Laporan Pendahuluan Suhu Acc
Laporan Pendahuluan Suhu Acc
I.
panas
dalam
tubuh
dipertahankan
secara
konstan.
Kadar hormon
Umumnnya wanita mengalami fluktuasi suhu tubuh lebih besar
daripada pria. Hal ini karena ada variasi hormonal saat siklus
menstruasi. Variasi suhu ini dapat membantu mendeteksi masa
subur seorang wanita. Perubuhan suhu tubuh juga terjadi pada
wanita saat menopause. Mereka biasanya mengalami periode
panas tubuh yang instens da perspirasi selama 30 detik sampai
5 menit. Pada periode ini terjadi peningkatan suhu tubuh
sementara sebanyak 40 C, yang sering disebut hot flashes. Hal
ini diakibatkan ketidakstabilan pengaturan vasomotor.
Stress
Stress fisik maupun emosional meningkatkan suhu tubuh
melalui stimulasi hormonal dan saraf. Perubahan fisiologis ini
meningkatkan metabolisme yang akan meningkatkan produksi
panas.
Lingkungan
Lingkungan mempengaruhi suhu tubuh. Tanpa mekanisme
kompensasi yang tepat, suhu tubuh manusia akan berubah
mengikuti suhu tubuh lingkungan.
Laju Metabolisme Basal (BMR)
Laju Metabolisme Basal (BMR) merupakan penggunaan energi
yang diperlukan tubuh untuk mempertahankan aktivitas
penting seperti bernapas. Laju metabolisme akan meningkat
seiring dengan peningkatan usia.
Aktivitas otot
Aktivitas otot termasuk menggigil akan meningkatkan laju
metabolisme.
Demam
Demam dapat meningkatkan laju metabolisme dan kemudian
akan meningkatkan suhu tubuh.
yang
banyak
mengakibatkan
untuk
meningkatkan
pengeluaran
panas
atau
II.
lain
yang menyertai
demam
II.2.1 Definisi
Suhu tubuh di bawah rentang normal.
II.2.2 Batasan karakteristik
Objektif
- Kulit dingin
- Bantalan kuku sianosis
- Hipertensi
- Pucat
- Merinding
- Menggigil
- Pucat
- Penurunan suhu tubuh dibawah normal
- Lambatnya isi ulang kapiler
- Denyut jantung yang melaju cepat
II.2.3 Faktor yang berhubungan
- Penuaan
- Konsumsi alkohol
- Kerusakan hipotalamus
- Penurunan laju metabolik
- Kulit berkeringat pada lingkungan yang dingin
- Penyakit atau trauma
- Ketidakmampuan atau penurunan kemampuan
-
untuk menggigil
Ketidakaktifan
Penggunaan pakaian yang tidak mencukupi
Malnutrisi
Obat-obatan (menyebabkan vasodilatasi)
Terpajan lingkungan yang dingin atau kedinginan
(dalam waktu yang lama)
untuk berkeringat
Pakaian yang tidak tepat
Peningkatan laju metabolisme
Obat atau anastesia
Terpajan pada lingkungan yang panas (jangka
panjang)
Aktivitas yang berlebihan
2.3 Perencanaan
Diagnosa I : Hipotermia berhubungan dengan penuaan ditandai dengan
penurunan suhu tubuh dibawah rentang normal dan menggigil.
2.3.1 Tujuan dan Kriteria Hasil (outcomes criteria) : berdasarkan NOC
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1X24 jam, suhu tubuh
pasien dapat dipertahankan dalam batas normal dengan kriteria hasil :
Suhu 36 37 C
Tidak menggigil
Tidak pucat
2.3.2 Intervensi keperawatan dan rasional : berdasarkan NIC
Intervensi : Pantau suhu paling sedikit setiap dua jam, jika perlu.
Rasional : Perubahan suhu yang signifikan membantu dalam
pemberian intervensi selanjutnya.
Intervensi : Berikan pakaian yang hangat, kering, selimut penghangat,
alat-alat pemanas mekanis, suhu ruangan yang disesuaikan, botol
dengan air hangat, berendam di air hangat, dan minum air hangat
sesuai toleransi.
Rasional : Pemberian selimut tambahan dan penghangat lainnya dapat
mengurangi evaporasi dan radiasi sehingga suhu tubuh dapat
dipertahankan,
Intervensi : Batasi aktifitas pasien.
Rasional : Aktifitas yang tinggi meningkatkan metabolisme tubuh
sehingga meningkatkan pengeluaran panas dari tubuh.
Intervensi : Libatkan keluarga dalam pemberian asuhan.
Rasional : Memberikan kesempatan kepada keluarga untuk membantu
pasien dan memberikan motivasi.
Diagnosa II : Hipertermia berhubungan dengan penyakit.
2.3.3 Tujuan dan Kriteria Hasil (outcomes criteria) : berdasarkan NOC
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1 x 24 jam, suhu tubuh pasien
kembali dalam rentang normal.
2.3.4 Intervensi keperawatan dan rasional : berdasarkan NIC
Intervensi : Pantau keadaan suhu tubuh pasien.
Rasional : Mengetahui kondisi suhu tubuh pasien.
Intervensi: Berikan kompres hangat pada bagian tubuh axilla atau
pangkal paha.
III.
Daftar Pustaka
Cameron, J.R, dkk. Fisika Tubuh Manusia, EGC. Jakarta, 2006.
Nanda international. 2012. Diagnosis keperawatan: definisi dan
klasifikasi 2012 2014. Jakarta : EGC
November 2016
Preseptor Klinik,