAMA
UIN JAKARTA
FITK

No. Dokumen
Tgl. Terbit
No. Revisi:
Hal

FORM (FR)

Jl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia

:
:
:
:

FITK-FR-AKD-089
5 Januari 2009
00
1/1

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH


Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama

: Eva Huzaifah

Tempat/Tgl.Lahir

: Tangerang, 21 Januari 1985

NIM

: 103017027231

Jurusan / Prodi

: Pendidikan Matematika

Alamat Rumah

: Jl. Ki Hajar Dewantara Rt 003/02 No 32, kelurahan


Gondrong, Cipondoh, Tangerang

MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA


Bahwa skripsi yang berjudul Upaya Peningkatan Pemahaman Konsep Geometri
Siswa Dengan Menggunakan Teori Van Hielle adalah benar hasil karya sendiri di
bawah bimbingan dosen :
1. Nama

: Drs. H. M. Ali Hamzah, M. Pd

NIP

: 19482303 198203 1 001

Dosen Jurusan

: Pendidikan Matematika

2. Nama

: Maifalinda Fatra, M. Pd

NIP

: 19700528 199603 2 002

Dosen Jurusan

: Pendidikan Matematika

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap menerima
segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya sendiri.

Jakarta, Maret 2011


Mahasiswa Ybs.
Materai 6000

Eva Huzaifah
NIM. 103017027231

ABSTRAK
Eva Huzaifah (103017027231), Upaya peningkatan pemahaman konsep
geometri siswa dengan menggunakan teori Van Hielle. Skripsi jurusan
matematika, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2011.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan pemahaman konsep
geometri khususnya bangun datar. Metode yang digunakan adalah penelitian
tindakan kelas yang terdiri dari 4 tahap, yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan,
observasi dan refleksi. Adapun subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas
VII - 4 MTs N 8 Jakarta Barat sebanyak 38 orang siswa. Instrumen yang
digunakan adalah lembar observasi, lembar wawancara, lembar kerja siswa dan
lembar soal tiap siklus.
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan pemahaman konsep dari
tiap siklusnya. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata pemahaman konsep siswa tiap
siklusnya, yaitu pada siklus I sebesar 63,3 dan siklus II sebesar 71,8.
Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa penggunaan teori Van Hielle dapat
meningkatkan pemahaman konsep geometri siswa Kelas VII - 4 MTs N 8 Jakarta
Barat.

Kata kunci : Pemahaman Konsep, Teori Van Hiele

ABSTRAK
Eva Huzaifah, (103017027231), Effort to improve students understanding of
geometric consepts by using the theory of Van Hielle. Thesis department of
mathematics education, faculty of science and teacher training tarbiyah, UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011
The purpose of this study is to analysis improve students understanding of
geometri consepts. The method used in research is a class Action Research, which
consists of 4 stages, namely planning, execution, observation, and reflection. The
subjects in this study are class VII-4 MTS N 8 Jakarta. Total of 38 students. The
research instrument used is the observation sheets, interview, achievement test.
The result of this study showed an increase in understanding the concept of each
cycle. This is evident from the average value of understanding the concept each
cycle. The first cycle of 63,3 and the second cycle of 71,8.
The conclusion of the research that is obtained by the application of theory Van
Hielle can increase understanding of geometri concepts class VII-4 Mts N 8
Jakarta

Keyword : Understanding of concept, Theory Van Hielle

ii

KATA PENGANTAR
Bismillaahirrahmaanirrahiim

Puji syukur kehadirat Allah SWT penguasa alam semesta, yang telah
memberikan

hidayah,

taufik

dan

karuniaNya

sehingga

penulis

dapat

menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan


kepada baginda Nabi Muhammad SAW yang telah membawa manusia dari zaman
kebodohan menuju zaman cerah penuh ilmu dan kebajikan.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana
pendidikan matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis Menyadari bahwa skripsi ini dapat
selesai atas bantuan banyak pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu memberikan dorongan dan
semangat baik moril maupun materil. Ucapan terima kasih yang sedalamdalamnya penulis sampaikan kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatulah Jakarta.
2. Ibu Maifalinda Fatra, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan
Bapak Otong Suhyanto, M.Si, Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika,
yang telah memberikan banyak bimbingan, arahan dan nasehat kepada
penulis.
3. Ibu Maifalinda Fatra, M.Pd, dosen penasehat akademik yang telah banyak
membimbing penulis selama proses perkuliahan.
4. Bapak H.M. Ali Hamzah, M. Pd dan Ibu Maifalinda Fatra, M.Pd, dosen
pembimbing I dan II dalam penyusunan skripsi ini. Terima kasih untuk semua
arahan, bimbingan dan semangat yang diberikan kepada penulis.
5. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, khususnya
dosen-dosen Jurusan Pendidikan Matematika, Bapak Drs. Ali Hamzah, Ibu
Maifalinda Fatra, M.Pd, Bpk Firdausi, S. Si, M. Pd, Ibu Dra. Afidah Masud,
(Almh) Ibu Muhlisrarini, M.Pd, Bapak Otong Suhyanto, M.Si, Bapak
Bambang Aryan S., M.Pd, Bapak Mulyono, M.Pd, Bapak Dr. Kadir, M.Pd,
iii

Ibu Gelar Dwi Rahayu, M. Pd, Ibu Gusni, dan lain-lain. Terima kasih semoga
Allah membalas atas semua jasa baik bapak/ibu dosen sekalian.
6. Pimpinan dan staf/karyawan perpustakaan umum, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan perpustakaan UNJ, yang telah
menyediakan fasilitas kepustakaannya.
7. Bapak Drs. H. Budi Haerawan, M.Si, Kepala MTs N 8 Jakarta Barat yang
telah memberikan kesempatan dan membantu penulis dalam melakukan
penelitian.
8. Ayahanda H. Mudini dan Ibunda Hj. Husna tercinta yang tak pernah lelah
mendidik dan mendoakan serta memberikan motivasi kepada penulis, mereka
semua selalu menghibur dan memberikan semangat kepada penulis.
9. Suamiku tercinta Muhamad Dody dan anakku M. Zidan Habibi yang tak
pernah lelah memberikan motivasi kepada penulis, dan dia selalu menghibur
dan memberikan semangat kepada penulis.
10. Kakak-kakakku dan adik-adikku tersayang yang selalu memberikan semangat,
sehingga dapat terselesainya skripsi ini.
11. Teman-teman Jurusan Pendidikan Matematika angkatan 2003 (Iyang, Yie,
Ila, teh Mimin, Obay, mas Dhofir, mas Malkan dan lain-lain yang tak bisa
penulis sebutkan semua) yang selalu memberikan motivasi kepada penulis
untuk menyelesaikan skripsi ini.
Ucapan terima kasih juga ditujukan kepada semua pihak yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu. Penulis hanya dapat berdoa semoga amal kebaikan
dan ketulusan mereka semua menjadi amal shaleh dan dibalas oleh Allah SWT
dengan kebaikan yang berlipat ganda. Amin. Penulis berharap semoga skripsi ini
dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca sekalian
serta dapat memberikan sumbangsih pemikiran bagi dunia pendidikan khusunya
dan pengembangan ilmu pengetahuan pada umumnya.
Jakarta, Februari 2011

Penulis

iv

DAFTAR ISI

Hal
ABSTRAK ..................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................... iii
DAFTAR ISI . ................................................................................................. v
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. vii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... ix
BAB I

PENDAHULUAN ........................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1


B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian ..................................................... 4
1. Identifikasi Area .................................................................................. 4
2. Fokus Penelitian .................................................................................. 5
C. Pembatasan Fokus Penelitian .................................................................... 5
D. Perumusan Masalah Penelitian ................................................................. 5
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .............................................................. 6
BAB II KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL
INTERVENSI TINDAKAN .......................................................... 7
A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti ............................................... 7
1. Pengertian Pemahaman Konsep .......................................................... 7
a. Definisi Pemahaman ..................................................................... 7
b. Definisi Konsep dan Pembelajarannya ......................................... 9
c. Pengertian Matematika dan Karakteristiknya ............................... 12
d. Pemahaman Konsep Matematika .................................................. 19
e. Pengertian Geometri ...................................................................... 20
f. Konsep Bangun Datar ................................................................... 22
2. Teori Belajar Van Hiele dan Implementasinya ................................... 26
a. Pengertian Teori Belajar Van Hiele .............................................. 26
b. Implementasi Teori Van Hiele dalam Pembelajaran Matematika . 29

B. Hasil Penelitian yang Relevan .................................................................. 31


C. Kerangka Berpikir . .................................................................................... 32
D. Hipotesis Tindakan .................................................................................... 33
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................ 34
A. Setting Penelitian ...................................................................................... 34
B. Metode Penelitian dan Desain Intervensi Tindakan atau Rancangan
Siklus Penelitian ........................................................................................ 34
C. Subyek Penelitian ..................................................................................... 40
D. Peran dan Posisi Peneliti Dalam Penelitian .............................................. 40
E. Tahapan Perencanaan Tindakan ................................................................ 40
F. Hasil Intervensi yang Diharapkan ............................................................. 42
G. Jenis Data dan Sumber Data ..................................................................... 42
H. Instrumen-Instrumen Pengumpulan Data yang Digunakan ...................... 42
I. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 43
J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Studi .............................................. 44
K. Teknik Analisis Data ................................................................................. 45
L. Tindak Lanjut atau Pengembangan Perencanaan ...................................... 45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................ 46
A. Deskripsi Data ........................................................................................... 46
1. Pengamatan Awal ................................................................................ 46
2. Pelaksanaan Penelitian Pada Pembelajaran Siklus I ........................... 47
3. Pelaksanaan Penelitian Pada Pembelajaran Siklus II .......................... 56
B. Analisis Data ............................................................................................. 63
C. Interpretasi Hasil Analisis Data ................................................................ 64
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 67
A. Kesimpulan ............................................................................................... 67
B. Saran .......................................................................................................... 67
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 68
LAMPIRAN-LAMPIRAN ........................................................................... 71-127

vi

DAFTAR LAMPIRAN

Hal
Lampiran 1

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ............................. 71

Lampiran 2

Lembar Kerja Siswa ................................................................ 85

Lampiran 3

Kisi-Kisi Instrumen Pemahaman Konsep Siklus I ................... 111

Lampiran 4

Instrumen Tes Pemahaman Konsep Siklus I............................ 112

Lampiran 5

Kisi-Kisi Instrumen Pemahaman Konsep Siklus II ................ 114

Lampiran 6

Instrumen Tes Pemahaman Konsep Siklus II ......................... 115

Lampiran 7

Kunci Jawaban Instrumen Tes Siklus I .................................... 117

Lampiran 8

Kunci Jawaban Instrumen Tes Siklus II................................... 120

Lampiran 9

Nilai Pemahaman Konsep Pada Siklus I ................................. 123

Lampiran 10 Rekapitulasi dan Rata-Rata Persentase Aktivitas Siswa pada


Siklus I ..................................................................................... 124
Lampiran 11 Nilai Pemahaman Konsep Pada Siklus II ................................ 125
Lampiran 12 Rekapitulasi dan Rata-Rata Persentase Aktivitas Siswa pada
Siklus II ................................................................................... 126
Lampiran 13 Daftar Nilai Hasil Belajar Matematika Siswa Tiap Siklus ...... 127

vii

DAFTAR TABEL

Hal
Tabel 1

Refleksi Siklus I ...................................................................... 56

Tabel 2

Rekapitulasi Aktivitas Siswa Pada Saat KBM ........................ 64

Tabel 3

Rekapitulasi Pemahaman Konsep Siswa Tiap Siklus ............. 64

Tabel 4

Peningkatan Rata-Rata Persentase Aktivitas Siswa ................ 65

Tabel 5

Kisi-Kisi Instrumen Pemahaman Konsep Siklus I .................. 111

Tabel 6

Kisi-Kisi Instrumen Pemahaman Konsep Siklus II ................ 114

Tabel 7

Nilai Pemahaman Konsep Pada Siklus I ................................. 123

Tabel 8

Rekapitulasi dan Rata-Rata Persentase Aktivitas Siswa pada


Siklus I ..................................................................................... 124

Tabel 9

Nilai Pemahaman Konsep Pada Siklus II ................................ 125

Tabel 10

Rekapitulasi dan Rata-Rata Persentase Aktivitas Siswa pada


Siklus II ................................................................................... 126

Tabel 11

Daftar Nilai Hasil Belajar Matematika Siswa Tiap Siklus ...... 127

viii

DAFTAR GAMBAR

Hal
Gambar 1

Kegiatan Siswa Pada Saat Mencatat Materi Pelajaran ............ 49

Gambar 2

Kegiatan Siswa Pada Saat Mengerjakan Soal di Papan Tulis . 53

Gambar 3

Kegiatan Siswa Pada Saat Mencatat Materi Pelajaran ............ 61

Gambar 4

Diagram Rekapitulasi Indikator Pemahaman Konsep Siswa


Pada Pembelajaran Matematika .............................................. 66

ix

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan adalah masalah paling penting dan aktual sepanjang zaman,
karena dengan pendidikan orang menjadi maju dan mampu mengelola alam
yang dikaruniakan Allah SWT kepadanya. Begitu pentingnya pendidikan,
sejalan dengan pemikiran yang berada dalam agama Islam, bahkan Islam
mewajibkan umatnya untuk berfikir, membaca, dengan menuntut ilmu, hal
tersebut terdapat dalam firman Allah SWT, yang tertulis dalam kitab
Alquran. Bahkan Allah memberikan perbedaan untuk orang yang berilmu,
serta meninggikan derajat orang-orang yang berilmu sebagaimana dalam
firmanNya pada QS. Al Mujadillah ayat 11:

. .
.. Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara kamu
sekalian dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.1
Jelas sekali ayat di atas telah mendorong dan memotivasi kepada manusia
untuk giat menggali berbagai ilmu pengetahuan dengan mempelajarinya.
Melalui pendidikan manusia memperoleh ilmu pengetahuan yang dapat
dijadikan tuntunan dalam kehidupan manusia. Pendidikan merupakan salah
satu kebutuhan yang paling mendasar bagi manusia karena dengan pendidikan
kehidupan dapat berkembang maju. Dalam pasal 3 No.20 tahun 2003
berkenaan dengan fungsi dan tujuan pendidikan sebagai berikut:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan

Alquran dan Terjemahnya. h . 910

Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.2
Untuk mewujudkan tujuan pendidikan di atas maka diselenggarakan
rangkaian kependidikan. Diantaranya pendidikan formal seperti sekolah, mulai
dari tingkat kanak-kanak sampai perguruan tinggi. Di sekolah terdapat
serangkaian bidang studi yang harus dikuasai oleh siswa salah satunya adalah
matematika.
Matematika sebagai salah satu mata pelajaran inti mempunyai peranan
yang penting bagi mata pelajaran inti lainnya. Sehingga matematika dapat
dikatakan sebagai ilmu pengetahuan dasar yang harus dikuasai oleh setiap
siswa. Begitu pentingnya matematika, Suherman menjuluki matematika
sebagai ratu dan pelayan ilmu. Hal ini dimaksudkan bahwa matematika
adalah sumber dari ilmu lainnya.3
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari di
sekolah dan ilmu pengetahuan yang sudah dikenalkan pada anak-anak mulai
dari jenjang pendidikan paling rendah. Belajar matematika sangat penting
karena matematika tidak terlepas dari kehidupan sehari-hari, misalnya banyak
persoalan yang memerlukan kemampuan geometri. Keduanya merupakan
materi yang diajarkan dalam matematika. Selain itu juga matematika dapat
mengembangkan kemampuan komunikasi.
Geometri berasal dari kata geo yang berarti bumi dan metrein yang
berarti pengukuran jadi secara sederhana geometri adalah pengukuran tanah.4
Dalam Islam masalah pengukuran sangat ditekankan untuk mengukur dengan
sebenar-benarnya. Hal ini seperti dijelaskan dalam Al Quran surat Al Israa
ayat 35 yang berbunyi:

Undang-Undang Sisdiknas Bab II Pasal 3 Tahun 2003, hal 3


Erman Suherman, et.al., Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, (Bandung: Fakultas
MIPA UPI, 2003) hal.25
4
Dwi Mulyo, Perbedaan Hasil Belajar Geometri Antara Siswa yang Diajar Menggunakan Alat
Audiovisual Dengan Siswa yang Diajar Dengan Menggunakan Alat Peraga Matematika,
(Jakarta: MIPA IKIP, 2000) hal. 12
3

Dan sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar, dan timbanglah


dengan neraca yang benar. Itulah yang lebih utama (bagimu) dan lebih baik
akibatnya5.
Dari ayat tersebut jelas kita dianjurkan untuk menyempurnakan
pengukuran tanpa harus mengurangi atau menambahi.
Salah satu cabang matematika yang diajarkan di sekolah adalah
geometri. Geometri merupakan salah satu bagian dari matematika sekolah
yang diajarkan mulai dari SD. Dalam geometri dipelajari objek-objek berupa
fakta, konsep, dan prinsip geometri. Dengan menguasai objek-objek tersebut
dengan baik, diharapkan kemampuan verbal, visual, menggambar dan berfikir
logis siswa dapat tumbuh dan berkembang.
Geometri sebagai salah satu cabang matematika yang diajarkan di setiap
jenjang pendidikan diduga kurang dikuasai oleh siswa. Hal ini sesuai dengan
hasil penelitian Soedjaji yang menyatakan bahwa terdapat kelemahan
pengusaan materi geometri oleh siswa antara lain siswa sukar membedakan
sudut dan pojok, siswa sukar menentukan apakah suatu sudut siku-siku atau
tidak, serta siswa sukar mengenali dan memahami bangun-bangun geometri,
terutama bangun ruang serta unsur-unsurnya. Rendahnya pengusaan materi
geometri pada jenjang pendidikan dasar menunjukan ketidakberhasilan siswa
dalam belajar geometri pada jenjang tersebut. Ketidakberhasilan ini
disebabkan karena siswa mengalami kesulitan dalam memahami fakta, konsep
dan prinsip geometri.
Rendahnya penguasaan siswa terhadap materi geometri dapat
disebabkan oleh faktor yang berasal dari dalam diri siswa (faktor internal) dan
faktor yang berasal dari lingkungan luar siswa (faktor eksternal). Salah satu
faktor internal yang mempengaruhi keberhasilan belajar geometri adalah
perkembangan intelektual. Hal ini sesuai dengan pendapat Usiskin yang
menyatakan bahwa kemampuan intelektual sangat berperan dalam penguasaan

Alquran dan terjemahnya hal 429

fakta dan konsep geometri. 6 Selain faktor internal, juga terdapat faktor
eksternal yang dapat mempengaruhi keberhasilan belajar geometri yaitu
metode mengajar guru, sarana dan prasarana yang mendukung serta
lingkungan sekitar siswa yang kondusif.
Selain itu, metode pembelajaran yang dilakukan masih berpusat pada
kegiatan guru sebagai pemberi informasi (materi pelajaran) sehingga siswa
menjadi pasif. Siswa tidak berkesempatan untuk menemukan sendiri konsep
yang diajarkan karena pada umumnya siswa hanya aktif membuat catatan saja.
Akibatnya siswa hanya belajar menghafal sehingga kurang memahami materi
pelajaran tersebut.
Berdasarkan kondisi tersebut, perlu dicari alternatif lain dalam
pembelajaran gometri yang berorientasi kepada pemahaman siswa sehingga
belajar menjadi aktif dan dinamis. Oleh karena itu perlu dirancang
pembelajaran matematika yang melibatkan siswa secara aktif. Siswa harus
mencoba menemukan sendiri pola-pola dan struktur matematika melalui
pengalaman belajarnya sehingga dapat memahami materi pelajaran tersebut.
Berkaitan dengan hal tersebut di atas maka pembelajaran matematika yang
dilakukan adalah pembelajaran matematika dengan menggunakan teori belajar
Van Hiele, yaitu suatu teori tentang perkembangan berpikir dalam belajar
geometri.
Oleh karena itu, penulis merasa tertarik untuk meneliti fenomena di
atas dan dituangkan

dalam sebuah judul

skripsi

yaitu:

UPAYA

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GEOMETRI SISWA


DENGAN MENGGUNAKAN TEORI VAN HIELE .

B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian


1. Identifikasi Area
Area penelitian dalam penelitian tindakan ini adalah kelas VII - 4
MTs Negeri 8 Jakarta Barat tahun ajaran 2008/2009. Jumlah siswa dalam
6

Hasan Munir, dkk, Penelusuran Tingkat Perkembangan Berfikir Model Van Hiele pada Siswa
SD Kelas III, IV, dan V Dalam Belajar Geometri. (Universitas Syah Kuala, 2003) hal. 2

penelitian ini 38 orang yang terdiri dari 14 orang laki-laki dan 24 orang
perempuan. Secara umum kemampuan siswa di kelas masih tergolong
rendah. Hal ini terlihat dari nilai raport semester satu dimana masih
banyak siswa yang mendapat nilai di bawah standar yang ditetapkan
sekolah dan sebagian besar siswa masih tergolong siswa yang pasif dalam
mengikuti proses pembelajaran.
2. Fokus Penelitian
Fokus penelitian dari penelitian tindakan ini adalah meningkatkan
pemahaman konsep geometri pada materi bangun datar pada siswa kelas
VII MTs Negeri 8 Jakarta Barat dengan menggunakan Teori Van Hiele.

C. Pembatasan Fokus Penelitian


Berdasarkan
meningkatkan

analisis

dari

pemahaman

data-data,
konsep

peneliti
geometri

berupaya

untuk

pada

materi

persegi, persegi panjang, jajar genjang, trapesium, dan belah ketupat pada
siswa kelas VII MTs Negeri 8 Jakarta Barat dengan menggunakan Teori Van
Hiele.

D. Perumusan Masalah Penelitian


Berdasarkan pembatasan fokus penelitin yng telah diungkapkan di atas,
maka perumusan masalah penelitin ini adalah upaya meningkatkan
pemahaman konsep geometri siswa dengan teori Van Hiele. Agar perumusan
masalah ini dapat diukur maka diajukan pertanyaan yang akan dijawab
melalui penelitian:
1.

Bagaimana penerapan pembelajaran menggunakan teori Van Hiele dapat


meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa pada pokok
bahasan geometri?

2.

Bagaimana aktivitas proses belajar matematika dengan menggunakan


teori Van Hielle?

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian


Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan
pemahaman konsep pada pelajaran matematika khususnya pada geometri
bangun datar, agar siswa menjadi lebih aktif dan lebih efektif dalam belajar
matematika khususnya bangun datar dan dapat menjadi solusi bagi
permasalahan yang ada di MTs Negeri 8 Jakarta Barat.
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi siswa: dapat meningkatkan pemahaman yang mendalam tentang
konsep-konsep geometri khususnya bangun datar.
2. Bagi guru: memperoleh alternatif pembelajaran dalam rangka membangun
pemahaman konsep-konsep geometri dan menambah wawasan tentang
berbagai model pembelajaran.
3. Bagi sekolah: menjadi sumbangan yang baik bagi sekolah dalam rangka
perbaikan dan peningkatan pembelajaran matematika.
4. Bagi peneliti: sebagai tambahan pengetahuan untuk menangani masalahmasalah yang terjadi dalam pembelajaran matematika dan menjadi ilmu
yang berharga.

BAB II
KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL
INTERVENSI TINDAKAN

A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti


1. Pengertian Pemahaman Konsep
Pemahaman konsep terdiri dari dua kata yaitu pemahaman dan
konsep, di bawah ini akan dipaparkan mengenai definisi pemahaman dan
konsep.
a. Definisi Pemahaman
Pemahaman

merupakan

proses

berfikir

dan

belajar,

dikatakan demikian karena untuk ke arah pemahaman perlu diikuti


belajar dan berfikir. Pemahaman merupakan proses, perbuatan dan
cara memahami. 1 Pemahaman menurut Winkel adalah mencakup
kemampuan untuk menangkap makna berarti dari bahan yang
dipelajari. 2 Selanjutnya pada taksonomi Bloom, Pemahaman adalah
tingkatan yang paling rendah dalam aspek kognitif yang berhubungan
dengan penguasaan atau mengerti tentang sesuatu3.
Sedangkan menurut Haryanto pemahaman didefinisikan
sebagai Kemampuan untuk menangkap pengertian dan sesuatu. Hal
ini dapat dipertunjukkan dalam bentuk menterjemahkan sesuatu,
misalnya angka menjadi kata atau sebaliknya.4
Pemahaman adalah tingkat kemampuan yang mengharapkan
seseorang mampu memahami arti atau konsep, situasi serta fakta yang
diketahuinya. Dalam hal ini ia tidak hanya hafal secara verbalitas,
tetapi memahami konsep dari masalah atau fakta yang ditanyakan.
Maka operasionalnya dapat membedakan, mengubah, mempersiapkan,

1
2
3
4

W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, ( Jakarta: Balai Pustaka, 1991), h. 636
W.S. Winkel, Psikologi Pendidikan, ( Jakarta: Grasindo, 1996), Cet. Ke-4, hal 53.
Erman Suherman, Strategi Pembelajaran, hal 224.
Haryanto, Perencanaan Pengajaran, ( Rineka Cipta,, 1997), h.60

menyajikan,

mengatur,

menginterpretasikan,

menjelaskan,

mendemonstrasikan, memberi contoh, memperkirakan, menentukan,


dan mengambil kesimpulan.
Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam menguraikan isi
pokok dari suatu bacaan, mengubah data yang disajikan dalam bentuk
tertentu kebentuk kata, seperti rumus matematika ke dalam bentuk
kata-kata membuat perkiraan tentang sesuatu kecenderungan yang
nampak dalam data seperti dalam grafik.
Menurut Polya (dalam Michener 1978) membedakan 4 jenis
pemahaman:
1. Pemahaman mekanikal, (polya dalam Michener 1978) dapat
mengingat dan menerapkan sesuatu secara rutin atau perhitungan
sederhana
2. Pemahaman induktif, dapat mencobakan sesuatu dalam kasus
sederhana dan tahu bahwa sesuatu itu berlaku dalam kasus serupa.
3. Pemahaman rasional, yaitu dapat membuktikan kebenaran sesuatu
4. Pemahaman intuitif, yaitu dapat memperkirakan kebenaran sesuatu
tanpa ragu-ragu sebelum menganalisis secara analitik
Pollastek (1981) membedakan 2 jenis pemahaman yaitu:
1. Pemahaman komputasional, dapat menerapkan sesuatu pada
perhitungan rutin atau sederhana, atau mengerjakan secara
algoritmik saja
2. Pemahaman fungsional dapat mengaitkan sesuatu dengan hal
lainnya secara benar dan menyadari proses yang dilakukan
Copeleade (1979) membedakan 2 jenis pemahaman:
1. Knowing how do, dapat mengerjakan secara rutin/algoritmik
2. Knowing, dapat mengerjakan sesuatu dengan sadar akan proses
yang dikerjakan.5
Kognitif Gestalt meliputi Teori Kognitif, Gestalt dan Teori
Medan (Field Thoery). Ada enam ciri dari belajar pemahaman menurut
Ernest Hilgard yaitu (1) Pemahaman yang dipengaruhi kemampuan dasar
(2) Pemahaman yang dipengaruhi pengalaman belajar yang lalu (3)
pemahaman tergantung kepada pengaturan situasi (4) pemahaman

Algoritma (Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika): Pembelajaran dengan Pendekatan


Pemecahan Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman dan Penalaran Matematika
Siswa SMP. h. 80

didahului oleh usaha coba-coba, (5) Belajar dengan pemahaman dapat


diulang, (6) pemahaman dapat diaplikasikan bagi pemahaman situasi lain. 6
Jadi pemahaman ini lebih menekankan pada penguasaan dan
mengerti tentang sesuatu akan arti materi-materi matematika yang
mencakup kemampuan untuk menangkap makna dan arti dari bahan atau
materi yang dipelajari itu. Pada tahap ini siswa diharapkan mampu
memahami ide-ide matematika bila mereka dapat menggunakan beberapa
kaidah yang relevan serta dapat menghubungkannya dengan ide-ide yang
lain dengan implikasinya.
b. Definisi Konsep dan Pembelajarannya
Konsep adalah kategori-kategori yang mengelompokkan
objek, kejadian dan karakteristik berdasarkan properti umum.
Selanjutnya

menurut

Alisuf

Sabri

dalam

bukunya

psikologi

pendidikan, konsep adalah pengertian suatu arti untuk memiliki


sejumlah objek/benda yang memiliki ciri yang sama.
Konsep
sekelompok

merupakan

orang

yang

buah

pemikiran

dinyatakan

dalam

seseorang
definisi

atau

sehingga

melahirkan produk pengetahuan melalui prinsip, hukum dan teori.


Konsep diperoleh dari fakta, peristiwa, pengalaman, melalui
generalisasi dan berfikir abstrak.8
Menurut Nana Sudjana, konsep dapat didefinisikan sebagai
pola unsur bersama diantara anggota kumpulan atau rangkaian.
Hakikat suatu konsep tidak terdapat didalam masing-masing anggota,
tetapi didalam unsur atau sifat yang terdapat pada semua anggota.
Suatu konsep terbentuk karena adanya unsur-unsur yang berbeda yang
dijadikan menjadi suatu rangkaian yang saling berkaitan.

6
7

R. Ibrahim dan Nana Syaodih S. Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), h. 21
John W. Santrock. Psikologi Pendidikan, ( Jakarta: Kencana Persada Media Grup, 2008), Cet
ke-2, hal. 352.
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2009) hal 71

10

Mempelajari

konsep

merupakan

kemampuan

untuk

mengelompokkan benda atau peristiwa yang mempunyai hubungan.


Dalam hal ini, Gagne membedakan dua jenis konsep, yaitu konsep
yang konkrit dan yang abstrak.9. Konsep konkret adalah pengertian
yang menunjukkan pada objek-objek dalam lingkungan fisik. Konsep
konkret biasa kita pelajari melalui pengamatan, mungkin juga
ditunjukkan melalui definisi, karena merupakan sesuatu yang abstrak.
Sedangkan konsep yang abstrak adalah konsep yang mewakili realitas
hidup, tetapi tidak langsung menunjuk realitas lingkungan fisik, karena
realitas itu tidak berbadan. Bila seseorang telah mengenal suatu
konsep, maka konsep yang telah diperoleh tersebut dapat digunakan
untuk mengorganisasi konsep yang satu dengan yang lain dilakukan
melaui kemampuan kognitif.
Belajar memahami konsep menuntut kemampuan untuk
menemukan ciri-ciri yang sama pada sejumlah objek baik itu ciri-ciri
fisik maupun non fisik. Belajar konsep dibagi menjadi 2 yaitu:
1) Belajar Konsep Konkrit
Belajar

Konsep

Konkrit

adalah

pengertian

yang

menunjukkan kepada objek-objek dalam lingkungan fisik. Konsep


ini di peroleh melalui pengamatan terhadap lingkungan hidup yang
berwujud nyata, yang dimiliki golongan benda tertentu, relasi sifat
diantara benda-benda dan golongan perbuatan tertentu.
2) Belajar Konsep yang Harus Didefinisikan
Yaitu siswa harus menghadapi tantangan khusus, karena
ciri-ciri atau sifat yang sama tidak ditemukan hanya melalui
pengamatan.
Konsep dalam matematika akan mudah dipahami dengan baik
jika disajikan kepada peserta didik dalam bentuk konkrit. Menurut
Dienes konsep matematika dipelajari menurut enam tahapan
bertingkat, yaitu:
9

Winkel. Psikologi Pengajaran. (Jakarta: Grasindo, 1996) hal 101

11

1) Tahap Bermain Bebas


Tahap permulaan anak-anak belajar matematika, anak-anak
bermain dengan benda-benda konkrit model matematika, mereka
belajar bebas tidak teratur dan tidak diarahkan.
2) Tahap Permainan
Tahap ini mulai mengamati pola, sifat-sifat kesamaan,
keteraturan/tidak keteraturan suatu konsep yang disoalkan oleh
benda-benda konkrit
3) Tahap Penelaah Sifat Kesamaan
Pada tahap ini siswa mulai diarahkan dalam kegiatan menemukan
sifat-sifat kesamaan dalam permainanyang diikuti.
4) Tahap Refresentasi
Tahap pengambilan kesamaan sifat dari beberapa situasi yang
sejenis
5) Tahap Simbolisasi
Pada tahap ini siswa belajar konsep yang membutuhkan
kemampuan merumuskan representasi dari setiap konsep dengan
menggunakan simbol matematika.
6) Tahap Formalisasi.
Pada tahap ini siswa belajar mengurutkan sifat-sifat konsep dan
kemudian merumuskan sifat-sifat baru dari konsep itu.10
Dalam mengajar konsep matematika guru diharapkan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1) Mengetengahkan berbagai contoh yang tidak sama dari konsep
memberi kemudahan dan generalisasi.
2) Menunjukkan konsep yang berbeda tetapi berhubungan, menolong
diskriminasi.
3) Mengetengahkan yang bukan contoh dari konsep untuk
memperbaiki diskriminasi dan generalisasi.
4) Menghindari mengetengahkan contoh dari konsep yang semua
sifatnya sama, sehingga menghambat pengklasifikasian sempurna
dari contoh-contoh konsep.11
Pemahaman konsep (Concept Understanding - biasanya
disingkat dengan soal CU) merupakan salah satu aspek dari tiga aspek
penilaian matematika. Penilaian pada aspek pemahanan konsep ini
bertujuan mengetahui sejauh mana siswa mampu menerima dan
memahami konsep dasar matematika yang telah diterima siswa. Ada
10
11

Erman Suherman, Evaluasi Pembelajaran Matematika, ( Bandung: JICA UPI, 2003), hal. 43.
Sutrisno Murtado dan G. Tambunan, Materi Pokok Pengajaran Matematika, (Jakarta: Karunika,
1997), hal. 3.34

12

beberapa ciri khusus yang membedakan antara soal pemahaman


konsep dengan soal untuk aspek penilaian yang lain. Menurut Sadijah
(2006) setidaknya ada 7 ciri soal pemahaman konsep. Ciri-ciri tersebut
antara lain soal yang:
1. menyatakan ulang sebuah konsep
2. mengklasifikasi objek-objek menurut sifat-sifat tertentu (sesuai
dengan konsepnya)
3. memberi contoh dan non-contoh dari konsep
4. menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis
5. mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup suatu konsep
6. menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi
tertentu
7. mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah
Berikut ini adalah beberapa contoh soal yang tergolong soal
pemahaman konsep:
1. Tulislah kembali perkalian dalam bentuk penjumlahan berulang!
2. Dilihat dari ukuran sudutnya, segitiga samasisi tergolong segitiga
3. Sebutkan tiga bilangan kuadrat sempurna dan tiga bilangan bukan
kuadrat sempurna!
c. Pengertian Matematika dan karakteristiknya.
Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
menyebabkan makin perlunya sumber daya manusia yang berkualitas
dan kritis serta tanggap terhadap berbagai macam permasalahan yang
timbul, akibat kemajuan teknologi itu sendiri. Matematika merupakan
salah satu alternatif untuk menghasilkan manusia yang bersumber daya
tinggi.

Herman

Hudoyo

mengemukakan

bahwa,

matematika

berkenaan dengan ide-ide atau konsep-konsep abstrak yang tersusun


secara hirarkis dan penalarannya deduktif.12

12

Herman Hudoyo, Mengajar Belajar Matematika,(Jakarta : Depdikbud, 2000) hal. 3

13

Berbagai pendapat muncul tentang pengertian matematika


tersebut, dipandang dari pengetahuan dan pengalaman masingmasing yang berbeda. Ada yang mengatakan bahwa
matematika itu bahasa simbol; matematika adalah bahasa
numerik; matematika adalah bahasa yang dapat menghilangkan
sifat kabur, majemuk, dan emosinal; matematika adalah metode
berfikir logis; matematika adalah sarana berfikir; matematika
adalah logika pada masa dewasa; matematika adalah ratunya
ilmu dan sekaligus menjadi pelayannya; matematika adalah
sains yang bekerja menarik kesimpulan-kesimpulan yang perlu;
matematika adalah sains formal yang murni; matematika adalah
sains yang memanipulasi simbol; matematika adalah ilmu yang
mempelajari hubungan pola, bentuk, dan struktur13
Kata matematika berasal dari bahasa Latin yaitu mathematica,
yang mula-mula berasal dari kata yunani mathematike berkaitan pula
dengan kata mathanein yang berarti berfikir atau belajar. Dalam kamus
besar bahasa Indonesia matematika diartikan sebagai ilmu tentang
bilangan-bilangan,

hubungan

antara

bilangan,

dan

prosedur

operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai


bilangan.
Matematika adalah cara atau metode berfikir dan bernalar.
Matematika dapat digunakan untuk memutuskan apakah suatu
ide itu benar atau salah, atau paling sedikit ada kemungkinan
benar. Matematika adalah suatu medan eksplorasi dan
penemuan, disitu setiap hari ide-ide baru diketemukan.
Matematika adalah cara berfikir yang digunakan untuk
memecahkan semua jenis persoalan didalam sains, pemerintah
dan industri. Ia adalah bahasa lambang yang dipahami oleh
semua bangsa berbudaya didunia bahkan dipercayai bahwa
matematika akan menjadi bahasa dipahami oleh penduduk di
planet mars (jika disana ada penduduknya!). Matematika
adalah seni, seperti halnya musik, penuh dengan simetri, pola
dan irama yang dapat sangat menyenangkan14
Matematika timbul karena pikiran-pikiran manusia, yang yang
berhubngan dengan idea, proses dan penalaran. Matematika terdiri dari
empat wawasan yang luas yaitu Aritmatika, Aljabar, Geometri, dan
13

Tim MKPBM Jurusan Pendidikan Matematika, Strategi Pembelajaran Matematika


Kontemporer. (Bandung : JICA-UPI, 2001), hal. 15.
14
Sukardjono, Filsafat dan Sejarah Matematika, ( Jakarta : UT, 2000 ), Cet.I. hal.1.3

14

Analisa. Selain itu matematika adalah Ratunya ilmu (mathematics is


the queen of the sciences), maksudnya antara lain ialah bahwa
matematika itu tidak bergantung pada bidang studi lain.
James dan James (1976) dalam kamus matematikanya
mengatakan bahwa matematika adalah ilmu tentang logika,
mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang
berhubungan satu dengan yang lainnyadengan jumlah yang
banyak yang terbagi kedalam tiga bidang yaitu aljabar, analisis,
dan geometri. Namun pembagian yang jelas sangatlah sukar
untuk dibuat, sebab cabang-cabang itu semakin bercampur.
Sebagai contoh adanya pendapat yang mengatakan matematika
itu timbul karena pemikiran-pemikiran manusia yang
berhubungan dengan ide, proses, dan penalaran yang terbagi
menjadi 4 (empat) wawasan yang luas yaitu aritmatika, aljabar,
geometri, dan analisis dengan aritmatika mencakup teori
bilangan dan statistika15
Berbeda

halnya

dengan

Jujun

S.

Suriasumantri

yang

menyatakan bahwa matematika adalah bahasa yang melambangkan


serangkaian makna dari pernyataan yang ingin kita sampaikan. 16
Menurut Johnson dan Rising, matematika adalah bahasa istilah yang
diidentifikasikan dengan cermat, jelas dan akurat, representasinya
dengan simbol dan padat, lebih berupa bahasa simbol mengenai ide
tentang bunyi.

17

Menurut Rusefendi dalam bukunya mengatakan

bahwa matematika adalah ilmu tentang logika atau nalar, sesuatu yang
mantap dan pengorganisasian tentang waktu, bobot dan angka-angka
yang luas. 18 Sedangkan menurut Andi Hakim dikatakan juga bahwa
matematika adalah ilmu tentang sesuatu yang dipelajari oleh orang,
sehingga orang itu akan belajar mengatur jalan pikirannya dan
menambah kepandaiannya.19

15

Tim MKPBM Jurusan Pendidikan Matematika, Strategi Pembelajaran, hal. 16


Jujun S. Suriasumantri, Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer, (Jakarta : Sinar Harapan,
1996), hal. 190.
17
Tim MKPBM Jurusan Pendidikan Matematika, Strategi Pembelajaran, hal.17
18
E.T. Russeffendi, Pengajaran Matematika
19
Andi Hakim Nasution, Penguasaan Matematika Hadapi Tantangan Abad XXI, (Suara
Pembaharuan, 21 Februari 2002).
16

15

Dengan uraian-uraian di atas mudah-mudahan cakrawala


pengertian kita tentang matematika makin bertambah luas, tidak terlalu
sempit dengan hanya memandang dari satu segi saja. Akan tetapi
walaupun diberikan dengan panjang lebar secara tertulis atau secara
lisan penjelesannya, tidak akan memberikan jawaban secara utuh yang
dapat dipahami secara menyeluruh tentang apa matematika itu.
Berbagai

definisi

tentang

matematika

telah

banyak

diungkapkan oleh para pakar. Akan tetapi definisi atau ungkapan


pengertian matematika hanya dikemukakan terutama berfokus pada
tujuan pembuat definisi itu. Dengan kata lain tidak terdapat definisi
tentang matematika yang tunggal dan disepakati oleh semua pakar
matematika.
Mengutip ucapan Abraham S Luchins dan Edith N Luchins
(1973): In short, the question what is mathematics? May be
answered difficulty depending on when the question is
answered, where it is answered, who answer it, and what is
regarded as being included in mathematics. Pendeknya :
apakah matematika itu? dapat dijawab berbeda-beda
tergantung pada kapan pertanyaan itu dijawab, dimana
dijawabnya, siapa yang menjawabnya, dan apa sajakah yang
dipandang termasuk dalam matematika.20
Matematika dalam bahasa Inggris disebut Mathematics, dalam
bahasa Jerman Mathematik, dalam bahasa Italia Mathematico,
dalam bahasa Rusia Mathematiceski, dan dalam bahasa
Belanda Mathematic/Winskunde. Istilah-istilah tersebut berasal
dari bahasa Yunani Mathematica yang artinya ilmu atau
pengetahuan. Kata tersebut juga dekat dengan istilah Mathein
yang mengandung arti belajar (berfikir).21
Dengan demikian secara etimologis matematika adalah ilmu
pengetahuan yang diperoleh dengan cara bernalar. Dengan kata lain
matematika adalah ilmu yang menekankan pada penalaran logika yang
mempelajarinya. Meskipun demikian R Soedjadi menyatakan bahwa

20
21

Tim MKPBM Jurusan Pendidikan Matematika, Strategi Pembelajaran, hal.15


Tim MKPBM Jurusan Pendidikan Matematika, Strategi Pembelajaran, hal.15-16

16

matematika memiliki karakteristik tertentu. Beberapa karakteristik


yang terdapat dalam matematika meliputi22
a. Memiliki obyek kajian yang abstrak
Objek dasar yang dipelajari dalam matematika adalah
abstrak, objek dasar itu meliputi fakta-fakta yang disajikan
dalam bentuk lambang atau simbol; konsep yang dapat
diperkenalkan melalui definisi, gambar / gambaran /
contoh, dan model / peraga; skill/keterampilan yang
biasa disebut operasi / relasi;dan prinsip yang dapat memuat
fakta, konsep maupun operasi.
b. Bertumpu pada kesepakatan
Kesepakatan yang sangat mendasar dalam matematika
adalah unsur-unsur yang tidak didefinisikan (unsur primitif)
dan aksioma untuk menghindari pendefinisian yang
berputar-putar. Unsur primitif disebut juga pengertian
pangkal, contohnya dalam geometri Euclides yaitu titik,
garis dan bidang. Sedangkan aksioma disebut juga
pernyataan pangkal. Contohnya melalui suatu titik dapat
dibuat tepat satu garis
c. Berpola pikir deduktif
Dalam matematika sebagai ilmu, pola fikir yang diterima
hanya yang bersifat deduktif. Artinya, pemikiran dari hal
yang bersifat umum menuju hal yang bersifat khusus. Pola
deduktif ini dapat terwujud dalam bentuk yang sederhana
maupun dalam bentuk yang sangat kompleks.
d. Memiliki simbol yang kosong dari arti
Dalam matematika banyak sekali simbol-simbol yang
digunakan, diantaranya berupa lambang bilangan, huruf,
lambang operasi, dan sebagainya. Rangkaian simbol dalam

22

Sri Anitah, dkk. Strategi Pembelajaran Matematika. (Jakarta : Universitas Terbuka, 2008), h.7.5

17

matematika dapat membentuk suatu model matematika.


Secara umum, model x + y = z dan tanda + masih kosong
dari

arti,

terserah

kepada

siapa

yang

akan

memanfaatkannya. Kosongnya arti dari simbol maupun


tanda dalam matematika ini memungkinkan intervensi
matematika ke dalam berbagai pengetahuan.
e. Memperhatikan semesta pembicaraan (universal)
Dalam matematika, diperlukan kejelasan lingkup atau
semesta pembicaraan apa simbol atau tanda itu digunakan.
Jika lingkup pembicaraannya bilangan maka simbol-simbol
yang digunakan diartikan sebagai bilangan bilangan benar
atau salahnya maupun ada atau tidaknya penyelesaian
model

matematika

sangat

ditentukan

oleh

semesta

pembicaraannya.
f. Konsisten dalam sistemnya.
Dalam matematika, terdapat banyak system. Ada sistem
yang berkaitan satu dengan yang lain, ada pula sistem yang
lepas satu dengan yang lain. Di dalam masing-masing
sistem

dan

strukturnya

berlaku

ketaatazasanatau

konsistensi. Artinya bahwa tiap sistem dan struktur tidak


boleh ada kontradiksi.
Belajar merupakan proses perubahan dalam tingkah laku yang
lebih baik, karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian,
baik fisik maupun psikis, seperti perubahan pengertian, pemecahan
suatu masalah dan keterampilan atau sikap.
Adapun berkaitan dengan mengajar, menurut Hudoyo mengajar
adalah suatu kegiatan yang melibatkan pengajar dan peserta didik.
Peserta didik diharapkan menjadi terbiasa belajar karena ada campur

18

tangan pengajar, dan peserta didik diharapkan menjadi terbiasa belajar


sehingga ia mempunyai kebiasaan belajar.23
Dengan demikian dapat diartikan bahwa mengajar pada
dasarnya adalah memberikan kesempatan kepada para siswa untuk
menjalani proses belajarnya, yaitu dengan memberikan rangsangan,
bimbingan, pengarahan dan dorongan kepada para siswa.
Dalam konteks yang lain, pembelajaran adalah proses membuat
orang belajar. Proses pembelajaran bersifat eksternal yang dirancang
dan bersifat rekayasa perilaku, sedangkan proses belajar bersifat
internal. Sedangkan dalam mengajar, pengajar melaksanakan kegiatan
pembelajaran.
Proses belajar yang disertai dengan proses pembelajaran akan
lebih terarah dan sistematik daripada belajar yang hanya semata-mata
berasal dari pengalaman dalam kehidupan. Dengan demikian dalam
arti sempit, proses pembelajaran adalah proses pendidikan disekolah,
dimana terjadi proses sosialiasasi individu dengan lingkungan sekolah,
seperti guru, fasilitas, atau teman.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
matematika pada hakikatnya adalah proses rekayasa kegiatan belajar
mengajar

matematika,

yang

dilakukan

oleh

pengajar

untuk

memberikan kesempatan kepada para siswa untuk belajar matematika.


Dalam pembelajaran matematika dituntut peran serta seluruh
komponen

pembelajaran.

Guru

sebagai

fasilitator

hendaknya

memfasilitasi siswa agar dapat menangkap obyek matematika, bagi


siswa senantiasa memotivasi diri untuk terus belajar dengan giat,
karena dalam belajar matematika dibutuhkan kemampuan nalar dan
kreatifitas mengembangkan konsep yang tinggi.

23

Herman Hudoyo, Mengajar Belajar, hal. 5

19

d. Pemahaman Konsep Matematika


Pada

pembelajaran

matematika,

pemahaman

ditujukkan

terhadap konsep-konsep matematika, sehingga lebih di kenal istilah


pemahaman konsep matematika. Pemahaman dalam pengertian
pemahaman konsep matematika mempunyai beberapa tingkat
kedalaman arti yang berbeda-beda. Berikut diuraikan beberapa jenis
pemahaman menurut para ahli:
a. Skemp(1976) membedakan dua jenis pemahaman konsep, yaitu:
1.

Pemahaman

instruksional(instructional

understanding),

yaitu pemahaman konsep atas konsep yang saling terpisah


dan hanya hafal rumus dan perhitungan sederhana.
2.

Pemahaman relasional (relational understanding), yaitu


pemahaman yang termuat dalam suatu skema atau struktur
yang dapat digunakan pada penyelesaian masalah yang
lebih luas.24

b. Bloom membedakan bahwa ada tiga kategori pemahaman,


yakni:25
1.

Penerjemahan

(translation),

yaitu

pemahaman

yang

berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menerjemahkan


kalimat dalam soal menjadi bentuk lain, misalnya
menyebutkan variable-variabel yang diketahui dan yang
dinyatakan atau mengubah dari lambang ke arti.
2.

Penafsiran

(interpretation),

yaitu

pemahaman

yang

berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menentukan


konsep-konsep

yang

tepat

untuk

digunakan

dalam

menyelesaikan soal.

24

Muli, Tingkatan Pemahaman Siswa Terhadap Pembelajaran IPA. dalam http://muli


30.wordpress.com/2009/05/17/pengelolaan-kelas-pembelajaran/, 22 Juni 2010, 00:10 WIB
25
Syaiful Sagala, Konsep dan h.157

20

3.

Ekstrapolasi

(extrapolation),

yaitu

pemahaman

yang

berkaitan dengan kemampuan siswa yang menyimpulkan


konsep yang telah diketahui dengan menerapkannnya
dalam perhitungan matematis untuk menyelesaikan soal.
Seorang dikatakan memahami konsep matematika bila ia telah
mampu melakukan beberapa hal di bawah ini, antara lain:
1. Menemukan kembali suatu konsep yang sebelumnya belum
diketahui berlandaskan pada pengetahuan dan pengalaman yang
telah diketahui dan dipahami sebelumnya.
2. Mendefinisikan atau mengungkapkan suatu konsep dengan cara dan
kalimat sendiri namun tetap memenuhi ketentuan berkenaan dengan
ide atau gagasan konsep tersebut.
3. Mengidentifikasi hal-hal yang relevan dengan suatu konsep dengan
cara-cara yang tepat.
4. Memberikan contoh (dan bukan contoh) atau ilustrasi yang berkaitan
dengan suatu konsep guna memperjelas konsep tersebut.26
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, pemahaman konsep
matematika yang dimaksud dalam penelitian ini, yaitu kemampuan siswa
menterjemahkan kalimat dalam soal menjadi bentuk-bentuk lain, dan selanjutnya
diterapkan ke dalam konsep yang telah dipilihnya secara tepat untuk
menyelesaikan soal tersebut dengan menggunakan perhitungan matematis.
Pemahaman konsep matematika yang digunakan dalam penelitian ini
adalah pemahaman yang dikemukakan oleh Bloom, yaitu, Translation,
Interpretation, dan extrapolation.

e. Pengertian Geometri
Geometri berasal dari bahasa yunani yakni Geometrein (Geo
= bumi dan metrein = mengukur). Geometri merupakan perhitungan
luas dan volume. Geometri digunakan untuk membangun piramida,
26

Suhendra, dkk. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika. (Universitas


Terbuka, 2007), h. 7.21

21

geometri digunakan untuk astronomi dan perhitungan kalender.


Geometri akan dipelajari secara informasi dan intuisi. Geometri adalah
bagian dari matematika yang membahas mengenai titik, bidang dan
ruang. Sudut adalah besarnya rotasi antara dua buah garis lurus; ruang
adalah himpunan titik- titik yang dapat membentuk bangun-bangun
geometri; garis adalah himpunan bagian dari ruang yang merupakan
himpunan titik- titik yang mempunyai sifat khusus; bidang adalah
himpunan- himpunan titik- titik yang terletak pada permukaan datar ,
misalnya permukaan meja (negoro, 2003: 1)
Ada beberapa sistem geometri yang dikenal yaitu geometrigeometri Teori Euclid. Dinamakan Teori Euclid karena kehadirannya
yang tidak sependapat dengan salah satu konsep geometri Euclid.
Konsep tersebut adalah kesejajaran yang termasuk di dalamnya adalah
geometri Netral, geometri Lobachevsky, dan geometri Reimman
(Soewito, 1991/1992).
Euclid membangun sistem geometri berdasarkan 23 definisi, 5
postulat, dan 9 aksioma (common sense).
a. Geometri Netral
Geometri netral lahir setelah Gerelamo Saccheri (1667- 1733) dari
Italia berusaha membuktikan bahwa postulat sejajar dengan Euclid
adalah sebuah teorema yang dapat dibuktikan dengan berdasarkan
pada postulat Euclid, tetapi Saccheri tidak berhasil, namun
usahanya ini merupakan awal dari geometri netral.
b. Geometri Lobachevsky
Lobachevsky menyatakan secara khusus terdapat lebih dari satu
garis yang dapat ditarik sejajar satu garis melalui satu titik yang
terletak pada suatu garis yang ditegaskan sebagai postulat yang
stamen yang kebenarannya diterima tanpa persoalan.
c. Geometri Reimman
Reimman melihat geometri dalam satu bentuk yang jauh lebih luas
dan umum tidak hanya berurusan dengan titik dengan garis atau

22

ruangan dalam pengertain yang biasa, tetapi geometri sebagai


himpunan dan n- tripel terurut yang dikombinasikan dengan
aturan-aturan tertentu.
Menurut Greenberg, pada awal perkembangannya pengertian
geometri secara sederhana adalah pengukuran tanah.27 Namun sejalan
dengan perkembangan zaman, arti geometri pun ikut berkembang,
seperti yang diungkap oleh Tia Purniati:
Geometri merupakan salah satu pelajaran matematika yang
penting untuk dipelajari, karena geometri mencakup latihan
berpikir logis, kerja yang sistematis, menghidupkan kreativitas,
serta dapat mengembangkan kemampuan berinovasi.
Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa masih banyak
siswa Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama yang belum
memahami konsep-konsep geometri. Kesulitan belajar
geometri tersebut dapat menghambat proses belajar geometri
selanjutnya. Agar geometri lebih mudah dipahami siswa, hasil
penelitian Van Hiele dapat dimanfaatkan. Hasil penelitian Van
Hiele yang diperhatikan adalah mengenai tahap berpikir. Salah
satu kemampuan siswa yang diharapkan dari hasil
pembelajaran matematika adalah kemampuan komunikasi
matematik. Komunikasi matematika adalah hal yang lekat
dalam belajar geometri.28
Menurut

Suydam

terdapat

kesepakatan

bahwa

tujuan

pengajaran geometri adalah untuk:


a. Mengembangkan kemempuan berfikir logis
b. Mengembangkan intuisi keruangan mengenai dunia nyata
c. Menanamkan pengetahuan yang diperlukan untuk belajar
matematika lebih banyak.
d. Mengajar membaca dan menginterpretasikan argumenargumen matematika.29
f. Konsep Bangun Datar
Bangun datar adalah bangun yang dibuat atau dilukis pada
permukaan datar. Bangun datar disebut juga bangun berdimensi dua.
27

Dwi Mulyo, Perbedaan Hasil Belajar Geometri Antara Siswa Yang Diajar Menggunakan Alat
Audiovisual Dengan Siswa Yang Diajar Dengan Menggunakan Alat Peraga Matematika.
(Jakarta: MIPA IKIP, 1998), hal 12
28
abstrakmat2004 . Abstrak thesis dan disertasi program study Matematika
29
Hasan Munir, dkk, penelusuran tingkat, hal. 7

23

Bangun-bangun datar diantaranya adalah segitiga, segi empat, dan


lingkaran.
a. Segitiga adalah sebuah bangun yang mempunyai tiga sisi lurus
yang ketiga ujungnya saling bertemu dan membentuk tiga buah
sudut dan jumlah ketiga sudutnya adalah 180. Bangun segitiga
yang paling sederhana adalah segitiga sama sisi yang semua
sisinya sama panjang dan memiliki tiga buah sudut yang sama
besar. Masing-masing sudutnya 60. Bentuk-bentuk segitiga yang
lainnnya yaitu segitiga sama kaki yang memiliki dua dua sisi yang
sama panjang dan dua sudutnya sama besar. Segitiga siku-siku
yang salah satu berbentuk siku-siku dan besarnya 90 . Dan
segitiga sembarang yang tidak memiliki sisi atau sudut yang sama.

b. Segi empat
Kata segiempat atau dalam bahasa Inggrisnya Quadrilaterd yaitu
bangun yang memiliki empat sisi dan empat buah sudut. Bangunbangun segi empat diantaranya yaitu persegi, persegi panjang, jajar
genjang, belah ketupat, layang-layang, dan trapesium.
1. Persegi
Bangun yang dapat menempati bingkainya dengan 8 cara
disebut persegi.
Sifat-sifat persegi
Sifat-sifat persegi panjang yang dimiliki oleh persegi panjang
adalah:
a. Sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar,
a. Diagonalnya sama panjang,
b. Diagonalnya berpotongan membagi dua sama panjang.
c. Sudut-sudut dalam persegi dibagi dua sama besar oleh
diagonal-diagonalnya,

sehingga

merupakan sumbu simetri.

diagonal-diagonalnya

24

d. Diagonal-diagonal setiap persegi berpotongan membentuk


sudut siku-siku.
Berdasarkan sifat-sifat di atas maka persegi adalah: Persegi
panjang yang keempat sisinya sama panjang.
2. Persegi panjang
Persegi panjang menempati bingkainya dengan 4 cara seperti
pada gambar di bawah ini:

letak 1

letak 2

letak 3

letak 4

Sifat-sifat persegi panjang:


a. Sisi-sisi yang berhadapan sama panjang
b. Dalam setiap persegi panjang sisi-sisi yang berhadapan
sejajar.
c. Dalam setiap persegi panjang, tiap-tiap sudutnya sama
besar.
d. Dalam setiap persegi panjang, tiap-tiap sudutnya
merupakan sudut siku-siku.
e. Diagonal-diagonalnya sama panjang
Jadi berdasarkan sifat-sifat di atas persegi panjang adalah segi
empat yang keempat sudutnya siku-siku dan sisi-sisi yang
berhadapan sama panjang dan sejajar

3. Jajar genjang
Jajargenjang dapat dibentuk dari gabungan sebuah segitiga dan
bayangannya setelah diputar setengah putaran dengan titik
tengah salah satu sisinya.

25

Sifat-sifat jajargenjang
a. Pada setiap jajargenjang sisi-sisi yang berhadapan sama
panjang dan sejajar
b. Pada setiap jajargenjang, sudut-sudut yang berhadapan
sama besar
c. Pada setiap jajargenjang jumlah besar sudut-sudut yang
berdekatan adalah 180
d. Kedua diagonal pada setiap jajargenjang saling membagi
dua sama besar

4. Belah ketupat
Belah ketupat dibentuk dari gabungan segitiga sama kaki dan
bayangannya setelah dicerminkan terhadap alasnya.

Sifat-sifat belah ketupat


a. semua sisinya sama panjang
b. kedua diagonal setiap belah ketupat merupakan sumbu
simetri
c. pada setiap belah ketupat sudut-sudut yang berhadapan
sama besar dan dibagi dua sama besar oleh diagonaldiagonalnya
d. kedua diagonal setiap belah ketupat saling membagi dua
sama panjang dan saling berpotongan tegak lurus

5. Layang-layang
Layang-layang dibentuk dari gabungan segitiga sama kaki yang
panjang alasnya sama dan berhimpit
Sifat-sifat layang-layang
a. pada setiap layang-layang masing-masing sepasang sisinya
sama panjang

26

b. pada setiap layang-layang, terdapat sepasang sudut


berhadapann yang sama besar
c. pada

setiap

layang-layang,

salah

satu

diagonalnya

merupakan sumbu simetri


d. pada setiap layang-layang salah satu diagonalnya membagi
dua sama panjang diagonal lain dan tegak lurus dengan
diagonal itu.

6. Trapesium
Trapesium merupakan segiempat dengan tepat sepasang sisi
yang berhadapan sejajar.
Sifat-sifat trapesium
Pada setiap trapesium, jumlah sudut yang berdekatan diantara
dua sisi sejajar adalah 180.

2. Teori belajar Van Hielle dan Implementasinya


a. Pengertian Teori Belajar Van Hiele
Dalam pengajaran geometri terdapat teori belajar yang
dikemukakan oleh Van Hiele (1954), yang menguraikan tahap-tahap
perkembangan mental anak dalam geometri. Van Hielle adalah seorang
guru bangsa Belanda yang mengadakan penelitian dalam pengajaran
geometri. Hasil penelitiannya itu, yang dirumuskan dalam disertasinya,
diperoleh dari kegiatan tanya jawab dan pengamatan.
Menurut Van Hiele, tiga unsur utama dalam pengajaran
geometri yaitu waktu, materi pengajaran dan metode pengajaran yang
diterapkan, jika ditata secara terpadu akan dapat meningkatkan
kemampuan berfikir yang lebih tinggi.30
Berdasarkan teorinya, Van Hiele mengatakan bahwa seseorang
akan melalui lima tingkatan hirarkis pemahaman di dalam belajar
geometri. Setiap tingkatan menunjukan proses berfikir yang digunakan
30

Erman Suherman, dkk. Strategi Belajar Matematika, (Jakarta, DepDikBud,1994) hal 177

27

seseorang dalam belajar pada konteks geometri. Tingkatannya itu


meliputi visualisasi, analisis, abstraksi, deduksi dan rigor.
Tingkat 0: Visualisasi
Tingkat ini disebut juga tingkat pengenalan. Pada tingkat ini,
siswa memandang sesuatu bangun geometri sebagai suatu keseluruhan
(wholistic). Pada tingkat ini siswa belum memperhatikan komponenkomponen dari masing-masing bangun. Dengan demikian, meskipun
pada tingkat ini siswa sudah mengenal nama sesuatu bangun, siswa
belum mengamati ciri-ciri dari bangun itu. Sebagai contoh, pada
tingkat ini siswa tahu suatu bangun bernama persegi panjang, tetapi ia
belum menyadari ciri-ciri bangun persegi panjang tersebut.31 Misalnya
sapu tangan berbentuk persegi.
Tingkat 1: Analisis
Tingkat ini dikenal sebagai tingkat deskriptif. Pada tingkat ini
siswa sudah mengenal bangun-bangun geometri berdasarkan ciri-ciri
dari masing-masing bangun. Dengan kata lain, pada tingkat ini siswa
sudah terbiasa menganalisis bagian-bagian yang ada pada suatu
bangun dan mengamati sifat-sifat yang dimiliki oleh unsur-unsur
tersebut. Sebagai contoh, pada tingkat ini siswa sudah bisa mengatakan
bahwa suatu bangun merupakan persegi panjang karena bangun itu
mempunyai empat sisi, sisi-sisi yang berhadapan sejajar, dan semua
sudutnya siku-siku32
Pada tahap ini juga siswa sudah mampu menyebutkan
keteraturan yang terdapat pada benda geometri itu. Misalnya di saat ia
mengamati persegi panjang, ia telah mengetahui bahwa terdapat 2
pasang sisi yang berhadapan, dan kedua pasang sisi tersebut saling
31
32

htpp://kris-21.blogspot.com. Pembelajaran Matematika Berdasarkan Teori Van Hiele


htpp://kris-21.blogspot.com. Pembelajaran Matematika.

28

sejajar. Dalam tahap ini anak belum mampu mengetahui hubungan


yang terkait antara suatu benda geometri dengan benda geometri
lainnya. Misalya, anak belum mengetahui bahwa persegi adalah
persegi panjang dan persegi adalah belah ketupat, dan sebagainya.
Tingkat 2: Abstraksi
Tingkat ini disebut juga tingkat pengurutan atau tingkat
relasional. Pada tingkat ini, siswa sudah bisa memahami hubungan
antar ciri yang satu dengan ciri yang lain pada sesuatu bangun. Sebagai
contoh, pada tingkat ini siswa sudah bisa mengatakan bahwa jika pada
suatu segi empat sisi-sisi yang berhadapan sejajar, maka sisi-sisi yang
berhadapan itu sama panjang. Di samping itu pada tingkat ini siswa
sudah memahami perlunya definisi untuk tiap-tiap bangun. Pada tahap
ini, siswa juga sudah bisa memahami hubungan antara bangun yang
satu dengan bangun yang lain. Misalnya pada tingkat ini siswa sudah
bisa memahami bahwa setiap persegi adalah juga persegi panjang,
karena persegi juga memiliki ciri-ciri persegi panjang.33
Tingkat 3: Deduksi
Dalam tahap ini anak sudah mampu menarik kesimpulan secara
deduktif, yakni penarikan kesimpulan dari hal-hal yang bersifat umum
menuju hal-hal yang bersifat khusus. Demikian pula ia telah mengerti
betapa pentingnya peranan unsur-unsur yang tidak didefinisikan,
disamping unsur-unsur yang didefinisikan. Misalnya anak sudah
memahami dalil. Selain itu, pada tahap ini anak sudah mulai mampu
menggunakan

aksioma

atau

postulat

yang

digunakan

dalam

pembuktian34.
Postulat dalam pembuktian segitiga yang sama dan sebangun,
seperti postulat sudut-sudut-sudut, sisi-sisi-sisi atau sudut-sisi-sudut,
33
34

htpp://kris-21.blogspot.com. Pembelajaran Matematika.


Erman suherman, dkk. Strategi Belajar Matematika, (Jakarta, DepDikBud,1994) hal 52

29

dapat dipahaminya, namun belum mengerti mengapa postulat tersebut


benar dan mengapa dapat dijadikan sebagai postulat dalam cara-cara
pembuktian dua segitiga yang sama dan sebangun (kongruen)

Tingkat 4: Rigor atau Akurasi


Dalam tahap ini anak sudah mulai menyadari betapa
pentingnya ketepatan dari prinsip-prinsip dasar yang melandasi suatu
pembuktian. Misalnya, ia mengetahui pentingnya aksioma-aksioma
atau postulat-postulat dari geometri Euclid. Tahap akurasi merupakan
tahap

berpikir yang tinggi, rumit dan kompleks. Pada umumnya

tingkat ini merupakan tingkatan ahli matematika yang mempelajari


geometri sebagai cabang matematika.
Van Hiele juga memiliki karekteristik sebagai berikut :
a. Tingkatan

pemikiran

individu

tentang

geometri

menurut

pandangan Van Hiele adalah berurutan.


b. Tingkatan Van Hiele tidak bergantung pada umur.
c. Pengalaman

geometri

merupakan

faktor

tunggal

yang

mempengaruhi tingkatan.
d. Apabila pada proses pembelajaran, bahasa yang digunakan untuk
tingkat yang lebih tinggi dari yang dimiliki oleh siswa maka belajar
yang sebenarnya tidak dapat terjadi.

b. Implementasi Teori Van Hiele dalam Pembelajaran Matematika


Untuk meningkatkan suatu tahap berfikir ke tahap berfikir yang
lebih tinggi Van Hiele mengajukan pembelajaran yang melibatkan 5
fase (langkah), yaitu: informasi (information), orientasi langsung
(directed orientation), penjelasan (explication), orientasi bebas (free
orientation), dan integrasi (integration).

30

Fase 1 : Informasi (information)


Pada awal fase ini, guru dan siswa menggunakan tanya jawab
dan kegiatan tentang obyek-obyek yang dipelajari pada tahap berpikir
yang bersangkutan. Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa sambil
melakukan observasi. Tujuan kegiatan ini adalah :
a. Guru mempelajari pengetahuan awal yang dipunyai siswa
mengenai topik yang dibahas
b. Guru

mempelajari

petunjuk

yang

muncul

dalam

rangka

menentukan pembelajaran selanjutnya yang akan diambil.

Fase 2 : Orientasi langsung (directed orientation)


Siswa menggali topik yang dipelajari melalui alat-alat yang
dengan cermat disiapkan guru. Aktifitas ini akan berangsur-angsur
menampakkan kepada siswa struktur yang memberi ciri-ciri untuk
tahap berpikir ini. Jadi, alat ataupun bahan dirancang menjadi tugas
pendek sehingga dapat mendatangkan respon khusus.

Fase 3 : Penjelasan (explication)


Berdasarkan pengalaman sebelumnya, siswa menyatakan
pandangan yang muncul mengenai struktur yang diobservasi. Di
samping itu untuk membantu siswa menggunakan bahasa yang tepat
dan akurat, guru memberi bantuan seminimal mungkin. Hal tersebut
berlangsung sampai sistem hubungan pada tahap berpikir ini mulai
tampak nyata.

Fase 4 : Orientasi bebas (free orientation)


Pada tahap ini siswa ditantang untuk menghadapi tugas-tugas
yang lebih kompleks yaitu tugas yang memerlukan banyak langkah
penyelesaian. Pada tahap ini adalah siswa mendapatkan pengalaman
menyelesaikan permasalahan dengan cara mereka sendiri. Peran guru
adalah memilih materi dan soal-soal geometri yang sesuai untuk

31

mendapatkan

pembelajaran

yang

memungkinkan

berbagai

performance siswa.

Fase 5 : Integrasi (integration)


Siswa meninjau kembali dan meringkas apa yang telah
dipelajari. Guru dapat membantu dalam membuat sintesis ini dengan
melengkapi survey secara global terhadap apa-apa yang telah dipelajari
siswa. Hal ini penting tetapi, kesimpulan ini tidak menunjukkan
sesuatu yang baru.

B. Hasil Penelitian yang Relevan


1. Skripsi Nunung Sri Widayati yang berjudul Upaya Meningkatkan Hasil
Belajar Matematika Siswa Dengan Menggunakan Teori Belajar Van Hiele
Pada Pokok Bahasan Geometri Di SDN Paseban 02 Pagi, Jakarta, UNJ,
2007. dari penelitiannya disimpulkan bahwa dengan menggunakan teori
Van Hiele hasil belajar matematika siswa meningkat secara signifikan. Hal
ini di karenakan dalam pembelajaran geometri, yang banyak bekerja
adalah siswa itu sendiri. Respon siswa dengan tahap-tahap awal Van Hiele
umumnya baik.
2. Tesis Tia Purniati yang berjudul Pembelajaran Geometri Berdasarkan
Tahap-Tahap Awal Van Hiele Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan
Komunikasi Matematika Siswa Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, 2004.
Pada tesis ini disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi matematika
siswa yang pembelajaran geometrinya berdasarkan tahap-tahap awal Van
Hiele lebih baik secara signifikan dibandingkan dengan siswa yang
pembelajaran geometrinya secara biasa. Respon siswa dan guru terhadap
pembelajaran geometri berdasarkan tahap-tahap awal Van Hiele umumnya
baik. Siswa merasa senang dan tertarik dan guru berminat untuk
menggunakan tahap-tahap awal Van Hiele pada pembelajaran geometri
selanjutnya. Sebaliknya, respon siswa terhadap soal-soal komunikasi
matematika umumnya kurang. Hal ini dikarenakan soal-soal komunikasi

32

matematika merupakan hal yang baru, sehingga siswa mengalami


kesulitan dalam menyelesaikannya.

C. Kerangka Berpikir
Belajar merupakan perkembangan yang berasal dari latihan dan usaha
individu sehingga tingkah lakunya berkembang. Belajar bukanlah semata-mata
mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk
informasi atau materi pelajaran namun belajar merupakan perubahan tingkah
laku dengan serangkaian kegiatannya. Belajar matematika merupakan suatu
proses perubahan pada diri seseorang yang dinyatakan dalam tingkah laku
sebagai hasil pemikiran yang berhubungan dengan ide, proses dan penalaran
melalui penalaran latihan dan pengalaman yang relative menetap.
Salah satu cabang matematika yang diajarkan di sekolah adalah
geometri. Pembelajaran geometri tidak hanya mencakup aspek menghapal
melainkan siswa diberi kesempatan untuk menyelidiki, mencoba, menemukan
berbagai ide dan juga didorong untuk merumuskan pernyataan yang tepat, logis
serta memeriksa kebenaran kesimpulan. Untuk memahami bangun geometri
siswa harus berbuat dan bekerja bukan sekedar membaca ataupun
mendengarkan. Oleh karena itu, pemberian materi geometri harus melibatkan
siswa secara mental maupun fisik. Salah satu faktor yang juga harus
diperhatikan

adalah

perkembangan

intelektual

yang

berperan

dalam

penguasaan dan pemahaman konsep geometri sehingga sangat berpengaruh


dalam keberhasilan siswa pada materi geometri.
Berkaiatan dengan hal tersebut maka peneliti dalam hal ini akan
menggunakan teori Van Hielle, yaitu teori tentang perkembangan berfikir dan
tahapan siswa dalam mempelajari geometri. Dalam teorinya Van Hielle
mengajukan lima tahapan pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan
berfikir siswa dalam belajar geometri. Setiap tahap menunjukkan tujuan
pembelajaran dan peran guru dalam proses pembelajaran. Tahap-tahap tersebut
adalah:

33

1.

Tahap informasi (inkuiri)

2.

Tahap orientasi terarah

3.

Tahap penjelasan

4.

Tahap orientasi bebas

5.

Tahap integrasi
Selain itu Van Hielle juga banyak menekankan aktivitas-aktivitas siswa

yang harus dirancang oleh guru sehingga akan memperoleh pengalaman secara
langsung dari proses pembelajaran yang aktif. Oleh karena itu, teori Van Hielle
cocok untuk diterapkan pada proses pembelajaran geometri karena konsepkonsep dasar siswa dapat tertanam lebih baik sehingga dapat meningkatkan
pemahaman konsep geometri siswa.

D. Hipotesis Tindakan
Sesuai dengan latar belakang, rumusan masalah dan landasan teori
yang telah diuraikan di atas, maka rumusan hipotesis tindakan yang diajukan
dalam penelitian ini adalah : dengan teori belajar Van Hiele pemahaman
konsep geometri siswa akan meningkat.

34

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MTs Negeri 8 Jakarta yang beralamat di
Komplek BTN Kresek Jakarta Barat. Pada penelitian ini peneliti mengambil
sample kelas VII yang tingkat kemampuannya heterogen. Penelitian dimulai
dari bulan Maret Mei 2009.

B. Metode Penelitian dan Desain Intervensi Tindakan atau Rancangan


Siklus Penelitian
Metode yang digunakan adalah penelitian tindakan yang difokuskan
pada siklus kelas, atau lazim dikenal dengan Classroom Action Research
(Kemmis dan Tagart, 1982).

Metode yang dipilih didasarkan atas

pertimbangan bahwa:
1. Analisis masalah dan tujuan penelitian yang menuntut sejumlah informasi
dan tindak lanjut berdasarkan prinsip daur ulang.
2. Menuntut kajian dan tindakan secara reflektif, kolaboratif, dan partisipatif
berdasarkan situasi alamiah yang terjadi dalam pembelajaran.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa siklus, dimana
tiap-tiap siklus terdiri dari empat tahapan, diantaranya:
1. Perencanaan
Pada tahap ini, peneliti menyiapkan skenario pembelajaran dan
instrumen penelitian yang terdiri atas lembar kerja siswa baik LKS
kelompok maupun LKS individu, lembar tes formatif, lembar observasi,
dan lembar wawancara. Hal ini dilakukan agar tujuan yang ingin dicapai
yaitu peningkatan pemahaman konsep geometri dengan teori Van Hiele
dapat tercapai.

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka


Cipta, 2006),revisi VI, hal.93

35

2. Tindakan(Acting)
Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah melaksanakan
skenario pembelajaran yang telah direncanakan sebelumnya.
3. Observasi
Tahap ketiga dilakukan bersamaan dengan tahap pelaksanaan
tindakan. Peneliti dibantu seorang kolabolator mengamati segala aktivitas
dan respon terhadap skenario pembelajaran yang telah di buat dengan
menggunakan lembar observasi. Hasil observasi bertujuan sebagai
aktivitas siswa selama proses pembelajaran.
4. Refleksi
Kegiatan refleksi dilakukan ketika peneliti sudah selesai melakukan
tindakan. Hasil yang diperoleh dari pengamatan dikumpulkan dan
dianalisis bersama peneliti dan kolabolator, sehinga dapat diketahui
apakah kegiatan yang dilakukan mencapai tujuan yang diharapkan atau
masih perlu adanya perbaikan. Refleksi ini dilakukan guna memperoleh
masukan untuk rencana tindakan siklus selanjutnya. Kegiatan refleksi
sangat tepat dilakukan ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan
tindakan.
Rancangan dasar penelitian tindakan kelas yang dimaksud secara
ringkas disajikan secara sistematis pada gambar di bawah ini:

36

SIKLUS I
Alternatif Pemecahan
(Rencana Tindakan I)

Masalah

Pelaksanaan
Tindakan I

Observasi I

Analisis Data I

Refleksi I

SIKLUS II

Refleksi II

Analisis Data II

Observasi II

Belum
Terselesaikan

SIKLUS SELANJUTNYA

Pelaksanaan
Tindakan II

Alternatif Pemecahan
(Rencana Tindakan II)

Belum
Terselesaikan
Diagram 1 : Alur Penelitian Tindakan Kelas2
Adapun desain penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan
digambarkan sebagai berikut:

Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara , 2007), hal 74

37

Observasi ke MTs N 8
Mengurus surat izin penelitian
Wawancara terhadap guru
Observasi proses pembelajaran dikelas penelitian
Mensosialisasi Pembelajaran Geometri dengan Teori
Van Hiele

Kegiatan
Pendahuluan

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Tahap Perencanaan
Membuat program pembelajaran segiempat
Mendiskusikan RPP dengan guru kolaborator
Menyiapkan materi ajar untuk setiap pertemuan
Menyiapkan lembar observasi siswa dan guru, wawancara, catatan
lapangan serta keperluan observasi lainnya.
Menyiapkan lembar kerja siswa dan PR pada setiap pertemuan
Menyiapkan soal akhir siklus
Menyiapkan alat dokumentasi
Menetapkan tolak ukur siklus KKM 60

Tahap Pelaksanaan
Kegiatan pembelajaran
Pendahuluan
Memotivasi siswa bahwa pelajaran yang akan dipelajari erat
kaitannya dengan kehidupan sehari-hari
Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan inti
Pembelajaran pada materi ini berdasarkan tahapan belajar Van Hiele
o Dengan berdialog siswa diberi kesempatan untuk mengungkapkan
dengan bahasanya sendiri pengetahuan awal tentang konsep persegi,
persegi panjang dan jajar genjang.
o Guru menyiapkan bangun yang dimaksud dan membagikan kepada
siswa kemudian siswa mengamati dan mendiskusikan dengan teman
sebangku bangun yang di maksud, siswa mengungkapkan dengan
bahasanya sendiri mengenai pengertian, sifat dan ciri dari bangun
tersebut.
o Guru menjelaskan bangun-bangun yang dimaksud dan siswa
mengkonstruk sendiri gagasannya sesuai dengan pengetahuan awal
dan mereka mengerjakan LKS
o Siswa menerapkan konsep-konsep yang dipelajari dengan
mengerjakan latihan soal pada LKS yang diberikan
o Guru menguatkan kembali konsep yang telah diperoleh siswa dengan
membahas hasil kerja siswa.
Penutup
Bersama guru siswa merangkum materi yang dibahas
Memberi tugas kepada siswa

38

Tahap Observasi
Tahap ini berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan yang terdiri dari
observasi terhadap siswa dan guru, mencatat semua hal yang terjadi
selama proses pembelajaran lalu menganaliisnya.

Tahap Refleksi
Menentukan keberhasilan dan kekurangan dari pelaksanaan siklus I yang
akan dijadikan dasar pelaksanaan siklus berikutnya

Diagram 2

: Desain Penelitian Siklus 1

Tahap Perencanaan
Membuat rencana pengajaran, mempersiapkan alat peraga dan membuat
lembar evaluasi serta menyiapkan lembar observasi siswa dan guru,
wawancara, catatan lapangan, dan keperluan observasi lainnya

Tahap Pelaksanaan
Kegiatan pembelajaran
1. Pendahuluan
Memotivasi siswa bahwa pelajaran yang akan dipelajari erat kaitanya
dengan kehidupan sehari-hari
Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran.
2. Kegiatan inti
Pembelajaran pada materi ini berdasarkan tahapan belajar Van Hiele
i. Dengan berdialog siswa diberi kesempatan untuk mengungkapkan
dengan bahasanya sendiri pengetahuan awal tentang konsep belah
ketupat, laying-layang dan trapesium.
ii. Guru menyiapkan bangun yang dimaksud dan membagikan kepada
siswa kemudian siswa mengamati dan mendiskusikan dengan teman
sebangku bangun yang di maksud, siswa mengungkapkan dengan
bahasanya sendiri mengenai pengertian, sifat dan ciri dari bangun
tersebut.
iii. Guru menjelaskan bangun-bangun yang dimaksud dan siswa
mengkonstruk sendiri gagasannya sesuai dengan pengetahuan awal
dan mereka mengerjakan LKS
iv. Siswa menerapkan konsep-konsep yang dipelajari dengan
mengerjakan latihan soal pada LKS yang diberikan
v. Guru menguatkan kembali konsep yang telah diperoleh siswa dengan
membahas hasil kerja siswa.
3. Penutup
1. Bersama guru siswa merangkum materi yang dibahas
2. Memberi tugas kepada siswa

39

Tahap Observasi
Tahap ini berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan yang terdiri
dari observasi terhadap siswa dan guru, mencatat semua hal yang
terjadi selama proses pembelajaran lalu menganaliisnya.

Tahap Refleksi
Menentukan keberhasilan dan kekurangan dari pelaksanaan siklus
II yang akan dijadikan dasar pelaksanaan siklus berikutnya
Diagram 3 : Desain pada siklus II
Tahap Perencanaan
Membuat rencana pengajaran, mempersiapkan alat peraga dan
membuat lembar evaluasi serta menyiapkan lembar observasi siswa
dan guru, wawancara, catatan lapangan, dan keperluan observasi
lainnya

Tahap Pelaksanaan
Kegiatan pembelajaran
1. Pendahuluan
Memotivasi siswa dengan permasalahan pada kehidupan sehari-hari
Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran.
2. Kegiatan inti
Pada siklus ini metode yang digunakan masih menggunakan teori van
Hiele dan konsep-konsep yang telah diajarkan pada siklus sebelumnya
diulang kembali dan diberikan penguatan dengan latihan-latihan soal.
3. Penutup
1. Bersama guru siswa merangkum materi yang dibahas
2. Memberi tugas kepada siswa

Tahap Observasi
Menganalisis data yang telah terkumpul pada setiap pertemuan

Tahap Refleksi
Menentukan keberhasilan dan kekurangan dari pelaksanaan siklus III
Diagram 4 : Desain pada siklus III

40

C. Subyek Penelitian
Subyek penelitian yng dimaksud mengarah pada subyek yang dijadikan
sasaran penelitian ini, subyek dalam penelitian ini adalah siswa MTsN 8
Jakarta kelas VII - 4 yang berjumlah 38 orang yang terdiri dari 14 orang lakilaki dan 24 orang perempuan

D. Peran Dan Posisi Peneliti Dalam Penelitian


Posisi peneliti dalam penelitian ini adalah bertindak sebagai perancang
dan

pelaksana

melaksanakan

kegiatan.
kegiatan,

Peneliti

melakukan

membuat

perencanaan

pengamatan,

kegiatan,

mengumpulkan

dan

menganalisis data serta melaporkan hasil penelitian. Dalam melakukan


tindakan penelitian, peneliti berkolaborasi dengan guru bidang study yang
posisinya sebagai kolabolator.
Peran yang dilakukan bersama dengan observer adalah membuat
rancangan pembelajaran, mengobservasi proses pembelajaran, melakukan
refleksi dan merancang tindakan untuk siklus selanjutnya.

E. Tahapan Perencanaan Tindakan


Prosedur penelitian ini berlangsung secara siklus, dimana tiap siklus
terdiri dari empat kegiatan yaitu perencanaan, pelaksanaan, analisis, dan
refleksi. Pada setiap siklus dilakukan beberapa tindakan.
Adapun prosedur yang dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Persiapan Pratindakan
Membuat rencana tindakan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Tindakan pembelajaran yang akan dilakukan ke dalam tiga siklus.
2. Pelaksanaan Tindakan
a. Guru melaksanakan tindakan pembelajaran siklus I. Pada siklus ini
materi yang akan dibahas adalah persegi, persegi panjang dan jajar
genjang mulai dari pengertian, sifat-sifatnya dan mencari keliling dan
luasnya. Pada siklus ini pembelajaran dilakukan dengan kelompok

41

Pembagian kelompok dilakukan oleh peneliti yang dibantu oleh


observer. Setiap kelompok memiliki kemampuan yang bervariasi.
Pada tahap ini juga pelaksanaan tes formatif I, menganalisis dan
merefleksi terhadap pelaksanaan tindakan I yang telah dilaksanakan.
Untuk keperluan ini dilakukan kegiatan antara lain memeriksa lembar
observasi dan catatan lapangan. Hasil analisis dan refleksi ini menjadi
bahan perbaikan untuk pelaksanaan tindakan berikutnya. Berdasarkan
hasil analisis serta refleksi terhadap hasil pembelajaran siswa dan
aktivitas pembelajaran siklus I, peneliti merancang rencana tindakan
pembelajaran siklus II.
b. Sebelum melaksanakan kegiatan belajar, terlebih dahulu mengatur
posisi duduk siswa, pembelajaran pada siklus ini, siswa berkesulitan
didampingi oleh siswa yang setingkat lebih tinggi darinya. Pada tahap
ini juga materi yang belum difahami siswa diulang dengan merujuk
pada lembar kerja siswa pada siklus sebelumnya dan diadakan tanya
jawab agar siswa ikut aktif dalam pembelajaran. Pada tahap ini materi
yang akan di bahas adalah belah ketupat, layang-layang dan trapesium
mulai dari pengertian, sifat-sifat, keliling dan luasnya. Tahap
selanjutnya adalah siswa diberikan latihan dan diakhir siklus II
diadakan tes secara individual.
c.

Pada siklus III pembelajaran tidak dilakukan secara berkelompok


seperti siklus sebelumnya, guru melanjutkan materi yaitu penerapan
bangun datar pada kehidupan sehari-hari dan guru mengajak kembali
siswa berdiskusi agar mereka lebih mengkonstruk pemahaman yang
telah mereka miliki. Yang lebih ditekankan adalah latihan yang
dilakukan dengan individual.

3. Evaluasi seluruh tindakan


Menganalisis

dan

merefleksi

keseluruhan

tindakan

memberikan interpretasi terhadap pembelajaran yang dilakukan.

dan

42

F. Hasil Intervensi Yang Diharapkan


Hasil penelitian yang diharapkan adalah sesuai dengan tujuan yang
ingin dicapai oleh peneliti yaitu meningkatkan pemahaman konsep geometri
pada materi persegi panjang, persegi, jajar genjang, belah ketupat, layanglayang dan trapesium dengan menggunakan teori Van Hiele serta aktivitas
yang terjadi selama pembelajaran dengan mengacu pada tahapan belajar
menggunakan teori Van Hielle

G. Jenis Data dan Sumber Data


a. Sumber data

: Sumber data pada penelitian ini adalah siswa, guru yang


bertindak sebagai observer dan peneliti.

b. Jenis data

: Jenis data pada penelitian ini adalah kualitatif dan


kuantitatif. Kualitatif terdiri dari hasil wawancara, hasil
observasi, catatan lapangan, dan dokumentasi. Sedangkan
data kuantitatif berasal dari hasil nilai lembar kerja siswa,
nilai latihan soal, dan instrumen soal tiap siklus.3

H. Instrumen-Instrumen Pengumpulan Data yang Digunakan


Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunkan beberapa
instrumen antara lain adalah:
1. Lembar observasi
Lembar observasi digunakan untuk mengungkapkan aktivitas siswa
selama proses pembelajaran.
2. Lembar catatan lapangan
Catatan lapangan adalah catatan tertulis mengenai apa yang terjadi selama
penelitian berlangsung. Tujuan catatan lapangan ini adalah untuk
mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan
teori Van Hiele.

Prof Suharsimi Arikunto, dkk. Penelitian Tindakan Kelas, ( Jakarta : PT Bumi Akara,
2006), hal 130.

43

3. Lembar wawancara
Wawancara dilakukan pada awal penelitian dan tiap akhir siklus.
Wawancara dengan menitikberatkan pada tanggapan dan kesulitan siswa
selama proses pembelajaran serta saran siswa terhadap pembelajaran
berikutnya.
4. Lembar kerja siswa
Lembar kerja siswa berisi contoh soal dan penyelesaiannya, dan soal-soal
yang dirancang untuk diselesaikan secara berkelompok.
5. Lembar soal tes tiap siklus
Soal-soal digunakan untuk memberikan latihan.
Kriteria Skor Pemahaman Konsep
Skor

Pemahaman

Level 4

Konsep dan prinsip terhadap soal matematika secara lengkap,


penggunaan istilah, dan notasi matematika secara tepat,
penggunaan algoritma secara lengkap dan benar.

Level 3

Konsep dan prinsip terhadap soal matematika hampir lengkap,


penggunaan istilah dan notasi matematika hampir benar,
penggunaan algoritma secara lengkap, perhitungan secara
umum benar namun mengandung sedikit kesalahan.

Level 2

Konsep dan prinsip terhadap soal matematika kurang lengkap,


jawaban mengandung perhitungan yang salah.

Level 1

Konsep dan prinsip terhadap soal matematika sangat terbatas,


jawaban sebagian besar mengandung perhitungan yang salah

Level 0

Tidak menunjukkan pemahaman konsep dan prinsip terhadap


soal matematika

I. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:
1. Hasil observasi proses pembelajaran; data ini berasal dari hasil observasi
terhadap tindakan pembelajaran peneliti yang diisi oleh observer.

44

2. Hasil wawancara; peneliti melakukan wawancara terhadap guru bidang


studi dan siswa terhadap pemahaman konsep siswa MTsN 8.
3. Hasil dokumentasi; dokumentasi yang dimaksud adalah berupa foto-foto
yang diambil pada saat pembelajaran berlangsung.
4. Nilai lembar kerja siswa; latihan dan kuis diperoleh pada saat
pembelajaran berlangsung dan diperoleh dari tiap siklus.
5. Nilai pemahaman konsep diperoleh dari tes akhir siswa yang dilakukan.
Setelah data terkumpul, peneliti berkolaborasi dengan guru kelas
melakukan analisis dan evaluasi data untuk mengambil suatu kesimpulan
tentang pemahaman konsep geometri, tentang kekurangan dan kelebihan
penelitian tindakan kelas yang telah terlaksana.

J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayan Studi


Sebelum

instrumen-instrumen

tersebut

digunakan

untuk

mengumpulkan data, instrumen atau alat untuk mengevaluasi harus valid agar
hasil yang diperoleh dari kegiatan evaluasi valid. Instrumen berupa pedoman
observasi, lembar catatan lapangan, pedoman wawancara diukur validitasnya
secara konten, Untuk memperoleh data yang valid, yaitu yang objektif, shahih,
dan handal dalam penelitian ini digunakan teknik tringulasi dan saturasi yaitu:
1. Menggali data dari sumber yang sama dengan menggunakan cara berbeda.
Dalam penelitian ini, untuk memperoleh informasi tentang aktivitas siswa
dilakukan dengan mengobservasi siswa, dan memeriksa catatan siswa,
wawancara serta memeriksa hasil kerja siswa dalam mengerjakan soal.
2. Menggali data dari sumber yang berbeda untuk memperoleh informasi
tentang hal yang sama. Untuk memperoleh informasi tentang pemahaman
siswa dilakukan dengan memeriksa hasil tes siswa, mengadakan
wawancara dengan guru dan melihat hasil observasi guru mitra.
3. Menganalisis kembali data-data yang telah terkumpul, baik tentang
kejanggalan-kejanggalan, keaslian maupun kelengkapannya.
4. Mengulang pengolahan dan analisis data yang terkumpul.

45

K. Teknik Analisis Data


Proses analisis data terdiri atas analisis data pada saat dilapangan yaitu
pada saat pelaksanaan kegiatan dan analisis data yang sudah terkumpul berupa
hasil wawancara, hasil observasi, hasil tes siswa dan catatan lapangan. Semua
data dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif.
Tahap analisis data dimulai dengan membaca keseluruhan data yang
ada dari berbagai sumber kemudian mengadakan reduksi data, menyusunnya
dalam satuan-satuan dan mengkategorikannya. Data yang diperoleh berupa
kalimat-kalimat yang bermakna dan alamiah.
Kriteria keberhasilan peningkatan pemahaman konsep geometri siswa
yang terlihat dari hasil pengamatan telah menunjukkan bahwa pelaksanaan
proses pembelajaran sesuai rencana dan siswa memahami materi pelajaran
serta hasil tes menunjukkan 80% dari jumlah siswa kelas penelitian
mendapatkan nilai lebih dari atau sama dengan 60, serta aktivitas siswa
menurut teori Van Hielle rata-ratanya sebesar 65%.

L. Tindak Lanjut atau Pengembangan Perencanaan


Setelah penelitian ini berakhir peneliti menyadari bahwa penelitian
ini telah berhasil menguji adanya peningkatan pemahaman konsep geometri
khususnya bangun datar dengan menggunakan teori Van Hiele guna
meningkatkan hasil belajar matematika. Banyak faktor lain yang ikut
mempengaruhi hasil belajar matematika siswa serta faktor lain yang belum
diketahui. Untuk itu perlu diadakan penelitian lebih lanjut.

46

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi data
1. Pengamatan awal
Tindakan pembelajaran yang dilakukan pada setiap siklus
disesuaikan dengan konsep-konsep pembelajaran yang termuat dalam
rencana pembelajaran. Secara garis besar kegiatan pembelajaran memuat
tiga bagian yang terdiri dari kegiatan awal yang didalamnya terdapat
apersepsi yang berkenaan dengan materi yang akan di bahas dan tujuan
pembelajaran yang akan di lakukan, kegiatan inti yang didalamnya
terdapat tahap pelaksanaan pembelajaran dan kegiatan akhir yang berupa
evaluasi. Pada setiap siklus diadakan tes formatif yang bertujuan untuk
mengukur tingkat kemampuan pemahaman konsep siswa dan wawancara
dengan siswa dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui komentar siswa
terhadap pembelajaran yang dilakukan yang dijadikan sebagai bahan
refleksi untuk pembelajaran pada siklus selanjutnya. Kemudian setelah
semua siklus selesai diadakan tes akhir siklus untuk mengetahui hasil
belajar pemahaman konsep siswa secara tuntas setelah diberi pembelajaran
dengan menggunakan teori Van Hiele.
Untuk melihat aktivitas siswa selama pembelajaran maka di
lakukan observasi pada setiap siklus pembelajaran. Selain itu, kolaborator
membuat catatan lapangan untuk melihat aktivitas siswa dan guru yang
tidak tercakup dalam lembar observasi. Hasil analisis dari observasi,
wawancara dengan siswa, dan catatan lapangan dijadikan sebagai bahan
refleksi untuk perbaikan pembelajaran pada siklus selanjutnya.
Kegiatan yang dilakukan pada setiap tindakan pembelajaran, yaitu
siswa diatur secara berkelompok kemudian guru membagikan lembar kerja
yang didalamnya terdapat permasalahan yang harus diselesaikan.
Kemudian siswa diminta untuk mencermati lembar kerja yang diberikan.
Guru mengarahkan pengamatan siswa dengan memberikan pertanyaan-

47

pertanyaan untuk menggali potensi siswa yang mengarah pada konsep


yang diinginkan.
Pada survey pendahuluan dilakukan pretest mengenai bangun datar
dan rata-rata yang diperoleh adalah 54,47. Nilai ini masih kurang dari
nilai KKM yang ditetapkan sekolah.
2. Pelaksanaan Penelitian Pada Pembelajaran Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan siklus I ini
adalah menyiapkan rencana pembelajaran dengan menggunakan teori
Van Hielle, menyiapkan lembar kerja siswa, membuat kisi-kisi soal,
menyiapkan soal untuk tes di akhir siklus, lembar observasi, lembar
wawancara dan alat dokumentasi. Rencana pembelajaran dibuat dan
didiskusikan bersama

dengan

guru

kolaborator

agar

rencana

pembelajaran yang ditetapkan sesuai dengan kurikulum yang telah


ditetapkan oleh sekolah.
Materi pada siklus I diantaranya persegi, persegi panjang dan
jajar genjang. Soal tes akhir siklus dibuat untuk mengetahui
pemahaman konsep siswa. Lembar observasi digunakan untuk
mencatat aktivitas siswa pada setiap pertemuan. Pengamatan melalui
lembar observasi dilakukan oleh observer, yaitu kolaborator. Lembar
wawancara dipersiapkan untuk mewawancarai siswa yang digunakan
untuk

mengetahui

pendapat

siswa

mengenai

pembelajaran

menggunakan teori Van Hielle.


Pada tahap ini peneliti ingin mengetahui apakah pembelajaran
dengan teori Van Hiele dapat meningkatkan pemahaman konsep
geometri siswa. Target yang ingin di capai pada siklus I adalah siswa
tertarik pada penyajian materi yang diberikan sehingga timbul
semangat dalam belajar matematika khususnya materi geometri.

48

b. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Pembelajaran Siklus I


Tahap pelaksanaan siklus I terdiri dari empat kali pertemuan
dengan

pokok

bahasan

persegi

dan

persegi

panjang,

mendefinisikan, memahami sifat-sifatnya, mencari keliling dan


luasnya dan pelaksanaan tes akhir siklus I.
Pertemuan ke-1,
Tahap I

: Inkuiri (Informasi)

Pada tahap ini guru melakukan dialog dengan siswa guna


mengumpulkan informasi-informasi tentang konsep persegi dan
persegi panjang. pada tahap ini siswa menggunakan bahasanya
sendiri untuk mengungkapkan konsep-konsep tersebut.
Tahap II

: Orientasi Terarah (Orientasi Terbimbing)

Pada tahap ini siswa mengamati bangun-bangun datar yang


dimaksud baik yang telah disiapkan guru ataupun benda yang ada
di sekelilingnya. Pada tahap ini juga siswa masih menggunakan
bahasanya sendiri untuk mengungkapkan ciri dan sifat dari bangun
yang diamati.
Tahap III

: Uraian (Penjelasan)

Pada tahap ini guru menunjukkan bangun-bangun yang


dimaksud tanpa menjelaskan mengapa merupakan

bangun

(contoh dan non contoh).

Pada tahap ini juga siswa membangun atau mengkonstruks


sendiri gagasannya atau pengetahuan barunya sesuai dengan
pengetahuan awal mereka dengan mengerjakan LKS yang
diberikan.

Dalam hal ini, guru hanya membimbing seperlunya.

Tahap IV

: Orientasi Bebas

Pada tahap ini siswa menerapkan konsep-konsep yang


dipelajari dengan mengerjakan latihan soal pada LKS yang
diberikan.

49

Tahap V

: Integrasi

Guru menguatkan kembali konsep yang telah diperoleh siswa


dengan membahas hasil kerja siswa disertai dengan umpan
balik.

Siswa memeriksa dan meringkas apa yang telah mereka


pelajari.
Selama kegiatan belajar berlangsung masih terdapat siswa

yang tidak memperhatikan ketika guru sedang memberi penjelasan


di depan kelas, beberapa siswa ada yang melamun dan mengobrol.

Gambar 1
Kegiatan siswa pada saat mencatat materi pelajaran

Selain itu, ada juga siswa yang menidurkan kepalanya di


meja seperti bermalas-malasan ketika sedang mengerjakan LKS
yang telah diberikan guru. Hal ini sepertinya dikarenakan siswa
belum memiliki motivasi untuk mengerjakan latihan dan belum
terbiasa dengan metode belajar yang digunakan guru dalam
menyajikan materi.

50

Pertemuan ke-2,
Pada dasarnya proses pembelajaran pada pertemuan ke-2
ini sama dengan pertemuan sebelumnya hanya materi yang
diajarkan adalah mencari keliling persegi panjang. Pada saat
pembelajaran berlangsung, hanya beberapa siswa saja yang
bertanya pada guru tentang materi atau LKS yang belum mereka
pahami. Siswa yang maju ke depan juga hanya didominasi oleh
beberapa orang saja.
Pertemuan ke-3
Pada pertemuan ini materi yang dibahas adalah

luas

persegi dan persegi panjang. Dan pemecahan masalah yang


berkenaan dengan bangun tersebut. Pada pertemuan kali ini rasa
ingin tahu siswa semakin bertambah. Ini di lihat dari banyaknya
pendapat yang diajukan seperti Bu! Kalo luas persegi kan sisi
kali sisi ya bu! Dan kalo persegi panjang luasnya panjang kali
lebar, bener kan Bu! Keaktifan mulai terjadi saat LKS diberikan.
Ini dilihat dari banyaknya siswa yang bertanya. Dan banyak juga
siswa yang tidak percaya diri dengan hasil pekerjaannya ini terlihat
masih banyak kata Bu kalo gini bener ga bu!
Pertemuan ke-4
Pada tahap ini guru mengadakan tes akhir siklus. Tes akhir
siklus diadakan untuk mengetahui tingkat pemahaman konsep
geometri siswa.

c. Tahap Observasi dan Analisis


Pada kegiatan siklus I, suasana kelas pada saat penyajian
materi cukup ribut karena kebanyakan siswa masih bingung ketika
diberikan LKS oleh guru. Selain itu, beberapa siswa masih kurang
bersemangat pada saat proses belajar matematika berlangsung.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru dan observer
diperoleh hasil bahwa siswa sepertinya belum terbiasa dengan

51

metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru namun sepertinya


siswa sudah mulai aktif untuk bertanya ataupun menjawab
pertanyaan dari guru. Selain itu, siswa menjadi lebih mudah dalam
mencatat materi karena hanya melengkapi dan mengerjakan soalsoal yang ada pada LKS.
Pada akhir siklus I diadakan tes akhir untuk mengetahui
tingkat pemahaman konsep yang telah didapat pada saat
pembelajaran. Data dari tes akhir siklus dapat dilihat pada
lampiran 9 Hal 123
Berdasarkan lampiran 9 Hal 123 dapat disimpulkan bahwa
pemahaman konsep matematika siswa masih kurang. Ini terlihat
dari dimensi interpretasi yang skor maksimalnya pada siklus I
adalah 16 tetapi masih banyak siswa yang masih kurang. Hamper
68% siswa mendapat skor 7 10. Kriteria ini masih tergolong
kurang. Hanya sekitar 32% siswa yang mendapat skor diatas 10.
Untuk dimensi ini rata-rata persentasenya adalah 60,20%. Pada
dimensi ekstrapolasi siklus I nilainya hampir sama dengan dimensi
interpretasi. Pada kegiatan ini siswa masih kesulitan untuk
memecahkan soal yang agak rumit, terbukti dari skor yang didapat
siswa masih cukup rendah. Kisarannya mulai dari 7 10 cukup
mendomonasi dari jumlah siswa. Dan yang memperoleh skor di
atas 12 hanya beberapa orang saja. Pada dimensi ini rata-rata
persentasenya hanya 59,38%. Berbeda dengan dimensi translasi,
pada dimensi ini cukup bagus, dari skor maksimal 8, hanya 1 orang
saja yang memperoleh skor 4. Selebihnya memperoleh skor 5 8.
Dimensi ini pada siklus I memperoleh rata-rata nilai 77,30%. Dari
skor yang ada diperoleh nilai rata-rata pada siklus I adalah 63,33.
Dari data di atas terlihat nilai rata-rata pemahaman konsep siswa
masih kurang dari KKM yang ditetapkan. Ini menunjukkan
indikator keberhasilan penelitian belum tercapai.

52

Selain pemahaman konsep yang dianalisis, peneliti juga


melaksanakan pengamatan mengenai aktivitas siswa. Pengamatan
berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan tindakan, pengamatan
dilakukan oleh kolaborator yang mencatat seluruh aktivitas siswa
dan hal-hal yang terjadi selama proses pembelajaran. Hasil
pengamatan lembar observasi dapat dilihat pada lampiran 10
Hal 124.
Berdasarkan

tabel pada lampiran 10 Hal 124 aktivitas

siswa berdasarkan tahapan Van Hielle. Terlihat pada siklus I ini


siswa berani mengemukakan pendapatnya yang dalam hal ini
konsep mengenai persegi dan persegi panjang yaitu sebesar 32,46%
atau sekitar 10 atau 15 orang saja yang mau diajak berdialog.
Selebihnya hanya diam dan mengobrol dengan teman sebangku dan
kadang ada juga yang nyeletuk.
Kegiatan

lain

yang

diamati

adalah

siswa

bisa

mengemukakan ciri / sifat dari bangun yang di maksud. Aktivitas


ini sangat besar kisaran persentasenya mencapai 89,47%. Hal ini
terjadi dikarenakan siswa pernah mendapatkan materi ini pada
sekolah dasar.
Kegiatan siswa mengajukan pertanyaan kepada guru sebesar
31,58%. Hasil ini cukup baik apabila di bandingkan dengan
kegiatan penelitian pendahuluan yang terlihat hanya 4 siswa yang
mengajukan pertanyaan kepada guru. Sedangkan pada pelaksanaan
siklus I, sudah terlihat 6 sampai 15 siswa yang mengajukan
pertanyaan dan petanyaan yang diajukan masih dikategorikan
pertanyaan tingkat rendah.
Kegiatan memperhatikan penjelasan guru sebesar 86,84%.
Persentase ini cukup bagus dan diperoleh informasi bahwa adanya
peningkatan jika di bandingkan dengan penelitian pendahuluan.
Pada kegiatan pendahuluan, pada saat guru menjelaskan masih
banyak siswa yang menidurkan kepalanya di atas meja, melamun

53

dan bahkan bercanda dengan teman sebangkunya. Dengan adanya


persentase yang cukup besar ini menunjukkan bahwa siswa sudah
siap untuk belajar. Namun pada kegiatan siklus I belum semua
siswa memperhatikan penjelasan guru dengan sungguh-sungguh
sehingga harus ada perbaikan pada siklus selanjutnya.
Pada siklus ini aktivitas yang juga diamati dan cukup bagus
persentasenya adalah mengerjakan tugas yang diberikan guru. .
aktivitas ini memperoleh persentase sebesar 92,11%. Kegiatan lain
yang diamati adalah siswa mau mengerjakan soal-soal yang sulit.
Dalam kegiatan ini persentasenya sebesar 27,19%. Pada siklus ini
siswa berusaha mengerjakan soal yang diberikan walaupun masih
bertanya kepada guru atau teman. Tetapi cukup banyak pula yang
tidak mau berusaha untuk mengerjakan soal yang di berikan.

Gambar 2
Kegiatan siswa pada saat mengerjakan soal di papan tulis

Kegiatan siswa mengerjakan soal di papan tulis mendapat


persentase sebesar 13,16%. Pada siklus I ini masih banyak siswa
yang merasa malu dan takut salah. Hanya 4 sampai 5 orang saja
yang berani untuk maju.

54

Rata-rata persentase dari 7 aktivitas yang diamati melalui


lembar observasi selama siklus I sebesar 55,12%. Hal ini
menunjukkan indikator keberhasilan penelitian belum tercapai,
dimana rata-rata persentase aktivitas siswa yang diamati melalui
lembar observasi pada siklus harus lebih dari atau sama dengan
65%.
Berikut hasil analisis wawancara dengan subjek penelitian:
o

SP1 merasa teori belajar Van Hiele lebih menyenangkan


karena membuatnya tidak bosan dan mengantuk. Selain itu, ia
juga merasa lebih faham dengan adanya LKS yang diberikan
guru.

SP2 merasa teori belajar Van Hiele membuatnya lebih


mengerti tentang bangun datar walaupun menurutnya agak
sedikit rumit.

SP3 merasa teori belajar Van Hiele membuatnya lebih


semangat ketika sedang belajar geometri.

SP4 merasa teori belajar Van Hiele membuatnya tidak jenuh


ketika pembelajaran matematika berlangsung dan membuatnya
lebih aktif dalam menjawab pertanyaan dari guru.

SP5 merasa teori belajar Van Hiele membuatnya tidak


mengantuk ketika belajar matematika.

SP6 merasa teori belajar Van Hiele membuatnya bersemangat


pada saat belajar matematika di sekolah.
Hasil observasi terhadap guru yang mengajar cukup baik hanya

saja

guru

harus

lebih meningkatkan pengelolaan kelas dan

mengarahkan siswa agar lebih aktif.

d. Tahap Refleksi
Berdasarkan hasil analisis pada kegiatan siklus I, yaitu guru
belum sepenuhnya melaksanakan kegiatan sesuai dengan rencana yang
dibuat bersama kolaborator. Pada tahap I (tahap inkuiri/informasi),

55

guru masih dominan dalam menggunakan metode ekspositori


dibanding teknik bertanya sehingga hanya terjadi proses pembelajaran
satu arah.
Sebelum masuk pada siklus II, guru dan peneliti berdiskusi
untuk mempersiapkan siklus II. Untuk siklus II guru hanya
menggunakan teknik bertanya untuk memberikan kesempatan siswa
menginterpretasikan

konsep

yang

akan

dipelajarinya

dengan

kalimatnya sendiri sehingga daya intelektual siswa dapat berkembang


secara wajar. Selain itu, pada siklus II nanti guru akan melaksanakan
proses pembelajaran yang disertai penguatan supaya motivasi siswa
lebih meningkat. Berdasarkan analisis siklus I masih terdapat
kekurangan pada keaktifan siswa khususnya keaktifan siswa dalam hal
mengerjakan soal di depan kelas dan menjawab pertanyaan yang
diberikan. Dan pada soal akhir siklus untuk mengukur pemahaman
konsep siswa masih kurang mampu memecahkan masalah yang
berkaitan dengan persegi dan persegi panjang.
Dari siklus I terlihat masih banyak kekurangan pada aspek
pemahaman konsep khususnya dimensi interpretasi dan ekstrapolasi,
untuk itu guru bersama kolaborator berusaha memperbaiki dimensi
tersebut dengan lebih banyak lagi memberi penjelasan dan contohcontoh yang lebih bervariasi serta lebih membimbing siswa dalam
proses pembelajaran. Secara garis besar dapat dilihat seperti tabel
berikut:

56

Tabel 1
Aspek

Perlu Diperbaiki
Dimensi

Perlu Dipertahankan

interpretasi Dimensi Translasi

dan ekstrapolasi
Pemahaman

Solusi:

Perlu

latihan

Konsep

secara

kontinu

dan

contoh soal yang lebih


variatif
Aktivitas Siswa Free orientation yang Free Orientation yaitu
berdasarkan

meliputi

mengerjakan mengerjakan tugas yang

teori Van Hielle soal yang sulit dan maju di berikan


mengerjakan

soal

di

papan tulis
Solusi: Perlu adanya
reward dan tambahan
nilai bagi yang mau
mengerjakan soal yang
sulit.

3. Pelaksanaan Penelitian Siklus II


a. Tahap Perencanaan
Siklus II direncanakan terdiri dari 4 kali pertemuan. Pertemuan
pertama membahas materi tentang sifat-sifat dari belah ketupat dan
layang-layang. Pertemuan kedua membahas materi tentang mencari
keliling dari bangun belah ketupat dan layang-layang. Pertemuan
ketiga membahas materi tentang luas dari bangun belah ketupat dan
layang-layang. Pertemuan keempat guru mengadakan tes akhir siklus.
Berdasarkan temuan dari penelitian siklus I siswa masih membutuhkan
bantuan siswa lain pada saat mengerjakan soal dan masih banyak siswa
belum menunjukkan keaktifan pada saat pembelajaran.

57

Persiapan lain yang dilakukan oleh peneliti adalah berdiskusi


dan memberi penjelasan pada guru mengenai kegiatan pembelajaran
yang akan dilakukan pada siklus II. Peneliti juga menyiapkan media
pembelajaran untuk mendukung kelancaran proses belajar mengajar.
Peneliti juga mempersiapkan lembar observasi, catatan lapangan, LKS
dan tes akhir siklus.
Target pada siklus II ini adalah siswa dapat menunjukkan
aktivitas belajar yang tinggi dan pemahaman konsep geometri yang
baik pula dan 80% yang mendapat nilai lebih atau sama dengan 60.

b. Tahap Pelaksanaan
Kegiatan siklus II dilaksanakan dalam empat kali pertemuan.
Kegiatan belajar matematika masih menggunakan teori Van Hiele.
Pertemuan ke-1
Tahap I

: Inkuiri (Informasi)

Pada langkah ini guru mempelajari pengetahuan awal siswa


tentang konsep bangun belah ketupat dengan memberikan
kesempatan pada siswa untuk mengungkapkan konsep-konsep
tersebut dengan kalimatnya sendiri. Jadi, konsep-konsep ini
diperkenalkan melalui dialog antar guru dan siswa.
Tahap II

: Orientasi Terarah (Orientasi Terbimbing)

Siswa mengamati bangun-bangun datar baik yang telah


disiapkan guru maupun benda-benda yang ada disekelilingnya.

Siswa mengklasifikasi bangun-bangun yang merupakan contoh


dan non contoh.

Siswa menggambar pada kertas berpetak

Tahap III

: Uraian (Penjelasan)

Guru menunjukkan bangun-bangun yang dimaksud tanpa


menjelaskan mengapa merupakan bangun (contoh dan non
contoh).

58

Siswa membangun atau mengkonstruk sendiri gagasannya atau


pengetahuan barunya sesuai dengan pengetahuan awal mereka
dengan mengerjakan LKS yang diberikan.

Dalam hal ini, guru hanya membimbing seperlunya.

Tahap IV

: Orientasi Bebas

Siswa menerapkan konsep-konsep yang dipelajari dengan


mengerjakan latihan soal pada lembar kerja siswa (LKS) yang
diberikan.
Tahap V

: Integrasi

Guru menguatkan kembali konsep yang telah diperoleh siswa


dengan membahas hasil kerja siswa disertai dengan umpan
balik.

Siswa memeriksa dan meringkas apa yang telah mereka


pelajari .
Selama kegiatan belajar matematika berlangsung, guru

selalu berusaha memberikan penguatan kepada siswa. Guru tidak


sungkan untuk memberikan pujian pada siswa sehingga siswa
merasa bangga terhadap hasil kerjanya. Hal ini tentu saja dapat
memotivasi siswa dalam belajar matematika.
Berdasarkan pengamatan pada siklus II, siswa sudah mulai
aktif bertanya pada guru apabila ada hal-hal yang kurang
dimengerti. Selain itu, siswa juga sering terlihat berdiskusi dengan
teman di sebelahnya mengenai materi yang sedang dipelajari.
Pertemuan ke-2
Pada dasarnya pelaksanaan pembelajaran matematika pada
pertemuan ini sama dengan pembelajaran pada pertemuan
sebelumnya yang mengunakan tahapan belajar Van Hiele dalam
menyajikan materi geometri pada siswa. Materi yang akan
dipelajari adalah sifat layang-layang, mencari keliling layanglayang. Pada pertemuan ini, siswa dibagi menjadi 8 kelompok yang

59

terdiri dari 4 sampai 5 orang. Hal ini dilakukan guru karena


keterbatasan media pembelajaran siswa untuk membuat bangun
yang diperintahkan oleh guru.
Selain itu, kelompok-kelompok ini dibuat agar siswa dapat
berdiskusi dan bertukar pikiran dengan teman-temannya mengenai
materi dan soal-soal latihan yang diberikan pada LKS. Kegiatan
belajar seperti berlangsung secara kondusif dan siswa sepertinya
senang dan mulai terbiasa dengan metode pembelajaran yang
diterapkan

oleh

guru.

Beberapa

siswa

terlihat

langsung

mengerjakan LKS ketika diberikan oleh guru. .


Pada siklus II ini, keaktifan siswa sudah mulai meningkat
dibandingkan dengan siklus I. Hal ini dapat dilihat dari siswa yang
menjawab pertanyaan dari guru dan keberanian siswa yang maju
mengerjakan soal pada papan tulis tidak lagi didominasi oleh
beberapa siswa saja, bahkan siswa yang di kenal siswa pemalu
sudah berani maju untuk mengerjakan soal di papan tulis.
Pertemuan ke-3
Pada pertemuan ini materi yang dibahas adalah luas dari
bangun belah ketupat dan layang-layang. Pada pertemuan ini siswa
sudah mulai aktif dan mau bertanya jika tidak mengerti dan
didapati soal soal yang di anggap sulit.
Pertemuan ke-4
Pada hari ini guru mengadakan tes akhir siklus. Tes akhir
siklus diadakan untuk mengetahui tingkat pemahaman konsep
geometri siswa.

c. Tahap Observasi dan Analisis


Setelah pembelajaran selesai diadakan tes akhir siklus guna
mengetahui pemahaman konsep geometri siswa. Selama siklus II siswa

60

lebih aktif dalam proses pembelajaran. Daftar hasil pemahaman konsep


siswa bisa terlihat pada lampiran 11 Hal 125.
Dari lampiran 11 Hal 125 terlihat dari skor maksimal pada
dimensi translasi yang ditentukan yaitu sebesar 12 siswa, 70% dapat
mencapai skor 8 12, ini artinya pada siklus II dimensi ini cukup
stabil dari siklus sebelumnya. Sedangkan pada pemahaman konsep
dimensi interpretasi siswa cukup bagus yaitu dari skor maksimal yang
ditentukan yaitu sebesar 16 hanya 1 orang siswa yang mendapat skor 8
atau setengah dari skor yang diperlukan dan selebihnya cukup bagus
dan meningkat dari siklus sebelumnya. Pada dimensi ini persentasenya
mencapai

71,05%.

Pada

dimensi

ekstrapolasi

masih

kurang

memuaskan tetapi mengalami peningkatan. Dimensi ini skor yang


ditentukan adalah 12, pada dimensi ekstrapolasi tidak ada siswa yang
mendapat nilai sempurna ini dikarenakan ketidaktelitian dari siswa
tersebut. Persentase pada dimensi ini 69,08%. Dari skor yang didapat
pada pemahaman konsep didapat nilai rata-rata sebesar 71,80. Ini
menunjukkan indikator keberhasilan penelitian sudah tercapai, dimana
rata-rata hasil belajar siswa harus mencapai lebih dari atau sama
dengan 60 dan 80% dari siswa yang mendapat nilai lebih dari 60
(sesuai KKM yang ditetapkan oleh sekolah) sehingga diputuskan untuk
menghentikan penelitian.
Selain pemahaman konsep yang diamati peneliti bersama
kolaborator, meneliti juga seluruh aktivitas siswa dan hal-hal yang
terjadi selama proses pembelajaran. Hasil pengamatan lembar
observasi dapat dilihat lampiran 12 Hal 126.

61

Gambar 3
Kegiatan siswa pada saat mencatat materi pelajaran

Pada kegiatan siklus II, suasana kelas pada saat penyajian


materi sudah cukup tenang, mereka terlihat bersemangat ketika
memasuki belajar matematika. Berdasarkan pengamatan, keaktifan
siswa dalam bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru sangat
meningkat. Siswa yang maju ke depan pun sudah tidak didominasi
oleh beberapa siswa saja.
Berdasarkan tabel aktivitas siswa menurut tahapan Van Hielle.
Terlihat pada siklus II ini siswa sudah berani mengemukakan
pendapatnya yang dalam hal ini konsep mengenai belah ketupat dan
layang-layang yaitu sebesar 50,88% atau sekitar 15 sampai 25 orang
yang mau berpartisipasi mengemukakan idenya. Kegiatan ini
meningkat dibandingkan dengan siklus I yang hanya 32,46%.
Kegiatan lain yang diamati adalah siswa bisa mengemukakan
ciri / sifat dari bangun yang di maksud. Aktivitas ini sangat besar
kisaran persentasenya mencapai 94,67%. Hal ini terjadi dikarenakan
siswa memegang sendiri model bangun yang sedang di bahas.
Kegiatan siswa mengajukan pertanyaan kepada guru sebesar
55,26%. Hal ini cukup meningkat dikarenakan siswa ingin lebih

62

mengerti dan faham lagi mengenai bangun yang sedang di bahas.


Siswa pemalu pun sudah mau untuk bertanya.
Kegiatan memperhatikan penjelasan guru sebesar 91,23%.
Berdasarkan wawancara terhadap siswa mengenai aktivitas ini, mereka
akan merasa kesulitan pada saat mengerjakan LKS yang diberikan jika
tidak memperhatikan penjelasan guru.
Pada siklus ini aktivitas yang juga diamati dan cukup bagus
persentasenya adalah mengerjakan tugas yang diberikan guru. .
aktivitas ini memperoleh persentase sebesar 94,74%. Pada kegiatan ini
mengalami peningkatan karena mereka tidak ingin merasa kesulitan
jika mengerjakan tugas sehingga memotivasi siswa mengerjakan tugas.
Kegiatan lain yang diamati dan mengalami peningkatan adalah siswa
mau

mengerjakan

soal-soal

yang

sulit.

Dalam

kegiatan

ini

persentasenya sebesar 44,70% sedangkan pada siklus I rata-rata


persentasenya

adalah

27,19%.

Berdasarkan

wawancara

dan

pengamatan terhadap siswa mengenai aktivitas ini, mereka tertarik dan


merasa puas jika dapat mengerjakan soal yang sulit.
Berdasarkan pengamatan pada siklus II, kegiatan siswa yang
memiliki rata-rata persentase rendah pada siklus I sudah mengalami
peningkatan pada siklus II.
Rata-rata persentase dari 7 aktivitas siswa yang diamati selama
siklus II sebesar 67,91%. Ini menunjukkan terjadinya peningkatan
sebesar 12,77% bila dibandingkan dengan siklus I. Peningkatan yang
terjadi

sudah baik dan telah mencapai indikator keberhasilan

penelitian dimana rata-rata persentase aktivitas siswa pada tiap


siklusnya harus mencapai lebih dari atau sama dengan 65%.
d. Tahap Refleksi
Berdasarkan hasil analisis pada siklus II, guru telah
melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran yang
telah dibuat bersama kolaborator. Teknik bertanya yang dilakukan
guru pada tahap inkuiri berhasil membangkitkan motivasi siswa dalam

63

menginterpretasikan konsep-konsep yang dipelajari dengan kalimatnya


sendiri.
Penguatan yang dilakukan guru juga berdampak positif bagi
siswa, khususnya pada tingkah laku siswa yang menjadi senang
terhadap pelajaran matematika. Nilai pemahaman konsep geometri
pada siklus II ini juga meningkat dibandingkan dengan siklus I.
Keaktifan siswa juga mulai meningkat. Hal ini dapat terlihat dari
keaktifan siswa yang mengerjakan soal pada papan tulis yang tidak
lagi didomonasi oleh siswa yang pintar-pintar saja.

B. Analisis Data
Tahap analisis dimulai dengan membaca keseluruhan data yang ada
dari berbagai sumber. Data yang diperoleh berupa kalimat-kalimat bermakna
dan alamiah. Untuk data hasil observasi terhadap aktivitas siswa dan pendapat
siswa terhadap penggunaan teori Van Hiele dalam pembelajaran matematika
serta hasil tes akhir siklus dibuat dengan menggunakan analisis deskriptif.
Hasil pengamatan siklus I diperoleh data bahwa siswa cukup senang
dan semangat belajar dengan menggunakan teori Van Hiele. Namun aktivitas
siswa mengerjakan soal yang sulit dan

mengerjakan soal di papan tulis,

mengalami perubahan yang berarti dibandingkan dengan pra penelitian.


Pada siklus II, dari aspek yang diamati terlihat bahwa aktivitas belajar
siswa mengalami peningkatan yang cukup baik dibandingkan dengan siklus I.
Untuk mengetahui lebih jelas perubahan aktivitas siswa pada setiap
siklus dapat dilihat pada tabel berikut :

64

Tabel 2
Rekapitulasi Aktivitas Siswa Pada Saat KBM
Rata-Rata Persentase

Rata-Rata Persentase

Siklus I

Siklus II

55,14 %

67,91 %

Hasil belajar siswa diperoleh setiap akhir siklus disajikan pada tabel
berikut :

Tabel 3
Rekapitulasi Pemahaman Konsep Siswa Tiap Siklus
Rata-Rata Siklus I

Rata-Rata Siklus II

63,29

71,84

Pada tabel terlihat kenaikan pemahaman konsep siswa pada siklus II


dibandingklan siklus I yaitu sebesar 8,55. Hal ini menunjukkan bahwa teori
Van Hiele dapat meningkatkan pemahaman konsep geometri siswa dalam
belajar matematika.

C. Interpretasi hasil Analisis Data


Berdasarkan hasil pengamatan pada tiap siklus, motivasi siswa dari
siklus I sampai siklus II mengalami peningkatan. Pada siklus I terdapat
beberapa aspek yang masih rendah, seperti keberanian mengemukakan
pendapat, menjawab pertanyaan guru, dan mengerjakan soal di papan tulis.
Pada siklus ini, beberapa siswa memperoleh nilai di bawah 60 (tidak sesuai
KKM). Untuk itu pada siklus II lebih membimbing dan mengarahkan siswa
secara individu.
Hasil belajar siswa juga dijadikan indikator keberhasilan dalam
penelitian ini, karena seseorang yang sudah memiliki pemahaman konsep
yang tinggi beriringan dengan hasil belajar yang tinggi pula. Berdasarkan hasil

65

pengamatan, catatan lapangan, dokumentasi, dan tes hasil belajar pada tiap
akhir siklus terlihat bahwa penggunaan teori Van Hiele dapat meningkatkan
pemahaman konsep matematika siswa. Untuk tabel peningkatan pemahaman
konsep siswa tiap siklus dapat dilihat pada lampiran 13 Hal 127.

Tabel 4
Peningkatan Rata-Rata Persentase Aktivitas Siswa

NO

6
7

Indikator Aktivitas Siswa

Berani mengemukakan pendapat


(Information)
Bisa mengemukakan ciri/sifat dari
bangun (Directed Orientation)
Mengajukan pertanyaan kepada guru
(Directed Orientation)
Memperhatikan penjelasan guru
(Explication)
Mengerjakan tugas yang diberikan guru
(Free Orientation)
Mau mengerjakan soal-soal yang sulit
(Free Orientation)
Maju mengerjakan soal di papan tulis
Rata-Rata Persentase

Siklus I

Siklus II

32.46

50.88

89.47

94.67

31.58

55.26

86.84

91.23

92.11

94.74

27.19

44.70

26.32

43.86

55,14 %

67.91%

66

Peningkatan rata-rata persentase motivasi siswa pada tiap siklus jika


disajikan dalam diagram sebagai berikut :

Rata-Rata Persentase

Peningkatan Rata-Rata Persentase Aktivitas


Siswa
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
1

Indikator Pemahaman Konsep


Siklus I

Siklus II

Gambar 4
Diagram Rekapitulasi Indikator Pemahaman Konsep Siswa Pada
Pembelajaran Matematika

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan data yang telah penulis analisis di bab sebelumnya, maka
penulis menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Penggunaan teori Van Hielle pada pembelajaran geometri bangun datar
dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa kelas VII 4 di MTs N 8
Jakarta Barat. Hal ini terlihat dari nilai tes akhir siklus yang meningkat
pada siklus II yaitu sebesar 71,84
2. Aktivitas siswa mengalami peningkatan mulai dari 55,14% menjadi
67,91% pada siklus II.

B. Saran
1. Menciptakan suasana demokratis di kelas, sehingga siswa tidak merasa
takut untuk aktif terlibat dalam proses belajar mengajar. Suasana
demokratis artinya siswa merasa bebas untuk aktif dalam proses belajar
tanpa merasa takut membuat kesalahan jika mereka ingin bertanya atau
menjawab pertanyaan.
2. Guru hendaknya memperbanyak penjelasan tentang sebuah konsep dari
materi yang hendak dipelajari, agar siswa tidak merasa kesulitan apabila
menemukan permasalahan (soal) yang bervariasi.
3. Guru sebaiknya memberikan reward, salah satunya memberikan nilai
tambahan bagi siswa yang bersedia mengerjakan soal yang sulit agar siswa
lebih antusias mengerjakan soal yang diberikan.

67

68

DAFTAR PUSTAKA

abstrakmat2004 . Abstrak thesis dan disertasi program study Matematika


Algoritma (Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika): Pembelajaran
dengan Pendekatan Pemecahan Masalah untuk Meningkatkan
Kemampuan Pemahaman dan Penalaran Matematika Siswa SMP
Alquran dan Terjemahnya
Anitah, Sri dkk. Strategi Pembelajaran Matematika. (Jakarta : Universitas
Terbuka, 2008)
Arikunto, Suharsimi dkk. Penelitian Tindakan Kelas, ( Jakarta : PT Bumi Akara,
2006)
Arikunto, Suharsimi, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara , 2007)
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2006), revisi VI
Haryanto, Perencanaan Pengajaran, ( Rineka Cipta,, 1997)
htpp://kris-21.blogspot.com. Pembelajaran Matematika Berdasarkan Teori Van
Hiele
Hudoyo, Herman, Mengajar Belajar Matematika,(Jakarta : Depdikbud, 2000)
Ibrahim, R. dan Nana Syaodih S. Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2003)
Muli, Tingkatan Pemahaman Siswa Terhadap Pembelajaran IPA. dalam
http://muli30.wordpress.com/2009/05/17/pengelolaan-kelaspembelajaran/, 22 Juni 2010, 00:10 WIB
Mulyo, Dwi, Perbedaan Hasil Belajar Geometri Antara Siswa Yang Diajar
Menggunakan Alat Audiovisual Dengan Siswa Yang Diajar Dengan
Menggunakan Alat Peraga Matematika. (Jakarta: MIPA IKIP, 1998)

69

Munir, Hasan, dkk, Penelusuran Tingkat Perkembangan Berfikir Model Van


Hiele pada Siswa SD Kelas III, IV, dan V Dalam Belajar Geometri.
(Universitas Syah Kuala, 2003)
Murtado, Sutrisno dan G. Tambunan, Materi Pokok Pengajaran Matematika,
(Jakarta: Karunika, 1997)
Nasution, Andi Hakim, Penguasaan Matematika Hadapi Tantangan Abad XXI,
(Suara Pembaharuan, 21 Februari 2002)
Poerwadarminta, W.J.S. Kamus Umum Bahasa Indonesia, ( Jakarta: Balai
Pustaka, 1991)
Sagala, Syaiful, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2009)
Santrock, John W. Psikologi Pendidikan, ( Jakarta: Kencana Persada Media Grup,
2008), Cet ke-2
Suhendra, dkk. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika.
(Universitas Terbuka, 2007)
Suherman, Erman dkk. Strategi Belajar Matematika, (Jakarta, DepDikBud,1994)
Suherman, Erman, etStrategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, (Bandung:
Fakultas MIPA UPI, 2003)
Suherman, Erman, Evaluasi Pembelajaran Matematika, ( Bandung: JICA UPI,
2003)
Sukardjono, Filsafat dan Sejarah Matematika, ( Jakarta : UT, 2000 ), Cet.I
Suriasumantri, Jujun S. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer, (Jakarta : Sinar
Harapan, 1996)
Tim

MKPBM Jurusan Pendidikan Matematika, Strategi


Matematika Kontemporer. (Bandung : JICA-UPI, 2001)

Undang-Undang Sisdiknas Bab II Pasal 3 Tahun 2003

Pembelajaran

70

Winkel, W.S. Psikologi Pendidikan, ( Jakarta: Grasindo, 1996), Cet. Ke-4


Winkel, W.S. Psikologi Pengajaran. (Jakarta: Grasindo, 1996)

111

Lampiran 3

Tabel 5

KISI-KISI INTRUMEN PEMAHAMAN KONSEP


Siklus 1

No

3.

Indikator
Menyebutkan sifat-sifat persegi
panjang
Menghitung keliling dan luas
persegi panjang dan persegi

Dimensi
Translasi Interpretasi

Menyebutkan sifat-sifat jajar


genjang
Menghitung keliling dan luas
jajar genjang
Jumlah

Jumlah

2 dan 3

4 dan 5

7 dan 8

2 soal

4 soal

3 soal

9 soal

Menerapkan rumus keliling dan


luas persegi dan persegi panjang

Ekstrapolasi

112

Lampiran 3

INSTRUMEN TES PEMAHAMAN KONSEP


Siklus I

Satuan Pendidikan

: MTs Negeri 8 Jakarta Barat

Kelas / Semester

: VII / 2

Materi

: Geometri Bangun Datar

Nama Siswa

Bacalah soal dengan baik, kemudian jawablah soal-soal di bawah ini dengan
benar !
1) Gambarlah persegi panjang PQRS, kemudian tulislah :
a) Dua pasang sisi yang sama panjang
b) Dua pasang sisi yang sama sejajar
c) Sepasang diagonal yang sama panjang
2) Sebuah persegi panjang berukuran panjang 8 cm, dan lebar 5 cm. Tentukan
keliling dan luas persegi panjang tersebut ?
3) Diketahui sebuah persegi, panjang sisinya 5 cm. Berapakah keliling dan luas
persegi tersebut ?
4) Diketahui keliling sebuah persegi sama dengan keliling persegi panjang. Jika
keliling persegi tersebut adalah 40 cm dan lebar persegi panjang itu 5 cm.
Hitunglah panjang persegi panjang tersebut ?
5) Hitunglah keliling dan luas daerah yang diarsir pada bangun-bangun berikut
ini !
5 cm

12 cm

b)

14 cm

8 cm

20 cm

a)

12 cm

113

Lampiran 3

6) Pada jajargenjang PQRS yang diagonal-diagonalnya berpotongan di O,


diketahui panjang PS = 6 cm, panjang diagonal QS = 8 cm, dan QPS = 58o.
Tentukan :
a) Panjang QR

c) Besar QRS

b) Panjang QO

d) Besar PQR

7) Hitunglah keliling dan luas dari gambar berikut !


23 cm
24 cm
13 cm

8) Perhatikan gambar di bawah ini !


D

C
F

Jika panjang AB = 16 cm, BC = 24 cm, dan


Panjang DE = 12 cm. Hitunglah panjang DF ?

9) Seorang pekerja bangunan akan memasang keramik berukuran 30 cm x 30


cm. Lantai yang harus diberi keramik berbentuk persegi panjang dengan
ukuran 18 m x 12 m. Tentukan banyaknya keramik yang diperlukan ?

114

Lampiran 3

Tabel 6

KISI-KISI INTRUMEN PEMAHAMAN KONSEP


Siklus II

No

3.
3
4

Indikator
Menyebutkan sifat-sifat belah
ketupat
Menghitung keliling dan luas
belah ketupat
Menyebutkan sifat-sifat layanglayang
Menghitung luas layang-layang
Menentukkan keliling layanglayang
Menggunakan sifat-sifat pada
trapesium

Dimensi
Translasi Interpretasi

Ekstrapolasi

Jumlah

10

Menghitung luas trapesium

7.

Menentukkan keliling trapesium

3 soal

4 soal

3 soal

10 soal

Jumlah

115

Lampiran 3

INSTRUMEN TES PEMAHAMAN KONSEP


Siklus II

Satuan Pendidikan

: MTs Negeri 8 Jakarta Barat

Kelas / Semester

: VII / 2

Materi

: Geometri Bangun Datar

Nama Siswa

Bacalah soal dengan baik, kemudian jawablah soal-soal di bawah ini dengan
benar !

1) Diagonal-diagonal belah ketupat ABCD berpotongan di O.


Jika panjang AB = 4 cm dan besar ABO = 60 , tentukan!
a. Panjang AD

c. Besar BAO

b. Panjang CBO

2) Pada belah ketupat ABCD, panjang diagonal AC : BD = 4 : 3. Jika luas belah


ketupat itu adalah 150 cm2, tentukan panjang diagonal AC dan BD ?
3) Belah ketupat yang diagonal-diagonalnya 24 cm dan 32 cm. Berapakah luas
dan kelilingnya ?
D

4) Pada layang-layang ABCD di samping,


besar DAC = 30o dan CDB = 40o.
C

Tentukan :

a) Besar ADB
b) Besar ABC

B
R

5) Perhatikan gambar berikut !


Jika luas bangun tersebut adalah 252 cm2,

sedangkan panjang sisi QS = 24 cm dan TR = 5 cm,


Hitunglah : a) Panjang sisi PT
b) Panjang sisi RS

116

Lampiran 3

6) Umam membuat layang-layang ABCD dan diagonal-diagonalnya berpotongan


di O, jika panjang OA = 9 cm, OB = OD = 12 cm dan OC = 16 cm. Tentukan
panjang benang yang diperlukan umam untuk mengelilingi karangka layanglayang itu ?
7) Perhatikan gambar di bawah ini !
D

110o

60o

Berapakah besar D dan B ?

8) Trapesium PQRS, siku-siku di S. Jika panjang PQ = 10 cm, SR = 15 cm, dan


QR = 13 cm. Tentukan luas trapesium tersebut ?
9) Tentukan keliling trapesium sama kaki di bawah ini ?
K

Jika panjang sisi KN = 34 cm,


Panjang sisi OL = 24 cm, dan
Panjang sisi LM = 20 cm

10) Perhatikan gambar di bawah ini !


Hitunglah luas bangun
yang diarsir pada gambar
16 cm

8 cm

20 cm

di samping !

117

Lampiran 8

KUNCI JAWABAN INSTRUMEN TES SIKLUS I


No

Skor

JAWABAN

S
1
P

a)

PS dan QR

PQ dan RS

b)

PS dan QR

PQ dan RS

c)

PR dan QS

Maksimal

Diketahui : p = 8 cm

Kpp = 2 ( p + l )

Lpp = p x l

l = 5 cm

=2(8+5)

=8x5

= 26 cm

= 40 cm2

Ditanya : Kpp & Lpp

Diketahui : s = 5 cm
3
Ditanya : Kp & Lp

Diketahui : Kp = Kpp

Kp = 4 x s

Lp = s x s

=4x5

=5x5

= 20 cm

= 25 cm2

Kp = Kpp

Kp = 40 cm

40 = 2 ( p + l )

lpp = 5 cm

40 = 2 ( p + 5 )

Ditanya : ppp

20 = p + 5
P = 15 cm

a)

K=a+b+c+d+e+f+g+h

= 15 + 9 + 5 + 5 + 15 + 9 + 5 + 5

g
h
5

d
c
b

= 68 cm
L arsir = Lpp 2 Lp
= ( 14 x 20 ) 2 x ( 5 x 5 )
= 280 50
= 230 cm2

118

Lampiran 8

b)
h
a

K=a+b+c+d+e+f+g+h
= 12 + 4 + 8 + 8 + 12 + 4 + 8 + 8

g
e

= 64 cm
L arsir = Lpp 2 Lp

= ( 12 x 20 ) 2 x ( 8 x 8 )
= 240 128

= 112 cm2

a) QR = PS = 6 cm
b) QO =

1
1
x QS = x 8 = 4 cm
2
2

c) QRS = QPS = 58o

d) PQR = 180o 58o


= 122o

23 cm
13 cm 10 cm
24 cm

13 cm

K = 2 ( 13 + 26 )

x=

24 2 10 2

576 100

676

= 26 cm

L =axt

= 2 x 39

= 13 x 24

= 78 cm

= 312 cm2

L ABCD = L ABCD
AB x DE = BC x DF
8

16 x 12 = 24 x DF
192 = 24 x DF
DF =

192
= 8 cm
24

119

Lampiran 8

Diketahui:
Ukuran keramik persegi panjang = 18 m x 12 m
= 180 cm x 120 cm
Ukuran keramik persegi = 30 cm x 30 cm
9

Ditanya : banyak keramik ?

Lpp = 180 x 120 = 21600 cm2

Lp = 30 x 30 = 900 cm2

Jadi, banyak keramik =

21600
= 24 buah keramik
900

120

Lampiran 8

KUNCI JAWABAN INSTRUMEN TES SIKLUS II


No
A

Maksimal

a) AD = AB = 4 cm
b) CBO = ABO = 60o

4 cm

Skor

Jawaban

60o

c) BAO = 180o ABO

= 180 60
= 120o
C

Misalkan :

L = x d1 x d2

Panjang AC = 4p

150 = x AC x BD

Panjang BD = 3p

150 = x 4p x 3p

Jadi,
AC = 4 (5)
= 20 cm

150 = x 12p2

BD = 3 (5)

150 = 6p2

= 15 cm

p2 = 25
p =5

3
x

16 cm

12 cm

x=

12 2 16 2

L = x d1 x d2

144 256

= x 24 x 32

400

= 384 cm2

= 20 cm

K = 4 x 20
= 80 cm

D
40o

a) ADB = 180o 90o 30o

30o

= 60o
A

b) ABC = ADC
= 40o + 60o
= 100o

Diketahui : L = 252 cm2, panjang QS = 24 cm, TR = 5 cm

121

Lampiran 8

Jadi, PT = PR TR

a) L = x d1 x d2
L = x QS x PR

= 21 5

252 = x 24 x PR

= 16 cm

252 = 12 x PR
PR =

252
= 21 cm
12

b) RS =

12 2 5 2

144 25

169 = 13 cm

Diketahui :

# AB =

9 2 12 2

OA = 9 cm

81 144

OB = 12 cm

225 = 15 cm

OD = 12 cm

# BC =

16 2 12 2

OC = 16 cm

256 144

400 = 20 cm

Jadi, panjang benang yang diperlukan


= 15 + 15 + 20 + 20
= 70 cm
D = 180o A

= 180o 60o

= 180o 110o

= 120o

= 70o

P 10 cm Q
13 cm

8
S

B = 180o C

15 cm

t=

132 5 2

169 25

= x 25 x 12

144 = 12 cm

= 150 cm2

L = x (10 + 15) x 12
4

122

Lampiran 8

7 O

p
9

20

p=

24 2 7 2

576 49

625

24
L

20

4
= 25 cm

Kllg = KN + KL + LM + MN
= 34 + 25 + 20 + 25
= 104 cm
L arsir = L layang-layang L Belah Ketupat
10

= ( x 20 x 16 ) ( x 16 x 8 )
= 160 64
= 96 cm2

LEMBAR UJI REFERENSI


Nama

: Eva Huzaifah

NIM

: 103017027231

Judul Skripsi : Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Geometri Siswa


Dengan Menggunakan Teori Van Hiele

No

Pembimbing I

Alquran dan Terjemahnya. h . 910

Undang-Undang
2

PARAF

Judul dan Halaman Referensi

Sisdiknas

(No.20

tahun

2003), ( Bandung : Fokus Media, 2003), Cet


ke-3, hal 67
Hasan Munir, dkk, penelusuran tingkat
perkembangan berfikir model Van Hielle

pada siswa SD Kelas III,IV, dan V dalam


belajar

geometri

.(Universtas

Syah

Kuala,2003).hal 2
W.J.S.
4

Poerwadarminta,

Kamus

Umum

Bahasa Indonesia, ( Jakarta: Balai Pustaka,


1991), h. 636

W.S. Winkel, Psikologi Pendidikan, ( Jakarta:


Grasindo, 1996), Cet. Ke-4, hal 53
Anas

Sudjiono,

Pengantar

Proses

Pendidikan, ( Jakarta: PT. Raja Grasindo


Persada, 1996), h.50

Ngalim

Purwanto,

Prinsip-Prinsip

Dan

Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung : PT

Pembimbing II

Remaja Rosda Karya, 1997), Cet ke-8 hal 44


Asep
8

Jihad,

Pengembangan

kurikulum

matematika (tinjauan teoritis dan histories). (


Jakarta: Multi presindo, 2008), Cet ke-1 hal
162-163

Algorima Jurnal Matematika dan Pendidikan


Matematika Vol 1 No.1 Juni 2006 hal 80
Kardy Nowsky Siregar. Meneliti kesalahan

10

konsep

siswa

berdasarkan

pendekatan

wacana kelas, (Jurnal Teknologi Pendidikan,


vol 3 No 2, 2001) hal 44
Nana Sudjana, Cara Belajar Siswa Aktif

11

Dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung :


CV Sinar Baru 1999), cetakan ke -2, hal 14
Lili Barlia. Empat Metaphor Perubahan

12

Konseptual Hasil Proses Belajar. (Pedagogia,


Jurnal Ilmu Pendidikan, Vol 2, No. 1, 2004)
hal 58
Zainal Abidin, Pemahaman Konseptual Dan

13

Procedural Dalam Belajar Matematika (


jurnal pendidikan dan pembelajaran, tahun 17,
No 2, 2004) hal 59
Sutarto, Buku Ajar Fisika (BAF) dengan tugas
Analisis

14

Foto

Kejadian

Fisika

(AFKF)

sebagai alat bantu Penguasaan konsep


Fisika, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan,
tahun ke-11, no 54, 2005) hal 332
Erman Suherman, Evaluasi Pembelajaran

15

Matematika, ( Bandung: JICA UPI, 2003),


hal. 43

Sutrisno Murtado dan G. Tambunan, Materi


16

Pokok Pengajaran Matematika, (Jakarta:


Karunika, 1997), hal. 3.34
Prof. Drs. Anas Sudjiono, Pengantar Evaluasi

17

Pendidikan, (Jakarta : PT. Raja Grafika


Persada), h. 50
Prof. Dr. Oemar Hamalik, perencanaan

18

pengajaran berdasarkan pendekatan sistem


(Jakarta : PT. Bumi aksara, 2005), h. 165
Dwi

Mulyo,

Geometri
19

Perbedaan

Antara

Menggunakan

Alat

Siswa

Hasil

Belajar

Yang

Diajar

Audiovisual

Dengan

Siswa Yang Diajar Dengan Menggunakan


Alat Peraga Matematika. (Jakarta: MIPA
IKIP, 1998), hal 12

20

Abstrakmat 2004 . Abstrak thesis dan


disertasi program study Matematika
Tim

21

MKPBM

Matematika,

Jurusan
Strategi

Pendidikan
Pembelajaran

Matematika Kontemporer. (Bandung : JICAUPI, 2001), hal. 15


Sukardjono,

22

Filsafat

dan

Sejarah

Matematika, ( Jakarta : UT, 2000 ), Cet.I.


hal.1.3
Jujun S. Suriasumantri, Filsafat Ilmu Sebuah

23

Pengantar Populer, (Jakarta : Sinar Harapan,


1996), hal. 190
R Soedjadi, Kiat Pendidikan Matematika di

24

Indonesia Konstansi keadaan masa kini


menuju masa depan. (Jakarta : Dirjen Dikti

Depdikbud, 2000), hal. 13


Dwi

Mulyo,

Geometri
25

Perbedaan

Antara

Menggunakan

Siswa

Alat

Hasil

Belajar

Yang

Diajar

Audiovisual

Dengan

Siswa Yang Diajar Dengan Menggunakan


Alat Peraga Matematika. (Jakarta: MIPA
IKIP, 1998), hal 12
Erman suherman, dkk. Strategi Belajar

26

Matematika, (Jakarta, DepDikBud,1994) hal


177

27

htpp://kris-21.blogspot.com.

Pembelajaran

Matematika Berdasarkan Teori Van Hiele


Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian

28

Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka


Cipta, 2006),revisi VI, hal.93
Tim

29

Pelatih

Tindakan

Proyek

Kelas,

PGM,

Penelitian

(Depdikbud

Direktorat

Jendral Pendidikan Menengah dan Tinggi,


1999), hal 27
Prof Suharsimi Arikunto, dkk. Penelitian

30

Tindakan Kelas, ( Jakarta : PT Bumi Akara ,


2006), hal 130.

Jakarta,

Februari 2011

Yang Mengesahkan,
Pembimbing I

Drs. Ali Hamzah, M. Pd


NIP. 19482303 198203 1 001

Pembimbing II

Maifalinda Fatra, M. Pd
NIP. 19700528 199603 2 2002

85

Lampiran 2

LEMBAR KERJA SISWA 1

1) Pengertian dan Sifat-Sifat Persegi Panjang


a) Sifat sisi-sisi persegi panjang

P
C

B
Q

Gambar 1

Gambar 2

Pada gambar 1, persegi panjang ABCD dibalik


menurut sumbu simetri PQ, maka :
A

.....

.....

AD . . . . .

AD = . . . . .

Pada gambar 2, persegi panjang ABCD dibalik


menurut sumbu simetri RS, maka :
A

.....

.....

AB . . . . .

AB = . . . . .

Karena AD = . . . . dan AB = . . . . maka dapat disimpulkan hal berikut ini :


Dalam setiap persegi panjang, sisi-sisi yang berhadapan . . . . . . . .
. . ...
b) Sifat sudut-sudut persegi panjang

P
C

Pada gambar 3, persegi panjang ABCD dibalik


menurut sumbu simetri PQ, maka :

A menempati . . . .

B
Q

Gambar 3

C menempati . . . .
A = . . . .

. . . . . (1)

86

Lampiran 2

C = . . . .

. . . . . (2)

Pada gambar 4, persegi panjang ABCD dibalik

menurut sumbu simetri RS, maka :

A menempati . . . .

B menempati . . . .

A = . . . .

. . . . . (3)

B = . . . .

. . . . . (4)

Gambar 4

Dari bentuk persamaan (1), (2), (3), dan (4) dapat disimpulkan :

A = . . . .

. . . . . (1)

. . . . = . . . .

. . . . . (4)

. . . . = . . . .

. . . . . (2)

A = . . . . = . . . . = . . . .
Dalam persegi panjang, tiap-tiap sudutnya . . . . . . . . . . . . .

Selanjutnya perhatikan gambar 5


Pada gambar 5, menunjukkan bahwa empat

sudut persegi panjang membentuk sudut satu

putaran penuh ( . . . .o )

Gambar 5

Besar tiap-tiap persegi panjang

....
. . . .o
....

Dalam setiap persegi panjang, tiap-tiap sudutnya merupakan sudut . . . . . .


( 90o )

87

Lampiran 2

a) Sifat Diagonal-Diagonal Persegi Panjang

P
C

Pada gambar 6, persegi panjang ABCD dibalik

menurut sumbu simetri PQ, maka :

A .....

AC . . . . .

C .....

B
Q

AB . . . . .

Gambar 6

Diagonal-diagonal dalam setiap persegi panjang . . . . . . . . . . .


Sifat diagonal lainnya pada persegi panjang :

Letak 2

Letak 1

Letak 3

Gambar 7

Pada letak 2, persegi panjang


ABCD diputar

1
putaran pada
2

pusat O, maka :

Pada letak 3, persegi panjang


ABCD diputar

1
putaran pada
2

pusat O, maka :

.....

.....

OA . . . . .

OB . . . . .

Jadi, OA = . . . . .

Jadi, OB = . . . . .

88

Lampiran 2

Karena OA = . . . . dan OB = . . . ., maka dapat disimpulkan


2) Pengertian dan sifat-sifat persegi
a) Sifat sisi-sisi persegi

C
B

B
Gambar 8

Pada gambar 8, persegi ABCD dibalik menurut


diagonal AC, maka:
A ....

C ....

B ....

D ....

.... ....

.... ....

Jadi, . . . . = AD ..(1)

Jadi, . . . . = CD ..(2)

Pada gambar 9, persegi ABCD dibalik menurut

C
D

diagonal BD, maka:


A C

B B

A C
D D

AB CB

Gambar 9

Jadi, AB = CB ..(3)

AD CD
Jadi, AD = CD ..(4)

Dari hasil-hasil tersebut didapat :


(1) AB = . . . .
(4) AD = . . . .
(2) CD = . . . .
Jadi, . . . . = . . . . = . . . . = . . . .
Panjang sisi-sisi setiap persegi adalah . . . .
b) Sifat diagonal-diagonal persegi

C
B

A
Gambar 10

Pada gambar 10 persegi ABCD dibalik menurut


diagonal AC, maka:

BAC DAC

Jadi, BAC = DAC

ACB ACD
ACB = ACD

89

Lampiran 2

Karena BAC = DAC dan ACB = ACD, maka diagonal AC membagi

A dan C menjadi dua bagian yang sama besar.


Pada gambar 11, persegi ABCD dibalik menurut diagonal BD,

maka:

ABD . . . .
Jadi, ABD = . . . .

C
D

ADB . . . .
Jadi, ADB = . . . .

Karena ABD = . . . . dan ADB = . . . ., maka diagonal

Gambar 11

BD membagi B dan D menjadi dua bagian yang sama


besar.
Sudut-sudut dalam setiap persegi dibagi dua sama besar oleh diagonaldiagonalnya, sehingga diagonal-diagonalnya merupakan sumbu simetri.

Pada gambar 12, persegi ABCD diputar putaran dengan

pusat O, maka:

DOC . . . .
Jadi, DOC = . . . .

BOA . . . .
Jadi, BOA = . . . .

C
D

COB . . . .

O
B

Jadi, COB = . . . .

Gambar 12

AOD . . . .
Jadi, AOD = . . . .

Dari hasil-hasil di atas dapat disimpulkan bahwa:

AOD = DOC = COB = BOA


AOD + DOC + COB + BOA = 360o
Jadi, AOD = DOC = COB = BOA

360 o
90 o
4

A
Gambar 13

Diagonal-diagonal setiap persegi berpotngan membentuk sudut siku-siku.


Berdasarkan sifat-sifat persegi, maka dapat diberikan batasan berikut :
Persegi adalah persegi panjang yang keempat sisinya

90

Lampiran 2

LEMBAR KERJA SISWA 2

Keliling persegi dan persegi panjang


Keliling bangun datar adalah jumlah semua panjang sisi yang membatasi
bidang datar tersebut. Dengan demikian berarti:

Keliling persegi panjang adalah jumlah panjang semua sisi persegi


panjang

Keliling persegi adalah jumlah panjang semua sisi persegi

a. Rumus keliling persegi panjang


Jika disajikan sebuah gambar maka

Keliling persegi panjang ABCD = AB + BC + CD + DA

Karena AB = CD dan BC = AD, maka: DA


Keliling persegi panjang ABCD = 2 x AB + 2 x BC

Keliling persegi panjang ABCD = 2 x p + 2 x l


Jadi, rumus keliling persegi panjang ABCD = 2(p + l)
b. Rumus keliling persegi
Perhatikan gambar di samping!

Keliling persegi ABCD = AB + BC + CD + DA


Karena AB = CD = BC = AD, maka: DA
Keliling persegi ABCD = 4 x AB
Jadi, rumus keliling persegi ABCD = 4 x s

91

Lampiran 2

Contoh:
1. Hitunglah keliling persegi panjang yang panjangnya 10 cm dan lebarnya
6 cm!
jawab:
p = 10 cm, dan l = 6 cm
K = 2p + 2l
= 2 x . + 2 x .
= . + .
= . cm
2. Keliling sebuah persegi panjang = 48 cm dan lebarnya = 10 cm.
Hitunglah panjangnya!
Jawab:
K = 48 cm dan l = 10 cm
K = 2 p + 2l
48 = 2p + 2 x 10
48 = 2p + . . .
2p = . . .

p=

28
=...
...

3. Keliling persegi adalah 28 cm. hitunglah panjang sisinya!


Jawab:
K = 28 cm
K=4...
28 = 4

s=

28
= . cm
....

92

Lampiran 2

Latihan
1. Sebuah persegi panjang berukuran panjang = 8 cm dan lebar = 5 cm.
Hitunglah kelilingnya!
Jawab :
.
.
.

.
2. Keliling persegi panjang = 60 cm dan panjangnya = 20 cm. Hitunglah
lebarnya!

Jawab :
.
.
.
.

3. Hitunglah keliling persegi yang panjang sisinya 16 cm!

Jawab :
.
.
.
.
4. Keliling sebuah persegi adalah 84 cm. Berapakah panjang sisinya!

Jawab :
.
.
.
.

93

Lampiran 2

5. Keliling sebuah persegi = 100 cm. Perbandingan panjang dan lebarnya


adalah 3 : 2. Hitunglah panjang dan lebarnya!

Jawab :
.
.
.
.

Selamat mengerjakan ya !!

Jangan lupa tulis namanya di sini Ya!!!


Nama

: .

Kelas

: .

94

Lampiran 2

LEMBAR KERJA SISWA 3

Luas persegi panjang dan persegi!


a. luas persegi panjang
Perhatikan gambar di samping!

Luas persegi panjang ABCD = AB x BC


Luas persegi panjang ABCD = p x l

l
A

Jadi, rumus luas persegi ABCD = p x l


b. luas persegi
Perhatikan gambar di samping!

Luas persegi ABCD = AB x BC


Karena AB = CD, maka: DA
Luas persegi ABCD = s x s

Jadi, rumus luas persegi ABCD = s2

Contoh
1. luas sebuah persegi panjang adalah 60 cm2 dan panjangnya = 10 cm.
Hitunglah lebarnya!

95

Lampiran 2

Jawab:
Luas = 60 cm2, maka L = . . . cm2
Panjang = 10 cm, maka p = cm
L=xl
60 = 10 x
60
l=
l = . . . cm
...
Jadi, lebar persegi panjang = . . . cm

2. Perbandingan panjang dan lebar sebuah persegi panjang adalah 7 : 4.


Jika luas persegi panjang tersebut adalah 252 cm2, Tentukan ukuran
panjang dan lebar persegi panjang itu!

Jawab:
Misal, panjang = 7n cm, dan lebar = 4n cm.
L persegi panjang = 252 cm2

Jadi panjang = 7n

7n x 4n = 252

=7x

n2 = 252
n2

= . . . cm

252
=
....

lebar

n=...

=4n

=4x...
= . . . cm

3. Keliling sebuah persegi 28 cm. Hitunglah luas persegi panjang


tersebut!

Jawab:
K = 4s
28 = 4s
28
s=
...
s=

L = s2
=
= . cm2
Jadi, luas persegi adalah . . . cm2

Lampiran 2

96

LAtiHan
1. luas sebuah persegi panjang = 150 cm2 dan lebarnya = 10 cm. Hitunglah
panjangnya!

Jawab :
.
.
.
.
2. Perbandingan panjang dan lebar sebuah persegi panjang adalah 5 : 3.
jika luas persegi panjang itu 240 cm2, tentukan ukuran panjang dan
lebarnya!

Jawab :
.
.
.
.

3. keliling sebuah persegi adalah 48 cm. hitunglah luas persegi tersebut!

Jawab :
.
.
.
.

97

Lampiran 2

4. luas sebuah persegi panjang sama dengan luas persegi yang panjang
sisinya adalah 8 cm. jika lebar persegi panjang = 4 cm, hitunglah
panjang persegi panjang itu!

Jawab :
.
.
.
.
D

C
6 cm

5.

10 cm

Berdasarkan gambar diatas, Hitunglah!


a. luas persegi panjang ABCD
b. Luas ABC !

Jawab :
a) b) ..

..

..

..

Selamat Mengerjakan

98

Lampiran 2

LEMBAR KERJA SISWA 4

JAJARGENJANG
1) Sifat-sifat Jajargenjang
Jajargenjang adalah bangun yang dibentuk dari segitiga dan
bayangannya, jika diputar setengah putaran pada titik tengah salah
satu sisi segitiga. Perhatikan gambar berikut ini !
Jika PQR diputar setengah putaran
P

P R,

O
Q

oleh pusat O, maka:

R Q

Q S, PQ RS, sehingga PQ // RS
QR SP sehingga QR // SP.

Sifat-sifat yang dimiliki oleh jajargenjang adalah sebagai berikut:

Sisi-sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar

Sudut-sudut yang berhadapan sama besar

Sudut-sudut yang berdekatan berjumlah 180o

Sudut-sudut dalam bersebrangan sama besar

Dapat menempati bingkainya tepat 2 cara

Diagonal-diagonalnya berpotongan di tengah-tengah.

2) Keliling dan Luas Jajargenjang

Pada

gambar

jajargenjang

di

adalah

samping,
AB=CD=a,

sisi-sisi
dan

AD=BC=m. Keliling jajargenjang ditentukan

99

Lampiran 2

dengan cara menjumlahkan semua panjang


sisinya.

Keliling jajargenjang = AB + CD + BC + AD
=a+a+m+m
=2(a+m)
Luas jajargenjang dapat ditentukan dengan mengubahnya menjadi persegi
panjang. Pada jajargenjang, tingginya selalu tegak lurus dengan alasnya.
Dengan demikian, luas jajargenjang adalah sebagai berikut :

Luas jajargenjang = L ABD L BCD


1
1
= xaxt xaxt
2
2
=axt

LAtiHan

1) Perhatikan jajargenjang PQRS di bawah ini !


S

R
x + 15o

a)

R = P
x+=....

62o

x=........

8y

b) Q = 180o . . .
8y = 180o . . . .
y=....

x=....

2) Perhatikan jajargenjang ABCD di bawah ini !


D

(2x + 2) cm

8 cm
A

(x + 5) cm

a) CD = AD

b) AB = x + 5

2x + 2 = . . . + . . .

=....

2x . . . = . . . . . .

CD = 2x + 2

X=....

=....

100

Lampiran 2

3) Hitunglah luas dan keliling dari gambar berikut !


a)

b)

25 cm

25 cm

14 cm

24 cm

23 cm

13 cm

Jawab :
a) b) ..

..

..

..
4) Panjang alas suatu jajargenjang = 4y cm dan tingginya = 3y cm. Jika luas
jajargenjang itu 192 cm2, tentukan panjang alas dan tinggi jajargenjang
tersebut !

Jawab :
.
.
.
.
5) Jika luas jajargenjang ABCD = 35,4 cm2 dan garis sejajarnya = 5,9 cm.
Tentukan tinggi jajargenjang tersebut ?

Jawab :
.
.
.
.

101

Lampiran 2

LEMBAR KERJA SISWA 5

BELAH KETUPAT
1) Sifat-sifat Belah Ketupat
Belah ketupat adalah bangun segi empat yang

dibentuk oleh segitiga sama kaki dan bayangannya


jika diputar setengah putaran atau dicerminkan

dengan sisi alas.

ABC sama kaki AB = BC, jika ABC dicerminkan


pada sisi AC maka diperoleh bayangan ADC

sehingga terbentuklah belah ketupat ABCD.

Sifat-sifat belah ketupat adalah sebagai berikut :

Keempat sisinya sama panjang dan sisi yang berhadapan sejajar

Sudut-sudut yang berhadapan sama besar dan dibagi dua oleh


diagonalnya

Sudut-sudut yang berdekatan besarnya 180o

Diagonal-diagonalnya berpotongan di tengah dan saling tegak lurus.

2) Keliling dan Luas Belah Ketupat


Diagonal-diagonal belah ketupat saling berpotongan tegak lurus.
Keliling belah ketupat adalah sebagai berikut :

Keliling belah ketupat = AB + BC + CD + AD


= 4 x panjang sisi

102

Lampiran 2

Luas belah ketupat dapat ditunjukkan dengan menyusun belah


ketupat menjadi bentuk persegi panjang. Jika AC dan BD adalah
diagonal-diagonalnya maka:

Luas belah ketupat =

1
x AC x BD
2

1
x diagonal x diagonal
2
1
= x d 1 x d2
2

LAtiHan
1) Dari gambar di bawah, PQR dan QRS sama kaki
a) PQ = . . . . , QR = . . . . , sehingga PQ

= PS = . . . . = . . . .
b) Jika PQRS dilipat menurut:

garis PR maka PQR = . . . .


garis QS maka QSP = . . . .

c) Diagonal PR membagi QRS menjadi


....=....
d) Diagonal QS membagi PQR menjadi
....=....

2) Sebuah belah ketupat ABCD mempunyai panjang diagonal masing-masing 30


cm dan 72 cm. Kedua diagonal tersebut berpotongan dititik E. Tentukan :
a) Luas belah ketupat tersebut
b) Panjang CE
c) Panjang AB
d) Keliling belah ketupat ABCD

Lampiran 2

103

Jawab :
a) b) ..

..

..
c) . d) ..

..

..

3) Pada belah ketupat EFGH diketahui panjang sisi EF = (5x 3) cm dan


panjang sisi GH = (2x + 3) cm. Tentukan panjang sisi-sisi belah ketupat
tersebut ?

Jawab :
.
.
.
.
4) Pada belah ketupat ABCD, panjang diagonal AC : BD = 4 : 3. Jika luas
belah ketupat itu 150 cm2. Tentukan :
a) Panjang diagonal AC dan BD
b) Keliling belah ketupat ABCD

Jawab :
a) b) ..

..

..

..

104

Lampiran 2

LEMBAR KERJA SISWA 6

LAYANG-LAYANG
1) Sifat-sifat Layang-Layang
Layang-layang adalah segi empat yang dibentuk

oleh dua segitiga sama kaki yang alasnya sama

a
d2

panjang

dan

berimpit.

Layang-layang

dapat

dibentuk menjadi beberapa bangun datar seperti


berikut !

d1
b

a. Dua

segitiga

lancip

yang

kongruen

dan

diimpitkan pada salah satu sisinya


b. Dua segitiga siku-siku yang kongruen dan

diimpitkan pada sisinya yang terpanjang


c. Dua

segitiga

tumpul

yang

kongruen

dan

diimpitkan pada sisinya yang terpanjang.


Berdasarkan definisi layang-layang di atas, kita dapat mengetahui
sifat-sifat layang-layang sebagai berikut :

Dua pasang sisinya sama panjang ( PQ = PS dan QR = SR )

Sepasang sudut yang berhadapan sama besar ( PQR = PSR )

Salah satu diagonalnya sebagai sumbu simetri

Diagonal-diagonalnya berpotongan tegak lurus ( PR QS ) dan


membagi dua sama panjang ( OQ = OS )

2) Keliling dan Luas Layang-Layang


Jika sisi-sisi layang-layang adalah PQ=PS=a dan QR=RS=b, maka
keliling layang-layang adalah sebagai berikut :

105

Lampiran 2

Keliling layang-layang = PQ + PS + QR + RS
=a+a+b+b
=2(a+b)
Luas layang-layang berhubungan dengan panjang diagonalnya. Jika
diagonal layang-layang masing-masing adalah QS = d1 dan PR = d2, maka
luasnya adalah sebagai berikut:

1
x QS x PR
2
1
= x d 1 x d2
2

Luas layang-layang =

LAtiHan
1) ABCD merupakan sebuah layang-layang. Tentukan :

a) BCO = . . . .
b) OBC = . . . .
41o

O
3 cm

9 cm

37o
4 cm

c) BAD = . . . .
d) BD = . . . .
e) BC = . . . .

f) Luas ABCD = . . . .

Diketahui
9 cm

12 cm

2)
40 cm

a) Panjang PQ
PQ2 = QT2 + TP2
=....+....
PQ = . . . .

layang-layang

PQRS

seperti pada gambar di samping :


DT = 9 cm, QT = 12 cm, TS = 40 cm
c) Luas layang-layang
PR = . . . . + . . . .
QS = . . . . + . . . .
luas = x . . . . x . . . .
=....

106

Lampiran 2

b) Panjang PS

d) Keliling layang-layang

PS2 = PT2 + . . . .2

RQ = . . . . = . . . .

=....+....

RS = . . . . = . . . .

PS = . . . .

Keliling = 2 ( . . . . + . . . . )
=....

3) Sebuah layang-layang panjang diagonalnya 12 cm dan 16 cm. Berapakah


luasnya!

Jawab :
.
.
.
.

4) Luas suatu layang-layang adalah 60 cm2. jika panjang salah satu


diagonalnya 8 cm, berapakah panjang diagonal yang lainnya!

Jawab :
.
.
.
.

107

Lampiran 2

LEMBAR KERJA SISWA 7

TRAPESIUM
1) Sifat-sifat Trapesium
D

Trapesium adalah bangun segi empat yang memiliki

tepat sepasang sisi yang berhadapan sejajar. ABCD


adalah trapesium sehingga AB // CD. AD dan BC =
A

Berdasarkan

kaki trapesium.
panjang

sisinya,

trapesium

dibedakan

menjadi

trapesium sembarang, trapesium siku-siku, dan trapesium sama kaki.


a. Trapesium semabarang

b.

Trapesium siku-siku

c. trapesium sama kaki

Walaupun trapesium ada bermacam-macam, trapesium memiliki


sifat-sifat umum sebagai berikut :

Jumlah keempat sudutnya 360o

Jumlah sudut antara sisi-sisi sejajar 180o

Pada trapesium sembarang dapat menempati bingkainya hanya


dengan satu cara

Pada trapesium sama kaki berlaku:


Dapat menempati bingkainya dengan 2 cara
Diagonal-diagonalnya sama panjang

108

Lampiran 2

Sudut-sudut alasnya sama besar


Kaki-kakinya sama panjang.
2) Keliling dan Luas Trapesium
Keliling trapesium dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut:

Keliling trapesium = jumlah dua sisi sejajar + dua sisi yang lain
Trapesium dapat disusun menjadi bangun datar yang lain, seperti
persegi panjang dan jajargenjang. Untuk menentukan luas trapesium
dapat menggunakan rumus sebagai berikut:

1
x DE x ( AB + CD )
2
1
= x tinggi x jumlah sisi sejajar
2

Luas trapesium =

LAtiHan
1. Perhatikan trapesium PQRS berikut ini!

a. Berapa

derajatkah

jumlah

_______________________________

_______________________________
_______________________________
_______________________________
_______________________________
_______________________________
_______________________________
_______________________________
_______________________________
_______________________________

Lampiran 2

109

_______________________________
_______________________________
_______________________________
_______________________________
_______________________________
_______________________________
________________0100090000039d00
000002001c0000000000050000000902
00000000050000000201010000000500
00000102ffffff00050000002e01180000
00050000000b0200000000050000000c
028001a0011_____________________
_______________________________
_______________________________
_______________________________
_______________________________
_______________________________
_______________________________
_______________________________
_______________________________
_______________________________
_______________________________
_______________________________
_______________________________
_______________________________
_______________________________
_______________________________
_______________________________

110

Lampiran 2

_______________________________
_______________________________
_______________________________
_______________________________
_______________________________
_______________________________
_______________________________
_______________________________
_______________________________
_______________________________
_______________________________
_______________________________
_______________________________
_______________________________
_______________________________
_______________________________
___________lass Equation.3

Lampiran 1

71

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


Siklus I

Nama Sekolah

: MTs Negeri 8 Jakarta

Mata Pelajaran

: Matematika

Kelas / Semester

: VII / Genap

Alokasi Waktu

: 6 x 40 (3 x Pertemuan )

Standar Kompetensi
6.

Memahami konsep segi empat dan segitiga serta menentukan


ukurannya.

Kompetensi Dasar
6.2

Mengidentifikasi sifat-sifat persegi panjang, persegi, trapesium,


jajargenjang, belah ketupat dan layang-layang.

6.3. Menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan segi empat serta
menggunakannya dalam pemecahan masalah.

Indikator Pencapaian Kompetensi Siswa


1.

Menjelaskan pengertian persegi, persegi panjang, dan jajar genjang


menurut sifatnya.

2.

Menjelaskan sifat-sifat segi empat ditinjau dari sisi, sudut, dan


diagonalnya

3.

Menurunkan rumus keliling dan luas bangun segitiga dan segi


empat.

4.

Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan menghitung


keliling dan luas bangun segitiga dan segi empat.

I.

Tujuan Pembelajaran
a. Peserta didik dapat menjelaskan pengertian persegi, persegi
panjang, jajargenjang menurut sifatnya.

Lampiran 1

72

b. Peserta didik dapat menjelaskan sifat-sifat segi empat ditinjau


dari sisi, sudut, dan diagonalnya.
c. Peserta didik dapat menurunkan rumus keliling dan luas bangun
segitiga dan segi empat.
d. Peserta didik dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan
dengan menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan segi
empat.
II.

Materi Ajar
a. Mengingat segi empat.
b. Mengidentifikasi sifat-sifat persegi, persegi panjang dan jajar
genjang.
c. Menghitung keliling dan luas Persegi, persegi panjang dan jajar
genjang dan menggunakannya dalam pemecahan masalah.

III. Metode Pembelajaran


Ceramah, tanya jawab, diskusi, dan pemberian tugas dan Teori Van
Hielle.

IV. Langkah-langkah Kegiatan

Pertemuan Pertama

Kegiatan Guru

Kegiatan Siswa

Teori Van

Alokasi

Hielle

Waktu

Kegiatan Awal
1. Membuka
pelajaran
2. Menyampaikan
indikator
pembelajaran dan
memberi
motivasi

1. Memperhatikan dan
memahami penjelasan
guru
2. Memahami indikator
pembelajaran yang
disampaikan guru

Informasi

10
menit

Lampiran 1

73

3. Menggali
pengetahuan
prasyarat dengan
mengajukan
pertanyaan
tentang bangun
datar segi empat
Kegiatan Inti
1. Guru
menyiapkan
model bangun
persegi dan

Siswa disuruh membuat


suatu model bangun
segiempat dari kertas.

Orientasi

persegi panjang
Siswa diminta untuk
mengelompokkan
segiempat berdasarkan sifatsifat tertentu, seperti:
a) segiempat yang
2. Siswa diberi

60

mempunyai sisi sejajar

bermacam-

Menit

macam potongan

b) segiempat yang

segiempat

mempunyai sudut-sudut

Penjelasan

siku-siku
c) segiempat yang
mempunyai sisi-sisi sama
panjang

3. Guru

Siswa mengerjakan LKS

memberikan LKS yang telah Diberikan

Orientasi
Bebas

Lampiran 1

74

Kegiatan Akhir
Mengarahkan siswa
membuat
kesimpulan

Memberikan kesimpulan

Integrasi

Mengakhiri

10
Menit

pembelajaran

Pertemuan Kedua

Kegiatan Guru

Kegiatan Siswa

Teori Van

Alokasi

Hielle

Waktu

Kegiatan Awal
Memperhatikan dan

1. Membuka
pelajaran

memahami penjelasan

2. Menyampaikan

guru
Memahami indikator

indikator
pembelajaran dan

pembelajaran yang

memberikan

disampaikan guru

motivasi
3. Menggali

Informasi

pengetahuan

10
menit

prasyarat dengan
mengajukan
pertanyaan
tentang

persegi

dan

persegi

panjang
Kegiatan Inti
1. Guru

Siswa memperhatikan

menyiapkan

model bangun yang kemarin

model bangun

telah dibuat

Orientasi

60
Menit

Lampiran 1

75

persegi dan
persegi panjang
2. Siswa

diberi Siswa diminta untuk

bermacam-

mencari keliling dan luas

macam potongan dari model bangun tersebut.


segiempat
3. Guru
menguatkan
kembali

Penjelasan

materi

mengenai
keliling dan luas
persegi

dan

persegi panjang
4. Guru memberikan Siswa
LKS

menerima

Mengenai

materi

LKS
yang

sedang dipelajari
Siswa mengerjakan

LKS

Orientasi
Bebas

yang telah Diberikan


Kegiatan Akhir
Mengarahkan siswa

Memberikan kesimpulan

membuat
kesimpulan
Mengakhiri
pembelajaran

Integrasi

10
Menit

Lampiran 1

76

Pertemuan Ketiga

Kegiatan Guru

Kegiatan Siswa

Teori Van

Alokasi

Hielle

Waktu

Kegiatan Awal
1. Membuka

1. Memperhatikan

pelajaran

memahami

2. Menyampaikan
indikator

dan

penjelasan

guru
2. Memahami

indikator

pembelajaran dan

pembelajaran

yang

memberi

disampaikan guru

motivasi

Informasi

3. Menggali

10
menit

pengetahuan
prasyarat dengan
mengajukan
pertanyaan
tentang

bangun

datar segi empat


Kegiatan Inti
1. Guru
menyiapkan
model

Siswa

disuruh

membuat

suatu

model

bangun

bangun segiempat dari kertas.

Orientasi

jajar genjang
2. Guru

Siswa diminta untuk

menjelaskan
materi

LKS

Menit

tentang model bangun jajar genjang

persegi panjang
3. Siswa

60

menentukan sifat-sifat dari

diberikan

Siswa menentukan keliling


dan luas jajar genjang

Penjelasan

Lampiran 1

77

4. Guru

Siswa mengerjakan

LKS

memberikan LKS yang telah Diberikan

Orientasi
Bebas

Kegiatan Akhir
Mengarahkan siswa Memberikan kesimpulan
membuat
kesimpulan

Integrasi

Mengakhiri

10
Menit

pembelajaran

Pertemuan Keempat

Kegiatan Guru

Kegiatan Siswa

Teori Van

Alokasi

Hielle

Waktu

Kegiatan Awal
1. Membuka

1. Memperhatikan dan

pelajaran

memahami penjelasan

2. Menyampaikan
indikator

guru
2. Memahami indikator

pembelajaran dan

pembelajaran yang

memberi

disampaikan guru

10

motivasi

menit

3. Menanyakan
materi yang lalu
dan
mempersilahkan
siswa

untuk

bertanya
Kegiatan Inti
1. Guru
menjelaskan
mengenai materi

Siswa memperhatikan
penjelasan guru

Penjelasan

20
Menit

Lampiran 1

78

tentang

aplikasi

persegi,

persegi

panjang dan jajar


genjang
2. Guru

Siswa mengerjakan

LKS

memberikan LKS yang telah Diberikan

Orientasi
Bebas

Kegiatan Akhir
Mengarahkan siswa

Memberikan kesimpulan

membuat
kesimpulan

Integrasi

Mengakhiri

10
Menit

pembelajaran

V.

Alat dan Sumber Belajar


Alat :
Alat yang digunakan adalah white board, spidol, model bangun datar
dan penggaris
Sumber :
-

Buku paket, yaitu buku Matematika SMP dan MTs Kelas VII
Semester 2,

Buku referensi lain

VI. Penilaian
Indikator Pencapaian
Menjelaskan
pengertian

Teknik

Bentuk

Penilaian

Instrumen

Tes
tertulis

Instrumen/ Soal

Tes uraian 1. Persegi merupakan belah ketupat


dengan sifat khusus. Berdasarkan

jajargenjang, persegi,

pernyataan

tersebut,

persegi panjang,

pengertian persegi.

buatlah

belah ketupat,
trapesium, dan

2. Tulislah nama bangun datar yang

Lampiran 1

79

layang-layang

sesuai

menurut sifatnya.

Jawaban dapat lebih dari satu.

Menjelaskan sifatsifat segi empat

sifat

berikut.

Sisi yang berhadapan sama


panjang.

ditinjau dari sisi,


sudut, dan

dengan

Sudut-sudut yang berhadapan


tidak sama besar.

diagonalnya.

Diagonal-diagonalnya membagi
2 sama panjang.

3. luas sebuah persegi panjang adalah


Mencari keliling dan
luas persegi dan
persegi panjang
Menghitung keliling

cm2

dan

lebarnya

10

cm.

berapakah panjnagnya.
4. keliling sebuah persegi adalah 48
cm. berapakah luasnya!
5. Perhatikan gambar!
25 cm

24 cm

dan luas jajar genjang

150

Tentukan
luas dan kelilingnya
13 cm

Mengetahui

Jakarta, 8 April 2009

Kepala MTs N 8 Jakarta

Guru Bidang Study

Drs. H. Budi Haerawan, M. Si


NIP.

Eva Huzaifah

Lampiran 1

80

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


Siklus II
Nama Sekolah

: MTs Negeri 8 Jakarta

Mata Pelajaran

: Matematika

Kelas / Semester

: VII / Genap

Alokasi Waktu

: 6 x 40 ( 3 x Pertemuan )

Standar Kompetensi
6.

Memahami konsep segi empat dan segitiga serta menentukan


ukurannya.

Kompetensi Dasar
6.2.Mengidentifikasi sifat-sifat belah ketupat dan layang-layang dan
trapesium.
6.3.Menurunkan rumus keliling dan luas belah ketupat dan layanglayang dan trapesium.
6.4.Menggunakan aplikasi bangun datar dalam kehidupan sehari-hari.
Indikator
1.

Menjelaskan pengertian belah ketupat, trapesium, dan layanglayang menurut sifatnya.

2.

menurukan rumus keliling belah ketupat, trapesium, dan layanglayang

3.

menurunkan rumus luas belah ketupat, trapesium, dan layanglayang

I.

Tujuan Pembelajaran
a. Peserta didik dapat menjelaskan pengertian belah ketupat,
trapesium, dan layang-layang menurut sifatnya.
b. Peserta didik dapat mendapatkan rumus dari keliling belah
ketupat, trapesium, dan layang-layang

Lampiran 1

81

c. Peserta didik dapat mendapatkan rumus luas belah ketupat,


trapesium, dan layang-layang.
II.

Materi Ajar
a. Sifat-sifat belah ketupat
b. Sifat-sifat layang-layang
c. Keliling dan luas belah ketupat
d. Keliling dan luas layang-layang

III. Metode Pembelajaran


Ceramah, tanya jawab, diskusi, dan pemberian tugas dan teori Van
Hielle.
IV. Langkah-langkah Kegiatan

Pertemuan Pertama
A. Kegiatan Awal
1. Apersepsi : Menyampaikan tujuan pembelajaran
2. Motivasi : Peserta didik dengan memberi penjelasan
tentang pentingnya mempelajari
B. Kegiatan Inti
a. Tahap Informasi: Peserta didik diberikan stimulus
berupa

pemberian

materi

oleh

guru

mengenai

pengertian belah ketupat dan layang-layang menurut


sifatnya serta mengenai sifat-sifat segi empat ditinjau
dari sisi,

sudut, dan diagonalnya, kemudian antara

peserta didik dan guru mendiskusikan materi tersebut


b. Tahap

Orientasi

mengkomunikasikan

Terbimbing:
secara

Peserta
lisan

didik
atau

mempresentasikan pengertian belah ketupat dan layanglayang menurut sifatnya serta mengenai sifat-sifat segi
empat ditinjau dari sisi, sudut, dan diagonalnya.
c. Tahap Penjelasan: Peserta didik dan guru secara
bersama-sama membahas contoh dalam LKS yang telah
diberikan penentuan besar sudut-sudut tertentu dalam

Lampiran 1

82

sebuah belah ketupat, penentuan besar sudut-sudut


tertentu dalam sebuah layang-layang.
d. Tahap Orientasi bebas: Peserta didik mengerjakan
beberapa soal dari LKS yang telah dibuat guru
pengisian sifat-sifat yang terdapat pada belah ketupat,
penentuan sifat-sifat dari layang-layang, kemudian
peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas
jawaban soal tersebut.

C. Penutup
Tahap Integrasi
a. Peserta didik membuat rangkuman subbab yang telah
dipelajari.
b. Peserta didik dan guru menyimak dan membahas
Refleksi Matematika pada hal. 321.

Pertemuan Kedua dan Ketiga


A. Kegiatan awal
Apersepsi : Guru menanyakan mengenai konsep keliling
dan luas pada bangun persegi dan persegi
panjang
Motivasi : Materi ini banyak sekali kegunaannya dalam
kehidupan sehari-hari
B. Kegiatan inti

Tahap

Informasi:

Dengan

berdiskusi

guru

memberikan stimulus untuk menurunkan rumus keliling


dan luas dari belah ketupat dan layang-layang

Tahap Orientasi: Siswa mengerjakan contoh soal yang


ada pada LKS yang diberikan oleh guru

Tahap Orientasi Bebas: Siswa mengerjakan LKS yang


dibuat oleh guru.

Lampiran 1

83

C. Penutup
Tahap Integrasi

Bersama guru siswa meringkas materi mengenai materi


yang telah dibahas

V.

Guru memberikan penguatan mengenai materi tersebut.

Alat dan Sumber Belajar


Alat :
Alat yang digunakan adalah white board, spidol, model bangun datar
dan penggaris
Sumber :
-

Buku paket, yaitu buku Matematika SMP dan MTs Kelas VII
Semester 2,

Buku referensi lain.

VI. Penilaian
Teknik

: Tugas individu, ulangan harian.

Bentuk Instrumen

: Essay.

Contoh instrumen:
1. Nyatakan benar atau salah kalimat-kalimat berikut ini untuk
setiap jajargenjang.
a. Sisi-sisi yang berhadapan sejajar
b. Semua sisi sama panjang
c. dapat ditempatkan dalam bingkainya dengan dua cara
d. Sudut-sudut yang berhadapan sama besar
e. semua sudut-sudutnya sama besar
f. jumlah sudut-sudutnya 360

Lampiran 1

84

2. Hitunglah luas belah ketupat yang panjang diagonal-diagonalnya


sebagai berikut:
a. 9 cm dan 12 cm
b. 12 cm dan 16 cm
c. 8y cm dan 7y cm

Mengetahui

Pondok Aren, 8 April 2009

Kepala MTs N 8 Jakarta

Guru Bidang Study

Drs. H. Budi Haerawan, M. Si


NIP.

Eva Huzaifah

Lampiran 13

123
Tabel 7
Nilai Pemahaman Konsep Pada Siklus I

No

Subjek

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

Dimensi
Interpretasi
%

Translasi

SP 1
SP 2
SP 3
SP 4
SP 5
SP 6
SP 7
SP 8
SP 9
SP 10
SP 11
SP 12
SP 13
SP 14
SP 15
SP 16
SP 17
SP 18
SP 19
SP 20
SP 21
SP 22
SP 23
SP 24
SP 25
SP 26
SP 27
SP 28
SP 29
SP 30
SP 31
SP 32
SP 33
SP 34
SP 35
SP 36
SP 37

6
7
6
7
6
8
7
7
5
5
5
6
7
8
7
7
6
6
4
5
6
6
6
6
7
7
7
6
6
6
5
6
6
5
6
5
8

75.00
87.50
75.00
87.50
75.00
100.00
87.50
87.50
62.50
62.50
62.50
75.00
87.50
100.00
87.50
87.50
75.00
75.00
50.00
62.50
75.00
75.00
75.00
75.00
87.50
87.50
87.50
75.00
75.00
75.00
62.50
75.00
75.00
62.50
75.00
62.50
100.00

8
8
8
9
10
12
12
13
8
7
8
12
12
13
10
11
10
8
10
8
8
8
9
8
8
8
11
8
8
8
9
9
12
12
12
8
14

SP 38

75.00

Rata-Rata

77.30

Ekstrapolasi

Jumlah
Skor

50.00
50.00
50.00
56.25
62.50
75.00
75.00
81.25
50.00
43.75
50.00
75.00
75.00
81.25
62.50
68.75
62.50
50.00
62.50
50.00
50.00
50.00
56.25
50.00
50.00
50.00
68.75
50.00
50.00
50.00
56.25
56.25
75.00
75.00
75.00
50.00
87.50

8
10
9
9
9
12
12
13
7
6
8
10
10
14
12
10
10
8
10
8
8
9
9
9
10
8
10
8
7
10
11
9
11
8
8
8
14

50.00
62.50
56.25
56.25
56.25
75.00
75.00
81.25
43.75
37.50
50.00
62.50
62.50
87.50
75.00
62.50
62.50
50.00
62.50
50.00
50.00
56.25
56.25
56.25
62.50
50.00
62.50
50.00
43.75
62.50
68.75
56.25
68.75
50.00
50.00
50.00
87.50

22
25
23
25
25
32
31
33
20
18
21
28
29
35
29
28
26
22
24
21
22
23
24
23
25
23
28
22
21
24
25
24
29
25
26
21
36

55
63
58
63
63
80
78
83
50
45
53
70
73
88
73
70
65
55
60
53
55
58
60
58
63
58
70
55
53
60
63
60
73
63
65
53
90

56.25

56.25

24

60

60.20

59.38

Nilai

63.29

Lampiran 13

123
Tabel 9
Nilai Pemahaman Konsep Pada Siklus II

No

Subjek

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

Dimensi
Interpretasi
%

Translasi

SP 1
SP 2
SP 3
SP 4
SP 5
SP 6
SP 7
SP 8
SP 9
SP 10
SP 11
SP 12
SP 13
SP 14
SP 15
SP 16
SP 17
SP 18
SP 19
SP 20
SP 21
SP 22
SP 23
SP 24
SP 25
SP 26
SP 27
SP 28
SP 29
SP 30
SP 31
SP 32
SP 33
SP 34
SP 35
SP 36
SP 37

9
10
10
9
8
9
9
10
8
8
9
10
10
11
10
9
10
8
10
8
8
9
8
8
9
7
11
6
9
9
10
10
9
8
9
9
11

75.00
83.33
83.33
75.00
66.67
75.00
75.00
83.33
66.67
66.67
75.00
83.33
83.33
91.67
83.33
75.00
83.33
66.67
83.33
66.67
66.67
75.00
66.67
66.67
75.00
58.33
91.67
50.00
75.00
75.00
83.33
83.33
75.00
66.67
75.00
75.00
91.67

10
11
11
12
12
14
14
14
12
9
10
13
13
15
10
12
10
9
12
12
11
11
12
8
12
8
11
13
12
12
9
9
12
12
10
10
15

SP 38

10

83.33

10

Rata-Rata

75.66

Ekstrapolasi

Jumlah
Skor

62.50
68.75
68.75
75.00
75.00
87.50
87.50
87.50
75.00
56.25
62.50
81.25
81.25
93.75
62.50
75.00
62.50
56.25
75.00
75.00
68.75
68.75
75.00
50.00
75.00
50.00
68.75
81.25
75.00
75.00
56.25
56.25
75.00
75.00
62.50
62.50
93.75

8
8
7
7
9
9
9
11
6
7
6
7
10
10
8
8
7
7
8
7
7
6
8
9
9
8
9
10
8
9
9
9
11
8
8
7
11

66.67
66.67
58.33
58.33
75.00
75.00
75.00
91.67
50.00
58.33
50.00
58.33
83.33
83.33
66.67
66.67
58.33
58.33
66.67
58.33
58.33
50.00
66.67
75.00
75.00
66.67
75.00
83.33
66.67
75.00
75.00
75.00
91.67
66.67
66.67
58.33
91.67

27
29
28
28
29
32
32
35
26
24
25
30
33
36
28
29
27
24
30
27
26
26
28
25
30
23
31
29
29
30
28
28
32
28
27
26
37

68
73
70
70
73
80
80
88
65
60
63
75
83
90
70
73
68
60
75
68
65
65
70
63
75
58
78
73
73
75
70
70
80
70
68
65
93

62.50

10

83.33

30

75

71.05

69.08

Nilai

71.84

Lampiran 13

123

Tabel 11
Daftar Nilai Hasil Belajar Matematika Siswa Tiap Siklus
Kode Siswa
SP1
SP2
SP3
SP4
SP5
SP6
SP7
SP8
SP9
SP10
SP11
SP12
SP13
SP14
SP15
SP16
SP17
SP18
SP19
SP20
SP21
SP22
SP23
SP24
SP25
SP26
SP27
SP28
SP29
SP30
SP31
SP32
SP33
SP34
SP35
SP36
SP37
SP38
Rata-Rata

Pra Penelitian
50
80
60
50
70
60
60
55
60
70
55
40
30
50
30
65
40
75
60
60
50
50
80
30
50
80
30
40
60
40
75
70
60
40
65
40
40
50
54.47

Siklus I
55
63
58
63
63
80
78
83
50
45
53
70
73
88
73
70
65
55
60
53
55
58
60
58
63
58
70
55
53
60
63
60
73
63
65
53
90
60
63.29

Siklus II
68
73
70
70
73
80
80
88
65
60
63
75
83
90
70
73
68
60
75
68
65
65
70
63
75
58
78
73
73
75
70
70
80
70
68
65
93
75
71.84

Tabel 8
Rekapitulasi dan Rata-Rata Persentase Aktivitas Siswa Pada Siklus I
NO
1
2
3
4
5
6
7

Pertemuan Ke-1
Pertemuan Ke-2
Pertemuan Ke-3
Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase
Siswa
(%)
Siswa
(%)
Siswa
(%)

Aspek yang diamati


Berani mengemukakan pendapat
(Information)
Bisa mengemukakan ciri/sifat dari bangun
datar (Directed Orientation)
Mengajukan pertanyaan kepada guru
(Directed Orientation)
Memperhatikan penjelasan guru
(Explication)
Mengerjakan tugas yang diberikan
(Free Orientation)
Mau mengerjakan soal-soal yang sulit
(Free Orientation)
Maju mengerjakan soal di papan tulis

Rataan
Siklus

10

26

12

32

15

39

32.46

32

84

34

89

36

95

89.47

16

12

32

18

47

31.58

31

82

33

87

35

92

86.84

32

84

35

92

38

100

92.11

16

10

26

15

39

27.19

21

10

26

12

32

26.32

Rata-Rata Persentase

55.14

Tabel 10
Rekapitulasi dan Rata-Rata Persentase Aktivitas Siswa Pada Siklus II

NO
1
2
3
4
5
6
7

Pertemuan Ke-1
Pertemuan Ke-2
Pertemuan Ke-3
Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase
Siswa
(%)
Siswa
(%)
Siswa
(%)

Aspek yang diamati


Berani mengemukakan pendapat
(Information)
Bisa mengemukakan ciri/sifat dari bangun
datar (Directed Orientation)
Mengajukan pertanyaan kepada guru
(Directed Orientation)
Memperhatikan penjelasan guru
(Explication)
Mengerjakan tugas yang diberikan
(Free Orientation)
Mau mengerjakan soal-soal yang sulit
(Free Orientation)
Maju mengerjakan soal di papan tulis

Rataan
Siklus

15

39

18

47

25

66

50.88

34

89

36

95

38

100

94.67

18

47

22

58

23

61

55.26

34

89

35

92

35

92

91.23

32

84

38

100

38

100

94.74

16

42

16

42

19

50

44.70

15

39

15

39

20

53

43.86

Rata-Rata Persentase

67.91

Anda mungkin juga menyukai