Persiapan
Pertama kamu perlu mempersiapkan dulu berbagai hal yang diperlukan:
USB Flashdisk untuk membuat bootable Ubuntu installer (kamu juga bisa
menggunakan DVD Disc)
Jika semua sudah siap, kini saatnya kamu memahami konsep dual boot yang akan kita
gunakan di tutorial ini.
Artinya, boot manager Ubuntu kita pisahkan dari boot manager Windows. Tujuannya
adalah ketika kita melakukan install ulang Windows, maka boot manager Ubuntu tidak
ikut hilang tereplace dengan boot manager Windows yang baru.
Dengan memisahkan keduanya, kita tidak perlu khawatir ada masalah di Ubuntu jika
Windowsnya bermasalah, dan begitu juga sebaliknya. Oleh karena itu kita memerlukan
tambahan minimal 3 partisi baru untuk melakukan dual-boot ini.
Partisi Boot: Kita tidak meletakkan GRUB di MBR bersamaan dengan Windows
boot manager. Oleh karena itu di partisi inilah kita akan meletakkan GRUB.
partisi Swap: Partisi ini dibutuhkan untuk swap file dan akan digunakan jika
Ubuntu membutuhkan tambahan memory (Swap File ini semacam Page File jika
di Windows).
Jika sudah paham, maka kita langsung saja masuk ke dalam proses.
Bagi kamu yang memilih menggunakan DVD disc, cukup burn saja file ISO Ubuntu 16.04
ke DVD disc menggunakan metode burn image to disc.
Tetapi bagi kamu yang memilih menggunakan USB Flashdisk, kamu perlu membuat dulu
bootable USB flashdisk Ubuntu. Caranya bisa kamu baca di tutorial ini.
Setelah bootable USB flashdisk Ubuntu kamu jadi, kini tinggal tancapkan saja di laptop /
PC Windows 10, lalu boot dari USB tersebut.
Kamu bisa mengatur first boot melalui setting BIOS ataupun dengan masuk ke boot option
dengan tombol tertentu di laptop / PC kamu saat booting.
Ada yang bisa masuk dengan menekan F12, ESC, dsb.
Begitu masuk booting dari installer Ubuntu, kamu akan disuguhi dengan Try
Ubuntu dan Install Ubuntu.
Jika kamu belum menyiapkan beberapa partisi diatas, maka kamu bisa memilih Try
Ubuntudan menjalankan Gparted didalamnya.
Setelah Gparted terbuka, silahkan buat partisi yang diperlukan. Kecuali partisi Swap,
partisi lainnya harus kamu buat dengan file system ext4.
Ingat, karena kita akan membuat cukup banyak partisi, ada baiknya kamu pecah
dulu Primary Partition dengan membuat satu Extended Partition.
Extended Partition inilah nanti yang akan kita pecah-pecah sebagai Logical
Partitionmenjadi 4 partisi dibawah ini.
Partisi Boot: Partisi ini sebenarnya 500mb saja sudah cukup, tetapi WinPoin
menggunakan 1GB space untuk memberikan ruang yang cukup jika ada update GRUB
kedepannya.
Partisi Swap: WinPoin menggunakan 4096 MB (4GB) space sebagai ruang bagi swap file
(virtual memory) Ubuntu. Disarankan mengalokasikan partisi Swap sebesar 2x besarnya
RAM
Partisi Root: Besar partisi ini bisa kamu sesuaikan dengan kebutuhan, hanya saja pastikan
besar partisi tidak kurang dari 10GB. WinPoin menggunakan 20GB space untuk
menginstall Ubuntu.
Partisi Home: Besar partisi ini bisa kamu sesuaikan dengan kebutuhan. WinPoin tidak
menggunakan partisi Home karena file dokumen WinPoin jadikan satu di partisi Root.
Jika partisi sudah diatur, klik Apply dan tunggu proses partisi selesai.
Setelah semua partisi selesai dibuat, maka selanjutnya klik saja Install Ubuntu 16.04
LTSyang ada di dekstop.
Pilih Bahasa
Centang keduanya untuk melakukan update ketika proses instalasi dan menginstall third
party tool yang dibutuhkan dalam menjalankan multimedia dsb.
Pada bagian Installation type, pilih saja Something Else untuk memilih partisi yang sudah
kita buat tadi.
Ubah Device for boot loader installation ke partisi boot, dalam contoh WinPoin ini partisi
boot adalah /dev/sda5
Setelah restart, kamu masih belum bisa masuk ke Ubuntu 16.04 LTS karena belum ada
opsi boot loader Ubuntu di MBR. Oleh karena itu langsung saja masuk ke Windows 10
terlebih dahulu, lalu buka EasyBCD yang sudah kamu download sebelumnya.
Setelah itu buka EasyBCD dan buat entry baru untuk menambahkan opsi Ubuntu 16.04
LTS. Caranya klik saja Add New Entry > Linux/BSD > Pilih GRUB (Legacy) di bagian Type ->
Isikan Ubuntu 16.04 LTS di bagian Name -> dan pada bagian drive, pilih partisi Boot
tempat boot loader Ubuntu telah terinstall. Jika sudah, klik Add Entry.
Setelah itu restart PC, dan kamu akan disuguhi opsi booting ke Windows 10 atau Ubuntu
16.04 LTS seperti ini.
Pilih Ubuntu 16.04 LTS untuk masuk ke Ubuntu. Dan inilah hasilnya.
Thats it.
Langkah ini terlihat lebih panjang, tetapi percayalah dengan cara ini bakal meminimalisir
permasalahan kedepannya.
Contohnya jika ada update mayor Windows 10, atau update mayor Ubuntu 16.04 LTS,
maka permasalahan seperti bootloader yang kereplace bisa diminimalisir. Apalagi kan
update mayor Windows 10 Redstone (Anniversary Update) segera dirilis dalam waktu
dekat.
Kalaupun sampai ada masalah di bootloader karena suatu hal, maka memperbaikinya
sangat mudah karena tinggal memasukkan lagi entry boot melalui EasyBCD di Windows.