Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam setiap kegiatan yang dilakukan manusia, baik kegiatan sehari-hari maupun
kegiatan berproduksi pasti memerlukan proses (metode), waktu, tempat dll. Agar kegiatan
mencapai tujuan yang terbaik maka diperlukan yang terbaik dari seluruh komponen yang
membentuk sistem kerja. Komponen tersebut adalah peralatan, proses (metode), material,
modal, energi, fasilitas, informasi dan manusia. Analisis waktu diperlukan untuk
menentukan lamanya waktu menyelesaikan tugas kerja agar bisa ditentukan waktu yang
sebaik-baiknya. Analisis waktu juga untuk menentukan waktu kelonggaran yang
diperlukan oleh para pekerja. Penelitian waktu sebaiknya diikuti pula dengan penelitian
gerakan pekerja dalam melakukan suatu kegiatan, untuk membantu menemukan gerakgerak yang efisien dan gerakan yang tidak perlu dilakukan. Penelitian gerakan dapat
dilakukan secara langsung mengamati pekerja maupun dengan merekam ke dalam kamera
video. Hasil perekaman dapat diputar ulang dengan kecepatan lambat (slow motion)
sehingga analisa gerakan kerja dapat dilakukan dengan lebih teliti. Faktor ketiga yang
harus dipertimbangkan adalah kondisi kerja yang meliputi tempat atau stasiun kerja dan
lingkungan kerja. Faktor ketiga sangat menentukan karena

waktu menyelesaikan

pekerjaan tentunya lebih lama apabila tempat kerja tidak memadai dan lingkungan kerja
tidak mendukung.
Kacamata merupakan sebuah alat bantu penglihatan bagi seseorang yang memiliki
gangguan pada indera penglihatan. Semakin pesatnya perkembangan teknologi
khususnya benda-benda elektronik yang menggunakanan layar monitor, setiap orang
dituntut untuk mampu mengikuti perkembangan tersebut. seringnya melihat layar
monitor, terkena paparan radiasi dari layar monitor baik komputer, telepon seluler,
maupun benda elektronik lainnya maka semakin lama akan berpengaruh terhadap daya
penglihatan seseorang. Pada umumnya gangguan akut pada mata bisa diatasi dengan
tindakan operasi, namun hal tersebut tentunya akan memakan biaya yang cukup besar,
untuk menanggulangi hal tersebut maka mayoritas orang yang mengalami gangguan pada
indera penglihatannya memilih jalur alternatif yaitu dengan menggunakan kacamata
maupun lensa kontak.
1.2 Rumusan Masalah

Dalam praktikum Peta Kerja THERBLIGS ini terdapat permasalahan-permasalahan


yang akan dibahas. Diantaranya sebagai berikut :
1. Bagaimana cara membuat dan mem-breakdown elemen kerja ?
2. Bagaimana cara membuat peta tangan kanan dan tangan kiri ?
3. Bagaimana merancang metode kerja baru yang lebih sistematis dan efisien ?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari diadakannya praktikum Peta Kerja THERBLIGS ini adalah sebagai
berikut :
1. Mampu membuat dan mem-breakdown elemen kerja.
2. Mampu membuat peta tangan kanan dan tangan kiri.
3. Mampu merancang metode kerja baru yang lebih sistematis dan efisien.
1.4 Manfaat
Manfaat dari praktikum Peta Kerja THERBLIGS ini adalah sebagai berikut:
1. Praktikan Mampu membuat dan mem-breakdown elemen kerja.
2. Praktikan Mampu membuat peta tangan kanan dan tangan kiri.
3. Praktikan Mampu merancang metode kerja baru yang lebih sistematis dan efisien.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Prinsip-prinsip Ekonomi Gerakan
Prinsip ekonomi gerakan adalah menganalisa dan mengevaluasi metode kerja guna
memperoleh metode kerja yang lebih efisien.
Prinsip ekonomi gerakan dihubungkan dengan penggunaan badan/ anggota tubuh
manusia:
1. Kondisi fisik dan struktur tubuh manusia terbatas dalam melaksanakan kerja
2. Bilamungkin kedua tangan (yang sama-sama di butuhkan untuk melakukan seperti
halnya dalam proses perakitan) harus memulai dan menyelesaikan gerakannya
dalam waktu bersamaan.
3. Kedua tangan jangan menganggur pada waktu bersamaan kecuali waktu istirahat.
4. Gerakan tangan harus simetris dan berlawanan arah.
5. Untukmenyelesaikan pekerjaan, maka hanya bagian-bagian tubuh yang memang
diperlukan sajalah yang bekerja agar tidak terjadi penghamburan tenaga dan
kelelahan yang tidak perlu.
6. Hindari gerakan patah-patah karena akan cepat menimbulkan kelelahan
7. Pekerjaan harus diatus sedemikian rupa sehingga gerak mata terbatas pada bidang
yang menyenangkan tanpa perlu sering mengubah fokus
Prinsip ekonomi gerakan dihubungkan dengan tempat kerja berlangsung :
a. Tempat - tempat yang tak sering dipindah pindah harus disediakan untuk semua
alat dan bahan, sehingga menimbulkan kebiasaan tetap ( gerak rutin)
b. Meletakkan bahan dan peralatan pada jarak yang dapat dengan mudah dan
nyaman dicapai pekerja hingga mengurangi usaha mencari-cari.
c. Tata letak bahan dan peralatan kerja diatur sedemikian rupa sehingga
memungkinkan urutan-urutan yang terbaik.
d. Tinggi tempat kerja (mesin,meja kerja,dll) harus sesuai dengan ukuran tubuh
manusia sehingga pekerja dapat melaksanakan kegiatannya dengan mudah. Dan
nyaman.
e. Kondisi ruangan pekerja seperti penerangan, temperatur, kebersihan, ventilasi,
udara, dan lain-lain harus diperhatikan.
Pengaturan work place layout yang tepat yaitu kotak meterial di letakkan cukup dekat
dengan assembly fixture. Pada saat bekerja arah mata operator akan bisa langsung
menatap tangan (tidak terlalu sering beralih pandangan) sudut a diatur sekecil mungkin
dan jarak y juga sependek pendeknya.
Prinsip ekonomi gerakan dihubungkan dengan desain peralatn kerja :
1) Kurangi sebanyak, mungkin pekerjaan tubuh (manusia) apabila hal tersebut dapat
dilaksanakan dengan peralatan kerja
2) Gunakan peralatan kerja yang dapat melaksanakan sekaligus, baik sejenis maupun
berlainan.

3) Peletakan peralatan kerja pada posisi yang tepat dan cepat saat pengambilan.Jika
tiap jari melakukan gerak tertentu- seperti pekerjaan mengetik misalnya, maka
beban untukmasing-masing jari tersebut harus dibagi seimbang sesuai energi dan
kekuatan yang diminiliki masing masing jari.
2.2 Pengertian dan Jenis Peta Kerja
Peta kerja adalah suatu alat yang mengambarkan kegiatan kerja secara sistematis dan
jelas, (biasanya kerja produksi). Lewat pete-peta ini kita bisa melihat semua langkah atau
kejadian yang dialami oleh suatu benda kerja dari mulai masuk ke pabrik (berbentuk
bahan baku) kemudian mengambarkan semua langkah yang dialaminya, seperti
transportasi, operasi mesin, pemeriksaan dan perakitan,sampai akhirnya menjadi produk
jadi, baik produk lengkap, atau merupakan bagian dari produk lengkap (Sutalaksana,
2006). Adapula defenisi peta kerja lainnya yaitu merupakan gambaran sistematis dan
logis dalam menganalisis proses kerja dari tahap awal sampai akhir. Dengan peta ini juga
didapatkan informasi-informasi yang diperlukan untuk memperbaiki metode kerja, seperti
benda kerja yang harus dibuat, operasi untuk menyelesaikan kerja, kapasitas mesin atau
kapasitas kerja lainnya, dan urutan prosedur kerja yang dialami oleh suatu benda kerja
(Sritomo, 1992).
Peta-peta untuk menganalisa kerja keseluruhan merupakan peta yang bisa
mengungkapkan keadaan nyata suatu proses secara keseluruhan yang kemudian bisa
digunakan sebagai alat untuk menganalisa proses kerja yang berlangsung. Sedikit berbeda
dengan peta-peta analisa kerja sebelumnya, maka peta kerja untuk menganalisa kegiatan
yang dilaksanakan dalam satu stasiun kerja yang akan digunakan untuk menganalisa dan
memperbaiki proses kerja yang ada dalam suatu stasiun kerja, sehingga tercapai suatu
keadaan ideal untuk kegiatan tersebut.
Macam peta-peta kerja guna menganalisa kerja setempat, yaitu :
a) Peta Pekerja dan Mesin (Man And Machine Process Chart)
Peta pekerja dan mesin dapat dikatakan merupakan suatu grafik yang
menggambarkan koordinasi antara waktu bekerja dan waktu menganggur dari
kombinasi antara pekerja dan mesin. Dengan demikian peta ini merupakan alat
yang baik digunakan untuk mengurangi, waktu menganggur. Informasi paling
penting yang diperoleh melalui peta pekerja dan mesin ialah hubungan yang jelas
antara waktu kerja operator dan waktu operasi mesin yang ditanganinya. Dengan
informasi ini, maka kita mempunyai data yang baik untuk melakukan penyelidikan,
penganalisaan, dan perbaikan suatu pusat kerja, sedemikian rupa sehingga
efektifitas penggunaan pekerjaan dan atau mesin bisa ditingkatkan, dan tentunya

keseimbangan kerja antara pekerja dan mesin bisa lebih diperbaiki (Sutalkasana,
2006).
b) Peta Kelompok Kerja (Gang Process Chart)
Menunjukkan beberapa aktivitas dari sekelompok orang yang bekerja bersamasama dalam suatu proses, dimana satu aktivitas dengan aktivitas lainnya saling
bergantungan.
c) Peta Tangan Kanan dan Tangan Kiri (Right And Left Process Chart)
Peta tangan kanan-tangan kiri merupakan gambaran semua gerakan saat bekerja dan
wktu menganggur yang dilakukan oleh tangan kiri dan tangan kanan. Serta
menunjukan perbandingan tugas yang dibebankan pada tangan kri dan tangan
kanan.
2.3 Peta Tangan Kanan Kiri
Peta tangan kanan-tangan kiri adalah suatu alat dari studi gerakan untuk menentukan
gerakan-gerakan yang efisien, yaitu gerakan-gerakan yang memang diperlukan untuk
melaksanakan suatu pekerjaan. Peta ini menggambarkan semua gerakan saat bekerja dan
waktu menganggur yang dilakukan oleh tangan kiri dan tangan kanan, juga menunjukkan
perbandingan antara tugas yang dibebankan pada tangan kiri-dan tangan kanan ketika
melakukan suatu pekerjaan. Lewat peta ini kita bisa melihat semua operasi secara cukup
lengkap, yang berarti mempermudah perbaikan operasi tersebut. Peta ini sangat praktis
untuk memperbaiki suatu pekerjaan manual, yakni saat setiap siklus dari pekerja
(menpower) terjadi dengan cepat terus berulang. Itulah sebabnya dengan menggunakan
peta ini, kita bisa melihat dengan jelas pola-pola gerakan yang tidak efisien dan atau bisa
melihat adanya pelanggaran terhadap prinsip-prinsip ekonomi gerakan yang terjadi pada
saat pekerjaan manual tersebut berlangsung.
Kegunaan Peta Tangan Kanan Kiri
1. Menyeimbangkan gerakan kedua tangan dan mengurangi kelelahan.
2. Menghilangkan atau mengurangi gerakan-gerakan yang tidak efisien dan tidak
produktif sehingga tentunya akan mempersingkat waktu kerja.
3. Sebagai alat untuk menganalisa tata letak satasiun kerja.
4. Sebagai alat untuk melatih pekerjaan baru, dengan cara kerja yang ideal.
2.4 Gerakan-gerakan THERBLIGS
Studi gerakan merupakan salah satu metode pemetaan sistem kerja dengan
menganalisis gerakan anggota badan saat bekerja yang diuraikan dalam elemen-elemen
gerakan. Analisis diarahkan khususnya untuk dapat menghilangkan gerakan-gerakan yang
tidak efektif, yang pada akhirnya dapat menghemat waktu kerja maupun pemakaian
peralatan dan fasilitas kerja. Salah satu penguraian elemen gerakan yang sering digunakan

adalah Therblig yang dikembangkan oleh Frank dan Lilian Gilbreth. Elemen gerakan ini
terdiri dari 17 elemen gerakan.
Meskipun Frank dan Lilian Gilberth telah menyatakan bahwa gerakan-gerakan kerja
manusia dilaksanakan dengan mengikuti 17 elemen dasar Therblig dan/atau kombinasi
dari elemen-elemen Therblig tersebut, akan tetapi didalam membuat peta operator akan
lebih efektif kalau hanya 8 elemen gerakan Therblig berikut ini yang digunakan yaitu:
1. Reach/Menjangkau (RE)
Menjangkau adalah elemen gerakan Therblig yang menggambarkan gerakan
tangan berpindah tempat tanpa beban atau hambatan (resistance) baik gerakan
yang menuju atau menjauhi obyek. Gerakan ini diklasifikasikan sebagai elemen
Therblig yang efektif dan sulit untuk dihilangkan secara keseluruhan dari suatu
siklus kerja. Meskipun demikian gerakan ini dapat diperbaiki dengan
memperpendek jarak jangkauan serta memberikan lokasi yang tetap untuk obyek
yang harus dicapai selama siklus kerja berlangsung.
2. Grasp/Memegang(Meraih) (G)
Memegang adalah elemen gerakan tangan yang dilakukan dengan menutup jarijari tangan obyek yang dikehendaki dalam suatu operasi kerja. Therbligs ini
biasanya didahului oleh gerakan menjangkau (Reach) dan dilakukan dengan
gerakan membawa (move).
3. Move/Membawa (M)
Gerak perpindahan tangan dari satu tempat ke tempat lain, hanya dalam gerakan
ini tangan dalam keadaan dibebani. Gerakan membawa biasanya didahului oleh
memegang dan dilanjutkan oleh melepas atau dapat juga oleh pengarahan
(position). Gerakan ini dimulai pada saat tangan mulai bergerak dan berakhir bila
tangan sudah berhenti. Gerakan membawa dipengaruhi oleh :
Jarak tempuh
Cara / metode yang digunakan
Pemilihan anggota badan
Arah gerak
4. Position/Mengarahan (P)
Mengarahkan adalah elemen gerakan Therblig yang terdiri dari menempatkan
obyek pada lokasi yang dituju secara tepat. Elemen gerak ini termasuk Therblig
yang tidak efektif, sehingga untuk itu harus diusahakan untuk dihilangkan. Waktu
untuk mengarahkan dapat diefisiensikan dengan mempergunakan alat bantu.
5. Use/Memakai (U)
Memakai adalah elemen gerakan efektif Therblig dimana salah satu atau kedua
tangan digunakan untuk memakai/mengontrol suatu alat untuk tujuan-tujuan
tertentu selama kerja berlangsung.
6. Release/Melepas (RL)

Elemen ini terjadi pada saat operator melepaskan kembali terhadap obyek yang
dipegang sebelumnya. Elemen gerak melepas termasuk elemen Therblig yang
efektif yang bisa diperbaiki. Elemen kegiatan ini dapat diperbaiki dengan cara :
Mengusahakan kegiatan ini dapat dilaksanakan sekaligus denganelemen
gerakan membawa.
Mendesign tempat untuk melepas obyek sedemikian rupa sehingga elemen
melepas dapat dilaksanakan secara singkat.
Mengusahakan agar setelah melepas posisi tangan langsung berada pada
kondisi kerja untuk elemen berikutnya.
7. Delay/Menunggu (D)
Kelambatan yang diakibatkan oleh hal-hal yang terjadi di luar kemampuan
pengendalian pekerja. Hal ini timbul karena ketentuan cara kerja yang
mengakibatkan satu tangan menganggur sedang tangan yang lain bekerja. Gerakan
ini dimulai saat tangan menghentikan aktivitasnya, dan berakhir saat aktivitas
dimulai kembali.
8. Hold/Memegang (H)
Elemen gerakan memegang untuk memakai ini terjadi dimana tangan yang satu
melakukan gerak kerja memegang dan mengontrol obyek sedangkan tangan yang
lain melakukan kerja terhadap obyek tersebut. Gerakan ini sering dijumpai pada
aktivitas perakitan dimana satu tangan memegang untuk memakai dan tangan
lainnya melakukan pekerjaan memasang. Elemen memegang untuk memakai
adalah elemen Therbligs yang efektif yang bisa dihilangkan dari siklus kerja yang
ada dengan jalan memberi peralatan pembantu (jigs atau fixture) untuk memegang
obyek. Elemen ini berawal pada saat satu tangan memegang dan memakai
(mengendalikan) obyek dan berakhir begitu tangan yang lainnya selesai
melakukan kerja terhadap obyek tersebut.
Manfaat Studi Gerak
Memperbaiki kemampuan pekerja karena menerapkan metode yang baik,
penggunaan alat yang baik dan menghentikan kegiatan yang tidak perlu.
Kehidupan mesin dapat ditingkatkan.
Mengurangi kelelahan pekerja.
Mengurangi biaya tenaga kerja karena pemborosan kurang dalam pabrik.
2.5 Prinsip-prinsip Pembuatan Obsheet dan Pem-breakdown-nan Elemen Kerja
Waktu baku yang ditetapkan untuk suatu operasi hanya bisa diaplikasikan untuk
operasi yang sama prosedurnya, sehingga suatu deskripsi yang lengkap dan detail dari
metode kerja yang digunakan harus dicatat dalam lembar pengamatan yang ada.

Deskripsi ini mutlak dibuat dan tidak dapat diabaikan. Setiap saat setelah waktu baku
untuk penyelesaian kerja dilaksanakan, akan dicek apakah operator-operator yang
melaksanakan pekerjaan yang sama tersebut benar-benar mengikuti prosedur kerja.
Semua pekerjaan manual pada dasarnya bisa dibagi ke dalam elemen-lemen dasar
gerakan-gerakan tangan atau Therbligs. Masalah utama adalah pembagian suatu operasi
ke dalam elemen therbligs ini terlalu singkat untuk diukur dengan stopwatch. Langkah
untuk mengatasi problem ini yaitu dengan mengelompokkan beberapa elemen
therblighs menjadi satu elemen kerja yang dapat diukur waktunya dengan stop watch.
Ada 3 aturan yang harus diikuti untuk membagi suatu operasi kerja ke dalam elemenelemen kerja yaitu sebagai berikut :
Elemen-elemen kerja dibuat sedetail dan sependek mungkin akan tetapi masih
mudah untuk diukur waktunya dengan teliti
Handling time seperti loading dan unloading harus dipisahkan dari machining
time. Handling ini biasanya merupakan pekerjaan yang dilaksanakn secara
manual oleh operator dan aktivitas pengukuran kerja mutlak berkonsentrasi di
sini karena nantinya akan berhubungan dengan masalah performance rating
Elemen-elemen kerja yang konstan harus dipisahkan dengan elemen kerja
variabel. Elemen kerja yang konstan disini adalah elemen yang bebas dari
pengaruh ukuran , berat, panjang atau bentuk dari benda kerja yang dibuat.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Flow Chart

3.2 Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam modul praktikum ini adalah :
1. Video perakitan kacamata
2. Observation sheet
3. Tabel gerakan terbligs
3.3 Prosedur Pelaksanaan Praktikum
1. Pada praktikum ini semua kelompok kecil (beranggotakan 3 praktikan) yang ada
dibagi menjadi beberapa kelompok besar, masing-masing kelompok besar ini
berisikan 3 kelompok kecil
2. Masing-masing kelompok besar bertanggung jawab atas pengambilan data satu line
assembley penuh. Satu line assembley terdiri dari 3 departemen, yaitu :
Departemen sasis (rangka)
Departemen perakitan dinamo
Departemen akhir (bodi)

BAB IV

ANALISA dan PEMBAHASAN

4.1

Pengolahan Data Hasil Rekaman Video Perakitan Kacamata


Prod. Unit

: Kacamata

Operasi kerja

: Perakitan Kacamata

Tabel 4.1 Peta Tangan Kanan dan Tangan Kiri


Tangan Kanan
Kegiatan

Tangan Kiri
Keterangan

Waktu
(detik)

Kegiatan

Keterangan

Waktu
(detik)

Reach
Grasp
Move
Position

Mengambil
gagang
1 2 detik
kacamata

Reach
Grasp
Move
Position

Mengambil
frame

2 detik

Hold
Position
Release

Memasukan
gagang 1 ke 6 detik
engsel 1

Hold

Memegang
frame

6 detik

Reach
Grasp
Move
Position
Release

Mengambil
baut
1
memasukan 11 detik
ke engsel 1

Hold

Memegang
gagang
1
yang masuk 11 detik
ke engsel 1

Reach
Grasp
Release
Grasp
Move
Position
Use

Mengambil
obeng untuk 8 detik
menguatkan
baut 1

Hold

Memegang
gagang
1 8 detik
yang masuk
ke engsel 1

Move
Release

Meletakkan
obeng

Hold

Memegang
gagang
1
2 detik
yang masuk
ke engsel 1

Reach
Grasp

Mengambil
2 detik
gagang
2
kacamata

Hold
Move

Memegang
frame
kacamata

2 detik

2 detik

Move

Hold
Position
Release

Memasukan
gagang 2 ke
12 detik
engsel 2

Hold

Memegang
engsel 2 dan
12 detik
frame
kacamata

Reach
Grasp
Move
Position
Release

Mengambil
baut
2
memasukan 19 detik
ke engsel 2

Hold

Memegang
gagang
2
yang masuk 19 detik
ke engsel 2

Reach
Grasp
Move
Position
Use

Mengambil
obeng untuk
menguatkan 4 detik
baut 2

Hold

Memegang
gagang
2
yang masuk 4 detik
ke engsel 2

Move
Release

Meletakkan
obeng

Hold

Memegang
kacamata

Reach
Grasp
Move
Position
Use
Hold
Release

Mengambil
lensa
1
memasukkan
36 detik
ke frame 1

Reach
Grasp
Move
Position
Use
Hold
Release

Mengambil
lensa
2
memasukkan
19 detik
ke frame 2

1 detik
Hold
Move
Use

1 detik

Memegang
kacamata
36 detik

Move
Hold
Use

Memegang
kacamata
19 detik

Keterangan tabel :
Rangkaian 1 : Saat tangan kanan mengambil gagang 1 kacamata dan tangan kiri
mengambil frame kacamata.
Rangkaian 2 : Saat tangan kanan memasukan gagang 1 ke engsel 1 dan tangan kiri
memegang frame.

Rangkaian 3 : Saat tangan kanan mengambil baut 1 memasukan ke engsel 1 dan


tangan kiri memegang gagang 1 yang masuk ke engsel 1.
Rangkaian 4 : Saat tangan kanan mengambil obeng untuk menguatkan baut 1 dan
tangan kiri memegang gagang 1 yang masuk ke engsel 1.
Rangkaian 5 : Saat tangan kanan meletakkan obeng dan tangan kiri memegang
gagang 1 yang masuk ke engsel 1.
Rangkaian 6 : Saat tangan kanan mengambil gagang 2 kacamata dan tangan kiri
memegang frame kacamata.
Rangkaian 7 : Saat tangan kanan memasukan gagang 2 ke engsel 2 dan tangan kiri
memegang engsel 2 dan frame kacamata.
Rangkaian 8 : Saat tangan kanan mengambil baut 2 memasukan ke engsel 2 dan
tangan kiri memegang gagang 2 yang masuk ke engsel 2.
Rangkaian 9 : Saat tangan kanan mengambil obeng untuk menguatkan baut 2 dan
tangan kiri memegang gagang 2 yang masuk ke engsel 2.
Rangkaian 10 : Saat tangan kanan meletakkan obeng dan tangan kiri memegang
kacamata.
Rangkaian 11 : Saat tangan kanan mengambil lensa 1 memasukkan ke frame 1 dan
tangan kiri memegang kacamata.
Rangkaian 12 : Saat tangan kanan mengambil lensa 2 memasukkan ke frame 2 dan
tangan kiri memegang kacamata.
4.2 Analisa Data
Dengan menggunakan video perakitan kacamata kami dapat membuat Peta Tangan
Kanan dan Peta Tangan Kiri dengan memperhatikan urutan aktivitas yang ada. Tujuan peta
tersebut adalah menggambarkan urutan kerja perakitan kacamata sesuai pada video
berdurasi 122 detik menjadi elemen-elemen yang dijelaskan lebih detail pada tabel 4.1
diatas. Setelah mengamati video perakitan kacamata lalu dilakukan pembuatan peta tangan
kiri dan kanan. Dan berdasarkan peta yang telah dibuat, gerakan yang dilakukan tangan
kanan dan kiri adalah sama yaitu berjumlah 12 rangkaian gerakan. Pada proses perakitan
kacamata tersebut masih terdapat keterlambatan idle. Proses idle ini terjadi ketika pekerja
memasang lensa pada kacamata karena posisi tangan pekerja tidak langsung mengarah pada
kondisi kerja sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama dalam proses tersebut.
Seharusnya proses ini dihindari sehingga efisiensi waktu dan gerakan dapat dicapai. Hal
tersebut mengakibatkan berkurangnya produktivitas dan efisiensi pekerja tersebut. Untuk
mengetahui efektifitas dan efisiensi setiap elemen kegiatan pada metode Therbligs maka
akan dianalisa setiap elemen sebagai berikut ini.

a) Reach/ Menjangkau (RE)


Elemen reach ini masuk dalam elemen efektif dan sulit untuk dihilangkan secara
keseluruhan dari suatu siklus kerja. Meskipun demikian, gerakan ini dapat diperbaiki
atau dihemat dengan memperpendek jarak jangkauan serta memberikan lokasi yang
tetap untuk obyek yang harus dicapai selama siklus kerja berlangsung. Pada proses
perakitan kacamata ini, reach ini terjadi saat tangan pekerja menjangkau baut,
gagang kacamata, frame, obeng dan lensa kacamata. Peletakkan baut, gagang
kacamata, frame, obeng dan lensa kacamata berdekatan sehingga tangan pekerja
mudah menjangkau jadi tidak ada masalah. Elemen ini tidak bisa dihilangkan karena
elemen ini merupakan gerakan awal yang pokok dalam setiap proses suatu siklus
kerja perakitan kacamata.
b) Grasp / Memegang (G)
Memegang termasuk dalam elemen Therbligs yang efektif yang biasanya selalu
ada dalam setiap aktivitas apa pun dan bisa dihilangkan akan tetapi dalam beberapa
hal bisa diperbaiki. Secara umum proses perakitan kacamata ini sudah efektif, tetapi
saat memegang baut yang ukurannya sangat kecil agak kesusahan karena tangan
pekerja cukup besar. Pada proses ini tangan kanan bekerja lebih dibandingkan dengan
tangan kiri. Penggunaan alat bantu pinset pada saat proses memegang baut akan
cukup membantu. Dengan demikian kerja anggota badan bisa dikurangi, sehingga
datangnya kelelahan akan dapat ditunda.
c) Move/ Berpindah dengan membawa beban (M)
Dalam proses perakitan kacamata ini, elemen M (move) ini terjadi saat pekerja
memindahkan gagang kacamata, baut, frame kacamata, dan lensa. Jarak perpindahan
benda dekat, jadi tidak perlu diperpendek.
d) Position/ Mengarahkan (P)
Pada proses perakitan kacamata ini elemen position terjadi saat pekerja berusaha
memposisikan gagang kacamata ke engselnya, mengarahkan baut masuk ke engsel,
mengarahkan obeng pada baut yang sudah masuk kedalam engsel untuk di
kencangkan, mengarahkan lensa masuk kedalam frame. Akan lebih menghemat waktu
apabila saat mengarahkan baut ke engsel, pekerja menggunakan pinset agar
mempersingkat waktu karena saat pekerja tidak menggunakan alat bantu saat
mengrahkan baut ke engsel maka terjadi idle. Mengarahkan lensa masuk kedalam

frame juga harus dengan konsentrasi yang tinggi agar dapat mempercepat pekerjaan.
Sehingga waktu yang dibutuhkan kurang dari 36 detik.
e) Hold / Memegang Untuk Memakai (H)

Elemen menahan atau memegang untuk memakai adalah memegang tanpa


menggerakkan obyek. Pada kasus perakitan kacamata banyak elemen hold dilakukan
oleh tangan kiri, contohnya adalah saat dimana pemasangan gagang kacamata dan
lensa kacamata dimana tangan kiri menahan frame kacamata sehingga membantu
proses pemasangan.
f) Use/ Memakai (U)
Memakai adalah elemen gerak Therbligs dimana salah satu atau kedua tangan
digunakan untuk memakai atau mengontrol suatu alat atau obyek untuk tujuantujuan tertentu selama kerja berlangsung. Pada perakitan kacamata ini, gerakan use
digunakan saat pekerja menggunakan alat untuk mengencangi baut pada engsel
kacamata dengan obeng dan memasang lensa kacamata ke frame. Pada saat
memasang lensa, pekerja cukup lama melakukannya dan tidak ada mesin otomatis
yang bisa membantu. Seharusnya saat memposisikan lensa ke frame harus lebih
berhati-hati sehingga saat proses use bisa langsung dikerjakan. Sehingga waktu kerja
dapat dimaksimalkan.
g) Release / Melepas (RL)
Elemen gerak melepas terjadi saat tangan pekerja melepas kembali obyek yang
dipegang sebelumnya. Bila dibandingkan dengan elemen-elemen gerak Therbligs
lainnya, gerakan melepas adalah gerakan yang singkat. Elemen gerakan melepas
biasanya didahului gerakan menjangkau (reach). Pada perakitan kacamata ini,
elemen release terjadi saat pekerja selesai memasukkan gagang kacamata ke
engsel, memasukkan baut ke engsel, mengencangkan baut dengan obeng, memasang
lensa pada frame. Pada saat melepas posisi tangan sudah siap dalam kondisi kerja
untuk melakukan kegiatan berikutnya yang menghindari adanya kelambatan (idle).

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan dan analisa peta kerja yang telah dilakukan maka dapat
diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Kerja yang dilakukan oleh tangan kanan dan tangan kiri tidak seimbang karena beban
kerja lebih terfokus ke tangan kanan.
2.

Dalam proses perakitan kacamata tersebut, secara umum sudah efektif dan
efisien. Namun masih ada beberapa idle dalam perakitan kacamata.

3. Perbaikan metode kerja dilakukan dengan cara mengeliminasi elemen-elemen gerakan


kerja yang tidak produktif, seperti susahnya mengambil baut ataupun idle saat
pemasangan lensa ke frame yang seharusnya bisa dihilangkan atau digantikan dengan
gerakan yang efektif.
5.2 Saran
Berdasarkan pengamatan peta kerja yang telah dilakukan dan dilanjutkan dengan
pengolahan data, maka penulis member saran sebagai berikut:
1. Pada saat melakukan pengamatan diharapkan benar-benar memperhatikan setiap
proses pembuatan secara detail agar didapat hasil data yang valid.
2. Pada saat melakukan praktikum pembagian tugas sebaiknya dilakukan dengan jelas
agar praktikum dapat berjalan dengan lancar.
3. Pada saat melakukan proses pengolahan dan pengumpulan data sebaiknya
memperbanyak referensi agar pada saat proses pengolahan data tidak terjadi
kesalahan persepsi.
4. Saat melakukan proses analisa dan intepretasi data sebaiknya memperbanyak
referensi agar dalam proses penganalisaan data lebih dalam lagi.

DAFTAR PUSTAKA
E. Granjean, 1982. Fittng The Task To The Man : An Ergonomics Approach
Eko Nurmianto, 1998. Ergonomi : Konsep Dasar & Aplikasinya
Sritomo Wignjosoebroto, 1995. Ergonomi : Studi Gerak dan Waktu

Anda mungkin juga menyukai